1. ANSIETAS

9
ANSIETAS (00146) DOMAIN 9 : Koping/Toleransi Terhadap Stres KELAS 2 : Respon Koping A. DEFINISI Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonomi (sumber sering kali tidak spesifik atau tidk diketahui oleh individu); perasaan takut ysng disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. (Wilkinson, 2007). B. BATASAN KARAKTERISTIK Batasan karakteristik ansietas menurut Wilkinson (2007); Nanda (2016) yaitu: Perilaku 1. Penurunan produktifitas; 2. Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup; 3. Gerakan yang tidak relevan (misalnya, mengeret kaki, gerakan lengan); 4. Gelisah;

description

cemas

Transcript of 1. ANSIETAS

Page 1: 1. ANSIETAS

ANSIETAS (00146)

DOMAIN 9 : Koping/Toleransi Terhadap Stres

KELAS 2 : Respon Koping

A. DEFINISI

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonomi

(sumber sering kali tidak spesifik atau tidk diketahui oleh individu); perasaan takut

ysng disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat

kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan

individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. (Wilkinson, 2007).

B. BATASAN KARAKTERISTIK

Batasan karakteristik ansietas menurut Wilkinson (2007); Nanda (2016) yaitu:

Perilaku

1. Penurunan produktifitas;

2. Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup;

3. Gerakan yang tidak relevan (misalnya, mengeret kaki, gerakan lengan);

4. Gelisah;

5. Insomnia;

6. Memandang sekilas;

7. Kontak mata buruk;

8. Menyelidik tidak waspada.

Efektif

1. Kesedihan yang mendalam;

2. Distres;

3. Merasa takut;

4. Fokus pada diri sendiri;

Page 2: 1. ANSIETAS

5. Iritabilitas;

6. Gugup;

7. Gembira berlebihan;

8. Marah;

9. Menyesal;

10. Ketidakpastian;

11. Khawatir.

Fisiologi

1. Wajah tegang;

2. Peningkatan keringat;

3. Peningkatan ketegangan otot;

4. Gemetar atau tremor tangan;

5. Suara gemetar.

Parasimpatis

1. Nyeri abdomen;

2. Penurunan tekanan darah;

3. Penurunan nadi;

4. Diare;

5. Pingsan;

6. Keletihan;

7. Mual;

8. Gangguan tidur;

9. Kesemutan pada ekstrimitas;

10. Sering berkemih;

11. Berkemih tidak lampiah;

12. Urgensi berkemih.

Page 3: 1. ANSIETAS

Simpatis

1. Anoreksia;

2. Eksitesi kardiovaskuler;

3. Diare;

4. Mulut kering;

5. Wajah kemerahan;

6. Jantung berdebar-debar;

7. Peningkatan tekanan darah;

8. Peningkatan nadi;

9. Peningkatan reflex;

10. Peningkatan pernafasan;

11. Dilatasi pupil;

12. Kesulitan bernafas;

13. Vasokonstriksi supervisial;

14. Kedutan otot;

15. Kelemahan.

Kognitif

1. Kesadaran terhadap gejala-gejala kognitif;

2. Bloking pikiran;

3. Konfusi;

4. Penurunan lapang pandang;

5. Kesulitan konsentrasi;

6. Keterbatasan kemampuan untuk menyelasaikan masalah;

7. Keterbatasan kemampuan untuk belajar;

8. Takut terhadap yang tidak spesifik;

9. Mudah lupa;

10. Gangguan perhatian;

11. Tenggelam dalam dunia sendiri;

Page 4: 1. ANSIETAS

12. Melamun;

13. Kecenderungan menyalahkan orang lain.

C. TANDA DAN GEJALA

1. KECEMASAN RINGAN

a. Individu waspada

b. Lapang persepsi luas

c. Menajamkan indra

d. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan memecahkan masalah secara

efektif

e. Menghasilkan pertumbuhan dan kreatif

2. KECEMASAN SEDANG

a. Individu hanya fokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya

b. Terjadi penyempitan lapang persepsi

c. Masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain

3. KECEMASAN BERAT

a. Lapang persepsi individu sangat sempit

b. Perhatian hanya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir

tentang hal-hal lain

c. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu

banyak perintah/arahan untuk fokus pada area ini

4. PANIK

a. Individu kehilangan kendali diri

b. Detail perhatian hilang

c. Tidak bias melakukan apapun meskipun dengan perintah

d. Terjadi peningkatan aktifitas motoric

Page 5: 1. ANSIETAS

e. Berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain

f. Penyimpanan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu

berfungsi secara efektif

g. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas (Carpenito & Moyet, 2007; Nanda, 2016; Wilkinson, 2007).

E. KRITERIA HASIL

1. Tujuan

Pasien mampu mengendalikan diri terhadap ansietas

2. Kriteria Evaluasi

a. Ansietas berkurang

b. Pasien dapat menunjukkan pengendalian diri terhasap ansietas dibuktikan

oleh indikator sebagai berikut (skala 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-

kadang, sering, selalu).

1). Pasien selalu merencanakan stategi koping untuk situasi penuh tekanan

2). Pasien selalu mempertahankan performa peran

3). Pasien selalu memantau distorsi persepsi sensori

4). Pasien selalu memantau manifestasi perilaku ansietas

5). Pasien selalu menggunakan tehnik relaksasi untuk meredakan ansietas

(Moorhead, et al, 2013).

F. INTERVENSI

Intervensi menurut (Bulechek, et al, 2013) yaitu:

1. Observasi

a. Kaji faktor penyebab

b. Tentukan derajat ansietas

Page 6: 1. ANSIETAS

2. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya

b. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan

yang tenang, kontak person yang terbatas jika dibutuhkan.

c. Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis

(penjelasan penyakit, terapi, dan prognosis terkait kondisi yang dialami

pasien) dan tindakan perioperatif.

d. Latih pasien tehnik distraksi dan relaksasi serta PMR (Progresive Muscle

Relaxation)

e. Sediakan pengalihan melaui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi

untuk menurunkan ansietas serta memperluas fokus.

f. Berikan reinforcement positif ketika pasien mampu melakukan distraksi

dan relaksasi.

Untuk keluarga:

a. Bina hubungan saling percaya

b. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien dalam pengalihan

ansietas

c. Ajarkan keluarga pasien tehnik distraksi dan relaksasi dan PMR

(Progesive Muscle Relaxation)

d. Anjurkan keluarga untuk memberikan penguatan positif (Reinforcement

Positif) atas keberhasilan pasien.

3. Pendidikan Kesehatan Untuk Pasien dan Keluarga

a. Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia seperti

teman, tetangga, kelompok swabantu, tempat ibadah, dan pusat rekreasi.

(sebagai support system, untuk pengalihan dan penurunan ansietas, serta

memperluas lapang pandang)

b. Informasikan tentang gejala ansietas dan prosedur penurunan ansietas

termasuk sensasi yang biasanya terjadi selama prosedur.

Page 7: 1. ANSIETAS

c. Ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan serangan panic dan

gejala penyakit fisik.

4. Kolaborasi

a. Laksanakan terapi dokter: berikan obat untuk menurunkan ansietas (anti

ansietas atau premedikasi).