1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

43
10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku Cara Sakti Membuat Tulisan Bergizi Oleh: Pak Udin (Suami Bu Agusmita) www.CaraMenulisBuku.com

description

menulis

Transcript of 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

Page 1: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

0

10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku Cara Sakti Membuat Tulisan Bergizi

Oleh: Pak Udin (Suami Bu Agusmita) www.CaraMenulisBuku.com

Page 2: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

1

Daftar Isi

A. Pendahuluan ....................................................................................................... 2

B. Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku....................................... 4

1. Penjelasan .................................................................................................. 7

2. Pengulangan .............................................................................................. 9

3. Kutipan....................................................................................................... 11

4. Positif-Negatif ........................................................................................... 13

5. Pertanyaan Retoris ................................................................................... 15

6. Penjelasan Berjenjang .............................................................................. 17

7. Statistik....................................................................................................... 19

8. Deskripsi..................................................................................................... 20

9. Buat Contoh ............................................................................................. 23

10. Analogi........................................................................................................ 24

C. Penerapan Senjata Ke Dalam Tulisan............................................................. 26

1. Tulis Dengan Cepat dan Mengalir......................................................... 26

2. Dukung Ide dengan Senjata Pemungkas............................................. 27

3. Gunakan Pertanyaan Ajaib..................................................................... 31

D. Cara Mengedit Buku........................................................................................... 33

E. Bedah Cerpen......................................................................................................... 35

F. Penutup................................................................................................................ 42

Page 3: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

2

A. Pendahuluan

Dulu saya pernah merasakan betapa sulitnya menulis sebuah gagasan dan membuatnya menarik untuk dibaca.

Saya juga pernah mengalami betapa sulitnya merangkai kata untuk membuat tulisan yang padat isi, bergizi, dan mudah dipahami.

Saya belajar dari banyak guru. Namun cara tersebut belum juga membuka pikiran saya menemukan teknik ampuh dalam menulis.

Mungkin Anda pernah merasakan hal yang sama dengan saya.

Dan...

Kemudian sesuatu terjadi. Sang inspirasi menyambangi saya ketika mendengar sebuah percakapan sehari-hari yang menarik perhatian.

Saya tertarik mendengarkan pembiacaraan sehari-hari beberapa orang teman saya. Pembicaraan mereka mampu membuat orang tergugah, tercerah, tertawa, dan bahkan tersinggung, tersindir, tersipu, dan lain-lain. Saya tertarik dengan cara mereka penyampaian pesan-pesan dalam pembicaraan. Hal-hal yang membuat saya tertarik itu saya catat diatas kertas.

Lalu saya teringat sebuah buku yang telah menggugah saya. Saya meneliti struktur bahasa buku tersebut. Bagaimana cara penyampaian pesan-pesan dalam buku itu. Lalu saya catat diatas kertas, sesuatu yang membuat saya mengerti, paham, termotivasi dan tergugah dari buku itu...

Saya menemukan kesamaan dalam cara orang berbicara dan menulis. Keduanya mampu menggugah pendengar dan pembaca bila di dalamnya terkandung Senjata. Lalu saya memperhatikan kesamaan tersebut. Dan kesimpulan awal saya jatuh pada beberapa cikal bakal Senjata yang akan saya terangkan dibawah ini.

Kemudian saya praktekkan dalam tulisan saya dan ternyata beberapa Senjata itu mampu menggugah pembaca.

Kemudian saya meneliti banyak buku yang ada di perpustakaan pribadi dan perpustakaan umum. Saya terus bergelut dengan kegiatan ini: Sebuah proses mencari “Senjata Pamungkas Dalam Menulis.”

Dan...

Pencarian saya tidak berhenti pada buku. Saya juga tertarik dengan pembicaraan dan pidato di televisi dan video ceramah. Saya tongkrongi siaran TV tersebut. Saya download banyak video ceramah di internet. Lalu saya catat dalam benak, sesuatu

Page 4: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

3

yang membuat saya mengerti, paham, termotivasi dan tergugah dari siaran dan video tersebut...

Pembicaraan di TV dan video ceramah itu saya bandingkan dengan tulisan buku dan pembicaraan sehari-hari. Dan lagi saya menemukan kesamaan bahwa pembicaraan dan tulisan yang menarik perhatian, selalu mengandung Senjata pendukung.

Saya mengumpulkan Senjata-Senjata itu. Saya praktekkan dalam tulisan dan juga pembicaraan. Saya minta respon ulang. Ternyata sangat sangat baik. Pendengar dan pembaca merasakan kepuasan.

Kemudian saya sempurnakan Senjata-Senjata itu. Saya masukkan yang tidak terdapat dalam Senjata. Saya keluarkan yang kurang perlu. Lalu saya menyimpulka catatan-catatan saya itu. Saya uji lagi. Dan saya simpul ulang. Begitulah seterusnya dan seterusnya...

Pada suatu waktu...

Sampailah saya pada sebuah kesimpulan akhir...

Saya menemukan, “Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam Menulis”.

Dan kemudian saya sempurnakan judulnya menjadi, “Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku”.

Setelah menemukan Senjata ini, dunia penulisan saya berubah drastis. Bila dulu saya kesulitan menulis gagasan saya, sekarang terasa mudah. Bila sulu saya sangat kesulitan merangkai kata, membuat paragraf, mengembangkan gagasan. Namun sekarang berbeda, saya bisa dengan mudah melakukan semua itu. Bila dulu saya sangat sulit mencari inspirasi menulis. Sekarang justru inspirasi yang mencari saya. Bila dulu saya menunggu mood dulu baru menulis. Sekarang sayalah yang menciptakan mood itu.

Saya ingin mengatakan kepada Anda, dengan “Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam

Menulis Buku” ini, siapapun bisa menulis dengan lancar dan mengalir, termasuk Anda. Dengan satu syarat: Anda harus meyakininya dan berlatih keras.

Page 5: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

4

B. Sepuluh Senjata Pamungkas Dalam Menulis

Apakah Anda tahu apa yang bisa dilakukan oleh kata-kata?

Bila anak panah menembus tubuh, maka kata-kata menembus hati. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan kata-kata. Kata-kata yang lembut dan manis dapat menyejukkan telinga. Peringatan yang menggugah dapat menundukkan kepala. Kata-kata yang bijak dapat mengeluarkan dari situasi sulit.

Memang menjual kata-kata perlu kecakapan. Ubahlah ia menjadi cantik, manis, lembut, memukau. Dengan itu, ia mampu melahirkan situasi positif dalam diri pembaca.

Menjadi Seorang Penulis Sejati

Kata-kata yang baik, menggugah, memotivasi mampu melahirkan situasi positif dalam diri pembaca. Inilah tujuan dari menulis, memberikan cahaya hidup bagi banyak orang.

Kita lumrah, bahwa manusia seringkali salah langkah, salah jalan, merasa bodoh, merasa miskin, berlaku cuek dan abai, salah sangka dan salah kaprah. Mereka sering berbuat buruk sehingga menciptakan kehidupan yang suram bagi diri dan orang sekitarnya.

Meski demikian manusia sangat ingin kembali ke jalan yang benar. Mereka sangat ingin menginsafi diri. Mereka juga ingin segera belok haluan. Mereka menginginkan cahaya dan uluran tangan.

Bila kita adalah salah seorang yang menjadi petunjuk jalan pulang bagi masalah orang lain. Menjadi pemecah masalah orang lain melalui perantara tulisan kita. Maka ketika itu kita disebut sebagai seorang penulis sejati. Kita telah membantu orang dari kesusahan. Dan orang lain pasti akan berterima kasih kepada kita.

Kunci utama bagi penulis sejati adalah: Bebaskan Resiko!

Kita ambil contoh isi kepala seorang wanita yang ingin keluar dari dunia pelacuran. Banyak pertanyaan bergelayut dibenaknya. Apakah pilihan saya ini sudah tepat?

Apakah masyarakat akan menerima saya? Apakah nantinya saya tidak diejek teman-teman? Apakah nantinya jodoh saya sulit? Atau apakah Tuhan mau siap sedia mengampuni saya? Dan banyak ketakutan lainnya.

Page 6: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

5

Intinya adalah resiko. Manusia tidak suka dibenci tapi suka disayang. Manusia tidak suka kesusahan tapi suka kemudahan. Manusia tidak suka kehinaan tapi suka kemuliaan. Penulis yang baik adalah penulis yang mampu membebaskan manusia dari resiko. Tapi karena tidak ada seorangpun manusia yang dapat terlepas dari resiko, penulis yang baik adalah penulis yang mampu menentramkan, menyejukkan, dan memotivasi manusia ketika mereka sedang berada dalam kesulitan dan kebingungan. Penulis yang cerdas adalah yang selalu mampu menyajikan keuntungan, ketenangan, garansi dan “bonus kebaikan” dalam tulisannya. Kebaikan dan kebenaran adalah daya tarik yang kuat bagi pembaca untuk betah membaca bukunya. Bantulah pembaca menghilangkan perasaan, pemikiran dan kondisi negatif, maka buku Anda akan laris keras. Karena disitulah letak “gizi” buku Anda.

Disinilah letak kunci utama tujuan Anda menulis buku. Anda harus bermanfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya.

Tentu Anda setuju dengan pernyataan tersebut, bukan?

Setelah Anda camkan tujuan menulis Anda ...

Pertanyaan berikutnya adalah...

Bagaimana cara menggiring pembaca agar mau dan sudi mengikuti, atau minimal membenarkan ajakan dan pernyataan kita dalam tulisan kita?

Disinilah inti e-book ini. Dan itu menarik bagi Anda, bukan?

Ke-sepuluh Senjata Pamungkas Itu

Senjata Pamungkas Dalam Menulis adalah alat bantu penulis dalam menuangkan gagasan dalam rangka menguatkan ide utama tulisannya sehingga dapat memperkuat, memperkokoh dan memperjelas gagasan tersebut.

Kesepuluh Senjata ini telah lulus uji berdasarkan penelitian saya terhadap teknik penulisan dan teknik berbicara/pidato.

Sebenarnya, teknik menulis dan teknik berbicara sama saja. Kita sama-sama ingin menjelaskan maksud gagasan kita. Bedanya, dalam menulis kita menggunakan pena atau keyboard komputer. Dan berada jauh dengan pembaca bahkan ribuan kilo

Page 7: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

6

meter jaraknya. Kalau berpidatao atau berbicara kita menggunakan mulut dan, terkadang, langsung berhadapan dengan audiens.

Ketika mendengar orang berbicara menggunakan Senjata-Senjata ini, maka kita akan mudah paham atau bahkan kita akan tergugah dibuatnya. Demikian juga, bila kita membaca tulisan yang menerapkan Senjata Pamungkas ini, kita akan lebih jelas akan maksud dan tujuan sebuah tulisan dan tentu saja bisa tergugah oleh tulisan tersebut.

Berikut ini adalah 10 Senjata pamungkas yang dapat membuat tulisan Anda “bergizi” dan sulit ditolak. Juga saya akan menjelaskan cara penggunaannya dengan memaparkan beberapa contoh.

Page 8: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

7

1. Penjelasan Adalah Pokok

Penjelasan melingkupi apa saja yang berkaitan dengan kejelasan waktu, tempat, orang, benda, alasan, dan cara guna. Penjelasan meliputi juga definisi dan keterangan-keterangan lain tentang suatu fakta.

Senjata penjelasan bisa memberikan pemahaman lebih cepat ketimbang hanya menyebutkan sebuah fakta saja. Dengan menjelaskan tempat, orang tak salah alamat. Dengan menjelaskan waktu, orang jadi tahu hari, tanggal, bulan dan tahun. Dengan menjelaskan cara, orang tahu memperlakukan sesuatau. Begitulah Senjata Penjelasan bekerja. Ia sangat ampuh memahamkan pikiran manusia.

Contoh Senjata penjelasan dalam tulisan Andrea Hirata:

“Seperti dugaanku, jika hujan pertama jatuh pada 23 Oktober sampai Maret berikutnya, ia akan masih berinai-inai, namun pudar menjelang pukul tiga sore bersama redupnya alunan azan asar. Setelah itu, matahari kembali merekah.”

Pada paragraf pembuka novel “Cinta di Dalam Gelas” diatas, Andrea menjelaskan suasana musim hujan antara Oktober hingga Maret. “Kebiasaan” hujan itu adalah gerimis di sore hari menjelang magrib.

Apakah Anda merasa melihat hujan turun seperti yang Andrea tuliskan?

Yups, itulah gunanya penjelasan, ia menerangkan “sesuatu” kepada pembaca.

Contoh lain penjelasan dengan sebuah definisi. “Cara Menulis Buku Dengan Cepat Metode 2JT adalah sebuah metode menulis buku yang mengajarkan penulis untuk tidak memikirkan lama-lama apa yang akan ditulis, tidak mengkritik tulisannya sendiri ketika menulis, dan megajarkan penulis untuk menulis yang banyak sehingga orang yang menerapkanya bisa menulis dengan cepat dan lancar.”

Definisi diatas menjelaskan hakekat Metode Menulis 2JT. Metode ini mengajarkan cara menulis buku dengan CEPAT dan LANCAR.

Contoh Lain Dalam Dialog Tulisan Fiksi:

“Oh, iya. Kakak belum ngenalin diri, ya!” perempuan cantik itu tersenyum. “Kakak ‘Rosa’! Katanya. “Saya ‘Susi’!” Temannya ikut memperkenalkan diri. “Kami dari rumah produksi…” “Ngg.., apa itu?” Tanya Sinta. “Kami yang bikin acara televisi reality show…” “Keluarga kami nggak punya televisi, Kak… “ jelas Sinta.

Page 9: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

8

Dialog di atas menjelaskan nama, dan pekerjaan tokoh di dalam cerita.

Contoh lain dari buku Best Seller, Setengah Isi Setengah Kosong. Suatu hari sang raja menantang para tamu untuk menyeberangi kolam penuh buaya. Siapa yang berhasil, dia diberi 3 opsi. 1. Menikah dengan putrinya dengan segala hak warisnya

2. Mendapatkan 100.000 hektar kelapa sawit yang sekarang akan panen 3. Mendapatkan uang tunai 100 juta dan seperangkat perhiasan emas dan berlian. Tantangan yang menggiurkan itu bertujuan menjaring calon-calon yang berdedikasi tinggi terhadap keluarga.

Contoh di atas menjelaskan syarat-syarat bagi peserta sayembara dalam rangka mencari jodoh bagi si anak raja dan mendapatkan hadiah lainnya.

Begitulah, dengan menggunakan Senjata Penjelasan, pembaca jadi tahu tentang banyak hal, tentang apa yang ingin kita jelaskan.

Page 10: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

9

2. Gunakan Pengulangan

Bila kata-kata dilontarkan sekali saja, ia tak akan menggugah. Bila berkali-kali, ia akan membentuk arus menjadi gelombang sehingga membentur akal yang jumud lalu mencerahkannya serta menggugah jiwa yang layu lalu menggerakkannya. Bila hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak akan menggerakkan banyak hal. Karena hanya gelombang besar yang bisa menggerakkan kapal. Gugahlah akal dan jiwa manusia berkali-kali, terus-menerus bak gelombang di lautan, agar terwujud perubahan.

Ya, keampuhan pengulangan itu seperti iklan produk yang sering diulang-ulang di TV. Semakin sering diulang semakin nancap image produk tersebut dibenak konsumen dan semakin tinggi pula keinginan untuk membeli produk.

Anda ingin melihat contoh penulisan Senjata Pengulangan ini?

Sebenarnya saya telah memasukkan Senjata Pengulangan pada paragraf pertama diatas, yaitu, “Bila hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak akan menggerakkan banyak hal. Karena hanya gelombang besar yang bisa menggerakkan kapal.”

Kalimat itu menarik perhatian Anda, bukan?

Ya, begitulah kesaktian Senjata Pengulangan ini, ia selalu menggugah.

Contoh lain Senjata Pengulangan dalam menguatkan pengertian iman.

“Iman artinya percaya, seratus persen bukan sembilan puluh sembilan persen, bukan enam puluh tujuh persen apalagi empat puluh satu persen.”

Kata “persen” diatas menyedot pikiran Anda untuk terus membaca sampai selesai, tanpa mau beranjak....

Dahsyat!

Bagaimana dengan tulisan Andrea Hirata? Yuks kita simak tulisannya yang mengandung Senjata Pengulangan dalam puisinya yang berjudul “Seperti” dalam Novel Maryamah Karpov, Halaman 500:

Page 11: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

10

Seperti

Seperti puisi yang kau tuliskan. Seperti nyanyi yang kau lantunkan. Seperti senyum yang kau sunggingkan. Seperti cinta yang kau berikan. Aku tak pernah, tak pernah merasa cukup

Yups, puisi yang sangat indah, bukan?

Pengulangan memang mampu menarik perhatian. Pengulangan sangat jitu menggugah pikiran. Pengulangan adalah Senjata Pamungkas yang efektif untuk membuat pembaca kagum. Karena itu, gunakan ia dengan baik. (Hmm... paragraf ini juga mengandung Senjata pengulangan)

Page 12: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

11

3. Sisipkan Kutipan

Ini adalah cara paling ampuh menghadapi pembaca yang susah percaya pada penulis. Sudah sewajarnya bila mereka bersikap hati-hati dalam menerima informasi karena mereka ingin menjadikan informasi itu sebagai pegangan hidup. Dan tentu juga karena mereka belum kenal siapa Anda.

Dengan mengutip pendapat orang lain, pembaca akan percaya pada Anda karena bukan Anda yang berpendapat melainkan “orang penting”. Bila seorang anak SD mengatakan, “BBM akan naik pada bulan depan.” Orang tidak akan percaya karena yang ngomong seorang anak kecil. Namun bila anak SD itu mengutip dari sebuah berita TV, dan melanjutkan perkataannya “Tadi, saya dengar Pak Menteri Bilang di TV, loh!”

Maka, orang akan percaya perkataannya karena bukan dia yang bicara tapi “orang penting” di TV.

Ingat! Serendah apapun status sosial Anda, bila Anda menulis dengan mengutip pendapat “orang penting”, maka tulisan Anda akan menjadi penting dan orang akan percaya tulisan Anda. Yakinlah!

Berikut ini, saya akan mengutip “pesan kehidupan” yang disampaikan Andrea Hirata dalam novel “Cinta di Dalam Gelas”: “Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar” Kata perempuan yang baru tamat SD itu. Perhatikan! Apakah Anda menangkap pesan yang kuat pada kutipan diatas?

Ya, melalui perkataan perempuan itu, Andrea ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa mereka harus memiliki kegigihan dan “kerakusan” dalam menuntut ilmu. Contoh lain dalam tulisan ilmiah: "Riset ini menunjukkan bahwa jaring sutra itu berfungsi sebagai sinyal bagi para kumbang bahwa bahaya ada di dekatnya," ungkap Rypstra seperti dikutip Livescience.

Page 13: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

12

Bila Anda menulis karya ilmiah dan Anda menyisipkan kutipan pendapat seorang Ahli, maka tulisan Anda akan menjadi penting dan pembaca akan percaya pada Anda.

Kutipan KATA BIJAK atau HIKMAH atau AYAT SUCI juga termasuk dalam “Senjata Kutipan” ini. Ketiganya memiliki kekuatan yang menggugah akal dan jiwa. Ketiganya mampu merobohkan tembok kezoliman, bahkan mampu meluluhkan hati yang membatu dan merasukinya tetes demi tetes seperti air embun menetes dan melubangi batu di dalam gua.

Contoh kata bijak atau hikmah dari seorang imam yang bernama Asy Syafii, ia berkata, “Ilmu itu seperti binatang buruan, ikatlah ia dengan pena.”

Mmm.... dahsyat sekali petuah sang Iman. Anda akan merasakan getaran yang hebat setelah membacanya...

Keren...

Page 14: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

13

4. Positif- negatif Itu Menyegarkan

Positif-negatif termsuk Senjata pamungkas karena ia mempunyai daya tarik yang kuat. Senjata positif-negatif adalah Senjata yang mengandung unsur pertentangan. Senjata yang mengandung fakta yang saling bertolak belakang. Senjata yang mengandung unsur positif dan negatif.

Senjata positif-negatif memiliki daya tarik seperti magnet.

Bila dua kutub yang sama dipertemukan (positif dan positif atau negatif dan negatif), maka tidak akan ada daya tarik-menarik bahkan akan saling menjauh. Namun bila sebaliknya, bila dua kutub yang berbeda dipertemukan, bila kutub positif dihadapkan dengan kutub negatif, maka akan lahir daya tarik-menarik yang sangat kuat.

Begitu juga dalam tulisan. Bila keadaan atau fakta positif dihadapkan dengan keadaan atau fakta negatif, maka akan lahir daya tarik-menarik yang sangat kuat.

Bagaimana cara menggunakan Senjata Positif-Negatif?

Caranya adalah dengan meletakkan yang buruk disamping yang baik atau sebaliknya. Meletakkan yang atas setelah yang bawah atau sebaliknya. Meletakkan yang kiri setelah yang kanan atau sebaliknya.

Kata penghubung yang digunakan adalah: Tapi, Namun dan Padahal.

Ini dia contoh tulisan Andrea Hirata yang mengandung Senjata Positif-negatif:

Bagi para pesakitan, waktu adalah musuh yang mereka tipu saban hari dengan harapan. Namun, disana, di balik jeruji yang dingin itu, waktu menjadi paduka raja, tak pernah terkalahkan. Bagi para politisi dan olahragawan, waktu adalah kesempatan yang singkat, brutal, dan mahal. (Novel Padang Bulan Halaman 83)

Contoh lagi:

Biar pun hidup susah. Makan sekali sehari. Tidur di bawah kolong jembatan namun urusan sekolah anak-anaknya tetap dinomorsatukan.

Contoh lain dalam pembicaraan sehari-hari:

“Janjinya mau beliin mobil-mobilan untuk Adek tapi ayah malah beli rumah-rumahan. Pokoknya Adek nggak mau!”

Page 15: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

14

Oya, dengan Senjata Positif-negatif ini, Anda juga bisa membuat cerita lucu, loh! Perhatikan contoh berikut:

Gadis cantik itu melirik saya. Lantas sayapun memberanikan diri melihat ke

arahanya. Ternyata dia anak baru. Langsung saja kudekati.

“Boleh saya bantu?” Tanyaku.

“Boleh. Eh, nama kamu siapa sih?” Dia menanyai namaku agak malu. Tampak

sekali sorotan matanya menaruh simpati padaku.

“Saya? Saya Iwan. Saya juga anak baru disini.” Jawabku singkat.

“Ooo, kamu anak baru juga? Aku juga.” Katanya.

“Tadi kamu melirik saya, kenapa, ya?”

“Nggak. Saya kira kamu tukang pel sekolahan...”

Ya, ampun. Jadi tadi itu dia ngeliatin saya bukan karena tertarik. Tapi karena dikirain tukang

pel.

Ya, dengan menggunakan Senjata positif-negatif, Anda akan membawa emosi dan pikiran pembaca meliak-liuk, ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, naik dan turun. Dan hal itu membuat orang senang, tertantang, gembira, tertawa bahkan kecele.

Mengapa mendaki gunung itu mengasyikkan?

Karena selalu ada pemandangan baru, antara lereng dan puncak. Sudut pandang akan selalu berubah, antara atas dan bawah. Kondisi selau bertukar antar naik dan turun. Asyik sekali. Pernahkan Anda merasakan sensasinya?

Begitu juga dengan menggunakan Senjata positif-negatif, Anda akan selalu menyegarkan perasaan dan pikiran pembaca. Namun bila tulisan Anda datar, apalagi dalam menuliskan cerita, dapat dipastikan pembaca akan segera lari terbirit-birit menginggalkan buku Anda karena tidak ada tantangan, hambar.

Page 16: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

15

5. Sentil Dengan Pertanyaan Retoris Pertanyaan retoris adalah pernyataan yang tidak memerlukan jawaban karena jawabannya sudah tesedia didalam pernyataan tersebut. Bagaimana membuat pertanyaan retoris? Sebelum mengajukan pertanyaan, kita perlu membuat pernyataan dulu. Pernyataan

itu sebenarnya adalah jawaban dari pertanyaan kita. Contoh: (Bagian awal paragraf kita mulai dengan pernyataan )

Allah telah berjanji bahwa Dia akan membantu orang-orang bertakwa keluar dari segala masalah hidup. Allah telah berjanji bahwa Dia akan memberi rizki dari segala arah yang tidak terduga kepada orang-orang yang bertakwa. Allah telah berjanji bahwa Dia akan memudahkan segala urusan orang-orang yang bertakwa. Duhai, perhatikanlah kebaikan-kebaikan Allah itu. Dia akan siap sedia menolong kita dengan cara yang tidak biasa bahkan luar biasa karena Dia menyatakan pertolongan dengan janji.... (Setelah membuat pernyataan, barulah disusul dengan pertanyaan retoris di akhir paragraf) ........Wahai orang yang berpikir, perhatikanlah pernyataan Allah itu. Dia akan menolong kita dengan rela. Tidakkah kita tertarik? Dia akan membantu kita keluar dari masalah hidup, tidakkah kita mau bertakwa? Begitulah cara membuat pertanyaan retoris. Anda akan menyentil pembaca bila menggunakannya. Bagaimana Andrea Hirata menggunakan pertanyaan retoris dalam novelnya? Simak penggalan cerita tentang pertandingan catur dalam novel “Cinta di Dalam Gelas” halaman 211 berikut ini: .....Memberi poin pada guru biologi itu akan membuat Maryamah melaju ke partai berikutnya. (pernyataan) Namun, celaka. Maryamah membabat guru biologi itu dua kosong telak. Kami terbelalak. Seluruh penonton terpaku tak dapat berkata apa-apa melihat tindakan nekad Maryamah itu. Mengapa dia begitu bodoh? (pertanyaan retoris)

Page 17: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

16

Contoh lain dalam salah satu novel karangan Mira W. Nenek memang sudah demikian yakin, Heri-lah yang bersalah (menzinai Sinta). ...................... Hanya dengan dia Sinta pernah tampak begitu dekat. Tetapi... bolehkah sembarangan menuduh orang (hanya dengan sangkaan, tanpa ada bukti jelas)? Ketika Anda menggunakan Senjata pertanyaan retoris, Anda sedang mengajak pembaca mencari jawaban dari pertanyaan itu pada benak mereka sendiri. Dan ini sangat menarik karena kita seolah berdialog dengan mereka. Dengan berdialog dengan pembaca, maka pembaca akan lebih dekat dengan Anda.

Itu bagus! Bila pembaca merasa dekat dengan Anda, mereka akan sudi membaca semua buku yang Anda tulis. Asyik, kan?

Page 18: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

17

6. Penjelasan Berjenjang yang Memukau

Senjata Penjelasan Berjenjang adalah pernyataan yang memiliki tingkatan penjelasan. Penjelasan dimulai dari yang ringan, lalu yang sedikit berat dan lalu yang lebih berat dan seterusnya. Atau kita bisa memulai penjelasan dengan deskripsi yang berat, lalu ke yang ringan, dan terus ke yang lebih ringan dan seterusnya. Atau juga kita bisa membuat urut-urutan waktu dari waktu yang lama, ke arah kekinian atau sebaliknya.

Contoh tulisan Andrea Hirata yang mengandung Senjata Penjelasan Berjenjang dalam novel “Cinta di Dalam Gelas”: Matahari pelan-pelan melintas, menyelesaikan sisa edarnya di langit bagian barat. Sejurus kemudian biru, biru merajai angkasa. Suatu warna yang tidak hanya dapat dipandang, tapi seperti dapat ditangkap, dapat dirasakan: lembut, menyelinap ke dalam dada. Hanya sekejap, tak lebih dari dua menit, lalu matahari menghamburkan lagi warna jingga yang bergelora. (Halaman 2)

Dua kata “Sejurus kemudian” dan satu kata “lalu” adalah kata pembantu untuk menaikkan atau menurunkan jenjang sebuah kejadian. Contoh lain: Tahun 2009 tingkat kecelakaan di jalan raya di Indonesia 30%. Tahun 2010 bertambah menjadi 45% dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 50%. Sungguh memprihatinkan!

Contoh lain dalam sebuah Fiksi: Bila tak ada orang yang memberitahu, kita tak akan paham. Bila tak paham, orang tak akan melaksanakan. Bila orang tak melaksanakan perintah, kita akan dipecat. Bila dipecat, anak-anak kita mau makan apa?

Contoh lain dalam pembicaraan sehari-hari: Kemaren bayar uang kebersihan dua ratus ribu. Sekarang mau minta uang keamanan lagi. Gimana, sih, keamana komplek ini, apa mereka tidak digaji?

Menggunakan Senjata penjelasan Berjenjang berarti membawa pembaca untuk naik level ke pemikiran, perasaan atau keadaan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Dan semua orang selalu senang bila diajak naik, bukan? Baik tingkat pendidikan, tingkat jabatan maupun kesejahteraan. Begitu juga, orang sangat senang bila diajak main seluncuran. Ngeri tapi asyik.....

Page 19: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

18

Ya, begitulah Senjata “penjelasan Berjenjang” sangat menarik untuk dibaca. Ia mengajak pikiran dan emosi pembaca untuk naik dan naik lagi ke yang lebih tinggi. Atau sebaliknya, mengajak emosi dan pikiran pembaca untuk turun, lebih jauh dan jauh lagi. Ia membuat pembaca merasa asyik, terbuai dan tergugah. Karena itu, gunakanlah ia sebaik mungkin untuk menguatkan ide Anda !

Page 20: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

19

7. Statistik Itu Keren Banget Statistik juga dapat membuat tulisan Anda bernilai tinggi. Ia merupakan hasil penelitian. Dan tentu saja sangat ampuh menarik kepercayaan. Cantumkan ia dalam tulisan Anda. Bandingkan dua contoh berikut.

Tahun 2009 tingkat kecelakaan di jalan raya di Indonesia agak sedikit. Tahun 2010 bertambah sedikit dari sebelumnya dan pada tahun 2011 meningkat lagi sedikit. Sungguh memprihatinkan!

Atau

Menurut data Polantas, Tahun 2009 tingkat kecelakaan di jalan raya di Indonesia 30%. Tahun 2010 bertambah menjadi 45% dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 50%. Sungguh memprihatinkan! Bandingkan, mana yang lebih menarik dibaca? Contoh lain dalam hasil penelitian ilmiah: Di laboratorium, kedua jenis jaring-jaring mengurangi serangan hama secara total. Sementara di lapangan, jaring laba-laba mengurangi serangan hama sebanyak 50 persen, sementara dari ulat sutra mengurangi serangan hama sebesar 10-20 persen. Ya, Senjata statistik memang ampuh menggiring kepercayaan pembaca. Tapi ingat! Behati-hatilah menggunakannya dalam tulisan fiksi. Kalaupun Anda ingin menggunkannya maka gantilah angka-angka menjadi huruf. Contoh: Angka “75%” tulis menjadi “tujuh puluh lima persen”. Angka rumit “45,32%” tulis menjadi “Sekitar empat puluh lima persen.”

Page 21: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

20

8. Deskripsi Yang Hebat

Deskripsi adalah sebuah gambaran keadaan atau potret gambar. Seorang wartawan adalah orang yang biasa mendeskripsikan sesuatu. Bila tidak dengan kamera, maka dengan tulisan. Mendeskripsikan sesuatu dengan tulisan tentu agak lebih rumit dengan hanya jepret sana jepret sini. Menggambarkan suatu fakta dengan tulisan butuh teknik tertentu. Bagaimana cara mendeskripsikan suatu fakta dengan tulisan? Berikut ini 5 tips dari saya: 1. Lihat “gambarnya”. Melihat gambar artinya “memotret” gambar dengan indera

Anda: mata, telinga, hidung, kulit, lidah Anda.

2. Tulis bagian-bagian pentingnya saja. Hindari mendeskripsikan detil seperti ini:

Anjing berkaki empat, berbulu kunig, hitam dan agak sedikit putih di ekornya itu, mengejar Budi yang menggunakan seragam sepak bola bertuliskan “Ronaldo” di punggung dan kata “Adidas” di paha kanan. Cukup tulis begini: Anjing galak berwarna hitam itu mengejar budi yang baru saja pulang main bola. Contoh lain “potret” kesusahan menulis peserta Training Menulis Cepat Metode 2JT. Pada awal training Metode 2JT, saya melihat banyak peserta menulis sebuah kalimat, lalu berhenti dan berpikir, lalu mencoretnya dan memulai kalimat lain. begitu seterusnya dan seterusnya... Mereka mendengarkan otak editor mereka, si peragu. Cukup tulis bagian pentingnya saja. Jangan lebai, oke?

3. Kaitkan dengan obyek atau subyek tulisan. Jangan sampai tidak nyambung. Misalnya: Nafasnya memburu ketika hujan turun?#@$%. Harusnya: Nafasnya lega ketika hujan turun.

Page 22: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

21

4. Gunakan sinonim yang lebih hidup. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki arti yang sama. Misalnya "bau" adalah sinonim dari “semerbak”. Atau, “Besar” sinonimnya "raya", "agung", dll. Contoh: Kuncupnya terjuntai elok melambai menari-nari menyapa mata. Semerbak mewangi membelai selaput penciuman. Aku tergoda... Asyiiik...!

5. Gunakan majas Hiperbola dan majas Simile. Apakah Anda masih ingat majas?

Hiperbola (si Lebai) yaitu majas yang melebih-lebihkan gambaran fakta dari yang sebenarnya.

Contoh: Sampah menumpuk setinggi gunung. Tendangan Mautnya telah membobol gawang lawan. Bila demo terus, takutnya kekuasan presiden bisa ambruk.

Simile (si Peniru), yaitu menyamakan dua hal berbeda yang memiliki kemiripan salah satu bagian atau sifatnya. Contoh:

Kau bagaikan Rahwana menculik Dewi Shinta dari tangan Sri Rama. Wajahmu laksana bulan. Hubungan kita berdua bagaikan bumi dan langit. Mau liat contoh penerapan dua majas itu pada karya sastra? Oke, deh.... ini contohnya: Anjing gila itu mengayunkan empat kakinya dengan kecepatan tinggi. Pupilnya mengecil memokus menatap tajam. Taringnya menyeruak bak pisau belati. (majas simile) Lidahnya menjulur menggelayut bercucur liur haus darah. Hanya beberapa meter saja di belakang Heru. “Grrrr....grrrrr...grrrrr...” Suara gemuruh dari rongga dada binatang bengis itu terdengar keras menggentarkan naluri. Heru terus berlari dengan

Page 23: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

22

langkah seribu (majas hiperbola) sambil berteriak minta perlindungan, “Tolooong...!” Hmm... setelah membaca dekripsi diatas, Anda akan ikut merasakan ketegangan Heru yang sedang dikejar-kejar anjing gila. Benar, kan?

Ya, dengan mendeskripsikan fakta, anda seperti menyuguhkan bayangan akan potret fakta tersebut dengan lebih elok, lebih menyentuh, lebih nyata.

Ini, saya kasih contoh lagi...

Tulisan Andrea Hirata dalam novel “Maryamah Karpov” halaman 25:

Profesor Turnbull melangkah lambat, terantuk-antuk dengan tongkatnya. Ia mengenakan sweter kashmir biru lembut, tipikal ilmuan klasik Eropa. Rambutnya putih berkilau dan wajahnya seteguh Sean Connery. Satu wajah yang menyisakan garis tampan masa lampau.

Perhatikan deskripsi di atas. Apakah Anda dapat menggambarkan sosok sang professor di benak Anda dengan jelas?

Ya, Andrea telah berhasil “memotret” gambar sang profesor dengan baik.

Langkah lambat, jalan terantuk-antuk, menggunakan tongkat, rambut putih adalah potret “TUA”.

Sweter kashmir adalah potret ilmuan klasik Eropa.

Wajah seteguh Sean Connery adalah potret ketampanan.

Andrea Hirata telah memerikan contoh deskripsi yang sangat baik dan jelas sehingga Anda dapat membayangkan sosok sang profesor di dalam benak Anda dengan jelas pula. Hebat, kan?

Page 24: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

23

9. Buat Contoh Membuat contoh hukumnya wajib bagi penulis yang ingin membuat tulisannya bergizi. Saya rasa hal ini sudah Anda temukan banyak dalam tulisan ini. Tanpa contoh pembaca tidak menemukan sesuatu yang berhak untuk diteladani dan atau untuk ditinggalkan. Apakah Anda sepakat?

Page 25: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

24

10. Analogi Is The Best

Analogi adalah cara nalar yang membandingkan dua hal yang mengandung banyak persamaan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sama.

Dengan analogi, persoalan yang sulit dapat kita nalarkan dengan sesuatu yang mudah dan dekat dengan kehidupan kita. Analogi membantu mempercepat pemahaman pembaca akan ide utama Anda.

Contoh menganalogikan jiwa seorang bayi yang suci dengan kertas putih.

Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak bergantung pada perlakuan orang tua dan lingkungan dalam mendidik dan mempengaruhinya. Demikian pula kertas putih yang belum bernoda. Apa jadinya kertas tersebut tergantung pada apa yang akan digoreskan diatasnya.

Kata yang bergaris bawah pada contoh mengandung persamaan nalar. Kata “suci” adalah hasil nalar dari dua kata “kertas putih”. Kumpulan kata “perlakuan orang tua dan lingkungan” adalah hasil nalar dari kumpulan kata “apa yang akan digoreskan”. Dengan menganalogikan bayi yang suci dengan kertas putih,

diharapkan pembaca bisa membayangkan bersihnya jiwa sang bayi seperti kertas putih tanpa noda. Orang tua dan lingkungannyalah yang akan memberikan warna dalam hidupnya, apakah warna itu kebaikan atau keburukan.

Dengan menggunakan analogi, Anda akan merasakan sambaran pemahaman yang cepat, seketika!

Masih mau contoh?

Berikut ini adalah contoh Senjata Analogi dalam Cerita Lucu Nasrudin Hoja. Selamat menyimak.

Page 26: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

25

“Mengajar Keledai Membaca” Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan

senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, “Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.” Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya. Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus-menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin. “Demikianlah,” kata Nasrudin, “Keledaiku sudah bisa membaca.” Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?” Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.” “Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?” Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku

tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan?” (Senjata Analogi)

Page 27: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

26

C. Bagaimana Cara Menerapkan Senjata Itu Dalam Tulisan?

Bagaimana cara menerapkan Senjata-Senjata itu ke dalam tulisan? Berikut ini adalah panduannya:

1. Tulis Ide dengan Cepat dan Mengalir

Gunakan Metode 2JT. Apa yang Anda rasa, apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda alami. Tuliskan dengan lancar mengalir... Tulis yang sederhana yang dimengerti siapapun termasuk anak-anak. “Pada tahapan ini, OTAK ENJOY Anda sangat diperlukan.”

Page 28: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

27

2. Dukung Ide dengan Senjata

Ketika menerapkan Metode 2JT, maka tulisan Anda masih dalam bentuk draft kasar. Tulisan Anda masih belum bergizi. Dan tentu masih mudah dibantah dan dikritik. Karena itu, dukunglah ia dengan Senjata Pamungkas. Dengan menyisipkan Senjata ke dalam tulisan Anda, maka ide-ide yang berupa pemikiran, perasaan dan keadaan akan mudah dipahami, akan terasa lebih menyentuh dan akan tergambar lebih nyata.

Rumus Gagasan + Senjata Pamungkas = Tulisan Bergizi

Contoh: Ide Anda: Kasurnya empuk sekali. Senjata 1, Penjelasan: Tidak pantas aku tidur di atas kasur empuk ini. Aku takut lupa daratan. Lupa sama emak yang sedang menungguku pulang (Penjelasan) di gubuk reot. Nuraniku berbisik. Hasilnya menjadi seperti ini: Tidak pantas aku tidur di atas kasur empuk ini. Aku takut lupa daratan. Lupa sama emak yang sedang menungguku pulang di gubuk reot. Nuraniku berbisik. Apakah Anda menangkap pesan yang terkandung dalam tulisan diatas? Ya, Anda dapat membayangkan seorang yang enggan tidur di kasur empuk karena takut keenakan dan lupa daratan. Bagaimana Anda bisa membayangkan seperti itu? Ya, karena Anda sedang membaca Senjata penjelasan. Dengan menggunakan Senjata penjelasan Anda menggiring orang untuk tahu. Atau, Anda juga bisa menggabungkan DUA ATAU TIGA Senjata itu untuk mendukung gagasan Anda. Setelah menyatakan gagasan, BARISKAN Senjata untuk mendukungnya sehingga tulisan Anda lebih Dahsyat. Rumusnya menjadi seperti dibawah ini:

Page 29: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

28

Rumus

Gagasan + SP. 1 + SP. 2 = Tulisan Lebih Bergizi

Keterangan: SP = Senjata Pamungkas

Contoh: Ide Anda: Seharusnya dia banyak berbuat dan beraktivitas. Senjata 1, Penjelasan: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis, mengunjungi sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan dengan kegundahan dan kecemasan. Senjata 2, Kutipan: Aidh Al Qarni berkata, “Kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.”

Hasilnya akan menjadi paragraf seperti di bawah ini: Hendaknya kita banyak berbuat dan beraktivitas: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis, mengunjungi sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan dengan kegundahan dan kecemasan. Aidh Al Qarni berkata, “Kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.” Hmm.... dahsyat, kan, argumen Anda? Ya, pendapat Anda akan terlihat dahsyat ketika menggunakan Senjata, dalam hal ini adalah Senjata kutipan pendapat “orang penting”. Bila pendapat Anda digabung pendapat “orang penting” maka hasilnya........ Pendapat Anda Menjadi Pendapat yang Lebih Penting dan pasti di-IYA-kan oleh siapa saja yang membacanya. Apakah Anda sepakat?

Page 30: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

29

Atau, Gunakan Senjata Pendukung Lebih Banyak Dari Dua. Rumusnya dibawah ini Rumus Gagasan + SP. 1 + S. 2 + SP. 3 = Tulisan Lebih Bergizi

Keterangan: SP = Senjata Pamungkas Contoh: Gagasan: Aku MARAH sama Badu. Senjata 1, Penjelasan: Karena ia tidak menepati waktu mengembalikan uang yang ia pinjamkan lima bulan yang lalu. Senjata 2, positif-negatif: Katanya ia ingin mengembalikannya minggu ini namun karena istrinya sakit, terpaksa uangnya digunakan untuk biaya berobat. Senjata 3, kutipan: “Maaf Din, uangnya terpaksa aku gunakan untuk biaya berobat.” Begitu ia memelas kepadaku kemaren. Senjata 4 dan 5, Deskripsi dan Kutipan: “Kemaren aku tanya tetangga istrimu tidak sakit. Malah sering terlihat arisan dan ngerumpi sama tetangga, dasar pembohong!.” Bentakku dengan Suara meninggi (Deskripsi) Hasilnya seperti di bawah ini: Badu molor mengembalikan uang yang ia pinjamkan lima bulan yang lalu. Katanya ia ingin mengembalikannya minggu ini namun karena istrinya sakit, terpaksa uangnya digunakan untuk biaya berobat. “Maaf Din, uangnya terpaksa aku gunakan untuk biaya berobat.” Begitu ia memelas kepadaku kemaren. “Kemaren aku tanya tetangga istrimu tidak sakit. Malah sering terlihat arisan dan ngerumpi sama tetangga, dasar pembohong!.” Bentakku dengan Suara meninggi. Bagaimana hasilnya, tidak mengecewakan, bukan?

Page 31: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

30

Catatan Penting:

Pada tahapan kedua ini, ada kalanya Anda membutuhkan OTAK ENJOY dan ada

kalanya juga Anda membutuhkan OTAK EDITOR. OTAK ENJYOY Anda butuhkan ketika sedang menulis mengalir dengan METODE 2JT. Ketika proses menulis itu berlangsung dan Anda ingin menguatkan gagasan Anda dengan Senjata Pamungkas, misalanya Anda menulis tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja Indonesia. Anda ingat angka statistik jumlah remaja yang telah melakukan seks bebas diluar nikah, namun hanya setengah ingatan. Anda hanya ingat 64,...%. Sedangkan koma sekian persennya Anda lupa. Maka Anda tulis apa yang Anda ingat saja dan mengabaikan yang Anda lupa. Namun Anda berjanji akan mencari tahu detailnya dilain waktu. Artinya, OTAK ENJOY dibutuhkan ketika Anda sedang menulis mengalir, ketika Anda menulis apa yang Anda ingat saja. Sedangkan OTAK EDITOR Anda butuhkan setelah selesai menulis cepat dan mengalir. Dimana kondisi Anda sedang masuk pada tahapan mengedit dan menyempurnakan tulisan. Senjata Pamungkas yang belum sempurna itu Anda sempurnakan. Anda cari literaturnya. Anda lacak Sumbernya. Misalnya tentang angka statistik yang Anda lupa tadi. Anda cari di internet. Lalu Anda tulis ulang dengan lengkap persentasenya beserta sumber atau lembaga yang melakukan penelitian tersebut.

Pada satu tahapan berikut ini... Saya ingin mengajak Anda mengaktifkan OTAK EDITOR Anda secara total.... Saya ingin mengajak Anda mengistirahatkan OTAK ENJOY Anda dulu.... Saya ingin mengajak Anda naik ke tahapan menulis CERDAS dan KRITIS.... Memang benar, OTAK ENJOY dan OTAK EDITOR sama-sama dibutuhkan dalam menulis, tapi tidak pada saat bersamaan. Ketika sedang membuat draft awal, maka pakailah OTAK ENJOY. Namun ketika sedang mengedit dan menyempurnakan tulisan, pakailah OTAK EDITOR. Dari itu, poin ketiga “Memanfaatkan Pertanyaan Ajaib” ini biasa saya gunakan ketika mengedit tulisan saya. Yuks, kita singkap lembaran berikutnya. Anda Siap?

Page 32: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

31

3. Menggunakan Pertanyaan Ajaib

Untuk membantu memperkuat gagasan dengan Senjata Pamungkas, Anda perlu

menggunakan tiga pertanyaan ajaib ini. Tujuannya.... agar Anda mudah mengkritisi tulisan Anda sehingga menjadi tulisan yang “Bergizi” dan sulit ditolak.

“Perhatian! Ini adalah Rahasia pribadi saya dalam menulis cerdas dan kritis. Saya akan membocorkannya untuk Anda. Saya ingin Anda bisa menulis dengan cerdas dan kritis dengan menggunakan pertanyaan ajaib ini.”

Begini... Dalam membaca, orang sering mengkritisi apa yang mereka baca. Meraka sering menanyakan hal-hal kritis di dalam benak mereka. Saya yakin, Anda juga melakukannya ketika membaca. Perhatikan Pertanyaan Ajaib yang dilontarkan pembaca dibawah ini:

Saya tidak percaya dengan argumen Anda? Apakah Anda pernah menanyakan hal ini di dalam benak ketika membaca? Saya pernah dan bahkan sering... Dari itu, Anda harus antisipasi segera pertanyaan itu dengan jawaban yang mantap. Gunakan Senjata Pamungkas untuk membantu Anda menjawabnya. Jawab pertanyaan itu dalam proses menulis Anda, segera! Katakan seperti ini: “Anda tidak percaya argumen saya? Ini buktinya....saya mengutip pendapat para ahli, loh!”

Apakah ada contohnya? Pertanyaan itu Anda jawab: Ada... ini contoh kehidupan para sahabat nabi....Anda pasti suka!

Apa Ada Dasarnya? Jawab: Ada... ini kutipan ayat kitab suci. Anda percaya, kan?.

Saya masih belum bisa menggambarkan. Apakah Anda bisa menjelaskannya lagi? Jawab: Oke, oke saya akan mendiskripsikan lagi. Juga saya akan menambahkan analogi biar Anda cepat menggambarkan ide saya dalam benak.

Page 33: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

32

Dalam proses menulis, berlakulah seperti mendialogkan pikiran Anda dengan pembaca. Anda wajib mengantisipasi pertanyaan kritis pembaca itu. Sisipkan Senjata pamungkas ketika menulis. Jawab pertanyaan itu dengan bijak. Jejerkan beberapa Senjata Untuk Mendukung Ide Utama Paragraf Anda. Sebelum orang lain menanyakan pertanyaan ajaib ini, lebih baik Anda tanyakan dulu pada diri Anda. Apa kelemahan tulisan Anda. Ide apa yang belum jelas. Perhatikan secara teliti. Lontarkan Pertanyaan Ajaib di atas pada tiap paragraf yang Anda tulis sehingga tulisan Anda padat gizi dan sulit ditolak. Setiap Paragraf tulisan Anda Harus Nendang. Setiap paragraf tulisan Anda harus bergizi. Setiap paragraf tulisan Anda harus cantik. Tidak boleh ada yang hambar. Jangan sampai mudah dikritik. Bila beberapa paragraf saja yang kurang bergizi, maka pembaca tidak akan suka membacanya. Mereka akan meninggalkan tulisan Anda karena bosan.

TIGA PERTANYAAN AJAIB di atas juga dapat membantu Anda mengedit buku, mengkritisi dan menulis ulang tulisan Anda.

Page 34: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

33

Cara Terbaik Mengedit Buku (Materi Tambahan) Cara terbaik mengedit dan menulis ulang tulisan Anda adalah dengan tiga cara berikut ini:

1. Menggunakan tiga pertanyaan ajaib di atas. Baca ulang tulisan Anda. Edit bila Ada tulisan dan logika yang salah atau kurang tepat.

2. Endapkan satu atau dua jam, satu atau dua hari. Jagalah jarak dengan tulisan

anda. Ketika anda mengambil jarak dengan sesuatu anda akan menjadi lebih kritis. Menjaga jarak dengan tulisan anda dapat diibaratkan seperti melihat pakaian anda yang terkena kotoran. Anda tidak dapat mengindera dengan jelas kotoran tersebut bila terlalu dekat dengan anda. Karena itu, anda harus membuka pakaian anda, maka anda akan melihat jelas kotoran tersebut.

Seperti Saya pernah beberapa kali menulis dan berhenti. Berminggu atau berbulan kemudian, saya tidak sengaja menemukan tulisan itu dan membacanya. Idenya sangat bagus namun saya dengan mudah menemukan kelemahan didalamnya. Mengapa demikian? Karena saya telah menganggap seolah tulisan itu bukan milik saya karena sudah sekian lama “berpisah”. dengan demikian, saya menjadi lebih kritis. Apakah Anda pernah mengalami hal yang sama?

3. Gunakan Pembaca Langsung. Ya, gunakan calon pembaca secara langsung.

Anda bisa meminta teman Anda membaca tulisan Anda. Cukup sodorkan satu atau dua bab saja. Jangan semua bab karena takutnya dia bosan.

Meminta orang lain membaca langsung tulisan anda di hadapan Anda.Mintalah tanggapan langsung darinya (feed back). Cara ini lebih efektif ketimbang anda menyoret-nyoret dan mengedit sendiri tulisan anda. Dengan meminta feed back, anda tidak perlu menguras tenaga dan waktu lebih banyak.

Bila anda melihat dahi mereka berkerut, Tanyakan pada pembaca, hal apa yang membuat mereka belum mengerti. Terbukalah terhadap masukan dan kritikan. Catat feed back mereka. Dan segera perbaiki tulisan Anda sampai sesempurna mungkin.

Baca lagi tulisan Anda, kritisi, lalu tulis ulang. Endapkan tulisan Anda, kritisi lalu tulis ulang. Minta feed back orang lain, catat masukan dan kritikan, lalu tulis ulang lagi. Baca ulang, kritisi, minta feed back lalu tulis ulang lagi. Itu adalah pesan yang bagus. Seorang Penulis ebook Best Seller, “Hypnotic

Page 35: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

34

Writing” Joe Vitale berkata, “Tidak ada tulisan awal yang bagus. Yang ada adalah tulisan ulang yang bagus.”

Hmm.... dapat ilmu baru...

Page 36: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

35

Bedah Tulisan Fiksi Dengan Sepuluh Senjata Pamungkas

Dibawah ini saya paparkan bagaimana penulis cerpen menggunakan Senjata Pamungkas ini dengan baik. Agar Anda mudah belajar, saya bedah cerpen di bawah ini per paragraf. Agar Anda mudah belajar, saya tandai dengan HURUF TEBAL ide utama pada tiap paragraf cerpen di bawah ini. Saya tandai dengan GARIS BAWAH setiap tulisan yang mengandung Senjata. Saya letakkan dalam kurung nama Senjatanya dengan tulisan tebal (SENJATA). Selamat membaca, selamat belajar dan selamat mengamati...

GADIS PEMULUNG MASUK TELEVISI

Oleh: Golagong Aini duduk di pos ronda. Karung teronggok di tiang. Dia menyeka keningya. Punggung tangannya basah. Ini hari panas sekali. (Deskripsi)....Mungkin pertanda akan hujan. Dia baru sekitar 1 jam mengelilingi perumahan; mencari-cari

rongsokan. Karungnya baru terisi seperempat. Di bak sampah tikungan jalan komplek, dia hanya memperoleh beberapa botol minuman plastik. Di bak sampah rumah nomor 9, hanya ada 2 botol plastik minuman ukuran besar. (Penjelasan) Kerongkongannya kering. Yang dia bayangkan adalah air es. Tapi dia sedang puasa. Sudah seminggu puasa berjalan, tubuhnya terasa lemah. Setiap sahur, tiada yang bisa dimakannya selain air teh dan ubi rebus. (Penjelasan) Sekali pernah ayahnya membawa pulang seliter beras. Dengan garam dan daun singkong, dia dan adiknya merasakan sahur yang nikmat sekali. Setelah BBM naik, harga-harga di pasar berlipat-lipat jadinya (Penjelasan). Ayahnya hanya penyapu jalanan. Tak mampu berbuat banyak. Aini hanya meminta pada ayah mereka, bahwa sekolah didahulukan. Biar makan sekali sehari ditambah puasa Senin Kamis, urusan sekolah tetap dinomorsatukan. (Positif-Negatif)....Aini termasuk murid yang cerdas di sekolahnya, sehingga pihak sekolah meringankan segala biaya tambahan. (Penjelasan) Sebuah mobil sedan tiba-tiba berhenti di depannya. Kaca jendelanya turun. Aini

tersenyum kepada para penumpangnya; dua wanita cantik-cantik. Hmm, pasti

Page 37: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

36

tubuhnya harum. Aini membayankan dirinya secantik mereka. Tapi, wajahnya jelek. Kulitnya hitam terbakar matahari. Rambutnya kemerahan. (Deskripsi) “Hallo!” kata yang di sebelah pengemudi. “Ya, Kak?” “Kamu, sini!” si pengemudi melambaikan tangannya. Aini dengan kikuk mendekati mobil. “Kakak manggil saya?” “Iya.” “Namamu, siapa?” tanya yang menyetir. “Aini.” “Sekolahnya kelas berapa?” “Kelas lima… ”“Ikut Kakak, yuk?” (Penjelasan) Aini mundur beberapa langkah. Pintu mobil terbuka. Perempuan cantik itu tersenyum. Aini semakin mundur ke pos ronda. Tangan kanannya meraih ujung karung. (Penjelasan Bertingkat dan Deskripsi) “Jangan takut, Ain…“Kakak nggak bermaksud jahat, kok!” teriak si pengemudi. “Kakak mau apa?” Aini melihat ke sekeliling. Siang terik seperti ini, orang-orang memilih berlindung di rumah. Dia tidak bisa meminta pertolongan jika terjadi sesuatu yang buruk padanya. “Ngobrolnya jangan di sini….Ayo, ikut sama Kakak.” Tubuh Aini membentur kayu pos ronda. Dia tidak bisa ke mana-mana lagi. Kata ayahnya, dia harus hati-hati jika berhadapan dengan orang yang tidak dikenal. Siapa tahu orang itu akan menculiknya. Lalu menjualnya ke orang-orang kaya.

Ayahnya pernah bercerita, suatu hari sedang menyapu di sekitar Monas. Tiba-tiba ayahnya mencium bau busuk di tong sampah. Ternyata ayahnya menemukan potongan mayat yang dibungkus plastik. Jika mengingat cerita itu, dia bergidik membayangkannya. (Penjelasan) “Ain nggak mau. Ain mau pulang.” “Ain, Kakak mohon maaf, kalau sudah membuat Ain takut…” “Ros! Udah, tinggalin aja. Kita cari yang lain.” “Sebentar, Sus!” Aini memanfaatkan untuk melarikan diri. “Aini! Tunggu!” “Apa gue bilang! Cari yang lain aja!” Aini tidak berpikir apa-apa lagi. Terus berlari. Lari. Karung di tangannya memberatkannya. Tapi, dia tidak mungkin membuang karungnya, karena di dalamnya bisa digantikan dengan beberapa lembar ribuan. Tadi dia berjanji pada Latifah akan membeli telor untuk menu buka puasa nanti. Aini terus menggenjot tenaganya. (Positif-negatif, penjelasan dan deskripsi)

Page 38: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

37

Gambaran kejadian, dialog dan penjelasan di atas memiliki satu fungsi, yaitu untuk menguatkan ide utama: Kata ayahnya, dia harus hati-hati jika berhadapan dengan orang yang tidak dikenal.

Catatan: Mendukung satu ide dengan menyisipkan beberapa Senjata Pamungkas,

kita dapat menyulap ide itu menjadi lebih menonjol dan kuat.

Sesekali dia menoleh. Mobil sedan itu mengikutinya. Dia bingung, harus meminta

tolong pada siapa. Dadanya turun-naik. Napasnya tersengal-sengal. Dia menoleh lagi. Mobil sedan itu hanya beberapa meter saja di belakangnya. Dia mengumpulkan tenaga lagi. Napasnya sudah berada di ujung tenggorokan; tersengal-sengal. Dia membelok ke jalan tanah, yang hanya bisa dilewati becak. Terus membelok ke arah persawahan. Dia yakin, mobil itu tidak akan mengejarnya lagi. Dia berhenti. Menarik napas. Betul, mobil sedan itu tidak mengikutinya lagi. Aini bernapas lega. Dia melompati selokan dan meniti pematang sawah. Rumahnya di perkampungan di seberang sungai irigasi. (deskripsi)

*** Aini baru saja membongkar isi karungnya di halaman belakang rumah, ketika terdengar Latifah berteriak memanggil namanya, “Kak Aiiin!”(Penjelasan) Aini bergegas menumpuk botol-botol plastik di antara tumpukan rongsokan lain, yang digundukkan di bawah pohon pisang. Maafkan Kakak, Ipah. Kakak belum sempak menjual botol-botol plastik ini ke Pak Kasman. Menu buka puasa dengan telor dadar hanya ada di dalam khayalan. Aini sendiri menelan air liurnya,

membayangkan lezatnya berbuka puasa dengan lauk telor dadar. (Positif-negatif) Plastik biru ditariknya, menutupi rongsokan. “Ada apa, Pah?” kedua alis Aini terangkat, ketika Latifah muncul dengan wajah gembira. (deskripsi) “Ada tamu nyari Kakak!” “Siapa?” “Nggak tau!” Latifah membalik dan berlari ke dalam rumah. “Orangnya baik. Cantik-cantik lagi! Bawa oleh-oleh banyak buat kita!” teriaknya gembira. (Penjelasan) Aini mencuci kedua tangannya di ember. Ada tamu membawa oleh-oleh? Siapa

mereka? Apa nggak salah alamat? Lalu air di ember itu disiramkan ke kedua kakinya. Bergegas dia masuk ke dalam rumah. SAndal jepitnya tidak dilepas, karena rumahnya yang berdinding anyaman bambu masih beralaskan tanah. (Deskripsi)

Page 39: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

38

Yups, saya telah memberikan contoh penerapan Senjata untuk menguatkan ide utama paragraf. Senjata yang paling banyak digunakan adalah: Penjelasan, deskripsi, kutipan, positif-negatif... Pada bagian selanjutnya giliran Anda untuk mengisikan kekosongan pada

paragraf-paragraf dibawah ini, oke! Saya hanya akan memandu menandai Senjata

yang belum terdapat pada paragraf di atas.

“Asalamualaikum…” Aini kaget. Dia berdiri mematung. “Kamu masih puasa, Ain?” Aini mengangguk. “Pasti tadi capek lari ‘kan?” Aini mengangguk malu. Dia melihat Latifa asyik membongkar oleh-oleh dengan perempuan yang tadi menyetir mobil. Dia melihat ada baju baru, sepatu baru, kueh kaleng, dan beberapa susu kaleng. “Kok, Kakak tahu rumah Ain di sini?” “Ternyata kamu top banget di kampung ini. Nanya di ujung kampung aja, semua udah pada tau.” “Iya, kamu top abis!” “Kakak ini, siapa?” “Oh, iya. Kakak belum ngenalin, ya!” perempuan cantik itu tertawa. “Kakak ‘Rosa’! “Saya ‘Susi’!” “Kami dari rumah produksi…” “Ngg.., apa itu?” “Kami yang bikin acara televisi reality show…” “Kami nggak punya televisi, Kak… ”Rosa bingung, melirik kepada temannya. “Nggak apa-apa,” Susi mengambil alih pembicaraan, ketika melihat Rosa sudah kehabisan cara. “Gini, Ain. Kamu, adikmu, dan ayahmu, mau kami masukkan ke televisi. Nanti kalian tidur di hotel, rumahmu kami bangun lagi biar bagus. Nanti kalian terkenal, karena masuk televisi. Gimana?” Aini merasa kepalanya membesar, diisi oleh segala macam hal. Dia tidak pernah menonton acara itu. Tapi, di sekolah sering mendengar cerita teman-temannya, bahwa banyak orang miskin yang kayak mendadak setelah masuk televisi. Di dalam hatinya, dia ingin sekali jadi orang kaya. Dia ingin keluar dari kemiskinan. Apakah Allah mengabulkan doa-doanya selama ini? Bukankah puasa adalah bula

Page 40: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

39

tempat dimana kita meminta? Bulan dimana doa-doa kita akan didengar Allah?(Pertanyaan retoris) “Mau, mau! Ipah mau masuk televisi, Kak!” *** Ain menangis tiada henti, ketika melihat dirinya, ayahnya, dan Ipah ada di televisi.Setiap gerak-gerik mereka direkam oleh televisi. Kehidupan mereka sebagai oran miskin yang berubah jadi orang kaya mendadak ditampilkan di televisi. Ayahnya yang penyapu jalanan, dirinya yang menjadi pemulung sepulang sekolah, dan adiknya yang tidak sekolah, tidur di hotel brebintang, makan di restoran mewah, dan belanja pakaian di mal. Uang jutaan rupiah di tangan mereka. Rumah mereka yang jelek tiba-tiba jadi warna-warni. Perabotan mahal dan modern mengisi rumah mereka. Televisi, kulkas, kipas angin, vcd player, dispencer, kipas angin, dan magic jar! Malam ini Aini sedang duduk di ruang tengah rumanya. Kini ada sofa menghiasi ruang tengah rumahnya. Ipah dipangku ayahnya. Adiknya kini bisa masuk sekolah di kelas satu. Puluhan orang memenuhi ruang tengah rumahnya. Ada yang duduk di sofa, tapi ada juga yang tidur-tiduran di karpet. Beberapa belas orang berdiri di jendela. Supaya tidak gerah, kipas angin terus dijalankan. Mereka semua sedang menonton televisi, dimana Aini, Ipah, dan ayah mereka menjadi pemeran utama. Semua orang berdecak kagum. Semua orang dengan rakus menikmati makanan dan minuman. Semakin malam, tamu-tamu tidak berkurang, tapi terus bertambah. Bahkan ketika tayangan televisi sudah usai, orang-orang belum mau beranjak dari rumah Aini. Sampai Aini tertidur di kursi an Ipah tertidur di pangkuan ayahnya, semua orang belum mau beranjak. “Kami biar tidur di sini saja. Sambil ngejaga rumah Pak komar. Siapa tahu ada pencuri. Bahaya ‘kan!” kata para tetangna. “Ayo, Pak Komar tidur di kamar saja. Jangan kuatir.” Pak Komar akhirnya memangku Aini dan Latifh ke dalam kamar. Dia tidak merasa khawatir, karena tetangga-tetangganya menjagai rumahnya. Pak Komar yakin, tetangga-tetanggnya menolong tanpa pamrih. Oh, Andai saja istrinya masih hidup. Pasti kebahagiaan ini terasa komplet. Hanya saja Pak Komar harus tahu diri. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Maka keesokan paginya, Pak Komar membeli sarapan yang banyak, rokok berbungkus-bungkus, kopi bergelas-gelas,(Pengulangan) dan tentu amplop dengan isi uang alakadarnya untuk transportasi mereka pulang. Bukankah rezeki it harus dibagi-bagi, agr semua orang ikut merasakannya kebahagian yang sedang dirasakan? Begitu suara hati Pak Komar. ***

Page 41: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

40

Kini Aini berangkat ke sekolah dengan perasan lain. Dia tidak lagi berjalan kaki. Tapi bersepeda. Di sepanjang perjalanan ke sekolah, berkali-kali dia dicegat orang-orang. Gadis pemulung itu tiba-tiba merasa aneh. Kenapa kini semua orang mengenalnya? Bahkan Pak Camat, yang tidak pernah dikenalnya, berhenti di tengah jalan hanya untuk bercakap-cakap dengannya. Kemudian Pak Bupati di kotanya. Akibatnya, dia terlambat di sekolah. Tapi, semua orang di sekolahnya mneyambutnya bak pahlawan. Hari itu tidak ada kegiatan belajar. Semua orang bekumpul di lapangan basket, mengadakan upacra kehormatan bagi Aini. Kepala sekolah dan guru-guru merasa bangga, karena Aini sudah masuk televisi. Sekolah mereka jadi terkenal ke seluruh penjuru Indonesia berkat Aini. Aini dipanggil maju ke depan. Teman-temannya menyaksikan, bagaimana kepala sekolah menyematkan tAnda jasa di dadanya. “Semua orang harus mencontoh Aini. Walaupun miskin, dia tetap bersabar. Inilah berkah bulan puasa. Akhirnya, Allah mengabulkan doa-doanya. Kini Aini jadi orang kaya seperti kita. Berkat televisi, hidupnya berubah 360 derajat!” Pak Kepala Sekolah berpidato. Setelah usai, dia berbisik di telinga Aini, “Setelah upacara, kamu harus datang ke ruangan Bapak, ya!” Aini mengikuti perintah Pak Kepsek. Di ruangan Pak Kepsek berkumpul juga bendahara sekolah. Aini duduk menunduk. “Aini. Ini ada surat dari sekolah. Berikan pada ayahmu, ya,” kata bendahara sekolah. Di rumah, Aini memberikan surat itu pada ayahnya. Tiba-tiba saja ayahnya berteriak kaget, “Dari mana kita harus membayar ini?” Aini mengambil surat itu. ternyata isinya, Aini harus membayar tunggakan iuran sekolah selama ini. Juga Aini diharuskan mebayar segala macam pungutan sekolah. Yang paling parah, Aini harus membayar uang bangunan sekolah, yang akan ditingkatkan kualitas pisiknya menjadi dua lantai. (Penjelasan Bertingkat) Masing-masing murid kena beban 3 juta rupiah. Sedangkan Aini mendapat uang dari televisi sebesar 3 juta rupiah. . “Uangnya sudah habis untuk orang-orang kampung. Mereka setiap hari datang ke sini. Meminta makan, rokok, dan sebagainya. Bapak jadi pusing!” “Kita jual lagi aja barang-barangnya, Pak,” usul Aini. “Aini pingin sekolah. Aini pingin jadi dokter…” Ayahnya mengangguk pasrah. “Tapi, boneka Barbie Ipah nggak dijual ‘kan?” Aini menggeleng dan memeluk adiknya. Dia berencana, setelah sahur, akan keliling komplek mecari barang rongsokan lagi. *** Rumah dunia, Kampung Ciloang, awal Oktober 2005

Page 42: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

41

Catatan Penting: 1. Untuk mendukung ide utama paragraf, gunakan Senjata secukupnya, jangan

terlalu banyak. Intinya adalah: Orang paham dengan maksud pesan paragraf itu.

2. Untuk menguasai Senjata pamungkas, Anda harus rajin membaca dan mengkaji sampai Anda berada pada taraf keyakinan yang tinggi tentang kebenaran fakta Senjata Pamungkas diatas. Sebagian besar Senjata diatas menuntut Anda untuk terjun lapangan mengamati fakta dan membaca buku, koran, hasil penelitian yan berkaitan dengan tulisan Anda. Jangan coba-coba menulis apapun jika Anda tidak secara jujur meyakini apa yang Anda tulis. Bila tulisan Anda non fiksi, kumpulkan fakta lewat riset. Fakta adalah daging, tulang penyangga tulisan Anda. Tanpanya, tulisan Anda hanyalah cerita hayalan, tidak ada pada kenyataan.

3. Banyak-banyaklah membaca dan mengamati buku, koran, majalah, atau artikel di internet. Pelajari bagaimana si penulis menuangkan gagasan dan menempatkan Senjata untuk mendukung gagasan itu.

4. Silakan print ebook ini agar Anda mudah membacanya.

Page 43: 1. 10 Senjata Pamungkas Dalam Menulis Buku

42

D. Penutup

Demikian 10 Senjata pamungkas dalam menulis buku. Gunakanlah ia dengan bijak dan logis sehingga tulisan Anda terasa padat “gizi” dan sulit ditolak.