07-ADMAR JAS-09 PULV 20090530
-
Upload
julidia-tambunan -
Category
Documents
-
view
100 -
download
5
description
Transcript of 07-ADMAR JAS-09 PULV 20090530
Drs. Admar Jas Apt. M.Sc. 30 Mei 2009
DEPART. FARMAKOLOGI DAN TERAPEUTIK
FAKULTAS KEDOKTERAN - USUMEDAN
1. Pulveres (Puyer) ! Resep magistrales ? 2. Apa tujuan pemberian obat pulveres ?3. Kebaikan dan keburukan sediaan pulveres ?4. Masih relevankah pemberian obat bentuk pulv. ?5. Apa yg dilakukan utk menghindari dampak (-)
pulv. ? 6. Persyaratan sediaan pulveres ?7. Apa yg harus diperhatikan dlm R/ pulv. ?8. Apa yg dituntut masyarakat dlm pelayanan kes ?
Berbicara sed pulveres, terlebih dahulu kita bicarakan R/nya & peracikannya. Peran hub-komunikasi kolegalitas antara dr dg Apt .
Pulveres (Puyer) adl 1. Serbuk terbg-bagi dlm bobot yg sama dibungkus dg kertas
perkamen atau pengemas lain yg cocok digunakan per-oral.2. Merupakan resep magistrales yi diformula sendiri oleh dr,
sesuai dg kebutuhan terapi dan kompetensi dokter.
Persyaratan Pulveres:1. Halus 2. Kering3. Homogen4. Berat setiap bks hrs sama rata dev.nya tdk lebih 10 %
- 15 %5. Berat Idealnya pulv. : anak2 : 100 - 300 mg/bks dewasa: 300 - 500 mg/bks Salah satu parameter untuk mendapatkan
standar mutu.
1. Mudah diberikan pd anak-anak & orang tua.2. Resep mudah dilayani di Apotek - Inst. Fa RS3. Solusi, tidak tersedia jenis obat, komposisi,
dosisnya sesuai kebutuhan pasien dan dokter.4. Praktis, dari beberapa item obat dijadikan satu
bungkus .Keuntungan obat pulveres:1.Formula obat mudah diatur sesuai kebutuhan
terapi.2.Dosis obat dapat disesuaikan dg usia / BB
anak.3.Meningkatkan absorpsi obat dan ketersediaan
hayati,4.Lebih ekonomis.5.Rasa dan bau tdk enak, dpt diatasi dg
corigensia, atau diberi kan dlm bentuk capsul bagi pasien yg terampil menelan, baik anak-anak , dewasa maupun orang tua.
Tujuan Resep pulveres:
Kerugian1. Kemungkinan terjadinya inkompatibilitas
2. BSO kurang menyenangkan
3. Peracikan relatif lama
4. Tak dpt disimpan lama dibandingkan dg BS padat lain.
5. Ada beberapa obat yg memp bau & rasa chas tdk enak, agak sulit ditutupi dg korigensia.
6. Bila compounding-dispensing dilakukan sec tidak profesional, sediaan pulveres akan sub-standar.
1. R/ditulis menurut format-polanya secara tepat dan jelas, 2. Obat ditulis dengan nama generik & juml dg angka
romawi.3. Dosis ditulis dg tepat dan jelas, cara penulisannya.4. Perintah peracikan dan Signatura dlm singkatan latin5. Tidak menulis nama obat dg singkatan yg tidak lazim
Dalam formula magistrales diperhatikan, terutama, a.l:
1.Sifat fisika-kimia zat aktif2.Drug interactions - Incompatibilitas.3.Farmaseutikal dan ketrampilan dokter
menulis resep.4.Logika perhitungan dosis, jumlah obat dan
prediksi. 5.Komposisi sediaan obat jadi, khasiat
farmakologi komponen zat aktif masing-masing , indikasi, KI dan ES.
Kaedah Penulisan Resep Pulveres (puyer):
Pulveres (Puyer), dibagi 3 kelompok, a.l:1. Bahan baku -bahan tambahan (excipients) -corigensia dan bahan homogenitas
2. Obat jadi, sediaan padat. -bahan baku (zat aktif). -bhn + an (pengisi, perekat, penghancur, pelicin
dll.) -corigensia.
3. Kombinasi -bahan baku + obat jadi
Resep pulveres (serbuk) dapat ditulis dg dua cara, a.l:
1. R/ Acidi acetylosalicyl mg 250 Diazepam mg 2 Sacch lactis q.s mf. Pulv. Dtd No. XX S 4 dd p. I, pc --------------------- paraf
III. CARA PENULISAN RESEP PULVERES
2. Acidi acetylosalicyl g 5 Diazepam mg 20 sacch. lact. q.s mf. Pulv. Div in part. Aequal No. XX S 4 dd p. I, p.c ----------------- paraf
Atau signa ditulis: M.f pulv. L.a No. XX
3. R/ Acetaminophenum mg 200 Diazepam mg 2 sacch. lact. q.s M.f pulv. dtd No. X S 4 dd p. I p.c -------------- paraf
4. R/ Acetaminophenum mg 500 Diazepam mg
20 M.f. l. a pulv. No. X S 4 dd p. I p.c -------------- paraf
PENULISAN RESEP PULV., LANJUTAN ……
Permasalahan Resep pulveres, a.l:1. Cara penulisan Resep
2. Formulasi: -Pharmaceutical compounding -BSO dan komposisi. -Good Compounding practice 3. Pengemasan dan penyimpanan.
4. Drug interactions - Incompatibility
IV. PERMASALAHAN
1. Cara penulisan Resep -Resep menurut kaedah sesuai format-pola sec tepat &
jelas. -Singkatan yg tdk lazim dlm penulisan dihindarkan. -Patien and product oriented
V. PEMBAHASAN DAN SOLUSI
Penulisan “ dtd “ tidak boleh lupa. Kalau lupa perhitungan dosis salah.Penulisan: mf la pulv = artinya penulisan Sacch lactis tidak perlu lagi.
Cara penulisan yg sering dilakukan:R/ Acidi acetylsalicyl
mg 200 Diazepam
mg 2 Sacch lactis
q.s mf. Pulv. Dtd
No. XX S 4 dd p. I pc -------------- paraf
Pro : Ahadmar ( 6 th)
Pharmaceutical compounding Good Compounding Practices
Pharmaceutical care (kompetensi Apoteker).Medical care (kompetensi dokter).Kompetensi berbeda, tetapi ada hubungan, saling
membutuhkan.
Peracikan adl pekerjaan Apoteker di apotek /Inst. Fa RS.Dr menggunakan jasa farmasi utk pelayanan kes dlm Farmako-terapi bagi masyarakat.
Dlm penulisan R/ harus dipahami, a.l:-Berbagai BSO dari berbg jenis zat aktif, tujuan & rute
pemberian.-Incompatibilitas -Standar mutu.
2. Pharmaceutical Care.
Tidak semua obat dapat diracik:Jenis-jenis tabletDapat diracik: Tab. kempa (compressi) Tab. kunyah (chewable tablet, dulcet) Tablet berlapis CapletJenis Capsul, dapat diracik. Hard Capsul
Bentuk sediaan padat per-oral Zat /sediaan yg dapat dijadikan pulveres: a. Pulvis b. Pil c. Tablet / kaplet d. Capsul (Hard capsul )
Tab. salut filem (film coated tablet) Tab. salut gula (sugar c. tablet) Tab. salut tekan (press c. tablet) Tab. salut enterik (enteric c. tab) Tab. Tablet prolonged action (Sustained release,
Retard ,oros). Tablet effervescent Tablet bukal/sublingual Tablet hisap Soft capsul Hard capsul SR
Tidak boleh diracik:
Pengemasan pulveres, dibungkus dengan kertas perkamen sec baik atau kertas lain yg bisa menghambat pengaruh udara lembab dari luar, tidak mudah tumpah, dimasukan ke dalam wadah pot atau plastik bertutup. Disimpam dalam lemari atau tempat yg aman, jauh dari kelembaban.
3. Pengemasan dan penyimpanan
Fisika-kimia: obat belum dikonsumsi.Bahan baku obat-Obat berada di luar tubuh
Pharmaceutical, Fisika-kimia: obat belum /sudah dikonsumsi.
Obat dlm bentuk sediaan (BSO)-Obat berada di luar /di dalam tubuh
Farmakologi dan biokimia: obat telah dikonsumsi.
-Obat berada di dalam tubuh.
4. Incompatibilitas bagi formula magistrales.Dapat dibagi:
1. I. Fisika-kimia2. I. Pharmaceutical-Fisika-kimia3. I. Farmakologi dan biokimia
Drug Interactions-“Incompatibility”
Terapeutik/ FarmakologiZat aktif
(di dalam tubuh)
Interaksi Farmaseutikzat aktif
( di luar tubuh)
Potensiasi summasiFisika Kimia Sinergisme antagonisme
Drug Interactions &
IncompatibilityFisik
aKimi
a
Kelembaban/basah
Meledak
Gas dan terbakar
Perubahan fisis
Oksidasi dan reduksi
Perubahan warna
Senyawa kompleks
Reaksi asam-basa
Endapan1
2
3
4
1
4
2
3
5
Hidrolisis
Perubahan titik lebur5
6
Ringer laktat + Amphotericin B endapan
Terbentuk endapan
Luminal Na + Efedrin HClLuminal Na + Efedrin HCl garam + Luminal garam + Luminal + efedr+ efedr
Reaksi asam-basa
Tetrasiklin + Antasida Tetrasiklin + Antasida senyawa kompleks senyawa kompleksTetrasiklin + ion logam val. II, Ca++, Fe++ Tetrasiklin + ion logam val. II, Ca++, Fe++ C. C.
CompComp
Senyawa kompleks
Riboflavin + Metilen blue Riboflavin + Metilen blue warna hijau warna hijauPerubahan warna
Asam asetil salisilat + HAsam asetil salisilat + H220 0 asam asetat+ as. asam asetat+ as. SalicylSalicyl
Kalium iodida + cahaya Kalium iodida + cahaya iodium bebas iodium bebas
Reaksi hidrolisis dan oksidasi
Presipitasi : sering terjadi Pertukaran ion dan perubahan Ph R/ Potio nigra ml 300
Adde: Luminal Na mg 600 ---- luminal diganti
dg DZP Efedrin HCl mg 500 Chlorpheniramin mal mg 20 Mf d S 4 dd C I
----------------- paraf
Pro: Tn. Obama
Presipitasi
Penguraian zat zat yang tidak diinginkan
Dpt menghilangkan efek terapeutik Menimbulkan toksisitas R/ Thiamin Chloride
NiacinRiboflavinSod bicarbonat
MOTTO :• Memilih/menentukan yang tepat, a.l: -Obat -BSO -Dosis -Pasien -Waktu penggunaan/interval waktu -Peracikan, pengemasan dan penyimpanan yg baik dan benar. Targetnya: Obat akan memberikan efek yang optimal dan pasti.
Dalam penulisan R/- meracik obat pulveres, harus diperhatikan:
-Incompatibility-Persyaratan pulv.,” Good Compounding practices”.-Ruangan racikan & lumpang-stanfer stand by dlm
keadaan bersih & kering. Dampak negatif dari sed pulv. dapat
dihindarkan.
4. Pelaksanaan peracikan dan pengemasannya.
Dari uraian diatas mengenai sed pulveres dpt disimpulkan, a.l:1. Penulisan resep menurut format dan kaedah yg
berlaku, tepat & jelas, peracikannya hrs dilakukan sec cermat - profesional.
2. Penulisan obat diutamakan dg nama generik. 3. Harus ada standar kompetensi.4. Untuk mencapai standar mutu, Apoteker harus
melakukan ”Good Compounding Practices”, melak sanakan pekerjaan kefarmasian sec profesional.
5. Dalam formula resep pulveres yg harus diperhatikan kemung kinan akan terjadi “drug Interactions & Incompatibility”.
6. Pulveres masih relevan dan dibutuhkan sp sekarang dlm farmakoterapi, karena bersifat khusus dan juml sedikit.
7. Sulit bagi pabrik untuk memproduksi pulveres yg dosis dan kebutuhan sangat variabel.
Dari hasil uraian diatas disarankan, a.l:1. Penulisan obat dg nama generik agar lebih mudah
dilayani dan ekonomis.2. Peralatan dispensing atau peracikan harus
ditingkatkan kualitasnya.3. Pelaksanaan dispensing atau peracikan harus
dilakukan sec profesional oleh yg berkompeten.4. Peralatan dispensing otomatis telah tersedia baik
untuk rumah sakit dan masyarakat, sebaiknya setiap apotek telah memilikinya.
1. The official Compendia of standards,”The United States Pharmacopeia The National Formulary”, Vol. I, Twinbrook Parkway, Rockville, Januari 2006.
2. Jenkins at al, “The Art of Compounding” Ninth Edition, New York –Toronto- London, 1957
3. Moh. Anief,”Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek”, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1991
Nama : Drs. H. Admar Jas, M.Sc., Apt.Nama : Drs. H. Admar Jas, M.Sc., Apt.Lahir : di Pariaman (Sumbar), 20 Maret 1953Lahir : di Pariaman (Sumbar), 20 Maret 1953Alumni : SMA Neg. Pariaman, 1973Alumni : SMA Neg. Pariaman, 1973Pekerjaan : Dosen Fakultas Kedokteran USU - Medan.Pekerjaan : Dosen Fakultas Kedokteran USU - Medan. Depart. Farmakologi dan TerapeutikDepart. Farmakologi dan TerapeutikAlamat : Jl. Bom/ Jl. M. Hari Raya No. 171 Medan Alamat : Jl. Bom/ Jl. M. Hari Raya No. 171 Medan
Apotek Marita, Jl. Kapt. Muslim 234-A - MedanApotek Marita, Jl. Kapt. Muslim 234-A - MedanPendidikan Pendidikan
S1 : Farmasi FMIPA USU Medan (1983)S1 : Farmasi FMIPA USU Medan (1983)Apoteker : FMIPA USU Medan (1984)Apoteker : FMIPA USU Medan (1984)S2 : Pascasarjana ITB (1992)-bid studi-Farmakologi.S2 : Pascasarjana ITB (1992)-bid studi-Farmakologi.Istri : Hj. HartatiIstri : Hj. HartatiAnak : 1. dr. Andalusia M Admar (Dokter)-Yarsi, Jakarta. (27 Anak : 1. dr. Andalusia M Admar (Dokter)-Yarsi, Jakarta. (27 th)th) 2. A. Maritadinda Admar, ST (Ir-Lansechap)-Trisakti, Jkt 2. A. Maritadinda Admar, ST (Ir-Lansechap)-Trisakti, Jkt (25 th)(25 th) 3. Admar Jamal Jr (Fak. Ekonomi-Unand Ac-Inter, 3. Admar Jamal Jr (Fak. Ekonomi-Unand Ac-Inter, Sm.IV), 17 th. Sm.IV), 17 th. Cucu : 1 Orang: Almira Nahla Salsabil (5 th, 19 Juli 2004)Cucu : 1 Orang: Almira Nahla Salsabil (5 th, 19 Juli 2004)Hobi : Olah raga (Badmington dan Pencak silat), rekreasi Hobi : Olah raga (Badmington dan Pencak silat), rekreasi alam.alam. Menonton Flaura-fauna dan tinju.Menonton Flaura-fauna dan tinju.
BIODATA
Pencampuran obat (Compounding drugs) Pembagian obat (Dispensing drugs) Review profil pengobatan (Medication profile
review) Pendidikan pasien (Patien education) Menyediakan informasi obat (Provider of drug
information) Farmasi Klinis (Clinical pharmacy) Asuhan Farmasi (Pharmaceutical care) Farmakoterapi (Pharmacotherapy) Menyediakan/memberi perawatan kepada pasien
(Patient care provider)
Compunding Drugs
Di tahun 1940-an dan 1950-an, obat yang digunakan pasien terlebih dulu diracik (dicampur) oleh farmasis.
Kmd pabrik farmasi mulai mengambil alih peran ini. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Farmasis Rumah
Sakit bertanggung jawab mencampur obat-obat parenteral.
Saat ini, sebagian besar farmasis hanya mencampur obat-obat tertentu saja yang tidak tersedia di pasaran dan diperkirakan pencampuran obat-obat seperti ini akan lebih banyak di masa depan.
Di tahun 1960-an Farmasis Rumah Sakit menerapkan sistem distribusi obat dosis tunggal (unit dose drugs distribution) untuk mengurangi dispensing obat dan kesalahan administrasi. Kebanyakan rumah sakit dan fasilitas-fasilitas perawatan jangka panjang sekarang menggunakan sistem dosis tunggal. Pada tahun 1980-an peralatan dispensing otomatis telah tersedia baik untuk rumah sakit dan masyarakat.