06 Justifikasi RKL RPL

13
JUSTIFIKASI STUDI JUSTIFIKASI STUDI PENYUSUNAN RKL-RPL PENYUSUNAN RKL-RPL PABRIK-PABRIK DI KOMPLEKS INDUSTRI DAN KAWASAN INDUSTRI PT. PUPUK KALTIM Tbk.

description

AMDAL, 06 Justifikasi RKL RPL

Transcript of 06 Justifikasi RKL RPL

  • JUSTIFIKASI STUDI PENYUSUNAN RKL-RPLPABRIK-PABRIK DI KOMPLEKS INDUSTRI DAN KAWASAN INDUSTRI PT. PUPUK KALTIM Tbk.

  • DASAR HUKUMUNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 13Ayat (1)Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah dapat menyerahkan sebagian urusan kepada Pemerintah Daerah menjadi urusan rumah tangganya. Ayat (2)Penyerahan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

  • PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRPasal 20 Pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dalam rangka pengendalian pencemaran air pada sumber air berwenang:Menetapkan daya tampung beban pencemaran;Melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar;Menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi padatanah; Menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air; Memantau kualitas air pada sumber air; danMemantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutuair.

  • Pasal 24 Ayat (1) Setiap orang yang membuang air limbah ke prasarana dan atau sarana pengelolaan air limbah yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dikenakan retribusi. Ayat (2)Retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

  • PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIRPasal 40Ayat (1)Setiap usaha dan kegiatan yang akan membuang air limbah ke air atau sumber air wajib mendapatkan izin tertulis dari Bupati/ Walikota. Ayat (2)Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

  • LAMPIRAN A X: KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRITANGGAL 23 OKTOBER 1995BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK UREA

    PARAMETERKADAR MAKSIMUM (mg/L)BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton)BOD51001,5COD2503,75TSS1001,5Minyak dan Lemak250,4Amonia Total (sebagai NH3-N)500,75pH6,0 - 9,0Debit Limbah Maksimum15 m3/ton produk pupuk urea

  • BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PUPUK LAMPIRAN B XIII KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: KEP-51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

    PUPUK UREAPUPUK NITROGENAMONIAKPARAMETERBEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton)BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton)BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton)COD3,03,00,30TSS1,53,00,15Minyak dan Lemak0,30,30,03NH3-N0,751,500,30TKN1,52,25-pH6,0 9,06,0 9,06,0 9,0Debit Limbah Maksimum15 m3/ton produk15 m3/ton produk15 m3/ton produk

  • LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA TANGGAL 13 OKTOBER 1997

    KATEGORIRENTANGPENJELASANBaik0 - 50Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetikaSedang51 - 100Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetikaTidak sehat101 - 199Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetikaSangat tidak sehat200 - 299Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpaparBerbahaya300 - lebihTingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi

  • LAMPIRAN IIKEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR : KEP-107/BAPEDAL/11/1997ANGKA DAN KATEGORI INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA (ISPU)

  • LAMPIRAN IV-aKEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR: KEP-107/BAPEDAL/11/1997BATAS INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA DALAM SATUAN SI

  • SECARA PERHITUNGANKonsentrasi nyata ambien (Xx) ppm, mg/m3, dllAngka nyata ISPU (1)

    Xx 1

    Ia-IbI = ----------- (Xx Xb) + Ib .............(*)Xa-Xb

    I = ISPU terhitungXa = Ambien batas atasIa = ISPU batas atasXb = Ambien batas bawahIb = ISPU batas bawahXx = Kadar ambien nyata hasil pengukuranLAMPIRAN V-AKEPUTUSAN KEPALA BAPEDAL NOMOR : KEP-107/BAPEDAL/11/1997PERHITUNGAN INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA

  • CONTOH PERUBAHAN ANGKA SECARA PERHITUNGAN

    Diketahui konsentrasi udara ambien untuk jenis parameter Debu Urea adalah: 322 ug/m3Konsentrasi tersebut jika diubah ke dalam angka Indeks Standar Pencemar Udara adalah sebagai berikut:

    Dari Tabel Batas Indeks Standar Pencemar Udara (dalam Satuan SI)Maka :Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran 322 ug/m3Ia = ISPU batas atas 200 (baris 3)Ib = ISPU batas bawah 100 (baris 2)Xa = Ambien batas atas 350 (baris 3)Xb = Ambien batas bawah 150 (baris2)

  • 200-100I = ----------- (322-150) + 100350-150 = 186

    Jadi konsentrasi udara ambien Debu Urea 322 ug/m3 diubah menjadi Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) = 186Kesimpulan: Kategori TIDAK SEHAT, jarak pandang turun, terjadi pengotoran debu di mana-mana.