04550022.pdf

106
1 SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA SKRIPSI Oleh : TITIS ASTUTIK NIM. 04550022 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2009

Transcript of 04550022.pdf

  • 1

    SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

    ALOPESIA PADA MANUSIA

    SKRIPSI

    Oleh :

    TITIS ASTUTIK

    NIM. 04550022

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

    2009

  • 2

    SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

    ALOPESIA PADA MANUSIA

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada

    Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Malang

    Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

    Komputer Strata Satu (S-I)

    Oleh :

    TITIS ASTUTIK

    NIM: 04550022

    JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

    2009

  • 3

    HALAMAN PERSETUJUAN

    SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

    ALOPESIA PADA MANUSIA

    SKRIPSI

    Oleh :

    TITIS ASTUTIK

    NIM: 04550022

    Telah Disetujui oleh :

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    M.Amin Hariyadi, M.T Ahmad Barizi, M.A

    NIP. 150 368 791 NIP. 150 283 991

    Malang, 10 januari 2009

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Teknik Informatika

    Suhartono, S.Si, M.Kom

    NIP. 150 327 241

  • 4

    SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

    ALOPESIA PADA MANUSIA

    SKRIPSI

    Oleh :

    Titis Astutik

    NIM. 04550022

    Telah dipertahankan Di Depan Dewan Penguji

    Dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk

    Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom)

    Pada Tanggal, 21 Januari 2009

    Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan

    1. Penguji Utama : Ririen Kusumawati M.Kom ( )

    NIP. 150 368 775

    2. Ketua Penguji : Totok Chamidy M.Kom ( )

    NIP.150 381 177

    3. Sekertaris Penguji : M. Amin Hariyadi M.T ( )

    NIP. 150 368 791

    4. Anggota Penguji : Ahmad Barizi, M.A ( )

    NIP. 150 283 991

    Mengetahui dan Mengesahkan

    Ketua Jurusan Teknik Informatika

    Suhartono, S.Si, M.Kom

    NIP. 150 327 241

  • 5

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Titis Astutik

    NIM : 04550022

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan

    pada Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam

    Negeri Malang Dengan Judul SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA

    PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA ini adalah hasil karya sendiri dan

    bukan duplikasi karya orang lain baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali

    dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Selanjutnya apabila di

    kemudian hari ada Claim dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab dosen

    pembimbing dan atau pengelola Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik

    Informatika Universitas Islam Negeri Malang tetapi menjadi tanggung jawab saya

    sendiri.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

    pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sangsi akademis.

    Malang, 23 Januari 2009

    Yang membuat pernyataan

    Titis Astutik

  • 6

    !

    "##$"$$ #

    %"&'#() * #""

    $$ #$"$+# $,

    #- ,,,,,,

    #."#$$ #$"&&""

    "#$$ #$" $##,

    #- ,,,,,,

    #'#/,$+01##

    $2."#$$ $$$$

    ## #$#$,,,,

    '#2&2#& "$$

    * $+,,,,

    # # $'$#+ %"% #

    - $"3441,

  • 7

    !"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum

    datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu

    sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta

    digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah

    Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya

    pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat

    dekat ( Qs. Al-Baqarah/2 : 214).

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq

    serta hidayah-Nya yang telah diberkan kepada penulis, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan judul Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

    Penyakit Alopesia Pada Manusia Adapun benar skripsi sulit untuk dapat

    terwujud manakala penulis tidak dapat dukungan dari berbagai pihak, baik berupa

    saran maupun kritik, lebih-lebih bantuan yang bersifat moral. Karena itulah

    sepatutnya diucapkan terimakasih yang tak terhingga, terutama penulis tujukan

    kepada yang terhormat :

    1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

    (UIN) Malang.

    2. Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro. SU.DSc, selaku Dekan Fakultas

    Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri ( UIN) Malang.

    3. Suhartono. S.Si. M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

    Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

    4. M.Amin Haryadi. M.T, dan Ahmad Barizi, M.A selaku Dosen

    Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan kontribusi

    pengetahuan dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.

    5. Ibu dan ayah yang selalu membimbing, mendidik, mengarahkan dan

    mendoakan sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

    6. Prof. Dr. M. Cholis. Spkk, selaku dokter yang memberikan pengetahuan

    tentang penyakit alopesia yang berhubungan dengan skripsi ini.

  • 9

    7. Teman-teman teknik informatika, terutama angkatan 2004 beserta semua

    pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini,dan

    8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimaksih

    banyak.

    Pada akhirnya, kepada Allah jualah dimohon damba dan asa, semoga

    kebaikan dan pertolongan yang penulis dapatkan, khususnya dalam penyelesaian

    skripsi ini mendapatkan balasan yang sempurna dari Allah SWT.

    Amin Yaa Robbal Alamin

    Malang, 10 Januari 2009

    Penulis

  • 10

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

    SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

    MOTTO .......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR.................................................................................... viii

    DAFTAR ISI................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv

    ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

    1.1. Latar belakang...................................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    1.3. Batasan Masalah .................................................................................. 5

    1.4. Tujuan .................................................................................................. 6

    1.5. Manfaaat............................................................................................... 6

    1.6. Metodologi ........................................................................................... 6

    1.7. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 8

    BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 10

    2.1 Penyakit Alopesia .................................................................................. 10

    2.1.1 Pengertian Alopesia ................................................................. 10

    2.1.2 Penyebab Alopesia (Etiolagi)................................................... 10

    2.1.3 Gejala Klinis ............................................................................ 11

    2.1.4 Menentukan Stadium Pada Alopesia ....................................... 12

    2.1.5 Jenis Terapi/Pengobatan .......................................................... 14

    2.2 Kecerdasan Buatan.................................................................................. 16

    2.3 Sistem Pakar............................................................................................ 17

    2.3.1 Definisi Sistem Pakar............................................................... 17

    2.3.2 Keuntungan Sistem Pakar ........................................................ 21

    2.3.3 Kelemahan Sistem Pakar ......................................................... 22

    2.3.4 Konsep Dasar Sistem Pakar ..................................................... 23

  • 11

    2.3.5 Bentuk Sistem Pakar ................................................................ 25

    2.3.6 Struktur Sistem Pakar............................................................... 25

    2.3.7 Basis Pengetahuan (Knowledge Base)..................................... 27

    2.3.8 Mesin Inferensi ........................................................................ 29

    2.3.9 Ciri-Ciri Sistem Pakar .............................................................. 32

    2.4 Pengertian UML...................................................................................... 32

    2.4.1 Use Case Diagram....................................................................... 34

    2.4.2 Aktivity Diagram ........................................................................ 34

    2.4.3 Squence Diagram ........................................................................ 35

    2.4.4 Class Diagram ............................................................................. 35

    2.4.5 Statechartdiagram........................................................................ 35

    2.4.6 Collaboration Diagram................................................................ 35

    2.5 PHP (Hypertext Preprocessor) ................................................................ 36

    2.6 MySql...................................................................................................... 37

    2.7 Macromedia Dreamweaver ..................................................................... 37

    BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM.................................... 39

    3.1 Analisis Basis Pengetahuan (Knowledge Base)..................................... 39

    3.1.1 Blok Diagram Area Permasalahan .............................................. 39

    3.1.2 Blok Diagram Fokus Permasalahan ............................................ 40

    3.1.3 Blok Diagram Faktor Kritis ........................................................ 42

    3.1.4 Dependency Diagram.................................................................. 43

    3.1.5 Perancangan Pohon Keputusan Diagnosa Alopesia.................... 44

    3.1.6 Pembentukan Aturan .................................................................. 45

    3.2 Analisis Dan Perancangan Sistem........................................................... 46

    3.2.1 Use Case Diagram....................................................................... 46

    3.2.2 Aktivity Diagram dan Use Case Spesification............................ 49

    3.2.3 Use Case Sequence Diagram ...................................................... 54

    3.2.4 Class Diagram ............................................................................. 61

    3.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ........................................... 62

    3.2.6 Struktur Basis Data ..................................................................... 63

    3.3 Proses Foward Chaining ......................................................................... 66

  • 12

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 68

    4.1 Implementasi Program ..................................................................... 68

    4.1.1 Kebutuhan Hardware dan Software..................................... 68

    4.2 Struktur Menu Program ................................................................... 70

    4.3 Penjelasan Program.......................................................................... 71

    BAB V PENUTUP............................................................................................ 88

    5.1 Kesimpulan................................................................................... 88

    5.2 Saran............................................................................................. 88

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 90

    LAMPIRAN

  • 13

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Menentukan stadium pada alopesia areata.......................................... 12

    Tabel 2.2 Menentukan stadium pada alopesia androgenika................................ 13

    Tabel 2.3 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan sistem pakar ......... 19

    Tabel 3.1 Perbandingan rule ............................................................................... 45

    Tabel 3.2 Penjelasan use case diagram ............................................................... 48

    Tabel 3.3 Tabel User_admin ............................................................................... 63

    Tabel 3.4 Tabel anggota...................................................................................... 63

    Tabel 3.5 Tabel saran .......................................................................................... 64

    Tabel 3.6 Tabel penyakit..................................................................................... 64

    Tabel 3.7 Tabel Gejala ........................................................................................ 65

  • 14

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.2 Proses backward chaining ................................................................. 45

    Gambar 2.3 Proses fordward chaining .................................................................. 46

    Gambar 2.4 Diagram teknik penelusuran Dept First Search................................. 47

    Gambar 2.5 Diagram alir teknik penelusuran breadth first search........................ 47

    Gambar. 2.6 Software Tampilan Rasional Rose ................................................... 49

    Gambar 3.1 Blok diagram area permasalahan ...................................................... 56

    Gambar 3.3 Blok diagram sub fokus permasalahan alopesia areata..................... 57

    Gambar 3.4 Blok Diagram Sub Fokus Permasalahan alopesia androgenika ........ 58

    Gambar 3.5 Blok Diagram Faktor Kritis.............................................................. 59

    Gambar 3.7 Dependency Diagram........................................................................ 60

    Gambar 3.8 Pohon Keputusan............................................................................... 60

    Gambar 3.9 Use case diagram............................................................................... 63

    Gambar 3.11 Activity diagram untuk use case pendaftaran................................. 65

    Gambar 3.12 Activity diagram untuk use case login admin ................................. 66

    Gambar 3.13 Activity diagram untuk use case login pasien ................................. 66

    Gambar 3.14 Activity diagram untuk pilih gejala ................................................. 67

    Gambar 3.15 Activity diagram untuk mendiagnosa penyakit .............................. 68

    Gambar 3.16 Activity diagram untuk masukan saran .......................................... 69

    Gambar 3.17 Sequence diagram untuk pendaftaran ............................................ 70

    Gambar 3.18 Sequence diagram untuk login_pasien........................................... 71

    Gambar 3.19 Sequence diagram untuk pilih gejala ............................................. 72

    Gambar 3.20 Sequence diagram untuk mendiagnosa penyakit ........................... 73

    Gambar 3.21 Sequence diagram untuk masukan saran ....................................... 73

    Gambar 3.22 Sequence diagram untuk login admin............................................ 74

    Gambar 3.25 Sequence diagram untuk admin memasukkan gejala .................... 75

    Gambar 3.20 Sequence diagram untuk update .................................................... 76

    Gambar 3.21 Class diagram pakar mendiagnosa penyakit alopesia..................... 77

    Gambar 3.19 ERD Sistem..................................................................................... 78

    Gambar 3.19 Proses forward chaining ................................................................. 82

  • 15

    Gambar 4.1 Struktur menu program user.............................................................. 86

    Gambar 4.2 Struktur menu program admin .......................................................... 87

    Gambar 4.3 Halaman menu home......................................................................... 88

    Gambar 4.4 Halaman Menu profil ........................................................................ 88

    Gambar 4.5 Halaman Menu anggota .................................................................... 89

    Script untuk menyimpan data anggota :................................................................ 90

    Gambar 4.6 Halaman Menu saran......................................................................... 91

    Gambar 4.7 Halaman Menu bantuan .................................................................... 93

    Gambar 4.7 Halaman Menu login pasien.............................................................. 93

    Gambar 4.9 Halaman Menu tanya jawab.............................................................. 95

    Script untuk menampilkan gejala:......................................................................... 95

    Gambar 4.9 Halaman Menu hasil penyakit........................................................... 96

    Gambar 4.10 Halaman login admin ...................................................................... 98

    Gambar 4.11 Halaman utama admin..................................................................... 99

    Gambar 4.12 Halaman hasil data anggota............................................................. 99

    Gambar 4.16 Halaman utama saran .................................................................... 100

    Gambar 4.17 Halaman input gejala..................................................................... 102

    Gambar 4.18 Halaman input Penyakit ................................................................ 103

  • 16

    ABSTRAK

    Astutik, Titis. 2009. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Alopesia pada

    manusia.

    Pembimbing : (I) M.Amin Hariyadi, M.T, (II) Ahmad Barizi, M.A

    Kata Kunci : Sistem Pakar, penyakit alopesia, Forward Chaining

    Sejalan dengan pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi

    penurunan kepadatan rambut. Pria memiliki bentuk alopesia khusus yang

    berhubungan dengan hormon testosteron dan kelainan genetik. Wanita juga

    memiliki bentuk yang khusus. Alopesia adalah keadaan rontok atau hilangnya

    rambut di daerah yang pada keadaan normal mempunyai rambut. Biasanya faktor

    penyebab alopesia adalah faktor eksternal dan faktor internal (keturunan).

    Kemajuan dunia teknologi sangat membantu dunia modern salah satunya adalah

    Sistem pakar yang digunakan untuk mendeteksi suatu penyakit dalam dunia

    kedokteran. Sistem pakar digunakan untuk mendiagnosa penyakit alopesia

    berbasis web agar lebih mudah dan cepat. Padasarnya kesembuhan penyakit

    adalah atas kehendak Allah Swt. Dalam firmanNya dituliskan dalam surat Al-

    Baqarah /2) : 214 yang artinya:

    Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang

    kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

    Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan

    bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang

    beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,

    Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat ( Qs. Al-Baqarah/2 : 214).

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat sistem

    pakar yang mampu mendiagnosa serta memberikan solusi untuk penyakit alopesia

    yang terjadi pada manusia. Pembuatan sistem pakar ini menggunakan

    pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis data. Dengan metode inferensi yang

    digunakan adalah forward chaining.

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa program ini masih membutuhkan

    pengembangan pada sisi gejala-gejala alopesia dengan pengembangan program

    sejenis dengan domain yang lebih luas.

  • 17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit kulit kepala merupakan suatu penyakit yang menyerang

    organ tubuh manusia di bagian kepala yaitu salah satunya adalah alopesia.

    Alopesia adalah keadaan rontok atau hilangnya rambut dari kulit yang pada

    keadaan normal mempunyai rontokan rambut yang sering diakhiri dengan

    kebotakan merupakan salah satu problema estetis yang ditakuti, oleh karena

    itu masalah kerontokan rambut perlu mendapat perhatian dan penanggulangan

    sedini mungkin (Adinigtias,dkk. 1995:105). Sejalan dengan pertambahan usia,

    pada pria dan wanita akan terjadi penurunan kepadatan rambut. Pria memiliki

    pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon testosteron. Jika

    seorang pria tidak menghasilkan testosteron (akibat kelainan genetik), maka

    dia tidak akan memiliki pola kebotakan tersebut. Wanita juga memiliki pola

    kebotakan yang khusus (www.medicastore.com).

    Alopesia paling sering terjadi pada kulit kepala, biasanya terjadi secara

    bertahap dan bisa seluruh kulit kepala kehilangan rambutnya (alopesia totalis)

    atau hanya berupa bercak-bercak di kulit kepala. Sekitar 25% pria mulai

    mengalami kebotakan pada usia 30 tahun dan sekitar duapertiga pria menjadi

    botak pada usia 60 tahun. Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai

    rambut dan setiap harinya, rata-rata sebanyak 100 helai rambut hilang dari

    kepala. Kebotakan yang diturunkan terjadi akibat kegagalan tubuh untuk

  • 18

    membentuk rambut yang baru, bukan karena kehilangan rambut yang

    berlebihan (www.alopesia.com).

    Pada umumnya setiap orang ingin tampil menawan, baik pria maupun

    wanita. Penampilan seseorang tergantung dari banyak aspek. Salah satu hal

    yang menunjang penampilan adalah rambut. Bahkan ada peribahasa Rambut

    adalah mahkota. Pada umumnya kita semua tentu sangat ingin memiliki

    rambut yang indah. Namun ada banyak hal yang dapat mengurangi

    penampilan, salah satunya adalah alopesia (kebotakan). Tentu saja dalam

    masalah ini akan ada suatu solusinya yang dikembangkan dengan

    menggunakan suatu sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit kepala

    (alopesia) berbasis web agar lebih mudah dan cepat. Padasarnya kesembuhan

    penyakit adalah atas kehendak Allah Swt. Dalam firmanNya dituliskan dalam

    surat Al-Baqarah (2) : 214

    !"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum

    datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu

    sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta

    digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah

    Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya

    pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat

    dekat ( Qs. Al-Baqarah/2 : 214).

    Ayat di atas menjelaskan bahwa barang siapa yang bersabar dengan

    cobaan (penyakit), maka akan datang pertolongan Allah dan susungguhnya

  • 19

    pertolongan itu amat dekat karena setiap penyakit pasti akan ada obatnya.

    Kata korib artinya pertolongan Allah itu amat dekat, sistem pakar ini dibangun

    dan dirancang untuk mendeteksi suatu penyakit alopesia ke dalam bentuk web

    supaya dapat diakses di internet tanpa harus bertatap muka dengan seorang

    pakar, karena dengan sistem ini orang bisa mengakses dimana dan kapan saja.

    Dengan adanya kemajuan dan perkembangan teknologi yang semakin

    pesat, dikembangkan suatu teknologi yang mampu memproses dan cara

    berpikir manusia dengan teknologi Kecerdasan Buatan, yaitu dengan sistem

    pakar yang merupakan salah satu bagian dari Kecerdasan Buatan yang

    mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau

    banyak pakar ke dalam satu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang

    dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah dengan mudah

    dan cepat.

    Berpengaruh pula pada perkembangan sistem pakar saat ini, sehingga

    sistem pakar dengan mendiagnosa penyakit semakin memasyarakat.

    Perkembangan ini sangatlah membantu menyajikan informasi dengan cepat

    dan efisien dalam mendiagnosa suatu penyakit alopesia, sehingga pengguna

    dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi. Tercantum dalam

    surat Ar-Rahman (55) : 33

    # $% & ! " # $'# %# (! "% &!) ! ""# # '**"

    Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)

    penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya

    kecuali dengan kekuatan.

  • 20

    Ayat di Atas menjelaskan bahwa kata sulthan artinya adalah ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Karena itu hanya kemajuan dan perkembangan

    teknologi yang mampu memproses dan cara berpikir manusia seperti halnya

    dengan sistem pakar untuk menyelesaikan suatu masalah dan mengambil

    keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pakar.

    Sistem pakar merupakan program Artificial Intelligence (AI) yang

    menggabungkan basis pengetahuan dengan inference engine. Program ini

    bertindak sebagai seorang konsultan dalam suatu lingkungan keahlian tertentu.

    Sebagai hasil dari himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari

    beberapa orang pakar. Salah satu bidang aplikasi dalam sistem pakar adalah

    proses diagnosis yaitu suatu proses yang menentukan penyebab atau sumber-

    sumber kegagalan dari suatu sistem atau peralatan yang berdasarkan gejala-

    gejala yang diamati. Proses diagnosis sering dilakukan oleh pakar dalam

    bidang penelitian maupun kedokteran.

    Dari permasalahan akan dicoba untuk membangun rekayasa perangkat

    lunak yang dirancang oleh sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit kulit

    kepala (alopesia) dengan menggunakan aplikasi web. Aplikasi sistem pakar

    dengan web di pakai oleh user agar dapat berinteraksi dengan penyedia

    informasi secara mudah dan cepat.

    Dalam penyampaian informasi dapat dilakukan menggunakan

    komputer yaitu dengan layanan internet dengan permintaan dari user.

    Permintaan tersebut akan diproses dalam sistem, kemudian hasilnya akan

    dikirim lagi ke user dengan ditampilkan pada layar perangkat komputer,

  • 21

    diharapkan sistem ini mampu memberikan informasi yang optimal dengan

    timbal balik dari user dan sistem.

    Dalam proses mendiagnosa untuk mendapatkan suatu solusi, maka

    penulis membuat tugas akhir dengan judul SISTEM PAKAR UNTUK

    MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA, dan

    menggunakan metode forword chaining yang diaplikasikan ke dalam layanan

    internet berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan

    MySQL sebagai databasenya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu,

    bagaimana merancang dan membangun rekayasa perangkat lunak sistem pakar

    yang mampu mendiagnosa penyakit alopesia sehingga pasien secara mudah

    dan cepat mendapatkan solusi dan informasi.

    1.3 Batasan Masalah

    Agar penyusunan tugas akhir ini tidak keluar dari pokok

    permasalahan yang dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi

    pada :

    1. User yang dapat menggunakan sistem pakar ini adalah pasien dan

    dokter.

    2. Input dari user berupa data pasien serta gejala-gejala yang timbul

    untuk menentukan hasil diagnosis.

  • 22

    3. Informasi alopesia didapat dari buku-buku, internet dan dari dokter.

    4. Aplikasi yang dibangun akan difokuskan untuk diagnosa penyakit

    alopesia berdasarkan pgejala.

    5. Pengembangan aplikasi ini akan di dititik beratkan pada

    implementasi metode inferensi forward chaining.

    1.4 Tujuan

    Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah merancang dan

    membangun rekayasa perangkat lunak sistem pakar berbasis web yang

    mampu mendiagnosa alopesia pada manusia untuk mendapatkan solusi

    dan informasi yang mudah dan cepat.

    1.5 Manfaat

    1. Mempermudah dan mempercepat pasien dan dokter dalam proses

    diagnosis serta pemberian solusi yang lebih cepat dan mudah.

    2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pijakan bagi para

    peneliti berikutnya yang akan membahas mengenai masalah sistem

    pakar.

    1.6 Metode Penelitian

    Dalam pembuatan tugas akhir ini meliputi langkah-langkah sebagai

    berikut :

    1. Pengumpulan data-data yang diperlukan:

    a. Studi literatur.

  • 23

    Pembelajaran dari berbagai macam literatur tentang penyakit kulit

    (alopesia), konsep dan teori dasar sistem pakar serta pengembangan

    program PHP dan My-SQL.

    b. Browsing

    Pengamatan keberbagai web site di internet yang menyediakan

    informasi yang relevan dengan permasalahan dalam pembuatan sistem

    ini.

    c. Observasi

    Melakukan pengamatan terhadap data yang diteliti, melakukan

    interview dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pembuatan

    program untuk mendiagnosa alopesia yaitu pakar penyakit kulit.

    2. Analisa data yang telah dikumpulkan

    Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari hasil

    observasi yaitu menggabungkan dengan laporan survey dan kebijakan

    pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan

    pemodelan.

    3. Perancangan dan Desain Sistem

    Memahami rancangan sistem pakar sesuai data yang ada dan

    mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna.

    Pemodelan sistem ini berupa Blok Diagram Area Permasalahan, Blok

    Diagram Fokus Permasalahan, Blok Diagram Faktor Kritis Dependency

    Diagram, serta perancangan use case diagram, perancangan activity

    diagram, perancangan Sequence diagram, perancangan squence diagram

  • 24

    dan perancangan class diagram.

    4. Pembuatan Aplikasi

    Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi

    sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya.

    Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit kepala (alopesia)

    dibangun dengan PHP dan MySQL.

    5. Uji Coba dan Evaluasi

    Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara

    keseluruhan. Proses uji coba ini diperlukan untuk memastikan bahwa

    sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang

    ditetapkan dan tidak ada kesalahan.

    6. Penyusunan Buku Tugas Akhir

    Pembuatan buku tugas akhir ini berdasarkan penelitian yang telah

    dilakukan dan dari hasil program.

    1.7 Sistematika Pemabahasan

    Sistematika pembahasan merupakan urutan dari beberapa uraian

    dalam suatu pembahasan dalam sistem penulisan ini. Sistematika

    pembahasan meliputi beberapa bab yang akan dibahas sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN.

    Bab ini membahas secara umum mengenai latar belakang masalah,

    Rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian , batasan

    masalah, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

  • 25

    BAB II : KAJIAN TEORI.

    Bab ini membahas tentang teori teori yang yang berkaitan dengan

    permasalahan yang diambil.

    BAB III : DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

    Pada bab ini membahas tentang analisa yang dilakukan dalam merancang

    dan membuat sistem pakar yang meliputi perancangan blok diagram

    sistem (desain umum sistem), perancangan Use Case Diagram,

    Perancangan Activity Diagram, perancangan Sequence Diagram, dan

    perancangan Class Diagram.

    BAB IV : HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISA SISTEM.

    Bab ini membahas tentang implementasi dan pengujian sistem secara

    umum maupun terperinci. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi

    yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan

    permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.

    BAB V : PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan.

  • 26

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 PENYAKIT ALOPESIA

    2.1.1 Pengertian alopesia (Kebotakan)

    Alopesia adalah keadaan rontok atau hilangnya rambut dari kulit

    yang pada keadaan normal mempunyai rambut kerontokan rambut

    yang sering diakhiri dengan kebotakan (Adiningsih,dkk. 1995:105).

    2.1.2 Penyabab (Etiologi)

    Berdasarkan penyebabnya, alopesia dapat dibagi menjadi dua

    jenis yaitu (cegahbotak.com) :

    a. Alopecia Areata, yang disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, yaitu:

    1) Jamur yang timbul di kulit kepala karena polusi udara lembab, air

    yang mengandung banyak bakteri.

    2) Stress / beban pikiran yang berlebihan.

    3) Kelainan pada immune sistem, biasanya karena pengaruh dari

    pemakaian narkotik, obat-obatan perangsang otot, antibiotic,

    alkohol, rokok.

    4) Kurangnya pasokan oksigen dalam darah yang timbul karena

    berlebih, kurang seimbangnya pola makan sehat, dan kurangnya

    aktifitas .

    b. Alopecia Androgenetica, disebabkan oleh hormon dihidrotestosteron

    yang bersifat keturunan, sehingga siklus rambut menjadi pendek dan

  • 27

    menyebabkan kerontokan rambut yang berlebihan, hampir 95%

    kerontokan rambut laki-laki maupun perempuan.

    2.1.3 Gejala Klinis

    1. Gejala klinis alopesia Areata

    a) Kerontokan rambut pada kulit kepala

    b) Kerontokan rambut pada kulit Alis

    c) Kerontokan rambut pada kulit janggut

    d) Kerontokan rambut pada kulit bulu mata.

    e) Berbentuk bulat atau lonjong,

    f) Sisa rambut seperti tanda seru,

    g) Rambut sekitarnya tampak normal, tetapi mudah dicabut (Adhi

    Djuanda, 2007: 304-305),

    h) Botak mengenai seluruh rambut kepala

    i) Botak mengenai seluruh rambut yang ada pada seluruh tubuh.

    (william D James, MD. Timothy G Berger, MD. 2006:749).

    2. Gejala klinis alopesia androgenika

    a) Rambut masih penuh

    b) Pengurangan rambut pada kedua bagian temporal (dahi)

    c) Border line (garis dahi menjadi mundur)

    d) Pengurangan rambut daerah frontotemporal (dahi), disertai

    pengurangan rambut bagian midfrontal (puncak kepala)

    e) Pengurangan rambut daerah frontotemporal (dahi), disertai

    pengurangan rambut bagian midfrontal (puncak kepala) menjadi

  • 28

    berat.

    f) Seluruh kelainan menjadi satu

    g) Botak luas dibatasi pita rambut jarang

    h) Botak frontotemporal (dahi) menjadi satu dengan bagian verteks

    (puncak kepala) (adhi djuanda, 2007: 305-306).

    2.1.4 Menentukan Stadium Pada Alopesia

    Berikut ini adalah tabel yang digunakan untuk menentukan tingkat/stadium

    pengobatan pada alopesia areata.

    Tabel 2.1 Menentukan stadium pada alopesia areata

    gambar stadium

    Stadium awal

    Paling sering ditandai oleh

    bercak kebotakan yang bulat

    atau lonjong, berbatas tegas.

    Permukaan lesi tampak halus,

    licin Pada daerah yang botak ada

    rambut yang terputus bila

    rambut ini dicabut terlihat bulus

    yang atrofi.

    Stadium tengah (totalis)

    Bila lesi telah mengenai seluruh

    atau hampir seluruh skalp,

    disebut alopesia totalis.

    Stadium akhir (universalis)

    Apabila alopesia totalis

    ditambah pula dengan alopesia

    di bagian badan lain yang dalam

    keadaan normal berambut

    terminal, disebut alopesia

    universalis.

    Gambar : www.medicastore.com

    Sumber : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

  • 29

    Berikut ini adalah tabel Norwood yang digunakan untuk menentukan

    tingkat/stadium pengobatan pada alopesia androgenika:

    Tabel 2.2 Menentukan stadium pada alopesia androgenika

    Gambar Stadium

    Norwood 1-3 [area hijau],

    adalah Kondisi dimana

    kebotakan adalah pada

    stadium awal yang pelan

    namun pasti progresnya

    akan mencapai Norwood 7.

    Norwood 4 [area kuning],

    adalah kondisi dimana

    kebotakan pada stadium

    tengah [medium] yang

    progresnya akan mencapai

    Norwood 7

    dengan sangat cepat [+/- 3

    bulan].

    Norwood 5-7 [area

    merah], adalah kondisi

    dimana kebotakan adalah

    pada stadium yang sudah

    akhir [terminal].

    Sumber : Hair lost control klinik

  • 30

    2.1.6 Jenis Terapi Dan Pengobatan

    2.1.6.1 Terapi pada alopesia areata

    a. Pengobatan pada stadium awal

    1) Terapi konservatif

    Kerontokan rambut yang disebabkan kekurangan gizi, gangguan

    hormonal dan obat-obatan bisa disembuhkan dengan mengobati

    penyakit dasar melalui terapi konservatif.

    Jenis Terapi Konservatif :

    a. Terapi Lokal : Dengan mengoleskan obat luar yang

    mengandung steroid, ostrogen, minoxidil.

    b. Terapi Sistemic : Penambahan Fe (zat besi) dan vitamin.

    2) Penyuntikan intralesi dengan triamsinolon asetonid dapat

    menolong dapat juga penutulan fenol 95% yang dinetralisirkan

    dengan alkohol setiap minggu.

    b. Pengobatan pada stadium tengah (totalis)

    1) Obat oles minoxidil

    2) Setiap bulan dapat diberikan methylprednisolone dengan dosis

    500mg/hari selama 3hari

    3) Penyuntikan intralesi dengan triamsinolon asetonid dapat

    menolong dapat juga penutulan fenol 95% yang dinetralisirkan

    dengan alkohol setiap minggu.

  • 31

    c. Pengobatan pada alopesia akhir (universalis)

    1) Obat oles minoxidil

    2) Mengoleskan methoxalen

    3) mengoleskan bahan iritatif ke daerah yang botak untuk

    merangsang pertumbuhan kembali

    4) Dengan terapi ultraviolet A (PUVA) widespered lesions

    2.1.7 Pangobatan dan terapi pada alopesia androgenika

    a. Pada stadium awal

    1) Dengan mengoleskan minogxidil

    2) Nutrisi dan vitamin untuk bekerja pada pertumbuhan rambut

    3) Hormon steroid

    4) Obat Minum finasteride diberikan 1mg tablet perhari

    5) Tritonoin 0,25% diminum 1hari 2kali

    6) Minum antiandrogen, spironolactone dan cyproterone bias juga

    digunakan untuk alopesia androgenika pada wanita

    7) Dengan Trichotherapy yaitu Pencegahan Rontok dan Penumbuhan

    Rambut dengan Sintesis Farmasi Modern

    b. Stadium tengah

    1) Dengan mengoleskan minogxidil

    2) Nutrisi dan vitamin untuk bekerja pada pertumbuhan rambut

    3) Hormon steroid

    4) Obat Minum finasteride diberikan 1mg tablet perhari

  • 32

    5) Tritonoin 0,25% diminum 1hari 2kali

    6) Minum antiandrogen, spironolactone dan cyproterone bisa juga

    digunakan untuk alopesia androgenika pada wanita

    7) Dengan Trichotherapy yaitu Pencegahan Rontok dan Penumbuhan

    Rambut dengan Sintesis Farmasi Modern

    c. Pada stadium akhir

    1) Dengan mengoleskan minogxidil

    2) Hormon steroid

    3) Pemakaian wig / rambut palsu

    4) Operasi HM [Hair Mulitiplication] dengan menggunakan rambut

    hasil cloning [biaya +/- USD 1,000,000]

    5) Operasi FUT [Follicular Unit Transplant] dengan menggunakan

    rambut sendiri sebagai donor [biaya +/- USD 10,000]

    2.2 KECERDASAN BUATAN

    Para ilmuwan memiliki dua pandang yang berbeda tentang Artificial

    Intelligence (kecerdasan buatan). Yang pertama adalah memandang AI sebagai

    bidang ilmu yang hanya fokus pada proses berfikir. Sedangkan yang kedua adalah

    memandang AI sebagai bidang ilmu yang fokus pada tingkah laku.

    Definisi AI yang paling tepat adalah acting rasionally dengan pendekatan

    rasional agent. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer bisa melakukan

    penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secara rasional berdasarkan

    hasil penalaran tersebut. Saat ini, dengan semakin cepatnya perkembangan

  • 33

    hardware dan software, berbagai produk AI telah berhasil dibangun dan

    digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan teknologi hardware

    performansinya semakin tinggi dan berukuran kecil serta didukung teknologi

    software yang semakin beragam dan kuat (Suyanto, 2007:10).

    AI mempunyai banyak ruang lingkup atau bidang. Bidang sistem pakar

    merupakan salah satu penyelesaian pendekatan yang sangat berhasil/ bagus untuk

    permasalahan AI klasi dari pemrograman intelligent (cerdas) (Muhammad

    Arhami: 1).

    2.3 SISTEM PAKAR

    2.3.1 Definisi sitem Pakar

    Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

    pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan

    masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang

    baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu

    dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang

    awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang

    sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para

    ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten

    yang sangat berpengalaman (Srikusumadewi, 2003:109).

  • 34

    Dalam surat saba(34): 26 yang berbunyi sebagai berikut:

    ( + , )$)#% *+ " , )-,).-& " '/ 0"Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, Kemudian dia

    memberi Keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi

    Keputusan lagi Maha Mengetahui" (Qs.Saba 34:26).

    Ayat di atas menjelaskan bahwa kata bil al-haqq artinya adalah benar,

    pendekatan kebenaran jika dikaitkan dengan sistem pakar adalah pada saat

    sistem itu mendiagnosa suatu penyakit dan akan ditemukan solusi yang sesuai

    dengan gejala yang diinputkan oleh si penderita. Sedangkan kata al-Fattah al-

    Alim artinya adalah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui. Ketika

    sistem diagnosa telah selesai diproses, maka akan keluar suatu keputusan yang

    merupakan solusi dari apa yang harus dilakukan oleh penderita untuk

    mencegah dan mengobati penyakit tersebut.

    Menurut Durkin : sistem pakar adalah suatu program komputer yang

    dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang

    dilakukan oleh seorang pakar.

    Menurut Ignizio : sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang

    berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat

    dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.

    Menurut Giarratano dan Riley: Sistem pakar adalah suatu sistem

    komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

    Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pakar adalah

    suatu sistem yang menyamai seorang pakar dari program komputer yang dapat

    menyelesaikan masalah. Sistem ini merupakan program komputer cerdas yang

    menggunakan pengetahuan inferensi untuk menyelesaikan masalah yang

  • 35

    cukup sulit sehingga membutuhkan seorang yang ahli dalam

    menyelesaikannya. Sistem ini diharapkan dapat bekerja seperti halnya seorang

    pakar.

    Seorang pakar dengan sistem pakar mempunyai banyak perbedaan.

    Dakin (1994) mengemukakan perbandingan kemampuan antara seorang pakar

    dengan sebuah sistem pakar seperti pada tabel berikut:

    Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan sistem pakar

    Table 2.3 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan sistem pakar

    Factor Human expert Expert sistem

    Time availability Hari kerja Setiap saat

    Geografis Lokal/tertentu Dimana saja

    Keamanan Tidak tergantikan Dapat diganti

    Pershable/dapat habis Ya Tidak

    Perormansi Variable Konsisten

    Kecepatan Variable Konsisten

    Biaya Tinggi Terjangkau

    (sumber: Muhammad Arhami, 2005:6)

    Dari tabel di atas dapat dikembangkan penjelasan lebih lanjut tentang

    keunggulan sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu:

    1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin

    sedangkan seorang pakar tidak mungkin bekerja terus menerus setiap

    hari tanpa beristirahat.

    2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan

  • 36

    kemudian dibagikan keberbagai lokasi maupun tempat yang berbeda-

    beda untuk digunakan, sedangkan seorang pakar hanya bekerja apada

    satu tempat dan pada saat yang bersamaan.

    3. Suatu sistem pakar dapat diberi pengamanan untuk menentukan

    siapa saja yang mempunyai hak akses untuk menggunakannya dan

    jawaban ynag diberikan oleh sistem yang terbebas dari proses

    ancaman, sedangkan seorang pakar bisa saja mendapatkan ancaman

    atau tekanan pada saat menyelesaikan permasalahan.

    4. Pengetahuan (knowledge) yang disimpan pada sistem pakar tidak

    akan bisa hilang / lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh

    maintenance yang baik, sedangkan pengetahuan seorang pakar

    manusia lambat laun akan hilang karena meninggal, usia yang

    semakin tua, maupun menderita suatu penyakit.

    5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak

    dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasai, perasaan

    kejiwaan, faktor ekonomi ataupun perasaan tidak suka. Akan tetapi

    sebaliknya dengan seorang pakr yang dapat dipengaruhi oleh faktor-

    faktor luar seperti yang disebutkan di atas ketika sedang

    menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah, sehingga dapat

    mmemunculkan jawaban yang berbeda-beda atas pertanyaan yang

    diajukan walaupun masalahnya sama.

    6. Umumnya kecepatan dalam memecahkan masalah pada suatu sistem

    pakar relative lebih cepat dibandingkan oleh seorang pakar manusia.

  • 37

    Hal ini sudah dibuktikan pada beberapa sistem pakar yang terkenal di

    dunia.

    7. Biaya menggaji seorang pakar lebih mahal bila dibandingkan dengan

    penggunaan program sistem pakar (dengan asumsi bahwa program

    sistem pakar itu sudah ada).

    Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk

    menggantikan seorang pakar, diantaranya:

    1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi.

    2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

    seorang pakar.

    3. Seorang pakar dan pensiun atau pergi

    4. Seorang pakar adalah mahal.

    5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.

    Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang

    dimiliki seorang pakar ke dalam komputer, dan kemudian kepada orang lain

    (nonexpert). Aktivitas yang dilakukan untuk memindakan kepakaran adalah:

    1. Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumberlainnya)

    2. Knowledge Representation (ke dalam komputer)

    3. Knowledge Inferencing

    4. Knowledge Transfering (Muhammad Arhami, 2005:6-11)

    2.3.2 Keuntungan Sistem Pakar

    Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan

    adanya sistem pakar, antara lain:

  • 38

    1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli,

    2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis,

    3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar,

    4. Meningkatkan output dan produktifitas,

    5. Meningkatkan kwalitas

    6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama

    keahlian langkah)

    7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya

    8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan

    9. Memiliki realibilitas

    10. Meningkatkan kapasitas sistem komputer

    11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak

    lengkap dan mengandung ketidak pastian

    12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan

    13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah

    14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

    2.3.3 Kelemahan Sistem Pakar

    Disamping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga

    memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

    1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat

    mahal.

    2. Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitanya dengan

    ketersediaan pakar dibidangnya.

  • 39

    3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

    2.3.4 Konsep Dasar Sistem Pakar

    Menurut Efrain Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung:

    keahlian, ahli pengalian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan.

    Dalam surat Al-Hasyr (59): 18 yang berbunyi sebagai berikut:

    $1#2 #. (" % / )0 ! 3 ) 4"

    Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

    setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok

    (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha

    mengetahui apa yang kamu kerjakan(Qs.Al-Hasyr 59:18).

    Ayat di atas menjelaskan bahwa pengetahuan dari suatu sistem pakar

    dapat direpresentasikan, untuk merepresentasikan pengetahuan adalah dalam

    bentuk aturan, misalnya mendiagnosa penyakit dengan cara memasukkan

    gejala yang dialami, setelah itu dilakukan proses diagnosa yang akan

    menghasilkan suatu kesimpulan dan solusi. Dengan cara tersebut sistem pakar

    akan mampu mendeteksi dan mengetahui suatu penyakit berdasarkan gejala.

    Keahlian suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu

    yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk

    pengetahuan yang termasuk keahlian adalah:

    1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

    2. Teori-teori pada lingkup permasalahna tertentu.

    3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup

  • 40

    permasalahan tertentu.

    4. Startegi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.

    5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)

    Bentuk-bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil

    keputusan lebih cepat dan lebih baik dari pada seseorang yang bukan ahli.

    Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,

    mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun

    kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan auturan-aturan jika

    dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya ahli mereka.

    Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian

    dialihkan lagi ke orang yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dadri sistem

    pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu:

    1. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber

    lainnya),representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan,

    dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di

    komputerdisebut dengan nama basis pengetahuan. Ada 2 tipe

    pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).

    2. Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah

    kemampuan untuk menanlar. Jika keahlian-keahlian sudah tesimpan

    sebagai basis pengetahuan dan sudah tesedia program yang mampu

    mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk

    membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor

    inferensi (inference engine)

  • 41

    3. Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule based

    sistem, yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan- aturan.

    Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.

    4. Fitur lainnya dari sistem pakar adalah kemampuan untuk

    merekomendasi. Kemampuan inilah yang membedakan sistem pakar

    dengan sistem konvensional.

    2.3.5 Bentuk Sistem Pakar

    Ada 4 macam bentuk sistem pakar antara lain:

    1. Berdiri sendiri. Sistem pakar jenis ini merupakan sistem pakar yang

    berdiri sendiri tidak tergabung dengan software yang lainnya.

    2. Tergabung. Sistem pakar jenis ini merupakan bagian program yang

    terkandung didalam suatu algoritma atau merupakan suatu program

    dimana didalamnya memanggil algoritma subrutin lain.

    3. Menghubungkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan

    sistem pakar yang menghubungkan kesuatu paket program tertentu

    misalnya dengan DBMS.

    sistem mengabdi. Sistem pakar ini merupakan bagian dari komputer

    khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu misalnya

    sistem pakar yang digunakan untuk membantu menganalisa data radar.

    2.3.6 Struktur Sistem Pakar

    Sistem pakar terdiri atas ada 2 bagian pokok yaitu : lingkungan

    pengambangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan ini

  • 42

    digunakan sebagai basis pembangunan sistem pakar baik dari segi

    pembangunan komponen maupun maupun basis pengetahuan. Lingkungan

    konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

    User

    Antarmuka

    Aksi yang

    direkomendasi

    Motor Inferensi

    BLACKBOARD

    RencanaSolusi

    Fasilitas Penjelasan

    Basis Pengetahuan

    Fakta: Apa yang diketahui tentang area domain

    Aturan: Logical reference

    Rekayasa Pengetahuan

    Pengetahuan Ahli

    Penyaring

    Pengetahuan

    Interpreter Scheduler

    Consistency Enforcer

    Agenda Deskripsi

    Penambahan

    Pengetahuan

    Fakta-fakta

    tentang kejadian

    khusus

    Lingkungan PengembanganLingkungan Konsultasi

    Gambar 2.1 Struktur sistem pakar

    (Sumber: Sri Kusumadewi, 2003: 114)

    Komponen yang ada pada sitem pakar adalah pada gambar 2.1 di atas:

    1. Subsistem penambahan pengetahuan. Pada bagian ini digunakan untuk

    memasukan pengetahuan, merekontruksi atau memperluas pengetahuan

    dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari: ahli, buku,

    basisdata, penelitian dan gambar.

    2. Basis pengetahuan. Berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk

    memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah.

    3. Motor inferensi. Program yang berisi metodelogi yang digunakan untuk

    melakukan penalaran terhadap informasi-informasi yang dalam basis

  • 43

    pengetahuan dan blackboard, serta yang digunakan untuk

    memformulasikan konklusi.

    4. Blackboard. Merupakan area dalam memori yang sedang digunakan untuk

    merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan

    sementara.

    5. Antarmuka digunakan untuk media komunikasi antara user dan dan

    program.

    6. Subsistem penjelasan. Digunakan untuk melacak respond dan memberikan

    penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui

    pertanyaan :

    1) Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar ?

    2) Bagaimana konklusi dicapai?

    3) Mengapa ada alternatif yang dibatalkan?

    4) Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?

    7. Sistem penyaring pengetahuan. Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi

    kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-

    pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang.

    2.3.7 Basis Pengetahuan

    : Nabi bersabda:Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia maka

    harus dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka

    harus deangan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka

    harus dengan ilmu.

  • 44

    Dari hadist di atas dijelaskan bahwa pada basis pengetahuan

    mengandung subuah pengetahuan penyelesaian masalah, dalam mendiagnosa

    penyakit, ahli dari masalah tersebut adalah sistem pakar yang akan mengetahui

    suatu penyakit dan solusi dari gejala-gejala yang ada. Berdasarkan

    penyelesaian tersebut tentu saja semua ini dengan ilmu pengetahuan.

    Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam

    penyelesaian masalah, didalam domain tertentu, ada 2 bentuk pendekatan

    basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu:

    a. Penalaran berbasis aturan

    Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

    menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN.bentuk ini digunakan apabila kit a

    memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan

    si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Disamping

    itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak

    (langkah-langkah) pencapaian solusi.

    b. Penalaran berbasis khusus

    Pada penalaran berbasis khusus, basis pengetahuan akan berisi slusi-

    solusi yang akan dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi

    untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan

    apabila user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasu yang

    hampir sama . Selain itu, bentuk ini juga digunakan apabila telah memiliki

    sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengtahuan (Sri Kusumadewi,

    2005, hal: 110-115).

  • 45

    2.3.8 Mesin Inferensi

    Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang

    digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin infernsi

    adalah program komputer yang memberikan metodelogi untuk penalaran

    tentang informasi yang ada dalam basis penetahuan dan untuk

    memformulasikan kesimpulan (Turban,1995).

    Kebanyakan sistem pakar berbasis aturan menggunakan strategi yang

    dinamakan modus ponen. Berdasarkan strategi ini, jika terdapat aturan IF A

    THEN B, dan jika diketahui bahwa A benar, maka dapat disimpulkan bahwa

    B juga benar. Strategi inferensi modus ponen dinyatakan dalam bentuk:

    [A AND (AB)] B

    dengan A dan AB adalah proposisi-proposisi dalam basis pengetahuan.

    Terdapat 2 pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar

    berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan

    pelacakan ke depan (forward chaining). Pelacakan kebelakang adalah

    pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven). Dalam pendekatan ini

    pelacakan dimulai dari tujuan tersebut untuk kesimpulannya.

    Gambar berikut menunjukkan proses backward chahining.

    Observasi A aturan 1 fakta C

    Aturan 3

    Observasi B aturan 2 fakta D Tujuan 1(kesimpulan)

    Aturan 2

    Gambar 2.2 Proses backward chaining

  • 46

    Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori oleh data (data-

    drven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukannya,

    dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan

    mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN.

    Gambar berikut menunjukkan proses forward chaining.

    Observasi A aturan 1 fakta C kesimpulan1

    Aturan 3

    Observasi B aturan 2 fakta D kesimpulan2

    Aturan 2

    fakta E

    Gambar 2.3 Proses fordward chaining

    Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhu oleh tiga macam penelusuran,

    yaitu Depth-first search, Breadth-first search dan best-first search.

    a. Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari

    simpul akar begerak menurun ke tingkat dalam berurutan.

    b. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada

    setiap tingkat diuji sebelum pindah ketinggakat selanjutnya

    c. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya.

    (muhammah arhami, 2005, hal:19-20)

  • 47

    start

    Goal (End)

    Gambar 2.4 Diagram teknik penelusuran Dept First Search

    (sumber: muhammmad Arhami, 2005:21)

    Level 0

    Level 1

    Level 2

    Goal

    Gambar 2.5 Diagram alir teknik penelusuran breadth first search

    (sumber: Muhammmad Arhami, 2005:21)

    5

    6

    7

    8 9 10

    1

    2

    4 3

    1

    2 3

    7 6 7

    4

    8 9 10

  • 48

    2.3.9 Ciri-Ciri Sistem Pakar

    Sismtem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Memiliki fasilitas informasi yang handal

    2. Mudah dimodifikasi

    3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer

    4. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi

    2.4 Pengertian UML (Unified Modelling Language)

    Rational Rose merupakan salah satu software yang paling banyak

    digunakan untuk melakukan design software melalui pendekatan UML

    (Unified Modelling Language). Rational Rose merupakan software yang

    menyediakan banyak fungsi - fungsi seperti : design proses, generate code,

    reverse engineering, serta banyak fungsi-fungsi yang lain. Rational Rose

    merupakan tool yang sangat mudah karena sudah menyediakan contoh-contoh

    design dari beberapa software. Sebelum menggunakannya, terlebih dahulu

    pahamilah tentang UML ( Unified Modelling Language ). Tutorial ini

    ditujukan untuk pembaca yang sudah memiliki pengetahuan tentang UML

    (Unified Modelling Language).

    Untuk membuat file Rational Rose, buka aplikasi Rational Rose

    sehingga anda akan dihadapkan pada beberapa pilihan seperti terlihat pada

    gambar 1, contohnya: jdk-12,jdk-116, jenterprise,jfc-11,Oracle Database ,

    Rational Unified Process (RUP), VB6 Standard serta model-model yang lain.

    Model-model ini merupakan pilihan apakah ingin membuat file Rational Rose

  • 49

    yang mengandung komponen Java, Visual Basic atau Visual C++. Hal ini

    dibutuhkan ketika nanti akan melakukan generate code (membuat contoh

    code) dari design yang telah dibuat.

    Gambar. 2.6 Software Tampilan Rasional Rose

    Rational Unified Proses (RUP ) merupakan pilihan yang tepat

    untuk membuat suatu design yang lengkap dengan cara mudah karena

    model ini merupakan template,sehingga kita dapat langsung melakukan

    perubahan dengan mengganti use case,actors,class diagram yang telah ada

    pada template RUP.

    Pada Rasional Rose ada beberapa diagram diantranya: I Activity

    Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Statechart Diagram,

    Collaboration Diagram. Tapi yang sering di gunakan Use Case Diagram,

    Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram. Berikut

    Penjelasan dari masing-masing diagram:

  • 50

    2.4.1 Use Case Diagram

    Use case diagram menggambarkan interaksi antara actor dengan

    proses atau sistem yang dibuat. Use case diagram mempunyai beberapa

    bagian penting seperti: Actor, Use Case,Undirectional Association ,

    Generalizati on.

    Actor

    Actor merupakan bagian dari use case yang bertindak sebagai

    subjek ( pelaku) dalam suatu proses.

    Use Case

    Use case adalah proses-proses yang terjadi dalam suatu software.

    Use case juga menggambarkan apa yang sedang dilakukan oleh seorang

    Actor.

    Relasi

    Relasi menggambarkan hubungan antara actor dan use case. Relasi-

    relasi tersebut dapat dibagi menjadi:

    1 Undirectional Association

    2 Generalization

    3 Dependency

    2.4.2 Activity Diagram

    Activity diagram menggambarkan proses-proses yang terjadi mulai

    aktivitas dimulai sampai aktivitas berhenti.Activity diagram ini mirip

    dengan flowchart diagram. Untuk membuat activity diagram klik kanan

    pada design model kemudian klik new activity diagram

  • 51

    2.4.3 Sequence Diagram

    Sequence diagram merupakan interaksi antara objek-objek dalam

    suatu sistem dan terjadi komunikasi yang berupa pesan(message) serta

    parameter waktu.untuk membuat sequence diagram klik kanak pada

    package, kemudian pilih new sequence diagram

    2.4.4 Class Diagram

    Class diagram menggambarkan interaksi antar class serta atribut-

    atribut yang melekat pada class tersebut. Sebelum membuat class diagram,

    terlebih Statechart dahulu harus dibuat class-class yang diperlukan untuk

    sistem tersebut.

    2.4.5 Statechart Diagram

    Statechart Diagram merupakan diagram yang menggambarkan

    perubahan state dari state yang satu ke state lainnya. Untuk membuat

    statechart diagram hampir sama dengan membuat activity diagram

    yaitu:klik kanan pada Package design model kemudian pilih New terus

    Statechart Diagram.

    2.4.6 Collaboration Diagram

    Collaboration Diagram hampir sama dengan sequence diagram

    tetapi berbeda pada objek yang di titik tekankan , collaboration lebih

    menekankan pada pemunculan objek itu sendiri sedangkan sequence

    diagram lebih pada penyampaian message dengan parameter waktu. Untuk

    membuat collaboration diagram dapat secara otomatis dibuat jika sudah

  • 52

    ada sequence diagramnya.untuk membuat collaboration diagram klik

    browse pada menu kemudian create collaboration diagram, atau dengan

    menekan tombol F5 pada keyboard.

    2.5 PHP

    a. Pengertian PHP

    PHP singkatan dari PHP hypertext Prosessor yang digunakan sebagai

    bahasa script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada

    dokumen HTML. Penggunaan PHP memungkinkan Web dapat dibuat

    dinamis sehingga maintenance situs Web tersebut mnjadi lebih mudah dan

    efisian. PHP merupakan software Open_Source yang disebarkan dan

    dilisensikan secara gratis serta dapat di-download secara bebas dari situs

    resminya.

    b. Kelebihan-kelebihan PHP.

    PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa script

    sejenis. PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa

    melakukan apa saja yang dapat dilakukan oleh CGI, seperti

    mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis,

    dan kemampuan mengirim serta cookies, bahkan lebih dari pada

    kemampuan CGI.

    PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi, antara lain Linux, Unix

    (termasuk variannya HP-UX, Solaris, dan OpenBSD), Microsoft

    Windows, Mac OS X, RISC OS. PHP juga mendukung banyak web

  • 53

    Server, seperti Apache, Microsoft Internet Information Server (MIIS),

    Personalia Web Server (PWS), Netscape and iPlanet servers, Oreilly

    Website Pro server, audium, Xitami, OmniHTTPd, dan masih banyak lagi

    lainnya, bahkan PHP dapat bekerja sebagai suatu CGI processor (Kasingan

    Peranginangin, 2006:2-3).

    2.6 MySQL

    MySQL adalah suatu Relasional database management sistem (RDBMS)

    yang mendukung database yang terdiri dari sekumpulan relasi atau tabel

    (kasiman, 2006 : 381). My SQL sangat cocok dengan PHP dengan

    beberapa pertimbangan. MySQL menggunakan suatu format standart SQL

    baasa data yang terkenal. MySQL dilepaskan dengan suatu lesensi open

    source, dan bekerja pada berbagai sistem operasi, dan banyak bahasa.

    MySQL bekerja dengan cepat dengan data yang besar. PHP menyediakan

    banyak fungsi untuk mendukung database MySQL (Kasiman

    Peranaginangin, 2006 : 389).

    2.7 Macromedia Dreamweaver

    1. Pengertian

    Dreamweaver merupakan software utama yang digunakan oleh

    web designer maupun web programmer guna mengembangkan situs web.

    Ruang kerja, fasilitas dan kemampuan Dreamweaver mampu

    meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam desain maupun

  • 54

    membangun situs web. Dreamweaver juga dilengkapi dengan fasilitas

    untuk manajemen situs yang cukup lengkap.p

    Fasilitas penyuntingan secara visual dari dreamweaver MX 2004

    dapat menambah desain dan fungsionalitas halaman web tanpa perlu

    menulis satu baris kode pun, serta dapat membuat dan mengedit image

    dalam macromedia firework dan juga dapat menambahkan objek flash

    secara langsung dalam Dreamweaver. (Madcom, 2004:1-2).

  • 55

    BAB III

    DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM

    3.1. REPRESENTASI ANALISIS BASIS PENGETAHUAN

    Dalam analisis basis pengetahuan, dijelaskan bahwa pengetahuan

    direpresentasikan ke dalam sistem yang sesuai dengan fungsi dan bentuknya

    yang dapat diproses oleh komputer. Sistem representasi pengetahuan

    didasarkan pada dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur yang

    digunakan sebagai pengetahuan untuk menyimpan struktur data.

    Basis pengetahuan ini berisi tentang pengetahuan-pengetahuan

    penyelesaian masalah dalam domain tertentu, pendekatan basis pengetahuan

    yang umum digunakan, yaitu dengan penalaran berbasis aturan, dan penalaran

    berbasis kasus.

    3.1.1 Blok Diagram Area Permasalahan

    Pembuatan blok diagram dimaksudkan untuk membatasi

    lingkup permasalahan yang dibahas dengan mengetahui posisi

    pokok bahasan pada domain yang lebih luas. Pada blok diagram ini,

    dapat dilihat bahwa penyakit kulit kepala yang dijadikan sebagai

    area permasalahan. Sedangkan yang akan di prototipekan hanyalah

    sebuah bagian dari domain permasalahan yaitu alopesia.

  • 56

    Gambar 3.1 Blok diagram area permasalahan

    3.1.2 Blok Diagram Fokus Permasalahan

    Setelah menemukan area permasalahan yang akan

    diprototipekan yaitu alopesia, maka proses selanjutnya adalah

    membentuk ke dalam blok diagram yang lebih fokus. Pada blok

    diagram fokus permasalahan terdapat permasalahan yaitu alopesia yang

    diklasifikasikan berdasarkan jenis alopesia yaitu alopesia areata ,

    alopesia androgenetika.

    Blok diagram fokus permasalahan digunakan untuk menjelaskan

    situasi penentuan keputusan untuk diagnosa akhir berupa gejala dalam

    alopesia berdasarkan jenis-jenis alopesia. Untuk menjelaskan gejala

    yang terdapat pada tiap jenis-jenis penyakit, maka dibentuk blok digram

    sub fokus permasalahan berdasarkan jenis penyakit alopesia.

    Penyakit kulit kepala

    Alopesia Sindap kering Kurap Sindap basah kadas kutil

    Penyakit kulit kepala

    Area permasalahan yang akan

    diprototipekan

  • 57

    gambar 3.2 Blok Diagram Sub Fokus Permasalahan secara umum

    a. Blok Diagram Sub Fokus Permasalahan Alopesia Areata

    Blok diagram sub fokus permasalahan alopesia areata pada gambar

    3.3, digunakan untuk menjelaskan fokus permasalahan yang lebih

    terperinci, dimana dalam diagram tersebut menjelaskan fokus

    permasalahan yang terjadi pada alopesia areata. jenis alopesia yang akan

    terdeteksi adalah gejala yang telah disebutkan.

    Gambar 3.3 Blok diagram sub fokus permasalahan alopesia areata

    b. Blok Diagram Sub Fokus Permasalahan Alopesia Androgenika

    Blok diagram sub fokus permasalahan kedua yang dapat dilihat

    pada gambar 3.4. Terdapat pada klasifikasi alopesia androgenika dimana

    Bulus atrofi

    (halus)

    rontok rambut

    pd kepala

    Bercak

    berbentuk

    bulat

    Alopesia areata

    rontok rambut

    pd alis,

    rontok

    rambut pd

    janggut

    rontok

    rambut pd

    bulu mata

    batang rambut

    kearah pangkal

    makin halus

    Rambut

    mudah

    dicabut

    rontok

    menganai

    seluruh

    kepala

    Botak

    mengenai

    seluruh

    rambut yg

    ada di

    seluruh badan

    alopesia

    Alopesia areata Alopesia androgenika

  • 58

    dalam jenis alopesia tersebut terdapat beberapa macam gejala, maka untuk

    gejala yang dipilih dalam alopesia androgenika, jenis alopesia yang akan

    terdeteksi adalah gejala yang telah disebutkan.

    Gambar 3.4 Blok Diagram Sub Fokus Permasalahan alopesia androgenika

    3.1.3 Blok Diagram Faktor Kritis

    Blok diagram faktor kritis pada gambar 3.6 merupakan blok

    diagram yang dipakai untuk menegaskan faktor-faktor kritis dalam area

    target keputusan yang akan diprototipekan. faktor kritis yang berpengaruh

    dalam pembuatan aplikasi ini adalah :

    Gejala, dibutuhkan dalam pencapaian keputusan. Dari masukan gejala

    yang dirasakan oleh pasien, maka akan didapatkan suatu hasil penyakit,

    stadium beserta pengobatannya.

    Terjadi umur 20th

    / awal 30 th

    Alopesia androgenika

    rambut rontok

    secara bertahap

    Puncak kepala

    menjadi botak

    Bagian pariental dan

    oksipital menipis

    Folikel membentuk

    rambut yang lebih

    halus dan berwarna

    lebih muda

    terjadi rasa

    terbakar dan

    gatal

    Garis rambut

    anterior lebar

  • 59

    Gambar 3.5 Blok Diagram Faktor Kritis

    3.1.4 Dependency Diagram

    Dependency diagram merupakan diagram yang mengindikasikan

    hubungan antara pertanyaan, aturan, dari suatu basis pengetahuan.

    Bentuk segitiga menunjukkan himpunan aturan (rule set) dan nomor dari

    himpunan tersebut. Bentuk kotak menunjukkan hasil dari rule baik

    berupa kesimpulan awal, fakta baru maupun rekomendasi atau saran.

    Sedangkan tanda tanya menunjukkan kondisi yang akan mempengaruhi

    isi dari rule.

    Dari dependency diagram pada gambar 3.7 dapat dijelaskan bahwa

    gejala menunjukkan kondisi yang mempengaruhi rule set 2 dari kondisi

    tersebut menghasilkan kesimpulan awal berupa hasil penyakit.

    Selanjutnya, hasil yang berasal dari rule set 2, membentuk rule set 1.

    Sehingga dalam rule set 1, terdapat basis pengetahuan berupa aturan

    yang telah diklasifikasikan berdasarkan gejala. Kemudian menghasilkan

    penyakit serta berupa terapi dan pengobatan.

    Gejala

    terapi dan pengobatan.

    Hasil jenis penyakit

  • 60

    Gambar 3.7 Dependency Diagram

    3.1.5 Perancangan Pohon Keputusan Diagnosa Alopesia

    Diagram pohon keputusan adalah suatu rancangan yang digunakan

    untuk membangun sistem pakar, diagram pohon keputusan akan

    mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan serta

    menentukan faktor kepastian dari diagnosa alopesia.

    sistem pakar kulitkepala

    G1

    G2

    G3

    G4 G6

    G7G8

    G9

    G10G11

    G12G13

    G15G16

    G17

    G5

    G14

    P004P001

    P002 P003

    P005P006

    Gambar 3.8 Pohon Keputusan

    Hasil penyakit ?Gejala

    Rule

    set2

    Rule

    set1

    Hasil

    diagnosa

    Berupa terapi

    dan

    pengobatan

  • 61

    3.1.6 Pembentukan Aturan (Rule)

    Dengan pembentukan aturan (rule) maka dapat dengan mudah

    mengetahui hasil akhir berikut adalah pembentukan rule:

    Tabel 3.1 Pembentukan Rule

    gejala penyakit

    G1 : Kerontokan rambut pada kulit

    kepala

    G2 : Kerontokan rambut pada kulit

    alis

    G3 : Kerontokan rambut pada kulit

    janggut

    G4 : Kerontokan rambut pada kulit

    bulu mata

    G5 :Botak berbentuk bulat atau

    lonjong

    G6 :Sisa rambut terlihat seperti

    tanda seru

    G7 :Rambut sekitarnya tampak

    normal, tetapi mudah

    dicabut.

    P001

    Alopesia Areata Stadium awal

    G8 :Botak mengenai seluruh

    rambut kepala

    P002

    Alopesia Areata Stadium tengah

    G9 :Botak mengenai seluruh

    rambut yang ada pada

    seluruh tubuh.

    P003

    Alopesia Areata Stadium akhir

    G10 : Rambut masih penuh

    G11 :Pengurangan rambut pada

    kedua bagian temporal (dahi)

    G12 :Border line (garis dahi

    menjadi mundur)

    G13: Pengurangan rambut daerah

    frontotemporal (dahi),

    disertai pengurangan rambut

    bagian midfrontal (puncak

    kepala)

    P004

    Alppesia androgenika stadium awal

    G14: Pengurangan rambut daerah

    frontotemporal (dahi),

    disertai pengurangan rambut

    bagian midfrontal (puncak

    kepala) menjadi berat.

    P005

    Alppesia androgenika Stadium tengah

  • 62

    G15 : Seluruh kelainan menjadi

    satu

    G16 : Botak luas dibatasi pita

    rambut jarang

    G17 : Botak frontotemporal (dahi)

    menjadi satu dengan bagian

    verteks (puncak kepala)

    P006

    Alppesia androgenika Stadium akhir

    3.2 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

    Untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem yang digunakan

    saat ini, kami melakukan analisa terhadap sistem dan memodelkannya

    dengan menggunakan functional modeling. Proses dan data model dari

    sistem dimodelkan dengan diagram Use Case Diagram, Activity Diagram,

    Sequence Diagram, dan Class Diagram.

    3.2.1 Use Case Diagram

    Untuk mengenal proses dari sistem yang lama atau sistem yang

    sekarang ini digunakan diagram use case. Dengan diagram use case ini

    dapat diketahui proses yang terjadi pada aktivitas laboratorium. Dengan

    diagram ini juga dapat diketahui fungsi yang digunakan oleh sistem yang

    sekarang. Gambar use case bisa dilihat di bawah ini (gambar 3.9)

  • 63

    pendaftaran_pasien

    login_pasien

    melihat hasil diagnosa

    masukkan saran

    men

    diagnosa penyakit

    pasien

    login_admin

    masukkan hasil diagnosa

    masukkan gejala

    update gejala

    update hasil diagnosa

    input data penyakit

    admin

    updateData()

    update data penyakit

    Gambar 3.9 Use case diagram

  • 64

    Berikut merupakan penjelasan Use case diagram diatas :

    Tabel 3.2 Penjelasan Use case diagram

    Aktor Input Nama Use Case Deskripsi Use Case

    Masukkan gejala Use case ini berfungsi

    untuk memasukkan gejala

    kemudian disimpan dalam

    data base.

    Update gejala Use case ini berfungsi

    untuk melakukan edit

    gejala-gejala

    Masukkan data

    penyakit

    Use case ini berfungsi

    untuk memasukkan data

    penyakit kemudian

    disimpan dalam data base.

    Update data

    penyakit

    Use case ini berfungsi

    untuk melakukan edit data

    penyakit

    Masukkan hasil

    diagnosa

    Use case ini berfungsi

    untuk memasukkan hasil

    diagnosa/ pengobatan

    kemudian disimpan dalam

    data base.

    Admin User name,

    Password

    Update hasil

    diagnosa

    Use case ini berfungsi

    untuk melakukan edit hasil

    diagnosa/pengobatan.

    Pilih gejala

    Use case ini berfungsi

    untuk pilihan gejala-gejala

    yang akan dipilih oleh

    pasien

    Mendiagnosa

    penyakit

    Use case ini berfungsi

    untuk mendiagnosa

    penyakit

    Melihat hasil

    diadnosa

    Use case ini digunakan

    untuk melihat hasil dari

    diagnosa penyakit

    Pasien

    User Name,

    password

    (sesuai dengan

    pendaftaran)

    Masukan saran Use case ini digunakan

    untuk masukan saran yang

    di isi oleh pasien

  • 65

    3.2.2 Activity Diagram dan Use Case Spesification

    Activity Diagram dari pendaftaran anggota

    Activity diagram ini di include oleh use case lainnya. Sebelum login

    user diwajibkan untuk mendaftar sebagai anggota dan nantinya akan

    digunakan untuk masukan data pasien.

    Berikut gambar activity diagram untuk use case pendaftaran:

    masukkan

    nama,password,tgl_lhr,alamat,telepon

    daftar sukses

    benar?

    ya

    tidak

    Gambar 3.11 Activity diagram untuk use case pendaftaran

    b. Activity Diagram dari Use case login admin

    Activity diagram ini di include oleh use case lainnya. Use

    case ini menjaga sistem supaya aman dari orang-orang yang tidak

    berhak mengakses data yang ada pada sistem. Dengan kata lain

    login menjadi kunci bisa atau tidaknya seseorang untuk memasuki

    sistem ini.

  • 66

    Berikut gambar activity diagram untuk use case login admin :

    masukkan

    username,password

    benar?

    halaman

    utama admin

    ya

    tidak

    Gambar 3.12 Activity diagram untuk use case login admin

    Activity Diagram dari Use case login pasien

    Activity diagram ini digunakan untuk mengetahui alur login pasien yang

    ingin masuk pada halaman konsultasi.

    Berikut gambar activity diagram untuk use case login pasien :

    masukkan

    username,password

    benar?

    halaman

    utama admin

    ya

    tidak

    Gambar 3.13 Activity diagram untuk use case login pasien

  • 67

    aktivity diagram pilih gejala

    aktivity diagram ini digunakan untuk mengetahui alur caranya memilih

    gejala yaitu melakukan login terlebih dahulu dengan mengisi username

    dan password, apabila login tidak di isi maka akan kembali untuk

    mengisi login, apabila login berhasil akan muncul hasil pilihan gejala .

    Berikut gambar activity diagram untuk use case memilih gejala:

    masukkan

    username,password

    pilih gejala

    benar

    ya

    tidak

    Gambar 3.14 Activity diagram untuk pilih gejala

  • 68

    Aktivity diagram mendiagnosa penyakit

    aktivity diagram ini digunakan untuk mengetahui alur caranya

    mendiagnosa penyakit yaitu pasien harus memilih gejala yang telah

    dialami apabila gejala tidak di isi, maka hasil penyakit tidak akan

    muncul, apabila gejala di isi maka akan muncul suatu jenis penyakit, dan

    pilihan stadium selanjutnya akan melakukan proses diagnosa.

    Berikut gambar activity diagram untuk use case mendiagnosa penyakit:

    pilih gejala

    propses

    diagnosa

    muncul jenis penyakit

    dan pilih stadium

    pilih gejala? tidak

    ya

    Gambar 3.15 Activity diagram untuk mendiagnosa penyakit

    Aktivity diagram masukan saran

    Aktivity diagram ini digunakan untuk mengetahui alur caranya masukan

    saran yaitu pasien atau user harus mengisi nama, alamat, telepon, email

    dan saran, apabila username tidak di isi maka pesan saran tidak muncul

    sehingga harus memunculkan username, apabila pasien /user mengisi data-

    data yang telah disediakan maka akan muncul hasil inputan dari tabel

    saran.

  • 69

    Berikut gambar activity diagram untuk use case masukan saran:

    masukkan nama,

    alamat,telepon,e_mail,saran

    nama diisi?

    hasil inputan dari

    tabel "saran"

    benar

    t idak

    Gambar 3.16 Activity diagram untuk masukan saran

  • 70

    3.2.3 Use Case Sequence Diagram

    Sequence diagram untuk use case pendaftaran

    Use case pendaftaran diproses sebelum melakukan login pasien

    proses yang terjadi didalamya adalah pasien memasukkan isian

    pada form pendaftaran, dari form pendaftaran akan dikirim ke

    system dan hasilnya nanti akan di tampilkan pada form

    pendaftaran.

    Berikut gambar Sequence diagram untuk use case

    pendaftaran:

    : pasien : form_pendaftaran : pendaftaran

    inputData( )

    getData( )

    selesai( )

    Gambar 3.17 Sequence diagram untuk pendaftaran

  • 71

    Sequence diagram untuk use case login_pasien

    Use case login di include oleh semua aktor, proses yang terjadi di

    dalamnya adalah pasien memasukkan username, password pada form

    login_pasien, dari form login_pasien akan dikirim ke system untuk

    dicek kevalitan data. Login apabila valid data akan diproses pada

    system, jika valid maka pasien akan masuk ke halaman konsultasi.

    Berikut gambar Sequence diagram untuk use case login pasien

    : pasien : form_loginpasien

    : loginpasien

    input_datausername( )

    input_password( )

    validasi( )

    get_data( )

    selesai( )

    Gambar 3.18 Sequence diagram untuk login_pasien

  • 72

    Sequence diagram untuk use case pilih gejala

    Use case pilih gejala ini menangani proses pilihan gejala,proses pilih ini

    juga dapat digunakan untuk pilh stadium, proses yang terjadi dalam use

    case pilih gejala adalah pasien memilih data gejala yang ada pada form

    gejala kemudian data dikirim ke sistem untuk diproses, setelah itu sistem

    akan menampilkan data ke form kembali.

    Berikut gambar Sequence diagram untuk use case pilih gejala :

    : pasien : form_gejala : gejala

    input_data( )

    getdata( )

    selesai( )

    Gambar 3.19 Sequence diagram untuk pilih gejala

    Squence diagram untuk mendiagnosa penyakit

    Use case ini digunakan untuk mengetahui proses diagnosa penyakit,

    proses-prosesnya adalah pasien menginputkan data yaitu pilihan gejala

    dan stadium pada form setelah itu data dikirim ke sistem untuk di proses

    dan hasil diagnosa akan di tampilkan pada form.

  • 73

    Berikut gambar Sequence diagram untuk use case mendiagnosa

    penyakit :

    : user : form diagnosa : diagnosa

    input_data( )

    getdata( )

    display( )

    cetak( )

    Gambar 3.20 Sequence diagram untuk mendiagnosa penyakit

    Squence diagram untuk masukan saran

    Use case ini digunakan untuk mengetahui proses masukan saran, proses-

    prosesnya adalah pasien mengisi data pada form saran yang telah

    disediakan setelah itu data dikirim ke sistem untuk diproses dan sistem

    akan mengirim data kembali pada form saran.

    : pasien : formSaran : saran

    inputData( )

    getData( )

    selesai( )

    Gambar 3.21 Sequence diagram untuk masukan saran

  • 74

    Sequence diagram untuk use case login admin

    Use case login di include oleh admin, proses yang terjadi didalamnya

    adalah, admin memasukkan username dan password kedalam form

    login. form login akan mengecek validasi login_admin dengan

    mengirimkan data ke system. Jika data valid maka admin akan masuk

    pada halaman utama admin.

    Berikut gambar Sequence diagram untu