04 Perencanaan Kapasitas -...
Transcript of 04 Perencanaan Kapasitas -...
• Kapasitas adalah suatu kuantitas keluaran dalam periode
tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang
mungkin selama periode waktu tersebut
Universitas Gunadarma 2Dr. Ahmad Sabri
Jenis-jenis kapasitas
1. Design capacity: tingkat output per satuan waktu yang dirancang oleh teknisi, sesuai permintaan manajer operasional. Secara teoritis , sistem memberikan output maksimum pada suatu periode waktu tertentu dalam kondisi yang ideal
2. Rated capacity: tingkat output per satuan waktu berdasarkan kondisi aktual
3. Standard capacity, yaitu tingkat output per satuan waktu yang ditetapkan Standard capacity, yaitu tingkat output per satuan waktu yang ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervisi dan para operator mesin
4. Operating capacity, yaitu tingkat output rata-rata per satuan waktu selama periode waktu yang telah lewat
5. Peak capacity, yaitu jumlah output per satuan waktu dengan memaksimalkan kinerja sumberdaya yang tersedia, misalnya dengan kerja lembur, penambahan tenaga kerja, penghapusan penundaan-penundaan, pengurangan jam istirahat, dll.
Universitas Gunadarma 3Dr. Ahmad Sabri
Satuan Kapasitas
• Dalam waktu: jam, hari, minggu, tahun, dst
• Lainnya: kilogram, liter, barrel, meter, dll
Universitas Gunadarma 4Dr. Ahmad Sabri
• Rated capacity =
×
×
×
sistem
efisiensi
penggunaan
persentase
mesin
kerja jam
mesin
jumlah
Contoh
Suatu pusat kerja beroperasi 6 hari per minggu dengan basis dua shift per hari (8 Suatu pusat kerja beroperasi 6 hari per minggu dengan basis dua shift per hari (8
jam per shift), dengan mengoperasikan empat mesin berkemampuan sama.
Mesin-mesin tersebut digunakan selama 75 % dari waktu pada tingkat efisiensi
sistem sebesar 90%. Hitunglah tingkat output dalam jam kerja standar per minggu.
Penyelesaian:
Jumlah mesin 4, jam kerja mesin = 8 jam/shift X 2 shift/hari X 6 hari/minggu = 96
jam/minggu, persentase penggunaan = 0,75, efisiensi = 0,9.
RC = (4)(96)(0,75)(0,9)= 259 jam/minggu
Universitas Gunadarma 5Dr. Ahmad Sabri
Jenis perencanaan kapasitas
1. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek: untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek.
2. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang: merupakan strategi 2. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang: merupakan strategi operasi dalam mengahadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya.Terdapat 2 strategi yang dapat ditempuh oleh Perusahaan dalam kaitannya dengan Kapasitas Jangka Panjang:
1. Strategi melihat dan menunggu (wait and see stretegy)
2. Strategi Ekspansionis yaitu kapasitas yang selalu melebihi atau di atas permintaan.
Universitas Gunadarma 6Dr. Ahmad Sabri
Peningkatan Kapasitas
• Jika demand meningkat, produksi meningkat, apakah jumlah tenaga kerja harus ditambah?
• Dalam hal sebaliknya, apakah harus ada PHK?
Jawabnya: dalam batasan tertentu, tidak harus demikian• Jawabnya: dalam batasan tertentu, tidak harus demikian
• Peningkatan dan penurunan produksi dapat diimbangi dengan pengaturan jam kerja dari tenaga kerja
• Jika produksi meningkat: lembur
• Jika produksi menurun: subkontrak kelebihan tenaga kerja kepada pihak lain
Universitas Gunadarma 7Dr. Ahmad Sabri
• Pada dasarnya, penentuan jumlah unit kapasitas (misal, jam kerja
karyawan atau mesin) yang diperlukan selama periode waktu
tertentu dibuat melalui penghitungan rasio permintaan terhadap
kapasitas satu unit sumber daya.
• Jadi, bila 500 jam kerja karyawan dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan selama satu bulan dan seorang karyawan bekerja 160
jam per bulan, maka diperlukan 500/160 = 3,125 ≈ 4 karyawan.
• Dalam praktek, bagaimanapun juga, sejumlah faktor-faktor
tambahan harus dipertimbangkan dalam penentuan kebutuhan
kapasitas ini.
Universitas Gunadarma 8Dr. Ahmad Sabri
Beberapa parameter terkait kapasitas produksi
• Hstd = total jam kerja standar sumber daya yang dibutuhkan
• n = banyaknya jenis produk output
• Oi= jumlah unit output jenis i yang
• Hact = jam kerja nyata sumber daya yang dibutuhkan
• E0 = efisiensi organisasional
• Pw = produktivitas operator
=
++=n
i
iiiiiNBSTOH
1
std ))((mw
EP
HH
0
stdact
E=
i
diperlukan
• Ti= waktu operasi standar per unit
output jenis i
• Si= waktu persiapan standar per unit
output jenis i
• Bi= waktu persiapan standar per batch
output jenis i
• Ni= jumlah batch untuk output jenis I
w
• Em = efisiensi mesin, faktor pemeliharaan, atau faktor mesin rusak
• Nr= jumlah unit nyata sumber daya
yang dibutuhkan
• Havl = total jam kerja tersedia dalam periode perhitungan
avl
act
H
HN
r=
Universitas Gunadarma 9Dr. Ahmad Sabri
Contoh
Tentukanlah jumlah mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan bulanan,
berdasarkan fakta-fakta berikut:
•Permintaan produk 1 sebesar 200 unit dan produk 2 sebesar 150 unit.
•Perusahaan memiliki 22 hari kerja/bulan.
•Waktu pengoperasian standar selama 8 jam/jenis produk,
•Waktu persiapan 30 menit/unit produk 1, dan 15 menit/unit produk 2.
•Produksi produk 1 berjalan dalam 10 batch
•
•Produksi produk 2 berjalan dalam 12 batch.
•Setelah selesai memproses setiap batch, mesin harus diuji dan disetel kembali, dan
kegiatan ini memakan waktu 2 jam/batch produk 1, dan 1 jam/batch produk 2.
•Efisiensi organisasional 95%,
•Efisiensi mesin 90 %.
•Mesin-mesin bekerja selama 8 jam/hari
•Para operator mesin bekerja dengan produktivitas 100%.
Universitas Gunadarma 10Dr. Ahmad Sabri
Penyelesaian:
Ringkasan situasi diberikan dalam tabel berikut:
Produk
(i)
Output
(Oi)
Waktu operasi
standar/jenis
produk
(Ti)
Waktu persiapan
standar/unit
(Si)
Waktu persiapan
standar/batch
(Bi)
Jumlah batch
(Ni)
1 200 8 0,5 2 10
2 150 8 0,25 1 12
• E0 = 0,95; Pw = 1; Em = 0,9.
5,2969
121)25,08(150102)5,08(200
)()(
))((
2222211111
2
1
std
=⋅+++⋅++=
+++++=
++==
NBSTONBSTO
NBSTOHi
iiiii
1,3473)9,0)(1)(95,0(
5,2969
E0
stdact ===
mwEP
HH
2073,19822
1,3473
avl
act ≈=⋅
==H
HN
r
Banyak mesin yang dibutuhkan = 20
Universitas Gunadarma 11Dr. Ahmad Sabri
Economies of scale
Economies of scale
bermakna pengurangan
rata-rata biaya produksi
yang diakibatkan oleh
meningkatnya output meningkatnya output
perusahaan.
Universitas Gunadarma 12Dr. Ahmad Sabri
EoS karena faktor internal
• Teknikal: dengan efisiensi perusahaan
• Monopsony power: pembelian raw material dalam jumlah banyak sehingga harganya lebih murah
• Manajerial: mempekerjakan spesialis agar produktivitas tinggi
• Finansial: perusahaan memiliki akses ke kapital dengan biaya rendah (misal: listing di bursa, penjualan obligasi, dll)
Network: tidak ada penambahan biaya apapun dengan • Network: tidak ada penambahan biaya apapun dengan membesarnya bisnis. Contoh: bisnis online
EoS karena faktor eksternal
• Perusahaan besar mendapat insentif pajak karena menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Akibatnya, biaya produksi menurun karena komponen pajaknya turun
Universitas Gunadarma 13Dr. Ahmad Sabri
• Break even (impas) adalah kondisi di mana output perusahaan
memberikan pemasukan yang sama dengan biaya
produksinya.
• Break even point (BEP) adalah jumlah output yang diperlukan Break even point (BEP) adalah jumlah output yang diperlukan
agar tercapai kondisi break even
• Analisa break even digunakan untuk menentukan BEP
Universitas Gunadarma 15Dr. Ahmad Sabri
Analisa BEP
• P = harga per unit
• Q = kuantitas produksi
• F = biaya tetap
• V = biaya variabel
)(VQFPQ += Contoh: Harga penjualan produk A
adalah Rp 100.000/unit. Biaya bahan
mentah dan tenaga kerja langsung
sebesar Rp 80.000/unit, dan biaya
tetap per bulan Rp 20.000.000. Maka
BEP untuk produk A adalah:V = biaya variabel
Oleh karena itu Q diperoleh dengan:
VP
FQ
−=
BEP untuk produk A adalah:
unit 100080000100000
20000000 =−
=Q
Universitas Gunadarma 16Dr. Ahmad Sabri
Analisa BEP dengan kontribusi
laba L :
Analisa BEP dengan
pertimbangan pajak:
VP
LFQ
−+=
VP
TLF
Q−
−+= 1
Dari contoh sebelumnya, jika
total laba yang diinginkan
adalah Rp.5000.000, maka
kuantitas produksi adalah:
Melanjutkan contoh
sebelumnya, jika tingkat pajak
adalah 10%, maka kuantitas
produksi adalah
unit 1250000.80000.100
000.000.5000.000.20 =−+=Q
unit 1278
78,1277000.80000.100
1,01000.000.5000.000.20
≈
=−
−+=Q
Universitas Gunadarma 17Dr. Ahmad Sabri
Rasio kontribusi
• Rasio kontribusi mengukur kontribusi relatif produk terhadap
harga per unit
P
VPCR
−=
• Dari contoh sebelumnya, rasio kontribusi produk A adalah:
%20000.100
000.80000.100 =−=CR
Universitas Gunadarma 18Dr. Ahmad Sabri
• Konsep learning curve (experience curve) memandang bahwa
praktek produksi suatu barang cenderung menuju perbaikan
seiring dengan bertambahnya pengalaman
• Penyebabnya antara lain:Penyebabnya antara lain:
– Karyawan menjadi lebih familiar dengan tugasnya
– Keterampilan individual berkembang
– Terjadinya perbaikan-perbaikan dalam pengorganisasian pekerjaan,
metode-metode, dan peralatan
– Pola kerja yang menjadi lebih ritmik
– Lingkungan kerja yang lebih menguntungkan
Universitas Gunadarma 20Dr. Ahmad Sabri
• Learning curve dinyatakan dalam persen.
• Learning curve 80 persen berarti setiap kali kuantitas produksi
berlipat dua, maka rata-rata jumlah jam kerja langsung yang
dibutuhkan menjadi 80% dari semula. Contoh:dibutuhkan menjadi 80% dari semula. Contoh:
Jumlah
produk
Jam kerja tenaga kerja
per unit produk
1 2.000
2 80% × 2.000 = 1.600
4 80% × 1.600 = 1.280
8 80% × 1.280 = .1024
Universitas Gunadarma 21Dr. Ahmad Sabri
Formula learning curve
• Y = jam kerja rata-rata per unit
produk
• C = jam kerja tenaga kerja untuk
produksi pertama
• Contoh: Suatu perusahaan
menerima kontrak pembuatan
produk baru sejumlah 50 unit.
Produk pertama memerlukan
2000 jam kerja. Dengan learning
curve 80%, tentukan rata-rata
SCXY =
• X = banyaknya unit produk
• S = slope, dihitung dengan:
, di mana L adalah
persentase learning curve
curve 80%, tentukan rata-rata
waktu pengerjaan per unit
produknya!
• Penyelesaian:2
2log −= LS
jam 491,567)50)(2000(
322,02
280log
)322,0( ==
−=−=
−Y
S
Universitas Gunadarma 22Dr. Ahmad Sabri