04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

71
DOKUMEN USULAN TEKNIS (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS B 1 PENDEKATAN DAN METODOLOGI B.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK B.1.1 PEMAHAMAN TERHADAP KAK 1. LATAR BELAKANG Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah. Menilik dari permasalahan tumpang tindihnya program pengembangan sarana dan prasarana air minum yang terjadi di masa lampau, member suatu pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara sistemik. Di sisi lain, kondisi geografis, topografis dan geologis dan juga aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia, menyebabkan ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda dapat memberikan implikasi penyelenggaraan SPAM yang berbeda untuk masingmasing wilayah. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut. Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan jawaban bagi dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya Rencana Induk Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan B BAB

Transcript of 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

Page 1: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 1

  

 

 

 

 

 

 

PENDEKATAN DAN METODOLOGI                                                                                                                   

B.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK 

B.1.1 PEMAHAMAN TERHADAP KAK 

1. LATAR BELAKANG 

Penyediaan  air  minum  merupakan  salah  satu  kebutuhan  dasar  dan  hak    sosial  ekonomi 

masyarakat  yang  harus  dipenuhi  oleh  Pemerintah,  baik  itu  Pemerintah  Daerah  maupun 

Pemerintah  Pusat.  Ketersediaan  air  minum  merupakan  salah  satu  penentu  peningkatan 

kesejahteraan  masyarakat,  yang  mana  diharapkan  dengan  ketersediaan  air  minum  dapat 

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas 

masyarakat,  sehingga  dapat  terjadi  peningkatan  pertumbuhan  ekonomi  masyarakat.  Oleh 

karena  itu,  penyediaan  sarana  dan  prasarana  air  minum  menjadi  salah  satu  kunci  dalam 

pengembangan ekonomi wilayah. 

Menilik dari permasalahan tumpang tindihnya program pengembangan sarana dan prasarana air 

minum  yang  terjadi  di  masa  lampau,  member  suatu  pemikiran  untuk  menyelesaikan 

permasalahan  tersebut  secara  sistemik. Di  sisi  lain,  kondisi  geografis,  topografis dan  geologis 

dan  juga  aspek  sumber  daya  manusia  yang  berbeda  di  setiap  wilayah  di  Indonesia, 

menyebabkan  ketersediaan  air  baku  dan  kondisi  pelayanan  air minum  yang  berbeda  dapat 

memberikan  implikasi  penyelenggaraan  SPAM  yang  berbeda  untuk  masing‐masing  wilayah. 

Untuk  itu dibutuhkan  suatu  konsep dasar  yang  kuat  guna menjamin  ketersediaan  air minum 

bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut.  

Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan 

jawaban  bagi  dasar  pengembangan  air minum  suatu wilayah.  Diharapkan,  dengan  adanya 

Rencana  Induk  Air Minum,  dapat menjadi  dasar  tersusunnya  suatu  program  pengembangan 

B BAB

Page 2: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 2

Sistem Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan  (sustainable) dan terarah. Selain  itu 

dengan adanya  rencana  teknis pengembangan SPAM  (DED) yang memenuhi  syarat peraturan 

berlaku  (Permen PU No. 18/2007), maka pengembangan SPAM di  suatu  lokasi/kawasan akan 

mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis.  

 

2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 

Secara TuPokSi pelaksanaan, penyusunan Master Plan/Rencana Induk dan Rencana Teknis (DED) 

Pengembangan  SPAM  (PP  No.16  Thn  2005) merupakan  tanggung  jawab  Pemerintah  Daerah 

(pemerintah  kab/kota).  Namun  mengingat  keterbatasan  SDM  di  daerah,  maka  diperlukan 

bantuan  teknis  dari  Pemerintah  Pusat  dalam  menyusun  RIS  mengenai  SPAM  di  wilayah 

administratifnya  dan  advisory  teknis  dalam  penyusunan  rencana  teknis  pada  rencana  daerah 

pelayanan SPAM di wilayah administratif kabupaten/kota.  

Berkenaan dengan paparan yang dikemukakan di atas dan memfasilitasi pengembangan SPAM 

di beberapa kabupaten/kota, maka pada tahun anggaran 2012 melalui pendanaan rupiah murni 

dilakukan  kegiatan  Konsultan  Advisori  Perencanaan  Teknis  dan  RIS  di  Propinsi  Bali.  Secara 

umum,  konsultan  advisori  ini  akan  melakukan  pendampingan  penyusunan  rencana  induk 

pengembangan  SPAM  kabupaten/kota  terpilih  dan  melakukan  review  terhadap  kesiapan 

rencana teknis pengembangan SPAM yang akan dilaksanakan dan di biayai APBN pada TA 2013.  

3. MAKSUD DAN TUJUAN 

Maksud dari pekerjaan ini antara lain; 

1. Membantu  Pihak  Pemerintah  Kab/Kota  di  daerah  studi  dalam menyusun  rencana  induk 

pengembangan SPAM;  

2. Membantu  Satker  Pengembangan  Kinerja  Pengelolaan  Air Minum  Bali  dalam melakukan 

evaluasi kriteria kesiapan program pengembangan SPAM TA. 2013 dan mereview kesiapan 

dan kesesuaian DED lokasi pengembangan SPAM yang dibiayai APBN TA 2013.  

3. Memberikan masukan  bagi  pemerintah  pusat,  provinsi  dan  kabupaten/kota  dalam  upaya 

mengembangkan  prasarana  dan  sarana  air minum  di  kabupaten  /  kota melalui  program 

yang terpadu dan berkelanjutan.  

Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah; 

Page 3: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 3

1. Menghasilkan  draft  dokumen  rencana  induk  pengembangan  SPAM,  yang  dapat menjadi 

pedoman pengembangan SPAM di kabupaten/kota lokasi studi hingga tahun 2030.  

2. Menghasilkan  rencana  lokasi  (short  list)  pengembangan  SPAM  yang  akan  dibiayai  APBN 

Satker PKPAM Bali TA 2013.  

3. Menghasilkan rencana teknis  (DED) pengembangan SPAM  lokasi APBN TA 2013 yang telah 

terfasiliasi dan siap diimplementasikan.  

Sasaran  dari  pekerjaan  ini  adalah  disusunnya  suatu masterplan  pengembangan  pemenuhan 

SPAM  di  Kab/Kota  sehingga  pemerintah  pusat  dengan  mudah  memantau  perkembangan 

pemenuhan air bersih. 

 

B.1.2 TANGGAPAN TERHADAP KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) 

1. TANGGAPAN UMUM 

Setelah memahami dokumen KAK dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, konsultan secara garis 

besar  telah  mampu  memahami  lingkup  pekerjaan  dan  tujuan  pelaksanaan  kegiatan.  Pihak 

Konsultan  akan mengikuti  semua  ketentuan  yang  tercantum  dalam  KAK  dan  syarat  –  syarat 

tersebut mulai dari  tahapan mengikuti  seleksi umum  ini  sampai dengan  tahapan pelaksanaan 

pekerjaan. 

 Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan / kesepahaman dari setiap aspek 

yang tertuang dalam KAK tersebut diantara kedua belah pihak dalam hal ini pihak Satuan Kerja 

Pengembangan  Kinerja  Pengelolaan  Air  Minum  Bali,  Direktorat  Pengembangan  Air  minum, 

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga diharapkan tidak ada 

lagi pertanyaan – pertanyaan yang menyebabkan hambatan pada pelaksanaan pekerjaan. 

 Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi pihak 

direksi sehingga akan  lebih menyempurnakan Kerangka Acuan Kerja (KAK)yang ada, diperlukan 

beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja. 

 

2. TANGGAPAN KHUSUS 

TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG 

Setelah konsultan mempelajari dengan seksama bagian pendahuluan dan latar belakang yang 

terdapat  pada  Kerangka  Acuan  Kerja  (KAK),  pada  prinsipnya  kerangka  acuan  untuk 

Page 4: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 4

pelaksanaan  pekerjaan  secara  keseluruhan  sudah  jelas  dan  dapat memberikan  gambaran 

mengenai bentuk pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.  

TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN 

Lingkup  kegiatan  seperti  yang  termuat  di  dalam  Kerangka  Acuan  Kerja  yang  harus 

dilaksanakan  oleh  konsultan  mencakup  beberapa  bagian  pekerjaan  yang  sudah  dirinci 

tahapan pelaksanaannya, dan  setelah dipelajari dan diamati dengan  sebaik  ‐ baiknya maka 

konsultan berpendapat bahwa  lingkup pekerjaan  sudah  cukup  jelas dan mudah dipahami 

oleh Konsultan.  

3. TANGGAPAN TERHADAP PRODUK  

Secara  jelas  laporan  yang  harus  diserahkan  dalam  pelaksanaan  pekerjaan  ini  sudah  dapat 

mengadopsi  semua  kebutuhan  dalam  kegiatan  evaluasi  kinerja.  Selain  laporan  yang  telah 

dijelaskan  dalam  KAK,  untuk  memberikan  informasi  lebih  detail  mengenai  proses  desain 

konsultan merekomendasikan beberapa hal seperti; 

Penyusunan 1(satu) album dokumentasi proses kegiatan. Album  ini akan menjelaskan 

rangkuman kegiatan fisik yang terkait pemenuhan penyediaan SPAM yang dilakukan dan 

konsep pengembangan yang akan diupayakan untuk dicapai oleh kab/kota hingga 2030. 

Penyusunan 1(satu) CD video pelaksanaan pekerjaan. Video berdurasi sekitar 90 menit 

merupakan  rangkuman  kegiatan  fisik  yang  terkait  pelaksanaan  desain  dan  potensi‐

potensi yang dapat dikembangkan. 

Laporan  Bulanan.  Konsultan  merekomendasikan  penambahan  penyusunan  laporan 

bulanan  sebagai  wahana  informasi  progress  pekerjaan  dan  penyerapan  keuangan. 

Melalui  laporan  ini  diharapkan  dapat  dimonitor  perkembangan  pekerjaan  konsultan 

sehingga dapat diketahui setiap tahapan dan permasalahan yang terjadi. 

4. TANGGAPAN TERHADAP PERSONIL 

Konsultan  berpendapat  bahwa  rincian  tenaga  kerja  yang  dibutuhkan  untuk  pelaksanaan 

pekerjaan ini telah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diberikan. Masa penugasan tenaga ahli 

sepanjang  durasi  pekerjaan  memudahkan  dalam  koordinasi  internal  dan  eksternal.  Namun 

untuk kesempurnaan kinerja tim konsultan, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain: 

1. Team Leader: 

Sarjana dengan latar belakang pendidikan S‐1 Teknik Lingkungan / Penyehatan 1 (satu) orang 

dengan  pengalaman  profesional  pada  bidang  pekerjaan  perencanaan  air minum  3  tahun 

Page 5: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 5

dengan masa  penugasan  selama  6  (enam)  bulan,  dengan melampirkan  SKA  Ahli  Madya 

Teknik Lingkungan dan Ijasah. 

2. Ahli Air Minum: 

Sarjana dengan latar belakang pendidikan S‐1 Teknik Lingkungan / Penyehatan 1 (satu) orang 

dengan  pengalaman  profesional  pada  bidang  pekerjaan  perencanaan  air minum  2  tahun 

dengan  masa  penugasan  selama  6  bulan,  dengan  melampirkan  SKA  Ahli  MudaTeknik 

Lingkungan dan Ijasah. 

3. Ahli Sipil (Hidrologi dan Geohidrologi) 

Sarjana dengan  latar belakang pendidikan S‐1 Teknik Sipil  (Hidrologi) 1  (satu) orang dengan 

pengalaman  2  tahun  pada  studi‐studi Hidrologi  dan  geohidrologi  dengan masa  penugasan 

selama 5 bulan, dengan melampirkan SKA Ahli Muda Teknik Sipil/Perencana Sumber Daya Air 

dan Ijasah. 

4. Ahli Keuangan 

Sarjana dengan latar belakang pendidikan (S‐1) Ekonomi 1 (satu) orang dengan pengalaman 2 

tahun di bidang  investasi  infrastruktur, diutamakan dengan pengalaman profesional analisis 

keuangan di bidang air minum dengan masa penugasan selama 3 bulan, dengan melampirkan 

Ijasah. 

5. Ahli Sosial‐Ekonomi 

Sarjana  dengan  latar  belakang  pendidikan  (S‐1)  Sosial‐Ekonomi  1  (satu)  orang  dengan 

pengalaman  profesional  2  tahun  atau  lebih  pada  studi  penyusunan  masterplan/rencana 

induk  kota/kawasan,  terutama  pada  proyek‐proyek  penyusunan  program  pembangunan 

prasarana  dan  sarana  infrastruktur  permukiman  dengan masa  penugasan  selama  4  bulan, 

dengan melampirkan Ijasah. 

5. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN 

 Konsultan berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang disediakan selama 180 

(seratus  delapan  puluh)  hari  kalender  atau  selama  6  (enam)  bulan,  mencukupi  untuk 

menyelesaikan  pekerjaan  ini  dengan  sebaik  ‐  baiknya.  Konsultan  sanggup  menyelesaikan 

pekerjaan  sesuai  dengan  jangka waktu  yang  telah  ditentukan  tersebut  dengan  bantuan  dari 

Direksi Pekerjaan dan Instansi terkait lainnya. 

 

Page 6: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 6

B.1.3 SARAN / GAGASAN BARU TERHADAP KAK 

A. Pembentukan Satgas / Working Group SPAM 

Dalam mendukung  seluruh  aktivitas  pengembangan  SPAM  di  kawasan  regional  Provinsi  Bali, 

perlu dibentuk suatu Satuan Tugas  (Working Group). Melalui kegiatan working group  ini dapat 

dianalisa  potensi  demand,  rencana  konsep  pengembangan  dan  kontrol  perkembangan 

keberhasilan  target. Dari  pihak direktorat  tentunya  akan melibatkan  seluruh  staff  terkait dan 

Bappenas,  sedangkan  di  provinsi  Bali  akan melibatkan  Ketua  Bappeda  dan  Kepala  Dinas  PU 

Provinsi Bali.  

Sebagai support teknis tentunya tetap melibatkan konsultan dalam suatu mekanisme yang tepat 

sehingga  semua  program  kerja  dan  target  dapat  diimplementasikan  lebih  cepat  dan  terukur. 

Koordinasi  yang  lebih  baik  antara  pemerintah  pusat  dan  daerah  secara  langsung  akan 

mempercepat kinerja dari pencapaian target. 

 

 

 

 

 

 

 

B. Evaluasi Sumber Pendanaan 

Suatu  pengembangan  infrastruktur  pasti memerlukan  anggaran  biaya  yang  cukup  besar. 

Namun  kondisi  ini  terkait  oleh  potensi  yang  dimiliki  dan momentum  yang  ada.  Apabila 

2(dua) unsur  ini dimiliki oleh suatu peluang pekerjaan, direktorat  jendral cipta karya harus 

berani untuk melakukan investasi dan menata kelembagaan yang sesuai.  

Mengingat  kemampuan  pemerintah  dalam mewujudkan  hal  ini  sangat  terbats, maka  di 

dalam melakukan analisa demand and supplu perlu melihat kemungkinan kemitraan dengan 

Badan Usaha, Swasta maupun peran serta masyarakat atau pihak lain yang memiliki potensi. 

Untuk  mengurangi  kesenjangan  tersebut,  biasanya  diperlukan  suatu  investasi  yang 

terprogram secara effektif dan efisien. Tepat sasaran, tepat cara, tepat  lokasi, tepat waktu 

dan tepat fungsi. 

Page 7: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 7

 

 

 

 

 

Program investasi yang diusulkan pada prinsipnya harus justified dan rekomendasinya dapat 

memuat  beberapa  alternative  dan  jelas,  antara  lain:  Lokasi,  Besaran,  volume  dan  harga 

satuan, sumber dana, skala prioritas dan rencana sinkronisasi program secara fungsional. 

B.2 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA 

B.2.1. PENDEKATAN OPERASIONAL 

1. UMUM 

Sesuai   uraian   tugas  yang   tercantum  dalam   "Kerangka  Acuan  Kerja  (KAK)", 

Konsultan   berkewajiban   untuk   dapat menganalisa semua data yang ada dan selanjutnya 

dilakukan tahapan analisa dan perencanaan untuk memperoleh produk berupa pelaporan. 

Dalam  melaksanakan  pekerjaan  sesuai  dengan  tanggung  jawab  konsultan,  diperlukan 

metode  pelaksanaan  pekerjaan  yang  tepat agar  dapat  dicapai  suatu  hasil  optimal. 

Sehubungan  dengan  kondisi  di  atas,  maka  perlu  beberapa   tahapan  pemetikan 

data/laporan   untuk dianalisa dengan metode yang telah baku sehingga hasil perencanaan 

dapat selesai sesuai spesifikasi yang diharapkan. 

Untuk dapat mendukung pekerjaan  perencanaan desain agar didapatkan suatu hasil studi 

yang optimal, diperlukan  suatu prosedur pelaksanaan  yang baik.Untuk merealisasikan hal 

tersebut  perlu  disusun  organisasi,  tata  cara  pelaksanaan  pekerjaan    antara  konsultan 

sebagai pelaksana dan Pemberi kerja. 

2. ORGANISASI 

     Tim  Konsultan  yang  akan melaksanakan   pekerjaan  ini  terdiri  dari   para  tenaga  ahli  PT. 

WAHANA  PRAKARSA  UTAMA  KSO  PT.PARAMA  KRIDA  PRATAMA  yang   telah 

berpengalaman  dalam  bidangnya  masing‐masing.  Kualifikasi  tenaga  ahli  merupakan 

perpaduan dari 2(dua) konsultan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai KAK. 

 

Page 8: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 8

3. PELAKSANAAN 

Dengan mempertimbangkan   sifat   dan  jenis   studi yang akan dilaksanakan, Tim Konsultan 

akan  menerapkan   pelaksanaan pekerjaan  secara  koordinatif.  Dalam  hal 

ini   setiap   tenaga   ahli   akan   melakukan  koordinasi   baik dengan  intern maupun ekstern. 

Disamping    itu,   secara   khusus   Ketua  Tim  /  Team  Leader  berkewajiban  melakukan 

koordinasi dalam hal kesimpulan   hasil   akhir   studi dari beberapa  tenaga ahli agar  tujuan 

dan sasaran studi dapat tercapai dengan baik. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.2.2. PENDEKATAN TEKNIS 

1. STANDAR DAN PERATURAN TEKNIS 

Standar dan peraturan  teknis yang dipergunakan  tim Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan 

studi  ini  pada  dasarnya menggunakan  standar  yang  sudah  umum  berlaku  di  Indonesia  dan 

disesuaikan dengan karakteristik daerah studi.  

Adapun standar‐standar yang dimaksud tersebut antara lain adalah : 

a) American   Society  for Testing and Materials ; ASTM    

b) Standard Nasional Indonesia ; SNI 

c) Kepmenkes No.907 Tahun 2002 tentang Kualitas Air Minum 

d) Undang‐Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air  

Page 9: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 9

e) Undang‐Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi  

f) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air 

Minum  

g) Peraturan  Menteri  PU  No.  18/PRT/M/2007  tentang  Penyelenggaraan  Pengembangan 

Sistem Penyediaan Air Minum  

 

2. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN 

2.1 UMUM 

Secara  umum  penyelesaian  pekerjaan  ini  dilakukan  melalui  beberapa  pendekatan  sebagai 

berikut; 

a. Pemahaman permasalahan dan keterkaitannya ditinjau dari berbagai aspek secara terpadu 

menyangkut  teknis  operasional,  institusi  kelembagaan,  pengaturan,  pembiayaan,  sosial 

kemasyarakatan.  Pemahaman  ini  dapat  dilakukan  dengan  analisa  sebab  akibat  yang 

mencoba  mengadopsi  dari  metode  analisa  kausal  untuk  dapat  diidentifikasi  akar 

permasalahan. 

b. Mereview  berbagai  dokumen  /laporan  program  dan  project  pengembangan  SPAM,  best 

practice dan menerapkan  ’pembelajaran dari pengalaman’ untuk mengambil manfaat dan 

contoh yang dapat dikembangkan sebagai alternatif solusi. 

c. Analisis penilaian secara kualitatif atas berbagai alternatif solusi atau pola‐pola pengelolaan 

yang  dapat  dikembangkan  yang  diperoleh  dari  hasil  diskusi  di  daerah  dan  hasil  review 

berbagai dokumen dengan beberapa prinsip yang mendukung penyusunan Rencana Induk 

SPAM ini, 

d. Mengacu  dan menerapkan  pola‐pola  yang  telah  dikembangkan  pemerintah  baik  teknis 

operasional maupun pola pendanaan dan kelembagaan.  

Dalam  melaksanakan  kegiatan  penyusunan  Rencana  Induk  SPAM  ini,  maka  kegiatan  akan 

mengacu  kepada  studi‐studi  yang  telah  dilakukan  sebelumnya,  dengan  mengikuti  hierarki 

tingkat  kewilayahan  yang  berlaku,  sehingga  tidak  akan  terjadi  tumpang  tindih  (overlap)  dan 

ketidaksinkronan antara perencanaan yang telah dilakukan pada tingkat nasional, propinsi, dan 

regional dalam bidang pelayanan prasarana dan sarana air bersih. 

 

2.2 PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 

Dalam pelaksanaan pekerjaan Advisory penyusunan Rencana Teknis dam Rencana  Induk SPAM 

di  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih)  dilakukan  pendekatan  yang  mengacu  pada 

Page 10: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 10

pencapaian  sasaran  dari  kegiatan  ini.  Pendekatan  pelaksanaan  pekerjaan  tersebut  dapat 

dideskripsikan sebagai berikut. 

2.1.1 “ WHERE ARE WE NOW? ” (“DIMANAKAH POSISI KITA SAAT INI?”) 

a. Kegiatan Persiapan 

1. Membuat Program Kerja  ( Konsep Berpikir ) kegiatan secara keseluruhan; 

2. Menentukan Sasaran/Target pelaksanaan pekerjaan; 

3. Menggali Narasumber terkait; 

4. Melakukan Analisa data sekunder dan evaluasi; 

5. Melakukan penyusunan format pendataan; 

6. Melakukan Penyusunan Jadwal Kerja (Time Schedule) 

 

b. Pengumpulan Data 

1. Melakukan inventarisasi terkait; Norma/Aturan, Standar, Pedoman dan Manual 

Bidang Air Minum;  

2. Petunjuk Teknis (Juknis) yang relevan dengan pelaksanaan pekerjaan; 

3. Pengumpulan  data,  berupa  data  sekunder  (melakukan  survey  ke  instansi 

terkait  serta  kelembagaan  formal maupun  non‐formal  untuk mengumpulkan 

data‐data  yang  terkait dengan  kegiatan  SPAM dari  segi  teknis,  kelembagaan, 

dan manajemen. dan studi literatur (norma, standar, pedoman, manual bidang 

sanitasi, petunjuk teknis, PP No. 16/2005, dll). 

4. Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan; 

5. Data‐data lain dari berbagai sumber: Kimpraswil (PU), Departemen Kesehatan, 

BPS, Bappenas, WHO, World Bank, dll 

 

2.1.2  “ WHERE ARE WE GOING TO GO? ” (“TUJUAN APA YANG INGIN  DICAPAI?”) 

a. Kompilasi dan Pemprosesan Data 

Mengelompokan data kuantitatif dan kualitatif sebagai bahan analisis 

b. Analisis 

a. Melakukan  kajian  terhadap  tingkat  pencapaian  layanan  air minum,  termasuk 

kelemahan atau kendala, peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan;   

b. Melakukan  analisis  terhadap  aspek  –  aspek  teknis  lingkungan,  ekonomi, 

finansial,  dan  kelembagaan  yang  berhubungan/berpengaruh  terhadap 

perencanaan  program,  pelaksanaan  program  dan  pengendalian  program  di 

daerah maupun pusat 

Page 11: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 11

c. Melakukan  kajian  evaluasi  pemanfaatan  prasarana  dan  sarana  SPAM  dan 

merumuskan serta melakukan perhitungan / estimasi kebutuhan prasarana dan 

sarana SPAM. 

 

2.1.3     “ HOW DO WE GET THERE ?” (“BAGAIMANA CARA MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT?”) 

a.   Penyusunan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) 

1. Evaluasi  SPAM  eksisting  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih)(pada 

Kabupaten/Kota yang terpilih); 

2. Pembahasan  kebutuhan  pengembangan  SPAM  Propinsi  Bali  (pada 

Kabupaten/Kota  terpilih)  dengan  mengacu  kepada  Rencana  Tata  Ruang 

Wilayah,  rencana  pencapaian  target  jangka menengah  (RPJM)  dan  jangka 

panjang  (RPJP).  Selain  itu,  dapat  pula  mengacu  kepada  komitmen  

pencapaian  sasaran  MDGs  (Millenium  Development  Goals)  2015  untuk 

sektor pengembangan air minum; 

3. Penyusunan konsep dan alternatif SPAM; 

4. Penyusunan  Rencana  Induk  SPAM  yang  mencakup  aspek  peraturan 

perundangan, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek sosial budaya / 

peran serta masyarakat, dan aspek teknis operasional. 

 

b. Pembahasan / Diskusi 

1. Mengadakan  diskusi  dengan  mengundang  para  pemangku  kepentingan 

untuk menampung dan membicarakan konsep  rencana  induk persampahan 

ini; 

2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas (Satker 

dan Direksi  Pekerjaan)  dan  tim  teknis  yang  akan  ditunjuk  oleh  Satker  dan 

Direksi Pekerjaan, serta aparat terkait. 

 

Gambaran  jelas  mengenai  pendekatan  pelaksanaan  pekerjaan  yang  digunakan  pada 

kegiatan ini, dapat dilihat pada Gambar 3.1. 

 

2.3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN 

2.3.1 UMUM 

Metode pendekatan yang dilakukan pertama adalah dengan mereview dan mengkaji data‐data 

sekunder  yang  sudah  ada,  seperti  Peraturan  Daerah,  data  demografi,  Rencana  Umum  Tata 

Page 12: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 12

Ruang,  kebijakan  SPAM,  dan  lain‐lain,  data‐data  tersebut  diperlukan  untuk  melihat 

kemungkinan pengembangan dan proyeksi kebutuhan di masa depan.  

Review  Rencana Umum  Tata  Ruang/RIS  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih),  untuk 

mengkaji  parameter‐parameter  seperti  evaluasi  perkembangan  kota,  perkembangan 

demografi, geografis, klimatologi, serta sosial ekonomi di Propinsi Bali  (pada Kabupaten/Kota 

terpilih).  

Review  Peraturan/Perundangan/Perda/Jakstra  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih) 

dengan fokus pada sasaran pengembangan SPAM. Serta review kebijakan PDAM Propinsi Bali 

(pada Kabupaten/Kota terpilih) untuk melihat tata cara kelembagaan, alternatif investasi, pola 

pembiayaan, tata cara mengenai air baku dan lain‐lain. 

 

 

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.1  Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan 

 

Langkah  berikutnya  adalah  melalui  pelaksanaan  survey  data‐data  primer  lapangan  secara 

langsung, baik dengan pengukuran  lapangan seperti pengukuran debit, pengukuran  jarak, dan 

pengukuran  kualitas  sumber  air  potensial;  pengamatan  lapangan  kesesuaian  tata  ruang; 

Kerangka Kerja Logis (logical framew

ork) Pen

yusunan

 Ren

cana Induk 

SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) 

LINGKUP KER

JA DAN M

ETODOLO

GI KER

JA KONSU

LTAN 

Where are we now?

Where are we going to go? 

How do we get there?

1. Tahap persiapan

2. Tahap pengumpulan data 

sekunder dari berbagai sumber 

dan instansi 

1. Tahap pengumpulan data primer 

dan kompilasi serta pemrosesan 

data 

2. Tahap analisis data 

3. Penyusunan konsep Rencana 

Induk SPAM 

Penyusunan Rencana Induk 

SPAM (meliputi aspek peraturan, 

kelembagaan, pembiayaan, sosial 

budaya, dan teknis operasional 

DOKUMEN AKHIR MASTERPLAN SPAM PROPINSI BALI (PADA KABUPATEN/KOTA TERPILIH)

Page 13: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS 

 B ‐ 13

kuisioner sosial ekonomi, kuesioner cara pemakaian air; survey keadaan eksisting SPAM; survey 

pencatatan  demografi,  jumlah  penduduk,  pertumbuhan  penduduk,  urbanisasi,  pendapatan, 

pendidikan; dan lain‐lain.  

Data‐data ini kemudian dikaji kesesuaiannya dengan kemungkinan pengembangan dan proyeksi 

kebutuhan  di masa  depan,  untuk membuat  rencana  jangka  pendek, menengah  dan  panjang. 

Rencana  ini merupakan  bagian  dari  rencana  induk  yang  terdiri  dari  rencana  umum,  rencana 

jaringan  pipa  utama,  rencana  alokasi  air  baku,  indikasi  pembiayaan  dan  pola  investasi,  serta 

recana kelembagaan. Metode  pelaksanaan kegiatan ini disajikan pada Gambar 3.2.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.2  Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 

Page 14: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 14

2.3.2 TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM 

Tata cara penyusunan Rencana Induk SPAM Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) 

ini mengacu pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M/2007 

A. RENCANA UMUM 

1. Kumpulkan  data  sekunder  sebagai  dasar  perencanaan  dalam  penyusunan 

evaluasi kondisi kota/kawasan, yang antara lain meliputi: 

Fungsi strategis kota/kawasan (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW). 

a.) Peta  topografi,  foto  udara  citra  satelit  skala  1:50.000,  1:5.000, 

tergantung luas daerah studi/perencanaan. 

b.) Data  dan  peta  gambaran  umum  hidrologi  sumber  air,  topografi, 

klimatografi, fisiografi dan geologi. 

c.) Data curah hujan dan tangkapan air. 

d.) Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan. 

e.) Data  demografi  saat  ini  dan  10  tahun  terakhir,  penyebaran  penduduk 

dan kepadatan. 

f.) Data  sosial  ekonomi–karakteristik  wilayah  dan  kependudukan  ditinjau 

dari aspek sosial, ekonomi dan budaya: 

i. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 

ii. Mata pencaharian dan pendapatan; 

iii. Adat istiadat, tradisi dan budaya; 

iv. Perpindahan penduduk dan pengaruhnya  terhadap urbanisasi dan 

kondisi ekonomi masyarakat. 

g.) Data kesehatan–kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan 

i. Statistik kesehatan/kasus penyakit; 

ii. Angka kelahiran, kematian dan migrasi; 

iii. Data penyakit akibat yang buruk (water borne disease); 

iv. Sarana pelayanan kesehatan. 

h.) Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur): 

i. air minum; 

ii. drainase; 

iii. pembuangan limbah dan sampah; 

iv. listrik; 

v. telepon; 

vi. jalan dan sarana transportasi; 

vii. kawasan strategis (pariwisata dan industri). 

Page 15: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 15

2. Evaluasi sistem eksisting menyangkut aspek‐aspek sebagai berikut: 

a. Teknis 

b. Kinerja pelayanan; 

c. Tingkat pelayanan; 

d. Periode pelayanan ; 

e. Jangkauan pelayanan; 

f. Kinerja instalasi; 

g. Jumlah dan kinerja peralatan/perlengkapan; 

h. Prosedur dan kondisi operasi dan perawatan; 

i. Tingkat kebocoran; 

j. Non teknis; 

k. Kondisi dan kinerja keuangan; 

l. Kondisi dan kinerja karyawan. 

3. Identifikasi  permasalahan  dan  kebutuhan  pengembangan  SPAM.  Hal  yang 

perlu diidentifikasi antara lain: 

a. Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada 

b. Kinerja pelayanan 

c. Tingkat kebocoran 

d. Jumlah langganan tunggu atau potensial 

e. Terdapat kapasitas belum dimanfaatkan (idle capacity) 

f. Kebutuhan  penyambung  jaringan  distribusi  dan/atau  kapasitas 

pengolahan 

g. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan. 

4. Perkirakan kebutuhan air 

Perkiraan kebutuhan air hanya didasarkan pada data sekunder sosial ekonomi 

dan  kebutuhan  air  diklasifikasikan  berdasarkan  aktifitas  perkotaan  atau 

masyarakat, yaitu: 

a. Domestik: rumah tangga dan sosial 

b. Nondomestik: komersial, perkotaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan, 

dan lain‐lain (15% dari kebutuhan domestik) 

5. Identifikasi  air  baku,  Identifikasi  air  baku  terutama  dimaksudkan  untuk 

mendapatkan informasi mengenai: 

a. Jarak dan beda tinggi sumber‐sumber air 

b. Debit optimum (safe yield) sumber air 

c. Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada) 

Page 16: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 16

6. Kembangkan alternatif 

Setiap  alternatif  harus  dikaji  aspek  teknis  dan  ekonomis.  Alternatif  terpilih 

adalah  yang  terbaik  ditinjau  dari  berbagai  aspek  tersebut.  Pradesain  dan 

alternatif  terpilih  merupakan  dasar  dalam  prakiraan  biaya  investasi  dan 

prakelayakan teknis. 

7. Kembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia 

Dalam operasi dan pemeliharaan  suatu  sistem air minum diperlukan  tenaga‐

tenaga  ahli  profesional  yang  berpengalaman,  maka  diperlukan  penilaian 

terhadap  kemampuan  karyawan  yang  ada  untuk  menyusun  suatu  program 

pengembangan karyawan yang tercapai melalui pendidikan dan pelatihan. 

8. Pilih alternatif sistem, Setiap alternatif harus dikaji kelayakan: 

a. Teknis 

b. Ekonomis 

c. Lingkungan 

d. Angka prevalensi penyakit 

9. Rencana  pengembangan,  Setelah  alternatif  terbaik  ditentukan, maka  dapat 

disimpulkan: 

a. Rencana kegiatan utama pentahapan 

b. Rencana pengembangan sumber daya manusia 

c. Dimensi‐dimensi Pokok dari Sistem 

d. Rekomendasi  langkah‐langkah  penguasaan  dan  pengamanan  sumber  air 

baku 

e. Rencana pentahapan 5 tahun 

f. Rencana tingkat lanjut 

 

B. RENCANA JARINGAN 

Direncanakan sesuai dengan: 

a. Rencana pengembangan tata kota maupun tata wilayah 

b. Jaringan distribusi utama 

Rencana  jaringan  dibuat  untuk  perluasan  pelayanan  dan  cakupan  dari  SPAM 

dengan  jaringan perpipaan yang  telah ada  saat  ini, maupun untuk meningkatkan 

pelayanan  dari  SPAM  bukan  jaringan  perpipaan menjadi  SPAM  dengan  jaringan 

perpipaan.  

Untuk SPAM dengan jaringan perpipaan, langkah‐langkah pengerjaan perencanaan 

jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai berikut: 

Page 17: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 17

1. Tentukan daerah pelayanan 

2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan 

Metoda  analisis  penentuan  daerah  pelayanan  dengan  administrative 

kebijaksanaan pemerintah daerah, dan  rencana penerapan  jaringan distribusi 

utama pelayanan air minum: 

a. jumlah penduduk 

b. peta  topografi,  situasi  lokasi,  peta  jaringan  yang  sudah  ada  di  daerah 

pelayanan 

c. asumsi konsumsi pemakaian air domestik 

d. asumsi konsumsi pemakaian air non‐domestik 

e. daya dukung tanah 

f. hasil pengukuran lapangan 

3. Gambarkan  sistem  jaringan  distribusi  utama  dalam  bentuk  melingkar  atau 

bercabang yang disesuaikan dengan data pendukung 

4. Tentukan  kebutuhan  air  di  setiap  titik  sampul  jaringan  distribusi  utama 

lingkaran 

5. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut: 

a.   Tentukan  kecepatan  aliran  dalam,  pipa  sesuai  dengan  criteria 

perencanaan antara dua titik simpul 

b.   Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: Q = AV 

6. Gambarkan  sistem  jaringan  distribusi  utama  yang  memuat  data  sebagai 

berikut: 

a.   nomor simpul 

b.   konsumsi setiap simpul 

c.   elevasi setiap simpul 

 

C. PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN 

Identifikasi  permasalahan  dan  kebutuhan  pengembangan  dilakukan  berdasarkan 

hasil  analisis.  Pengembangan  sistem  penyediaan  air minum  dalam  hal  ini  dapat 

berupa: 

a. Pengembangan  cakupan  atau  pelayanan  SPAM  dengan  jaringan  perpipaan 

eksisting 

b. Pengembangan  SPAM  bukan  jaringan  perpipaan  terlindungi menjadi  SPAM 

dengan jaringan perpipaan 

Page 18: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 18

c. Pengembangan  SPAM  bukan  jaringan  perpipaan  tidak  terlindungi  menjadi 

terlindungi 

Hal‐hal yang perlu diidentifikasi antara lain adalah: 

a. Kinerja pelayanan; 

b. Tingkat kebocoran; 

c. Jumlah langganan tunggu/potensial; 

d. Kapasitas belum dimanfaatkan (idle capacity); 

e. Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan; 

f. Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan. 

 

Perkiraan  kebutuhan  air merupakan  dasar  penentuan  biaya  investasi.  Perkiraan 

kebutuhan  air  didasarkan  pada  informasi  data  sekunder.  Kebutuhan  air 

diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu: 

a. Perkiraan  air  harus  didasarkan  pada  informasi  data  sekunder  kondisi  sosial 

ekonomi. 

b. Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas masyarakat yaitu: 

Domestik (rumah tangga, sosial). 

Nondomestik  (komersil, perkotaaan,  fasilitas umum,  industri, pelabuhan, 

dan sebagainya). 

c. Konsumsi  atau  standar  pemakaian  air  pada  umumnya  dinyatakan  dalam 

volume  pemakaian  air  rata‐rata  per  orang  per  hari  yang  ditentukan 

berdasarkan data sekunder kebutuhan rata‐rata. 

d. Konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh 

harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alternatif. 

e. Kebutuhan air suatu wilayah pelayanan juga dipengaruhi oleh besarnya air tak 

berekening (ATR). Gambaran pengertian komponen utama air tak berekening 

dapat dilihat pada rekomendasi berikut ini: 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 19

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar B.3 Rekomendasi International Water Association Untuk Istilah Kehilangan Air 

(Sumber: PerMen PU No.18/PRT/M/2007 Lampiran 1)   

KAIDAH TEKNIS PENYUSUNAN RISPAM 

I. KONDISI UMUM DAERAH  

1. Kondisi Fisik Daerah 

2. Sarana dan Prasarana 

3. Sosial, Ekonomi, dan Budaya 

4. Sarana Kesehatan Lingkungan 

5. Ruang dan Lahan 

6. Kependudukan 

II. KONDISI SPAM EKSISTING  

2.1   Sistem Teknis 

2.1.1   Ibukota Kabupaten 

Jaringan Perpipaan (JP) 

Bukan Jaringan Pipa (BJP) 

2.1.2 IKK (Ibu Kota Kecamatan) 

JP 

2.1.3  Perdesaan 

 JP 

Page 20: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 20

 BJP (Terlindungi &  Tak Terlindungi 

2.2 Sistem Non Teknis 

2.2.1 Kelembagaan 

2.2.2 Pengaturan 

2.2.3 Pembiayaan 

III. STANDAR / KRITERIA PERENCANAAN 

3.1 Standar Kebutuhan Air 

3.1.1          Kebutuhan Domestik 

3.1.2          Kebutuhan Nondomestik 

3.2   Kriteria Perencanaan 

3.2.1          Unit Air Baku                      

3.2.2          Unit Transmisi 

3.2.3          Unit Produksi 

3.2.4          Unit Distribusi 

3.2.5          Unit Pelayanan 

3.3   Periode Perencanaan 

3.4   Kriteria Daerah Layanan 

IV. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR 

4.1   Rencana Pemanfaatan Ruang 

4.2   Rencana Daerah Pelayanan 

4.3   Proyeksi Jumlah Penduduk 

4.4   Kebutuhan Air Minum 

V. POTENSI AIR BAKU 

5.1   Potensi Air Permukaan 

5.2   Potensi Air Tanah 

5.3   Neraca Air 

5.4   Alternatif Sumber Air Baku 

5.5   Perizinan 

VI. RENCANA PENGEMBANGAN SPAM 

6.1   Rencana Sistem Pelayanan 

6.2   Rencana Pengembangan SPAM 

Page 21: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 21

6.3   Kapasitas Sistem 

6.4    Rencana Penurunan Kebocoran 

VII. RENCANA PENDANAAN / INVESTASI 

7.1. Kebutuhan Investasi, Sumber, Pendanaan. 

7.2. Dasar Penentuan Asumsi Keuangan. 

7.3.  Analisa Kelayakan Keuangan 

VIII. RENCANA PERATURAN KELEMBAGAAN 

8.1 Bentuk Kelembagaan 

8.2 Struktur Organisasi 

8.3 Kebutuhan SDM  

CARA PERHITUNGAN‐ ANALISIS 

Jelaskan  keadaan  daerah:  geografis  (dataran  rendah,  pegunungan),  geologis,  hidrologis, 

topografis,  klimatologis.  Manfaatkan  data  sekunder.  Harus  ada  peta‐peta  kab/kota, 

kecamatan,  berisi  batas  administrasi,  kawasan  perumahan,  industri,  pendidikan,  fasum, 

fasos, jalan, dll. 

Sebutkan sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air limbah, persampahan, 

drainase, listrik, telefon, jalan, daerah wisata. 

Jelaskan  kondisi  social,   ekonomi,   dan  budaya  masyarakat  setempat,  buatkan  tabel‐

tabelnya: PDRB, pekerjaan, adat‐tradisi‐budaya, migrasi (urbanisasi), industri, dll. 

Uraikan  sarana  kesehatan  dan  sanitasi  lingkungan,  statistik  kesehatan,  insidensi  sakit, 

angka  kelahiran,  kematian,  data  penyakit  menular  lewat  air  (pemula atauwaterborne 

deseases), dan penyakit yg diakibatkan oleh kekurangan air seperti penyakit gangguan kulit 

(water ralated deseases). 

Uraikan  dan  tabelkan  semua  penataan  ruang  dan  lahan,  rencana  pengembangan  kota, 

perubahan tataguna lahan. 

Uraikan  data  kependudukan,  yang  meliputi  jumlah  penduduk,  kepadatan,  dan 

penyebarannya, dirinci perkecamatan / kelurahan / desa 

Kelembagaan PDAM  yang  sudah  ada  yang meliputi  struktur organisasi,  tugas/wewenang 

masing‐masing  personil  yang  sudah  di‐SK‐kan  oleh  Bupati/Walikota  (sebagai  Pembina 

PDAM). 

Badan usaha atau lembaga yang mengurus JP non PDAM yang ditetapkan oleh Bupati. 

Page 22: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 22

Lembaga  pengelola  SPAM  swasta/Badan  Usaha  Swasta  atau  KSM  (Kelompok  Swadaya 

Masyarakat). 

Pengurus distribusi air minum TA  (terminal air), HU  (hidran umum) yang ditetapkan oleh 

Direktur PDAM 

Peraturan  tentang  pembentukan  PDAM, BUS,  Koperasi,  kelompok  masyarakat  dan 

peraturan pelayanan 

Identifikasi  pola  pembiayaan  pembangunan  prasarana  SPAM  (APBN,  APBD,  Pamsimas, 

PDAM, Swadaya Masyarakat) 

Indentifikasi pembiayaan operasional SPAM 

Kinerja pengelola SPAM (manajemen, teknis dan keuangan) 

Berisi  standar dan  kriteria  yang  akan digunakan  dalam pengembangan  SPAM  Parameter 

yang perlu diperhatikan : 

a. kondisi eksisting  arah pengembangan kota 

b. Cara menentukan Standar kebutuhan Domestik 

c. JP (Jaringan Perpipaan) Domestik 

d. Air  yang  terdistribusikan  oleh  pengelola  SPAM  dikurangi  tingkat  kebocoran,  dibagi 

dengan  jumlah  jiwa  terlayani  (asumsi 1  SR= …. orang,  sesuaikan data BPS  setempat; 

asumsi 1 HU=  ±100 Orang atau sesuaikan data eksisting pemanfaatan HU). 

x Jika tidak ada sistem  

Kebutuhan air dilakukan perbandingan dengan wilayah tingkat karakteristik yang sama. 

BJP Domestik 

Disamakan  dengan  perhitungan  kebutuhan  JP  Domestik   Cara  menentukan  Standar 

kebutuhan non‐domestik 

JP Non Domestik 

Standar  kebutuhan  JP  Non  Domestik  ,  yaitu  tambahan   15%   dari  kebutuhan  air 

domestik  sesuai  dengan Permen PU No. 18/2007  atau sesuai dengan kebutuhan non‐

domestik yang direncanakan. 

Domestik perdesaan:  minimal 60 l/o/h sesuai denganPermen PU No. 18/2007 

Non‐domestik:  Tambahan  15%  x  kebutuhan  domestik  sesuai dengan Permen  PU  No. 

18/2007 disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah. 

Page 23: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 23

a. Pilih  sumber air baku yang memenuhi  syarat  kualitas  (Permenkes No 492  tahun 

2010),  kuantitas  (jika  debit  minimum  pada  akhir  musim  kemarau  melebihi 

kebutuhan air pada periode perencanaan)  dan kontinyuitas (cek debit akhir musim 

kemarau). Pilih debit yang memenuhi kebutuhan proyeksi 15‐20 tahun. 

b. Transmisi air baku dan transmisi air olahan (menggunakan saluran tertutup dengan 

pipa kecuali air baku boleh dengan saluran terbuka yang terlindungi). 

c. Sistem pengolahan air: (1) Pengolahan Lengkap, (2) Pengolahan Parsial. 

d. Pola sistem distribusi: (1) Pola Cabang, (2) Pola Cincin. 

e. Periode perencanaan antara 15 – 20 tahun dan dievaluasi setiap 5 tahun. 

f. Daerah  yang  diprioritaskan  daerah  rawan  air,  tinggi  kepadatan  penduduknya, 

daerah  strategis  (wisata,  industri,  perkantoran).  Upayakan  daerah  yang  BJP  tak 

terlindungi  dijadikan  BJP  terlindungi  atau  diubah menjadi  JP  dengan  parameter 

sosial ekonominya. 

Uraian mengacu pada data RTRW, disertai petapemanfaatan ruang. 

Pembuatan  blok  pelayanan  yang  disesuaikan  dengan  kondisi  topografi,  sebaran 

penduduk,  dan  peruntukan  daerah  (wisata,  industri,  perkantoran)  kemudian 

dipetakan. 

Data  demografi  10  tahun  terakhir.  Sebaran  dan  kepadatan  penduduk.  Proyeksi‐

à Menggunakan dataproyeksi penduduk dari  data sekunder (misal RTRW) 

Kebutuhan air minum menggunakan parameter:  (1) tingkat pelayanan,  (2)  tingkat 

konsumsi  air, (3) penurunan kehilangan air 

Sebutkan semua air permukaan yang ada: sungai, danau, waduk, embung, muara 

baik tulisan maupun berupa peta. Debit rerata musim hujan & kemarau dan debit 

minimumnya. Kualitas air musim hujan & kemarau. 

Idem  untuk  air  tanah.  Catat  juga  elevasi  sumber  air  (broncaptering), intake dan 

jaraknya dari daerah pelayanan tulisan dan Peta. 

Neraca  air: Debit  yang  sudah  dimanfaatkan,  debit  sisa,  potensi  yang masih  bisa 

dimanfaatkan, data curah hujan 5 tahun terakhir. 

Pilihan  sumber  air  yang  digunakan.  Kaji  secara  teknis  pemanfatannya,  secara 

eknomis,  dan  aman  bagi  lingkungan,  kualitas  air  menjadi  pertimbangan  dalam 

pemilihan sumber air yang digunakan 

Page 24: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 24

Usulan izin pemanfaatan air baku  (SIPA) dan debit yang dimanfaatkan, bagi  lokasi 

pengambilan yang belum ada SIPA‐nya, uraikan tata‐cara proses pembuatan SIPA 

Jelaskan  rencana  pola  pemanfaatan  ruang  wilayah  pengembangan  pelayanan 

(zonasi) serta tingkat pelayanannya 

Jelaskan  rencana  pengembangan  SPAM  meliputi  pentahapan  5  tahunan  SPAM 

Perkotaan  dan  Perdesaan  termasuk  unit‐unit  pelayanannya  (unit  produksi, 

distribusi dan pelayanan) 

Jelaskan  kapasitas  pelayanan  pengembangan  perkotaan  (ibukota  kabupaten  dan 

masing‐masing  IKK, baik  IKK  pengembangan maupun  IKK baru, termasuk prioritas 

dan  urgensinya  dalam  pentahapan  pengembangan  SPAM)  termasuk  BJP,  juga 

dijelaskan  pengembangan  perdesaan  termasuk  prioritas  dan  urgensinya  dalam 

pentahapan pengembangan SPAM baik JP maupun BJP 

Jelaskan kiat‐kiat penurunan kebocoran berdasarkan  informasi dari data eksisting 

SPAM. Buatlah peta pengembangan SPAM dengan peta dasar dari peta RTRW 

Besaran rencana biaya / investasi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam rencana 

anggaran  biaya  pengembangan  SPAM.  Pola  Investasi  disesuaikan  dan  dilakukan 

dengan rencana pentahapannya termasuk sumber pendanaan disesuaikan dengan 

peraturan  dan  ketentuan  yang  ada  seperti  pendanaan  sumber  dari  APBN  SDA, 

produksi dari APBN DJCK, dan distribusi jaringan dari APBN/APBD I, atau distribusi 

jaringan pelanggan bisa didapat dari APBD II/PDAM 

Asumsi‐asumsi  yang  berhubungan  langsung  dan  tidak  langsung  dengan 

perhitungan  proyeksi  keuangan  /finansial  seperti:  Indeks  /  tingkat  inflasi,  tahun 

dasar proyeksi,  jangka waktu proyeksi,  tingkat  suku bunga/diskon  faktor/BI  rate, 

tingkat  inflasi,  kebijakan  kenaikan  tarif  (yang  diharapkan),  masa  tenggang 

pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement, dan kebijakan lainnya. 

Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan keuangan/finansial 

untuk  investasi  pengembangan  RI  SPAM  yaitu  besaran  IRR,  NPV,PayBack 

Periode,  sensitivity analysis, BCR. Investasi disebut layak untuk diimplementasikan 

apabila : IRR > diskon faktor/BI Rate  dan NPV positif 

Page 25: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 25

Bentuk  altermatif  kelembagaan  pengelolaan  SPAM:  BUMD  (Badan  Usaha  Milik 

Daerah  /PDAM), BUS  (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU  (Badan Layanan 

Umum), KSM (kelompok Swadaya Masyarakat) 

Struktur  organisasi  kelembagaan  yang  diperlukan,  uraikan  tugas  dan  tanggung 

jawabnya. 

Struktur organiasi  pengelolaan SPAM  (BUMD) yaitu: 

Regulator: Kepala Daerah 

Operator penyelenggara: Direksi /Pengawas 

SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik lingkungan, teknik 

mesin/elektro,  teknik  sipil,  ekonomi,  hukum,  dll  (sesuai  dengan  kebutuhan). 

Sesuaikan latar belakang pendidikan dengan job deskripsi dari struktur organisasi. 

SUMBER  DATA 

a. Kabupaten/ Kota Dalam Angka  (BPS), b. RTRW (Bapeda Kota/Kabupaten), c. PDAM, d. BAPPEDA Kota/Kabupaten, e. Dinas PU Kabupaten, f. Dinas Kesehatan Kabupaten, g. Dinas Koperasi & UKM, h. Dispenda, i. Bangda, j. Permen PU 18/2007, k. Permen PU 01/2010, l. Analisis, m. RAB (konsep teknis pengembangan SPAM), n. Permendagri 23/2006, o. PP 16/2005, p. Permendagri No. 61/2007, q. Permendagri No. 2/2007, r. Kepmendagri No. 130/2003, s. Kebijakann tartif daerah setempat, t. Bank Indonesia, u. SDA. 

Untuk mengidentifikasi ketersediaan air baku di suatu wilayah bagi kebutuhan air 

minum  diperlukan  studi  hidrologi  dan  studi  hidrogeologi  untuk  memperoleh 

informasi mengenai: 

a.   Jarak dan beda tinggi sumber air; 

b.   Debit optimum (safe yield) sumber air; 

Page 26: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 26

c.   Kualitas air dan pemakaian sumber air saat ini (bila ada). 

 

Alternatif sumber air terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan 

kehandalan  sumber.  Pemilihan  alternatif  sumber  air  didasarkan  pada 

pertimbangan sebagai berikut: 

a. Air  sungai,  umumnya  memerlukan  pengolahan  untuk  menghasilkan  air 

minum, sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata 

air, hanya apabila  lokasi bangunan penyadap  (intake)  terletak dekat dengan 

daerah pelayanan; 

b. Danau  atau  rawa,  pengisiannya  (inflow)  umumnya  berasal  dari  satu  atau 

beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air 

permukaan  sungai  apabila  volume  air  danau  jauh  lebih  besar  dari  aliran 

sungai‐sungai yang bermuara kedalamnya, sehingga waktu tinggal yang  lama 

(long detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses 

penjernihan alami (self purification); 

c. Mata air, sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi yang walaupun 

tidak  banyak  berpengaruh  pada  kesehatan  tetapi  cukup  berpengaruh  pada 

bahan pipa (bersifat korosif); 

d. Air  tanah dalam, dapat diajukan  sebagai alternatif  sumber air dalam hal air 

permukaan  (sungai) telah terkontaminasi berat, mengingat kualitas air tanah 

secara bakteriologis lebih aman daripada air permukaan; 

e. Pertimbangan  lain,  berkaitan  dengan  kebijaksanaan  pemerintah 

kabupaten/kota mengenai peruntukan sumber. 

Studi hidrologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber‐sumber air di suatu 

wilayah ditinjau dari siklus hidrologi: curah hujan, evaporasi, aliran permukaan (run 

off), infiltrasi dan perkolasi dengan mengikuti langkah‐langkah sebagai berikut: 

a.   Pengumpulan data hidrologi; 

b.   Kaji ulang catatan data; 

c.   Menghitung rata‐rata curah hujan; 

d.   Menghitung evaporasi potensial; 

e.   Analisis dan perhitungan debit optimal. 

Prosedur  pemilihan  sumber  dalam  penyusunan  rencana  induk  SPAM  adalah 

memberikan identifikasi sumber‐sumber yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi 

kebutuhan sesuai waktu perencanaan, dengan penekanan pada: 

a. Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air; 

Page 27: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 27

b. Investasi untuk biaya eksploitasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan 

dibuat yang terendah; 

c. Dampak lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin. 

Prosedur  pemilihan  sumber  air  baku  yang  direkomendasikan  mengikuti  urutan 

sebagai berikut: 

a. Identifikasi, termasuk aspek perizinan; 

b. Evaluasi  sumber  dengan  tujuan  terhadap  sektor‐sektor  lain  yang 

menggunakan/memakai sumber; 

c. Evaluasi finansial. 

 

D. KRITERIA DAN STANDAR PELAYANAN 

Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan pembangunan 

SPAM  untuk  dapat memenuhi  tujuan  tersedianya  air  dalam  jumlah  yang  cukup 

dengan  kualitas  yang memenuhi  persyaratan  air minum,  tersedianya  air  setiap 

waktu  atau  kesinambungan,  tersedianya  air  dengan  harga  yang  terjangkau  oleh 

masyarakat atau pemakai. 

Sasaran  pelayanan  pada  tahap  awal  prioritas  harus  ditujukan  pada  daerah 

berkepadatan  tinggi  dan  kawasan  strategis.  Setelah  itu  prioritas  pelayanan 

diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan 

induk  kota.  Untuk  mendapat  suatu  perencanaan  yang  optimum  maka  strategi 

pemecahan permasalahan dan pemenuhan  kebutuhan air minum adalah  sebagai 

berikut: 

a.   Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau “idle capacity” 

b.   Pengurangan air tak berekening (ATR) 

c.   Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem) 

 

E. RENCANA SUMBER DAN ALOKASI SPAM 

1. Tentukan kebutuhan air berdasarkan: 

a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk  interval 5 tahun selama periode 

perencanaan untuk perhitungan kebutuhan domestik 

b. Identifikasi  jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T‐01‐2003 butir 5.2 

tentang Tata Cara Perencanaan Plambing 

c. Pemakaian air untuk setiap  jenis penggunaan sesuai RSNI T‐01‐ 2003 butir 

5.2 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing 

Page 28: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 28

d. Perhitungan  kebutuhan  air  domestik  dan  nondomestic  berdasarkan 

perhitungan butir a, b, dan c. 

e. Kehilangan  air  fisik/teknis  maksimal  15%,  dengan  komponen  utama 

penyebab kehilangan atau kebocoran air sesuai gambar 6.3, adalah sebagai 

berikut: 

kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk 

kebocoran dan luapan pada tangki reservoir 

kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan 

Sedangkan  kehilangan  non‐teknis  dan  konsumsi  resmi  tak  berekening 

sebagaimana  diperlihatkan  pada  gambar  B.3  harus  diminimalkan  hingga 

mendekati nol. Kebutuhan air baku  rata‐rata dihitung berdasarkan  jumlah 

perhitungan kebutuhan air domestik, nondomestik, dan air  takberekening. 

Rencana alokasi air baku dihitung 130% dari kebutuhan air baku ratarata. 

 

2.  Tentukan  sumber  air  baku  yang  akan  dipilih  sesuai  hasil  investigasi  atau 

identifikasi awal 

 

F. RENCANA KETERPADUAN DENGAN PRASARANA DAN SARANA (PS) SANITASI 

Pertimbangan untuk melakukan keterpaduan antara air minum dan sanitasi: 

Penggunaan  Air Minum  diperkirakan menghasilkan  sekitar  80%  Air  Limbah 

yang berpotensi untuk mencemari Air Baku (Air Permukaan dan Air Tanah). 

Pengelolaan Persampahan, menghasilkan  lindi  (leacheate) dan  limbah padat 

yang berpotensi mencemari air baku air minum. 

Penurunan  kualitas  air  baku  untuk  air  minum,  meningkatkan  biaya 

pengolahan  air  minum  yang  menjadi  beban  masyarakat  (Peningkatan  1 

mg/liter BOD meningkatan biaya pengolahan sebesar Rp 970/m3). 

Pengolahan air  limbah diperlukan untuk mengatasi kelangkaan air baku bagi 

air minum. 

Keterpaduan  selayaknya  dilakukan  sejak  pada  tahap  Perencanaan,  Pembiayaan 

Pelaksanaan,  Pengelolaan,  Peran  Serta Masyarakat,  dan  Pengaturan  Bidang  Air 

Minum  dan  Sanitasi,  untuk menghindari  Pencemaran  Air  Baku  oleh  Air  Limbah 

Permukiman  dan  Sampah  (Integrated  Concept).  Keterpaduan  pengembangan 

SPAM  dengan  PS  sanitasi  terkait  dengan  perlindungan  air  baku  terhadap 

pencemaran. 

Page 29: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 29

a. identifikasi  potensi  pencemar  air  baku  dilakukan  terhadap  limbah  cair  dan 

padat yang dihasilkan dari kegiatan domestik dan industri 

b. identifikasi  pencemaran  di  sekitar  air  baku  dilakukan  dengan  pengamatan 

visual dan uji laboratorium 

c. identifikasi  potensi  pencemar  daerah  sekitar  air  baku  paling  sedikit memiliki 

jarak sejauh radius 10 meter dari sumber air baku 

d. identifikasi karakteristik buangan dari IPA 

e. lakukan upaya penanganan terhadap seluruh potensi pencemar air baku 

 

G. RENCANA PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI 

Indikasi  biaya  dan  pola  investasi  dihitung  dalam  bentuk  nilai  sekarang  (present 

value)  dan  harus  dikonversikan  menjadi  nilai  masa  datang  (future  value) 

berdasarkan metode  analisis  finansial,  serta  sudah menghitung  kebutuhan  biaya 

untuk  jangka  pendek,  jangka  menengah  dan  jangka  panjang.  Hal  yang  perlu 

diperhatikan dalam rencana keuangan atau pendanaan: 

Sumber dana 

Kemampuan dan kemauan masyarakat 

Kemampuan keuangan daerah 

 

H. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN 

Rencana  pengembangan  kelembagaan  sistem  penyediaan  air  minum  dilakukan 

melalui: 

a. Pengkajian  kembali  terhadap  perundang‐undangan  terkait  terhadap 

kelembagaan. 

b. Lakukan kajian terhadap batas wilayah administrasi pemerintahan, tugas dan 

kewenangan  instansi  tertentu, mekanisme pendanaan, kebiasaan atau adat 

masyarakat. 

c. Lakukan kajian terhadap struktur organisasi yang ada. 

d. Buat  rencana  pengembangan  kelembagaan  yang mampu  untuk mengelola 

SPAM yang direncanakan. 

Dalam pengolahan sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan adalah: 

Sumber daya manusia (SDM) 

Struktur organisasi penyelenggara 

 

 

Page 30: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 30

2.4 CARA PENGERJAAN 

Urutan cara pengerjaan rencana induk sistem penyediaan air minum meliputi: 

a. Siapkan data yang dibutuhkan untuk memenuhi muatan rencana induk yang akan disusun 

sesuai dengan data yang tercantum dalam tata cara penyusunan RI‐SPAM dan ketentuan 

teknis di atas. 

b. Lakukan studi literatur yang terdiri dari: 

Data dan gambar pelaksanaan (as built drawing) sistem penyediaan air minum yang 

sudah ada; 

Laporan  rencana  induk  (bila  akan  dilakukan  kaji  ulang  rencana  induk  yang  sudah 

ditetapkan sebelumnya). 

c. Lakukan  langkah‐langkah  sesuai dengan  langkah‐langkah pada  tata  cara penyusunan RI‐

SPAM di atas; 

d. Buat  kesimpulan  berdasarkan  langkah‐langkah  tata  cara  penyusunan  RI‐SPAM  di  atas 

dengan membandingkan data  lama dan data sekarang khusus untuk kegiatan pengkajian 

ulang rencana induk; 

e. Buat  rekomendasi  berdasarkan  pengkajian  dan  kesimpulan,  khusus  untuk  kegiatan 

pengkajian ulang rencana induk, yang dapat berupa: 

Hasil studi yang lama dapat langsung digunakan tanpa ada perubahan; 

Hasil  studi  yang  harus  diubah  pada  bagian  tertentu  disesuaikan  dengan  kondisi 

sekarang; 

Harus dilakukan studi ulang secara keseluruhan. 

f. Tetapkan rencana induk yang telah tersusun oleh yang berwenang. 

 

2.5 TATA CARA KONSULTASI PUBLIK 

Rencana  Induk  SPAM  ini  wajib  disosialisasikan  oleh  penyelenggara  bersama  dengan 

pemerintah  terkait  melalui  konsultasi  publik  untuk  menjaring  masukan  dan  tanggapan 

masyarakat sebelum ditetapkan oleh kepala daerah bersangkutan. 

a. Konsultasi publik harus dilakukan sekurang‐kurangnya dua kali dalam kurun. 

b. Dihadiri oleh masyarakat di wilayah layanan dan masyarakat di wilayah yang diperkirakan 

terkena dampak. 

c. Mengundang tokoh masyarakat, LSM, perguruan tinggi. 

 

 

 

 

Page 31: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 31

2.6 SURVEY PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM 

Kegiatan survey untuk penyusunan Rencana  Induk SPAM Propinsi Bali  (pada Kabupaten/Kota 

terpilih)  akan  mengacu  pada  Lampiran  1  Peraturan  Menteri  Pekerjaan  Umum  No. 

18/PRT/M/2007, yang mana meliputi beberapa kegiatan survey sebagai berikut: 

1. Survey dan pengkajian wilayah studi dan wilayah perencanaan 

Survei dan pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan harus memenuhi ketentuan‐

ketentuan sebagai berikut: 

Dilaksanakan  oleh  tenaga  ahli  bersertifikat  dengan  pemimpin  tim  (team  leader) 

berpengalaman dalam bidang air minum minimal 5 tahun atau menurut peraturan 

yang berlaku; 

Mempelajari  laporan  studi  terdahulu  tentang  sistem  penyediaan  air minum  dan 

tata ruang kota. 

Dilakukan pembahasan dengan pihak terkait guna mendapatkan kesepakatan dan 

rekomendasi terhadap lingkup wilayah studi dan wilayah pelayanan. 

Wilayah  studi  dan  wilayah  pelayanan  harus  memperhatikan  acuan  umum  dan 

kriteria‐kriteria yang sudah ditetapkan. 

Laporan  hasil  survei  dan  pergkajian  wilayah  studi  dan  wilayah  pelayanan 

mencakup: 

a. Batas wilayah studi, wilayah proyek dan wilayah pelayanan; 

b. Foto‐foto lokasi alternatif sumber air, jalur pipa transmisi air baku dan air minum, 

instalasi pengolahan air dan reservoir distribusi; 

c. Data teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan; 

d. Pertimbangan teknis wilayah studi dan wilayah pelayanan. 

Ketentuan  teknis  survei  dan  pengkajian wilayah  studi  dan wilayah  pelayanan  sebagai 

berikut: 

a. Data teknis yang harus dikumpulkan meliputi: 

iklim; 

geografi; 

geologi dan hidrologi yang dilengkapi peta‐peta; 

Rencana Tata Ruang Wilayah; 

peta wilayah; 

gambar‐gambar teknis yang ada; 

laporan teknis sistem penyediaan air minum yang ada; 

data sosial ekonomi; 

data kependudukan. 

Page 32: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 32

b. Peta‐peta wilayah dengan ukuran skala sesuai ketentuan yang berlaku; 

c. Survei  antara  lain  sumber  air  baku,  sosial,  dan  ekonomi  harus  dilakukan  sesuai 

ketentuan yang berlaku; 

d. Pemilihan alternatif  jalur transmisi air baku ditentukan berdasarkan hasil kunjungan 

lapangan.  Panjang  pipa  dan  kondisi  topografi  diketahui  berdasarkan  pembacaan 

peta; 

e. Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan batasan wilayah studi, wilayah proyek dan 

wilayah pelayanan, sumber air baku dan  jalur transmisi air baku, serta menjelaskan 

komponen‐komponen yang  terdapat di dalam wilayah studi dan wilayah pelayanan 

secara terinci baik kondisi pada saat ini maupun kondisi pada masa mendatang. 

Apabila  terdapat  sistem  penyediaan  air  minum,  maka  harus  dilakukan  penanganan 

sebagai berikut: 

pemanfaatan kapasitas yang belum terpakai; 

pengurangan air tak berekening (ATR); 

peluasan sistem dengan penambahan sumber air baku dan peningkatan produksi. 

 

2. Survey dan pengkajian sumber daya air baku  (untuk berbagai sumber seperti: mata air, 

air tanah dalam, air tanah dangkal, air sungai, danau/embung, dan air waduk, disesuaikan 

dengan kondisi eksisting di wilayah perencanaan) 

Dalam pelaksanaan survei lapangan bidang air baku harus dipenuhi ketentuan‐ketentuan 

teknis sebagai berikut: 

a. Gambar‐gambar  sketsa  lokasi, peta‐peta dengan ukuran gambar  sesuai  ketentuan 

yang berlaku; 

b. Sumber air baku harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:  

debit minimum dari sumber air baku; 

kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya; 

kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku; 

jarak  sumber  air  baku  ke  daerah  pelayanan  maksimum  sesuai  dengan 

ketentuan untuk masing‐masing sumber air baku. 

3. Survey dan pengkajian Geoklimatografi dan Topografi 

Survei dan pengkajian  geoklimatologi dan  topografi harus memenuhi  ketentuan  teknis 

sebagai berikut: 

a. Tersedia  peta  topografi  dengan  skala  1:50.000  atau  1:25.000  tergantung  luas 

cakupan lokasi survei; 

Page 33: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 33

b. Mendapatkan data  sekunder dari  instansi  terkait  seperti Badan Meteorologi dan 

Geofisika (BMG) dan Dinas Pengairan seperti: 

Data curah hujan; 

Data temperatur maksimum dan temperatur minimum pada daerah survei; 

Data kelembaban udara; 

Kecepatan angin dan arah angin. 

4. Survey dan pengkajian Demografi dan Ketatakotaan 

Ketentuan teknis untuk tata cara survei dan pengkajian demografiadalah: 

a. Wilayah sasaran survei harus dikelompokan ke dalam kategori wilayah berdasarkan 

jumlah penduduk.  

b. Cari data jumlah penduduk awal perencanaan. 

c. Tentukan nilai persentase pertambahan penduduk per tahun (r). 

d.  Hitung  pertambahan  nilai  penduduk  sampai  akhir  tahun  perencanaan  dengan 

menggunakan salah satu metode arithmatik, geometrik, dan least squre;  

Pn Po + Ka (Tn – To)  

Namun, metode  yang  biasa  digunakan  oleh  Badan  Pusat  Statistik  (BPS)  adalah 

Metode Geometrik. 

Ketentuan teknis untuk survei dan pengkajian ketatakotaan adalah: 

a. Ada  sumber  daya  baik  alam  maupun  bukan  alam  yang  dapat  mendukung 

penghidupan dan kehidupan di kota yang akan disurvei; 

b. Ada  prasarana  perkotaan  yang  merupakan  titik  tolak  arah  pengembangan 

penataan ruang kota. 

 

5. Survey dan pengkajian Biaya, Sumber Pendanaan, dan Keuangan 

Survei dan pengkajian biaya,  sumber pendanaan dan  keuangan dalam pelaksanaannya 

merupakan  perolehan  data  lapangan  yang  akan  digunakan  dalam  analisis  keuangan 

sistem penyediaan air minum. Data lapangan yang diperlukan adalah sebagai berikut: 

a.   Perolehan Data Eksisting PDAM dan Data Statistik; 

b.   Perolehan Data Jumlah Sambungan; 

c.   Perolehan Data Penagihan Rekening; 

d.   Perolehan Data Produksi Air; 

e.   Perolehan Data Personil; 

f.   Perolehan Data Laporan Keuangan; 

g.   Perolehan Data Kemampuan Sumber Pendanaan Daerah; 

h.   Perolehan Data Kemampuan Masyarakat; 

Page 34: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 34

i.   Perolehan Data Peluang Adanya KPS; 

j.   Perolehan Data Alternatif Sumber Pembiayaan. 

 

6. Pengkajian Kelembagaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 

Ketentuan  teknis  pengkajian  kelembagaan  dalam  penyusunan  rencana  induk  SPAM 

dalam pelaksanaannya meliputi hal‐hal sebagai berikut: 

a.   Pembentukan Tim Teknis; 

b.   Tugas dan tanggung jawab. 

 

Kegiatan survey akan dilakukan dengan semaksimal mungkin menggunakan sumber daya lokal 

agar mengefisienkan  pekerjaan. Misalnya: memobilisasi  surveyor  lokal, memanfaatkan  jasa 

penyewaan peralatan survey lokal, menggunakan jasa pelayanan laboratorium lokal, dll. 

 

3. TAHAPAN RENCANA KERJA 

3.1 UMUM 

Rencana  kerja  di  susun  oleh  konsultan  setelah  memahami  inti  dari  pekerjaan  yang  akan 

dilaksanakan dan  lingkup  yang diberikan. Rencana kerja  ini  sangat diperlukan untuk dijadikan 

pedoman bagi tim pelaksana pekerjaan untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan 

untuk mengkoordinasi  setiap  kegiatan,  sehingga  akan  dihasilkan  pekerjaan  yang  efektif  dan 

efisien.  Rencana  kerja  akan  kami  sajikan  dalam  bentuk  Bagan  Alir  Pelaksanaan  dan  Jadwal 

Pelaksanaan  Pekerjaan.  Tahapan  rencana  kerja  Konsultan  dalam  melaksanakan  kegiatan 

perencanaan ini disajikan seperti bagan alir berikut : 

Pada bagian ini akan dijelaskan rencana kerja yang akan dilakukan oleh konsultan dalam upaya 

mencapai sasaran yang diinginkan dalam penyusunan Rencana  Induk SPAM Propinsi Bali (pada 

Kabupaten/Kota  terpilih)  ini.  Tentunya,  konsisten  dengan  pendekatan  yang  telah  dipaparkan 

pada  Bab  sebelumnya,  maka  rencana  kerja  yang  disusun  akan  mengacu  pada  pendekatan 

tersebut.  Tahapan rencana kerja yang akan dilakukan dipaparkan dengan mengikuti diagram alir 

sebagai berikut: 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 35

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.2 PEKERJAAN PERSIAPAN (GENERAL PREPARATORY WORKS) 

Tahap  persiapan  merupakan  tahap  yang  amat  penting  dan  krusial  dalam  menentukan 

keberhasilan  pencapaian  tujuan  kegiatan, mengingat  interaksi  antara  konsultan  dan  pemberi 

pekerjaan akan sangat intensif pada tahap ini. Dengan demikian, perlu dijalin suatu mekanisme 

komunikasi  yang  baik  agar  kesamaan  persepsi  pencapaian  kegiatan  antara  pihak  pemberi 

pekerjaan dengan pihak konsultan dapat  tercapai dengan baik. Pada  tahap persiapan  ini akan 

dilakukan beberapa hal sebagai berikut: 

1. Membuat Program Kerja  (Pola Pikir) kegiatan secara keseluruhan 

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini mencakup penyusunan pola pikir alur pencapaian 

sasaran kegiatan yang kemudian mesti dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh jajaran 

tenaga ahli dan tenaga pendukung kegiatan. 

2. Menentukan Sasaran 

Pada  tahap  ini,  dilakukan  definisi  penentuan  sasaran  secara  rinci  dan  spesifik mengenai 

apa‐apa  saja  hal  yang  diharapkan  untuk  dicapai  dalam  penyusunan  dokumen  Rencana 

Induk  SPAM Propinsi Bali  (pada Kabupaten/Kota  terpilih)  ini. Perlu dicatat, bahwa meski 

memang produk akhir dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen Rencana Induk SPAM 

PERSIAPAN 

PENGUMPULAN DATA 

KOMPILASI DAN PEMROSESAN DATA 

ANALISIS DATA 

PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROPINSI BALI (PADA 

KABUPATEN/KOTA TERPILIH) 

PEMBAHASAN/DISKUSI 

Page 36: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 36

Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih),  diperlukan  suatu  pendekatan  yang 

komprehensif  dalam  rangka  mencapai  sasaran  besar  dari  kegiatan  ini  yakni  untuk 

meningkatkan kinerja dan pelayanan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) 

melalui upaya yang komprehensif untuk melibatkan berbagai pihak  (stakeholders) dalam 

SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) 

3. Menggali Sumber Terkait 

Mengingat kegiatan penyusunan Rencana  Induk SPAM akan melibatkan berbagai aktivitas 

survey  dan  kajian, maka  diperlukan  suatu  perencanaan  survey  yang mantap  dan  tepat 

sasaran. Untuk  itu, diperlukan berbagai  informasi yang  tepat mengenai berbagai  sumber 

informasi  terkait SPAM di Propinsi Bali  (pada Kabupaten/Kota  terpilih). Beberapa  contoh 

informasi penting tersebut antara lain: institusi‐institusi terkait SPAM di Propinsi Bali (pada 

Kabupaten/Kota  terpilih),  contact  person  terkait,  sumber‐sumber  data  sekunder, 

laboratorium air terakreditasi, dll. 

4. Melakukan Studi Literatur 

Dengan semakin berkembangnya bidang SPAM dan semakin banyaknya berbagai teori dan 

contoh  kasus  yang  telah  ada, maka  dperlukan  upaya  untuk mempelajari  dari  berbagai 

sumber  literature  dan  studi  kasus  untuk  pengembangan  SPAM  di  berbagai  kota  di 

Indonesia  yang memiliki  kondisi  yang mirip  dengan  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota 

terpilih).  Selain  itu,  perkembangan  keberadaan  peraturan‐peraturan  dan  pedoman  baru 

yang dikeluarkan oleh pemerintah  terkait dengan pengembangan SPAM  juga perlu  terus 

diikuti  dan  dirujuk  dalam  pengembangan  Rencana  Induk  SPAM  Propinsi  Bali  (pada 

Kabupaten/Kota terpilih) ini. 

5. Menyusun Format Pendataan 

Agar data yang didapat tepat sasaran dan upaya pengumpulan data  juga dapat dilakukan 

secara efektif dan efisien, maka perlu disusun suatu format pengumpulan data yang akan 

diambil,  baik  data  sekunder, maupun  data  primer  (misalnya,  form  informasi  pelayanan 

eksisting SPAM, kuesioner sosial/pelayanan kepada masyarakat, dll). 

6. Menyusun Jadwal Kerja 

Dengan  terbatasnya  waktu  pelaksanaan  kegiatan  selama  6  bulan,  maka  dalam  rangka 

pencapaian  sasaran  kegiatan  secara  periodic  sesuai  dengan  tahapan  pelaporan  (laporan 

pendahuluan, antara, draft akhir, dan laporan akhir), dan juga dalam rangka memudahkan 

pendefinisian  tanggung  jawab  pihak  terkait,  terutama  tim  konsultan  dan  tim  teknis  dari 

Page 37: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 37

pihak  pemberi  pekerjaan, maka  diperlukan  jadwal  kerja  yang  rinci,  yang  akan  disajikan 

pada Bab berikutnya 

 

3.3 PENGUMPULAN DATA 

1. Norma, Standar, Pedoman dan Manual Bidang Air Minum 

Data‐data awal yang mesti dikumpulkan adalah data‐data terkait norma, standar, pedoman, 

dan manual bidang pengembangan air minum yang ada di Indonesia. Sebisa mungkin NSPM 

yang  dikumpulkan  tersebut  adalah  terbitan  terbaru  sehingga  dapat  mengikuti  dengan 

kondisi terkini. 

2. Petunjuk Teknis 

Selain NSPM, berbagai data mengenai petunjuk  teknis pengembangan SPAM  juga penting 

untuk dikumpulkan, sebagai acuan dalam perumusan rencana‐rencana yang dimuat dalam 

lingkup Rencana Induk SPAM ini.  

Petunjuk teknis ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan berbagai rencana 

yang  terkait  langsung dengan Rencana  Induk SPAM  ini  (misalkan:  rencana pengembangan 

sistem  air  baku,  rencana  transmisi,  rencana  distribusi,  dll), maupun  sebagai  acuan  untuk 

pengembangan berbagai turunan kegiatan sebagai produk dari dokumen Rencana Induk ini, 

yakni  identifikasi  berbagai  aktivitas  Studi  kelayakan  (Feasibility  Study)  dan  Rencana Detil 

(Detailed Engineering Design). 

 

3. Pengumpulan  data,  berupa  data  sekunder  (melakukan  survey  ke  instansi  terkait  serta 

kelembagaan  formal  maupun  non‐formal  untuk  mengumpulkan  data‐data  yang  terkait 

dengan kegiatan pengembangan SPAM dari segi teknis, kelembagaan, dan manajemen. dan 

studi  literatur  (norma, standar, pedoman, manual bidang sanitasi, petunjuk  teknis, PP No. 

16/2005, dll). 

4. Pengumpulan data primer melalui pengukuran langsung di lapangan, misalkan data debit air 

baku, data kualitas air baku, pengambilan kuesioner langsung kepada masyarakat. 

5. Data‐data  lain  dari  berbagai  sumber:  Kimpraswil  (PU),  Kementerian  Kesehatan,  BPS, 

Bappenas, WHO, World Bank, dll, yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan pelengkap 

sesuai dengan data yang diperlukan. Misalkan: data angka penyakit yang perlu didapatkan 

dari Departemen Kesehatan, dll. 

 

 

Page 38: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 38

3.4 RENCANA JARINGAN 

Direncanakan sesuai dengan: 

- Rencana pengembangan tata kota (RUTR) dan RTRW 

- Jaringan distribusi utama 

Langkah‐langkah  pengerjaan  perencanaan  jaringan  distribusi  air minum  dilaksanakan  sebagai 

berikut: 

- Tentukan daerah pelayanan 

- Kumpulkan data untuk daerah pelayanan 

Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administrasif kebijaksanaan pemerintah 

daerah, dan kelayakan penerapan jaringan distribusi pelayanan air minum: 

- Jumlah penduduk 

- Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah pelayanan 

- Konsumsi pemakaian air domestik 

- Konsumsi pemakaian air nondomestik 

- Daya dukung tanah 

- Hasil pengukuran lapangan 

- Gambarkan sistem jaringan distribusi dalam bentuk melingkar yang disesuaikan dengan 

data pendukung 

- Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi lingkaran 

- Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut: 

Tentukan  kecepatan  aliran  dalam,  pipa  sesuai  dengan  kriteria  perencanaan  antara  dua  titik 

simpul. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: q = av 

Gambarkan sistem jaringan distribusi yang memuat data sebagai berikut: 

 

3.5 SURVEY KEBUTUHAN NYATA  

Ada 3 (tiga) tujuan utama survey kebutuhan nyata yaitu: 

- Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air minum; 

- Penentuan standar pemakaian air; 

- Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membeli air; 

- Survey dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang berstruktur atau 

kuesioner dan tata cara penyusunannya. 

Page 39: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 39

 

3.6 KOMPILASI DAN PEMROSESAN DATA 

Tahap  ini  teramat  penting  karena  berupaya  untuk  mengelompokan  data  kuantitatif  dan 

kualitatif sebagai bahan analisis. Pengelompokan data‐data tersebut mesti sesuai dengan bahan 

analisis yang akan dilakukan, oleh karenanya upaya kompilasi data pun perlu dilakukan dengan 

menggunakan  format  yang  spesifik  sesuai  dengan  kebutuhan  analisis  untuk  tiap  aspek  yang 

dicakup  dalam  Rencana  Induk  SPAM  ini.  Misalkan:  perlunya  dibuat  format  khusus  untuk 

kompilasi data kualitas air, adanya format khusus untuk kompilasi data‐data kuesioner, dll. 

3.6.1 Analisis 

1. Melakukan  kajian  terhadap  tingkat  pencapaian  layanan  air  minum,  termasuk 

kelemahan atau kendala, peluang, IPTEK dan skenario yang telah dijalankan. 

Dari  berbagai  aspek  yang  dikaji  dalam  Rencana  Induk  SPAM  ini  (aspek  teknis, 

pembiayaan,  kelembagaan,  peraturan/perundangan,  dan  aspek  sosial  budaya), 

maka  upaya  analisis  pembandingan  (bench  marking)  kondisi  eksisting  SPAM  di 

Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih)  terhadap  target  yang  ingin  dicapai 

diarahkan pada upaya  identifikasi penyebab utama  (root  cause) dari masih belum 

optimalnya kinerja pelayanan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih). 

Berbagai kelemahan atau kendala akan diidentifikasi untuk kemudian dicoba untuk 

dijadikan peluang (opportunities) dalam pengembangan SPAM ke depan.  

2. Melakukan  analisis  terhadap  aspek  –  aspek  teknis  lingkungan,  ekonomi,  finansial, 

dan  kelembagaan  yang  berhubungan  /  berpengaruh  terhadap  perencanaan 

program,  pelaksanaan  program  dan  pengendalian  program  di  daerah  maupun 

pusat. 

Dalam hal  ini, penting pula untuk dianalisis aspek kesinambungan dan keterkaitan 

dari berbagai program pengembangan SPAM di Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota 

terpilih)  yang  dilakukan  oleh  berbagai  pihak  (instansi/stakeholders).  Diharapkan 

setelah  dokumen  Rencana  Induk  ini  diterbitkan,  seluruh  kegiatan  pengembangan 

SPAM dapat dilaksanakan secara terintegrasi. 

 

3. Melakukan  kajian  evaluasi  pemanfaatan  prasarana  dan  sarana  SPAM  dan 

merumuskan  serta  melakukan  perhitungan  /  estimasi  kebutuhan  prasarana  dan 

sarana SPAM. Hal ini penting mengingat dokumen Rencana Induk  ini harus mampu 

mendefinisikan  kebutuhan  sarana untuk peningkatan  coverage  pelayanan beserta 

Page 40: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 40

analisis  implikasi  pembiayaannya.  Selain  itu,  jika  pengembangan  sarana  dan 

prasarana  tersebut  memerlukan  kajian  dengan  justifikasi  yang  lebih  rinci,  maka 

dokumen  Rencana  Induk  ini  harus  mampu  mendefinisikan  kebutuhan 

dilaksanakannya Studi kelayakan dan Rencana detil desain. 

3.6.2 Identifikasi Permasalahan Dan Kebutuhan Pengembangan 

Berdasarkan  analisa  hasil  ketiga  aktivitas  terdahulu,  maka  diidentifikasi  baik 

permasalahan,  tantangan  dan  kebutuhan  pengembangan  sistem.  Hal‐hal  yang  perlu 

diidentifikasikan antara lain adalah: 

Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada  

Performa pelayanan; 

Tingkat kebocoran; 

Jumlah langganan tunggu/potensial; 

Terdapat kapasitas belum dimanfaatkan (idle Capacity); 

Kebutuhan pengembangan jaringan didistribusi dan/atau kapasitas pengolahan; 

Performa kelembagaan, sumber daya manusia dan keuangan. 

3.6.3 Perkiraan Kebutuhan Air 

Proyeksi kebutuhan air dalam suatu proyek penyediaan air minum merupakan hal yang 

penting,  karena  merupakan  dasar  penentuan  biaya  investasi.  Prakiraan  air  harus 

didasarkan  pada  kondisi  sosial  ekonomi  dan  survey  kebutuhan  nyata.  Kebutuhan  air 

diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan masyarakat, yaitu: 

- Domestik  

Rumah tangga; 

Sosial. 

- Non Domestik  

Komersil; 

Perkotaan; 

Fasilitas umum; 

(1) Industri; 

(2) Pelabuhan, dan sebagainya. 

Page 41: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 41

Pada umumnya konsumsi atau standar pemakaian dinyatakan dalam volume pemakaian 

air  rata‐rata  per  orang  perhari  yang  ditentukan  berdasarkan  survey  kebutuhan  nyata. 

Sedangkan konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh 

harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alteranatif. Biasanya kebutuhan 

air disuatu kota juga dipengaruhi oleh besarnya kehilangan air.  Dalam hal ini kehilangan 

air  didefinisikan  secara  sederhana  sebagai  produksi  air  yang  tidak  terjual.  Besarnya 

kehilangan  air  sangat  tergantung  dari  kondisi  dan  umur  pipa,  tekanan  dan  sistem 

penyediaan air. 

3.6.4 Identifikasi Air Baku 

Umum  

Untuk  mengindentifikasi  ketersediaan  air  baku  di  suatu  wilayah  bagi  kebutuhan  air 

minum  diperlukan  studi  hidrogeologi.  Studi  tersebut  terutama  dimaksudkan  untuk 

memperoleh informasi mengenai:  

- Jarak dan beda tinggi sumber‐sumber air; 

1. Debit optimum (safe yield) sunliber; 

2. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini (bila ada). 

Pada  umunya  terdapat  sejumlah  alternatif  sumber  yang  berbeda.  Alternatif  sumber 

terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. 

Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata uang, 

dan penilaian bobotnya tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang dilayani. 

Untuk kota‐kota yang lebih kecil bobot penilaiannya lebih besar dari kota besar. 

Analisis  pemilihan  alternatif  sumber  dilakukan  terhadap  sumber‐sumber  yang  telah 

diidentifikasi menurut jenis sumber air: 

- Mata air; 

1. Sungai, saluran; 

2. Danau; 

3. Air tanah. 

Dalam  melakukan  analsisis  pemilihan  alternatif  sumber  sejumlah  faktor  perlu 

dipertimbangkan seperti: 

Page 42: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 42

- Air  sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan  air minum, 

sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya 

apabila lokasi penyadapan (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan. 

- Danau  atau  rawa,  pengisiannya  (in‐flow)  umumnya  berasal  dari  satu  atau 

beberapa  sungai.  Alternatif  sumber  danau  diperbandingkan  dengan  air 

permukaan sungai apabila volume air danau  jauh  lebih besar dari aliran sungai‐

sungai  bermuara  kedalamnya,  sehingga  waktu  tempuh  yang  lama  (long 

detention  time)  dari  aliran  sungai  ke  danau  menghasilkan  suatu  proses 

penjernihan alami atau self purification. 

- Mata  air  sering  dijumpai  mengandung  CO2  agresif  yang  tinggi,  yang  mana 

walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh 

pada  bahan  pipa  (korosi).  Proses  untuk  menghilangkannya  harus  dilakukan 

sedekat mungkin ke lokasi sumber. 

- Dalam  hal  air  permukaan  (sungai)  telah  terkontaminasi  berat,  pemilihan 

alternatif  sumber  air  tanah  dalam  dapat  diajukan,  mengingat  kualitas  tanah 

secara bakteriologi lebih aman daripada air permukaan. 

- Pertimbangan  lain  yang  berkaitan  dengan  kebijakan  Pemerintah  Daerah 

mengenai peruntukan sumber. 

3.6.5 Pengembangan Kelembagaan Non SDM 

Dalam  operasi  dan  pemeliharaan  suatu  sistem  air  minum  diperlukan  tenaga‐tenaga 

profesional  yang  berpengalaman.  Tenaga‐tenaga  tersebut  tidak  diperoleh  begitu  saja, 

tetapi harus dilatih dan dibina secara terus menurus. 

Berdasarkan  hal  tersebut  diatas,  diperlukan  suatu,  penilaian  terhadap  kemampuan 

karyawan  yang  ada  untuk  menyusun  suatu  program  pengembangan  karyawan  yang 

dicapai melalui pendidikan dan pelatihan. 

Pemilihan Alternatif Sistem 

Dengan  memadukan  kebutuhan  air  dan  ketersediaan  sumber  air  baku,  maka  dapat 

direncanakan dan dikembangkan pada umumnya  lebih dari  satu alternatif pemenuhan 

kebutuhan. 

Suatu studi preliminary harus dilakukukan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang 

"layak" mulai dari : 

- Sumber air baku; 

Page 43: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 43

Lokasi dan jenis intake; 

Penampungan yang diperlukan (jika ada);  

Jalur transmisi; 

Lokasi reservoir;  

Jaringan Distribusi 

Studi  preliminary  dilakukan  berdasarkan  peta  topografi,  peta  tata  guna  tanah,  dan 

laporan‐laporan eksisting lainnya.  

3.6.6 Pengembangan Alternatif 

Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan  sumber air baku, maka 

dapat  diidentitikasikan  dan  dikembangkan  yang  kemudian  dipilih  berbagai  alternatif 

pemecahan permasalahan pemenuhan kebutuhan. 

Setiap  alternatif  harus  dikaji  aspek  teknis,  ekonomi  sehingga  para  ahli  teknik  dapat 

menganalisa  dengan  cepat  dan  cermat. Alternatif  terpilih  adalah  yang  terbaik  ditinjau 

dari berbagai aspek  tersebut diatas. Pradesain dari alternatif  terpilih merupakan dasar 

dalam prakiraan biaya  investasi dan praklayakan proyek. Setelah  jelas  sumber air baku 

yang  akan  digunakan,  maka  harus  dilakukan  pengurusan  perijinan.  Setelah  perijinan 

dilakukan pengamanan dan pengurusan sumber air baku tersebut. 

 

3.7 PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROPINSI BALI (PADA KABUPATEN/KOTA TERPILIH) 

1. Evaluasi SPAM eksisting Propinsi Bali (pada Kabupaten/Kota terpilih) 

  Setelah dilakukannya analisis yang komprehensif  terhadap kondisi SPAM eksisting Propinsi 

Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih), maka  dilakukan  evaluasi  secara menyeluruh  beserta 

kebutuhan  pengembangan  SPAM  di  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota  terpilih), melalui 

upaya  pentahapan:  Jangka  Pendek  (5  tahun),  Jangka Menengah  (10  tahun),  dan  Jangka 

Panjang (20 tahun). 

2. Pembahasan  kebutuhan  pengembangan  SPAM  di  Propinsi  Bali  (pada  Kabupaten/Kota 

terpilih) dengan mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah, rencana pencapaian target 

jangka menengah (RPJM) dan jangka panjang (RPJP). Selain itu, dapat pula mengacu kepada 

komitmen    pencapaian  sasaran MDGs  (Millenium Development Goals)  2015  untuk  sektor 

pengembangan air minum. 

3. Penyusunan konsep dan alternatif SPAM 

Page 44: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 44

  Dengan  telah  teridentifikasi dan  teranalisisnya  kondisi  SPAM  eksisting  Propinsi Bali  (pada 

Kabupaten/Kota  terpilih),  dan  telah  didefinisikannya  tujuan  yang  ingin  dicapai  dalam 

berbagai  tahapan  perencanaan,  maka  berbagai  konsep  dan  alternatif  pengembangan 

pelayanan  SPAM  dapat  disusun  dan  dianalisis  untuk  ditentukan mana  yang  paling  layak 

untuk dikembangkan. 

4. Penyusunan  Rencana  Induk  SPAM  yang mencakup  aspek  peraturan  perundangan,  aspek 

kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek sosial budaya / peran serta masyarakat, dan aspek 

teknis  operasional,  dengan  mempertimbangkan  kelayakan  teknis,  kelayakan  ekonomis, 

kelayakan lingkungan, dan kelayakan sosial. 

  

3.8 Pembahasan / Diskusi 

1. Mengadakan  diskusi  dengan  mengundang  para  pemangku  kepentingan  untuk 

menampung  dan membicarakan  konsep  rencana  induk permasalahan  ini. Dengan  telah 

disusunnya  konsep  Rencana  Induk  tersebut,  maka  sesuai  dengan  Peraturan  Menteri 

Pekerjaan Umum No.18/PRT/M/2007 Pasal 10, disebutkan bahwa: 

(1) Rencana  induk pengembangan SPAM sebelum ditetapkan wajib disosialisasikan oleh 

penyelenggara bersama dengan pemerintah terkait melalui konsultasi publik. 

(2)  Konsultasi  publik  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  dilakukan  untuk menjaring 

masukan dan tanggapan masyarakat. 

(3)  Konsultasi  publik  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  harus  dilakukan  sekurang‐

kurangnya  tiga  kali dalam  kurun waktu  12  bulan dan dihadiri oleh masyarakat  di 

wilayah  layanan  dan  masyarakat  di  wilayah  yang  diperkirakan  terkena  dampak 

dengan mengundang tokoh masyarakat, LSM, dan perguruan tinggi. 

2. Melakukan pembahasan pada setiap kegiatan dengan pemberi tugas  dan tim teknis yang 

akan ditunjuk, serta aparat terkait. Dalam hal  ini, setelah disusunnya Draft  laporan final, 

maka  akan  ditajamkan  menjadi  laporan  final  setelah  melalui  proses  focus  group 

discussions secara terbatas antara tim konsultan dengan tim teknis terkait. 

 

4. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN 

1. Uraian 

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup kegiatan 

serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil rencana nantinya tidak 

Page 45: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 45

bertentangan dengan  ketentuan  yang  terdapat pada Kerangka Acuan Kerja  (KAK)  yang  sudah 

ditetapkan oleh pemberi pekerjaan serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.  

Pelaksanaan  pekerjaan  secara  garis  besar  dibagi  menjadi  2  (dua)  bagian  yaitu  pekerjaan 

lapangan dan pekerjaan kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan  sesuai dengan yang ditetapkan 

dalam  Kerangka  Acuan  Kerja  adalah  180  (seratus  delapan  puluh)  hari  kalender.  Dalam 

melaksanakan  pekerjaan  ini  konsultan  terlebih  dahulu menyusun  suatu  Program  Kerja  yang 

berisi  tentang  sistematika  penyelesaian  pekerjaan.  Semua  kerangka  berpikir  dalam  program 

kerja  ini dituangkan dalam bentuk  Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Bagan Alir Pelaksanaan 

Pekerjaan. 

Secara  teknis  administrasi,  jadwal  pelaksanaan  pekerjaan  disusun  berdasarkan  pertimbangan 

sebagai berikut : 

Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan dengan pihak 

pemberi tugas diselesaikan. 

Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 180 (seratus delapan puluh)  

hari  kalender  sesuai  dengan  berita  acara  rapat  penjelasan  umum  terhitung  sejak 

dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK). 

Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan dengan tugas‐tugas 

konsultan, maka  untuk  lebih  jelasnya  secara  umum  jadwal  terinci  dari  pekerjaan    ini  dapat 

dilihat dalam Tabel B.5 yang terdapat pada halaman berikut.      

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 46: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 46

 

Page 47: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 47

2. Uraian Detail Pelaksanaan Pekerjaan 

A. Pekerjaan Persiapan (Preparation Works) 

Kegiatan  awal  yang dilakukan oleh  konsultan  setelah menerima  SPMK  (Surat Perintah Mulai 

Kerja) antara lain; 

Mobilisasi dan Demobilisasi Personil 

Tahapan  awal  adalah  perusahaan  akan  memobilisasi  dan  demobilisasi  personil  dan 

peralatan  yang  diperlukan  untuk  kegiatan  Konsultan  Evaluasi  Kinerja  ini. Mengingat 

waktu  penugasan  personil  dilaksanakan  selama  6  (lima)  bulan  dan  ada  tenaga  ahli 

dengan  masa  penugasan  4  (empat)  bulan,  maka  mobilisasi  dan  demobilisasi 

dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan.  

Penyusunan Program Kerja Secara Komprehensif 

Dengan  pemahaman  yang  baik  oleh  konsultan mengenai  lingkup  pekerjaan  ini,  akan 

disusun suatu program kerja yang menyeluruh terhadap seluruh item pekerjaan. Hal ini 

dilakukan untuk memberikan informasi yang akurat dan sesuai keperluan. 

Inventarisasi Data Sekunder 

Untuk memberikan hasil yang baik, konsultan akan melakukan inventarisasi seluruh data 

sekunder  yang  terkait  pelaksanaan  pekerjaan. Data‐data mengenai  norma,  pedoman, 

Manual,  Petunjuk  Teknis  yang  terkait  oleh  pelaksanaan  pekerjaan  dikumpulkan  agar 

hasil studi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. 

Penyusunan Format Pendataan 

Konsultan  akan menyusun  seluruh  data  dalam  format  penyajian  yang  rapi  sehingga 

memudahkan bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan kajian maupun evaluasi 

tahap lanjutan. 

Penyusunan Jadwal Kerja 

Rencana kerja yang  telah disusun pada  tahap usulan  teknis akan disempurnakan oleh 

tim untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. 

Rekapitulasi Penyusunan Rencana Survey  

Tahap  selanjutnya  adalah  diperolehnya  rekapitulasi  rencana  survey, metode  survey, 

tahapan survey, target pelaksanaan survey dan semua yang terkait. 

 

Page 48: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 48

B. PERENCANAAN JARINGAN 

Dalam  bagian  ini  akan  dilakukan  kajian  perencanaan  jaringan  yang  terkait  dalam  advisory 

perencanaan teknis dan rencana induk sistem. Berikut ini tahapan yang akan dilakukan; 

Analisa Kajian RUTR dan RTRW terkait pengembangan SPAM 

Analisa Data Jaringan Distribusi Air Minum 

Analisa Penentuan Daerah Pelayanan 

Semua pelaksanaan poin A dan B direncanakan selesai 1 (satu) bulan dari SPMK diterima oleh 

konsultan perencana. 

C. KOMPILASI & PEMPROSESAN DATA 

Tahap selanjutnya dari rekapitulasi data dan survey   yang diperoleh, akan dilakukan kompilasi 

dan pemprosesan data diantaranya; 

Kajian Tingkat Pencapaian Layanan Air Minum 

Kajian Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana SPAM 

Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan SPAM 

Identifikasi Perkiraan Kebutuhan Air Bersih 

Identifikasi Potensi Sumber Air 

D. KONSEPSI POLA PENGEMBANGAN 

Tahap  selanjutnya  dari  setelah  dilakukan  kompilasi  dan  pemprosesan  data,  konsultan  akan 

mencoba merumuskan Konsepsi Pola Pengembangan, antara lain; 

Pola Pengembangan Kelembagaan Non SDA 

Pemilihan Alternatif System 

Pengembangan Jaringan Distribusi 

Pengembangan Jaringan System 

Seluruh tahapan ini memerlukan waktu 1 (satu) bulan.   

E. PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROVINSI BALI 

Tahap selanjutnya dari setelah dilakukan penyusunan konsepsi pola pengembangan, konsultan 

akan mencoba merumuskan Rencana Induk SPAM Provinsi Bali, antara lain; 

Evaluasi SPAM Eksisting Provinsi Bali ( Pada Kab/ Kota terpilih) 

Page 49: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 49

Pembahasan kebutuhan Pengembangan SPAM pada Kab/Kota terpilih 

Penyusunan Konsep dan Alternatif Pengembangan Rencana Induk SPAM 

Penyusunan Rencana Induk Spam terkait semua aspek 

Penetapan Rencana Induk SPAM provinsi Bali (pada Kab/Kota terpilih) 

Seluruh tahapan ini memerlukan waktu 2.5 (dua setengah) bulan.   

F. PELAPORAN 

Berikut ini laporan yang disajikan konsultan sehubungan dengan proses pekerjaan: 

Laporan Pendahuluan (Inception Report) 

Laporan Antara (Interim Report) 

Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) 

Laporan Akhir(Final Report) 

Buku Konsep Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten/Kota 

CD Pelaporan. 

 

B.2.3. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN 

Untuk memberikan  hasil  yang  optimal  dari  suatu  kegiatan, maka  disusun  team work  dalam 

suatu  organisasi  pelaksanaan  pekerjaan.  Dalam  organisasi  ini  akan  disusun  hierarki 

kewenangan, kerjasama, tanggung jawab dan instruksi sehingga semua yang berkaitan dengan 

pelaksanaan pekerjaan dapat terakomodir. 

Team  Leader,  akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan  Satker Pengembangan 

Kinerja Pengelolan Sumber Air Bali untuk pelaksanaan pekerjaan  ini. Team Leader akan 

mengelola seluruh anggota team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan. 

Proffesional  Staff,  akan  dilakukan  oleh  seluruh  anggota  tim  sesuai  dengan  tugas  dan 

tanggung  jawab masing‐masing.  Koordinasi  terus  dilakukan  antar  anggota  dan  direksi 

pekerjaan. 

Supporting Staff, seluruh sub professional membantu kinerja dan tanggung jawab tenaga 

ahli sesuai dengan tanggung jawab yang ada. 

 

 

Page 50: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 50

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 51: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 51

B.2.4. KOMPOSISI TEAM DAN PENUGASAN 

Konsultan  akan menyajikan  komposisi  tim  yang ditugaskan berikut dan  tugas masing‐masing, 

pekerjaan  ini akan dilakukan oleh 6  (enam) orang  tenaga ahli, didukung oleh 4  (empat) orang 

sub proffesional staff dan 3 (tiga) orang supporting staff. 

Page 52: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 52

B.2.5. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI 

Berikut ini kami sajikan jadwal penugasan tenaga ahli sesuai dengan KAK dan Lingkup pekerjaan 

yang diberikan oleh pemberi pekerjaan.  Jadwal penugasan  ini memperhitungan  semua  aspek 

yang  melingkupi  seperti  waktu,  kondisi  jadwal  pekerjaan  fisik  lapangan  dan  pengalaman 

konsultan dalam pekerjaan sejenis. 

Untuk mempermudah dalam identifikasi tugas dan wewenang masing‐masing tenaga ahli maka 

disajikan tabel berikut ini. 

 

 

 

 

 

 

 

Page 53: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 53

PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

SATKER : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali

DIREKTORAT : Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya

T.A :

A

1 Penyusunan Program Kerja secara komprehensif

2 Inventarisasi Studi Literature ( Data Sekunder ); Norma, Pedoman, Manual, Juknis

3 Penyusunan Format Pendataan

4 Penyusunan Jadwal Kerja

5 Rekapitulasi penyusunan rencana survey (peralatan & metode)

B

1 Analisa Kajian RUTR dan RTRW terkait Pengembangan SPAM

2 Analisa data Jaringan Distribusi Air Minum

3 Analisa Penentuan Daerah Pelayanan 

C

1 Kajian Tingkat Pencapaian Layanan Air Minum

2 Kajian Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana SPAM

3 Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan SPAM

4 Identifikasi Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

5 Identifiksi Potensi Sumber Air

D

1 Pola Pengembangan Kelembagaan Non SDA

2 Pemilihan Alternatif Sistem 

3 Pengembangan Jaringan Distribusi

4 Pengembangan Alternatif Sistem

E

1 Evaluasi SPAM Eksisting Provinsi Bali (pada Kab/Kota terpilih)

2 Pembahasan Kebutuhan Pengembangan SPAM pada Kab/Kota terpilih

3 Penyusunan Konsep dan Alternatif Pengembangan Rencana Induk SPAM

4 Penyusunan Rencana Induk SPAM terkait Semua Aspek

5 Penetapan Rencana Induk SPAM Provinsi Bali (pd Kab/Kota terpilih)

D

1 Diskusi Laporan Pendahuluan

2 Diskusi Laporan Interim (Antara)

3 Diskusi Laporan Akhir

G

1 Laporan Pendahuluan (Inception Report)

2 Laporan Antara (Interim Report)

3 Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)

4 Laporan Akhir ( Final Report)

5 Buku Konsep Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten / Kota

6 CD Pelaporan

PEKERJAAN PERSIAPAN 

PERENCANAAN JARINGAN

KOMPILASI DAN PEMPROSESAN DATA

KONSEPSI POLA PENGEMBANGAN

2013

NO ITEM PEKERJAAN

MATRIKS TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI

PROFFESIONAL STAFF

Team Leader

Ahli Air Minum

Ahli Sipil (Hidrologi dan Geo Hidrologi)

Ahli Akutansi / Keuangan

Ahli Sosial Ekonomi

PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROVINSI BALI ( pd Kab/Kota terpilih)

PEMBAHASAN / DISKUSI

PELAPORAN

B.2.6. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI (DLM MATRIK) 

Dalam  jadwal  pelaksanaan  pekerjaan  telah  diuraikan  item  pekerjaan  yang  akan  dilakukan 

sehubungan  dengan  pelaksanaan  pekerjaan.  Untuk  memberikan  pemahaman  yang  cukup 

mengenai tugas dan tanggung  jawab tenaga ahli, konsultan menyajikannya dalam tabel matrik 

berikut ini. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 54: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 54

PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

SATKER : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali

DIREKTORAT : Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya

T.A : 2013

A PEKERJAAN PERSIAPAN 

1 Penyusunan Program Kerja secara komprehensif

2 Inventarisasi Studi Literature ( Data Sekunder ); Norma, Pedoman, Manual, Juknis

3 Penyusunan Format Pendataan

4 Penyusunan Jadwal Kerja

5 Rekapitulasi penyusunan rencana survey (peralatan & metode)

B PERENCANAAN JARINGAN

1 Analisa Kajian RUTR dan RTRW terkait Pengembangan SPAM

2 Analisa data Jaringan Distribusi Air Minum

3 Analisa Penentuan Daerah Pelayanan 

C KOMPILASI DAN PEMPROSESAN DATA

1 Kajian Tingkat Pencapaian Layanan Air Minum

2 Kajian Evaluasi Pemanfaatan Prasarana dan Sarana SPAM

3 Identifikasi Permasalahan dan Rencana Pengembangan SPAM

4 Identifikasi Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

5 Identifiksi Potensi Sumber Air

D KONSEPSI POLA PENGEMBANGAN

1 Pola Pengembangan Kelembagaan Non SDA

2 Pemilihan Alternatif Sistem 

3 Pengembangan Jaringan Distribusi

4 Pengembangan Alternatif Sistem

E PENYUSUNAN RENCANA INDUK SPAM PROVINSI BALI ( pd Kab/Kota terpilih)

1 Evaluasi SPAM Eksisting Provinsi Bali (pada Kab/Kota terpilih)

2 Pembahasan Kebutuhan Pengembangan SPAM pada Kab/Kota terpilih

3 Penyusunan Konsep dan Alternatif Pengembangan Rencana Induk SPAM

4 Penyusunan Rencana Induk SPAM terkait Semua Aspek

5 Penetapan Rencana Induk SPAM Provinsi Bali (pd Kab/Kota terpilih)

F PELAPORAN

1 Laporan Pendahuluan (Inception Report)

2 Laporan Antara (Interim Report)

3 Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)

4 Laporan Akhir ( Final Report)

5 Buku Konsep Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten / Kota

6 CD Pelaporan

NO ITEM PEKERJAAN

MATRIKS TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA PENDUKUNG

SUPPORTING STAFF

Assisten TA. Air Minum

Operator CAD

Sekretaris

Operator Computer

= Pelaksana Kegiatan

 

Page 55: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 55

PEKERJAAN : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS:SATKER : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali

DIREKTORAT : Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya

T.A : 2013

I

1 Assisten TA. Air Minum

2 Operator CAD

3 Sekretaris

4 Operator Computer

= Koordinasi dan perintah langsung

SUPPORTING STAFF

NO

HUBUNGAN TENAGA PENDUKUNG DAN TENAGA AHLI

Proffesional Staff

Team

 Leader

Ahli Air M

inum

Ahli Sipil (Hidrologi dan

 Geo

 Hidrologi)

Ahli Akutansi / Keu

angan

Ahli Sosial Ekonomi

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 56: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 56

B.2.7. PELAPORAN 

Seluruh  produk/hasil  pekerjaan  konsultan  diserahkan  kepada  Pemilik  pekerjaan,  dalam  hal  ini  Satker 

Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali, Direktorat Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta 

Karya,  Kementrian  Pekerjaan  Umum.  Adapun  produk  pekerjaan  berupa  buku  laporan  yang  harus 

diserahkan antara lain : 

A. Laporan Pendahuluan (Inception Report) 

Laporan  pendahuluan  berisi  garis  besar  kondisi  daerah  proyek,  rencana  kegiatan  dan  jadwal 

pelaksanaan pekerjaan, nama dan jadwal penugasan tenaga ahli yang dilibatkan, daftar data yang sudah 

/ belum dikumpulkan, serta rencana metode kerja yang akan dilaksanakan. Laporan ini dibuat rangkap 5 

(lima) dan disetor pada akhir bulan pertama / minggu pertama bulan kedua. 

Secara lebih rinci, penjelasan untuk Laporan Pendahuluan adalah sebagai berikut : 

1. Materi/Isi Draft Laporan Pendahuluan 

Pendahuluan, berupa uraian garis besar tentang pekerjaan ini. 

Hasil pengumpulan data sekunder dan survey pendahuluan. 

Program kerja konsultan, meliputi struktur organisasi dan personalia pelaksana, uraian tugas 

tenaga ahli,  jadwal kegiatan  selanjutnya, metode pelaksanaan pekerjaan  (termasuk metode 

analisis), peralatan yang akan digunakan, serta penyerahan laporan selanjutnya. 

2. Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan 

Kegiatan  asistensi  laporan  dilaksanakan  dalam  bentuk  konsultasi  dengan  Pihak  Direksi 

Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung. 

Draft Laporan Pendahuluan dijilid secara sederhana (Soft Cover) 

Laporan harus diserahkan selambat‐lambatnya 5  (lima) hari sebelum pelaksanaan presentasi 

Laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar laporan untuk dibahas dan didiskusikan. 

3. Pelaksanaan Presentasi 

Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan Pihak Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan 

Air Minum Bali. 

Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli Konsultan. 

4. Perbaikan Draft Laporan 

Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada pelaksanaan  Inception Report, maka Konsultan 

menyempurnakan Draft Laporan Pendahuluan untuk dijadikan Laporan Pendahuluan (final). 

Buku Laporan dijilid dalam bentuk hard cover kualitas baik sebanyak 5  (lima) eksemplar dan 

dimasukkan selambat‐lambatnya 2 hari sesudah pelaksanaan presentasi inception report. 

Page 57: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 57

5. Yang  dimaksud  dengan  Laporan  Pendahuluan  adalah  laporan  yang  dibuat  dan  diserahkan  oleh 

konsultan segera atau dalam waktu yang tidak lebih dan 30 hari setelah Konsultan menerima Surat 

Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau setelah Konsultan menandatangani Surat Perjanjian (kontrak). 

6. Secara garis besar laporan pendahuluan tersebut harus memuat antara lain hal‐hal sebagai berikut: 

Hasil  Peninjauan  atas  setiap  kegiatan  yang  harus  dilakukan  oleh  konsultan  dan  yang  telah 

ditetapkan dalam KAK. Hal  ini karena kemungkinan uraian dalam KAK dianggap belum  jelas 

atau  kemungkinan  terjadi  kegiatan  yang  berlebihan  atau  justru  sebaliknya  ada  beberapa 

kegiatan yang terlupakan. 

Saran,  pendapat  atau  gagasan  konsultan  yang  mungkin  diperlukan    untuk  memperbaiki 

kegiatan  yang  akan  dilakukan.  Hal  ini  perlu  diuraikan  dengan  jelas  bilamana  perlu  dapat 

menggunakan skema, gambar, grafik atau sarana lainnya. 

Harus  menjelaskan  rencana  kegiatan  tenaga  ahli  atau  assisten  tenaga  ahli,  pengaturan 

pembagian waktu kerja, uraian kegiatan yang akan dikerjakan, peralatan yang mungkin akan 

membantu kegiatan, metode kerja atau standar prosedur yang akan diterapkan. 

Bilamana  akan  menggunakan  bantuan  jasa  atau  kerja  sama  dengan  unit  kerja  lainnya 

(misalnya:  instansi  tertentu) harus dijelaskan mana  yang  akan dikerjakan  kepada pihak  lain 

serta harus menunjukkan kemampuan unit kerja tersebut. 

Program kegiatan konsultan selama periode pelayanan jasanya yang menunjukkan urutan dan 

jenis kegiatan‐kegiatan yang akan dikerjakan termasuk penyerahan  laporan atau waktu yang 

diperlukan untuk diskusi program kerja ini sebaiknya dilengkapi dengan bagan alir atau skema. 

Perlu  diinformasikan  skema  organisasi  pelaksanaan  kegiatan  di  lapangan  yang  akan 

menangani  kegiatan  di  lapangan,  pengaturan  tugas  masing‐masing  petugas  atau  tenaga 

ahlinya, serta mekanisme hubungan kerjanya. 

7. Laporan  Pendahuluan  ini  harus  dibahas  pada  pertemuan  koordinasi  pengendalian  dengan  pihak 

direksi  pekerjaan. Dalam  pembahasan  seyogyanya  dicapai  kesepakatan  dan  hasilnya  dituangkan 

dalam bentuk Berita Acara Pertemuan. Kesepakatan  ini merupakan bagian dan dokumen kontrak, 

sehingga pengikat kedua belah pihak. 

8. Semua proses pembahasan dalam pertemuan  ini harus dicatat dan didokumentasikan secara baik 

dan teratur dalam notulen pertemuan, sedangkan hasil pertemuan ini harus didistribusikan kepada 

unit‐unit kerja yang terkait untuk diketahui dan ditindaklanjuti. 

9. Penyerahan  Laporan  Pendahuluan  ini  harus  dilakukan  pada waktu  yang  telah  ditetapkan  dalam 

kesepakatan.  Penyerahan  harus  dilakukan  secara  tertulis  bilamana  ternyata  mengalami 

keterlambatan  dalam  penyerahan,  pihak  direksi  pekerjaan  harus  memberikan  peringatan  atau 

teguran  kepada  konsultan  untuk mempercepat  penyerahannya.  Konsultan  harus menyampaikan 

hal‐hal yang menyebabkan keterlambatan. 

Page 58: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 58

10. Outline Laporan Pendahuluan : 

Kata Pengantar 

Daftar Isi 

Daftar Tabel 

Daftar Gambar 

BAB I : Pendahuluan 

BAB II : Kondisi Umum Penyediaan SPAM 

BAB III : Pendekatan Teknis 

BAB IV : Metode dan Rencana Kerja 

BAB V : Bagan Organisasi dan Personil 

BAB VI : Kesimpulan dan Saran 

Lampiran 

 

B. Laporan Antara (Interim Report) 

Laporan Antara  (Interim Report) merupakan  laporan  setelah konsultan melaksanakan pekerjaan 3 

(tiga) bulan dari SPMK. Laporan ini akan berisikan hasil kajian sementara yang dimiliki oleh konsultan 

terkait  kondisi  pekerjaan.  Laporan  ini  harus  dibuat  dan  disampaikan  kepada Direksi  Pekerjaan  3 

(tiga) bulan sejak SPMK untuk dibahas bersama dalam forum diskusi. Secara  lebih rinci, penjelasan 

untuk Laporan Antara adalah sebagai berikut : 

1. Laporan  ini berisikan  tentang  konsep  rangkuman dari  seluruh kegiatan  survey dan  studi  yang 

telah  dilakukan  sampai  dengan  akhir  jangka waktu  pelaksanaan  pekerjaan,  desain  pekerjaan 

diusulkan berdasarkan metode dan hasil‐hasil survey, perhitungan dan analisa serta kesimpulan 

awal terhadap hasil kajian saat ini. Konsep laporan ini didiskusikan dahulu dengan pihak direksi 

sebelum tahapan studi dilanjutkan. 

2. Outline Laporan Antara: 

Kata Pengantar 

Daftar Isi 

Daftar Tabel 

Daftar Gambar 

BAB I : Latar Belakang 

BAB II : Maksud dan Tujuan 

BAB III : Identifikasi Kondisi Pelayanan SPAM 

BAB IV : Ruang Lingkup Pekerjaan 

BAB V : Analisa Data dan Evaluasi 

Page 59: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 59

BAB VI : Hasil Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAM 

BAB VII : Konsep Pengembangan dan Tindak Lanjut 

Lampiran 

 

C. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) 

Laporan  Akhir  Sementara  (Draft  Final  Report)  berisi  ringkasan  dari  keseluruhan  kegiatan  yang 

dilaksanakan, baik mencakup monitoring dan analisis, hasil rencana tindak detail, estimasi biaya dan 

rencana pelaksanaan. Konsep laporan ini harus dibuat dan disampaikan kepada Direksi Pekerjaan 1 

(satu) bulan  sebelum masa kontrak habis untuk dibahas bersama dalam  forum diskusi. Draft  final 

untuk bahan diskusi dibuat dalam 10 (sepuluh) rangkap. Secara lebih rinci, penjelasan untuk Laporan 

Akhir Sementara adalah sebagai berikut : 

3. Laporan  ini berisikan  tentang  konsep  rangkuman dari  seluruh kegiatan  survey dan  studi  yang 

telah  dilakukan  sampai  dengan  akhir  jangka waktu  pelaksanaan  pekerjaan,  desain  pekerjaan 

diusulkan berdasarkan metode dan hasil‐hasil  survey, perhitungan dan  analisa ekonomi  serta 

kesimpulan  dan  saran‐saran  yang  diusulkan.  Konsep  laporan  ini  didiskusikan  dahulu  dengan 

pihak Direksi sebelum dicetak menjadi Laporan Akhir. 

4. Outline Laporan Akhir Sementara : 

Kata Pengantar 

Daftar Isi 

Daftar Tabel 

Daftar Gambar 

BAB I : Latar Belakang 

BAB II : Maksud dan Tujuan 

BAB III : Identifikasi Kondisi Pelayanan SPAM 

BAB IV : Ruang Lingkup Pekerjaan 

BAB V : Analisa Data dan Evaluasi 

BAB VI : Hasil Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAM 

BAB VII : Konsep Pengembangan dan Tindak Lanjut 

Lampiran 

 

D. Laporan Akhir 

Laporan  Akhir  merupakan  hasil  perbaikan  dari  Draft  Laporan  Akhir  dari  hasil  Diskusi  dan 

pembahasan, setelah menerima masukan‐masukan dan saransaran serta kesimpulan yang diambil 

dan disetujui bersama. Laporan Akhir terdiri dari ; 

Page 60: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 60

a. Materi/Isi draft laporan  

Rekapitulasi/kumulatif  dan  semua  laporan  sebelumnya,  yang  berisi  :  rekomendasi  dan 

presentasi sebelumnya baik dari tim dari Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum 

Bali, hasil kajian dari survey dan analisa‐analisa data. 

b. Waktu Penyerahan/Assistensi dan Jumlah Draft Laporan Kegiatan asistensi laporan dilaksanakan 

dalam bentuk konsultasi dengan Pihak Direksi Pekerjaan sepanjang kegiatan berlangsung. 

‐ Draft Laporan dijilid secara sederhana (soft cover) 

‐ Laporan  Utama  diserahkan  sebanyak  10  (sepuluh)  eksemplar  laporan  untuk  dibahas  dan 

didiskusikan 

c. Pelaksanaan Presentasi : 

‐ Waktu dan tempat dikonfirmasikan dengan pihak pemberi pekerjaan 

‐ Dilaksanakan oleh Team Leader beserta seluruh Tenaga Ahli Konsultan. 

d. Perbaikan Draft Laporan Akhir 

‐ Berdasarkan hasil masukan dan koreksi pada presentasi draft Final Report, maka Konsultan 

menyempurnakan Draft Laporan untuk dijadikan Laporan Akhir. 

‐ Buku  Laporan  dijilid  dalam  bentuk  hard  cover  kualitas  baik  sebanyak  8  eksemplar  dan 

dimasukkan selambat‐lambatnya 5 hari sesudah pelaksanaan presentasi final report. 

e. Yang  dimaksud  dengan  Laporan  Utama  atau  Final  Report  adalah  laporan  yang  dibuat  dan 

diserahkan  oleh  konsultan  pada  saat  mengakhiri  pelayanan  jasanya.  Laporan  Akhir  ini 

merupakan  rekapitulasi  dari  laporan‐laporan  sebelumnya  dan  dilengkapi  dengan  Laporan 

Pelengkap. 

f. Laporan Akhir yang dibuat konsultan sebelum mengakhiri  jasa pelayanan  ini masih merupakan 

Draft  Laporan  Akhir,  akan  tetapi  semua  kegiatan  tenaga  ahli  telah  selesai  dikerjakan  dan 

membuahkan produk desain bangunan  yang  telah  lengkap  termasuk dalam  Laporan Akhir  ini 

adalah produk pekerjaan pelengkap. 

g. Draft Laporan Akhir ini harus memuat antara lain : 

o Rekapitulasi  laporan‐laporan  yang  telah  terdahulu  termasuk  tanggapan  serta  perbaikan 

yang disarankan pihak direksi pekerjaan. 

o Progres  akhir  yang  telah  dicapai  harus  dijelaskan,  kegiatan mana  yang  telah  dicapai  dan 

kegiatan  mana  yang  belum  atau  yang  tidak  dilaksanakan.  Bilamana  diperlukan  harus 

dijelaskan  untuk  setiap  kegiatan  tenaga  ahli  serta  kegiatan  penyelesaian  pekerjaan 

pelengkapnya. 

o Penjelasan  secara  garis  besar  draft  desain  akhir  yang  telah  diselesaikan  dan  pekerjaan 

pelengkap yang juga telah diselesaikan, bilamana ada yang belum selesai perlu penjelasan. 

Page 61: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 61

o Penjelasan kesulitan‐kesulitan atau kendala yang dihadapi dalam pembuatan desain, adanya 

perubahan  atau  penyimpangan  atau  gangguan  dan  adanya  teknologi  yang  lebih  canggih 

yang harus diterapkan, yang  telah disepakati pihak direksi pekerjaan hingga membuahkan 

produk akhir yang disajikan. 

o Rekomendasi  atau  saran‐saran  dari  konsultan  tentang  produk  pembuatan  desain 

diselesaikan serta usaha tindak lanjut untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pekerjaannya. 

h. Bilamana bentuk format laporan kegiatan konsultan telah tersedia dalam bentuk pedoman dan 

telah disepakati pihak direksi pekerjaan, maka  semua  laporan yang disiapkan konsultan harus 

mengikuti  ketentuan‐ketentuan  yang  terdapat  dalam  pedoman  pembuatan  laporan  tersebut 

baik dalam bentuk,  format serta susunannya. Setiap  laporan harus diberi  judul  laporan, bulan 

dan tahun pembuatan laporan, serta nama konsultan dan satuan kerja yang memberikan tugas 

kegiatan. 

i. Bilamana  tidak  disebutkan  dalam  dokumen  kontrak,  maka  konsultan  wajib  membuat  dan 

menyerahkan  laporan  berkala  kepada  pihak  direksi  pekerjaan,  sedangkan  maksud  laporan 

berkala ini adalah untuk memberikan informasi kepada pihak direksi pekerjaan, perihal sebagai 

berikut : 

1. Jenis‐jenis kegiatan apa yang dilakukan selama periode laporan, di mana kegiatan dilakukan, 

oleh siapa dan hasil yang dilakukan  telah sesuai dengan metode atau prosedur yang  telah 

disepakati serta mengikuti jadwal yang disepakati pula. 

2. Progres  yang  dicapai  hingga  akhir  periode  ini  telah  sesuai  dengan  program  kerja  atau  di 

bawah program kerja apa yang menjadi alasannya dan apa usaha untuk mengejar progress 

yang tertinggal ini. 

3. Kendala‐kendala  apa  yang  dihadapi  dan  bagaimana  cara  mengatasi  masalah  tersebut. 

Mungkin  ada  masalah  yang  belum  diatasi  atau  bukan  kewenangan  konsultan,  harus 

dilaporkan dalam laporan ini. 

4. Apa program kerja untuk periode laporan yang akan datang baik untuk kegiatan tenaga ahli 

maupun  kegiatan  pekerjaan  pelengkap  lainnya.  Apa  saran‐saran  yang  perlu  diperhatikan 

pihak direksi pekerjaan agar supaya kegiatan tim tidak terganggu pelaksanaannya. 

Outline Laporan Akhir : 

Kata Pengantar 

Daftar Isi 

Daftar Tabel 

Daftar Gambar 

Page 62: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 62

BAB I : Latar Belakang 

BAB II : Maksud dan Tujuan 

BAB III : Identifikasi Kondisi Pelayanan SPAM 

BAB IV : Ruang Lingkup Pekerjaan 

BAB V : Analisa Data dan Evaluasi 

BAB VI : Hasil Evaluasi Kinerja Pelayanan SPAM 

BAB VII : Konsep Pengembangan dan Tindak Lanjut 

Lampiran 

E. Rekapitulasi Semua Pelaporan Dalam Bentuk Soft Copy (CD) sebanyak 2 set. 

Semua  laporan  tersebut diatas diserahkan  kepada  Satker Pengembangan Kinerja Air Minum Bali, 

Direktorat Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. 

 

 

 

 

Page 63: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 63

B.2.8. JADWAL FASILITAS PENDUKUNG 

Untuk  memberikan  hasil  yang  optimal,  konsultan  akan  selalu  berkoordinasi  aktif  dalam 

penyelesaian  pekerjaan.  Sehubungan  dengan  hal  tersebut,  fasilitas  yang  diperlukan  penyedia 

jasa dari PPK adalah;  

Data‐data sekunder mengenai pekerjaan terkait.  

Pejabat / staff yang terlibat dalam pekerjaan sebelumnya. 

Selain kedua hal tersebut diatas, konsultan akan memenuhi peryaratan yang diperlukan selain 

yang disyaratkan dalam RAB yaitu penyediaan kantor dan pelayan kantor. Dan  sesuai dengan 

jadwal  pelaksanaan  pekerjaan,  konsultan  menyusun  jadwal  penggunaan  peralatan  yang 

diperlukan untuk  kesempurnaan  hasil  kegiatan.  Alokasi waktu  dan  jenis  peralatan mengacu 

pada rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan yang diberikan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.2.9. FORMULIR RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (RK3) KONTRAK 

Formulir RK3 disusun berdasarkan Permen PU No. 09/PER/M/2008 mengenai Pedoman Sistem 

Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) konstruksi bidang pekerjaan umum. Melalui 

Rencana K3 pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di  tempat kerja, yang 

berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja, proses produksi 

dan lingkungan sekitar tempat kerja dapat dikelola dengan baik. 

Page 64: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 64

Penyelenggaraan RK3  di  bidang  Pekerjaan Umum  dikelompokkan menjadi  3  (tiga)  kategori, 

yaitu  :  a.  Risiko  Tinggi;  b.  Risiko  Sedang;  c.  Risiko  Kecil.  Sedangkan  hasil  pelaksanaan 

penyelenggaraan RK3 bidang Pekerjaan Umum dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : 

a. Baik, bila mencapai hasil penilaian > 85%; 

b. Sedang, bila mencapai hasil penilaian 60 % ‐ 85%; 

c. Kurang, bila mencapai hasil penilaian < 60 % 

Dalam  rangka  Penyelenggaraan  RK3  Konstruksi  Bidang  Pekerjaan  Umum  harus  dibuat 

Rencana  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  Kontrak  (RK3K)  oleh  Penyedia  Jasa  dan 

disetujui  oleh  Pengguna  Jasa.  Sesuai  Permen  yang  ada,  dalam  mengikuti  pelelangan, 

konsultan wajib membuat “pra RK3K” sebagai salah satu kelengkapan penawaran  lelang 

dalam proses pengadaan barang /  jasa yang diikuti sepanjang tidak bertentangan dengan 

peraturan yang berlaku.  

Dalam keadaan memaksa  yang berbahaya/darurat dapat menghentikan kegiatan konstruksi, 

JIKA berpendapat bahwa  telah  timbul  keadaan darurat  yang  akan mengancam  keselamatan 

hidup  manusia,  kelangsungan  pekerjaan,  harta  milik  di  sekitar  tempat  pekerjaan,  maka 

Konsultan Pengawas dapat memerintahkan Kontraktor untuk melaksanakan  segala  tindakan 

atau usaha menurut pendapatnya dianggap perlu guna meringankan atau mengurangi Risiko 

K3  tersebut,  dimana  Kontraktor  dengan  segera  tanpa  kecuali  harus  patuh  atas  segala 

pengarahan konsultan. 

Berikut  ini  kami  sajikan  rencana  dokumen  K3  yang  akan  disajikan  oleh  konsultan  terkait 

pelaksanaan Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS. 

 

 

 

 

 

 

 

Page 65: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 65

Sampul Depan RK3 

 

RENCANA K3 KONTRAK 

Konsultan Advisory Perencanaan 

Teknis & Rencana Induk Sistem 

 

 

 

 

Nomor : ………………………. 

 

 

 

 

LOKASI KEGIATAN 

Provinsi Bali 

 

 

 

 

 

 

 

Page 66: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 66

DAFTAR ISI RENCANA K3 KONTRAK 

 

 

LEMBAR PENGESAHAN  1.  KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN PENYEDIA JASA 2 . PERENCANAAN 

2.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya 2.2 Pemenuhan Perundang‐undangan dan Persyaratan Lainnya 2.3 Sasaran dan Program  

3. PENERAPAN DAN OPERASI 3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung jawaban 3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian 3.3 Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi 3.4 Dokumentasi 3.5 Pengendalian Dokumen 3.6 Pengendalian Operasional 3.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat  

4. PEMERIKSAAN 4.1 Pengukuran dan Pemantauan 4.2 Evaluasi Kepatuhan 4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan 4.4 Pengendlian Rekaman 4.5 Audit Internal  

5. TINJAUAN MANAJEMEN 5.1 Tinjauan Manajemen          

Page 67: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 67

     

LEMBAR PENGESAHAN

PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA

Konsultan Advisory Perencanaan Teknis  dan RIS

di  Provinsi  Bali

disusun oleh,

( Ir. A. Tutut Subadyo,MSIL)Team Leader

diketahui oleh,

( Ir. T. Soewadji)Kepala Cabang

disetujui oleh,

(Ida Bagus Lanang Suardana, ST, MT)Kasatker Peningkatan Kinerja PAM

Page 68: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 68

 A. BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK  

(PRA‐RK3K)  

 

1. Kebijakan K3

2. Perencanaan

No

1

Denpasar, 21 Februari 2013a/n KSO PT. WAHANA PRAKARSA UTAMAPT PARAMA KRIDA PRATAMA CAB. BALI

Ir. T. Soewandji(Kepala Cabang)

PRA-RENCANA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA KONTRAK

(PRA-RK3K)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri  PU No. PU No. 09/PER/M/2008 mengenai  Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan 

& Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi  bidang pekerjaan umum, maka dengan ini  saya atas  nama perusahaan akan 

melaksanakan seluruh tahapan kegiatan pekerjaan mengacu kepada tugas  dan tanggung jawab yang diberikan terkait 

penyelesaian proses  pekerjaan. Sehubungan dengan hal  tersebut maka saya akan :                                                                         

a. Menyusun RK3K (Mencantumkan kategori  risiko pekerjaan,Mempresentasikan  RK3K kepada PPK, Tinjauan ulang 

terhadap RK3K)                                       

b. Melibatkan Petugas  K3 Konstruksi  pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai  risiko K3 sedang dan kecil .

c. Melapor ke Dinas  Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai  ketentuan yang berlaku.

d. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas  Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada PPK.        

e. Seluruh kegiatan telah terintegrasi  dengan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Desa Adat, Desa Dinas, dan seluruh 

instansi  terkait dengan kegiatan pekerjaan. Terutama kepada pihak keamanan masyarakat (seperti  polisi)

Jenis Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3 Pengendalian Resiko K3

Konsultan Advisory Perencanaan Teknis  dan RIS

di  Provinsi  Bali

1 Transportasi a. Mobil tergelincir di lokasi pekerjaan a. Menggunakan pengemudi yang handalb. Menggunakan mobil 4 wheel drive

b. Menggunakan GPSc. Melibatkan tenaga bantu setempat

2 3 4

c. Memahami jalur surveyb. Tersesat di lokasi pekerjaan a. Menggunakan alat komunikasi HT

2 Keselamatan kerja Aktivitas tenaga kerja di lapangan a. Koordinasi intensif dengan instansi daerahb. semua tenaga telah ditanggung jamsostekc. melibatkan tenaga lokal

c. Keselamatan mengemudi a. Menggunakan driver berpengalamanb. Asuransi kecelakaan All Riskc. Asuransi Jiwa bagi seluruh tim

 

Page 69: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 69

B. PEMENUHAN PERUNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA 

Peraturan perundangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan 

paket pekerjaan ini antara lain; 

1. Undang‐Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja ; 

2. Undang‐Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 

3. Undang‐Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 

4. Peraturan  Pemerintah  Nomor  28  tahun  2000  tentang  Usaha  dan  Peran  Masyarakat  Jasa 

Konstruksi; 

5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa  Konstruksi; 

6. Peraturan  Pemerintah  Nomor  30  tahun  2000  tentang  Penyelenggaraan  Pembinaan  Jasa 

Konstruksi; 

7. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional; 

8. Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah; 

9. Peraturan  Presiden  Nomor  9  tahun  2005  tentang  Kedudukan,  Tugas,  Fungsi,  Susunan 

Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia; 

10. Surat  Keputusan  Bersama  Menteri  Tenaga  Kerja  dan  Menteri  Pekerjaan  Umum  Nomor: 

174/MEN/1986 &  104/KPTS/1986  tentang  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  pada  Tempat 

Kegiatan Konstruksi; 

11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992  tentang Tata Cara Penunjukkan, 

Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 

12. Peraturan  Menteri  Tenaga  Kerja  Nomor  PER.05/MEN/1996  tentang  Sistem  Manajemen 

Kesehatan dan Keselamatan Kerja; 

13. Keputusan  Menteri  Kimpraswil  Nomor  384/KPTS/M/2004  tentang  Pedoman  Teknis 

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan; 

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007  tentang Standar dan Pedoman 

Pengadaan Jasa Konstruksi; 

15. Peraturan Menteri  Pekerjaan  Umum  Nomor  01/PRT/M/2008  tentang  Organisasi  dan  Tata 

Kerja Departemen Pekerjaan Umum. 

 

             

Page 70: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 70

C. Sasaran K3 dan Program K3  

1. Sasaran

2. Program K3 dalam mencapai sasaran

Denpasar, 21 Februari 2013a/n KSO PT. WAHANA PRAKARSA UTAMAPT PARAMA KRIDA PRATAMA CAB. BALI

Ir. T. Soewandji(Kepala Cabang)

c. Melengkapi seluruh tenaga kerja dengan perlengkapan safety

SASARAN & PROGRAM (PRA-RK3K)

Menciptakan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) konstruksi bidang pekerjaan 

umum, sehingga seluruh tahapan kegiatan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan 

keselamatan tenaga kerja dapat dijaga hingga selesai. Dengan disusunnya acuan yang jelas, akan 

memudahkan koordinasi dan evaluasi yang dilakukan dilapangan.

a. Memasukkan seluruh tenaga kerja dan karyawan yang terlibat dalam Jamsostek.b. Berkoordinasi aktif kepada aparat keamanan setempat (hansip, polisi dan pecalang)

Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RISdi Provinsi Bali

d. Melengkapi seluruh tenaga yang terlibat dengan alat komunikasi memadai.e. Menjelaskan jalur evakuasi dan jalur pertolongan pertama P3Kf.  Mengadakan rapat rutin dengan pemberi pekerjaan.

 

Page 71: 04 Pendekatan&Metodologi AdvisoryRIS WPU&PKP(JO)

DOKUMEN USULAN TEKNIS  (Technical Proposal Document) Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS  

B - 71

Nama Kegiatan : Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

Satker :  Peningkatan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Bali

TA :  2013

Keterangan   :

Garis Koordinasi

Garis Instruksi

STUKTUR ORGANISASI RENCANA K3

Kecelakaan Kerja(Rumah Sakit, Kepolisian)

Bahaya Kebakaran(Pemadam Kebakaran, Polisi &

Gangguang Kantibmas(Kepolisian)

DIREKTUR SATKER / PEMILIK PEKERJAAN

SAFETY MANAGER

D. Organisasi K3