03. HALAMAN DEPAN
Transcript of 03. HALAMAN DEPAN
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
1/66
EFEK ACTIVE STRETCH I NG OTOT PLANTAR F LEXOR ANKLE TERHADAP PENURUNAN NYERI FASCII TIS PLANTARIS
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam MendapatkanGelar Sarjana Fisioterapi
Disusun Oleh :DONNY HENDARTO
J 120 131 035
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPIFAKULAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
2/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
3/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
4/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
5/66
v
MOTTO
“Allah SWT Maha Tahu dan Selalu memberikan apa yang kita butuhkan.Jadikan Kerja Kita Sebagai Ibadah Kita.
Untuk rezeki Biarlah Allah SWT yang Akan Mencukupinya” (Donny Hendarto,Fisioterapis Yogyakarta)
“Sukses Itu Milik Kalian yang mau Berjuang, Bukan Mereka yang CumaMengandalkan Faktor Keturunan “
(Hipwee.com)
Mandiri dari sekarang….. atau selanjut nya menyesal ! .(Mr. Mujianto, Fisioterapis BALI)
Dengan berwirausaha. Untuk Keluar Dari Zona Nyaman.RENCANAKAN, ILUSTRASIKAN. LAKSANAKAN. FOKUS. KOREKSI.
INOVASI. EVALUASI.BERSIAP UNTUK SUKSES. DUNIA AKHERAT
(Mr. Totok Budi Santoso, FISIOTERAPI. PD III FIK UMS)
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
6/66
vi
PERSEMBAHAN
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Alhamdulilah atas berkat rahmad, hidayah
serta karunia-Nya yang membuat hamba menjadi semangat, memiliki kekuatan,
ketabahan dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Saya persembahkan cinta dan kasih sayang ini kepada Allah SWT, Nabi Besar
Muhammad SAW, Kedua Orangtua ku tercinta Papa H. Drs. Sukiman Ngadiman,
MM. Almarhum Mama Hj. Dra. Paniyah, MM . Semua saudaraku, Mami Tari,
Almarhum Bapak mertua dan Ibu Mertua, BIDADARI SURGA Istriku
tersayang Nindah Kesuma Sari, AMKep yang setia serta kesabaran
mendampingi, Jagoanku Kesyanida Naj wa H endarto dan H anan Dzaka
Hendarto , kedua orangtua ku Bapak Yosef Sumartono, BSc dan ibu sekeluarga,
Yang menjadi motivasi dan Inspirasi dan tiada hentinya memberikan
semangat, doa kepada penulis.
Terimakasih yang tidak terhingga untuk dosen pembimbingku,
Bapak Totok Budi Santoso, S,Fis, MPH dan Bapak Agus Widodo, S.Fis, M.Fis
Teruntuk semua saudara ku di Kelas Fisioterapi Transfer FIK UMS angkatan
2013, terimakasih atas suka duka ini, canda tawa, “Kita Memang Luar Biasa”.
Seluruh Bapak Ibu Dosen dan staf Fisioterapi FIK UMS, terimakasih untuk semua
ilmu dan pengetahuan yang diberikan, semoga keikhlasan bapak ibu mendapat
hadiah terbaik dari Allah SWT.
“SALAM FISIOTERAPI, MELAYANI SEPENUH HATI”
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
7/66
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbil’alamin, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimphkan karunia, rahmad dan hidayah nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEK ACTIVE STRETCHING
OTOT PLANTAR FLEXOR ANKLE TERHADAP PENURUNAN NYERI
FASCIITIS PLANTARIS ”
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak.
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiadji. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Dr. Suwaji, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Isnaini Herawati, S.Fis, M.Sc selaku Kaprodi Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4. Bapak Totok Budi Santoso, S.Fis, M.PH selaku pembimbing I dan
Bapak Agus Widodo, S.Fis, M.Fis selaku pembimbing I dan II. Penulis
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
8/66
viii
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan yang
penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Segenap Bapak Ibu dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Terimakasih atas seluruh ilmu yang
diberikan kepada penulis.
6. Keluargaku. Papa, Almarhum Mama, Mami Tari. Istriku Tersayang dan
jagoanku, bapak Yosef sumartono beserta ibu. Terimakasih atas seluruh
kasih sayang, dukungan, motivasi serta doa yang tiada henti tercurah.
7. Seluruh saudara dikelas S1 Fisioterapi transfer 2013. Terimakasih atas
semuanya, cinta kasih sayang, kebahagian serta pengorbanan.
8. Bunda ririt, bang dedi genzo super, diaz, nurlizan, taufik, dedi supri,
margha, dewik, latif, widhi, miftah. Terimakasih terbesarku, Doa terbaik
untuk saudaraku ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Untuk ini
penulis mengharapkan saran beserta masukan yang membangun demi sempurnanya
skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Surakarta, Oktober 2015
Penulis
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
9/66
ix
ABSTRAK
PROGRAM STUDI S 1 FISIOTERAPIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASkripsi, Oktober 2015
33 Halaman
DONNY HENDARTOEFEK ACTIVE STRETCH I NG OTOT PLANTAR FLEXOR ANKLE TERHADAP PENURUNAN NYERI FASCI I TI S PLANTARI S (Dibimbing Oleh: Totok Budi Santoso, S.Fis., MPH dan Agus Widodo, S.Fis,M.Fis)
Latar belakang : Fasciitis plantaris merupakan peradangan pada fascia plantaris . Faktor yang menyebabkan adalah umur, berat badan, aktivitas, trauma.Gejala awal yang dialami timbulnya nyeri pada bagian belakang tumit. ActiveStretching pada otot plantar flexor ankle merupakan salah satu metode terapilatihan yang dapat diterapkan untuk mengurangi nyeri fasciitis plantaris .Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek active stretching otot
plantar flexor ankle untuk menurunkan nyeri fasciitis plantaris .Metode : Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental design dengandesain one group pre test and post test design , jumlah sampel 18 orang. Cara
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan judgment sampling . Tehnik judgment sampling dilakukan ketika seorang peneliti memilihanggota-anggota sampel untuk menyesuaikan diri dengan beberapa kriteria. Sertamenggunakan system drop out . Sistem drop out dilakukan apabila responden tidakmelakukan metode latihan rutin akan gugur/tidak digunakan.Hasil : data yang diperoleh berdistribusi tidak normal, uji statistik menggunakanuji wilxocon test untuk uji hipotesis , di peroleh nilai p = 0,001 atau nilai p < 0,05yang berarti ada efek pemberian active stretching otot plantar flexor ankleterhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .Kesimpulan : adanya efek active stretching otot plantar flexor ankle terhadap
penurunan nyeri fasciitis plantaris .
Kata kunci : Nyeri fasciitis plantaris , active stretching , plantar flexor ankle
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
10/66
x
ABSTRACTS1 PHYSIOTHERAPY STUDY PROGRAM
HEALTH SCIENCES FACULTYMUHAMMADIYAH UNIVERSITY SURAKARTA
Thesis, October 201533 Pages
DONNY HENDARTOTHE EFFECTS OF ACTIVE STRETCHING OF ANKLE PLANTARFLEXOR MUSCLE TOWARD THE DECREASE OF PLANTARFASCIITIS PAIN(Supervised By Totok Budi Santoso, S.Fis., MPH and Agus Widodo, S.Fis,M.Fis)
Background: plantar fasciitis is an inflammation of the plantar fascia. Factorsthat cause this plantar fasciitis are age, weight, activity, and trauma. The initialsymptoms are experienced the onset of pain in the back of the heel. Activestretching of the plantar flexor muscles of the ankle is one of exercise methodstherapy that can be applied to reduce the pain of plantar fasciitis.Objective: This study was aimed to determine the effects of the active stretchingof the ankle plantar flexor muscles to reduce plantar fasciitis pain.Methods: This study applied a pre-experimental design by using one group pretest and post test design, the sample size are 18 people. The sample was
determined by using purposive sampling of judgment sampling. Judgmentalsampling is a non-probability sampling technique where the researcher selectsunits to be sampled based on their knowledge and professional judgment.Results: The data obtained are not normally distributed, statistical test ofWilcoxon test for the hypotheses, obtained value of p = 0.001 or p
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
11/66
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..……… i
HALAM AN PERSETUJUAN ………………………………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN. ………………………………………………... iii
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………..… ..... iv
MOTTO ………………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… vii
ABSTRAK ……………………………………………………………………. ix
ABSTRACT ………………………………………………………………….. x
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR …..……………………………………………………. . xiii
DAFTAR TABEL ….…………………………………………………………. xiv
DAFTA R LAMPIRAN ………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah ………………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian ………………………………………… ............. 3
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 3
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………… 5
A. Kerangka Teori …………………………………………………… 5
1. Anatomi dan Biomekanik Kaki ………………………………. 5
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
12/66
xii
2. Patofisiologi Fasciitis Plantaris ………………………………. . 7
3. Pemeriksaan Fasciitis Plantaris ………………………………… 10
4. Diagnosa Fasciitis Plantaris …………………………………….. 10
5. Pengobatan Fasciitis Plantaris ……………………………… ...... 11
6. Prognosis Nyeri Fasciitis Plantaris …………………………. ...... 11
7. Nyeri Fasc iitis Plantaris ………………………………………… 11
8. Terapi Latihan Active Stretching Otot Plantar Flexor Ankle ….. 13
9. Pengukuran Nyeri Dengan Visual Analog Scale (VAS) ……….. 16
B. Keran gka Pikir ……………………………………………………... 17
C. Kerangka Konsep …………………………………………………. 17
D. Hipotesa …………………………………………………………… 18
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………… 19
A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………… . 19
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………… 20
D. Variabel Penelitian ……………………………………………… .. 21
E. Definisi Konseptual ……………………………………………….. 21
F. Definisi Operasional ……………………………………………… 22
G. Jalannya Penelitian ……………………………………………….. 23
H. Tehnik Analisis Data …………………………………………… ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… .. 25
A. Gambaran Umum ………………………………………………… 25
B. Karakteristik Responden ………………………………………… . 26
C. Hasil Analisis Data ……………………………………………… .. 28D. Pembahasan ……………………………………………………… . 29
E. Keterbatasan Penelitian ………………………………………… ... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 32
A. Kesimpulan ……………………………………………………… .. 32
B. Saran ……………………………………………………………… 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
13/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
14/66
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia …………………….… 26
Tabel 4.2 Karakteris tik Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin ………………... 26
Tabel 4.3 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri VAS – Pre ………………... 27
Tabel 4.4 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri – Post …………….............. 27
Tabel 4.5 Mean Derajat Nyeri VAS Pre dan Post ………………………….. 28
Tabel 4.6 Analisis Statistik Wilcoxon signed ranks test …………………….. 28
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
15/66
xv
DAFTAR LAMPIRAN
A. DATA PENELITIAN
B. SURAT KETERANGAN
1. Surat Persetujuan Menjadi Responden
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Selesai Penelitian
4. Lembar Konsultasi Skripsi
C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
16/66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari survei pre penelitian yang dilakukan di Klinik Fisioterapi Kalasan
Yogyakarta, pada periode bulan Januari – Maret tahun 2015, keluhan nyeri pada
tumit dan telapak kaki menempati posisi ke-3 setelah nyeri pinggang bawah dan
lutut. Dari 26 orang pasien dengan keluhan nyeri pada tumit, Sebanyak 18 orang
pasien terdiagnosa nyeri tumit karena di sebabkan oleh fasciitis plantaris ,
selebihnya akibat dari calcaneus spur .
Fasciitis plantaris adalah suatu kasus dimana terjadinya peradangan pada
fascia plantaris . Simpai Fascia plantaris berjalan dari tulang tumit ke setiap
tulang tulang jari-jari kaki, berfungsi sebagai penyokong telapak kaki terutama
mempertahankan lengkung kaki. Bila ada tekanan yang tiba-tiba merentangkan
jari-jari atau mendatarkan lengkung kaki, fascia plantaris dapat robek (Wibowo,
1994).
Fasciitis plantaris sering terjadi pada usia 40 – 70 tahun, tetapi pada
seseorang yang mempunyai kelainan bentuk kaki (abnormal foot) yaitu telapak
kaki datar ( flat foot ) bisa terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Bila
dibandingkan dengan laki-laki, wanita lebih sering mengalaminya. Sebanyak 43
% terjadi pada pekerja yang berdiri lebih dari 6 jam sehari. Sebanyak 70 % terjadi
pada orang kegemukan atau obesitas, dan lebih dari 50 % pada orang berusia
diatas 50 tahun. Fasciitis plantaris dapat disebabkan oleh faktor, antara lain :
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
17/66
2
obesitas, flaat foot dan pes cavus, tightness otot gastrocnemius atau soleus ,
pengguna sepatu hak tinggi dan degenerative (Wibowo, 1994). Salah satu gejala
awal yang di rasakan pada kondisi fasciitis plantaris adalah timbulnya nyeri.
Nyeri pada fasciitis plantaris biasanya timbul secara bertahap, tetapi dapat juga
terjadi dengan tiba-tiba dan langsung nyeri hebat. Nyeri sering terjadi pada pagi
hari, dibagian belakang tumit dan pada saat berjalan maka nyeri akan meningkat
(Wibowo, 2011).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Digiovani dkk, 2001 disimpulkan
bahwa analisa dilakukan terhadap responden yang diberikan intervensi active
stretching otot plantar flexor ankle didapatkan hasil yang signifikan dalam hal
penurunan nyeri pada fasciitis plantaris . Demikian sama hal nya yang akan
dilakukan peneliti kali ini mencoba untuk menggunakan modalitas latihan
peregangan active stretching otot plantar fleksor ankle tanpa mengkombinasikan
dengan modalitas lain sehingga diharapkan dapat dicapai efek yang lebih spesifik
untuk mengurangi nyeri pada kondisi plantar fasciitis .
Latihan peregangan Active stretching (peregangan aktif) adalah metode
latihan yang dilakukan pasien sendiri dengan diberitahukan terlebih dahulu
latihannya oleh fisioterapis (Kisner, 2007). Latihan ini bertujuan untuk terjadinya
pelepasan adhesion dan meningkatkan fleksibilitas pada fascia . Kekuatan yang
dihasilkan dari kontraksi ini menghasilkan kontraksi memanjang pada tendon dan
fascia sehingga secara perlahan akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia .
Dengan adanya peningkatan kelenturan pada tendon maka pada fasciitis plantaris
diharapkan fascia plantaris atau apponeurosis plantaris akan lebih fleksibel
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
18/66
3
sehingga nyeri dapat berkurang. Pemberian active stretching juga dapat
melepaskan perlengketan dalam apponeurosis plantaris dan abnormal cross link,
sehingga dapat melepaskan jaringan fibrous dan mengurangi iritasi terhadap saraf
tipe C dan A yang menimbulkan nyeri regang, serta meningkatkan jumlah sel
darah merah, sehingga terjadi peningkatan kadar hemoglobin darah, yang
mengakibatkan fasilitasi kapasitas darah dalam membawa oksigen dan
peningkatan aliran darah serta metabolisme lokal (Digiovani dkk, 2001).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh active stretching otot plantar fleksor ankle
terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh active stretching otot plantar fleksor ankle
terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dapat Sebagai pedoman ilmiah untuk menambah pengetahuan
tentang ilmu terapi latihan fisioterapi dan dapat dijadikan sebagai acuan
untuk menambah wawasan dalam perkembangan ilmu rehabilitasi medis.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
19/66
4
2. Manfaat praktis
Dapat dijadikan pedoman ilmiah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu dalam rangka mengembangkan
metode serupa sehingga dapat bermanfaat bagi praktisi medis dan
masyarakat pada umumnya.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
20/66
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Anatomi dan Biomekanik Kaki
a. Persarafan, otot pergelangan kaki
Persarafan pergelangan kaki berasal dari plexus lumbalis dan plexus
sacralis . Persarafan yang berfungsi mengontrol pergerakan pergelangan
kaki yaitu n. tibialis, n. fibularis profundus dan n. fibularis superficialis .
Saraf sensoris berasal dari n. suralis dan n. saphenus (Gibson, 2002).
Gambar 2.1 Otot Plantar Flexor Ankle (Netter, 1998)
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
21/66
6
Otot yang berperan untuk gerakan plantar fleksi ankle yaitu m.
gastrocnemius dan m. soleus , dibantu m. tibialis posterior , m. flexor
halusis longus dan m. flexor digitorum longus (Faiz, 2002).
b. Osteologi pergelangan kaki
Kaki dibentuk dari gabungan beberapa tulang : talus, calcaneus,
cuboid, navicular, 3 ossa cuneiform, metatarsal I-V, phalanges I-V, 4 ossa
phalanges distal, 3 phalanges middle dan 2 ossa sesamoid di bagian
plantar (Netter, 1998).
c. Persendian pada pergelangan kaki
Persendian pergelangan kaki terdiri dari sendi tibiofibularis distal
joint , merupakan pertemuan os tibia dan os fibula , yang merupakan
syndesmosis sehingga pergerakannya terbatas. Sendi taloclularis joint
(upper ankle joint) , yang dibentuk oleh ujung distal os tibia dan os fibula
serta bagian atas tulang talus . Sendi subtalaris joint (talocalcanea joint)
yang dibentuk oleh talus dan calcaneus .
d. Ligament Plantar fascia
Ligamen plantar fascia atau aponeurosis plantaris yang berupa
lapisan jaringan ikat tebal dan kuat pada telapak kaki (Gibson, 2002).
Ligamen ini berjalan secara transversal dari tuberositas medial kalkaneus
kearah caput ossa metatarsal I-V telapak kaki, berfungsi sebagai
penyangga bagian lengkung kaki (Cooper, 2007).
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
22/66
7
2.2 Aponeurosis plantaris (Netter, 1998)
2. Patofisiologi fasciitis plantaris
a. Definisi
Fasciitis plantaris adalah suatu kasus dimana terjadinya peradangan
pada fascia plantaris (Siburian, 2008). Fasciitis plantaris diawali dengan
adanya lesi pada soft tissue disisi tempat perlengketan appneurosis
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
23/66
8
plantaris yang letaknya dibawah tuberositas calcaneus . Adanya radang
pada sisi tempat perlengketan fascia akan menimbulkan cidera, inflamasi
dan nyeri pada fascia planta ris (Cooper, 2007).
b. Gejala
Gejala terjadinya fasciitis plantaris adalah nyeri tajam dibagian
dalam telapak kaki di daerah tumit. Nyeri tumit yang cenderung bertambah
buruk pada beberapa langkah pertama setelah bangun tidur, pada saat naik
tangga atau pada saat jinjit, nyeri tumit setelah berdiri lama kemudian
bangkit dan berjalan. Area nyeri terdapat di bagian medial atau lateral
calcaneus atau dibagian lunak dari apponeurosis plantaris dari bagian
inferior tuberositas di calcaneus (Wibowo, 2011).
c. Faktor penyebab dan faktor resiko
Secara anatomi, pada saat kita berjalan, semua berat badan kita
bertumpu pada tumit yang kemudian tekanan ini akan disebarkan ke
ligamen plantar fascia . Sehingga ligamen tersebut akan tertarik ketika kaki
melangkah, tegang, berulang terus menerus, sehingga terasa nyeri ringan
yang akhirnya mengalami inflamasi pada tuberositas calcaneus dan
robekan kecil di serabut ligamen plantar fascia akan menjadi teriritasi atau
meradang (Cooper, 2007).
Faktor resiko terjadinya fasciitis plantaris adalah : obesitas, kelainan
bawaan pada arcus plantaris berupa flaat foot dan pes cavus, tightness m.
gastrocnemius dan m. soleus , penggunaan alas kaki high heels , serta faktor
degenerative, calcaneal spur / heel spur (Wibowo, 2011). Pada pasien
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
24/66
9
dengan obesitas akan terjadi peningkatan beban fascia pada saat stance
phase . Pronasi yang berlebihan pada sendi subtalar akan menyebabkan
eversi yang berlebihan pada calcaneus . Eversi yang berlebihan tersebut
akan menyebabkan tarikan pada fascia plantaris selama fase foot flat,
sedangkan kaki dengan bentuk pes capus terjadi peningkatan arcus pada
fore foot dan hind foot sehingga tekanan oleh berat badan akan serap oleh
plantar fascia. Tightnes calf muscles menyebabkan adanya pembatasan
kemampuan dari mid foot untuk melakukan supinasi serta terjadinya
pengurangan pencapaian dorsal fleksi pada saat terminal stance dan
preswing . Pada seseorang yang gemar menggunakan sepatu hak tinggi
dimana tendon Achilles yakni tendon yang melekat pada tumit akan
berkontraksi/tegang dan memendek. Faktor degenerative dimana akan
terjadinya perubahan musculoskeletal di usia lanjut sehingga akan
berpengaruh pada kemampuan fascia plantaris untuk meregang. Lengkung
telapak kaki yang datar atau terlalu melengkung dapat mengakibatkan
distribusi berat badan tidak seimbang diterima oleh kedua kaki dan
menyebabkan stress tambahan pada plantar fascia.
d. Epidemiologi
Fasciitis plantaris bisa terjadi pada semua umur terutama pada usia
pertengahan dan usia lanjut. Lebih beresiko karena faktor seperti pekerjaan
atau aktivitas yang lebih banyak berdiri atau berjalan, obesitas, kehamilan,
diabetes melitius , aktivitas fisik yang berlebihan seperti atlit, penggunaan
sepatu kurang tepat (Carter, 2001), ini bisa terjadi pada pria maupun
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
25/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
26/66
11
joint dan calcaneus untuk memperoleh data apa ada bone spur . Pemeriksaan
laboratorium untuk memperoleh data apa ada Rhematoid arthtritis .
5. Pengobatan Fasciitis plantaris
Penggunaan NSAID (Non steroid Anti inflammation Drugs) seperti
ibuprofen (advil, motrin) untuk menghambat reaksi peradangan dan nyeri
digunakan sebagai anti inflamasi dan analgesic . Methylprednisolon topical
untuk menurunkan peradangan dan menurunkan permeabilitas kapiler.
Aspirin untuk menurunkan respon peradangan dan efek sistemik yang
mengawali terjadinya peradangan lanjut (Meliala, 2001).
6. Prognosis nyeri Fasciitis plantaris
Semua bentuk penekanan berlebih yang diberikan pada fascia
plantaris akan menghasilkan tarikan atau peregangan pada insertio medial
tuboresitas calcaneus , hal ini akan menyebabkan kegagalan pada periosteal
dan selanjutnya avulse dari periosteum pada tuboresitas calcaneus kemudian
avulse tersebut akan diikuti oleh pengisian kalsium sehingga akan terbentuk
calcaneal spur/heel spur (Wibowo,1994).
Menurut Wibowo, 2011 pada kebanyakan kasus, nyeri dari plantar
fasciitis ini akan menghilang dengan sendirinya tanpa pembedahan atau
pengobatan invasive lainnya.
7. Nyeri Fasciitis Plantaris
a. Teori Nyeri
Reseptor nyeri perifer (nosiseptor) terdapat disetiap struktur kutan ,
somatic dalam maupun visera tubuh. Adanya rangsangan noksius baik
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
27/66
12
aktual maupun potensial memicu nosiceptor untuk melepas zat-zat
kimiawi endogen yang kemudian akan mentransduksi rangsangan tersebut
menjadi impuls nyeri (Parjoto, 2006). Terdapat 3 macam reseptor nyeri
yaitu kemoreseptor, mekanoreseptor, termoreseptor . Kemoreseptor peka
terhadap rangsangan kimiawi dan impuls nyerinya akan diteruskan melalui
serabut C. Mekanoreseptor dan termoreseptor peka terhadap rangsangan
mekanik dan thermal, impuls akan diteruskan oleh serabut A delta
(Widiastuti, 1996 dikutip Parjoto, 2006).
Impuls nyeri setelah melalui proses tranduksi dan transformasi
(menjadi rentetan potensial aksi) ditingkat reseptor, kemudian
ditransmisikan melalui serabut C dan atau serabut A delta menuju ke
cornu posterior medulla spinalis (Parjoto, 2006). Disini serabut-serabut
tersebut membentuk suatu berkas nyeri dibagian ventral dan membentuk
sinaps yang berada di substansia gelatinosa (SG) rolandi yang merupakan
tempat terjadinya system relai / teori gerbang control (Newton, 1990
dikutip Parjoto, 2006).
b. Mekanisme nyeri
Nyeri fasciitis plantaris diawali adanya lesi pada soft tissue disisi
tempat perlengkatan plantar aponeurosis yang letaknya dibawah dari
tuberositas calcaneus atau pada facia plantaris bagian medial calcaneus
akibat dari penekanan dan penguluran yang berlebihan. Hal itu
menimbulkan aksi potensial dari ujung saraf nocisensorik (serabut saraf
A-delta dan C) yang menghantarkan impuls nyeri ke cornu dorsalis
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
28/66
13
medulla spinalis lalu ke otak, dan diotak impuls tersebut di
interprestasikan sebagai nyeri (Siburian, 2008).
8. Terapi latihan active stretching otot plantar flexor ankle
Terapi Latihan active stretching (peregangan aktif) adalah metode
latihan yang dilakukan oleh pasien secara mandiri dengan diberitahukan
terlebih dahulu latihannya oleh fisioterapi (Kisner, 2007).
Terapi latihan active stretching pada otot plantar flexor ankle
bertujuan untuk terjadinya pelepasan adhesion dan meningkatkan fleksibilitas
fascia plantaris , kekuatan yang dihasilkan dari kontraksi ini menghasilkan
kontraksi memanjang pada tendon dan fascia . Sehingga akan secara perlahan
akan terjadi penguluran pada tendon dan fascia dan jaringan disekitarnya.
Respon fisiologis pemberian metode ini terhadap fasciitis plantaris
adalah melepaskan perlengketan dalam appeneorosus plantaris dan abnormal
cross link sehingga mengurangi iritasi terhadap A delta dan saraf tipe C yang
menimbulkan nyeri regang serta meningkatkan jumlah sel darah merah
sehingga terjadi peningkatan kadar hemoglobin darah yang mengakibatkan
fasilitasi kapasitas darah dalam membawa oksigen dan peningkatan aliran
darah serta metabolisme lokal. Sehingga dapat mempercepat proses perbaikan
jaringan yang rusak akibat fasciitis plantaris , serta dapat mempercepat proses
inflamasi menuju perbaikan jaringan. Dengan ada peningkatan kelenturan
pada tendon maka pada fasciitis plantaris diharapkan fascia plantaris atau
apponeurosis plantaris akan lebih fleksibel sehingga nyeri dapat berkurang.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
29/66
14
Metode active stretching otot plantar flexor ankle yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan :
a. Latihan calf stretch
Posisi : pasien menghadap dinding, berdiri sekitar dua, tiga kaki dari
tembok, lakukan dorongan dengan tangan responden pada tembok. Dengan
kaki yang sakit dibelakang dan kaki lainnya didepan. Dorong tembok,
jadikan kaki yang didepan sebagai tumpuan, sementara meregangkan kaki
yang belakang, tumit kaki yang belakang menempel dilantai. Dosis : tahan
posisi selama 10 detik, pengulangan 10 (sepuluh) kali, dan dilakukan 3
(tiga) kali sehari.
2.3 Latihan calf stretch (Ordine dkk, 2011)
b. Latihan peregangan dengan counter top
Posisi : pasien menghadap depan dengan memegang counter top .
Letakkan kaki terpisah dengan satu kaki yang lain. Kemudian tekuk lutut
sampai dalam posisi jongkok tahan. Tahan posisi tumit dilantai selama 10
detik. Dosis : Tahan posisi tumit dan kaki yang meregang 10 detik,
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
30/66
15
kemudian rileks, luruskan kembali. Ulangi 10 (sepuluh) kali. Lakukan 3
(tiga) kali sehari.
2.4 Latihan peregangan dengan counter top (Belis, 2001)
c. Latihan Achilles tendon stretch
Posisi : posisikan ke-2 distal telapak kaki bertumpu pada anak tangga.
Tekan tumit pelan kebawah sampai terprovokasi nyeri ditelapak kaki.
Dosis : tahan posisi 10 (sepuluh) detik, istirahat, ulangi gerakan 10 kali.
Lakukan 3 (tiga) kali sehari.
2.5 Latihan Achilles Tendon Stretch (Belis, 2001)
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
31/66
16
9. Pengukuran nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS)
Pengukuran nyeri dengan VAS dilakukan dengan cara yaitu terapis
membuat garis lurus sepanjang 100 mm dengan diberi angka 0 mm pada satu
ujung dan angka 100 mm pada ujung yang lain. Kemudian terapis
menerangkan pada pasien bahwa angka 0 mm menunjukkan rasa tidak nyeri
dan angka 100 mm menunjukkan rasa nyeri yang sangat hebat dan tidak
dapat ditahan lagi oleh pasien. Kemudian pasien diminta untuk menunjukkan
satu titik pada garis tersebut yang kira-kira menggambarkan letak nyeri yang
dirasakan pasien. Panjang garis yang dimulai dari titik tidak nyeri/angka nol
sampai dengan titik yang ditunjuk pasien menunjukkan derajat / besarnya
nyeri yang dirasakan pasien. Besar nyeri diukur dalam satuan millimeter
(Crichton, 2001).
G
Gambar 2.6 Visual Analogue Scale (VAS)
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
32/66
17
B. Kerangka Pikir
Gambar 2.7 Kerangka Pikir
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.8 Kerangka Konsep
Nyeri
Faktor Resiko :Obesitas, Flaat foot , pes
capus, Tightnessm.gastrocnemius, m. soleus, Alas kaki
tinggi/ high heel
Fasciitis Plantaris
Gangguan Gerakdasar dan Gerak
Fungsional
Active stretchingotot plantar flexor
ankle
Faktor Resiko : Degenerative
KehamilanHormon
Jenis Kelamin profesi
Active Stretchingotot plantar flexor ankle
Nyeri Fasciitis Plantaris
Nyeri berkurang
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
33/66
18
Keterangan gambar : Intervensi Active stretching otot Plantar flexor ankle
memberikan efek pada nyeri fasciitis plantaris.
D. Hipotesa
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian intervensi
active stretching otot plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis
plantaris .
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
34/66
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental , dengan desain penelitian
one group pre-test-post-test design , dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
latihan active stretching pada otot plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri
fasciitis plantaris .
Gambar 3.1 Rancangan penelitian one grup pre-test-post-test
Keterangan gambar :
S : subyek yang dilakukan penelitian
01 : pengukuran tingkat nyeri dengan VAS sebelum dilakukan latihan
active stretching otot plantar flexor ankle
02 : pengukuran tingkat nyeri dengan VAS setelah dilakukan latihan
active stretching otot plantar flexor ankle
X1 : perlakuan latihan active stretching otot plantar flexor ankle
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Klinik Fisioterapi Kalasan
Yogyakarta, dengan waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 20 april 2015 s.d
15 mei 2015. Penelitian dilakukan selama 4 (empat) minggu.
S - - - 01 - - - X1 - - - 02
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
35/66
20
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Klinik Fisioterapi
Kalasan Yogyakarta dengan kondisi fasciitis plantaris . Jumlah populasi
26 (dua puluh enam) orang.
2. Sampel
a. Teknik pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel menggunakan motode purposive
sampling , yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1) Kriteria Inklusi (penerimaan)
a) Responden menderita nyeri pada area plantar fascia yang
telah dipilih berdasarkan prosedur assesment fisioterapi serta
tes khusus berupa stretch test.
b) Responden bersedia mengikuti jalannya penelitian dan
berkenan bekerja sama hingga penelitian berakhir
2) Kriteria Eksklusi (penolakan)
a) Responden Sedang mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit
atau mendapatkan terapi modalitas lain dalam 10 hari
sebelumnya
b) Sedang mengalami gangguan menstruasi / hamil trimester
pertama
c) Responden dengan kondisi cidera ligament
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
36/66
21
d) Nyeri yang disertai dengan penyakit lain pada telapak kaki
misal menderita osteoforosis , kanker & tumor
e) Responden dengan lesi meniscus dan fraktur pada area
plantar fascia.
3) Kriteria Dropout
a) Responden mengundurkan diri dari program penelitian
b) Responden tidak hadir di Klinik Fisioterapi Kalasan sekurang-
kurangnya 4 kali berturut-turut
c) Responden tidak melakukan metode yang sudah diberikan
peneliti kepada pasien untuk diterapkan dirumah sekurang-
kurangnya 3 hari berturut-turut
b. Besar sampel penelitian
Jumlah sampel penelitian ini adalah 18 (delapan belas) orang.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Variabel bebas ( independent variable ) yaitu latihan active stretching
2. Variabel terikat (dependent variable ) yaitu nyeri fasciitis plantaris
E.
Definisi Konseptual
1. Latihan Active Stretching
Terapi latihan active stretching (peregangan aktif) yang dilakukan
oleh pasien secara mandiri dengan diberitahukan terlebih dahulu
latihannya oleh fisioterapi (Kisner, 2007).
2. Nyeri Fasciitis Plantaris
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
37/66
22
Penekanan dan penguluran pada fascia plantaris dapat
menimbulkan aksi potensial dari ujung saraf nocisensorik (serabut saraf
A-delta dan C ) yang menghantarkan impuls nyeri ke kornu dorsalis
medulla spinalis lalu ke otak, dan diotak impuls tersebut di
interprestasikan sebagai nyeri (Periatna dan Gerhaniawati, 2006).
F. Definisi Operasional
1. Latihan Active stretching
Terapi latihan active stretching (peregangan aktif) yang dilakukan
oleh pasien secara mandiri dengan diberitahukan terlebih dahulu
latihannya oleh fisioterapi (Kisner, 2007). Metode yang diterapkan pada
active stretching otot plantar flexor ankle meliputi latihan calf stretch ,
latihan peregangan dengan counter top , latihan Achilles stretch . Dosis
yang diberikan : waktu utntuk menahan posisi yang berikan selama 10
detik, frekuensi pengulangan 10 kali/sesi. Dilakukan 3 kali / hari.
2. Nyeri Fasciitis plantaris
Nyeri fasciitis plantaris terdapat pada tempat perlengkatan plantar
aponeurosis yang letaknya dibawah dari tuberositas calcaneus atau pada
facia plantaris bagian medial calcaneus .
Proses pemeriksaan diawali dengan anmanesa pasien. Diperoleh
data pasien mengeluhkan adanya nyeri dibagian medial atau lateral tumit.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik berupa tes cepat, didapat positif
nyeri gerak saat gerakkan dorsal fleksi ankle . Dalam inspeksi dinamis
diperoleh antalgic gait (Wolf, 1994). Tes khusus berupa stretch test
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
38/66
23
dilakukan pada posisi dorsal fleksi ankle , dan hasilnya didapat nyeri
regang pada fascia plantaris . Palpasi dilakukan didaerah fascia plantaris
diperoleh titik nyeri tekan pada sisi medial atau lateral dari tuberositas
calcaneus .
Pengukuran nyeri dilakukan dengan menggunakan VAS, berupa
garis lurus yang panjangnya 10 cm, dengan penggambaran verbal pada
masing-masing ujungnya, angka 0 (tanpa nyeri) sampai angka 10 untuk
nyeri terberat, dengan Nilai VAS 0 - < 4 = nyeri ringan, 4 - < 7 = nyeri
sedang, 7 - 10 = nyeri berat (Meliala, 2001).
G. Jalannya Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di Klinik Fisioterapi
Kalasan Yogyakarta
2. Peneliti menentukan populasi, teknik pengambilan sampel responden
3. Peneliti melaporkan hasil yang diperoleh dari observasi kepada Program
Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
4.
Mengajukan izin pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Manajemen Klinik Fisioterapi
Kalasan Yogyakarta
5. Peneliti melakukan perkenalan kepada responden sekaligus mendapatkan
tanda tangan sebagai bukti persetujuan dari responden (informed consent)
untuk bersedia menjadi responden penelitian
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
39/66
24
6. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang proses yang akan
dilakukan, tujuan dan manfaat penelitian, metode intervensi fisioterapi
yang dipakai pada kondisi responden yang diterapkan ketika di klinik
fisioterapi, dan program latihan mandiri yang akan dilakukan dirumah
7. Awal pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari senin tanggal 20 april
2015. Sebelum melakukan program latihan active stretching pada otot
plantar flexor ankle , peneliti melakukan pengukuran nyeri pre dengan
skala VAS sebelum melakukan tindakan pada semua sampel.
8. Penelitian dilakukan selama 4 minggu, dimulai pada hari senin tanggal
20 april 2015 dan berakhir pada tanggal 15 mei 2015 dengan frekuensi
kunjungan 3 kali/minggu yaitu pada hari senin, rabu, jum’at.
9. Pelaksanaan pengukuran nyeri post tindakan dengan skala VAS
dilakukan pada hari jumat tanggal 15 mei 2015.
10. Peneliti mendokumentasi hasil penelitian yang dilakukan.
H. Teknik Analisis Data
Uji analisa yang digunakan untuk mengetahui efek active stretching otot
plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris antara data pre
(sebelum penelitian) dan post (setelah penelitian) menggunakan uji non
parametric yaitu wilcoxon test dengan nilai probabilitas p < 0,05 yang
mengandung arti bermakna yaitu ada efek active stretching otot plantar flexor
ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris .
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
40/66
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Klinik Fisioterapi Kalasan Yogyakarta berdiri pada tanggal 1 november
2013, beralamat di Jl. Kalasan – Piyungan KM 1 Bendungan 1/13 Tirtomartani
Kalasan Sleman DI Yogyakarta Indonesia. Jadwal praktek hari senin sampai
dengan sabtu pukul 13.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB. Berdasarkan data
yang terdapat di Klinik Fisioterapi Kalasan Yogyakarta periode bulan Januari –
Maret 2015, keluhan nyeri pada tumit dan telapak kaki menempati posisi ke-3
(tiga) setelah nyeri pinggang bawah dan nyeri lutut. Dengan jumlah pasien 26
orang pasien dengan keluhan nyeri tersebut. Setelah melakukan pemilihan sampel
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga terpilih 18 orang pasien.
Pengolahan data hasil penelitian ini diawali dengan deskripsi data.
Penelitian ini dilakukan di Klinik Fisioterapi Kalasan Yogyakarta dengan subyek
adalah pasien yang menderita nyeri tumit yang disebabkan oleh fasciitis plantaris ,
pada tanggal 20 april 2015 – 15 mei 2015. Sampel penelitian berjumlah 18
(delapan belas) orang, yang diberi perlakuan terapi latihan active stretching otot
plantar flexor ankle . Dengan desain penelitian one group pre-test-post-test design ,
uji non parametric dengan wilcoxon test .
B. Karakteristik Responden
1. Distribusi Subyek Berdasarkan Usia
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
41/66
26
Pengelompokan usia responden pada tabel dibawah ini sesuai
dengan pembagian karakteristik usia menurut WHO yang
mengelompokan usia 30 - 40 tahun sebagai kelompok usia pertengahan
(middle age ) dan usia 41 – 60 tahun sebagai kelompok usia lanjut
(elderly ).
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase
1 30 – 40 tahun (middle age) 8 orang 44 %
2 41 – 51 tahun (elderly age) 10 orang 56 %
Jumlah 18 % 100 %
Sumber : Olah Data 2015
Berdasarkan data tabel diatas didapatkan pasien dengan umur 30 – 40
tahun sebanyak 8 orang dan umur 41 –
51 tahun sebanyak 10 orang.2. Distribusi Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki – laki 9 50%
2 Perempuan 9 50%
Jumlah 18 100 %
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
Berdasarkan data tabel diatas didapatkan bahwa pasien laki-laki
berjumlah 9 orang dan perempuan berjumlah 9 orang.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri Fasciitis Plantaris
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
42/66
27
Pada penelitian ini pengukuran derajat nyeri fasciitis plantaris
menggunakan parameter alat ukur yaitu VAS ( Visual Analoque Scale ).
Hasil penelitian pengukuran nyeri fasciitis plantaris dengan VAS
dipaparkan dibawah ini.
Tabel 4.3 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri VAS – Pre
No VAS pre Frekuensi Persentase
1. 7,4 – 7,5 3 16,7%
2. 7,6 – 7,7 2 11,1%
3. 7,8 – 7,9 4 22,2%
4. 8,0 – 8,1 3 16,7%
5. 8,2 – 8,3 6 33,3%
Jumlah 18 100 %
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
Tabel 4.4 Karakteristik Hasil Pengukuran Nyeri VAS – Post
No VAS Post Frekuensi Persentase
1. 0,7 – 1,1 1 5,6%
2. 1,2 – 1,6 5 27,8%
3. 1,7 –
2,1 4 22,2%
4. 2,2 – 2,6 4 22,2%
5. 2,7 – 3,1 4 22,2%
Jumlah 18 100 %
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
43/66
28
Untuk membuktikan efek active stretching otot plantar flexor ankle
terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris adalah dengan menghitung
adanya perbedaan mean pre dan post pengukuran derajat nyeri dengan
skala VAS. Pengolahan statistic mean pre dan post derajat nyeri fasciitis
plantaris VAS pada penatalaksanaan active stretching otot plantar flexor
ankle menggunakan wilcoxon test sebagai berikut :
Tabel 4.5 Mean Derajat Nyeri VAS Pre dan Post Active Stretching otot
Plantar Flexor Ankle
N Mean Std Min Dev Max Dev
Pre 18 7,9500 .30341 7.40 8.3Post 18 2,0500 .66266 .70 3.102Selisih 5,9000 .35925 -6.7 5.198
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil penurunan nyeri setelah diberikan
penatalaksanaan latihan active stretching otot plantar flexor ankle pada
kondisi fasciitis plantaris , yaitu dari mean 7,9500 menjadi 2,0500 dengan
selisih 5,9000.
C. Hasil Analisis Data
Tabel 4.6 Analisis Statistik Wilcoxon signed ranks test
Efek Active stretching otot plantar flexor ankle terhadap penurunannyeri Fasciitis plantaris
Post - Pre
Z -3,728 Asymp. Sgn. (2-tailed) ,000
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
44/66
29
Analisis data memperoleh hasil nilai Z = -3,728 dan p = 0.000
atau p < 0.05 mengandung arti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulannya ada efek active stretching otot plantar flexor ankle
terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris.
D. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 interval usia dalam penelitian adalah 30 – 51 tahun,
dengan persentase 30 – 40 tahun sebesar 44 % dan 41 – 51 tahun sebesar 56 %.
Hasil penelitian menyatakan bahwa responden usia 41 - 51 tahun menjadi interval
usia yang paling banyak menderita fasciitis plantaris . Menurut Wibowo (2011)
fasciitis plantaris sering terjadi pada usia 40 – 70 tahun. Sedangkan menurut
Carter (2001) plantar fasciitis bisa terjadi pada semua usia terutama pada usia
pertengahan dan usia lanjut. Pada rentang usia tersebut akan terjadi perubahan
kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh khususnya pada cross-link seiring dengan
bertambahnya usia seseorang. Connective tissue juga akan kehilangan banyak
kandungan seperti collagen, elastin, glycoprotein, hylauronic acid dan contractile
protein (Siburian, 2008).
Berdasarkan tabel 4.2 didapat sampel penelitian laki-kali berjumlah 9
orang dan perempuan sebanyak 9 orang. Menurut Wibowo (2011) plantar
fasciitis dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Penelitian dilakukan selama 4
(empat) minggu dengan pemberian tindakan active Steretching otot plantar flexor
ankle dengan frekuensi 3 (tiga) kali dalam 1 minggu. Intervensi dimulai tanggal
20 april 2015 dan berakhir tanggal 15 mei 2015.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
45/66
30
Pada tabel 4.3 sebelum dilakukan tindakan terapi didapatkan interval nyeri
paling tinggi 8,2 - 8,3 skala VAS dengan frekuensi 6 orang dan paling rendah
berada pada interval 7,4 – 7,5 skala VAS dengan frekuensi 3 orang. Dengan
adanya nyeri tinggi, pasien akan cenderung membatasi gerakan yang akan
berpotensi menimbulkan nyeri. Termasuk gerakan mengulur sehingga pasien akan
malas melakukan gerakan. Mengakibatkan adanya gangguan saat melakukan
aktivitas sehari-hari (Siburian, 2008).
Pada tabel 4.4 diketahui ada pengaruh efek active stretching otot plantar
flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris . Karena pada tabel 4.4
diperoleh nyeri paling tinggi, turun pada interval 2,7 – 3,1 skala VAS. Pada tabel
4.5. diperoleh nilai Z = -3,728 dan p = 0,001, sehingga nilai p < 0,05 maka ada
pengaruh pemberian active stretching otot plantar flexor ankle terhadap
penurunan nyeri pada penderita nyeri fasciitis plantaris . Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Digiovani (2001) dinyatakan bahwa setelah
melakukan analisa terhadap responden yang diberikan intervensi active stretching
otot plantar flexor ankle didapatkan hasil yang signifikan dalam hal penurunan
nyeri pada fasciitis plantaris .
Proses fisiologis active stretching otot plantar flexor ankle terhadap
mekanisme pengurangan nyeri fasciitis plantaris dimulai dengan terlepasnya
perlengketan dalam appeneurosus plantaris dan abnormal crosslink sehingga
mengurangi iritasi terhadap serabut saraf A delta dan tipe C yang menimbulkan
nyeri regang serta meningkatkan sel darah merah sehingga terjadi peningkatan
kadar hemoglobin darah yang mengakibatkan fasilitasi kapasitas darah dalam
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
46/66
31
membawa oksigen dan peningkatan aliran darah serta metabolisme lokal.
Sehingga akan mempercepat proses perbaikan jaringan yang rusak akibat fasciitis
plantaris , serta dapat mempercepat proses inflamasi menuju perbaikan jaringan.
Dengan adanya peningkatan kelenturan pada tendon maka pada fasciitis plantaris
diharapkan fascia plantaris atau apponeurosis plantaris akan lebih fleksibel
sehingga nyeri dapat berkurang (Rica, 2011)
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan secara maksimal dan cermat tetapi masih
ada keterbatasan di luar jangkauan peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti hanya menggunakan satu grup perlakuan tanpa group kontrol
karena keterbatasan waktu dan kesulitan mendapatkan subyek dalam
penelitian sehingga penelitian ini memiliki kelemahan.
2. Peneliti tidak dapat mengendalikan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
subyek, tidak bisa mengontrol tingkat ketegangan pikiran (stress),
penggunaan obat dan alat terapi lain serta nutrisi yang berpengaruh
terhadap perubahan derajat nyeri serta hobi subyek.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
47/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
48/66
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peneliti memberikan penatalaksanaan terapi latihan active stretching otot
plantar flexor ankle pada kasus fasciitis plantaris yang menyebabkan terjadi nya
nyeri pada tumit atau telapak kaki.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan setelah dianalisis dengan
uji Wilcoxon dapat diambil suatu kesimpulan ada efek active stretching otot
plantar flexor ankle terhadap penurunan nyeri fasciitis plantaris . sehingga
berpengaruh terhadap kemampuan gerak fungsional dasar dan gerak fungsional
aktivitas yang melibatkan persendian ankle secara umum. Namun dalam
penelitian ini hanya mengambil satu variable saja yaitu nyeri.
B. Saran
Peneliti memberikan saran untuk fisioterapis bahwa modalitas terapi
latihan metode active stretching otot plantar flexor ankle merupakan salah satu
pilihan untuk membantu pasien yang mengalami nyeri akibat fasciitis plantaris .
tehnik ini dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien, bisa diterapkan di klinik
fisioterapi atau juga sebagai homeprogram /edukasi yang dapat dilakukan di rumah
atau lingkungan aktivitas pasien.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
49/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
50/66
DAFTAR PUSTAKA
Belis, Andrew. 2001. A Patient’s Guide to Plantar Fasciitis (Heel Pain) . FortMyers
Bijur PE, Silver W, Gallagher J. 2001. Reliability of the Visual Analog Scale for Measurement of Acute Pain . Academic Emergency Medicine
Carter, 2001. The Theory and Therapy Of Osteoarthritis . New York : ThiemeStutgart
Crichton, N. 2001. Visual Analoge Scale dalam journal of clinical nursing . Di
ambil pada tanggal 20 januari 2015 darihttp://www.blackwellpublishing.com/
Cooper, Grant. 2007. Therapeutic Uses of Botulinum Toxin . Springer Science and business media. Halaman 75-77
Digiovani, Benedict F, dkk. 2001. Tissue Specific Plantar Fascia Streching Exercise Enhances Outcomes in Patients With Chronic Heel Pain . The journal of Bone and Joint Surgery, Incorporated
Faiz, Omar dan Moffat, David. 2002. At a Glande Series Anatomi . Jakarta :Erlangga. Halaman 111
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat . Edisi 2.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Keefe, FJ. 1996. Contribution of Pain Behavior Assestment and Pain Assestmentto The Develoment of Pain Clinics, in : Cohon Treatment Centers at acrossroads A Practical and Conseptual Reappraisal . Seattle : IASP Press
Kisner, C. 2007. Therapeutic Exercise Foundation and Techniques . Third Edition.F.A. Philadelphia. Davis Company
Meliala, L, dkk 2001. Prinsip Terapi Farmaka Nyeri . Kelompok Studi NyeriPERDOSSI. Halaman 191 – 212
Netter, Frank dan Colacino, Sharon. 1998. Atlas Of Human Anatomy .Pharmateutical Division. CIBA – GEIGY Corporation
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit RinekaCipta.
Ordine, Romulo Renan, dkk. 2011. Effectiveness Of Myofascial Trigger Point Manual Therapy Combined With a Self-stretching Protocol For The Management Of Plantar Heel Pain : A Randomized Controled Trial.
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
51/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
52/66
LAMPIRAN
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
53/66
DOKUMENTASI PENELITIAN
GAMBAR LATIHAN JENIS LATIHAN
Latihan Achilles Tendon Stretch
Latihan peregangan dengan counter top
Latihan Calf Stretch
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
54/66
KLINIK FISIOTERAPI KALASAN YOGYAKARTAJl. Alternatif Kalasan – Piyungan KM 1
Bendungan 1/13 Tirtomartani Kalasan Sleman DI Yogyakarta INDONESIATelp (0274) 496850
Efek Active Stretching Otot Plantar Flexor AnkleTerhadap Penurunan Nyeri Fasciitis Plantaris
No Nama JenisKelamin
Usia VAS Pr e 20/4/2015
VAS Post 15/5/2015
Keterangan
1 Bernadeta P 40 8,1 2,5 Menurun2 Yuanita P 42 8,2 2,4 Menurun3 Endang P 49 8,3 2,1 Menurun4 Siti Maisaroh P 39 8,1 2,3 Menurun5 Imron L 35 7,8 1,8 Menurun6 Tri suciwati P 46 8,3 3,1 Menurun
7 Mustaqim L 39 7,5 1,5 Menurun8 Sumarni P 49 8,3 3,1 Menurun9 Susilo Adi L 40 7,7 0,7 Menurun
10 Tartik P 42 8,1 2,8 Menurun11 Lusianingsih P 45 8,3 2,7 Menurun12 Dionisius L 42 7,9 1,2 Menurun13 Yuliani P 43 8,2 2,1 Menurun14 Hendardi A L 35 7,4 1,4 Menurun15 Bagas L 37 7,7 1,5 Menurun16 Dedi L 38 7,8 1,9 Menurun17 Suparlan L 45 7,9 2,2 Menurun18 Yosef L 41 7,5 1,6 Menurun
Keterangan :P : PerempuanL : Laki-laki
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
55/66
KLINIK FISIOTERAPI KALASAN YOGYAKARTAJl. Alternatif Kalasan – Piyungan KM 1
Bendungan 1/13 Tirtomartani Kalasan Sleman DI Yogyakarta INDONESIATelp (0274) 496850
Efek Active Stretching Otot Plantar Flexor AnkleTerhadap Penurunan Nyeri Fasciitis Plantaris
SAMPEL Terapi 120-4-2015
Terapi 222-4-2015
Terapi 324-4-2015
Terapi 427-4-2015
Terapi 529-4-2015
Terapi 61-5-2015
P40
8,16,1
8,15,7
7,85,4
6,55,1
6,34,8
6,14,5
P42
8,25,9
7,85,5
7,55,2
7,34,8
6,84,5
6,64,3
P49
8,35,6
8,15,2
7,64,8
7,24,5
6,84,2
6,43,9
P39
8,15,4
7,75,1
7,44,9
7,14,6
6,84,2
6,43,9
L35
7,85,9
7,55,6
7,15,2
6,84,7
6,54,4
6,13,9
P46
8,35,8
8,35,6
8,15,3
7,75,1
7,34,8
6,84,5
L39
7,54,5
7,54,1
7,13,8
6,73,6
6,33,3
6,13,1
P49
8,35,8
7,95,5
7,55,1
7,14,8
6,84,6
6,44,3
L40
7,74,6
7,54,3
7,13,9
6,83,6
6,43,3
6,12,9
P42
8,15,8
8,15,6
7,85,3
7,44,9
7,14,6
6,84,4
P45
8,35,4
7,95,1
7,44,9
7,14,7
6,74,4
6,24,2
L42
7,95,1
7,64,8
7,24,4
6,84,1
6,63,8
6,23,5
P43
8,25,3
8,15,2
7,84,9
7,44,6
7,14,3
6,83,9
L
35
7,4
5,5
7,1
5,1
6,8
4,7
6,6
4,4
6,2
4,1
5,8
3,7L37
7,74,9
7,54,8
7,24,5
6,84,1
6,53,7
6,13,3
L38
7,84,9
7,84,7
7,54,4
7,24,1
6,93,8
6,73,6
L45
7,95,2
7,64,9
7,44,6
7,14,3
6,94,1
6,63,8
L41
7,54,6
7,34,3
7,14,1
6,93,8
6,63,6
6,33,2
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
56/66
Terapi 74-5-2015
Terapi 86-5-2015
Terapi 98-5-2015
Terapi 1011-5-2015
Terapi 1113-5-2015
Terapi 1215-5-2015
5,73,9
5,53,7
5,23,4
4,93,2
4,62,8
4,32,5
6,34,1
5,93,8
5,63,4
5,23,1
4,82,7
4,52,4
6,13,6
5,73,3
5,32,9
4,92,7
4,62,4
4,22,1
5,83,7
5,53,4
5,13,1
4,82,8
4,52,6
4,12,3
5,73,5
5,23,1
4,82,7
4,62,3
4,12,1
3,81,8
6,44,2
5,93,9
5,63,7
5,13,4
4,73,2
4,23,1
5,82,9 5,42,7 4,92,4 4,42,1 4,11,9 3,81,5
6,14,1
5,73,9
5,43,7
5,13,5
4,83,3
4,43,1
5,72,6
5,42,2
4,91,9
4,61,6
4,11,2
3,80,7
6,54,1
6,13,8
5,83,5
5,33,3
4,93,1
4,52,8
5,83,9
5,43,6
5,13,4
4,83,1
4,32,9
3,92,7
5,8
3,1
5,4
2,7
4,8
2,2
4,4
1,9
3,9
1,6
3,5
1,2
6,43,7
5,93,4
5,63,1
5,22,8
4,92,5
4,52,1
5,53,3
5,12,9
4,72,6
4,52,3
4,21,8
3,91,4
`5,93,1
5,62,7
5,22,4
4,82,1
4,41,8
4,11.5
6,43,3
6,13,1
5,82,9
5,62,6
5,22,2
4,91,9
6,33,5
6,13,3
5,83,1
5,62,9
5,32,5
4,92,2
5,92,9
5,62,7
5,32,4
5,12,2
4,91,8
4,61,6
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
57/66
Frequencies
Statistics
JenisKelamin
N Valid 18Missing 0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid Laki-laki 9 50.0 50.0 50.0
Perempuan 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Umur
N Valid 18
Missing 0Mean 41.50Std. Deviation 4.162Minimum 35Maximum 49
Umur
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 35 2 11.1 11.1 11.1
37 1 5.6 5.6 16.7
38 1 5.6 5.6 22.2
39 2 11.1 11.1 33.3
40 2 11.1 11.1 44.4
41 1 5.6 5.6 50.0
42 3 16.7 16.7 66.7
43 1 5.6 5.6 72.2
45 2 11.1 11.1 83.3
46 1 5.6 5.6 88.9
49 2 11.1 11.1 100.0
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
58/66
Umur
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Valid 35 2 11.1 11.1 11.1
37 1 5.6 5.6 16.738 1 5.6 5.6 22.2
39 2 11.1 11.1 33.3
40 2 11.1 11.1 44.4
41 1 5.6 5.6 50.0
42 3 16.7 16.7 66.7
43 1 5.6 5.6 72.2
45 2 11.1 11.1 83.3
46 1 5.6 5.6 88.9
49 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 18 35 49 41.50 4.162Valid N (listwise) 18
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
59/66
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre Test 18 7.40 8.30 7.9500 .30341Post Test 18 .70 3.10 2.0500 .66266Valid N (listwise) 18
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
60/66
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre Test 18 7.9500 .30341 7.40 8.30Post Test 18 2.0500 .66266 .70 3.10
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post Test - Pre Test Negative Ranks 18 a 9.50 171.00
Positive Ranks 0 .00 .00
Ties 0 c
Total 18
a. Post Test < Pre Testb. Post Test > Pre Testc. Post Test = Pre Test
Test Statistics
Post Test - PreTest
Z -3.728 a Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
61/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
62/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
63/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
64/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
65/66
-
8/20/2019 03. HALAMAN DEPAN
66/66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : DONNY HENDARTO
TEMPAT TANGGAL LAHIR : BELITANG, 5 NOVEMBER 1982
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : BENDUNGAN 1/13 TIRTOMARTANIKALASAN SLEMAN YOGYAKARTA
NO TELP : 0813 286 46 334
EMAIL : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN :
TK ABA BELITANG
SD NEGERI 04 BELITANG TAMAT TAHUN 1996
SMP NEGERI 1 BELITANG TAMAT TAHUN 1999
SMU NEGERI 1 BELITANG TAMAT TAHUN 2001
DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]