03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab...

30
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – teori Dasar/Umum Pada teori dasar atau umum ini, peneliti membahas mengenai kerangka teori - teori yang berhubungan dengan topik skripsi yaitu content anayisis program siaran televisi / radio. Peneliti membahas mengenai teori dasar atau umum menurut para ahli komunikasi, komunikasi massa dan media massa dari pakar-pakar tertentu mengenai hal yang berkaitan dengan topik tersebut secara detail dari para narasumber ataupun sumber – sumber yang berkaitan dengan penelitian tersebut. 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk menerima dan memberi pesan kepada orang lain, sehingga tanpa adanya komunikasi segala kegiatan manusia akan terhenti dengan sendirinya. Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai efek komunikasi terhadap Audiens, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian komunikasi. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris Communication yang berasal dari kata Latin Communicatio, bersumber dari kata communis yang berarti sama, maksudnya adalah sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu peran yang di sampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2001 : 09) Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya

Transcript of 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab...

Page 1: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – teori Dasar/Umum

Pada teori dasar atau umum ini, peneliti membahas mengenai kerangka teori -

teori yang berhubungan dengan topik skripsi yaitu content anayisis program siaran

televisi / radio. Peneliti membahas mengenai teori dasar atau umum menurut para ahli

komunikasi, komunikasi massa dan media massa dari pakar-pakar tertentu mengenai hal

yang berkaitan dengan topik tersebut secara detail dari para narasumber ataupun sumber

– sumber yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana

untuk menerima dan memberi pesan kepada orang lain, sehingga tanpa adanya

komunikasi segala kegiatan manusia akan terhenti dengan sendirinya. Sebelum

menganalisis lebih jauh mengenai efek komunikasi terhadap Audiens, terlebih

dahulu kita harus mengetahui pengertian komunikasi.

Istilah komunikasi dalam bahasa inggris Communication yang berasal

dari kata Latin Communicatio, bersumber dari kata communis yang berarti sama,

maksudnya adalah sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila

terdapat kesamaan makna mengenai suatu peran yang di sampaikan oleh

komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2001 : 09)

Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana

seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya

Page 2: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  14

lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikan). Definisi tersebut menunjukkan bahwa ilmu komunikasi

mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang

disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.

Carl Hovland secara terpisah menyebutkan bahwa efek atau dampak yang

ditimbulkan oleh komunikasi massa dapat dilihat dari perubahan pada apa yang

diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak, efek ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan informasi, sedangkan

dampak efektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi,

atau dibenci khalayak. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai

seseorang. Efek behavioral berhubungan dengan perilaku nyata yang

berhubungan dengan perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola,

tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku (Effendy, 1986 : 12)

Definisi Hovland mengenai proses dan fungsi komunikasi diperkuat dan

dikembangkan oleh Harold D Laswell. Menurut Laswell, cara terbaik untuk

menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan : “Who say what

in which channel to whom whit what Effect?”. Kesamaan dengan definisi

Hovland ialah selain unsur-unsur komunikasi, juga keharusan adanya efek, yakni

perubahan tingkah laku (Effendy,1986 : 12)

Sebagai jawaban dari pertanyaan yang di ajukan tersebut Paradigma

Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari

pertanyaan yang diajukan (Effendy, 1984 : 10), yaitu :

1) Komunikator (Communicator, Source)

2) Pesan (Massage)

Page 3: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  15

3) Media (Channel)

4) Komunikan (Communican, receivere)

5) Effek (Effect,Impact, Influence)

Jadi menurut paradigma Laswell, komunikasi adalah “Proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2001 : 10)

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Berdasarkan paradigma Harold Lasswell menampilkan model proses

komunikasi. (Philip Kotler, Marketing Management ). Beliau juga

mengklasifikasikan unsur-unsur dalam proses komunikasi yang dapat

membentuk keefektifan dalam komunikasi yang meliputi:

1) Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.

2) Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang, atau usaha mengubah pesan yang abstrak menjadi konkret

3) Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator

4) Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

kepada komunikan.

5) Decoding: Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan

makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6) Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

Page 4: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  16

7) Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa

pesan

8) Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan

atau disampaikan kepada komunikator

9) Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan

pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Tujuan orang berkomunikasi tidak hanya untuk mengubah perilaku saja.

(Onong Uchjana Effendy, 2003 : 55) tujuan komunikasi adalah :

1) Mengubah sikap

2) Mengubah opini / pendapat / pandangan

3) Mengubah perilaku

4) Mengubah masyarakat

2.1.4 Fungsi Komunikasi

1) Pengawasan (surveillaince)

2) Interpretasi (interpretation)

3) Hubungan (linkage)

4) Sosialisasi

5) Hiburan (entertainment)

Dari definisi fungsi komunikasi, maka penulis dapat simpulkan bahwa

fungsi komunikasi yang paling utama adalah dalam mengamati lingkungan,

Page 5: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  17

kemudian mengkorelasikan antara informasi dari data yang diperoleh dengan

kebutuhan khalayak, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi

evaluasi dan interpretasi. Fungsi yang terakhir adalah menyalurkan nilai-nilai

budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2.2 Komunikasi Massa

2.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau

komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan

orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai

struktur tertentu. Menurut Gerbner (1967), seorang ahli komunkasi, “Mass

communication is the technologically and institutionally based production and

distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial

societies”

Jadi, Gerbner berpendapat bahwa komunikasi massa adalah suatu produksi

dan distribusi pesan yang terus menerus dalam masyarakat industri yang

berlandaskan teknologi dan lembaga.

Joseph Devito seperti dikutip oleh Nurudin, memberikan definisi yang

lebih detail tentang komunikasi massa. ”First, mass communication is

communication addressed to masses, to an extremely large society. This does not

mean that the audience include all people or everyone who reads or everyone

who watches television; rather it means an audience that is large and generally

rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated

by audio and or visual transmitter. Mass communivation is perhaps most easily

Page 6: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  18

and most logically defined by its; television, radio, newspaper, magazines, films,

books, tapes”

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa komunikasi massa merupakan

komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang sangat banyak, atau biasa

disebut massa. Tapi ini tidak berarti bahwa massa yang dimaksud adalah orang-

orang yang menonton televisi atau membaca koran, melainkan berarti

masyarakat yang besar dan umumnya agak kurang jelas. Lalu disebutkan juga

bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-

pemancar audio dan atau visual. Komunikasi mungkin akan lebih mudah

dimengerti apabila didefinisikan dengan media penunjangnya, seperti televise,

radio, koran, majalah, buku, dan film.

Dari kedua pendapat ahli komunikasi tentang komunikasi massa tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk

komunikasi yang disampaikan melalui media massa sebagai media penunjang,

dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas di berbagai wilayah.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

1) Informasi

Dengan komunikasi massa kita dapat mengetahui berbagai informasi

yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri.

2) Sosialisasi (pemasyarakatan)

Komunikasi massa membuat kita aktif bersosialisasi di dalam

masyarakat.

Page 7: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  19

3) Motivasi

Memotivasi masyarakat melakukan kegiatan individu maupun kelompok.

4) Perdebatan dan Diskusi.

Memungkinkan terjadinya diskusi atau perdebatan mengenai suatu hal.

5) Pendidikan

Komunikasi massa dapat membentuk watak, pendidikan keterampilan,

serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6) Memajukan kebudayaan

Dengan komunikasi massa maka kita dapat memajukan suatu

kebudayaan.

7) Hiburan

Pesan yang disampaikan dapat menjadi hiburan individu atau kelompok.

8) Integrasi

Memberi kesempatan kepada masyarakat agar saling kenal dan mengerti

serta menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

2.2.3 Karakteristik Komunikasi Massa

Pada prinsipnya definisi komunikasi massa yang diungkapkan oleh ahli-

ahli komunikasi mengandung makna yang saling melengkapi antara satu dan

lainnya. Melalui definisi-definisi tersebut maka dapat kita ketahui bahwa

karakteristik komunikasi massa sebagai berikut :

Page 8: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  20

1) Komunikator Terlembagakan

Komunikasi massa melibatkan suatu lembaga dan komunikatornya

bergerak dalam organisasi yang kompleks, sehingga komunikasi massa

merupakan komunikator terlembagakan.

2) Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa

ditujukan untuk semua orang bukan hanya pada satu pihak. Oleh karena itu,

pesan dalam komunikasi massa bersifat umum.

3) Komunikannya Anonim dan Heterogen

Bersifat anonim karena komunikator dan komunikan tidak saling

mengenal dan heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat

yang berbeda usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.

4) Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Maksudnya adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar

penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk satu sama

lain berada dalam keadaan terpisah.

5) Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa

berdasarkan sistem tertentu dan harus disesuaikan dengan karakteristik

media massa yang akan digunakan.

6) Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan

komunikannya tidak dapat berhubungan secara langsung. Dengan kata lain,

komunikasi massa itu bersifat satu arah.

Page 9: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  21

7) Stimulasi Alat Indra Terbatas

Pada surat kabar dan majalah kita hanya bisa melihat dan pada radio

siaran kita hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita

menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8) Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)

Umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda

(delayed). Artinya komunikator tidak dapat segera mengetahui bagaimana

reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya.

2.3 Media Massa

2.3.1 Pengertian Media Massa

Media massa adalah alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala,

mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di

masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada

kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap

dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi,

internet, dan lain-lain.

Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas

atau dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah

media baru yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang

sudah ada sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan

‘media baru’ (new media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam

(diversified) dan lebih interaktif. Salah satu contoh penting media massa baru

saat ini adalah internet. Walaupun media baru menunjukkan pertumbuhan yang

Page 10: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  22

cepat, namun belu terlihat tada-tanda bahwa media massa lama aka berkurang

peranannya disbanding sebelumnya. Peranannya tetap bertahan dengan cara terus

menerus menambah kemampuannya dalam upaya menghadapi tantangan yang

dimunculkan media baru.

Menurut Denis McQuail (2000), media massa adalah media yang mampu

menjangkau massa dalam julah besar dan luas (university of reach), bersifat

public dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di

media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi

kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini.

Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk

menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara dan media massa

memberikan gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian

utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan

budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa dalam ekonoi juga terus

meningkat bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industry media,

diversifikasi media massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di Indonesia.

2.3.2 Efek Media Massa

Steven M. Chafree (Wilhoit dan Harold de Bock, 1980:78) berpendapat

seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat, bahwa ada empat efek dari

Komunikasi Massa, yaitu efek kehadiran media massa, efek kognitif komunikasi

massa, efek afektif komunikasi massa, dan efek behavioral komunikasi massa.

Page 11: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  23

1) Efek Kehadiran Media Massa

“The medium is the message”, pendapat McLuhan tersebut

menjelaskan bahwa bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia

berpendapat bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon

adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata. Ada

beberapa efek dari kehadiran media massa di masyarakat, seperti efek sosial

berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial pemiliknya. Lalu

kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali kegiatan

sehari-hari,, Scramm, Lyle, dan Parker (1961) menunjukkan dengan cermat

bagaimana kehadiran televise telah mengurangi waktu bermain, tidur,

membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika. Efek lainnya

adalah hilangnya perasaan tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada

media massa. Orang seringkali menggunakan media untuk memuaskan

kebutuhan psikologis. Sering terjadi juga orang menggunakan media massa

untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan

sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, ia pun menumbuhkan

perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media

tertentu.

2) Efek Kognitif Komunikasi Massa

Efek kognitif media massa berkaitan erat dengan pembentukan dan

perubahan citra. Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima.

Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Untuk Khalayak,

informasi tersebut dapat membentuk, mempertahankan, atau meredefinisikan

citra. Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi.

Page 12: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  24

Gerbner (1978) melaporkan penelitian berkenaan dengan persepsi penonton

televisi tentang realitas sosial. Ia menemukan bahwa penonton televise kelas

berat (heavy viewers) cenderung memandang lebih banyak orang yang berbuat

jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir

bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Lazarfeld dan Merton (1948)

juga membicarakan fungsi media dalam memberikan status (status conferral).

Karena namanya, gambarnya, atau kegiatannya dimuat oleh media, maka

orang, organisasi, atau lembaga mendadak mendapat reputasi yang tinggi.

3) Efek Afektif Komunikasi Massa

Yang dimaksud dengan efek ini adalah media massa mempengaruhi

pembentukan dan perubahan sikap. Apabila dilihat dari segi afektif, pengaruh

media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum :

a. Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktor-faktor seperti

predisposisi personal, poses selektif, keanggotaan kelompok.

b. Komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan

pendapat yang ada, walupun kadang-kadang berfungsi sebagai media

pengubah (agent of change).

c. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil

pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripadaperubahan seluruh

sikap dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.

d. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-

bidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.

Page 13: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  25

e. Komunikasi massa cukup afektif dalam menciptakanpendapat tentang

masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh

(Oskamp, 1977:149)

4) Efek Behavioral Komunikasi Massa

Bandura menjelaskan melalui teori belajar sosial, bahwa kita belajar

bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan

(modelling). Jadi menurut teori tersebut orang cenderung meniru perilaku

yang diamatinya. Efek perilaku yang paling sering ditimbulkan adalah efek

komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima (efek proporsional

behavioral) dan pada perilaku agresif. Perhatian saja tidak cukup

menghasilkan efek proporsional. Khalayak harus sanggup menyimpan hasil

pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kembali tatkala mereka

akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Peneladanan tertangguh

(delayed modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup mengingat peristiwa

yang diamatinya.

2.3.3 Televisi

Televisi merupakan salah satu penemuan yang baru mulai berkembang

setelah perang dunia kedua, dan menempatkan diri sebagai alat komunikasi

massa. Dari semua media komunikasi yang ada televisi adalah yang paling

berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan yang

dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program

televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan

diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau

Page 14: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  26

microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi

pemirsa. Saat ini menjadi lebih marak setelah dikembangkannya Direct

Broadcast Satellite (DBS)

(Onong Uchjana Effendy, 1989 : 386) mendefinisikan televisi sebagai

“Medium komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran

suara, baik melalui kawat maupun secara elektronik magnetik.

Sedangkan (J.B Wahjudi, 1986 : 49) mendefinisikan televisi sebagai berikut :

“ Televisi berasal dari dua kata yang berbeda, yaitu tele yang artinya adalah jauh,

dan visi yang artinya adalah perhatian. Dengan demikian televisi dalam bahasa

inggris berarti television yang diartikan melihat jauh. Melihat jauh disini

diartikan dengan melihat gambar, suara yang diproduksi di suatu tempat (studio

televisi), dan dapat dilihat di tempat lain melalui sebuah perangkat penerima.

Pemerintah Indonesia menempatkan media massa televisi, sebagai media

informasi yang efektif. Dalam hal in Departemen penerangan menggariskan isi

siaran televisi harus mengandung unsur pendidikan, penerangan atau berita dan

hiburan. (JB. Wahyudi, 1998 : 9).

Sebagai produk teknologi modern wajar bila televisi telah menjadi situs

atau tempat baru bagi banyak keluarga di negri ini. Acara televisi telah menyita

waktu seluruh anggota keluarga, anak-anak pun menghabiskan waktunya dalam

sehari di depan televisi. Selain itu seakan menjadi pelayan setia bagi pemirsanya,

televisi juga mempunyai kekuatan besar untuk merubah pendapat dan perilaku

seseorang dan dapat mempengaruhi pemirsa agar memilih tayangan televisi

kesukaannya.

Page 15: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  27

2.3.4 Program Acara Televisi

Pengertian Program ialah berasal dari bahasa inggris, “programme” atau

“program” yang artinya rencana atau acara. Program adalah segala hal yang

ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya

(Morissan, 2005). http://digilib.petra.ac.id, 27/02/2011 ; 10:59:46)

Pengertian Program Televisi adalah tayangan acara – acara yang

ditayangkan atau disiarkan oleh stasiun televisi. Dan secara garis besar, program

televisi dibagi menjadi program berita dan program non berita. Pengaturan

penayangan program televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh

bagian pemrograman siaran atau bagian perencanaan siaran. Pihak perencanaan

siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan

kecendrungan menonton peminat program tersebut. (

http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_televisi, 27/02/2011).

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah lepas dari

pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof.

Dr. R. Mar’at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan,

persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh

psikologis di mana televisi seakan-akan menghipnotis pemirsa sehingga mereka

hanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi

(Effendy, 2002 : 122).

Menurut Frank Jefkins (Jefkins, 2003 : 105), televisi memiliki sejumlah

karakteristik khusus, yaitu :

1) Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan

warna.

Page 16: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  28

2) Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.

3) Mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang tampak

haruslah dibuat semenarik mungkin.

2.3.5 Macam – Macam Program Acara Televisi

1) Program Seni Budaya

Merupakan produksi karya artistik. Secara garis besar materi produksi

seni budaya dibagi 2, yaitu :

a. Seni pertunjukan, seperti seni musik, tari dan pertunjukan boneka

dengan segala jenisnya.

b. Seni pameran antara lain seni lukis, patung, dan sejenisnya.

2) Program Mimbar televisi

Yaitu program televisi dengan mengetengahkan pembicaraan

seseorang/lebih mengenai suatu topik yang menarik/sedang hangat

dibicarakan di masyarakat.

3) Program Berita

Program yang menyajikan laporan berupa fakta dan kejadian yang

mempunyai niali- nilai berita (aktual, faktual, esensial) dan disajikan

melalui media secara periodik.

4) Program Dokumenter

Program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta yang

memiliki nilai esensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup

dan situasi nyata.

Page 17: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  29

5) Program Features

Membahas suatu pokok bahsan, suatu tema diungkap lewat berbagai

format seperti wawancara, show, vox-pop, puisi, musik nyanyian,

sandiwara, pendek atau fragmen.

6) Program Magazine

Di Indonesia dikenal dengan program majalah udara, yang tidak hanya

menyoroti satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, musik

yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai

format.

7) Program spot

Adalah program yang ingin mempengaruhi/mendorong penonton untuk

tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek

dengan durasi berkisar antara 10 detik sampai 1,5 menit.

8) Program Dokudrama

Dokudrama atau Dokumenter drama, adalah dokumenter yang di

dramakan. Merupakan suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah

terjadi, terdapat peninggalan-peninggalan dan bekas-bekasnya secara

nyata, beberapa tokoh masih hidup namun kejadiannya sudah lampau.

9) Program Sinetron

Sinema elektronik, penggarapannya tidak jauh berbeda dengan

pembuatan sinetron layar lebar hanya penyajiannya dipancarkan melalui

stasiun - stasiun televisi

Page 18: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  30

2.3.6 Dampak Program Acara Televisi

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap pemirsa

yaitu:

1) Dampak Positif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk

menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang

melahirkan pengetahuan.

2) Dampak peniruan, yaitu pemirsa yang diharapkan pada trend aktual yang

ditayangkan televisi.

3) Dampak perilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang

telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari (La Gosse. 1998 p. 49).

2.3.7 Film Televisi / FTV

Film Televisi atau lebih sering dikenal sebagai FTV adalah

jenis film yang diproduksi untuk televisi yang dibuat oleh stasiun televisi ataupun

rumah produksi berdurasi 120 menit sampai 180 menit dengan tema yang

beragam seperti remaja, tragedi kehidupan, kebudayaan, cinta dan agama. Film

layar lebar yang ditayangkan di televisi tidak dianggap sebagai FTV.

Produksi FTV lebih murah dan lebih mudah jika dibandingkan dengan

produksi film layar lebar karena tidak memerlukan teknologi yang canggih

seperti jika memproduksi film layar lebar. Kebanyakan film televisi diproduksi

dengan biaya rendah dan berorientasi pada profit sehingga kadang-kadang

penggarapan dari segi teknisnya kurang diperhatikan namun mengandalkan alur

cerita yang menarik. Film ini biasa diproduksi pada pita film 35 mm sehingga

Page 19: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  31

tidak terlalu banyak efek film yang bisa dimasukan. Alternatif lain dalam proses

pembuatan film ini adalah video yang merupakan media baru dalam pembuatan

film.

Film Televisi mulai banyak diproduksi di Indonesia pada awal tahun

1995 yang dipelopori oleh SCTV. Hal ini dilakukan untuk menjawab kejenuhan

masyarakat atas sinetron. Sejak saat itu banyak film televisi yang bermunculan.

Hampir semua stasiun TV memiliki plot waktu setiap minggunya untuk

penayangan film televisi. Contohnya di SCTV terdapat slot acara Gala sinema, di

Trans TV ada slot Bioskop Trans TV dalam negeri dan masih banyak plot acara

lain yang sejenis di stasiun televisi di Indonesia. Di Indonesia film televisi sangat

digemari terutama film televisi dengan tema percintaan remaja dan film televisi

dengan tema religius. Berikut adalah perbedaan Film Televisi (FTV) dengan

Film Layar Lebar:

1) Film televisi diproduksi oleh stasiun televisi ataupun rumah produsi

untuk disiarkan melalui televisi, film bioskop dibuat untuk ditayangkan di

bioskop.

2) Proses pembuatan film televisi lebih singkat daripada film layar lebar.

3) Biaya pembuatan film televisi lebih murah daripada film layar lebar.

4) Cara menonton film televisi berbeda dengan film layar lebar karena saat

menonton film layar lebar tidak terdapat iklan seperti halnya saat

menonton film televisi.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Film_televisi, 14/03/2011)

Page 20: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  32

FTV adalah Sinetron dengan konsep film berdurasi pendek. FTV

memang banyak digemari pemirsa televisi berbagai usia terutama remaja.

Banyak remaja yang selalu menonton tayangan FTV. Berikut ini 5 Alasan

banyak remaja Indonesia suka menonton FTV :

1) Cerita tentang cinta yang ringan,

Alasan ini menjadi alasan utama karena remaja yang sedang masanya ingin

mengerti lebih dalam tentang cinta, sangat cocok dengan cerita yang

disajikan FTV.

2) Cerita yang ringan.

FTV juga menyajikan hal hal yang ringan serta lucu di setiap 'scene' nya,

tidak seperti sinetron yang bercerita berat , menyebalkan dan membosankan

seakan dunia ini penuh dengan penderitaan.

3) Pengambilan gambar di tempat yang pemandangannya indah.

Tempat pengambilan gambar pada FTV dapat dibilang indah. Beberapa

rumah produksi FTV mengambil gambar di Bali, Jogja, Bromo, Bogor,

Puncak, Bandung, suasana pantai, pegunungan dan keindahan alam. Hal ini

menyebabkan pemirsa FTV menjadi rileks saat menontonnya.

4) Akrtis/Aktor FTV yang cantik, tampan, dan menarik.

Hal ini menjadi alasan banyak remaja yang menonton FTV.

Aktris dan Aktor FTV sangat bersikap natural saat berperan, hal ini

menyebabkan kecantikan ataupun ketampanan mereka pun juga terlihat

natural dan banyak artis FTV yang juga masih muda.

(http://asemanisblog.blogspot.com/2010_07_01_archive.html, 21/03/2011)

Page 21: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  33

Masih banyak puluhan judul FTV yang telah ditayangkan oleh SCTV.

Judul cerita yang dominan bertemakan percintaan dan remaja merupakan salah

satu strategi agar karya-karyanya dapat diterima dengan antusias oleh khalayak

khususnya remaja yang dominan sebagai koresponden terbesar yang menonton

FTV

2.4 Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik / Judul yang Dibahas

Pada teori khusus ini yang Berhubungan dengan Topik / Judul yang dibahas,

peneliti akan membahas kerangka teori dari perilaku dan teori dasar agenda setting dan

kultivasi berdasarkan teori yang sudah ada ataupun dari narasumber dan sumber –

sumber lainnya yang lengkap, relevan, dan berhubungan dengan pokok bahasan.

2.4.1 Teori Kultivasi

Atas dedikasi terhadap kebebasan, kejujuran, dan keadilan dalam media,

George Gerbner mempelopori lahirnya teori kultivasi. Meskipun banyak

teoritikus telah ikut serta membuktikan kebenaran dari analisis kultivasi Gerbner

bertanggung jawab atas hasil ciptaannya. Sebenarnya, Gerbner merupkan penyair

asal hongaria yang bermimigrasi ke Amerika Serikat dan memulai pendidikan

jurnalisnya di berkely. Setelah bekerja di San Fransisco Chronicle ia kembali

melanjutkan pendidikan untuk mengambil gelar master dan melanjutkan lagi ke

jenjang Doctor dimana ia menulis Toward a General Theory of Communication

bersama James D. Finn ( www.Colostate.edu ). Dari tulisan inilah teori kultivasi

bermula. Penelitian pertamanya yang berjudul Cultural Indicators Project pada

awal 1960an membuka jalan untuk menambah riwayat kerjanya pada

Page 22: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  34

pelaksanaan metode penelitian analisis kultivasi. Gerbner menghabiskan

waktunya di The Annenberg School of Communication University of

Pensylvania. Dimana ia bertugas sebagai dekan sambil melanjutkan penelitian

kultivasi sosial pada televisi, yang menekankan pada kekerasan dan efek televisi.

Para teoritikus mencoba untuk membuktikan pemikiran seputar peristiwa

kekerasan. Penyelidikan DR. Wade Kenny menunjukan contoh dimana seorang

anak yang merupakan heavy viewers mempercayai bahwa tak masalah baginya

dipukul bila hal ini memang harus terjadi padanya. Contoh lainnya adalah

semakin bertambahnya ketakutan berjalan sendirian di malam hari dan tidak

percaya pada semua orang secara umum. Teoritikus kultivasi membedakan

antara efek “first order” (kepercayaan khalayak tentang kehidupan dunia seperti

kelaziman dari kekerasan) dan efek “second order” (sikap- sikap khusus seperti

hukum dan tata tertib atau keamanan pribadi). Gerbner membuktikan bahwa

media massa mengolah sikap- sikap dan nilai-nilai yang sudah ada dalam suatu

kebudayaan : media memelihara dan menyebarkan nilai-nilai ini di antara

anggota- anggota dari suatu kebudayaan, kemudian mengikatnya bersama-sama

(www.aber.ac.uk ). Gerbner melihat televisi telah mendominasi ‘lingkungan

simbolis’ kita. Gerbner membuktikan bahwa kekerasan yang sangat sering

ditayangkan di televisi merupakan pesan simbolis tentang hukum dan tata tertib

daripada suatu penyebab sederhana dan sikap agresif penonton (seperti yang

telah dibuktikan oleh Albert Bandura). Contohnya, aliran action – adventure

dibuat untuk memperkuat kepercayaan terhadap hukum dan tata tertib, status quo

dan keadilan sosial.

Page 23: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  35

Perbedaan pola reaksi antara light viewers dan heavy viewers adalah

perbedaan pengolahan (cultivation diffrential), menggambarkan ditingkatan

mana suatu sikap itu dibentuk dengan menonton televisi. Orang tua cenderung

digambarkan secara negatif di televisi dan heavy viewers (khususnya anak-anak

muda ) cenderung mempunyai pandangan negatif tentang orang tua dibandingkan

light viewers. Banyak heavy viewers tidak menyadari pengaruh tayangan televisi

terhadap sikap – sikap dan nilai – nilai dalam hidup mereka. Teoritikus

membuktikan bahwa heavy viewing, tidak menghiraukan tingkat pendidikan atau

penghasilan, mengendalikan penonton kepada opini yang seragam, sementara

light viewing mengendalikan penonton kepada opini yang beragam. Efek

kultivasi dari tayangan televisi adalah keseragaman pendapat. Gerbner dan

kawan – kawan memperlihatkan bahwa kepercayaan heavy viewers yang

menonton kekerasan di televisi terhadap munculnya kekerasan didalam

kehidupan sehari – hari lebih tinggi dibandingkan light viewers yang mempunyai

kesamaan latar belakang dengan heavy viewers. Teoritikus mengarahkan hal ini

kepada efek mainstreaming.

Mean World Syndrome merupakan salah satu efek utama dari teori

kultivasi. Hal ini terjadi ketika heavy viewers menganggap dunia sebagai suatu

tempat yang keji sedangkan light viewers tidak menganggapnya demikian.

Teoritikus menghubungkan dengan kenyataan bahwa televisi melukiskan dunia

sebagai suatu tempat yang kejam dan bengis oleh karena itu heavy viewers terlalu

takut dan terlalu berhati – hati dalam aktifitasnya sehari-hari. Gerbner

melaporkan bukti dari “resonance” – suatu efek “double dose” yang dapat

mendorong terjadinya kultivasi. Hal ini terjadi ketika kehidupan sehari-hari

Page 24: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  36

penonton sama dengan yang ditayangkan televisi. Contohnya, semenjak wanita

sering dijadikan korban kejahatan di tayangan televisi, heavy viewers tidak hanya

terpengaruh oleh efek mainstreaming tetapi juga merasa ketakutan karena dirinya

adalah wanita. Efek kultivasi juga menjadi sangat kuat ketika lingkungan

penonton sama seperti yang ditampilkan televisi. Kejahatan yang ditayangkan

ditelevisi sebahagian besar terjadi dikota besar, sehingga heavy viewers yang

tinggal di kota besar adalah subjek dari double dose, dan teoritikus kultivasi

membuktikan bahwa kekerasan ‘resonantes’ yang lebih bagi heavy viewers.

2.4.2 Elemen-elemen teori kultivasi

Di dalam teori, George Gerbner menyatakan bahwa setiap tayangan yang

ditayangkan televisi dapat mempengaruhi khalayak yang menontonnya.

Pengaruh yang disebabkan oleh televisi ini ternyata bukan sampai pada kognitif

atau efektif saja, tetapi juga sampai kepada efek konatif (behavioural). Sebelum

sampai pada tahap behavioural ini, Gerbner menyatakan ada beberapa tahapan

yang harus dilalui yang secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 25: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  37

1. Attention

2. Capacity

3. Focusing Startegic

4. Involvement

Ketika sebuah tayangan ditayangkan di televisi (TV viewing), terjadi sebuah

proses belajar (learning) di dalam benak khalayak yang menontonnya. Proses learning

yang diajukan oleh Gerbner ini hampir sama seperti teori belajar sosialyang

dikemukakan oleh Albert Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung

tetapi dari peniruan atau peneladanan (modelling). Perilaku merupakan hasil faktor –

faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memiliki ketrampilan tertentu, bila

terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dengan karakteristik kita.

Permulaan proses belajar adalah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara

langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan

tertentu atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai abstract

modelling (Rakhmat, 1993 : 241).

Di dalam proses ini, Gerbner menyatakan ada beberapa aspek yang perlu

diperhatikan yaitu :

1. Attention.

Tahap attention merupakan bagian dari tahap social learning. Secara

sederhana tahap ini menjelaskan bahwa kita baru dapat mempelajari sesuatu

bila kita memperhatikannya. Setiap saat, kita menyaksikan berbagai peristiwa

yang dapat kita teladani. Akan tetapi tidak seluruh peristiwa kita perhatikan.

Stimuli yang dapat dijadikan teladan ( modelling stimuli ) diperhatikan

Page 26: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  38

karena karakteristik orang yang menangkap stimuli.

Menurut Bandura, peristiwa yang menarik perhatian adalah yang tampak

menonjol dan sederhana, terjadi berulang – ulang, atau menimbulkan

perasaan positif pada pengamatnya.

2. Capacity.

Menurut Gerbner, jumlah frekwensi menonton (capacity) khalayak terhadap

suatu tayangan juga mempengaruhi terjadinya proses kultivasi. Karenanya

Gerbner membagi khalayak penonton kedalam tiga kategori, yaitu (

www.colorado.edu ) :

a. Heavy Viewers : khalayak yang menonton televisi lebih dari 4 jam sehari.

b. Moderate Viewers : khalayak yang menonton televisi selama 2 – 4 jam

dalam sehari.

c. Light Viewers : khalayak yang menonton televisi kurang dari 2 jam dalam

sehari. Dalam hal ini, Gerbner menyatakan bahwa khalayak yang

tergolong dalam kategori heavy viewers lebih mudah mempercayai

realitas yang ditayangkan oleh televisi daripada light viewers dan

moderate viewers.

3. Focusing strategic

Setelah dari frekuensi menonton khalayak, Gerbner menyatakan bahwa

proses kultivasi juga dipengaruhi oleh cara khalayak ketika menonton

televisi. Hal ini disebabkan oleh setiap oarang mempunyai kemampuan yang

berbeda-beda dalam menyerap suatu informasi. Bukan hanya itu saja, kondisi

seseorang ketika menyerap suatu informasi juga sangat mempengaruhi.

Misalnya saja, ketika sedang belajar masing – masing orang memiliki cara

Page 27: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  39

yang berbeda-beda. Ada yang lebih konsentrasi bila sambil mendengarkan

musik dan adapula yang lebih senang dengan keadaan yang sunyi senyap.

4. Involvement

Involvement disini berbicara tentang keterlibatan orang lain (orang tua,

teman, saudara, dan lain-lain) yang berada di sekitar khalayak ketika ia

sedang menonton sebuah tayangan di televisi. Keterlibatan orang lain dalam

menonton juga mempengaruhi terjadinya proses kultivasi dalam diri

seseorang. Setelah proses belajar ini selesai, maka khalayak dapat

memutuskan informasi-informasi apa saja yang akan ia ambil (incidental

information holding). Ketika proses pemilihan selesai, dalam benak khalayak

terjadi proses constructing. Dalam tahap ini, khalayak diajak untuk

mengindentifikasi informasi-informasi yang sudah dipilihnya tadi.

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama)

dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Sehingga pada saat

inilah terdorong untuk menjadi sama dengan apa yang ditayangkan.

Setelah mengidentifikasi, ternyata khalayak belum langsung bertindak. Khalayak

memerlukan peneguhan (reinforcement) untuk melakukannya. Apabila ia melihat

lingkungan sosialnya mengadopsi apa yang sudah ditayangkan ditelevisi atau film, maka

akhirnya khalayak memutuskan untuk mengubah prilakunya sesuai dengan infomasi-

informasi yang sudah dipilihnya tadi.

Sebagai respon dari kritik Hirsch, Gerbner merevisi teori kultivasi dengan

menambahkan dua konsep tambahan yaitu mainstreaming dan resonance yang disebut

the double-dose effect. Mainstreaming merupakan efek lanjutan dari kultivasi. Efek

Mainstreaming yang dikemukakan oleh Gerbner menggambarkan proses pengaburan,

Page 28: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  40

pencampuran dan pembelokan yang dialami oleh kelompok heavy viewers. Gerbner

menyatakan bahwa terpaan yang konstan terhadap hal yan sama membentuk pandangan

yang sama pula dibenak khalayaknya, sehingga bagi mereka yang sering menonton

televisi memiliki orientasi, perspektif dan pengertian yang sama pula. Gerbner

mengilustrasikan efek mainstreaming ini dengan mengaburkan perbedaan ekonomi dan

politik. Televisi terlalu membesar – besarkan kelas menengah yang tergolong dalam

kelompok heavy viewers sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk bermalas-

malasan dan tidak perduli lagi dengan masa depannya. Sementara itu, para light viewers

yang bekerja sebagai pekerja kasar akan memposisikan dirinya sebagai golongan pekerja

keras.

Resonance muncul ketika media meneguhkan kejadian-kejadian yang ada pada

kehidupan sehari-hari. Hal ini ternyata memberi efek ganda karena sudah mengalami

pengulangan (resonance) berdasarkan pengalaman langsung. Kemunculan efek ini

didasarkan pada kekerasan fisik yang dialami seseorang sebelumnya, baik itu

pemerkosaan, pencopetan, perkelahian, perampokan, dan lain-lain. Trauma yang masih

tersimpan di dalam benak khalayak ternyata mengalami pengulangan. Efek ini muncul

ketika media meneghkan apa yang terdapat dalam kehidupan sehari – hari ketik

khalayak menonton tayangan yang mengandung kekerasan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa heavy viewers yang pernah mengalami efek kultivasi yang ganda.

2.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini

menggunakan 2 variabel yakni : variabel Independen (X) yang terdiri dari variabel

intensitas menonton FTV di SCTV, serta variabel dependent (Y) yaitu variabel perilaku

Page 29: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  41

remaja. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen

berpengaruh secara serempak terhadap variabel dependen.

Tujuan penelitian, seperti halnya tujuan teori,adalah menjelaskan dan

memprediksikan fenomena. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis

digambarkan dengan variabelitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Bentuk hubungan antara variabel-

variabel Independen dengan variabel-variabel dependen, dapat berupa hubungan

korelasional dan hubungan sebab- akibat. Sesuai dengan fenomena sosial yang

dijelaskan, bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat

bersifat positif atau negatif (Indrianto dan Supomo 1999 : 63)

Variabel Independen (X)

Intensitas menonton Variabel Dependen (Y)

tayangan FTV di SCTV Perilaku remaja

Gambar 2.1 Bagan Sketsa Hubungan Antar Variabel

Keterangan :

Variabel Independen :

a. Pengaruh intensitas menonton tayangan FTV di SCTV merupakan variabel

Independen (X) yang mempengaruhi variabel dependen (Y)

Variabel Dependen :

b. Perilaku remaja yang dipengaruhi oleh intensitas menonton FTV (X) merupakan

variabel dependen (Y)

Page 30: 03. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00558-MC Bab 2.pdfmempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat akibat informasi yang ... Jadi

  42

2.6 Operasional Konsep

Tabel 2.1 Operasional Konsep

Variabel Dimensi Indikator

Intesitas Menonton FTV

Variabel X

Frekuensi 1. Seberapa sering menonton FTV 2. Menonton FTV pada siang hari 3. Menonton FTV pada malam hari

Durasi

1. Menonton FTV dari awal sampai akhir 2. Ketika menonton FTV saat jeda iklan tidak

pernah mengganti ke stasiun televisi yang lain 3. Konsentrasi pada saat menonton FTV tanpa

melakukan kegiatan lain

Atensi

1. Menyediakan waktu luang yang khusus untuk menyaksikan FTV

2. Memilih menonton FTV dibandingkan belajar di malam hari Ketertarik dengan alur cerita FTV yang menarik

3. Ketertarikan dengan performa pemeran FTV

Perilaku Remaja

Variabel Y

Kognitif

1. Pengetahuan tentang lokasi shooting FTV 2. Adanya informasi – informasi baru 3. Informasi tentang identitas pemeran FTV 4. Dengan menonton FTV mempengaruhi

kepercayaan seseorang

Afektif

1. Kisah percintaan dalam FTV mempengaruhi perasaan romantisme seseorang

2. Kisah perseteruan antar pemeran FTV mempengaruhi emosi seseorang

3. Adegan sedih yang ditampilan mempengaruhi sensitifitas perasaan seseorang

4. nilai tayangan FTV adalah penting karena mengajarkan kita cara bersosialisasi

5. adanya nilai-nilai budaya baru yang dirasakan oleh khalayak

Konatif

1. Kebiasaan pemeran FTV bisa menyebabkan perubahan kebiasaan seseorang

2. Tindakan yang diperankan pemeran FTV dapat mempengaruhi tindakan keseharian penontonnya

3. Pola kegiatan yang dilakukan 4. Kebiasaan berpakaian pemeran FTV

berpengaruh terhadap cara berpakaian seseorang 5. Kebiasaan tingkah laku pemeran FTV

berpengaruh terhadap sikap seseorang 6. Kebiasaan tutur kata pemeran FTV berpengaruh

terhadap cara berkomunikasi seseorang