0205 dosen

7
8/19/2019 0205 dosen http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 1/7 HUBUNGAN NILAI, SPIRITUAL DAN PENDIDKAN Resume Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Nilai dan Spiritual oleh Ade Nurzaman NIM: 1!"#111""$ K%NSENTRASI BIMBINGAN K%NSELING ISLAM PR%GRAM STUDI INTERDIS&IPLINAR' ISLAMI& STUDIES PR%RAM PA&ASAR(ANA UNI)ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI(AGA '%G'AKARTA !"1*

Transcript of 0205 dosen

Page 1: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 1/7

HUBUNGAN NILAI, SPIRITUAL DAN PENDIDKAN

Resume

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Nilai dan Spiritual

oleh

Ade Nurzaman

NIM: 1!"#111""$

K%NSENTRASI BIMBINGAN K%NSELING ISLAM

PR%GRAM STUDI INTERDIS&IPLINAR' ISLAMI& STUDIES

PR%RAM PA&ASAR(ANA

UNI)ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI(AGA

'%G'AKARTA

!"1*

Page 2: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 2/7

A+ NILAI DAN PENDIDIKAN

Sejak jaman Filsafat Yunani, nilai sudah diangkat dalam kerangka teoretik. Sekurang-

kurangnya sejak jaman Plato, ide "aik! ditempatkan paling atas dalam hirarki ide-ide.

arenanya, kajian tentang nilai merupakan kajian yang sudah erumur. Namun, pada aad

ke-#$ kajian dalam tema nilai semakin mendapat uraian mantap dalam filsafat akademis,yang akhirnya melahirkan satu %aang filsafat aru yang diseut aksiologi atau teori nilai

&'ertens, #$$$(. nilai yang meliputi keaslian, hakikat, pengelompokan, dan tempat nilai

kemudian mendapat perhatian yang %ukup esar dalam tulisan-tulisan para sarjana, yang

akhirnya erkemang menjadi kajian yang menarik dan penting saat ini. )tika seagai kajian

nilai dalam tindakan manusia dan estetika seagai kajian nilai dalam seni merupakan dua

lapangan ilmu penting yang mengkaji nilai.

1+ Konl-. N-la-

Dalam masyarakat yang statis, nilai dilekatkan dalam keiasaan dan tradisi.

*asyarakat seperti itu menerima dan mengikuti nilai-nilai yang dirujuk dengan penuhkesadaran dan ketaatan. 'ereda dari masyarakat itu, masyarakat modern yang

kehidupannya %epat eruah, nilai sering mun%ul seagai topik kontro+ersial dan

menyeakan konflik. Peristia-peristia yang terjadi di anah ir seperti konflik %eh,

Poso, *aluku dan kontro+ersi "ngeor", merupakan fenomena yang meliatkan

 pertentangan nilai. Pertentangan itu lahir dari pertimangan nilai yang dilatarelakangi

oleh peredaan pandangan, peredaan rujukan nilai, dan peredaan kepentingan

sementara itu standar nilai keenaran, keaikan, dan keindahan ditempatkan pada

tafsiran yang suyektif.

 Nilai adalah makna yang ada di elakang fenomena kehidupan. Dapat puladikatakan aha nilai adalah makna yang mendahului fenomena kehidupan itu. etika

nilai eruah, fenomena dapat mengikuti peruahan nilai. Demikian pula, jika fenomena

kehidupan itu eruah, maka nilai %enderung menyertainya. eadaan itu terjadi karena

salah satu %ara mengamati nilai dapat dilalui dengan men%ermati fenomena yang lahir 

dalam kehidupan.

onflik nilai terjadi seagai akiat adanya peruahan perilaku manusia yang

terkadang ertolak elakang/ dengan nilai-nilai kehidupan yang semestinya menjadi

rujukan keajikan manusia. idak sedikit manusia menapaki kehidupannya dengan

 erusaha mengejar kesenangan atau kepuasan. Dalam kondisi seperti itu, nilai ergerak 

mengikuti riak peruahan. erkadang peruahan kehidupan dan pergeseran nilai ituterjadi jauh melampaui dugaan normal manusia, sehingga akhirnya menyeret manusia

 pada situasi yang dalam istilah Da+id Peat diseut seagai %haos and %omple0ity. Dalam

situasi seperti itu manusia dihadapkan pada persoalan rumit yang menuntut dirinya untuk 

segera menemukan identitas dirinya dan menetapkan posisinya seagai manusia yang

 erudaya dan erkesadaran agama.

!+ N-la- Dalam I.h/-ar Pend-d-.an

Pendidikan seagai ahana untuk memanusiakan manusia terikat oleh dua misi

 penting, yaitu hominisasi dan humanisasi.

a. Seagai proses hominisasi, pendidikan erkepentingan untuk memposisikan manusia

seagai makhluk yang memiliki keserasian dengan haitat ekologinya. *anusia

Page 3: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 3/7

diarahkan untuk mampu memenuhi keutuhan-keutuhan iologis seperti makan,

minum, pekerjaan, sandang, tempat tinggal, erkeluarga, dan keutuhan iologis

lainnya dengan %ara-%ara yang aik dan enar. Dalam proses hominisasi seperti itu

maka pendidikan dituntut untuk mampu mengarahkan manusia pada %ara-%ara

 pemilihan dan pemilahan nilai sesuai dengan kodrat iologis manusia. . Demikian pula, pendidikan seagai proses humanisasi mengarahkan manusia untuk 

hidup sesuai dengan kaidah moral karena manusia hakikatnya adalah makhluk yang

 ermoral. *oral manusia erkaitan dengan uhan, sesama manusia, dan lingkungan.

Dalam hal ini pendidikan seyogyanya tidak mereduksi proses pemelajarannya

hanya semata-mata untuk kepentingan salah satu segi kemampuan saja, melainkan

harus mampu menyeimangkan keutnuhan moral dan intelektual.

Se%ara umum huungan antara nilai dengan pendidikan dapat dilihat dari tujuan

 pendidikan itu sendiri. Seperti yang terdapat dalam tujuan Pendidikan Nasional,

 pengemangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang eriman dan erta1a

kepada uhan Yang *aha )sa, erakhlak mulia, sehat, erilmu, %akap, kreatif, mandiri,dan menjadi arga negara yang demokratis dan ertanggung jaa mengandung

sejumlah nilai penting agi pemangunan karakter angsa. Dari tujuan pendidikan

nasional itu tampak aha seagian esar nilai yang hendak dikemangkan leih

didominas oleh nilai-nilai moral daripada oleh nilai keenaran ilmiah dan nila keindahan.

  N-la-, In/- Pend-d-.an

niker &#$22(, nilai merupakan istilah yang tidak dapat dipisahkan dari

 pendidikan. Dalam gagasan Pendidikan Nilai yang ia kemukakan, nilai selain

ditempatkan seagai inti dari proses dan tujuan pemelajaran, setiap huruf 

Yang terkandung dalam kata +alue dirasionalisasikannya seagai tindakan-tindakan

 pendidikan. arena itu, dalam pengemangan sejumlah strategi elajar nilai ia selalu

menampilkan lima tahapan penyadaran nilai sesuai dengan jumlah huruf yang

terkandung dalam kata +alue. ahapan-tahapan itu adalah3

i. 4alue identifi%ation &identifikasi nilai(. Pada tahapan ini, nilai yang menjadi

target pemelajaran perlu diketahui oleh setiap sisa.

ii. %ti+ity &kegiatan(. Pada tahap ini sisa diiming untuk melakukan tindakan

yang diarahkan pada penyadaran nilai yang menjadi target pemelajaran.

iii. 5earning aids &alat antu elajar(. lat antu adalah enda yang dapat

memperlan%ar proses elajar nilai, seperti %eritera, film, atau enda lainnya yang

sesuai dengan topik nilai.

i+. 6nit intera%tion &interaksi kesatuan(. ahapan ini melanjutkan tahapan kegiatan

dengan semakin memperanyak strategi atau %ara yang dapat menyadarkan

sisa terhadap nilai.

+. )+aluation segment &agian penilaian(. ahapan ini diperlukan untuk memeriksa

kemajuan elajar nilai melalui penggunaan eragam teknik e+aluasi nilai.

7agasan ini ukan sedekar gagasan kreatif dalam meran%ang tahapan-tahapan

 pemelajaran nilai, tetapi leih dari itu, di dalamnya menyiratkan adanya

"keyakinan" aha nilai dapat dikemangkan melalui akti+itas elajar yang

meliatkan eragai komponen pendidikan.

#+ Pen0eman0an N-la-2N-la- Da3ar dalam Pend-d-.an

Page 4: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 4/7

ujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepriadian manusia yang matang

se%ara intelektual, emosional, dan spiritual. arena itu, komponen esensial manusia

adalah nilai &+alues( dan keajikan &+irtues(. Nilai dan keajikan ini harus menjadi dasar 

 pengemangan kehidupan manusia yang memiliki peradaan, keaikan, dan keahagiaan

se%ara indi+idual maupun sosial.6ntuk memangun pendidikan yang efektif, 6N)S89 &#$$#( menekankan

 pentingnya martaat manusia &human dignity( seagai nilai tertinggi. Penghargaan

terhadap martaat manusia dianggap nilai yang tidak teratas dan dapat mendorong

manusia untuk memilih nilai-nilai dasar yang erkisar di sekelilingnya. Nilai dasar ini,

menurut 6N)S89, meliputi nilai kesehatan, nilai keenaran, nilai kasih sayang, nilai

tanggung jaa sosial, nilai efesiensi ekonomi, nilai solidaritas gloal, dan nilai

nasionalisme.

4+ Ur0en3- Pend-d-.an N-la-

Floren%e lu%khohn &hapar, :;;<(, seorang antopolog, mengemukakan

asumsinya aha dalam kehidupan manusia ada lima pertanyaan mendasar yang kapandan dimana pun manusia harus men%ari jaaannya. Pertanyaan itu adalah3

#( Perasaan apa yang paling diutamakan manusia ketika ia menjalin huungan dengan

orang lain=

:( dimensi aktu apa yang ia pentingkan=

<( ipe kepriadian apa yang dianggapnya paling ernilai=

>( 'entuk huungan apa yang dijalin manusia dengan alam= Dan

?( e%enderungan inti apa yang dimiliki manusia=

5ima pertanyaan yang dikemukakan lu%khohn merupakan pertanyaan yang

mendasar dan terkait dengan nilai. lu%khohn mengidentifikasi aha jaaan atas lima

 pertanyaan tadi dapat erkisar pada tiga ilayah. @aaan atas pertanyaan pertama erkisar pada pilihan antara3 perasaan mengutamakan keluarga, perasaan kesejajaran,

atau perasaan mementingkan diri sendiri. @aaan untuk pertanyaan kedua &tentang

dimensi aktu( erkisar pada dimensi aktu3 dulu, kini, atau mendatang. @aaan atas

 pertanyaan ketiga &tipe kepriadian yang ernilai( erkisar pada keadaan seseorang yang3

apa ada nya, menuju peruahan keer-ada-annya, atau telah meruah keadaan ke arah

yang ernilai. @aaan atas pertanyaan keempat &huungan manusia dengan alam(

 erkisar pada kontek huungan3 manusia ditaklukan alam, manusia selaras dengan alam

atau manusia mengeksploitasi alam. Sedangkan jaaan untuk pertanyaan kelima

&ke%enderungan inti manusia( erada pada tiga keadaan yaitu3 manusia memilih

keurukan, manusia tak memilih yang uruk maupun yang aik, atau manusia memilih

hal yang aik.

Dinamika ehidupan

Pertumuhan dan perkemangan manusia erlangsung dalam suatu

kontinuum, mulai dari kekuranglengkapan ke arah yang leih utuh. Proses e+olutif 

seperti ini tidak hanya erlaku dalam lingkup pertumuhan dan perkemangan

manusia seagai indi+idu tetapi juga erlaku dalam suatu komunitas masyarakat

yang luas dari generasi ke generasi. potensi yang dimiliki manusia dapat

 erkemang se%ara maksimal, selama manusia memiliki keinginan dan erupaya

mengaktualisasikan diri--- istilah dari *aslo.emajuan iptek merupakan salah ukti aha manusia mampu

Page 5: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 5/7

mengemangkan intelektualnya sampai pada atas-atas maksimal. emajuan ini

terjadi tidak saja erlangsung dalam paradigma peruahan yang ereda dari

 pengalaman manusia seelumnya, tetapi terkadang melampaui daya prediksi

manusia saat ini.

'eragai kemudahan manusia diperoleh erkat kemajuan iptek, namun di lain

 pihak kemajuan iptek telah memaa dampak moral yang %ukup erat apaila

 pengemangan iptek tidak dilandasi rasa tanggung jaa, seperti adanya perusakan

lingkungan dan peperangan, atau ahkan menyeret manusia kepada krisis multi-

dimensi.

se%ara praktis, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya dehumanisasi yang

diakiatkan oleh kemajuan iptek terpulang pada persoalan pendidikan. Pendidikan

seagai su-sistem sosial memiliki peran strategis dalam mendayagunakan potensi

manusia agar menjadi leih aik dan leih matang. Dalam mengantisipasi dampak 

 uruk dari ke%enderungan perkemangan keudayaan manusia= Delors menekankan

 pentingnya empat pilar yang harus dilakukan dalam semua proses pendidikan, yaitu3 elajar untuk mengetahui &learning to kno(, elajar untuk eruat &learning to do(,

 elajar untuk menjadi diri sendiri &learning to e(, dan elajar untuk hidup ersama

&learning to li+e together(.

Dengan kata lain, manusia yang diharapkan mampu menghadapi masa yang

akan datang adalah manusia yang memiliki %akraala erpikir luas dan dalam,

keterampilan tepat guna, memiliki kepriadian mandiri dan ertanggung jaa, serta

memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap orang lain.

ondisi Pendidikan

'erhasil tidaknya suatu upaya pendidikan tentu meliatkan eragai faktor 

mulai dari tataran makro sampai mikro yang se%ara administratif men%akup aspek-

aspek terkait seperti keijakan pendidikan,sarana, kurikulum, guru, sisa, dan

e+aluasi. kan tetapi pemerdayaan pendidikan tidak hanya seatas melengkapi

aspek. atau komponen pendidikan. Pendidikan harus diangun atas dasar prinsip-

 prinsip so%ial-kultur-spiritual yang kokoh. 'rameld &#$2?( menyatakan aha %ara

 pelaku pendidikan mempersepsi kontek sosial udaya yang mereka miliki

merupakan faktor penting yang ikut erpengaruh terhadap mutu suatu pendidikan.

Suatu pendidikan yang dapat memenuhi tuntutan jaman, menurut 'rameld adalah

 pendidikan yang dikemangkan atas dasar keutuhan aktual sesuai dengan tatanan,

 proses, dan tujuan manusia ketika pendidikan itu erlangsung.

B+ PENDIDKAN SPIRITUAL

8arr tentang identifikasi kegiatan spiritual3

#. Penyelidikan keenaran rohani, yang erarti dia penyelidikan keenaran atau

kesalahan proposisi spiritual,

Page 6: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 6/7

Dua kriteria dari proposisi spiritual3

Proposisi tentang perkemangan manusia. Proposisi moral.

Proposisi agama

8arr menganggap penyelidikan keenaran rohani tidak sesuai untuk 

dimasukkan dalam kurikulum sekolah umum. rgumennya tampaknya menjadi

salah satu psikologis, yang menyatakan aha anak-anak perlu mengasah

kemampuan in+estigasi mereka pada keenaran-klaim spiritual hanya satu tradisi

keagamaan seelum mereka dapat mengatasi keragaman memingungkan

 proposisi spiritual di seluruh spektrum agama-agama dunia.

:. egiatan praktis udidaya keajikan spiritual.

Dengan /keajikan spiritual/ 8arr erarti mereka disposisi yang kontriusinya

untuk erkemang manusia hanya isa erdiri erada di aah dengan menga%u pada

dea atau tujuan. da eerapa keutamaan &mis keadilan, kehati-hatian,

kesederhanaan dan ketaahan( yang mungkin untuk fitur dalam setiap konsepsi yang

ajar dari perkemangan manusia, agama atau sekulerA tetapi ada orang lain &misiman, harapan dan kasih, pantang, kesu%ian dan pengampunan( yang isa diilang

hanya masuk akal dalam konteks eerapa entuk keyakinan agama.

8arr menganggap akti+itas praktis udidaya keajikan spiritual tidak sesuai

untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah umum. @elas, guru-guru di sekolah

umum tidak memiliki mandat untuk menanamkan keajikan spiritual di murid. api

tidak ada yang jelas, ojek tentang melengkapi sisa dengan kemampuan untuk 

mengolah keajikan spiritual dalam diri mereka yang harus mereka sehingga

keinginan. Sealiknya, tampaknya positif diinginkan aha murid harus datang untuk 

memahami tujuan dan prosedur dari kegiatan ini, dan perannya dalam kehidupan

orang-orang yang memilih untuk erpartisipasi di dalamnya.

pa geografi logis &logi%al geographer( harus erkontriusi pada pertanyaan tentang

makna /pendidikan spiritual/, kami telah mengatakan, adalah taksonomi logis dari %ara

yang ereda di mana kata sifat /spiritual/ mungkin memenuhi syarat kata enda

/pendidikan/. ita isa memangun taksonomi seperti itu, saya sarankan, atas dasar 

 peredaan luas erikut3

#( kata sifat /spiritual/ mungkin memenuhi syarat /pendidikan/ kata enda aik dengan

mengidentifikasi agian atau aspek pendidikan, atau dengan mengidentifikasi

 pendekatan pendidikan se%ara keseluruhan. elah anyak diasumsikan dalam deat

terakhir yang erfungsi mantan fungsi, tetapi tidak ada alasan logis mengapa hal itutidak harus melayani yang terakhir, mengapa /pendidikan spiritual/ tidak harus erarti

 pendidikan dipahami se%ara rohani, atau pendidikan erdasarkan pada prinsip-prinsip

spiritual. @adi ditafsirkan, itu akan erdiri di imangan untuk frase seperti /pendidikan

lieral/ dan /pendidikan sekuler/, ukan frase seperti /pendidikan agama/ dan /pendidikan

moral/

:( @ika kata sifat /spiritual/ mengidentifikasi agian atau aspek pendidikan, ada dua jenis

 agian atau aspek mungkin mengidentifikasi. Seuah agian dari pendidikan dapat

didefinisikan aik dengan isinya, dengan luas kurikulum yang diajarkan, atau dengan

ojeknya, dengan fakultas pelajar dididik. ami memedakan antara mengajar 

Page 7: 0205 dosen

8/19/2019 0205 dosen

http://slidepdf.com/reader/full/0205-dosen 7/7

matematika dan mengajar ahasa BnggrisA tapi kami juga memedakan antara mendidik 

hati dan mendidik pikiran. /Pendidikan Spiritual/ isa erarti pendidikan di eerapa

konten spiritual atau pendidikan dari jia manusia.

<( @ika kata sifat /spiritual/ mengidentifikasi agian dari pendidikan ditentukan oleh isinya,

konten yang dimaksud mungkin dua jenis. *urid dapat dididik aik kegiatan atau

disposisi. 6ntuk mempelajari fakta, konsep, metode in1uiry atau tuuh pengetahuan,

atau untuk menguasai keterampilan praktis atau teknik, adalah untuk memperoleh gelar 

kompetensi dalam kegiatan teoritis atau praktisA elajar keajikan, keiasaan,

ke%enderungan atau karakter sifat adalah untuk memperoleh seuah disposisi.

etiga peredaan menghasilkan taksonomi logis dengan empat kategori dasar.

/Pendidikan spiritual/ frase isa erarti3

&a( Pendidikan erdasarkan prinsip spiritualA

&( Pendidikan jia manusiaA

&%( Pendidikan dalam kegiatan spiritual

&d( pendidikan di disposisi spiritual.ak satu pun dari peredaan kita telah ditarik se%ara logis lengkap, sehingga ada

ruang untuk identifikasi kategori lanjut harus mereka memuktikan diperlukan. Namun

 jalinan impuls semantik kita rasakan ketika erhadapan dengan /pendidikan spiritual/ frase

 isa, saya pikir, akan seagian esar diselesaikan dalam empat kategori terseut.

Sumer

C*engartikulasikan Pendidikan Nilai!

'' 2 Nilai dan Pendidikan

Dr. Rohmat *ulyana

$2-##

84 lfaeta 'andung *aret :;;>

Che *eaning of Spritual )du%ation!

*i%hael Eand

90ford Re+ie of )du%ation, 4ol. $, No. <,

Septemer <;;<