0-hi-umum

14
1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja 2. Debu penyebab Pneumoconiosis 3. Dermatitis industri 4. Kebisingan industri 5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion 6. Radiasi non-pengion: laser, microwave, cahaya 7. Efek temperatur dan tekanan barometrik ekstrim 8. Stres ergonomik Higiene Industri Inside HI.. 1. Fundamental of Industrial Hygiene, Olishifski 2. The Industrial Environment its Evaluation and control, Powell 3. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Suma’mur Sejarah perkembangan Manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya Perkembangan produksi: produksi domestikkerajinansistem prabrik modern Revolusi industri dimulai dengan adanya mesin uap - perlu banyak bahan baku - perlu banyak tenaga kerja Data revolusi industri: -50% penduduk Inggris meninggal usia 20 th -usia buruh = 22 th CDR 36/1000, usia kelas sosial ekonomi tinggi = 44 th CDR 22/1000 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi ERA INDUSTRIALISASI MANUSIA INTER-AKSI 5 P - GAME 1. PERTUMBUHAN PENDUDUK (POPULATION) 2. KENAIKAN PRODUKSI (PRODUCTION) 3. PERTAMBAHAN PENGGUNAAN ENERGI (POWER) 4. PERLUASAN PENGGUNAAN LAHAN (PLACE) 5. BERTAMBAHNYA PENCEMARAN (POLLUTION) Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

Transcript of 0-hi-umum

  • 1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja2. Debu penyebab Pneumoconiosis3. Dermatitis industri4. Kebisingan industri5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion6. Radiasi non-pengion: laser, microwave, cahaya7. Efek temperatur dan tekanan barometrik ekstrim8. Stres ergonomik

    Higiene Industri Inside HI..

    1. Fundamental of Industrial Hygiene, Olishifski

    2. The Industrial Environment its Evaluation and control,

    Powell

    3. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Sumamur

    Sejarah perkembangan Manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya

    Perkembangan produksi: produksi domestikkerajinansistem prabrik modern

    Revolusi industri dimulai dengan adanya mesin uap

    - perlu banyak bahan baku

    - perlu banyak tenaga kerja

    Data revolusi industri:

    - 50% penduduk Inggris meninggal usia 20 th

    - usia buruh = 22 th CDR 36/1000, usia kelas sosial ekonomi tinggi = 44 th CDR 22/1000

    Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi

    ERA INDUSTRIALISASI

    MANUSIA

    INTER-AKSI

    5 P - GAME1. PERTUMBUHAN PENDUDUK (POPULATION)

    2. KENAIKAN PRODUKSI (PRODUCTION)

    3. PERTAMBAHAN PENGGUNAAN ENERGI (POWER)

    4. PERLUASAN PENGGUNAAN LAHAN (PLACE)

    5. BERTAMBAHNYA PENCEMARAN (POLLUTION)

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • ILLUSTRATION MODELTECHNOLOGY & SURVIVAL RUN( BRAUN 1976 )

    1900 2000 2023

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Penyakit jabatan Penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor berbahaya yang ada

    didalam lingkungan kerjanya

    Diketahui sejak lama:

    - Mesir kuno: kesehatan petani, pekerja pencelup menderita penyakit yang sama

    - Yunani & Romawi: keracunan Pb, keracunan Cu pada pekerja tambang, dst.

    - Sebelum Ramazinni: Paracelcus penyakit akibat logam (orang pertama kesehatan industri)

    - Ramazinni (1633-1714): Bapak ilmu kesehatan kerja, menulis buku penyakit jabatan dan cara pencegahannya

    - Revolusi industri aturan kesejahteraan pekerja

    Latar belakang mengapa K-3 sangat dibutuhkan dalam kegiatan industri :

    1. Bahwa setiap aktifitas industri selalu mengandung bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan

    2. Bahwa bahaya dan risiko tersebut akan menimbulkan konsekuensi

    3. Apabila K-3 tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan kerugian (Loss)

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    WORRYING TRENDS Kemajuan dan kecanggihan teknologi ternyata

    membawa: Masalah baru. Risiko tinggi. Sering kejadian kecelakaan. Bencana

    Yang memberi efek negative jangka panjang terhadap: KESEHATAN MASYARAKAT. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. KUALITAS TANAH, AIR, UDARA.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • PRESSURE ON INDUSTRYTO IMPROVE OF MANAGINGSAFETY, HEALTH, AND ENVIRONMENT

    THE QUALITY OF LIFE

    ADVANCING TECHNOLOGY SAFELY

    DEVELOP HAZARDS IDENTIFICATION

    DEVELOP POSSIBLE CONSEQUENCES

    DEVELOP MITIGATION SYSTEMS

    DEVELOP EMERGENCY ALARM SYSTEMS

    HAZARDS

    EVALUATION

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    PREVENTING INJURIES

    ACCIDENTAL DEATHS

    PRODUCTION DELAYS

    WASTE

    HUMAN MISERY

    IMPROVINGIMPROVING MORALE DAMAGE CONTROL DISABILITY CONTROL COST CONTROL TOTAL PROCESS SAFETY

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Kita sering UNDER ESTIMATE terhadap bahaya, risiko, dan konsekuensinya, sehingga lingkungan kerja dan lingkungan hidup berada dalam posisi:

    THE LOWER PRIORITYCepat atau lambat, akan memberikan pengaruh:

    ACCIDENT RATE. SEVERITY RATE.OCCURRENCE OF DANGEROUS,

    BERUPA:. INCIDENTS. DISASTERS

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    TUJUAN AKHIR DARI K-3 :

    Yang berarti sehat :

    FISIK

    MENTAL

    SOSIAL

    SPIRITUAL

    Sehingga mendapatkan tingkat :

    yang tinggi.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • QUALITY OF WORKING LIFE :

    Tidak menderita cacat

    Tidak menderita sakit

    Tidak terjadi Premature Death

    Usia harapan hidup tinggi

    Memiliki kapasitas kerja yang tinggi

    Mampu menikmati masa pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun setelah purna karya

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    MENGAPA PERLU HIGIENE INDUSTRI

    Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya terhadap kesehatan kerja

    Bahwa pekerja merupakan modal utama dalam suatu perusahaan

    Banyaknya kejadian penyakit maupun injuri akibat kerja

    Perusahaan akan mengalami kerugian yang tidak ternilai jumlahnya jika terjadi peningkatan kejadian penyakit akibat kerja dan meningkatnya ketidakhadiran pekerja karena sakit yang diakibatkan oleh bahaya yang timbul ditempat kerja.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Mulai dikeluarkannya peraturan-peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pekerjanya

    - Undang-undang

    - Peraturan (nasional dan internasional)

    - Standar-standar

    - Regulasi

    - ISO

    - dll

    Mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat berarti melanggar HAM

    Higene industri merupakan suatu metode yang efektif dalam mengelola lingkungan kerja dan pekerja dalam menekan tingkat kejadin injury dan penyakit akibat kerja

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Peraturan K3 Di luar negeri dimulai dari UU yang membatasi jam kerja dari 79 jam menjadi 40 jam

    per minggu

    - Usia chimney sweeper dari 10 th menjadi 14 th (1788) dan 21 th (1840)

    -1980-1900 terbentuk asosiasi dari pekerja

    Di Indonesia: 1910 aturan perburuhan dari Belanda, berdasarkan survey tenaga ahli ILO 1953 dicabut diundangkan UU no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dibentuk Lembaga K3 dibawah Dep.Perburuhan

    - UU kecelakaan 1947-1951 mengatur kompensasi

    - 1970 mengatur hak dan kewajiban baik pengusaha dan pekerja

    - 1997 NAB

    - Jamsostek

    - SMK3

    - K3 untuk B3

  • Higiene Industri

    Mempelajari, mengevaluasi dan mengontrol pengaruh-pengaruh dari lingkungan kerja yang menyebabkan timbulnya penyakit, gangguan pada kesehatan, kenyamanan bekerja dari pekerja tersebut.

    Dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang hasilnya untuk dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif terhadap lingkungan kerja.

    Kesehatan Kerja:Bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja

    Tujuan Utama: Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan

    tenaga kerja yang setinggi-tingginya.

    Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan memperhatikan lingkungan kerja yang memenuhi syarat.

    Definisi :

    ILMU dan SENI yang berperan dalam melaksanakan upaya pegenalan, pengukuran, pemantauan, evaluasi dan pengontrolan BAHAYA di Lingkungan Kerja, yang dapat muncul dari kegiatan operasi industri, yang mana bahaya tersebut dapat mengganggu :

    KESEHATAN KESELAMATAN KENYAMANAN EFESIENSI

    dikalangan pekerja dan atau masyarakat disekitar daerah kegiatan operasi tersebut.Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • Loss Control

    MATERIALS

    ENVIRONMENT

    PEOPLE

    EQUIPMENT

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    INJURY AND ILLNESS

    FALL ON SAME LEVEL (Injury/Damage) STRUCK BY (Injury/Damage)

    EXPOSURE (Illness)Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    ILO ESTIMATES (ILC-2003) : 6,000 workers die each day 2,190,000/year as a

    result of work related accidents and illnesses

    590,000 deaths are caused by 270 million

    accidents at work per year.

    1,600,000 deaths are caused by 160 million work-related diseases

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan formal seperti : ENGINEERING CHEMISTRY PHYSIC MEDICINE BIOLOGICAL SCIENCE RELATED DISCIPLINES

    Ditambah dengan pengalaman dan special training yang erat hubungannya dengan HSE.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • RUANG LINGKUP

    RECOGNITION:Mengenal bahaya lingkungan yang

    berhubungan dengan pekerjaan ( Work Operation) dan pemahaman dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja maupun masyarakat disekitarnya.

    EVALUATION:Mengevaluasi faktor bahaya dilingkungan

    kerja dengan melakukan pengukuran dan pemantauan kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bahaya tersebut, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan dan kehidupan para pekerja.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    CONTROL TECHNOLOGY:

    Pemilihan cara /metode pengontrolan yang efektif efesien untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bahayanya.

    PERANAN DAN FUNGSI

    Membantu pimpinan secara professional dalam upaya memlihara tenaga kerja yang sehat, serta upaya memelihara/meningkatkan lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Melakukan inspeksi daerah operasi perusahaan dan lingkungan secara berkala untuk mengenal dan mengukur serta memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam kesehatan dan keselamatan.

    Turut aktif mereview aspek HSE terhadap setiap rencana konstruksi, renovasi fasilitas produksi/ operasi agar tetap mematuhi / memenuhi aturan panduan Industrial Hygiene Engineering.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Membuat, merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi program kegiatan mengenai upaya mengurangi atau menghilangkan bahaya dilingkungan kerja, serta resiko dampaknya.

    Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja beserta resikonya kepada employees, contractors, atau kelompok beresiko tinggi, melalui :

    HAZARD COMMUNICATION PROGRAM (HAZCOM)

    Membantu pelaksanaan program pelatihan Health, Safety and Environment

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • PRIMARY RESPONSIBILITY

    A. IN GENERAL :

    1. To protect the health of employee

    2. To maintain an objective attitude toward :

    RECOGNITION OF HEALTH HAZARDS

    EVALUATION OF HEALTH HAZARDS

    CONTROL & CORRECTIVE MEASURES

    HEALTH AND WELFARE OF WORKERS

    3. To counsel employees regarding the health hazards and necessary precaution to avoid adverse health effects.

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    B. TO EMPLOYERS :

    respect confidences

    advise honestly

    report findings

    recommend accurately

    2. To act responsibly in the application of healthful working environments of IH principle toward the attainments.

    3. To hold responsibilities to the employer or client to the ultimate responsibility to protect the health of employees

    1.To :

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja

    Agar pekerja berada dalam keserasian yang sebaik baiknya maka perlu adanya keseimbangan di antara:

    Beban kerja (fisik, mental, sosial) Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja fisik, kimia, biologi,

    fisiologis, mental psikologis Kapasitas kerja (tergantung ketrampilan, keserasian-fitness,

    keadaan gizi, jenis kelamin, usia ukuran tubuh).

    Penyakit akibat kerja

    Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:

    Golongan Fisik

    Golongan Kimia

    Golongan Infeksi

    Golongan Fisiologi

    Golongan Mental, Psikologi

  • Penyakit akibat kerja (1)

    Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:

    Golongan fisik: Suara (pekak, tuli)

    Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan darah)

    Radiasi infra merah (katarak pada lensa)

    Suhu (heat stroke, frost bite)

    Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan, penerangan karena silau, mudah kecelakaan).

    Golongan kimia: Debu: pneumoconiosis (silicosis, asbestosis)

    Uap: metal fume fever, penyakit kulit, keracunan

    Gas CO: kurang O2 terbentuk carboxy haemoglobine

    Larutan: penyakit kulit

    Penyakit akibat kerja (2)

    Golongan infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh bibit penyakit anthrax & brucella pada pekerja penyamakan kulit.

    Golongan fisiologis: yang diakibatkan oleh peralatan yang tidak anatomis, akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.

    Golongan mental, psikologis: yang diakibatkan oleh hubungan kerja yang tidak baik, membosankan (monoton).

    Diagnosa

    Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum..

    ?

    Diagnosa

    Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan penyakit umum..

    ?

    Pemeriksaan klinis tidak cukup, harus diteliti tempat kerja dan cara kerja, wawancara dan kuesioner untuk mengetahui keadaan sebelum kerja, kebiasaan hidup (merokok dan hal lain yang mendukung).

  • Langkah-langkah penelitian

    Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala sejak dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan dengan pekerjaan (sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat diakibatkan oleh pekerjaan terdahulu, sebelumnya).

    Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai suatu sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah hitam pada gusi).

    Pemeriksaan lab untuk memastikan dugaan yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll, Rontgen, untuk menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis).

    Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab penyakit dari lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti kadar debu yang terkandung dalam udara di daerah pernafasan pekerja (breathing zone) diameter 5-10 micron.

    Metoda Pengontrolan

    Sumber Lingkungan Kerja Penerima

    Substitusi bahan - pemeliharaan lingkbersih - training, penyuluhan

    Perubahan proses - ventilasi umum - rotasi pekerja

    Menutup proses - perlebar jarak S&P - ruangan khusus (AC)

    Isolasi proses - pemantauan menerus - alat pemantauan film

    Metoda basah - program maintenance badge

    Ventilasi lokal LEV yang menerus - perlindungan individu

    - pembatas (respirator)

    - pemeliharaan kesehatan

    PembahasanBagaimana caranya melakukan pengontrolan

    lingkungan kerja selama periode pekerjaan itu berlangsung (dikaitkan dengan risiko yang terjadi apabila penanganannya kurang benar).

    Di dalam pengontrolan akan dibahas mengenai potensi dari risiko-risiko yang ditemukan dalam industri terhadap kesehatan pekerja dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut sekecil mungkin.

    Keahlian yang dituntut Mampu mengenal faktor-faktor lingkungan kerja

    yang memberikan pengaruh kepada: kesehatan pekerja, kenyamanan bekerja.

    Mampu mengevaluasi lingkungan kerja tersebut yaitu dengan melalui pengukuran-pengukuran.

    Menyimpulkan apa yang diperlukan untuk mengurangi/mengontrol pengaruh-pengaruh tersebut.

  • Bidang pekerjaan

    1. Pengenalan lingkungan kerja dan pengaruhnya, yang dapat dikelompokkan dalam 4 kategori.

    Kimia: cair, debu, asap, uap, gas

    Fisika: elektromagnet, radiasi, ionisasi, bising, vibrasi, panas, tekanan

    Biologi: insekta, fungi, bakteri, virus

    Ergonomi: hubungan antara alat yang digunakan pekerja, disesuaikan dengan organ tubuh (bentuk), kerja monoton.

    2. Evaluasi dari hasil penelitian lingkungan kerja dan memberikan pendapat usulan perbaikan yang disesuaikan dengan standar yang berlaku.

    3. Kontrol/pengawasan terhadap bahaya yang timbul pada lingkungan kerja.

    Pelaksanaan pekerjaan Pengumpulan data primer dan sekunder dari

    industri yang bersangkutan

    Analisis data dan rekomendasi dari hasil data yang diperoleh

    Penentuan hal-hal yang perlu dilakukan melalui pengontrolan dan pengukuran

    Tindakan yang perlu diambil sehubungan dengan hasil pengukuran yang dilakukan.

    MAN WORKPLACE

    MEDICINE HYGIENE SAFETY

    PREVENTION OF DESEASES

    PREVENTION OF INJURIES

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    BASIC CONCEPT

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • PREVENTION TREATMENT

    OCCUPATIONAL HYGIENIST

    HAZARDENVIRONMENT

    MODES OF ACTION

    METABOLISME

    CLINICAL SIGNS

    HAZARDEFFECTS

    PHYSICIAN

    WORKER

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    PERSONAL HEALTH SERVICE

    PHYSICAL MECHANICALKINETICALELECTRICAL

    CHEMICAL

    BIOLOGICALPSYCHOSOCIAL

    ERGONOMICS

    RELEVANT LEGISLATION

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    ANTICIPATION

    SURVEILLANCE

    ANALYSIS

    CONTROL

    TREAT

    WORKERS

    COMPENSATION

    YESCONTROL

    PREPLACEMENT

    EXAMS

    OUTCOMEEXPOSURE

    PLANNING

    HEALTH EFFECTS ?

    POSITIVE ?

    YES

    POSITIVE ?

    YES

    OCCUPTIONAL

    DISEASE ?

    EXCESSIVE ?

    YES

    OUTCOME

    MONITORINGEPIDEMIOLOGY

    TOXICOLOGY

    EXPOSURE

    MONITORING

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

    HEALTH HAZARD

    ENGINEERING

    CONTROL

    INTERIM PERSO NAL

    PROTECT

    ENGINEERING

    CONTROL

    LABEL

    Manufacturing Legal

    Manufacturing Purchasing R & D Medical

    Employee Relation EEO Comp. & Benefits

    Engineering Manufacturing Environment Control Product safetyTraining

    I

    N

    D

    U

    S

    T

    R

    I

    A

    L

    H

    Y

    G

    I

    E

    N

    E

    P

    R

    O

    C

    E

    S

    S

    F

    U

    N

    C

    I

    O

    N

    A

    L

    I

    N

    P

    U

    T

    RECOGNITION EVALUATION CONTROL

    MONITOR ENV

    INFORM EMP

    MEDICAL EXAM

    NEGATIVE

    ABOVE REGULATED LEVEL

    BELOW REGULATED LEVEL

    Sumber: Tata Sumitra (Kuliah Tamu 2008)

  • Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

    MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN.

    MENCEGAH TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT PEKERJAAN.

    MENCEGAH ATAU MENGURANGI KEMATIAN.

    MENCEGAH ATAU MENGURANGI CACAT TETAP.

    MENGAMANKAN MATERIAL, KONTRUKSI, PEMELIHARAAN BANGUNAN-BANGUNAN, ALAT KERJA, MESIN PESAWAT INSTALASI.

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

    MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA TANPA MEMERAS TENAGA KERJA DAN MENJAMIN KEHIDUPAN PRODUKTIF.

    MENCEGAH PEMBOROSAN TENAGA KERJA, MODAL, ALAT, WAKTU DAN SUMBER PRODUKSI LAINNYA SEWAKTU KERJA, DSB.

    MENJAMIN TEMPAT KERJA YANG SEHAT, BERSIH, NYAMAN DAN AMAN SEHINGGA MENIMBULKAN SEMANGAT & KEGAIRAHAN KERJA.

    MEMPERLANCAR, MENINGKATKAN DAN MENYAMANKAN PRODUKSI INDUSTRI SERTA PEMBANGUNAN INDUSTRI

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

    KESEHATAN KERJA/

    HIGIENE PERUSAHAAN & KESEHATAN KERJA

    PERENCANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA (PEMERIKSAAN AWAL, BERKALA & KHUSUS).

    PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK).

    PERSYARATAN KONDISI KERJA

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

  • PEMBINAAN GIZI KERJA AL : PEMBERIAN MAKAN SESUAI POLA 4 SEHAT DAN 5

    SEMPURNA SERTA PEMENUHAN KALORI YANG DIPERLUKAN.

    PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERUPA : SUSU MURNI SEGAR /BUBUR KC.HIJAU.

    PENGUKURAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA AL. :

    FAKTOR FISIK : SUHU, KELEMBABAN, BISING, GETARAN, DSB.

    FAKTOR KIMIA : UAP/GAS/FUME, DEBU, DSB.

    FAKTOR BIOLOGI : JAMUR, CACING, KUTU, DSB.

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

    PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA, DENGAN CARA, SBB :

    PEMASANGAN VENTILASI SUHU PANAS

    PEMASANGAN LOCAL EXHAUST SYSTEM UAP

    PEMASANGAN BLOWER UAP/GAS

    PEMASANGAN DUST COLEKTOR DEBU

    DINDING KEDAP SUARA BISING

    DLL.

    INVENTARISASI DAN PENELITIAN TERHADAP POTENSI BAHAYA (POTENSIAL HAZARD).

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

    LINGKUNGAN HIDUP

    PEMERIKSAAN/PENGUKURAN KUALITAS UDARA (AMBIEN).

    PEMERIKSAAN/PENGUKURAN AIR LIMBAH.

    PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN TINGKAT SOSEKBUD, KEAMANAN, TRANSPORTASI, KEANEKARAGAMAN FLORA.

    PEMANTAUAN FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN KEBISINGAN, CUACA DLL.

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker

    PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH B-3

    PENGAWASAN IPAL/WASTE WATER TREATMENT TERMASUK BAK KONTROL.

    BINA LINGKUNGAN : PROGRAM PROKASIH.

    PENATAAN LINGKUNGAN DAN PENGHIJAUAN.

    PELATIHAN-PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP.

    PEST & RODENT CONTROL

    HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN INDUSTRI.

    Sumber: Bahan Training K3, Depnaker