bimasbuddha.weebly.combimasbuddha.weebly.com/.../6/7/0/46703977/desain_smb_ii.docx · Web...
-
Upload
hoangthien -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
Transcript of bimasbuddha.weebly.combimasbuddha.weebly.com/.../6/7/0/46703977/desain_smb_ii.docx · Web...
DESAIN PEMBELAJARAN
Sekolah Minggu Buddhis
Selama ini kita sering bertanya didalam hati,
“Bagaimana sih caranya agar anak – anak didik kita
senang dengan kita?”. Bukan dalam arti senang secara
penampilan fisik kita saja, tetapi juga mereka senang jika
kita yang membimbing, membina, mendidik dan yang
paling penting bagaimana anak tersebut senang dan betah
serta mengerti terhadap isi dari Dharma yang kita
sampaikan kepada mereka. Sadar atau tidak kita sadari,
kita dapat melihat dari roman wajah dan tingkah laku
anak saat kita menyampaikan Dharma Buddha. Mungkin
ada yang menggangu temannya, bicara dengan teman
sebangku, dan mungkin ada yang diam tapi pikirannya
melayang entah kemana, atau mungkin juga dia tertidur
saat kita menyampaikan ajaran Buddha.
Jadi bagaimana? Apakah dibiarkan begitu saja? Jangan
sampai! Karena, itu sama saja dengan menjerumuskan
anak didik kita selaku guru – guru sekolah minggu
kejurang kematian. Lalu, bagaimana dong? Nah, berikut
ini ada beberapa tips agar kita bisa berubah menjadi guru
– guru sekolah minggu yang favorit ditengah – tengah
anak didik kita. Selamat mencoba.
1. Awali setiap kegiatan sekolah minggu Anda, dengan
doa/Paritta
Isi doa/Paritta kita tersebut dapat berupa :
Agar setiap guru siap melayani dengan baik bila
diperluka.
Agar setiap guru dapat menjadi teladan melalui
perkataan, sikap, dan perbuatan.
Agar setiap acara yang telah dirancang untuk hari itu
dapat berjalan sesuai dengan harapan.
Agar sinar Dharma menggerakkan hati anak – anak
untuk rindu datang beribadah.
Agar setiap anak menikmati berkah Tri Ratna.
Agar hadir dan bekerja di sepanjang kebaktian.
Agar kebaktian Sekolah Minggu hari itu tidak berlalu
dengan percuma.
2. Akhiri kegiatan Sekolah Minggu Anda, dengan
doa/Paritta.
Isi doa kita tersebut dapat berupa :
Agar setiap yang telah kita lakukan dapat
membersihkan batin untuk menyentuh kehidupan
anak sekolah minggu.
Agar setiap anak pulang membawa sukacita .
Agar setiap anak menyimpan Dharma didalam
hatinya.
Agar sepanjang minggu yang akan datang
perlindungan Tri Ratna selalu beserta kita dan anak
sekolah minggu.
Agar anak sekolah minggu menjadi harapan dan
tumpuan bagi keluarga dan lingkungannya.
Agar guru – guru sekolah minggu ditambahkan
hikmat kebijaksanaan, kesabaran dan kesetiaan dalam
melayani anak anak.
3. Ingatlah untuk saling mendoakan sesama rekan
guru sekolah minggu.
Didalam kehidupan kesehariaan seorang guru, tentu ada
pula banyak pergumulan yang dialami. Dinamika hidup
yang naik turun tiada henti pastilah selalu dialami para
guru. Sementara tuntuttan untuk terus mengajar dan
mendidik terus berjalan. Karena itu, sebagai rekan sesama
guru, ingatlah untuk saling mendoakan agar setiap guru
selalu diberi kekuatan dan hikmat kebijaksanaan
dankebahagiaan, kesehatan dan kecukupan dalam hidup
sehari – hari, sukacita dan damai sejahtera agar rekan –
rekan kita dapat terus setia mejalankan kegiatan muliaini.
4. Evaluasi diperlukan demi perkembangan.
Fungsi diadakannya evaluasi, adalah :
Sarana menyampaikan teguran, masukan dan
dorongan bagi pelayanan kita.
Sarana menyampaikan atau mengutarakan kesan –
kesan baik maupun buruk yang didapat dari
kebaktian yang telah dijalankan.
Sarana untuk mengungkapkan semua perasaan yang
mengganjal didalam hati. Janganlah kita sebagai
seorang guru sekolah minggu memiliki perasaan sakit
hati didalam kegiatan kita ini.
5. Berikan materi dengan jelas dan menarik.
Penyampaian materi yang bagus adalah mudah diterima,
tidak berbelit – belit, menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, menarik serta sesuai dengan horongnya dan
juga dimengerti anak. Dengan suara yang jelas dan
terdengar satu ruangan (bukan artinya harus berteriak –
teriak, entar anaknya pada pingsan semua atau kabur),
cara mengajar jangan sampai monoton dan tidak menarik.
Penggunaan gaya bicara, intonasi, dan penekanan yang
tepat juga mempermudah anak dalam memahami isi
Dharma yang kita sampaikan. Dan kalau bisa bumbui
dengan lelucon, tapi tidak berbau sara.
6. Hargai anak didik.
Guru harus menghargai anak didik sebagai seorang
individu yang memiliki harga diri, hak – hak pribadi, dan
kehormatan. Kesalahan dalam menjawab, prilaku yang
jelek, ketidak mampuan memahami materi, hendaknya
tidak mendorong kita untuk memberikan cap atau predikat
tertentu pada anak, yang dapat mengecilkan arti dari
keberadaan mereka. Sebaliknya, prestasi yang bagus
hendaknya tidak luput dari perhatian kita dan kita
biasakan menyampaikan penghargaan pada anak.
Penghargaan kita akan membuat anak merasa dihargai,
diperhatikan, menambah rasa percaya diri mereka dan
juga menambah semangat belajar mereka.
7. Penguasaan materi yang bagus dan
mengembangkan ilmu.
Anggapan bahwa “teacher knows everyting” masih sangat
dipegang oleh anak didik kita sampai saat ini. Guru
Sekolah Minggu masih dianggap sebagai sumber utama
bidang kerohaniaan disamping sumber tertulis yang ada.
Jadi, kita haruslah memegang teguh prinsip “life long
learning”, belajar sepanjang hidup. Karena ilmu
kerohanian tidak pernah berhenti pada satu titik dan tidak
pernah cukup dipelajari hingga batas tertentu. Ilmu
kerohanian berkembang sepanjang jaman dan guru harus
senantiasa pula mengembangkan ilmu yang dimilikinya.
8. Adakan studi banding kesekolah minggu yang lain.
Mengadakan studi banding bukanlah dalam arti harus
pergi sama – sama dengan rekan yang lain ketempat
sekolah minggu yang ingin kita tinjau. Melainkan kita
dapat pergi dan melihat sendiri secara langsung, karena
dengan demikian kita dapat dengan lebih mudah untuk
mengamati dan mengambil langkah serta solusi baru
didalam sekolah minggu kita. Dan juga sekolah minggu
kita tidak menjadi terlantar gara – gara pingin studi
banding sama – sama atau kesibukan masing-masing.
9. Disiplin, tapi tidak mudah marah.
Guru yang disukai anak didik ternyata dari hasil
penelitian saya bukan hanya guru yang santai, jarang
memberi pertanyaan, jarang memberikan tugas, tidak
pernah menegur bila anak melakukan kesalahan. Tapi
secara umum anak juga menghendaki penegakan aturan –
aturan moral. Anak didik tetap menghendaki “hukuman”
dari guru terhadap anak tidak tertib, ribut, terlambat atau
tidak mengumpulkan tugas, dan pelanggaran –
pelanggaran yang lain. Tapi, anak juga tidak menyukai
guru yang marah melulu, mudah marah, dan marahnya
sampai kemana – mana. Sebenarnya marah itu gampang.
Semua orang bisa marah. Tapi marah yang tepat, dengan
kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dan kepada
orang yang tepat, tidaklah mudah.
10. Berikan perhatian yang sama kepada seluruh anak
sekolah minggu.
Memberikan perhatian haruslah sama rata kepada seluruh
anak sekolah minggu. Jangan karena dia satu weyk atau
karena dia yang kita bina didalam satu horong, lantas kita
lupa dan lalai untuk memberikan perhatian yang sama
kepada anak sekolah minggu yang lainnya, walaupun
anak tersebut tidak berasal dari satu weyk atau satu
horong dengan yang kita ajar..
11. Mengajar tak ubahnya seperti bernyanyi.
Coba, kita lihat jika ada seorang penyanyi membawakan
lagu yang didendangkan itu menarik dan enak didengar.
So, pasti bukan akan diminati oleh masyarakat dan anak
didik kita, serta kasetnya pun laris terjual. Begitu pula
mengajar dan mendidik, jika pelajaran yang kita ajarkan
menarik tentu anak akan senang menerimanya dan mudah
memahaminya. Sesukar apapun mata pelajarannya jika
kita dapat menyajikan bahan ajar dengan cara yang
menarik, sudah barang tentu anak dengan senang hati pula
mengikuti pelajaran itu. Dan bisa – bisa sangking
kagumnya dengan cara pelayanan kita, foto atau gambar
kita dipajang didalam kamarnya.
12. Perkaya persiapan Anda untuk bercerita.
Persiapan bercerita akan paling ak hasilnya bila telah
dimulai paling tidak satu minggu. Berikut jadwalnya :
Senin : Menemukan dan membuat kerangka serta
garis besar cerita.
Selasa : Mencari dan menemukan sudut penceritaan
yang sekiranya lebih baik dan menarik untuk
dibawakan.
Rabu : Memikirkan dan membuat alat peraga.
Kamis : Memikirkan contoh aplikasi Dharma yang
dapt diterapkan secara konkret oleh anak – anak.
Jumat : Coba mempraktekan bercerita didepan
cermin.
Sabtu : Menutup persiapan kita dengan
mempersiapkan mental dan hati bersih.
13. Berinovasilah untuk membuat alat peraga.
Jika sekolah minggu kita mempunyai alat peraga yang
terbatas jangan langsung putus asa atau kecil hati. Tapi
pikirkanlah bagaimana dulu Buddha mencari dan
membuat alat peraga. Waktu itu belum ada toko – toko
buku rohani yang menyediakan alat peraga bagi
pelayanan – Nya. Dengan adanya alat peraga anak akan
semakin konsen dan suka mendengar isi dari Dharma
yang akan disampaikan.
14. Siap sedia untuk menggantikan rekan yang
berhalangan.
Jika teman tidak datang atau sakit. Kita harus selalu siap
sedia untuk menggantikan posisinya sebagai pemimpin
kebaktian, pembawa lagu ataupun mengajar dikelasnya.
15. Jalin kedekatan dengan orang tua murid.
Orang tua murid adalah rekan kita yang memiliki lebih
banyak kesempatan untuk memberi pendidikan rohani
bagi anak – anak. Sayang banyak orang tua memasrahkan
tanggung jawab ini kepada guru – guru sekolah minggu.
Karena itu, usahakan untuk :
Sebanyak mungkin membagikan kepada orang tua
beban untuk membimbing anak – anak mereka untuk
lebih mengenal dan mencintai Buddha.
Meminta bantuan agar mereka membantu anak untuk
menanyai, mengulang ayat emas, dan cerita Buddha
yang telah disampaikan.
Meminta agar mereka lebih banyak membantu
mengajarkan cara berdoa/paritta yang baik.
16. Bersedialah terhadap segala saran dan kritik dari
orang tua, anak – anak didik, pengurusVihara,
ataupun dari rekan guru.
Ingat setiap saran dan kritik dari siapapun terhadap cara
pelayanan kita, itu merupakan wujud jika mereka
memperhatikan dan menyayangi kita selama ini. Mereka
tidak menginginkan kita jatuh atau terperangkap didalam
jerat duniawi yang dapat menghambat cara pelayanan
kita, tetapi mereka menginginkan dan berharap kita dapat
menjadi sebuah contoh dan teladan bagi anak – anak dan
bagi mereka sendiri.
17. Usahakan hadir sebelum anak – anak hadir.
Dengan hadir lebih awal, ada lebih banyak kesempatan
bagi kita untuk melakukan persiapan, memeriksa alat –
alat perlengkapan yang akan kita gunakan, dan juga kita
dapat menyambut ramah anak – anak yang datang satu
persatu .
18. Tampillah secara sederhana tetapi menarik.
Perhatian kita terhadap busana yang kita kenakkan saat
mengajar akan mendukung pelayanan. Busana yang
sederhana, sopan dan rapi, dalam arti kata tidak banyak
corak atau aseksoris berlebihan atau kekurangan bahan
pakaian (banyak bagian yang terbuka daripada tertutup).
Menggunakan busana yang rapi dan sopan juga akan
membantu anak – anak dan orang tua untuk menaruh
respek dan kepercayaan kepada kita. Jangan lupa bahwa
pemilihan busana yang rapi, sopan dan berpenampilan
sederhana juga akan memberi contoh pada anak – anak
tentang menghargai ibadah di rumah dan divihara. Dan
kita juga telah mengajarkan bahwa kita mengundang
teman teman bukan dilihat dari busana atau pakaian kita
yang indah melainkan hati kita.
19. Sambutlah anak baru dengan kasih persaudaraan.
Dengan menyambut anak baru dengan kasih dan hangat
serta ramah, itu menunjukkan bahwa dia diterima dengan
baik di sekolah minggu kita, dan menunjukkan kepada
anak – anak lain jika mau menerima siapa saja.
20. Hafalkan nama – nama anak sekolah minggu.
Ini merupakan peringatan bagi kita, untuk dapat bisa
menghafalkan nama – nama anak yang kita bina. Karena
bagaimana kita bisa mendidik dan membina mereka lebih
fokus jika kita sendiri tidak mengenal mereka.
21. Adakan acara – acara istimewa.
Sekali dalam beberapa bulan adakan selingan acara yang
merupakan “Gebarakan Rohani” ditengah berjalannya
rutinitas mingguan. Adakan kebaktian padang sambil
berwisata, pemutaran film, kunjungan kepanti asuhan,
panti wreda, panti grhita, dsb. Bila memungkinkan adakan
retret sekali dalam setahun atau adakan KKR anak – anak.
Setiap terobosan baru akan menjadi penyegar rohani, baik
bagi anak – anak maupun guru – guru yang melayani.
22. Beri perhatian khusus pada anak yang sakit atau
ketimpa kemalangan.
Jangan lupa jika kita mengetahui ada anak sekolah
minggu yang sakit atau ketimpa kemalangan, kita harus
datang untuk menghiburnya. Karena dengan perhatian
yang kita beri, dia mengetahui jika gurunya
memperhatikan, menyayangi dan merindukan
kehadirannya untuk bisa datang lagi ke sekolah minggu.
Dengan begitu dia dapat memahami lebih dalam lagi
bagaimana arti dari salib yang merupakan perwujudan
cinta kasih Buddha kepada umat manusia
23. Anak yang sangat aktif membutuhkan perhatian
Anda.
Anak yang sangat aktif dapat menjadi anggota kelas yang
istimewa. Bukan sebagai sumber kekacauan, tetapi
sebaliknya, dapat menjadi bantuan yang berarti di kelas.
Namun, ia jelas membutuhkan perhatian khusus dari guru
sekolah minggu. Dampingi dan bina sianak aktif serta
libatkan dia dalam pelayanan dengan memberikan tugas –
tugas sebagai salah satu cara positif untuk menyalurkan
energinya. Tugas tersebut dapat berupa mengedarkan
kantong persembahan, mengumpulkan tugas teman –
temannya dan membereskan sarana pelayanan yang telah
dipakai.
24. Ajarkan selalu lagu – lagu baru dengan gaya baru.
Dengan mengajarkan lagu – lagu dan gaya bernyanyi baru
kepada anak, itu dapat meningkatkan wawasan mereka
terhadap dunia seni dan budaya.
25 Jagalah kebersihan didalam ruangan.
Ruangan yang tidak berkesan jorok atau tidak kotor pasti
akan nyaman dipakai dan kondusif untuk beribadah.
Untuk itu ajaklah mereka untuk turut menjaga kebersihan.
Dengan cara memberi anjuran untuk tidak makan didalam
kelas selama dalam proses kebaktian. Serta sediakan
sebuah tong sampah di kelas dan sosialisasikan kepada
mereka untuk membuang sampah pada tempatnya yaitu
tong sampah yang telah disediakan. Pastikan juga anda
meninggalkan ruangan dalam keadaan bersih.