hanriansyahjaya.files.wordpress.com · Web viewInstitusi pendidikan teknik sebagian besar...
Transcript of hanriansyahjaya.files.wordpress.com · Web viewInstitusi pendidikan teknik sebagian besar...
11
2013
Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
TUGAS 4 : MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
PERBANDINGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA DENGAN AFRIKA SELATAN
HANRIANSYAH JAYA, S.Pd (12B08096)
PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUANPPs UNIVERSITAS NEGERI
MAKASAR2013
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
PENDIDIKAN VOKASI DI AFRIKA SELATAN...................................................................4
PENDIDIKAN VOKASI DI INDONESIA..............................................................................8
A. Sistem pendidikan kejuruan di Indonesia.......................................................................8
B. Karakteristik Pendidikan Teknologi dan Kejuruan......................................................14
C. Peningkatan mutu lulusan.................................................................................................17
KESIMPULAN..............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................19
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam kemajuan suatu negara. Pendidikan yang baik akan
menghasilkan generasi yang baik sehingga akan berdampak bagi
negara dan bangsa yang lebih maju. Setiap Negara menyelenggarakan
pendidikan sebagai upaya untuk membangun bangsa. Afrika Selatan
terletak di bagian selatan benua afrika, merupakan negara yang fokus
pada sektor pendidikan untuk memajukan negaranya.
Berdasarkan alasan di atas, dilakukan Perbandingan pendidikan
antara Afrika Selatan dan Indonesia. Perbandingan Pendidikan vokasi
merupakan suatu kegiatan menganalisa dua hal atau lebih untuk
mencari kesamaan- kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan
demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung
pegertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara
mendalam dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari
dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang
ada dari kedua hal tersebut.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN VOKASI DI AFRIKA SELATAN
Dalam laporan UNESCO ini, Afrika Selatan termasuk kategori yang memiliki
karakteristik pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, pertumbuhan lapangan
kerja yang rendah, serta tingkat pengangguran yang tinggi, terutama di sektor
informal. Ini berbeda dengan Indonesia yang dikategorikan sebagai negara dengan
pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, pertumbuhan lapangan kerja yang juga
tinggi, serta tingkat pengangguran yang rendah.
Data Ketenagakerjaan (1995)
Jumlah pekerja berpendapatan tetap pada sektor formal adalah 55,6%.
Jumlah pekerja informal mencapai porsi 14,6% dan tergolong kecil
dibanding negara berkembang lain.
Total penganggur dari seluruh angkatan kerja adalah 29,8%.
Tingkat buta huruf 30% dari penduduk dewasa antara usia 20-64.
Gambaran Umum Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Reformasi bidang pendidikan dan pelatihan di Afrika Selatan harus dilihat
dari konteks terjadinya perubahan politik yang terjadi. Runtuhnya rezim
dengan sistem apartheid diawal tahun 1990an menandai dimulainya
reformasi kebijakan dan institusi secara nasional.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
Akar penyebab begitu buruknya pembangunan SDM di negeri ini adalah
karena dibatasinya warga negara kulit hitam untuk mendapat pendidikan
dasar dan karena rendahnya kualitas pendidikan yang ada.
Dewan Pelatihan Industri di masing-masing sektor industri mengumpulkan
dan mengelola pendistribusian pungutan pelatihan dari industri dan
mengorganisir pelatihan di perusahaan-perusahaan.
Tidak ada sistem yang terstruktur dengan baik dalam memenuhi kebutuhan
pekerja sektor informal.
Reformasi pendidikan dan pelatihan vokasi di Afrika Selatan didasarkan
pada konsensus dengan didirikannya National Economic Development and
Labor Council (NEDLAC). Pemerintah cenderung mengandalkan institusi
yang sudah ada dari pada membentuk lembaga baru untuk mendukung
jalannya reformasi.
NEDLAC atau Dewan Nasional untuk Pembangunan Ekonomi dan Tenaga
Kerja adalah lembaga tripartit yang terdiri dari pemerintah, perusahaan dan
serikat pekerja. Salah satu peran dewan ini adalah menentukan arah dan
kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Pembagian tanggung jawab pembangunan pendidikan dan pelatihan vokasi
menganut konsep klasik yaitu antara Departemen Tenaga Kerja dan
Departemen Pendidikan.
Institusi pendidikan teknik sebagian besar diselenggarakan pada level
pendidikan tinggi (ada 68 technical college dan 15 technikons). Pendidikan
vokasi jenjang tinggi ini berada dibawah Departemen Pendidikan dengan
anggaran dari pemerintah pusat.
Negara ini tidak memiliki sekolah vokasi khusus di level menengah seperti
SMK. Namun ada beberapa sekolah menengah (umum) menawarkan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
pelajaran tambahan vokasi tradisional seperti pertukangan kayu, listrik,
elektronik, mekanik, bricklaying, dll. Masalah terbesar dalam pendidikan
adalah pada rendahnya kemampuan matematika dan sains di seluruh level.
Lembaga-lembaga kunci dalam sistem pelatihan vokasi adalah Departemen
Tenaga Kerja, Dewan Pelatihan Nasional, Dewan Pelatihan Industri,
perusahaan, penyelenggara pelatihan (negeri dan swasta). Berdasar UU
Pelatihan Tenaga Kerja tahun 1990, tanggung jawab utama pelatihan bagi
pekerja sektor formal ada di perusahaan, sementara pemerintah hanya
sebagai pendukung.
Koordinasi pelatihan skala nasional tidak ada, yang ada adalah pada skala
sektor, ini menyebabkan kesulitan dalam mengantisipasi dinamika ekonomi
negara secara keseluruhan. Setiap sektor dapat secara sukarela membentuk
Dewan Pelatihan Industri sesuai kebutuhan, dewan inilah yang akan
merencanakan dan melaksanakan pelatihan di sektor masing-masing.
Negara menyediakan anggaran khusus untuk pelatihan sektor informal dan
masyarakat berkebutuhan khusus seperti penganggur dan rakyat miskin,
namun alokasi anggaran sangat kecil dan tidak ditangani secara baik.
Reformasi Pendidikan & Pelatihan Vokasi
Reformasi pendidikan dan pelatihan vokasi adalah bagian sentral dari
gelombang perubahan sosial dan kelembagaan di negeri ini.
Dua aspek penting yang tidak ditangani dengan baik di pemerintahan
apartheid sebelumnya adalah pembangunan sistem pendidikan dan
pelatihan serta penataan pasar kerja yang baik.
Tekanan publik untuk melakukan perubahan dalam pembangunan SDM
serta pendidikan dan pelatihan vokasi sudah sangat kuat. Pembangunan
bidang tersebut dianggap sebagai pondasi utama untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi, industri dan sosial di Afrika Selatan.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
Adanya National Qualifications Framework (kerangka kualifikasi nasional)
adalah aspek penting dalam menyeimbangkan kesempatan antara warga
kulit hitam dan kulit putih serta antara pelatihan untuk sektor formal dan
informal. Kerangka ini menjadi acuan nasional dalam reformasi pendidikan
dan pelatihan vokasi. Kerangka ini dikembangkan dan dijalankan oleh South
African Qualifications Authority.
Strategi pengembangan ketrampilan nasional dibuat secara komprehensif
mencakup pelatihan untuk in-service dan pre-service, dan juga
pembangunan pelatihan untuk sektor formal dan informal.
Program Learnership (pembelajaran skala luas) juga adalah suatu inovasi
yang memperluas skala cakupan program magang dan sistem ganda agar
kegiatan pelatihan lebih dekat dengan industri dan berfokus pada
pemberian pengalaman kerja langsung. Dalam program ini dibuatlah suatu
kontrak yang melibatkan sang pembelajar, penyedia pembelajaran
terstruktur, dan organisasi yang akan menyediakan pengalaman kerja.
Program pelatihan vokasi dengan biaya pemerintah terbuka untuk
dilaksanakan oleh lembaga pemerintah ataupun swasta.
PENDIDIKAN VOKASI DI INDONESIA
A. Sistem pendidikan kejuruan di Indonesia
Untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia, perlu
perubahan kebijaksanaan berkenaan dengan pendidikan kejuruan. Upaya-upaya itu
antara lain perubahan dari sistem pendidikan supply-driven atas kebutuhan
masyarakat luas ke sistem pendidikan demand-driven yang dipandu oleh
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
kebutuhan pasar kerja, perubahan dari sistem pendidikan yang berbasis sekolah
dengan pemberian ijazah ke sistem pendidikan yang memberikan kompetensi
sesuai dengan standar nasional yang baku.
Salah satu upaya peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya
manusia yang dikembangkan adalah sistem pendidikan kejuruan berdasarkan
kompetensi yang dipacu oleh kebutuhan pasar. Pengembangan sistem ini
didasarkan kepada asumsi bahwa sistem pendidikan kejuruan supply-driven yan
diterapkan selama ini tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, baik pelanggan
masa kini maupun pelanggan maa depan.
Sistem pendidikan berdasarkan kompetensi mengupayakan agar keluaran
dari suatu lembaga pendidikan kejuruan memiliki keterampilan dan keahlian yang
relevan dengan kebutuhan pasar. Upaya ini dilakukan dengan mengembangkan
suatu standar kompetensi dengan masukan dari industri dan badan usaha lain.
Standar kompetensi yang dihasilkan selanjutnya digunakan sebagai pemberian
sertifikat kompetensi. Dengan demikian maka sistem pendidikan kejuruan yang
dikembangkan mempunyai ciri, di samping mengacu pada profesi dan keterampilan
yang baku, juga dipandu oleh kebutuhan pasar kerja yang nyata.
Sistem pendidikan yang dikembangkan berfokus tidak hanya pada
pendidikan formal. Tetapi juga meliputi non-formal. Ada tiga jenis siswa yang
merupakan sasaran sistem pendidikan kejuruan yang harus dikembangkan; yaitu
siswa sekolah kejuruan formal, para karyawan yang sudah bekerja, dan para
generasi muda calon pekerja. Standar kompetensi digunakan sebagai ukuran untuk
menilai tingkat keterampilan dan profesionalisme ketiga jenis siswa tanpa
memandang darimana dan bagaimana diperoleh, baik melalui lembaga pendidikan
formal , pendidikan luar sekolah ( off job training) atau pelatihan sambil bekerja (on
the job training). Setiap individu dapat menempuh ujian di lembaga yang telah
ditentukan dan memperoleh sertifikat kompetensi sesuai dengan keterampilan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
yang dimiliki, Untuk lembaga pendidikan kejuruan formal, kepada para lulusan
akan diberikan sertifikat kompetensi sesuai dengan tingkat keterampilan dan
keahlian yang dimiliki, disamping Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang selama ini
diberikan. Sertifikat kompetensi yang telah dimiliki oleh seseorang akan digunakan
sebagai dasar untuk pengembangan kompetensi ke tinkat selanjutnya.
Lembaga pendidikan luar sekolah ( off the job training), atau lembaga
pelatihan sambil bekerja ( on the job training) mengacu pada standar kompetensi
yang baku. Sistem juga memberi penghargaan kemampuan awal sebelum memasuki
suatu program pendidikan. Hal ini dilakukan dengan melakukan transfer kredit.
Dengan demikian, untuk memasuki suatu program tertentu seorang siswa hanya
perlu menambah kekurangan keterampilan dan pengetahuannya saja melalui
bridging course atau bridging training. Dengan sistem ini, seorang yang
berdasarkan pengalaman dan hasil uji kompetensi yang dilakukan, telah memiliki
keterampilan dan keahlian tertentu dapat memasuki suatu program dengan tidak
harus menempuh pelajaran yang tidak dikuasai.
Untuk menjadi tenaga kerja yang profesional, siswa tidak hanya perlu
memiliki pengetahuan dan keerampilan, tetapi perlu memiliki kiat ( arts).
Pengetahuan dan keterampilan dapat dipelajari dan dilatih di sekolah, akan tetapi
unsur kiat hanya dapat dikuasai melalui proses pembiasan dan internalisasi.
Sekolah pada umumnya hanya dapat memberikan berbagai keterampilan dan
pengetahuan dalam bentuk simulasi sehingga tidak mungkin diharapkan untuk
menghasilkan tenaga kerja yang profesional. Oleh karena itu, diperlukan suatu
kerjasama yang erat antara sekolah dan industri, baik dalam perencanaan dan
penyelenggaraan, maupun dalam pengolalaan pendidikan.Sehubungan dengan itu
perlu dikembangkan suatu sistem pendidikan kejuruan yang disebut sistem ganda.
Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron
program pendidikan di sekolah dan program program pengusaan keahlian yang
diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk mencapai
suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
Dalam PSG, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lainnya dan industri
secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan atau program
pelatihan mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian, sampai dengan
upaya penempatan lulusan. Penaturan penyelenggaraan program kapan
diselenggarakan di sekolah dan kapan diselenggarakan di industri dapat
mempergunakan hour release, day release, atau block release.Komponen
pendidikan Normatif, Adaftif, dan sub komponen Teori Kejuruan diselenggarakan di
sekolah, sedangkan subkomponen Praktek Keahlian Produktif diselenggarakan di
industri. Subkomponen Praktek Dasar Kejuruan dapat dilaksanakan di sekolah atau
industri.
Dalam era pasar setiap industri akan mengupayakan nilai tambah terhadap
produksinya dan ini akan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi-teknologi
tinggi. Sementara itu, teknologi itu sendiri berkembang secara terus menerus. Para
ahli melaporkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berubah 15 % setiap tahun
dan perubahan ini akan meningkat menjadi 2 kali lipat dalam lima tahun. Suatu hal
yang perlu difahami bahwa teknologi tinggi tidak dapat memberikan nilai tambah
terhadap upaya manusia.. Hanya manusialah yang dapat menghasilkan nilai tambah
dengan memanfaatkan bantuan teknologi. Oleh karena itu,kepada siswa perlu
ditanamkan pemahaman yang mendasar akibat hakekat teknologi dan rasa ingin
mendapatkan nilai tambah terhadap setiap upaya yang dilakukan dengan bantuan
teknologi.Tanpa sikap ini maka akan terbentuk suatu bangsa yang sekaligus tenaga
kerja, yang apatis terhadap perubahan teknologi dan merasa teknologi sebagai milik
suatu kelompok atau bangsa elit tertentu. Pendidikan teknologi merupakan bagian
yang sangat penting dalam membentuk warga negara.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
Sesungguhnya, penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di SMK telah
berjalan sejak tahun 1993/1994 hingga sekarang. Sistem ini merupakan
implementasi dari konsep mitch and match. Dengan PSG, perancangan kurikulum,
proses pembelajaran, dan penyelenggaraan evaluasinya didesain dan dilaksanakan
bersama-sama antara pihak sekolah dan industri. Diharapkan nantinya para lulusan
SMK akan menjadi para lulusan yang siap kerja. Melalui PSG, siswa belajar di dua
tempat, yaitu sekolah dan industri.
Di sekolah, para siswa belajar teori dari para guru atau instruktur yang
kegiatannya yang pada umumnya dibiayai pemerintah. Sedangkan kegiatan belajar
yang diselenggarakan di perusahaan/industri, artinya para siswa ini belajar dan
mendapatkan pelatihan praktik dari para instruktur dari pihak sekolah yang
bersangkutan. Pembiayaannya dilakukan oleh perusahaan terkait.
Dalam konteks ini, bisa dikatakan bahwa sekolah melakukan semacam outsourcing
yang dikerjakan oleh industri dalam bentuk penyediaan alat, instruktur, dan
pengalaman praktik di lapangan. Sedangkan industri melihat sekolah sebagai
bagian dari Human Resources Development (HRD) atau sumber daya manusia
perusahaannya yang mencetak tenaga ahli yang andal dan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
Untuk memuluskan kerjasama antar sekolah dan industri dalam
penyelenggaraan PSG, MPKN tingkat provinsi yang beranggotakan unsur-unsur dari
kedua belah pihak, berfungsi menjembataninya. Melalui kelompok-kelompok
bidang keahliannya, MPKN membantu SMK dalam mengembangkan standar
penyelenggaraaan pendidikan dan pelatihan, maupun bahan ajar yang diperlukan.
Pada awalnya bagi para siswa SMK, diberlakukan masa praktik kerja industri
selama 3 bulan. Namun menurut Gatot, hasil dan prosesnya dinilai kurang efisien
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
dan terlalu sebentar. Maka, mulai tahun 1999 hingga sekarang, diterapkan masa
praktik kerja industri selama 6 bulan. Malah, sebenarnya waktu 6 bulan ini juga
masih dirasa cukup singkat bagi proses praktik kerja industri. Gatot
membandingkannya dengan sistem pendidikan kejuruan yang ada di Jerman. Dalam
sepekan, selama 2 hari anak-anak mendapatkan teori di kelas, sedangkan tiga hari
berikutnya kegiatan pembelajaran berlangsung di industri. Mungkin, di Indonesia
masih perlu berubah setahap demi setahap.
Setelah pemberlakuan masa praktik kerja yang diperpanjang menjadi 6
bulan, proses ini juga memudahkan para siswa untuk memperoleh peluang praktik
kerja ke luar negeri. Kegiatan praktik kerja di luar negeri ini telah dilakukan sejak
tahun 1999. Pada mulanya, Direktorat Pendidikan Menengah dan Kejuruan
(Dikmenjur) mengirimkan 200 kepala sekolah SMK untuk melakukan studi banding
ke Malaysia. Berikutnya, giliran para siswanya yang diberangkatkan magang ke luar
negeri. Di tahun yang sama, sekitar 400 siswa SMK berangkat praktik kerja ke luar
negeri. Hingga perkembangannya sampai dengan tahun 2004, telah ada sekitar
2.000 siswa SMK seluruh Indonesia yang dikirim ke Malaysia. 80% nya melakukan
praktik kerja di bidang perhotelan dan pariwisata.
Negara tujuannya tak hanya sebatas Tanah Melayu Malaysia, melainkan juga
ke negara-negara lain misalnya ke Singapura, Jepang, Inggris, Jerman, Oman, dan
Kuwait. Saat itu, Gatot Hari Priowirjanto berharap, pada tahun 2020 nanti sebanyak
10% dari bisnis hotel dan pariwisata di dunia, tenaga kerjanya berasal dari
Indonesia. “Ini memang sebuah mimpi besar. Dan kita harus menyiapkannya secara
serius,” ucapnya. Selain memfasilitasi para siswa SMK melakukan praktik kerja di
luar negeri, Direktorat Dikmenjur juga mendorong dan memberi kesempatan bagi
para guru, kepala sekolah, pejabat Dinas Pendidikan dan pengajaran di tingkat
provinsi maupun kabupaten/kota untuk ikut memperluas pengetahuan konsep
penyelenggaraan pendidikan kejuruan di luar negeri.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
Kini setiap tahun, Direktorat Dikmenjur telah mengirim 100 sampai 200
pejabat terkait dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan untuk berangkat ke
luar negeri. Mereka dikirim dalam beberapa gelombang, ke negara yang berbeda-
beda, dengan biaya yang sebagian ditanggung oleh pemda masing-masing, sebagian
lainnya ditanggung oleh Direktorat Dikmenjur.
Menginjak periode kepemimpinan Dr. Joko Sutrisno, Direktorat Dikmenjur
(sejak 2005) lebih menyempurnakan desain reposisi pendidikan SMK melalui
beberapa terobosan. Beberapa hal diantaranya adalah mengembangkan SMK
bertaraf internasional dengan metode bilingual, pencitraan kredibilitas SMK melalui
program sosialisasi, dan memenuhi kebutuhan peralatan produksi secara mandiri
lewat unit produksi di masing-masing SMK.
Termasuk didalamnya, program penguatan pengetahuan eksakta/sains
melalui peningkatan bobot jam belajar hingga 6 jam setiap minggunya bagi SMK
jurusan elektronika, automotif dan jurusan eksaskta lainnya. Diharapkan, ini dapat
membuka peluang seluas-luasnya bagi siswanya melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga melakukan sertifikasi
kompetensi untuk para lulusan SMK bidang otomotif, perhotelan, Teknologi
Informasi, sekretaris, busana, dan tata boga.
Perkembangan reposisi terakhir, ada pada penguatan potensi lokal. Program
Dikmenjur disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Kini, kebijakan Presiden
menganjurkan untuk kembali ke potensi go green. “Kami beri nama program Agro
Industri. Tahun 2008, melalui program ini kami akan membesarkan 20 SMK di
seluruh Indonesia. Mereka akan diberikan program pengembangan untuk produksi
pangan dengan bahan dasar lokal. Misalnya kripik pisang. Bukan roti karena selain
bukan makanan tradisional orang Indonesia, bahan-bahannya juga masih import,”
tuturnya.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga mengarahkan praktek kerja industri untuk
lebih memilih ke lokasi dalam negeri. Pertimbangannya adalah, untuk mendukung
program penguatan ekonomi lokal dan potensi produksi pangan dalam negeri. “Ini
juga supaya petani dan peternak di Indonesia memahami nilai ekonomi produk
mereka. Jadi, mereka bersama para lulusan SMK bisa tingkatkan perekonomian di
daerah masing-masing,” ucapnya berharap.
B. Karakteristik Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistim pendidikan
secara keseluruhan, namun sudah barang tentu mempunyai kekhususan atau
karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan yang lain.
Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan
pendidikannya saja, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat
kaitannya dengan perencanaan kurikulum, yaitu :
1. Orientasi pendidikannya
Keberhasilan belajar berupa kelulusan dari sekolah kejuruan adalah tujuan
terminal, sedangkan keberhasilan program secara tuntas berorientasi pada
penampilan para lulusannya kelak dilapangan kerja
2. Justifikasi untuk eksistensinya
Untuk mengembangan PTK perlu alasan atau jastifikasi khusus yang ini tidak begitu
dirasakan oleh pendidikan umum. Jastifikasi khusus adalah adanya kebutuhan nyata
yang dirasakan di lapangan.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
3. Fokus kurikulumnya
Stimuli dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan
mencakup rangsangan dan pengalaman belajar yang mengembangkan domain
afektif, kognitif dan psikomotor berikut paduan integralnya yang siap untuk
dipadukan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mapupun
nanti dalam situasi kerja yang sebenarnya. Ini termasuk sikap kerja dan orientasi
nilai yang mendasari aspirasi, motivasi dan kemampuan kerjanya.
4. Kriteria keberhasilannya
Berlainan dengan pendidikan umum, kriteria untuk menentukan keberhasilan
suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya menerapkan ukuran ganda yaitu
in school succes dan out of school succes. Kriteria pertama meliputi aspek
keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah
diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan
oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang
sebenarnya.
5. Kepekaannya terhadap perkembangan masyarakat
Karena komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja, pendidikan
kejuruan mempunya ciri lain berupa kepekaan atau daya suai yang tinggi terhadap
perkembangan masyarakat dan dunia kerja. Perkembangan ilmu dan teknologi
pasang surutnya dunia suatu bidang pekerjaan, inovasi dan penemuan-penemuan
baru di bidang produksi barang dan jasa, semuanya itu sangat besar pengaruhnya
terhadap kecenderungan perkembangan pendidikan kejuruan.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
6. Perbekalan logistiknya
Dilihat dari segi peralatan belajar, maka untuk mewujudkan situasi atau
pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis
dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik yang
lain. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan umum yang menyertai
eksistensi suatu sekolah kejuruan.
7. Hubungannya dengan masyarakat dunia usaha.
Hubungan lebih jauh dengan masyarakat yang mencakup daya dukung dan daya
serap lingkungan yang sangat penting perannya bagi hidup dan matinya suatu
lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan hubungan timbal balik yang menunjang
ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan (curriculum advisory
commite), kesediaan dunia usaha menampung anak didik sekolah kejuruan dalam
program kerjasama yang memungkinkan kesempatan pengalaman belajar
dilapangan.
C. Peningkatan mutu lulusan
Kualitas SMK ditentukan setidaknya oleh mutu para lulusannya. Dukungan
metode belajar mengajar juga jadi ujung tombaknya. Melihat latar belakang
perkembangan kurikulumnya, tercatat bahwa pada kurikulum tahun 1994 telah
dicantumkan istilah pembelajaran berbasis kompetensi atau competency based
training (CBT). Namun pelaksanaannya belum optimal. Dan pada tahun 1999
Direktorat Dikmenjur meluncurkan suplemen untuk penyempurnaan pelaksanaan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
konsep pembelajaran berbasis kompetensi ini. Konsep CBT merupakan gabungan
antara pendidikan kentrampilan, pengetahuan, dan sikap.
Standar kompetensi itu pun disusun setelah berkonsultasi dengan para
pengelola industri, pengelola perusahaan, para pekerja, dan asosiasi profesi. Setiap
program keahlian harus memiliki sederet kompetensi. Ukurannya menyangkut
pada dua hal, yaitu presisi dan waktu. Misalnya, seorang tenaga kerja cleaning
service di sebuah hotel dikatakan memiliki kompetensi jika ia bisa membersihkan
toilet dalam waktu 7 menit. Artinya, seseorang dikatakanan kompeten jika ia dapat
menyelesaikan pekerjaan di bidangnya dengan cermat, tepat, dan cepat sesuai
standar waktu yang telah ditentukan. Kurikulum berbasis kompetensi yang
mengacu pada CBT, isinya lebih sederhana dibandingkan dengan kurikulum tahun
1994 yang lalu.
Kurikulum berbasis kompetensi, lebih menekankan pada tujuan (hasil) atau
out put nya, dan bukan pada proses yang terlalu mengacu pada text book (buku
panduan pelajaran/buku paket). Dalam pelaksanaannya, diberikan pula
rekomendasi tahapan-tahapan yang harus dicapai. Namun tahapan ini hanya
bersifat acuan saja, dan proses pencapaiannya menjadi tanggung jawab dan
kreatifitas sekolah masing-masing. Selain itu, Direktorat Dikmenjur juga
memasukkan pelajaran komputer dan kewirausahaan sebagai mata pelajaran wajib
bagi semua siswa SMK di seluruh Indonesia.
Pertimbangannya adalah tuntutan kebutuhan yang cukup tinggi dari dunia
industri atas kompetensi siswa di bidang komputerisasi dan kewirausahaan.
’Tongkat estafet’ peningkatan mutu lulusan SMK, dilanjutkan Dr. Joko Sutrisno
dengan peningkatan kualitas guru kejuruan yang juga dibidani oleh P4TK (Pusat
Pengembangan Penataran Pendidik dan Tenaga Kependidikan) melalui program
pendidikan dan pelatihan yang diadakan rutin lima tahun sekali dengan jumlah
peserta sekitar 4.000 s/d 5.000 orang guru kejuruan.
Pelaksanaan diklat selama ini belum mempunyai format yang baku. Untuk
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
kedepan, ia mengharapkan Direktorat Jenderal PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan) dapat membuat format baku pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan pengembangan dan peningkatan mutu lulusan SMK. Di sisi lain,
Direktorat Dikmenjur juga menuturkan masih kurangnya pasokan tenaga guru
kejuruan dari lulusan pendidikan guru kejuruan. Selama ini pasokan tenaga guru
kejuruan hanya mencapai angka 4.500 pertahun dan masih jauh dari kebutuhan
tenaga guru (sebanyak 10.000 orang pertahunnya) di seluruh Indonesia.
KESIMPULAN
Afrika Selatan termasuk kategori yang memiliki karakteristik pertumbuhan
angkatan kerja yang tinggi, pertumbuhan lapangan kerja yang rendah, serta tingkat
pengangguran yang tinggi, terutama di sektor informal. Ini berbeda dengan
Indonesia yang dikategorikan sebagai negara dengan pertumbuhan angkatan kerja
yang tinggi, pertumbuhan lapangan kerja yang juga tinggi, serta tingkat
pengangguran yang rendah. Hal ini menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam
system pendidikan vokasi di kedua negera tersebt.
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
DAFTAR PUSTAKA
Ayu N. Sistem Pendidikan Kejuruan Berbasiskan Kompetensi. 2007
Basuki, Kurniawan. Pendidikan Kejuruan Harus Demokratis. 2008Andini,
Mohamad Adriyanto, 2011, Reformasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Afrika Selatan ,http://1ptk.blogspot.com/2011/12/reformasi-pendidikan-dan-pelatihan.html, di akses tanggal 14 april 2013
Mustafa klalid, 2008,Strategi Pendidikan Nasionalhttp://khalidmustafa.wordpress.com/2008/01/17/strategi-pendidikan-nasional/ di akses tanggal 14 april 2013
Tim KPTK (Kajian Pendidikan Teknologi dan Kejuruan), SISTEM PENDIDIKAN KEJURUAN INDONESIA,http://kptk.weebly.com/indonesia.html. di akses tanggal 14 april 2013
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK
11Perbandingan Pendidikan Kejuruan Indonesia dan Afrika selatan
MANAGEMEN DAN PENGORGANISASIAN PTK