faturmuhiwan.files.wordpress.com · Web viewGuru menanyakan kepada siswa hubungan antara...
Transcript of faturmuhiwan.files.wordpress.com · Web viewGuru menanyakan kepada siswa hubungan antara...
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP No. 9)
Sekolah : SMA Muhammadiyah Wonosari
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1
Alokasi Waktu : 6 × 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip
hereditas serta implikasinya pada saling temas
Kompetensi Dasar : 3.3 Menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan mitosis
dan meiosis dengan pewarisan sifat
Indikator
Menggambar siklus sel
Mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan mitosis berdasarkan foto sel yang
sedang membelah
Mengamati pembelahan sel
Membedakan pembelahan mitosis dan meiosis
Mendeskripsikan tahap-tahap pembelahan meiosis
=================================================================
=
I. Tujuan : 1. Siswa mampu membedakan dan menjelaskan proses pembelahan mitosis
dan meiosis, serta keterkaitannya dengan pewarisan sifat
2. Siswa mampu menjelaskan proses gometogenesis
3. Meningkatkan keimanan siswa melalui pemahaman pengaturan
Allah terhadap konsistensi sifat-sifat menurun dalam proses
pembelahan sel ( Nilai Religius )
II. Materi Ajar
Siklus sel
Setiap sel dapat memperbanyak diri membentuk sel-sel yang baru melalui proses
pembelahan. Pada mahluk hidup bersel tunggal, pembelahan sel merupakan cara
untuk berkembang biak, misal pada; bakteri atau protozoa.
Pada mahluk hidup bersel banyak, reproduksi sel mengakibatkan bertambahnya
banyak sel-sel tubuh, dengan demikian terjadilah pertumbuhan tubuh mahluk
hidup. Pada dasarnya pembelahan sel ada dua macam, yaitu pembelahan sel secra
langsung dan secara tidak langsung. Pembelahan secara langsung tidak melalui
tahapan (amitosis), sedangkan pembelahan secra tidak langsung melalui tahapan,
dapat dibedakan menjadi pembelahan Mitosis dan Meiosis. Mitosis menghasilkan
2 sel anak yang identik dengan induk, sedangkan meiosis menghasilkan 4 sel anak
masing-masing memiliki setengah jumlah kromosom induk dan dengan komposisi
genetik yang berbeda.
Pembelahan Sel Secara Langsung
Yang melakukan pembelahan ini antara lain; bakteri, protozoa, ganggang
bersel satu. Artinya proses pembelahan itu tidak melalui tahapan-tahapan atau
dikenal dengan pembelahan amitosis. Satu sel induk membelah langsung
menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan (n x 2). Setiap sel
membelah menjadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut pembelahan
biner. Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti
pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel itu terbagi dua sel anak.
Pembelahan Sel Secara tidak Langsung
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan dengan melalui
tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan ini ditandai dengan penampakan yang
berbeda-beda dari kromosom yang dikandungnya.
Mitosis
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh mahluk hidup, kecuali
pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Pada pembelahan mitosis, satu sel
induk membelah diri menjadi dua sel anak yang mewarisi semua sel induk.
Kedua sel anak itu bersifat identik. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, maka
anaknya juga memiliki 2n kromosom pula. Tujuan dari pembelahan mitosis
adalah untuk mewariskan semua sefat sifat induk kepada kedua sel anaknya.
Pewarisan ini terjadi secara bertahap, tahapannya (fase) adalah profase, metafase,
anafase, telofase, dan interfase.
a. Profase
Profase atau fase awal dari pembelahan diri. Tanda-tanda fase ini adalah:
Benang-benang kromatin di nukleus menebal dan memendek menjadi
kromosom. Tiap-tiap kromosom menggandakan diri sehingga membentuk
struktur simetris yang disebut sebagai kromatid. Jadi jumlah benang
kromosom menjadi dua kali lipat. Kromatid tersebut saling berhubungan
melalui suatu bentukan yang bulat yang disebut sentromer.
Memberan nikleus melebur sehingga sel tidak memiliki sel inti.
Pada sel hewan membentuk sentriol yang membelah diri kemudian
memisah, masing-masing menuju kutub. Dari kutub, sentriol membentuk
benang-benang spindel yang menghubungkan kedua kutub sel. Melalui
benang spindel inilah nantinya tiap-tiap kromosom berjalan menuju kutub
masing-masing.
b. Metafase
Ciri penting terjadinya metafase adalah terjadinya pembagian kromatid di
bagian ekuator. Ciri-ciri metafase adalah:
Kromatid terletak di bidang ekuator, menggantuk pada benang spindel
melalui sentromer.
Benang-benang spindel tampak semakin jelas.
c. Anafase
Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa
semua kromosom itu ke kutub sel masing-masing. Dengan demikian ciri
penting dari anafase adalah satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang
sedang bergerak menuju kutub masing-masing. Jumlah benang kromosom
yang menuju kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub lainnya.
Jadi jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan memperoleh
2n kromosom juga.
d. Telofase
Fase ini merupakan fase akhir pembelahan, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Benang-benang kromosom sudah berada di daerah kutub masing-masing,
yang semakinlama semakin menipis.
Memberan nukleus mulai terbentuk.
Nukleolus mulai muncul kembali.
Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma, yang akhirnya akan
membagi sel menjadi dua.
e. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang
satu dengan yang lain. Interfase bukan fase istirahat, karena pada fase ini
metabolisme sel giat dilakukan. Hal ini dikarenakan sel anak yang baru
terbentuk perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum melakukan
pembelahan berikutnya.
Kegiatan sel pada saat interfase adalah:
Fase pertumbuhan primer
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Organ
yang ada di dalm sel seperti; mitokondria, RE, komplek golgi, dan organel
lainnya memperbanyak diri untuk menunjang kehidupan sel.
Fase sintesis (disingkat S)
Pada tahap ini sel melakukan sintesis, terutama melakukan sintesis protein.
Materi genetik yang disintesis adalah DNA.
Fase pertumbuhan sekunder (disingkat G2)
Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dengan
perbanyakan organel-organel yang dimilikinya. Hal ini dimagsudkan agar
organel-organel itu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya.
Meiosis
Proses ini umumnya hanya berlangsung pada organ reproduksi, yaitu ketika organ
reproduksi akan menghasilkan sel-sel gamet. Pada pembelahan meiosis sel induk
membelah dua kali sehingga dihasilkan empat sel anak. Setiap sel anakan hanya
mendapat setengah dari kromosom sel induk. Tujuan pembelahan meiosis adalah
untuk menghasilakan sel anak yang memiliki setengan set kromosom sel
induknya. Jika terjadi peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina,
akan terbentuk sel zigot yang memiliki 2n kromosom, yaitu setengah dari
kromosom jantan dan setengan kromosom betina.
Meiosis berlangsung dari meiosis I (pembelahan reduksi) dan dilanjutkan meiosis
II. Pada meiosis I terjadi tahapan profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.
Hasil telofase I adalah dua sel anak yang haploid (n). Selanjutnya sel anak tersebut
melanjutkan meiosis II dengan tahapan profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II. Pada akhir telofase II dihasilkan empat sel anak yang haploid.
Sel
Profase I (2n kromosom)
Metafase I
Anafase I
Telofase I
Sel (n kromosom) Sel (n kromosom)
Profase II Profase II
Metafase II Metafase II
Anafase II Anafase II
Telofase II Telofase II
Sel Sel Sel Sel
(n kromosom) (n kromosom)
*Bagan Meiosis*
a. Meiosis I
Profase I
Benang-benang kromatin semakin tebal dan pendek, membentuk kromosom,
kromosom menggandakan diri jumlahnya dua kali lipat. Kromosom yang
homolog saling berpasangan membentuk sinapsis, sehingga terjadi
kemungkinan tukar-menukar antar kromatid-kromatid tersebut (pindah silang).
Metafase I
Pasangan kromosom homolog berada di daerah ekuator, sehingga setengah
dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan
setengahnya lagi mengarah ke kutub yang lain. Sentromer menuju ke kutub
dan mengeluarkan benang-benang spindel.
Anafase I
Kromosom bergerak menuju ke kutub masing-masing. Akibatnya setiap
kromosom yang bergerak menuju ke kutub sel itu masih mengandung dua
kromatid atau masih berpasangan.
Telofase I
Setelah kromosom tiba di kutub masing-masing, terbentuklah memberan
nukleus yang diikuti pula oleh proses sitokinesis (pembelahan sitoplasma).
Kini terbentuklah dua sel anak, setiap sel anak mengandung n kromosom
sehingga anaknya haploid. Pada saat ini sudah siap memasuki pembelahan
Meiosis II.
b. Meiosis II
Profase II
Benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom, tetapi tidak
menggandakan jumlah kromosom, sehingga jumlah set kromosom tetap.
Metafase II
Kromosom mengumpul di daerah ekuator. Setengah kromosom mengarah ke
kutub masing-masing, sentromer terbagi dua masing-masing mengarah kutub
masing-masing.
Anafase II
Kromosom bergerak menuju kutub masing-masing.
Telofase II
Setelah kromosm tiba di kutub, terbentuklah membran inti. Tiap-tiap inti
mengandung kromosom haploid. Selanjutnya diikuti proses sitokinesis,
sehingga sel anak yang dihasilkan empat (haploid).
Tabel. 1 perbandingan Mitosis dan Meiosis
No Mitosis Meiosis
1 Satu kali pembelahan Dua kali pembelahan
2 Menghasilkan dua sel anak Menghasilkan 4 sel anak
3 Sel anak sama secara genetik Sel anak tidak sama secara genetik
4Jumlah kromosom sel anak sama
dengan jumlah kromosom induk (2n)
Jumlah kromosom sel anak setengah
kromosom sel induk (n)
5Terjadi di sel tubuh Terjadi di organ reproduksi (tempat
pembentukan sel kelamin)
6
Berfungsi untuk perbanyakan sel,
pertumbuhan, perbaikan, dan
reproduksi aseksual
Berfungsi untuk membentuk sel
kelamin
Gemetogenesis
Adalah proses pembentukan sel gamet, dalam proses ini terjadi pembalahan secara
Meiosis. Peristiwa ini terjadi pada kelenjar kelamin. Proses pembentukan sperma
disebut Spermatogenesis dan pembentuakn ovum disebut Oogenesis.
a. Spermatogenesis
Organ penghasil sperma disebut testis. Pembentuakn sperma tepatnya terjadi
di tubulus seminiferus. Pada bagian tersebut terdapat induk sperma
(spermatogonium), spermatogonium mengalami mitosis menjadi spermatosit
primer, selanjutnya satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua
sel spermatosit sekunder (haploid), tiap-tiap sepermatosit sekunder mengalami
meiosis II sehingga terbentuk 4 spermatid yang sama (haploid). Mula-mula
berbentuk bulat kemudian menjadi oval dan mempunyai flagela.
b. Oogenesis
Sel telur (ovum) adalah sel kelamin betina. Ini dihasilkan oleh sepasang
ovarium kiri dan kanan. Proses oogonium terjadi di ovarium dan didahului
oleh pembelahan mitosis sel induk ovum, hasil pembelahannya dalah oosit
primer, pada pembelahn berikutnya menjadi dua sel anak yaitu oosit sekunder
(ukurannya berbeda) satu besar (oosit sekunder) dan satunya kecil (badan
kutub pertama). Pada meiosis II, oosit sekunder (n) membelah menjadi dua sel
anak yang tidak sama besarnya (satu sel besar satu sel kecil) yang besar
disebut ootid yang mengandung nukleus, kuning telur dan sitoplasma sel.
Sedangkan sel yang kecil yang hanya mengandung nukleus disebut badan
kutub ke dua, dengan demikian pada akhir meiosis II terbentuk empat sel anak
yaitu satu sel berukuran besar (ootid) dan tiga sel berukuran kecil (badan
kutub).
Ootid dapat tumbuh menjadi ovum dewasa tanpa mengalami pembalahan lagi.
Sementara itu tiga badan kutub yang terbentuk mengalami degenerasi
(penyusutan) dan tidak berfungsi, sehingga pada akhir proses oogenesis hanya
*Spermatogenesis dan Oogenesis*
III. Metode pembelajaran
Pengamatan-Diskusi
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :
a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin siswa ( Nilai Religius )
Guru dengan santun dan berwajah berseri menyapa siswa
melalui absen ( menanamkan sikap kekeluargaan dan nilai
kepedulian )
Apersepsi :
Guru mengingatkan kembali adanya gejala pertumbuhan
pada mahluk hidup dengan memberikan contoh.
Guru menanyakan kepada siswa hubungan antara
pertumbuhan dan pembelahan sel ( Nilai Rasa ingin tahu )
10 menit
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :
Siswa secara cermat dan teliti melakukan kaji literatur
pembelahan langsung dan tak langsung.
Siswa mendiskusikan proses dan contoh pembelahan
amitosis,mitosis dan meiosis
Dengan menggunakan Gambar 4.3, siswa bersama guru
mendiskusikan sikuls sel (tahap G1, S, G2, dan fase mitotik).
Dengan menggunakan Gambar 4.4, siswa bersama guru
mendiskusikan profase, metafase, anafase, dan telofase pada
pembelahan mitosis.
2) Elaborasi :
Siswa dengan teliti mencatat hasil diskusi tentang siklus sel,
tahapan mitosis beserta ciri-cirinya
70 menit
TM
3) Konfirmasi :
Guru memberi penguatan pada perbedaan posisi kromosom pada
fase profase,metafase,anafase dan telofase
c. Kegiatan Akhir Siswa bersama guru menyimpulkan pengertian pembelahan
sel, siklus sel, dan fase-fase pembelahan mitosis.
10 menit
TM
Pertemuan 2 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :
a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin siswa(Nilai Religius)
Mengabsen kehadiran siswa
Guru menanyakan kembali tahap-tahap pada pembelahan
mitosis.
10 menit
TM
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :
Siswa menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Siswa secara cermat dan hati-hati melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop ( Mengembangkan nilai
kerja keras, mandiri dan rasa ingin tahu)
Siswa menentukan fase pembelahan sel pada sel-sel yang
teramati.
2) Elaborasi :
Siswa menggambar hasil pengamatan dengan keterangan tiap
fase-fasenya.
70 menit
TM
c. Kegiatan Akhir Siswa menyimpulkan hasil pengamatan dengan menjawab
pertanyaan diskusi dari Kegiatan 4.1.
Siswa mengumpulkan hasil kegiatan ( Nilai tanggungjawab)
10 menit
TM
Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu KetTatap Muka :
a. Pendahuluan10 menit
TM
Doa bersama dipimpin siswa Guru menyapa siswa dengan santun dan wajah berseri
melalui absen kehadiran ( nilai kepedulian )
Guru menanyakan kembali tahapan-tahapan mitosis.
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :
Guru menugaskan kepada siswa untuk menjelaskan tahap-
tahap pembelahan meiosis jika diketahui jumlah
kromosomnya.
Siswa mengidentifikasi hasil dari pembelahan meiosis dilihat
dari jumlah sel anakan dan sifat kromosomnya.
Guru menjelaskan keterkaitan antara proses pembelahan
mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat.
Siswa bersama guru mendiskusikan proses meiosis yang
terjadi pada pembentukan gamet (gametogenesis pada
hewan).
Siswa bersama guru mendiskusikan proses meiosis pada
gametogenesis tumbuhan.
2) Elaborasi :
Guru memfasilitasi siswa untuk saling interaksi
3) Konfirmasi :
Guru memberikan penguatan pada perbedaan antara meiosis I/II
dengan mitosis
70 menit
TM
c. Kegiatan Akhir Siswa bersama guru menyimpulkan tahap-tahap meiosis.
Siswa bersama guru menyimpulkan proses gametogenesis
dan hasilnya.
10 menit
TM
V. Alat/ Bahan/ Sumber
Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis
Buku kerja siswa IIIA, Ign. Khristiyono, Esis
Biologi SMA kelas XII, Istamar Syamsuri, Erlangga
Acuan Internet
VI. Penilaian
Laporan hasil pengamatan
Uji kompetensi tertulis
Sleman, 12 Juli 2011
Guru Mapel : Biologi
Drs. Fatchurohman
NIP. 19620101 198903 1 017
Mengetahui :Kepala Sekolah
Dra. Sri Rejeki Andadari
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP No. 10)
Sekolah : SMA Muhammadiyah Wonosari
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XII (Duabelas)/ 1
Alokasi Waktu : 8 × 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas
serta implikasinya pada saling temas
Kompetensi Dasar : 3.4 Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan
sifat
Indikator
Menerapkan pola umum hereditas menurut Mendel
Menguji hukum mendel dan model perkawinan monohibrid dan dihibrid
Menerapkan beberapa pola penurunan sifat
Menerapkan pola-pola hereditas pada manusia
=================================================================
=
V. Tujuan : Siswa memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat
VI. Materi Ajar
Hukum Mendel
Hukum Mendel I dikenel sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis
berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap kromosom itu terkandung di dalam satu sel gamet. Proses
pemisahan gen secara bebas itu dikenal dengan segregasi gen. Dengan demikian
setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya.
Untuk lebih mudah mempelajarinya, tiap-tiap persilangan diberi simbol. Saat
persilangan induk diberi simbol ”P” (parental = induk), keturunan pertama disebut
filial ”I” yang disingkat F1. Untuk mendapatkan F2 dilakukan persilangan antar
sesama F1.
Tabel. Contoh persilangan Monohibrid yang dilakukan Mendel
No Sifat Beda Banyak Individu Perband
F1 F2
Induk = Parental (P) ingan1 Biji bulat >< keriput Semua bulat 5,474 bulat : 1,850 keriput 2,96 : 1
2 Biji kuning >< hijau Semua kuning 6,022 kuning : 2,001 hijau 3,01 : 1
3 Bunga merah >< putih Semua merah 705 merah : 224 putih 3,15 : 1
4 Polong gembung >< kurus Semua gembung 882 gembung : 299 kurus 2,95 : 1
5 Polong hijau >< kuning Semua hijau 428 hijau : 152 kuning 2,82 : 1
6 Batang panjang >< pendek Semua panjang 787 panjang : 277 pendek 2,84 : 1
Dari tabel tampak bahwa perbandingan hasil perkawinan Monohibrid antara
faktor dominan dan resesif adalah 3 : 1. Beberapa prinsip percobaan Mendel sbb;
x Sifat yang muncul pada F1 disebut sebagai sifat dominan (menang),
sedangkan yang tidak muncul disebut sebagai resesif (kalah).
x Banyaknya individu yang muncul pada F2 antara yang dominan dengan
yang resesif memiliki perbandinagan rata-rata 3 : 1.
Oleh Mendel, induk yang dominan homozigot diberi simbol dengan huruf besar
yang ditulis dua kali, sedangkan yang resesif ditulis dengan huruf kecil dua kali.
Simbol ditulis dua kali karena setiap gen kromosom selalu memiliki pasangan
kromosom homolognya.
Genotip dan Fenotip
Genotip adalah sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen, jadi sebagai faktor
pembawa keturunan. Akan tetapi genotip tidak selalu berpengaruh tidak selalu
menampakan hasilnya sebab sangat terpengaruh oleh faktor lingkungan.
Sedangkan Fenotip adalah sifat yang tampak dari luar. Fenotip merupakan
paduan antara genotip dan lingkungan.
Cth; Bakat melukis pada seorang anak (ditentukan oleh gen), maka melukis
adalah genotip. Genotip tersebut tidak pernah akan muncul jika anak
tersebut tidak pernah belajar melukis/menggambar. Pelajaran menggambar
tersebut adalah faktor lingkunagan. Anak yang berbakat melukis (genotip)
dan diberi pelajaran melukis (lingkungan) maka akan nampak ketrampilan
melukis (fenotip).
Cth persilangan Mendel;
P : BB >< bb
(bulat) (keriput)
Gamet: B b
F1 : Bb
(bulat)
F1 >< F1 : Bb >< Bb
Gamet : B B
b b
F2 : BB Bb Bb bb
(bulat) (bulat) (bulat) (keriput)
Hukum Mendel II dikenal dengan hukum Asortasi atau hukum berpasangan secara
bebas. Jadi setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain.
Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang
lain yang bukan termasuk alelnya. Hukum Mendel II dapat diterangkan melalui
persilangan Dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat beda. Dengan hasil
persilangan dihibrid tersebut mempunyai perbandingan keturunan 9 : 3 : 3 : 1
Cth; persilangan Dihibrid
P : BBKK (bulat, kuning) >< bbkk (keriput, hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat, kuning)
F1 >< F1 : BbKk >< BbKk
G : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
F2
Gamet BK Bk bK Bk
BKBBKK
1
BBKk
2
BbKK
3
BbKk
4
BkBBKk
5
BBkk
6
BbKk
7
Bbkk
8
bKBbKK
9
BbKk
10
bbKK
11
bbKk
12
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
13 14 15 16
Ket:
Bulat kuning pada kotak nomer: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 (jumlah 9)
Bulat hijau pada kotak nomer: 6, 8, 14 (jumlah 3)
Keriput kuning pada kotak nomer: 11, 12, 15 (jumlah3)
Keriput hijau pada kotak nomer: 16 (jumlah 1)
Jadi perbandingan bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput
hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Tabel. Hubungan antara Sifat Beda, Banyaknya Macam Gamet pada F1 dan
Perbandingan Fenotip pada F2
Jumlah
sifat beda
Kemungkinan
macam fenotip
Macam
gamet F1Perbandingan fenotip pada F2
1 11 2 3 : 1
2 121 4 9 : 3 : 3 : 1
3 1331 8 27 : 9:9:9:3:3:3:1
4 14641 16 81:27:27:27:27:9:9:9:9:9:9:3:3:3:3:1
5 15101051 32 243:81:81:81:81:81: dan seterusnya
N Dan seterusnya 2n 3n : dan seterusnya
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
a. Epistasis dan Hipostasis
Analisis mengenai epistasis dan hipostasis adalah;
Ada dua gen yang sama-sama dominan dan terletak pada lokus yang
berbeda. Sifat yang ditentukan itu adalah fenotif dari individu.
Gen yang satu bersifat menghalangi (epistasis) dan gen yang satunya lagi
bersifat menghalangi (hipostasis)
Kehadiran dua gen dominan tersebut akan memunculkan fenotip dari gen
yang epistasis biasa.
Kehadiran gen yang hipostasis akan memunculkan fenotip dari gen
hipostasis.
Ketidak hadiran dari gen dominan akan menyebabkan munculnya
fenotip baru.
b. Kriptomeri
Analisisnya adalah sebagai berikut;
Persilangan tersebut merupakan persilangan dihibrida.
Jika ada dua gen dominan yang muncul secara bersamaan akan
menyebabkan fenotip yang baru (tersembunyi).
Gen dominan akan menyebabkan munculnya fenotip resesif.
c. Polimeri
Jika kita lakukan persilangan, misal antara gandum berkulit merah dan putih,
ternyata dihasilkan F2 15 : 1. Dari perbandingan tersebut diduga adalah
persilangan dihibrida. Jika ditelaah, 15 : 1 itu sebenarnya dari perbandingan
(9+3+3) : 1. Fenotip merah mencapai jumlah 15 menunjukkan adalah dominan,
dan ditentukan oleh dua gen yang saling berpasangan, dan untuk fenotip putih
adalah resesif.
Pola-pola hereditas pada Manusia
Polapola hereditas juga berlaku pada manusia, baik sifat-siifat fisik, fisiologis,
maupun pisikologis. Pada umumnya penyakit menurun dikendalikan oleh gen
resesif, yang tidak menampakkan fenotipnya dalam keadaan heterozigot. Bila gen
resesif tersebut pada kromosom Y, maka fenotip akan muncul padsa anak laki-
laki, dan tidak nampak pada fenotip anak perempuan. Anak perempuan baru akan
menampakkan fenotipnya bila ke dua gen resesif tersebut terdapat di kedua
kromosom X.
1. Sifat-sifat yang menurun
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya melalui pola
pewarisan tertentu. Sifat-siifat tersebut meliputi fisik, fisiologis, dan
pisikologis. Sifat fisisk adalah sifat badan yang tampak, misal; bentuk hidung,
telinga, bibir dll. Sifat fisiologis adalah sifat faal tubuh, misal; alergi dan
hormonal. Sifat psikologis adalah sifat kejiwaan seseorang. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh gen yang dominan dari tetuanya.
2. Penyakit menurun
Penyakit ini tidak menular, tidak dapat disembuhkan, dan dapat menurun pada
keturunannya. Penyakit menurun biasanya bersifat resesif sehingga baru
munculjika dalam keadaan homozigot, fenotip penyakit tidak muncul karena
tertutupi oleh pasangan gen yang dominan.
Albino
Orang albino mempunyai ciri-ciri rambut, mata, bulu mata dan kulit
berwarna putih? Orang albino dapat terjadi walau orang tuanya berkulit
hitam. Penderita albino tidak memiliki pigemen warna melanin. Warna
melanin ada yang coklat, kuning atau putih. Jadi pada penderita albino
gen melaninnya tidak mampu memproduksi enzim melanin. Penderita
albino rentan terhadap kanker kulit dan tidak tahan terhadap panas. Mata
penderita albino terasa perih jika terkena/berada di tempat terang. Albino
ini dibawa oleh gen resesif. Gem albino terkait pada kromosom tubuh
(autusom) bukan pada kromosom kelamin (genosom), jadi penderita
albino dapat terjadi pada laki-laki atau perempuan.
Buta Warna
Penderita buta warna tidak dapat melihat warna tertentu karena tidak
dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu. Ada beberapa tipe
buta warna, yaitu buta warna hijau-biru, biru-merah, dan merah-hijau.
Yang paling umum adalah buta warna merah-hijau. Penderita merah hijau
tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Biasanya seseorang
hanya menderita salah satu saja. Penyakit ini diturunkan oleh gen resesif
pada kromosom X nonhomolog (kromosom X yang tidak memiliki
pasangan gen di kromosom Y). Buta warna terpaut kromosom X,
sehingga wanita pembawa buta warna diberi simbol XbX, sedangkan laki-
laki normal diberi simbol XY.
Gamet Ayah: X Y
Gamet Ibu: : Xb B
Kemungkinan anak-anaknya;
XXb (perempuan pembawa)
XX (perempuen normal)
XbY (laki-laki buta warna)
XY ( laki-laki normal)
Gangguan Mental
Gangguan mental banyak ragan dan penyebabnya, salah satu
penyebabnya adalah kerusakan saraf karena kadar asam fenil piruvat di
dalam darah terlalu tinggi.
P : Aa >< Aa
G : A,a A,a
F1 : AA Aa Aa aa
(normal) (normal pembawa) (normal pembawa) (gangguan mental)Dengan perbandingan fenotip 3 : 1
Penyakit lain adalah yang menurun adalah anodontia. Penyebabnya
adalah kromosom resesif. Penderita anodontia tidak memiliki gen
penumbuh gigi yang terpaut pada kromosom X nonhommolog.
Selain itu ada pula terdapat penyakit menurun pada jari kaki dan tangan;
Brakidaktili, yaitu cacat jari-jari memendek
Sindaktili, yaitu jari-jari saling berlekatan
Polidaktili, yaitu jumlah jari lebih dari 5
Genetika manusia
Bila mahluk hidup berkembang biak secara aseksual, keturunannya berkembang
menjadi salinan tepat dari induknya selama mereka dibesarkan dalam keadaan
yang sama. Sebaliknya, bila mereka berkembang secara seksual, maka
keturunannya mengembangkan ciri-ciri yang saling berbeda dan berlainan dari
salah satu tetuanya.
Genetika manusia adalah cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen dalam
manusia/individu, yang mengurai secara matematik akibat dari keturunan pada
tingkat individu. Semua mahluk merupakan seatu masyarakat sebagai hasil
perkawinan antar spesies dan mempunyai lengkang gen yang sama. Lengkang gen
(gene pol) adalah jumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik
dalam anggota dari suatu populasi/individu yang membiak secara kawin. Gen-gen
dalam langkang mempunyai hubungan dinamis dengan alelnya dan dengan
lingkungan dimana mahluk-mahluk itu berada. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi seleksi alam, mempunyai kecenderungan untuk merujbah
frekuensi gen dan dengan akan menyebabkan perubahan evolusi dalam populasi.
VII. Metode Pembelajaran
Eksperimen-Diskusi
VIII. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :
a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin oleh siswa sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT ( Nilai Religius)
Guru dengan santun dan wajah berseri
menyapa siswa melalui absensi kehadiran ( menanamkan sikap
kekeluargaan dan nilai kepedulian )
Guru menanyakan kembali pengertian gen
kepada siswa.
10 menit
TM
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :
Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip hukum Mendel I
(hukum segregasi), melalui contoh persilangan monohibrid
pada tanaman kacang kapri
Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip hukum Mendel II
70 menit
TM
( Law of Independent Assortment),melalui contoh
persilangan dihibrid pada tanaman kacang kapri
Siswa bersama guru mendiskusikan prinsip Testcross,
Backcross, dan persilangan resiprok.
2) Elaborasi :
Siswa menerapkan Hukum Mendel I dalam pembentukan
gamet,pada persilangan monohibrid tanaman kacang kapri
Siswa menerapkan prinsip hukum Mendel II pada beberapa
beberapa kasus perkawinan dihibrid pada kacang kapri.
Guru memberikan contoh soal persilangan monohibrid dan
dihibrid untuk dikerjakan oleh salah satu siswa. Siswa lain
mengerjakan di buku catatan
3) Konfirmasi :
Guru mengkonfirmasi hasil latihan siswa,serta membimbing
siswa yang mengalami kesulitan.
c. Kegiatan Akhir Siswa bersama guru menyimpulkan hukum Mendel dan
implementasinya pada pewarisan sifat.
10 menit
TM
Pertemuan 2 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :
a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin oleh siswa ( Nilai Religius )
Guru secara kekeluargaan menyapa siswa dengan mengabsen
kehadirannya
Motivasi :
Guru menanyakan kembali prinsip hukum Mendel.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah kotak kancing genetika kebenaran hukum Mendel dengan
model persilangan dengan Kegiatan 5.1.
Guru memberi pengarahan cara penggunaan kancing genetika
10 menit
TM
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :
70 menit
TT
Siswa menyiapkan Kegiatan 5.1 dengan mengambil seperangkat
kancing genetika.
Siswa secara teliti dan kerjasama kelompok melakukan
pengujian hukum Mendel I dengan model perkawinan
monohibrid dengan menggunakan Kegiatan 5.1.
Siswa melanjutkan dengan menguji hukum Mendel II dengan
model perkawinan dihibrid dengan menggunakan petunjuk yang
diberikan guru.
2) Elaborasi
Siswa mencatat hasil penghitungan dan membulatkan
perbandingan.
Siswa menyimpulkan hasil penghitungan dengan hasil teoritik
menurut hukum Mendel.
Siswa menyusun laporan hasil kegiatan.
3) Konfirmasi :
Guru memberikan konfirmasi hasil kegiatan siswa
c. Kegiatan Akhir Guru mengumpulkan hasil kegiatan setiap kelompok,
kemudian menghitung hasil kelas.
Siswa menyimpulkan perbandingan antara hasil kelompok
dan hasil kelas.
Siswa mengumpulkan laporan hasil kegiatan.
10 menit
Pertemuan 3 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :
a. Pendahuluan Doa bersama dipimpin siswa sebagai ungkapan
rasa syukur kepada Allah SWT (Nilai Religius)
Guru mengabsen kehadiran siswa
Apersepsi :
Guru menanyakan kembali prinsip perbandingan hukum
Mendel hasil monohibrid,dihibrid,trihibrid
Guru mengkaitkan dengan adanya perubahan perbandingan
Mendel
10 menit
TM
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi :
Siswa bersama guru mendiskusikan sifat intermediat/dominan
tidak sempurna dan kodominan
Siswa bersama guru mendiskusikan penyimpangan semu
hukum Mendel,meliputi :
- Interaksi beberapa pasang alel,dengan contoh persilangan
pada pial ayam
- Kriptomeri, dengan contoh persilangan pada Linaria
maroccana
- Polimeri, dengan contoh persilangan pada biji gandum
- Epistasis/hipostasis
2) Elaborasi :
Siswa dibimbing guru mencari formula angka perbandingan
penyimpangan semu hukum Mendel berdasar atas prinsip Mendel
yang ada
75 menit
TM
c. Kegiatan Akhir Siswa bersama menyimpulkan hubungan hukum Mendel
dengan berbagai pola penurunan sifat.
5 menit
Pertemuan 4 (2 × 45 menit)
Kegiatan Pembelajaran waktu ketTatap Muka :
a. Pendahuluan Guru menanyakan kepada siswa apakah prinsip-prinsip hukum
Mendel dapat diterapkan dengan mudah pada manusia.
Siswa bersama guru mendiskusikan kesulitan mempelajari
genetika pada manusia.
Siswa bersama guru mendiskuikan penggunaan peta silsilah untuk mempelajari genetika manusia.
10 menit
TM
b. Kegiatan Inti1) Eksplorasi
Guru menjelaskan prinsip pewarisan sifat golongan sistem
ABO, MN, dan Rh.
Guru memberikan beberapa contoh permasalahan golongan
darah pada manusia dan siswa memecahkan permasalahan
tersebut.
Guru menjelaskan beberapa kelainan genetis pada manusia
70 menit
TT
untuk dapat menghindarinya
2) Elaborasi :
Guru memberikan beberapa persoalan gangguan/penyakit
genetis pada manusia dan siswa dengan cermat, teliti
memecahkan persoalan tersebut.
Siswa mendiskusikan upaya perbaikan keturunan pada
tumbuhan dan hewan
Siswa mendiskusikan upaya perbaikan keturunan pada
manusia.
3) Konfirmasi :
Guru menekankan perbedaan golongan darah sistem ABO,Rh
dan MN.
c. Kegiatan Akhir Bersama siswa menyimpulkan prinsip penerapan genetika
pada manusia.
10 menit
IX. Alat/ Bahan/ Sumber
Buku Biologi kelas XII, Dyah aryulina, Esis
Buku kerja siswa IIIB, Ign. Khristiyono, Esis
Biologi SMA kelas XII, Istamar Syamsuri, Erlangga
Biologi Jilid I, John W. Kimbal, Erlangga
Genetika Strata 1, Suryo, UGM Press
X. Penilaian
Laporan hasil kegiatan
Uji kompetensi tertulis
Sleman, 12 Juli 2011
Guru Mapel : Biologi
Drs. Fatchurohman
NIP. 19620101 198903 1 017
Mengetahui :Kepala Sekolah
Dra. Sri Rejeki Andadari