- uptdtksdplskalipare.files.wordpress.com · PDF filekelas 1,2,dan 3 dalam bentuk pengamatan,...
Transcript of - uptdtksdplskalipare.files.wordpress.com · PDF filekelas 1,2,dan 3 dalam bentuk pengamatan,...
Panduan untuk Guru
Membaca dan Menulis Permulaan
untuk Sekolah Dasar Kelas 1,2,3
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR
JAKARTA 2009
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan ii
Dicetak oleh:
Kegiatan Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan Sekolah Dasar
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta 2009
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan iii
KATA PENGANTAR
Peningkatan mutu pengajaran membaca, menulis, dan berhitung di sekolah dasar
merupakan salah satu program Direktorat Pembinaan TK dan SD. Program ini sejalan
dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika dan bahasa Indonesia di
sekolah dasar.
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai amanat dari Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menuntut sekolah
untuk secara aktif berperan sebagai subyek pendidikan. Sekolah bukan hanya sebagai
pelaksana kurikulum tetapi juga harus mengembangkan kurikulum serta
melaksanakannya sesuai dengan kondisi setempat. Tuntutan ini bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dilaksanakan, karena selama ini kurikulum disusun secara nasional.
Dengan demikian guru dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya melalui
pengembangan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran.
Penyusunan Panduan Untuk Guru Membaca dan Menulis Permulaan di Sekolah Dasar
Kelas 1, 2, 3 serta Panduan Untuk Guru Membaca Lanjut di Sekolah Dasar Kelas 4, 5, 6
dimaksudkan untuk membantu guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya pedoman ini diucapkan terima kasih.
Jakarta, 1 Juli 2009
Direktur Pembinaan TK dan SD
Drs. Mudjito Ak, M.Si.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ........................................................................................ 3
BAB II MEMBACA PERMULAAN DENGAN NYARING SUKU
KATA, KATA, DAN KALIMAT SEDERHANA DENGAN
LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT ................................................ 6
A. Membaca Nyaring Suku Kata dan Kata dengan Lafal yang Tepat
(kelas I semester 1) .................................................................................. 6
B. Membaca Nyaring Kalimat Sederhana dengan Lafal dan Intonasi
yang Tepat (kelas I semester 1) .............................................................. 12
BAB III MENULIS PERMULAAN DENGAN MENJIPLAK,
MENEBALKAN, DAN MENCONTOH .................................................. 18
A. Menulis Permulaan dengan Menjiplak, Menebalkan, dan
Mencontoh (Kelas I Semester 1) ............................................................ 18
BAB IV MEMBACA LANCAR BEBERAPA KALIMAT SEDERHANA
DAN MEMBACA NYARING TEKS DENGAN LAFAL DAN
INTONASI YANG TEPAT ....................................................................... 28 A. Membaca Lancar Beberapa Kalimat Sederhana yang Terdiri atas
3-5 Kata dengan Intonasi yang Tepat (kelas I semester 2) ..................... 28
B. Membaca Nyaring Teks (15-20 Kalimat) dengan Memperhatikan
Lafal dan Intonasi yang Tepat (kelas II semester 2) ............................... 31
C. Membaca Nyaring Teks (20-25 Kalimat) dengan Lafal dan
Intonasi yang Tepat (kelas III semester 1)............................................. 35
BAB V MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN
GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK
BERSAMBUNG ......................................................................................... 37
A. Menulis Kalimat Sederhana yang Didiktekan Guru dengan
Menggunakan Huruf Tegak Bersambung (kelas I semester 2) .............. 37
B. Menulis Kalimat Sederhana yang Didiktekan Guru dengan
Menggunakan Huruf Tegak Bersambung dan Memperhatikan
Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Titik (kelas II semester 1) ........ 43
BAB VI MEMAHAMI TEKS DENGAN MEMBACA INTENSIF ..................... 50
A. Menyebutkan Isi Teks Agak Panjang (20—25 Kalimat) yang
Dibaca dalam Hati (kelas II semester 2) ................................................ 50
B. Menjelaskan Isi Teks (100-150 Kata) Melalui Membaca Intensif
(Kelas III Semester 1) ............................................................................. 55
C. Menjawab dan atau Mengajukan Pertanyaan tentang Isi Teks
Agak Panjang (100-150 Kata) yang Dibaca Secara Intensif
(Kelas III Semester 1) ............................................................................. 59
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan v
BAB VII MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PERASAAN, DAN
INFORMASI DALAM BENTUK PARAGRAF DAN
KARANGAN SEDERHANA..................................................................... 64
A. Menyusun Paragraf Berdasarkan Bahan yang Tersedia dengan
Memperhatikan Penggunaan Ejaan (Kelas III Semester 1) .................... 64
B. Menulis Karangan Sederhana Berdasarkan Gambar Seri dengan
Menggunakan Pilihan Kata dan Kalimat yang Tepat dengan
Memperhatikan Penggunaan Ejaan, Huruf Kapital, dan Tanda
Titik (Kelas III Semester 2) .................................................................... 71
BAB VIII MENYALIN, MELENGKAPI, DAN MENULIS PUISI ANAK ........... 78
A. Menyalin Puisi Anak Sederhana dengan Huruf Lepas (Kelas I
Semester) ................................................................................................ 78
B. Menyalin Puisi Anak dengan Huruf Tegak Bersambung (Kelas I
Semester 2) ............................................................................................. 82
C. Menyalin Puisi Anak dengan Huruf Tegak Bersambung yang
Rapi (Kelas II Semester 1)...................................................................... 86
D. Melengkapi Puisi Anak Berdasarkan Gambar (Kelas III Semester
1) ............................................................................................................. 90
E. Menulis Puisi Anak Berdasarkan Gambar dengan Pilihan Kata
yang Menarik (Kelas III Semester 2) ..................................................... 95
BAB XI MENJELASKAN, MEMBACA PUISI ANAK DENGAN
LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT, DAN
MENCERITAKAN ISI DONGENG ........................................................ 99
A. Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan
intonasi yang tepat (kelas I semester 2) .................................................. 99
B. Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca (kelas II semester 1) .............. 103
C. Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat
(kelas III semester 2) ............................................................................ 106
D. Menceritakan Isi Dongeng yang Dibaca (Kelas III Semester 1) .......... 109
BAB X PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS
PERMULAAN .......................................................................................... 111
A. Pengertian Penilaian ............................................................................. 111
B. Alat-alat Penilaian Pengajaran.............................................................. 111
C. Fungsi Penilaian ................................................................................... 112
D. Jenis Penilaian ...................................................................................... 114
E. Prinsip-prinsip Penilaian ...................................................................... 116
F. Penilaian Proses yang Berfokus pada kemahiran Menulis ................... 120
G. Penilaian Kegiatan Menulis Permulaan ................................................ 121
H. Bentuk Penilaian Lain .......................................................................... 123
DAFTAR PUSTAKA
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fokus utama pencapaian hasil belajar Bahasa Indonesia Kurikulum 2006
dititikberatkan pada keterampilan membaca dan menulis. Membaca sebagai
keterampilan dasar harus dikuasai setiap siswa untuk membekali pengetahuan pada
jenjang selanjutnya. Semua buku teks berbagai mata pelajaran disajikan dalam bahasa
Indonesia. Untuk itu kemampuan membaca memegang peranan penting. Tanpa
kemampuan membaca para siswa tidak dapat mempelajari berbagai mata pelajaran
tersebut.
Demikian pula dengan kemampuan menulis. Kemampuan menulis biasanya
terintegrasi dengan proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran pasti memiliki tugas
sebagai latihan dan pengayaan. Hal tersebut sering dilakukan secara terintegrasi dengan
keterampilan menulis. Oleh karena itu, secara fungsional kemampuan menulis berkaitan
erat dengan berbagai bidang studi.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat
kompleks. Membaca memerlukan kemampuan visual ditenggarai oleh kemampuan mata
menangkap kata dalam teks, sedangkan kemampuan kognitif meliputi kemampuan
memahami teks. Dalam hal ini siswa sering mengalami kesulitan. Untuk itu guru
memerlukan kemampuan mengajarkan membaca kepada siswa dengan berbagai metode
dan teknik yang bervariasi.
Selanjutnya, menulis berhubungan dengan membaca. Biasanya siswa mengalami
kesulitan menulis karena mereka harus menuangkan gagasan yang masih abstrak ke
dalam wujud konkret berupa karya. Dalam hal ini kemampuan kognitif sebagai hasil
kemampuan membaca dapat membantu siswa mewujudkan gagasannya. Begitu pula
dengan kemampuan gerakan tangan siswa pemula. Mereka memerlukan bimbingan
melalui gerakan menulis pada air, pasir, dan udara. Latihan pun dilakukan dengan
menjiplak, menghubungkan tanda titik dan cerita bergambar.
Berdasarkan paparan di atas, berbagai komponen pembelajaran membaca dan
menulis permulaan sangat penting dikuasai para guru. Komponen-komponen
pembelajaran tersebut meliputi pemahaman SKKD membaca dan menulis, metode dan
teknik, media, penilaian, dan model pembelajaran.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 2
Bab II dan III menjabarkan SKKD membaca dan menulis. Bab ini menjelaskan
membaca nyaring, membaca intensif, menulis deskripsi, menyalin puisi, menyusun
paragraf, mengarang sederhana, dan menulis puisi.
Bab IV dan V menjabarkan SKKD membaca lancar kalimat sederhana dan
menulis kalimat sederhana. Bab ini menjelaskan membaca nyaring dan menulis kalimat
sederhana dengan menjiplak, menebalkan, dan mencontoh.
Bab VI dan VII menjabarkan SKKD memahami teks dan mengungkapkan
pikiran dalam bentuk paragraf dan karangan sederhana. Bab ini menjelaskan
menyebutkan isi teks, menjelaskan isi teks, menjawab dan atau mengajukan pertanyaan,
menyusun paragraf, dan menulis karangan sederhana.
Bab VIII dan IX menjabarkan menulis dan membaca puisi. Bab ini menjelaskan
menyalin puisi, melengkapi puisi, menulis puisi berdasarkan gambar, menjelaskan, dan
membaca puisi.
Bab X memaparkan penilaian penilaian membaca dan menulis permulaan di
kelas 1,2,dan 3 dalam bentuk pengamatan, catatan anekdot, wawancara, diskusi, daftar
cek, dan daftar skoring.
B. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis;
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara;
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan;
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial;
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa;
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 3
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
Pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya
sembilan buku sastra dan nonsastra.
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN (KELAS 1-3)
KELAS I SEMESTER 1
Membaca
1. Memahami teks pendek
dengan membaca nyaring
1.1 Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal
yang tepat
1.2 Membaca nyaring kalimat sederhana dengan
lafal dan intonasi yang tepat
Menulis
2. Menulis permulaan
dengan menjiplak,
menebalkan, mencontoh,
melengkapi, dan menyalin
2.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran,
dan bentuk huruf
2.2 Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran,
dan bentuk huruf
2.3 Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana
dari buku atau papan tulis dengan benar
Melengkapi kalimat yang belum selesai
berdasarkan gambar Menyalin puisi anak
sederhana dengan huruf lepas
KELAS I SEMESTER 2
Membaca
1. Memahami teks
pendek dengan
membaca lancar dan
membaca puisi anak
1.1 Membaca lancar beberapa kalimat sederhana
yang terdiri atas 3-5 kata dengan intonasi yang
tepat
1.2 Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris
dengan lafal dan intonasi yang tepat
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 4
Menulis
2. Menulis permulaan
dengan huruf tegak
bersambung melalui
kegiatan dikte dan
menyalin
2.1 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru
dengan huruf tegak bersambung
2.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak
bersambung
KELAS II SEMESTER 1
Membaca
1. Memahami teks pendek
dengan membaca lancar
dan membaca puisi anak
1.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10-15 kalimat)
yang dibaca dengan membaca lancar
1.2 Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca
Menulis
2. Menulis permulaan
melalui kegiatan
melengkapi cerita dan
dikte
2.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang
tepat
2.2 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru
dengan menggunakan huruf tegak bersambung
dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan
tanda titik
KELAS II SEMESTER 2
Membaca
1. Memahami ragam
wacana tulis dengan
membaca nyaring dan
membaca dalam hati
1.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat)
dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang
tepat
1.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25
kalimat) yang dibaca dalam hati
Menulis
2. Menulis permulaan
dengan mendeskripsikan
benda di sekitar dan
menyalin puisi anak
2.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di
sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis
2.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak
bersambung yang rapi
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 5
KELAS III SEMESTER I
Membaca
1. Memahami teks dengan
membaca nyaring,
membaca intensif, dan
membaca dongeng
1.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan
lafal dan intonasi yang tepat
1.2 Menjelaskan isi teks (100- 150 kata) melalui
membaca intensif
1.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca
Menulis
2. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk paragraf
dan puisi
2.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang
tersedia dengan memperhatikan penggunaan
ejaan
2.2 Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar
KELAS III SEMESTER 2
Membaca
1. Memahami teks dengan
membaca intensif (150-
200 kata) dan membaca
puisi
1.1 Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan
tentang isi teks agak panjang (150-200 kata)
yang dibaca secara intensif
1.2 Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
Menulis
2. Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan
informasi dalam
karangan sederhana dan
puisi
2.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri menggunakan pilihan kata dan
kalimat yang tepat dengan memperhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik
2.2 Menulis puisi berdasarkan gambar dengan
pilihan kata yang menarik
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 6
BAB II
MEMBACA PERMULAAN DENGAN NYARING SUKU
KATA, KATA, DAN KALIMAT SEDERHANA DENGAN
LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan
dengan memahami teks pendek dengan membaca nyaring. SK/KD tersebut adalah
(1) Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat (kelas I semester 1)
(2) Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat (kelas I
semester 1)
A. MEMBACA NYARING SUKU KATA DAN KATA DENGAN
LAFAL YANG TEPAT (KELAS I SEMESTER 1)
1. Pengantar
Membaca nyaring adalah membaca dengan suara yang keras dan jernih, tetapi
bukan berteriak. Dalam pembicaraan tentang membaca nyaring, Kelas 1 semester 1
diasumsikan belum bisa membaca. Tahap ini merupakan tahap awal belajar membaca.
Jadi, suku kata yang dipilih diusahakan suku kata yang bentuknya mirip atau
berdekatan agar siswa dapat membedakan huruf yang satu dengan huruf yang lain.
Contoh: ma mi na ni
ba bi da di
pa pi da di
Adapun yang dimaksud dengan lafal adalah cara pengucapan. Lafal atau cara
pengucapan setiap suku kata haruslah tepat. Biasanya suku kata-suku kata yang
sedaerah artikulasi bunyinya hampir sama. Misalnya:
bunyi : pa - ba - ma
cara pengucapan harus dicontohkan berulang-ulang agar dapat dibedakan dengan jelas
bunyi dan cara pengucapannya
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 7
Sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh guru, yaitu:
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru
juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, misalnya alat peraga berupa kertas-
kertas karton yang telah ditulisi suku kata-suku kata.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci,
serta mudah dipahami siswa.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus
memahami konsep suku kata yang bunyinya mirip atau berdekatan.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa
belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Mintalah
siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru
memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada
siswa, yaitu membaca nyaring suku kata dan kata sederhana.. Sebagai langkah
apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi
yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
―Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar membaca nyaring suku kata dengan lafal
yang tepat. Sekarang kita akan belajar membaca nyaring kata dengan lafal yang tepat.‖
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 8
Suku-suku kata yang dipilih diusahakan yang secara fonologis berdekatan.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai berikut
(1) Guru menyiapkan kertas-kertas dengan ukuran cukup besar. Tulisi kedua sisi
kertas dengan suku kata-suku kata yang bunyinya berdekatan.
(2) Guru mengangkat kertas yang berisi suku kata dan seluruh siswa di kelas
mengucapkannya dengan suara keras.
(3) Guru membalikkan kertas yang dipegangnya dan siswa mengucapkannya
dengan suara keras.
Setelah proses di atas berhasil dilalui, guru memberi waktu yang lebih cepat pada siswa
untuk mengucapkan suku kata tersebut dan dengan cepat pula membalikkan kertas yang
dipegangnya agar membentuk sebuah kata sederhana. Berkaitan dengan itu langkah-
langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Guru membuat kertas-kertas yang di dalamnya ditulis suku-suku kata
Pertama-tama guru menyiapkan kertas-kertas yang di dalamnya sudah ditulisi
suku kata-suku kata yang secara fonologis berdekatan. Langkah yang pertama
mulailah dengan huruf a-i-n-m. Jadi, suku kata berkaitan dengan keempat huruf
di atas misalnya na-ma-ni-mi. Agar memudahkan untuk memegang, tidak ada
salahnya kertas-kertas tersebut diberi tangkai untuk memegang.
Contoh:
na ma ni mi
2. Guru memberi contoh pengucapan yang benar
Guru mengangkat satu per satu kertas yang telah ditulisi suku-suku kata disertai
dengan cara pengucapannya. Setelah guru mengucapkan, siswa diminta untuk
mengikutinya. Ulanglah beberapa kali sampai lafal yang diucapkan siswa benar.
3. Guru meminta satu per satu siswa melafalkan suku kata
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 9
Guru menunjuk siswa yang dirasa kurang untuk mengucapkan suku kata-suku
kata tersebut.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah semua siswa mampu untuk mengucapkan suku kata dengan nyaring dan
lafal yang benar, lanjutkan dengan lainnya untuk lebih mendalami materi, sebagai
berikut
ba bi bu be bo
da di du de do
ra si su se so
ka ki ku ke ko
la li lu le lo
ja ji ju je jo 4. Guru terus mengombinasikan suku kata hingga siswa fasih mengucapkan suku
kata-suku kata tersebut
5. Guru dapat mencoba beberapa permainan berkaitan dengan membaca.
a. Murid diminta untuk mencari suku kata yang disebutkan guru atau
temannya. kata sudah ditulis dalam kertas hingga dapat terbentuk kata-kata
sederhana,
ilustrasi di bawah ini adalah salah satu cara siswa belajar merangkai huruf menjadi suku kata dan
kemudian menjadi kata dengan cara bermain.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 10
Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk Kelas 1, Disusun Muhamad Jaruki
b. Guru membuat semacam teka-teki silang seperti gambar di bawah ini.
Ilustrasi ini diambil dari buku ajar SD kelas 1
Dalam bagian ini titik beratnya adalah siswa bisa membaca suku kata dan kata
sederhana dengan suara yang nyaring dan lafal yang tepat. Setelah itu, lanjutkan pada
kata-kata sederhana. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut
1. Guru menuliskan kata-kata sederhana yang terdiri atas dua suku kata di papan
tulis. Guru memberi contoh cara membaca dengan lafal yang tepat. Siswa
mengikuti guru dengan lafal yang tepat pula. Siswa membaca kata-kata dalam
papan tulis tanpa dibimbing oleh guru.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 11
2. Guru menuliskan kata-kata sederhana di kertas yang cukup terbaca oleh siswa
yang duduk di belakang. Guru terlebih dulu mencontohkan kata-kata yang
tertulis dalam kertas. Siswa mengikuti ucapan guru. Siswa dapat membaca kata-
kata dalam kertas tanpa dibimbing guru.
Kata-kata yang ditulis dalam kertas dapat dicontohkan sebagai berikut
kaki kiki kaku
beni beli baju
sisi suka susu
baju bayu biru
kuku kaki kaku
3. Guru mengajak bermain kosa kata dengan kartu kata
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 12
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Guru bisa membuat permainan seperti yang dilakukan dalam membaca suku
kata, yaitu:
a. Guru membuat kata-kata dalam kertas. Siswa diminta untuk mencari kata-
kata tersebut. Bisa juga dalam bentuk suku kata yang disusun menjadi kata.
b. Guru menuliskan sepotong kata (satu suku kata). Siswa diminta melengkapi
potongan kata tersebut dengan suku kata lain yang sudah disiapkan
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Dari pelatihan di atas, guru dapat mengevaluasi kemampuan siswa.
1. Apakah siswa sudah dapat membaca semua suku kata yang ditargetkan?
2. Suku kata apa saja yang pada umumnya siswa mengalami kesulitan?
Guru dapat memberikan penilaian tentang cara membaca siswa, terutama dari
ketepatan pelafalan.
B. Membaca Nyaring Kalimat Sederhana dengan Lafal dan Intonasi
yang Tepat (Kelas I Semester 1)
1. Pengantar
Yang dimaksud dengan kalimat sederhana di sini adalah kalimat yang pendek,
yaitu kalimat yang terdiri atas 2-5 kata. Namun, untuk kelas satu semester satu baru
dikenalkan pada kalimat yang terdiri 2-3 kata. Dalam pembicaraan tentang kalimat
sederhana, selain jumlah kata pada kalimat, pilihan katanya pun perlu dipertimbangkan,
yaitu harus kata-kata yang mudah diucapkan dan kata-kata yang dekat atau akrab
dengan dunia siswa kelas 1. Sebagai contoh, pilihlah kata-kata yang berkaitan dengan
keluarga, sekolah, atau kegiatan yang biasa dilakukan siswa dalam aktivitas
kesehariannya.
Contoh:
budi lari
nani lupa
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 13
Sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh guru, yaitu:
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru
juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, misalnya kalimat-kalimat sederhana
yang dibuat guru dalam kertas agak besar dan disertai gambar.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci,
serta mudah dipahami siswa.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus
memahami konsep kalimat sederhana, cara pelafalan, dan intonasi.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk
digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat
siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah
siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru
memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Pada bagian di atas siswa sudah dapat membaca suku kata dan kata dengan lafal
yang tepat. Siswa diharapkan sudah dapat merangkaikan kata-kata itu hingga dapat
membaca kalimat-kalimat sederhana. Kalimat bukan hanya dapat dibaca dengan lafal
yang benar, melainkan juga dengan intonasi yang tepat.
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Membaca kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat harus diawali dengan
contoh-contoh yang diberikan guru. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan
sebagai berikut
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 14
1. Guru memberikan kalimat-kalimat sederhana yang terdiri dari Subjek+Predikat
atau Subjek+Predikat+Objek. Unsur-unsur kalimat dipilih kata-kata yang terdiri
atas dua suku kata.
Misalnya
- Budi makan
- Wati lari
- Bapak tidur
- Ibu masak
- Dadi lapar
2. Guru membacakan kalimat demi kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
3. Siswa mengikuti kalimat yang dibacakan guru.
4. Guru mengulangi membaca kalimat bila masih ada siswa yang belum fasih
mengucapkan lafal dan intonasi dengan tepat.
5. Dalam membaca perhatikan jeda (perhentian).
6. Membacalah dengan pelan-pelan, fasih mengucapkan lafal dan intonasi yang
tepat
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Guru menunjuk beberapa siswa yang dianggap kurang baik dalam melafalkan
kalimat dan mengucapkan intonasi kalimat.
Setelah siswa mampu membaca dengan suara nyaring dan mengucapkan
intonasi dengan tepat, guru memberikan kalimat sederhana dengan pola S+P+O.
Misalnya,
- Dadi makan roti.
- Kakak lari pagi.
- Budi beli bola.
- Mimi minum susu.
- Heri beli baju.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 15
Harap diperhatikan agar guru membaca tidak tidak cepat. Bila ada jeda dalam
kalimat, sebaiknya guru berhenti dulu membaca. Di bawah ini contoh dari buku
elektonik. Bila siswa sudah menguasai membaca kalimat sederhana yang diberikan guru
di papan tulis, siswa dapar membaca kalimat-kalimat yang dicontohkan dalam buku
ajar, seperti dalam buku ajar elektronik berikut ini
ini bapak
bapak si budi
bapak si budi baik
ini kelapa muda
aku suka minum air kelapa
rasa air kelapa muda segar
ini sapi
sapi milik pak dadi
sapi pak dadi besar
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 16
ini kuda
ini kuda balap
kuda milik pak dadi
ani naik sepeda
mobil dadi baru
paman naik motor
saya naik kereta api
kapal laut melaju pelan
Diambil dari: Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk Kelas 1,
Disusun Muhamad Jaruki
Gambar atau ilustrasi pada anak-anak sangat membantu untuk mengingat
sesuatu. Pemakaian gambar pada buku ajar kelas 1 dan kelas 2 sangat dominan. Oleh
sebab itu, pemahaman membaca permulaan sebaiknya disertai gambar-gambar untuk
membantu merangsang daya ingat siswa.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 17
d.Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Dalam kegiatan ini, guru harus aktif membuat kalimat-kalimat dengan tingkat
kesulitan bertahap. Permainan dapat digunakan untuk kegiatan membaca kalimat
sederhana ini, misalnya sebagai berikut.
Contoh permainan untuk membaca kalimat sederhana
1. Guru menyuruh setiap siswa untuk membuat sebuah kalimat sederhana di
secarik kertas. Setiap kertas dilipat. Siswa saling menukar sesama temannya.
Guru menunjuk seorang demi seorang untuk membaca kalimat yang ditulis
temannya. Begitu seterusnya kertas bisa terus saling ditukar.
2. Guru sudah mempersiapkan kalimat-kalimat sederhana yang ditulis pada secarik
kertas yang digulung. Siswa maju satu per satu untuk mengambil kertas secara
acak. Siswa membaca kalimat dari kertas yang diambilnya.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Pada tahap ini setiap siswa secara bergiliran membaca beberapa kalimat di
depan kelas. Siswa yang lain harus menyimaknya, dan ikut menilai apakah temannya
tersebut telah dapat membaca dengan lancar atau belum, serta apakah intonasinya sudah
tepat atau belum. Guru memberikan penilaian tentang cara membaca siswa, baik dari
segi kelancarannya maupun dari segi intonasinya.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 18
BAB III
MENULIS PERMULAAN DENGAN MENJIPLAK,
MENEBALKAN, DAN MENCONTOH
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan (KD) berkaitan dengan menulis
permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin.
SK/KD tersebut adalah
(1) Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
(2) Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
(3) Mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis
dengan benar
(4) Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
(5) Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas
A. MENULIS PERMULAAN DENGAN MENJIPLAK,
MENEBALKAN, MENCONTOH, MELENGKAPI, DAN
MENYALIN (KELAS I SEMESTER 1)
1. Pengantar
Menjiplak adalah menggambar atau menulis garis-garis gambaran atau tulisan
yang telah tersedia (dengan menempelkan kertas kosong pada gambar atau tulisan yang
akan ditiru) (KBBI, 2008:586). Kegiatan menjiplak gambar merupakan kegiatan awal
dari kegiatan menulis. Berikan gambar-gambar yang mudah ditiru dan dalam ukuran
yang lebih besar dari biasanya.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
Sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan oleh guru, yaitu:
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru
juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, potongan gambar-gambar dalam
berbagai bentuk agar bias ditiru atau dijiplak
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 19
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci,
serta mudah dipahami siswa.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa
belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah
siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru
memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Kegiatan ini membiasakan siswa untuk melemaskan jari tangan dan sekaligus
mengenal bentuk. Pada akhirnya, siswa dapat menulis huruf-huruf.
b. Guru Memberikan Contoh Materi Sesuai SK/KD
Bentuk pertama yang bisa diajarkan pada siswa adalah lingkaran. Dapat
dilakukan seperti contoh di bawah ini.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 20
Gambar diambil dari buku Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas 1 disusun oleh Imri Nur’aini dan
Indriyani (Buku Elektronik Pusat Perbukuan Depdiknas)
Setelah siswa lancar menjiplak gambar lingkaran, berikan gambar-gambar dalam
bentuk lain. Agar lebih menarik, siswa diminta untuk mewarnai setiap gambar.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Setelah menjiplak gambar, siswa mulai diarahkan pada menjiplak huruf.. Siswa
hanya mengikuti bentuk-bentuk huruf yang telah tersedia. Sebelum memulai menjiplak,
siswa diberi penjelasan dari arah mana harus mulai. Hal ini penting untuk diketahui
karena akan menentukan kualitas tulisan. Perhatikan cara penulisan huruf di bawah ini.
Setiap huruf diberi tanda (dengan nomor) untuk menunjukkan pada siswa di mana
mulai menulis dan seterusnya.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 21
Nomor dan arah panah sebagai tanda yang harus diiukuti
Mulailah dengan huruf-huruf yang hampir sama bentuknya (pola dasar lingkaran)
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 22
Lanjutkan dengan huruf-huruf yang memiliki kesamaan bentuk lainnya (pola dasar garis
lurus)
Lanjutkan dengan huruf-huruf yang memiliki perpaduan bentuk lingkaran dan garis
Begitu seterusnya dilanjutkan dengan huruf-huruf yang memiliki kesamanaan bentuk
lainnya, seperti
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah kegiatan menulis dengan cara menjiplak dianggap sudah dapat dikuasai
oleh siswa, kegiatan dilanjutkan dengan cara menebalkan. Guru memberikan lembaran
yang di dalamnya terdapat huruf-huruf yang masih terputus-putus atau tipis. Siswa
diminta untuk menebalkan huruf-huruf tersebut. Mulailah dari huruf yang sejenis seperti
kegiatan menjiplak di atas. Diingatkan agar tetap mengikuti cara penulisan seperti yang
sudah diajarkan pada kegiatan menjiplak.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 23
Sebagai variasi dalam kegiatan menebalkan ini, guru dapat memberikan berbagai
gambar yang dapat ditebalkan oleh siswa seperti contoh di bawah ini
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 24
Sumber: Bahasa Kita Bahasa Indonesia untuk SD kelas 1 disusun oleh Muhamad Jaruki
Guru dapat mencari bentuk-bentuk lain yang dapat melatih siswa mengenali berbagai
bentuk dan melemaskan tangan agar terbiasa menulis.
Setelah menjiplak dan menebalkan huruf, kegiatan menulis dilanjutkan dengan
mencontoh. Contoh dapat diberikan di buku atau di papan tulis. Untuk siswa kelas 1
cukup mencontoh huruf-huruf dan kata-kata sederhana. Kata-kata yang lebih rumit
dapat diberikan di kelas dua yang dilanjutkan dengan kalimat sederhana. Kalimat-
kalimat yang lebih kompleks dapat diberikan di kelas 3.
Contohkan tulisan sederhana disertai gambar, misalnya
buku
bola
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 25
topi
sapu
Setelah kata-kata yang terdiri atas dua suku kata, lanjutkan dengan kata-kata yang lebih
kompleks
penggaris
penghapus
lemari
payung
Setelah siswa dapat menulis kata-kata kompleks lanjutkan dengan kalimat sederhana,
misalnya
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 26
Saya berjalan.
Saya berlari.
Saya berenang.
Saya berdiri.
Lanjutkan dengan kalimat yang agak kompleks.
Saya pergi ke Jakarta naik bus.
Paman naik kereta api.
Ayah pergi naik kapal laut.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 27
Ibu pergi naik pesawat.
a. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Pelatihan dapat diberikan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan
melengkapi huruf-huruf yang sengaja dikosongkan dalam kalimat.
ce_ _ _ makan nya_ _ _ buru _ _ makan_ _ _ _ _ _
kelela _ _ __ wawan main la_ _ _ _ la_ _ _ _
e. Guru Mengevaluasi Hasil Kerja Siswa
Dari pelatihan yang diberikan dapat diketahui apakah siswa sudah dapat menulis
atau belum. Bagi siswa-siswa yang belum bisa menulis diberikan latihan yang lebih
sederhana
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 28
BAB IV
MEMBACA LANCAR BEBERAPA KALIMAT
SEDERHANA DAN MEMBACA NYARING TEKS
DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan
dengan membaca lancar dan membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.
SK/KD tersebut adalah:
(1) membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata (kelas
1 semester 2)
(2) membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan
intonasi yang tepat (kelas 2 semester 2)
(3) membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat
(kelas 3 semester 1)
A. MEMBACA LANCAR BEBERAPA KALIMAT SEDERHANA
YANG TERDIRI ATAS 3-5 KATA DENGAN INTONASI YANG
TEPAT (KELAS 1 SEMESTER 2)
1. Pengantar
Yang dimaksud dengan kalimat sederhana di sini adalah kalimat yang pendek,
yaitu kalimat yang terdiri atas 3-5 kata. Dalam pembicaraan tentang kalimat sederhana,
selain jumlah kata pada kalimat, pilihan katanya pun perlu dipertimbangkan, yaitu
pilihlah kata-kata yang mudah diucapkan dan kata-kata yang dekat atau akrab dengan
dunia siswa kelas 1. Berkaitan dengan itu, pilihlah kata-kata yang berkaitan dengan,
misalnya keluarga, sekolah, atau kegiatan yang biasa dilakukan siswa dalam
aktivitasnya sehari-hari.
Contoh:
Namaku Nina.
Aku baru kelas satu.
Nama adikku Budi.
Adikku belum sekolah.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 29
Aku rajin belajar.
Aku juga rajin membantu ibu.
Aku membereskan tempat tidur.
Aku juga suka menyapu halaman.
Aku dan Budi anak rajin.
Kami disayang ayah dan ibu.
Adapun yang dimaksud dengan intonasi adalah lagu kalimat. Intonasi atau lagu
kalimat berita –yang ditandai oleh tanda titik (.) berbeda dengan intonasi atau lagu
kalimat tanya –yang ditandai oleh tanda tanya (?). Hal itu berbeda pula dengan intonasi
atau lagu kalimat perintah–yang ditandai oleh tanda seru (!). Misalnya:
Namaku Nina. (kalimat berita)
Namamu siapa? (kalimat tanya)
Tolong buka pintu! (kalimat perintah)
Dalam intonasi terkandung pula jeda. Jeda adalah perhentian dalam sebuah
kalimat, atau perhentian antara kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya. Karena
itu, jeda dibagi dua, yaitu (1) jeda pendek dan (2) jeda panjang. Jeda pendek dipakai
ketika kita mengucapkan sebuah kata atau beberapa kata yang membentuk satu
kesatuan. Jeda pendek juga dipakai bila dalam kalimat terdapat tanda koma (,). Jeda
pendek, dalam hal ini, ditandai oleh tanda (/). Sementara itu, jeda panjang dipakai ketika
kita akan berganti dari kalimat yang satu ke kalimat berikutnya. Jeda panjang, dalam hal
ini, ditandai oleh tanda (//). Berdasarkan uraian ini, jeda kalimat-kalimat di atas adalah
sebagai berikut.
Namaku / Nina.
Namamu / siapa?
Tolong / buka / pintu!
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, khususnya buku ajar. Selain buku ajar, guru
juga bisa menggunakan sumber bahan ajar lain, misalnya kalimat-kalimat sederhana
yang dibuat guru.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 30
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci,
serta mudah dipahami siswa.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus
memahami konsep kalimat sederhana dan konsep intonasi.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar
aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah
siswa
duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai
kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran.
2. 2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada
siswa, yaitu membaca lancar beberapa kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat.
Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut.
Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan
dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
―Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar membaca nyaring kalimat sederhana dengan
lafal dan intonasi yang tepat. Sekarang kita akan belajar membaca lancar beberapa
kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat.‖
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Kalimat-kalimat yang akan dibaca bisa kalimat-kalimat yang terdapat pada buku
ajar, atau bisa juga berupa kalimat-kalimat yang dibuat guru. Jika kalimat yang akan
dibaca adalah kalimat yang dibuat guru, guru harus menuliskan kalimat-kalimat tersebut
terlebih dahulu di papan tulis. Jadi, langkah pertama adalah guru memberikan contoh
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 31
membaca lancar kalimat sederhana dengan intonasi yang tepat. Kemudian, siswa secara
bersama-sama mengikuti/menirukan membaca kalimat seperti yang dicontohkan guru.
Dalam memberikan contoh, guru harus menggunakan intonasi yang tepat supaya siswa
dapat menirukannya dengan intonasi yang tepat pula.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Pada tahap ini setiap siswa secara bergiliran membaca lancar kalimat-kalimat
sederhana, baik kalimat-kalimat yang berasal dari buku ajar maupun kalimat-kalimat
yang dibuat guru di papan tulis. Bila masih ada siswa yang belum lancar membaca atau
salah menggunakan intonasi, guru harus segera membetulkannya, sampai siswa tersebut
benar-benar dapat membaca kalimat-kalimat tersebut dengan lancar dan dengan intonasi
yang tepat.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah setiap siswa dapat membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang
berasal dari buku ajar atau yang ditulis guru di papan tulis, guru mengganti kalimat-
kalimat tersebut dengan kalimat-kalimat lain. Namun, kalimat-kalimat yang disajikan
harus tetap kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata. Siswa terus berlatih membaca
kalimat-kalimat tersebut. Pelatihan bisa divariasikan antara pelatihan secara
berpasangan dan pelatihan secara berkelompok.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Pada tahap ini setiap siswa secara bergiliran membaca beberapa kalimat di
depan kelas. Siswa yang lain harus menyimaknya, dan ikut menilai apakah temannya
tersebut telah dapat membaca dengan lancar atau belum, serta apakah intonasinya sudah
tepat atau belum. Guru memberikan penilaian tentang cara membaca siswa, baik dari
segi kelancarannya maupun dari segi intonasinya.
B. MEMBACA NYARING TEKS (15-20 KALIMAT) DENGAN
MEMPERHATIKAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT
(KELAS 2 SEMESTER 2)
1. Pengantar
Membaca nyaring adalah membaca dengan suara yang keras dan jelas. Dalam
membaca nyaring, lafal harus jelas. Lafal adalah cara mengucapkan fonem, kata, atau
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 32
kalimat secara keseluruhan. Guru harus menjelaskan perbedaan pengucapan fonem /e/
pepet (misalnya pada kata sepuluh atau sejak) dan /e/ biasa (misalnya pada kata saleh
atau boleh). Guru juga harus menjelaskan perbedaan pengucapan /au/ sebagai satu
fonem (misalnya pada kata kerbau) dan sebagai dua fonem (misalnya pada kata bau),
atau pengucapan /ai/ pada kata mengintai dan pada kata mencintai. Selain lafal harus
jelas, intonasi pun harus tepat. Seperti dikemukakan di atas, dalam intonasi terkandung
jeda. Jadi, dalam membaca nyaring, lafal, jeda, serta intonasi kalimat secara
keseluruhan haruslah jelas dan tepat.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan
a. Guru mempersiapkan bahan ajar, yaitu teks yang terdiri atas 15-20 kalimat untuk
dibaca siswa. Teks dapat bersumber pada: (1) buku ajar siswa, (2) surat kabar, majalah,
atau internet, atau (3) teks buatan guru. Adapun mengenai isi dan bahasa teks yang
diambil haruslah disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Isi teks, selain harus
berkaitan dengan hal-hal yang dekat dengan siswa, juga haruslah mengandung nilai-
nilai yang dapat diteladani. Hindari teks yang berkaitan dengan kekerasan atau
pelanggaran terhadap sopan santun. Sementara itu, dalam hal bahasa, pilihan kata dan
kalimat pada teks haruslah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pilihlah kata-
kata yang sederhana dan kalimat-kalimat pendek.
Contoh teks:
Membersihkan Lingkungan Rumah
Hari Minggu keluarga Arini kerja bakti.
Arini menyapu halaman rumah.
Ibu Arini membersihkan taman dan kolam.
Ayah Arini menanam pohon di halaman.
Dimas, adik Arini, mengumpulkan sampah.
Lingkungan rumah Arini menjadi rapi.
Rumah Arini bersih dan sehat.
Saluran airnya juga lancar.
Halaman rumah kelihatan segar.
Bunga-bunga di taman berwarna-warni.
Menambah keindahan rumah Arini.
Udara segar membuat lingkungan nyaman.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 33
Seluruh keluarga nyaman tinggal di rumah.
Selain itu, rumah kelihatan indah.
Arini merasa senang.
Sumber: Bahasa Indonesia Kelas 2: 93-94, 2008.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan diajarkan jelas, rinci,
serta mudah dipahami siswa.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus
memahami konsep membaca nyaring, konsep lafal, serta konsep intonasi.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar
aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah
siswa
duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing. Guru memulai
kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran.
2. 2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada
siswa, yaitu membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut.
Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan
dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
―Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar membaca nyaring kalimat sederhana dengan
lafal dan intonasi yang tepat. Sekarang kita akan belajar membaca nyaring teks (15-20
kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat.‖
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 34
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, teks yang akan dijadikan materi
pelajaran bisa berasal dari buku ajar, dari surat kabar, majalah, atau internet, atau teks
buatan guru. Langkah pertama adalah guru memberikan contoh membaca nyaring teks
tersebut dengan lafal dan intonasi yang tepat. Selanjutnya, siswa disuruh membaca teks
tersebut dalam hati. Setelah selesai membaca dalam hati, barulah siswa disuruh
membaca teks tersebut secara bersama-sama.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Pada tahap ini, guru menyuruh kembali setiap siswa membaca teks dalam hati.
Siswa perlu membaca kembali teks dalam hati supaya dapat mengucapkan kata-kata
dengan lafal yang benar, menempatkan jeda dengan tepat, serta menentukan intonasi
dengan tepat pula. Semua itu dapat dicapai jika siswa telah memahami teks secara
keseluruhan. Selanjutnya, siswa satu per satu membaca nyaring teks tersebut. Guru
perlu membimbing siswa yang belum bisa membaca dengan suara nyaring, atau lafal
dan intonasinya belum tepat.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah setiap siswa bisa membaca teks tadi dengan nyaring, guru mengganti
teks tersebut dengan teks yang lain. Selanjutnya, guru membagi kelas atas kelompok-
kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang. Setiap siswa secara bergiliran
membaca teks di dalam kelompoknya masing-masing. Teman-teman sekelompoknya
mendengarkan dan mengomentarinya dari segi pelafalan, jeda, dan intonasi secara
keseluruhan.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah membaca nyaring dalam kelompoknya masing-masing, setiap siswa
secara bergiliran membaca nyaring teks tersebut di depan kelas. Guru mendengarkan
dan menilai cara pembacaan teks tersebut dari segi pelafalan, jeda, dan intonasi secara
keseluruhan. Selanjutnya, untuk menilai tingkat pemahaman siswa terhadap isi teks
yang dibacanya, guru membuat beberapa pertanyaan tentang isi teks.
Misalnya:
Anak-anak, ayo jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa judul cerita di atas?
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 35
2. Siapa saja yang membersihkan lingkungan rumah?
3. Mengapa mereka membersihkan lingkungan rumah?
4. Bagaimana keadaan rumah Arini?
5. Siapa yang harus membersihkan lingkungan rumah kita masing-masing?
Untuk lebih meningkatkan keterampilan siswa membaca nyaring, siswa dapat
ditugasi mencari teks dari surat kabar atau majalah anak. Selanjutnya, teks tersebut bisa
dibacakan di hadapan orang tuanya masing-masing di rumah. Langkah ini baik supaya
orang tua siswa ikut memantau perkembangan kemampuan putra putrinya dalam hal
membaca. Jika langkah ini berjalan dengan baik, guru dapat meminta tanggapan orang
tua siswa tentang kemampuan membaca putra putrinya. Tanggapan orang tua tersebut
diserahkan kepada guru.
C. MEMBACA NYARING TEKS (20-25 KALIMAT) DENGAN
LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT (KELAS 3 SEMESTER 1)
1. Pengantar
Pelajaran membaca nyaring teks sudah diberikan di kelas 2 semester 2.
Perbedaannya adalah mengenai panjang teks: teks yang diberikan di kelas 2 semester 2
adalah 15-20 kalimat, sedangkan saat ini 20-25 kalimat. Selain panjang teks, jenis teks
yang diberikan pun perlu lebih ditingkatkan kesulitannya karena pelajaran ini diberikan
di kelas 3 semester 1. Pilihlah teks yang dapat memperluas wawasan siswa. Adapun
tentang sumber belajarnya, juga bisa sama dengan pelajaran membaca nyaring teks yang
diberikan di kelas 2, yaitu dapat berupa: (1) buku ajar siswa, (2) teks yang dibuat guru,
atau (3) teks yang diambil dari surat kabar, majalah, atau internet, yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
Contoh teks:
Tempat Umum
Tempat umum adalah tempat yang biasa digunakan untuk orang banyak.
Contohnya adalah apotek, bank, pasar, dan stasiun. Apotek adalah tempat menjual dan
meramu obat-obatan berdasarkan resep dokter. Selain itu, di apotek juga dijual obat-
obatan ringan yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Apotek dipimpin oleh seorang
apoteker, yaitu orang yang mempunyai keahlian dalam bidang obat-obatan. Adapun
karyawannya biasa disebut asisten apoteker. Orang yang membeli obat dengan resep
dokter biasanya harus antre lebih dahulu. Selama antre, mereka mendapatkan nomor.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 36
Nomor ini berguna agar obat tidak tertukar dengan obat dari pembeli lain. Oleh sebab
itu, nomor tidak boleh hilang.
Tempat umum lainnya yang mudah ditemui adalah pasar. Pasar merupakan
tempat orang melakukan jual beli. Ada pasar yang menyediakan berbagai barang, ada
pula yang hanya menyediakan satu macam barang. Contoh pasar yang hanya
menyediakan satu macam barang adalah pasar kain, pasar hewan, pasar buah, dan pasar
ikan.
Bank juga merupakan tempat umum. Di bank orang dapat melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan keuangan. Misalnya, menabung, meminjam uang, dan membayar
rekening telepon. Menabung di bank akan mendatangkan banyak manfaat, seperti uang
kita menjadi aman serta pembangunan akan lebih terbantu dan maju. Saat ini bank
mudah ditemui baik di kota maupun di desa.
Tempat pemberhentian kereta api disebut stasiun. Keadaan stasiun sangat ramai.
Di stasiun ada banyak kereta api dengan berbagai jurusan masing-masing. Keramaian di
stasiun akan bertambah pada menjelang hari libur atau hari besar.
Sumber: Bahasa Indonesia Kelas 3: 5-7, 2007.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan SK/KD ini
dapat sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada membaca nyaring teks (15-20
kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat yang diberikan di kelas 2. Untuk
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap isi teks yang dibaca, guru dapat mengajukan
beberapa pertanyaan tentang isi teks tersebut. Berikut adalah contoh pertanyaan yang
dapat diajukan berkaitan dengan teks di atas.
Contoh Pertanyaan:
1. Apa yang disebut dengan tempat umum?
2. Berilah tiga buah contoh tempat umum!
3. Tempat orang membeli obat disebut apa?
4. Stasiun adalah tempat untuk apa?
5. Bila akan menabung, kita harus pergi ke mana?
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 37
BAB V
MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN
GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK
BERSAMBUNG
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan
dengan menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru. SK/KD tersebut adalah:
(1) menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak
bersambung (kelas 1 semester 2)
(2) menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak
bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf capital dan tanda titik (kelas 2
semester 1)
A. MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN
GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK
BERSAMBUNG (KELAS 1 SEMESTER 2)
1. Pengantar Seperti halnya pembelajaran menulis permulaan pada umumnya, pembelajaran
menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak
bersambung pun diawali dengan kegiatan pramenulis, yaitu:
(1) Melemaskan lengan dengan gerakan menulis di udara
(2) Memegang pensil dengan benar
(3) Melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, dan melatih dasar
menulis (garis tegak, garis miring, garis lurus, dan garis lengkung).
Sebelum siswa diajarkan menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru
dengan menggunakan huruf tegak bersambung, guru harus memberikan beberapa
contoh huruf tegak bersambung yang berupa huruf di papan tulis. Siswa
menuliskanhuruf-huruf yang dicontohkan guru di bukunya masing-masing. Dalam hal
ini perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
(1) Bentuk setiap huruf harus benar
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 38
(2) Ukuran setiap huruf (ke atas dan ke bawah garis) harus tepat
(3) Huruf harus tegak lurus
Contoh:
Selanjutnya, guru memberikan beberapa contoh huruf tegak bersambung yang
berupa kata dasar di papan tulis. Siswa menuliskankata-kata dasar yang dicontohkan
guru di bukunya masing-masing. Kata dasar yang dicontohkan haruslah kata dasar yang
sudah dikenal siswa, baku, dan bernilai rasa baik.
Contoh:
aku
rajin
bunga
Contoh berikutnya adalah huruf tegak bersambung yang berupa kata
berimbuhan. Siswa menuliskan kata-kata berimbuhan yang dicontohkan guru di
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 39
bukunya masing-masing. Kata berimbuhan yang dicontohkan haruslah kata berimbuhan
yang sudah dikenal siswa, sederhana, serta bernilai rasa baik. Misalnya kata belajar,
membaca, menulis, menolong, atau menyiram. Hindarkan pilihan kata yang terlalu
kompleks, belum dikenal, serta kasar.
Contoh:
belajar
menolong
menyiram
Setelah semua siswa dapat menulis huruf tegak bersambung yang berupa huruf
dan kata dengan baik, tahap selanjutnya guru memberikan contoh huruf tegak
bersambung yang berupa kalimat sederhana. Siswa menuliskan kalimat-kalimat
sederhana yang dicontohkan guru di bukunya masing-masing. Pada tahap ini harus
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
(1) Panjang kalimat cukup 3-5 kata.
(2) Kata-kata yang dipilih haruslah kata-kata yang baku, dikenal oleh siswa, dan
bernilai rasa baik.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 40
Contoh:
aku membaca buku
kakak menyiram bunga
ibu membeli sayur
Jika semua siswa sudah mahir menulis kalimat sederhana dengan menggunakan
huruf tegak bersambung yang dicontohkan guru di papan tulis, kegiatan mendiktekan
kalimat baru bisa dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika
akan mendiktekan kalimatnya kepada siswa. Hal-hal tersebut antara lain adalah:
(1) Jumlah kata dalam kalimat 3-5 kata.
(2) Kata-kata yang dipilih haruslah kata-kata yang baku, dikenal oleh siswa, dan
bernilai rasa baik.
(3) Cara guru mengucapkan setiap kata harus jelas. Hal ini perlu diperhatikan
karena mendikte adalah menuliskan bahasa yang dilisankan (diucapkan).
Sebagaimana diketahui, dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang
bunyinya mirip, misalnya [lupa] dan [rupa], [bawa] dan [bawah], [beras] dan
[deras], [abu] dan [adu], atau [membeli] dan [memberi].
(4) Jeda antara kata yang satu dengan kata berikutnya harus lambat dan teratur
supaya siswa dapat mendengarnya dengan jelas.
(5) Suara guru harus keras supaya terdengar oleh semua siswa.
(6) Guru perlu mengulang-ulang kalimat yang didiktekannya.
(7) Jika guru akan mendiktekan lebih dari satu kalimat, pastikan terlebih dahulu
bahwa kalmat yang pertama sudah selesai ditulis oleh siswa di bukunya masing-
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 41
masing. Jika masih ada siswa yang belum selesai menuliskan kalimat yang
pertama, guru jangan dulu mendiktekan kalimat yang kedua, dan seterusnya.
Dalam hal ini, pada tahap pertama mendiktekan kalimat, sebaiknya kalimat yang
didiktekan tidak lebih dari tiga kalimat.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan
a. Guru mempersiapkan papan tulis yang telah digarisi menjadi lima baris. Guru juga
menyuruh siswa menyiapkan buku tulis bergaris lima. Siswa melakukan kegiatan
pramenulis seperti disebutkan di atas. Guru memeriksa siswa satu per satu untuk
memastikan bahwa semua siswa telah memegang pensil dengan benar.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus
memahami konsep mendikte dan konsep kalimat sederhana.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar
aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah
siswa duduk dengan tertib dan buku bergaris lima harus ada di atas meja masing-
masing. Guru memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima
pelajaran.
2. 2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada
siswa, yaitu menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 42
huruf tegak bersambung. Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat
pelajaran tersebut. Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang
akan disampaikan dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
―Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar mencontoh huruf, kata, atau kalimat
sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar. Sekarang kita akan belajar menulis
kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung.
Oleh karena itu, perhatikan baik-baik tulisan Bapak/Ibu di papan tulis. Bapak/Ibu akan
memberikan contoh bagaimana menulis huruf, kata, serta kalimat dengan menggunakan
huruf tegak bersambung. ‖
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Guru memberikan contoh menulis dengan menggunakan huruf tegak
bersambung di papan tulis. Contoh yang diberikan guru harus bertahap, dimulai dari
contoh yang berupa huruf, kata dasar, kata berimbuhan, lalu kalimat. Siswa
menuliskannya pada bukunya masing-masing. Bila masih ada siswa yang salah menulis
bentuk huruf, guru harus segera membimbingnya sampai siswa tersebut dapat menulis
huruf tersebut dengan benar.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Pada tahap ini contoh yang diberikan guru difokuskan pada kalimat sederhana.
Jadi, guru memberikan beberapa contoh kalimat sederhana dengan menggunakan huruf
tegak bersambung di papan tulis. Siswa menuliskannya pada bukunya masing-masing.
Guru memeriksa tulisan siswa. Selanjutnya, guru mulai mendiktekan kalimat, dan siswa
menuliskannya pada bukunya masing-masing. Namun, sebelum mendiktekan kalimat,
guru harus memperingatkan siswa supaya siswa benar-benar memperhatikan kalimat
yang akan didiktekan guru. Suasana kelas harus tenang dan sunyi supaya kalimat yang
didiktekan guru terdengar dengan jelas oleh siswa. Karena siswa hanya mengandalkan
pendengarannya, perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan mendikte yang telah
dijelaskan di muka. Setelah seluruh siswa selesai menulis kalimat yang didiktekan guru,
guru memeriksa tulisan siswa. Jika masih ada siswa yang salah menulis, guru harus
segera membimbingnya sampai siswa tersebut mampu menulis kalimat yang didiktekan
guru dengan benar.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 43
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Untuk semakin memperlancar keterampilan siswa dalam menulis kalimat
sederhana yang didiktekan guru, siswa perlu diberi latihan yang terus-menerus. Bentuk
pelatihan siswa dapat divariasikan antara pelatihan yang sifatnya : (1)mandiri, (2)
berpasangan, dan (3) berkelompok.
Pada pelatihan mandiri, setiap siswa memeriksa hasil tulisannya sendiri. Jika
masih ada tulisan yang salah, siswa yang bersangkutan harus segera memperbaikinya.
Pada pelatihan berpasangan, siswa saling memeriksa hasil tulisannya dengan teman
sebangkunya. Jadi, teman sebangkunya bertugas memeriksa hasil tulisan temannya.
Adapun pada pelatihan kelompok, guru dapat membagi siswa menjadi beberapa
kelommpok, misalnya 1 kelompok terdiri atas 5 orang. Tempat duduk setiap kelompok
diatur sedemikian rupa sehingga semua anggota pada setiap kelompok berhadapan.
Pada pelatihan berkelompok ini setiap siswa saling bertukan hasil tulisannya, lalu setiap
siswa dalam kelompok tersebut memeriksa hasil tulisan temannya. Pelatihan
berkelompok cukup efektif karena siswa, selain memeriksa hasil tulisannya, juga bisa
sambil berdiskusi mengenai hasil tulisan temannya pada kelompok yang bersangkutan.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Guru mendiktekan kembali beberapa kalimat sederhana yang berbeda dengan
kalimat-kalimat sederhana sebelumnya. Siswa menuliskannya dengan menggunakan
huruf tegak bersambung. Selanjutnya, tulisan siswa dinilai oleh guru. Nilai dari guru
tersebut dibubuhkan pada buku tulis siswa masing-masing.
B. MENULIS KALIMAT SEDERHANA YANG DIDIKTEKAN
GURU DENGAN MENGGUNAKAN HURUF TEGAK
BERSAMBUNG DAN MEMPERHATIKAN PENGGUNAAN
HURUF KAPITAL DAN TANDA TITIK (KELAS 2 SEMESTER
1)
1. Pengantar
Kegiatan ini dilakukan jika setiap siswa telah terampil menulis kalimat
sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Jika
pada tahap sebelumnya siswa tidak memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 44
titik, pada tahap ini siswa harus berlatih menulis kalimat yang didiktekan guru dengan
menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital
dan tanda titik.
Berkaitan dengan hal itu, pada tahap ini guru harus menjelaskan terlebih dahulu
tentang penggunaan huruf kapital dan tanda titik dalam kalimat. Huruf kapital di
antaranya digunakan pada awal kalimat. Selain pada awal kalimat, huruf kapital juga
digunakan pada awal kata nama orang dan nama tempat. Walaupun dalam Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan ada banyak aturan tentang penggunaan huruf kapital,
pada pembelajaran menulis permulaan, cukup dijelaskan penggunaan huruf kapital pada
awal kalimat, awal kata nama orang, dan awal kata nama tempat.
Selanjutnya, guru menjelaskan penggunaan tanda titik. Seperti halnya
penggunaan huruf kapital, dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pun
dijelaskan bermacam-macam aturan penggunaan tanda titik. Namun, pada pembelajaran
menulis permulaan, cukup dijelaskan bahwa pada akhir kalimat –yang bukan kalimat
tanya atau kalimat seru—perlu dibubuhkan tanda titik.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan
a. Guru mempersiapkan papan tulis yang telah digarisi menjadi lima baris. Guru juga
menyuruh siswa menyiapkan buku tulis bergaris lima.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar dan pada buku ajar. Dalam hal ini guru harus
memahami konsep mendikte dan konsep kalimat sederhana, konsep penggunaan huruf
kapital, serta konsep penggunaan tanda titik.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat untuk digunakan
dalam menyajikan materi yang akan diajarkan. Guru harus dapat memikat siswa belajar
aktif, kreatif, dan menyenangkan supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
penuh perhatian.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 45
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan. Suruhlah
siswa
duduk dengan tertib dan buku bergaris lima harus ada di atas meja masing-masing.
Guru
memulai kegiatan pembelajaran setelah seluruh siswa siap menerima pelajaran.
2. 2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan pada hari ini, jam ini, kepada
siswa, yaitu menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan
huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.
Guru menyuruh siswa membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut.
Sebagai langkah apersepsi, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan
dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
―Anak-anak, sebelumnya kita telah belajar menulis kalimat sederhana yang didiktekan
guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Sekarang kita akan belajar menulis
kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung
dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik. Oleh karena itu,
perhatikan baik-baik tulisan Bapak/Ibu di papan tulis, Bapak/Ibu akan memberikan
contoh bagaimana cara menggunakan huruf kapital dan tanda titik.‖
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Guru memberikan contoh beberapa huruf tegak bersambung yang ditulis dengan
menggunakan huruf kapital dan huruf kecil sekaligus, untuk huruf yang sama. Huruf-
huruf yang dicontohkan, pertama-tama dibatasi pada huruf-huruf yang sering digunakan
oleh siswa, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Huruf yang sama perlu didampingi
oleh huruf tegak bersambung yang berupa huruf kapital dan huruf kecilnya sekaligus
supaya siswa dapat membedakan sekaligus menghafal bentuk huruf kapital dan huruf
kecilnya untuk huruf tegak bersambung yang sama.
Contoh:
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 46
Aa
Ii
Bb
Mm
Selanjutnya, guru memberikan contoh penulisan kalimat sederhana dengan
menggunakan huruf tegak bersambung dan menggunakan huruf kapital dan tanda titik
di papan tulis. Pada tahap ini, huruf kapital yang digunakan cukup huruf kapital yang
terdapat pada awal kalimat. Adapun tanda titik yang digunakan cukup tanda titik pada
akhir kalimat.
Contoh:
Aku suka menyanyi.
Kakak menyiram bunga.
Pak Guru menulis di papan tulis.
Budi bermain bola di lapangan.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 47
Setiap siswa mencontoh tulisan guru di bukunya masing-masing. Kegiatan ini
diulang beberapa kali sampai setiap siswa terbiasa mengawali kalimat dengan huruf
kapital dan mengakhirinya dengan tanda titik. Guru memeriksa hasil tulisan siswa. Jika
masih ada siswa yang masih salah menuliskannya, guru harus segera menunjukkan dan
menjelaskan kesalahan itu kepada siswa yang bersangkutan. Selanjutnya, siswa yang
bersangkutan dipersilakan untuk segera memperbaikinya sesuai dengan petunjuk guru.
Begitu seterusnya hingga setiap siswa benar-benar terampil menggunakan huruf kapital
pada awal kalimat dan tanda titik pada akhir kalimat.
Tahap berikutnya guru memberikan contoh penggunaan huruf kapital pada awal
kata nama orang dan nama tempat. Tulislah beberapa nama siswa yang ada di kelas
sebagai contoh. Untuk nama tempat, contohkanlah beberapa tempat yang mudah
diingat.
Contoh penggunaan huruf kapital untuk menuliskan awal kata nama orang:
Ani
Budi Permana
Nina Aulia
Contoh penggunaan huruf kapital untuk menuliskan awal kata nama tempat:
Bandung
Jakarta Utara
Kalimantan Barat
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 48
Selanjutnya siswa berlatih menuliskan namanya masing-masing dengan
menggunakan huruf kapital. Setelah mahir menuliskan namanya masing-masing, siswa
berlatih menuliskan nama teman sebangkunya, kemudian nama teman-teman
sekelasnya. Berikutnya, setiap siswa berlatih menuliskan nama tempat tinggalnya
masing-masing.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Guru mendiktekan kalimat sesuai dengan SK/KD. Namun, sebelum
mendiktekan kalimatnya, guru harus memperhatikan beberapa hal yang telah dijelaskan
pada saat siswa menulis kalimat sederhana yang didiktekan dengan menggunakan huruf
tegak bersambung di atas. Perbedaannya adalah bahwa pada tahap ini, siswa harus
menggunakan huruf kapital pada awal kalimat, awal kata nama orang, awal kata nama
tempat, serta harus menggunakan tanda titik di akhir kalimat. Berkaitan dengan itu, ada
beberapa hal tambahan yang perlu diperhatikan oleh guru.
(1) Ketika guru akan mengakhiri sebuah kalimat yang didiktekannya, intonasi harus
menandakan intonasi akhir kalimat. Intonasi akhir kalimat berita adalah
menurun. Dengan demikian, siswa tahu bahwa kalimat tersebut memang
berakhir. Dengan demikian, siswa dapat segera membubuhkan tanda titik di
akhir kalimat yang ditulisnya. Hal ini penting, terutama jika guru akan
mendiktekan lebih dari satu kalimat.
(2) Ketika mendiktekan kalimat, guru harus memberikan penekanan pada kata-kata
yang berupa nama orang atau nama tempat. Hal ini penting karena siswa harus
menulis nama orang dan nama tempat dengan huruf kapital.
Seperti pada tahap-tahap sebelumnya, jika semua siswa telah selesai menuliskan
kalimat-kalimat yang didiktekan guru, guru memeriksa tulisan siswa satu per satu. Jika
ada siswa yang masih salah menuliskannya, guru harus segera menjelaskan kesalahan
tersebut, dan mempersilakan siswa untuk segera memperbaikinya sesuai dengan
penjelasan guru.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 49
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Sebagaimana pada pelatihan menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru
dengan menggunakan huruf tegak bersambung, pada tahap ini pun siswa terus berlatih,
dengan catatan bahwa siswa harus memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda
titik. Untuk mengasah kemampuan siswa menggunakan huruf kapital untuk menuliskan
nama orang dan nama tempat, dalam kalimat yang didiktekan guru harus terkandung
nama orang atau nama tempat. Adapun bentuk pelatihannya dapat dikombinasikan
antara pelatihan secara mandiri, secara berpasangan dengan teman sebangku, serta
secara berkelompok.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Guru mendiktekan kembali beberapa kalimat sederhana yang berbeda dengan
kalimat-kalimat sederhana sebelumnya. Pada tahap ini pun dalam kalimat yang
didiktekan guru sebaiknya terdapat nama orang atau nama tempat. Siswa menuliskan
kalimat yang didiktekan guru pada bukunya masing-masing. Selanjutnya, tulisan siswa
dinilai oleh guru. Adapun aspek yang dinilai adalah ketepatan menuliskan huruf tegak
bersambung, ketepatan menuliskan kata-kata yang didiktekan guru, ketepatan
menuliskan huruf kapital, serta ketepatan menggunakan tanda titik. Nilai dari guru
dibubuhkan pada buku tulis siswa masing-masing.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 50
BAB VI
MEMAHAMI TEKS DENGAN MEMBACA
INTENSIF
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan
dengan memahami dan membaca intensif. SK/KD tersebut adalah:
(1) Menyebutkan isi teks agak panjang (20—25 kalimat) yang dibaca dalam hati (kelas II
semester 2)
(2) Menjelaskan isi teks (100—150) melalui membaca intensif (Kelas III Semester
1)
(3) Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang
(150—200 kata) yang dibaca secara intensif (kelas III semester 2)
A. MENYEBUTKAN ISI TEKS AGAK PANJANG (20—25
KALIMAT) YANG DIBACA DALAM HATI (KELAS II
SEMESTER 2)
1. Pengantar
Menyebutkan isi teks adalah menyebutkan informasi yang terdapat dalam teks.
Dalam hal ini, siswa diharapkan mampu menyebutkan informasi yang terdapat dalam
teks agak panjang. Teks tersebut dibaca dalam hati. Teks yang dijadikan bahan ajar
membaca permulaan haruslah teks yang sederhana dan bertopik tentang hal-hal yang
ada di sekitar siswa.
Wacana ada dua macam, yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana tulis
adalah wacana yang menggunakan media tulisan. Wacana tulis biasa disebut teks.
Banyak cara untuk membaca teks ini. Wacana tulis atau teks dapat dibaca nyaring dan
dapat dibaca dalam hati, Membaca nyaring adalah membaca dengan pelafalan yang
keras. Membaca dalam hati adalah membaca tanpa dilafalkan. Membaca ragam wacana
merupakan kelanjutan membaca kata dan kalimat. Tujuan membaca permulaan adalah
melancarkan membaca. Membaca lancar kalimat akan bergantung kepada lancarnya
membaca kata. Membaca teks akan bergantung kepada lancarnya membaca kalimat-
kalimat yang terdapat di dalamnya. Dalam membaca permulaan ini, siswa harus
membaca nyaring dan membaca dalam hati.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 51
Dalam membaca nyaring teks, siswa harus benar melafalkan huruf, kata, dan
kalimat. Sebagaimana belajar membaca sebelumnya, siswa harus benar melafalkan
huruf-huruf dalam kata, Siswa harus benar melafalkan kata-kata dalam kalimat.
Selanjutnya, siswa pun harus benar melafalkan kalimat-kalimat dalam wacana.
Melafalkan kata dalam kalimat terkait dengan melafalkan bagian-bagian kalimat.
Misalnya, melafalkan kata yang berfungsi sebagai subjek, berbeda dengan melafalkan
kata yang berfungsi predikat. Melafalkan kalimat berita berbeda dengan melafalkan
kalimat tanya dan kalimat perintah.
Teks dapat dibaca dengan berbagai cara. Teks dapat dibaca dengan intensif.
Membaca intensif adalah membaca dengan sungguh-sungguh penuh perhatian.
Membaca dengan cara ini bisa dilakukan dengan membaca nyaring, dapat pula dengan
membaca dalam hati. Sebagaimana telah dijelaskan, tujuan membaca permulaan adalah
melancarkan membaca. Membaca lancar kalimat akan bergantung kepada lancarnya
membaca kata. Membaca teks akan bergantung kepada lancarnya membaca kalimat-
kalimat yang terdapat di dalamnya. Dalam membaca permulaan ini, siswa harus
membaca teks dengan cara membaca intensif.
Dalam membaca intensif, siswa harus benar melafalkan huruf, kata, dan kalimat.
Sebagaimana belajar membaca sebelumnya, siswa harus benar melafalkan huruf-huruf
dalam kata, Siswa harus benar melafalkan kata-kata dalam kalimat. Selanjutnya, siswa
pun harus benar melafalkan kalimat-kalimat dalam teks. Melafalkan kata dalam kalimat
terkait dengan melafalkan bagian-bagian kalimat. Misalnya, melafalkan kata yang
berfungsi sebagai subjek, berbeda dengan melafalkan kata yang berfungsi predikat.
Melafalkan kalimat berita berbeda dengan melafalkan kalimat tanya dan kalimat
perintah.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, kamus dan ensiklopedi, disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah teks agak panjang
untuk membaca tingkat permulaan, teks tersebut haruslah sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa. Teks disajikan dengan kalimat-kalimat sederhana.
Teks memuat topik-topik yang sangat dekat dengan kehidupan siswa.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 52
2. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula
guru memahami penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan
memahami penjabaran ini guru dapat memperkaya materi yang terdapat
dalam buku ajar. Misalnya, guru menyiapkan teks sederhana yang bertopik
tentang kerja bakti membersihkan kelas.
3. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar, yakni menyebutkan isi teks agak panjang (20—25 kalimat)
yang dibaca dalam hati. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya
menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi
yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku
ajar.
4. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.Pertunjukkanlah teks-teks yang
bergambar-gambar yang menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat
mengapresiasinya.
5. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru menjelaskan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa,
yakni menyebutkan isi teks agak panjang (20—25 kalimat) yang dibaca dalam hati
Sebagai langkah apersepsi, usahakan kaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi
sebelumnya.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 53
Contoh:
Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar membaca kalimat-kalimat lepas.
Hari ini kita akan belajar membaca kalimat-kalimat yang terdapat dalam
teks, tetapi cukup dibaca dalam hati.
b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan.
Langkah yang dapat dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan sebuah teks
yang terdiri atas 20 kalimat. Selanjutmya, guru bertanya kepada siswa mengenai judul
teks itu (misalnya, judul teks Kerja Bakti Membersihkan Kelas)
Coba kalian perhatikan dengan baik. Apa judul teks ini? Siapa yang tahu?
Coba sebutkan!
Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat
menyebutkan judul teks itu dengan benar.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku ajar
dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat.
Contoh wacana:
Kerja Bakti Membersihkan Kelas
Pada hari Minggu kami harus datang ke sekolah.
Kami akan bekerja bakti membersihkan kelas.
Kelas harus dibersihkan supaya nyaman.
Ibu guru membagi kelompok kebersihan.
Ada kelompok yang membawa alat-alat kebersihan.
Beberapa orang siswa laki-laki ditugasi membawa sapu.
Beberapa orang siswa laki-laki ditugasi membawa ember.
Ada pula beberapa orang siswa laki-laki yang ditugasi membawa lap pel.
Beberapa siswa perempuan ditugasi membawa lap pembersih kaca.
Beberapa siswa perempuan ditugasi membawa kemoceng.
Selain itu, beberapa siswa perempuan ditugasi membawa Koran bekas.
Ada kelompok yang bertugas membersihkan kelas.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 54
Siswa laki-laki menyapu ruangan kelas.
Siswa perempuan mengepel lantai ruang kelas.
Beberapa siswa laki-laki membersihkan meja dan kursi.
Beberapa siswa laki-laki membersihkan kaca.
Ada pula beberapa orang yang membersihkan halaman.
Ruang kelas tampat bersih.
Demikian pula, kaca-kaca jendela.
Setelah bekerja bakti, siswa-siswa mendapatkan konsumsi dari ibu guru.
Seluruh siswa harus membaca teks dalam hati.
Selanjutnya, guru menjelaskan ciri tumbuhan dan binatang serta cirinya.
Dalam hal ini, ciri tumbuhan dan binatang diikuti nama tumbuhan dan
binatang tersebut.
d. Guru memberikan pelatihan membaca teks dalam hati
(1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa. Setiap siswa menjawab soal
pemahaman teks. Soal dapat bersumber pada buku ajar.
Siwa menjawab pada buku tulis mereka.
Contoh:
1. Apa judul teks di atas?
2. Kapan siswa harus datang ke sekolah>
3. Ada berapa kelompok kerja bakti membersihkan kelas?
4. Siapa yang harus menyapu lantai kelas?
5. Siapa yang harus membersihkan kaca?
(2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa membaca teks dalam
hati, kemudian siswa yang lain membuat soal pemahaman teks dan
menanyakan. Ini dilakukan secara bergantian.
(3) Pelatihan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi
untuk mencari teks dalam majalah anak-anak dan membuat
pertanyaan tentang teks itu. Selanjutnya, setiap kelompok
melaporkan tugas tersebut kepada guru.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 55
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
(1) Guru memberikan nilai pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman
isi teks.
(2) Guru membahas pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks.
(3) Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut.
Ada kemungkinan tidak semua siswa memahami teks dengan baik. Untuk
mengatasi hal ini, antara lain guru harus memberikan contoh teks yang isinya benar-
benar menceritakan hal-hal yang ada di sekitar siswa tersebut. Dalam hal tidak semua
siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar yang telah diajarkan, yakni mampu
memahami teks dengan membaca dalam hati. guru harus mengadakan pembelajaran
khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler.
B. MENJELASKAN ISI TEKS (100-150 KATA) MELALUI
MEMBACA INTENSIF (KELAS 3 SEMESTER I)
1. Pengantar
Menjelaskan isi teks adalah menjelaskan informasi yang terdapat dalam teks.
Dalam hal ini, siswa diharapkan mampu menjelaskan informasi yang terdapat dalam
teks (100—150 kata) . Siswa membaca teks tersebut dengan cara membaca intensif.
Teks yang dijadikan bahan ajar membaca permulaan haruslah teks yang sederhana dan
bertopik tentang hal-hal yang ada di sekitar siswa.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapakan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, kamus dan ensiklopedi, disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan. Karena materi yang akan diajarkan adalah teks agak panjang untuk
membaca tingkat permulaan, teks tersebut haruslah sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Teks disajikan dengan kalimat-kalimat sederhana. Teks
memuat topik-topik yang sangat dekat dengan kehidupan siswa.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang
akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula guru memahami
penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan memahami penjabaran ini
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 56
guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Misalnya, guru
menyiapkan teks sederhana yang bertopik tentang kerja bakti membersihkan kelas.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam
buku ajar, yakni menjelaskan isi teks (100—150 kata) melalui membaca intensif.
Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang
hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi,
guru akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang
terdapat dalam buku ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar.
Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan
sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan
dengan penuh perhatian. Pertunjukkanlah teks-teks yang bergambar menarik
perhatian siswa sehingga siswa dapat mengapresiasinya.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.1 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada siswa, yakni
menjelaskan isi teks (100—150 kata) melalui membaca intensif. Sebagai langkah apersepsi,
usahakan kaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi sebelumnya.
Contoh:
Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar membaca teks dengan membaca
dalam hati. Hari ini kita akan belajar membaca teks dengan membaca
intensif.
b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat dilakukan,
misalnya, guru memperlihatkan sebuah teks yang terdiri atas 100 kata. Selanjutmya,
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 57
guru bertanya kepada siswa mengenai judul teks itu (misalnya, Berkunjung ke Kebun
Binatang).
Coba kalian perhatikan dengan baik. Apa judul teks ini? Siapa yang tahu?
Coba sebutkan!
Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat
menyebutkan judul teks itu dengan benar.
c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku
ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat.
Contoh wacana:
Taman Kota
Di kota terdapat sebuah taman bunga. Taman itu terletak
di tengah kota. Disebut taman bunga karena di dalamnya ada
bermacam-macam bunga. Di antaranya ada bunga mawar,
melati, dahlia, dan anggrek.
Di taman bunga juga disediakan bangku dan meja yang
dikelilingi tanaman nan hijau sehingga membuat orang betah
duduk berlama-lama. Selain itu, juga disediakan alat bermain
untuk anak-anak, seperti ayunan dan perosotan.
Taman itu sangat terawat. Setiap hari petugas kebersihan
taman membersihkan sampah yang ditinggalkan pengunjung.
Jika musim kemarau tiba, tanaman di taman itu
tidak layu karena petugas menyiraminya dengan teratur.
Keindahan dan kesejukan taman itu mampu menarik
penduduk kota. Mereka sering beristirahat untuk melepas
lelah sepulang kerja. Mereka minum teh atau kopi sambil
mengobrol dengan teman atau kenalan. Minuman itu dapat
dibeli di warung-warung yang ada di sekitar taman.
R. Nirbaya, 2007
(Sumber: Buku Elektronik 2008)
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 58
Beberapa siswa ditunjuk untuk membaca teks tersebut secara bergiliran.
d. Guru membimbing siswa membaca teks dalam hati .
e. Guru memerhatikan siswa membaca teks dalam hati.
f. Guru memberikan pelatihan.
(1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa.
Guru memberikan pelatihan membaca teks dan siswa menjawab soal
pemahaman teks. Soal bersumber pada isi teks di atas. Siwa menjawab
pada buku tulis mereka.
Contoh:
1. Apa judul teks di atas?
2. Di mana terdapat taman kota?
3. Mengapa disebut taman kota?
4. Tanaman bunga apa saja yang terdapat di taman itu?
5. Terdapat apa di taman itu untuk anak-anak?
(2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa membaca teks, kemudian
siswa yang lain membuat soal pemahaman teks dan menanyakan isi teks.
Ini dilakukan secara bergantian.
(3) Guru memberikan perlatihan secara berkelompok. Siswa secara
berkelompok ditugasi untuk mencari teks dalam majalah anak-anak dan
membuat pertanyaan tentang teks itu. Selanjutnya, setiap kelompok
melaporkan tugas tersebut kepada guru.
g. Guru memberikan nilai pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman
isi teks.
h. Guru membahas pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks.
i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut.
Ada kemungkinan tidak semua siswa memahami teks dengan baik.
Untuk mengatasi hal ini, antara lain guru harus dapat memberikan contoh
teks yang isinya benar-benar menceritakan hal-hal yang ada di sekitar siswa
tersebut.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 59
Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar
yang sudah diajarkan, yakni tidak mampu memahami teks dengan membaca
intensif, guru harus mengadakan pembelajaran khusus
terhadap siswa yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler.
C. MENJAWAB ATAU MENGAJUKAN PERTANYAAN
TENTANG ISI TEKS AGAK PANJANG (100—150 KATA) YANG
DIBACA SECARA INTENSIF (KELAS 3 SEMESTER II)
1. Pengantar
Menjawab dan menanyakan isi teks merupakan kegiatan yang berpasangan.
Menjawab isi teks adalah kegiatan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
terkait dengan teks yang telah dibaca. Menanya atau mengajukan pertanyaan adalah
kegiatan menyampaikan pertanyaan terkait dengan isi teks yang telah dibaca. Dalam
pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menjawab dan menanyakan isi teks (100—
150 kata) yang dibaca secara intensif . Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, teks
yang dijadikan bahan ajar membaca permulaan haruslah teks yang sederhana dan
bertopik tentang hal-hal yang ada di sekitar siswa.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapakan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang lain,
misalnya, kamus dan ensiklopedi, disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Karena materi yang akan diajarkan adalah teks agak panjang untuk membaca tingkat
permulaan, teks tersebut haruslah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Teks
disajikan dengan kalimat-kalimat sederhana. Teks memuat topik-topik yang sangat
dekat dengan kehidupan siswa.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar materi
yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula guru memahami
penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan memahami penjabaran ini
guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar. Misalnya, guru
menyiapkan teks sederhana yang bertopik tentang kerja bakti membersihkan kelas.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 60
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam
buku ajar, yakni menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak
panjang (100-150 kata) yang dibaca secara intensif. Pemahaman materi ini penting
agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan
materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok yang
akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus
dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat
menggunakan waktu belajar di kelas dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
Pertunjukkanlah teks-teks yang bergambar menarik perhatian siswa sehingga siswa
dapat mengapresiasinya.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan. Suruhlah
siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja masing-masing.
Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh siswa benar-benar siap
mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada
siswa, yakni menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks
agak panjang (100-150 kata) yang dibaca secara intensif. Sebagai langkah
apersepsi, usahakan kaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi
sebelumnya.
Contoh:
Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar menjelaskan isi teks. Hari ini kita
akan belajar menjawab dan mengajukan pertanyaan tentang isi teks.
b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat
dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan sebuah teks yang terdiri atas 100
kata. Selanjutmya, guru bertanya kepada siswa mengenai judul teks itu
(misalnya, ―Menjenguk Teman yang Sakit‖).
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 61
Coba kalian perhatikan dengan baik. Apa judul teks ini? Siapa yang tahu?
Coba sebutkan!
Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat
menyebutkan judul teks itu dengan benar.
c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku
ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat.
Contoh teks:
Mencari Teman Lewat Majalah
Najwa memiliki kegemaran korespondensi. Dia rajin
berkirim surat, baik itu kepada teman atau sahabat pena.
Kegemaran Najwa sudah dimulai sejak dia berumur tujuh
tahun. Saat itu, ia berkirim surat kepada Tante Agnes. Tante
Agnes tinggal di Salatiga. Najwa tinggal di Yogyakarta. Jarak
mereka cukup jauh. Tidak mungkin bertemu setiap saat.
Suratlah yang menghubungkan mereka.
Surat adalah alat komunikasi tertulis yang paling murah.
Najwa dapat mengatakan seluruh isi hatinya kepada Tante
Agnes. Jika melalui telepon, biayanya mahal. Melalui SMS
tidak begitu jelas. Najwa lebih menyukai surat, karena
sebanyak apa pun dia menulis, dia hanya mengeluarkan uang
Rp1.500,00 untuk membayar perangko.
Najwa berlangganan majalah sejak masuk taman
bermain. Dia sudah pandai menulis dan membaca sejak
berumur lima tahun. Dalam majalah ada rubrik ―Apa
Kabar, Bo?‖ yang berisi surat pembaca. Di sinilah Najwa
memperkenalkan diri kepada pembaca yang lain. Dia
menuliskan bahwa hobinya adalah surat menyurat. Siapa
pasti yang memiliki hobi sama dengan Najwa boleh mengirim
surat.
Dengan cara itu, Najwa mendapat banyak surat dari
pelanggan lain. Betapa senang hati Najwa. Dia merasa
memiliki banyak teman. Dia rajin membalas surat. Dia dan
sahabat penanya bertukar foto. Meskipun mereka tidak saling
jumpa, mereka dapat mengenali wajah masing-masing.
Kegemaran Najwa didukung oleh mama. Mama senang
dengan kegemaran Najwa. Mama menyediakan banyak
amplop cantik dan perangko untuk Najwa. Hal ini agar Najwa
tidak kerepotan membeli di luar. Mama juga membantu
Najwa membalas surat dari sahabat penanya. Jika surat yang
datang empat, Najwa kerepotan menulis. Mamalah yang
membantu.
Mama juga memiliki kegemaran yang sama dengan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 62
Najwa. Saat kecil, Mama juga memiliki sahabat pena. Dia
bernama Mbak Atik. Mbak Atik berasal dari Magelang.
Namun, perkenalan Mama dengan Mbak Atik berbeda dengan
Najwa. Najwa berkenalan dengan sahabat pena melalui
majalah. Mama berkenalan dengan Mbak Atik melalui Mbak
Ning. Sebenarnya, Mbak Atik teman Mbak Ning. Namun,
Mama tidak pernah bertemu sebelumnya, hanya melalui foto
yang disimpan Mbak Ning.
Najwa sekarang duduk di kelas tiga. Dia berkirim surat
dengan sahabat penanya hampir tiga tahun. Suatu saat,
Najwa ingin berjumpa dengan mereka. Najwa akan
mengundang mereka ke Yogyakarta. Najwa juga akan mengajak mereka berkeliling
di Yogyakarta yang indah. (Sumber: Buku Elektronik 2008)
Beberapa siswa ditunjuk untuk membaca teks tersebut secara bergiliran.
d. Guru membimbing siswa membaca teks dalam hati .
e. Guru memerhatikan siswa membaca teks dalam hati.
f. Guru memberikan pelatihan.
(1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa.
Guru memberikan perlatihan membaca teks dan siswa menjawab soal
pemahaman teks. Soal bersumber pada isi teks di atas. Siwa menjawab pada
buku tulis mereka.
Contoh:
1. Apa judul teks di atas?
2. Apa kegemaran Najwa?
3. Di kota mana Tante Agnes tinggal?
4. Sejak kapan Najwa pandai menulis dan membaca?
5. Duduk di kelas berapakah Najwa sekarang?
(2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa membaca teks,
kemudian siswa yang lain membuat soal pemahaman teks dan
menanyakan isi teks. Ini dilakukan secara bergantian.
(3) Pelatihan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi
untuk mencari teks dalam majalah anak-anak dan membuat
pertanyaan tentang teks itu. Selanjutnya, setiap kelompok
melaporkan tugas tersebut kepada guru.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 63
g. Guru memberikan nilai pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi
teks.
h. Guru membahas pelatihan membaca teks dalam hati dan pemahaman isi teks.
i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut. Ada kemungkinan tidak semua
siswa memahami teks dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, guru harus dapat memberikan
contoh teks yang isinya benar-benar menceritakan hal-hal yang ada di sekitar siswa. Dalam hal
tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar yang sudah diajarkan, yakni
meenjawab atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang yang dibca
intensif, guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus
tadi di luar jadwal pelajaran regular.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 64
BAB VII
MENGUNGKAPKAN PIKIRAN, PERASAAN, DAN
INFORMASI DALAM BENTUK PARAGRAF DAN
KARANGAN SEDERHANA
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan
dengan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dala bentuk paragraf dan
karangan sederhana. SK/KD tersebut adalah:
(1) Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (Kelas III Semester I)
(2) (Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan
pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan
ejaan, huruf kapital dan tanda titik (Kelas III Semester 2)
A. MENYUSUN PARAGRAF BERDASARKAN BAHAN YANG
TERSEDIA DENGAN MEMPERHATIKAN PENGGUNAAN
EJAAN (KELAS III SEMESTER 1)
1. Pengantar
Standar kompetensi menulis permulaan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dalam bentuk paragraf merupakan tahap berikutnya setelah standar
kompetensi mendeskripsikan benda di sekitar. Mengungkapkan pikiran adalah
mengungkapkan gagasan. Gagasan atau ide adalah pikiran tentang sesuatu.
Mengungkapkan pikiran adalah mengungkapkan gagasan atau ide sesuatu, Perasaan
adalah sesuatu yang dirasakan. Perasaan terkait dengan hati. Perasaan itu sangat
beragam, di antaranya senang, sedih, suka, benci, dan sayang. Informasi adalah berita
atau pernyataan tentang sesuatu.
Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan, Paragraf
merupakan rangkaian kalimat yang memuat satu gagasan pokok atau satu topik.
Kalimat-kalimat yang menyusun paragraf harus saling berkaitan membentuk satu
kepaduan bentuk dan makna dan hanya memuat satu gagasan pokok. Kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, Struktur
paragraph bervariasi. Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik dan diikuti dengan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 65
beberapa kalimat penjelas; beberapa kalimat penjelas diikuti kalimat topik. Dapat pula
kalimat topik diikuti kalimat penjelas, kemudian diakhiri kalimat topik lagi.
Karangan merupakan rangkaian paragraf. Paragraf merupakan rangkaian kalimat
yang saling berhubungan, Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang memuat satu
gagasan pokok atau satu topik. Kalimat-kalimat yang menyusun paragraf harus saling
berkaitan membentuk satu kepaduan bentuk dan makna dan hanya memuat satu
gagasan pokok. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf terdiri atas kalimat topik
dan kalimat penjelas, Struktur paragraph bervariasi. Paragraf dapat dimulai dengan
kalimat topik dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas; beberapa kalimat penjelas
diikuti kalimat topik. Dapat pula kalimat topik diikuti kalimat penjelas, kemudian
diakhiri kalimat topik lagi.
Karangan sederhana dapat diartikan karangan yang hanya terdiri atas satu
paragraf, Dengan demikian, kemampuan menulis karangan harus dimulai dengan
kemampuan menulis paragraf. Pada hakikatnya, karangan adalah rangkaian paragraf.
Jika mahir menyusun paragraf, siswa akan mahir pula menyusun karangan. Oleh karena
itu, kemampuan menyusun paragraf sebagai dasar menyusun karangan harus dikuasai
benar-benar oleh siswa.
Kompetensi dasar menulis permulaan menyusun paragraf berdasarkan bahan
yang tersedia merupakan tahap berikutnya setelah siswa mampu menulis kalimat
sederhana. Menyusun paragraf adalah merangkaikan beberapa kalimat menjadi sebuah
paragraf. Untuk menyusun paragraf diperlukan pengetahuan menghubung-hubungkan
kalimat yang dapat membentuk satu kepaduan bentuk makna, Kalimat satu harus
berhubungan dengan kalimat berikutnya dalam kesatuan gagasan.
Penggunaan ejaan adalah penggunaan kaidah tata tulis. Penggunaan ejaan
bahasa Indonesia adalah pengguaan kaidah tata tulis bahasa Indonesia. Di kelas dua
sudah diajarkan ejaan yang berkaitan dengan huruf kapital dan tanda titik. Penggunaan
huruf kapital dan penggunaan titik ini harus sudah dipahami dan dapat menerapkannya
dalam kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf. Misalnya, huruf capital digunakan
pada huruf awal kata yang terdapat pada awal kalimat, huruf pertama nama orang, dan
huruf pertama nama-nama geografis.
Tanda titik, misalnya, digunakan untuk mengakhiri kalimat berita; digunakan di akhir
huruf yang merupakan singkatan nama orang; digunakan di akhir huruf singkatan yang
ditulis dengan dua huruf kecil
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 66
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar: buku ajar, gambar, dan lain-lain
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan
diajarkan adalah menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia,
yakni gambar seri, guru dapat mempersiapkan beberapa gambar seri yang
menunjukkan peristiwa atau keadaan tertentu yang dekat dengan
kehidupan siswa, misalnya, gtambar seri membuang sampah sembarangan
yang dapat menimbulkan penyakit atau kegiatan dari bangun tidur sampai
tidur lagi. Gambar harus berukuran agak besar dan berwarna sehingga
seluruh siswa dapat mengamatinya. Gambar tersebut dapat ditempel di
papan tulis atau dipegang, kemudian dipertunjukkan kepada seluruh siswa.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi
standar materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi
yang akan diajarkan terbatas, rinci, dan jelas sesuai dengan keperluan
siswa, Kompetensi dasar pelajaran ini adalah menyusun paragraf
berdasarkan bahan yang tersedia dengan memerhatikan ejaan. Kompetensi
ini bisa dijabarkan lebih lanjut, misalnya, menyusun paragraf berdasarkan
gambar seri dengan memerhatikan ejaan. Kompetensi dasar ini bertujuan
siswa akan memiliki kemampuan menyusun paragraph berdasarkan bahan
yang tersedia dengan memerhatikan penggunaan ejaan. Penggunaan ejaan
dalam hal ini paling tidak menyangkut penggunaan huruf capital dan tanda
titik, yang pernah diajarkan sebelumnya di kelas dua.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan
mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar
kompetensinya adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dalam bentuk paragraph, sedangkan kompetensi dasarnya adalah
menyusun paragragarf berdasarkan bahan yang tersedia, yakni gambar seri,
dengan memerhatikan ejaan. Dalam hal ini guru harus mengetahui konsep
kata atau kelompok kata yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar tersebut. Kata dan kelompok kata kata itu adalah
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 67
mengungkapkan pikiran, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan
informasi, pararagraf, menyusun paragraf, dan ejaan. Untuk mengetahui
konsep yang terdapat dalam kata dan kelompok kata tersebut, silakan baca
kembali pengantar materi ini. U,ntuk memperkaya konsep ini silakan guru
membaca bahan rujukan lain.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan
cocok yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan,
yang terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar
aktit, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat memanfaatkan
waktu belajar dengan penuh dan mengikuti pembelajaran dengan penuh
perhatian. Pertunjukkan gambar-gambar yang menarik perrhatian siswa
sehingga siswa dapat mengapresiasinya dengan baik. Tanyakan gambar-
gambar itu. Suruhlah siswa menyebutkan peristiwa atau keadan yang
ditunjukkan gambar tersebut.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan.
Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa siap menerima pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada
siswa, yakni menyusun paragragarf berdasarkan bahan yang tersedia, yakni
gambar seri, dengan memerhatikan ejaan. Guru mempersilakan siswa
membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah
apersepai, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan
materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar menulis kata berdasarkan gambar
tumbuhan dan binatang. Hari ini kita akan belajar menulis kalimat dan
paragraf berdasarkan gambar seri.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 68
b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat
dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan empat gambar berseri yang
memuat kegiatan, peristiwa, atau keadaan tertentu, yang sudah dipersiapkan
sebelumnya di papan tulis atau dipegang (misalnya gambar yang
menunjukkan kegiatan dari bangun tidur sampai pergi sekolah), yang dapat
dilihat jelas oleh seluruh siswa. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa
tentang informasi yang terdapat dalam gambar tersebut. Pada tahap pertama
guru menanyakan kegiatan yang ditunjukkan oleh setiap gambar. Pada tahap
berikutnya guru menanyakan rangkaian kegiatan yang ditunjukkan oleh
seluruh gambar berseri itu.
Contoh:
Coba kalian perhatikan dengan baik gambar berseri ini. Gambar
1(berikutnya sampai gambar 4) menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang
tahu? Coba jelaskan?
Coba kalian perhatikan dengan baik. Seluruh gambar berseri ini dari gambar
1 sampai dengan gambar 4 menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang tahu?
Coba jelaskan?
Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat
menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar seri itu, yakni kegiatan
seseorang dari bangun tidur sampai pergi sekolah. Namun
c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku
ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Guru menjelaskan
cara menulis kalimat dan paragraf berdasarkan gambar berseri.
Contoh:
Coba kalian perhatikan kembali gambar ini, Gambar ini menunjukkan
kegiatan apa? Ayo, jelaskan! (Guru menunjuk gambar yang memuat
informasi Anak itu bangun tidur pukul 05.00 pagi).
Setelah ada siswa yang menjawab dengan benar, kemudian guru
mengatakan,
Nah, begini menulis kalimat jawaban tadi.
A n a k i t u b a n g u n p u k u l 05.00 (l i m a) p a g i.
Guru menjelaskan materi tentang menulis kalimat dan paragraf
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 69
berdasarkan gambar berseri.
1. Menulis kalimat berdasarkan gambar berseri
Setelah gambar kamu amati, pikirkan sebuah
kalimat untuk tiap gambar!
Kalimat untuk gambar 1
Contoh:
Saya dan teman saya pergi ke purpustakaan
Kalimat untuk gambar 2
Kalimat untuk gambar 3
Kalimat untuk gambar 4
Contoh:
Saya meminjam buku Bahasa Indonesia.
Contoh:
Teman saya meminjam buku Matematika.
Contoh:
Kami senang meminjam buku dari perpustakaan.
2. Menulis Paragraf Berdasarkan Kalimat
Setelah membuat kalimat, kembangkanlah menjadi paragraph
Contoh kalimat:
Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia.
Contoh paragraf:
Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia.
Mereka mengerjakan ulangan dengan cermat.
Untuk lulus, ulangan mereka harus dapat nilai
delapan. Mereka tidak boleh saling bertanya.
Bertanya berarti tidak lulus.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 70
Buatlah kalimat berdasarkan gambar-gambar berikut!
Contoh kalimat
Dian dan Reni pergi ke toko buku.
Contoh paragraf:
Dian dan Reni pergi ke toko buku.
Mereka membeli buku tulis.
Hari ini mereka belajar bahasa Indonesia.
Buku catatan Bahasa Indonesia mereka telah habis.
d Guru membimbing siswa menulis kalimat dan paragraf berdasarkan
gambar berseri.
e Guru memerhatikan siswa menulis kalimat dan paragraf berdasarkan
gambar berseri.
f. Guru memberikan pelatihan
(1) Pelatihan secara mandiri untuk setiap siswa
Guru memberikan perlatihan menulis kalimat dan paragraf kepada
setiap siswa. Soal dapat bersumber pada buku ajar. Siwa menjawab
pada buku tulis mereka,
(2) Pelatihan secara berpasangan
Satu orang siswa menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar
berseri, yakni berupa kalimat dan paragraf, dan siswa yang lain
menuliskan penjelasan berupa kalimat dan paragraf tersebut. Ini bisa
dilakukan secara bergantian.
(3) Pelatihan secara berkelompok
Siswa secara berkelompok ditugasi masing-masing mencari satu buah
gambar berseri yang berbeda, kemudian menuliskan informasi yang
terdapat di dalamnya, mulai dengan kalimat dilanjutkan dengan
paragraf. Selanjutnya, setiap kelompok melaporkan hasil penugasan
tersebut kepada guru.
g. Guru memberikan nilai perlatihan menulis kalimat dan paragraf
berdasarkan gambar berseri.
h. Guru membahas perlatihan menulis kalimat dan paragraf berdasarkan
gambar berseri.
i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 71
Ada kemungkinan tidak semua siswa dapat mengungkapkan informasi
yang terdapat dalam gambar berseri. Untuk mengatasi hal ini, guru harus
memberikan contoh gambar berseri yang memuat informasi yang dekat
dengan kehidupan siswa dan sesuai dengan kemampuan bernalar siswa.
Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar
sebelumnya, yakni mampu menulis kalimat sederhana. Untuk mengatasi
hal ini, guru harus mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa
yang berkasus tadi di luar jadwal pembelajaran reguler.
B. MENULIS KARANGAN SEDERHANA BERDASARKAN
GAMBAR SERI MENGGUNAKAN PILIHAN KATA DAN
KALIMAT YANG TEPAT DENGAN MEMPERHATIKAN
PENGGUNAAN EJAAN, HURUF KAPITAL DAN TANDA TITIK
(KELAS III SEMESTER 2)
1. Pengantar
Kompetensi dasar menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan
ejaan huruf kapital dan tanda titik merupakan tahap berikutnya setelah kompetensi dasar
menulis permulaan menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia. Menulis
karangan adalah menulis rangkaian paragraf. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,
menyusun paragraf adalah merangkaikan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf.
Untuk menyusun paragraf diperlukan pengetahuan menghubung-hubungkan kalimat
yang dapat membentuk satu kepaduan bentuk makna, Kalimat satu harus berhubungan
dengan kalimat berikutnya dalam kesatuan gagasan.
Penggunaan ejaan adalah penggunaan kaidah tata tulis. Penggunaan ejaan
bahasa Indonesia adalah pengguaan kaidah tata tulis bahasa Indonesia. Di kelas dua
sudah diajarkan ejaan yang berkaitan dengan huruf kapital dan tanda titik. Penggunaan
huruf kapital dan penggunaan titik ini harus sudah dipahami dan dapat menerapkannya
dalam kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf. Misalnya, huruf capital digunakan
pada huruf awal kata yang terdapat pada awal kalimat, huruf pertama nama orang, dan
huruf pertama nama-nama geografis. Tanda titik, misalnya, digunakan untuk
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 72
mengakhiri kalimat berita; digunakan di akhir huruf yang merupakan singkatan nama
orang; digunakan di akhir huruf singkatan yang ditulis dengan dua huruf kecil.
Pilihan kata adalah sejumlah kata yang harus dipilih untuk menulis kalimat.
Agar kalimat tersusun dengan apik, pilihan kata di dalmnya harus tepat dan sesuai.
Tepat berkaitan dengan pengungkapan gagasan, sedangkan kesesuaian berkaitan dengan
pengungkapan gagasan dikaitkan dengan konteks situasi, Situasi ini akan mengarahkan
pilihan kata tertentu. Secara garis besar, situasi itu bisa resmi atau formal, bisa takresmi
atau nonformal. Kata tidak boleh menyimpang penggunaannya dengan adanya situasi
tersebut.
Kalimat yang tepat adalah kalimat yang baik strukturnya dan memuat informasi
yang diperlukan sesuai dengan konteks paragraf atau karangan. Kalimat-kalimat yang
menyusun pargraf haruslah kalimat yang mendukung gagasan utama atau topik
paragraf. Kalimat yang tidak mendukung gagasan utama akan mengganggu kepaduan
paragraph tersebut. Jika kalimat topik menyajikan gagasan tentang rumah, kalimat
penjelas pun harus menyajikan gagasan serupa, yakni tentang rumah.,
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapakan sumber bahan ajar: buku ajar, gambar, dan lain-lain
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena materi yang akan
diajarkan adalah menulis karangan berdasarkan bahan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memerhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik, guru dapat mempersiapkan
beberapa gambar seri yang menunjukkan kegiatan, peristiwa, atau keadaan
tertentu yang dekat dengan kehidupan siswa, misalnya, gambar seri belajar
kelompok sampai pulang ke rumah atau pulang sekolah sampai tidur malam.
Gambar harus berukuran agak besar dan berwarna sehingga seluruh siswa
dapat mengamatinya. Gambar tersebut dapat ditempel di papan tulis atau
dipegang, kemudian dipertunjukkan kepada seluruh siswa.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi standar
materi yang akan diajarkan dan menjabarkannya sehingga materi yang akan
diajarkan terbatas, rinci, dan jelas sesuai dengan keperluan siswa,
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 73
Kompetensi dasar pelajaran ini adalah menulis karangan berdasarkan bahan
gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan
memerhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik, guru
Kompetensi ini bisa dijabarkan lebih lanjut, misalnya, menulis karangan
berdasarkan gambar seri dengan menggunakan kalimat-kalimat sederhana.
Kompetensi dasar ini bertujuan siswa akan memiliki kemampuan menulis
karangan berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat
yang tepat dengan memerhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda
titik.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan dengan
mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai mana
telah dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini guru harus mengetahui konsep
mengungkapkan pikiran, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan
informasi, karangan sederhana,gambar seri, pilihan kata, kalimat tepat, dan
ejaan, yakni huruf kapital dan tanda titik. Untuk mengetahui konsep yang
terdapat dalam kata dan kelompok kata tersebut, silakan baca kembali
penganta materi ini. Untuk memperkaya konsep ini silakan guru membaca
bahan rujukan lain.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang akan diajarkan, yang
terdapat dalam buku ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktit,
kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat memanfaatkan waktu
belajar dengan penuh dan mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian.
Pertunjukkan gambar-gambar yang menarik perrhatian siswa sehingga siswa
dapat mengapresiasinya dengan baik. Tanyakan gambar-gambar itu.
Suruhlah siswa menyebutkan kegiatan, peristiwa, atau keadan yang
ditunjukkan gambar tersebut.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diajarkan.
Suruhlah siswa duduk dengan tertib dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa siap menerima pelajaran.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 74
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan hari itu jam itu kepada
siswa, yakni menulis karangan berdasarkan bahan gambar seri
menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memerhatikan
penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Guru mempersilakan siswa
membuka halaman buku yang memuat pelajaran tersebut. Sebagai langkah
apersepai, usahakan guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan
materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Contoh:
Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar menulis paragraf
berdasarkan gambar seri. Hari ini kita akan belajar menulis karangan
berdasarkan gambar seri.
b. Guru memberikan contoh materi yang akan diajarkan. Langkah yang dapat
dilakukan, misalnya, guru memperlihatkan empat gambar berseri yang
memuat kegiatan, peristiwa, atau keadaan tertentu, yang sudah dipersiapkan
sebelumnya di papan tulis atau dipegang (misalnya gambar seri yang
menunjukkan kegiatanseorang anak setelah pulang sekolah sore sampai tidur
malam), yang dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa. Selanjutnya, guru
bertanya kepada siswa tentang informasi yang terdapat dalam gambar
tersebut. Pada tahap pertama guru menanyakan kegiatan yang ditunjukkan
oleh setiap gambar. Pada tahap berikutnya guru menanyakan rangkaian
kegiatan yang ditunjukkan oleh seluruh gambar berseri itu.
Contoh:
Coba kalian perhatikan dengan baik gambar berseri ini. Gambar
1(berikutnya sampai gambar 4) menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang
tahu? Coba jelaskan?
Coba kalian perhatikan dengan baik. Seluruh gambar berseri ini dari gambar
1 sampai dengan gambar 4 menunjukkan kegiatan apa? Siapa yang tahu?
Coba jelaskan?
Seorang atau beberapa orang siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan guru. Jawaban yang diharapkan adalah siswa dapat
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 75
menjelaskan informasi yang terdapat dalam gambar seri itu, yakni kegiatan
seseorang anak dari pulang sekolah sore sampai tidur malam.
c. Guru menyajikan materi dengan rinci dan jelas yang bersumber pada buku
ajar dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat. Guru menjelaskan
cara menulis kalimat dan karangan berdasarkan gambar berseri.
Contoh:
Coba kalian perhatikan kembali gambar ini, Gambar ini menunjukkan
kegiatan apa? Ayo, jelaskan! (Guru menunjuk gambar yang memuat
informasi Anak itu pulang dari sekolah pukul 17.00).
Setelah ada siswa yang menjawab dengan benar, kemudian guru
mengatakan,
Nah, begini menulis kalimat jawaban tadi.
A n a k i t u p u l a n g d a r i s e k o l a h p u k u l 1 7.0 0.
Guru menjelaskan materi tentang menulis kalimat dan karangan berdasarkan
gambar seri.
1. Menulis kalimat berdasarkan gambar berseri
Setelah gambar kamu amati, pikirkan sebuah kalimat untuk setiap gambar!
Kalimat untuk gambar 1
Contoh:
Dian dan Reni berjalan menuju sekolah.
Kalimat untuk gambar 2, gambar 3, dan gambar 4 berturut-turut adalah
sebagai berikut.
Hari ini mereka ulangan bahasa Indonesia.
Mereka tergesa-gesa karena akan ulangan.
Mereka berharap lulus ulangan. (Sumber: Buku Elektronik 2008)
2. Menulis paragraf berdasarkan kalimat
Setelah membuat kalimat, kembangkanlah menjadi karangan sederhana
berupa paragraf,
Contoh kalimat:
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 76
Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia.
Contoh Paragraf:
Dian dan Reni ulangan bahasa Indonesia.
Mereka mengerjakan ulangan dengan cermat.
Untuk lulus, ulangan mereka harus dapat nilai
delapan. Mereka tidak boleh saling bertanya.
Bertanya berarti tidak lulus.
(Sumber: Buku Elektronik 2008)
d. Guru membimbing siswa menulis kalimat dan karangan sederhana berdasarkan
gambar seri.
e. Guru memerhatikan siswa menulis kalimat dan karangan sederhana berdasarkan
gambar seri.
f. Guru memberikan pelatihan
(1) Pelatihan mandiri untuk setiap siswa
Guru memberikan perlatihan menulis kalimat dan karangan sederhana
kepada setiap siswa. Soal dapat bersumber pada buku ajar. Siswa menjawab
pada buku tulis mereka,
(2) Pelatihan secara berpasangan. Satu orang siswa menjelaskan informasi
yang terdapat dalam gambar seri, yakni berupa kalimat dan karangan
sederhana, dan siswa yang lain menuliskan penjelasan berupa kalimat dan
karangan sederhana tersebut. Ini bisa dilakukan secara bergantian. (3) Pelatihan
secara berkelompok. Siswa secara berkelompok ditugasi
masing-masing mencari satu buah gambar seri yang berbeda,
kemudian menuliskan informasi yang terdapat di dalamnya, mulai
dengan kalimat dilanjutkan dengan karangan sederhana. Selanjutnya,
setiap kelompok melaporkan hasil penugasan tersebut kepada guru.
g. Guru memberikan nilai perlatihan menulis kalimat dan karangan sederhana
berdasarkan gambar berseri.
h. Guru membahas perlatihan menulis kalimat dan
karangan sederhana berdasarkan gambar seri.
i. Guru memberikan evaluasi dan mengadakan tindak lanjut
Ada kemungkinan tidak semua siswa dapat mengungkapkan informasi yang
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 77
terdapat dalam gambar berseri.Untuk mengatasi hal ini, guru harus memberikan
contoh gambar berseri yang memuat informasi yang dekat dengan kehidupan
siswa dan sesuai dengan kemampuan bernalar siswa.
Dalam hal tidak semua siswa tuntas memperoleh kompetensi dasar sebelumnya,
yakni mampu menulis karangan sederhana.Untuk mengatasi hal ini, guru harus
mengadakan pembelajaran khusus terhadap siswa yang berkasus tadi di luar
jadwal pembelajaran reguler.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 78
BAB VIII
MENYALIN, MELENGKAPI, DAN MENULIS PUISI
ANAK
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) berkaitan
dengan membaca lancar dan membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.
SK/KD tersebut adalah
(1) menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas (kelas I semester),
(2) menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung (kelas I semester 2),
(3) menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi (kelas II semester 1),
(4) melengkapi puisi anak berdasarkan gambar (kelas III semester 1), dan
(5) menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik (kelas III
semester 2).
A. MENYALIN PUISI ANAK SEDERHANA DENGAN HURUF
LEPAS (KELAS I SEMESTER 1)
1. Pengantar
Menyalin adalah aktivitas meniru atau menulis kembali tulisan yang sudah ada.
Menyalin merupakan bagian menulis permulaan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis. Dalam kegiatan menyalin, siswa diharapkan dapat
menuliskan kembali kata atau kalimat yang disediakan secara tepat. Oleh karena itu,
diharapkan guru dapat menuntun siswa dengan telaten.
Dalam kegiatan menyalin, ada dua tipe huruf yang dikenalkan, yaitu huruf lepas
dan huruf bersambung. Huruf lepas adalah huruf yang ditulis secara satu per satu. Tipe
huruf ini sudah diperkenalkan guru sejak awal ketika siswa masuk kelas I.
Sementara itu, puisi anak adalah jenis puisi yang ditujukan untuk anak. Karena
tersebut ditujukan untuk anak, puisi tersebut berisi ajaran-ajaran moral yang mudah
dipahami oleh anak. Penulis puisi anak dapat saja merupakan orang dewasa atau anak-
anak.
Contoh puisi anak:
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 79
cinta lingkungan
cinta lingkungan
berarti cinta kepada tuhan
tuhan pencipta seisi alam
manusia hewan dan tumbuhan
yang selalu hidup berdampingan
(dikutip dari Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas I SD/MI,
H. Suyatno)
2. Langkah-langkah pembelajaran:
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh
guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Demikian pula
guru memahami penjabaran lebih lanjut kompetensi dasar tersebut. Dengan
memahami penjabaran ini guru dapat memperkaya materi yang terdapat
dalam buku ajar. Misalnya, guru menyiapkan teks puisi sederhana yang
bertopik cinta lingkungan, persahabatan, atau cinta kepada Tuhan.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak. Pemahaman materi ini penting agar guru hanya menerangkan
segala sesuatu yang hanya berkaitan dengan itu, bukan materi yang di luar
itu. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi ketika
mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.Pertunjukkanlah teks-teks yang
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 80
bergambar-gambar yang menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat
mengapresiasinya.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru terlebih dulu memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan aktivitas
menyalin dan apa pengertian puisi.
Untuk memudahkan penjelasan, guru sebaiknya telah menyiapkan contoh puisi
anak. Untuk memudahkan, pilihlah puisi anak yang pendek dan mudah dipahami. Puisi
anak dapat ditemukan pada
a) buku pelajaran
b) buku puisi anak
c) dicari melalui situs internet
d) dibuat oleh guru
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Setelah menjelaskan materi yang akan diajarkan, guru memberikan contoh
bagaimana menyalin dengan huruf lepas. Salinlah puisi anak pada teks pelajaran di
papan tulis dengan menggunakan huruf lepas. Dalam kegiatan ini, guru dapat
mencontohkan dengan menyalin puisi di papan tulis dengan huruf lepas. Bentuk huruf
lepas bisa bermacam-macam, bergantung pada kemampuan anak dalam menulis. Yang
perlu diperhatikan oleh guru adalah huruf yang disalin oleh siswa harus jelas dan
terbaca.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah memberikan contoh aktivitas menyalin puisi, guru meminta siswa untuk
menyalin puisi. Yang harus diperhatikan adalah siswa harus dalam keadaan siap
menyalin. Jadi, langkah pertama sebelum menyalin puisi adalah guru sebaiknya
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 81
mengajak siswa untuk menyiapkan diri sebelum menulis. Satu di antaranya adalah
dengan mengajak siswa menggerak-gerakkan tangannya di udara agar pada saat
menyalin gerakan tangan siswa menjadi lebih luwes.
Contoh:
―Ayo anak-anak… sekarang coba gerakkan tangan kalian di udara dengan
gerakan melingkar! Semuanya bersama-sama menggerakkan tangannya di
udara!‖
Setelah kegiatan persiapan tersebut dilakukan di atas dilakukan, guru mulai
mengajak siswa menyalin puisi yang ditulis oleh guru di papan tulis dengan huruf lepas.
Dalam menyalin puisi dengan huruf lepas, siswa diberikan kebebasan menulis huruf
sesuai dengan kemampuan menulis mereka. Yang perlu diperhatikan adalah huruf-huruf
yang ditulis siswa harus jelas dan terbaca.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah siswa mulai terlatih menyalin puisi yang ditulis guru di papan tulis, guru
dapat memberikan pelatihan. Bentuk pelatihannya adalah siswa diberi tugas menyalin
puisi yang ada di buku ajar atau puisi yang sudah disiapkan oleh guru. Untuk
memudahkan pelatihan, berikan contoh puisi yang sederhana dan mudah dipahami
siswa.
Dalam pelatihan ini, guru dapat memberikan waktu penyalinan. Misalnya:
―Baiklah, anak-anak. Sekarang waktunya kalian menyalin puisi yang Bapak/Ibu
telah siapkan. Coba kalian salin puisi ini dengan huruf lepas!‖
Pada saat siswa mulai menyalin, guru diharapkan tetap aktif sehingga suasana
kelas tidak menjadi vakum. Untuk itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru:
a. Buatlah suasana kelas lebih menyenangkan dalam menulis.
b. Guru dapat memeriksa proses menyalin yang dilakukan siswa satu per satu.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah siswa selesai menyalin, guru melakukan evaluasi terhadap hasil
pekerjaan siswa. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui sejauh
mana hasil salinan siswa jelas dan dapat dibaca.
a. mintalah siswa membacakan puisi anak yang telah disalin
b. Siswa saling menukarkan tulisan mereka kepada temannya.
c. Mintalah siswa membaca hasil tulisan temannya dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 82
d. Perhatikan apakah siswa dapat membaca dengan jelas tulisan temannya.
e. Tanyakan kesulitannya terletak di mana.
f. Jika tulisan siswa tersebut agak sulit untuk dibaca, minta siswa tersebut untuk
memperbaikinya kembali.
Menyalin puisi dengan huruf bebas bisa dijadikan pekerjaan rumah. Mintalah
siswa menyalin puisi dari buku, makalah, atau koran. Tentukan tema yang akan disalin,
misalnya tema tentang orang tua, Tuhan, hutan, atau teman. Salin puisi tersebut, lalu
bacakan puisi tersebut di depan kelas dengan memperhatikan lafal dan intonasi pada
pertemuan selanjutnya.
B. MENYALIN PUISI ANAK DENGAN HURUF TEGAK
BERSAMBUNG (KELAS I SEMESTER 2)
1. Pengantar
Pembelajaran menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung hampir sama
dengan pembelajaran menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung. Perbedaan
antara kedua pembelajaran ini ada pada penggunaan huruf dalam menyalin. Jika pada
pembelajaran sebelumnya siswa menggunaakan huruf lepas, pada pembelajaran ini
siswa belajar menyalin dengan huruf tegak bersambung. Huruf tegak bersambung lebih
rumit dibandingkan dengan huruf lepas.
Huruf tegak bersambung adalah huruf yang tidak terpisah satu sama lain. Dalam
penulisan huruf tegak bersambung, huruf ditulis secara utuh hingga membentuk sebuah
kata. Hal ini yang membedakan huruf tegak bersambung dengan huruf lepas. Penulisan
huruf tegak bersambung adalah metode menulis indah. Dalam penulisan huruf tegak
bersambung, yang dinilai adalah keindahan dan kebersihan tulisan. Karena itu, dalam
menulis huruf tegak bersambung, dibutuhkan kemampuan khusus dan ketelitian dari
siswa.
Sebelum pembelajaran, guru telah menyiapkan contoh puisi yang akan disalin
siswa. Puisi tersebut dapat diperoleh di beberapa media seperti yang sudah dipaparkan
di atas, atau dibuat sendiri oleh guru.
Contoh puisi dengan tulisan tegak bersambung
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 83
(dikutip dari Cinta Berbahasa Indonesia kelas 2, Tri Novia Nelitayanti)
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh
guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak dan menulis huruf tegak bersambung. Pemahaman materi ini
penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan
dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru
akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi
yang terdapat dalam buku ajar.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 84
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan. Hal penting
yang harus dijelaskan oleh guru adalah perbedaan huruf lepas dengan huruf tegak
bersambung. Karena itu, sebelum memulai pembelajaran ini, guru terlebih dahulu
melakukan apersepsi. Dalam penjelasan ini, guru diharapkan telah menyiapkan dua
contoh puisi yang ditulis dengan huruf lepas dan yang ditulis dengan huruf tegak
bersambung.
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Setelah memberikan penjelasan mengenai materi yang akan diajarkan, guru
mulai memberikan contoh cara menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung.
Mintalah siswa memperhatikan secara saksama cara guru menyalin puisi dengan huruf
tegak bersambung di papan tulis. Lakukan dengan pelan-pelan agar siswa dapat
mengikuti cara guru menyalin. Sambil melakukan kegiatan menyalin di papan tulis,
guru dapat memandu siswa dengan cara menjelaskan setiap proses menyalin yang
dilakukan guru secara lisan.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah menjelaskan kegiatan menyalin puisi anak dengan huruf tegak
bersambung, guru mengarahkan siswa untuk mendalami materi yang telah dijelaskan.
Untuk mengawalinya, guru dan memberikan waktu kepada siswa sekitar 10-15 menit
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 85
untuk berlatih menulis huruf tegak bersambung. Setelah itu, barulah guru menuntun
siswa untuk mulai menyalin puisi tersebut. Pada saat siswa berlatih sendiri, guru dapat
memberikan contoh dengan menulis huruf tegak bersambung di papan tulis.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah guru mencontohkan menulis puisi anak dengan huruf tegak bersambung
dan siswa sudah dapat melakukan kegiatan tersebut, guru mulai memberikan pelatihan
kepada siswa.
Sebelum pelatihan dimulai, guru memberikan contoh puisi pada siswa. Contoh
puisi yang akan disalin berbeda dengan puisi yang telah disalin guru di papan tulis dan
masih berbentuk tulisan huruf lepas.
Contoh puisi yang lain:
Alamku
saat bangun pagi
aku bertemu matahari
yang memberi sinar bumi
bumiku jadi terlihat indah
bunga bunga aneka warna
kumbang dan kupu kupu
terbang dan menari gembira
(dikutip dari Cinta Berbahasa Indonesia kelas 2, Tri Novia Nelitayanti)
Hal-hal yang dapat dilakukan guru pada saat siswa menyalin:
1) Guru diharapkan terus memantau proses menyalin ini dari siswa yang diajar
secara detil dan terus menerus, terutama terhadap siswa yang belum terbiasa
menyalin teks puisi dengan huruf tegak bersambung.
2) Jika ada siswa yang sangat kesulitan menyambungkan huruf, guru sebaiknya
mengajarinya dengan memegang tangannya dan menuntun tangan siswa tersebut
agar bisa menulis dengan menyambungkan huruf.
3) Selama proses pembelajaran menulis huruf tegak bersambung berlangsung,
berikan keleluasaan agar siswa mau mengungkapkan kesulitan yang dihadapinya
kepada guru sehingga guru dapat dengan mudah mengatasi kesulitan siswa.
4) Guru diharapkan dapat memberikan waktu yang cukup luang untuk siswa agar
bisa belajar menulis huruf tegak bersambung dan tidak menuntut siswa buru-
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 86
buru menyelesaikannya karena menulis huruf tegak bersambung memerlukan
ketelitian.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah siswa menyalin puisi anak, guru melakukan evaluasi. Evaluasi dapat
dilakukan dengan cara berikut:
1. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok dengan tiap kelompok
beranggota tiga-empat siswa
2. Siswa saling mempertukarkan puisi yang telah mereka salin.
3. Setiap siswa diminta memberikan pendapat tentang tulisan temannya,
apakah tulisan terbaca atau tidak, serta bagus atau tidak.
4. Siswa mengoreksi tulisan temannya yang sulit dibaca
5. Siswa meminta temannya untuk memperbaikinya.
Langkah ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam menulis
huruf tegak bersambung.
Keahlian menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung membutuhkan
waktu. Oleh karena itu, kemampuan siswa harus dilatih secara terus-menerus. Sebagai
tindak lanjut, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk menyalin puisi yang
dikutipnya dari buku puisi, majalah, atau koran dengan menggunakan huruf tegak
bersambung. Kemudian, dari tugas yang dikerjakan di rumah tersebut, setiap siswa
diminta untuk membacakan puisi hasil salinannya di depan kelas. Dengan cara seperti
itu, siswa akan semakin termotivasi untuk melatih kemampuan siswa menulis dengan
huruf tegak bersambung.
C. MENYALIN PUISI ANAK DENGAN HURUF TEGAK
BERSAMBUNG YANG RAPI (KELAS II SEMESTER 1)
1. Pengantar
Yang ditekankan dalam pembelajaran menyalin puisi anak dengan huruf tegak
bersambung yang rapi adalah kebersihan dan kerapian tulisan huruf tegak. Jadi,
keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah membuat tulisan huruf tegak
bersambung dengan rapi. Sebagai catatan, pada pembelajaran sebelumnya siswa tidak
dituntut untuk bisa menulis huruf sambung dengan rapi, tetapi hanya sampai pada
kompetensi menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung. Jadi, pembelajaran ini
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 87
hampir sama dengan penjelasan sebelumnya, perbedaannya hanya pada penekanan
kerapian tulisan.
Seperti pada pembelajaran sebelumnya, guru diharapkan telah menyiapkan puisi
untuk disalin. Contoh puisi:
Kucingku
karya kak nandang
kucingku amat lucu
bulunya halus
warnanya belang indah
kucingku mengejar bola
ekornya bergerak lucu
kucingku tidak pernah mengganggu
aku sayang padamu
kau selalu menjadi teman bermainku
(dikutip dari Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan,
untuk Kelas I SD/MI, Ismail Kusmayadi dkk.)
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dari buku pengayaan, dari internet, atau dibuat oleh
guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak dan menulis huruf tegak bersambung. Pemahaman materi ini
penting agar guru hanya menerangkan segala sesuatu yang hanya berkaitan
dengan itu, bukan materi yang di luar itu. Dengan memahami materi, guru
akan dapat berimprovisasi ketika mengajar dan dapat memperkaya materi
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 88
yang terdapat dalam buku ajar. Guru dapat melakukan pelatihan menulis
huruf tegak bersambung rapi sebelum mengajarkannya kepada siswa.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru menjelaskan materi dengan cara melakukan apersepsi. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran karena pembelajaran memiliki
keterkaitan dengan pembelajaran sebelumnya.
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Setelah memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan, guru
memberikan contoh. Karena pembelajaran ini relatif tidak begitu jauh berbeda dengan
pembelajaran sebelumnya, guru harus memberikan penekanan yang lebih spesifik –
terutama pada penekanan kerapian tulisan – pada saat memberikan contoh menyalin di
papan tulis.
Misalnya:
―Anak-anak, sekarang kita menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung yang
rapi. Jangan lupa ya, menulis huruf tegak bersambung dengan rapi!‖
Pada saat mencontohkan menyalin di papan tulis, guru dapat melakukan
simulasi. Misalnya dengan cara menyalin secara tidak rapi. Setelah itu, guru dapat
meminta pendapat siswa.
―Anak-anak, apakah tulisan ini sudah rapi?‖
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 89
Setelah siswa memberikan pendapatnya, Lalu guru dapat memperbaiki hasil
salinan dengan cara menghapusnya, dan mengulangi menyalin dengan rapi.
―Nah, anak-anak. Ini adalah tulisan huruf tegak bersambung yang rapi.‖
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah memberikan contoh cara penulisan huruf tegak bersambung yang rapi,
guru meminta siswa menyalin apa yang ditulis guru di papan tulis.
―Anak-anak, sekarang coba kalian salin tulisan Bapak/ Ibu di papan tulis.
Salinlah dengan rapi‖
Kemudian, guru memperhatikan kegiatan siswa dengan cara memantau siswa
satu per satu.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Guru membagikan puisi pada siswa dan menugasi siswa menyalin puisi tersebut
dengan huruf tegak bersambung yang rapi. Oleh karena faktor yang diperhatikan dalam
penulisan huruf tegak bersambung adalah kerapian, guru diharapkan terus memberikan
penekanan dan melakukan pemantauan dalam proses penyalinan puisi yang dilakukan
oleh siswa. Guru dapat meminta siswa untuk selalu menyiapkan penghapus yang bersih
sehingga tidak akan berakibat mengotori kertas. Guru juga dapat selalu mengingatkan
siswa bahwa pensil yang digunakan harus selalu dalam keadaan runcing. Hal itu akan
sangat berpengaruh pada hasil tulisan siswa. Karena itu, ingatkan pula kepada siswa
untuk selalu membawa peraut pensil.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah siswa menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung yang rapi, guru
dapat melakukan kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan evaluasi. Guru dapat meminta
siswa membuat kelompok, lalu kelompok tersebut ditugasi memdiskusikan hasil salinan
teman-temannya. Siswa dapat memberikan pendapat tentang tulisan temannya, terutama
dari segi kerapian dan penggunaan huruf kapital. Jika tulisan masih belum rapi dan
penggunaan huruf kapital masih salah, siswa diperbolehkan memperbaikinya kembali.
Sebagai tindak lanjut, Sebaiknya siswa diberikan latihan penulisan huruf tegak
bersambung dengan rapi di rumah sehingga siswa mempunyai waktu yang panjang
untuk melatih kemampuan menulisnya. Guru diharapkan tidak bosan-bosan untuk terus
memantau perkembangan kemampuan menulis huruf tegak bersambung tiap siswa dari
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 90
hasil pekerjaan rumahnya.
D. MELENGKAPI PUISI ANAK BERDASARKAN GAMBAR
(KELAS III SEMESTER 1)
1. Pengantar
Melengkapi puisi anak berarti menambah kata-kata yang kurang dalam sebuah
teks puisi anak supaya menjadi lengkap. Kegiatan melengkapi isi puisi anak adalah
pembelajaran awal siswa dalam menulis puisi sehingga ada kemungkinan siswa akan
mengalami kesulitan. Oleh karena itu, siswa akan dibantu dengan gambar.
Visualisasi atau pemberian contoh gambar sangat membantu proses imajinasi
siswa. Oleh karena itu, pada tahap awal dalam menulis puisi anak, guru dapat
menyajikan gambar-gambar untuk membantu siswa dalam menulis puisi.
Dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa diminta untuk melengkapi puisi
berdasarkan gambar yang disajikan. Gambar tersebut dapat berupa rekaman beberapa
kejadian, dapat pula satu gambar yang memberikan detail visual. Jadi, sebelum
pembelajaran, guru sudah menyiapkan gambar atau potongan-potongan gambar yang
memiliki keterkaitan satu sama lain.
Contoh gambar dan puisi yang belum lengkap:
Kereta Api
Tamaela
Deru bunyi ………………..
Penguasa darat mulai berjalan
Pandangan terpaku padanya
Bagaikan emas di tengah tumpukan
Penguasa darat melaju ………………
Bagai petir membelah daratan
Asap hitam mengepul
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 91
Mengotori …………….
Zaman telah berubah
Penguasa darat memakai listrik
Tiada lagi kepulan ………… hitam
Rakyat bersorak gembira
(dikutip dari Bahasa Indonesia untuk SD dan MI
Kelas III: Kaswan Darmadi, dkk.)
2. Langkah-langkah pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet,
atau dibuat oleh guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku
ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 92
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan disampaikan
Guru menjelaskan secara terperinci materi melengkapi puisi berdasarkan
gambar. Konsep dalam pembelajaran ini berbeda dengan konsep pembelajaran
sebelumnya. Oleh karena itu, pada saat memberikan apersepsi, guru harus menekankan
perbedaan konsep antara pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya,
yaitu konsep menyalin dan melengkapi.
b. Guru memberikan contoh materi berdasarkan SK/KD
Untuk memudahkan pemahaman siswa, guru memberikan contoh gambar dan
puisi yang tidak lengkap.
Contoh potongan gambar:
(Sumber gambar: Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SD/MI Kelas II, H. Suyatno dkk.)
Contoh gambar di atas memberikan beberapa gambaran. Gambar pertama
memperlihatkan seorang anak yang kehujanan. Gambar kedua memperlihatkan seorang
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 93
ibu yang memberi obat pada seorang anak yang terbaring sakit. Gambar ketiga
memperlihatkan seorang anak yang berangkat ke sekolah diiringi oleh kucing kecil.
Contoh puisi yang tidak lengkap berdasarkan gambar :
Ibuku yang …..
Ibuku
Engkau selalu memperhatikanku
Ketika aku ……
Karena ………………
Engkau dengan sabar ……………………ku
Sehingga aku menjadi …..… kembali
Karena …….
Aku bisa pergi ke …………… lagi
Ditemani ……………ku yang ………….
Terima kasih, ……………….
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Untuk mengarahkan imajinasi siswa, guru dapat menanyakan pada siswa
bagaimana gambaran mereka terhadap gambar-gambar yang ditunjukkan.
―Anak-anak, coba kalian perhatikan gambar-gambar ini. Siapa yang bisa
menyebutkan apa yang terjadi di dalam gambar-gambar ini?‖
Setelah itu mintalah mereka membaca dalam hati puisi yang beberapa bagiannya
kosong tersebut. Siswa diharapkan memahami isi puisi tersebut dengan baik sehingga
dapat berimajinasi kira-kira apa yang harus diisi pada ruang-ruang yang dikosongkan
tersebut.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah siswa memahami gambar tersebut yang dibuktikan dengan kemampuan
mereka dalam melengkapi isi puisi, guru melakukan pelatihan. Guru dapat
menggunakan puisi yang berbeda sebagai alat pelatihan. Apabila puisi yang digunakan
masih sama, usahakan ruang yang dikosongkan berbeda dengan tingkat kesulitan yang
lebih tinggi.
Contoh puisi yang sama dengan ruang kosong yang berbeda:
Ibuku yang Baik
Ibuku
Engkau selalu memperhatikanku
Ketika aku ……
…………………………
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 94
Puisi berhubungan dengan perasaan atau isi hati. Gambar yang sama bisa saja
diberi tanggapan yang berbeda oleh tiap-tiap siswa. Hal itu sangat bergantung dengan
dengan suasana hati siswa. Kemungkinan besar ada siswa yang akan kesulitan untuk
mengungkapkan isi hatinya meskipun sudah dibantu dengan gambar. Untuk
memudahkan siswa menulis puisi, guru dapat meminta siswa mengingat-ingat
pengalaman pribadi siswa yang mirip dengan gambar di atas. Dengan cara seperti itu,
diharapkan siswa lebih mudah mengungkapkan curahan hatinya ke dalam tulisan.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah siswa melengkapi isi puisi berdasarkan gambar, guru meminta siswa
untuk saling mempertukarkan puisinya dengan temannya. Mintalah pendapat siswa
tentang puisi temannya. Bisa saja terjadi pilihan yang ditulis seorang siswa berbeda
dengan dengan puisi temannya. Guru sebaiknya menerima perbedaan-perbedaan
tersebut karena hal itu memperlihatkan imajinasi siswa yang beragam. Hal itu baru
menjadi hambatan jika kalimatnya menjadi tidak logis. Jika hal tersebut terjadi,
bimbinglah siswa untuk memperbaiki kesalahannya dengan memintanya membaca
ulang.
Kemudian, mintalah satu siswa maju ke depan. Siswa tersebut kemudian diminta
membaca puisi yang dibuatnya. Setelah itu, mintalah pendapat teman-temannya
terhadap puisi yang dibuat siswa tersebut. Setelah beberapa puisi siswa dibahas di depan
kelas, guru dapat meminta siswa membuat kelompok dengan jumlah anggota empat
orang. Siswa diminta menukarkan puisi hasil tulisan siswa pada temannya. Lalu, siswa
membaca dalam hati puisi hasil tulisan temannya. Setiap siswa diminta memberikan
komentar terhadap puisi temannya.
Selain evaluasi dari siswa, guru dapat memberikan masukan pada setiap puisi siswa dan
di mana letak kesalahannya, terutama dalam penggunaan kata.
Diharapkan melalui pembelajaran ini, siswa dapat memahami gambar dengan
baik dan mampu mengemukakan perasaannya baik sedih, gembira, kecewa, bahagia,
yang diwakili dari gambar tersebut dengan baik. Sebagai tindak lanjut, guru dapat
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 95
E. MENULIS PUISI BERDASARKAN GAMBAR DENGAN
PILIHAN KATA YANG MENARIK (KELAS III SEMESTER 2)
1. Pengantar
Jika pada pembelajaran sebelumnya siswa diajari melengkapi puisi berdasarkan
gambar, sekarang siswa diajari untuk menulis puisi secara mandiri. Konsep melengkapi
dan menulis memiliki perbedaan. Melengkapi berarti menulis dengan cara menambahi
bagian-bagian yang kosong pada sebuah puisi. Menulis berarti memulai sesuatu dari hal
yang sama sekali tidak ada. Puisi dengan pilihan kata yang menarik berarti puisi
tersebut telah menggunakan kata yang terpilih dari bebeberapa kata lainnya yang sama/
hampir sama sehingga puisi tersebut menjadi puisi yang menarik untuk dibaca.
Pada pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu berimajinasi secara mandiri
dengan bertitik tolak pada gambar. Oleh karena itu, pada saat melakukan apersepsi,
guru menjelaskan perbedaan kedua konsep tersebut secara jelas.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet,
atau dibuat oleh guru sendiri. Usahakan gambar-gambar tersebut memang
sangat menarik perhatian siswa.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku
ajar.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 96
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan disampaikan
Sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan apersepsi dan menjelaskan
perbedaan konsep pada pembelajaran sekarang dan pembelajaran sebelumnya.
Anak-anak, sebelumnya kita sudah belajar melengkapi puisi anak
berdasarkan gambar. Sekarang kita akan belajar menulis puisi berdasarkan
gambar dan pilihan kata yang menarik.
b. Guru memberikan contoh materi sesuai dengan SK/KD
Guru menunjukkan gambar kepada siswa. Kemudian, membuat beberapa
pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman siswa terhadap gambar tersebut.
Contoh gambar:
Contoh pertanyaan berdasarkan gambar:
1. Apa yang terdapat dalam gambar ini?
2. Apa yang dapat kamu bayangkan/ imajinasikan dari gambar ini?
Contoh gambar dan pertanyaan:
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 97
1. apa yang terjadi dalam gambar ini?
2. coba kamu imajinasikan gambar tersebut berdasarkan pengalamanmu
sendiri!
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah siswa diajak memperhatikan gambar, guru meminta siswa untuk
memberikan pendapat mengenai gambar tersebut atau membaca gambar.
Mengemukakan pendapat berarti mengungkapkan ide menulis. Jadi, melalui proses
mengemukakan pendapat ini, siswa juga secara otomatis mengungkapkan ide dalam
penulisan puisi.
Hambatan awal pada siswa adalah tidak semua siswa dapat berimajinasi dengan
baik. Ada siswa yang mungkin masih membutuhkan proses memahami apa yang
dimaksud guru dengan berimajinasi. Jika siswa terlihat agak kesulitan, guru dapat
mengarahkannya dengan mencoba melihat dari perspektif atau pandangan siswa. Apa
yang dibayangkan oleh siswa mungkin masih berupa gambaran visual pada gambar.
Misalnya:
1) apakah yang ada di bayangan siswa ketika melihat gambar kedua?
Jawaban siswa A: ia melihat kakaknya sedang bermain sepeda.
2) Guru dapat menanyakan pertanyaan: di manakah kakak A bermain sepeda?
Kapan terjadinya?
Jawaban: di taman perumahan. sore hari.
Rangkaian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan bahan untuk menulis puisi
meskipun kemungkinan besar puisi yang ditulis siswa masih berupa puisi berbentuk
cerita atau puisi naratif.
Cara lain untuk mempermudah siswa menulis adalah dengan meminta siswa
berimajinasi berdasarkan pengalaman mereka. Jika siswa belum pernah mengalami
seperti apa yang terlihat pada gambar, mintalah siswa berimajinasi seolah-olah ia yang
sedang berada dalam gambar atau sedang melihat dan merasakan langsung peristiwa
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 98
serta suasana yang terjadi dalam peristiwa tersebut.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Guru menugasi siswa menulis puisi secara mandiri berdasarkan gambar yang
dibagikan. Pada saat pelatihan, guru diharapkan tetap mendampingi siswa. Jalinlah
komunikasi personal dengan siswa. Jika siswa masih merasakan kesulitan dalam
menuangkan gagasan ke dalam siswa, mintalah siswa menyebutkan secara detail hal-hal
apa saja yang terdapat pada gambar. Kemudian tanyakan apa yang menarik hatinya dari
hal-hal tersebut. Setelah itu mintalah siswa menuliskan hal yang menarik hatinya
tersebut menjadi sebuah puisi. Berikan panduan kepada siswa untuk mencari pilihan
kata yang menarik.
Guru membimbing siswa menggunakan kalimat sederhana. Kalimat sederhana
adalah adalah kalimat tunggal, atau kalimat yang pendek yang biasanya hanya terdiri
dari subjek dan predikat, atau subjek, predikat, dan objek. Kalimat sederhana
memudahkan siswa untuk menyampaikan gagasannya. Meskipun sederhana, kalimat
tersebut telah menggunakan pilihan kata yang menarik.
5. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah siswa menyelesaikan tulisannya, guru mengevaluasi hasil kerja siswa.
Selain melakukan evaluasi secara mandiri, guru juga dapat melibatkan siswa dalam
evaluasi, dengan cara membagikan puisi hasil karya temannya dan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai puisi yang paling menarik.
Contoh pertanyaan menulis:
1. puisi siapakah yang paling menarik?
2. apa bagian yang menarik dari puisi tersebut?
3. puisi siapakah yang penulisannya sesuai dengan perintah di atas?
Jika ada siswa yang menjawab pertanyaan pertama, guru dapat menanyakan
kepada siswa tersebut apa yang menarik. Begitu pula seterusnya. Dengan cara seperti
itu, siswa juga dilatih untuk belajar memahami puisi ciptaan sendiri ataupun puisi
ciptaan orang lain.
Kemampuan menulis puisi anak bisa ditingkatkan dengan cara memberi siswa
pekerjaan rumah. Caranya, siswa mencatat peristiwa apa yang dialaminya atau yang
menarik hatinya. Kemudian, tuliskan peristiwa tersebut ke dalam bentuk puisi. Dengan
demikian, kemampuan siswa dalam menulis puisi akan semakin terasah.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 99
BAB XI
MENJELASKAN, MEMBACA PUISI ANAK DENGAN
LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT, DAN
MENCERITAKAN ISI DONGENG
STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)
Ada beberapa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) berkaitan
dengan membaca puisi dan menjelaskan puisi. SK/KD tersebut adalah
(1) Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi
yang tepat (kelas I semester 2),
(2) Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca (kelas II semester 1), dan
(3) Membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat (kelas III
semester 2).
A. MEMBACA PUISI ANAK YANG TERDIRI ATAS 2-4 BARIS
DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT (KELAS I
SEMESTER 2)
1. Pengantar
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Yang membedakan puisi dengan
ragam sastra lainnya adalah bahasa puisi mengutamakan irama serta penyusunan bait
dan larik. Puisi anak adalah puisi yang ditulis untuk anak. Penulisnya bisa saja orang
yang yang lebih dewasa atau anak-anak itu sendiri. Karena ditujukan untuk anak, isi
puisi anak masih menggunakan kalimat yang sederhana dan bersifat naratif sehingga
lebih mudah dimengerti siswa
2. Langkah-Langkah pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet,
atau dibuat oleh guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 100
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku
ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Dalam pembelajaran awal, guru sebaiknya memperkenalkan apa yang dimaksud
dengan puisi anak. Setelah itu, guru menjelaskan bagaimana cara membaca puisi anak.
b. Guru memberikan contoh sesuai dengan SK/KD
Saat menjelaskan puisi anak, guru memberikan contoh. Diharapkan setiap
memberikan penjelasan atau menjelaskan definisi, guru selalu menyertainya dengan
contoh di papan tulis. Metode contoh akan lebih memudahkan proses penyampaian
materi kepada anak-anak karena untuk mencerna sesuatu, nalar anak-anak masih sangat
ditentukan oleh visualisasi.
Sebagai tahap awal pembelajaran membaca puisi, guru menggunakan contoh
puisi sederhana dengan kosakata yang sederhana (mudah dipahami) dan akrab dengan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 101
siswa. Puisi sederhana adalah puisi yang terdiri dari 2-4 baris kalimat. Hal ini akan
memudahkan siswa dalam memahami puisi tersebut. Jangan gunakan kosakata yang
abstrak dan tidak dekat dengan kehidupan siswa.
Contoh puisi sederhana yang menggunakan kosakata sederhana:
`
ke kebun binatang
Karya Fajar Dinda Mutiara
ayo kawan
ke kebun binatang
melihat monyet singa dan zebra
alangkah kaya alam kita
(dikutip dengan editan dari Indahnya Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk kelas I SD/MI: H. Suyatno)
Setelah memperlihatkan contoh puisi dengan cara menuliskannya di papan tulis,
guru mencontohkan membaca puisi. Sekali lagi, sebelum memulai kegiatan, siswa
diberikan contoh. Guru diharapkan membacakan puisi dengan lafal dan intonasi yang
tepat. Sebelum membacakan puisi, mintalah siswa untuk fokus ke depan kelas. Hal ini
akan memudahkan siswa untuk memahami cara membaca puisi yang benar.
Cara membaca puisi yang benar adalah dengan membaca nyaring dan
berpatokan pada intonasi dan lafal yang tepat. Agar siswa dapat mengikuti dengan benar
dalam hal lafal dan intonasi yang tepat, guru dapat membaca puisi dengan cara
memengal-menggalnya.
ayo kawan dibaca menjadi a-yo ka-wan.
ke kebun binatang dibaca ke ke-bun bi-na-tang
melihat monyet singa dibaca me-li-hat mo-nyet si-nga
dan zebra dibaca dan zeb-ra
juga gajah kijang dan rusa dibaca ju-ga ga-jah ki-jang dan ru-sa
kita gembira sambil belajar dibaca ki-ta gem-bi-ra sam-bil be-la-jar
alangkah kaya alam kita dibaca a-lang-kah ka-ya a-lam ki-ta
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah mencontohkan membaca puisi, guru menyuruh siswa membaca puisi
dalam hati. Hal ini untuk memudahkan siswa dalam memahami puisi tersebut. Setelah
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 102
siswa membaca puisi tersebut dalam hati, guru memandu siswa untuk membaca
bersama-sama.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1) guru membaca satu baris, siswa mengikuti membaca satu baris
2) guru membaca seluruh isi puisi, siswa mengikuti membaca seluruh puisi
sampai selesai
4) guru membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat
5) siswa mengikuti membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat
sampai selesai
6) siswa membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat tanpa bantuan
guru
Pada saat siswa membaca puisi, guru dapat memantau cara siswa membaca
dengan berkeliling kelas. Guru dapat mengamati satu per satu siswa yang sedang
membaca. Jika siswa masih ada yang kesulitan membaca puisi, guru dapat
membimbingnya dengan cara ikut membacanya.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah proses memahami puisi selesai, guru menyuruh siswa membacakannya
di depan kelas. Tunjuklah siswa untuk maju ke depan. Tanyakan apa siswa siap untuk
membacakannya di depan kelas. Jika siswa masih ragu-ragu, bujuklah ia dengan cara
menghampirinya. Kesulitan siswa dalam membaca puisi ke depan kelas bisa disebabkan
beberapa hal:
1) siswa merasa malu ke depan kelas
2) siswa merasa tidak mampu membaca puisi
3) siswa masih mengeja
4) siswa tidak tepat menggunakan lafal dan intonasi
Untuk mengatasi hal tersebut, guru dapat melakukan beberapa hal di bawah ini.
1) Bimbinglah siswa untuk maju ke depan
2) Jika siswa merasa malu, bujuklah siswa dengan kata-kata yang memotivasi
3) Mintalah dukungan pada siswa yang lain bahwa siswa yang ditunjuk mampu
membacakan puisi di depan kelas
4) Bimbinglah siswa bila kesulitan mengeja dan menggunakan lafal dan
intonasi yang tepat.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 103
Diharapkan semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam membaca puisi
di depan kelas.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Guru melakukan evaluasi secara mandiri dengan memberikan simpulan terhadap
cara membaca puisi yang dilakukan siswa. Berikan penjelasan kepada siswa apa yang
harus diperhatikan siswa dalam mebaca puisi dengan memperhatikan lafal dan intonasi
yang tepat.
Sebagai tindak lanjut, guru menugasi siswa mencari puisi yang lain dan
membacanya dengan lafal dan intonasi yang tepat pada kesempatan pembelajaran
selanjutnya.
B. MENJELASKAN ISI PUISI ANAK YANG DIBACA (KELAS II
SEMESTER 1)
1. Pengantar
Menjelaskan isi puisi anak adalah bagian keterampilan dalam memahami isi
puisi. Pengertian menjelaskan adalah menerangkan atau menguraikan secara terang
(KBBI: 1988). Jadi, sebelum menjelaskan, siswa harus memahami isi puisi.
Kemampuan menjelaskan isi puisi adalah kemampuan mengungkapkan kembali isi
puisi yang dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. Jadi, ada dua keterampilan yang
dibutuhkan pada materi pembelajaran yaitu (1) siswa dapat memahami isi puisi dengan
baik dan (2) siswa dapat menjelaskan atau mengemukakan isi puisi yang dibaca dengan
baik pula.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet,
atau dibuat oleh guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 104
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku
ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru melakukan apersepsi dan memberikan penjelasan mengenai perbedaaan
pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya.
‖Anak-anak, sebelumnya kita mempelajari membaca puisi anak yang terdiri
atas 2-4 baris dengan lafal dan intonasi yang tepat. Sekarang kita mempelajari materi
menjelaskan puisi anak.‖
b. Guru memberikan contoh materi sesuai SK/KD
Sebelum memberikan contoh, guru telah menyediakan teks puisi yang akan
dibaca siswa. Teks puisi yang dipilih diharapkan puisi yang sederhana. Pilihlah teks
puisi yang mudah dicerna dan tidak terlalu rumit kosakatanya. Teks puisi bisa
didapatkan pada buku pelajaran, buku puisi anak, situs internet, atau dibuat oleh guru
sendiri.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 105
Guru membacakan puisi yang telah disediakan. Setelah itu, guru memberikan
penjelasan isi puisi tersebut.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Sebelum menjelaskan isi puisi, siswa terlebih dahulu harus memahami dulu isi
puisi. Oleh karena itu, siswa diminta membaca puisi yang disediakan guru dalam hati
terlabih dahulu. Membaca dalam hati akan memudahkan siswa dalam memahami puisi.
Untuk menguatkan pemahaman siswa, guru dapat mengajak siswa bersama-sama
membaca puisi.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah siswa diangggap sudah mulai dapat memahami materi, guru dapat
menugasi siswa untuk membuat kelompok-kelompok. Tiap anggota bisa terdiri dari
empat sampai lima anggota.
Dalam aktivitas kelompok, semua siswa diharapkan terlibat. Siswa dalam
kelompok diharapkan memiliki kesepatan yang sama dalam membacakan puisi. Karena
itu, guru sebaiknya memantau proses pembacaan puisi pada setiap kelompok. Guru juga
dapat berperan serta jika ada yang siswa yang kesulitan dalam membaca puisi.
Langkah-langkah aktivitas kelompok:
a) Siswa membacakan puisi, sedangkan siswa yang lain menyimak
b) siswa melakukan secara bergantian
c) puisi yang akan dibaca siswa sama, tetapi dapat pula puisi yang dibaca
tiap-tiap kelompok berbeda
Setelah seluruh siswa mendapatkan giliran membacakan, siswa menjelaskan apa
isi puisi yang dibaca di depan kelompoknya. Setiap siswa diharapkan mendapatkan
giliran menjelaskan isi puisi menurut pendapatnya. Anggota kelompok mendiskusikan
isi puisi yang dibaca sehingga mendapatkan satu kesimpulan.
Setelah seluruh anggota kelompok mendapatkan kesimpulan tentang puisi yang
dibaca, guru menyuruh setiap perwakilan kelompok secara bergantian maju ke depan.
Siswa yang menjadi perwakilan ini diminta untuk menjelaskan isi puisi yang dibaca
seluruh anggota kelompoknya.
Setiap perwakilan kelompok selesai menjelaskan isi puisi, guru meminta
pendapat kepada kelompok lain terhadap penjelasan tersebut.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 106
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Setelah seluruh kelompok selesai menjelaskan isi puisi, guru mengevaluasi
penjelasan siswa atas puisi yang dibaca. Dalam evaluasi, guru memberikan penekanan
pada
1) kemampuan siswa dalam menjelaskan isi puisi yang dibacakan;
2) kemampuan siswa dalam menafsirkan puisi yang dibaca.
C. MEMBACA PUISI DENGAN LAFAL, INTONASI, DAN
EKSPRESI YANG TEPAT (KELAS III SEMESTER 2)
1. Pengantar
Penjelasan mengenai puisi terdapat subbab sebelumnya. Cara membaca puisi
bisa beberapa cara, di antaranya (1) membaca puisi dengan cara biasa dan (2) membaca
puisi dengan ekspresi. Membaca puisi dengan cara biasa adalah membaca puisi seperti
membaca teks biasa. Membaca puisi dengan ekspresi adalah membaca puisi dengan
cara memeragakan mimik muka yang sesuai dengan isi puisi. Pada aktivitas membaca
puisi dengan ekspresi terkandung juga kemampuan menggunakan lafal dan intonasi
yang tepat.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, puisi dan gambar menarik dari buku pengayaan, dari internet,
atau dibuat oleh guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan
memahami SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam
buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
puisi anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 107
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku
ajar.
d. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
e. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
a. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan
Guru melakukan apersepsi.
―Anak-anak, sebelumnya kita belajar menjelaskan puisi anak yang dibaca.
Sekarang kita belajar membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.‖
Teks puisi anak harus selalu disediakan oleh guru untuk mendukung
pembelajaran. Akan tetapi, jika pembelajaran ini sudah disosialisasikan pada
pembelajaran sebelumnya, guru dapat menugasi siswa mencari puisi yang ditentukan
temanya.
b. Guru mencontohkan membaca puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat.
Guru dapat mengingatkan siswa bahwa dalam pembacaan puisi, siswa harus
menggunakan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Sebagai upaya memudahkan
pemahaman siswa, guru memberikan contoh dengan membacakan sebuah puisi dengan
menggunakan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
c. Guru membimbing siswa mendalami materi
Setelah memberikan contoh cara membaca membaca puisi, guru menyuruh
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 108
siswa membaca teks puisi dalam hati untuk memudahkan pemahamasan siswa terhadap
teks tersebut. Berilah waktu pada siswa untuk membacanya berulang-ulang supaya
siswa betul-betul mampu memahaminya.
d. Guru memberikan pelatihan kepada siswa
Setelah siswa memahami puisi, guru menugasi siswa untuk membaca puisi
sesuai dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat. Pelatihan ini dapat dilakukan
secara individu atau kelompok. Jika dilakukan secara individu, guru menyuruh siswa
membacakannya di depan kelas secara bergantian. Jika pelatihan dilakukan secara
kelompok, guru dapat mengarahkan kepada siswa untuk membentuk kelompok dengan
empat sampai lima anggota. Setiap anggota harus mendapatkan giliran membaca
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
Langkah-langkah dalam aktivitas kelompok:
1) Setiap siswa membacakan puisi di hadapan anggota kelompoknya.
2) Aktivitas tersebut dilakukan secara bergantian.
3) Setelah setiap siswa dalam kelompok membaca puisi, guru menanyakan
pada anggota kelompok siapa yang paling tepat membaca puisi berdasarkan
intonasi, lafal, dan ekspresi.
4) Anggota kelompok menunjuk siswa yang dianggap paling tepat membaca
puisi
Setelah perwakilan tiap kelompok didapatkan, guru menyuruh siswa maju ke
depan kelas. Setiap siswa yang menjadi perwakilan saling bergantian membaca puisi
berdasarkan standar intonasi, lafal, dan ekspresi yang tepat.
e. Guru mengevaluasi kemampuan siswa
Di akhir pelatihan, guru memberikan evaluasi dan penilaian. Penilaian terhadap
pelatihan individu dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Guru dapat menanyakan
pada siswa siapakan yang membaca puisi paling tepat dalam penggunaan lafal, intonasi,
dan ekspresi. Mintalah siswa yang mengemukakan pendapatnya. Jika ada siswa
menjawab, tanyakan kembali apa alasannya.
Setelah sesi pendapat siswa ditutup, guru dapat menjelaskan evaluasinya. Jika
ada yang bagus pada penampilan siswa, tunjukkan di sisi mana bagusnya. Jika ada yang
kurang tepat pada penampilan siswa, guru dapat mengoreksinya. Guru diharapkan
memberikan penjelasan yang mudah dimengerti. Dengan demikian, semua siswa dapat
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 109
memahami apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini.
D.MENCERITAKAN ISI DONGENG YANG DIBACA (KELAS III
SEMESTER 1)
1. Pengantar
Dengeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Biasanya menceritakan
kejadian di masa lampau, terutama tentang kejadian yang aneh-aneh.
Pada bagian ini siswa diminta untuk menjelaskan isi dongeng yang telah
dibacanya. Dengan kata lain siswa (kelas 2) diminta menyimpulkan dongeng atau cerita.
Ada dua cara yang bisa ditempuh agar siswa dapat melaksanakan tugas tersebut.
Pertama, guru membacakan satu cerita yang diambil dari buku ajar atau guru
mempersiapkan sebuah cerita anak yang disesuaikan dengan kondisi kelas. (2) siswa
diminta untuk membaca satu cerita anak yang ada dalam buku ajar atau dipersiapkan
guru sebelumnya. Namun, cara yang pertama sebaiknya dilakukan terlebih dahulu.
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
2.1 Persiapan Pembelajaran
a. Guru mempersiapkan sumber bahan ajar, yakni buku ajar, dan sumber yang
lain, misalnya, donegeng yang menarik dari buku pengayaan, dari internet, atau
dibuat oleh guru sendiri.
b. Guru membaca dan memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar
materi yang akan diajarkan yang terdapat dalam buku ajar. Dengan memahami
SK/KD, guru dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar.
c. Guru mempelajari dan memahami materi yang akan diajarkan yang terdapat
dalam buku ajar. Guru memahami dengan baik apa yang dimaksud dengan
dongeng anak. Dengan memahami materi, guru akan dapat berimprovisasi
ketika mengajar dan dapat memperkaya materi yang terdapat dalam buku ajar.
f. Guru mempersiapkan metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan cocok
yang akan digunakan dalam menyajikan materi yang terdapat dalam buku
ajar. Guru harus dapat memikat siswa belajar aktif, kreatif, dan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 110
menyenangkan sehingga siswa dapat menggunakan waktu belajar di kelas
dengan penuh dan dengan penuh perhatian.
g. Guru mengondisikan siswa siap memperoleh materi yang akan diberikan.
Suruhlah siswa duduk dengan baik dan buku ajar harus ada di atas meja
masing-masing. Mulailah guru memberikan pelajaran setelah yakin seluruh
siswa benar-benar siap mengikuti pelajaran.
2.2 Proses Pembelajaran
Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan langkah-langkah yang dilakukan
untuk menjelaskan isi puisi anak yang dibaca (Kelas II Semester 1)
Namun demikian, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk
menceritakan isi dongeng adalah sebagai berikut
(1) Guru membacakan cerita sederhana dengan perlahan-lahan, lafal yang jelas
dan intonasi yang tepat.
(2) Guru juga diharapkan membacakan cerita dengan ekspresi yang dramatis
agar siswa kelas permulaan dapat menghayati isi cerita yang disampaikan.
(3) Siswa diminta mendengarkan cerita yang dibacakan guru dan jangan biarkan
siswa menulis atau apa pun agar mereka dapat berkonsentrasi pada cerita
yang disampaikan.
(4) Setelah guru membacakan isi cerita, ulanglah beberapa peristiwa yang
penting untuk membantu mengingatkan siswa pada cerita yang telah
didengarnya.
(5) Guru meminta siswa untuk menceritakan isi dongeng yang telah
didengarkannya.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 111
BAB X
PENILAIAN PEMBELAJARAN MEMBACA DAN
MENULIS PERMULAAN
A. Pengertian Penilaian
Secara umum dapat dikatakan penilaian adalah proses sistematis meliputi
pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi
untuk membuat keputusan. Adapun evaluasi pengajaran adalah
penilaian/penaksaran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat
dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dari pengertian tersebut di atas tujuan evaluasi pengajaran antara lain
adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai di mana
tingkat kemampuan dan kebefiasilan peserta didik dalam mencapai tujuan
kurikulerl pengajaran. Dengan demikian evaluasi menempati posisi yang penting
dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya evaluasi pengajaran ini,
keberhasilan pengajaran tersebut dapat diketahui.
B. Alat-alat Penilaian Pengajaran
Alat untuk mengadakan penilaian pengajaran pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua kelompok, yaitu: 1) tes, dan 2) non tes. Dan sesuai maksud buku ini, tes
hasil belajar yang menulis tekankan pembahasannya.
l. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar, adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil
pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya, dalam jangka waktu
tertentu.
Untuk keperluan evaluasi proses belajar mengajar, dapat digunakan tes yang
telah distandardisasikan (standardized test). maupun tes buatan guru sendiri
(teacher-made test).
Standardized test adalah tes yang telah mengalami proses standardisasi, yakni
proses vatiditas dan reliabilitas, sehingga tes tersebut benar-benar valid dan reliabel
untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Standardized test biasanya dibuat
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 112
oleh para ahli psikologi dan banyak digunakan diinstansi pemerintahan yang
memerlukan, misal tes untuk penerimaan pegawai baru, dan sebagainya.
Sedangkan tes buatan guru sendiri adalah suatu tes yang disusun oleh
guru sendiri untuk mengevaluasi kebefiasilan proses belajar mengajar.
Biasanya tes buatan guru sendiri banyak dipergunakan di sekolah-sekolah.
Tes buatan guru sendiri ini biasanya terbatas pada kelas atau satu sekolah
sebagai suatu kelompok pemakainya.
Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar mengajar pada
hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) tes lisan,
2) tes tertulis, dan 3 tes perbuatan/tindakan.
Bentuk tes tertulis secara umum dapat dibagi lagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. Tes essay dan b. Tes objektif.
Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tertulis, yang
jawabannya merupakan kerangka (essay) atau kalimat yang panjangpanjang.
Panjang pendeknya tes essay adalah relatif, sesuai kemampuan si penjawab
tes.
Sedangkan tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa
sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun
akan menghasilkan nilai yang sama. Tes objektif jawabannya ringkas dan
pendek-pendek. Tes objektif disebut juga short-answer test.
Bentuk-bentuk tes objektif antara lain adalah melengkapi, mengisi titik-
titik dalam kalimat yang dikosongkan, benar salah , pilihan ganda, dan
menjodohkan.
C. Fungsi Penilaian
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki fungsi
pokok sebagai berikut:
1) Untuk mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah
trielakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengukur sampai di mana keberhasilan sistem pengajaran yang
digunakan.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 113
3) Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses
belajar mengajar.
Selain itu, hasil evaluasi pengajaran juga dapat digunakan untuk:
a. Bahan pertimbangan bagi bimbingan individual peserta didik.
b. Membuat diagnosis mengenal kelemahan-kelemahan dan kemampuan
peserta didik.
c. Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum.
Sekolah mempunyai tiga fungsi pokok yang penting, yaitu:
(1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah
mengalami/melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu
tertentu.
(2) Untuk mengetahui sampai di mana keberhasilan suatu metode
sistem pengajaran yang dipergunakan.
(3) Dengan mengetahui kekurangan serta keburukan yang diperoleh
dari hasil evaluasi itu, selanjutnya kita dapat berusaha untuk
mencari perbaikan.
Di pihak lain, data yang diperoleh dari hasil evaluasi sangat di-
perlukan untuk:
- perlengkapan bagi bimbingan dan pertumbuhan individu murid-
murid;
- membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan
atau kemampuan murid-murid;
- menunjukkan dalam hal-hal apa mereka memerlukan remedial
- menyediakan dasar-dasar yang diperlukan bagi perubahan atau
perbaikan kurikulum; dan
- untuk mengintroduksi pengalaman-pengalaman untuk mendapatkan
kebutuhan-kebutuhan individu dan kelompok murid-murid.
Di dalam kurikulum lama, guru-guru pada umumnya melaksanakan
evaluasi secara tradisional
- kegiatan evaluasi dilakukan setelah proses belajar berlangsung
dalam waktu yang cukup lama (setelah satu bulan, satu caturwulan,
bahkan mungkin satu semester, baru diadakan evaluasi);
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 114
- tanpa merumuskan tujuan pelajaran, terutama tujuaninstruksional,
sehingga dengan demikian hasil evaluasi tidak mengenai sasaran
atau tujuan yang sebenarnya harus dicapai;
- alat atau teknik evaluasi yang dipergunakan tidak relevan dengan
apa yang sebenarnya harus diukur.
D. Jenis Penilaian
Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan, dengan penilaian kelas, tes
kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking,
dan penilaian program.
1. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi
dasar tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab
para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang
sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester.
Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran,
tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.
Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang
diujikan sebagai berikut:
a. Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari rnateri semester
pertama.
b. Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi
semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua.
Ulangan urnum dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel, clan
pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan,
kodya/kabupaten maupun provinsi. Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk
meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soalsoal
yang diujikan. Di samping untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 115
bisa dilakukan oleh bang soal, dan bisa digunakan secara berulang-ulang selama
soal tersebut masih layak dipergunakan.
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang
diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan
pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian
akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik,
dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya.
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil
belajar peserta didik, mendiag- nosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik
untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.
2. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran
(program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas
III.
3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi.
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian
guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan
belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifiksi,
kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak
semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang
berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan.
Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional.
Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat
mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan usaha dan keuletannya.
Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian
benchamarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan
pada akhir satuan pendidikan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 116
keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, clan dapat digunakan
untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta
didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pernbinaan guru dan kinerja
sekolah.
5. Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas
Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional,
serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan masyarakat, clan kemajuan
jaman.
E. Prinsip-prinsip Penilaian
Evaluasi pencapaian belajar peserta didik merupakan salah satu kegiatan
yang merupakan kewajiban bagi setiap pengajar. Ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar, agar tes tersebut benar-
benar dapat menguknr tujuan pengajaran.
Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam menyusun tes hasil
belajar tersebut antara lain adalah:
a. Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan
sesuai dengan tujuan instruksional.
b. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan pelajaran yang
telah diajarkan.
c. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
d. Dirancang sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
Tes hasil belajar hendaknya disusun sesuai dengan kegunaannya. Dalam
evaluasi pengajaran; secara umum ada empat jenis evaluasi, yaitu:
1) Evaluasi penempatan
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk penentuan penempatan
peserta didik dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan
tertentu.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 117
2) Evaluasi formatif
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mencari umpan balik guna
memperbaiki proses belajar mengajar bagi guru maupun peserta
didik.
3) Evaluasi sumatif
Yaitu evaluasi yang digunakan untuk mengukur atau menilai
sampai di mana pencapaian peserta didik terhadap bahan pelajaran
yang telah diajarkan, dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan
tingkat atau kelulusan peserta didik yang bersangkutan.
4) Evaluasi diagnostik
Yaitu evaluasi yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan
belajar peserta didik, seperti latar belakang psikologis, pisik dan
lingkungan sosial ekonomi peserta didik.
e. Dibuat sereliable mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan
baik.
f. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan cara
mengajar guru.
Secara garis besar dapat diutarakan penjelasannya sebagai berikut.
1) Prinsip kesinambungan yang dimaksud ialah bahwa dalam kegiatan
penilaian itu hendaknya dilakukan secara terus-menerus dengan teratur
(sistematis) dan terencana. Dari hasil evaluasi berkesinambungan ini
pengambilan keputusan akan lebih tepat dan mantap, sehingga penetapan
kedudukan siswa benar-benar mencerminkan konsisi yang sebenarnya.
2) Prinsip komprehensif artinya menyeluruh. Pada prinsip menyeluruh ini
yang dimaksudkan adalah bahwa evaluasi mengenai keseluruhan aspek.
Dengan demikian guru memperoleh informasi yang lengkap tentang
kemampuan belajar siswa. Untuk ini diperlukan alat evaluasi yang
mencerminkan keseluruhan aspek yang hendak diukur.
3) Prinsip objektif ini berkaitan erat dengan pemilihan dan kegunaan alat
evaluasi. Artinya alat evaluasi yang digunakan sebagai alat ukur
hendaknya bebas dari subjektivitas atau bias pribadi guru. Hal ini untuk
menjamin informasi yang akurat. Begitu pula penerapan objektivitas
harus dikenakan terhadap penyusunan alat evaluasi, penyelenggaraan dan
paneriksaan hasil pekerjaan siswa.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 118
4) Prinsip keterandalan atau reliabel. Artinya bahwa suatu alat evaluasi
hendaklah memiliki tingkat keterandalan yang tinggi. Namun perlu
diingat bahwa suatu alat yang memiliki keterandalan yang tinggi belum
tentu memiliki kesahihan yang tinggi pula. Suatu alat evaluasi hasil
belajar dikatakan memiliki keterandalan apabila alat evaluasi tersebut
memiliki keajegan (konsisten) hasil bila digunakan pada waktu yang
berkaitan dan juga diberikan pada subjek simple yang setara.
Keterandalan juga mengandung pengertian sebagai "internal consistency"
yaitu apabila soal-soal yang ada dalam alat evaluasi tersebut
menunjukkan tingkat hubungan yang tinggi antarsatu sama lain. Untuk
mengetahui tingkat keterandalan ini biasanya dilakukan de,ngan analisis
statistik. Akan tetapi bagi seorang guru dengan mempelajari hasil evaluasi
siswa pada kelas paralel akan dengan mudah memperoleh informasi atas
perangkat alat ukur. Contoh: bila ditanyakan pada siswa IA dan kelas I
B
tentang latar belakang VOC dapat menguasai nusantara, dijawab
sama/semua siswa memilih option yang sama, ini berarti soal tersebut
memiliki keterandalan yang memadai.
5) Prinsip kesahihan atau prinsip validitas.
Mengenai prinsip ini, menyangkut konsep yang mengatakan bahwa alat
ukur yang dijadikan alat penilai benar-benar mengukur apa yang diukur.
Jadi bila kita ingin mengukur pengetahuan siswa tentang proporsi dan
komposisi keanggotaan DPR pusat antara partai-partai di Indonesia.
Hendaknya pertanyaan/soal yang diberikan harus mengenai hal tersebut
pula. Untuk membuat alat ukur dalam mengevaluasi yang sahih
tidaklah sulit, bila guru berpedoman pada kisi-kisi penyrasunan soal.
Dengan beror'ientasi pada tujuan instruksional untuk tiap pokok
bahasan dapat diramalkan bahwa alat ukur tersebut pasti/sahih. Ada
beberapa jenis validitas, antara lain validitas tampang (face validity)
validitas isi, validitas konstruk dan validitas yang berhubungan dengan
kriterium (meramalkan dengan keadaan kini). Suatu sistem
penggolongan baku dan banyak digunakan oleh himpunan ahli ilmu
jiwa di Amerika (Grounlund, constructing Achievement test, 131)
yaitu:
a) kesahihan isi bahan
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 119
b) kesahihan yang berhubungan dengan kriterium (meramalkan
dengan keadaan ini) dan
c) kesahihan bentuk
Konsep kesahihan sebagaimana dilakukan dalam pelaksanaan soal sebagai
alat evaluasi harus memperhatikan pokok/prinsip-prinsip umum
sebagai berikut:
a) kesahihan menunjukkan pada interpretasi hasil tes (bukan .
terhadap tes itu sendiri).
b) kesahihan disimpulkan dari bukti-bukti yang tersedia (bukan
diukur).
c) kesahihan adalah khas untuk tujuan tertentu (seleksi
penempatan tanpat/kedudukan siswa, penilaian hasil belajar
dan lain-lain.
d) kesahihan dinyatakan dengan derajat (misal: tinggi, rendah,
sedang).
Validitas tampang dengan mudah dapat dipenuhi oleh guru
bila dalam menyusun soal ujian telah disesuaikan dengan
bahan/materi belajar yang tercantum pada buku paket.
Sedangkan validitas isi: apabila soal ujian yang dibuat teleh
sesuai dengan luasnya pokok bahasan yang dipelajari siswa.
Mengenai masalah kesahihan dan keterandalan akan dibahas
secara mendalam dan terinci pada modul 8 tentang analisis
soal tes.
6) Prinsip berdasarkan patokan-patokan tertentu atau prinsip penggunaan
kriteria.
Prinsip ini digunakan jika dalam evaluasi guru harus memilih jenis
pendekatan evaluasi yang dipakai. Dalam hal penyelenggaraan evaluasi
formatif maka prinsip penggunaan kriteria harus dipilih dan dipakai.
Alasan yang dijadikan latar belakang berkaitan dengan fungsi
penyelenggaraan evaluasi formatif itu sendiri. Ini berarti bahwa evaluasi
yang diperoleh benar-benar mencerminkan tercapainya tujuan
instruksional serta tingkat penguasaan materi belajar. Dengan
diperolehnya informasi dari hasil evaluasi ini, maka jika siswa belum
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 120
dapat mencapai kriteria keberhasilan belajar terpaksa mereka masih
dikenakan untuk mengulangi lagi.
7) Prinsip kegunaan yang dimaksudkan ialah:bahwa evaluasi yang
dilakukan haruslah sesuatu kegiatan yang bermanfaat/berguna dan
menunjang kepentingan kegiatan belajar mengajar. Apabila
penyelenggaraan evaluasi itu hanya akan menyusahkan siswa tanpa
mengandung makna pendidikan/nilai paedagogis maka tidak perlu
dilakukan. Misal: guru mengadakan ulangan karena untuk mengisi jam
kosong. Begitu pula guru mendiskusikan soal -soal ujian yang tak ada
hubungannya dengan paket pelajaran. Kemanfaatan hendaknya
dipertimbangkan dengan waktu yang tersedia. Seandainya dalam suatu
kelas terdapat jumlah lebih dari 100 siswa dan waktu memeriksa
terbatas, maka janganlah menggunakan bentuk tes uraian. Hal tersebut
lebih tepat menggunakan tes bentuk objektif.
Selain prinsip-prinsip tersebut maka hal lain juga penting dilakukan
ialah prinsip kooperatif. Artinya bahwa evaluasi harus dilaksanakan
bersama-sama oleh staf pengajar agar kita dapat menentukan kemajuan
siswa dalam kurun waktu/periode tertentu. Misal: ujian tengah semester,
ujian semester dan sebelum ujian tengah semester diawali dengan tes kecil
(kuis).
F. Penilaian Proses yang Berfokus pada Kemahiran Menulis
Menulis dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk
menyatakan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
tulis. Menulis merupakan " aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan
ke dalam lambang-lambang kebahasaan (Akhadiah,1989). Pembelajaran menulis
didasarkan pada interaksi antara dua pendekatan yaitu proses dan produk (Nunan,1991).
Karena itu, evaluasi yang dilakukan jugaberupa evaluasi proses dan produk/hasil.
Kegiatan menulis melibatkan aspek: pengolahan gagasan, penataan kalimat,
pengembangan paragraf, serta pengembangan model karangan: penggunaan ejaan,
kemampuan penggunaan diksi/kosa kata, kemampuan penggunaan kalimat, penggunaan
jenis komposisi (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian
ide). Kesemua aspek inilah yang diukur dalam kemampuan menulis.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 121
G. Penilaian Kegiatan Menulis Permulaan
Untuk tingkat permulaan, kegiatan menulis lebih didominasi oleh hal-ha1
yang bersifat mekanis.
Kegiatan mekanis yang dimaksud dapat berupa:
- Sikap duduk yang baik dalam menulis
- Cara memegang pensil alat tulis
- Cara memegang buku
- Melemaskan tangan dengan cara menulis di udara
- Melemaskan j ari j ari melalui kegiatan menggambar, menjiplak/ngeblat, melatih
dasar-dasar menulis.
Daftar aktivitas tersebut di atas dapat dijadikan dasar dalam menyusun
pedoman pengamatan kegiatan menulis permulaan. Kegiatan pengamatan
dilakukan selama kegiatan menulis berlangsung.
Evaluasi dalam menulis di Kelas I dan II SD
Telah diketahui bahwa pembelajaran menulis di kelas I dan kelas II
merupakan pembelajaract menulis tahap awal atau menulis permulaan. Adapun
tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran menulis permulaan, seperti
tercantum dalam Kurikulum ialah sebagai berikut:
Tujuan pembelajaran menulis di kelas I
1) Siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat sederhana.
2) Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat-kalimat
sederhana.
3) Siswa mampu menceritakan dan menulis tentang benda-benda yang
dikenal di sekitarnya dengan kalimat sederhana.
Untuk mengevaluasi tingkat ketercapaian tujuan nomor 1), data dapat
dijaring melalui:
a) Dikte
(1) Siswa diminta menuliskan kata-kata yang didiktekan guru.
(2) Siswa diminta menuliskan kalimat-kalimat sederhana yang didiktekan
guru.
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 122
Untuk siswa caturwulan 3 perlu diperhatikan penggunaan huruf kapita pada
awal kalimat, nama Tuhan, agama, nama orang, serta tanda baca titik pada
akhir kalimat.
b) Tugas : (1) Siswa diberi tugas untuk menuliskan naitla-nama binatang,
hunga kendaraan atau benda-benda di dalam gambar yang
ditunjukkan guru.
(2) Siswa diminta menuliskan kalimat sesuai dengan gambar
yan; ditunjukkan guru.
Dalam hal ini penggunaan huruf kapital pada awal dan tanda baca titik pada
akhir kalimat perlu diperhatikan; demikian pula kesesuaian isi kalimat dengan
gambar.
Untuk melaksanakan dikte, guru perlu memilih kata-kata dan kalimat
sederhana yang akal didiktekan, dengan memperhatikan tema, subtema dan tujuan
pembelajaran khusus; sedang untul melaksanakan penugasan butir (1) dan (3), guru
perlu menyiapkan gambar-gambar sesuai dengal tema dan tujuan pembelajaran.
Contoh:
Dikte di kelas I caturwulan 2
Tema : Kegemaran Subtema : Kegemaran teman sekitar
TPK : Siswa dapat menuliskan kalimat sederhana yang
didiktekan guru.
Bahan dikte :
anto gemar
membaca buku
tuti gemar
menulis puisi
dirman gemar
main bola
siti gemar
memasak
umi dan irwan gemar menyanyi
b. Tujuan pembelajaran menulis di kelas II
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 123
Tujuan pembelajaran menulis di kelas II merupakan kelanjutan dari
tujuan yang harus dicapai di kelas I. Untuk peningkatan, pada tujuan di kelas
II dicantumkan tujuan yang lebih mendekati penggunaan secara praktis, yakni
penggunaan pragmatik. Sehubungan dengan hal itu maka rumusan tujuan
untuk kelas II, dicantumkan tujuan berikut.
Siswa mampu menuliskan pesan, perasaan, dan keinginannya.
Tingkat ketercapaian tujuan tersebut dapat dievaluasi dengan pemberian
tugas membuat kalimat-kalimat sederhana untuk menyatakan perasaan, pesan,
keinginan, atau dapat j!ya sisva diminta membuat/menuliskan sualu dialog
dengan kalimat dan isi sesuai dengan kemaropuan. Contoh: Guru mengajarkan
menulis di kelas II caturwulan 3.
Tema : Lingkungan
Subtema : Pesta ulang tahun
TPK : Siswa dapat menuliskan perasaan dan
keinginannya, dalam bentuk percakapan.
Pembelajai-an : Buatlah/tuliskan sebuah percakapan dengan
ibumu!
, Isinya : Kamu merasa senang menerima hadiah ulang
tahun dari temanteman sekelasmu.
Kamu minta, agar rtiizinkan mengadakan pesta
kecil bersama teman-temanmu itu.
Yang diperhatikan dalam penilaian:
(1) kesesuaian isi (misalnya rentangan nilai: 2,5 - 5
(2) ketepatan penggunaan kata dan kalimat (1,5 - 3)
(3) ketepatan penulisan kata clan kalimat (1 - 2)
Nilai yang tertinggi yang daput dicapai siswa: 10, dan nilai terendah:5.
H. Bentuk Penilaian lain
Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan tepat mengenai
kemajuan, kelebihan, kebutuhan siswa kelas I dan II dalam hal membaca dan
menulis, sebaiknya guru memperhati pendapat Routman di atas. Selain tes untuk
melaksanakan pengukuran dimaksud ada beberapa cara yang dapat ditempuh,
antara lain ialah melalui:
1. Pengamatan dan evaluasi informal (oleh guru)
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 124
Hampir semua bentuk evaluasi yang diguna!.an dengan berhasil dalam
pembelajaran bahasa secara menyeluruh berupa pengukuran informal.
Pengamatan dan keputusan yang dibuat oleh guru terutama mengenai proses
pembelajaran, merupakan alat yang paling sahih (valid) untuk mengumpulkan
dan men-analisis data tentang pembelajaran siswa:(Routman, lewat Zuchdi,
1994).
Contoh:
Catatan Anekdot
Catatan ini merupakan catatan pengamatan yang menggambarkan
perkembangan sosial dalam arti sikap, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya
belajar keterampilan dan strategi yang digunaka aleh siswa, serta apa saja yang
tampak bermakna ketika diadakan pengamatan. Catatan-catatan tersebut
biaaanya berupa komentar singkat yang sangat spesifik mengenai apa yang
dikerjakan: dan yang harus dikerjakan oleh siswa. Wujudnya berupa kumpulan
informasi yang dicatat secara tei-us-menerus da menggambarkan perkembangan
kemampuan berbahasa siswa secara luas.
2. Wawancara (oleh guru)
Wawancara dengan siswa satu demi satu merupakan cara yang ideal untuk
mengetahui keadaal mereka. Siswa cenderung memberikan tanggapan tertulis
secara minimal. Dengan wawancara secar, pribadi guru dapat memancing
tanggapan dan mempero,leh informasi yang mencerminkan sikap, strategi
kesenangan, dan tingkat kepercayaan diri siswa dalam waktu singkat.
Contoh pertanyaan yang dapat diajukan kepada siswa, misalnya:
Guru: Kalau di rumah, di mana kamu membaca?
Siswa: Berapa lama kamu menonton televisi? Acara apa saja yang kamu senangi?
Guru: Apakah setiap orang di rumahmu gemar membaca? Atau menonton televisi?
Dari jawaban jawaban siswa, dapat diperoleh informasi mengenai bagaimana
keadaan siswa rumah, bagaimana aktivitasnya, bagaimana pula keluarganya, yang
mungkin dapat membuat peningkatan kemampuan berbahasa siswa.
3. Diskusi (guru dan siswa)
Diskusi merupakan alat evaluasi yang cukup baik. Dengan mengikuti keinginan
siswa, dan tidak rnemaksakan kehendaknya sendiri, diskusi memungkinkan guru
memahami siswa-siswa sebagai pembelajar dan membimbing mereka menghubung-
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 125
hubungkan kemampuan berbahasa mereka. Di samping diskusi dalam menulis, juga
perlu diadakan diskusi dalam membaca secara individu.
4. Daftar Cek
Untuk kelas I, guru yang melakukan cek sesuai dengan jawaban siswa.
Daftar cek biasa dikombinasi dengan komentar hasil pengamatan untuk
mengecek kemampuan baca-tulis awal/permulaan: Pengetahuan tentang bunyi tulisan,
kata-kata yang dikenai siswa konsep tentang tulisan.
Misalnya:
Pengetahuan tentang Tulisan dan Kata
a. Siswa dapat menemukan letak satu huruf, kemudian dua huruf (V) atau (X)
b. Siswa dapat menemukan letak satu kata, kemudian dua kata (V) atau (X)
c. Siswa dapat menemukan huruf pertama dan huruf terakhir pada kata (V) atau
(X)
d. Siswa dapat menunjuk huruf kapital, kemudian huruf kecil (V) atau (X)
e. Siswa dapat menemukan kata tertentu (V) atau (X)
Berikut ini dikemukakan contoh skor maksimum yang menggambarkan
pembobotan penilaian pada indikator bahasa Indonesia.
MENULIS PUISI No. Indikator Skor Maksimal
1. Pemilihan kata cukup bervariasi, termasuk kata
kias
20
2. Isi sesuai dengan tema 20
3. Ada pencitraan (pendengaran, visual, rasa,
penciuman, rabaan)
15
4. Tipografi yang menarik 10
5. Tampak pertalian makana 15
6. Ada pesan yang disampaikan 20
JUMLAH 100
MENULIS CERITA No. Indikator Skor Maksimal
1. Kesesuaian antara judul dengan tema
a. Sesuai dengan tema
b. Kurang sesuai dengan tema
c. Tidak sesuai dengan tema
10
7
5
2. Ejaan
a. Seluruhnya benar
b. Sebagian besar benar
c. Sebagian kecil benar
10
8
6
3. Kosakata
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 126
a. Kaya kosakata baru
b. Sedikit kosakata baru
c. Tidak ada kosakata baru
20
15
10
4. Struktur Kalimat
a. Susunan kalimat runtut
b. Susunan kalimat kurang runtut
c. Tidak runtut
20
15
10
5. Isi Cerita
a. Sesuai judul
b. Kurang sesuai
c. Tidak sesuai
40
30
20
JUMLAH 100
MENULIS DRAMA No. Indikator Skor Maksimal
1.r
Isi
a. Keruntutan isi
b. Kesesuaian isi dengan judul
c. Pemilihan kata
d. Struktur kalimat
20
10
10
10
2. Tulisan
a. Kelengkapan tulisan/ penggunaan huruf
b. Keindahan
c. Kerapian
10
10
10
3. Tanda Baca
a. Tanda titik
b. Tanda tanya
c. Tanda seru
d. Tanda kalimat langsung
e. Tanda kapital
4
4
4
4
4
JUMLAH 100
MENULIS SURAT UNDANGAN No. Indikator Skor Maksimal
1. Susunan tata persuratan
a. Kop surat
b. Penomoran
c. Paragraf
15
2. Isi sesuai dengan pokok surat
a. Informasi jelas
b. Tujuan jelas
40
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 127
3. Kebahasaan
a. Ejaan benar
b. Pilihan kata
30
4. Keindahan
a. Penulisan
b. Kebersihan
c. Kerapian
15
JUMLAH 100
MENULIS TEGAK BERSAMBUNG Indikator Skor Maksimal
1. Kerapian 25
2. Kesuaian ukuran tulisan 30
3. Penggunaan huruf kapital 15
4. Penggunaan tanda baca 15
5. Kelengkapan huruf 15
MENULIS IKLAN No. Indikator Skor Maksimal
1. Kesesuaian isi dengan tema 30
2. Penggunaan bahasa iklan yang singkat dan
menarik
30
3. Kesesuaian gambar dengan tema
20
4. Kerapian dan keindahan 20
JUMLAH 100
MENYIMAK No. Indikator Skor Maksimal
1.
Penangkapan isi instruksi
a. Ada yang ditambah sendiri
b. Lengkap sesuai intruksi
c. Kurang lengkap
d. Menyimpang
30
2. Keruntutan isi instruksi yang didengar
a. Runtut
b. Kurang runtut
c. Tidak runtut
20
3. Penggunaan kembali kalimat instruksi
a. Terbanyak kalimat
b. Sedikit kalimat
c. Tak ada kalimat
20
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 128
4. Sikap anak
a. Memperhatikan dan merespons
b. Memperhatikan tetapi tidak merespons
c. Tidak memperhatikan tetapi merespons
d. Tidak memperhatikan dan tidak
merespons
30
JUMLAH 100
BERPIDATO No. Indikator Skor Maksimal
1.
Penampilan
a. Pakaian
b. Suara
c. Ekspresi
d. Penguasaan hadirin
5
5
5
15
2. Isi
a. Aktual
b. Menarik
c. Sesuai kebutuhan hadirin
10
10
15
3. Kemampuan berbahasa lisan
a. Kelancaran berbahasa
b. Intonasi
c. Jeda
d. Kosakata yang cocok
15
5
5
10
JUMLAH 100
MELAKUKAN PERCAKAPAN No. Indikator Skor Maksimal
1. Mengajukan pertanyaan 15
2. Santun dalam percakapan 15
3. Menceritakan isi percakapan 20
4. Mengurutkan isi percakapan 20
5. Menyimpulkan isi percakapan 20
6. Mengidentifikasi percakapan yang penting 10
JUMLAH 100
MENGUNGKAPKAN PENGALAMAN No. Indikator Skor Maksimal
1. Pelafalan 10
2. Kelancaran berbicara 20
3. Volume suara 15
4. Daya tarik cerita 30
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 129
5. Ketenangan 10
6. Intonasi 15
JUMLAH 100
MENDONGENG No. Indikator Skor Maksimal
1. Keruntutan 20
2. Mimik dan bahasa tubuh 20
3. Penguasaan isi 30
4. Dinamika 30
JUMLAH 100
MEMBACA LANCAR No. Indikator Skor Maksimal
1. Lafal 25
2. Jeda 25
3. Ejaan 10
4. Intonasi 30
5. Mimik 10
JUMLAH 100
MEMBACA PUISI No. Indikator Skor Maksimal
1. Mimik 20
2. Intonasi 30
3. Pelafalan tepat 20
4. Suara jelas terdengar 15
5. Kelancaran membaca 15
JUMLAH 100
MEMBACA NYARING
No. Indikator Skor
Maksimal
1. Suara jelas terdengar 15
2. Pelafalan tepat 25
3. Intonasi tepat 25
4. Membaca dengan utuh 20
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 130
5. Kelancaran 15
JUMLAH 100
MEMBACA CERITA
No. Indikator Skor
Maksimal
1. Penguasaan isi cerita 30
2. Interaksi dengan pendengar 20
3. Ekspresi gerak dan mimik 20
4. Dinamika 15
5. Penggunaan kata-kata sendiri 15
JUMLAH 100
www.ditptksd.go.id
Membaca dan Menulis Permulaan 131
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, J.E. (1993). Teaching Reading. Toronto: Little Brown and Company.
Baldwin, R.S. and R. Kaufman. “A Concurent Validity Study of the Raygor Readabilty
Estimate.” Journal of Reading November 1979.
Harris & Sipay. (1980). How to Inncrease Reading Ability.New York: Longman.
Harris J, Smith. (1986). Reading Instruction. USA: Holt, Rinehart and Winston.
Harjasujana A.S. & Mulyati, Yeti. (1988). Materi Pokok Keterampilan Membaca. Ja-
karta: Karunika.
Harjasujana A.S. & Mulyati, Yeti. (1997). Membaca 2. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Proyek Penataran GuruSLTP Setara D-III..
Leedy, P.D. (1963). Read With Speed and Precision. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Marshall, M. & M.O. Glock. “Comprehension of Connected Discourse: A Study Into
the Relationships Between the Structure of Text and Information Recalled.”
dalam Reading Research Quarterly 14, 1978079.
McGinnis, D.J. & Smith, D.,E. (1982). Analyzing and Treating Reading Problems.
New York: Macmillan Publishing Co.
Mulyati, Yeti. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakar-
ta: Universitas Terbuka.
Rupley, W.H. & Blair, T.R. (1989). Reading Diagnosis and Remediation. USA: Rand
McNally.
Tampubolon, D.P. 1986. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisi-
en. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca untuk Studi. Jogyakarta: Kanisius.
www.ditptksd.go.id