repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41369/1/... · PENGARUH...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41369/1/... · PENGARUH...
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO KINERJA
PRESIDEN JOKO WIDODO DALAM KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII
MTs AL-MAFATIH JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Sukmawati
1113013000016
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
i
ABSTRAK
Sukmawati, NIM : 1113013000016. Pengaruh Penggunaan Media Video Kinerja
Presiden Joko Widodo dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas
VII MTs Al-Mafatih Jakarta. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan media video
terhadap keterampilan menulis karangan narasi. Penelitian ini dilaksanakan di MTs
Al-Mafatih Jakarta pada kelas VII semester I tahun pelajaran 2017/2018. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan teknik
nonequivalent control group design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 33
siswa pada kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen dan 33 siswa pada kelas VII-2
sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa testulis berbentuk essay (tes
subjektif) menulis karangan narasi. Teknik analisis data menggunakan bantuan
program SPSS 22 for windows.
Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan menulis
karangan narasi dengan menggunakan media video (kelas eksperimen) lebih tinggi
dibandingkan rata-rata keterampilan menulis karangan narasi dengan tidak
menggunakan media video (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh
kelas eksperimen yaitu sebesar 48,93. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu
sebesar 49,24. Setelah diberikan perlakuan pada salah satu sampel (kelas eksperimen)
dengan menerapkan media video, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen
yaitu sebesar 80,90. Sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol yang tidak diberikan
perlakuan yaitu sebesar 75,66. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest
kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol yaitu 80,90 > 75,66.
Uji hipotesis dilakukan dengan cara menghitung uji t dengan bantuan program
SPSS 22 for windows. Hasil uji t pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol
sebesar 0,902 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tidak terdapat
pengaruh antara hasil pretest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil uji t
posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol, diketahui sebesar 0,030 < 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat pengaruh media video tentang
kinerja Presiden Joko Widodo terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada
siswa kelas VII MTs Al- Mafatih Palmerah, Jakarta Barat tahun pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : media video, ketampilan menulis, karangan narasi
ii
ABSTRACT
Sukmawati, NIM: 1113013000016. The Influence Of Video Media Uses of
Performance by President Joko Widodo on the Development Skill of Writing
Narrative Text on Student of Class VII MTs Al-Mafatih Jakarta. Skripsi of
Indonesian Language and Literature Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training. State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
This research aims to show the influence of video media on the development
skill of writing narrative text. The study was conducted in Mts Al-Mafatih Jakarta on
2017/2018. The method used is quasi experiment by applying a technique
nonequivalent control group design. Sample of this research are 33 of student on VII-
1 class as experiment class and 33 of student on VII-2 class as control class. The
instrument were used in this research are essay test (subjective test) to writing a
narrative text. Data analysis technique using SPSS 22 For windows.
Based on post test result obtained that skill of writing narrative text by video
(experiment class) be higher than skill of writing narrative text without using video
(control class). The pretest result of experiment class are 48.93, and control class are
49.24. Having given a treatment at one sample (experiment class) by video, then
obtained of posttest result on experiment class are 80.90, and control class are 75.66
without applaying the video. That’s show if posttest result of experiment class be
higher than control class, that is 80.90>75.66.
Hypothesis test done by trial t and program of SPSS 22 for windows. The
result of trial t onpretest of experiment class and control class are 0.902 > 0.05, so H0
achieved and H1 rejected. Its mean nothing influence of pretest result in control class
and experiment class. The result of trialt on posttest of experiment class and control
class are 0.030<0.05, so H0 rejected and H1 achieved. Its mean have influence of
video media about the performance of president Joko Widodo on the development
skill of writing narrative text on student of class VII MTs Al-Mafatih Palmerah, West
Jakarta on 2017/2018.
Key words: video media, writing skill, narrative text.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Video Kinerja Presiden Joko Widodo dalam
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Mts Al-Mafatih
Jakarta”. Solawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Saw, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kita sekalian selaku umatnya.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, terimakasih tersebut
disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Toto Edidarmo, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis selama
proses pembuatan skripsi ini.
5. Dra. Mahmudah Fitriyah, M. Pd., selaku penguji skripsi pertama dan Dr.
Hindun, M.Pd., selaku penguji skripsi kedua yang telah memberikan saran
dan arahan untuk melakukan perbaikan.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti
proses perkuliahan.
7. H. Ahmad Rizki Hamami, M.Pd.I.,selaku kepala madrasah MTs Al-
Mafatih Jakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
iv
8. Endang Sri Sumarni, S.Pd., selaku Guru Bidang Studi bahasa Indonesia
yang telah memberikan dukungan dan saran kepada penulis selama
penelitian berlangsung.
9. Ade Prianto, selaku kepala tata usaha MTs Al-Mafatih Jakarta yang telah
membantu penulis untuk mengumpulkan data-data terkait MTs Al-Mafatih
Jakarta.
10. Keluarga tercinta, Sumiyati dan Mamat Sasmitha selaku orang tua,
Supriyadi, Suherdiah, Suziyawati selaku kakak dan juga Adetiya Wahyuni
selaku adik penulis yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan, materi,
semangat dan motivasi yang luar biasa kepada penulis setiap waktunya.
11. Mochammad Irfan Bahtiar, selaku karib penulis yang telah bersedia
menemani penulis dalam mencari referensi dan tidak pernah bosan
memberikan motivasi setiap waktunya.
12. Keluarga Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang senantiasa saling
bertukar informasi dan pengalaman yang berarti.
13. Perempuan-perempuan luar biasa Cinta Tulang Ikan, Anisa Rahayu, Arini
Hidayah, Ferrara Ferronica, Khusnul Chotimah, Luthfiatul Fuadah, dan
Priyanka Raki Anindita yang selalu bersedia berbagi cinta, kasih, sayang,
ruang, waktu, tenaga serta pikirannya kepada penulis setiap waktunya.
14. Maulida Rahmah, selaku sahabat penulis yang telah meminjamkan
laptopnya untuk menyusun skripsi ini.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Jakarta, Agustus 2018
S.W.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORETIS.................................................................................. 7
A. Media Pembelajaran .................................................................................... 7
1.Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ................................................ 8
2.Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ............................ 12
3.Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ................................................ 15
4.Jenis-jenis Media Pembelajaran ............................................................. 16
B. Media Audio Visual .................................................................................. 18
C. Video ......................................................................................................... 20
D. Presiden Ir. Joko Widodo .......................................................................... 23
E. Keterampilan Menulis ............................................................................... 29
vi
F. Karangan Narasi ........................................................................................ 33
1.Ciri-ciri Karangan Narasi .......................................................................... 34
2.Tujuan Menulis Narasi .............................................................................. 35
3.Jenis-jenis Karangan Narasi ...................................................................... 35
4.Langkah-langkah Pengembangan Narasi .................................................. 37
G. Penelitian Relevan ..................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 40
B. Metode Penelitian...................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 43
D. Teknik Pengumpulan Data…... ................................................................. 44
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian…... ........................................................ 46
F. Instumen Penelitian…... ............................................................................ 48
G. Teknik Analisis Data…... .......................................................................... 53
H. Hipotesis Statistik…... .............................................................................. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 56
A. Profil Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mafatih Jakarta Barat Tahun Pelajaran
2017-2018 ................................................................................................ 56
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 59
C. Hasil Analisis ............................................................................................ 80
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 84
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 87
A. Simpulan ................................................................................................... 87
B. Saran .......................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas ekspeimen
Lampiran 2 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas kontrol
Lampiran 3 : Teks tentang kisah perjalanan hidup Presiden Joko Widodo
hingga sukses menjadi Presiden Indonesia yang ke tujuh
Lampiran 4 : Deskripsi penilaian pretest siswa kelas kontrol
Lampiran 5 : Deskripsi penilaian posttest siswa kelas kontrol
Lampiran 6 : Deskripsi penilaian pretest siswa kelas eksperimen
Lampiran 7 : Deskripsi penilaian posttest siswa kelas eksperimen
Lampiran 8 : Hasil karya siswa
Lampiran 9 : Kegiatan awal pertemuan pembelajaran kelas kontrol dan
eksperimen
Lampiran 10 : Proses pembelajaran posttest kelas kontrol dan eksperimen
Lampiran 11 : Surat bimbingan skripsi
Lampiran 12 : Surat izin penelitian
Lampiran 13 : Surat pernyataan penelitian dari sekolah
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pola Penelitian
Gambar 4.1 Grafik frekuensi nilai pretest kelas kontrol
Gambar 4.2 Grafik frekuensi nilai posttest kelas kontrol
Gambar 4.3 Grafik frekuensi nilai pretest kelas eksperimen
Gambar 4.4 Grafik frekuensi nilai posttest kelas eksperimen
Gambar 4.5 Grafik nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan belajar siswa pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor salah satunya adalah faktor kelengkapan sarana belajar siswa.
Tiap individu tentunya memiliki kenyamanan yang berbeda-beda dalam
proses belajar, ada individu yang lebih mudah mengerti materi pembelajaran
apabila disertai dengan audio dan ada pula individu yang lebih mudah
mengerti materi pembelajaran apabila disertai dengan visual. Sehingga
kelengkapan fasilitas sekolah dapat memengaruhi proses belajar siswa di
dalam kelas. Proses pembelajaran tentu akan lebih mudah dilakukan jika
dilengkapi dengan sarana media pembelajaran. Untuk itu, media pembelajaran
menjadi bagian penting yang mendukung keberhasilan dalam proses
pembelajaran.
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang tepat
dalam penerapannya dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran perlu dipelajari dan dikuasi oleh guru, karena media
pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa secara baik dan siswa pun terbantu dalam
memahami materi tersebut menjadi sangat mudah. Media pembelajaran juga
dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa secara menyeluruh, salah
satunya dapat dirasakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu proses melatih
keterampilan berbahasa siswa, terdapat empat keterampilan dasar berbahasa
yang harus dipelajari oleh siswa salah satunya adalah keterampilan menulis.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan ide atau
gagasan pribadi ke dalam tulisan. Keahlian dalam menulis tentunya tidak
datang begitu saja, melainkan melalui proses bertahap dengan latihan secara
2
terus menerus. Semakin sering latihan menulis maka semakin baik pula
tulisan yang akan dihasilkan.
Tulisan yang baik adalah tulisan yang dapat menghibur dan
memberikan manfaat kepada pembaca. Seringkali pembelajaran menulis
dianggap sulit untuk sebagian besar siswa. Berdasarkan pengalaman pribadi
peneliti dalam Praktik Profesi Keguruan Terpadu pada tingkat MTs (madrasah
tsanawiyah) menemukan temuan bahwa hasil belajar siswa masih sangat
rendah dalam kegiatan menulis. Hal ini disebabkan oleh sulitnya siswa dalam
mengembangkan ide atau gagasan menjadi sebuah karya tulis.
Pada umumnya ketidakefektifan pembelajaran menulis seringkali
disebabkan oleh siswa yang asik sendiri, mengobrol dengan temannya saling
bertukar cerita pada saat jam pembelajaran. Hal ini mungkin disebabkan
ketidaktertarikan siswa dengan pembelajaran karena kurangnya pembaharuan
metode serta media yang diterapkan oleh guru. Seharusnya, guru dapat
memotivasi siswa agar obrolan-obrolan sesama temannya itu bermanfaat
menjadi sebuah karya tulis. Siswa terkadang belum mampu mengangkat
pengalaman tersebut menjadi sebuah masalah yang akan diangkat menjadi ide
cerita dikarenakan daya kreativitas yang tidak terangsang. Tujuan
pembelajaran menulis pada dasarnya bukanlah untuk melatih siswa menjadi
sastrawan, penulis, dan sebagainya. Pembelajaran menulis melatih siswa agar
terbiasa untuk menuangkan ide menjadi bentuk tertulis yang logis, jelas, dan
ringkas. Siswa yang telah terbiasa melakukan hal tersebut, maka dapat
dijadikan bekal untuk masa depannya kelak.
Berdasarkan hal tersebut, maka guru harus dapat memotivasi siswa
dalam upaya menuangkan ide kreatif menjadi sebuah karya tulis. Guru
memerlukan media pembelajaran yang menarik guna merangsang ide dan
kreativitas siswa khususnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai
keterampilan menulis. Salah satu upaya guru yang dapat dilakukan untuk
membantu siswa dalam menggali idenya adalah dengan menghadirkan sosok
3
tokoh yang tidak asing bagi siswa. Tokoh tersebut dapat dihadirkan melalui
media pembelajaran, tanpa harus menghadirkan bentuk nyatanya. Zaman
modern ini, sangat sulit memilih tokoh yang familier bagi siswa. Presiden
Joko Widodo adalah presiden ketujuh Indonesia yang mulai menjabat sejak
tahun 2014 sampai saat ini. Maka dari itu Presiden Joko Widodo merupakan
tokoh yang familier bagi siswa, sehingga guru dapat menghadirkan sosok
presiden Joko Widodo melalui media pembelajaran guna merangsang ide
siswa dalam kegiatan menulis. Kegiatan menulis yang dapat dilakukan berupa
menulis karangan, salah satunya adalah menulis karangan narasi. Karangan
narasi merupakan jenis karangan berupa cerita yang merincikan suatu
peristiwa berdasarkan urutan waktu. Karangan narasi bisa pula berupa
biografi atau otobiografi. Materi menulis karangan narasi dapat ditemukan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP/MTs. Dalam hal ini,
guru terkadang hanya fokus terhadap pemahaman siswa secara teori, sehingga
siswa sulit menuangkan ide dalam menulis karangan narasi. Padahal metode
dan media pembelajaran yang kurang tepat bisa menjadi salah satu faktor
penyebab pembelajaran menulis karangan narasi tidak lagi aktif dan produktif.
Video merupakan salah satu media pembelajaran yang banyak
diminati oleh semua kalangan tentunya dapat digunakan dalam pembelajaran
menulis karangan narasi, salah satunya adalah dengan menghadirkan
informasi tentang tokoh yang familier dalam bentuk video. Video merupakan
alat penyebar informasi yang paling mudah ditangkap dan diingat oleh semua
kalangan. Video menjadi salah satu pilihan alternatif untuk menciptakan ide
siswa dalam membuat sebuah karya, karena video dapat menyajikan
gambaran realita kehidupan yang dikemas menjadi bentuk tontonan sehingga
siswa tidak merasakan kejenuhan jika dibandingkan dengan metode ceramah
dari guru. Video juga dapat mempermudah siswa untuk berimajinasi tentang
objek yang ingin dijelaskan oleh guru. Guru dapat menampilkan objek seakan
4
nyata kepada siswa, karena video menyajikan gambar berupa suara secara
bersamaan.
Peneliti melakukan penelitian ke salah satu sekolah di daerah Jakarta
Barat yaitu MTs Al-Mafatih. Sarana dan prasarana yang ada di sekolah
tersebut dapat dikatakan cukup memadai, namun guru-guru yang ada
sebagaian besar masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah
atau hanya terpaku pada buku paket siswa dan LKS (lembar kerja siswa).
Pemanfaatan sarana di sekolah tersebut masih terlihat sangat minim. Hal ini
menunjukkan bahwa media pembelajaran belum dimanfaatkan secara optimal.
Bermula dari permasalahan tersebut, penelitian ini ingin menerapkan
penggunaan media audio visual berupa video tentang kinerja Presiden Joko
Widodo dari Walikota Surakarta hingga menjadi Presiden Republik Indonesia
guna meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa. Video yang
diputarkan diharapkan dapat menggugah perasaan dan menciptakan ide
imajinasi siswa sehingga dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan berupa
karangan narasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video Kinerja
Presiden Joko Widodo dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa
Kelas VII MTs. Al-Mafatih Jakarta Tahun Pelajaran 2017/2018.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Perlunya media pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menemukan
ide dan gagasan.
2. Pembelajaran menulis dianggap sulit untuk sebagian besar siswa.
3. Pengaruh media video terhadap ide imajinasi siswa.
4. Siswa sulit menuangkan ide dalam menulis karangan narasi.
5
C. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada pengaruh media video kinerja
Presiden Joko Widodo dalam keterampilan menulis karangan narasi
ekspositoris siswa kelas VII semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 di
MTs Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: Bagaimana
pengaruh media video kinerja Presiden Joko Widodo dalam keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas VII di MTs Al-Mafatih Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
media video kinerja Presiden Joko Widodo dalam keterampilan menulis
karangan narasi siswa kelas VII di MTs Al-Mafatih Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat yang diharapkan penulis adalah hasil penelitian ini dapat
dijadikan sumber rujukan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan
dengan media pembelajaran berupa video untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi siswa tingkat SMP/ MTs.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi siswa, dapat memotivasi dalam meningkatkan keterampilan
menulis yang baik.
b) Bagi sekolah, sebagai bahan evaluasi terhadap guru-guru dalam
mengoptimalkan media pembelajaran pada kegiatan pembelajaran.
6
c) Bagi guru, dapat dijadikan sebagai saran yang baik sebagai bahan
kajian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
d) Bagi peneliti, menerapkan ilmu pendidikan yang selama ini didapat
selamaperkuliahan.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1
AECT (Association for Education Comunications and Technology) sebuah
organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi,
mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses
penyaluran informasi. Robert Hanick dalam buku Wina Sanjaya
mendefinisikan media sebagai sesuatu yang membawa informasi antara
sumber (source) dan penerima (receiver) informasi. Beberapa pengertian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah perantara dari sumber
informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan
sebagainya.2
Suwarna dalam buku pengajaran mikro berpendapat bahwa, media
pembelajaran merupakan bagian dari sumber pembelajaran. Terkandung dua
unsur di dalam media pembelajaran, yaitu pesan atau bahan/materi
pembelajaran yang akan disampaikan atau disebut perangkat lunak (software),
dan alat penampil yang disebut dengan perangkat keras (hardware).3 Bahan
materi ini bisa berupa gambar, video, powerpoint, maupun film, sedangkan
alat penampil bisa berupa laptop dan proyektor. Sependapat dengan definisi
tersebut, Gerlach dalam buku Wina Sanjaya berpendapat bahwa secara umum
media pembelajaran meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Gagne dalam buku Wina Sanjaya juga menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah pelbagai komponen yang ada dalam
1 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan; Pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), h. 6-7. 2 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012), h. 57. 3 Suwarna, dkk, Pengajaran Mikro, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 2006), h. 115-119.
8
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media
pembelajaran dalam pengertian ini bukan hanya alat perantara seperti TV,
radio, slide, bahan cetakan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber
belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata,
simulasi dan sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan, mengubah sikap siswa, serta untuk menambah keterampilan.4
Media pembelajaran dibagi menjadi tiga jenis, yakni media auditif
seperti radio, media visual seperti foto dan gambar, dan media audiovisual
seperti video ataupun film.5 Media pengajaran meliputi perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-alat yang
dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan
sebagainya. Software adalah isi program yang mengandung pesan seperti
informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan
lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan
dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan sebagainya.6 Media pembelajaran
dapat diartikan oleh penulis sebagai alat yang dapat berfungsi untuk
membantu penyampaian materi pembelajaran yang disampaikan guru kepada
siswa guna menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta mengasah
keterampilan, akan tetapi media pembelajaran tidak dapat menggantikan peran
guru saat proses pembelajaran berlangsung.
1. Manfaat dan fungsi media pembelajaran
Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut :
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan guru, waktu tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa
dengan sumber belajar.
4 Sanjaya, op. cit., h. 60.
5 Suwarna, op. cit., h. 115-119.
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h.161-162.
9
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori dan konteksnya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan pendapat yang sama.7
f. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
g. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :8
1) objek yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang
kelas dapat digantikan dengan gambar, foto, slide, realita,
film, radio, atau model.
2) objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide,
atau gambar.
3) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman
video, film, foto, slide di samping secara verbal.
4) objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah
dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide,
atau stimulasi komputer,
5) kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan
video.
6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau
proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti
proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan
teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video,
slide, atau simulasi komputer.9
7 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: Jurusan Kurtekpend
FIP UPI, 2008), h. 9. 8Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: PT Rajawali Pers), h. 26-27.
9Ibid.,h. 26-27.
10
Fungsi media pembelajaran dalam buku Hamdani yang berjudul strategi
belajar mengajar, sebagai berikut:10
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada
masa lampau.
2) Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik
karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terhalang.
3) Memudahkan untuk membandingkan sesuatu dengan bantuan
gambar, model, foto, atau video.
4) Menjangkau audiensi yang besar jumlahnya dan mengamati
suatu objek secara serempak.
5) Melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung
secara cepat ataupun sebaliknya, dengan bantuan media film
atau video.
Hamalik dalam Azhar mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi
dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.11
Wina Sanjaya dalam bukunya menjelaskan bahwa media pembelajaran
secara khusus memiliki fungsi dan peran untuk: a) menangkap suatu objek
atau peristiwa-peristiwa tertentu, b) memanipulasi keadaan, peristiwa, atau
objek tertentu, c) menambah gairah dan motivasi belajar siswa.12
Media
pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 247. 11
Arsyad, op. cit., h. 15. 12
Sanjaya, Strategi Pembelajaran, op. cit., h.169-170.
11
a. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa
b. Media dapat mengatasi batas ruang kelas, dalam kondisi ini media
dapat berfungsi untuk:
1) Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke
dalam kelas.
2) Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil
yang sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti sel-sel butir
darah/ molekul bakteri dan sebagainya.
3) Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat
sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat.
4) Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat.
5) Menyederhankan suatu objek yang terlalu kompleks.
6) Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga
dapat ditangkap oleh telinga.
c. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
peserta dengan lingkungan
d. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan
e. Media dapat menanamkan kosep dasar yang benar, nyata, dan tepat
f. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk
belajar dengan baik
g. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru
h. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.
i. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal-hal
yang konkret sampai yang abstrak.13
Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan media pembelajaran memiliki
fungsi sebagai berikut:14
a. Fungsi komunikatif, media pembelajaran digunakan untuk
memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima
pesan.
13
Ibid., h.169-170. 14
Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, op. cit., h. 73-75.
12
b. Fungsi motivasi, pengembangan media pembelajaran diharapkan
dapat memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga
dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.
c. Fungsi kebermaknaan, melalui penggunaan media pembelajaran
dapat lebih bermakna.
d. Fungsi penyamaan persepsi, melalui pemanfaatan media
pembelajaran diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap siswa,
sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap
informasi yang disuguhkan.
e. Fungsi individualitas, pemanfaatan media pembelajaran berfungsi
untuk dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki
minat dan gaya belajar yang berbeda.15
Penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran secara umum
berguna untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dapat terjadi dalam
proses pembelajaran. Hambatan-hambatan itu misalnya seperti masalah
keterbatasan ruang, jarak dan waktu, dengan media pembelajaran segala
macam objek yang dalam materi pembelajaran dapat ditayangkan sehingga
siswa-siswa dapat memperoleh pemahaman yang sama rata. Selain itu,
dengan bantuan media pembelajaran juga dapat merangsang motivasi
siswa dalam belajar.
2. Dasar pertimbangan pemilihan media
Beberapa penyebab orang memilih media pembelajaran antara lain adalah:
a. Bermaksud mendemonstrasikannya.
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut.
c. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret.
d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa
dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah
belajar siswa.16
15
Ibid., h. 73-75. 16
Sanjaya, Strategi Pembelajaran, op. cit., h.171-172.
13
e. Memilih media yang sesuai dengan karakteristik siswa.
f. Media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai.
g. Media pembelajaran harus sesuai dengan isi bahan ajar atau
materi pembelajaran.
h. Kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas dan
peralatan pendukung dalam pengadaan media.
i. Mempertimbangkan sifat pemanfaatan media.17
Dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah
sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang
diinginkan atau tidak. Mc. Conneldalam buku Wina Sanjaya mengatakan
bila media itu sesuai pakailah, “If The Medium Fits, Use It!”. Beberapa
faktor dalam batasan ukuran kriteria kesesuaian perlu dipertimbangkan,
misalnya tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau
sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak,
dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan
luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Wina Sanjaya dalam bukunya
menjelaskan agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk
membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan,
di antaranya:18
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan
diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi
pembelajaran. Contohnya untuk membelajarkan siswa
memahami pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,
maka guru perlu mempersiapkan semacam grafik yang
mencerminkan pertumbuhan itu.
17
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru, (Jakarta: GP Press,
2010), h. 185-192. 18
Sanjaya, Strategi Pembelajaran, op.cit., h.171-172.
14
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan,
dan kondisi siswa.
d. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efektivitas
dan efisien. Media yang memerlukan peralatan yang mahal
belum tentu efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian
juga media yang sangat sederhana belum tentu memiliki nilai.
Setiap media yang dirancang guru perlu memerhatikan
efektivitas penggunanya.
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru
dalam mengoperasikannya. Sering media yang kompleks
terutama media-media mutakhir seperti media komputer,
LCD, dan media elektronik lainnya memerlukan kemampuan
khusus dalam mengoperasikannya. Sering sekali guru
melakukan kesalahan-kesalahan yang prinsip dalam
menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya
penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa
belajar, malah sebaliknya mempersulit siswa belajar.19
Dasar pertimbangan pemilihn media harus disesuaikan
dengan tujuan dan materi pembelajaran yng ingin disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan
keadaan fisik sekolah, misalkan sarana yang memadai untuk
mempergunakan media pembelajaran dan juga ketersediaan ruang
dan waktu, jangan sampai media pembelajaran jadi menghambat
proses pembelajaran karena lupa memperhatikan keadaan sekitar dan
mengganggu proses pembelajaran kelas lain. Selain itu, media
pembelajaran haruslah sesuai dengan karakter-karakter siswa yang
ada, maka dari itu guru harus mengenal dan paham akan karakter
setiap siswanya.
19
Sanjaya, loc.cit.
15
3. Kriteria pemilihan media
Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan
mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang
bersangkutan.20
Prof. Ely dalam Arief S. Sadiman mengatakan bahwa
pemilihan media tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan
komponen dari system instruksional secara keseluruhan. Karena itu,
meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti
karakteristik siwa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar,
alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu
dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau menyarankan untuk
mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa
lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi
selera pemakai (misalnya siswa dan guru).21
Dick dan Carey dalam Arief S. Sadiman menyebutkan bahwa di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih
ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,
yaitu :
a. Ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber yang ada, harus membeli
atau membuat sendiri.
b. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada
dana, tenaga, dan fasilitasnya.
c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya, media
bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di
sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
d. Efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.
20
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan; Pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), h. 84-85. 21
Ibid.,h. 85.
16
Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan
untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang
bersangkutan.22
Beberapa kriteria tambahan dalam Azhar Arsyad
yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yaitu:
e. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada
slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan
ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang
berupa latar belakang.
f. Guru terampil menggunakannya. Ini meruapakan salah satu kriteria
utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya
dalam proses pembelajaran.23
Media pembelajaran yang baik adalah media yang praktis, efektif
dan efisien serta bermutu dalam penerapannya.Media yang baik adalah
media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sarana dan pasarana
sekolah, karakteristik siswa, dan juga keterampilan guru dalam
menggunakan media tersebut. Media yang baik adalah media yang tidak
menyulitkan saat menggunakannya serta dapat membantu penyampaian
tujuan pembelajaran dengan baik kepada siswa.
4. Jenis-jenis media pembelajaran
Berdasarkan bentuk penyajian dan cara penyajiannya media
pembelajaran dibagi ke dalam tujuh kelompok, yaitu: (1) media grafis,
bahan cetak, dan gambar diam; (2) media proyeksi diam; (3) media audio;
(4) media visual; (5) media gambar hidup/ film; (6) media televise; (7)
multi media.24
22
Ibid., h. 84-85. 23
Arsyad, op.cit., h. 75-76. 24
Susilana, op.cit., h. 13.
17
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat,
jangkauan, dan teknik pemakaiannya.
a. Berdasarkan sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang memiliki unsur suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara.
3) Media audio visual, yaitu media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.25
b. Berdasarkan kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak.
2) Media yang mempunyai daya liput yan\g terbatas oleh ruang dan
waktu.
c. Berdasarkan cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam:
1) Media yang diproyeksikan (diam).
2) Media yang tidak diproyeksikan (gerak).26
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Media visual: dapat dilihat dengan menggunakan indra
penglihatan.
b. Media audio: mengandung pesan bentuk auditif (didengar)
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa
mempelajari bahan ajar.
c. Media audio visual: kombinasi audiodan visualatau media
pandang-dengar.
Penulis hanya memfokuskan pada media audio visual berupa video
dalam penelitian ini. Pesan-pesan yang disampaikan dalam media video
25
Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2015), h. 181-182. 26
Ibid., h. 181-182.
18
yaitu berupa gambar bergerak dan suara, sehingga siswa seakan
menyaksikan objek seperti aslinya.
B. Media Audio visual
Alat-alat audio visual adalah alat-alat yang audible artinya dapat
didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Alat-alat audio
visual membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Alat- alat audio
visual itu termasuk gambar, foto, slide, model, pita kaset tape-recorder,
film bersuara, dan televisi.27
Teknologi audio visual dapat menghasilkan
atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran
melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama
proses belajar seperti, mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor
visual yang lebar. Pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan
penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata
atau simbol-simbol yang serupa.28
Hills dalam Ishak mengungkapkan
bahwa, media audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi
(penyajian realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan
pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-
pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa. Cara ini dianggap lebih
tepat, cepat, dan mudah dibandingkan dengan melalui pembicaraan,
pemikiran, dan cerita mengenai pengalaman pendidikan.29
Media audio
visual dapat disimpulkan sebagai media instruksional modern yang sesuai
dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi),
meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan
didengar.
27
Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual; untuk pengajaran, penerangan, dan
penyuluhan, (Jakarta: PT. Gramedia, 1988), h. 11. 28
Arsyad, op. cit., h. 30. 29
Ishak Abdullhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 84.
19
Ciri-ciri utama media audio visual adalah sebagai berikut:
a. Mereka biasanya bersifat linear
b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis
c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/ pembuatnya
d. Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan
abstrak
e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan
kognitif
f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan
interaktif murid yang rendah.30
Media audio visual dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:31
a. Transparansi
Jenis informasi (bagian-bagian penting) ditulis pada lembaran
transparansi dan disajikan melalui bantuan OHP.
b. Slide
Bahan informasi tersusun dalam satu unit yang dibagi-bagi menjadi
perangkat slide yang disusun secara sistematis dan disajikan secara
berurutan.
c. Filmstrip
Media ini tidak bersuara dan disajikan secara berkesinambungan
sebagai satu unit yang utuh.
d. Rekaman
Media ini bersifat satu arah dan dapat digunakan untuk media lainnya.
e. Film
Suatu rangkaian cerita yang disajikan dalam bentuk gambar pada layar
putih disertai gerakan-gerakan dari para pelakunya.
30
Arsyad, op. cit., h. 31. 31
Abdullhak, loc. cit.
20
f. Televisi
Sistem komunikasi berlangsung satu arah, peningkatan efektivitasnya
perlu diupayakan dengan bantuan komunikasi langsung.
g. Tape atau video cassette
Media ini meliputi rekaman gambar. Rekaman diputar ulang dan
tampak gambar film yang berkombinasi dengan suara. Media ini lebih
praktis dibandingkan media film.32
Peneliti memilih video sebagai media yang digunakan dalam materi
pembelajaran menulis karangan narasi. Media video masuk ke dalam jenis
media audio visual yaitu media yang dapat dilihat dan didengar secara
bersamaan, media yang dapat menampilkan gambar dan juga suara.
C. Video
Video merupakan salah satu bentuk dari media audio visual. Media
pembelajaran video merupakan salah satu media yang memungkinkan
sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
sekuensial. Program video dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
karena kemampuan video dalam memvisualisasikan materi secara
efektif.33
Pendapat Arsyad diperjelas dalam Rusman, Arsyad
mengemukakan video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai
suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur,
dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran
yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk.34
Heinich, Molenda, Rusel dalam Rusman mendefinisikan video
sebagai berikut: “The primary maning of video is the display of pictures on
a television type screen (the latin word video literally means “I see” Any
media format that employs a chatode-ray screen to present the picture
portion of the massege can be reffered to as video.”Apabila diterjemahkan
32
Ibid., h. 84. 33
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), h. 88. 34
Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2015), h. 218.
21
dapat diartikan sebagai tampilan dari berbagai gambar dalam sebuah
televisi atau sejenis layar. Video dalam bahasa latin diartikan sebagai
“saya lihat (I see).” Setiap format media yang menggunakan sinar katoda
untuk menampilkan bagian gambar dari sebuah pesan dapat dikategorikan
sebagai video.35
Video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Video dapat
melukiskan gambar hidup dan sekaligus suara , sehingga memiliki daya
tarik tersendiri. Pada umumnya, video digunakan untuk tujuan-tujuan
hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit,
mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan
mempengaruhi sikap.36
Keuntungan video adalah:
a. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
Video merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat
menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat.
b. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
c. Video dapat mendorong dan meningkatkan motivasi selain itu,
video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
d. Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
e. Video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat
secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang
buas.
f. Video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok
kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
35
Ibid.,h. 218. 36
Arsyad, op. cit., h. 49.
22
g. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi
frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu
minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya,
bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari tumbuhnya
kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.37
h. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.
i. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu
menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari siswa.
j. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai.38
Keterbatasan video adalah:
a. Media video terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang
proses pengembangan materi.
b. Masih sedikit sekali video di pasaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran di sekolah.39
c. Jangkauannnya terbatas.
d. Sifat komunikasinya satu arah.
e. Gambarnya relative kecil.
f. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan
atau gangguan magnetik.40
g. Pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu
yang banyak.
h. Pada saat video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan melalui video tersebut.
37
Ibid., h. 49. 38
Munadi, op. cit., h. 127. 39
Ibid. 40
Rusman, op. cit., h. 221.
23
i. Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar yang diinginklan, kecuali video itu dirancang dan
diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.41
Penulis menyimpulkan bahwa media video adalah media dari jenis
audio visual, sehingga media video dapat menmpilkan rekaman gmbar
yang bergerak serta suara secara bersamaan yang dapat membantu
menjelaskan peristiwa terjadinya sesuatu secara jelas dan seperti nyatanya.
Media video bukanlah media yang sempurna. Media video memiliki
keterbatasan diantara keuntungannya seperti yang telah dipaparkan di atas.
Namun, media video dapat memperjelas konsep, instruksi yang
dikomunikasikan guru dan juga peristiwa yang tidak dapat disaksikan
secara langsung, sehingga siswa lebih mudah mengerti dan menyerap
informasi atau pengetahuan yang disampaikan.
D. Presiden Ir. Joko Widodo
1. Data Pribadi
Nama Lengkap Ir. Joko Widodo
Tempat/ Tanggal Lahir Surakarta, 21 Juni 1961
Usia 56 tahun
Alamat Tempat Tinggal Jl. Taman Suropati No. 7, RT. 05,
RW. 05 Menteng, Jakarta Pusat
Email Joko [email protected]
Jenis Kelamin Laki-laki
Status Perkawinan Kawin
Agama Islam
2. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
SDN III Tirtoyoso Solo
SMPN 1 Solo
SMAN 6 Solo
41
Arsyad, op. cit., h. 49-50
24
Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta
3. Pengalaman Pekerjaan
Jenjang Tahun
Eksportir Mebel 1988 – Sekarang
Walikota Surakarta 2005 – 2010
Walikota Surakarta 2010 – 2012
Gubernur Prov. DKI Jakarta 2012 – 2014
Presiden Republik Indonesia 2014 – Sekarang
4. Pengalaman Organisasi
Jenjang Jabatan Tahun
Bidang pertambangan
dan energi KADIN
Surakarta
Ketua 1992 – 1996
ASMINDO Komda
Surakarta
Ketua 2002 – 2007
5. Keluarga
Keluarga Inti
Nama Istri Hj. Iriana, SE., MM.
Jumlah Anak 3 (tiga)
Nama Anak 1. Gibran Rakabuming Raka
2. Kahiyang Ayu
3. Kaesang Pangarep
Keluarga
Nama Ayah Alm. Noto Mihardjo
Nama Ibu
Nama Saudara
Sujiatmi
1. Iit Sriyantini
25
2. Ida Yati
3. Titik Relawati42
Joko Widodo atau sering disapa Jokowi merupakan presiden
ketujuh RI yang terpilih pada pilpres 2014 bersama Jusuf Kalla sebagai
wakil presiden. Joko Widodo lahir pada tanggal 21 Juni 1961 di Rumah
Sakit Minulyo Surakarta, Jawa Tengah. Joko Widodo merupakan Putra
pertama dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi. Joko Widodo
memiliki tiga orang adik perempuan yang bernama Iit Sriyantini, Ida Yati
dan Titik Relawati. Joko Widodo dikenal sebagai sosok yang sederhana
karena beliau memang berasal dari keluarga sederhana. Sedari kecil beliau
membiasakan membantu pekerjaan orangtuanya mulai dari kuli panggul,
ojek payung, hingga berdagang demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
dan biaya sekolah.43
Joko Widodo juga terbiasa berpindah-pindah tempat tinggal sejak
lahir bersama kedua orang tuanya. Tempaan hidup yang keras tak
membuat Joko Widodo muda pesimis menjalaninya. Pada tahun 1968 Joko
Widodo memulai pendidikannya di SD Tirtoyoso, Tirtonadi, Solo. Joko
Widodo terbilang sebagai anak yang cerdas dan selalu meraih juara kelas.
Ketika masih duduk di kelas IV SD, Joko Widodo bersama keluarganya
menjadi korban penggusuran. Rumah keluarga Joko Widodo digusur oleh
Pemerintah Kota Surakarta tanpa pemberitahuan sebelumnya dengan
alasan rumahnya akan dijadikan terminal oleh pemerintah kota setempat.
Mereka pun pindah dan hanya diberikan sepetak tanah di tempat yang baru
oleh pemerintah kota, tanpa diberikan uang untuk membeli bahan
bangunan guna membangun rumah yang telah dirobohkan sebelumnya.44
42
Joko Widodo, Daftar Riwayat Hidup Calon Presiden, (Mei 2014), h. 1,
(http://www.kpu-semarangkota.go.id). 43
Tim Smart Genesis, UUD 1945 & Amandemen, (Yogyakarta: Genesis Learning, 2016),
h. 118. 44
Yon Thayrun, Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker, (Jakarta: PT Mizan Publika,
2012), h. 2-7.
26
Setelah lulus SD, Joko Widodo melanjutkan sekolahnya di SMP
Negeri 1 Surakarta pada tahun 1974. Di SMP pun Joko Widodo tetap
selalu menjadi juara kelas. Setelah menamatkan pendidikannya di tingkat
SMP, Joko Widodo melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 6 Surakarta
dan lulus pada tahun 1980. Kemudian, Joko Widodo melanjutkan kuliah di
Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan program jurusan Teknologi
Kayu, Fakultas Kehutanan. Joko Widodo mengenyam bangku kuliah
antara 1980 hingga 1985. Selepas kuliah pada tahun 1985, Joko Widodo
langsung mendapatkan pekerjaan dan harus meninggalkan Solo untuk
bergabung di PT. Kertas Kraft Aceh atau PT. KKA di Aceh. Namun,
beberapa waktu kemudian Joko Widodo memutuskan kembali ke Solo dan
membuka usaha mebel kayu sendiri dengan jatuh bangun.45
Pada Juli 2002, Joko Widodo bersama rekan-rekan bisnisnya
membentuk Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia
(Asmindo) dan menjadi ketua Komda Solo Raya. Karakter kepemimpinan
Joko Widodo yang ngemong dan visioner membuat Joko Widodo terpilih
menjadi pemimpin Asmindo hingga dua periode, yakni tahun 2002 – 2004
dan 2004 – 2008. Pada tahun 20015, Joko Widodo melepaskan jabatannya
karena terpilih sebagai calon Wali Kota Solo dan berhasil memenangkan
pilkada. Sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Solo, Joko Widodo tidak
pernah mau menerima gajinya ataupun mengganti mobil dinasnya.46
Sewaktu menjabat sebagai Wali Kota Solo, Joko Widodo dianggap
berhasil mengubah wajah kota Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya,
dan batik. Sebagai wali kota Solo, Joko Widodo telah banyak menorehkan
prestasi guna memajukan kota kelahirannya itu. Hal ini terbukti dari upaya
re-branding kota Solo sebagai Spirit of Java yang dilakukan oleh Joko
Widodo, hingga Surakarta menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan
Dunia pada tahun 2006 dan menjadi tuan rumah konferensi organisasi
tersebut pada Oktober 2008. Pada tahun 2007, Solo juga telah menjadi
45
Ibid., h. 11-22. 46
Ibid., h. 23-55.
27
tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) selama dua tahun berturut-turut,
yaitu 2007 dan 2008.47
Joko Widodo merupakan sosok pemimpin yang merakyat, tidak
banyak bicara tetapi banyak bekerja. Joko Widodo menjabat sebagai Wali
Kota Solo hanya sampai tahun 2012, karena dirinya terpilih menjadi calon
Gubernur DKI Jakarta dan berhasil memperoleh suara terbanyak. Joko
Widodo bersama wakilnya Basuki Tjahya Purnama terbilang cukup
berhasil memimpin DKI Jakarta, karena banyak program yang
direncanakan telah terencanakan. Bantuan seperti kartu Jakarta pintar,
kartu Jakarta sehat sangat membantu bagi rakyat yang kurang mampu.
Sistem transportasi mengalami banyak pembaharuan yang membuahkan
kenyamanan bagi penggunanya. Pada tahun 2014, Joko Widodo terpilih
menjadi calom Presiden Republik Indonesia dan mengharuskan dirinya
mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada pilkada 2014
Joko Widodo berhasil memperoleh suara terbanyak dan menjadikan
dirinya sebagai Presiden RI ketujuh. Joko Widodo hingga saat ini masih
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dan tetap menjadi
pemimpin yang dekat dengan rakyat. Banyak pembangunan infrastruktur
yang sudah bisa dinikmati rakyat. Joko Widodo juga seringkali
mengunjungi daerah-daerah terpelosok dan memberikan bantuan langsung
bagi rakyat yang membutuhkan.48
Joko Widodo mendapatkan banyak penghargaan karena prestasi
dan kinerjanya, diantaranya adalah:49
Satya Bhakti, Solo Pos Award,
IKAPI Award, Leadership Award, Perhumas Award, Tokoh Pilihan Tempo
2008, Kepala Daerah Tingkat II Terbaik dalam Pengembangan MICE di
Daerah, Pelopor Inovasi Pelayanan Prima, Kepala Pemerintahan Daerah
yang berjiwa Enterpreneur dan Berhasil, Innovative Government Award,
Bung Hatta Anti Corruption Award2010, Marketer Award, Alumnus
47
Sulistyowati, Buku Cerdas UUD dan Amandemen Perubahannya, (Vicosta Publishing,
2015), h. 63. 48
Thayrun, op. cit., h. 55. 49
Widodo, op. cit., h. 2-4.
28
Berprestasi Kategori Penggerak Sosial, Apresiasi Visit Indonesia 2010-
mengembangkan destinasi wisata, IAI Award, Inovasi Manajemen
Perkotaan Awards, UNS Awards- Tanda Jasa Dharma Budaya Bhakti
Praja, Realestat Indonesia- Penataan Lingkungan (Reolokasi PKL dan
Penataan Pasar Tradisional serta Peremajaan Kawasan Kumuh), Tokoh
Perubahan 2010, MIPI Awards, Satya Lancana Pembangunan Bidang
Koperasi, Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama, GATRA Award
Walikota Terbaik Charta Politika Awards III, Charta Politika Awards III.
Soegeng Sarjadi Award on Good Governance untuk Kategori Tokoh
Inspirasi Pemberdayaan, Pembina Bank Daerah Terbaik I, Anugerah
Integritas Nasional, Jak Award, Tokoh News Maker, Best of The Best “The
Right Man On The Right Place 2013”, Pembina BUMD Terbaik, Tokoh
yang Memiliki Sikap dan Kebijakan Politik yang Berpihak pada Rakyat,
Anak Bangsa yang Layak Memimpin Bangsa, RMOL Democracy Award,
Penghargaan Terbaik II “Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2013 Tingkat
Provinsi Kelompok A (DKI Jakarta), Penghargaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Penghargaan Satya Lencana Karya Bhakti Praja
Nugraha, Soegeng Sarjadi Award “Award On Good Government”
Kategori Kepemerintahan Terbaik, Prominent Figure With Positive
Sentiment In Social Media, Wreda Nugraha Utama, Bung Hatta Anti
Corruption Award 2013, Akuntanbilitas Kinerja Pemprov DKI Jakarta
Tahun 2013 dengan Predikat “CC”, Anugerah Parahita Eka Praya 2013
Provinsi DKI Jakarta, Mens Obsesion decade Award 2004- 2014 (Rising
Leades), Pemerintah Daerah dengan Laporan Gratifikasi Terbanyak ke
KPK, Tokoh Masyarakat Peduli Sosial Moestopo, Peran dan Dukungan
yang Besar dalam Pengendalian Tembakau di Indonesia,Tokoh Pluralis,
Anugerah Tokoh Seputar Indonesia, Provinsi Terbaik ke-2 dalam
Pencapaian Sasaran Tujuan Pembangunan Milinium, Tokoh Terinspiratif
Was-was, Piagam Penghargaan Anubhawa Sasana Kelurahan, Tokoh
Peduli Ekonomi Kerakyatan, Future Gov Award 2013 Provinsi DKI
Jakarta “he winner of the category or E-Government, Rekor Dunia Kepada
29
Pemprov DKI Jakarta Kategori Parade Jenis Busana Tradisional
Terbanyak Tokoh Pelestarian Kebudayaan Jakarta, Penghargaan dari
Soekarno Center Bali- Indonesia sebagai Tokoh Teladan Demokrasi
Indonesia.50
E. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
bersemuka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan
produktif dan ekspresif. Penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur
bahasa dan kosakata. Graves dalam Sukino menyatakan bahwa, seseorang
enggan menulis disebabkan oleh ketidaktahuan untuk apa menulis, merasa
tidak berbakat, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis.51
Moats
dalam bukunya berpendapat bahwa:
Writing is a mental juggling act that depends on automatic
development of basic skills such as handwriting, spelling,
grammar, and punchtuations so that the writer can keep
track of such concerns as topic, organizations, word choice,
and audience needs.52
Berdasarkan kutipan di atas Moat berpendapat bahwa menulis
adalah tindakan sulap mental yang bergantung terhadap perkembangan
otomatis dari kemampuan-kemampuan dasar seperti tulisan tangan,
pengejaan, tatabahasa, dan tanda baca sehingga penulis dapat menjaga alur
kepentingan dari topik, organisasi, pemilihan kata, dan keperluan
pembaca. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis,
melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat/merekam,
meyakinkan, melaporkan/ memberitahukan, dan mempengaruhi, maksud
dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang
50
Ibid.,h. 2-4. 51
Sukino, Menulis itu Mudah; Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal, (Yogyakarta:
Pustaka Populer LKIS, 2010), h. 5. 52
Louisa C. Moats, How Spelling Supports Reading And Why It Is More Regular and
Predictable Than You May Think.(American Educator, 2006), h. 12
30
yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,
kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan
struktur kalimat.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis
tersebut.53
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu,
meyakinkan, atau menghibur. Menurut Suparno dan Yunus dalam buku H.
Dalman menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Straub dalam Ken Hyland mengatakan dalam
bukunya, bahwa:
Writing is a way of sharing personal meanings and writing
courses emphasize the power of the individual to construct
his or her ownviews on a topic.Teachers see their role as
simply to provide students with the space to make their own
meanings within a positive and cooperative environment.
Because writing is a developmental process, they try to
avoid imposing their views, offering models, or suggesting
responses to topics beforehand. Instead, they seek to
stimulate the writer’s ideas through prewriting tasks, such
as journal writing and parallel texts. Because writing is an
act of discovering meaning, a willingness to engage with
students’ assertions is crucial, and response is a central
means to initiate and guideideas.54
Berdasarkan kutipan di atas, Straub dalam Ken Hyland mengatakan
dalam bukunya bahwamenulis adalah cara berbagi pemikiran pribadi dan
kursus menulis menekankan kekuatan individu untuk membangun
pandangannya pada sebuah topik. Guru melihat peran sederhana mereka
untuk memberi siswa ruang untuk membuat maknanya sendiri secara
positif dan kooperatif terhadap lingkungan hidup. Menulis adalah proses
53
Tim Dosen PBSI Universitas Muhammadiyah Malang, Bahasa Indonesia untuk
Karangan Ilmiah, (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang , 2013), h. 3-4. 54
Ken Hyland, Second Language Writing. (Cambridge: Cambridge University Press,
2003), h.9.
31
perkembangan, mereka berusaha menghindari untuk memaksakan
pandangan mereka, menawarkan model, atau menyarankan tanggapan
terhadap topik sebelumnya. Mereka berusaha untuk merangsang gagasan
penulis melalui tugas pratulisan, seperti penulisan jurnal dan teks paralel.
Menulis adalah tindakan untuk menemukan makna, kemauan untuk
terlibat dengan siswa. Pernyataan sangat penting, dan respons adalah
sarana sentral untuk memulai dan membimbing sebuah gagasan.
Marwonto dalam buku H. Dalman menjelaskan bahwa menulis
adalah mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan
secara leluasa.55
Berdasarkan pendapat para pakar tersebut dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan proses penyampaian informasi
secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan menggunakan
cara berpikir yang kreatif dan tidak monoton yang diharapkan dapat
dipahami oleh pembaca yang bertujun sebagai alat komunikasi secara
tidak langsung.
Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam
kehidupan ini, di antaranya; a) peningkatan kecerdasan, b) pengembangan
daya inisiatif dan kreativitas, c) penumbuhan keberanian, d) pendorongan
kemauam dan kemampuan mengumpulkan informasi.56
Selain hal tersebut,
keuntungan menulis adalah sebagai media untuk mengomunikasikan ide
atau gagasan kepada orang lain. Menulis juga dapat membuat seseorang
mampu berpikir secara kritis dan sistematis. Dengan menulis, seseorang
dapat melepaskan diri dari permasalahan. Salah satu poin penting dalam
menulis adalah dapat membantu mengatasi trauma masa lalu. Leonhardt
dalam Sukino mengatakan, kebiasaan membuat catatan harian atau
berusaha memfokuskan pengalaman ke dalam cerpen atau puisi bisa
menjadi bagian penting dari pemulihan seseorang.57
55
H. Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 3-4. 56
Ibid.,h. 6. 57
Sukino, Menulis itu Mudah; Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal, (Yogyakarta:
Pustaka Populer, 2010), h.9.
32
Penulis menyimpullkan bahwa menulis sangat berguna sekali
dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sebab dengan menulis gagasan
atau ide-ide baru dapat muncul dan terasah dengan baik. Seorang penulis
juga jadi terbiasa mengungkapkan pikiran, gagasan dan ide, serta perasaan
secara terorganisir, sehingga dapat membantu mengangkat beban
permasalahan melalui tulisan.
Tujuan menulis, jika ditinjau dari sudut kepentingan pengarang
terbagi menjadi beberapa tujuan, di antaranya:58
a. Tujuan Penugasan
Bentuk tulisan ini biasanya berupa makalah, laporan, ataupun
karangan bebas.
b. Tujuan Estetis
Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan untuk
menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi,
cerpen, maupun novel. Oleh karena itu, penulis dengan tujuan
estetis ini memperhatikan benar pilihan kata atau diksi serta
penggunaan gaya bahasa.
c. Tujuan Penerangan
Surat kabar maupun majalah merupakan salah satu media
yang berisi tulisan dengan tujuan penerangan. Tujuan utama
penulis membuat tulisan adalah untuk memberi informasi
berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial maupun
budaya kepada pembaca.
d. Tujuan Pernyataan diri
Bentuk tulisan ini misalnya surat perjanjian maupun surat
pernyataan.
e. Tujuan Kreatif
Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses kreatif,
terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi
maupun prosa. Penulis harus menggunakan daya imajinasi
58
Dalman, op.cit., h.13-14.
33
secara maksimal ketika mengembangkan tulisan, mulai dalam
mengembangkan penokohan, melukiskan setting, maupun
yang lain.
f. Tujuan Konsumtif
Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan unbtuk dijual dan
dikonsumsi oleh para pembaca. Dalam hal ini, penulis lebih
mementingkan kepuasan diri pembaca. Penulis lebih
berorientasi pada bisnis. 59
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diketahui bahwa jenis
tulisan itu beraneka ragam di antaranya adalah tulisan ilmiah dan
nonilmiah. Adapun ciri-ciri dari karangan nonilmiah, di antaranya; a)
ditulis berdasarkan fakta pribadi, b) fakta yang disimpulkan subjektif, c)
gaya bahasa konotatif dan popular, d) tidak memuat hipotesis, e) penyajian
dibarengi dengan sejarah, f) bersifat imajinatif, g) situasi didramatisir, dan
h) bersifat persuasif.60
Oleh karena itu, peneliti lebih memfokuskan pada
salah satu jenis tulisan berupa karangan narasi.
F. Karangan Narasi
Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang
peristiwa pada suatu waktu kepada pembaca. Hal terpenting dalam
karangan narasi adalah unsur tindakan atau perbuatan sehingga ketika
membaca karangan narasi pembaca seolah-olah melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu.61
Narasi adalah cerita, cerita ini didasarkan pada
urutan-urutan sesuatu atau serangkaian kejadian suatu peristiwa yang di
dalamnya terdapat tokoh atau beberapa tokoh. Tokoh yang terdapat dalam
peristiwa tersebut kemudian akan mengalami atau menghadapi sesuatu
atau serangkaian konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik
59
Ibid., h.13-14. 60
Niknik M. Kuntarto, Cermat Berbahasa Teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013), h.276. 61
Ibid., h. 276-277.
34
tersebut merupakan unsur pokok sebuah narasi, dan ketiganya secara
kesatuan biasa disebut dengan plot atau alur.62
Cakupan karangan narasi
menurut Salisburry dalam buku Henry Guntur Tarigan berupa waktu,
motif, konflik, titik pandang pusat minat.63
Narasi bisa berisi fakta, bisa pula berupa fiksi atau rekaan yang
direka-reka atau dikhayalkan oleh pengarangnya. Narasi yang berisi fakta
misalnya, biografi (riwayat hidup seseorang), otobiografi (riwayat hidup
seseorang yang ditulisnya sendiri), dan pengalaman seseorang yang tidak
terlupakan. Narasi yang berupa fiksi misalnya, novel, cerita pendek, dan
cerita bergambar.64
Narasi yang berisikan fakta, berisikan hal-hal yang
benar-benar nyata atau berdasarkan fakta sejarah yang tidak dimanipulasi
oleh penulisnya. Narasi fiksi atau rekaan biasanya berisikan hal-hal fiktif
(khayalan belaka), karena tulisan tersebut disusun berdasarkan daya
imajinasi penulisnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
narasi merupakan cerita yang berusaha mengisahkan atau menceritakan
suatu peristiwa atau pengalaman seseorang dari waktu ke waktu, yang di
dalamnya terdapat tokoh yang menghadapi konflik dan tersusun secara
sistematis.
1. Ciri-ciri karangan narasi
Keraf dalam buku H. Dalman menyebutkan bahwa karangan narasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:
a. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
b. Dirangkai dalam urutan waktu.
c. Berusaha menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi.
d. Ada konflik, karena narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.
62
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2010),
h.96. 63
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung, 1986), h. 27. 64
Marahimin, loc. cit.
35
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri karangan narasi itu berisi suatu cerita,
menekankan kronologis atau dari waktu ke waktu, dan memiliki konflik.
Hal inilah yang membedakan antara karangan narasi dan jenis karangan
lainnya seperti deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.65
2. Tujuan menulis narasi
Berdasartkan tujuannya, karangan narasi memiliki tujuan sebagai
berikut:66
a. Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau
mengalami kejadian yang diceritakan.
b. Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, serta
menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau
pendengar.
c. Untuk menggerakkan aspek emosi.
d. Membentuk citra/ imajinasi para pembaca.
e. Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau
pendengar.
f. Memberi informasi kepada pembaca dan memperluas
pengetahuan.
g. Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya
khayal yang dimilikinya.67
3. Jenis-jenis karangan narasi
Karangan narasi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Narasi ekspositoris (narasi faktual)
Karangan ekspositori dimaksudkan untuk menjelaskan tentang
subjek tertentu. Keterangan itu bisa bersifat kronologis,
65
Dalman, op, cit., h. 110-111. 66
Ibid., h. 106-107. 67
Ibid., h. 106-107.
36
membandingkan, atau sebab akibat. Karangan yang bersifat proses
menyajikan urutan peristiwa secara kronologis, berdasarkan waktu
kejadiannya.68
Narasi ekspositoris bersifat nonfiktif yang disajikan
dengan bahasa denotatif dan tujuan utama bukan menimbulkan
daya imajinasi, melainkan menambah pengetahuan pembaca
dengan pemaparan yang rasional. Sejarah, biografi, dan
autobiografi adalah bentuk narasi yang menjelaskan peristiwa-
peristiwa yang menyangkut riwayat hidup atau pengalaman
perorangan atau kelompok dengan penyajian yang berusaha
menarik manfaat dari pengalaman tersebut.69
Narasi ekspositoris
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang sesuatu peristiwa dengan tujuan memperluas
pengetahuan orang tentang kisah seseorang.70
b. Narasi sugestif (narasi imajinatif)
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan
suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung
kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat. Seorang penulis harus mampu menggambarkan atau
mendeskripsikan perwatakan para tokoh dan menggambarkan
kejadian atau peristiwa yang dialami para tokoh tersebut secara
detail sehingga pembaca seolah-olah mengalaminya sendiri.
Pengarang diizinkan menggunakan daya khayal atau daya
imajinasinya untuk menghidupkan sebuah cerita.71
Narasi sugestif atau imajinatif merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang
daya khayal para pembaca.narasi sugestif dapat menyampaikan
peristiwa pada suatu waktu dengan makna yang tersirat atau
tersurat dengan bahasa yang lebih condong ke bahasa figuratif
68
Sudarwan Danim, Karya Tulis Inovatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 43. 69
Kuntarto, loc.cit. 70
Dalman, op.cit., h. 111. 71
Ibid., h. 113.
37
dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif. Narasi
sugestif berupa wacana fiktif seperti dongeng, cerpen, novel, dan
roman. Bentuk narasi fiktif tersebut memiliki ciri khas, yaitu
adanya alur dan suspense, latar dan waktu, tokoh dan karakter,
sudut pandang dan makna yang terkandung di dalamnya.72
4. Langkah-langkah pengembangan narasi
Langkah-langkah mengembangkan karangan narasi adalah sebagai
berikut:
a. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan.
Tema adalah pesan utama yang disampaikan oleh penulis.
Pesan utama dapat diketahui setelah pembaca selesai
membaca suatu tulisan. Untuk menyusun tema, ada dua unsur
yang perlu diketahui, yaitu pokok pembicaraan dan tujuan.
Tema juga dapat diartikan sebagai rumusan topik yang
dijadikan landasan dan tujuan pembicaraan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa tema merupakan
pengungkapan maksud dan tujuan.73
Lain halnya dengan
amanat yang diartikan sebagai hikmah yang dapat dipetik dari
cerita yang disampaikan.
b. Tetapkan sasaran pembaca kita.
c. Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan
dalam bentuk skema alur.
d. Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal,
perkembangan, dan akhir cerita.
e. Rincikan peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail
peristiwa sebagai pendukung cerita.
f. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
72
Kuntarto, op. cit., h. 277. 73
Asih Anggarani, dkk, Mengasah Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 125.
38
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Sebuah
cerita, unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur
pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Berbeda dengan sudut
pandang yang diartikan sebagai siapa yang menceritakan atau
dari posisi mana peristiwa dan tindakan itu dilihat.74
Pada
dasarnya ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi suatu
cerita yang ditulis.
G. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan pertama yaitu skripsi berjudul “Pengaruh
Media Audio Visual (Video Berita) terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMAN 4 Tangerang Tahun
Pelajaran 2015/2016” yang disusun oleh Deden Hidayatullah di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Penelitian tersebut dilakukan dari Februari 2016–Agustus 2017.Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-
sama meneliti pengaruh yang diakibatkan oleh media audio visual berupa
video. Perbedaannya terletak pada objek penelitian, Deden Hidayatullah
meneliti mengenai karangan argumentasi sedangkan penulis meneliti
mengenai karangan narasi. Sampelnya pun berbeda, Deden Hidayatullah
mengambil sampel siswa kelas X sedangkan penulis mengambil sampel
siswa kelas VII.
Penelitian yang relevan selanjutnya adalah skripsi dari Dini Annisa
yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakata Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media
Gambar Beseri Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada
Siswa Kelas IV.” Penelitian tersebut telah dilakukan pada Mei – Juni
74
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2012), h. 164.
39
2014. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah sama-sama memfokuskan pada pengaruh dan keterampilan
menulis karangan narasi. Perbedaannya terletak pada media yang
digunakan dalam penelitian, Dini Annisa menggunakan media gambar
berseri sedangkan peneliti menggunakan media video. Perbedaan lainnya
teletak pada subjek penelitian, Dini Annisa menjadikan siswa kelas IV
sebagai subjek penelitian sedangkan peneliti menjadikan siswa kelas VII
sebagai subjek penelitian.
Penelitian yang relevan selanjutnya adalah skripsi berjudul
“Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IX MTs Jabal Nur Cipondoh
Tahun Pelajaran 2014/2015” yang disusun oleh Nur Afianti, mahasiswi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Penelitian tersebut dilakukan dari bulan Juli – September 2014.
Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan
adalah sama-sama meneliti pengaruh yang diakibatkan oleh media audio
visual berupa video. Perbedaannya terletak pada objek penelitian, Nur
Afianti meneliti mengenai keterampilan menulis puisi sedangkan penulis
meneliti mengenai keterampilan menulis karangan narasi. Subjek
penelitiannya pun berbeda, Nur Afianti menjadikan siswa kelas IX sebagai
subjek penelitian sedangkan penulis menjadikan siswa kelas VII sebagai
subjek penelitian.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat
yang berlokasi di Jalan Haji Junaidi No. 79 Rt.001/ 017 Palmerah,
Jakarta Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017 sampai Agustus
2018, tahun pelajaran 2017-2018. Peneliti mengadakan penelitian pada
siswa kelas VII MTs Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat saat KBM
masih berjalan dengan kondusif.
B. Metode Penelitian
Penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau suatu
pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Metode yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang
digunakan. Metode penelitian memandu peneliti tentang urut-urutan
penelitian yang akan dilakukan. Suharsimi Arikunto dalam buku Asep
Saepul dan Bahruddin mendefinisikan metode penelitian sebagai cara
berpikir, berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan
penelitian, dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian.1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan jenis eksperimen. Penelitian kuantitatif menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
objektitivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-
1Asep Saepul Hamdi dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2004), h. 3.
41
angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.2 Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka yang
dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis. Daniel Muijs dalam
buku Uhar menjelaskan bahwa, metode penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena dengan
menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisis yang umumnya
menggunakan statistik.3
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.4 Daniel Muijs dalam bukunya menyatakan
bahwa:
The basis of the experimental methods is the experiment, which can
be defined as: a test under kontrolled conditions that is made to
demonstrate a known truth or examine the validity of a hypothesis.
The key element of this definition is kontrol, and that is where
experimental research differs from non-experimental quantitative
research.5
Berdasarkan kutipan di atas, Daniel Muijs menyatakan bahwa
dasar dari metode eksperimen adalah percobaan yang dapat diartikan
sebagai: tes di bawah kondisi terkontrol yang dibuat untuk menunjukkan
kebenaran atau memeriksa validitas hipotesis. Gay dalam buku Emzir
menyatakan bahwa, metode penelitian eksperimen merupakan satu-
satunya metode yang dapat menguji dengan benar hipotesis menyangkut
hubungan sebab akibat. Variabel yang biasa dalam penelitian pendidikan
dimanipulasi termasuk metode pengajaran, jenis penguatan, lingkungan
belajar, materi, dan ukuran kelompok belajar.6 Jenis metode eksperimen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi
2Ibid., h. 5.
3Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012). h. 49. 4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 107. 5Daniel Muijs, Doing Quantitative Research in Education; with SPSS, (London: Sage
Publicatios, 2004), h. 13. 6Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), h. 63-64.
42
eksperimental design). Quasi eksperimental design eksperimen semu,
yaitu suatu desain eksperimen yang dimana peneliti tidak memiliki
keleluasaan untuk memanipulasi subjek, artinya peneliti tidak memilih
secara random untuk menetapkan subjek yang dilibatkan dalam perlakuan.
Dalam hal ini peneliti harus menggunakan kelompok atau kelas-kelas yang
telah ada atau tersedia.7Penelitian ini menggunakan bentuk Nonequivalent
Control Group Design. Desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok pada desain ini
tidak dipilih secara random. Dua kelompok yang ada diberi pretest,
kemudian diberikan perlakuan dan terakhir diberikan posttest. Adapun
pola penelitiannya adalah sebagai berikut:8
E O1 X O2
K O3 O4
Gambar 3.1 Pola Penelitian
Keterangan :
E = Kelas eksperimen
K = Kelas kontrol
O1 = Pretest kelas eksperimen
O2 = Posttest kelas eksperimen
O3 = Pretest kelas kontrol
O4 = Posttest kelas kontrol
X =Perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan
penggunaan media video
Pada desain ini, sampel diberi dua kali tes yaitu sebelum
diberikan perlakuan (pretest) yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan menulis karangan narasi pada siswa dan sesudah diberikan
perlakuan (posttest). Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media video
7Punaji Styosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), h. 49. 8 Sugiyono, op. cit., h. 116.
43
tentang perjalanan hidup dan kinerja Presiden Joko Widodo yang diunduh
pada tanggal 30 Agustus 2017 dari www.youtube.com. Kelompok kontrol
adalah kelompok yang yang diberi pembelajaran menulis karangan narasi
hanya menggunakan media teks tentang perjalanan hidup dan kinerja
Presiden Joko Widodo.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populais penelitian dan sampel penelitian akan dijelaskan pada
bagian ini, adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Populasi Penelitian
Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan subjek atau objek yang
menjadi sasaran yang mempunyai karakteristik tertentu.9 Zainal
Arifin mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan objek yang
diteliti baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal
yang terjadi.10
Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs
Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat yang meliputi kelas VII-1, VII-
2, dan VII-3 dengan jumlah 104 siswa. Penetapan populasi ini
ditetapkan karena materi tentang menulis narasi ada dalam materi
pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII dan dinilai layak
mendapatkan perlakuan karena masih rendahnya kemampuan
menulis pada kelas VII. Berikut ini merupakan tabel perincian
populasi yang ditetapkan peneliti.
Tabel 3.1
Perincian Jumlah Siswa Kelas VII MTs Al-Mafatih Palmerah,
Jakarta Barat
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII-1 33 Siswa
2 VII-2 33 Siswa
9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.130.
10Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan; Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 215.
44
3 VII-3 41 Siswa
Jumlah 104 Siswa
2. Sampel Penelitian
Sampel yaitu sebagian dari objek atau elemen populasi.11
Sampel menurut Zainal Arifin adalah sebagian dari populasi yang
akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah
populasi dalam bentuk mini (miniature population).12
Sampel
dapat diartikan sebagai penarikan sebagian subjek yang ada pada
populasi, karena keterbatasan waktu tidak memungkinkan bagi
peneliti untuk meneliti seluruh populasi yang tersedia. Sampel
yang diambil oleh peneliti yaitu siswa kelas (VII-1dan VII-2) MTs
Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat semester ganjil tahun pelajaran
2017/2018. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik
Purpossive Sample, yaitu pengambilan sampel harus didasarkan
atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan
ciri-ciri pokok populasi.13
Sampel ini diambil menggunakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
peneliti berdasarkan saran atau rekomendasi dari guru bidang studi
bahasa Indonesia kelas VII di MTs Al-Mafatih Palmerah, Jakarta
Barat Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui suatu
aktivitas yang berkaitan dengan situasi tindakan penelitian. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yakni tes dan pengamatan.
1. Teknik Tes
Teknik tes terdiri atas pretest dan posttest. Webster’s Collegiate
dalam buku Suharsimi Arikunto mendefinisikan tes sebagai berikut,
11
Arikunto, op.cit., h.131. 12
Arifin, loc. cit. 13
Arikunto, h. 183.
45
tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lainnya yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.14
Jenis tes yang diterapkan oleh peneliti adalah tes
keterampilan menulis karangan narasi yang berbentuk essay.
Tes essay adalah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang
jawabannya merupakan karangan (essay) atau kalimat yang
panjang-panjang. Tes essay memerlukan jawaban yang panjang dan
waktu yang lama, biasanya soal-soal tes essay jumlahnya sangat
terbatas.15
Tes bentuk essay (essay test) diberikan sebelum
pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada
kelas kontrol maupun eksperimen. Saat pretest siswa diminta untuk
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi sebanyak
tiga paragraf, sedangkan pada saat posttest siswa diminta untuk
menulis karangan narasi ekspositoris tentang sosok Presiden RI ke-
7, yaitu Bapak Ir. Joko Widodo sebanyak tiga paragraf.
Pretest atau tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan
menulis karangan narasi siswa sebelum diberikan perlakuan,
sedangkan posttest atau tes akhir dilakukan untuk mengetahui
keterampilan menulis karangan narasi siswa setelah menggunakan
media video. Tes ini digunakan untuk melihat perbedaan sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan pada kedua sampel penelitian.
2. Pengamatan
Pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya
suatu kegiatan yang sedang diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Sikap, kegiatan, dan
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 32. 15
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), h.35.
46
perilaku siswa dapat diketahui melalui pengamatan, bahkan
kemampuan, tingkat partisipasi serta hasil yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran dapat diketahui melalui pengamatan.16
Pengamatan perubahan tingkah laku dilakukan dengan pengambilan
dokumentasi foto yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa.
Pengambilan data dokumentasi foto dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar dilakuakan pada
saat pretest-posttest di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.
Pengambilan gambar di kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti
ketika siswa mengamati media yang berupa video tentang jabatan
Presiden Joko Widodo dari masa ke masa dan saat siswa menulis
karangan narasi. Pengambilan gambar di kelas kontrol dilakukan
oleh peneliti ketika siswa sedang menulis karangan narasi.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tahapan prosedur pelaksanaan penelitian pada siswa kelas VII
MTs Al-Mafatih Jakarta dalam memberikan pembelajaran tentang
keterampilan menulis karangan narasi. Sebelum melakukan penelitian,
kelas eksperimen dan kelas kontrol harus dipastikan dalam keadaan setara,
tidak diberitahukan apapun untuk memperkecil pengaruh lain selain
perlakuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, antara
lain:
1. Mengajukan surat permohonan izin kepada kepala MTs Al-Mafatih
Palmerah, Jakarta Barat untuk mengadakan penelitian.
2. Setelah diizinkan, peneliti berkonsultasi dengan guru bidang studi
Bahasa Indonesia terkait prosedur penelitian.
3. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bersama
guru bidang studi. Kelas VII-1 ditetapkan sebagai kelas eksperimen
dan Kelas VII-2 ditetapkan sebagai kelas kontrol. Penetapkan
16
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 84.
47
tersebut dilakukan berdasarkan saran dari guru bidang studi, karena
jumlah kedua kelas tersebut sama.
4. Setelah menentukan kelas untuk sampel, peneliti bertanya seputar
materi pembelajaran menulis karangan narasi terhadap kedua
sampel tanpa memberikan perlakuan. Kemudian, peneliti
mengadakan pretest untuk mengetahui kemampuan sampel
sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tes tersebut berupa kemampuan menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Siswa diminta untuk
menulis cerita sesuai dengan unsur-unsur narasi berdasarkan
pengalaman pribadi siswa sebanyak tiga paragraf. Hasil menulis
siswa dikumpulkan kepada peneliti, kemudian dinilai berdasarkan
kategori :
a. Kesesuaian judul
b. Keselarasan alur
c. Kesesuaian isi
d. Pemilihan diksi
e. Kerapian tulisan
Setelah peneliti mendapatkan nilai dari kedua sampel, peneliti
melakukan perhitungan nilai kedua sampel dengan bantuan SPSS
versi 22.
5. Setelah melakukan uji pretest terhadap kedua sampel, peneliti
mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama dengan
siswa. Tujuannya adalah agar siswa tidak lupa dengan materi
pembelajaran yang telah berlalu. Peneliti kemudian memberikan
perlakuan berupa tayangan media video tentang perjalanan hidup
dan kinerja Presiden Joko Widodo berdurasi empat belas menit,
yang di unduh dari www.youtube.com pada tanggal 30 Agustus
2017. Perlakuan tersebut hanya diberikan pada kelas eksperimen
sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan berupa media
teks tentang perjalanan hidup dan kinerja Presiden Joko Widodo.
48
Peneliti mengamati siswa selama proses pemberian perlakuan
tersebut, peneliti menjelaskan ulang maksud dari perlakuan yang
diberikan kepada kedua sampel dan menjelaskan kepada siswa jika
ada yang tidak dipahami oleh siswa seusai penerapan perlakuan itu
berlangsung.
6. Peneliti mengadakan posttest setelah siswa paham dan mengerti
terhadap perlakuan yang telah diberikanuntuk mengetahui
perkembangan kemampuan menulis karangan narasi pada kedua
sampel setelah diberikan perlakuan.Posttest yang diterapkan
berupa tes menulis karangan narasi tentang sosok dan kinerja
Presiden Joko Widodo di kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebanyak tiga paragraf. Hasil menulis siswa dikumpulkan kepada
peneliti, kemudian dinilai berdasarkan kategori :
a. Kesesuaian judul
b. Keselarasan alur
c. Kesesuaian isi
d. Pemilihan diksi
e. Kerapian tulisan
Setelah peneliti mendapatkan nilai dari kedua sampel, peneliti
melakukan perhitungan nilai kedua sampel dengan bantuan SPSS
versi 22.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes menulis karangan
narasi. Tes menulis karangan narasi dilakukan sebagai langkah untuk
mengukur kemampuan menulis karangan narasi awal siswa dan
kemampuan menulis karangan narasi akhir siswa kelas VII MTs Al-
Mafatih Palmerah, Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2017/2018. Tes ini
berupa tes tulis karangan narasi yang dikerjakan oleh siswa kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
49
Pembuatan dan penilaian soal didasarkan pada kurikulum 2013
dengan kompetensi dasar menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk narasi
secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan
bahasa. Terdapat dua indikator untuk kelas VII, yaitu siswa mampu
menyusun kerangka teks narasi, siswa mampu mengembangkan kerangka
yang telah disusun menjadi teks narasi. Jenis narasi yang dijadikan sebagai
materi pembelajaran adalah narasi berjenis ekspositoris (narasi faktual)
yang dimaksudkan untuk menjelaskan subjek tertentu. Tokoh yang
dijadikan subjek dalam penulisan karangan narasi tersebut adalah tokoh
yang familier bagi siswa, yaitu Presiden RI ke-7 Bapak Ir. Joko Widodo.
Aspek yang dinilai dalam penulisan karangan narasi siswa meliputi
aspek kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis, urutan alur yang
berkesinambungan, kesesuaian isi cerita dengan tema yang diberikan,
pemilihan kata yang sesuai, tepat, dan dapat dipahami, serta kerapihan
tulisan. Berikut ini adalah format penilaian yang digunakan peneliti.
Tabel 3.2
Format Penilaian
No Aspek Deskriptor Skor
maksimum
1 Judul Kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis. 20
2 Alur Urutan peristiwa atau konflik susul-menusul secara
logis. Tiap pergantian konflik dapat tersampaikan
kepada pembaca, antara peristiwa, konflik dan
klimaks saling berkesinambungan.
20
3 Kesesuaian
Isi
Kesesuaian isi dengan tema yang diberikan. 20
4 Diksi Pemilihan kata yang sesuai, tepat dan dapat
dipahami.
20
5 Kerapian
Tulisan
Tulisan yang rapi dan dapat dibaca. 20
Jumlah 100
50
1) Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala
berita dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis,
bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian, dan adakalanya
menentukan wilayah (lokasi). Judul juga didefinisikan sebagai miniatur isi
bahasan.17
Demikian, judul merupakan kepala tulisan yang menjabarkan
topik atau tema yang mewakili isi tulisan secara garis besar.
2) Alur
Alur cerita adalah jalinan peristiwa yang saling berhubungan berdasarkan
sebab-akibat. Alur cerita bisa disusun oleh penulis. Penulis menyusun alur
cerita bertujuan untuk mengungkapkan buah pikiran dan gagasannya yang
khas dan unik.18
Jadi, untuk menilai sebuah alur dalam karangan narasi
dapat dikatakan baik jika cerita yang disajikan saling berhubungan
berdasarkan sebab-akibat.
3) Isi
Cerita dalam karangan narasi yang baik haruslah sesuai dengan tema yang
sudah ditemukan di awal. Rangkaian peristiwa harus saling menguatkan
tema yang sudah dipilih. Misalkan akan membuat sebuah karangan narasi
mengenai pariwisata ke Yogyakarta berdasarkan pengalaman pribadi,
maka isi karangan akan menarasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi
selama perjalanan pariwisata ke Yogyakarta.
4) Diksi
Diksi merupakan pilihan kata. Artinya, penulis atau penutur memilih kata
yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Diksi mencakup pengertian kata-
kata yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, pembentukan
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-
ungkapan yang tepat, gaya bahasa yang paling baik digunakan dalam suatu
situasi, serta penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan
17
Nurul Hidayah, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:
Garudhawaca, 2016), h. 216. 18
Hasta Indriyana dan Sri Handayaningsih, Pintar Indonesia Super Lengkap untuk
Pelajar, Mahasiswa & Umum, (Yogyakarta: Indonesia Tera, 2015), h. 277.
51
kata bahasa itu.19
Sehingga, yang dinilai dalam penulisan siswa berupa
pemilihan kata yang tepat, serta pembendahaan kosa kata yang dimiliki
oleh siswa.
5) Kerapian tulisan
Penilaian kerapian tulisan penting untuk menilai kesungguh-sungguhan
siswa dalam mengerjakan tugas. Tulisan yang rapi adalah cerminan siswa
yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas. Selain itu, tulisan
yang rapi juga memudahkan guru dalam membaca dan menilai karya
siswa. Tulisan yang rapi juga dapat menggugah pembaca untuk membaca
karya tersebut, sehingga pesan yang ingin disampaikan penulis dapat
benar-benar tersampaikan kepada pembaca.
Berikut adalah tabel pembagian skor masing-masing kriteria penilaian:
Tabel 3.3
Pembagian skor masing-masing kriteria
No Aspek yang
dinilai
Skor Kriteria
1 Judul 16-20
Sangat baik: judul sangat sesuai dengan isi yang
ditulis.
11-15 Baik: judul sesuai dengan isi yang ditulis.
6-10 Cukup: judul cukup sesuai dengan isi yang
ditulis.
1-5 Kurang: judul kurang sesuai dengan isi yang
ditulis.
2 Alur 16-20
Sangat baik: tiap konflik tersusun sangat rapi
serta sangat berkesinambungan dalam setiap
paragrafnya.
19
Awalludin, Pengantar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h. 9.
52
11-15
Baik: sebagian besar konflik tersusun rapi serta
berkesinambungan dalam setiap paragrafnya.
6-10
Cukup: setengah dari sebagian besar konflik
tersusun cukup rapi tetapi
kurangberkesinambungan dalam setiap
paragrafnya.
1-5 Kurang: hampir seluruh konflik kurang rapih
dantidak berkesinambungan dalam setiap
paragrafnya
3 Kesesuaian isi 16-20 Sangat baik: isi sesuai dengan tema yang
diberikan.
11-15
Baik: isi sebagian besar sesuai dengan tema yang
diberikan.
5-10
Cukup: isi sudah cukup sesuai dengan tema yang
diberikan.
1-5 Kurang: isi kurang sesuai dengan tema yang
diberikan.
4 Diksi 16-20 Sangat baik: pilihan kata sangat tepat.
11-15 Baik: pilihan kata tepat.
5-10 Cukup: pilihan kata cukup tepat.
1-5 Kurang: pilihan kata kurang tepat
5 Kerapian
tulisan
16-20 Sangat baik: tulisan sangat rapi.
11-15 Baik: tulisan rapi.
5-10 Cukup: tulisan cukup rapi.
1-5 Kurang: tulisan kurang rapi.
Hasil penilaian tes tersebut dilakukan dengan cara menjumlahkan
keseluruhan skor yang diperoleh dari masing-masing aspek penilaian, skor
maksimal yang akan diperoleh siswa adalah 100 berikut ini adalah uraian
kategori nilai keterampilan menulis karangan narasi.
53
Tabel 3.4
Kategori Nilai Keterampilan Menulis Karangan Narasi
No. Kategori Rentang Nilai
1 Sangat Baik 85-100
2 Baik 72-84
3 Cukup Baik 61-71
4 Kurang 21-60
Berdasarkan pedoman penilaian di atas, guru dapat mengetahui
kemampuan menulis karangan narasi siswa berhasil mencapai kategori
sangat baik apabila mendapatkan nilai 85-100, kategori baik dengan nilai
72-84, kategori kurang mendapat nilai 61-71, dan kategori sangat kurang
dengan nilai 21-60. Acuan kategori baik berdasarkan nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) studi bahasa Indonesia MTs Al-Mafatih
Palmerah, Jakarta Barat.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui pretest dan posttest langkah
selanjutnya adalah mengolah dan mengalisis data tersebut dengan rumus
statistik. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:20
1. Menilai dan menganalisis data pretest dan posttest dengan rumus
Nilai skor = x 100
2. Melakukan uji normalitas nilai menulis karangan narasi siswa hasil
tes awal dan tes akhir. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Proses perhitungan
normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 22 untuk
mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Syarat data
20
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 153-167.
54
berdistribusi normal jika probabilitas (sig) > 0,05 maka Ho diterima,
jika probabilitas (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
atau Ho ditolak.
3. Melakukan uji homogenitas nilai menulis karangan narasi siswa
hasil tes awal dan tes akhir. Pengujian homogenitas bertujuan untuk
mengetahui objek (sampel) yang diteliti mempunyai varian yang
sama (homogen) atau tidak (heterogen). Metode yang digunakan
dalam melakukan uji homogenitas ini adalah metode varian terbesar
dibandingkan dengan varian terkecil. Proses perhitungan normalitas
ini menggunakan bantuan software SPSS versi 22 dengan ketentuan
nilai sig >α > 0,05 maka data dinyatakan mempunyai varian yang
sama (homogen).21
4. Mengelompokkan skor tes menjadi skor X untuk eksperimen dan
skor Y untuk kelas kontrol.
5. Menguji hipotesis dengan mencari t hitung. Disain eksperimen yang
menggunakan kelompok control pre-test dan post-test, secara umum
pola penelitian terhadap 2 kelompok, yang satu merupakan
kelompok eksperimen (yang dikenai perlakuan) dan kelok kontrol
atau kelompok pembanding yang tidak dikenai perlakuan. Setelah
selesai dilaksanakan maka hasil kedua kelompok diolah dengan
membandingkan kedua mean, pengujian perbedaan mean dihitung
dengan rumus t-tes sebagai berikut:22
t =
Keterangan :
M : Nilai rata-rata hasil perkelompok
N : Banyaknya subjek
x : Deviasi setiap nilai dan
21
Ibid., h. 167-178. 22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara, cetakan kelima), h. 255.
55
y : Deviasi setiap nilai dari mean
Ingat bahwa :
∑ = ∑ ─
∑ = ∑ ─
Kesimpulannya:
Eksperimen mempunyai pengaruh pada taraf signifikansi 0,05
tetapi tidak mempunyai pengaruh pada taraf signifikansi 0,01.
Uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti adalah menghitung t-test
dengan bantuan SPSS versi 22. Kriteria pengujian uji t adalah sebagai
berikut:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2) Jika probabilitas < 0,05maka H0 diiterima dan H1 ditolak.
H. Hipotesis Statistik
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikan
perbedaan dua variabel dengan kriteria. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 :µ1 = µ2
H1 :µ1 ≠ µ2
Keterangan:
µ1= rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajarmenggunakan
media video.
µ2= rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajartanpa media
video.
H0 : tidak terdapat pengaruh media video terhadap keterampilan menulis
karangan narasi siswa kelas VII MTs Al-Mafatih Jakarta Barat.
H1 : terdapat pengaruh media video terhadap keterampilan menulis
karangan narasi siswa kelas VII MTs Al-Mafatih Jakarta Barat.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Mafatih Jakarta Barat Tahun
Pelajaran 2017-2018
1. Biodata Madrasah
a. Nama Madrasah : MTs Al-Mafatih
b. NSM : 121231730030
c. No. Tlp : 021- 5494647
d. Alamat Madrasah : Jl. H. Junaidi No. 79 Rt. 001/17
e. Desa : Palmerah
f. Kecamatan : Palmerah
g. Kabupaten : Kota Jakarta Barat
h. Propinsi : DKI Jakarta
i. Status : Terakreditasi B (Baik)
j. Berdiri Tahun : 13 Juni 1986
k. Penyelenggara : Yayasan
l. Status Madrasah : Swasta
m. Masuk : Pagi pukul 06.30-14.00
n. Perkembangan Siswa : Baik
o. Keadaan Fisik Madrasah : Baik
p. Ruang Kelas : 8 Kelas
q. Ruang Perpustakaan : Ada
r. Ruang Laboratorium IPA : Ada
s. Ruang Kepala Madrasah : Ada
t. Ruang Guru :Ada
u. Ruang TU : Ada
v. Ruang BK : Ada
w. Ruang UKS : Ada
x. Gudang : Ada
y. Tempat Bermaun / Olahraga : Ada
57
z. Ruang Komputer : Ada
2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi
Terwujudnya madrasah yang mampu melahirkan generasi bangsa yang
beriman dan bertaqwa, cerdas, terampil, berkepribadian mandiri, percaya
diri, berakhlak mulia serta menjadi kebanggaan masyarakat.
b. Misi
1. Membangun citra madrasah yang ideal.
2. Menanamkan kecintaan pada agama dan keikhlasan beramal.
3. Menanamkan nilai-nilai kepribadian islami dan mengembangkan
akhlakul karimah.
4. Menanamkan kecintaan kepada Negara dan Bangsa.
5. Mengembangkan kreativitas dalam bidang ilmu dan teknologi.
6. Mengembangkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari.
7. Melatih kemampuan siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Keadaan Guru
Tenaga pendidik dan kependidikan MTs Al-Mafatih Palmerah,
Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2017/2018, untuk mata pelajaran Al-Qur’an
Hadist dengan guru pengampu H. Ahmad Rizki Hamami, M.Pd.I., yang
sekaligus menjabat sebagai kepala madrasah, untuk mata pelajaran bahasa
Arab dengan guru pengampu Abidin, S.Ag., yang sekaligus menjabat
sebagai wakil kepala madrasah. Guru pengampu mata pelajaran bahasa
Arab lain ialah Siti Nurbaeti, S.S.
Mata pelajaran Akidah Akhlak dengan guru pengampu H. Ismail,
S.Ag., pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan guru
pengampu Drs. Abdul Karim, untuk mata pelajaran Fiqih dengan guru
pengampu Saechuni, S.H.I., mata pelajaran bahasa Indonesia dengan guru
pengampu Drs. H. Djajadi, Endang Sri Sumarni, S.Pd., untuk mata
58
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan guru
pengampu Wahyu Kosasih, S.Th.I.
Mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta (PLBJ)
dengan guru pengampu Hj. Nuridha Fitria, S.Pd.I., untuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan guru pengampu Widad Uswatul
Hasanah, S.E., pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
guru pengampu Nur Halimah, S.Pd., dan Dwi Handayani, S.Pd., mata
pelajaran Matematika dengan guru pengampu Saodah, S.Pd., mata
pelajaran bahasa Inggris dengan guru pengampu Ita Yulianda, S.Pd., pada
mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dengan
guru pengampu Is Niursamsi, S.Sos.I., mata pelajaran Kewarganegaraan
dengan guru pengampu Syahdan Nirwansyah, S.Pd., dan untuk mata
pelajaran Budi Pekerti dengan guru pengampu M. Yasir Arafat, S.Pd.I.
4. Keadaan Siswa
MTs Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat memiliki jumlah siswa
sebanyak 239 siswa. Kelas VII terdapat 3 rombongan belajar yaitu, kelas
VII-1 terdiri dari 33 siswa, kelas VII-2 terdiri dari 33 siswa, kelas VII-3
terdiri dari 36 siswa. Kelas VIII terdapat 2 rombongan belajar yaitu, kelas
VIII-1 terdiri dari 33 siswa, kelas VIII-2 terdiri dari 35 siswa. Kelas 9
terdapat 2 rombongan belajar yaitu, kelas IX-1 terdiri dari 35 siswa, kelas
IX-2 terdiri dari 34 siswa. Berikut ini jumlah siswa jika disajikan dalam
bentuk tabel.
Tabel 4.1
Jumlah Siswa MTs Al-Mafatih 2017/2018
Tahun
Pelajaran
2017/ 2018
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Siswa Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
104 3 68 2 67 2 239
59
B. Hasil Penelitian
Data-data yang diperoleh di dalam kelas, kemudian diolah untuk
mengetahui penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VII-1
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol. Jumlah
masing-masing kelas terdiri dari 33 siswa.
Data yang terkumpul meliputi nilai pretest dan posttest. Kelas
eksperimen diberikan perlakuan berupa media video berjudul “kisah
perjalanan hidup Joko Widodo sewaktu kecil hingga menjadi Presiden RI
ke-7” yang berdurasi empat belas menit, sedangkan kelas kontrol hanya
diberikan perlakuan berupa media teks perjalanan hidup Joko Widodo
sampai menjadi presiden RI ke 7. Setelah diberikan perlakuan yang
berbeda selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia, kemudian pada
akhir penelitian kedua kelas tersebut diberikan posttest. Data tersebut
dianalisis untuk mengetahui perkembangan kemampuan menulis karangan
narasi setelah diberikan perlakuan berupa media video pada kelas
eksperimen.
1. Deskripsi Hasil Penelitian
a. Pretest Keterampilan Menulis Kelas Kontrol
Pretest dilaksanakan pada tanggal 21 November 2017. Guru
menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada awal
pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan menulis karangan narasi untuk mengetahui pengetahuan awal yang
dimiliki siswa. Selanjutnya, guru melakukan pretest kepada siswa dengan
memberikan tugas berupa menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi siswa. Berikut ini adalah daftar nilai pretest kelas
kontrol.
60
Tabel 4.2
Daftar Nilai Pretest Kelompok Kontrol
No. Nama Pretest kelas kontrol (VII-2) Jumlahnilai skor =
x 100
1 2 3 4 5
1 AA 15 5 10 10 10 50
2 ABS 15 5 10 10 5 45
3 AM 10 10 12 10 13 55
4 AAD 15 10 10 10 10 55
5 AM 15 10 10 10 10 55
6 AAA 10 10 10 10 10 50
7 DAS 15 10 15 10 10 65
8 DBO 10 10 10 10 10 50
9 EY 10 10 10 5 10 45
10 FNR 10 5 10 10 15 50
11 FMG 15 10 10 5 5 45
12 FSS 15 10 10 5 5 45
13 FAA 15 10 10 10 10 55
14 IG 10 5 5 15 15 40
15 IAP 10 10 10 5 10 45
16 LAR 10 10 10 10 10 50
17 MEP 15 10 10 10 10 55
18 MA 10 10 10 10 10 50
19 MAF 15 10 10 10 10 55
20 MAT 10 5 10 5 10 40
21 MB 15 5 10 10 10 40
22 MBH 10 5 5 5 5 30
23 MRS 10 5 5 10 10 40
24 NR 15 10 15 5 10 55
61
25 QN 10 10 10 10 5 45
26 RA 10 5 10 10 10 45
27 RE 10 5 10 5 5 35
28 SBS 15 10 10 5 5 45
29 SJ 10 10 10 10 10 50
30 SA 10 10 10 10 10 50
31 ZAA 15 10 15 10 15 65
32 HTA 15 10 10 10 10 55
33 NKH 20 10 15 10 15 70
Jumlah nilai 415 280 337 290 318 1625
Rata-rata 49.24242
Keterangan Penilaian :
1 = Judul (kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis)
2 =Alur (urutan peristiwa atau konflik susul-menusul secara logis. Tiap
pergantian konflik dapat tersampaikan kepada pembaca, antara peristiwa,
konflik dan klimaks saling berkesinambungan)
3 = Kesesuaian isi (kesesuaian isi dengan tema yang diberikan)
4 = Diksi (pemilihan kata yang sesuai, tepat dan dapat dipahami)
5 = Kerapian tulisan (tulisan yang rapi dan dapat dibaca)
Data pretest menulis karangan narasi kelas kontrol dengan jumlah
siswa sebanyak 33 orang, memperoleh nilai rata-rata 49,24 dengan nilai
tertinggi 70 dan nilai terendah 30. Berikut adalah tabel urutan data nilai
siswa dari yang teredah sampai yang tertinggi.
Tabel 4.3
Urutan Nilai Terendah Sampai Tertinggi Pretest Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol
30 35 40 40 40 40 45 45 45 45 45
45 45 45 50 50 50 50 50 50 50 50
55 55 55 55 55 55 55 55 65 65 70
62
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nlai pretest
terendah kelas kontrol adal 30 sebanyak 1 siswa dan nilai tertinggi adalah
70 sebanyak 1 siswa. Nilai rentang atau jangkauannya adalah 40 diperoleh
dari hasil selisih antara nilai terbesar dengan nilai terkecil, nilai banyaknya
kelas interval adalah 6 diperoleh dengan rumus 1+3,3 log (n atau
banyaknya data) sedangkan panjang kelas intervalnya adalah 7 diperoleh
dari pembagian jumlah jangkauan dengan jumlah kelas interval, nilai
medianya adalah 50 dan nilai yang paling banyak muncul adalah 45, 50,
dan 55, karena ketiga data tersebut adalah berurutan maka ketiga data
tersebut dijumlah kemudian dibagi 3, sehingga diperoleh nilai modusnya
adalah 50.
Distribusi frekuensi nilai pretest keterampilan menulis karangan
narasi pada kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram
berikut ini:
Gambar 4.1
Grafik frekuensi nilai pretest kelas kontrol.
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui siswa yang
mendapat skor 30-36 sebanyak 2 siswa, yang memperoleh skor 37-43
sebanyak 4 siswa, yang mendapatkan skor 44-45 sebanyak 16 siswa, yang
63
memperoleh skor 51-57 sebanyak 8 siswa, yang memperoleh skor 58-64
tidak ada seorangpun, dan yang mendapatkan skor 65-71 sebanyak 3
siswa. Berikut rangkuman hasil pengolahan data pretest kelas kontrol.
Tabel 4.4
Rangkuman Data Statistik Skor Pretest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Kelas Kontrol
Data N Skor
Tertinggi
Skor
Terendah
Mean
(X)
Med Mo
Pretest Kelas Kontrol 33 70 30 49,24 50 50
Keterangan :
N : Jumlah data
Mean : Nilai rata-rata
Med : Nilai tengah deret data (median)
Mo : Nilai yang sering muncul pada deret data (modus)
b. Posttest Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelas Kontrol
Posttest di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 29 November
2017. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, selanjutnya guru memberikan materi tentang
menulis karangan narasi dimulai dari pengertian karangan narasi, jenis-
jenis karangan narasi beserta contoh-contohnya. Guru bertanya tentang
seberapa jauh pengetahuan siswa tentang presiden Joko Widodo dan guru
berusaha memperkenalkan presiden Joko Wiododo lebih jauh lagi melalui
teks narasi berjudul “kisah perjalanan hidup Joko Widodo sewaktu kecil
hingga menjadi Presiden RI ke-7”. Guru memberikan waktu 10 menit
untuk siswa membaca teks tersebut.
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan
materi menulis karangan narasi untuk mengetahui pengetahuan siswa,
setelah selesai membaca teks tersebut,. Siswa juga dipersilahkan untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Beberapa siswa
64
bertanya mengenai perbedaan antara karangan narasi sugestif dengan
karangan narasi ekspositoris. Selanjutnya, guru memberikan posttest
kepada siswa dengan memberikan tugas berupa menulis karangan narasi
tentang Presiden Joko Widodo. Hasil data nilai posttest siswa kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Posttest Kelas Kontrol
No. Nama Posttest kelas kontrol (VII-2) Jumlah nilai skor =
x 100
1 2 3 4 5
1 AA 15 10 15 10 13 63
2 ABS 10 10 13 10 15 58
3 AM 15 10 12 15 15 67
4 AAD 15 12 15 10 15 67
5 AM 20 16 20 20 16 92
6 AAA 17 15 15 13 15 75
7 DAS 18 15 16 19 20 88
8 DBO 18 15 19 18 17 83
9 EY 18 17 13 13 14 75
10 FNR 18 17 14 10 16 75
11 FMG 18 18 17 15 15 83
12 FSS 15 15 15 15 15 75
13 FAA 15 15 17 15 17 79
14 IG 17 15 16 15 16 79
15 IAP 17 17 18 12 15 79
16 LAR 16 15 17 15 18 79
17 MEP 15 14 15 13 10 67
18 MA 15 15 15 15 15 75
19 MAF 18 15 15 10 17 75
65
20 MAT 19 18 19 16 16 88
21 MB 15 15 16 17 12 75
22 MBH 18 17 18 17 18 88
23 MRS 14 13 13 13 13 67
24 NR 16 15 17 16 15 79
25 QN 17 15 17 17 17 83
26 RA 12 12 12 12 13 63
27 RE 17 17 17 11 17 79
28 SBS 18 15 15 10 17 75
29 SJ 18 18 17 15 15 83
30 SA 18 17 18 17 18 88
31 ZAA 10 10 13 10 15 58
32 HTA 15 10 13 10 10 58
33 NKH 15 15 15 15 15 75
Jumlah nilai 531 483 517 466 594 2497
Rata-rata 75.66667
Keterangan Penilaian :
1 = Judul (Kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis)
2 = Alur (Urutan peristiwa atau konflik susul-menusul secara logis. Tiap
pergantian konflik dapat tersampaikan kepada pembaca, antara peristiwa,
konflik dan klimaks saling berkesinambungan)
3 = Kesesuaian Isi (Kesesuaian isi dengan tema yang diberikan)
4 = Diksi (Pemilihan kata yang sesuai, tepat dan dapat dipahami)
5 = Kerapian Tulisan (Tulisan yang rapi dan dapat dibaca)
Data posttest menulis karangan narasi kelas kontrol dengan jumlah
siswa sebanyak 33 orang, memperoleh nilai rata-rata 75,66 dengan nilai
tertinggi 92 dan nilai terendah 58. Berikut adalah tabel urutan data nilai
siswa dari yang teredah sampai yang tertinggi.
66
Tabel 4.6
Urutan Deret Nilai Terendah Sampai Tertinggi Posttest Keterampilan
Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol
58 58 58 63 63 67 67 67 67 75 75
75 75 75 75 75 75 79 79 79 79 79
79 79 83 83 83 83 88 88 88 88 92
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai posttest
terendah kelas kontrol adalah 58 sebanyak 3 siswa dan yang mendapatkan
nilai tertinggi 92 sebanyak 1 siswa. Nilai rentang atau jangkauannya
adalah 34 diperoleh dari hasil selisih antara jumlah nilai terbesar dengan
jumlah nilai terkecil, nilai banyaknya kelas interval adalah 6 dengan rumus
1+ 3,3 log (n atau banyaknya data) sedangkan panjang kelas intervalnya
adalah 6 diperoleh dari pembagian antara jumlah jangkauan dengan jumlah
kelas interval. Nilai rata-rata atau mean yang dicapai siswa kelas kontrol
pada saat posttest adalah 75,66, nilai mediannya adalah 75 dan nilai modus
atau nilai yang paling banyak muncul adalah 75 yang didapatkan 8 siswa.
Distribusi frekuensi nilai posttest keterampilan menulis karangan
narasi pada kelas kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram
berikut ini:
67
0
2
4
6
8
10
Frekuensi Nilai Posttest Siswa Kelas Kontrol
58-63 64-69 70-75 76-81 82-87 88-93
Gambar 4.2
Grafik frekuensi nilai posttest kelas kontrol
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui siswa yang
mendapatkan skor 58-63 sebanyak 5 siswa, yang mendapatkan skor 64-69
sebanyak 4 siswa, yang mendapat skor 70-75 sebanyak 8 siswa, yang
mendapat nilai 76-81 sebanyak 7 siswa, yang mendapat skor 82-87
sebanyak 4 siswa, dan yang mendapatkan skor 88-93 sebanyak 5 siswa.
Berikut rangkuman hasil pengolahan data posttest kelas kontrol.
Tabel 4.7
Rangkuman Data Statistik Skor Posttest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Kelas Kontrol
Data N Skor Tertinggi Skor
Terendah
Mean Med Mo
Posttest
Kelas Kontrol
33 92 58 75,66 75 75
Keterangan :
N : Jumlah data
Mean : Nilai rata-rata
Med : Nilai tengah deret data (median)
68
Mo : Nilai yang sering muncul pada deret data (modus)
c. Pretest Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen
Pretest kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 21 November
2017. Guru menyampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
awal pembelajaran. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan menulis karangan narasi untuk mengetahui pengetahuan awal yang
dimiliki siswa. Selanjutnya, guru melakukan pretest kepada siswa dengan
memberikan tugas berupa menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi siswa. Berikut ini adalah daftar nilai pretest kelas eksperimen.
Tabel 4.8
Hasil Prestest Kelas Eksperimen
No Nama Pretest kelas eksperimen (VII-1) Jumlah nilai skor =
x 100
1 2 3 4 5
1 AMK 15 5 10 10 5 45
2 AR 15 10 10 5 10 50
3 AJS 15 5 10 10 5 45
4 BDY 15 10 15 15 15 70
5 DP 15 10 10 5 10 50
6 DDNS 15 5 10 10 5 45
7 DSW 15 10 10 5 10 50
8 DZ 10 10 10 10 10 50
9 EPL 15 10 10 5 10 55
10 FH 10 10 10 10 10 50
11 FR 10 10 10 10 15 55
12 FS 10 10 10 5 5 40
13 FEF 15 10 10 10 15 60
14 GPP 10 5 5 5 5 30
69
15 IR 10 5 10 5 10 40
16 LFL 10 10 10 10 10 50
17 MR 10 10 10 10 10 50
18 MP 15 10 15 15 15 70
19 MA 15 10 10 5 10 55
20 MI 5 0 5 0 10 20
21 MRPN 15 10 10 5 10 50
22 MAM 10 5 10 5 10 40
23 MAIR 15 10 15 10 10 60
24 MBS 10 10 10 10 10 50
25 MGP 15 10 15 10 15 65
26 NN 10 5 5 5 10 35
27 NR 15 10 10 10 10 55
28 NPF 10 10 10 10 10 50
29 RA 15 10 15 10 10 60
30 RRS 10 5 5 10 10 40
31 RM 15 10 10 5 10 50
32 SHT 5 5 5 5 5 25
33 SM 15 10 10 10 10 55
Jumlah nilai 410 275 330 275 150 1615
Rata-rata 48.93939
Keterangan Penilaian :
1 = Judul (kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis)
2 = Alur (urutan peristiwa atau konflik susul-menusul secara logis. Tiap
pergantian konflik dapat tersampaikan kepada pembaca, antara peristiwa, konflik
dan klimaks saling berkesinambungan)
3 = Kesesuaian isi (kesesuaian isi dengan tema yang diberikan)
4 = Diksi (pemilihan kata yang sesuai, tepat dan dapat dipahami)
5 = Kerapian tulisan (tulisan yang rapi dan dapat dibaca)
70
Data pretest menulis karangan narasi kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 33 orang, memperoleh nilai rata-rata 48,93 dengan
nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 20. Berikut adalah tabel urutan data
pretest menulis karangan narasi kelas eksperimen dari nilai terendah
sampai nilai tertinggi.
Tabel 4.9
Urutan Nilai Terendah Sampai Nilai Tertinggi Pretest Siswa Kelas
Eksperimen
20 25 30 35 40 40 40 40 45 45 45
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
55 55 55 55 55 60 60 60 65 70 70
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pretest
terendah kelas eksperimen adalah 20 yang didapatkan oleh 1 siswa dan
nilai tertingginya adalah 70 yang didapatkan oleh 2 siswa. Nilai rentang
atau jangkauannya adalah 50 diperoleh dari hasil selisih antara nilai
terbesar dengan nilai terkecil, nilai banyaknya kelas interval adalah 6
diperoleh dengan rumus 1+ 3,3 log (n atau banyaknya data) sedangkan
panjang kelas intervalnya adalah 9 diperoleh dari hasil pembagian antara
jumlah jangkauan dengan jumlah kelas interval. Mean yang dicapai siswa
kelas eksperimen pada saat pretest sebesar 48,93, nilai mediannya adalah
50, dan nilai yang paling banyak muncul atau modusnya adalah 50 yang
diperoleh sebak 11 siswa.
Distribusi frekuensi nilai pretest keterampilan menulis karangan
narasi pada kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik
histogram berikut ini:
71
Gambar 4.3
Grafik Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui siswa yang mendapat
skor20-28 sebanyak 2 siswa, yang mendapat skor 29-37 sebanyak 2 siswa, yang
mendapat skor 38-46 sebanyak 7 siswa, yang mendapat skor 47-55 sebanyak 16
siswa, yang mendapat skor 56-64 sebanyak 3 siswa, yang mendapat skor 65-73
sebanyak 3 siswa. Berikut rangkuman hasil pengolahan data pretest kelas
eksperimen.
Tabel 4.10
Rangkuman Data Statistik Skor Pretest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Kelas Eksperimen
Data N Skor
Tertinggi
Skor
Terendah
Mean
(X)
Med Mo
Pretest Kelas Eksperimen 33 70 20 48,93 50 50
Keterangan :
N : Jumlah data
Mean : Nilai rata-rata
Med : Nilai tengah deret data (median)
72
Mo : Nilai yang sering muncul pada deret data (modus)
d. Posttest Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelas Eksperimen
Posttest di kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 29 November
2017. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar, selanjutnya guru memberikan materi tentang
menulis karangan narasi dimulai dari pengertian karangan narasi, jenis-
jenis karangan narasi beserta contoh-contohnya. Guru bertanya tentang
seberapa jauh pengetahuan siswa tentang presiden Joko Widodo dan guru
berusaha memperkenalkan presiden Joko Wiododo lebih jauh lagi melalui
video berdurasi empat belas menit yang berjudul “kisah perjalanan hidup
Joko Widodo sewaktu kecil hingga menjadi Presiden RI ke-7”. Selama
penayangan video, siswa terlihat antusias dan fokus menyaksikan video
tersebut dengan seksama.
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan
materi menulis karangan narasi untuk mengetahui pengetahuan siswa,
setelah selesai menayangkan video tersebut. Siswa juga dipersilakan untuk
bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Beberapa siswa
bertanya mengenai perbedaan antara karangan narasi sugestif dengan
karangan narasi ekspositoris. Selanjutnya, guru memberikan posttest
kepada siswa dengan memberikan tugas berupa menulis karangan narasi
tentang Presiden Joko Widodo. Hasil data nilai posttest siswa dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Hasil Posttest Kelas Eksperimen
No. Nama Posttest kelas eksperimen
(VII-1)
Jumlah nilai skor =
x 100
1 2 3 4 5
1 AMK 15 14 15 5 10 58
2 AR 20 20 20 20 16 96
73
3 AJS 20 18 20 15 10 83
4 BDY 17 15 15 10 10 67
5 DP 20 17 18 15 18 88
6 DDNS 16 15 15 10 15 71
7 DSW 20 15 20 13 15 83
8 DZ 17 15 15 15 20 83
9 EPL 20 18 20 15 10 83
10 FH 20 18 18 20 20 96
11 FR 16 16 15 15 17 79
12 FS 18 18 18 18 16 88
13 FEF 20 18 18 18 18 92
14 GPP 18 15 16 17 17 83
15 IR 15 15 15 15 15 75
16 LFL 18 17 17 10 17 79
17 MR 15 15 15 15 15 75
18 MP 20 18 20 18 20 96
19 MA 20 17 18 15 18 88
20 MI 20 18 18 18 18 92
21 MRPN 16 15 18 15 15 79
22 MAM 20 20 20 15 17 92
23 MAIR 20 18 20 18 20 92
24 MBS 15 10 15 15 16 71
25 MGP 15 15 15 15 15 75
26 NN 15 10 15 12 15 67
27 NR 16 15 15 10 15 71
28 NPF 16 10 15 15 15 71
29 RA 15 10 15 15 16 71
30 RRS 15 10 16 15 15 71
31 RM 20 20 20 15 17 92
32 SHT 20 18 20 15 15 88
74
33 SM 20 15 15 15 10 75
Jumlah nilai 588 518 565 487 516 2670
Rata-rata 80.90909
Keterangan Penilaian :
1 = Judul (kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis)
2 =Alur (urutan peristiwa atau konflik susul-menusul secara logis. Tiap pergantian
konflik dapat tersampaikan kepada pembaca, antara peristiwa, konflik dan klimaks
saling berkesinambungan)
3 = Kesesuaian isi (kesesuaian isi dengan tema yang diberikan)
4 = Diksi (pemilihan kata yang sesuai, tepat dan dapat dipahami)
5 = Kerapian tulisan (tulisan yang rapi dan dapat dibaca)
Data posttest menulis karangan narasi kelas eksperimen dengan
jumlah siswa sebanyak 33 orang, memperoleh nilai rata-rata 80,91 dengan
nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 58. Berikut adalah tabeldata nilai
posttest menulis karangan narasi kelas eksperimen dari yang terendah
sampai nilai terendah.
Tabel 4.12
Urutan Nilai Terendah Sampai Tertinggi Posttest Siswa Kelas
Eksperimen
58 67 67 71 71 71 71 71 71 75 75
75 75 79 79 79 83 83 83 83 83 88
88 88 88 92 92 92 92 92 96 96 96
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai posttest
terendah kelas eksperimen adalah 58 yang diperoleh sebanyak 1 siswa dan
nilai tertinggi adalah 96 yang diperoleh sebanyak 3 siswa. Nilai
rentangnya atau nilai jangkauannya adalah 38 diperoleh dari selisih antara
nilai terbesar dengan nilai terkecil, nilai banyaknya kelas interval adalah 6
diperoleh dari rumus 1+ 3,3 log (n atau banyaknya data)sedangkan
75
panjang kelas intervalnya adalah 7diperoleh dari pembagian antara jumah
jangkauan dengan jumlah kelas interval .Nilai mean atau rata-ratanya
adalah 80,90, nilai mediannya adalah 83, dan nilai modus atau nilai yang
paling banyak muncul adalah 71 yang diperoeh sebanyak 6 siswa.
Distribusi frekuensi nilai pretest keterampilan menulis karangan
narasi pada kelas eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik
histogram berikut ini:
Gambar 4.4
Grafik Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui siswa yang
mendapatkan skor 58-64 sebanyak 1 siswa, yang mendapatkan skor 65-71
sebanyak 8 siswa, yang memperoleh skor 72-78 sebanyak 4 siswa, yang mendapat
skor 79-85 sebanyak 8 siswa, yang memperoleh skor 86-92 sebanyak 9 siswa, dan
yang memperoleh skor 93-99 sebanyak 3 siswa. Berikut rangkuman hasil
pengolahan data posttest kelas eksperimen.
76
Tabel 4.13
Rangkuman Data Statistik Skor Posttest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Kelas Eksperimen
Data N Skor
Tertinggi
Skor
Terendah
Mean
(X)
Med Mo
Posttest Kelas
Eksperimen
33 96 58 80,91 83 71
Keterangan :
N : Jumlah data
Mean : Nilai rata-rata
Med : Nilai tengah deret data (median)
Mo : Nilai yang sering muncul pada deret data (modus)
e. Perbandingan Grafik Frekuensi dan Data Statistik Nilai Rata-Rata Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gambar 4.5
Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Keterangan:
O1 :Pretest Kelas Eksperimen
O2 :Posttest Kelas Eksperimen
77
O3 :Pretest Kelas Kontrol
O4 :Posttest Kelas Kontrol
Perbandingan skor tertinggi, skor terendah, dan mean kelas kontrol
dan kelas eksperimen baik pada saat pretest maupun posttest keterampilan
menulis karangan narasi, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Tabel 4.14
Perbandingan Data Statistik Pretest dan Posttest Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Data N Skor
Tertinggi
Skor
Terendah
Mean
(X)
Med Mo
Pretest Kelas Kontrol 33 70 30 49,24 50 50
Posttest Kelas Kontrol 33 92 58 75,66 75 75
Pretest Kelas Eksperimen 33 70 20 48,93 50 50
Posttest Kelas Eksperimen 33 96 58 80,91 83 71
Keterangan :
N : Jumlah data
Mean : Nilai rata-rata
Med : Nilai tengah deret data (median)
Mo : Nilai yang sering muncul pada deret data (modus)
Tabel di atas memperlihatkan perbandingan skor pretest dan
posttest keterampilan menulis karangan narasi pada kelas kontrol maupun
kelas eksperimen. Pada saat pretest keterampilan menulis karangan narasi
kelas kontrol, skor terendah adalah 30 dan skor tertingginya adalah 70
dengan nilai rata-rata 49,24, median sebesar 50 dan modus sebesar 50.
Pada saat posttest keterampilan menulis karangan narasi kelas kontrol,
skor terendah adalah 58 dan skor tertingginya adalah 92 dengan nilai rata-
rata 75,66, median sebesar 75 dan modus sebesar 75. Sedangkan pada saat
pretest keterampilan menulis karangan narasi kelas eksperimen, skor
terendah adalah 20 dan skor tertingginya adalah 70 dengan nilai rata-rata
48,93, median sebesar 50 dan modus sebesar 50. Pada saat posttest
78
keterampilan menulis karangan narasi kelas eksperimen, skor terendah
adalah 33 dan skor tertingginya adalah 96 dengan nilai rata-rata 80,91,
median sebesar 83 dan modus sebesar 71.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas kontrol
pada saat pretest adalah 49,24 lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-
rata pretest kelas eksperimen yang sebesar 48,93. Tetapi, nilai rata-rata
kelas kontrol pada saat posttest lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-
rata posttest kelas eksperimen, yaitu 75,66 dan nilai posttest kelas
eksperimen adalah 80,91. Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan
dalam menulis karangan narasi pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen, tetapi peningkatan yang lebih terlihat adalah di kelas
eksperimen. Sehingga, media video tentang kinerja Presiden Joko Widodo
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelas eksperimen. Adapun
tabel kriteria penilaian yang peneliti jadikan sebagai acuan penilaian hasil
tulisan siswa sebagai berikut.
Tabel 4.15
Pembagian skor masing-masing kriteria
No Aspek yang
dinilai
Skor Kriteria
1 Judul 16-20
Sangat baik: judul sangat sesuai dengan isi yang
ditulis.
11-15 Baik: judul sesuai dengan isi yang ditulis.
6-10 Cukup: judul cukup sesuai dengan isi yang
ditulis.
1-5 Kurang: judul kurang sesuai dengan isi yang
ditulis.
2 Alur 16-20
Sangat baik: tiap konflik tersusun sangat rapi
serta sangat berkesinambungan dalam setiap
paragrafnya.
79
11-15
Baik: sebagian besar konflik tersusun rapi serta
berkesinambungan dalam setiap paragrafnya.
6-10
Cukup: setengah dari sebagian besar konflik
tersusun cukup rapi tetapi kurang
berkesinambungan dalam setiap paragrafnya.
1-5 Kurang: hampir seluruh konflik kurang rapih
dantidak berkesinambungan dalam setiap
paragrafnya
3 Kesesuaian isi 16-20 Sangat baik: isi sesuai dengan tema yang
diberikan.
11-15
Baik: isi sebagian besar sesuai dengan tema yang
diberikan.
5-10
Cukup: isi sudah cukup sesuai dengan tema yang
diberikan.
1-5 Kurang: isi kurang sesuai dengan tema yang
diberikan.
4 Diksi 16-20 Sangat baik: pilihan kata sangat tepat.
11-15 Baik: pilihan kata tepat.
5-10 Cukup: pilihan kata cukup tepat.
1-5 Kurang: pilihan kata kurang tepat
5 Kerapian
tulisan
16-20 Sangat baik: tulisan sangat rapi.
11-15 Baik: tulisan rapi.
5-10 Cukup: tulisan cukup rapi.
1-5 Kurang: tulisan kurang rapi.
80
C. Hasi Analisis
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka data akan diolah
dengan uji hipotesis menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 22.
Peneliti melakukan pengujian prasyarat analisis data dengan uji normalitas dan
uji homogenitas terlebih dahulu.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogrov
Smirnov dan Shapiro Wilk yang dilakukan dengan kaidah Asymp Sig atau
nilai P. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan
skor posttest, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Proses perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi
22 untuk mengetahui hasil data berdistribusi normal atau tidak. Syarat data
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil
perhitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig.)> 0.05. jika nilai
signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih kecil dari tingkat alpha
5% (sig.)< 0.05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
Hasil uji normalitas data pretest dan posttest keterampilan menulis
karangan narasi dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kolmogorov Smirnova Shapiro Wilk
Statistik df Sig. Statistik df Sig.
Pretest Kontrol 0,156 33 0,041 0,950 33 0,137
Pretest Eksperimen 0,204 33 0,001 0,945 33 0,095
Posttest Kontrol 0,198 33 0,002 0,939 33 0,063
Posttest Eksperimen 0,125 33 0,200 0,948 33 0,119
81
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data pretest pada
kelas kontrol memperoleh sig. sebesar 0,137 sedangkan kelas eksperimen
memperoleh sig. sebesar 0,095. Hal tersebut menunjukkan bahwa data
hasil pretest kelas kontrol dan eksperimen terdistribusi normal.
Hasil uji normalitas data posttest kelas kontrol memperoleh hasil
sig. sebesar 0,063 sedangkan kelas eksperimen memperoleh sig. sebesar
0,119.. Hal tersebut menunjukkan bahwa data hasil posttest kelas kontrol
dan eksperimen terdistribusi normal. Data-data tersebut telah memenuhi
syarat karena hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 sehingga data-data
tersebut dikatakan terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki
varian yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap dua data
yaitu, hasil pretest dan posttest kelas kontrol mupun kelas
eksperimen..ketentuan dari uji homogenitas adalah jika nilai signifikansi
hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%) maka skor hasil tes tersebut
tidak memiliki perbedaan varian atau homogen. Pengujian homogenitas
peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 22 dengan Test of
Homogenity of Variance. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat disajikan
dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,153 1 64 0,287
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data pretest pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen memperoleh sig. sebesar 0,287. maka
dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
memiliki varian yang sama atau disebut homogen. Data tersebut telah
82
memenuhi syarat karena hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 sehingga
data-data tersebut dikatakan homogen.
Tabel 4.18
Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,946 1 64 0,334
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa data posttest pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen memperoleh sig. sebesar 0,334 maka
dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen
memiliki varian yang sama atau disebut homogen. Data tersebut telah
memenuhi syarat karena hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 sehingga
data-data tersebut dikatakan homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, maka diperoleh seluruh
data terdistribusi normal dan homogen. Tahap selanjutnya adalah melakukan
uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji t (t-test). Uji t (t-test)
dilakukan untuk menguji signifikansi perbedaan mean dengan menggunakan
bantuan SPSS versi 22. Ketentuan dari uji t (t-test) adalah jika nilai
signifikansi atau sig.(2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi atau sig.(2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak
dan H1 diterima.
83
Tabel 4.19
Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Levene’s Test for Equality
of Varience
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
1,153 0,287 0,124 64 0,902 0,303 2,441 -4,574 5,180
Hasil Equal
variances
not
assumed
0,124 59,251 0,902 0,303 2,441 -4,582 5,188
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai sig.(2-tailed) hasil
pretest kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebesar 0,902 lebih besar
dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis nol
(H0) diterima dan hipotesis alternative (H1) ditolak. Artinya, tidak terdapat
pengaruh antara hasil pretest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Tabel 4.20
Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Levene’s Test for Equality
of Varience
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Equal
variances
assumed
0,946 0,334 -2,217 64 0,30 -5,242 2,364 -9,965 -0,520
Hasil Equal
variances
not
assumed
-2,217 63,641 0,30 -5,242 2,364 -9,966 -0,519
84
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig.(2-tailed)
hasil posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebesar 0,030 lebih
kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis
nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat
pengaruh media video tentang kinerja Presiden Joko Widodo terhadap
keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII MTs Al-
Mafatih Palmerah, Jakarta Barat tahun pelajaran 2017/2018.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membuktikan ada atau
tidaknya pengaruh media video tentang Presiden Joko Widodo dalam
keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas eksperimen.
Sampel penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas VII-2 sebagai kelas
kontrol dan 7-1 sebagai kelas eksperimen. Perlakuan yang diberikan
terhadap dua sampel beerbea. Kelas kontrol diberi perlakuan berupa teks
narasi tentang perjalanan hidup Presiden Joko Widodo hingga menjadi
presiden, sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa video
perjalanan hidup Presiden Joko Widodo hingga menjadi presiden.
Setelah melakukan penelitian terhadap siswa kelas VII-2 dan 7-1,
peneliti memperoleh hasil nilai pretest dan posttest dari masing-masing
sampel. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen membuktikan bahwa data sampel terdistribusi normal
dikarenakan hasil perhitungan lebih besar dari tingkat alpha 5% (sig.) <
0.05. Varian sampel-sampel terbukti homogen dengan hasil uji
homogenitas pretest – posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, nilai
signifikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari tingkat
alpha 5% (sig.) > 0.05.
Nilai rata-rata pretest – posttest di kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata pretest – posttest di kelas
kontrol. Nilai rata-rata pretest di kelas eksperimen sebesar 48,93 dan nilai
rata-rata posttest di kelas eksperimen sebesar 80,90. Sementara itu, nilai
85
rata-rata pretest di kelas kontrol sebesar 49,24 dan nilai posttest di kelas
kontrol sebesar 75,66 sehingga nilai rata-rata posttest di kelas
eksperimenlebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata posttest di kelas
kontrol yaitu 80,90 > 75,66.
Setelah melakukan uji t (t-test) menggunakan SPSS versi 22,
diketahui bahwa nilai sig.(2-tailed) hasil posttest kelas kontrol maupun
kelas eksperimen sebesar 0,030 lebih kecil dibandingkan nilai taraf
signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat pengaruh media video tentang
kinerja Presiden Joko Widodo terhadap keterampilan menulis karangan
narasi pada siswa kelas VII MTs Al-Mafatih Palmerah, Jakarta Barat tahun
pelajaran 2017/2018.
Peneliti mengamati suasana kelas saat pelaksanaan penelitian.
Suasana kelas kontrol pada saat pembelajaran dengan diberikan perlakuan
berupa teks narasi tentang perjalanan Presiden Joko Widodo terlihat cukup
kondusif. Sebagian besar siswa antusias saat diberikan teks tersebut dan
langsung membaca dengan fokus. Namun, beberapa siswa mengacuhkan
teks tersebut dan terlihat malas untuk membacanya. Ketika peneliti
meminta siswa untuk membuat tugas berupa karangan narasi tentang
Presiden Joko Widodo, beberapa dari mereka masih terlihat kurang
bersemangat dan sering mengeluh karena tidak memiliki ide untuk
menulis. Beberapa siswa juga sering bertanya mengenai sosok Presiden
Joko Widodo kepada peneliti, padahal informasi yang ditanyakan
sebenarnya ada di dalam teks yang sudah dibagikan. Pengaruhnya pun
terlihat pada hasil tulisan yang mereka buat. Beberapa siswa tidak
mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur yang peneliti minta. Bahkan
ditemukan beberapa tulisan yang menyalin dari teks yang telah dibagikan.
Peneliti melakukan pengamatan yang sama terhadap kelas
eksperimen. Perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperimen yaitu
dengan menayangkan video perjalan Presiden Joko Widodo hingga
menjadi presiden. Suasana kelas eksperimen selama proses pembelajaran
86
lebih tenang dan kondunsif. Siswa kelas eksperimen sangat fokus
memperhatikan dan menyimak video yang ditayangkan. Saat diberikan
tugas menulis karangan narasi tentang Presiden Joko Widodo, sebagian
besar dari mereka sangat berantusias dan bersemangat. Bahkan, beberapa
dari mereka bertanya mengenai ide baru tentang presiden Joko Widodo
yang tidak ditayangkan di vdeo tersebut, yaitu Jokowi ngunduh mantu.
Terlihat sebagian besar dari mereka lebih percaya diri dalam menuangkan
idenya menjadi sebuah karangan narasi. Hasilnya pun terlihat dari nilai
rata-rata siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol.
87
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian mengenai kemampuan
menulis karangan narasi dengan media video tentang Presiden Joko Widodo,
maka peneliti dapat mengemukakan kesimpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan media video tentang Presiden Joko Widodo dalam
menulis karangan narasi siswa kelas VII MTs Al-Mafatih Palmerah,
Jakarta Barat dapat merangsang semangat dan daya kreativitas siswa
dalam menulis karangan narasi. Siswa menjadi termotivasi selama
proses pembelajaran.
2. Siswa menjadi lebih tertarik untuk menulis karangan narasi setelah
menyaksikan tayangan video perjalanan hidup Presiden Joko Widodo.
Siswa banyak menemukan ide baru tentang Presiden Joko Widodo
untuk dijadikan sebuah karangan narasi.
3. Terdapat peningkatan nilai rata-rata posttest dikelas eksperimen. Nilai
rata- posttest di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan nilai rata-rata posttest di kelas kontrol. Nilai rata-rata
pretest kelas kontrol awalnya lebih tinggi dibanding nilai pretest kelas
eksperimen, yaitu nilai sebesar 49,24 pada kelas kontrol dan 48,93
pada kelas eksperimen. Setelah diberi perlakuan (treatment)
pemerolehan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol yang tidak diberikan treatment. Hasil nilai
rata-rata posttest di kelas kontrol adalah 75,66 dan di kelas eksperimen
80,90 sehingga nilai rata-rata posttest di kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan nilai rata-rata posttest di kelas kontrol yaitu
80,90>75,66.
88
4. Berdasarkan hasil uji t (t-test) menggunakan SPSS versi 22, diketahui
bahwa nilai sig.(2-tailed) hasil posttest kelas kontrol maupun kelas
eksperimen sebesar 0,030. Jika nilai probabilitas hasil uji t ( < 0,05
maka H1 diterima dan H0 ditolak. Bunyi dari H1 yaitu “terdapat
pengaruh media video terhadap keterampilan menulis karangan narasi
siswa kelas VII MTs Al-Mafatih Jakarta Barat”. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media video tentang
kinerja Presiden Joko Widodo memiliki pengaruh terhadap
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII MTs Al-Mafatih
Jakarta Barat tahun pelajaran 2017/2018.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh
media video tentang Presiden Joko Widodo terhadap keterampilan menulis
karangan narasi siswa, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, penggunaan media video
dapat dijadikan solusi dalam mengatasi kejenuhan siswa dan terbukti
berpengaruh, serta dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis
karangan narasi siswa kelas VII di MTs Al-Mafatih Jakarta tahun
pelajaran 2017/ 2018. Kemungkinan cara tersebut dapat mengatasi
masalah yang sama di sekolah lain.
2. Bagi Siswa, penggunaan media video dapat merangsang daya
kreativitas dan ide-ide baru dalam keterampilan menulis.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penggunaan media video dapat lebih
dikembangkan dan divariasikan, agar pembelajaran menulis tidak
dianggap membosankan oleh siswa. Penelitian ini dapat dijadikan
sebagai rujukan untuk melakukan penelitian terhadap keterampilan
menulis lainnya, seperti menulis teks berita.
89
Daftar Pustaka
Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan. Teknologi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015.
Anggarani, Asih, dkk. Mengasah Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan; Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
________________. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Arsyad, Azhar. Media pembelajaran., Jakarta: PT Rajawali Pers. 2009.
Awalludin, Pengantar Bahasa Indonesia untuk PerguruanTinggi. Yogyakarta:
Deepublish, 2017.
Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Danim, Sudarwan. Karya Tulis Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Emzir. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008.
Genesis, Tim Smart. UUD 1945 &Amandemen. Yogyakarta: Genesis Learning,
2016.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Hamdi, Asep Saepul dan E. Bahruddin. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish, 2004.
Herlianti, Yanti. Pembelajaran Tematik. Jakarta: UIN Press, 2015.
Hidayah, Nurul. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Garudhawaca, 2016.
Hyland, Ken. Second Language Writing. Cambridge: Cambridge University
Press, 2003.
90
Indriyana, Hasta dan Sri Handayaningsih. Pintar Indonesia Super Lengkap untuk
Pelajar, Mahasiswa & Umum. Yogyakarta: Indonesia Tera, 2015.
Kurtanto, Niknik. M. Cermat Berbahasa Teliti Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013.
Marahamin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,
2010.
Moats, Louisa C. How Spelling Supports Reading and Why it is More Regular
and Predictable Than You May Think. American Educator, 2006.
Muijs, Daniel. Doing Quantitative Research in Education; with SPSS. London:
Sage Publicatios, 2004.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru. Jakarta: GP
Press, 2010.
Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2012.
Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2009.
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;
Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers, 2015.
Sadiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan; Pengertian, pengembangan dan
pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012.
___________. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016.
Siregar, Syofiyan. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
91
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukino. Menulis itu Mudah; Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal.
Yogyakarta: Pustaka Populer LKIS, 2010.
Suleiman, Amir Hamzah. Media Audio-Visual; untuk Pengajaran, Penerangan,
dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia, 1988.
Sulistyowati. Buku Cerdas UUD dan Amandemen Perubahannya. Vicosta
Publishing, 2015.
Sundayana, Rostina. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014.
Susilan, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Kurtekpend FIP UPI, 2008.
Suwarna, dkk. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 2006.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung, 1986.
Thayrun, Yon. Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker. Jakarta: Nourabooks,
2012.
Tim Dosen PBSI Universitas Muhammadiyah Malang. Bahasa Indonesia untuk
Karangan Ilmiah. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2013.
Uhar Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama, 2012.
Widodo, Joko. Daftar Riwayat Hidup Calon Presiden, Mei 2014.
http://www.kpu-semarangkota.go.id.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )
Sekolah : MTs Al-Mafatih
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII / satu (Tujuh/ ganjil)
Materi Pokok : Berkreasi dalam cerita imajinasi
Alokasi Waktu : 4x 45 menit (2x pertemuan)
A. Kompetensi Inti ( KI )
KI – 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI – 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI – 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedur
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata)
KI – 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,memodifikasi dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis. Membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dalam sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori.
B. Kompetensi Dasar
KD – 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk narasi secara lisan dan
tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa.
Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK ):
4.4.1 Memahami teks narasi.
4.4.2 Mengidentifikasiteksnarasi.
4.4.3 Menyusun kerangka teks.
4.4.4 Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks
narasi.
4.4.5 Menyunting teks narasi yang telah ditulis.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat memahami teks narasi.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi teks narasi.
3. Peseta didik dapat menyusun kerangka teks narasi
4. Peserta didik mampu merencanakan pengembangan narasi
dengan benar.
5. Peserta didik mampu menulis narasi dengan memperhatikan
pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan
kata kalimat/ tanda baca/ ejaan
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian narasi
2. Identifikasi teks narasi
3. Struktur teks narasi
4. Contoh karangan narasi
E. Metode Pembelajaran
1. Presentasi
2. Penggunaan teks narasi
3. Penugasan
F. Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pertemuan
Langkah-langkah
Alokasi
Waktu
Pertemuan 1
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik dikondisikan untuk
mempersiapkan KBM (mengucapkan
salam, berdoa, menyapa, dan mengecek
kehadiran siswa, dan diberi motivasi
untuk mencapai tujuan pembelajaran).
2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi, tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
3. Peserta didik ditanya mengenai
pengetahuannya tentang jenis-jenis
karangan berdasar teknik penyampaian
isinya.
B. Kegiatan Inti
1. Guru meminta peserta didik untuk
menjelaskan tentang karangan narasi.
2. Masing-masing peserta didik diminta
untuk mendata topik-topik yang dapat
dikembangkan menjadi karangan
narasi.
3. Masing-masing peserta didik
melaksanakan pretest menulis narasi
sesuai tema yang telah ditentukan dan
mengerjakannya secara individu.
10 menit
70 menit
Pertemuan 2
4. Peserta didik mempresentasikan
pemilihan idenya dalam karangan
narasi yang telah dibuat.
5. Peserta didik menjawab pertanyaan
dari teman lain atas karangan narasi
yang dipresentasikan.
6. Guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
7. Guru membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi peserta didik.
C. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan kesempatan
bertanya mengenai proses
pembelajaran.
2. Peserta didik dan guru bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran.
3. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilakukan
yaitu menulis karangan narasi dan
manfaatnya dalam kehidupan.
4. Guru menyampaikan rencana materi
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri KBM.
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik dikondisikan untuk
mempersiapkan KBM (mengucapkan
salam, berdoa, menyapa, dan mengecek
kehadiran siswa, dan diberi motivasi
10 menit
10 menit
untuk mencapai tujuan pembelajaran).
2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi, tujuan, manfaat,
dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
3. Guru mengajukan pertanyaan
pertanyaan dengan mengaitkan
pengetahuan siswa yang mengarah
pada materi yang akan disampaikan,
yaitu menulis narasi.
4. Guru mengaitkan pembelajaran yang
lalu dengan materi yang akan
disampaikan.
B. Kegiatan Inti
1. Guru melanjutkan pembahasan
pertemuan yang lalu agar peserta didik
memiliki pengetahuan baru dalam
penulisan narasi.
2. Guru menyajikan contoh atau model
karangan narasi untuk merangsang
pengetahuan dan kemampuan siswa.
3. Peserta didik diberikan teks narasi
dengan judul “Kisah Perjalanan Hidup
Jokowi Hingga Sukses Menjadi
Presiden Indonesia yang Ke Tujuh”
dari http://www.kesuksesan.info
4. Peserta didik melakukan posttest,
menulis karangan narasi dengan topik
“Perjalanan Hidup dan Kinerja Jokowi”
dengan memperhatikan pemilihan kata,
tanda baca, maupun ejaannya.
5. Guru membimbing peserta didik dalam
70 menit
menulis narasi.
D. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan kesempatan
bertanya mengenai proses
pembelajaran.
2. Peserta didik dan guru bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran.
3. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilakukan
yaitu menulis karangan narasi dan
manfaatnya dalam kehidupan.
4. Guru menyampaikan rencana materi
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri KBM.
10 menit
G. Sumber Pembelajaran
1. Mahir Berbahasa Indonesia: Untuk SMP/ MTs Kelas VII, Wahono,
Mafrukhi, Sawali, Jakarta: Erlangga, 2016.
2. Keterampilan Menulis, H. Dalman, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
H. Media
1. Photocopy teks narasi.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Proses : sikap sosial dilakukan dengan teknik
observasi / jurnal selama KBM
b. Penilaian Hasil : dilakukan dengan teknik tes tulis
c. Penilaian Keterampilan : dilakukan dengan teknik kinerja
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Jurnal
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : MTs Al-Mafatih
Kelas / Semester : VII / Satu
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku
Butir Sikap
1 2 3 4
1
2
3
4
Keterangan:
1= Percaya Diri
2= Peduli Lingkungan
3= Disiplin
4= Bertanggung Jawab
b. Instrumen Hasil
Instrumen Penilaian ( tes tulis )
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Instrumen soal
Menyusun
karangan narasi
Tes tertulis 1. Tulislah sebuah karangan narasi
dengan tema “Perjalanan dan
Kinerja Presiden Jokowi” dengan
memperhatikan:
Judul
Alur
Kesesuaian isi
Diksi
Kerapian tulisan
c. Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi
No Kategori Rentang Skor
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 72-84
3. Cukup Baik 61-71
4. Kurang Baik 21-60
d. Kriteria Penilaian Hasil
No Aspek Deskriptor Skor
maksimum
1 Judul Kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis. 20
2 Alur Urutan peristiwa atau konflik susul-menusul
secara logis. Tiap pergantian konflik dapat
tersampaikan kepada pembaca, antara
peristiwa, konflik dan klimaks saling
berkesinambungan.
20
3 Kesesuaian
Isi
Kesesuaian isi dengan tema yang diberikan. 20
4 Diksi Pemilihan kata yang sesuai, tepat dan dapat 20
Scanned by CamScanner
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )
Sekolah :MTs Al-Mafatih
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII / satu (Tujuh/ ganjil)
Materi Pokok : Berkreasi dalam cerita imajinasi
Alokasi Waktu : 4x 45 menit (2x pertemuan)
A. Kompetensi Inti ( KI )
KI – 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI – 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI – 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedur
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata)
KI – 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,memodifikasi dan
membuat ) dan ranah abstrak (menulis. Membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dalam sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori.
B. Kompetensi Dasar
KD – 4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk narasi secara lisan dan
tulis dengan memperhatikan struktur dan penggunaan bahasa.
Indikator Pencapaian Kompetensi ( IPK ):
4.4.1 Memahami teks narasi.
4.4.2 Mengidentifikasiteksnarasi.
4.4.3 Menyusun kerangka teks.
4.4.4 Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks
narasi.
4.4.5 Menyunting teks narasi yang telah ditulis.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat memahami teks narasi.
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi teks narasi.
3. Peseta didik dapat menyusun kerangka teks narasi
4. Peserta didik mampu merencanakan pengembangan narasi
dengan benar.
5. Peserta didik mampu menulis narasi dengan memperhatikan
pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan kata
kalimat/ tanda baca/ ejaan
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian narasi
2. Identifikasi teks narasi
3. Struktur teks narasi
4. Contoh karangan narasi
E. Metode Pembelajaran
1. Presentasi
2. Penggunaan teks narasi
3. Penugasan
F. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan
Langkah-langkah
Alokasi
Waktu
Pertemuan 1
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik dikondisikan untuk
mempersiapkan KBM (mengucapkan
salam, berdoa, menyapa, dan mengecek
kehadiran siswa, dan diberi motivasi
untuk mencapai tujuan pembelajaran).
2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi, tujuan, manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
3. Peserta didik ditanya mengenai
pengetahuannya tentang jenis-jenis
karangan berdasar teknik penyampaian
isinya.
B. Kegiatan Inti
1. Guru meminta peserta didik untuk
menjelaskan tentang karangan narasi.
2. Masing-masing peserta didik diminta
untuk mendata topik-topik yang dapat
dikembangkan menjadi karangan
narasi.
3. Masing-masing peserta didik
melaksanakan pretest menulis narasi
sesuai tema yang telah ditentukan dan
mengerjakannya secara individu.
10 menit
70 menit
Pertemuan 2
4. Peserta didik mempresentasikan
pemilihan idenya dalam karangan
narasi yang telah dibuat.
5. Peserta didik menjawab pertanyaan
dari teman lain atas karangan narasi
yang dipresentasikan.
6. Guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
7. Guru membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi peserta didik.
C. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan kesempatan
bertanya mengenai proses
pembelajaran.
2. Peserta didik dan guru bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran.
3. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilakukan
yaitu menulis karangan narasi dan
manfaatnya dalam kehidupan.
4. Guru menyampaikan rencana materi
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri KBM.
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik dikondisikan untuk
mempersiapkan KBM (mengucapkan
salam, berdoa, menyapa, dan mengecek
kehadiran siswa, dan diberi motivasi
10 menit
10 menit
untuk mencapai tujuan pembelajaran).
2. Peserta didik menerima informasi
kompetensi materi, tujuan, manfaat,
dan langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
3. Guru mengajukan pertanyaan
pertanyaan dengan mengaitkan
pengetahuan siswa yang mengarah
pada materi yang akan disampaikan,
yaitu menulis narasi.
4. Guru mengaitkan pembelajaran yang
lalu dengan materi yang akan
disampaikan.
B. Kegiatan Inti
1. Guru melanjutkan pembahasan
pertemuan yang lalu agar peserta didik
memiliki pengetahuan baru dalam
penulisan narasi.
2. Guru menyajikan contoh atau model
karangan narasi untuk merangsang
pengetahuan dan kemampuan siswa.
3. Peserta didik menonton tayangan video
yang diunduh http://www.youtube.com
dengan judul “Kisah perjalanan hidup
Jokowi sewaktu kecil hingga jadi
presiden RI ke-7”
4. Peserta didik melakukan posttest,
menulis karangan narasi dengan
inspirasi dari video yang telah disimak
dengan topik “Perjalanan Hidup dan
Kinerja Jokowi” dengan
memperhatikan pemilihan kata, tanda
baca, maupun ejaannya.
70 menit
5. Guru membimbing peserta didik dalam
menulis narasi.
D. Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan kesempatan
bertanya mengenai proses
pembelajaran.
2. Peserta didik dan guru bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran.
3. Peserta didik melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang telah dilakukan
yaitu menulis karangan narasi dan
manfaatnya dalam kehidupan.
4. Guru menyampaikan rencana materi
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan mengakhiri KBM.
10 menit
G. Sumber Pembelajaran
1. Mahir Berbahasa Indonesia: Untuk SMP/ MTs Kelas VII, Wahono,
Mafrukhi, Sawali, Jakarta: Erlangga, 2016.
2. Keterampilan Menulis, H. Dalman, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
H. Media Pembelajaran
1. Video yang diunduh http://www.youtube.com dengan judul “Kisah
perjalanan hidup Jokowi sewaktu kecil hingga jadi presiden RI ke-7”
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Proses : sikap sosial dilakukan dengan teknik
observasi / jurnal selama KBM
b. Penilaian Hasil : dilakukan dengan teknik tes tulis
c. Penilaian Keterampilan : dilakukan dengan teknik kinerja
2. Instrumen Penilaian
a. Instrumen Jurnal
Jurnal Perkembangan Sikap Sosial
Nama Sekolah : MTs Al-Mafatih
Kelas / Semester : VII / Satu
Tahun Pelajaran : 2017 / 2018
No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku
Butir Sikap
1 2 3 4
1
2
3
4
Keterangan:
1= Percaya Diri
2= Peduli Lingkungan
3= Disiplin
4= Bertanggung Jawab
b. Instrumen Hasil
Instrumen Penilaian ( tes tulis )
Indikator
Pencapaian
Teknik
Penilaian
Instrumen soal
Menyusun
karangan narasi
Tes tertulis 1. Tulislah sebuah karangan narasi
dengan tema “Perjalanan dan
Kinerja Presiden Jokowi” dengan
memperhatikan:
Judul
Alur
Kesesuaian isi
Diksi
Kerapian tulisan
c. Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi
No Kategori Rentang Skor
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 72-84
3. Cukup Baik 61-71
4. Kurang Baik 21-60
d. Kriteria Penilaian Hasil
No Aspek Deskriptor Skor
maksimum
1 Judul Kesesuaian judul dengan isi cerita yang ditulis. 20
2 Alur Urutan peristiwa atau konflik susul-menusul
secara logis. Tiap pergantian konflik dapat
tersampaikan kepada pembaca, antara
peristiwa, konflik dan klimaks saling
berkesinambungan.
20
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Lampiran
A. Deskripsi Penilaian Pretest Siswa Kelas Kontrol (VII-2)
Karangan Narasi 1 (terlampir) : Naiza Keyla .H.
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita cukup baik, sebagian besar konflik tersusun cukup rapi
namun kurang berkesinambungan dalam tiap paragrafnya. Pergantian
cerita terlalu cepat, tidak disertakan dengan detail waktu yang tepat.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis, penulis juga
menuliskan cerita sebanyak tiga paragraph sesuai dengan permintaan
peneliti.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat, walaupun masih terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku dan ejaan yang
benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
70
100 X 100 = 70
Karangan Narasi 2 (terlampir) : Diah Ayu Sekar. N.
1. Judul : judul sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : setengah dari sebagian besar konflik tersusun cukup rapi, namun
pergeseran waktu tiap peristiwa dalam tiap cerita tidak disebutkan sama
sekali.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis, penulis juga
menuliskan cerita sebanyak tiga paragraf sesuai dengan permintaan
peneliti.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat, walaupun masih terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku dan ejaan yang
benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah cukup baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti. Namun, tulisan terlalu kecil-kecil.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
65
100 X 100 = 65
Karangan Narasi 3 (terlampir) : Zikri Arief.A.
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita cukup baik, sebagian besar konflik tersusun cukup rapi,
pergantian peristiwa cukup terasa, pergantian waktu juga sudah cukup
jelas.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis, penulis juga
menuliskan cerita sebanyak tiga paragraf sesuai dengan permintaan
peneliti.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat, walaupun masih terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku dan ejaan yang
benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
65
100 X 100 = 65
Karangan Narasi 4 (terlampir) : Ferly Akbar .A.
1. Judul : judul sudah sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita cukup baik, setengah dari sebagian besar konflik
tersusun cukup rapi, namun tiap waktu peristiwa tidak dijelaskan.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis. Namun, penulis
hanya menuliskan satu paragraf saja, sedangkan yang peneliti minta
sebanyak tiga paragraf.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat, tetapi peneliti masih
menemukan kata yang tidak baku serta ejaan yang tidak sesuai.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan cukup baik dan rapih, masih bisa
terbaca walaupun jarak tulisan sangat berdekatan.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
55
100 X 100 = 55
Karangan Narasi 5 (terlampir) : Ali Muktar
1. Judul : judul sudah sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita cukup baik, peristiwa demi peristiwa masih terlihat
tidak runtut.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis. Banyaknya paragraf
sesuai dengan yang diminta peneliti yaitu sebanyak tiga paragraf.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup baik, tetapi peneliti masih
menemukan kata yang tidak baku serta ejaan yang tidak sesuai.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan cukup bisa terbaca namun tidak rapi.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
55
100 X 100 = 55
B. Deskripsi Penilaian Posttest Siswa Kelas Kontrol (VII-2)
Karangan Narasi 1 (terlampir) : Diah Ayu Sekar Ningrum
1. Judul : judul sudah sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sudah baik, pristiwa demi peristiwa tersaji runtut sesuai
waktu kejadian.
3. Kesesuaian isi: isi cerita sangat baik dan menarik, banyaknya tulisan
sesuai dengan yang diminta peneliti yaitu sebanyak tiga paragraf.
4. Diksi : pemilihan kata sangat baik, hanya saja masih ada kesalahan dalam
penulisan huruf kecil yang seharusnya kapital.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sangat baik dan rapi, serta mudah
dibaca.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
88
100 X 100 = 88
Karangan Narasi 2 (terlampir) : M. Bintang. H.
1. Judul : judul sudah sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sudah sangat baik, namun perpindahan peristiwa
paragraf satu ke peristiwa paragraf dua kurang berkesinambungan.
3. Kesesuaian isi: isi cerita sangat baik dan menarik, banyaknya tulisan
sesuai dengan yang diminta peneliti yaitu sebanyak tiga paragraf.
4. Diksi : pemilihan kata sangat baik, hanya saja masih ada kesalahan dalam
penulisan huruf kecil yang seharusnya kapital.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sangat baik dan terbaca namun sedikit
kurang rapi.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
88
100 X 100 = 88
Karangan Narasi 3 (terlampir) : Maulidya Abdillah
1. Judul : judul sudah sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sudah baik, namun peristiwa demi peristiwa antar
paragraph tidak berkesinambungan.
3. Kesesuaian isi: isi cerita sudah baik dan sesuai dengan tema yang
ditentukan yaitu tentang sosok presiden Joko Widodo. Banyaknya tulisan
sesuai dengan yang diminta peneliti yaitu sebanyak tiga paragraf.
4. Diksi : pemilihan kata sudah baik, hanya saja masih ada kesalahan dalam
penulisan yang tidak sesuai dengan ejaan yang benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah baik dan mudah terbaca, namun
jarak antartulisan terlihat renggang.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
75
100 X 100 = 75
Karangan Narasi 4 (terlampir) : Salsabillah .S.
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sudah baik, namun peristiwa demi peristiwa antar
paragraph tidak berkesinambungan.
3. Kesesuaian isi: isi cerita sudah baik dan sesuai dengan tema yang
ditentukan yaitu tentang sosok presiden Joko Widodo. Banyaknya tulisan
sesuai dengan yang diminta peneliti yaitu sebanyak tiga paragraf.
4. Diksi : pemilihan kata kurang baik karena banyak ditemukan kesalahan
dalam penulisan kata yang tidak sesuai dengan ejaan yang benar.
5. Kerapian tulisan : tulisan masih bisa terbaca namun kurang begitu rapi dan
banyak coretan.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
75
100 X 100 = 75
Karangan Narasi 5 (terlampir) : Rafli Alfareza
1. Judul : judul sudah sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sudah baik, namun ada beberapa peristiwa yang tidak
sesuai dengan fakta yang ada.
3. Kesesuaian isi: isi cerita sudah baik dan sesuai dengan tema yang
ditentukan yaitu tentang sosok presiden Joko Widodo. Banyaknya tulisan
sesuai dengan yang diminta peneliti yaitu sebanyak tiga paragraf. Namun
penulisan awal paragraf terdapat kesalahan, yaitu diawali kata “dan” pada
paragraf satu dan dua.
4. Diksi : pemilihan sudah baik, namun ada kesalahan penulisan huruf
kapital yang benar.
5. Kerapian tulisan : tulisan masih bisa terbaca namun kurang begitu rapi dan
banyak coretan.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
63
100 X 100 = 63
C. Deskripsi Penilaian Pretest Siswa Kelas Eksperimen (VII-1)
Karangan Narasi 1 (terlampir) : Meyliana Putri
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita cukup baik, sebagian besar konflik tersusun cukup rapi
namun kurang berkesinambungan dalam tiap paragrafnya. Pergantian
cerita terlalu cepat, tidak disertakan dengan detail waktu yang tepat.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis, penulis juga
menuliskan cerita sebanyak tiga paragraph sesuai dengan permintaan
peneliti.
4. Diksi : pemilihan kata sudah tepat, walaupun masih terdapat beberapa
kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku dan ejaan yang benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
70
100 X 100 = 70
Karangan Narasi 2 (terlampir) : Berliana
1. Judul : judul sudah baik, sesuai dengan isi.
2. Alur : alur cerita cukup baik, namun hanya menceritakan satu peristiwa
saja.
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis, penulis juga
menuliskan cerita sebanyak tiga paragraph sesuai dengan permintaan
peneliti.
4. Diksi : pemilihan kata sudah tepat, walaupun masih terdapat beberapa
kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku dan ejaan yang benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
70
100 X 100 = 70
Karangan Narasi 3 (terlampir) : M. Giyast Putra
1. Judul : judul sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : setengah dari sebagian besar konflik tersusun cukup rapi, namun
pergeseran waktu tiap peristiwa dalam tiap cerita tidak disebutkan secara
jelas
3. Kesesuaian isi: sebagian besar isi sudah sesuai dengan tema yang
diberikan yaitu tentangan pengalaman pribadi penulis, penulis juga
menuliskan cerita sebanyak tiga paragraf sesuai dengan permintaan
peneliti.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat, walaupun masih terdapat
beberapa kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku dan ejaan yang
benar.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah cukup baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti. Namun, tulisan terlalu kecil-kecil.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
65
100 X 100 = 65
Karangan Narasi 4 (terlampir) : Refi Apriansyah
1. Judul : judul sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : setengah dari sebagian besar konflik tersusun cukup rapi.
3. Kesesuaian isi: isi sudah cukup sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sudah cukup baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
60
100 X 100 = 60
Karangan Narasi 5 (terlampir) : Fifi Elafi Farida
1. Judul : judul sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : setengah dari sebagian besar konflik tersusun cukup rapi.
3. Kesesuaian isi: isi sudah cukup sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata sudah cukup tepat.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan baik, rapi dan terbaca oleh peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
60
100 X 100 = 60
D. Deskripsi Penilaian Posttest Siswa Kelas Eksperimen (VII-1)
Karangan Narasi 1 (terlampir) : Meyliana Putri
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sangat baik, tiap konflik tersusun sangat rapi serta
sangat berkesinambungan dalam tiap paragrafnya.
3. Kesesuaian isi: isi sangat sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata sangat baik.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sangat baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
96
100 X 100 = 96
Karangan Narasi 2 (terlampir) : Fifi Elafi Farida
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sangat baik, tiap konflik tersusun sangat rapi serta
sangat berkesinambungan dalam tiap paragrafnya.
3. Kesesuaian isi: isi sangat sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata sangat baik.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan sangat baik, rapi dan terbaca oleh
peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
92
100 X 100 = 92
Karangan Narasi 3 (terlampir) : Salsabilah
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sangat baik, tiap konflik tersusun sangat rapi serta
sangat berkesinambungan dalam tiap paragrafnya.
3. Kesesuaian isi: isi sangat sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata sudah baik.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan baik, rapi dan terbaca oleh peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
88
100 X 100 = 88
Karangan Narasi 4 (terlampir) : Lita Feby Liana
1. Judul : judul sangat sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita sangat baik, tiap konflik tersusun sangat rapi serta
sangat berkesinambungan dalam tiap paragrafnya.
3. Kesesuaian isi: isi sangat sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata cukup baik, karena terdapat ejaan yang salah.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan baik, rapi dan terbaca oleh peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
79
100 X 100 = 79
Karangan Narasi 5 (terlampir) : M. Giyast. P.
1. Judul : judul sesuai dengan isi cerita yang dituliskan.
2. Alur : alur cerita baik, sebagian besar konflik tersusun rapi serta
berkesinambungan.
3. Kesesuaian isi: isi sesuai dengan tema yang diberikan.
4. Diksi : pemilihan kata baik.
5. Kerapian tulisan : kerapian tulisan baik, rapi dan terbaca oleh peneliti.
Nilai : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100 =
75
100 X 100 = 75
Lampiran
Posttest kelas kontrol tanpa menggunakan media video
Posttest kelas eksperimen dengan menggunakan media video
Lampiran
Awal pertemuan pembelajaran kelas kontrol
Awal pertemuan pembelajaran kelas eksperimen
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
RIWAYAT PENULIS
Sukmawati lahir di Jakarta, 16 Juni 1993 ialah
putri keempat dari lima bersaudara pasangan
Bapak Mamat Sasmitha dan Ibu Sumiyati.
Penulis bertempat tinggal di Jl. Palmerah Utara
III RT 013/ 003, Kel. Palmerah, Kec. Palmerah,
Jakarta Barat.
Penulis mengawali pendidikan di TPA Al-
Ihsaniyah pada tahun 1998 s.d. 1999, kemudian
melanjutkan pendidikan di SDN 26 Petang pada
tahun 1999 s.d. 2005, dan melanjutkan
pendidikan di SMPN 101 Jakarta pada tahun 2005 s.d. 2008, dan kemudian
melanjutkan pendidikan di MAN 22 Jakarta pada tahun 2008 s.d. 2011, lalu
dilanjutkan dengan menempuh pendidikan D-III Jurusan Keperawatan di
Akademik Keperawatan RS Pelni Jakarta pada tahun 2011-2013. Penulis
kemudian melanjutkan jenjang pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis telah menyelesaikan skripsinya
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video Kinerja Presiden Joko
Widodo dalam Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII
MTs Al-Mafatih Jakarta”.