perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital...P EMBANGUNAN D...
Transcript of perpustakaan.bappenas.go.idperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital...P EMBANGUNAN D...
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
i
KATA PENGANTAR
Buku Pembangunan Daerah Dalam Angka 2014(PDDA) merupakan kelanjutandari publikasi sejenis tahun sebelumnya yang disusun oleh Direktorat PengembanganWilayah, Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah. Dalam publikasiini disajikan data dan informasi tentang perkembangan pembangunan daerah dalamkurun waktu 2008/2009 sampai dengan 2013/2014. Gambaran perkembanganpembangunan daerah ini mencakup 7 (tujuh) wilayah pulau, yaitu: Pulau Sumatera;Pulau Jawa-Bali; Pulau Nusa Tenggara; Pulau Kalimantan; Pulau Sulawsi; KepualaunMaluku, dan Pulau Papua, dan delapan pokok bahasan, yang meliputi: Kependudukan,Ketenagakerjaan, Sosial Ekonomi, Perekonomian Daerah, Pertanian, Keuangan Daerah,Infrastruktur Wilayah, dan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Seluruh Data dan Informasi sebagian besar diperoleh dari Publikasi Badan PusatStatistik (BPS), dan sebagian lainnya bersumber dari Kementerian dan lembaga yangkompeten di bidangnya.
Uraian dari setiap pembahasan dalam laporan ini tentunya belummenggambarkan perkembangan dari keseluruhan aspek pembangunan, karenaketerbatasan ketersediaan data dan informasi. Namun, dalam penyusunan laporanmendatang diharapkan dapat terus disempurnakan dengan berbagai indikator yanglebih relevan, cakupan informasi yang lebih luas dan mutakhir sejalan dengankemudahan dalam perolehan data dari berbagai instansi terkait.
Kami mengucapkan terimakasih atas segala dukungan berbagai pihak dalampenyusunan laporan ini. Kami sangat menghargai kritik dan saran dari berbagai pihakguna menyempurnakan Laporan di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2014
Deputi Bidang Pengembangan Regionaldan Otonomi Daerah
Dr.Ir. Imron Bulkin, MRP
ii
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
iii
TIM PENYUSUN
PENGARAH:
Dr.Ir. Imron Bulkin, MRPDeputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
PENANGGUNG JAWAB :
Drs. Oktorialdi, MA, Ph.DDirektur Pengembangan Wilayah
TIM PENYUSUN :Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D, Awan Setiawan, SE, MM, ME
Yudianto, ST. MT, MPP, Rudi Alfian, SE ,Supriyadi, S.Si, MTP,M. Agung Widodo, SP, MIDEC, Septaliana Dewi Prananingtyas, SE,M.Bus.Ec,Anang Budi Gunawan, SE, M.Econ, Fidelia Silvana, SP. M.Int. Ekon & F, Ika
Retna Wulandary, ST, Bimo Fahrizal Arvianto, S.Si
TIM AHLI:Nana Mulyana; Aziz Faizal Fachrudin; Laksmi Andam Dewi;
Setya Rusdianto; Tri Supriyana; Iskandar Zulkarnaen.
TIM PENDUKUNG:Anna Astuti, SE, Eni Arni, Sapto Mulyono,Samsudin
Donny Yanuar, Ahmad Sofyan, Ika Nurlaila Sofa, Slamet Supriyanto.
Komentar, saran dan kritik dapat disampaikan ke:
Direktorat Pengembangan WilayahDeputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 10310
Telp/Fax. (021) 3193 4195
iv
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
v
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
v
DAFTAR ISI
BAGIAN 1. PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA 1-1
1.1. Kependudukan 1-11.2. Ketenagakerjaan 1-31.3. Sosial Ekonomi 1-121.4. Perekonomian Daerah 1-171.5. Pertanian 1-231.6. Keuangan Daerah 1-301.7. Infrastruktur Wilayah 1-331.8. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 1-37
BAGIAN 2. PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BALI 2-1
2.1. Kependudukan 2-12.2. Ketenagakerjaan 2-42.3. Sosial Ekonomi 2-122.4. Perekonomian Daerah 2-172.5. Pertanian 2-242.6. Keuangan Daerah 2-322.7. Infrastruktur Wilayah 2-342.8. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 2-39
BAGIAN 3. PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA 3-1
3.1. Kependudukan 3-13.2. Ketenagakerjaan 3-33.3. Sosial Ekonomi 3-123.4. Perekonomian Daerah 3-163.5. Pertanian 3-233.6. Keuangan Daerah 3-313.7. Infrastruktur Wilayah 3-343.8. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 3-38
BAGIAN 4. PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN 4-1
4.1. Kependudukan 4-14.2. Ketenagakerjaan 4-34.3. Sosial Ekonomi 4-124.4. Perekonomian Daerah 4-174.5. Investasti PMA dan PMDN 4-18
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
vi
4.6. Perdagangan Ekspor dan Impor 4-204.7. Pertanian 4-244.8. Keuangan Daerah 4-324.9. Infrastruktur Wilayah 4-354.10. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 4-40
BAGIAN 5. PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI 5-1
5.1. Kependudukan 5-15.2. Ketenagakerjaan 5-35.3. Sosial Ekonomi 5-115.4. Perekonomian Daerah 5-155.5. Pertanian 5-215.6. Keuangan Daerah 5-275.7. Infrastruktur Wilayah 5-315.8. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 5-35
BAGIAN 6. PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU 6-1
6.1. Kependudukan 6-16.2. Ketenagakerjaan 6-36.3. Sosial Ekonomi 6-126.4. Perekonomian Daerah 6-176.5. Pertanian 6-246.6. Keuangan Daerah 6-326.7. Infrastruktur Wilayah 6-346.8. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 6-38
BAGIAN 7. PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA 7-1
7.1. Kependudukan 7-17.2. Ketenagakerjaan 7-37.3. Sosial Ekonomi 7-127.4. Perekonomian Daerah 7-167.5. Pertanian 7-237.6. Keuangan Daerah 7-317.7. Infrastruktur Wilayah 7-347.8. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup 7-38
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi diWilayah Pulau Sumatera Tahun 2008 dan 2013. 1-14
Tabel 1-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pulau Sumatera menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2010-2013. (dalam persen) 1-17
Tabel 1-3. Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Pulau SumateraTahun 2013) 1-27
Tabel 1-4. Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun2013, (ribu ekor) 1-28
Tabel 1-5. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah PulauSumatera Tahun 2008-2012, (dalam Ton) 1-30
Tabel 1-6. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutananmenurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2009-2013, (dalam ha) 1-38
Tabel 1-7. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar) 1-39
Tabel 1-8. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah PulauSumatera Tahun 2012 1-39
Tabel 1-9. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah PulauSumatera Tahun 2007 1-40
Tabel 1-10. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkunganmenurut Provinsi dan Jenis Gangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011 1-40
Tabel 1-11. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah PulauSumatera Periode Tahun 2011-2012) 1-41
Tabel 2-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi Tahun2008 dan 2013. 2-14
Tabel 2-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Jawa Bali Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2009-2013. (dalam persen) 2-17
Tabel 2-3. Perkembangan Ternak Besar Menurut Jenis Ternak di Wilayah Jawa-BaliTahun 2010-2013 2-28
Tabel 2-4. Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Jawa-Bali Tahun 2013 2-28Tabel 2-5. Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Jawa-Bali
Tahun 2013, (ribu ekor) 2-29Tabel 2-6. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Jawa
Bali Tahun 2008-2012, (Ton) 2-31Tabel 2-7. Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya menurut Provinsi di Wilayah
Jawa Bali Tahun 2012, (Ton) 2-31Tabel 2-8. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2009-2013,
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
viii
(dalam ha) 2-39Tabel 2-9. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Jawa-Bali Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar) 2-40Tabel 2-10. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Jawa+Bali
Tahun 2012 2-40Tabel 2-11. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Jawa-Bali
Tahun 2007 2-41Tabel 2-12. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut
Provinsi dan Jenis Gangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011. 2-41Tabel 2-13. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa
Bali Periode Tahun 2011-2012. 2-41
Tabel 3-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi Tahun2008 dan 2013. 3-14
Tabel 3-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Nusa Tenggara Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2009-2013. (dalam persen) 3-17
Tabel 3-3. Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Nusa TenggaraTahun 2013 3-28
Tabel 3-4. Populasi Ternak Unggas Menurut Provinsi di Wilayah Nusa Tenggara Tahun2013 (ribu ekor) 3-29
Tabel 3-5. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau JawaBali Tahun 2008-2012, (Ton) 3-31
Tabel 3-6. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan MenteriKehutanan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013, (dalam ha) 3-39
Tabel 3-7. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar) 3-39
Tabel 3-8. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Jawa+BaliTahun 2012 3-39
Tabel 3-9. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di NusaTenggara Tahun 2007 3-40
Tabel 3-10. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurutProvinsi dan Jenis Gangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011. 3-40
Tabel 3-11. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara Periode Tahun 2011-2012. 3-40
Tabel 4-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi Tahun2008 dan 2013. 4-14
Tabel 4-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kalimantan Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2009-2013. (dalam persen) 4-17
Tabel 4-3. Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Kalimantan Tahun 2013 4-28
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
ix
Tabel 4-4. Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Kalimantan Tahun 2013, (ribu ekor) 4-30
Tabel 4-5. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di WilayahPulau Kalimantan Tahun 2008-2012, (Ton) 4-32
Tabel 4-6. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan MenteriKehutanan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2009-2013, (dalam ha) 4-41
Tabel 4-7. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar) 4-41
Tabel 4-8. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Jawa+BaliTahun 2012 4-42
Tabel 4-9. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di KalimantanTahun 2007 4-42
Tabel 4-10. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurutProvinsi dan Jenis Gangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011. 4-42
Tabel 4-11. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah PulauKalimantan Periode Tahun 2011-2012. 4-43
Tabel 5-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi Tahun2008 dan 2013. 5-13
Tabel 5-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Sulawesi Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2009-2013. (dalam persen) 5-16
Tabel 5-3. Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Sulawesi Tahun 2013, (ribu ekor) 5-25
Tabel 5-4. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2008-2012, (Ton) 5-27Tabel 5-5. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2009-2013,(dalam ha) 5-36
Tabel 5-6. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar) 5-36
Tabel 5-7. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Jawa+BaliTahun 2012 5-36
Tabel 5-8. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di SulawesiTahun 2007 5-37
Tabel 5-9. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurutProvinsi dan Jenis Gangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011. 5-37
Tabel 5-13. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah PulauSulawesi Periode Tahun 2011-2012. 5-37
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
x
Tabel 6-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antar Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku Tahun 2008 dan 2013. 6-14
Tabel 6-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kepulauan Maluku Menurut LapanganUsaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010, 2009-2013. (dalam persen). 6-17
Tabel 6-3. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2008-2012, (Ton). 6-31
Tabel 6-4. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan MenteriKehutanan menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2009-2013, (dalam ha) 6-39
Tabel 6-5. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar). 6-39
Tabel 6-6. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2012. 6-40
Tabel 6-7. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2007. 6-40
Tabel 6-8. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkunganmenurut Provinsi dan Jenis Gangguan di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun2005, 2008, dan 2011. 6-40
Tabel 6-9. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Periode Tahun 2011-2012. 6-41
Tabel 7-1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antar Provinsi diWilayah Pulau Papua Tahun 2008 dan 2013. 7-14
Tabel 7-2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pulau Papua Menurut Lapangan Usaha AtasDasar Harga Konstan Tahun 2010, 2009-2013. (dalam persen). 7-17
Tabel 7-3. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di WilayahPulau Papua Tahun 2008-2012, (Ton). 7-31
Tabel 7-4. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan MenteriKehutanan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2009-2013, (dalam ha) 6-39
Tabel 7-5. Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah PulauPapua Tahun 2007 dan 2011, (dalam hektar). 6-39
Tabel 7-6. Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di WilayahPulau Papua Tahun 2012. 6-40
Tabel 7-7. Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya diWilayah Pulau Papua Tahun 2007. 6-40
Tabel 7-8. Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkunganmenurut Provinsi dan Jenis Gangguan di Wilayah Pulau Papua Tahun 2005,2008, dan 2011. 6-40
Tabel 7-9. Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaPeriode Tahun 2011-2012. 6-41
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xi
DAFTAR GAMBAR
Sumatera
Gambar 1-1: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013. 1-1
Gambar 1-2: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013. 1-1
Gambar 1-3: Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Sumatera terhadap Nasional Tahun 2013,(dalam persen) 1-2
Gambar 1-4: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah
Pulau Sumatera Tahun 2013 1-2Gambar 1-5a: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi
di Pulau Sumatera Tahun 2010 dan 2013. 1-3Gambar 1-5b: Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Pulau
Sumatera Tahun 2013 . 1-3Gambar 1-6: Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Sumatera Tahun
2008-2014 (Februari) 1-4Gambar 1-7: Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Sumatera Tahun
2014 (Februari), (dalam persen) 1-4Gambar 1-8: Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah
Pulau Sumatera Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen) 1-5Gambar 1-9: Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang
ditamatkan menururt Provinsi di WilayahPulau Sumatera Tahun 2014 (Februari), dalam persen 1-5
Gambar 1-10: Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Sumatera Menurut Tahun 2009 dan 2014(Februari), dalam persen 1-6
Gambar 1-11: Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau SumateraTahun 2008-2014 (Februari) 1-6
Gambar 1-12: Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera
Tahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa) 1-7Gambar 1-13: Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah
Sumatera, Tahun 2014 (Februari). dalam persen 1-7Gambar 1-14: Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Sumatera,
Tahun 2008 dan 2014 (Februari) 1-8Gambar 1-15: Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Sumatera, Tahun 2014 (Februari). 1-8Gambar 1-16: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Sumatera,
Tahun 2014 (Februari) 1-9Gambar 1-17: Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Sumatera menurut
Lapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari) 1-9
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xii
Gambar 1-18: Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurutProvinsi di Wilayah Pulaua Sumatera, Tahun 2014 (Februari)) 1-10
Gambar 1-19: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi,Tahun 2009-2014 (Februari) 1-10
Gambar 1-20: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi diWilayah Pulau Sumatera, Tahun 2008-2014 (Februari) 1-11
Gambar 1-21: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggiyang Ditamatkan di Wilayah Pulau Sumatera, 2014 (Februari) 1-11
Gambar 1-22: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat PendidikanTertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Sumatera, 2014 (Februari) 1-12
Gambar 1-23: Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera,Tahun 2008-2013 1-12
Gambar 1-24: Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir,Tahun 2012 1-13
Gambar 1-25: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsidi Wilayah Pulau Sumatera, Tahun 2008-2013 1-13
Gambar 1-26: Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di WilayahPulau Sumatera, Tahun 2008-2013 1-14
Gambar 1-27: Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret) 1-15Gambar 1-28: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Sumatera,
Tahun 2008-2014 1-15Gambar 1-29: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Sumatera, Tahun 2008-2014 1-16Gambar 1-30: Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Sumatera Tahun 2008-2013 1-16Gambar 1-31: Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Sumatera Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 1-17Gambar 1-32: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Jawa Bali Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 1-18Gambar 1-33: Peranan Ekonomi Wilayah Sumatera terhadap Perekonomian Nasional
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB PulauTahun 2013, (dalam persen) 1-18
Gambar 1-34: Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di WilayahPulau Sumatera Tahun 2013. (dalam persen) 1-19
Gambar 1-35: PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah) 1-19
Gambar 1-36a: Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) Pulau SumateraTahun 2008-2013 1-20
Gambar 1-36b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013 1-20
Gambar 1-37a: Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau SumateraTahun 2008-2013. 1-21
Gambar 1-37b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xiii
Tahun 2013. 1-21Gambar 1-38: Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Sumatera
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$). 1-22Gambar 1-39: Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun
2009-2013. (dalam juta US$) 1-22Gambar 1-40: Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Sumatera 2009-
2013, (dalam juta US$) 1-23Gambar 1-41: Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun
2009-2013. (dalam juta US$) 1-23Gambar 1-42: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah
Sumatera Tahun 2008-2013) 1-24Gambar 1-43: Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Sumatera
Tahun 2013 1-24Gambar 1-44: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah
Sumatera Tahun 2008-2013 1-24Gambar 1-45: Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Pulau Sumatera Tahun 2013 1-25Gambar 1-46: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah
Sumatera Tahun 2008-2013 1-25Gambar 1-47: Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Sumatera Tahun 2013 1-25Gambar 1-48: Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau
Sumatera Tahun 2012 dan 2013) 1-26Gambar 1-49: Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di
Wilayah Sumatera Tahun 2013 1-26Gambar 1-50: Perkembnagan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Sumatera
Tahun 2013, (dalam ekor) 1-27Gambar 1-51: Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013,
(dalam ekor) 1-28Gambar 1-52: Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Sumatera Tahun 2008-2012, (dalam ton) 1-29Gambar 1-53: Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah
Sumatera terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013,(dalam persen) 1-29
Gambar 1-54: Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di WilayahSumatera Tahun 2012, (dalam persen) 1-30
Gambar 1-55: Perkembangan Realiasasi Nilai PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013,
(dalam miliar rupiah) 1-31Gambar 1-56: Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010
dan 2013 1-31Gambar 1-57: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap
total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 1-32
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xiv
Gambar 1-58: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total BelanjaDaerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 1-32
Gambar 1-59: Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen) 1-33
Gambar 1-60: Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di WilayahPulau Sumatera Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 1-33
Gambar 1-61: Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Sumatera Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 1-34Gambar 1-62: Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Sumatera Tahun 2013, (dalam Km/Km2) 1-34Gambar 1-63: Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Sumatera
Tahun 2011 dan 2013, (dalam Km) 1-35Gambar 1-64: Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Sumatera dan Nasional
Tahun 2009-2013, (dalam persen) 1-35Gambar 1-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera
Tahun 2013, (dalam persen) 1-36Gambar 1-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Sumatera Tahun 2013, (KWg/Kapita) 1-36Gambar 1-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Sumatera
Tahun 2010-2013, (dalam MGh) 1-37Gambar 1-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah
Pulau Sumatera Tahun 2013, (dalam persen) 1-37Gambar 1-69: Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan 2009 di Wilayah Pulaua Sumatera Tahun 2013,(dalam persen) 1-38
Jawa-Bali
Gambar 2-1: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2013. 2-1
Gambar 2-2: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2013. 2-1
Gambar 2-3: Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Jawa Bali terhadap Nasional Tahun2013, (dalam persen) 2-2
Gambar 2-4: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut WilayahPulau Jawa Bali Tahun 2013 2-2
Gambar 2-5a: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Pulau Jawa Bali Tahun 2010 dan 2013. 2-3
Gambar 2-5b: Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di PulauJawa Bali Tahun 2013 . 2-3
Gambar 2-6: Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Jawa BaliTahun 2008-2014 (Februari) 2-4
Gambar 2-7: Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xv
2014 (Februari), (dalam persen) 2-4Gambar 2-8: Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah
Pulau Jawa Bali Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen) 2-5Gambar 2-9: Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang
ditamatkan menururt Provinsi di WilayahPulau Jawa Bali Tahun 2014 (Februari), dalam persen 2-5
Gambar 2-10: Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Jawa Bali Menurut Tahun 2009 dan 2014(Februari), dalam persen 2-6
Gambar 2-11: Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Jawa BaliTahun 2008-2014 (Februari) 2-6
Gambar 2-12: Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali
Tahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa) 2-7Gambar 2-13: Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Jawa Bali
, Tahun 2014 (Februari). dalam persen 2-7Gambar 2-14: Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Jawa Bali ,
Tahun 2008 dan 2014 (Februari) 2-8Gambar 2-15: Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Jawa Bali , Tahun 2014 (Februari). 2-8Gambar 2-16: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Jawa Bali ,
Tahun 2014 (Februari) 2-9Gambar 2-17: Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Jawa Bali menurut
Lapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari) 2-9Gambar 2-18: Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut
Provinsi di Wilayah Pulaua Jawa Bali , Tahun 2014 (Februari)) 2-10Gambar 2-19: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi,
Tahun 2009-2014 (Februari) 2-10Gambar 2-20: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di
Wilayah Pulau Jawa Bali , Tahun 2008-2014 (Februari) 2-11Gambar 2-21: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Jawa Bali , 2014 (Februari) 2-11Gambar 2-22: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Jawa Bali , 2014 (Februari) 2-12Gambar 2-23: Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Jawa Bali ,Tahun 2008-2013 2-12Gambar 2-24: Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir,
Tahun 2012 2-13Gambar 2-25: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi
di Wilayah Pulau Jawa Bali , Tahun 2008-2013 2-13Gambar 2-26: Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Jawa Bali , Tahun 2008-2013 2-14
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xvi
Gambar 2-27: Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret) 2-15Gambar 2-28: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Jawa Bali ,
Tahun 2008-2014 2-15Gambar 2-29: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Jawa Bali , Tahun 2008-2014 2-16Gambar 2-30: Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa
Bali Tahun 2008-2013 2-16Gambar 2-31: Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Jawa Bali Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 2-17Gambar 2-32: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Jawa Bali Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 2-18Gambar 2-33: Peranan Ekonomi Wilayah Jawa Bali terhadap Perekonomian Nasional
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB PulauTahun 2013, (dalam persen) 2-18
Gambar 2-34: Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di WilayahPulau Jawa Bali Tahun 2013. (dalam persen) 2-19
Gambar 2-35: PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah) 2-19
Gambar 2-36a: Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) Pulau Jawa BaliTahun 2008-2013 2-20
Gambar 2-36b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013 2-20
Gambar 2-37a: Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Jawa BaliTahun 2008-2013. 2-21
Gambar 2-37b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan ProvinsiTahun 2013. 2-21
Gambar 2-38: Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Jawa Bali
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$). 2-22Gambar 2-39: Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun
2009-2013. (dalam juta US$) 2-22Gambar 2-40: Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Jawa Bali 2009-
2013, (dalam juta US$) 2-23Gambar 2-41: Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun
2009-2013. (dalam juta US$) 2-23Gambar 2-42: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah
Jawa Bali Tahun 2008-2013) 2-24Gambar 2-43: Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Jawa Bali
Tahun 2013 2-24Gambar 2-44: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah
Jawa Bali Tahun 2008-2013 2-24Gambar 2-45: Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Pulau Jawa Bali Tahun 2013 2-25Gambar 2-46: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xvii
Jawa Bali Tahun 2008-2013 2-25Gambar 2-47: Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Jawa Bali Tahun 2013 2-25Gambar 2-48: Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau
Jawa Bali Tahun 2012 dan 2013) 2-26Gambar 2-49: Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di
Wilayah Jawa Bali Tahun 2013 2-26Gambar 2-50: Perkembnagan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Jawa Bali
Tahun 2013, (dalam ekor) 2-27Gambar 2-51: Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2013,
(dalam ekor) 2-28Gambar 2-52: Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Jawa Bali Tahun 2008-2012, (dalam ton) 2-29Gambar 2-53: Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah Jawa
Bali terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalampersen) 2-30
Gambar 2-54: Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di WilayahJawa Bali Tahun 2012, (dalam persen) 2-30
Gambar 2-55: Perkembangan Realiasasi Nilai PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013,
(dalam miliar rupiah) 2-32Gambar 2-56: Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010
dan 2013 2-32Gambar 2-57: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap
total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 2-33Gambar 2-58: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja
Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 2-33Gambar 2-59: Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah
antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen) 2-34Gambar 2-60: Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah
Pulau Jawa Bali Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 2-34Gambar 2-61: Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Jawa Bali Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 2-35Gambar 2-62: Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Jawa Bali Tahun 2013, (dalam Km/Km2) 2-35Gambar 2-63: Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Jawa Bali
Tahun 2011 dan 2013, (dalam Km) 2-36Gambar 2-64: Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Jawa Bali dan Nasional
Tahun 2009-2013, (dalam persen) 2-37Gambar 2-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali
Tahun 2013, (dalam persen) 2-37Gambar 2-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Jawa Bali Tahun 2013, (KWg/Kapita) 2-38
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xviii
Gambar 2-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Jawa BaliTahun 2010-2013, (dalam MGh) 2-38
Gambar 2-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2013, (dalam persen) 2-38
Gambar 2-69: Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan KeputusanMenteri Kehutanan 2009 di Wilayah Pulaua Jawa Bali Tahun 2013,(dalam persen) 2-39
Nusa Tenggara
Gambar 3-1: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013. 3-1
Gambar 3-2: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013. 3-1
Gambar 3-3: Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Nusa Tenggara terhadap NasionalTahun 2013, (dalam persen) 3-2
Gambar 3-4: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013 3-2Gambar 3-5a: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi
di Pulau Nusa Tenggara Tahun 2010 dan 2013. 3-3Gambar 3-5b: Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Pulau
Nusa Tenggara Tahun 2013 . 3-3Gambar 3-6: Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2008-2014 (Februari) 3-4Gambar 3-7: Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2014 (Februari), (dalam persen) 3-4Gambar 3-8: Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014,(dalam persen) 3-5
Gambar 3-9: Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yangditamatkan menururt Provinsi di WilayahPulau Nusa Tenggara Tahun 2014 (Februari), dalam persen 3-5
Gambar 3-10: Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Nusa Tenggara Menurut Tahun 2009 dan 2014(Februari), dalam persen 3-6
Gambar 3-11: Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2008-2014 (Februari) 3-6
Gambar 3-12: Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa) 3-7Gambar 3-13: Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Nusa
Tenggara , Tahun 2014 (Februari). dalam persen 3-7Gambar 3-14: Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Nusa
Tenggara , Tahun 2008 dan 2014 (Februari) 3-8
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xix
Gambar 3-15: Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di WilayahPulau Nusa Tenggara , Tahun 2014 (Februari). 3-8
Gambar 3-16: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah NusaTenggara , Tahun 2014 (Februari) 3-9
Gambar 3-17: Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Nusa Tenggara menurut Lapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari) 3-9
Gambar 3-18: Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurutProvinsi di Wilayah Pulaua Nusa Tenggara , Tahun 2014 (Februari)) 3-10
Gambar 3-19: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi,Tahun 2009-2014 (Februari) 3-10
Gambar 3-20: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi diWilayah Pulau Nusa Tenggara , Tahun 2008-2014 (Februari) 3-11
Gambar 3-21: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggiyang Ditamatkan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara , 2014 (Februari) 3-11
Gambar 3-22: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat PendidikanTertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara ,2014 (Februari) 3-12
Gambar 3-23: Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara ,Tahun 2008-2013 3-12
Gambar 3-24: Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir,Tahun 2012 3-13
Gambar 3-25: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsidi Wilayah Pulau Nusa Tenggara , Tahun 2008-2013 3-13
Gambar 3-26: Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di WilayahPulau Nusa Tenggara , Tahun 2008-2013 3-14
Gambar 3-27: Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret) 3-15Gambar 3-28: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Nusa Tenggara ,
Tahun 2008-2014 3-15Gambar 3-29: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Nusa Tenggara , Tahun 2008-2014 3-16Gambar 3-30: Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa
Tenggara Tahun 2008-2013 3-16Gambar 3-31: Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Nusa Tenggara Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 3-17
Gambar 3-32: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Nusa Tenggara Atas Dasar HargaKonstan (ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 3-18
Gambar 3-33: Peranan Ekonomi Wilayah Nusa Tenggara terhadap PerekonomianNasional Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadapPDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen) 3-18
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xx
Gambar 3-34: Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di WilayahPulau Nusa Tenggara Tahun 2013. (dalam persen) 3-19
Gambar 3-35: PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah) 3-19
Gambar 3-36a: Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) Pulau NusaTenggara Tahun 2008-2013 3-20
Gambar 3-36b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013 3-20
Gambar 3-37a: Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Nusa TenggaraTahun 2008-2013. 3-21
Gambar 3-37b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan ProvinsiTahun 2013. 3-21
Gambar 3-38: Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$). 3-22Gambar 3-39: Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$) 3-22Gambar 3-40: Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Nusa Tenggara
2009-2013, (dalam juta US$) 3-22Gambar 3-41: Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$) 3-23Gambar 3-42: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah
Nusa Tenggara Tahun 2008-2013) 3-23Gambar 3-43: Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Nusa
Tenggara Tahun 2013 3-24Gambar 3-44: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah
Nusa Tenggara Tahun 2008-2013 3-24Gambar 3-45: Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013 3-25Gambar 3-46: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah
Nusa Tenggara Tahun 2008-2013 3-25Gambar 3-47: Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Nusa Tenggara Tahun 2013 3-26Gambar 3-48: Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau
Nusa Tenggara Tahun 2012 dan 2013) 3-26Gambar 3-49: Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di
Wilayah Nusa Tenggara Tahun 2013 3-27Gambar 3-50: Perkembnagan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2013, (dalam ekor) 3-28Gambar 3-51: Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013,
(dalam ekor) 3-28Gambar 3-52: Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2008-2012, (dalam ton) 3-29
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxi
Gambar 3-53: Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah NusaTenggara terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013,(dalam persen) 3-30
Gambar 3-54: Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di WilayahNusa Tenggara Tahun 2012, (dalam persen) 3-30
Gambar 3-55: Perkembangan Realiasasi Nilai PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013,
(dalam miliar rupiah) 3-32Gambar 3-56: Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010
dan 2013 3-32Gambar 3-57: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap
total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 3-33Gambar 3-58: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja
Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 3-33Gambar 3-59: Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah
antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen) 3-34Gambar 3-60: Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 3-34Gambar 3-61: Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 3-35Gambar 3-62: Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013, (dalam Km/Km2) 3-35Gambar 3-63: Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2011 dan 2013, (dalam Km) 3-36Gambar 3-64: Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Nusa Tenggara dan Nasional
Tahun 2009-2013, (dalam persen) 3-37Gambar 3-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2013, (dalam persen) 3-37Gambar 3-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Nusa Tenggara Tahun 2013, (KWg/Kapita) 3-38Gambar 3-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara
Tahun 2010-2013, (dalam MGh) 3-38Gambar 3-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah
Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013, (dalam persen) 3-38Gambar 3-69: Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan 2009 di Wilayah Pulaua Nusa Tenggara Tahun2013, (dalam persen) 3-39
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxii
Kalimantan
Gambar 4-1: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013. 4-1
Gambar 4-2: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013. 4-1
Gambar 4-3: Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Kalimantan terhadap NasionalTahun 2013, (dalam persen) 4-2
Gambar 4-4: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut WilayahPulau Kalimantan Tahun 2013 4-2
Gambar 4-5a: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Pulau Kalimantan Tahun 2010 dan 2013. 4-3
Gambar 4-5b: Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di PulauKalimantan Tahun 2013 . 4-3
Gambar 4-6: Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah PulauKalimantan Tahun 2008-2014 (Februari) 4-4
Gambar 4-7: Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun2014 (Februari), (dalam persen) 4-4
Gambar 4-8: Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di WilayahPulau Kalimantan Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen) 4-5
Gambar 4-9: Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yangditamatkan menururt Provinsi di WilayahPulau Kalimantan Tahun 2014 (Februari), dalam persen 4-5
Gambar 4-10: Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Kalimantan Menurut Tahun 2009 dan 2014(Februari), dalam persen 4-6
Gambar 4-11: Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2014 (Februari) 4-6
Gambar 4-12: Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa) 4-7
Gambar 4-13: Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi WilayahKalimantan , Tahun 2014 (Februari). dalam persen 4-7
Gambar 4-14: Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Kalimantan ,Tahun 2008 dan 2014 (Februari) 4-8
Gambar 4-15: Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di WilayahPulau Kalimantan , Tahun 2014 (Februari). 4-8
Gambar 4-16: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Kalimantan ,Tahun 2014 (Februari) 4-9
Gambar 4-17: Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Kalimantan menurut Lapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari) 4-9
Gambar 4-18: Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurutProvinsi di Wilayah Pulaua Kalimantan , Tahun 2014 (Februari)) 4-10
Gambar 4-19: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi,
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxiii
Tahun 2009-2014 (Februari) 4-10Gambar 4-20: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di
Wilayah Pulau Kalimantan , Tahun 2008-2014 (Februari) 4-11Gambar 4-21: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Kalimantan , 2014 (Februari) 4-11Gambar 4-22: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Kalimantan , 2014 (Februari) 4-12Gambar 4-23: Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Kalimantan ,Tahun 2008-2013 4-12Gambar 4-24: Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir,
Tahun 2012 4-13Gambar 4-25: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi
di Wilayah Pulau Kalimantan , Tahun 2008-2013 4-13Gambar 4-26: Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah
Pulau Kalimantan , Tahun 2008-2013 4-14Gambar 4-27: Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret) 4-15Gambar 4-28: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Kalimantan ,
Tahun 2008-2014 4-15Gambar 4-29: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Kalimantan , Tahun 2008-2014 4-16Gambar 4-30: Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Kalimantan Tahun 2008-2013 4-16Gambar 4-31: Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Kalimantan Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 4-17Gambar 4-32: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Kalimantan Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 4-18Gambar 4-33: Peranan Ekonomi Wilayah Kalimantan terhadap Perekonomian
Nasional Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadapPDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen) 4-18
Gambar 4-34: Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di WilayahPulau Kalimantan Tahun 2013. (dalam persen) 4-19
Gambar 4-35: PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah) 4-19
Gambar 4-36a: Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) PulauKalimantan Tahun 2008-2013 4-20
Gambar 4-36b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013 4-20
Gambar 4-37a: Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau KalimantanTahun 2008-2013. 4-21
Gambar 4-37b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan ProvinsiTahun 2013. 4-21
Gambar 4-38: Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Kalimantan
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxiv
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$). 4-22Gambar 4-39: Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau
Kalimantan Tahun 2009-2013. (dalam juta US$) 4-22Gambar 4-40: Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Kalimantan
2009-2013, (dalam juta US$) 4-23Gambar 4-41: Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun
2009-2013. (dalam juta US$) 4-23Gambar 4-42: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah
Kalimantan Tahun 2008-2013) 4-24Gambar 4-43: Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Kalimantan Tahun 2013 4-24Gambar 4-44: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah
Kalimantan Tahun 2008-2013 4-24Gambar 4-45: Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Pulau Kalimantan Tahun 2013 4-25Gambar 4-46: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah
Kalimantan Tahun 2008-2013 4-25Gambar 4-47: Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Kalimantan Tahun 2013 4-25Gambar 4-48: Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau
Kalimantan Tahun 2012 dan 2013) 4-26Gambar 4-49: Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan
Provinsi di Wilayah Kalimantan Tahun 2013 4-26Gambar 4-50: Perkembnagan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Kalimantan
Tahun 2013, (dalam ekor) 4-27Gambar 4-51: Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013,
(dalam ekor) 4-28Gambar 4-52: Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Kalimantan Tahun 2008-2012, (dalam ton) 4-29Gambar 4-53: Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah
Kalimantan terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013,(dalam persen) 4-29
Gambar 4-54: Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di WilayahKalimantan Tahun 2012, (dalam persen) 4-30
Gambar 4-55: Perkembangan Realiasasi Nilai PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam miliar rupiah) 4-31
Gambar 4-56: Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013 4-31
Gambar 4-57: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadaptotal Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 4-32
Gambar 4-58: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total BelanjaDaerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 4-32
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxv
Gambar 4-59: Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen) 4-33
Gambar 4-60: Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di WilayahPulau Kalimantan Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 4-33
Gambar 4-61: Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di WilayahPulau Kalimantan Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 4-34
Gambar 4-62: Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di WilayahPulau Kalimantan Tahun 2013, (dalam Km/Km2) 4-34
Gambar 4-63: Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2011 dan 2013, (dalam Km) 4-35
Gambar 4-64: Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Kalimantan dan NasionalTahun 2009-2013, (dalam persen) 4-36
Gambar 4-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2013, (dalam persen) 4-36
Gambar 4-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah PulauKalimantan Tahun 2013, (KWg/Kapita) 4-37
Gambar 4-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2010-2013, (dalam MGh) 4-37
Gambar 4-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013, (dalam persen) 4-38
Gambar 4-69: Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan KeputusanMenteri Kehutanan 2009 di Wilayah Pulaua Kalimantan Tahun 2013,(dalam persen) 4-69
Sulawesi
Gambar 5-1: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013. 5-1
Gambar 5-2: Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013. 5-1
Gambar 5-3: Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Sulawesi terhadap Nasional Tahun2013, (dalam persen) 5-2
Gambar 5-4: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut WilayahPulau Sulawesi Tahun 2013 5-2
Gambar 5-5a: Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2010 dan 2013. 5-3
Gambar 5-5b: Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di PulauSulawesi Tahun 2013 . 5-3
Gambar 5-6: Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2008-2014 (Februari) 5-4
Gambar 5-7: Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun2014 (Februari), (dalam persen) 5-4
Gambar 5-8: Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxvi
Pulau Sulawesi Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen) 5-5Gambar 5-9: Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang
ditamatkan menururt Provinsi di WilayahPulau Sulawesi Tahun 2014 (Februari), dalam persen 5-5
Gambar 5-10: Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Sulawesi Menurut Tahun 2009 dan 2014(Februari), dalam persen 5-6
Gambar 5-11: Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2008-2014 (Februari) 5-6
Gambar 5-12: Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa) 5-7
Gambar 5-13: Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Sulawesi, Tahun 2014 (Februari). dalam persen 5-7
Gambar 5-14: Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Sulawesi ,Tahun 2008 dan 2014 (Februari) 5-7
Gambar 5-15: Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di WilayahPulau Sulawesi , Tahun 2014 (Februari). 5-8
Gambar 5-16: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Sulawesi ,Tahun 2014 (Februari) 5-8
Gambar 5-17: Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Sulawesi menurut Lapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari) 5-8
Gambar 5-18: Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurutProvinsi di Wilayah Pulaua Sulawesi , Tahun 2014 (Februari)) 5-9
Gambar 5-19: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi,Tahun 2009-2014 (Februari) 5-9
Gambar 5-20: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi diWilayah Pulau Sulawesi , Tahun 2008-2014 (Februari) 5-10
Gambar 5-21: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggiyang Ditamatkan di Wilayah Pulau Sulawesi , 2014 (Februari) 5-10
Gambar 5-22: Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat PendidikanTertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Sulawesi , 2014 (Februari) 5-11
Gambar 5-23: Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi ,Tahun 2008-2013 5-11
Gambar 5-24: Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir,Tahun 2012 5-12
Gambar 5-25: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsidi Wilayah Pulau Sulawesi , Tahun 2008-2013 5-12
Gambar 5-26: Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di WilayahPulau Sulawesi , Tahun 2008-2013 5-13
Gambar 5-27: Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret) 5-14Gambar 5-28: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Sulawesi ,
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxvii
Tahun 2008-2014 5-14Gambar 5-29: Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Sulawesi , Tahun 2008-2014 5-14Gambar 5-30: Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau
Sulawesi Tahun 2008-2013 5-15Gambar 5-31: Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Sulawesi Atas Dasar
Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 5-15Gambar 5-32: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Sulawesi Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen) 5-16Gambar 5-33: Peranan Ekonomi Wilayah Sulawesi terhadap Perekonomian Nasional
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB PulauTahun 2013, (dalam persen) 5-17
Gambar 5-34: Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di WilayahPulau Sulawesi Tahun 2013. (dalam persen) 5-17
Gambar 5-35: PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah) 5-18
Gambar 5-36a: Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) Pulau SulawesiTahun 2008-2013 5-18
Gambar 5-36b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013 5-19
Gambar 5-37a: Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau SulawesiTahun 2008-2013. 5-19
Gambar 5-37b: Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan ProvinsiTahun 2013. 5-19
Gambar 5-38: Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau SulawesiTahun 2009-2013. (dalam juta US$). 5-20
Gambar 5-39: Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2009-2013. (dalam juta US$) 5-20
Gambar 5-40: Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Sulawesi 2009-2013, (dalam juta US$) 5-21
Gambar 5-41: Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun2009-2013. (dalam juta US$) 5-21
Gambar 5-42: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di WilayahSulawesi Tahun 2008-2013) 5-22
Gambar 5-43: Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di WilayahSulawesi Tahun 2013 5-22
Gambar 5-44: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di WilayahSulawesi Tahun 2008-2013 5-22
Gambar 5-45: Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013 5-23
Gambar 5-46: Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di WilayahSulawesi Tahun 2008-2013 5-23
Gambar 5-47: Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxviii
Sulawesi Tahun 2013 5-23Gambar 5-48: Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau
Sulawesi Tahun 2012 dan 2013) 5-24Gambar 5-49: Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan
Provinsi di Wilayah Sulawesi Tahun 2013 5-24Gambar 5-50: Perkembnagan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Sulawesi
Tahun 2013, (dalam ekor) 5-25Gambar 5-51: Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013,
(dalam ekor) 5-25Gambar 5-52: Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Sulawesi Tahun 2008-2012, (dalam ton) 5-26Gambar 5-53: Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah
Sulawesi terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013,(dalam persen) 5-26
Gambar 5-54: Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di WilayahSulawesi Tahun 2012, (dalam persen) 5-27
Gambar 5-55: Perkembangan Realiasasi Nilai PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam miliar rupiah) 5-28
Gambar 5-56: Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013 5-28
Gambar 5-57: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadaptotal Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 5-29
Gambar 5-58: Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total BelanjaDaerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 5-29
Gambar 5-59: Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen) 5-30
Gambar 5-60: Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di WilayahPulau Sulawesi Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 5-30
Gambar 5-61: Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di WilayahPulau Sulawesi Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km) 5-31
Gambar 5-62: Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di WilayahPulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam Km/Km2) 5-31
Gambar 5-63: Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2011 dan 2013, (dalam Km) 5-32
Gambar 5-64: Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Sulawesi dan NasionalTahun 2009-2013, (dalam persen) 5-33
Gambar 5-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2013, (dalam persen) 5-33
Gambar 5-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah PulauSulawesi Tahun 2013, (KWg/Kapita) 5-34
Gambar 5-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2010-2013, (dalam MGh) 5-34
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxix
Gambar 5-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam persen) 5-35
Gambar 5-69: Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan KeputusanMenteri Kehutanan 2009 di Wilayah Pulaua Sulawesi Tahun 2013,(dalam persen) 5-35
Maluku
Gambar 6-1 Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Maluku Tahun 2013 6-1
Gambar 6-2 Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuanPenduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Maluku Tahun2013 6-1
Gambar 6-3 Proporsi Penduduk Wilayah Kepulauan Maluku terhadap NasionalTahun 2013, (dalam persen) 6-2
Gambar 6-4 Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurutWilayah Pulau Tahun 2013 6-2
Gambar 6-5a Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurutProvinsi di Kepulauan Maluku Tahun 2010 dan 2013 6-3
Gambar 6-5b Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di KepulauanMaluku Tahun 2013 6-3
Gambar 6-6 Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2008-2014 (Februari) 6-4
Gambar 6-7 Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2014 (Februari), dalam persen 6-4
Gambar 6-8 Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan diWilayah Kepulauan Maluku Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014,(dalam persen) 6-5
Gambar 6-9 Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan diWilayah Kepulauan Maluku Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014,(dalam persen) 6-5
Gambar 6-10 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Kepulauan Maluku Menurut Tahun 2009 dan2014 (Februari), dalam persen 6-6
Gambar 6-11 Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun2008-2014 (Februari) 6-6
Gambar 6-12 Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2008-2014 (Februari) 6-7
Gambar 6-13 Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi WilayahKepulauan Maluku, Tahun 2014 (Februari). dalam persen. 6-7
Gambar 6-14 Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di WilayahKepulauan Maluku, Tahun 2008 dan 2014 (Februari). 6-8
Gambar 6-15 Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di WilayahKepulauan Maluku, Tahun 2014 (Februari). 6-8
Gambar 6-16 DistribusiPenduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah KepulauanMaluku, Tahun 2014 (Februari). 6-9
Gambar 6-17 Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Maluku menurutLapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari). 6-9
Gambar 6-18 Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utamamenurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku, Tahun 2014(Februari). 6-10
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxx
Gambar 6-19 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di KepulauanMaluku, Tahun 2008-2014 (Februari). 6-10
Gambar 6-20 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antar provinsidi Wilayah Kepulauan Maluku, Tahun 2008-2014 (Februari). 6-11
Gambar 6-21 Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat PendidikanTertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Kepulauan Maluku, 2014(Februari) 6-11
Gambar 6-22 Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat PendidikanTertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Kepulauan Maluku, 2014(Februari). 6-12
Gambar 6-23 Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku, Tahun 2008-2013. 6-12
Gambar 6-24 Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhirmenurut Provinsi di Kepulauan Maluku, Tahun 2012. 6-13
Gambar 6-25 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku, Tahun 2008-2013. 6-13
Gambar 6-26 Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku, Tahun 2008-2013. 6-14
Gambar 6-27 Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014(Maret). 6-15
Gambar 6-28 Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah KepualauanMaluku, Tahun 2008-2014. 6-15
Gambar 6-29 Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di WilayahKepulauan Maluku, Tahun 2008-2014. 6-16
Gambar 6-30 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2008-2013. 6-16
Gambar 6-31 Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013.(dalam persen). 6-17
Gambar 6-32 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku AtasDasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalampersen) 6-18
Gambar 6-33 Peran Wilayah Kepulauan Maluku terhadap Perekonomian NasionalAtas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB PulauTahun 2013, (dalam persen). 6-18
Gambar 6-34 Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013. (dalam persen). 6-19
Gambar 6-35 PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah). 6-20
Gambar 6-36a Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) KepulauanMaluku Tahun 2008-2013 6-20
Gambar 6-36b Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013. 6-21
Gambar 6-37a Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Kepulauan MalukuTahun 2008-2013. 6-21
Gambar 6-37b Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013. 6-22
Gambar 6-38 Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2009-2013. (dalam juta US$) 6-22
Gambar 6-39 Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2009-2013. (dalam juta US$) 6-23
Gambar 6-40 Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2009-2013, (dalam juta US$). 6-23
Gambar 6-41 Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Kepulauan
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxxi
Maluku Tahun 2009-2013. (dalam juta US$) 6-24Gambar 6-42 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah
Kepulauan Maluku Tahun 2008-2013 6-24Gambar 6-43 Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Kepulauan Maluku Tahun 2013. 6-25Gambar 6-44 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di
Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2008-2013 6-25Gambar 6-45 Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Kepulauan Maluku Tahun 2013. 6-26Gambar 6-46 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di
Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2008-2013 6-26Gambar 6-47 Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Kepualan Maluku Tahun 2013. 6-27Gambar 6-48 Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanUtama di Wilayah
Maluku Tahun 2012 dan 2013 6-27Gambar 6-49 Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan
Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013 6-28Gambar 6-50 Populasi Ternak Besar di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013,
(dalam ekor). 6-29Gambar 6-51 Populasi Ternak Unggas di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013,
(dalam ekor). 6-29Gambar 6-52 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Maluku Tahun 2008-2013, (dalam ton). 6-30Gambar 6-53 Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Kepulauan
Maluku terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013,(dalam persen). 6-30
Gambar 6-54 Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013, (dalam persen). 6-31
Gambar 6-55 Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalammiliar rupiah). 6-32
Gambar 6-56 Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013. 6-32
Gambar 6-57 Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung)terhadap total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2012. 6-33
Gambar 6-58 Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap TotalBelanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 6-33
Gambar 6-59 Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen). 6-34
Gambar 6-60 Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km). 6-34
Gambar 6-61 Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km). 6-35
Gambar 6-62 Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurutProvinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013, (dalamKm/Km2). 6-35
Gambar 6-63 Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2011 dan 2013, (dalam Km). 6-36
Gambar 6-64 Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Kepualaun Malukudan Nasional Tahun 2009-2013, (dalam persen). 6-37
Gambar 6-65 Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2013, (dalam persen). 6-37
Gambar 6-66 Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxxii
Kepulauan Maluku Tahun 2013, (KWg/Kapita). 6-38Gambar 6-67 Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Kepulauan
Maluku Tahun 2010-2013, (dalam MGh). 6-38Gambar 6-69 Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan (2009-2013) di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2013, (dalam persen). 6-39
Papua
Gambar 7-1 Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuhanPenduduk (%) Wilayah Pulau Papua Tahun 2013 7-1
Gambar 7-2 Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju PertumbuanPenduduk (%) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun2013 7-1
Gambar 7-3 Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Papua terhadap Nasional Tahun2013, (dalam persen) 7-2
Gambar 7-4 Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurutWilayah Pulau Tahun 2013 7-2
Gambar 7-5a Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurutProvinsi di Pulau Papua Tahun 2010 dan 2013 7-3
Gambar 7-5b Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Pulau PapuaTahun 2013 7-3
Gambar 7-6 Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau PapuaTahun 2008-2014 (Februari) 7-4
Gambar 7-7 Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Papua Tahun2014 (Februari), dalam persen 7-4
Gambar 7-8 Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan diWilayah Pulau Papua Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014,(dalam persen) 7-5
Gambar 7-9 Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan diWilayah Pulau Papua Tahun Agustus 2008 dan Februari 2014,(dalam persen) 7-5
Gambar 7-10 Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurutProvinsi di di Wilayah Pulau Papua Menurut Tahun 2009 dan 2014(Februari), dalam persen 7-6
Gambar 7-11 Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2014 (Februari) 7-6
Gambar 7-12 Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah PulauPapua Tahun 2008-2014 (Februari) 7-7
Gambar 7-13 Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah PulauPapua, Tahun 2014 (Februari). dalam persen. 7-7
Gambar 7-14 Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah PulauPapua, Tahun 2008 dan 2014 (Februari). 7-8
Gambar 7-15 Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di WilayahPulau Papua, Tahun 2014 (Februari). 7-8
Gambar 7-16 DistribusiPenduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Pulau Papua,Tahun 2014 (Februari). 7-9
Gambar 7-17 Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Papua menurutLapangan Usaha Utama, Tahun 2014 (Februari). 7-9
Gambar 7-18 Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utamamenurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua, Tahun 2014 (Februari).
7-10
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxxiii
Gambar 7-19 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Pulau Papua,Tahun 2008-2014 (Februari). 7-10
Gambar 7-20 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antar provinsidi Wilayah Pulau Papua, Tahun 2008-2014 (Februari). 7-11
Gambar 7-21 Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat PendidikanTertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Papua, 2014 (Februari)
7-11Gambar 7-22 Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Papua, 2014 (Februari).7-12
Gambar 7-23 Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi diWilayah Pulau Papua, Tahun 2008-2013. 7-12
Gambar 7-24 Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhirmenurut Provinsi di Pulau Papua, Tahun 2012. 7-13
Gambar 7-25 Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi diWilayah Pulau Papua, Tahun 2008-2013. 7-13
Gambar 7-26 Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi diWilayah Pulau Papua, Tahun 2008-2013. 7-14
Gambar 7-27 Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014(Maret). 7-15
Gambar 7-28 Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah KepualauanPapua, Tahun 2008-2014. 7-15
Gambar 7-29 Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di WilayahPulau Papua, Tahun 2008-2014. 7-16
Gambar 7-30 Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah PulauPapua Tahun 2008-2013. 7-16
Gambar 7-31 Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Pulau PapuaAtas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalampersen). 7-17
Gambar 7-32 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Pulau Papua Atas DasarHarga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
7-18Gambar 7-33 Peran Wilayah Pulau Papua terhadap Perekonomian Nasional Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB PulauTahun 2013, (dalam persen). 7-18
Gambar 7-34 Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi diWilayah Pulau Papua Tahun 2013. (dalam persen). 7-19
Gambar 7-35 PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di WilayahPulau Papua Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah). 7-20
Gambar 7-36a Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) Pulau PapuaTahun 2008-2013 7-20
Gambar 7-36b Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013. 7-21
Gambar 7-37a Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Papua Tahun2008-2013. 7-21
Gambar 7-37b Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau danProvinsi Tahun 2013. 7-22
Gambar 7-38 Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Papua Tahun2009-2013. (dalam juta US$) 7-22
Gambar 7-39 Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2009-2013. (dalam juta US$) 7-23
Gambar 7-40 Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Papua Tahun2009-2013, (dalam juta US$). 7-23
Gambar 7-41 Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Papua
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxxiv
Tahun 2009-2013. (dalam juta US$) 7-24Gambar 7-42 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah
Pulau Papua Tahun 2008-2013 7-24Gambar 7-43 Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Pulau Papua Tahun 2013. 7-25Gambar 7-44 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di
Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2013 7-25Gambar 7-45 Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Pulau Papua Tahun 2013. 7-26Gambar 7-46 Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di
Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2013 7-26Gambar 7-47 Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah
Kepualan Papua Tahun 2013. 7-27Gambar 7-48 Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanUtama di Wilayah
Papua Tahun 2012 dan 2013 7-27Gambar 7-49 Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan
Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013 7-28Gambar 7-50 Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013, (dalam
ekor). 7-29Gambar 7-51 Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013, (dalam
ekor). 7-29Gambar 7-52 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah
Pulau Papua Tahun 2008-2013, (dalam ton). 7-30Gambar 7-53 Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Pulau Papua
terhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalampersen). 7-30
Gambar 7-54 Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi diWilayah Pulau Papua Tahun 2013, (dalam persen). 7-31
Gambar 7-55 Perkembangan PAD antar provinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalammiliar rupiah). 7-32
Gambar 7-56 Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013. 7-32
Gambar 7-57 Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung)terhadap total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2012. 7-33
Gambar 7-58 Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap TotalBelanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013 7-33
Gambar 7-59 Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013, (dalam persen). 7-34
Gambar 7-60 Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di WilayahPulau Papua Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km). 7-34
Gambar 7-61 Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di WilayahPulau Papua Tahun 2005 dan 2013, (dalam Km). 7-35
Gambar 7-62 Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurutProvinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013, (dalamKm/Km2). 7-35
Gambar 7-63 Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau PapuaTahun 2011 dan 2013, (dalam Km). 7-36
Gambar 7-64 Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Kepualaun Papuadan Nasional Tahun 2009-2013, (dalam persen). 7-37
Gambar 7-65 Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2013, (dalam persen). 7-37
Gambar 7-66 Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah
PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA 2014
xxxv
Pulau Papua Tahun 2013, (KWg/Kapita). 7-38Gambar 7-67 Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Papua
Tahun 2010-2013, (dalam MGh). 7-38Gambar 7-69 Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan
Keputusan Menteri Kehutanan (2009-2013) di Wilayah PulauPapua Tahun 2013, (dalam persen). 7-39
Pulau
SUMATERA
1-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
1.1. KEPENDUDUKANKependudukan. Kondisi kependudukan di Wilayah Pulau Sumatera digambarkan dengan jumlahpenduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkat kepadatanpenduduk. Penduduk Wilayah Sumatera tahun 2013 sebesar 53.539 ribu jiwa bertambah sebanyak2.679 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,73 % per tahun, dengan kepadatanpenduduk 111 jiwa/km2.
Gambar 1-1:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Wilayah PulauSumatera Tahun 2013.
Sumber: BPS , Tahun 2013
Penduduk WilayahSumatera dalamtiga tahun terakhirbertambahsebanyak 2.679 ribujiwa atau tumbuhrata-rata 1,73persen per tahun
Gambar 1-2:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013.
Sumber: BPS , Tahun 2013
Jumlah pendudukProvinsi di PulauSumatera rata-ratameningkat;Jumlah pendudukterbesar berada diSumatera Utara,sementara lajupertumbuhanpenduduk tertinggidi ProvinsiKepulauan Riau
1,73
1,191,48
2,12
1,47 1,53 1,54
0,000,501,00
1,502,002,50
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000
Penduduk(ribu jiwa)
Pertumbuhan(%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuahan Nasional_2013
00,511,522,533,54
02.0004.0006.0008.000
10.00012.00014.00016.000
(000 Jiwa) (%)
Penduduk_2010Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2013
PEMBANGUNAN DAERAH Sumatera 2014
Pertumbuhan Nasional_2013
1-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-3:Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Sumatera terhadap Nasional Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Penduduk Pulau Sumatera 21,52 persen dari penduduk Indonesia, dengan konsentrasi terbesar penduduk diProvinsi Sumatera Utara
Gambar 1-4:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah Pulau Sumatera Tahun2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Wilayah Sumateramerupakan Pulaudengan kepadatanpenduduk cukup tinggimencapai 111jiwa/km2
21,52
58,69
3,885,93
7,32
1,10 1,22
Distribusi Penduduk menurut Pulau Tahun2013.
SumateraJawa BaliNusa TenggaraKalimantanSulawesiMalukuPapua
8,99
25,38
9,4611,27
3,486,14
14,62
2,46
3,39
14,82
Proporsi Penduduk Provinsi TerhadapWilayah Pulau
AcehSumatera UtaraSumatera BaratRiauKepriJambiSumatera SelatanKep. BabelBengkuluLampung
106
1.042
13725
92 337
111
1.097
18827
9735
7130
0
200
400
600
800
1.000
1.200
Kep
adat
an(j
iwa/
Km
2)
Kepadatan Penduduk_2010Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk Nasional_2013
1-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-5a:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Wilayah PulauSumatera Tahun 2010 dan 2013.
Sumber: BPS 2013
Kepadatanpenduduk tertinggidi Pulau Sumatera ,berada di ProvinsiLampung danKepulauan Riaumasing-masingmencapai 229jiwa/km2 dan 227jiwa/km2
Gambar 1-5b:Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Rasioketergantunganprovinsi diSumatera rata-ratadibawah rasiokertgantungannasional, kecualiAceh, SumateraUtara, SumateraBarat, dan Riau
1.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Pulau Sumatera digambarkan denganperkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yang bekerja, danpengangguran terbuka berdasarkan tingkat tamatan pendidikan, dan lapangan usaha. Kondisiketenagakerjaan di Pulau Sumatera pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yangdigambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja, danpenurunan tingkat pengangguran.
78
179
116
64
206
62
82
75
86
220
83
186
121
69
227
66
85
80
91
229
0 50 100 150 200 250
01. Aceh
02. Sumatera Utara
03. Sumatera Barat
04. Riau
05. Kepulauan Riau
06. Jambi
07. Sumatera Selatan
08. Kep. Bangka Belitung
09. Bengkulu
10. Lampung
Kepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk_2010
49,3
0102030405060
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013 Rasio Ketergantungan Nasional
1-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-6:Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2008-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usiakerja PulauSumateraselama periode2008-2014meningkat setiaptahunnya ataudengan tumbuhrata-ratasebesar 1,73persen pertahun.
Gambar 1-7:Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2014 (Februari), (dalampersen).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerja di Pulau Sumatera sebesar 20,73 persen penduduk usia kerja nasional, dan penyebaranterbesar berada di Provinsi Sumatera Utara.
2,09
4,87
-2,58
1,69 1,932,35
32.000.000
33.000.000
34.000.000
35.000.000
36.000.000
37.000.000
38.000.000
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82 7,12
3,601,01
1,47
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutPulau Tahun 2014 (Februari)
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. NUSA TENGGARA
P. MALUKU
P. PAPUA
8,86
24,66
9,4411,15
6,29
14,88
3,4715,20
2,553,50
Distribusi Penduduk Usia KerjaMenurut Provinsi di Pulau Sumatera
Tahun 2014 (Feruari)Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
1-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-8:Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Pulau SumateraTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikan penduduk usia kerja 2014 meningkat dibandingkan 2008, terjadi peningkatan padalulusan SMTA, Diploma/akademi, dan tamatan Universitas.
Gambar 1-9:Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menurut Provinsi diWilayah Pulau Sumatera Tahun 2014 (Februari), (dalam persen).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisipenduduk usiakerja provinsi diPaulauSumatera masihdominantamatan SD dabSMTP
45,79
24,44
24,36
2,50 2,90SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
41,01
24,19
26,89
2,505,41 SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
1-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-10:Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di di WilayahPulau Sumatera menurut Tahun 2009 dan 2014 (Februari), (dalam persen).
Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja(TPAK) 2014sebagian provinsidi Pulau Sumateraberada dibawahrata-rata TPAKNasional, kecualiSumatera Utara,Sumatera Barat,Sumatera Selatan,Bengkulu danLampung
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 1-11:Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Jumlah penduduk bekerja di Pulauh Sumatera meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara jumlah maupunpersentasenya atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);TPT Pulau Sumatera menurun dari tahun 2008-2014, dengan kondisi pengangguran terbuka beradadibawah rata-rata TPT nasional.
60,0062,0064,0066,0068,0070,0072,0074,0076,00
TPAK 2009 (%) TPAK 2014 (%) TPAK 2014 Nasional
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
-
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Jiwa %
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka
TPT Wilayah (%) TPT Nasional
1-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-12:
Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kondisi angkatankerja selama periode2008-2014, untukseluruh provinsi diPulau Sumateracenderungmeningkat setiaptahunnya.
Gambar 1-13:Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera, Tahun 2014(Februari), (dalam persen).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaran angkatankerja di PulaSumatera sebagianbesar berada diProvinsi SumateraUtara dan Lampung.
0
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
7.000.000
8.000.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Aceh Sumatera Utara Sumatera BaratRiau Jambi Sumatera SelatanBengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
8,24
25,66
9,4910,625,96
15,25
3,67
15,28
2,43 3,38
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
1-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-14:Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Sumatera, Tahun2008 dan 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan kualitas pendidikan angkatan kerja di Pulau Sumatera rata-rata meningkat, haltersebut ditunjukan dengan meningkatnya persentase tamatan pendidikan SMA, akademi, dan
universitas pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2008.
Gambar 1-15:Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera, Tahun2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikanangkatan kerja diProvinsi di PulauSumatera rata-ratamasih dominantamatan SD, kecuali diKepulauan Riautamatan SMTA danuniversitas cukupbesar.
46,45
20,73
25,75
3,18 3,90
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
40,90
20,15
28,78
3,077,11
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
1-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-16:DistribusiPenduduk BekerjaMenurut Provinsidi Wilayah Pulau Sumatera, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaran pendudukbekerja terbesar diPulau Sumateraberada di ProvinsiSumatera Utara,Sumatera Selatan, danLampung.
Gambar 1-17:Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Sumatera menurut Lapangan Usaha Utama,Tahun 2014 (Februari).
Penyerapan tenagakerja terbesar diPulau Sumateraterbesar di sektorpertanian, sektorperdagangan, dansektor jasa.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
8,09
25,41
9,3610,63
6,11
15,45
3,80
15,27
2,49Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
46,34
1,88
6,21
0,204,81
18,84
4,26
1,95
15,51
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan
Jasa
1-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-18:Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi di WilayahPulau Sumatera, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisi pendudukyang bekerja untukprovinsi di PulauSumatera masihdominan di sektorpertanian, sektorperdagangan, dansektor jasa
Gambar 1-19:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi, Tahun 2009-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembanganpengangguranterbuka (jumlah&Perentase) diWilayah Sumateradalam kurunwaktu 2008-2014menurun, denganpersen penurunanrata-rata 0,5persen per tahun;
Kondisi TPT diPulau Sumateramasih tergolongrendah (beradadibawah rata-rataTPT nasional).
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00 Jasa
Keuangan
Angkutan dan Komunikasi
Perdagangan
Bangunan
Listrik, Gas dan Air
Industri Pengolahan
Pertambangan danPenggalianPertanian
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0200.000400.000600.000800.000
1.000.0001.200.0001.400.0001.600.0001.800.0002.000.000
2008_Agust2009_Agust2010_Agust2011_Agust2012_Agust2013_Agust 2014_Feb
PengengguranTerbuka (jiwa) TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
1-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-20:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di Wilayah Pulau Sumatera,Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
PerkembanganTPT Provinsi diPulau Sumaterarata-ratamenurun, danberada dibawahTPT nasional,kecuali ProvinsiAceh, SumateraUtara, danSumatera Barat
Gambar 1-21:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Sumatera, 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitaspendidikanpengangguranterbuka diPulauSumaterasebagian besar(> 50%) masihtamatan SDdan SMP.
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
%
Aceh Sumatera Utara Sumatera BaratRiau Jambi Sumatera SelatanBengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung
1,10
6,21
14,30
20,62
35,18
11,77
4,046,77
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
1-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-22:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Sumatera, 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisipendidikanpengangguranterbuka untukprovinsi di PulauSumatera masihdominantamatan SMK
1.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Pulau Sumatera dapat di gambarkan dengan indikatorkesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), dan Persentase Kelahiran Balita menurutPenolong Kelahiran Terakhir; indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup (AMH), Rata-rataLama Sekolah (RLS);Indeks Pembangunan Manusia (IPM); dan Kemiskinan.
Gambar 1-23:Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera,Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
PerkembanganUHH seluruhprovinsi diSumatera selamaperiode 2008-2013meningkat, namunlima Provinsi(Jambi, KepulauanRiau, SumateraUtara, Kep. BangkaBelitung, dan Aceh)dengan kondisiUHH dibawahnasional.
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00Universitas
Diploma I/II/III Akademi
SMK Kejuruan
SMK Umum
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Dasar
Tidak/Belum Tamat SD
Tidak/Belum Pernah Sekolah
68
68,5
69
69,5
70
70,5
71
71,5
72
2008 2009 2010 2011 2012 2013Aceh Sumatera Utara Sumatera BaratRiau Jambi Sumatera SelatanBengkulu Lampung Kep Bangka Belitung
1-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-24:Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir Per Provinsi di WilayahPulau Sumatera, Tahun 2012.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPSKeterangan: Tenaga Medis (dokter, bodan dan tenaga medis lainnya) Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Proseskelahiran Balitaterakhir diWilayahSumatera 2012sebagian besarditolong tenagamedis, dan rata-rata beradadiatas rataannasional,kecuali diProvinsi Riau,Jambi danLampung
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di Pulau Sumatera selama 2008-2013ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH), dan AngkaPartisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Wilayah Pulau Sumatera dalam kurunwaktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan dan meningkat setiaptahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-rata nasional.
Gambar 1-25:Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera,Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
PerkembanganRata-rata LamaSekolah (RLS)provinsimeningkat danrata-rata beradadi atas RLSnasional, kecualiProvinsiSumateraSelatan,Lampung, Kep.Bangka Belitung
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Tenaga Medis Provinsi_2012 Non Tenaga Medis Provinsi_2012Tenaga Medis Nasional_2012
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Aceh Sumatera Utara Sumatera BaratRiau Jambi Sumatera SelatanBengkulu Lampung Kep Bangka BelitungKepulauan Riau Nasional
1-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 2-26:Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera, Tahun2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
PerkembanganAMH seluruhprovinsi di PulauSumatera rata-rata meningkat,dan berada diatasAMH nasional
Tabel 1-1:Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi di Wilayah Pulau SumateraTahun 2008 dan 2013.
Provinsi 2008** 2013 2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24
Aceh 99,03 94,15 72,73 23,13 99,66 95,20 74,60 29,45 0,63 1,06 1,87 6,32
Sumatera Utara 98,66 91,10 65,87 14,60 99,04 92,01 71,18 21,91 0,38 0,91 5,31 7,31
Sumatera Barat 98,07 88,70 65,73 21,22 98,81 92,22 74,07 31,26 0,74 3,52 8,34 10,04
R i a u 98,36 91,83 64,11 13,77 98,59 90,10 69,36 21,70 0,22 -1,73 5,24 7,93
Kepulauan Riau 98,31 91,10 64,62 10,99 98,61 96,25 69,36 13,29 0,30 5,15 4,74 2,29
Jambi 97,59 84,78 55,72 12,77 98,78 91,53 63,51 19,89 1,19 6,75 7,79 7,12
Sumatera Selatan 97,88 84,55 54,27 12,30 98,52 89,17 60,08 13,88 0,64 4,62 5,81 1,58
Kep Bangka Belitung 96,76 79,71 47,31 8,75 98,12 83,86 55,23 8,93 1,36 4,15 7,91 0,18
Bengkulu 98,38 87,42 58,64 16,07 99,47 92,81 70,51 24,04 1,09 5,39 11,86 7,97
Lampung 98,26 85,10 50,69 9,06 99,03 90,99 64,36 16,32 0,78 5,88 13,67 7,26
INDONESIA 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, Tahun 2013.
Perkembangan angka partisipasi sekolah (APS) provinsi di Pulau Sumatera untuk semua jenis usia mengalamipeningkatan dari tahun 2008, dan sebagian besar APS provinsi berada di atas rata-rata APS nasional
92
93
94
95
96
97
98
99
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Nasional
1-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Kemiskinan. Kondisi kemiskinan digambarkan dengan perkembangan jumlah, persentase, dandistribusi penduduk miskin menurut provinsi. Perkembangan jumlah dan persentase pendudukmiskin di Wilayah Pulau Sumatera menunjukan penurunan setiap tahunnya, dengan rata-ratapenurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,65 persen per tahun.
Gambar 1-27:Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Jumlah pendudukmiskin PulauSumatera tahun 2014sebesar 6.075 ribu jiwaatau 21,48 persen daritotal penduduk miskinnasional
Gambar 2-28:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Sumatera, Tahun 2008-2014.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Kondisi kemiskinandi Pulau Sumateratahun 2014sebanyak 6.075ribu jiwa atauberkurang sebesar1.218 ribu jiwadari tahun 2008;
Tingkatkemiskinan beradadibawaha rata-rata kemiskinannasional dan rata-rata menurunsebesar 0,65 persenper tahun.
21,48
55,51
6,42
3,487,62
1,41 4,08P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
7.293,94
6.854,106.652,63
6.318,876.177,18 6.190,06
6.075
10,00
11,00
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
6.000
6.250
6.500
6.750
7.000
7.250
7.500
7.750
8.000
ribu jiwa %
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan Wilayah
Tingkat Kemiskinan_Nasional
1-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 2-29:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera, Tahun 2008-2014.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Tingkat kemiskinanprovinsi di PulauSumatera menurundari tahun 2008hingga 2014, danberada dibawahtingkat kemiskinannasional, kecuali diProvinsi SumateraSelatan, Lampung,Bengkulu, dan Aceh
Gambar 1-30:Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2008-2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Kualitassumberdayamanusia diSumateramenunjukan trendmeningkat daritahun 2008 – 2013,2 provinsi (Acehdan Lampung)dengan IPM lebihrendah dari IPMnasional;peningkatan IPMini seiring denganmeningkatnya darikomponenpembentuk IPM(UHH, RLS, AMH,dan pengeluaranperkapita
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
Aceh Sumatera Utara Sumatera BaratRiau Jambi Sumatera SelatanBengkulu Indonesia LampungBangka Belitung Kepulauan Riau
70
71
72
73
74
75
76
77
78
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (BPS) 11. Aceh16. Sumatera Selatan 14. Riau12. Sumatera Utara 15. Jambi17. Bengkulu 13. Sumatera Barat18. Lampung 19. Kepulauan Bangka Belitung20. Kepulauan Riau
1-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
1.4. PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Daerah. Kondisi perekonomian Pulau Sumatera digambarkan dengan beberapaindikator, diantaranya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi, perkembangan strukturekonomi menurut lapangan usaha, PDRB Perkapita, dan nilai Ekspor-Impor. Perkembanganekonomi di Pulau Sumatera tumbuh positif, namun dalam tiga tahun terakhir menunjukanperlambatan, sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhanekonomi Pulau Sumatera adalah Sektor kontruksi, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan,dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Peran Pulau Sumatera dalam pembentukan PDBnasional sebesar 23,89 persen terbesar kedua setelah Jawa Bali.
Gambar 1-31:Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Atas Dasar HargaKonstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomiPulau Sumateraselama periode 2008-2013 tumbuh positif,namun pada akhir2013 cenderungmelambat,
Laju pertumbuhanekonomi PulauSumatera masihdibawah pertumbuhanekonomi nasional
Tabel 1-2:Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pulau Sumatera menurut Lapangan Usaha Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000, 2010-2013. (dalam persen).
Lapangan Usaha Pertumbuhan (%)
2010 2011 2012* 2013**1. Pertanian 4,26 4,83 4,70 4,302. Pertambangan & Penggalian 1,89 3,24 -0,18 -0,273. Industri Pengolahan 4,68 4,65 4,42 5,174. Listrik, Gas & Air Bersih 7,20 8,00 5,39 5,225. Konstruksi 8,00 9,88 8,87 8,076. Perdagangan, Hotel & Restoran 7,03 7,81 8,87 7,387. Pengangkutan & Komunikasi 9,69 9,73 9,06 7,528. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 11,53 9,83 10,26 8,069. Jasa-Jasa 7,01 7,49 7,43 7,19 Sumber : BPS, Tahun 2013 Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Pulau Sumateraadalah Sektor kontruksi, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan, dan sektor pengangkutan dan
komunikasi.
2008 2009 2010 2011 2012 2013
P. SUMATERA 4,98 3,50 5,58 6,17 5,69 5,27
NASIONAL 6,01 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
3,003,504,004,505,005,506,006,507,00
Pert
umbu
han
(%)
1-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-32:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Pertumbuhanekonomi provinsi diPulau Sumateratahun selama periodetahun 2008-2013,seluruh provinsitumbuh positif,kecuali Provinsi Aceh;
Pertumbuhanekonomi provinsipada akhir 2013mengalamiperlambatan, kecualiProvinsi Jambi
Gambar 1-33:Peranan Ekonomi Wilayah Sumatera terhadap Perekonomian Nasional Atas Dasar HargaBerlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen).
Peran Pulau Sumateraterhadap pembentukanPDB nasional, relatifcukup besar, yaitu23,89% atau keduaterbesar setelahkontribusi Pulau JawaBali
64,16 persenperekonomian PulauSumatera disumbangdari Provinsi Riau,Sumatera Utara, danSumatera Selatan.
Sumber: BPS, Tahun 2013
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
11. Aceh 12. Sumatera Utara 13. Sumatera Barat
14. Riau 15. Jambi 16. Sumatera Selatan
17. Bengkulu 18. Lampung 19. Kep. Bangka Belitung
21. Kepulauan Riau PDB dengan Migas
23,89%
59,42%
1,28%
8,70%
4,65%0,15%
1,91%
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
5,71
22,38
7,04
28,944,74
12,84
1,52 9,11
2,16 5,56 Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
1-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-34:Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Pulau SumateraTahun 2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013.
Sektor utamapenopangperekonomian PulauSumatera adalahsektor Industripengolahan, sektorperdagangan, dansektor pertanian
Gambar 1-35:PDRB Per Kapita dengan Migas ADHB menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Dalam kurun waktu2009-2013 PDRB perkapita provinsi atasdasar harga berlakuterus meningkat, ,dengan PDRBperkapita tertinggiberada di ProvinsiRiau dan terrendahBengkulu
21,22
15,03
19,35
0,55
7,15
15,94
6,99
4,78
8,99
P. SUMATERA
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000
100.000
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
1-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Investasi PMDN dan PMA. Perkembangan realisasi investasi PMDN dan PMA di Pulau Sumateraselama periode 2008-2013 terakhir meningkat. Nilai realisasi PMDN di Pulau Sumatera tahun 2013sebesar 17,88 persen dari total PMDN nasional dan sebagian besar terkonsentrasi di SumateraUtara dan Riau. Sementara untuk nilai PMA sebesar 11,86 persen dan terbesar di Riau.
Gambar 1-36a:Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) Pulau Sumatera Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMDN PulauSumatera tahun 2013sebesar 22.913,76 miliarrupiah atau meningkatsebesar 60,73 % daritahun 2012;
Realisasi PMDN sebesar17,88 % terhadap PMDNnasional atau ketigaterbesar setelah PulauKalimantan, dansebagian besar di ProvinsiSumatera Utara dan Riau(Gambar 36b)
Gambar 1-36b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
61,55
-45,98
286,68
-12,72
60,73
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
0,00
5000,00
10000,00
15000,00
20000,00
25000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %
Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
17,88
54,22
1,10
22,41
2,83
0,870,69
PROPORSI REALISASI NILAI INVESATSI PMDNWILAYAH PULAU TERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
5,23
7,30
0,987,02
4,03
4,89
0,16
1,91 0,88 0,60
PROPORSI REALISASI NILIA INVESTASI PMDNPROVINSI TERHADAP PULAU
ACEH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
R I A U
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
1-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 3-37a:Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Sumatera Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMA PulauSumatera tahun 20133.395,3 juta US$ ataumenurun sebesar 8,95%dari tahun 2012Nilai relisasi PMA 2013mencapai 11,86% dariPMA nasional atau keduasetelah Jawa Bali, denganPMA terbesarterkonsentrasi di Riau(Gambar 37b)
Gambar 1-37b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
1.009,9
776,1
747,1
2.076,6 3.729,3
3.395,3
-23,15-3,73
177,94
79,59
-8,95
-50
0
50
100
150
200
0,0
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
3.500,0
4.000,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
11,86
61,91
1,749,69
5,241,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
0,53
5,01
0,52
7,37
0,19
2,74
0,13
0,26
0,63
1,78
PROPORSI RELAISASI NILAI PMA PROVINSITERHADAP PULAU
ACEH
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
R I A U
JAMBI
SUMATERA SELATAN
BENGKULU
LAMPUNG
BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
1-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor dan impor nonmigas provinsi di PulauSumatera tahun 2011-2013 cenderung menurun, dalam tiga tahun terkahir nilai ekspor danimpor tumbuh negatif. Kontribusi nilai ekspor non migas Pulau Sumatera tahun 2013 sebesar29,48 persen terhadap total nilai ekspor non migas nasional, dan impor sebesar 12,12 persen.
Gambar 1-38:Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2009-2013. (dalamjuta US$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013)nilai perkembanganekspor non migas pulauSumatera menurunatau melambatdibandingkanpertumbuhan pada tigatahun sebelumnya(2009-2011).
Gambar 1-39:Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2009-2013.(dalam juta US$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kontribusi nilai ekpsor Pulau Sumatera sebesar 29,48 persen terhadap nilai ekspor non migas nasional,
2727
5
38.4
88
51.0
43
45.5
70
44.1
89
41,1132,62
-10,72-3,03
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$ %
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
29,48
46,01
0,2718,11
2,38
0,57
3,17
Kontribusi Ekspor (%)
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
0,08
21,72
5,00
26,39
2,157,45
0,35
8,81
3,6124,44
Kontribusi Ekspor (%)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
1-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
dengan persentase ekspor terbesar di Sumatera adalah Provinsi Riau.
Gambar 1-40:Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Sumatera 2009-2013, (dalam jutaUS$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013)nilai perkembanganekspor dan impor nonmigas pulau Sumateramenurun dibandingkanpertumbuhan tigatahun sebelumnya(2009-2011).
Gambar 1-41:Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2009-2013.(dalam juta US$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian rdagangan
Kontribusi nilai impor Pulau Sumatera sebesar 12,12% terhadap nilai impor nasional, denganpersentase impor terbesar terdapat di Provinsi Kepulauan Riau.
1.5. PERTANIAN
Tanaman Pangan. Wilayah Sumatera merupakan produsen padi terbesar secara nasional,jumlah produksi padi Pulau Sumatera Tahun 2013 (ARAM I) mencapai 16.601.034 ton atau sekitar23,43 persen dari produksi padi nasional, dengan tingkat produktivitas padi sebesar 47,38 kw/ha.Selain padi, jenis tanaman pangan utama dengan produksi cukup tinggi adalah jagung dan kedelai,
1247
1,6
1426
0,9
1722
7,7
1790
8,5
1713
0,9
14,35
20,80
3,95
-4,34
-10
-5
0
5
10
15
20
25
02000400060008000
100001200014000160001800020000
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
12,12
84,28
0,24
2,06 0,46 0,07
0,77
Kontribusi Nilai Impor Pulau Jawaterhadap Nilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
0,16
21,611,04
9,02
1,491,86
0,03
6,29
0,34
58,16
Kontribusi Impor (%)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
1-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
produksi jagung mencapai 3.718.516 ton dan kedelai 80.163 ton, dengan tingkat produktivitasmasing-masing sebesar 50,04 kw/ha dan 13,85 kw/ha.
Gambar 1-42:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah Pulau SumateraTahun 2008-2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Produksi padi tahun2013 (ARAM I) sebesar16.601.034 ton,meningkat 3 persendibanding tahun 2012,dengan produktivitassebesar 47,38 kw/hasedikit meningkat dariproduktivitas tahun2012
Gambar 1-43:Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 1-44:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah SumateraTahun 2008-2013.
43,17
44,13
44,9745,76 45,92
47,38
41,00
42,00
43,00
44,00
45,00
46,00
47,00
48,00
02.000.0004.000.0006.000.0008.000.000
10.000.00012.000.00014.000.00016.000.00018.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/(Ha)
Produksi Produktivitas
23,43
53,98
4,07
6,88
11,10
0,26 0,28P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,86
22,07
14,30
2,654,13
21,65
3,77 19,39
0,18 0,01 Aceh
Sumatera UtaraSumatera barat
Riau
JambiSumatera Selatan
Bengkulu
LampungBangka Belitung
Kepulauan Riau
1-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Sumber: BPS, Tahun 2013
Produksi jagungtahun 2013 (ARAM I)sebesar 3.718.516 ton,menurun 8,09 persendibanding tahun2012, denganproduktivitas sebesar51,66 kw/ha sedikitmenurun dariproduktivitas tahun2012
Gambar 1-45:Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 1-46:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah Pulau SumateraTahun 2008-2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Produksi kedelai tahun2013 (ARAM I) sebesar80.163 ton, menurun9,06 persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar13,85 kw/ha meningkatdari produktivitas tahun2012
Gambar 1-47:Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2013.
3.67
1.75
0
4.08
0.92
8
4.30
0.33
7
4.02
6.80
2
4.04
5.68
9
3.71
8.51
6
44,5345,91
47,3948,76
50,9250,04
3.300.0003.400.0003.500.0003.600.0003.700.0003.800.0003.900.0004.000.0004.100.0004.200.0004.300.0004.400.000
40,00
42,00
44,00
46,00
48,00
50,00
52,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas Produksi
Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha)
20,09
55,31
7,22
1,5215,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurut PulauTahun2013, (%)
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
5,0226,47
14,12
0,810,70
3,97
2,44
46,41
0,03 0,02
Distribusi Produksi Jagung menurut Provinsi diPulau Sumatera Tahun2013, (%)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
130.
530
97.5
36
104.
285
88.1
49
80.1
63
13,19
13,49
12,96
13,53
13,85
12,40
12,60
12,80
13,00
13,20
13,40
13,60
13,80
14,00
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas
1-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Sumber: BPS, Tahun 2013
Tanaman Perkebunan. Pulau Sumatera merupakan produsen komoditas perkebunan terbesar diindonesia, salah satu komoditas unggulan Pulau Sumatera adalah kelapa sawit. Produksi kelapasawit Pulau Sumatera tahun 2013 sebesar 12.933,72 ribu ton, selain kelapa sawit, komoditasperkebunan lainnya yang menjadi unggulan di Sumatera adalah kelapa, karet, dan tebu.
Gambar 1-48:Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2012dan 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Produksi perkebunanterbesar di Sumateraadalah kelapa sawit.Produksi perkebunan2013 menurundibandingkan produksitahun 2012.
Gambar 1-49:Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di WilayahSumatera Tahun 2013.
9,93
67,98
12,26
1,14
7,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurutPulau Tahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
64,42
3,95
1,29
3,98
3,27
10,934,31
7,83 0,02
Distribusi Produksi Kedelai menurutProvinsi di Sumatera Tahun 2013, (%).
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
0,002000,004000,006000,008000,00
10000,0012000,0014000,0016000,0018000,0020000,00
2012 2013*
1-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Wilayah produsen kelapa sawit terbesar di PulauSumatera berada di Riau dan Sumatera Utara.Sementara untuk produksi kopi terbesar diSumatera Selatan dan Lampung, dan karet diSumatera Selatan dan Sumatera Utara.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Peternakan: Populasi ternak besar di Pulau Sumatera terbesar adalah kambing dengan jumlahpopulasi tahun 2013 mencapai 4.199.903 ekor, selanjutnya diikuti sapi, dan babi dengan populasimasing-masing 3.131.862 ekor dan 2.023.521 ekor. Sementara untuk jenis ternak unggas populasiterbesar adalah jenis ayam ras pedaging, dengan populasi tahun 2013 sebesar 197.266.364 ekor.
Gambar 1-50:Perkembnagan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perkembanganjumlah populasiternak besar dalamtiga tahun terakhircenderung meningkat;
Jenis ternak besardengan populasiterbesar adalahkambing, sapi danbabi
Tabel 1-3:Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013.
Provinsi Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
0,001000,002000,003000,004000,005000,006000,007000,00
Kelapa Sawit
0,0020,0040,0060,0080,00
100,00120,00140,00160,00
Kopi
0,00100,00200,00300,00400,00500,00600,00
Karet
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
4.500.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
1-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Aceh 531.033 169.945 615.220 168.466 2.331 4.341Sumatera Utara 626.892 139.701 805.065 409.375 3.138 947.414Sumatera Barat 374.275 117.905 267.655 6.241 2.234 49.822Riau 197.612 42.383 214.707 4.769 - 61.593Jambi 151.612 57.634 501.656 77.746 215 71.625Sumatera Selatan 277.165 36.191 370.510 35.986 377 29.924Bengkulu 112.071 22.325 303.117 5.169 29 11.228Lampung 834.377 33.987 1.089.176 93.256 243 67.920Bangka Belitung 9.385 273 9.228 127 26 497.498Kepulauan Riau 17.440 10 23.569 - - 282.156P. SUMATERA 3.131.862 620354 4199903 801135 8593 2023521
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Gambar 1-51:Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013, (dalamekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013.
Perkembanganpopulasi ternakunggas dalam limatahun terakhircenderung meningkat;Ternak unggasdengan populasiterbesar adalah jenisayam ras pedagingPenyebaran populasiayam ras pedagingterdapat di SumateraUtara dan Riau.
Tabel 1-4:Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013, (ribu ekor).
ProvinsiAyam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
Populasi Populasi PopulasiAceh 3.185.354 289.446 2.400.574
0
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
1-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Sumatera Utara 44.790.497 12.455.592 2.848.329Sumatera Barat 18.137.208 8.455.808 1.249.316Riau 39.883.405 141.033 357.148Jambi 12.368.640 803.263 1.324.464Sumatera Selatan 23.038.246 6.336.878 1.442.855Bengkulu 6.796.947 75.974 137.468Lampung 27.963.200 8.724.286 642.761Bangka Belitung 13.745.408 77.627 34.573Kepulauan Riau 7.357.459 597.574 117.982P. SUMATERA 197.266.364 37.957.481 10.555.470
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perikanan dan Kelautan. Tingkat perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidayatahun 2012 di Pulau Sumatera rata-rata meningkat, Produksi perikanan tangkap 2012 mencapai1.728.565 ton dan perikanan budidaya 1.077.840 ton meningkat dibandingkan produksi tahunsebelumnya. Produksi perikanan tangkap terbesar di Pulau Sumatera berasal dari perikanantangkap laut, sementara untuk produksi perikanan budidaya terbesar jenis perikanan budidayalaut dan kolam.
Gambar 1-52:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Sumatera Tahun2008-2012, (dalam ton).
Sumber: BPS, Tahun 2012
Produksi perikanan diPulau Sumatera rata-rata meningkat setiaptahunnya, denganproduksi perikananterbesar berasal dariperikanan tangkap
Gambar 1-53:Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah Sumatera terhadap ProduksiPerikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalam persen).
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 625.582 597.042 698.231 845.462 1.077.840
Perikanan Tangkap 1.719.559 1.538.103 1.481.798 1.657.717 1.728.565
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
2.000.000
Ton
1-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Produksi perikanantangkap PulauSumatera tahun 2013mencapai 1.728.565ton atau sekitar 29,65persen dari produksiperikanan tangkapnasional;
Produksi perikananbudidaya wilayahPulau Sumatera tahun2013 mencapai1.077.840 ton atausekitar 11,14 persendari produksibudidaya nasional;
Sumber: BPS, Tahun 2012
Gambar 1-54:Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun2012, (dalam persen).
Produsen perikanantangkap terbesar diPulau Sumatera beradadi Provinsi SumateraUtara
29,65
21,22
3,47
9,41
17,41
11,81
7,03
Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,80
4,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
8,68%
32,58%12,03%
6,46%3,13%
5,53%
2,66%
8,70%
11,72% 8,52%
Perikanan Tangkap
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
1-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Sumber: BPS, Tahun 2012
Produsen perikananbudidaya terbesar diPulau Sumateraterdapat di ProvinsiSumatera Selatan
Tabel 1-5:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau SumateraTahun 2008-2012, (dalam Ton).
Tahun Perikanan Tangkap Perikanan budidaya
PerikananLaut
Perairanumum
Budidaya Laut Tambak Kolam Karamba Sawah JaringApung
2008 1.420.489 299.070 7.533 66.066 191362 34.041 31529 95051
2009 1.435.778 102.325 11.403 16.451 212817 43.348 33000 80023
2010 1.367.293 114.505 29.017 88.101 296191 46.331 30873 107718
2011 1.526.720 130.997 24.023 86.928 413296 51.260 45524 124431
2012* 1.582.293 146.272 33.748 63.221 564440 97.269 31109 188053
Sumber: BPS, Tahun 2012;
1.6. KEUANGAN DAERAH
Keuangan Daerah, Kondisi keuangan daerah digambarkan dengan beberapa indikator,diantaranya dengan komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), Rasio Kemandirian Daerah, RasioBelanja Pegawai terhadap total Belanja Daerah, Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadaptotal belanja daerah, dan Rasio belanja modal terhadap total belanja daerah. Nilai realisasi PADseluruh provinsi cenderung meningkat dari nilai PAD tahun 2010, dengan nilai realisasi PADterbesar di Provinsi Aceh dan terrendah di Kepuluan Bangka Belitung. Sementara untuk tingkatkemandirian keuangan daerah, hampir seluruh provinsi mengalami indikator untuk provinsi diPulau Sumatera menurun dibandingkan tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerahseluruh provinsi menurun kecuali untuk Provinsi Riau, dan rata-rata masih berada dibawah rata-rata nasional, kecuali Sumatera Utara dan Lampung.
Gambar 1-55:Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam Juta rupiah).
3,86%13,38%
16,83%
6,38%3,46%
37,57%
4,17%
11,20%
0,75%
2,41%
Perikanan BudidayaAceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
1-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-56:Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 1-57:Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
PAD 2010 PAD 2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
1-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-58:Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsiTahun 2010 dan 2013.
Gambar 1-59:
Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan2013, (dalam persen).
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
1-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
1.7. INFRASTRUKTUR WILAYAH
Infrastruktur Jalan: Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 di wilayahPulau Sumatera, mencapai 173.314 km meningkat sebesar 32.979 km dari tahun 2005, denganpeningkatan panjang jalan terjadi di hampir diseluruh provinsi. Kondisi tingkat kerapatan jalan(Road Density) pada tahun 2013 di wilayah Pulau Sumatera sebesar 0,29 km/km2 lebih tinggi darirata-rata tingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²), dengan kerapatan tertinggi di ProvinsiLampung dan Kepulauan Riau. Sementara dari kualitas jalan negara di wilayah Sumatera dengankondisi mantap (baik+sedang) mencapai 89 persen sedikit menurun dibandingkan tahun 2011.
Gambar 1-60:Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2005 dan2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan diwilayah Sumateratahun 2013 mencapai122.288 km ataumeningkat 6.886 kmdari tahun 2005. .
Gambar 1-61:Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2005 dan
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
141335
174314
020000400006000080000
100000120000140000160000180000200000
2005 2013
Negara
Provinsi
Kab / Kota
Jumlah
1-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan diseluruh provinsi diPulau Sumaterameningkat darikondisi tahun 2005,peningkatan tertinggidi Provinsi Lampung
Gambar 1-62:Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau SumateraTahun 2013, (dalam Km/Km2).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Tingkat kerapatan jalandi Pulau Sumaterailebih tinggi dari rata-rata kerapatan jalannasionl,
Tingkat kerapatan jalantertinggi di PulauSumatera terdapat diProvinsi Kepulauan Riaudan Lampung
Gambar 1-63:Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2011 dan 2013,(dalam Km).
05.000
10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.000
2.005 2013
0,32
0,49
0,46
0,24
-
0,20
0,15
0,29
0,39
0,20
0,39
0,50
0,54
0,28
0,58
0,26
0,26
0,18
0,42
0,56
0,30
- 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Nasional
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Provinsi (km/km2)_2013 Provinsi (km/km2)_2005
1-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Kondisi kualitas jalandi Pulau Sumaterahingga tahun 2013sebagian besardalam kondisi mantab(baik+sedang)
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Perkembangan produksi energy listrik PLN dalam empat tahun terakhir (2010-2013) mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya, produksi energi listrik tahun 2013tercatat sebesar 33.244,63 MGw meningkat sebesar 7,70 persen dari tahun sebelumnya. Sebagianbesar produksi energi listrik bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) danPembangkit Listri Tenaga Disel (PLTD). Kondisi ketersediaan listrik di Pulau Sumatera masihsangat terbatas, dimana rasio elektrifikasi Pulau Sumatera tahun 2013 tercatat sebesar 76 persenmasih berada dibawah rata-rata rasio elektrifikasi nasional, dan KWh jual perkapita masih jauhdibawah rata-rata KWh jual perkapita nasional.
Gambar 1-64:Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Sumatera dan Nasional Tahun 2009-2013,(dalam persen).
Rasio elektrifikasi diPulau Sumatera tahun2013 mencapai 76persen menurun daritahun 2012
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
53%36%
6% 5%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
43%
46%
7% 4%2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
66,52
69,59
78,62
80,96
76,0
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. SUMATERA
1-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013, (dalampersen).
Rasio elektrifikasi diPulau Sumateratertinggi di ProvinsiAceh dan SumateraUtara
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 1-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2013,(KWg/Kapita).
KWh perkapita diWilayah PulauSumatera rata-ratamasih dibawah rata-rata KWh perkapitanasional, dengan KWhperkapita tertinggi diProvinsi SumateraUtara
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 1-67:
78,06
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
0,00100,00200,00300,00400,00500,00600,00700,00800,00
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
1-38 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2010-2013, (dalamMGh).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrik diPulau Sumatera dalamempat tahun terkahirmengalami peningkatansetiap tahunnya, atautumbuh sebesar 9,65persen per tahun
Gambar 1-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau Sumatera Tahun2013, (dalam persen).
Sumber : Data Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrikdi Pulau Sumaterasebagian besar diproduksi dari PLTDdan PLTU
1.8. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Wilayah Sumatera berdasarkanKeputusan Menteri Kehutanan sekitar 24.367.526,33 hektar atau 19,38 persen dari total luaskawasan hutan Indonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi dan hutan lindung.Penyebaran hutan produksi terbesar di Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Jambi. Luas lahan kritisdi wilayah Sumatera tahun 2011 menurun seluas 364.409 ha, dan kondisi hutan mangrove diSumatera sebagian besar dalam kondisi baik, penyebaran hutan mangrove terbesar di di ProvinsiSumatera Selatan dan terrendah di Provinsi Jambi.
25.225,3827.865,74
30.867,5133.244,63
-
5.000,00
10.000,00
15.000,00
20.000,00
25.000,00
30.000,00
35.000,00
2010 2011 2012 2013
P. SUMATERA
14,33
23,06
18,4913,57
3,20
25,92
1,44
P. SUMATERA
PLTAPLTUPLTGPLTGUPLTPPLTDPLTMGPLT Surya
1-39Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Gambar 1-69:Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan 2009 diWilayah Pulau Sumatera Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Luas kawasan hutan danperairan di WilayahPulau Sumtera 19,38persen dari luas kawasanhutan nasional, dansebagian besarmerupakan hutanproduksi dan hutanlindung
Tabel 1-6:Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurut Provinsidi Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI
Luas (ha)Persen
TerhadapPulau
HutanKonservasi
Perairan
HutanKonservasi
Daratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
Sumatera Utara 0 477.070 1.967.720,00 1.297.330,00 3.742.120,00 15,36Sumatera Barat 37.164 769.775 593.819,00 791.671,00 2.192.429,00 9,00Riau 0 617.209 6.291.022,00 213.113,00 7.121.344,00 29,22Kepulauan Riau 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00Jambi 0 686.095 1.241.758,00 179.926,00 2.107.779,00 8,65
Bengkulu 0 462.965 210.916,00 250.750,00 924.631,00 3,79Sumatera Selatan 59.730 739.817 2.097.471,09 585.649,14 3.482.667,65 14,29Kep. Bangka Betitung 0 35.454 433.577,00 185.531,00 654.562,00 2,69Lampung 0 462.030 225.090,00 317.615,00 542.705,00 2,23SUMATERA 307.902,45 5.099.929,86 13.775.232,04 5.646.491,98 24.367.526,33
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
1,26
20,93
56,53
23,17
SUMATERA
Hutan Konservasi Perairan
Hutan Konservasi Daratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
1-40 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Tabel 1-7:Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2007 dan2011, (dalam hektar).
Provinsi2007 2011
2007-2011KritisSangatKritis
Jumlah KritisSangatKritis
Jumlah
Aceh 395.680 67.343 463.023 623.665 121.290 744.955 (281.932)
Sumatera Utara 1.526.959 434.767 1.961.726 854.610 280.731 1.135.341 826.385
Sumatera Barat 239.433 169.598 409.031 419.524 90.453 509.977 (100.946)
Riau 2.306.659 108.356 2.415.015 739.935 100.723 840.658 1.574.357
Jambi 614.117 4.774 618.891 341.685 1.078.917 1.420.602 (801.711)
Sumatera Selatan 2.085.364 739.485 2.824.849 3.668.355 217.707 3.886.062 (1.061.213)
Bengkulu 545.219 163.730 708.949 531.470 111.117 642.587 66.362
Lampung 339.055 186.408 525.463 512.168 77.061 589.229 (63.766)
Kep. Bangka Belitung 261.615 314.843 576.458 88.212 26.624 114.836 461.622
Kep. Riau - - - 24.519 230.230 254.749 254.749
P. SUMATERA 8.314.101 2.189.304 10.503.405 7.804.143 2.334.853 10.138.996 364.409
%_NASIONAL 35,67 31,77 34,78 35,43 44,31 37,15
Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
Tabel 1-8:Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2012.
Provinsi Luas (Ha)
Kondisi (%) ProporsiTerhadapTotal (%)Baik Sedang Rusak
TidakTeridentifkasi
Aceh 52047,45 40,4 45,18 13,73 0,69 8,17Sumatera Utara 178883,9 15,5 50,91 33,59 - 28,09
Sumatera Barat 42105,91 70 - 30 - 6,61Riau 63849,85 10,74 0,03 1,31 87,92 10,03Jambi 12255,6 15,6 67,4 17 - 1,92Sumatera Selatan 131704,72 8,03 5,51 86,46 - 20,68Bengkulu 11799,15 57,05 41,38 1,57 - 1,85Lampung 21643,9 52,64 11,02 36,34 - 3,40
Kep. Bangka Belitung 101129,99 96,59 1,6 1,81 - 15,88Kep. Riau 21375 100 3,36P. SUMATERA 636795,47 -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Sumatera dengan kondisi rusakpada tahun 2007 menurun dibandingkan tahun 1999, namun jumlah DAS dengan penanganansuper prioritas tahun 2007 sebanyak 16 DAS meningkat dari tahun 1999. Sementara persentasejumlah desa yang mengalami pencemaran udara, air, dan tanah pada tahun 2011 menurundibandingkan tahun 2005 dan 2008. Tingkat kerusakan kawasan hutan selama periode tahun2011-2012 mencapai 273.565,9 ha yang sebagian besar terdapat di Provinsi Jambi, Sumatera Utara,dan Sumatera Barat.
1-41Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Tabel 1-9:Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah Pulau Sumatera Tahun 2007.
Provinsi
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
Tahun 1994/95 - 1998/99 Tahun 1999/2000 - 2007Super
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
JumlahSuper
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
Jumlah
Aceh Darussalam 2 14 33 49 2 3 10 15Sumatera Utara 1 13 28 42 4 20 2 26Sumatera Barat - 5 22 27 2 3 3 8Riau 6 22 28 3 2 23 28Jambi 1 1 4 6 1 0 5 6Kep. Riau - - - - - - - -Bengkulu - 7 24 31 1 5 2 8SumateraSelatan
1 4 4 9 1 1 6 8
Bangka Belitung - - - - - - - -Lampung - 9 13 22 2 3 3 8P. SUMATERA 5 59 150 214 16 37 54 107
sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 1-10:Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsi dan JenisGangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011.
ProvinsiAir Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011Aceh 9,62 6,3 4,49 2,73 1,01 0,49 3,35 2,58 2,24Sumatera Utara 6,59 4,13 3,92 1,3 0,52 0,48 6,94 3,19 2,64Sumatera Barat 7,1 5,74 7,55 1,89 1,73 0,87 4,44 3,14 4,94Riau 10,39 7,79 7,79 1,27 0,44 0,54 18,76 4,61 5,5Jambi 11,01 5,22 8,16 1,46 0,69 0,22 3,64 2,99 2,19Sumatera Selatan 7,56 4,51 4,39 0,9 0,78 0,53 3,17 1,66 2,35Bengkulu 4,08 4,15 5,63 0,41 0,3 1,52 2,7 2,74 3,78Lampung 6,94 5,64 4,22 0,55 0,3 0,49 6,16 5,34 5,52Kep. Bangka Belitung 39,25 21,22 21,61 17,13 5,81 7,76 3,74 2,62 1,94Kep Riau - 4,29 3,68 - 0,92 0,85 - 4,29 1,42INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78
Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
1-42 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sumatera 2014
Tabel 1-11:Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sumatera Periode Tahun2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAPHPK
TIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HP
Aceh 4.097,60 2.807,60 79,1 3.250,80 - 11.229,60 21.464,70
Sumatera Utara 4.832,20 9.100,30 9.558,20 10.006,40 - 12.898,70 46.395,90
Riau 13.254,60 6.175,90 14.880,30 -25.389,00 14.014,80 8.092,30 31.028,90
Sumatera Barat 3.125,60 7.002,80 6.305,00 10.474,70 3.141,50 14.732,00 44.781,50
Jambi 294,6 1.073,10 8.722,40 44.729,80 - 10.914,30 65.734,20
Sumatera Selatan 597,7 800,4 974,9 14.640,00 230,6 6.823,90 24.067,50
Kep. Bangka Beutung 304,4 4.647,90 - 6.017,60 - 6.583,90 17.553,80
Bengkulu 3.969,60 2.160,00 4.452,00 450,5 - 5.712,90 16.745,10
Lampung 297,9 135,9 - - - 651,2 1.085,00
Kep. Riau 493,1 1.152,80 249,6 - 1.703,20 1.110,70 4.709,30
SUMATERA 31.267,30 35.056,70 45.221,50 64.180,80 19.090,10 78.749,50 273.565,90
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Pulau
JAWA-BALI
2-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
2.1. KEPENDUDUKANKependudukan.Kondisi kependudukan di Wilayah Pulau Jawa-Bali digambarkan dengan jumlahpenduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkat kepadatanpenduduk. Penduduk Pulau Jawa-Bali tahun 2013 sebesar 146.042 ribu jiwa bertambah sebanyak5.101 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,19persen per tahun, dengan kepadatanpenduduk 1.097 jiwa/km2.
Gambar 2-1:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) di WilayahPulau-Jawa BaliTahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
PendudukPulauJawa-Balidalam 3 tahunterakhirbertambahsebanyak 5,1 jutajiwa atau 1.700jiwa per tahun,atau tumbuhsekitar 1,19 persenper tahun
Gambar 2-2:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Jumlah pendudukprovinsi di PulauJawa-Bali rata-rata meningkat,pertumbuhanpenduduktertinggi diProvinsi JawaBarat dan Banten
1,73
1,19
1,48
2,12
1,47 1,531,65
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
ribu jiwa %
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuhan Nasional_2013
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
05.000
10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.000
DKI Jakarta Jawa Barat Banten JawaTengah
D.I.Yogyakarta
Jawa Timur Bali
Penduduk(ribu Jiwa)
Pertumbuhan(%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2013 Pertumbuhan Penduduk_2010Pertumbuhan Penduduk Nasional_2013
PEMBANGUNAN DAERAH Jawa Bali 2014
Pertumbuhan Nasional_2013
2-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-3:Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Jawa-Bali terhadap Nasional Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
58,69 persen penduduk Indonesia terkosentrasi di Pulau Jawa-Bali dengan jumlah penduduk tahun 2013sebesar 146.042 ribu jiwa , dengan konsentrasi penduduk terbesar di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Jawa Tengah.
Gambar 2-4:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Pulau Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
KepadatanpendududukPulau Jawa- Balipaling tinggidiantara pulaulainnya, yaitumencapai 1.097jiwa/km2
21,52
58,69
3,88
5,93 7,32
1,101,22
Distribusi Penduduk menurut PulauTahun 2013.
Sumatera
Jawa Bali
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
6,83
31,05
7,8422,782,46
26,27
2,78
Didtribusi Penduduk menurutProvinsi di Pulau Jawa Bali Tahun
2013
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
106
1.042
13725
9233
7
111
1.097
188
2797
357130
0
500
1.000
1.500
Sumatera Jawa Bali NusaTenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Kepa
data
n (j
iwa/
Km2)
Kepadatan Penduduk_2010Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk Nasional_2013
2-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-5a:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Pulau Jawa-BaliTahun 2010 dan 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Kepadatanpenduduktertinggi di PulauJawa-Bali diProvinsi DKIJakarta mencapai15.015 jiwa/km2
Gambar 2-5b:Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Rasioketergantunganprovinsi di PulauJawa- Bali rata-rata masihdibawah rasioketergantungannasional
2.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Jawa-Balidigambarkandengan perkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yang bekerja,pengangguran terbuka, dan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan, tingkat pendidikan, danlapangan usaha. Kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Jawa-Bali pada Februari 2014 menunjukkanadanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlahpenduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran.
14.518
1.222
1.106
989
1.107
786
676
15.015
1.282
1.185
1.014
1.147
803
702
0 5.000 10.000 15.000 20.000
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Kepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk_2010
38,748,4 47,1 48,7 45,1 44,9 46,2
49,3
0
10
20
30
40
50
60
Aceh SumateraUtara
SumateraBarat
Riau KepulauanRiau
Jambi SumateraSelatan
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013 Rasio Ketergantungan Nasional
2-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-6:Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Penduduk usia kerjaJawa Bali sebesar109.144.942 jiwa atau60,24 % dari pendudukusia kerja nasional;Selama periode 2008-2014 penduduk usiakerja bertambahsebanyak 6.755.369jiwa atau rata-ratameningkat sebesar1,07 % setiaptahunnya; danPenduduk usia kerjaterbesar terdapatJawa Barat, JawaTimur dan JawaTengah.
Gambar 2-7:Penduduk Usia Kerja berdasarkandi Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2014 (Februari), dalampersen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
60,24 persen penduduk usia kerja terkonsentrasi di Pulau Jawa-Bali, dan sebagian besar terdapat di ProvinsiJawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
102.389.573 109.144.942
1,28
0,22 0,27
1,001,25
2,42
98.000.000
100.000.000
102.000.000
104.000.000
106.000.000
108.000.000
110.000.000
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82
7,12
3,601,01
1,47
Sebaran Penduduk Usia Kerja Menurut PulauTahun 2014 (Februari)
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. NUSA TENGGARA
P. MALUKU
P. PAPUA
6,94
30,30
22,892,59
26,92
7,55 2,81
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutProvinsi di Pulau Jawa Bali Tahun 2014
(Februari).
D.K.I. Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
2-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-8:Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Tingkat pendidikan Penduduk Usia kerja di Pulau Jawa-Bali tergolong masih rendah, sekitar 46,06 %merupakan tamatan SD dan 22,1 % tamatan SMTP. Namun terjadi peningkatan untuk tamatan
pendidikan SMTP, SMTA dan Universitas pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2008.
Gambar 2-9:Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menururt Provinsidi Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2014 (Februari), dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Proporsi tamatanpendidikan pendudukusia kerja diseluruhprovinsi masih rendah,sebagian besarmerupakan tamatanSD, kecuali ProvinsiDKI Jakarta dan DI.Yogyakarta.
52,1621,82
20,25
2,35 3,42
SDSMTPSMTADiploma I/II/III/Akademi
46,06
22,1
23,84
2,26 5,74
SDSMTPSMTA KejuruanDiploma I/II/III/ Akademi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
18,41
46,82 52,95
29,1050,21
40,20 41,89
42,33
23,64 18,70
36,20
20,8427,40 29,88
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
2-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-10:Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di Wilayah Jawa-Bali Menurut Tahun 2009 dan 2014 (Februari), dalam persen.
Tingkat PartisipasiAngakat Kerja(TPAK) hampirseluruh provinsi diPulau Jawa- Baliantar 2009 dan 2014meningkat, kecuali diProvinsi Banten danBali.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Gambar 2-11:Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Jumlah penduduk bekerja di Pulau Jawa- Bali meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, Sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara nominal (jumlah) maupunpersentasenya terhadap total angkatan kerja wilayah atau tingkat pengangguran terbuka(TPT);Perkembangan TPT di Pulau Jawa- Bali menurun dari tahun 2008-2014, namun kondisi penganggurandi Jawa- Bali masih diatas TPT nasional.
69,17
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
D.K.I.
Jakarta
Jawa Barat Jawa
Tengah
D.I.
Yogyakarta
Jawa Timur Banten Bali P.
JAWA+BALI
TPAK 2009 (%) TPAK 2014 (%) TPAK 2014 Nasional (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
60000000
70000000
80000000
jiwa persen
Angkatan Kerja_Wilayah(jiwa)
PendudukBekerja_Wilayah (jiwa)
Pengangguranterbuka_Wilayah (jiwa)
Tingkat PengangguranTerbuka_Wilayah (%)
Tingkat PengangguranTerbuka_nasional (%)
2-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-12:Perkembangan Ketenagakerjaan Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Kondisi pengangguran di Pulau Jawa- Bali, 3 provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten) dengantingkat pengangguran tinggi atau diatas nasional.
Gambar 2-13:Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Pulau Jawa-Bali, Tahun 2014(Februari). dalam persen.
59,71 % dari total angkatankerja nasional terkonsentrasidi Pulau Jawa-Bali, denganpertambahan rata-rata1,45 % setiap tahunnya;Penyebaran angkatan kerja diPulau Jawa- Bali sebagianbesar terkonsentrasi diProvinsi Jawa Barat, JawaTengah, dan Jawa Timur
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
5,706,37
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali
jiwa persen
Angkatan Kerja Wilayah Penduduk Bekerja WilayahPengangguran Terbuka Wilayah Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi (%)Tingkat Pengagguran Terbuka Nasional Tingkat Pengangguran terbuka Wilayah
6,93
28,45
23,672,72
27,69
7,32
3,22
D.K.I. Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
2-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-14:Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Jawa-Bali, Tahun 2008dan 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Kualitas pendidikan angkatan kerja di Pulau Jawa Bali masih tergolong rendah, sebagian besar masihtamatan SD; dan Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian, sektor perdaggangan, dan
industri pengolahan.
Gambar 2-15:Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali, Tahun2014 (Februari).
Kualitas pendidikanangkatan kerja diProvinsi DKI Jakartadan DI Yogyakartarelatif lebih baikdibandingkanprovinsi lainnya,sebagian besartamatan SMTA keatas.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
52,32
18,62
21,73
2,86 4,47
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
46,17
18,23
25,77
2,517,32
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
D.K.I.Jakarta
Jawa Barat JawaTengah
D.I.Yogyakarta
JawaTimur
Banten Bali
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
2-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-16:DistribusiPenduduk BekerjaMenurut Provinsidi Wilayah Jawa-Bali, Tahun 2014 (Februari).
Penyebaran pendudukbekerja terbesar diWilayah Jawa Bali diProvinsi Jawa Barat,Jawa Tengah, danJawa Timur.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Gambar 2-17:Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Jawa-Bali menurut Lapangan Usaha Utama,Tahun 2014 (Februari).
Penyerapan tenagakerja terbesar di PulauJawa- Bali masihtergantung pada sektorpertanian, sektorperdaggangan, dansektor industripengolahan.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
6,68
27,75
23,912,84
28,38
7,05
3,39
D.K.I. Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
26,09
0,71
17,94
0,27
6,95
24,62
4,61
3,33 15,48
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan
Jasa
2-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-18:Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi di WilayahPulau Jawa-Bali, Tahun 2014 (Februari).
Penduduk yang bekerjahampir diseluruhprovinsi di Pulau JawaBali masih tertumpu disektor pertanian,perdaggangan, danindustri pengolahan,kecuali DKI Jakartadominan di sektorperdaggangan, dansektor keuangan.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Gambar 2-19:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun2009-2014 (Februari).
Jumlahpengangguranterbuka danTingkatPengangguranTerbuka (TPT) diPulau Jawa Balimenurun dalamkurun waktu 2008-2014, denganpersen penurunanrata-rata 0,44 %per tahun;Kondisi TPT masihtergolong tinggimasih tinggidibandingkan rata-rata TPT nasional.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
0102030405060708090
100
listrik, gas dan air pertambangan jasakeuangan angkutan & komunikasi perdagganganbangunan industri pengolahan pertanian
6.20
1.35
3
5.77
4.92
4
5.31
2.37
6
5.08
8.72
4
4.78
4.35
1
4.84
6.55
0
4.76
9.86
9
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,0010,00
0
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
7.000.000
PengengguranTerbuka (jiwa) TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
2-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-20:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali, Tahun 2008-2014 (Februari).
Tingkat Pengangguranprovinsi di Pulau Jawa-Bali seluruh Provinsicenderung menurun,3 Provinsi yaituBanten, Jawa Barat,dan DKI Jakartadengan TingkatPengangguranTerbuka diatas rata-rata TPT nasional
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Gambar 2-21:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Jawa-Bali, 2014 (Februari).
Kualitas pendidikanpengangguran terbukadi Pulau Jawa-Bali,tergolong masih rendah,sebagian besar (> 50%)masih tamatan SD danSMP.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
%
D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten
Bali P. JAWA+BALI NASIONAL
1,85
8,94
21,26
26,39
22,89
12,52
2,14 4,02
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
2-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-22:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Jawa-Bali, 2014 (Februari).
Komposisi pendidikanpengangguran terbukamasih dominan tamatanSD-SMP, kecuali di DKIJakarta, DI. Yogyakarta,dan Bali lebi dominantamatan SMA ke atas.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
2.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Wilayah Pulau Jawa Bali dapat di gambarkan denganindikator kesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi (AKB),kondisi gizi buruk;indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup (AMH), Rata-rata LamaSekolah (RLS);Indeks Pembangunan Manusia (IPM);Kemiskinan; dan ketimpangan pendapatan(Gini Rasio).
Gambar 2-23:Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali,Tahun 2008-2013.
Perkembangan UmurHarapan Hidup(UHH)antarprovinsi diPulauJawa-Balidalamlima tahun terakhirmenunjukan perbaikanuntuk seluruh provinsi, 2provinsi (Banten danJawa Barat) dengan UHHmasih dibawah UHHnasional.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
DKI Jakarta Jawa Barat JawaTengah
DI.Yogyakarta
Jawa Timur Banten Bali P.JAWA+BALI
Universitas Universitas Diploma I/II/III AkademiSMK SMU Sekolah Menengah PertamaSekolah Dasar Tidak/Belum Tamat SD Tidak/Belum Pernah Sekolah
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
2008 2009 2010 2011 2012 2013
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa TengahD.I Yogyakarta Jawa Timur Banten
2-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-24:Persentase Kelahiran Balita dengan Penolong Kelahiran Terakhir menurut Provinsi di WilayahPulau Jawa Bali Tahun 2012.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPSKeterangan: Tenaga Medis (dokter, bodan dan tenaga medis lainnya)Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Proses kelahiranBalita terakhir diJawa-Bali2012sebagian besarditolong tenagamedis (> 80%) dandiatas rata-ratanasional, kecualiProvinsi Jawa Barat,Banten, dan JawaTimur.
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di wilayah Pulau Jawa-Bali selama 2008-2013ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH), danAngka Partisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Wilayah Pulau Jawa-Bali dalamkurun waktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan dan meningkatsetiap tahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-rata nasional.
Gambar 2-25:Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali,Tahun 2008-2013.
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah(RLS) seluruh provinsimeningkat dan rata-rata di atas RLSnasional, kecualiProvinsi Jawa Timurdan Jawa Tengah.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS Tahun 2013
98,45
75,23 77,9690,55
100,01
74,20
97,56
1,56
24,78 22,039,44 6,85 2,45
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Tenaga Medis Provinsi_2012 Non Tenaga Medis Provinsi_2012Tenaga Medis Nasional_2012
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
2008 2009 2010 2011 2012 2013DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah
D.I Yogyakarta Jawa Timur Banten
2-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-26:Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali,Tahun 2008-2013.
Perkembangan AMH,seluruh provinsi diPulau Jawa- Balimeningkat, namun 4provinsi (jawa tengah,Jawa Timur, DIY, danBali)dengan kondisiAMH rendah (dibawahratarata AMHnasional)
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
Tabel2-1:Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi Tahun 2008 dan 2013.
Provinsi2008 2013
2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24
DKI Jakarta 98,82 90,53 61,86 17,75 99,35 95,28 65,54 19,45 0,53 4,75 3,68 1,70
Jawa Barat 98,24 81,00 47,58 10,54 98,86 89,20 59,37 17,20 0,61 8,19 11,79 6,66
Banten 97,75 81,28 50,35 11,66 98,60 90,90 62,31 17,73 0,84 9,62 11,95 6,07
Jawa Tengah 98,83 84,27 53,36 10,55 99,28 90,73 59,81 17,43 0,45 6,46 6,45 6,89
DI Yogyakarta 99,62 92,91 72,46 43,47 99,96 96,71 81,50 46,73 0,34 3,80 9,04 3,26
Jawa Timur 98,63 86,54 58,14 11,63 99,06 92,87 62,11 19,29 0,43 6,33 3,96 7,65
B a l i 98,45 88,07 63,36 13,53 99,27 95,83 73,95 19,48 0,83 7,75 10,59 5,95
INDONESIA 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, Tahun 2013
75
80
85
90
95
100
2008 2009 2010 2011 2012 2013
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa TengahD.I Yogyakarta Jawa Timur BantenB A L I Nasional
2-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Kemiskinan:Tahun 2014 (Maret), sekitar 55,51 persen jumlah penduduk miskin nasionalterkonsentrasi di Pulau Jawa-Bali. Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskindi Pulau Jawa-Bali menunjukan penurunan setiap tahunnya, dengan rata-rata penurunantingkat kemiskinan sebesar 0,78 persen per tahun.
Gambar 2-27:Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Sumber: Susenas (Maret), BPS Tahun 2014
Jumlah pendudukmiskin wilayah PulauJawa-Bali tahun 2014sebesar sebanyak15.697 ribu jiwa atausebesar 55,51 persendari total pendudukmiskin nasional
Gambar 2-28:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Jawa-Bali, Tahun 2008-2014.
Sumber: Susenas (maret), BPS Tahun 2014
Kondisi kemiskina diwilayah Pulau Jawa-Bali tahun 2014sebanyak 15.697ribu jiwa atau 4.949ribu jiwa dari tahun2008;Pengurangan rata-rata sebanyak749,08 ribu jiwa pertahun, denganpersentasekemiskinan menurunrata-rata 0,72 % pertahun.
21,48
55,51
6,42
3,487,62
1,41 4,08P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
20.1
91,6
9
18.6
10,5
9
17.4
94,7
5
16.9
27,5
4
15.9
83,5
2
15.7
33,4
6
15.6
97
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
10.000,00
12.000,00
14.000,00
16.000,00
18.000,00
20.000,00
22.000,00ribu jiwa persen
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan WilayahTingkat Kemiskinan_Nasional
2-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-29:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali, Tahun 2008-2014.
Tingkat kemiskinanseluruh provinsi di PulauJawa Bali menurun daritahun 2008 hingga 2014,namun tingkatkemiskinan di ProvinsiDI. Yogyakarta, JawaTenga, dan Banten masihtinggi dan berada diatastingkat kemiskinannasional.
Sumber: Susenas (Maret), BPS 2014
Gambar 2-30:Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2013.
Perkembangankualitas sumberdayamanusia provinsi diJawa-Bali dari tahun2008 - 2013terusmengalamipeningkatan dan rata-rata nilai IPM provinsiberada di atas IPMnasional, kecualiprovinsi Banten, JawaBarat, dan Jawa Timurmemiliki nilai IPMlebih rendah dari IPMnasional.
Peningkatan IPM iniseiring denganmeningkatnya darikomponen pembentukIPM (UHH, RLS, AMH,dan pengeluaranperkapita)
Sumber: Riskesdas, tahun 2007 dan 2010
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
DKI Jakarta Jawa Barat Jawa TengahDI Yogyakarta Jawa Timur BantenBali Indonesia
68
70
72
74
76
78
80
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (BPS) 31. DKI Jakarta 32. Jawa Barat33. Jawa Tengah 34. Yogyakarta 35. Jawa Timur36. Banten 51. Bali
2-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
2.4. PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Daerah. Kondisi perekonomian daerah Pulau Jawa-Bali dalam lima tahun terakhirditunjukan dengan laju pertumbuhan ekonomi, perkembangan struktur ekonomi menurutlapangan usaha, PDRB Perkapita, dan nilai Ekspor-Impor. Kondisi perekonomian Pulau Jawa-Balidalam lima tahun terakhir tumbuh positif dan mengalami percepatan dalam pertumbuhanekonomi. Seluruh sektor tumbuh positif, sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dansekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa-Bali adalah sektor adalah dengan sektorlistrik, gas dan air bersih, dan sektor perdagangan, dan Pulau Jawa-Bali menyumbang sebesar59,42 persen terhadap pembentukan PDB nasional.
Gambar 2-31:Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Atas Dasar HargaKonstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Pertumbuhan ekonomiPulau Jawa-Baliselamaperiode 2008-2013 tumbuhpositif dan rata-rata tumbuhdiatas pertumbuhanekonomi nasional.
Sektor keuangan, sektorlistrik, dan sektorperdagangan merupakansector pendorongpertumbuhan ekonomi JawaBali (Tabel 2.24)
Sumber: BPS, Tahun 2013
Tabel 2-2:Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pulau Jawa-Bali Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar HargaKonstan Tahun 2000, 2009-2013. (dalam persen).
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. Pertanian 6,33 2,14 1,37 2,39 2.89
2. Pertambangan & Penggalian 6,92 4,96 1,71 -0,75 6.61
3. Industri Pengolahan 0,86 4,13 5,49 4,36 3.87
4. Listrik, Gas & Air Bersih 7,51 7,66 3,78 6,69 8.90
5. Bangunan 5,93 8,06 8,76 8,14 5.12
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,33 9,15 8,44 9,32 7.98
7. Pengangkutan & Komunikasi 12,15 12,39 12,52 10,68 6.07
8. Keuangan, Persewaan, & Js. Prsh. 4,62 5,09 6,16 6,38 8.41
9. Jasa-Jasa 5,53 6,49 6,83 7,07 6.83
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,82 6,32 6,64 5,78 5.63
Sumber :BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
Jawa-Bali 6,02 4,82 6,32 6,65 6,58 6,72
Indonesia (PDB) 6,01 4,63 6,22 6,49 6,23 6,81
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
%
2-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-32:Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Pertumbuhan ekonomiprovinsi di Wilayah Jawa-Balitahun 2013, seluruh provinsitumbuh positif, namun dibeberapa provinsi mengalamiperlambatan pada tahun2013 yaitu Provinsi Banten,Jawa Barat, dan DKI Jakarta.
Sumber: BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Gambar 2-33:Peranan Ekonomi Wilayah Pulau Jawa-Bali terhadap Perekonomian Nasional Atas Dasar HargaBerlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen).
Peranan Pulau Jawa Baliterhadap pembentukan PDBnasional, mencapai 59,42%
77 % pembentukan PDRBPulau Jawa Bali disumbangdari Provinsi DKI Jakarta,Jawa Timu, dan Jawa Barat
Sumber: BPS, Tahun 2013
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
7,50
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
%
Jawa-Bali Indonesia (PDB) DKI JakartaJawa Barat Jawa Tengah DI YogyakartaJawa Timur Banten Bali
23,89%
59,42%
1,28%
8,70%
4,65% 0,15%
1,91%
PERAN PULAU JAWA BALI TERHADAP PEMBENTUKAN PDB NASIONAL
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
28%
24%14%1%
25%
6%
2%
PERAN PROVINSI TERHADAP PEMBENTUKAN PDRB PULAU
DKIJawa BaratJawa TengahDI YogyakartaJawa TimurBantenBali
2-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-34:Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2013. (dalam persen).
Sektor utama penopangperekonomian wilayahJawa Bali adalah sektorIndustri pengolahan,sektor perdagangan, dansektor pertanian
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 2-35:PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Dalam kurun waktu 2009-2013 PDB per kapita atasdasar harga berlaku terusmengalami peningkatan,dengan PDRB perkapitatertinggi yaitu DKI Jakartayaitu 125.971 ribu/jiwa
Sumber: BPS, Tahun 2013
10,181,21
26,62
1,64
6,6724,53
8,16
10,7910,21
STRUKTUR EKONOMI P. JAWA BALI
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
125.971
17.717
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
11. DKIJakarta
12. JawaBarat
13. Banten 14. JawaTengah
15. DlYogyakarta
16.JawaTimur
17. Bali
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
2-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Investasi PMDN dan PMA.Perkembangan investasi PMDN dan PMA Pulau Jawa-Baliselama periode2008-2013 terakhir meningkat. realisasi PMDN di Pulau Jawa-Bali tahun 2013 sebesar 54,22persen dari total PMDN nasional dan sebagian besar terkonsentras di Jawa Timur. Sementarauntuk nilai PMA sebesar 61,91 persen dan terbesar di Jawa Barat dan Banten.
Gambar 2-36a:Perkembangan Realisasi Investasi PMDNA (Rp. miliar) di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2013.
Investasi PMDN Pulau Jawa-Bali tahun 2013 tumbuhsebesar 24,51 % sedikitmelambat dibandingkantahun 2012 yang tumbuhsebesar 48,84%dibandingkan;Nilai relisasi PMDN 2014mencapai 69.480 miliarrupiah atau sekitar 54,22%dari nilai PMDN nasional;
> 50 % nilai PMDN di PulauJawa-Bali terkonsentrasi diJawa Timur
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 2-36b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurutPulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
110,59
37,33
5,74
48,84
24,51
0
20
40
60
80
100
120
0,00
10000,00
20000,00
30000,00
40000,00
50000,00
60000,00
70000,00
80000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %
Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
17,88
54,22
1,10
22,41
2,830,87 0,69
PROPORSI REALISASI NILAI INVESATSI PMDNWILAYAH PULAU TERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
8,28
12,96
18,13
0,41
50,16
5,77 4,30
PROPORSI REALISASI NILIA INVESTASIPMDN PROVINSI TERHADAP PULAU
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
D.I YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BANTEN
B A L I
2-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-37a:Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2008-2013.
Investasi PMA Pulau JawaBali tahun 2013 tumbuhsebesar 25,28 % lebihtinggi dibandingkantahun 2012 yang tumbuhsebesar 10,43%
Nilai relisasi PMA 2014mencapai 17,717 jutaUS$ atau sekitar 61,91%dari nilai PMA nasional
Sekitar 80 % nilai PMA diPulau Jawa baliterkonsentrasi di JawaBarat, Jawa Timur, danBant
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 2-37b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 20132012
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor nonmigas provinsi di Pulau Jawa-Balidaritahun 2009-2013meningkat dan wilayah Jawa-Bali berkontribusi sebesar 46,02 persen terhadapterhadap nilai ekspor non migas nasional.Seperti halnya untuk impor perkembangannyameningkat dan Pulau Jawa-Bali berkontribusi sebesar 83,07 persen terhadap impor non migasnasional. Kontribusi terbesar ekspor Pulau Jawa-Bali berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Timur.
-29,68
22,71
8,74 10,43
25,28
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
0,002.000,004.000,006.000,008.000,00
10.000,0012.000,0014.000,0016.000,0018.000,0020.000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
11,86
61,91
1,74
9,69
5,24
1,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
14,62
40,21
2,620,17
19,17
21,00
2,21
PROPORSI RELAISASI NILAI PMA PROVINSITERHADAP PULAU jAWA BALI
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
D.I YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BANTEN
B A L I
2-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-38:Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2009-2013. (dalamjuta US$)
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013)nilai perkembanganekspor dan impor nonmigas pulau Jawa-Balimelambatdibandingkanpertumbuhan tigatahun sebelumnya(2009-2011).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Gambar 2-39:Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kontribusi Pulau Jawa Bali sebesar 46,02 persen terhadap nilai ekspor non migas nasional. Provinsi DKIJakarta dan Jawa Timur berkontribusi sekitar >90 %terhadap nilai ekspor non migas di Pulau Jawa
Bali.
26,28
19,52
0,06-1,44
-5
0
5
10
15
20
25
30
0,00
10.000,00
20.000,00
30.000,00
40.000,00
50.000,00
60.000,00
70.000,00
80.000,00
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$ %
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
29,48
46,01
0,2718,11
2,38 0,57 3,17
Kontribusi Nilai Ekspor Pulau Jawa Baliterhadap Ekspor Nasional Tahun
2013, (%).
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
68,59
1,14
7,06
0,02 21,83
0,880,48
Kontribusi Nilai Ekspor Provinsi NilaiEkspor Pulau Jawa Bali Tahun 2013, (%).
DKI Jawa Barat Jawa TengahDI Yogyakarta Jawa Timur BantenBali
2-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-40:Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2009-2013, (dalamjuta US$).
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013)nilai perkembanganekspor dan impor nonmigas pulau Jawa-Balimelambatdibandingkanpertumbuhan tigatahun sebelumnya(2009-2011).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Gambar 2-41:Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Pulau Jawa Bali pengimpor non migas terbesar, yaitu mencapai 84,28 persen dari total impor nonmigas nasonal, dengan provinsi pengimpor terbesar di Jawa Bali adalah Jawa Timur dan DKI (Sekitar
85 %).
44,72
27,25
9,67
-5,17-10
0
10
20
30
40
50
0,00
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
100.000,00
120.000,00
140.000,00
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
12,12
84,28
0,242,06
0,460,07
0,77
Kontribusi Nilai Impor Pulau Jawaterhadap Nilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKU
72,31
0,19
4,39
0 15,297,57
0,25
Kontribusi Impor Provinsi terhadapNilai Impor Pulau Jawa Bali, (%)
DKI Jawa Barat Jawa TengahDI Yogyakarta Jawa Timur BantenBali
2-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
2.5. PERTANIAN
Tanaman Pangan. PulauJawa-Bali merupakan produsen padi terbesar secara nasional, produksipadi Wilayah Jawa-Bali Tahun 2013 (ARAM I) mencapai sebesar 38.255.156ton atau sekitar 53,98persen dari produksi padi nasional, dengan rata-rata produktivitas sebesar 58,01 kw/ha. Sentraproduksi padi diJawa-Baliterdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.Produksi terbesartanaman palawija WilayahJawa-Bali adalah jagung dan ubi kayu, perkembangan produksi keduakomoditas tersebut dari 2008-2013 terus meningkat, dengan produksi tahun 2013 masing-masingsebesar 10.238.832 ton dan 9.964.990 ton. Sentra produksi jagung dan ubi kayu terbesar diProvinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Gambar 2-42:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2008-2013.
Produksi padi tahun2013 (ARAM I)sebesar 38.255.156ton, meningkat 2,31persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar58,01 kw/ha sedikitmenurundibandingkanproduktivitas tahun2012
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Gambar 2-43:Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Jawa-BaliTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik , Tahun 2013
56,38
57,27 57,20
55,82
59,03
58,01
54,00
55,00
56,00
57,00
58,00
59,00
60,00
30.000.00031.000.00032.000.00033.000.00034.000.00035.000.00036.000.00037.000.00038.000.00039.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(Kw/Ha)
Produksi Produktivitas
23,43
53,98
4,07
6,88
11,10
0,26 0,28
Distribusi Produksi Padi menurut PulauTahun 2013 (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
0,03
31,39
26,91
2,33
31,75
5,35
2,24
Distribusi Produksi Padi menurut ProvinsiPulau Jawa Bali Tahun 2013, (%).
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
2-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-44:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah Jawa-BaliTahun 2008-2013
Produksi jagungtahun 2013 (ARAM I)sebesar 10.238.943ton, menurun 4,97persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar51,66 kw/ha sedikitmenurun dariproduktivitas tahun2012
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Gambar 2-45:Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Gambar 2-46:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2008-2013
Produksi kedelaitahun 2013 (ARAM I)sebesar 549.001 ton,menurun 10,21 persendibanding tahun2012, denganproduktivitas sebesar15,64 kw/ha menurundari produktivitastahun 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
8.75
6.04
2
9.54
7.21
4
10.0
10.5
09
9.53
1.47
2
10.7
73.8
90
10.2
38.9
43
41,72 43,2246,23 48,42
53,01 51,66
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha)
20,09
55,31
7,22
1,5215,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurut PulauTahun2013, (%)
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
0,00 10,87
29,71
2,65
56,08
0,12 0,57
Distribusi Produksi Jagung menurutProvinsi di Pulau Jawa Bali Tahun
2013, (%)
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
660.
360
638.
766
582.
621
611.
851
549.
001
14,0514,37
14,17
15,75 15,64
13,00
13,50
14,00
14,50
15,00
15,50
16,00
0100.000200.000300.000400.000500.000600.000700.000
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas
2-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-47:Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, tahun 2013
Tanaman Perkebunan. Komoditas perkebunan utama yang menjadi unggulan diPulauJawa-Balimeliputi tebu, kelapa, tembakau, karet, kopi, dan teh. Perkempangan produksikomoditas perkebunan pada tahun 2013 rata-rata menurun dibandingkan tahun 2012, kecualiuntuk tebu dan tembakau.
Gambar 2-48:Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanUtama di Wilayah Jawa-BaliTahun 2012 dan2013.
Produksi perkebunanterbesar di Jawa Baliadalah tebu dan kelapa.Tahun 2013 produksitebu mencapai 1.651,03ribu ton atau meningkat2,04 persendibandingkan tahun2012, sebaliknya untukproduksi kelapa sedikitmenurun dibandingkanproduksi tahun 2012.
Sumber: Badan Pusat Statistik , Tahun 2013.
9,93
67,98
12,26
1,147,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurut PulauTahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
0,00
8,8620,47
5,7861,44
2,171,29
Distribusi Produksi Kedelai menurutProvinsi di Jawa Bali Tahun 2013, (%).
DKI JakartaJawa BaratJawa TengahDI YogyakartaJawa TimurBantenBali
KelapaSawit
Kelapa Karet Kopi Kakao Tebu TehTemba
kau
2012 54,72 755,53 147,81 113,13 43,56 1618,0 125,88 188,96
2013* 50,39 746,15 143,05 111,74 41,66 1651,0 120,86 191,60
0,00200,00400,00600,00800,00
1000,001200,001400,001600,001800,00
ribu
ton
Chart Title
2-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-49:Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di Wilayah PulauJawa-BaliTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Sentra produksi untuk teh terdapat di Jawa Barat, dan Jawa Tengah; tembakau di Jawa Timur dan JawaTengah; Kelapa,Jawa Timur, Juawa Tengah, dan Jawa Barat; dan tebu di DIY Yogyakarta dan Banten.
Peternakan:Jenis ternak besar yang banyak diusahakan di Pulau Jawa-Bali adalahdomba,kambing dan sapi potong. Perkembangan populasi dari ketiga jenis ternak tersebut meningkatdalam tiga tahun terakhir.Perkembangan ternak unggas di PulauJawa-Bali dalam empat tahunterakhir rata-rata meningkat, dengan populasi ternak unggas terbesar jenis ayam ras pedaging danayam buras.
Gambar 2-50:Perkembangan Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perkembangan jumlahpopulasi ternak besardalam 5 tahun terakhircenderung meningkat;
Ternak besar denganpopulasi terbesar adalahdomba, kambing, dansapi
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00
Kelapa
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta
Tebu
0,00
50,00
100,00
150,00Teh
0,00
50,00
100,00
150,00
Jawa Barat Banten JawaTengah
DIYogyakarta
JawaTimur
Tembakau
0
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
16.000.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
2-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Tabel 2-3:Perkembangan Ternak Besar Menurut Jenis Ternak di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2013.
Tahun Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
2009 6.794.105 458.091 9.070.142 9.413.910 40.461 1.112.8252010 7.153.368 461.605 9.517.363 9.939.758 40.368 1.117.1032011 8.742.405 365.230 9.772.611 10.985.880 43.446 1.138.1472012 9.110.942 362.265 10.268.919 12.533.391 46.104 1.122.186
2013*) 9.369.429 368.193 10.541.335 13.617.511 46.789 1.136.343Pertumbuhan2013 (%)
2,84 1,64 2,65 8,65 1,49 1,26
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Tabel 2-4:Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Jawa-Bali Tahun 2013.
Provinsi Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
D.K.I. Jakarta 3.995 133 6.448 1.450 212 -Jawa Barat 587.537 124.212 2.324.828 9.214.234 14.599 6.871Jawa Tengah 2.247.760 81.827 3.996.544 2.495.427 18.231 166.718
D.I. Yogyakarta 429.350 822 381.341 159.455 1.656 14.773Jawa Timur 5.382.667 33.498 2.951.463 1.104.931 11.632 37.312Banten 56.991 125.746 807.561 642.006 213 10.007Bali 661.129 1.955 73.150 8 246 900.662P. JAWA BALI 9.369.429 368193 10541335 13617511 46789 1136343
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Gambar 2-51:Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2013, (dalam ekor).
Perkembanganjumlah populasiternak unggas dalam5 tahun terakhircenderung meningkat;
Ternak unggasdengan populasiterbesar adalah ayamras pedaging.
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
0
200.000.000
400.000.000
600.000.000
800.000.000
1.000.000.000
1.200.000.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
2-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Tabel 2-5:Populasi Ternak Unggasmenurut Provinsi di Wilayah Jawa-Bali Tahun 2013, (ribu ekor).
Provinsi Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
Populasi Pertumbuhan(%)
Populasi Pertumbuhan(%)
Populasi Pertumbuhan(%)
D.K.I. Jakarta 147.248 -0,98 - 23.244 0,00
Jawa Barat 680.452.807 11,47 13.073.671 6,53 8.943.189 1,94
Jawa Tengah 80.082.520 4,13 20.394.370 2,58 5.847.950 2,36
D.I.Yogyakarta
6.113.547 5,14 3.414.543 2,03 566.339 6,89
Jawa Timur 159.844.575 2,50 41.275.347 2,50 4.001.671 3,86
Banten 59.932.454 10,68 5.455.070 8,31 1.760.130 3,71
Bali 5.642.550 -3,91 4.377.112 2,20 657.080 1,79
P. JAWABALI
992.215.701
9,12 87.990.113
3,41 21.799.603
2,66
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perikanan dan Kelautan. Perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidaya tahun2012 di PulauJawa-Bali rata-rata meningkat, kecuali untuk perikanan budidaya di sawah.Produksiperikanan tangkap terbesar di wilayah Jawa-Bali yaitu jenis perikanan tangkap laut dan produksiuntuk perikanan budidaya terbesar yaitu budidaya laut, kolam, dan tambak. Sementara produksiperikanan tangkap laut tahun 2012 terbesar terdapat di Provinsi Jawa timur dan Jawa Tengah,perikanan budidaya di laut di Jawa Timur dan Bali, budidaya kolam di Jawa barat dan Jawa Timur,dan budidaya tambak di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Gambar 2-52:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun2008-2013, (dalam ton).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
Produksi perikanan diPulau Jawa Balidalam lima tahunterakhir meningkat,
Produksi perikananterbesar berasal darijenis perikananbudidaya.
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 1.003.102 1.291.932 1.717.456 1.943.630 2.270.101
Perikanan Tangkap 1.083.222 1.073.285 1.117.997 1.190.872 1.237.086
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
Ton
2-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-53:
Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah Pulau Jawa Bali terhadapProduksi Perikanan Nasional tahun 2012, (dalam persen).
Produksi perikanantangkap Pulau Jawa-Bali tahun 2012mencapai 1.237.086 tonatau sekitar 21,22 %dari produksi perikanantangkap nasional;
Produksi perikananbudidaya Pulau Jawa-Bali tahun 2012mencapai 2.270.101 tonatau sekitar 23,46 %dari produksi perikananbudidaya nasional;
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
Gambar 2-54:Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2013, (dalam persen).
Produsen perikanantangkap terbesar diPulau Jawa-Baliterdapat di Jawa Timurdan Jawa Tengah
Produsen perikananbudidaya terbesar diPulau Jawa Bali -terdapat di Jawa Timurdan Jawa Barat
.
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
29,65
21,22
3,47
9,41
17,41
11,81
7,03Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,80
4,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
17,77%
17,11%
22,27%
0,46%
30,86%
4,92% 6,61%
Perikanan Tangkap
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
0,35%34,32%
11,53%
2,21%
40,88%
3,84%6,87%
Perikanan Budidaya
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
2-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Tabel 2-6:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2008-2012, (Ton).
Tahun
Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap
Budidaya Laut
Tambak Kolam Karamba Jaring Apung
Sawah Perikanan Laut
PerairanUmum
2008 229.158 283.758 255.139 2.324 156.891 75.832 1.044.040 39.182
2009 493.900 312.439 285.032 1.887 149.426 49.248 1.073.285 39.602
2010 559.134 473.745 447.872 3.454 178.428 54.823 1.070.800 47.197
2011 576.570 537.324 574.245 4.044 222.076 29.371 1.142.531 48.341
2012* 737.117 535.746 720.613 2.031 241.714 32.880 1.187.038 50.048
Sumber: DKP, tahun 2012;
Tabel 2-7:Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya menurut Provinsi di Wilayah Jawa BaliTahun 2012, (Ton).
Provinsi
Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap
BudidayaLaut
Tambak Kolam Karamba JaringApung
Sawah Laut PerairanUmum
DKI Jakarta 3 071 827 4 156 - - - 219 836 219 836
Jawa Barat 3 726 199 923 357 026 365 195 312 22 646 198 978 211 711
Jawa Tengah 6 604 110 526 112 088 1 108 29 346 2 064 256 093 275 559
D.I Yogyakarta - 602 49 412 75 14 156 4 094 5 629
Jawa Timur 561 887 170 434 176 371 428 11 700 7 153 367 922 381 805
Banten 17 219 51 535 15 381 55 2 452 491 59 702 60 809
Bali 144 610 1 899 6 179 - 2 890 370 80 413 81 737
P. JAWA-BALI 737 117 535 746 720 613 2 031 241 714 32 880 1187 038 1237086
Sumber : DKP, tahun 2012;
2.6. KEUANGAN DAERAHKeuangan Daerah. Kondisi perkembangan keuangan daerah digambarkan dengan nilai realisasiPendapatan Asli Daerah (PAD), Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Belanja Pegawai terhadap totalBelanja Daerah, Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanja daerah, dan Rasiobelanja modal terhadap total belanja daerah. Perkembangan nilai realisasi PAD tahun 2013,provinsi di Wilayah Jawa Balimeningkat dari tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerahtahun 2013 untuk seluruh provinsi di Wilayah Jawa Bali menurun, kecuali Provinsi DKI Jakartameningkat. Perkembangan rasio belanja pegawai dan rasio belanja modal tahun 2013 provinsi diWilayah Jawa Bali menurun, kecuali rasio belanja modal di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Balimeningkat.
2-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-55:
Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam Juta rupiah).
Gambar 2-56:
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB
NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
PAD 2010 PAD 2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
2-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-57:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 2-58:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsiTahun 2010 dan 2013.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00A
c e
h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
2-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-59:
Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan2013, (dalam persen).
2.7. INFRASTRUKTUR WILAYAH.
Infrastruktur Jalan:Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 di PulauJawa-Bali, mencapai 122.288 km meningkat sebesar 6.886 km dari tahun 2005, peningkatanpanjang jalan terjadi di Provinsi Jawa Timur, Bali dan Banten.Kondisi tingkat kerapatan jalan (RoadDensity) pada tahun 2013di wilayah Jawa Bali sebesar 0,90 km/km2 lebih tinggi dari rata-ratatingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²), dengan kerapatan tertinggi di Provinsi DKIJakarta. Sementara dari kualitas jalan negara di wilayah Jawa-Bali dengan kondisi mantap(baik+sedang) mencapai 92 persen sedikit menurun dibandingkan tahun 2011 (94 persen).
Gambar 2-60:Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2005dan 2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan diwilayah Jawa Balitahun 2013 mencapai122.288 km ataumeningkat 6.886 kmdari tahun 2005.2012.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
115.399 122.288
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
2005 2013
Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah
2-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-61:Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2005 dan2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Peningkatan panjangjalan tahun 2013terjadi di ProvinsiJawa Tengah, JawaTimur, Banten , danBali
Gambar 2-62:Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa BaliTahun 2013, (dalam Km/Km2).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Tingkat kerapatanjalan di Pulau JawaBali lebih tinggi darirata-rata krapatanjalan nasionl,
Tingkat kerapatanjalan tertinggi diPulau Jawa Baliterdapat di DKIjakarta (10,68km/km2).
05.000
10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.000
2.005 2013
10,74
0,74
0,89
1,54
0,77
0,46
1,17
10,68
0,69
0,90
1,47
0,26
0,89
0,67
1,32
- 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Nasional
Jawa Timur
Banten
Bali
Provinsi (km/km2)_2013
Provinsi (km/km2)_2005
2-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-63:Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2011 dan 2013,(dalam Km).
Kondisi kualitas jalandi Pulau Jawa Balihingga tahun 2013sebagian besar (> 90persen) dalamkondisi mantab(baik+sedang)
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Kapasitas terpasang energy listrik PLN padatahun 2012 di wilayah Jawa-Balimencapai 34.189,92 Mw. Sebagian besar energy listrik tersebut bersumber Pembangkit ListrikTenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listri Tenaga Gas dan Uap (PLTGU). Kapasitas terpasangpaling besar terdapat di Jawa Timur dan Banten. Untuk jumlah energi listrik yang dibangkitkanmengalami peningkatan sebesar 62.279,8 Gwh pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2008.Perkembangan rasio elektrifikasi provinsi di Jawa+Bali selama periode 2007-2012 rata-ratameningkat, namun Provinsi Bali dan Jawa Timur masih dibawah rata-rata elektrifikasi nasional.
62%
32%
5% 1%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
38%
54%
6% 2%2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
2-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-64:Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Jawa Bali dan Nasional Tahun 2009-2013,(dalam persen).
Rasio elektrifikasi diPulau Jawa Balitahun 2013 mencapai82,8 persenmeningkat dari tahun2009 dan berada diatas rasioelektrifikasi nasional
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 2-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2013, (dalam persen).
Rasio elektrifikasi diPulau Jawa Balitertinggi di DKIJakarta dan JawaTengah
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
70,14
70,02
74,46
78,16
82,7
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. JAWA BALI
78,06
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
2-38 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Gambar 2-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2013,(KWg/Kapita).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
KWh perkapita diWilayah Pulau Jawa Balimasih dibawah rata-rataKWh perkapita nasional
Gambar 2-67:Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2013, (dalamMGh).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrik diPulau Jawa Bali dalamempat tahun terkahirmengalami peningkatansetisap tahunnya, atautumbuh sebesar 9,65 persenper tahun
Gambar 2-68:Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun2013, (dalam persen).
Sumber : Data Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrikdi Pulau Jawa Balisebagian besar diproduksi dari PLTUdan PLTGU
0,001.000,002.000,003.000,004.000,005.000,00
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
129.854,65 139.098,29151.004,57
162.034,75
-
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
2010 2011 2012 2013
P. JAWA BALI
6,29
60,21
2,99
26,73
2,44 1,34
P. JAWA BALI
PLTA
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTP
PLTD
PLTMG
PLT Surya
2-39Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
2.8. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Pulau Jawa-Baliberdasarkan KeputusanMenteri Kehutanan sekitar3.440.293,98 hektar atau 2,74 persen dari total luas kawasan hutanIndonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi dan hutan lindung. Penyebaran hutanproduksi terbesar di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, sementara untuk Hutan Lindung diJawa Timur dan Jawa Barat.Luas lahan kritis di wilayah Jawa-Bali tahun 2011menurun seluas111.530 ha, dan kondisi hutan mangrove di Jawa Bali 51,7 persen dalam kondisi baik dan 33,03persen dengan rusak dengan penyebaran hutan mangrove terbesar di Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 2-69:Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan 2009-diWilayah Pulaua Jawa Bali Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Luas kawasan hutan danperairan di Pulau JawaBali hanya 2,74 persendari luas kawasan hutannasional, dan sebagianbesar merupakan hutanproduksi dan hutanlindung
Tabel 2-8:Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurut Provinsidi Wilayah Pulau Jawa Bali Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI
Luas (ha)Persen
TerhadapPulau (%)
HutanKonservasi
Perairan
HutanKonservasi
Daratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
DKI Jakarta 108.000 272 158,35 44,76 108.475,45 3,15Jawa Barat - 132.180 393.117,00 291.306,00 816.603,00 23,71Banten 51.467 112.991 76.437,00 12.359,00 253.254,00 7,35Jawa Tengah 110.117 16.413 546.290,00 84.430,00 757.250,00 21,99D.I Yogyakarta - 910 13.851,28 2.057,90 16.819,52 0,49Jawa Timur 3.506 230.126 782.772,00 344.742,00 1.361.146,00 39,52
Bali 3.415 22.879 8.626,36 95.766,06 130.686,01 3,79JAWA- BALI 276.505,00 515.771,27 1.821.251,99 830.705,72 3.444.233,98 -
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
8,0314,97
52,88
24,12
JAWA BALI
Hutan KonservasiPerairan
Hutan KonservasiDaratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
2-40 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Tabel 2-9:Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-BaliTahun 2007 dan 2011, (dalam hektar).
Provinsi2007 2011
2007-2011KritisSangatKritis
Jumlah KritisSangatKritis
Jumlah
Jawa Barat 140.895 19.487 160.382 415.806 68.139 483.945 -323.563
Jawa Tengah 233.300 28.226 261.526 149.976 9.877 159.853 101.673
DI Yogyakarta 43.549 1.110 44.659 33.088 471 33.559 11.100
Jawa Timur 533.841 247.115 780.956 506.336 102.577 608.913 172.043
Banten 51.982 90.427 142.409 56.753 10.750 67503 74.906
Bali 51.639 4.281 55.920 45.112 2.940 48.052 7.868
JAWA-BALI 1.055.206 390.646 1.445.852 1.207.071 194.283 1.334.322 111.530
Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
Tabel 2-10:Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2012.
Provinsi Luas (Ha)Proporsi Terhadap
Luas MangrovePulau (%)
Kondisi (%)
Baik Sedang RusakTidak
TeridentifkasiDKI Jakarta 430,45 0,02 81,00 - 19,00 0,00Jawa Barat 28.624,58 1,49 20,53 30,66 48,81 0,00Jawa Tengah 1.822.709,06 94,78 99,70 0,12 0,17 0,01DI Yogyakarta 61,00 0,00 14,75 9,84 75,41 0,00Jawa Timur 68.472,30 3,56 11,38 44,37 43,27 0,98Banten 614,00 0,03 54,47 11,91 33,62 0,00Bali 2.215,50 0,12 80,40 8,71 10,89 0,00P. JAWA+BALI 1.923.126,89 37,75 51,75 17,60 33,02 0,14
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Jawa-Bali dengan kondisirusakpada tahun 2007 menurun dibandingkan tahun 1999, jumlah DAS dengan penanganan superprioritas terdapat 11 DAS yang sebagian besar terdapat di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.Sementara persebtase jumlah desa yang mengalami pencemaran udara, air, dan tanah pada tahun2011 menurun dibandingkan tahun 2005 dan 2008. Tingkat kerusakan kawasan hutan selamaperiode tahun 2011-2012 mencapai 887,40 ha yang sebagian besar terdapat di Jawa Barat dan JawaTengah.
2-41Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Jawa-Bali 2014
Tabel 2-11:Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Jawa-Bali Tahun 2007.
Provinsi
Jumlah Das Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
TAHUN 1994/95 - 1998/99 TAHUN 1999/2000 – 2007Super
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
JumlahSuper
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
Jumlah
DKIJakarta - - - - - - - -
Jawa Barat 7 38 45 5 28 17 50
Jawa Tengah 15 20 1 36 3 10 5 18
Banten - - - - - - - -
DlYogyakarta 3 1 - 4 1 3 0 4
Jawa Timur 8 19 - 27 1 34 2 37
Bali 5 41 - 46 1 5 6 12
JAWA-BALI 38 119 1 158 11 80 30 121
Sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 2-12:Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsidan Jenis Gangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011.
PROVINSIAir Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011DKI Jakarta 23,22 5,99 6,37 6,74 0,37 - 14,23 1,87 1,5Jawa Barat 11 9,95 9,69 1,53 1,31 1,19 9,62 8,09 6,32Jawa Tengah 6,18 5,04 4,84 1,17 0,43 0,85 7,6 4,53 5,25DI Yogyakarta 8,9 5,71 5,94 1,83 0,68 1,37 19,86 9,59 8,9Jawa Timur 5,6 4,81 3,82 0,59 0,46 0,76 8,47 7,33 7,45Banten 10,53 8,98 8,99 1,69 1,53 1,63 13,36 7,85 10,49Bali 10,13 8,01 5,17 2 0,56 0,56 3,42 3,65 3,07JAWA-BALI 10,79 6,93 6,40 2,22 0,76 1,06 10,94 6,13 6,14INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78
Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
Tabel 2-13:Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa Bali Periode Tahun2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAP HPKTIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HP
Banten - - - - - - -DKI Jakarta - - - - - - -Jawa Barat - - 267,9 200 - 104,9 572,8Jawa Tengah 7,8 - 32,9 14,3 - 426,3 481,2D.I. Yogyakarta - - - - - - -Jawa Timur - - - -69,2 - -171,8 -241JAWA-BALI 7,80 0,00 300,80 145,10 - 433,80 887,40
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Pulau
NUSA TENGGARA
3-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
3.1. KEPENDUDUKAN
Kependudukan. Kondisi kependudukan di Pulau Nusa Tenggara digambarkan dengan jumlahpenduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkat kepadatanpenduduk. Penduduk Pulau Nusa Tenggara tahun 2013 sebesar 9.665 ribu jiwa bertambahsebanyak 443 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,48% per tahun, dengankepadatan penduduk 188 jiwa/km2.
Gambar 3-1:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) WilayahPulau Nusa Tenggara Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
PendudukWilayah NusaTenggaradalam 3 tahunterakhirbertambahsebanyak 443ribu jiwa atautumbuh rata-rata 1,48 persenper tahun
Gambar 3-2:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Wlaiayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Jumlahpendudukseluruh Provinsidi Wilayah NusaTenggarameningkatsetiap tahunnya;JumlahPenduduk diNusa TenggaraTimur lebihbesar dari NusaTenggara Barat.
Pertumbuhanpenduduktertinggi di NusaTenggara Timur
1,73
1,191,48
2,12
1,47 1,53 1,54
0,000,501,00
1,502,002,50
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000
Penduduk(ribu jiwa)
Pertumbuhan(%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuahan Nasional_2013
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4.200
4.300
4.400
4.500
4.600
4.700
4.800
4.900
5.000
18. Nusa Tenggara Barat 19. Nusa Tenggara Timur
(000 Jiwa) (%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2013 Pertumbuhan Penduduk_2010Pertumbuhan Penduduk Nasional_2013
PEMBANGUNAN DAERAH Nusa Tenggara 20142014 22
Pertumbuhan Nasional_2013
3-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-3:Proporsi Penduduk di Wilayah Pulau Nusa Tenggara terhadap Nasional Tahun 2013, (dalampersen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Penduduk Pulau Nusa Tenggara 3,87 persen dari penduduk Indonesia, dengan konsentrasi terbesarpenduduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gambar 3-4:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut di Wilayah Pulau NusaTenggara Tahun 2013.
Sumber: BPS , Tahun 2013
Wilayah NusaTenggaramerupakanPulau dengankepadatanterbesar keduasetelah PulauJawa Bali
21,32
59,09
3,87
5,817,31
1,081,20
Proporsi Penduduk Pulaui TerhadapNasional Tahun 2013
Sumatera
Jawa Bali
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
48,74
51,26
Proporsi Penduduk Provinsi TerhadapWilayah Pulau Tahun 2013
18. Nusa Tenggara Barat
19. Nusa Tenggara Timur
106
1.042
13725
9233
7
111
1.097
188
2797
357130
0
200
400
600
800
1.000
1.200
Kepa
data
n (j
iwa/
Km2)
Kepadatan Penduduk_2010Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk Nasional_2013
3-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-5a:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Wilayah PulauNusa Tenggara Tahun 2010 dan 2013.
Sumber: BPS , Tahun 2013
Kepadatanpenduduktertinggi di PulauNusa Tenggara diProvinsi NusaTenggara Baratmencapai 254jiwa/km2
Gambar 3-5b:Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun2013.
Sumber: BPS , Tahun 2013
Rasioketergantunganprovinsi di NusaTenggara rata-rata di atas rasiokertgantungannasional, kecualiKalimantan Barat
3.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Nusa Tenggaradigambarkan dengan perkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yangbekerja, pengangguran terbuka, dan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tingkatpendidikan, dan lapangan usaha. Kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara padaFebruari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatankerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran.
243
97
254
102
0 50 100 150 200 250 300
18. Nusa TenggaraBarat
19. Nusa TenggaraTimur
Kepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk_2010
54,468,3
49,3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013 Rasio Ketergantungan Nasional
3-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-6:Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usiakerja PulauNusa TenggaraSelama periode2008-2014tumbuh rata-rata sebesar1,30 persen pertahun.
Gambar 3-7:Penduduk Usia Kerja berdasarkandi Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2014 (Februari),dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerja di Pulau Nusa Tenggara sebesar 3,60% dari nasional, dan penyebaran terbesar di NusaTenggara Barat
2,24 2,14
-2,73
1,35 1,59
3,18
5.800.000
5.900.000
6.000.000
6.100.000
6.200.000
6.300.000
6.400.000
6.500.000
6.600.000
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82 7,12
3,60
1,011,47
Distribusi Penduduk Usia KerjaMenurut Pulau Tahun 2014 (Feruari).
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. NUSATENGGARAP. MALUKU
50,6449,36
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutProvinsi di Pulau Nusa Tenggara Tahun
2014 (Feruari).
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-8:Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikan penduduk usia kerja 2014 meningkat dibandingkan 2008, terjadi peningkatan padalulusan SMTA, Diploma/akademi, dan tamatan Universitas.
Gambar 3-9:Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menururt Provinsidi Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2014 (Februari), dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Proporsi tamatanpendidikan pendudukusia kerja diseluruhprovinsi sebagianbesar merupakantamatan SD, untuktamatan SMA ke atasrendah.
62,7018,25
15,57
1,45 2,03
SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
57,4817,44
18,91
1,584,59
SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
3-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-10:Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di di WilayahNusa Tenggara Menurut Tahun 2009 dan 2014 (Februari), dalam persen.
Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja(TPAK) hampirseluruh provinsi diWilayah NusaTenggara beradadiatas rata-rataTPAK Nasional,TPAK 2014 NusaTenggara Timurmenurun
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 3-11:Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Jumlah penduduk bekerja di Wilayah Nusa Tenggara meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara jumlah maupunpersentasenya atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);TPT Wilayah Nusa Tenggara menurun dari tahun 2008-2014, dan kondisi pengangguran di NusaTenggara berada dibawah rata-rata TPT nasional.
66,00
67,00
68,00
69,00
70,00
71,00
72,00
73,00
74,00
75,00
76,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur P. Nusa Tenggara
TPAK 2009 (%) TPAK 2014 (%) TPAK 2014 Nasional
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
-500.000
1.000.0001.500.0002.000.0002.500.0003.000.0003.500.0004.000.0004.500.0005.000.000
2008_Agust2009_Agust2010_Agust2011_Agust2012_Agust2013_Agust 2014_Feb
Jiwa %
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka
TPT Wilayah (%) TPT Nasional
3-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-12:Perkembangan Ketenagakerjaan Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2008-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014Kondisi Tingkat Pengangguran terbuka kedua provinsi di Nusa Tenggara rendah dan dibawah rata-rata
TPT Nasional
Gambar 3-13:Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Tahun2014 (Februari). dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaran angkatankerja di Pulau NusaTenggara sebagianbesar terkonsentrasi diProvinsi NusaTenggara Timur
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
jiwa persen
Angkatan Kerja Wilayah
Penduduk Bekerja Wilayah
Pengangguran TerbukaWilayah
Tingkat PengangguranTerbuka Provinsi (%)
Tingkat PengagguranTerbuka Nasional
Tingkat Pengangguranterbuka Wilayah
49,4950,51
Proporsi Provinsi_Pulau
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
3-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-14:Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Tahun 2008dan 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan kualitas pendidikan angkatan kerja di Wilayah Pulau Nusa Tenggara meningkat, yangditunjukkan dengan meningkatnya persentase tamatan pendidikan SMA, akademi, dan universitas pada tahun
2014 dibandingkan tahun 2008.
Gambar 3-15:Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Tahun2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitaspendidikanangkatan kerjadi Provinsi diwilayah NusaTenggara rata-rata masihdominantamatan SD
65,76
14,21
15,47
1,872,69
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
59,5813,30
19,23
1,89
6,00
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
52,6266,40
15,48
11,1723,24
15,30
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
3-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-16:Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Nusa Tenggara, Tahun 2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaranpendudukbekerjaterbesar dipulau NusaTenggaraterdapat diProvinsi NusaTenggaraTimur
Gambar 3-17:Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Jawa Bali menurut Lapangan Usaha Utama,Tahun 2014 (Februari).
Penyerapantenaga kerjaterbesar di PulauNusa Tenggaraterbesar sektorpertanian, sektorperdagangan,dan sektor jasa.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
48,63
51,37
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
55,53
1,13
5,73
0,23
4,30
14,72
4,141,05
13,17
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan
Jasa
3-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-18:Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi di WilayahPulaua Nusa Tenggara, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisipenduduk yangbekerja seluruhprovinsi diPulau NusaTenggaramasih dominandi sektorpertanian,sektorperdagangan,dan sektor jasa
Gambar 3-19:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi, Tahun 2009-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembanganpengangguranterbuka (jumlah&Persentase) diWilayah NusaTenggaradalam kurunwaktu 2008-2014 menurunsetiap tahunnyadengan persenpenurunanTPTrata-rata0,21 % pertahun;Kondisi TPTPulau NusaTenggara masihtergolongrendah (beradadibawah rata-rata TPTnasional).
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Jasa
Keuangan
Angkutan danKomunikasiPerdagangan
Bangunan
Listrik, Gas dan Air
Industri Pengolahan
Pertambangan danPenggalianPertanian
4,89 5,074,34 3,99 4,06 4,26
3,62
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
PengengguranTerbuka (jiwa) TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
3-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-20:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara, Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
PerkembanganTPT Provinsidi WilayahPulau NusaTenggaramenurun, danrata-rataberadadibawah TPTnasional
Gambar 3-21:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Nusa Tenggara, 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitaspendidikanpengangguranterbuka diPulau NusaTenggara,tergolong masihrendah, sebagianbesar (> 50%)masih tamatanSD dan SMP.
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
3.900.000
4.000.000
4.100.000
4.200.000
4.300.000
4.400.000
4.500.000
4.600.000
4.700.000
4.800.000
Angkatan Kerja(jiwa)
Pertumbuhan (%)
Jumlah Angkatan Kerja
Pertumbuhan (%)
10,39
11,03
20,46
17,61
24,26
7,94
3,48 4,84 Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
3-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-22:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisipendidikanpengangguranterbukaprovinsi diPulau NusaTenggaramasihdominantamatan SMK
3.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Pulau Nusa Tenggara dapat di gambarkan denganindikator kesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi (AKB),kondisi gizi buruk;indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup (AMH), Rata-rata LamaSekolah (RLS); Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Kemiskinan.
Gambar 3-23:Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara ,Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
PerkembanganUHH seluruhprovinsi di NusaTenggara selamaperiode 2008-2013 meningkat,dengan kondisiUHH dibawahnasional.
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Universitas
Diploma I/II/III Akademi
SMK Kejuruan
SMK Umum
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Dasar
Tidak/Belum Tamat SD
Tidak/Belum Pernah Sekolah
60
62
64
66
68
70
72
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Nasional
3-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-24:Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir di Wilayah Pulau NusaTenggara Tahun 2012.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPSKeterangan: Tenaga Medis (dokter, bodan dan tenaga medis lainnya)Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Proses kelahiranBalita terakhir diPulau Nusa Tenggara2012 sebagian besarditolong tenaga medis,namun kondisiitersebut masih dibawah rata-ratanasional
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di Pulau Nusa Tenggara selama 2008-2013 ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH), danAngka Partisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara dalamkurun waktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan dan meningkatsetiap tahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-rata nasional.
Gambar 3-25:Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara, Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
PerkembanganRata-rata LamaSekolah (RLS)seluruh provinsimeningkatmeskipun rata-rata masih dibawah RLSnasional
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Tenaga Medis Provinsi_2012 Non Tenaga Medis Provinsi_2012Tenaga Medis Nasional_2012
6
6,5
7
7,5
8
8,5
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nasional
3-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-26:Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara,Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
PerkembanganAMH, seluruhprovinsi di NusaTenggarameningkat,meskipunrata-ratamasih di bawahAMH nasional.
Tabel 3-1:Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara Tahun 2008 dan 2013.
Provinsi2008** 2013 2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24
NTB 97,25 85,57 57,22 14,60 98,16 92,29 66,13 22,64 0,91 6,72 8,91 8,04
NTT 93,72 77,76 49,67 14,38 97,34 89,39 64,90 22,86 3,62 11,63 15,23 8,49
Indonesia 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, 2013
Kemiskinan. Kondisi kemiskinan digambarkan dengan perkembangan jumlah, persentase, dandistribusi penduduk miskin menurut provinsi. Perkembangan jumlah dan persentase pendudukmiskin di Wilayah Pulau Nusa Tenggara menunjukan penurunan setiap tahunnya, dengan rata-ratapenurunan tingkat kemiskinan sebesar 1,02 persen per tahun.
80
82
84
86
88
90
92
94
96
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nasional
3-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-27:Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Jumlah pendudukmiskin Pulau NusaTenggara tahun 2014sebesar 1.816 ribu jiwaatau 6,42 persen daritotal penduduk miskinnasional
Gambar 3-28:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Tahun 2008-2014.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014.
Kondisikemiskinan diPulau NusaTenggara tahun2014 sebanyak1.816 ribu jiwaatau berkurang452 ribu jiwa daritahun 2008;Tingkatkemiskinan PulauNusa Tengagraselama Periode2008-2014 rata-rata menurun0,77% per tahun.
21,48
55,51
6,42
3,487,62
1,41 4,08P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
24,7023,04 22,27
20,0919,25 18,80 18,57
8,00
10,00
12,00
14,0016,00
18,00
20,00
22,0024,00
26,00
0,00
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
3.000,00
ribu jiwa %
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan WilayahTingkat Kemiskinan_Nasional
3-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-29:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara, Tahun2008-2014.
Sumber: Susenas (Maret), BPS 2014
Tingkatkemiskinan untukprovinsi diWilayah PulauNusa Tenggaramenurun daritahun 2008hingga 2014, danrata-rata beradadiatas tingkatkemiskinannasional.
Gambar 3-30:Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2008-2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Perkembangankualitas sumberdayadi Nusa Tenggaramenunjukan trendmeningkat daritahun 2008 – 2013,namundibawahrata-rataIPM nasional.
3.4. PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Daerah. Kondisi perekonomian daerah Wilayah Pulau Nusa Tenggaradigambarkan dengan beberapa indikator, diantaranya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi,perkembangan struktur ekonomi menurut lapangan usaha, PDRB Perkapita, dan perkembanganinvestasi PMA dan PMDN, dan perkembangan nilai Ekspor-Impor non migas.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
Nusa Tenggara Timur Indonesia Nusa Tenggara Barat
60
62
64
66
68
70
72
74
76
2008 2009 2010 2011 2012 2013Indonesia (BPS) 52. Nusa Tenggara Barat53. Nusa Tenggara Timur
3-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-31:Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Atas DasarHarga Konstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Sumber: BPS, Tahun 2013
Pertumbuhanekonomi Pulau NusaTenggara selamaperiode 2008-2013tumbuh positif,namun cenderungmengalamiperlambatan daritahun 2009 hinggaakhir 2011, denganlaju pertumbuhanmasih dibawahpertumbuhanekonomi nasional.
Tabel 3-2:Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pulau Nusa Tenggara Menurut Lapangan UsahaAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2010-2013. (dalam persen).
Lapangan Usaha Pertumbuhan (%)2010 2011 2012* 2013**
1. Pertanian 1,68 3,51 3,69 2,892. Pertambangan & Penggalian 12,06 -25,45 -25,57 6,613. Industri Pengolahan 3,49 3,19 4,56 3,874. Listrik, Gas & Air Bersih 8,70 9,60 6,57 8,905. Konstruksi 4,57 6,02 6,12 5,126. Perdagangan, Hotel & Restoran 7,41 7,79 8,39 7,987. Pengangkutan & Komunikasi 6,78 7,37 6,10 6,078. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 6,32 9,15 8,38 8,419. Jasa-Jasa 6,61 7,58 4,76 6,83
Sumber :BPS, Tahun 2013 Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Pulau NusaTenggara adalah Sektor listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
2008 2009 2010 2011 2012 2013
P. NUSA TENGGARA 3,63 8,96 5,92 0,51 1,53 5,63
NASIONAL 6,01 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,00Pe
rtum
buha
n (%
)
3-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-32:Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tengara Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Pertumbuhanekonomi provinsi diPulau Nusa Tenggaratahun 2013, keduaprovinsi tumbuhpositif, namunpertumbuhanekonomi NusaTenggara Barat daritahun 2009-2012mengalamiperlambatan.
Gambar 3-33:Peranan Ekonomi Wilayah Pulau Nusa Tenggara terhadap Perekonomian Nasional AtasDasar Harga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalampersen).
Peranan WilayahPulau NusaTenggaraterhadappembentukan PDBnasional, hanyasebesar 1,28persen
Peran NusaTenggara Baratlebih besar dalampembentukanPDRB Pulau NusaTenggara
Sumber: BPS, Tahun 2013
-3,00
-1,00
1,00
3,00
5,00
7,00
9,00
11,00
13,00
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
52. Nusa Tenggara Barat 53. Nusa Tenggara TimurPDB dengan Migas
23,89%
59,42%
1,28%8,70%
4,65% 0,15%
1,91%
PERAN PULAU JAWA BALI TERHADAP PEMBENTUKAN PDB NASIONAL
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
58,17
41,83 NTB
NTT
3-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-34:Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara Tahun 2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Sektor utamapenopangperekonomianpulau NusaTenggara adalahsektor pertanian,sektor jasa, dansektorperdagangan.
Gambar 3-35:PDRB Per Kapita dengan Migas ADHB Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Dalam kurun waktu2009-2013 PDRB perkapita atas dasarharga berlaku terusmengalamipeningkatan, denganPDRB perkapitatertinggi yaitu NusaTenggara Barat
Investasi PMDN dan PMA. Perkembangan realisasi investasi PMDN dan PMA Pulau Nusa Tenggaraselama periode 2008-2013 terakhir meningkat. realisasi PMDN di Pulau Nusa Tenggara tahun 2013sebesar 1,10 persen dari total PMDN nasional dan sebagian besar terkonsentrasi di Nusa TenggaraBarat. Sementara untuk nilai PMA sebesar 1,74 persen dan terbesar di Nusa Tenggara Barat.
29,92
10,82
2,780,49
7,6817,53
6,85
5,2418,68
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
28. Nusa Tenggara Barat 29. Nusa Tenggara Timur
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
3-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-36a:Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) Pulau Nusa Tenggara Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMDN PulauNusa Tenggara tahun2013 sebesar 1.415,58miliar rupiah atautumbuh sebesar2267,15 % dari tahun2012;Realisasi PMDN sebesar1,10 % terhadap PMDNnasional (Gambar 36b),dan terkonsentrasi diNusa Tenggara Barat.
Gambar 3-36b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 3-37a:Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) di wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMA Pulau NusaTenggara tahun 2013498 juta US$ ataumeningkat sebesar25,28% dari tahun 2012;
Nilai relisasi PMA 2013mencapai 1,74% dariPMA nasional (Gambar37b)
-97,6038,06
2267,15
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
0,00200,00400,00600,00800,00
1000,001200,001400,001600,001800,002000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %
Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
17,88
54,22
1,10
22,41
2,83
0,870,69
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
98,76
1,24
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
-29,68
22,71
8,7410,43
25,28
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
0,0
100,0
200,0
300,0
400,0
500,0
600,0
700,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
3-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-37b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2012
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor dan impor nonmigas provinsi di Pulau NusaTenggara tahun 2011-2013 cenderung menurun. Kontribusi nilai ekspor non migas pulau NusaTenggara sebesar 0,27 persen terhadap terhadap nilai ekspor non migas nasional, dan imporsebesar 0,24 persen.
Gambar 3-38:Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Dalam 4 tahunterakhir (2010-2013)nilai perkembanganekspor non migaspulau Nusa Tenggaramenurun melambatdibandingkanpertumbuhan 2 tahunsebelumnya (2009-2010).
11,86
61,91
1,749,69
5,241,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
98,0
2,0
PROPORSI RELAISASI NILAI PMAPROVINSI TERHADAP PULAU
NUSA TENGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
0
500
1000
1500
2000
2500
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$ %
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
3-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-39:Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah KementerianPerdagangan
Kontribusi nilai ekpsor Pulau Nusa Tenggara sebesar 0,27 persen terhadap nilai ekspor non migasnasional, dengan persentase ekspor terbesar di Nusa Tenggara Barat
Gambar 3-40:Perkembangan Nilai Impor Non Migas di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013,(dalam juta US$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Dalam 3 tahun terakhir(2011-2013) nilaiperkembangan ekspordan impor non migaspulau Nusa Tenggarameningkatdibandingkanpertumbuhan 3 tahunsebelumnya (2009-2011).
29,48
46,01
0,2718,11
2,38
0,57
3,17
Kontribusi Ekspor (%)
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
97,47
2,53
Kontribusi Ekspor (%)
NTB
NTT
50,10
-32,74
61,11
44,26
-40
-20
0
20
40
60
80
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
3-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-41:Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013. (dalam juta US$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah KementerianPerdagangan
Kontribusi nilai impor Pulau Nusa Tenggara sebesar 0,24% terhadap nilai impor nasional, denganpersentase ekspor terbesar terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3.5. PERTANIAN
Tanaman Pangan. Produksi padi Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013 (ARAM I) mencapai sebesar2.886.949 ton atau sekitar 4,07 persen dari produksi padi nasional, dengan tingkat produktivitassebesar 44,35 kw/ha. Selain padi, jenis taman pangan dengan produksi cukup tinggi adalah jagungdan kedelai, produksi jagung mencapai 1.335.723 ton dan kedelai 98.996 ton dengan produktivitasmasing-masing sebesar 35,12 kw/ha dan 11,33 kw/ha.
Gambar 3-42:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2008-2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Produksi paditahun 2013 (ARAMI) sebesar2.886.949 ton,meningkat 2,6persen dibandingtahun 2012,denganproduktivitassebesar 44,35kw/ha sedikitmenurun dariproduktivitastahun 2012
12,12
84,28
0,24
2,060,46
0,07
0,77
Kontribusi Nilai Impor Pulau Jawaterhadap Nilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
89,66
10,34
Kontribusi Impor (%)
NTB
NTT
42,52
43,59
42,44
43,35
44,97
44,35
41,0041,5042,0042,5043,0043,5044,0044,5045,0045,50
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/(Ha)
Produksi Produktivitas
3-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-43:Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Nusa Tenggara Tahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013.
Gambar 3-44:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah Nusa Tenggara Tahun2008-2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Produksi jagung tahun2013 (ARAM I) sebesar1.335.723 ton,meningkat 5 persendibanding tahun 2012,dengan produktivitassebesar 35,12 kw/hasedikit menurun dariproduktivitas tahun2012
23,43
53,98
4,07
6,88
11,10
0,26 0,28
Distribusi Produksi Padi menurut PulauTahun 2013 (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
74,87
25,13
Distribusi Produksi Padi menurut ProvinsiPulau Nusa Tenggara Tahun 2013, (%).
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
869.
375
947.
762
902.
625
981.
553
1.27
2.06
0
1.33
5.72
3
26,3628,54 29,48 29,20
35,11 35,12
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha)
3-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-45:Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Gambar 3-46:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2008-2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Produksi kedelai tahun2013 (ARAM I) sebesar98.996 ton, meningkat2,2 persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar11,33 kw/ha menurundari produktivitastahun 2012
20,09
55,31
7,221,52
15,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurut PulauTahun2013, (%)
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
46,7553,25
Distribusi Produksi Jagung menurutProvinsi di Pulau Nusa Tenggra
Tahun2013, (%)
Nusa TenggaraBarat
Nusa TenggaraTimur
97.9
47
94.9
02
89.4
77
76.9
37
98.9
96
10,89
10,73
11,71 11,73
11,33
10,20
10,40
10,60
10,80
11,00
11,20
11,40
11,60
11,80
12,00
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas
3-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-47:Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Tanaman Perkebunan. Komoditas perkebunan utama yang menjadi unggulan di Wilayah NusaTenggara meliputi kelapa, tembakau, kopi, dan kakao. Produksi terbesar dari komoditasperkebunan tersebut adalah kelapa dan tembakau, namun pada tahun 2013 produksi dari keempatkomoditas perkebunan tersebut mengalami penurunan dibandingkan produksi tahun 2012.
Gambar 3-48:Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2012 dan 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Produksi perkebunanterbesar di NusaTenggara adalahkelapa sawit dantembakau. Produksiperkebunan 2013menurun dibangkanproduksi tahun 2012.
9,93
67,98
12,26
1,147,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurut PulauTahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
98,13
1,87
Distribusi Produksi Kedelai menurut Provinsidi Nusa Tenggara Tahun 2013, (%).
NusaTenggaraBarat
NusaTenggaraTimur
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
Kelapa Kopi Kakao Tembakau
2012 2013*
3-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-49:Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di Wilayah PulauNusa Tenggara Tahun 2013.
Wilayah produsen kelapa dan kopi terbesar dipulau Nusa Tenggara terdapat di Provinsi NusaTenggara Timur, sementara untuk tembakau diNusa Tenggara Barat.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Peternakan: Populasi ternak besar di Pulau Nusa Tenggara terbesar tahun 2013 adalah sapi danbabi, dengan populasi masing-masing 1.820.263 ekor dan 1.793.485 ekor. Sementara untuk jenisternak unggas populasi terbesar adalah jenis ayam ras pedaging, dengan populasi tahun 2013sebesar 4.188.472 ekor.
52,0054,0056,0058,0060,0062,0064,0066,00
Kelapa
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Kopi
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,00
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
Tembakau
3-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-50:Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Barat Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perkembanganjumlah populasiternak besar dalam 3tahun terakhircenderung meningkat;
Ternak besar denganpopulasi terbesaradalah babi dan sapi
Tabel 3-3:Populasi Ternak Besar Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013.
Provinsi Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
Nusa Tenggara Barat 1.002.521 149.644 643.658 38.857 80.641 63.829
Nusa Tenggara Timur 817.742 152.640 577.220 63.185 109.312 1.729.656
P. NUSA TENGGARA 1.820.263 302284 1220878 102042 189953 1793485
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, 2013
Gambar 3-51:Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
Perkembaganpopulasi ternakunggas dalam 5tahun terakhircenderungmeningkat;Ternak unggasdengan populasiterbesar adalahjenis ayam raspedaging
0200.000400.000600.000800.000
1.000.0001.200.0001.400.0001.600.0001.800.0002.000.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
0500.000
1.000.0001.500.0002.000.0002.500.0003.000.0003.500.0004.000.0004.500.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
3-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Tabel 3-4:Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013,(ribu ekor).
ProvinsiAyam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
Populasi Populasi PopulasiNusa Tenggara Barat 3.599.019 175.231 679.302Nusa Tenggara Timur 589.453 179.702 289.341P. NUSA TENGGARA 4.188.472 354.933 968.643
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013.
Perikanan dan Kelautan. Tingkat perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidayatahun 2012 di Pulau Nusa Tenggara rata-rata meningkat, Produksi perikanan tangkap 2012mencapai 202.174 ton dan perikanan budidaya 948.641 ton meningkat dibandingkan produksitahun sebelumnya. Produksi perikanan tangkap terbesar di Pulau Nusa Tenggara berasal dariperikanan tangkap laut, sementara untuk produksi perikanan budidaya terbesar jenis perikananbudidaya laut dan kolam.
Gambar 3-52:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2008-2012, (dalam ton).
Sumber: BPS, Tahun 2012
Produksi perikanandi Pulau NusaTenggara rata-ratameningkat setiaptahunnya, denganproduksi perikananterbesar berasaldari perikananbudidaya.
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 823.692 682.535 564.676 760.810 948.641
Perikanan Tangkap 198.989 216.411 205.349 245.553 202.174
-100.000200.000300.000400.000500.000600.000700.000800.000900.000
1.000.000
Ton
3-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-53:Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah Pulau Nusa Tenggaraterhadap Produksi Perikanan Nasional tahun 2008-2012, (dalam persen).
Produksi perikanantangkap Pulau NusaTenggara 2013mencapai 202.174 tonatau sekitar 3,47 %dari produksinasional;
Produksi perikananbudidaya Pulau NusaTenggara tahun 2013mencapai 948.641 tonatau sekitar 9,80 tondari produksinasional;
Sumber: BPS, Tahun 2012
Gambar 3-54:Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara Tahun 2012, (dalam persen).
Produsen perikanantangkap terbesar diPulau Nusa Tenggaraterdapat di NusaTenggara Barat
29,65
21,22
3,47
9,41
17,41
11,81
7,03
Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,80
4,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
67,35%
32,65%
Perikanan Tangkap
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Sumber: BPS, Tahun 2012
Produsen perikananbudidaya terbesar diWilayah Pulau NusaTenggara terdapat diNusa Tenggara Barat
.
Tabel 3-5:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Nusa TenggaraTahun 2008-2012, (Ton).Tahun Perikanan Budidaya Perikanan Tangkap
BudidayaLaut
Tambak Kolam Karamba Sawah JaringApung
Total TangkapLaut
PerairanUmum
Total
2008 782.901 36.239 3.465 916 171 - 823.692 3.465 2.766 6.231
2009 646.032 32.156 3.799 379 169 - 682.535 3.799 2.912 6.711
2010 511.115 41.571 4.736 306 167 6.781 64.676 4.736 3.278 8.014
2011 655.310 69.194 33.982 1.249 278 797 760.810 33.982 3.246 37.228
2012* 850.221 79.915 16.225 1.379 752 149 948.641 16.225 3.388 19.613
Sumber : BPS, tahun 2012
3.6. KEUANGAN DAERAH
Keuangan Daerah. Kondisi perkembangan keuangan daerah digambarkan dengan nilai realisasiPendapatan Asli Daerah (PAD), Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Belanja Pegawai terhadap totalBelanja Daerah, Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanja daerah, dan Rasiobelanja modal terhadap total belanja daerah. Perkembangan nilai realisasi PAD tahun 2013, keduaprovinsi mengalami peningkatan dari tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerah tahun2013 untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menurun dari tahun 2010, danberada dibawah rata-rata rasio kemandirian keuangan nasional (33 provinsi). Perkembangan rasiobelanja pegawai tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur menurun,dan rasio belanja modal di Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkat dari tahun 2010.
57,67%42,33%
Perikanan Budidaya
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
3-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-55:
Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam Juta rupiah).
Gambar 3-56:
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
PAD 2010 PAD 2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB
NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
3-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-57:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 3-58:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsiTahun 2010 dan 2013.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
3-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-59:
Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan2013, (dalam persen).
3.7. INFRASTRUKTUR WILAYAH.
Infrastruktur Jalan. Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 di wilayahPulau Nusa Tenggara mencapai 28.337 km meningkat sepanjang 2.138 km dari tahun 2005.Kondisi tingkat kerapatan jalan (Road Density), pada tahun 2013 kerapatan jalan di Nusa Tenggarasebesar 0,39 km/km2 lebih tinggi dibandingkan tingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²)dan kedua tertinggi setelah Pulau Jawa Bali. Sementara dari kualitas jalan negara, kondisi kualitasjalan di Pulau Nusa tenggara dengan kondisi mantap (baik+sedang) mencapai 97 persen meningkatdari tahun 2011.
Gambar 3-60:Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun2005 dan 2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan di PulauNusa Tenggara tahun2013 meningkat 2.138km dari tahun 2005.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
26.17928.337
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
2005 2013
Negara
Provinsi
Kab / Kota
Jumlah
3-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-61:Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2005dan 2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan diProvinsi Nusa TenggaraBarat dan NusaTenggara Timurmeningkat dari kondisitahun 2005.
Gambar 3-62:Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau NusaTenggara Tahun 2013, (dalam Km/Km2).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Tingkat kerapatan jalanProvinsi di NusaTenggara tergolongtinggi dibandingkanterhadap tingkatkerapatan jalan nasionl.
7.242
18.937
8.073
20.264
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur
2.005 2013
0,39 0,390,43
0,26
0,42
-0,050,100,15
0,200,250,30
0,350,400,45
0,50
Nusa Tenggara Barat Nasional Nusa Tenggara Timur
Provinsi (km/km2)_2005 Provinsi (km/km2)_2013
3-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-63:Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2011 dan 2013,(dalam Km).
Kondisi kualitas jalan diPulau Nusa Tenggaradengan kondisi mantapmeningkat sebesar 27persen dari tahun 2011
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Perkembangan produksi energi listrik di Pulau Nusa Tenggara Timur mengalamipeningkatan dalam empat tahun terkahir. Produksi listrik tahun 2013 mencapai 2.050,66 GWhatau meningkat sebesar 16,63 persen dari produksi energi tahun 2012, dan sebagian besar energilistrik yang di produksi dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD. Kondisiketersediaan listrik di Nusa Tenggara masih sangat terbatas, rasio elektrifikasi Pulau NusaTenggara tahun 2013 tercatat sebesar 56,5 persen masih jauh dari rata-rata rasio elektrifikasinasional, dan KWh jual perkapita masih jauh dibawah rata-rata KWh jual perkapita nasional.
46%
24%
22%8%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
72%
25%
3% 0%
2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
3-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-64:Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Nusa Tenggara dan Nasional Tahun 2009-2013, (dalam persen).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Rasio elektrifikasi diPulau Nusa Tenggaratahun 2013 mencapai56,5 persen meningkatdari tahun 2012, namunkondisi tersebut masihdibawah rasioelektrifikasi nasional
Gambar 3-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013, (dalampersen).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Rasio elektrifikasiProvinsi Nusa TenggaraBarat dan NusaTenggara Timur masihdibawah rasioelektrifikasi nasional
30,66
48,56
47,05
53,53
56,5
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. NUSA TENGGARA
63,40
48,30
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
NTB NTT
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
3-38 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun2013, (KWh per kapita).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
KWh perkapitaProvinsi Nusatenggara Barat danNusa Tenggara Timurmasih rendahdibandingkan KWhperkapita nasional,
KWh perkapitaProvinsi NusaTenggara Barat lebihtinggi dibandingkanProvinsi NusaTenggara Timur
Gambar 3-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2010-2013,(dalam MGh).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrik diPulau Nusa Tenggaradalam empat tahunterkahir meningkatatau tumbuh rata-ratasebesar 15,66 persenper tahun
3.8. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Pulau Nusa Tenggara berdasarkanKeputusan Menteri Kehutanan sekitar 2.855.949 hektar atau 2,27 persen dari total luas kawasanhutan Indonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi dan hutan lindung. Penyebaranhutan produksi dan hutan lindung terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas lahan kritis dipulau Nusa Tenggara tahun 2011 menurun seluas 2.653.803 ha, dengan penyebaran terluas diProvinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk kondisi hutan mangrove di Nusa Tenggara sekitar 90 persendalam kondisi baik dan sedang.
240,60
129,10
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
NTB NTT
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
1.326,401.489,78
1.762,33
2.050,66
-
500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
2010 2011 2012 2013
3-39Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Gambar 3-69:Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan diWilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Luas kawasan hutan danperairan di Pulau NusaTenggara hanya 2,27persen dari luas kawasanhutan nasional, sebagianbesar merupakan hutanproduksi dan hutanlindung
Tabel 3-6:Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurut Provinsidi Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI Luas (ha) PersenTerhadap
PulauHutan Konservasi
PerairanHutan
KonservasiDaratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
Nusa Tenggara Barat 11.121 168.044 437.309 430.485 1.046.959 36,66Nusa Tenggara Timur 122.350 227.980 727.440 731.220 1.808.990 63,34NUSA TENGGARA 133.471 396.024 1.164.749 1.161.705 2.855.949 2,27
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 3-7:Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun 2007dan 2011, (dalam hektar).
Provinsi 2007 20112007-2011Kritis Sangat
KritisJumlah Kritis Sangat
KritisJumlah
Nusa Tenggara Barat 236.899 68.833 305.732 68.611 23.248 91.859 13.873
Nusa Tenggara Timur 2.234.587 985.224 3.219.811 1.006.526 35.162 1.041.688 2.178.123NUSA TENGGARA 3.630.318 1.539.417 5.169.729 2.384.078 266.387 2.515.926 2.653.803
Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
4,67
13,87
40,78
40,68
NUSA TENGGARA
Hutan Konservasi Perairan
Hutan Konservasi Daratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
3-40 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Nusa Tenggara 2014
Tabel 3-8:Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun2012.
Provinsi Luas (Ha)
Kondisi (%)Proporsi
Terhadap TotalBaik Sedang RusakTidak
TeridentifkasiNusa Tenggara Barat 18356,88 52,94 38,24 8,82 - 52,52Nusa Tenggara Timur 16593,19 100 47,48P. NUSA TENGGARA 34950,07 52,94 38,24 8,82 - -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Nusa Tenggara dengan kondisirusak pada tahun 2007 menurun dibandingkan tahun 1999, jumlah DAS dengan penanganan superprioritas terdapat 6 DAS dan prioritas sebanyak 26 DAS. Perkembangan persentase jumlah desayang mengalami pencemaran udara, air, dan tanah pada tahun 2011 menurun dibandingkan tahun2005 dan 2008. Sementara untuk tingkat kerusakan kawasan hutan selama periode tahun 2011-2012 mencapai 5.726 ha yang sebagian besar terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tabel 3-9:Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Tahun2007.
Provinsi
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
Tahun 1994/95 - 1998/99 Tahun 1999/2000 - 2007Super
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
JumlahSuper
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
Jumlah
Nusa Tenggara Barat - 14 - 14 1 4 4 9Nusa Tenggara Timur - 25 - 25 5 22 1 28
Sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 3-10:Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsi dan JenisGangguan Tahun 2005, 2008, dan 2011.
ProvinsiAir Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011Nusa Tenggara Barat 8,17 7,67 7,01 1,22 0,66 0,65 5,37 5,81 2,4Nusa Tenggara Timur 3,43 1,75 1,31 0,8 0,07 0,27 2,78 0,86 0,98INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78
Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
Tabel 3-11:Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Nusa Tenggara Periode Tahun2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAP HPKTIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HP
NUSA TENGGARA BARAT 525,1 136,5 80,5 441,3 - 316,7 1.500,10NUSA TENGGARA TIMUR 406,4 719 335,4 59,6 - 2.705,6 4.225,90P. NUSA TENGGARA 931,5 855,5 415,9 500,9 - 3.022,3 5726
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Pulau
KALIMANTAN
4-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
4.1. KEPENDUDUKANKependudukan. Kondisi kependudukan di Wilayah Pulau Kalimantan digambarkan denganjumlah penduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkatkepadatan penduduk. Penduduk Wilayah Kalimantan tahun 2013 sebesar 14,751 ribu jiwabertambah sebanyak 900 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 2,12 % per tahun,dengan kepadatan penduduk 27 jiwa/km2.
Gambar 4-1:
Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) WilayahPulau Kalimantan Tahun 2013.
Penduduk WilayahKalimantan dalam3 tahun terakhirbertambah sebanyak900 ribu jiwa atautumbuh rata-rata2,12 persen pertahun
Sumber: BPS Tahun 2013
Gambar 4-2:
Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013.
Sumber: BPS Tahun 2013
Jumlah pendudukseluruh Provinsi diWilayah pulaumeningkat setiaptahunnya;Pendudukterbesar terdapatdi KalimantanBaratPertumbuhanpenduduktertinggi diProvinsiKalimantan Timur
1,73
1,191,48
2,12
1,47 1,53 1,54
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000
Sumatera Jawa Bali NusaTenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Penduduk(ribu jiwa)
Pertumbuhan(%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuahan Nasional_2013
00,511,522,533,54
0500
1.0001.5002.0002.5003.0003.5004.0004.5005.000
20. KalimatanBarat
21. KalimantanTengah
22. KalimantanSelatan
23. KalimantanTimur
(000 Jiwa) (%)
Penduduk_2010Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2010Pertumbuhan Penduduk Nasional_2013
PEMBANGUNAN DAERAH Kalimantan 20142014 22
Pertumbuhan Nasional_2013
4-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-3:
Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Kalimantan terhadap NasionalTahun 2013, (dalam persen).
Sumber: BPS Tahun 2013Penduduk Pulau Kalimantan 5,93 persen dari penduduk Indonesia, dengan konsentrasi terbesar
penduduk di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Gambar 4-4:
Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah PulauTahun 2013.
KepadatanPenduduk PulauKalimantan 27 jiwaper Km2 tergolongmasih rendahdibandingkankepadatan di PulauJawa Bali, NusaTenggara, Sumatera,dan Sulawesi.
Sumber: BPS Tahun 2013
21,52
58,69
3,88
5,937,32
1,101,22
Distribusi Penduduk menurut PulauTahun 2013.
Sumatera
Jawa Bali
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
31,46
16,1726,13
26,24
Proporsi Penduduk ProvinsiTerhadap Wilayah Pulau
Kalimatan Barat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
Kalimantan Timur
106
1.042
13725
9233
7
111
1.097
18827
9735
7130
0
500
1.000
1.500
Sumatera Jawa Bali NusaTenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Kepa
data
n (j
iwa/
Km2)
Kepadatan Penduduk_2010Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk Nasional_2013
4-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-5a:
Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di PulauKalimantan Tahun 2010 dan 2013.
Sumber: BPS 2013
Kepadatanpenduduk tertinggidi Pulau Kalimantandi ProvinsiKalimantan Selatanmencapai 99jiwa/km2
Gambar 4-5b:
Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Pulau Kalimantan Tahun 2013.
Sumber: BPS Tahun 2013
Rasioketergantunganprovinsi diKalimantan rata-rata dibawah rasiokertgantungannasional, kecualiKalimantan Barat
4.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Kalimantandigambarkan dengan perkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pendudukyang bekerja, pengangguran terbuka, dan tingkat pengangguran terbuka, tingkat pendidikan,dan lapangan usaha. Kondisi ketenagakerjaan di Pulau Kalimantan pada Februari 2014menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerjamaupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran.
30
14
94
17
32
16
99
19
0 20 40 60 80 100 120
20. Kalimatan Barat
21. Kalimantan Tengah
22. Kalimantan Selatan
23. Kalimantan TimurKepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk_2010
51,4
47,648,9
47,1
49,3
444546474849505152
20. Kalimatan Barat 21. KalimantanTengah
22. KalimantanSelatan
23. KalimantanTimur
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013
4-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-6:
Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerjaPulau KalimantanSelama periode2008-2014meningkat setiaptahunnya, dengantumbuh rata-ratasebesar 2,53 persenper tahun.
Gambar 4-7:
Penduduk Usia Kerja berdasarkandi Wilayah Pulau KalimantanTahun 2014 (Februari), dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerja di Pulau Kalimantan sebesar 5,82% dari nasional, dan penyebaran terbesar diKalimantan Barat
9.07
2.51
9
9.27
9.38
4
9.59
4.90
3
9.78
0.15
3
9.96
1.42
5
10.1
71.0
87
10.5
37.0
54
2,28
3,40
1,93 1,852,10
3,60
8.000.000
8.500.000
9.000.000
9.500.000
10.000.000
10.500.000
11.000.000
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
2008_Agust
2009_Agust
2010_Agust
2011_Agust
2012_Agust
2013_Agust
2014_Feb
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82
7,12
3,60 1,01 1,47
Sebaran Penduduk Usia KerjaMenurut Pulau Tahun 2014
(Februari)
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. NUSA TENGGARA
P. MALUKU
P. PAPUA
25,43
13,2621,44
21,54
Sebaran Penduduk Usia KerjaMenurut Provinsi di Pulau Kalimantan
Tahun 2014 (Feruari)
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
KalimantanSelatan
Kalimantan Timur
4-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-8:
Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Pulau KalimantanTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikan penduduk usia kerja 2014 meningkat dibandingkan 2008, terjadi peningkatan padalulusan SMTA, Diplpma/akademi, dan tamatan Universitas.
Gambar 4-9:
Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menururt Provinsidi Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2014 (Februari), dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Proporsi tamatanpendidikanpenduduk usia kerjadiseluruh provinsisebagian besarmerupakan tamatanSD, untuk tamatanSMA ke atas rendah,kecuali ProvinsiKalimantan Timur.
53,5021,45
20,37
2,14 2,54
SD SMTP
SMTA Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
48,05
21,35
22,90
2,255,45
SDSMTPSMTADiploma I/II/III/Akademi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
KalimantanTimur
55,9646,41 53,22
34,59
20,1824,16
21,07
21,27
17,85 21,48 18,77
33,82
3,47 5,69 4,93 8,17
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
4-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-10:
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di di WilayahJawaBali Menurut Tahun 2009 dan 2014 (Februari), dalam persen.
TingkatPartisipasiAngakat Kerja(TPAK) hampirseluruh provinsidi WilayahKalimantanberada diatasrata-rata TPAKNasional,TPAK 2014Kalimantan Baratdan KalimantanTimur menurun
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 4-11:
Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Jumlah penduduk bekerja di Wilayah Kalimantan meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara jumlah maupunpersentasenya atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);TPT Wilayah Kalimantan menurun dari tahun 2008-2014, dan kondisi pengangguran di Kalimantanberada dibawah rata-rata TPT nasional.
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
KalimantanTimur
P. Kalimantan
TPAK 2009 (%) 72,91 72,63 71,88 69,60 71,70
TPAK 2014 (%) 72,21 72,93 72,95 69,23 71,09
TPAK 2014 Nasional 69,17 69,17 69,17 69,17 69,17
67,00
68,00
69,00
70,00
71,00
72,00
73,00
74,00
TPA
K
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
-1.000.0002.000.0003.000.0004.000.0005.000.0006.000.0007.000.0008.000.000
2008_Agust
2009_Agust
2010_Agust
2011_Agust
2012_Agust
2013_Agust
2014_Feb
Jiwa%
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran TerbukaTPT Wilayah (%) TPT Nasional
4-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-12:
Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2014 (Februari), (dalam jiwa).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kondisi angkatankerja selama periode2008-2014, untukseluruh provinsi diWilayah Kalimantancenderungmeningkat setiaptahunnya.
Gambar 4-13:
Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Kalimantan,Tahun 2014 (Februari). dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaranangkatan kerja diPulau Kalimantansebagian besarterkonsentrasi diProvinsi KalimantanBarat
750.000950.000
1.150.0001.350.0001.550.0001.750.0001.950.0002.150.0002.350.0002.550.000
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
31,34
16,5126,69
25,45
Proporsi Provinsi_Pulau
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
4-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-14:
Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008 dan 2014 (Februari).
Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja 2014/Sakernas (Februari)
Perkembangan kualitas pendidikan angkatan kerja di Wilayah Pulau Kalimantan meningkat, yangditunjukan dengan meningkatnya persentase tamatan pendidikan SMA, akademi, dan universitas pada
tahun 2014 dibandingkan tahun 2008.
Gambar 4-15:
Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan,Tahun 2014 (Februari).
Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja 2014/Sakernas (Februari)
Kualitas pendidikanangkatan kerja diProvinsi diKalimantan rata-rata masihdomininan tamatanSD, kecuali diKalimantan Timurdiminan tamatanSMTA
54,58
18,14
21,26
2,72 3,31
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
48,19
17,14
24,76
2,707,21
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
57,7746,81 53,36
31,89
15,6720,49
18,14
15,72
19,1122,48 19,77
38,43
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
4-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-16:
DistribusiPenduduk BekerjaMenurut Provinsidi Wilayah Kalimantan, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja 2014/Sakernas (Februari)
Penyebaranpenduduk bekerjaterbesar di PulauKalimantan diProvinsi KalimantanBarat danKalimantan Selatan
Gambar 4-17:
Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Kalimantan menurut Lapangan Usaha Utama,Tahun 2014 (Februari).
Penyerapan tenagakerja terbesar diPulau Kalimantanterbesar sektorpertanian, sektorperdaggangan, dansektor jasa.
Sumber: BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional 2014 (Februari), diolah Pusdatinaker
32,02
16,8326,85
24,30
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
42,78
5,725,74
0,40
5,72
17,88
3,57
2,0716,12
PertanianPertambangan dan PenggalianIndustri PengolahanListrik, Gas dan AirBangunanPerdaganganAngkutan dan KomunikasiKeuanganJasa
4-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-18:
Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi diWilayah Pulaua Kalimantan, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja 2014/Sakernas, (Februari)
Komposisi pendudukyang bekerja seluruhprovinsi diKalimantan masihdominan di sektorpertanian, sektorperdaggangan, dansektor jasa
Gambar 4-19:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) AntarprovinsiTahun 2009-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan pengangguran terbuka (jumlah &Perentase) di Wilayah Kalimantan dalam kurunwaktu 2008-2014 menurun setiap tahunnya dengan persen penurunanTPT rata-rata 0,36 % pertahun;Kondisi TPT Pulau Kalimantan masih tergolong rendah (berada dibawah rata-rata TPT nasional).
Sumber: Publikasi Keadaan Angkatan Kerja 2014/Sakernas, (Februari)
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan TimurJasa KeuanganAngkutan dan Komunikasi PerdaganganBangunan Listrik, Gas dan AirIndustri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
050.000
100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000500.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Pengengguran Terbuka(jiwa) TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
4-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-20:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di Wilayah PulauKalimantan, Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan TPTProvinsi di PulauKalimantanmenurun, dan rata-rata beradadibawah TPTnasional dan Pulau,kecuali KalimantanTimur
Gambar 4-21:
Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Kalimantan, 2014 (Februari).
Kualitas pendidikanpengangguranterbuka di PulauKalimantan,tergolong masihrendah, sebagianbesar (> 50%) masihtamatan SD dan SMP.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
%
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur P. KALIMANTAN NASIONAL
0,94
9,14
18,39
19,1232,35
9,13
3,547,39 Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
4-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-22:
Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Kalimantan, 2014 (Februari).
Komposisipendidikanpengangguranterbuka provinsi diWilayah Kalimantanmasih dominantamatan SD dan SMP
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
4.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Wilayah Pulau Kalimantan dapat di gambarkan denganindikator kesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), dan Persentase KelahiranBalita menurut Penolong Kelahiran Terakhir; indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup(AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS);Indeks Pembangunan Manusia (IPM);Kemiskinan; danketimpangan pendapatan (Gini Rasio).
Gambar 4-23:
Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan,Tahun 2008-2013.
Perkembangan UHHseluruh provinsi diKalimantan selamaperiode 2008-2013meningkat, namun 2Provinsi (KalimantanTimnur danKalimantan Tengah)dengan kondisi UHHdibawah nasional.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
Universitas Diploma I/II/III AkademiSMK Kejuruan SMK UmumSekolah Menengah Pertama Sekolah DasarTidak/Belum Tamat SD Tidak/Belum Pernah Sekolah
60
62
64
66
68
70
72
74
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan SelatanKalimantan Timur Nasional
4-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-24:
Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir di Wilayah Pulau NusaTenggara, Tahun 2012.
Proses kelahiranBalita terakhir diWilayah Kalimantan2012 sebagian besarditolong tenagamedis, dan diatasrata-rata nasional,kecuali ProvinsiKalimantan Barat,Kalimantan Tengah.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPSKeterangan: Tenaga Medis (dokter, bodan dan tenaga medis lainnya), Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di Pulau Kalimantan selama 2008-2013ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH),dan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Pulau Kalimantan dalamkurun waktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan danmeningkat setiap tahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-ratanasional.
Gambar 4-25:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan,Tahun 2008-2013.
PerkembanganRata-rata LamaSekolah (RLS)seluruh provinsimeningkat dan rata-rata di atas RLSnasional, kecualiProvinsi KalimantanTimur danKalimantan Tengah.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Kalimantan Barat Kalimantan TengahKalimantan Selatan Kalimantan Timur
Tenaga Medis Provinsi_2012 Non Tenaga Medis Provinsi_2012Tenaga Medis Nasional_2012
55,5
66,5
77,5
88,5
99,510
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan SelatanKalimantan Timur Kalimantan Utara Nasional
4-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-26:
Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan,Tahun 2008-2013.
PerkembanganAMH, seluruhprovinsi diKalimantanmeningkat, danrata-rata diatasAMH nasional,kecuali KalimantanBarat
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
Tabel 4-1:Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi Tahun 2008 dan 2013.
Provinsi 2008** 2013 2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24
Kalimantan Barat 97,08 84,50 50,73 10,62 96,86 85,65 58,49 19,52 -0,22 1,15 7,75 8,89
KalimantanTengah
98,45 86,42 53,64 11,15 99,01 85,88 58,39 19,49 0,56 -0,54 4,75 8,34
KalimantanSelatan
97,48 79,68 50,30 11,40 98,80 86,31 59,78 16,68 1,32 6,62 9,48 5,28
Kalimantan Timur 98,35 90,78 64,71 14,43 99,46 96,62 73,10 23,99 1,11 5,84 8,38 9,56
Indonesia 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, 2013 Perkembangan pendidikan menurut APS di seluruh provinsi untuk seluruh usia sekolahmeingkat
Kemiskinan, Kondisi kemiskinan digambarkan dengan perkembangan jumlah,persentase, dan distribusi penduduk miskin menurut provinsi. Perkembangan jumlahdan persentase penduduk miskin di Pulau Kalimantan menunjukan penurunan setiaptahunnya, dengan rata-rata penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,44 persen pertahun.
86
88
90
92
94
96
98
100
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
4-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-27:
Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Jumlah pendudukmiskin PulauKalimantan tahun2014 sebesar14.985,9 ribu jiwaatau hanya sebesar3,48 persen dari totalpenduduk miskinnasional
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Gambar 4-28:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Kalimantan, Tahun 2008-2014.
Kondisi kemiskina di wilayah Pulau Kalimantan tahun 2014 sebanyak 984 ribu jiwa atau berkurang 230ribu jiwa dari tahun 2008;Tingkat kemiskinan berada dibawaha rata-rata kemiskinan nasional dan rata-rata menurun sebesar0,44% per tahun.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
21,48
55,51
6,42
3,487,62
1,41 4,08
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
1.21
4,11
1.01
5,82
1.01
7,94
971,
88
932,
93
978,
71
984
2,004,006,008,0010,0012,0014,0016,0018,00
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
2008 2009 2010 Sept._2011 Sept_2012 Sept_2013 Maret-2014
ribu jiwa %
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan Wilayah Tingkat Kemiskinan_Nasional
4-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-29:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan,Tahun 2008-2014.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Tingkat kemiskinanuntuk provinsi diPulau Kalimantanmenurun dari tahun2008 hingga 2014,dan rata-rataberada dibawahtingkat kemiskinannasional.
Gambar 4-30:
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2013.
Perkembangan kualitas sumberdaya manusia provinsi di Kalimantan menunjukan trend meningkatdari tahun 2008 – 2013, namun kondisi 2 provinsi (Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan)memiliki nilai IPM masih rendah dari IPM nasional; danPeningkatan IPM ini seiring dengan meningkatnya dari komponen pembentuk IPM (UHH, RLS, AMH,dan pengeluaran perkapita)
Sumber: Riskesdas, tahun 2007 dan 2010
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur Indonesia
6869707172737475767778
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (BPS) 61. Kalimantan Barat 63. Kalimantan Selatan64. Kalimantan Timur 62. Kalimantan Tengah
4-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
4.4. PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Daerah. Kondisi perekonomian daerah Pulau Kalimantan digambarkan denganbeberapa indikator, diantaranya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi, perkembanganstruktur ekonomi menurut lapangan usaha, PDRB Perkapita, dan nilai Ekspor-Impor.Pertubuhan ekonomi pulau Kalimantan dalam tiga tahun terakhir mengalami perlambatan,seluruh sektor tumbuh positif kecuali industry pengolahan, sektor dengan pertumbuhanekonomi tertinggi dan pendorong ekonomi Kalimantan adalah sektor keuangan, perdagangandan jasa.
Gambar 4-31:
Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Atas Dasar HargaKonstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Pertumbuhanekonomi PulauKalimantan selamaperiode 2008-2013tumbuh positif,namun cenderungmengalamiperlambatan daritahun 2010 hinggaakhir 2013, denganlaju pertumbuhanmasih dibawahpertumbuhanekonomi nasional.
Sumber: Riskesdas, tahun 2007 dan 2010
Tabel 4-2:
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Pulau Kalimantan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2000, 2010-2013. (dalam persen).
Lapangan UsahaPertumbuhan (%)
2010 2011 2012* 2013**1. Pertanian 3,82 4,68 4,36 4,632. Pertambangan & Penggalian 8,33 6,69 4,84 0,613. Industri Pengolahan -1,48 -3,69 -3,52 -1,714. Listrik, Gas & Air Bersih 7,45 8,70 7,38 5,125. Konstruksi 8,09 9,83 11,60 8,266. Perdagangan, Hotel & Restoran 8,33 8,47 8,17 6,477. Pengangkutan & Komunikasi 8,50 8,90 9,23 7,728. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 9,45 10,14 12,59 10,999. Jasa-Jasa 6,75 8,49 8,73 7,89
Sumber : BPS, Tahun 2013 Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
2008 2009 2010 2011 2012 2013
P. KALIMANTAN 5,35 3,47 5,38 4,98 4,83 3,49
NASIONAL 6,01 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
Pert
umbu
han
(%)
4-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Seluruh sektor tumbuh positif kecuali sektor industri pengolahan. Sektor dengan laju pertumbuhantertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan adalah Sektor keuangan,
sektor kontruksi, dan sektor jasa.
Gambar 4-32:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Kalimantan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Pertumbuhanekonomi provinsi diWilayah Kalimantantahun 2013, seluruhprovinsi tumbuhpositif, namunprovinsi KalimantanSelatan danKalimantan Timurmengalamiperlambatan padaakhir tahun 2013
Sumber : BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Gambar 4-33:
Peranan Ekonomi Wilayah Pulau Kalimantan terhadap Perekonomian Nasional Atas DasarHarga Berlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen).
Peran Wilayah PulauKalimantanterhadappembentukan PDBnasional, relatifcukup besar, yaitusebesar 8,70% ketigasetelah PulauSumatera
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**61. Kalimantan Barat 62. Kalimantan Tengah63. Kalimantan Selatan 64. Kalimantan TimurPDB dengan Migas P. KALIMANTAN
23,89%
59,42%
1,28% 8,70%
4,65%0,15%
1,91%
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
4-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
64,73 % pembentukanPDRB PulauKalimantan disumbangdari ProvinsiKalimantan Timur
Sumber: BPS Tahun 2013
Gambar 4-34:
Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2013. (dalam persen).
Sektor utamaperpenopangperekonomianwilayah Kalimantanadalah sektorIndustripengolahan, sektorperdagangan, dansektor pertanian
Sumber: BPS Tahun 2013
12,93
9,66
12,6864,73
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
10,621,31
28,18
1,696,46
23,36
7,65
10,61
10,11
KALIMANTAN1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
4-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-35:
PDRB Per Kapita dengan Migas ADHB menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Dalam kurun waktu2009-2013 PDRB perkapita atas dasarharga berlaku terusmengalamipeningkatan, denganPDRB perkapitatertinggi yaituKalimantan Timurdan terrendahKalimantan Barat
Sumber: BPS Tahun 2013
4.5. INVESTASI PMA DAN PMDN:
Investasi PMDN dan PMA. Perkembangan realisasi investasi PMDN dan PMA di Kalimantanselama periode 2008-2013 terakhir meningkat. realisasi PMDN di Kalimantan tahun 2013sebesar 22,41 persen dari total PMDN nasional, dan nilai PMA sebesar 9,69 persen dari PMAnasional. Sebaran nilai investasi PMDN dan PMA di Pulau Kalimantan terbesar di KalimantanTimur, yaitu PMDN (23,08%) dan PMA (48,1%).
Gambar 4-36a:
Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) Pulau Kalimantan Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMDNPulau Kalimantantahun 2013 sebesar28.713,61 miliarrupiahataumeningkat sebesar71,53 % dari tahun2012Realisasi PMDNsebesar 22,41 %terhadap PMDNnasional atau keduaterbesar setelahPulau Jawa Bali, dansebagian besarterdapat di ProvinsiKalimantan Timur(Gambar 36b)
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
18. KalimantanBarat
19. KalimantanTengah
20. KalimantanSelatan
21. KalimantanTimur
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
28713,61
61,11
396,71
-7,6024,30
71,53
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0,00
5000,00
10000,00
15000,00
20000,00
25000,00
30000,00
35000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %
Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
4-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-36b:
Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 4-37a:
Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Kalimantan Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2012
Investasi PMA PulauKalimantan tahun2013 2.773,4 jutaUS$ atau menurunsebesar 13,56% daritahun 2012Nilai relisasi PMA2013 mencapai9,69% dari PMAnasional atau ketigasetelah P. Sumatera,dengan PMAterbesarterkonsentrasi diKalimantan Timurdan KalimantanBarat (Gambar 37b)
17,88
54,22
1,10
22,41
2,83 0,87 0,69
PROPORSI REALISASI NILAI INVESATSI PMDNWILAYAH PULAU TERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
3,63
2,64
11,9423,08
0,03
PROPORSI REALISASI NILAI INVESTASIPMDN PROVINSI TERHADAP PULAU
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
3.208,62.773,4
146,88
607,26
-4,6067,22
-13,56
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
0,0
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
3.500,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
4-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-37b:
Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, 2012
4.6. PERDAGANGAN EKSPOR DAN IMPOR:
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor dan impor nonmigas provinsi di WilayahPulau Kalimantan tahun 2011-2013 cenderung menurun. Kontribusi nilai ekspor non migasKalimantan sebesar 18,11% terhadap terhadap nilai ekspor non migas nasional, dan imporsebesar 2,06%. .
Gambar 4-38:
Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau KalimantanTahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Dalam 3 tahunterakhir (2011-2013) nilaiperkembanganekspor non migaspulau Kalimantanmenurun melambatdibandingkanpertumbuhan 3tahun sebelumnya(2009-2011).
11,86
61,911,74
9,69
5,241,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
23,4
17,4
9,4
48,1
1,7
PROPORSI RELAISASI NILAI PMAPROVINSI TERHADAP PULAU
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
34,81
42,45
-3,71 -3,49
-10
0
10
20
30
40
50
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$ %
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
4-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-39:
Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kontribusi nilai ekpsor Pulau Kalimantan sebesar 18,11 persen terhadap nilai ekspor non migasnasional, dengan persentase ekspor terbesar di Kalimantan adalah Provinsi Kalimantan Timur.
Gambar 4-40:
Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau KalimantanTahun 2009-2013, (dalam juta US$).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013) nilaiperkembanganekspor dan impornon migas pulauKalimantanmenurundibandingkanpertumbuhan 3tahun sebelumnya(2009-2011).
29,48
46,01
0,2718,11
2,38
0,57
3,17
Kontribusi Nilai Ekspor Pulau Kalimantanterhadap Ekspor Nasional Tahun 2013, (%).
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
1,97 1,11
12,8323,46
Kontribusi Nilai Ekspor Provinsi Nilai EksporPulau Kalimantan Tahun 2013, (%).
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
11,95
22,5617,98
-18,37
-25
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
4-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-41:Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kontribusi nilai impor Pulau Kalimantan sebesar 2,06% terhadap nilai impor nasional, denganpersentase ekspor terbesar terdapat di Provinsi Kalimantan Timur.
4.7. PERTANIAN
Tanaman Pangan. Produksi padi di Pulau Kalimantan Tahun 2013 (ARAM I) mencapai sebesar4.872.400 ton atau sekitar 6,88 persen dari produksi padi nasional, dengan tingkatproduktivitas rata-rata sebesar 36,36 kw/ha. Selain padi, jenis taman pangan dengan produksicukup tinggi adalah jagung dan kedelai, produksi jagung mencapai 281.809 ton dan kedelai9.225 ton dengan produktivitas masing-masing sebesar 41,10 kw/ha dan 13,19 kw/ha.
Gambar 4-42:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah KalimantanTahun 2008-2013
Sumber: Badan Pusat StatistikProduksi padi tahun 2013 (ARAM I) sebesar 38.255.156 ton, meningkat 2,31 persen dibanding tahun2012, dengan produktivitas sebesar 58,01 kw/ha sedikit menurun dari produktivitas tahun 2012
12,12
84,28
0,24
2,06
0,46
0,07
0,77
Kontribusi Nilai Impor Pulau Jawa terhadapNilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
0,150,04
0,34
1,91
Kontribusi Impor Provinsi terhadap NilaiImpor Pulau Kalimantan, (%)
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
4.100.0004.200.0004.300.0004.400.0004.500.0004.600.0004.700.0004.800.0004.900.0005.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/(Ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas Nasional
4-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Produktivitas padi Pulau Kalimantan masih dibawah rata-rata produktivitas padi nasional
Gambar 4-43:
Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Gambar 4-44:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2013
Sumber: Badan Pusat StatistikProduksi jagung tahun 2013 (ARAM I) sebesar 10.238.943 ton, menurun 4,97 persen dibanding tahun2012, dengan produktivitas sebesar 51,66 kw/ha sedikit menurun dari produktivitas tahun 2012Produkstivitas jaggung Pulau Kalimantan masih dibawah rata-rata produktivitas nasional
23,43
53,98
4,07
6,88
11,10
0,26 0,28
Distribusi Produksi Padi menurut PulauTahun 2013 (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
31,09
16,2940,86
11,77
Distribusi Produksi Padi menurut ProvinsiPulau Kalimantan Tahun 2013, (%).
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
295.
248
301.
286
306.
060
277.
147
300.
076
281.
809
41,92 41,70 40,52 38,90 40,98 41,10
40,78 42,37 44,36 45,6548,99 47,99
260.000265.000270.000275.000280.000285.000290.000295.000300.000305.000310.000
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Produksi (ton) Produktivitas _Pulau Produktivitas _Nasional
4-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-45:
Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Kalimantan Tahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Gambar 4-46:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah KalimantanTahun 2008-2013
Sumber: Badan Pusat StatistikProduksi kedelai tahun 2013 (ARAM I) sebesar 549.001 ton, menurun 10,21 persen dibanding tahun2012,Produktivitas kedelai sebesar 15,64 kw/ha meningkat dari tahun 2012, namun masih dibawahproiduktivitas kedelai nasional
20,09
55,31
7,221,52
15,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurutPulau Tahun 2013, (%)
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
57,36
2,58
37,053,01
Distribusi Produksi Jagung menurutProvinsi
di Pulau Kalimantan Tahun2013, (%)
Kalimantan Barat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
Kalimantan Timur
10.2
75
12.2
54
11.5
07
8.26
3
9.22
5
11,5812,54 12,60 12,98 13,19
13,48 13,73 13,6814,85 14,57
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas_Nasional
4-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-47:
Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Kalimantan Tahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Tanaman Perkebunan. Pulau Kalimantan merupakan produsen kelapa sawit kedua terbesar diIndonesia setelah Pulau Sumatera, dengan produktivitas sebesar 7.320,38 ribu ton atau sekitar28,14 % dari produksi sawit nasional. Selain kelapa sawit, komoditas perkebunan lainnya yangmenjadi unggulan di Kalimantan antara lain kelapa, karet, kopi dan kakao.
Gambar 4-48:
Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama di Wilayah Pulau KalimantanTahun 20012 dan 2013, (ribu ton).
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Produksiperkebunan terbesardipulau Kalimantanadalah kelapa sawitdan karet. Produksiperkebunan 2013menurundibandingkanproduksi tahun2012.
9,93
67,98
12,26
1,147,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurutPulau Tahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
19,58
23,6939,12
17,62
Distribusi Produksi Kedelai menurutProvinsi
di KalimantanTahun 2013, (%).
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
7670
,57
192,
87
686,
29
8,57
11,0
9
7320
,37
190,
61
669,
84
8,48
10,5
2
1,00
10,00
100,00
1000,00
10000,00
Kelapa Sawit Kelapa Karet Kopi Kakao
2012 2013*
4-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-49:
Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di Wilayah PulauKalimantan Tahun 2013, (ribu ton)
Wilayah produsen kelapa sawit, kelapa dan karetterbesar di Wilayah Pulau Kalimantan terdapat diKalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Su Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Peternakan: Populasi ternak besar di Pulau Kalimantan terbesar adalah babi dengan jumlahpopulasi tahun 2013 mencapai 773669 ekor, selanjutnya diikuti sapi, dan kambing denganpopulasi masing-masing 511.491 ekor dan 400.008 ekor. Sementara untuk jenis ternak unggaspopulasi terbesar adalah jenis ayam ras pedaging, dengan populasi tahun 2013 sebesar120.805.603 ekor.
0,00500,00
1000,001500,002000,002500,003000,003500,00
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
KalimantanTimur
Kelapa Sawit
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00350,00
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
KalimantanTimur
Karet
Karet
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
KalimantanBarat
KalimantanTengah
KalimantanSelatan
KalimantanTimur
Kelapa
Kelapa
4-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-50:
Populasi Ternak Besar di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perkembanganjumlah populasiternak besardalam 3 tahunterakhir cenderungmeningkat;
Ternak besardengan populasiterbesar adalahbabi, sapi dankambing
Tabel 4-3:Populasi Ternak Besar menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013, (ekor).
Provinsi Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
Kalimantan Barat 171.755 3.441 187.923 272 29 485.314Kalimantan Tengah 71.922 6.904 45.922 2.349 32 192.585Kalimantan Selatan 162.786 27.891 102.629 3.885 141 5.553Kalimantan Timur 105.028 9.070 63.534 434 101 89.917P. KALIMANTAN 511.491 47.306 400.008 6940 303 773.369
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 4-51:
Populasi Ternak Unggas di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, tahun 2013
Perkembnagan populasi ternak unggas dalam 5 tahun terakhir cenderung meningkat;Ternak unggas dengan populasi terbesar adalah jenis ayam ras pedagingPenyebaran populasi ayam ras pedaging terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
120.805.603
0
20.000.000
40.000.000
60.000.000
80.000.000
100.000.000
120.000.000
140.000.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
4-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Tabel 4-4:Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013, (ekor)
Provinsi Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur ItikKalimantan Barat 26.543.707 3.627.174 779.539Kalimantan Tengah 4.470.485 39.921 266.743Kalimantan Selatan 49.527.380 3.226.547 4.735.624Kalimantan Timur 40.264.031 1.619.246 220.664P. KALIMANTAN 120.805.603 8.512.888 6.002.570
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, tahun 2013
Perikanan dan Kelautan. Tingkat perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidayatahun 2012 di Pulau Kalimantan rata-rata meningkat, Produksi perikanan tangkap 2012mencapai 548.572 ton dan perikanan budidaya 461.805 ton meningkat dibandingkan produksitahun sebelumnya. Produksi perikanan tangkap terbesar di wilayah Pulau Kalimantan berasaldari perikanan tangkap laut, sementara untuk produksi perikanan budidaya terbesar jenisperikanan budidaya laut dan kolam.
Gambar 4-52:
Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2008-2013, (dalam ton).
Sumber: DKP, tahun 2013
Produksi perikanandi Pulau Kalimantanrata-rata meningkatsetiap tahunnya,dengan produksiperikanan terbesarberasal dariperikanan tangkap.
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 114.234 148.847 262.899 310.366 461.805
Perikanan Tangkap 454.353 327.893 525.933 510.443 548.572
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
Ton
4-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-53:
Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah Pulau Kalimantan terhadapProduksi Perikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalam persen).
Produksiperikanan tangkapPulau Kalimantan2013 mencapai548.572 ton atausekitar 9,41 %dari produksinasional;
Produksiperikananbudidaya PulauKalimantan tahun2013 mencapai461.805 ton atausekitar 4,77 tondari produksinasional;
Sumber: DKP, tahun 2013
Gambar 4-54:
Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2013, (dalam persen).
Produsen perikanantangkap terbesar diPulau Kalimantanterdapat diKalimantan Selatan
29,65
21,22
3,47
9,41
17,41
11,817,03
Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,804,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
20,55%
17,31%
35,10%
27,04%
Perikanan Tangkap
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
4-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Sumber: DKP, tahun 2013
Produsen perikananbudidaya terbesar diWilayah PulauKalimantan terdapatdi Kalimantan Timur
Tabel 4-4:
Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah KalimantanTahun 2008-2012, (Ton).
TahunPerikanan Budidaya Perikanan Tangkap
BudidayaLaut
Tambak Kolam KarambaJaringApung
SawahPerikanan
LautPerairanUmum
2008 229.158 283.758 255.139 2.324 156.891 75.832 1.044.040 39.1822009 493.900 312.439 285.032 1.887 149.426 49.248 1.073.285 39.6022010 559.134 473.745 447.872 3.454 178.428 54.823 1.070.800 47.1972011 576.570 537.324 574.245 4.044 222.076 29.371 1.142.531 48.341
2012* 737.117 535.746 720.613 2.031 241.714 32.880 1.187.038 50.048
Sumber: DKP, tahun 2013;
4.8. KEUANGAN DAERAH:
Keuangan Daerah, perkembangan Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Belanja Pegawai terhadaptotal Belanja Daerah , Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanja daerah, danRasio belanja modal terhadap total belanja daerah untuk provinsi di Wilayah Pulau Kalimantanmenurun dibandingkan tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerah seluruh provinsi diPulau Kalimantan masih berada diatas rata-rata nasional.
8,03%9,22%
19,71%63,04%
Perikanan Budidaya
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
4-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-55:
Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam miliar rupiah).
Gambar 4-56:
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000A
c e
h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jatim
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalti
m
Sulu
t
Sulte
ng
Suls
el
Sultr
a
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSA TENGGARAKALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jatim
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalte
ng
Kals
el
Kalti
m
Sulu
t
Sulte
ng
Suls
el
Sultr
a
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSA TENGGARA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
4-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-57:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total BelanjaDaerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2012.
Gambar 4-58:Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jatim
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalti
m
Sulu
t
Sulte
ng
Suls
el
Sultr
a
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSA TENGGARAKALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSA TENGGARAKALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
4-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-59:
Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013, (dalam persen).
4.9. INFRASTRUKTUR WILAYAH:
Infrastruktur Jalan: Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 diPulau Kalimantan mencapai 56.889 km meningkat sebesar 40.065 km dari tahun 2005,peningkatan panjang jalan terjadi di Provinsi Kalimantan Timur. Kondisi tingkat kerapatanjalan (Road Density) pada tahun 2013 di wilayah Kalimantan sebesar 0,10 km/km2 lebih rendahdari tingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²), dengan kerapatan tertinggi di ProvinsiKalimantan Selatan. Sementara dari kualitas jalan negara di wilayah Kalimantan dengan kondisimantap (baik+sedang) mencapai 89 persen sedikit meningkat dibandingkan tahun 2011.
Gambar 4-60:
Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2005 dan 2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan diPulau Kalimantantahun 2013mencapai 56.889km atau meningkat16.834 km daritahun 2005.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jatim
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalti
m
Sulu
t
Sulte
ng
Suls
el
Sultr
a
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSA TENGGARAKALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
40.065
56.899
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
2005 2013
Negara
Provinsi
Kab / Kota
Jumlah
4-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-61:
Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2005 dan 2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Peningkatan panjangjalan tahun 2013terjadi di seluruhProvinsi, denganpeningkatantertinggi di ProvinsiKalimantan Timur.i
Gambar 4-62:
Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah PulauKalimantan Tahun 2013, (dalam Km/Km2).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Tingkat kerapatanjalan di PulauKalimantan masihdibawah ratairata-rata krapatanjalan nasionl,
Tingkat kerapatanjalan tertinggi diPulau KalimantanSelatan (0,30km/km2).
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
Kalimantan Barat KalimantanTengah
KalimantanSelatan
KalimantanTimur
2.005 2013
0,08 0,08
0,18
0,05
0,10 0,10
0,260,30
0,07
-0,050,100,150,200,250,300,35
KalimantanBarat
KalimantanTengah
Nasional KalimantanSelatan
KalimantanTimur
Provinsi (km/km2)_2005 Provinsi (km/km2)_2013
4-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-63:
Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2011 dan 2013, (dalam Km).
Kondisi kualitas jalandi Pulau Kalimantansebagian sekitar 89persen dalam kondisimantap )
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Perkembangan produksi energi listrik di Pulau Kalimangtan mengalamipeningkatan dari dalam empat tahun terkahir. Produksi listrik tahun 2013 mencapai mencapai8.367,03 GWh atau meningkat sebesar 10,15 persen dari produksi tahun 2012. Sebagian besarproduksi energi listrik dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Sementarauntuk rasio elektrifikasi, sebagian besar provinsi di Kalimantan memiliki rasio elektrifikasidibawah rasio elektrifikasi nasional, kecuali Kalimantan Selatan.
59%29%
9%
3%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
64%
25%
7%
4%
2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
4-38 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-64:Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Kalimantan dan Nasional Tahun 2009-2013, (dalam persen).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Rasio elektrifikasi diPulau Kalimantantahun 2013mencapai 71,2persen meningkatdari tahun 2009,damun kondisi rasioelektrifikasi PuluaKalimantan masihdibawah rata-ratarasio elektrifikasinasional
Gambar 4-65:
Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Rasio elektrifikasiprovinsi di PulauKalimantan masihrendah beradadibawah rasioelektrifikasi nasional
61,34
50,17
68,10
73,68
71,2
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. KALIMANTAN
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
KalimantanBarat
KalimantanSelatan
KalimantanTengah
KalimantanTimur
KalimantanUtara
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
4-39Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-66:
Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2013, (KWg/Kapita).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
KWh perkapitaprovinsi di WilayahPulau Kalimantanmasih tergolongrendah dan dibawahrata-rata KWhperkapita nasional
Gambar 4-67:Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2010-2013,(dalam MGh).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energilistrik di PulauKalimantan dalamempat tahunterkahir mengalamipeningkatan setisaptahunnya, atautumbuh sebesar10,74 persen pertahun
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
6.160,90
6.849,51
7.596,32
8.367,03
-
1.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
6.000,00
7.000,00
8.000,00
9.000,00
2010 2011 2012 2013
P. KALIMANTAN
4-40 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-68:
Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Data Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energilistrik di PulauKalimantansebagian besar diproduksi dari PLTDyaitu mencapi 63,70persen
4.10. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Wilayah Kalimantan berdasarkanKeputusan Menteri Kehutanan sekitar 36.621.568,38 hektar atau 29,12 persen dari total luaskawasan hutan Indonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi mencapai 66,52persen. Penyebaran hutan produksi terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah dan KalimantanTimur. Luas lahan kritis di wilayah tahun 2011 menurun sebesar 2.817.153 ha atau 18,32persen dari tahun 2007. Kondisi hutan mangrove di Kalimantan sebesar 52,82 persen dalamkondisi baik dan 17,79 persen, dengan rusak dengan penyebaran hutan mangrove terbesar diProvinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
2,18
23,48
5,29
5,25
63,70
0,09 0,01
P. KALIMANTAN
PLTA
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTP
PLTD
PLTMG
PLT Surya
4-41Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Gambar 4-69:
Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan(2009-2013) di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Luas kawasan hutandan perairan diPulau Kalimantan29,12 persen dariluas kawasan hutannasional, dansebagian besarmerupakan hutanproduksi
Tabel 4-6:
Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurutProvinsi di Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI
Luas (ha) PersenTerhadapPulau (%)Hutan
KonservasiPerairan
HutanKonservasi
Daratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
Kalimantan Barat 187.509 1.441.173 4.420.467,94 2.306.447,58 8.355.597,38 22,82Kalimantan Tengah 22.542 1.608.286 9.742.813,00 1.346.066,00 12.719.707,00 34,73Kalimantan Timur 0 1.741.418 9.157.728,00 2.867.136,00 13.766.282,00 37,59Kalimantan Selatan 0 213.285 1.040.272,00 526.425,00 1.779.982,00 4,86KALIMANTAN 210.050,90 5.004.161,96 24.361.280,94 7.046.074,58 36.621.568,38
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 4-7:
Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2007 dan 2011, (dalam hektar).
Provinsi 2007 20112007-2011Kritis Sangat
KritisJumlah Kritis Sangat
KritisJumlah
Kalimantan Barat 1.840.181 16.124 1.856.305 2.844.134 325.357 3.169.491 ( 1.313.186)Kalimantan Tengah 1.939.144 1.267.743 3.206.887 3.498.036 1.138.854 4.636.890 (1.430.003)Kalimantan Selatan 511.821 54.771 566.592 708.130 78.781 786.911 (220.319)Kalimantan Timur 1.015.616 38.074 1.053.690 314.464 4.372 318.836 734.854P. KALIMANTAN 11.408.581 3.970.208 15.378.763 10.823.990 1.872.166 2.561.610 2.817.153
Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
0,57
13,66
66,52
19,24Hutan Konservasi Perairan
Hutan Konservasi Daratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
4-42 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Tabel 4-8:Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan
Tahun 2012.
Provinsi Luas (Ha)
Kondisi (%) ProporsiTerhadap Total
(%)Baik Sedang RusakTidak
TeridentifkasiKalimantan Barat 125948 31,5 63,8 4,7 39,35Kalimantan Tengah 42491,16 80,13 16,96 2,91 13,28Kalimantan Selatan 131766,71 20,59 36,15 43,26 41,17Kalimantan Timur 19840,96 79,09 0,01 20,29 0,61 6,20
P. KALIMANTAN 320046,83 52,8275 29,23 17,79 0,61 100,00
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Kalimantan dengan kondisirusak pada tahun 2007 meningkat dibandingkan tahun 1999, jumlah DAS dengan penanganansuper prioritas sebanyak 5 DAS dan penanganan prioritas sebanyak 11 DAS. Persentase jumlahdesa yang mengalami pencemaran udara, air, dan tanah di Wilayah Kalimantan tahun 2011cenderung menurun dibandingkan tahun 2005, namun dengan tingkat pencemaran masihcukup tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Untuk tingkat kerusakan kawasan hutan selamaperiode tahun 2011-2012 mencapai 304.519 ha yang sebagian besar terdapat di ProvinsiKalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
Tabel 4-9:
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah Pulau KalimantanTahun 2007.
Provinsi Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
Tahun 1994/95 - 1998/99 Tahun 1999/2000 - 2007Super
PrioritasPrioritas Prioritas
RendahJumlah Super
PrioritasPrioritas Prioritas
RendahJumlah
Kalimantan Barat - 3 5 8 1 4 3 8Kalimantan Tengah - 4 5 9 2 2 5 9Kalimantan Selatan - 3 9 12 1 1 9 11Kalimantan Timur - 3 8 11 1 4 6 11P.KALIMANTAN - 13 27 40 5 11 23 39Sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 4-10:
Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsi dan JenisGangguan di Wilayah Kalimantan Tahun 2005, 2008, dan 2011.
ProvinsiAir Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011Kalimantan Barat 22,61 11,95 12,35 4,71 3,46 1,58 7,25 2,12 2,24Kalimantan Tengah 18,58 7,04 11,58 1,7 0,21 0,59 8,36 3,45 1,44Kalimantan Selatan 16,49 6,79 10,7 2,55 1,87 2,9 7,71 4,61 4,5Kalimantan Timur 16,07 9,6 11,95 3,42 1,91 2,8 9,75 3,25 4,37INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78 Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
4-43Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Kalimantan 2014
Tabel 4-11:
Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Kalimantan PeriodeTahun 2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAP HPKTIPE HUTAN KSA-
KPAHL HPT HP
Kalimantan Barat 1.831,60 5.212,90 7.149,40 16.296,00 1.161,70 60.545,00 92.196,50Kalimantan Selatan - 197,6 346 3.829,00 1.639,60 1.048,20 7.060,50Kalimantan Tengah 995,5 1.227,60 6.786,30 26.659,50 19.103,90 7.334,90 62.107,60Kalimantan Timur 590,4 891,2 3.748,80 42.929,90 - 94.994,10 143.154,40P. KALIMANTAN 3.417,50 7.529,30 18.030,50 89.714,40 21.905,20 163.922,20 304.519,00Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Pulau
SULAWESI
5-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
5.1. KEPENDUDUKANKependudukan. Kondisi kependudukan di Wilayah Pulau Sulawesi digambarkan dengan jumlahpenduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkat kepadatanpenduduk. Penduduk Pulau Sulawesi tahun 2013 sebesar 18.217 ribu jiwa bertambah sebanyak780 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,47 % per tahun, dengan kepadatanpenduduk 97 jiwa/km2.
Gambar 5-1:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) PulauSulawesi Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Penduduk PulauSulawesi dalam 3tahun terakhirbertambahsebanyak 780 ribujiwa atau tumbuhrata-rata 1,47persen per tahun
Gambar 5-2:Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Jumlah pendudukseluruh Provinsi diSulawesi tahun2013 dari tahun2010;PenyebaranPenduduk Pulausulawesi terbesardi SulawesiSelatanLaju pertumbuhanpenduduktertinggi diSulawesiTenggara
50.860
140.941
9.222 13.851 17.4372.585 3.622
1,73
1,191,48
2,12
1,47 1,531,65
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000
ribu jiwa %
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuahan Nasional_2013
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
01.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.000
24. SulawesiUtara
25. Gorontalo 26. SulawesiTengah
27. SulawesiSelatan
28. SulawesiBarat
29. SulawesiTenggara
(000 Jiwa) (%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013
Pertumbuhan Penduduk_2013 Pertumbuhan Penduduk_2010
PEMBANGUNAN DAERAH Sulawesi 20142014 22
Pertumbuhan Nasional_2013
5-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-3:Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Sulawesi terhadap Nasional Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Penduduk Pulau Sulawesi tahun 2013 sebesar 7,31 persen dari penduduk Indonesia, dengan konsentrasiterbesar di Provinsi Sulawesi Selatan
Gambar 5-4:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah Pulau Tahun2013.
Sumber: BPS, Tahun 2014
Tingkat kepdatanpenduduk diWilayah Sulawesirelatif masihrendah ataumenempati urutankeempat setelahSumatera , dengankepadatan sebesar97 jiwa/km2
21,32
59,09
3,87
5,817,31
1,08 1,20
Proporsi Penduduk Pulau terhadapPenduduk Nasional (%)_2013.
Sumatera
Jawa Bali
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
12,95 6,03
15,29
45,79
6,77
13,16
Proporsi Penduduk Provinsi TerhadapWilayah Pulau Tahun 2013
24. Sulawesi Utara
25. Gorontalo
26. Sulawesi Tengah
27. Sulawesi Selatan
28. Sulawesi Barat
29. Sulawesi Tenggara
106
1.042
137
2592
337
111
1.097
188
2797
357
130
0
200
400
600
800
1.000
1.200
Sumatera Jawa Bali NusaTenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Kepa
data
n (j
iwa/
Km2)
Kepadatan Penduduk_2010
Kepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk Nasional_2013
5-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-5a:Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Pulau SulawesiTahun 2010 dan 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Kepadatanpenduduk tertinggidi Pulau Sulawesi diProvinsi SulawesiSelatan mencapai179 jiwa/km2
Gambar 5-5b:Perbandingan Rasio Ketergantungan Antar provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Rasioketergantunganprovinsi di Sulawesirata-rata diatasrasioketergantungannasional, kecualiSulawesi Utara
5.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Sulawesidigambarkan dengan perkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yangbekerja, pengangguran terbuka, dan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan, tingkatpendidikan, dan lapangan usaha. Kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Sulawesi pada Februari2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerjamaupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran. Perkembangan kualitaspendidikan ketenagakerjaan menunjukan peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun-tahunsebelumnya, dimana pada tahun 2014 sekitar > 50 % merupakan tamatan SMTA, Diploma, dan Universitas.
164
93
43
173
69
59
170
98
45
179
74
63
0 50 100 150 200
24. Sulawesi Utara
25. Gorontalo
26. Sulawesi Tengah
27. Sulawesi Selatan
28. Sulawesi Barat
29. Sulawesi Tenggara Kepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk_2010
47 49,5 51 54 57,6 61,6
49,3
0
10
20
30
40
50
60
70
24. SulawesiUtara
25. Gorontalo 26. SulawesiTengah
27. SulawesiSelatan
28. SulawesiBarat
29. SulawesiTenggara
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013 Rasio Ketergantungan Nasional
5-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-6:Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2008-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerjaPulau Sulawesi Selamaperiode 2008-2014meningkat setiaptahunnya, dengantumbuh rata-ratasebesar 1,57 persen pertahun.
Gambar 5-7:Penduduk Usia Kerja berdasarkandi Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2014 (Februari), dalampersen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerja di Pulau Sulawesi sebesar 7,12% dari nasional, dan penyebaran terbesar di SulawesiSelatan
1,91
-0,86
1,41 1,311,58
4,08
11.000.000
11.200.000
11.400.000
11.600.000
11.800.000
12.000.000
12.200.000
12.400.000
12.600.000
12.800.000
13.000.000
-2
-1
0
1
2
3
4
5
2008_Agust
2009_Agust
2010_Agust
2011_Agust
2012_Agust
2013_Agust
2014_Feb
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82 7,12
3,60
1,011,47
Distribusi Penduduk Usia Kerja MenurutPulau Tahun 2014 (Feruari).
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. NUSA TENGGARA
P. MALUKU
P. PAPUA
26,88
30,50
90,93
24,52
12,0512,94
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutProvinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2014
(Feruari)
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
5-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-8:Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Pulau SulawesiTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikan penduduk usia kerja 2014 meningkat dibandingkan 2008, terjadi peningkatan padalulusan SMTA, Diploma/akademi, dan tamatan Universitas.
Gambar 5-9:Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menurut Provinsi diWilayah Pulau Sulawesi Tahun 2014 (Februari), dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Proporsi tamatanpendidikan pendudukusia kerja diseluruhprovinsi sebagianbesar merupakantamatan SD, untuktamatan SMA ke atasrendah
50,90
21,56
21,68
2,22 3,64SD
SMTP
SMTA
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
45,93
20,45
24,45
2,266,91
SD
SMTP
SMTA
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SulawesiUtara
SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
Gorontalo SulawesiBarat
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
5-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-10:Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di di PulauSulawesi Tahun 2009 dan 2014 (Februari), (dalam persen).
Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja(TPAK) tahun 2014semakin meningkatdibandingkan tahun2009, namun beberapaprovinsi (SulawesiUtara, SulawesiSelatan, Gorontalo)masih dibawah rata-rata TPAK Nasional,
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 5-11:Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Jumlah penduduk bekerja di Wilayah Sulawesi meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara jumlah maupunpersentasenya atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);TPT Wilayah Sulawesi menurun dari tahun 2008-2014, dan kondisi pengangguran di Sulawesiberada dibawah rata-rata TPT nasional.
64,6
3
71,7
9
63,5
8
69,5
8
64,3
3
72,4
1
66,3
1
66,1
4
71,7
9
62,0
2
71,0
5
66,2
5 71,1
8
68,8
0
69,17
56,00
58,00
60,00
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
SulawesiUtara
SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
Gorontalo SulawesiBarat
P. Sulawesi
TPAK 2009 (%) TPAK 2014 (%) TPAK 2014 Nasional
0,00
1,002,003,00
4,005,006,00
7,008,00
9,00
-
1.000.0002.000.0003.000.000
4.000.0005.000.0006.000.000
7.000.0008.000.000
9.000.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Jiwa %
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka
TPT Wilayah (%) TPT Nasional
5-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-12:Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2008-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kondisi angkatankerja selama periode2008-2014, untukseluruh provinsi diWilayah Sulawesicenderung meningkat,dengan jumlahangkatan kerjaterbesar di ProvinsiSulawesi Selatan.
Gambar 5-13:Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsi di Pulau Sulawesi, Tahun 2014 (Februari).dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaran angkatankerja di Wilayah PulauSulawesi sebagian besarterkonsentrasi diProvinsi SulawesiSelatan
Gambar 5-14:Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Sulawesi, Tahun 2008dan 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan kualitas pendidikan angkatan kerja di Wilayah Pulau Sulawesi meningkat, yang ditunjukandengan meningkatnya persentase tamatan pendidikan SMA, akademi, dan universitas pada tahun 2014
dibandingkan tahun 2008.
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi SelatanSulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
13,60
16,75
43,15
13,33
6,117,05
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
51,34
18,33
22,33
2,97 5,03
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
45,67
16,09
25,81
2,909,52
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
Diploma I/II/III/Akademi
Universitas
5-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-15:Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi, Tahun 2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikanangkatan kerja diProvinsi di wilayahSulawesi rata-ratamasih dominantamatan SD
Gambar 5-16:Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Pulau Sulawesi, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyebaranpenduduk bekerjaterbesar di WilayahSulawesi di ProvinsiSulawesi Selatan
Gambar 5-17:Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Sulawesi menurut Lapangan Usaha Utama,Tahun 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penyerapan tenagakerja terbesar di PulauSulawesi terbesarsektor pertanian,sektor perdagangan,dan sektor jasa.
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
SulawesiUtara
SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
Gorontalo Sulawesi Barat
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
13,21
17,03
42,58
13,67
6,247,26 Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
41,58
1,93
6,22
0,33
5,12
18,94
5,42
1,74 18,71Pertanian
Pertambangan dan PenggalianIndustri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
KeuanganJasa
5-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-18:Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi diWilayah Pulau Sulawesi, Tahun 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisi pendudukyang bekerja seluruhprovinsi di WilayahSulawesi masihdominan di sektorpertanian, sektorperdagangan, dansektor jasa
Gambar 5-19:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi, Tahun 2009-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembanganpengangguranterbuka di WilayahSulawesi dalamkurun waktu 2008-2014 menurunsetiap tahunnyadengan persenpenurunanTPTrata-rata 0,61 %per tahun;Kondisi TPT PulauSulawesi masihtergolong rendah(berada dibawahrata-rata TPTnasional).
31,8746,35 40,65 41,90
33,34
59,95
20,86
15,6521,05 18,88
20,50
9,64
19,4318,54 18,59 19,38
20,5615,60
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Sulawesi Utara SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
Gorontalo Sulawesi Barat
Jasa Keuangan Angkutan dan Komunikasi
Perdagangan Bangunan Listrik, Gas dan Air
Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
PengengguranTerbuka (jiwa) TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
5-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-20:Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di Wilayah Pulau Sulawesi,Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan TPTProvinsi di WilayahPulau Sulawesimenurun, dan rata-rata berada dibawahTPT nasional danPulau, kecuali SulawesiUtara
Gambar 5-21:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Sulawesi, 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikanpengangguran terbukadi Wilayah PulauSulawesi, tergolongmasih rendah, sebagianbesar (> 50%) masihtamatan SD dan SMP.
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
%
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
1,65
10,70
14,16
12,88
33,93
8,99
3,89 13,80
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
5-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-22:Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Sulawesi, 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Komposisi pendidikanpengangguran terbukaprovinsi di WilayahSulawesi dominantamatan SMK Umum,kecuali ProvinsiSulawesi Baratdominan tamatanUniversitas
5.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Wilayah Pulau Sulawesi dapat di gambarkan denganindikator kesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), dan Persentase Kelahiran Balitamenurut Penolong Kelahiran Terakhir; indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup (AMH),Rata-rata Lama Sekolah (RLS);Indeks Pembangunan Manusia (IPM); dan Kemiskinan.
Gambar 5-23:Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi,Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
Perkembangan UHHseluruh provinsi diSulawesi selamaperiode 2008-2013meningkat, namunhanya 2 Provinsi(Sulawesi Selatan danSulawesi Utara)dengan kondisi UHH diatas nasional.
33,3542,65
32,65
40,19
25,33
25,00
12,02 13,28 6,86
6,36
12,12
13,70
8,72 7,9514,48
23,57 17,92
38,73
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
SulawesiUtara
SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
Gorontalo SulawesiBarat
Universitas
Diploma I/II/IIIAkademi
SMK Kejuruan
SMK Umum
Sekolah MenengahPertama
Sekolah Dasar
Tidak/Belum Tamat SD
Tidak/Belum PernahSekolah
65666768697071727374
2008 2009 2010 2011 2012 2013Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
5-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-24:Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir di Wilayah PulauSulawesi, Tahun 2012.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS Tahun 2013
Keterangan: Tenaga Medis (dokter, bodan dan tenaga medis lainnya)Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Proses kelahiranBalita terakhir diWilayah Sulawesi2012 sebagian besarditolong tenagamedis, namun masihdi bawah rata-ratanasional
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di wilayah Pulau Sulawesi selama 2008-2013ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH), danAngka Partisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Wilayah Pulau Sulawesi dalamkurun waktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan dan meningkatsetiap tahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-rata nasional.
Gambar 5-25:Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi,Tahun 2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS Tahun 2013
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah(RLS) seluruh provinsimeningkat dan rata-rata di atas RLSnasional, kecualiProvinsi SulawesiSelatan, Gorontalo,dan Sulawesi Barat
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
SulawesiUtara
Gorontalo SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiBarat
SulawesiTenggara
Tenaga Medis Provinsi_2012 Non Tenaga Medis Provinsi_2012Tenaga Medis Nasional_2012
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi SelatanSulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi BaratNasional
5-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-26:Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi, Tahun2008-2013.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS Tahun 2013
Perkembangan AMH,seluruh provinsi diSulawesi meningkat,dan rata-rata diatasAMH nasional, kecualiSulawesi Tenggara,Sulawesi Barat, danSulawesi Selatan
Tabel 5-1:Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi di Wilayah Sulawesi Tahun2008 dan 2013.Provinsi 2008** 2013 2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24Sulawesi Utara 97,87 88,46 56,84 12,80 98,91 90,45 66,81 16,29 1,05 2,00 9,97 3,49Gorontalo 94,23 77,68 50,17 13,01 97,92 85,91 58,69 24,00 3,69 8,23 8,52 10,99Sulawesi Tengah 97,16 81,13 50,75 14,75 97,67 86,84 64,80 21,22 0,51 5,71 14,04 6,47Sulawesi Selatan 95,71 78,99 52,29 16,08 98,21 89,55 62,23 27,65 2,49 10,57 9,94 11,57Sulawesi Barat 94,53 75,75 45,68 10,20 95,03 83,72 58,27 17,43 0,50 7,97 12,60 7,23Sulawesi Tenggara 97,66 85,62 59,17 16,08 98,02 89,05 65,81 24,11 0,37 3,42 6,64 8,03Indonesia 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, Tahun 2013
Perkembangan pendidikan menurut APS di seluruh provinsi untuk seluruh usia sekolah meningkat
Kemiskinan, Kondisi kemiskinan digambarkan dengan perkembangan jumlah, persentase, dandistribusi penduduk miskin menurut provinsi. Perkembangan jumlah dan persentase pendudukmiskin di Wilayah Pulau Sulawesi menunjukkan penurunan setiap tahunnya, dengan rata-ratapenurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,79 persen per tahun.
85
87
89
91
93
95
97
99
101
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo Nasional
Sulawesi Barat
5-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-27:Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Sumber: BPS, Tahun 2014 (Maret)
Jumlah pendudukmiskin wilayah PulauSulawesi tahun 2014sebesar sebanyak984,31 ribu jiwa atauhanya sebesar 7,62persen dari totalpenduduk miskinnasional
Gambar 5-28:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Sulawesi, Tahun 2008-2014.
Sumber: BPS, Tahun 2014 (Maret)
Kondisi kemiskina diwilayah PulauSulawesi tahun 2014sebanyak 984,31 ribujiwa atau berkurang229,8 ribu jiwa daritahun 2008;Tingkat kemiskinanberada di atas rata-rata kemiskinannasional dan rata-rata menurun sebesar0,79% per tahun.
Gambar 5-29:Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi, Tahun2008-2014.
Sumber: BPS, Tahun 2014 (Maret).
Tingkat kemiskinanuntuk provinsi diWilayah PulauSulawesi menurun daritahun 2008 hingga2014, dan rata-rataberada diatas tingkatkemiskinan nasional,kecuali Sulawesi Utaradan Sulawesi Selatan
21,48
55,51
6,423,48
7,62 1,41 4,08P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,0016,00
18,00
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
ribu jiwa %
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan WilayahTingkat Kemiskinan_Nasional
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat
5-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-30:Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2008-2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Perkembangan kualitassumberdaya manusiaprovinsi di Sulawesimenunjukan trendmeningkat dari tahun2008 – 2013, namunkondisi IPM masihberada dibawah IPMnasional; kecualiProvinsi Sulawesi UtaraPeningkatan IPM iniseiring denganmeningkatnya darikomponen pembentukIPM (UHH, RLS, AMH,dan pengeluaranperkapita)
5.4. PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Daerah. Kondisi perekonomian daerah Wilayah Pulau Sulawesi digambarkandengan beberapa indikator, diantaranya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi,perkembangan struktur ekonomi menurut lapangan usaha, PDRB Perkapita, dan nilai Ekspor-Impor. Pertumbuhan ekonomi Wilayah Sulawesi tumbuh positif, namun dalam tiga tahun terakhir(2011-2013) sedikit melambat dibandingkan tahun pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya.Sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dan sekaligus pendorong perekonomianWilayah Sulawesi adalah sektor keuangan, sektor listrik gas dan air bersih, dan sektorpertambangan dan penggalian.
Gambar 5-31:Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Pulau Sulawesi Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Sumber: BPS, Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomiPulau Sulawesi selamaperiode 2008-2013tumbuh positif, namuncenderung mengalamiperlambatan daritahun 2010 hinggaakhir 2013, dan lajupertumbuhan beradadi atas rata-ratapertumbuhan ekonominasional.
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (BPS) 71. Sulawesi Utara75. Gorontalo 72. Sulawesi Tengah74. Sulawesi Tenggara 73. Sulawesi Selatan76. Sulawesi Barat
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
P. SULAWESI 8,43 6,92 8,25 8,09 8,68 7,84
NASIONAL 6,01 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
3,50
4,50
5,50
6,50
7,50
8,50
9,50
Pert
umbu
han
(%)
5-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Tabel 5-2:Pertumbuhan Ekonomi Pulau Sulawesi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun2000, 2010-2013. (dalam persen).
Lapangan UsahaPertumbuhan (%)
2010 2011 2012* 2013**
1. Pertanian 4,56 5,33 5,54 4,62
2. Pertambangan & Penggalian 16,14 3,45 13,39 12,75
3. Industri Pengolahan 8,08 7,33 7,32 7,00
4. Listrik, Gas & Air Bersih 8,03 8,08 12,16 10,31
5. Konstruksi 6,96 12,47 11,41 9,06
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 11,16 11,07 10,16 9,74
7. Pengangkutan & Komunikasi 11,84 9,76 11,24 8,16
8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 13,31 12,66 12,84 13,85
9. Jasa-Jasa 5,72 7,35 6,44 5,92
Sumber :BPS, Tahun 2013 Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah PulauSulawesi adalahs sektor keuangan, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Gambar 5-32:Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Tahun 2000, Tahun 2008-2013, (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Pertumbuhan ekonomiprovinsi di WilayahSulawesi tahun 2013,seluruh provinsi tumbuhpositif, namun rata-rataprovinsi mengalamiperlambatan pada akhirtahun 2013, kecualiSulawesi Tengah danGorontalo
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00
13,00
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
71. Sulawesi Utara 72. Sulawesi Tengah 73. Sulawesi Selatan
74. Sulawesi Tenggara 75. Gorontalo 76. Sulawesi Barat
PDB dengan Migas
5-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-33:Peran Wilayah Pulau Sulawesi terhadap Pembentukan Nilai PDB Nasional Atas Dasar HargaBerlaku (ADHB) dan Peran Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen).
Peran Wilayah PulauSulawesi terhadappembentukan PDBnasional, masih relatifrendah, yaituhanyasebesar 4,65%
53,16 % pembentukanPDRB Pulau Sulawesidisumbang dariProvinsi SulawesiSelatan
Sumber: BPS, Tahun 2013.
Gambar 5-34:Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Sektor utama penopangperekonomian wilayahSulawesi yaitu sektorpertanian, sektorperdagangan, dansektor jasa-jasa.
23,89%
59,42%
1,28% 8,70%
4,65% 0,15%1,91%
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
12,48
14,79
53,16
11,61
3,35 4,61
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
27,34
6,66
9,78
0,87
5,9417,18
8,74
7,4316,06
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
5-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-35:PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Dalam kurun waktu2009-2013 PDRB perkapita atas dasar hargaberlaku terus mengalamipeningkatan, denganPDRB perkapitatertinggi di SulawesiUtara dan terendahGorontalo
PMDN dan PMA. Perkembangan realisasi investasi PMDN dan PMA Wilayah Sulawesi selamaperiode 2008-2013 terakhir meningkat. realisasi PMDN di Wilayah Sulawesi tahun 2013 sebesar2,83 persen dari total PMDN nasional dan sebagian besar terkonsentrasi di Sulawesi Tenggara danSulawesi Selatan. Sementara untuk nilai PMA sebesar 5,24 persen dan terbesar di Sulawesi Tengah.
Gambar 5-36a:Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) Pulau Sulawesi Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMDN PulauSulawesi tahun 2013sebesar 3.624,19 miliarrupiah atau meningkatsebesar 26,05 % dari tahun2012Realisasi PMDN sebesar2,83 % terhadap PMDNnasional , dan sebagianbesar di Provinsi SulawesiTenggara dan SulawesiSelatan(Gambar 36b)
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
22. SulawesiUtara
23.Gorontalo
24. SulawesiTengah
25. SulawesiSelatan
26. SulawesiBarat
27. SulawesiTenggara
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
1147,40 1187,40
4337,57
7227,52
4900,99
3624,19
3,49
265,30
66,63
-32,19 -26,05-50
0
50
100
150
200
250
300
0,00
1000,00
2000,00
3000,00
4000,00
5000,00
6000,00
7000,00
8000,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
5-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-36b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 5-37a:Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Sulawesi Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMA PulauKalimantan tahun 20131.498,2 juta US$ ataumenurun sebesar 0,58% daritahun 2012Nilai relisasi PMA 2013mencapai 5,24% dari PMAnasional, dengan PMAterbesar terkonsentrasi diSulawesi Tengah (Gambar37b)
Gambar 5-37b:Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
17,88
54,22
1,10
22,41
2,83
0,870,69
KOMPOSISI REALISASI NILAI INVESATSIPMDN WILAYAH PULAU TERHADAP
NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
1,84
16,70
25,4134,81
2,3318,90
SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA
GORONTALO SULAWESI BARAT
65,4141,6
859,1715,3
1.507,0 1.498,2
116,51
506,71
-16,74
110,70
-0,59
-100
0
100
200
300
400
500
600
0,0
200,0
400,0
600,0
800,0
1.000,0
1.200,0
1.400,0
1.600,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
11,86
61,91
1,749,69
5,241,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
4,4
57,1
30,9
5,8 1,7 0,2
PROPORSI REALISASI NILAI PMAPROVINSI TERHADAP PULAU
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGGARA
GORONTALO
SULAWESI BARAT
5-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor dan impor nonmigas provinsi di WilayahPulau Sulawesi tahun 2011-2013 cenderung menurun. Kontribusi nilai ekspor non migasSulawesi sebesar 2,38 persen terhadap terhadap nilai ekspor non migas nasional, dan imporsebesar 0,46 persen.
Gambar 5-38:Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2009-2013. (dalamjuta US$)
Sumber: BPS Tahun 2013 (Diolah Kementerian Perdagangan).
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013)nilai perkembanganekspor non migas pulauSulawesi terusmengalami penurunanhingga akhir tahun2013
Gambar 5-39:Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013. (dalampersen)
Sumber: BPS Tahun 2013 (Diolah Kementerian Perdagangan).
Kontribusi nilai ekpsor non migas Pulau Sulawesi sebesar 2,38 persen terhadap nilai ekspor non migasnasional, dengan persentase ekspor terbesar di Sulawesi adalah Provinsi Sulawesi Selatan.
2386
,5
3.67
1
4.07
9
3.89
7
3.56
8
53,84
11,10
-4,46-8,44
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$%
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
29,48
46,01
0,2718,11
2,380,57 3,17
Distribusi Nilai Ekspor Pulau Sulawesiterhadapr Nasional Tahun 2013, (%).
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
20,72
7,62
44,16
27,35
0,15
Kontribusi Ekspor (%)
Sulawesi Utara Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara
Gorontalo Sulawesi Barat
5-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-40:Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2009-2013, (dalamjuta US$).
Sumber: BPS Tahun 2013 (Diolah Kementerian Perdagangan).
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013)nilai perkembanganekspor dan impor nonmigas pulau Sulawesiterus mengalamipenurunan hingga akhirtahun 2013
Gambar 5-41:Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Sumber: BPS Taun 2013 (Diolah Kementerian Perdagangan).
Kontribusi nilai impor non migas Pulau Sulawesi sebesar 0,46% terhadap nilai impor nasional, denganpersentase impor terbesar terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan.
5.5. PERTANIAN
Tanaman Pangan. Komoditas tanaman pangan di Wilayah Pulau Sulawesi dengan produksiterbesar meliputi padi, jaggung, dan kedelai. Produksi padi Tahun 2013 (ARAM I) mencapaisebesar 7.868.376 ton atau sekitar 11,10 persen dari produksi padi nasional, dengan tingkatproduktivitas sebesar 49,50 kw/ha. Selain padi, jenis taman pangan yang cukup besar adalahjagung dan kedelai, produksi jagung mencapai 2.887.188 ton dan kedelai 64.090 ton denganproduktivitas masing-masing sebesar 43,40 kw/ha dan 13,96 kw/ha.
-20
0
20
40
60
80
100
0100200300400500600700800900
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
12,12
84,28
0,242,06 0,46 0,07 0,77
Kontribusi Nilai Impor Pulau Sulawesiterhadap Nilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA JAWA BALI NUSA TENGGARAKALIMANTAN SULAWESI MALUKUPAPUA
13,141,01
82,13
0,31 3,41
Kontribusi Impor (%)
Sulawesi Utara Sulawesi TengahSulawesi Selatan Sulawesi TenggaraGorontalo Sulawesi Barat
5-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-42:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Pulau SulawesiTahun 2008-2013
Sumber: BPS, Tahun 2013.
Produksi padi tahun2013 (ARAM I)sebesar 7.868.376 ton,meningkat 0,65persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar49,50 kw/ha sedikitmeningkat dariproduktivitas tahun2012
Gambar 5-43:Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 5-44:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Pulau SulawesiTahun 2008-2013
Sumber: BPS, Tahun 2013
Produksi jagung tahun2013 (ARAM I) sebesar2.887.188 ton, menurun1,90 persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar43,40 kw/ha sedikitmenurun dariproduktivitas tahun2012
6.575.3176.801.668
6.994.688
7.280.888
7.816.804 7.868.376
45,00
46,00
47,00
48,00
49,00
50,00
51,00
52,00
5.500.000
6.000.000
6.500.000
7.000.000
7.500.000
8.000.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/(Ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas Nasional
23,43
53,98
4,07
6,88
11,10
0,26 0,28
Distribusi Produksi Padi menurut PulauTahun 2013 (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
8,15
13,13
62,42
7,143,70 5,45
Distribusi Produksi Padi menurut ProvinsiPulau Sulawesi Tahun 2013, (%).
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
2.68
5.55
3
2.71
0.09
8
2.76
3.52
1
2.77
7.24
2
2.94
3.04
1
2.88
7.18
8
40,82 42,61 42,20 43,38 43,63 43,40
40,78 42,37 44,36 45,6548,99 47,99
2.550.0002.600.0002.650.0002.700.0002.750.0002.800.0002.850.0002.900.0002.950.0003.000.000
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Produksi (ton) Produktivitas _Pulau Produktivitas _Nasional
5-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-45:Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 5-46:Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Pulau Sulawesi Tahun 2008-2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Produksi kedelai tahun2013 (ARAM I) sebesar64.090 ton, meningkat19,65 persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitas sebesar13,96 kw/ha menurundari produktivitas tahun2012
Gambar 5-47:Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun2013.
Sumber: BPS, Tahun 2013
20,09
55,31
7,22
1,5215,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurutPulau Tahun2013, (%)
P. SUMATERP. JAWA BALIP. NUSA TENGGARAP. KALIMANTANP. SULAWESIP. MALUKU
P. PAPUA
15,214,86
49,88
2,39
23,46
4,20
Distribusi Produksi Jagung menurutProvinsi di Pulau Sulawesi
Tahun2013, (%)
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
67.9
63
56.6
94
57.6
37
51.4
96
64.0
90
13,9914,25
14,3614,09
13,96
13,4813,73 13,68
14,8514,57
12,50
13,00
13,50
14,00
14,50
15,00
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas_Nasional
9,93
67,98
12,26
1,147,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurutPulau Tahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
4,92
18,68
60,78
5,806,42 3,39
Distribusi Produksi Kedelai menurutProvinsi di Sulawesi Tahun 2013, (%).
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
5-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Tanaman Perkebunan. Komoditas perkebunan di Pulau Sulawesi dengan produksi terbesarkelapa. Produksi kelapamerupakan produsen kelapa dengan produktivitas sebesar 695,10 ributon. Selain kelapa, komoditas perkebunan lainnya yang menjadi unggulan di Wilayah SulawesiSulawesi adalah kelapa sawit, kakao, dan kopi.
Gambar 5-48:Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanUtama di Pulau Sulawesi Tahun 20012 dan2013, (ribu ton).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Produksi perkebunanterbesar di Sulawesiadalah kelapa dankelapa sawit . Produksiperkebunan 2013menurun dibandingkanproduksi tahun 2012.
Gambar 5-49:Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di Pulau SulawesiTahun 2013, (ribu ton).
Wilayah produsen kelapa sawit terbesar diWilayah Pulau Sulawesi terdapat di SulawesiBarat, kelapa di Sulawesi Utara, dan Kakao diSulawesi Selatan
Sumber: BPS, Tahun 2013
573,
96
703,
49
523,
82
49,7
1
563,
85
695,
10
498,
25
49,1
4
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
Kelapa Sawit Kelapa Kakao Kopi
2012 2013*
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00
Kelapa Sawit
0,0050,00
100,00150,00200,00250,00300,00
Kelapa
0,0020,0040,0060,0080,00
100,00120,00140,00160,00
Sulawesi U
tara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Kakao
5-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Peternakan. Populasi ternak besar di Wilayah Pulau Sulawesi terbesar adalah sapi dengan jumlahpopulasi tahun 2013 mencapai 2.090.456 ekor, selanjutnya diikuti kambing dan babi denganpopulasi masing-masing 1.769.266 ekor dan 1.445.379 ekor. Sementara untuk jenis ternak unggaspopulasi terbesar adalah jenis ayam ras pedaging, dengan populasi tahun 2013 sebesar 37.018.679ekor.
Gambar 2-50:Populasi Ternak Besar di Pulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perkembangan jumlahpopulasi ternak besardalam 3 tahun terakhircenderung meningkat;
Ternak besar denganpopulasi terbesaradalah sapi, kambingdan babi
Gambar 5-51:Populasi Ternak Unggas di Pulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam ekor).
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perkembanganpopulasi ternakunggas dalam 5tahun terakhircenderungmeningkat;Ternak unggasdengan populasiterbesar adalah jenisayam ras pedagingPenyebaran populasiayam ras pedagingterdapat di SulawesiSelatan
Tabel 5-3:Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi di Pulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam ekor).
ProvinsiPopulasi (ekor)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur ItikSulawesi Utara 2.304.986 1.197.222 143.211Sulawesi Tengah 7.952.408 742.287 546.185Sulawesi Selatan 24.039.220 9.725.956 4.070.644Sulawesi Tenggara 1.286.170 186.624 527.386Gorontalo 550.200 285.432 69.591Sulawesi Barat 885.695 85.944 972.388P. SULAWESI 37.018.679 12.223.465 6.329.405
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
0
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
35.000.000
40.000.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
5-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Perikanan dan Kelautan. Tingkat perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidayatahun 2012 di Wilayah Pulau Sulawesi rata-rata meningkat, Produksi perikanan tangkap 2012mencapai 1.014,62 ton dan perikanan budidaya 4.249,42 ton meningkat dibandingkan produksitahun sebelumnya. Produksi perikanan tangkap terbesar di wilayah Pulau Sulawesi berasal dariperikanan tangkap laut, sementara untuk produksi perikanan budidaya terbesar jenis perikananbudidaya laut.
Gambar 5-52:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun2008-2012, (dalam ton).
Sumber: DKP, Tahun 2012
Produksi perikanan diPulau Sulawesimeningkat setiaptahunnya, denganproduksi terbesarberasal dari perikananbudidaya.
Gambar 5-53:Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Pulau Sulawesi terhadap ProduksiPerikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalam persen).
Produksi perikanantangkap PulauSulawesi 2013mencapai 1.014,62 tonatau sekitar 17,41 %dari produksi nasional;
Produksi perikananbudidaya PulauSulawesi tahun 2013mencapai 4.249,42 tonatau sekitar 44 % dariproduksi nasional;
Sumber: DKP, Tahun 2012
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 1.240.706 1.915.664 2.683.140 3.354.454 4.249.429
Perikanan Tangkap 949.204 937.293 958.372 997.308 1.014.628
-500.000
1.000.0001.500.0002.000.0002.500.0003.000.0003.500.0004.000.0004.500.000
Ton
29,65
21,22
3,479,41
17,41
11,817,03 Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,80
4,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
5-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-54:Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2013, (dalam persen).
Produsen perikanantangkap terbesar diPulau Sulawesiterdapat di SulawesiUtara dan SulawesiSelatan
Produsen perikananbudidaya terbesar diPulau Sulawesiterdapat di SulawesiSelatan
Sumber: DKP, Tahun 2012
Tabel 5-4:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2008-2012, (Ton).
Tahun Perikanan Tangkap Perikanan budidaya
PerikananLaut
Perairanumum
BudidayaLaut
Tambak Kolam Karamba Sawah JaringApung
2008 934.781 14.423 892.442 321.835 12.002 439 3.767 10.221
2009 937.293 15.420 1.591.562 294.963 16.678 815 4.053 7.593
2010 942.599 15.773 2.011.538 625.337 20.964 4.402 10.123 10.776
2011 970.616 26.692 2.561.977 718.787 49.508 3.668 10.990 9.524
2012* 984.443 30.185 3.295.020 864.547 59.553 931 16.865 12.513
Sumber: DKP, tahun 2012;
5.6. KEUANGAN DAERAH.Keuangan Daerah. Kondisi perkembangan keuangan daerah digambarkan dengan nilai realisasiPendapatan Asli Daerah (PAD), Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Belanja Pegawai terhadap totalBelanja Daerah, Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanja daerah, dan Rasiobelanja modal terhadap total belanja daerah. Perkembangan nilai realisasi PAD tahun 2013,provinsi di Wilayah Sulawesi meningkat dari tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerahtahun 2013 untuk seluruh provinsi di Wilayah Sulawesi menurun. Perkembangan rasio belanjapegawai dan rasio belanja modal tahun 2013 hampir seluruh provinsi di Wilayah Sulawesimenurun, kecuali rasio belanja modal di Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan meningkat.
27,73%
19,44%25,61%
14,66%8,42% 4,14%
Perikanan Tangkap
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
4,99% 21,87%
52,60%
16,77%2,63% 1,14%
Perikanan Budidaya
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
5-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-55:
Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam Juta rupiah).
Gambar 5-56:Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
PAD 2010 PAD 2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
5-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-57:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 5-58:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsiTahun 2010 dan 2013.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
5-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-59:Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan2013, (dalam persen).
5.7. INFRASTRUKTUR WILAYAH.
Infrastruktur Jalan: Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 di wilayahPulau Sulawesi mencapai 82.952 km meningkat sebesar 24.019 km dari tahun 2005, peningkatanpanjang jalan terjadi di Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Kondisi tingkat kerapatanjalan (Road Density) pada tahun 2013 di wilayah Sulawesi sebesar 0,44 km/km2 lebih tinggi daritingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²), dengan kerapatan tertinggi di Provinsi SulawesiTenggara dan Sulawesi Utara. Sementara dari kualitas jalan negara di wilayah Sulawesi, jalandengan kondisi mantap (baik+sedang) mencapai 89 persen sedikit meningkat dibandingkan tahun2011.
Gambar 5-60:Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2005dan 2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Panjang jalan diwilayah Sulawesitahun 2013 mencapai82.952 km ataumeningkat 24.019 kmdari tahun 2005.
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
58.933
82.952
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
2005 2013
Negara
Provinsi
Kab / Kota
Jumlah
5-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-61:Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2005 dan2013, (dalam Km).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Peningkatan panjangjalan selama tahun2005-2013 tertinggidi Provinsi SulawesiBarat dan SulawesiTengah
Gambar 5-62:Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2013, (dalam Km/Km2).
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Tingkat kerapatanjalan di PulauSulawesi tergolongcukup tinggi , hampirseluruh provinsiberada diataskerapatan jalannasionl, kecualiSulawesi Barat
Tingkat kerapatanjalan tertinggi diPulau Sulawesi diProvinsi SulawesiTenggara.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
SulawesiUtara
SulawesiSelatan
SulawesiTengah
SulawesiTenggara
Gorontalo SulawesiBarat
2,005 2013
0,400,47
0,25
0,48
0,30
0,03
0,590,53
0,26
0,39
0,71
0,42
0,18
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
SulawesiUtara
SulawesiSelatan
Nasional SulawesiTengah
SulawesiTengggara
Gorontalo SulawesiBarat
Provinsi (km/km2)_2005 Provinsi (km/km2)_2013
5-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-63:Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2011 dan 2013,(dalam Km).
Kondisi kualitas jalandi Pulau Sulawesisebagian besar dalamkondisi mantap
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Perkembangan produksi energi listrik di Wilayah Pulau Sulawesi mengalamipeningkatan dari dalam empat tahun terkahir. Produksi listrik tahun 2013 mencapai mencapai8.367,03 GWh atau meningkat sebesar 10,15 persen dari produksi tahun 2012. Sebagian besarproduksi energi listrik dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Sementara untukrasio elektrifikasi, sebagian besar provinsi di Sulawesi memiliki rasio elektrifikasi dibawah rasioelektrifikasi nasional.
70%
20%
6% 4%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
45%
42%
7% 6%
2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
5-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-64:Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Sulawesi dan Nasional Tahun 2009-2013,(dalam persen).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Rasio elektrifikasi diPulau Sulawesi tahun2013 mencapai 70,8persen meningkat daritahun 2009, namunkondisi rasioelektrifikasi PulauSulawesi masih rendah(dibawah rata-ratarasio elektrifikasinasional).
Gambar 5-65: Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Rasio elektrifikasiprovinsi di PulauSulawesi rata-ratamasih berada dibawahrasio elektrifikasinasional,
Rasio elektrifikasitertinggi di ProvinsiSulawesi Selatan danterrendah di SulawesiBarat
59,44
62,22
68,58
71,34
70,8
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. SULAWESI
78,06
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
SulawesiUtara
Gorontalo SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
SulawesiBarat
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
5-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-66: Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013,(KWg/Kapita).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
KWh perkapita provinsidi Wilayah PulauSulawesi rata-ratamasih dibawah rata-rata KWh perkapitanasional
Gambar 5-67: Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2010-2013, (dalamMGh).
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrik diPulau Sulawesi dalamempat tahun terkahirmeningkat, atau tumbuhrata-rata 13,26 persenper tahun
753,70
0,00100,00200,00300,00400,00500,00600,00700,00800,00
SulawesiUtara
Gorontalo SulawesiTengah
SulawesiSelatan
SulawesiTenggara
SulawesiBarat
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
5.821,666.547,93
7.310,27
8.455,59
-
1.000,00
2.000,00
3.000,00
4.000,00
5.000,00
6.000,00
7.000,00
8.000,00
9.000,00
2010 2011 2012 2013
P. SULAWESI
5-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Gambar 5-68: Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Pulau SulawesiTahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Data Stastistik PL N Tahun 2013
Produksi energi listrik diPulau Sulawesidansebagian besar diproduksi dari PLTD danPLTA
5.8. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Wilayah Sulawesi berdasarkanKeputusan Menteri Kehutanan sekitar 13.009.076 hektar atau 10,35 persen dari total luas kawasanhutan Indonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi dan hutan lindung. Penyebaranhutan produksi terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah, sementara untuk Hutan Lindung di SulawesiTengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Luas lahan kritis di wilayah Sulawesi tahun 2011meningkat sebesar 170.488 ha atau 6,56 persen dari tahun 2007, dan kondisi hutan mangrove diSulawesi sebesar 54,47 persen dalam kondisi baik dan 29,67 persen dengan rusak denganpenyebaran hutan mangrove terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Gambar 5-69:Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan (2009-2013) di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Luas kawasan hutan danperairan di WilayahPulau Sulawesi hanya10,35 persen dari luaskawasan hutan nasional,dan sebagian besarmerupakan hutanproduksi dan hutanlindung
30,17
13,93
0,071,01
10,79
44,00
0,04
P. SULAWESI
PLTA
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTP
PLTD
PLTMG
PLT Surya
16,76
14,12
34,96
34,16 Hutan Konservasi Perairan
Hutan Konservasi Daratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
5-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
Tabel 5-5:Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurut Provinsidi Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI
Luas (ha) PersenTerhadap
Pulau(%)
HutanKonservasi
Perairan
HutanKonservasi
Daratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
Sulawesi Utara 69.899 245.164 79.262 161.810 556.135 4,27Gorontalo - 196.653 423.407 204.608 824.668 6,34
Sulawesi Tengah - 654.024 2.000.501 1.310.315 3.964.840 30,48Sulawesi Tenggara 1.504.160 282.924 962.006 1.081.489 3.830.579 29,45Sulawesi Selatan 606.804 244.463 641.846 1.232.683 2.725.796 20,95Sulawesi Barat - 214.184 440.487 452.387 1.107.058 8,51P. SULAWESI 2.180.863 1.837.412 4.547.509 4.443.292 13.009.076
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 5-6:Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2007 dan2011, (dalam hektar).
Provinsi 2007 2011 2007-2011Kritis Sangat
KritisJumlah Kritis Sangat
KritisJumlah
Sulawesi Utara 229.226 28.040 257.266 242.354 33.702 276.056 (18.790)Sulawesi Tengah 113.179 103.308 216.487 293.638 24.131 317.769 (101.282)Sulawesi Selatan 223.806 325.312 549.118 810.504 109.948 920.452 (371.334)Sulawesi Tenggara 919.467 365.134 1.284.601 617.519 267.944 885.463 399.138Gorontalo 202.790 62.988 265.778 184.652 72.524 257.176 8.602Sulawesi Barat 21.514 5.624 27.138 105.546 8.414 113.960 (86.822)P. SULAWESI 1.709.982 890.406 2.600.388 2.254.213 516.663 2.770.876 (170.488)
Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
Tabel 5-7:Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2012.
Provinsi Luas (Ha)Kondisi (%) Proporsi
TerhadapPulau (%)Baik Sedang Rusak
TidakTeridentifkasi
Sulawesi Utara 15816,43 100 3,61Sulawesi Tengah 26119,95 69,31 15,95 14,74 - 5,96Sulawesi Selatan 77135 33,7 29,6 36,7 - 17,59Sulawesi Tenggara 297109,48 19 21 60 - 67,75Gorontalo 17304,84 82,17 17,83 3,95Sulawesi Barat 5030,51 63,19 19,76 17,05 - 1,15P. SULAWESI 438516,21 53,474 21,5775 29,264 - 100,00
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Pulau Sulawesi dengankondisi rusak pada tahun 2007 meningkat dibandingkan tahun 1999, jumlah DAS denganpenanganan super prioritas terdapat 12 DAS dibandingkan 1999 (6 DAS). Sementara persentase
5-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Sulawesi 2014
jumlah desa yang mengalami pencemaran udara, air, dan tanah pada tahun 2011 menurundibandingkan tahun 2005 dan 2008, dengan tingkat pencemaran rata-rata dibawah rata-ratanasional. Tingkat kerusakan kawasan hutan selama periode tahun 2011-2012 mencapai 2.001,20ha yang sebagian besar terdapat di Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
Tabel 5-8:Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah Pulau Sulawesi Tahun 2007.
Provinsi
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
Tahun 1994/95 - 1998/99 Tahun 1999/2000 - 2007Super
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
JumlahSuper
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
Jumlah
Sulawesi Selatan 4 10 12 26 4 12 5 21Sulawesi Barat - - - - - - - -Sulawesi Tenggara - 5 9 14 2 7 7 16Sulawesi Utara 2 6 8 16 3 9 9 21Sulawesi Tengah - 5 27 32 3 13 14 30Gorontalo - - - - - - - -P. SULAWESI 6 26 56 88 12 41 35 88Sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 5-9:Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsidan Jenis Gangguan di Wilayah Sulawesi Tahun 2005, 2008, dan 2011.
Provinsi Air Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011Sulawesi Utara 7,57 7,56 6,62 0,32 1,07 1,18 2,84 4,15 3,54Sulawesi Tengah 8,37 3,97 4,02 0,98 0,42 0,88 1,5 1,48 1,76Sulawesi Selatan 6,7 3,84 2,75 1,16 0,37 0,3 3,26 3,53 2,62Sulawesi Tenggara 2,85 1,73 1,84 0,71 0,69 0,19 1,42 0,94 1,04Gorontalo 10,44 6,16 6,84 0,44 0,17 0,41 2,22 1,37 2,33Sulawesi Barat - 3,54 1,88 - 0,19 - - 1,49 1,88INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78
Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
Tabel 5-10:Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Sulawesi Periode Tahun2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAPHPK
TIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HPSulawesi Utara - 72,9 - - - 230,2 303,1Gorontalo - - - - - - -Sulawesi Tengah - - 5 33,5 80,7 166 285,3Sulawesi Tenggara - - - - - - -Sulawesi Barat - 215,9 720,3 170,9 38,5 267,2 1.412,80Sulawesi Selatan - - - - - - -P. SULAWESI - 288,80 725,30 204,40 119,20 663,40 2.001,20
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Kepulauan
MALUKU
6-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
6.1. KEPENDUDUKANKependudukan. Kondisi kependudukan di Wilayah Kepulauan Maluku digambarkan denganjumlah penduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkatkepadatan penduduk. Penduduk Wilayah Maluku tahun 2013 sebesar 2.743 ribu jiwabertambah sebanyak 158 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,53% per tahun,dengan kepadatan penduduk 35 jiwa/km2.
Gambar 6-1:
Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) WilayahKepulauan Maluku Tahun 2013.
Penduduk WilayahMaluku dalam tigatahun terakhirbertambah sebanyak158 ribu jiwa atautumbuh rata-rata1,53 persen pertahun
Sumber: BPS, Tahun 2013
Gambar 6-2:
Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Kepulauan Maluku Tahun 2013.
Jumlah pendudukProvinsi diKepulauanMaluku meningkatsetiap tahunnya;Jumlah pendudukterbesar diKepulauan Malukuterbesar diProvinsi MalukuLaju pertumbuhanpenduduktertinggi diProvinsi MalukuUtara
Sumber: BPS, Tahun 2013.
53.539
146.042
9.665 14.751 18.2172.743 3.861
1,73
1,191,48
2,12
1,47 1,53 1,65
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000
ribu jiwa %
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuahan Nasional_2013
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
30. Maluku 31. Maluku Utara
(000 Jiwa) (%)
Penduduk_2010 Penduduk_2013
Pertumbuhan Penduduk_2013 Pertumbuhan Penduduk_2010
Pertumbuhan Penduduk Nasional_2013
PEMBANGUNAN DAERAH Maluku 2014
Pertumbuhan Nasional_2013
6-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-3:
Proporsi Penduduk Wilayah Kepulauan Maluku terhadap Nasional Tahun 2013, (dalampersen).
Sumber: BPS 2014
Penduduk Pulau Maluku hanya 1,10 persen dari total penduduk Indonesia, dengan konsentrasi terbesarpenduduk berada di Provinsi Maluku.
Gambar 6-4:
Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah Pulau Tahun 2013.
Tingkat kepadatanpenduduk diKepulauan Malukupenduduk relatifrendah dan jauhberada dibawahrata-rata kepadatanpenduduk nasional,yaitu mencapai 35jiwa/km2.
Sumber: BPS, Tahun 2013
21,52
58,69
3,88
5,937,32
1,101,22
Distribusi Penduduk menurut PulauTahun 2013.
Sumatera
Jawa Bali
Nusa Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Papua
59,35
40,65
Proporsi Penduduk Provinsi TerhadapWilayah Pulau Tahun 2013
30. Maluku
31. Maluku Utara
106
1.042
13725
9233
7
111
1.097
18827
9735
7130
0
500
1.000
1.500
Sumatera Jawa Bali NusaTenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Kepa
data
n (j
iwa/
Km2)
Kepadatan Penduduk_2010Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk Nasional_2013
6-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-5a:
Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di KepulauanMaluku Tahun 2010 dan 2013.
Tingkat kepadatanpenduduk keduaprovinsi pada tahun2013 meningkatdibandingkan darikepadatan penduduktahun 2012
Sumber: BPS 2014
Gambar 6-5b:
Perbandingan Rasio Ketergantungan Antarprovinsi di Kepulauan Maluku Tahun 2013.
Rasioketergantunganprovinsi diKepulauan Malukucukup tinggi danberada di atas rata-rata rasioketergantungannasional
Sumber: BPS, Tahun 2013
6.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaam. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Kepulauan Maluku digambarkandengan perkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yang bekerja,pengangguran terbuka, dan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tipe daerah (perkotaandan perdesaan), tingkat pendidikan, dan lapangan usaha. Kondisi ketenagakerjaan di KepulauanMaluku pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan peningkatanjumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran.Perkembangan kualitas pendidikan ketenagakerjaan menunjukkan peningkatan yang cukup baik
33
33
35
35
31 32 32 33 33 34 34 35 35 36
30. Maluku
31. Maluku Utara
Kepadatan Penduduk_2013
Kepadatan Penduduk_2010
61,1 59,7
49,3
0
10
20
30
40
50
60
70
30. Maluku 31. Maluku Utara
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013 Rasio Ketergantungan Nasional
6-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 sekitar > 50 % merupakan tamatanSMTA, Diploma, dan Universitas.
Gambar 6-6:
Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2008-2014(Februari).
Penduduk usia kerjadi KepulauanMaluku Selamaperiode 2008-2014meningkat ataurata-rata dengantumbuh sebesar3,05 persen pertahun.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 6-7:
Penduduk Usia Kerja berdasarkan di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2014 (Februari),dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Penduduk usia kerja di Kepulauan Maluku sebesar 1,01 persen dari total penduduk nasional, denganpenduduk terbesar berada di Provinsi Maluku
1.350.0001.400.0001.450.0001.500.0001.550.0001.600.0001.650.0001.700.0001.750.0001.800.0001.850.0001.900.000
0
1
2
3
4
5
6
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82
7,123,60
1,011,47
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutPulau Tahun 2014 (Februari)
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. NUSATENGGARAP. MALUKU
P. PAPUA
59,46
40,54
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutProvinsi di Pulau Maluku Tahun 2014
(Feruari)
Maluku
Maluku Utara
6-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-8:
Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Kepulauan MalukuTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikan untuk penduduk usia kerja 2014 meningkat dibandingkan 2008, dintujukan denganmeningkatnya persentase tamatan SMTA, Diploma dan lulusan Universitas.
Gambar 6-9:
Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menurut Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku Tahun 2014 (Februari), dalam persen.
Proporsi tamatanpendidikanpenduduk usia kerjadiseluruh provinsisebagian besarmerupakan tamatanSD, untuk tamatanSMA ke atas rendah
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
46,32
22,68
25,06
2,58 3,36
SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
41%22%
27%
3%
7%
SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Maluku Maluku Utara
40,66 41,82
26,82 26,08
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
6-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-10:
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di di WilayahKepulauan Maluku Menurut Tahun 2009 dan 2014 (Februari), dalam persen.
Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja(TPAK) hampirseluruh provinsi diWilayah Malukuberada di bawahrata-rata TPAKNasional,
Gambar 6-11:
Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2008-2014 (Februari).
Jumlah penduduk bekerja di Kepulauan Maluku meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara jumlah maupunpersentasenya atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);TPT Wilayah Kepulauan Maluku menurun dari tahun 2008-2014, dan kondisi pengangguran beradadibawah rata-rata TPT nasional.
69,17
65,00
65,50
66,00
66,50
67,00
67,50
68,00
68,50
69,00
69,50
Maluku Maluku Utara P. Maluku
TPAK 2009 (%) TPAK 2014 (%) TPAK 2014 Nasional
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,0010,00
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Jiwa %
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka
TPT Wilayah (%) TPT Nasional
6-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-12:
Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2008-2014 (Februari).
Kondisi angkatankerja selama periode2008-2014, untukseluruh provinsi diKepulauan Malukucenderungmeningkat setiaptahunnya.
Gambar 6-13:
Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2014 (Februari). (dalam persen).
Penyebaranangkatan kerja diKepulaua Malukusebagian besarterkonsentrasi diProvinsi Maluku
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
559.239596.030
651.339
701.893659.953 663.481
728.078
421.880 422.398 437.758463.604 466.110 463.243
493.357
300.000
350.000
400.000
450.000
500.000
550.000
600.000
650.000
700.000
750.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Maluku Maluku Utara
59,61
40,39
Proporsi Provinsi_Pulau
Maluku
Maluku Utara
6-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-14:
Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2008 dan 2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan kualitas pendidikan angkatan kerja di Kepulauan Maluku meningkat, yang ditunjukandengan meningkatnya persentase tamatan pendidikan SMA, akademi, dan universitas pada tahun 2014
dibandingkan tahun 2008
Gambar 6-15:
Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2014 (Februari).
Kualitas pendidikanangkatan kerja diProvinsi diKepulauan Malukurata-rata masihdominan tamatanSD.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
47,46
17,68
26,41
3,62 4,83
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
42,88
17,22
26,23
3,5910,07
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
43,35 42,20
17,50 16,81
26,23 26,24
9,53 10,87
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Maluku Maluku Utara
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
6-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-16:
DistribusiPenduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2014 (Februari).
Penyebaranpenduduk bekerjaterbesar diKepulauan Malukuberada di ProvinsiMaluku
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 6-17:Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Maluku menurut Lapangan Usaha UtamaTahun 2014 (Februari).
Penyerapan tenagakerja terbesar diKepulauan Malukuterbesar adalahsektor pertanian,sektor jasa, dansektor perdagangan.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
59,37
40,63Maluku
Maluku Utara
49,44
1,71
4,57
0,30
4,48
12,58
6,05
0,9219,94
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan
Jasa
6-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-18:
Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi diWilayah Kepulauan Maluku, Tahun 2014 (Februari).
Komposisi pendudukyang bekerja seluruhprovinsi diKepulauan Malukumasih dominan disektor pertanian,sektor jasa, dansektor perdagangan
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 6-19:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kepulauan MalukuTahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan pengangguran terbuka (jumlah &Perentase) di Kepulauan Maluku dalam kurun waktu2008-2014 menurun setiap tahunnya dengan persen penurunanTPT rata-rata 0,44 % per tahun;Kondisi TPT Kepulauan Maluku masih tergolong tinggi (berada diatas rata-rata TPT nasional).
50,55 47,83
13,09 11,85
19,27 20,92
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Maluku Maluku Utara
Jasa Keuangan Angkutan dan KomunikasiPerdagangan Bangunan Listrik, Gas dan AirIndustri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian
87.0
07
91.5
79
91.3
06
77.5
15
71.7
55
82.5
73
75.8
748,87 8,99
8,38
6,65 6,377,33
6,21
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,0010,00
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000
100.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
Pengengguran Terbuka(jiwa)
TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
6-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-20:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antar provinsi di Wilayah KepulauanMaluku, Tahun 2008-2014 (Februari).
Perkembangan TPTProvinsi diKepulauanKepulauan Malukucenderung menurun,Namun TPT ProvinsiMaluku berada diatas TPT nasional
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 6-21:
Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Kepulauan Maluku, 2014 (Februari).
Kualitas pendidikanpengangguranterbuka diKepulauan Maluku,tergolong masihrendah, sebagianbesar (> 50%) masihtamatan SD danSMP.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
12,00
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
%
Maluku Maluku Utara P. MALUKU NASIONAL
0,00 4,48
13,97
9,10
36,66
6,92
4,06
24,80
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
6-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-22:
Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Kepulauan Maluku, 2014 (Februari).
Komposisipendidikanpengangguranterbuka provinsi diKepulauan Malukusebagian besarmenrupakantamatan SMA ke atas
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
6.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial dan Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Kepulauan Maluku di gambarkan denganindikator kesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), dan Persentase KelahiranBalita menurut Penolong Kelahiran Terakhir; indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup(AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS);Indeks Pembangunan Manusia (IPM); dan kemiskinan.
Gambar 6-23:
Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku,Tahun 2008-2013.
Perkembangan UHHprovinsi diKepulauan Malukuselama periode2008-2013 terusmengalamiperbaikan , namunkondisi UHH masihdibawah rata –rataUHH nasional.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
Gambar 6-24:
14,55 12,99
32,92 43,09
24,63 25,09
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Maluku Maluku Utara
Universitas Diploma I/II/III Akademi SMK Kejuruan
SMK Umum Sekolah Menengah Pertama Sekolah Dasar
Tidak/Belum Tamat SD Tidak/Belum Pernah Sekolah
64
65
66
67
68
69
70
71
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Maluku Maluku Utara Nasional
6-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir menurut Provinsi diKepulauan Maluku, Tahun 2012.
Proses kelahiranBalita terakhir diKepulauan Maluku2012 sebagian besarditolong tenagamedis, namun masihberada di bawahrata-rata nasional
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPSKeterangan: Tenaga Medis (dokter, bodan dan tenaga medis lainnya)Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di Kepulauan Maluku selama 2008-2013ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH),dan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Kepualauan Maluku dalamkurun waktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan danmeningkat setiap tahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-ratanasional.
Gambar 6-25:Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku,Tahun 2008-2013.
PerkembanganRata-rata LamaSekolah (RLS)seluruh provinsimeningkat dan rata-rata beada atasrata-rata RLSnasional
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
51,1245,7448,88
54,27
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Maluku Maluku Utara
Tenaga Medis Provinsi_2012 Non Tenaga Medis Provinsi_2012Tenaga Medis Nasional_2012
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Maluku Maluku Utara Nasional
6-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-26:
Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku,Tahun 2008-2013.
Perkembangan AMH,seluruh provinsi diKepulauan Malukumeningkat, danrata-rata beradadiatas AMHnasional
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
Tabel 6-1:
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antarprovinsi di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2008 dan 2013.
Provinsi 2008** 2013 2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24
Maluku 97,52 91,20 71,95 18,13 98,77 94,32 69,90 33,92 1,25 3,12 -2,06 15,79
Maluku Utara 96,80 89,20 63,39 16,60 97,97 93,28 68,67 25,99 1,17 4,08 5,28 9,38
Indonesia 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, Tahun 2013
Perkembangan pendidikan menurut APS di seluruh provinsi untuk seluruh usia sekolah meningkat, kecualidi Provinsi Maluku menurun di Provinsi 16-18 tahun.
Kemiskinan. Kondisi kemiskinan digambarkan dengan perkembangan jumlah,persentase, dan distribusi penduduk miskin menurut provinsi. Perkembangan jumlahdan persentase penduduk miskin di Kepulauan Maluku menunjukkan penurunan setiaptahunnya, dengan rata-rata penurunan tingkat kemiskinan sebesar 1,29 persen pertahun.
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Maluku Maluku Utara Nasional
6-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-27:
Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Jumlah pendudukmiskin KepulauanMaluku tahun 2014sebesar 399 ribujiwa atau hanyasebesar 1,41 persendari total pendudukmiskin nasional
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Gambar 6-28:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Kepualauan Maluku, Tahun 2008-2014.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Kondisi kemiskinan di Kepulauan Maluku tahun 2014 sebanyak 399 ribu jiwa atau berkurang 97,37ribu jiwa dari tahun 2008;Tingkat kemiskinan berada di atas rata-rata kemiskinan nasional dan rata-rata menurun sebesar 1,29persen per tahun.
21,48
55,51
6,42
3,48 7,62
1,41
4,08P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
496,
37
478,
00
469,
70
463,
49
427,
19
408,
33
399
2,00
7,00
12,00
17,00
22,00
27,00
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
2008 2009 2010 Sept._2011 Sept_2012 Sept_2013 Maret-2014
ribu jiwa %
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan Wilayah Tingkat Kemiskinan_Nasional
6-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-29:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun2008-2014.
Tingkat kemiskinanuntuk provinsi diKepulauan Malukumenurun dari tahun2008 hingga 2014,
Kondisi tingkatkemiskinan ProvinsiMaluku masih tinggi(diatas rata-ratanasional)
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Gambar 6-30:
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2008-2013.
Perkembangankualitassumberdayamanusia provinsidi KepulauanMalukumenunjukan trendmeningkat daritahun 2008 – 2013,namun masihdibawah IPMnasional;Peningkatan IPMini seiring denganmeningkatnya darikomponenpembentuk IPM(UHH, RLS, AMH,dan pengeluaranperkapita)
Sumber: BPS, Tahun 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
Maluku Indonesia Maluku Utara
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (BPS) 82. Maluku Utara 81. Maluku
6-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
6.4. PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Daerah. Kondisi perekonomian daerah Kepulauan Maluku digambarkandengan beberapa indikator, diantaranya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi,perkembangan struktur ekonomi menurut lapangan usaha, PDRB Perkapita, dan nilai Ekspor-Impor. Pertumbuhan ekonomi kepualaun Maluku dalam kurun waktu 2008-2013 tumbuhpositif, namun dalam dua tahun terahir pertumbuhan ekonomi sedikit melambat. Seluruhsektor tumbuh positif, sektor denga pertumbuhan ekonomi tertinggi dan sekaligus pendorongperekonomian Kepulauan Maluku adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektorpengangkutan dan komunikasi, dan sektor industri pengolahan.
Gambar 2-31:
Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Atas Dasar HargaKonstan (ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen).
Pertumbuhanekonomi KepulauanMaluku selamaperiode 2008-2013tumbuh positif,namun cenderungmengalamiperlambatan daritahun 2010 hinggaakhir 2013, denganlaju pertumbuhanmasih dibawahpertumbuhanekonomi nasional.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Tabel 6-2:
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kepulauan Maluku Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar HargaKonstan Tahun 2010, 2009-2013. (dalam persen).
Lapangan Usaha Pertumbuhan (%)
2010 2011 2012* 2013**1. Pertanian 5,50 3,87 5,14 3,192. Pertambangan & Penggalian 8,28 4,46 3,66 2,353. Industri Pengolahan 3,42 4,70 4,33 5,584. Listrik, Gas & Air Bersih 13,33 8,82 5,41 5,135. Konstruksi 26,92 11,36 10,20 5,566. Perdagangan, Hotel & Restoran 8,85 8,29 10,49 9,067. Pengangkutan & Komunikasi 7,07 5,48 7,46 5,588. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 3,74 5,41 5,41 4,599. Jasa-Jasa 8,18 8,90 8,61 4,69
Sumber : BPS, Tahun 2013; Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi wilayahKepulauan Maluku adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
dan sektor industri pengolahan.
2008 2009 2010 2011 2012 2013
P. MALUKU 4,95 5,70 7,08 6,21 7,33 5,55
NASIONAL 6,01 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
7,00
7,50
8,00
(%)
6-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-32:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen)
Pertumbuhanekonomi provinsi diKepulauan Malukutahun 2013, seluruhprovinsi mengalamiperlambatan padaakhir tahun 2013
Sumber: BPS, Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Gambar 2-33:
Peran Wilayah Kepulauan Maluku terhadap Perekonomian Nasional Atas Dasar HargaBerlaku (ADHB) dan Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen).
PerananKepulauan Malukurelatif kecilterhadappembentukan PDBnasional, yaituhanya sebesar 0,15persen
Sumber: BPS Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
81. Maluku 82. Maluku Utara PDB dengan Migas
23,89%
59,42%
1,28% 8,70%
4,65%
0,15%
1,91%
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
6-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
99,93 persenpembentukanPDRB KepulauanMaluku disumbangdari ProvinsiMaluku
Gambar 6-34:
Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2013. (dalam persen).
Sektor utamapenopangperekonomianKepulauan Malukuadalah sektorperdagangan, sektorpertanian, dansektor jasa-jasa
Sumber: BPS, Tahun 2013
99,93
0,07
Maluku Maluku Utara
28,64
0,77
4,49
0,50
1,94
28,72
10,01
4,0020,93
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
6-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-35:
PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Dalam kurun waktu2009-2013 PDRB perkapita atas dasarharga berlaku terusmengalamipeningkatan, denganPDRB perkapitatertinggi yaituProvinsi Maluku
Sumber: BPS, Tahun 2013
PMDN dan PMA. Perkembangan realisasi investasi PMDN dan PMA Wilayah Kepulauan Malukuselama periode 2008-2013 terakhir meningkat. realisasi PMDN di Wilayah Maluku tahun 2013sebesar 0,87 persen dari total PMDN nasional dan hampir semua terkonsentrasi di MalukuUtara. Sementara untuk nilai PMA sebesar 1,12 persen dan terbesar di Maluku Utara.
Gambar 6-36a:
Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) Kepulauan Maluku Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, 2013
Investasi PMDN Kepulauan Maluku tahun 2013 sebesar 1.114,91 miliar rupiah atau menurun sebesar244,22 % dari tahun 2012Realisasi PMDN sebesar 0,87 % terhadap PMDN nasional, dan hampir semua terkonsentrasi diProvinsi Maluku Utara (Gambar 36b)
4.709 4.6038.134 6.929
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
30. Maluku 31. Maluku Utara
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
0,00 0,00 0,00 13,57
323,89
1114,91
0 0,00 0,00 0,00
2286,40
244,220
500
1000
1500
2000
2500
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %
Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
6-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-36b:
Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 6-37a:
Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Kepulauan Maluku Tahun 2008-2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Investasi PMA Kepulauan Maluku tahun 2013 sebesar 321,2 juta US$ atau tumbuh sebesar 225,23 %dari tahun 2012Nilai relisasi PMA 2013 mencapai 1,12% dari total nilai PMA nasional, sebagian besar terdapat diProvinsi Maluku Utara (Gambar 37b)
17,88
54,22
1,10
22,41
2,83 0,87 0,69
PROPORSI REALISASI NILAI INVESATSI PMDNWILAYAH PULAU TERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
0
100
PROPORSI REALISASI NILIA INVESTASI PMDNPROVINSI TERHADAP PULAU
MALUKU
MALUKU UTARA
0,0 5,9
248,9
141,5
98,8
321,2
0 0,00
4118,53
-43,13 -30,22225,23
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
6-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-37b:
Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, 2012
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor dan impor nonmigas provinsi di WilayahKepulauan Maluku tahun 2011-2013 cenderung menurun. Kontribusi nilai ekspor non migasMaluku sebesar 0,57% terhadap terhadap nilai ekspor non migas nasional, dan impor sebesar0,07%.
Gambar 6-38:
Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013) nilaiperkembanganekspor non migasMaluku menurunmelambatdibandingkanpertumbuhan tigatahun sebelumnya(2009-2011).
Sumber: BPS, diolah Kementerian Perdagangan
11,86
61,91
1,74
9,69
5,241,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
16,43
83,57
PROPORSI REALISASI NILAI PMAPROVINSI TERHADAP PULAU
MALUKU
MALUKUUTARA
50,37
90,69
-5,77
29,89
-20
0
20
40
60
80
100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$ %
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
6-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-39:
Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Sumber: BPS, diolah Kementerian Perdagangan
Kontribusi nilai ekpsor Kepulauan Maluku sebesar 0,57 persen terhadap nilai ekspor non migasnasional, dengan persentase ekspor terbesar di Maluku adalah Provinsi Maluku Utara.
Gambar 6-40:
Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2009-2013, (dalam juta US$).
Dalam tiga tahunterakhir (2011-2013) nilaiperkembanganekspor dan impornon migas pulauMaluku menurundibandingkanpertumbuhan tigatahun sebelumnya(2009-2011).
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
29,48
46,01
0,2718,11
2,380,57 3,17
Kontribusi Nilai Ekspor KepulauanMaluku terhadap Ekspor Nasional Tahun
2013, (%).
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
14,75
85,25
Kontribusi Nilai Ekspor Provinsi NilaiEkspor Kepulauan MalukuTahun
2013, (%).
Maluku Maluku Utara
236,36
0,69-11,99
-32,38 -50
0
50
100
150
200
250
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
6-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-41:
Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2009-2013. (dalam juta US$)
Sumber: BPS, diolah Kementerian PerdaganganKontribusi nilai impor Pulau Maluku sebesar 0,07% terhadap nilai impor nasional, dengan persentase
impor terbesar terdapat di Provinsi Maluku.
6.5. PERTANIAN
Tanaman Pangan. Komoditas tanaman pangan di Kepulauan Maluku dengan produksiterbesar adalah padi. Poduksi padi tahun 2013 (ARAM I) mencapai sebesar 184.180 ton atausekitar 0,26 persen dari produksi padi nasional, dengan tingkat produktivitas sebesar 40,79kw/ha. Selain tanaman padi, jenis tanaman pangan lainnya dengan produksi cukup tinggiadalah jagung dan kedelai, produksi jagung mencapai 39.461 ton dan kedelai 1.488 ton denganproduktivitas masing-masing sebesar 27,92 kw/ha dan 12,33 kw/ha.
Gambar 6-42:
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2008-2013
Produksi padi tahun2013 (ARAM I)sebesar 184.180 ton,meningkat 18, 58persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitassebesar 40,79 kw/hasedikit meningkatdari produktivitastahun 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
12,12
84,28
0,242,06
0,46 0,07
0,77
Kontribusi Nilai Impor Kepulauan Malukuterhadap Nilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
94,34
5,66
Kontribusi Impor Provinsi terhadap Nilai ImporPulau Maluku, (%)
Maluku Maluku Utara
127.
425
136.
128
138.
510
148.
898
149.
957
184.
180
37,51 38,93 38,15 39,17 39,17 40,79
48,94 49,99 50,15 49,80 51,36 51,46
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000180.000200.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/(Ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas Nasional
6-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-43:
Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Gambar 6-44:
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2008-2013
Produksi jagungtahun 2013 (ARAMI) sebesar 39.461ton, menurun 9,96persen dibandingtahun 2012, denganproduktivitassebesar 27,92 kw/hasedikit meningkatdari produktivitastahun 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
23,43
53,98
4,07
6,88
11,10
0,26 0,28
Distribusi Produksi Padi menurut Pulau Tahun2013 (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
61,45
38,55
Distribusi Produksi Padi menurutProvinsi di Kepulauan Maluku Tahun
2013, (%).
Maluku
Maluku Utara
30.4
17
34.0
88
35.8
19
40.0
24
43.8
24
39.4
61
20,44 19,22 20,94 22,8227,66 27,92
40,78 42,37 44,36 45,6548,99 47,99
05.00010.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.000
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Produksi (ton) Produktivitas _Pulau Produktivitas _Nasional
6-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-45:
Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Gambar 6-46:
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2008-2013
Produksi kedelaitahun 2013 (ARAMI) sebesar 1.488 ton,menurun 9,87 persendibanding tahun2012, denganproduktivitassebesar 12,33 kw/hamenurun dariproduktivitas tahun2012
Sumber: Badan Pusat Statistik
20,09
55,31
7,221,52
15,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurut PulauTahun 2013, (%)
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
31,21
68,79
Distribusi Produksi Jagung menurut Provinsidi Pulau Maluku Tahun2013, (%)
Maluku
Maluku Utara
2.23
1
2.12
7
1.39
7
1.65
1
1.48
8
12,06 11,9812,79 13,21
12,33
13,48 13,73 13,6814,85 14,57
0,002,004,006,008,0010,0012,0014,0016,00
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas_Nasional
6-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-47:
Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Kepualan MalukuTahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Tanaman Perkebunan. Tanaman perkebunan yang menjadi komoditas unggulan KepulauanMaluku adalah Kelapa, kakao, dan Kopi. Produksi kelapa tahun 2013 sebesar 123,37 ribu tonmenurun cukup tajam dibandingkan produksi kelapa tahun 2012. Produksi tanamanperkebunan Kakoa dan Kopi tahun 2013 masing-masing sebesar 24,99 ribu ton dan 0,93 ributon menurun dari produksi tahun 2012.
Gambar 6-48:Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanUtama di Wilayah Maluku Tahun 2012 dan2013, (dalam ribu ton).
Produksiperkebunan terbesardi Maluku adalahkelapa dan kakao.Produksiperkebunan 2013menurun dibangkanproduksi tahun2012.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
9,93
67,98
12,26
1,147,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurut PulauTahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
15,26
84,74
Distribusi Produksi Kedelai menurutProvinsi di Maluku Tahun 2013, (%).
Maluku Maluku Utara
379,32
0,9424,99
123,37
0,9322,73
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
2012 2013*
6-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-49:
Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di WilayahKepulauan Maluku Tahun 2013.
Wilayah produsen kelapa dan kakao terbesar diKepulauan Maluku berada di Provinsi Maluku,sementara produksi kopi terbesar di MalukuUtara.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Peternakan: Populasi ternak besar di Kepulauan Maluku terbesar adalah kambing dan babi,dengan jumlah populasi masing-masing tahun 2013 mencapai 386.280 dan 387.947 ekor.Sementara untuk jenis ternak unggas populasi terbesar adalah jenis ayam ras pedaging, denganpopulasi tahun 2013 sebesar 566.855 ekor.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
Kelapa
0,460,460,460,460,460,460,460,460,460,460,46
Kopi
10,60
10,80
11,00
11,20
11,40
11,60
11,80
Kakao
Kakao
6-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-50:
Populasi Ternak Besar di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013, (dalam ekor).
Perkembnaganjumlah populasiternak besardalam 3 tahunterakhircenderungmeningkat;
Ternak besardengan populasiterbesar adalahbabi, kambingdan sapi
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
Gambar 6-51:
Populasi Ternak Unggas di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013, (dalam ekor).
Perkembnaganpopulasi ternakunggas dalam 5tahun terakhircenderungmenurun;Ternak unggasdengan populasiterbesar adalahjenis ayam raspedaging
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan
Perikanan dan Kelautan. Tingkat perkembangan produksi perikanan tangkap dan budidayaselama periode tahun 2008 - 2012 di Wilayah Kepulauan Maluku rata-rata meningkat, Produksiperikanan tangkap 2012 mencapai 688.241 ton dan perikanan budidaya 600.383 ton menurundibandingkan produksi tahun sebelumnya. Produksi perikanan tangkap terbesar di wilayahKepulauan Maluku berasal dari perikanan tangkap laut, sementara untuk produksi perikananbudidaya terbesar jenis perikanan budidaya laut.
326165347378 334307
355216386280
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
1.053.720 1.089.086
225.142
381.676
566.855
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
6-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-52:
Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau MalukuTahun 2008-2013, (dalam ton).
Produksi perikanandi wilayahKepulauan Malukumeningkat setiaptahunnya, denganproduksi perikananterbesar berasal dariperikanan tangkap.
Sumber : DKP, tahun 2012;
Gambar 2-53:
Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Kepulauan Maluku terhadap ProduksiPerikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalam persen).
Produksiperikanantangkap diKepulauan Maluku2013 mencapai688.241 ton atausekitar 11,81%dari produksinasional;
Produksiperikananbudidaya diKepulauan Malukutahun 2013mencapai 600.383ton atau sekitar6,20 ton dariproduksi nasional;
Sumber : DKP, tahun 2012
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 39.287 56.060 327.444 680.091 600.383
Perikanan Tangkap 458.682 487.321 707.077 718.195 688.241
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
Ton
29,65
21,22
3,47
9,41
17,41
11,817,03
Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,804,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
6-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 2-54:
Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2013, (dalam persen).
Produsen perikanantangkap terbesar diWilayah KepulauanPulau Malukuberada di ProvinsiMaluku
Produsen perikananbudidaya terbesar diWilayah KepulauanMaluku berada diProvinsi Maluku.
Sumber : DKP, tahun 2012;
Tabel 6-3:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2008-2012, (Ton).
Tahun Perikanan Tangkap Perikanan budidaya
Perikanan Laut Perairan umum Budidaya Laut Tambak Kolam JaringApung
2008 458.573 109 38.546 203 357 1812009 487.321 37 54.628 698 571 1632010 707.028 49 325.071 654 1.385 3342011 718.185 10 675.805 1.826 1.982 4782012* 688.232 9 597.310 1.501 1.318 254
Sumber : DKP, tahun 2012;
78,06%
21,94%
Perikanan Tangkap
Maluku Maluku Utara
79,53%
20,47%
Perikanan Budidaya
Maluku Maluku Utara
6-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
6.6. KEUANGAN DAERAH.Keuangan Daerah. Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Belanja Pegawai terhadaptotal Belanja Daerah , Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanja daerah, danRasio belanja modal terhadap total belanja daerah untuk provinsi di Wilayah Kepulauan Malukumenurun dibandingkan tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerah seluruh provinsi diWilayah Kepulauan Maluku masih berada di bawah rata-rata nasional.
Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam Juta rupiah).
Gambar 6-56:
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 6-57:
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB
NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
PAD 2010 PAD 2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB
NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
6-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total BelanjaDaerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 6-58:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 6-59:
Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013, (dalam persen).
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB
NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
6-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
6.7. INFRASTRUKTUR WILAYAH.
Infrastruktur Jalan: Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 diwilayah Kepulauan Maluku mencapai 13.440 km meningkat sepanjang 7.986 km dari tahun2005. Kondisi tingkat kerapatan jalan (Road Density) pada tahun 2013 di wilayah KepulauanMaluku sebesar 0,17 km/km2 lebih rendah dari tingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²),Sementara dari sisi kualitas jalan negara, kualitas jalan Kepulauan Maluku jalan dengan kondisimantap (baik+sedang) mencapai 85 persen sedikit meningkat dibandingkan tahun 2011.
Gambar 6-60:Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2005dan 2013, (dalam Km).
Panjang jalan diwilayah Maluku tahun2013 mencapai 13.440km atau meningkat7.986 km dari tahun2005.
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
5454
13440
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
2005 2013
Negara
Provinsi
Kab / Kota
Jumlah
6-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-61:
Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2005 dan 2013, (dalam Km).
Panjang jalan diprovinsi Maluku danMaluku Utaraselama tahun 2005-2013 masing-masing sepanjang3.642 km dan 4.344km
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Gambar 6-62:
Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah KepulauanMaluku Tahun 2013, (dalam Km/Km2).
Tingkat kerapatanjalan provinsi diKepulauan Malukutergolong masihrendah dan rata-rata beradadibawah kerapatanjalan nasionl,
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
4.048
1.406
7.690
5.750
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
Maluku Maluku Utara
2,005 2013
0,09
0,04
0,16
0,26
0,18
-
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
Maluku Nasional Maluku Utara
Provinsi (km/km2)_2005 Provinsi (km/km2)_2013Nasional. (km/km2)_2013
6-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-63:
Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2011 dan 2013,(dalam Km).
Kondisi kualitasjalan di KepulauanMaluku sebagianbesar dalam kondisimantap
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Perkembangan produksi energi listrik di Wilayah Kepulauan Maluku mengalamipeningkatan dari dalam empat tahun terkahir. Produksi listrik tahun 2013 mencapai mencapai809,42 GWh atau meningkat sebesar 14,24 persen, dengan sumber utama produksi energilistrik dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Sementara untuk rasioelektrifikasi, sebagian besar provinsi di Kepulauan Maluku memiliki rasio elektrifikasi dibawahrasio elektrifikasi nasional.
62%
25%
5%8%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
85%
6%2%
7%
2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
6-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-64:
Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Kepualaun Maluku dan Nasional Tahun 2009-2013,(dalam persen).
Rasio elektrifikasi diKepulauan Malukutahun 2013mencapai 66,1persen meningkatdari tahun 2009,namun kondisi rasioelektrifikasi masihjuah dibawah rata-rata rasioelektrifikasi nasional
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 6-65:
Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013, (dalampersen).
Rasio elektrifikasiprovinsi diKepulauan Malukurata-rata masihberada dibawahrasio elektrifikasinasional
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
64,87
60,63
70,61
72,90
66,1
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. MALUKU
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
Maluku Maluku Utara
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
6-38 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-66:
Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun2013, (KWg/Kapita).
KWh perkapitaprovinsi di WilayahKepulauan Malukurata-rata masihdibawah KWhperkapita nasional
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 6-67:
Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2010-2013,(dalam MGh).
Produksi energilistrik di KepulauanMaluku dalamempat tahunterkahir mengalamipeningkatanproduksi, atautumbuh rata-rata14,24 persen pertahun
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
6.8. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Wilayah Kepulauan Malukuberdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan sekitar 5.771.928,95 hektar atau 4,59 persen daritotal luas kawasan hutan Indonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi mencapai67,72 persen. Penyebaran hutan produksi terbesar di Provinsi Maluku. Luas lahan kritis diwilayah tahun 2011 menurun sebesar 210.462 ha atau 18,10 persen dari tahun 2007. Kondisihutan mangrove di Provinsi Maluku Utara sekitar 45 persen dalam kondisi baik dan sedang.
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
Maluku Maluku Utara
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
542,98628,18
716,77809,42
-100,00200,00300,00400,00500,00600,00700,00800,00900,00
2010 2011 2012 2013
P. MALUKU
6-39Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Gambar 6-69:
Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan (2009-2013) di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2013, (dalam persen).
Luas kawasan hutandan perairan diWilayah KepulauanMaluku 4,59 persendari luas kawasanhutan nasional, dansebagian besarmerupakan hutanproduksi
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 6-4:
Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurutProvinsi di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI
Luas (ha) PersenTerhadap
Pulau(%)
HutanKonservasi
Perairan
HutanKonservasi
Daratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
Maluku - 429.541 2.862.650,61 631.368,52 3.923.559,95 67,98Maluku Utara - 218.499 1.045.812,00 584.058,00 1.848.369,00 32,02
MALUKU - 648.039,82 3.908.462,61 1.215.426,52 5.771.928,95 4,59
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 6-5:
Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2007 dan 2011, (dalam hektar).
Provinsi2007 2011
KritisSangatKritis
Jumlah KritisSangatKritis
JumlahJumlah
Maluku 488.315 123.904 612.219 490.521 271.803 762.324 (150.105)Maluku Utara 259.360 291.390 50.750 447.669 163.438 611.107 (60.357)KEP. MALUKU 747.675 415.294 1.162.969 938.190 435.241 1.373.431 (210.462)
Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
0,00
11,23
67,72
21,06Hutan Konservasi Perairan
Hutan Konservasi Daratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
6-40 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Tabel 6-6:Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2012.
Provinsi Luas (Ha)Kondisi (%)
Baik Sedang RusakTidak
TeridentifkasiMaluku 31501,23 25,87 74,13
Maluku Utara 37606,45 33,66 12,84 14,44 39,06
KEP. MALUKU 69107,68
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kepulauan Malukudengan kondisi rusak pada tahun 2007 sebanyak 26 DAS menurun dibandingkan tahun 1999.Namun berdasarkan tingkat penanganannya, jumlah DAS dengan penanganan super prioritasdan prioritas tahun 2007 meningkat menjadi 11 DAS. Persentase jumlah desa yang mengalamipencemaran udara, air, dan tanah di Wilayah Kepulauan Maluku tahun 2011 menurundibandingkan tahun 2005, namun tingkat pencemaran air masih cukup tinggi dibandingkanrata-rata tingkat pencemaran air nasional. Untuk tingkat kerusakan kawasan hutan selamaperiode tahun 2011-2012 mencapai 6.495,4 ha, dengan luas terbesar kerusakan kawasan hutanterdapat di Provinsi Maluku Utara.
Tabel 6-7:
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah Kepulauan MalukuTahun 2007.
Provinsi
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
Tahun 1994/95 - 1998/99 Tahun 1999/2000 - 2007Super
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
JumlahSuper
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
Jumlah
Maluku Utara - - - - - - - -Maluku - 4 31 35 2 9 15 26KEP. MALUKU 0 4 31 35 2 9 15 26
Sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 6-8:
Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsi dan JenisGangguan di Wilayah Kepulauan Maluku Tahun 2005, 2008, dan 2011.
Provinsi Air Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011Maluku 3,55 4,08 2,15 0,46 0,11 0,88 1,15 1,1 1,17Maluku Utara 9,35 4,05 6,12 3,59 1,06 1,02 2,69 1,74 1,11INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78
Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
6-41Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Kepulauan Maluku 2014
Tabel 6-9:
Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Kepulauan Maluku PeriodeTahun 2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAP HPKTIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HP
Maluku Utara 132,3 348,3 510,1 604 1.587,10 886 4.067,70Maluku - - - - 410,2 2.017,50 2.427,70KEP. MALUKU 132,3 348,3 510,1 604 1997,3 2903,5 6495,4
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Pulau
PAPUA
7-1Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
7.1. KEPENDUDUKANKependudukan. Kondisi kependudukan di Wilayah Pulau Papua digambarkan dengan jumlahpenduduk, rasio jenis kelamin (sex rasio), laju pertumbuhan penduduk, dan tingkat kepadatanpenduduk. Penduduk Wilayah Papua tahun 2013 sebesar 3.861 ribu jiwa bertambah sebanyak900 ribu jiwa dari 2010 atau rata-rata tumbuh sebesar 1,65 % per tahun, dengan kepadatanpenduduk 7 jiwa/km2.
Gambar 7-1:
Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk (%) WilayahPapua Tahun 2013.
Penduduk WilayahPapua dalam 3tahun terakhirbertambahsebanyak 239 ribujiwa atau tumbuhrata-rata 1,65persen per tahun
Sumber: BPS, tahun 2013
Gambar 7-2:
Perkembangan Jumlah Penduduk (ribu jiwa) dan Laju Pertumbuan Penduduk (%) menurutProvinsi di Pulau Papua Tahun 2013.
Perkembanganjumlah penduduk diPapua dan PapuaBarat bertambahpada tahun 2013,denganpertumbuhanpenduduk lebihtinggi dari nasionalLaju pertumbuhanpenduduk ProvinsiPapua Barat lebihtinggi dibandingkanProvinsi Papua
Sumber: BPS, tahun 2013
53.539
146.042
9.665 14.751 18.2172.743 3.861
1,73
1,191,48
2,12
1,47 1,53 1,65
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
020.00040.00060.00080.000
100.000120.000140.000160.000
ribu jiwa %
Penduduk_2010 Penduduk_2013Laju Pertumbuhan 2010-2013 Pertumbuahan Nasional_2013
765 2.857828 3.0330
1
2
3
4
5
6
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
32. Papua Barat 33. Papua
(000 Jiwa) (%)
Penduduk_2010Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2013Pertumbuhan Penduduk_2010
PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA 2014
Pertumbuhan Nasional_2013
7-2 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-3:
Proporsi Penduduk Wilayah Pulau Papua terhadap Nasional Tahun 2013, (dalam persen).
Sumber: BPS , tahun 2013
Penduduk Pulau Papua hanya 1,22 persen dari penduduk Indonesia, dengan konsentrasi terbesarpenduduk di Provinsi Papua.
Gambar 7-4:
Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Wilayah Pulau Tahun 2013.
KepadatanPenduduk PulauPapua palingrendahdibandingkan pulaulainnya, yaitu 7 jiwaper Km2.
Sumber: BPS, tahun 2013
21,52
58,69
3,885,93
7,32
1,10 1,22
Distribusi Penduduk menurut Pulau Tahun2013.
SumateraJawa BaliNusa TenggaraKalimantanSulawesiMalukuPapua
21,45
78,55
Proporsi Penduduk Provinsi TerhadapWilayah Pulau Tahun 2013
32. PapuaBarat
33. Papua
106
1.042
13725
9233
7
111
1.097
188
27 97 357130
0
200
400
600
800
1.000
1.200
Sumatera Jawa Bali NusaTenggara
Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Kep
adat
an(j
iwa/
Km
2)
Kepadatan Penduduk_2010Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk Nasional_2013
7-3Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-5a:
Perbandingan Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) menurut Provinsi di Pulau PapuaTahun 2010 dan 2013.
Kepadatanpenduduk di ProvinsiPapua menuruncukup tajamdibandingkan tahun2010, sebaliknya diPapua Baratmeningkat
Sumber: BPS, tahun 2013
Gambar 7-5b:
Perbandingan Rasio Ketergantungan Antar provinsi di Pulau Papua Tahun 2013.
Rasioketergantungan diprovinsi di PulauPapua berada diatasrasio kertgantungannasional
Sumber: BPS, tahun 2013
7.2. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan. Kondisi ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Papua digambarkan denganperkembangan jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk yang bekerja,pengangguran terbuka, dan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan tipe daerah (perkotaan dan perdesaan), tingkat pendidikan, dan lapangan usaha. Kondisi ketenagakerjaan diWilayah Pulau Papua pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan denganpeningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkatpengangguran. Perkembangan kualitas pendidikan ketenagakerjaan menunjukan peningkatan yangcukup baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 sekitar > 50 % merupakantamatan SMTA, Diploma, dan Universitas.
2
29
9
10
0 5 10 15 20 25 30 35
32. Papua Barat
33. Papua
Kepadatan Penduduk_2013Kepadatan Penduduk_2010
51,1
49,6
49,3
48
48,5
49
49,5
50
50,5
51
51,5
32. Papua Barat 33. Papua
Rasio Ketergantungan Provinsi 2013 Rasio Ketergantungan Nasional
7-4 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-6:
Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Kerja di Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2014(Februari).
Penduduk usia kerjaPulau Papua Selamaperiode 2008-2014meningkat setiaptahunnya, dengantumbuh rata-ratasebesar 2,53 persenper tahun.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 7-7:
Penduduk Usia Kerja berdasarkandi Wilayah Pulau Papua Tahun 2014 (Februari),dalam persen.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Penduduk usia kerja di Pulau Papua sebesar 1,47 persen dari jumlah penduduk usia kerja nasional,denagn penyebaran terbesar berada di Provinsi Papua.
1,61 1,62
-0,18
1,261,57
2,55
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
Pertumbuhan(%)
Penduduk UsiaKerja (jiwa)
Penduduk Usia Kerja (Agustus) Pertumbuhan (%)
20,73
60,24
5,82
7,123,601,01
1,47
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutPulau Tahun 2014 (Februari)
P. SUMATERAP. JAWA+BALIP. KALIMANTANP. SULAWESIP. NUSA TENGGARAP. MALUKUP. PAPUA
21,48
78,52
Sebaran Penduduk Usia Kerja MenurutProvinsi di Pulau Papua Tahun 2014
(Feruari)
Papua Barat
Papua
7-5Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-8:
Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan di Wilayah Pulau PapuaTahun Agustus 2008 dan Februari 2014, (dalam persen).
2008 2014
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Kualitas pendidikan untuk penduduk usia kerja 2014 meningkat dibandingkan 2008, dintujukan denganmeningkatnya persentase tamatan SMTA, Diploma dan lulusan Universitas
Gambar 7-9:
Komposisi Penduduk Usia Kerja berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan menururt Provinsidi Wilayah Pulau Papua Tahun 2014 (Februari), dalam persen.
Komposisi pendudukusia kerja sebagianbesar merupakantamatan pendidikanSD, sementaratamatan SMA ke atasmasih rendah;
Kualitas pendidikanpenduduk usia kerjadi Papua Baratsedikit lebih tinggidibandingkan diProvinsi Papua
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
58,1817,99
18,97
2,03 2,83SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
55,03
17,69
19,82
2,385,08 SD
SMTP
SMTA
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Papua Barat Papua
41,8958,62
25,7018,21
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
7-6 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-10:
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut Provinsi di di WilayahPapua Menurut Tahun 2009 dan 2014 (Februari), dalam persen.
PerkembanganTingkat PartisipasiAngakat Kerja(TPAK) diWilayah PulauPapua meningkatdan berada diatasrata-rata TPAKNasional,TPAK 2014Provinsi Papualebih tinggidibandingkanPapua Barat
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 7-11:
Perkembangan Ketenagakerjaan di Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014.
Jumlah penduduk bekerja di Wilayah Papua meningkat relatif cepat dibandingkan peningkatanangkatan kerja, sehingga pengangguran terbuka dapat ditekan, baik secara jumlah maupunpersentasenya atau Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT);TPT Wilayah Pulau Papua menurun dari tahun 2008-2014, dan kondisi pengangguran berada dibawahrata-rata TPT nasional.
69,17
62,0064,0066,0068,0070,0072,0074,0076,0078,0080,0082,00
Papua Barat Papua P. Papua
TPAK 2009 (%) TPAK 2014 (%)
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
2008_Agust2009_Agust2010_Agust2011_Agust2012_Agust2013_Agust 2014_Feb
Jiwa %
Jumlah Angkatan Kerja Penduduk Bekerja Pengangguran TerbukaTPT Wilayah (%) TPT Nasional
7-7Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-12:
Perkembangan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2014(Februari).
Kondisi angkatankerja selama periode2008-2014, untukprovinsi Papuarelatif lebih cepat dibandingkan ProvinsiPapua Barat.
Gambar 7-13:
Distribusi Jumlah Angkatan Kerja menurut Provinsidi Wilayah Papua, Tahun 2014 (Februari).dalam persen.
Penyebaranangkatan kerja diWilayah PulauPapua sebagianbesar di ProvinsiPapua (80,56%)
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
0200.000400.000600.000800.000
1.000.0001.200.0001.400.0001.600.0001.800.000
Papua Barat Papua
19,44
80,56
Proporsi Provinsi_Pulau
Papua Barat Papua
7-8 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-14:
Komposisi Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Pulau Papua, Tahun 2008 dan2014 (Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014Perkembangan kualitas pendidikan angkatan kerja di Wilayah Pulau Papua meningkat, yang ditunjukandengan meningkatnya persentase tamatan pendidikan SMA, akademi, dan universitas pada tahun 2014
dibandingkan tahun 2008
Gambar 7-15:
Komposisi Pendidikan Angkatan Kerja menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua, Tahun 2014(Februari).
Kualitas pendidikanangkatan kerja diProvinsi Papua danPapua Barat rata-rata masih rendah,domininan tamatanSD.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
62,3913,99
17,78
2,45 3,39
2008_Agus
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/Akademi
Universitas
58,6514,14
18,48
2,636,09
2014_Feb
SD
SMTP
SMTA Umum
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
42,8462,46
25,0116,91
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Papua Barat Papua
Universitas Diploma I/II/III/Akademi SMTA SMTP SD
7-9Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-16:
Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Provinsidi Wilayah Papua, Tahun 2014 (Februari).
Penyebaranpenduduk bekerjaterbesar di WilayahPapua di ProvinsiPapua (80,59%)
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 7-17:
Komposisi Penduduk Bekerja di Wilayah Pulau Papua menurut Lapangan Usaha Utama,Tahun 2014 (Februari).
Penyerapan tenagakerja terbesar diPulau Papua masihtergantung padasektor pertanian,sektor jasa, dansektorperdaggangan
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
19,41
80,59
Papua Barat Papua
68,66
0,82
1,430,13
3,06
9,88
3,53 1,0711,44
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Keuangan
Jasa
7-10 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-18:
Komposisi Penduduk Bekerja berdasarkan Lapangan Usaha Utama menurut Provinsi diWilayah Pulaua Papua, Tahun 2014 (Februari).
Penduduk yangbekerja di ProvinsiPapua dan PapuaBarat masihdominan di sektorpertanian, sektorjasa, dan sektorperdaggangan,
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 7-19:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi, Tahun 2009-2014(Februari).
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Perkembangan pengangguran terbuka (jumlah &Perentase) di Wilayah Papua dalam kurun waktu 2008-2014 menurun setiap tahunnya dengan persen penurunanTPT rata-rata 0,28 % per tahun;Kondisi TPT Pulau Papua masih tergolong rendah (berada dibawah rata-rata TPT nasional).
48,83
73,43
13,68
8,9619,92
9,40
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Papua Barat Papua
Jasa KeuanganAngkutan dan Komunikasi PerdaganganBangunan Listrik, Gas dan Air
73.3
80
72.6
34
79.9
72
11.2
77
77.3
57
71.6
75
73.8
84
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
PengengguranTerbuka (jiwa) TPT (%)
Pengangguran terbuka (jiwa) TPT_wilayah TPT_Nasional
7-11Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-20:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antarprovinsi di Wilayah Pulau Papua,Tahun 2008-2014 (Februari).
TingkatPengangguranprovinsi di WilayahPulau PapuaProvinsi cenderungmenurun, dan rata-rata masioh beradadi bawah TPTnasional
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
Gambar 7-21:
Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Papua, 2014 (Februari).
Kualitas pendidikanpengangguranterbuka di WilayahPulau Papua,tergolong cukupbaik, sebagian besar(> 50%) masihmerupakan tamatanSMK, Diploma danuniversitas.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
2008_Agust 2009_Agust 2010_Agust 2011_Agust 2012_Agust 2013_Agust 2014_Feb
%
Papua Barat Papua P. PAPUA NASIONAL
5,059,29
9,92
11,50
31,77
12,57
4,72
15,18
Tidak/Belum Pernah Sekolah
Tidak/Belum Tamat SD
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
SMK Umum
SMK Kejuruan
Diploma I/II/III Akademi
Universitas
7-12 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-22:
Persentase Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Wilayah Pulau Papua, 2014 (Februari).
Kualitas pendidikanpengangguranterbuka di ProvinsiPapua dan PapuaBarat relatif cukupbaik, sekitar > 50%merupakan tamatanSMTA, Diploma danUniversitas.
Sumber: BPS, Sakernas (Februari) Tahun 2014
7.3. SOSIAL EKONOMI
Sosial Ekonomi. Kondisi sosial ekonomi Wilayah Pulau Papua dapat di gambarkan denganindikator kesehatan yang meliputi Angka Harapan Hidup (AHH), dan Persentase KelahiranBalita menurut Penolong Kelahiran Terakhir; indikator pendidikan meliputi Angka Melek Hurup(AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS);Indeks Pembangunan Manusia (IPM);Kemiskinan; danketimpangan pendapatan (Gini Rasio).
Gambar 7-23:
Perkembangan Umur Harapan Hidup (UHH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua,Tahun 2008-2013.
Perkembangan UHHprovinsi Papua danPapua Barat selamaperiode 2008-2013semakin membaik,namun kondisi AHHkedua Provinsitersebut masihberada didibawahAHH nasional
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
8,5112,26
40,88 29,43
24,0412,91
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Papua Barat PapuaUniversitas Diploma I/II/III AkademiSMK Kejuruan SMK UmumSekolah Menengah Pertama Sekolah Dasar
67
67,5
68
68,5
69
69,5
70
70,5
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua Barat Papua Nasional
7-13Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-24:
Persentase Kelahiran Balita menurut Penolong Kelahiran Terakhir di Wilayah Pulaua Papua,Tahun 2012.
Proses kelahiranBalita terakhir diWilayah Papua2012 sebagian besarditolong oleh tenaganon medis, namunkondisi tersebutmasih beradadibawah rata-ratanasional
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPSKeterangan: Tenaga Medis (dokter, bidan dan tenaga medis lainnya)Non Tenaga Medis (dukun, famili dan lainnya)
Pendidikan. Perkembangan tingkat pendidikan provinsi di wilayah Pulau Papua selama 2008-2013ditunjukan dengan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Melek Huruf (AMH),dan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Perkembangan pendidikan di Wilayah Pulau Papua dalamkurun waktu 2008-2013, berdasarkan AMH, RLS dan APS menunjukan perbaikan danmeningkat setiap tahunnya, walaupun beberapa provinsi masih berada dibawah rata-ratanasional.
Gambar 7-25:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua,Tahun 2008-2013.
Perkembanganangka Rata-rataLama Sekolah (RLS)di provinsi Papuadan Papua Baratsemakin membaik(2008-2013), namunkondisi RLS ProvinsiPapua masihdibawah rata-rataRLS nasional.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
51,1245,7448,88
54,27
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
Maluku Maluku Utara
Tenaga Medis Provinsi_2012Non Tenaga Medis Provinsi_2012
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
10
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua Barat Papua Nasional
7-14 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-26:
Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua, Tahun2008-2013.
PerkembanganAngka Melek Huruf(AMH) di provinsiPapua dan PapuaBarat semakinmembaik (2008-2013), namunkondisi AMHProvinsi Papuamasih jauh dibawahrata-rata AMHnasional.
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS
Tabel 7-1:
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah Antar Provinsi Tahun 2008 dan 2013.Provinsi 2008** 2013 2008-2013
7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24 7-12 13-15 16-18 19-24
Papua 8 78,22 54,13 15,68 75,51 73,27 53,28 17,69 -7,87 -4,94 -0,85 2,01
Papua Barat 93,38 88,55 58,15 14,70 95,58 92,81 72,04 24,00 2,20 4,26 13,88 9,30
Indonesia 97,88 84,89 55,50 13,29 98,36 90,68 63,48 19,97 0,48 5,79 7,98 6,68
Sumber: BPS, Tahun 2013
Perkembangan pendidikan menurut APS di Provinsi Papua untuk seluruh usia sekolah menurun kecualiuntuk usia 19-24 tahun dan rata-rata masih daibawah rata-rata APS nasional. Sebaliknya kondisi APS di
Papua Barat meningkat dan rata-rata berada diatas APS nasional
Kemiskinan, Kondisi kemiskinan digambarkan dengan perkembangan jumlah,persentase, dan distribusi penduduk miskin menurut provinsi. Perkembangan jumlahdan persentase penduduk miskin di Wilayah Pulau Papua menunjukan penurunansetiap tahunnya, dengan rata-rata penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,97 persenper tahun lebih tinggi dari rata-rata nasional (0,54 %).
70
75
80
85
90
95
100
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Papua Barat Papua Nasional
7-15Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-27:
Distribusi Jumlah Penduduk Miskin menurut Pulau Tahun 2014 (Maret).
Jumlah pendudukmiskin wilayahPulau Papua tahun2014 sebesar 1.154,ribu jiwa atau hanyasebesar 3,48 persendari total pendudukmiskin nasional
Sumber: Susenas (Maret), BPS 2014
Gambar 7-28:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut di Wilayah Pulau Papua, Tahun 2008-2014.
Jumlah pendudukmiskin di wilayahPulau Papuahingga tahun 2013meningkat, namuntahun 2014menurun sebanyak138 ribu jiwa atau4.949 ribu jiwadari tahun 2013;PerkembanganTingkatKemiskinanWilayah PulauPapua cenderungmenurun, namunkondisikemiskinan masihtinggi dan beradadi atas kemiskinannasional.
Sumber: Susenas (Maret), BPS 2014
21,48
55,51
6,42
3,48 7,62
1,41 4,08
P. SUMATERA
P. JAWA+BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
979,
64
1.01
7,18
1.01
7,87
1.17
3,51
1.19
9,61
1.29
2,21
1.15
4
2,00
7,00
12,00
17,00
22,00
27,00
32,00
37,00
42,00
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
ribu jiwa %
Jumlah Penduduk Miskin Tingkat Kemiskinan WilayahTingkat Kemiskinan_Nasional
7-16 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-29:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua,Tahun 2008-2014.
Tingkat kemiskinanProvinsi Papua danPapua Baratmenurun (2008-2014), kondisikemiskinan keduaprovinsi masihtinggi jauh beradadi atas rata-ratakemiskinankemiskinannasional.
Sumber: Susenas (September), BPS 2014
Gambar 7-30:
Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2008-2013.
Sumber: BPS Tahun 2013
Perkembangan kualitas sumberdaya manusia provinsi di Papua menunjukan trend meningkat daritahun 2008 – 2013, seiring dengan meningkatnya dari komponen pembentuk IPM (UHH, RLS, AMH, danpengeluaran perkapita)Namun IPM Provinsi Papua dan Papua Barat masih jauh dibawah rata-rata IPM nasional
7.4. PEREKONOMIAN DAERAH
Perekonomian Daerah. Kondisi perekonomian daerah Wilayah Pulau Papua digambarkandengan beberapa indikator, diantaranya perkembangan laju pertumbuhan ekonomi,perkembangan struktur ekonomi menurut lapangan usaha, PDRB Perkapita, nilai Ekspor-Impornon migas, dan perkembangan investasi PMDN dan PMA. Pertumbuhan ekonomi Pulau Papua
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
2008 2009 2010 Sep. 2011 Sep. 2012 Sep. 2013 Mar-14
Papua Barat Indonesia Papua
60
62
64
66
68
70
72
74
76
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indonesia (BPS) 94. Papua 91. Papua Barat
7-17Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
selama periode 2008-2013 tumbuh positif, mulau tahun 2011 pertumbuhan ekonomi WilayahPapua mengalami percepatan pada tahun 2013, dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonominasional. Seluruh sektor tumbuh positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Sektordengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi wilayahPulau Papua adalah Sektor keuangan, sektor kontruksi, dan sektor jasa
Gambar 7-31:
Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas Provinsi di Wilayah Papua Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen).
Pertumbuhanekonomi PulauPapua selamaperiode 2008-2013tumbuh positif,mulau tahun 2011pertumbuhanekonomi WilayahPapua mengalamipercepatan danlebih tinggi daripertumbuhanekonomi nasional
Sumber: BPS Tahun 2013
Seluruh sektor tumbuh positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Sektor dengan lajupertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Pulau Papua adalah Sektor
keuangan, sektor kontruksi, dan sektor jasa.
Tabel 7-2:
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Papua Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga KonstanTahun 2000, 2010-2013, (dalam persen).
Lapangan Usaha Pertumbuhan (%)
2010 2011 2012* 2013**1. Pertanian 4,62 3,22 4,24 4,242. Pertambangan & Penggalian -16,12 -21,96 -11,47 -11,473. Industri Pengolahan 89,49 55,38 25,06 25,064. Listrik, Gas & Air Bersih 6,17 5,81 7,69 7,695. Konstruksi 18,77 15,40 13,66 13,666. Perdagangan, Hotel & Restoran 8,42 10,49 10,21 10,217. Pengangkutan & Komunikasi 12,78 10,02 10,07 10,078. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 6,44 8,17 7,00 7,009. Jasa-Jasa 16,57 15,03 9,88 9,88
Sumber : BPS, Tahun 2013 Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Seluruh sektor tumbuh positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian dari tahun 2010-2013 tumbuhnegatif. Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
Pulau Papua adalah Sektor industri pengolahan, sektor kontruksi, dan sektor perdagangan
2008 2009 2010 2011 2012 2013
P. PAPUA 0,78 20,11 4,39 4,21 6,40 12,67NASIONAL 6,01 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
(%)
7-18 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-32:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Pulau Papua Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun 2000, 2008-2013. (dalam persen).
Pertumbuhanekonomi PapuaBarat mengalamiperlambatan dalamtiga tahun terakhir(2010-2013),sebaliknya PapuaPapua mengalamipercepatan.
Sumber: BPS Tahun 2013Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara
Gambar 2-33:
Peran Wilayah Pulau Papua terhadap Pembentukan Nilai PDB Nasional Atas Dasar HargaBerlaku (ADHB) dan Peran Provinsi terhadap PDRB Pulau Tahun 2013, (dalam persen).
Peranan WilayahPulau Papua relatifkecil terhadappembentukan PDBnasional, yaitusebesar 1,91persen.
Sumber: BPS 2013
64,66 persenpembentukanPDRB Pulau Papuadisumbang dariProvinsi Papua
-7,00
-2,00
3,00
8,00
13,00
18,00
23,00
28,00
33,00
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
91. Papua Barat 94. Papua PDB dengan Migas
23,89%
59,42%
1,28% 8,70%
4,65%0,15% 1,91%
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
35,34
64,66
Papua Barat
Papua
7-19Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-34:
Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2013. (dalam persen).
Sumber: BPS, Tahun 2013
Sektor utama penopang perekonomian wilayah Papua adalah sektor Pertambangan dan penggalian,sekktor Industri pengolahan, dan sektor pertanian;PeransSektor pertambangan berkontribusi besar terhadap perekonomian Papua, namun pertumbuhansektor pertambangan terus melambat dalam empat tahun terakhir
Gambar 7-35:
PDRB Per Kapita dengan Migas ADHBMenurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2009-2013, (dalam Ribu Rupiah).
Dalam kurun waktu2009-2013 PDRB perkapita atas dasarharga berlaku terusmengalamipeningkatan, denganPDRB perkapitaPapua Barat lebihtinggi dari Papuadan rata-rata PDBperkapita nasional.
Sumber: BPS, Tahun 2013
Investasi PMDN dan PMA. Perkembangan realisasi investasi PMDN dan PMA Pulau Papuaselama periode 2008-2013 terakhir meningkat. Realisasi investasi di Wilayah Pulau Papuamasih rendah dibandingkan pulau lainnya, PMDN hanya sebesar 0,69 persen dan PMA sebesar8,44 persen dari total investasi nasional. Sebaran nilai investasi PMDN dan PMA terbesar diPulau Papua terdapat di Provinsi Papua.
11,87
33,56
20,28
0,22
10,43
6,685,68
2,688,60
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN & JS. PRSH.
9. JASA-JASA
28.331 24.56330.713 61.4620
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
32. Papua 33. Papua Barat
Per kapita Prov_2009 Per kapita Prov_2013 PDB Perkapita_2013
7-20 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-36a:
Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. miliar) Pulau Papua Tahun 2008-2013.
Investasi PMDNPulau Papuatahun 2013sebesar 888,21miliar rupiahatau meningkatsebesar 783,73 %dari tahun 2012,Nilai realisasiPMDN PulauPapua hanya 0,69dari total PMDNnasionalPMDN terbesar diProvinsi Papua(65,7%) dari totalPMDN PulauPapua (Gambar36b)
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 7-36b:
Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (persen) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
888,21
0-86,09
459,29 521,44
-92,95
783,73
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
1600,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rp. miliar %Realisasi PMDN (Rp. Miliar) % pertumbuhan
17,88
54,22
1,10
22,41
2,83 0,87 0,69
KOMPOSISI REALISASI NILAI INVESATSI PMDNWILAYAH PULAU TERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
65,779
34,221
KOMPOSISI REALISASI NILIA INVESTASIPMDN PROVINSI TERHADAP PULAU
PAPUA
PAPUA BARAT
7-21Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-37a:
Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Pulau Papua Tahun 2008-2013.
Investasi PMAPulau Papuatahun 2013sebesar 2.414,2juta US$ atautumbuh sebesar95,56 % daritahun 2012Nilai relisasi PMA2013 mencapai8,11% dari totalnilai PMAnasional,sebagian besarterdapat diProvinsi (Gambar37b)
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Gambar 7-37b:
Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (persen) menurut Pulau dan Provinsi Tahun 2013.
Sumber : BKPM, Tahun 2013
Ekspor-Impor. Perkembangan perdagangan ekspor nonmigas provinsi di Pulau Papua tahun2013 tumbuh sebesar 13,7 persen dari tahun 2012, dengan kontribusi sebesar 3,17 persenterhadap ekspor non migas nasional. Seperti halnya untuk impor perkembangannyameningkat dari tahun 2009-2013, tahun 2013 tumbuh 24,79 persen dari tahun 2012, dengankontribusi sebesar 0,77 persen terhadap impor non migas nasional. Kontribusi terbesarekspor dan impor di Wilayah Papua adalah Provinsi Papua.
18,7 2,8
346,8
2.414,2
0 -85,03
12284,48
287,91 -8,23 95,56
-2000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
0,0
500,0
1.000,0
1.500,0
2.000,0
2.500,0
3.000,0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ Pertumbuhan%
Nilai PMA (Juta US$) % pertumbuhan
11,86
61,91
1,74
9,69
5,241,12
8,44
PROPORSI REALISASI NILAI PMA PULAUTERHADAP NASIONAL
SUMATERA
JAWA BALI
NUSA TENGGARA
KALIMANTAN
SULAWESI
MALUKU
PAPUA
97,76
2,24
PROPORSI REALISASI NILAI PMAPROVINSI TERHADAP PULAU
PAPUA
PAPUA BARAT
7-22 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-38:
Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Wilayah Pulau Papua Tahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Dalam tiga tahunterakhir (2010-2012) nilaiperkembanganekspor non migaspulau Papuamenurun, namunpada tahun 2013tumbuh sebesar13,73 persen daritahun 2012.
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Gambar 7-39:
Distribusi Nilai Ekspor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Kontribusi Pulau Papua sebesar 3,17 persen terhadap nilai ekspor non migas nasional. Provinsi Papuaberkontribusi besar (57,38 %) terhadap nilai ekspor non migas Pulau Papua.
29,62
-4,78
-28,71
13,73
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2009 2010 2011 2012 2013
juta uS$ %
Nilai Ekspor (juta US$) Pertumbuhan Ekspor (%)
29,48
46,01
0,2718,11
2,38 0,57 3,17
Kontribusi Nilai Ekspor Pulau Jawa Baliterhadap Ekspor Nasional Tahun 2013, (%).
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
42,62
57,38
Kontribusi Nilai Ekspor Provinsi NilaiEkspor Pulau PapuaTahun 2013, (%).
Papua Barat
Papua
7-23Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-40:
Perkembangan Nilai Impor Non Migas Wilayah Pulau Papua Tahun 2009-2013,(dalam juta US$).
Perkembangan nilaiimpor non migaspulau Papuameningkat dalamlima tahun terakhir,denganpertumbuhan rata21,25 persen pertahun(2009-2013)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Gambar 7-41:
Kontribusi Nilai Impor Non Migas Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2009-2013.(dalam juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Pulau Papua berkontribusi sebesar 0,77 persen terhadap total impor non migas nasonal, denganprovinsi pengimpor terbesar berasal dari Provinsi Papua.
7.5. PERTANIAN
Tanaman Pangan. Perkembnagan produksi padi di Pulau Papua meningkatan dari tahun2008-2013. Produksi padi tahun 2013 mencapai 198.476 ton meningkat dari tahun 2012,dengan produktivitas sebesar 43,43 kw/ha. Selain komoditas padi, jenis taman pangan lainnyaadalah tanaman palawija dengan produksi cukup besar adalah jagung dan kedelai. Tingkatproduktivitas tanaman pangan dan palawija di Pulau Papua rata-rata masih dibawah rata-rataproduktivitas nasional.
16,68
33,89
9,62
24,79
0510152025303540
0
200
400
600
800
1000
1200
2009 2010 2011 2012 2013
Juta US$ %
Nilai Impor Pertumbuhan Impor (%)
12,12
84,28
0,242,06 0,46 0,07
0,77
Kontribusi Nilai Impor Pulau Jawaterhadap Nilai Impor Nasional, (%)
SUMATERA JAWA BALINUSA TENGGARA KALIMANTANSULAWESI MALUKUPAPUA
3,79
96,21
Kontribusi Impor Provinsi terhadap NilaiImpor Pulau Papua, (%)
Papua Barat Papua
7-24 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-42:
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi di Wilayah Papua Tahun 2008-2013
Produksi paditahun 2013(ARAM I) sebesar198.476 ton,meningkat 17,95persen dari tahun2012, denganproduktivitassebesar 43,43kw/ha meningkatdari tahun 2012Produktivitas padiPulau Papuamasih jauhdibawah rata-rata produktivitaspadi nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Gambar 7-43:
Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
125.
236
135.
496
136.
864
144.
741
168.
277
198.
476
34,86 36,80 37,86 38,55 37,4843,43
48,94 49,99 50,15 49,80 51,36 51,46
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/(Ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas Nasional
23,43
53,98
4,07
6,8811,10
0,26
0,28
Distribusi Produksi Padi menurut PulauTahun 2013 (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSATENGGARAP. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
13,24
86,76
Distribusi Produksi Padi menurutProvinsi Pulau Papua Tahun 2013, (%).
Papua Barat
Papua
7-25Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-44:
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Jagung di Wilayah Pulau PapuaTahun 2008-2013.
Produksi jagungtahun 2013(ARAM I) sebesar8.798 ton,meningkat 4,18persen dari tahun2012, denganproduktivitassebesar 21,84kw/ha meningkatdari produktivitastahun 2012;Tingkatproduktivitasjaggung PulauPapua masih jauhdibawah rata-rata produktivitasnasional
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
Gambar 7-45:
Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Tahun 2013
8.86
6
8.37
2
8.76
5
9.01
0
8.44
2
8.79
5
17,11 17,02 17,31 17,66 17,7721,84
40,78 42,37 44,36 45,6548,99 47,99
8.000
8.200
8.400
8.600
8.800
9.000
9.200
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Produktivitas(kw/ha)
Produksi(ton)
Produksi (ton) Produktivitas _Pulau Produktivitas _Nasional
20,09
55,31
7,221,52
15,60
0,210,05
Distribusi Produksi Jagung menurut PulauTahun2013, (%)
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
19,44
80,56
Distribusi Produksi Jagung menurutProvinsi di Pulau Papua Tahun2013, (%)
Papua Barat
Papua
7-26 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-46:
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah Pulau PapuaTahun 2008-2013
Produksi kedelaitahun 2013(ARAM I) sebesar4.605 ton,menurun 4,18persen dari tahun2012,Produktivitassebesar 12,05kw/ha meningkatdari produktivitastahun 2012,namun masihdibawahproduktivitaskedelai nasional
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 7-47:
Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2013.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Tanaman Perkebunan. Produksi perkebunan di Papua terbesar , diantaranya meliputi kelapasawit, kelapa, dan kakao. Komoditas perkebunan lainnya dengan produksi cukup tinggi adalahtanaman kopi dan karet. Perkembangan produksi perkebunan di Pulau Papua rata-ratamengalami penurunan, dengan produksi kelapa sawit tahun 2013 sebesar 147,19 ribu tonsedikit menurun dari produksi tahun 2012.
5.20
6
4.75
2
4.36
2
4.80
6
4.60
5
10,90 10,96 11,12 11,0912,05
13,48 13,73 13,6814,85 14,57
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
3.800
4.000
4.200
4.400
4.600
4.800
5.000
5.200
5.400
2009 2010 2011 2012 2013
Produksi(ton)
Produktivitas(kw/ha)
Produksi Produktivitas_Pulau Produktivitas_Nasional
9,93
67,9812,26
1,147,94
0,18 0,57
Distribusi Produksi Kedelai menurut PulauTahun 2013, (%).
P. SUMATER
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
88,21
11,79
Distribusi Produksi Kedelai menurutProvinsi di Papua Tahun 2013, (%).
Papua Papua Barat
7-27Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-48:
Perkembangan Produksi Tanaman PerkebunanUtama di Wilayah Pulau PapuaTahun 20012 dan 2013, (ribu ton)
Perkembanganproduksiperkebunanterbesar di PulauPapua menurun;Kelapa sawitmerupakansalah satukomoditasperkebunanutama saat ini diPulau Papua.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Gambar 7-49:
Perkembangan Produksi Tanaman menurut Komoditas Utama dan Provinsi di Wilayah PulauaPapua Tahun 2013, (ribu ton)
152,53
33,43
2,31 1,6215,74
147,19
33,11
2,27 1,60
14,96
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
Kelapa Sawit Kelapa Karet Kopi Kakao
2012 2013*
93,48
53,72
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
100,00
Kelapa Sawit
15,60
17,50
14,50
15,00
15,50
16,00
16,50
17,00
17,50
18,00
Kelapa
7-28 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Produksi kelapa sawit, kopi, kakao, dan karetterbesar di Provinsi Papua, sementara untuk kelapaterbesar di Papua Barat
Sumber: Badan Pusat Statistik 2013
Peternakan: Populasi ternak besar di Wilayah Pulau Papua terbesar adalah babi dan kuda,populasi babi tahun 2013 mencapai 685.669 ekor, dan kuda sebanyak 155.537 ekor.Sementara untuk jenis ternak unggas populasi terbesar adalah jenis ayam ras pedaging. Jumlahpopulasi ternak unggas tahun 2013 mencapai 3.226.746 ekor meningkat sebesar 3,46 persendari populasi tahun 2012.
2,25
0,030,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
Karet
1,47
0,13
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
Kopi
10,31
4,65
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Kakao
7-29Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-50:
Populasi Ternak Besar di Wilayah Papua Tahun 2013, (dalam ekor).
Perkembanganjumlah populasiternak besardalam lima tahunterakhircenderungmeningkat;
Ternak besardengan populasiterbesar adalahbabi dan kuda
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Gambar 7-51:
Populasi Ternak Unggas di Wilayah Papua Tahun 2013, (dalam ekor).
Perkembnaganpopulasi ternakunggas ayam raspedaging dalamtiga tahunterakhircenderungmeningkat;Populasi terbesaradalah jenis ayamras pedaging,denganpenyebaranpopulasi terbesarProvinsi.
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan, Tahun 2013
Perikanan dan Kelautan. Produksi perikanan di Wilayah Pulau Papua terbesar berasal darijenis perikanan tangkap, terutama perikanan tangkap laut. Perkembangan produksi perikanantangkap dan budidaya selama periode 2008-2012 cenderung meningkat. Wilayah sentraproduksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya di Provinsi Papua.
98.134 115.918 123.271 140.408 155.537
594.186 600.664 595.383665.662 685.669
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Sapi Kerbau Kambing Domba Kuda Babi
3.053.4563.319.386
2.896.6873.118.728 3.226.746
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
2009 2010 2011 2012 2013*)
Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Itik
7-30 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-52:
Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau PapuaTahun 2008-2012, (dalam ton).
Produksiperikanan diwilayah PulauPapua terbesardari Perikanantangkap, sebagianbesar dariperikanantangkap laut.
Sumber: DKP, tahun 2012
Gambar 7-53:
Proporsi Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya di Wilayah Papua terhadap ProduksiPerikanan Nasional tahun 2008-2013, (dalam persen).
Produksiperikanantangkap wilayahPulau Papua 2013mencapai 409.928ton atau sekitar7,03 % dariproduksiperikanantangkap nasional;Sementara untukproduksiperikananbudidaya relatifkecil 0,7 % daritotal nasional.
2008 2009 2010 2011 2012*
Perikanan Budidaya 8.603 16.489 24.087 34.155 67.993Perikanan Tangkap 332.319 334.254 387.892 394.183 409.928
-50.000
100.000150.000200.000250.000300.000350.000400.000450.000
Ton
29,65
21,22
3,47
9,41
17,41
11,81
7,03
Perikanan Tangkap
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
11,14
23,46
9,804,77
43,92
6,20 0,70
Perikanan Budidaya
P. SUMATERA
P. JAWA BALI
P. NUSA TENGGARA
P. KALIMANTAN
P. SULAWESI
P. MALUKU
P. PAPUA
7-31Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Sumber: DKP, tahun 2012
Gambar 7-54:
Produksi Perikanan Tangkap dan budidaya menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2013, (dalam persen)
Sentra produksiperikanantangkap danbudidaya di PulauPapua berada diProvinsi Papua.
Sumber: DKP, tahun 2012
Tabel 7-3:Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya di Wilayah Pulau PapuaTahun 2008-2012, (Ton)
TahunPerikanan Tangkap Perikanan budidaya
PerikananLaut
Perairanumum
BudidayaLaut Tambak Kolam Karamba
2008 129.947 1.189 5.519 881 1.916 266
2009 138.942 1.189 13.014 993 2.351 131
2010 126.701 1.212 20.837 817 2.059 235
2011 143.681 2.290 26.456 2.114 5.133 447
2012* 148.765 1.350 57.686 2.366 7.503 438
Sumber: DKP, tahun 2012;
29,43%
70,57%
Perikanan Tangkap
Papua Barat Papua
10,16%
89,84%
Perikanan Budidaya
Papua Barat Papua
7-32 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
7.6. KEUANGAN DAERAH.Keuangan Daerah. Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah, Rasio Belanja Pegawai terhadaptotal Belanja Daerah , Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanja daerah, danRasio belanja modal terhadap total belanja daerah untuk provinsi di Pulau Papua menurundibandingkan tahun 2010. Tingkat kemandirian keuangan daerah seluruh provinsi di PulauPapua masih berada diatas rata-rata nasional.
Gambar 7-55:
Perkembangan PAD antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013. (dalam Juta rupiah).
Gambar 7-56:
Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 7-57:
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
PAD 2010 PAD 2013
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
7-33Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai (Langsung+Tidak Langsung) terhadap total BelanjaDaerah antarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 7-58:
Perkembangan Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap Total Belanja Daerahantarprovinsi Tahun 2010 dan 2013.
Gambar 7-59:
Perkembangan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah antarprovinsi Tahun 2010dan 2013, (dalam persen).
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010 33 Provinsi 2013
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB
NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUA
Provinsi_2010 Provinsi_2013 Provinsi_2013 33 Provinsi_2010
7-34 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
7.7. INFRASTRUKTUR WILAYAH
Infrastruktur Jalan. Panjang jalan berdasarkan status pembinaannya pada tahun 2013 diwilayah Pulau Papua mencapai 24.494 km meningkat sepanjang 13.012 km dari tahun 2005.Kondisi tingkat kerapatan jalan (Road Density) pada tahun 2013 di wilayah Papua sebesar 0,06km/km2 sangat rendah dibandingkan tingkat kerapatan jalan nasional (0,26 Km/Km²).Sementara dari kualitas jalan negara, kondisi kualitas jalan di wilayah Papua dengan kondisimantap (baik+sedang) mencapai 82 persen meningkat dari tahun 2011.
Gambar 7-60:
Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Pulau Papua Tahun 2005 dan2013, (dalam Km).
Panjang jalan diwilayah PulauPapua tahun 2013meningkat 13.012km dari tahun 2005.
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013Gambar 7-61:
Perkembangan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2005 dan 2013, (dalam Km).
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
A c
e h
Sum
ut
Sum
bar
R i a
u
J a m
b i
Sum
sel
Beng
kulu
Lam
pung
Babe
l
Kepr
i
DKI
Jaka
rta
Jaba
r
Jate
ng DIY
Jati
m
Bant
en
B a
l i
NTB NTT
Kalb
ar
Kalt
eng
Kals
el
Kalt
im
Sulu
t
Sult
eng
Suls
el
Sult
ra
Gor
onta
lo
Sulb
ar
M a
l u
k u
Mal
ut
Puba
r
P a
p u
a
SUMTERA JAWA+BALI NUSTRA KALIMANTAN SULAWESI MALUKU PAPUAProvinsi_2010 Provinsi_2013 33 Provinsi 2013 33 Provinsi_2010
1.262
24.494
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
2005 2013
Negara
Provinsi
Kab / Kota
Jumlah
7-35Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Peningkatanpanjang jalan diProvinsi PapuaBarat 6.827 km danPapua 6.185 kmdari tahun 2005.
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Gambar 7-62:
Perkembangan Tingkat Kerapatan Panjang Jalan menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2013, (dalam Km/Km2).
Tingkat kerapatanjalan di ProvinsiPapua dan PapuaBarat di PulauPapua masihtergolong rendahdan jauh dibawahkerapatan jalannasionl.
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
1.262
10.220
8.089
16.405
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
Papua Barat Papua
2,005 2013
0,010,03
0,08
0,26
0,05
-
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
Papua Barat Nasional Papua
Provinsi (km/km2)_2005 Provinsi (km/km2)_2013
7-36 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-63:
Perkembangan Kualitas Jalan menurut di Wilayah Pulau PapuaTahun 2011 dan 2013, (dalam Km).
Kondisi kualitasjalan di PulauPapua dengankondisi mantapmeningkat sebesar10 persen daritahun 2011
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2013
Energi Listrik. Perkembangan produksi energi listrik di Wilayah Pulau Papua mengalamipeningkatan dalam empat tahun terkahir. Produksi listrik tahun 2013 mencapai mencapai1.185,81 GWh GWh atau meningkat sebesar 11,12 persen dari produksi energi tahun 2012,dan sebagian besar energi listrik yang di produksi dihasilkan dari Pembangkit Listrik TenagaDisel (PLTD. Kondisi ketersediaan listrik di Papua masih sangat terbatas, rasio elektrifikasiPulau Papua tahun 2013 tercatat sebesar 36,7 persen masih jauh dari rata-rata rasioelektrifikasi nasional dan KWh jual perkapita masih jauh dibawah rata-rata KWh jual perkapitanasional.
48%
24%
9%
19%
2011
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
61%21%
10% 8%
2013
Baik
Sedang
Rusak Ringan
Rusak Berat
7-37Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-64:
Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Pulau Papua dan NasionalTahun 2009-2013, (dalam persen).
Rasio elektrifikasi diPulau Papua tahun2013 mencapai 36,7persen menurun daritahun 2012, danmasih jauh dibawahrasio elektrifikasinasional
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 7-65:
Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2013, (dalam persen).
Rasio elektrifikasiprovinsi Papua Baratmencapai 72,82 persenlebih tinggidibandingkan rasioelektrifikasi ProvinsiPapua
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
32,60
63,84
35,07
41,38
36,7
66,28
67,15
72,95
76,56
78,06
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
2009
2010
2011
2012
2013
NASIONAL P. PAPUA
27,93
72,82
0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00
Papua Papua Barat
Rasio Elektrifikasi_Provinsi Rasio Elektrifikasi_Nasional
7-38 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-66:
Perbandingan KWh jual Perkapita menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2013, (KWh per kapita).
KWh perkapitaProvinsi PapuaBarat dan Papuamasih rendahdibandingkan KWhperkapita nasional,KWh perkapitaProvinsi PapuaBarat lebih tinggidibandingkanProvinsi Papua
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
Gambar 7-67:
Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Pulau PapuaTahun 2010-2013, (dalam MGh).
Produksi energilistrik di PulauPapua dalam empattahun terkahirmeningkat atautumbuh rata-ratasebesar 11,43persen per tahun
Sumber : Data BPS, Stastistik PL N Tahun 2013
7.8. SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
Sumberdaya Alam. Luas kawasan hutan dan perairan di Pulau Papua berdasarkan KeputusanMenteri Kehutanan sekitar 39.681.003,34 hektar atau 31,56 persen dari total luas kawasanhutan Indonesia, dengan luas terbesar merupakan hutan produksi mencapai 52,42 persen.Penyebaran hutan produksi terbesar di Provinsi Papua. Luas lahan kritis di wilayah tahun 2011menurun sebesar 2.711.128 ha atau 63,42 persen dari tahun 2007. Kondisi hutan mangrove diProvinsi Papua Barat sekitar 95,8 persen dalam kondisi baik.
217,60
463,60
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
Papua Papua Barat
KWh jual/kapita_Provinsi KWh jual/kapita_Nasional
854,24938,65
1.059,79
1.181,85
-
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
2010 2011 2012 2013
7-39Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Gambar 7-69:
Proporsi Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan(2009-2013) di Pulau Papua Tahun 2013, (dalam persen).
Luas kawasan hutandan perairan diWilayah Papua31,56 persen dariluas kawasan hutannasional, dansebagian besarmerupakan hutanproduksi
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 6-4:
Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan menurutProvinsi di Pulau Papua Tahun 2009-2013, (dalam ha).
PROVINSI
Luas (ha) PersenTerhadap
Pulau(%)
HutanKonservasi
Perairan
HutanKonservasi
Daratan
HutanProduksi
HutanLindung
Total
Papua 1.019.017 6.736.267 14.816.932,00 7.815.283,00 29.368.482,00 74,01
Papua Barat 934.666 1.741.280 5.984.769,82 1.651.805,22 10.312.521,34 25,99PAPUA 1.953.683,28 8.477.547,02 20.801.701,82 9.467.088,22 39.681.003,34 31,56
Sumber : Statistik Kehutanan, 2013
Tabel 7-5:
Luas dan Penyebaran Lahan Kritis menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2007 dan2011, (dalam hektar).
Provinsi2007 2011 2007-2011
KritisSangatKritis
Jumlah Kritis Sangat Kritis Jumlah
Papua Barat 1.041.638 263.132 1.304.770 410.601 76.742 487.343 817.427Papua 2.659.384 311.016 2.970.400 971.464 105.235 1.076.699 1.893.701P. PAPUA 3.701.022 574.148 4.275.170 1.382.065 181.977 1.564.042 2.711.128Sumber : Statistik Kehutanan Indonesia 2011, Kementerian Kehutanan
4,92
21,36
52,42
23,86 Hutan Konservasi Perairan
Hutan Konservasi Daratan
Hutan Produksi
Hutan Lindung
7-40 Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Tabel 7-6:
Luas dan Kondisi Hutan Mangrove menurut Provinsi di Wilayah Pulau Papua Tahun 2012.
Provinsi Luas (Ha)
Kondisi (%) ProporsiTerhadap
TotalBaik Sedang Rusak Tidak Teridentifkasi
Papua Barat 62.2417 95,8 0,4 3,8 0 37,24Papua 1.049.172,69 100 62,76P. PAPUA 1.671.589,69 100,00
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, 2013
Lingkungan Hidup. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Pulau Papua dengan kondisi rusaktahun 2007 sebanyak 15 DAS menurun dibandingkan tahun 1999. Namun berdasarkan tingkatpenanganannya, jumlah DAS dengan penanganan super prioritas dan prioritas tahun 2007meningkat menjadi 5 DAS. Persentase jumlah desa yang mengalami pencemaran udara, air, dantanah di Wilayah Kepulauan Maluku tahun 2011 menurun dibandingkan tahun 2005, dankondisi tingkat pencemaran relatif rendah berada dibawah rata-rata tingkat pencemarannasional. Untuk tingkat kerusakan kawasan hutan selama periode tahun 2011-2012 mencapai20.2585,6 ha terdapat di Provinsi Papua Barat.
Tabel 7-7:
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Prioritas penanganannya di Wilayah Pulau PapuaTahun 2007.
Provinsi
Jumlah DAS Berdasarkan Tingkat Keprioritasannya
Tahun 1994/95 - 1998/99 Tahun 1999/2000 - 2007Super
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
JumlahSuper
PrioritasPrioritas
PrioritasRendah
Jumlah
Papua Barat - 1 28 29 - - - -Papua - - - - 4 1 10 15P. PAPUA 0 1 28 29 4 1 10 15
Sumber: Data Strategis Kehutanan 2009, Departemen Kehutanan RI
Tabel 7-8:
Persentase Desa/Kelurahan yang Mengalami Gangguan Lingkungan menurut Provinsi dan JenisGangguan di Wilayah Pulau Papua Tahun 2005, 2008, dan 2011.
ProvinsiAir Tanah Udara
2005 2008 2011 2005 2008 2011 2005 2008 2011Papua Barat - 1,91 1,32 - 0,58 0,14 - 0,66 0,35Papua 2,4 1,45 1,45 0,42 0,15 0,36 0,36 0,27 0,41INDONESIA 8,3 5,57 5,4 1,47 0,77 0,83 6,24 3,95 3,78
Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistk Potensi Desa Tahun 2005 , 2008, dan 2011
7-41Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka Pulau Papua 2014
Tabel 7-9:
Luas Deforestasi Kawasan Hutan menurut Provinsi di Wilayah Pulau PapuaPeriode Tahun 2011-2012.
PROVINSI KAWASAN HUTAN
APL TOTALDEFORESTASI PADA HUTAN TETAPHPK
TIPE HUTAN KSA-KPA HL HPT HPPAPUA - - - - - - -PAPUA BARAT 639,8 919,1 856,3 52,8 6.563,80 11.253,80 20.285,60PAPUA 639,80 919,10 856,30 52,80 6.563,80 11.253,80 20.285,60Sumber : Statistik Kehutanan, 2013