repositori.unud.ac.id · KADAR KREATININ DAN IGDAR UREUM DARAH TIKUS PUTIH (Rattus ,torvegicns)...
Transcript of repositori.unud.ac.id · KADAR KREATININ DAN IGDAR UREUM DARAH TIKUS PUTIH (Rattus ,torvegicns)...
KLALITAS SUSU KUDA SUN,IBA\\A PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG
HER| TABILITAS CACINC Heter&is gallinarum ASAL ASIA DAN EROPA PADA AYANILOKAL
PERBIDAAN HIRITABILITAS INFEKSI Heterakis gnllinarrrn PADA AYA]I LOKAI-DA\ RAS LOHN{AN
STUDI HISTOPATOLOGI PENYAKIT Malignant c errhal fever PADA SAPI BALIDII(AITKAN DtrNCAN POPULASI DOMBA (STUDI RET'ROSPtrKTIF)
PROFIL }T]N[RAL KALIUM (K) DAN KOBALT (CO) PADA SAPI BALI YANGDIPELIHARA DI I-AHAN PERKEBI]NAN
PROFIL TTINERAL NIAGNESIUM DAN TtrI,IBAGA SERU}T DARAH SAPI BALI}.{\G DIPILIHARA DI LAHAN .Tf
GAI,aIT*
I\FEKSI CACING NEMATODA PADA USUS HALUS BABI DI LEMBAH BALI[\'I DANPEGL \ U:\IGAN ARFAK PAPUA
PRE\ALENSI INFEKSI ENTAMOEBA,SPP PADA TERNAK BABI DI PIGUNUNCAN'.{RF.{K DAN LEN,IBAH I}AI,IE\'I PROVINSI PAPUA
POTE\SI BABI SEBAGAI SU\'IBER PENULARAN PIN}AKIT ZOONOSISE,\'T,I,lTOEBA SPP
BIOAKTMTAS EKSTRAK DAUN TAPAKD Ak\ (Catharan rus roseus) TERHADAPKADAR KREATININ DAN IGDAR UREUM DARAH TIKUS PUTIH (Rattus ,torvegicns)
PRE\.{LENSI INFtrKSI PROTOZOA SALURAN PEN.CERNAAN PADA KUCINGLOli{L (/cel,i cat s) Dl DENPASAR
PR[\.{LE\SI INFEKSI CACINC ANCYLOSTOMA SPP PADA KUCING LOKAL(Felis catus) Dl KOTA DE:\,IPASAR
PI\CARLH KO\SLMSI URIN SAPI BALI TERHADAP KADAR BLOOD UREA\ITROCE\. KRE{I'I\IN SERTA GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS
EFEKTIFITAS EKSTRAK DA UN SIRIH II'[R,{H (Piper uocatum) TERHADAPP[.\I\CKAT.A.\ BER{T BADAN TIKUS PUTIH (Ruttus novergicus) JAI{TAN KONDISIDIABETES YANG DI INDUKSI ALOKSAN
t\bl. 6 No, 2 Agustus 2014 ISSN:2085-2495
BULETIN VETERINER UDAYANAPENANGGUNG JAWAB
DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
KETUANi Ketut Suwiti
SEKRETARISI Wayan Sudira
ANGGOTAlwan Harjono U.
I Nengah Kerta BesungIGBN Trilaksana
Sri Kayati WidyastutiPutu Suastika
Kadek Karang AgustinaAA Oka Dharmayuda
Made KardenaTjok. Sari Nindia
PENYUNTINGA.A.Ayu Mirah Adi, l.A. Pasti Apsari, LB. Komang Ardana, I Nengah Wandia
N. Adi Suratma, Nyoman Suarsana, N. Suartha, Wayan Suardana, lwan Haryono U.
TATA USAHAI Wayan Kayun Wardana
Made Pramodya Hapsari Dewi
SEKRETARIATFAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
JALAN PB SUDIRMAN DENPASAR TELP. 0361-223791email : [email protected]
Web : http//:www.ojs.unud.ac.id/index. php/buletinvet
Buletin Veteriner Udayana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan UniversUdayana sebagai media informasi dan pengembangan ilmu kedokteran hewanDiterbitkan dua kali setahun setiap bulan Pebruari dan Agustus
: \o. 2 Agustus 2014 ISSN : 2085-2495
DAFTAR ISI
'. -. :as Susu Kuda Sumbawa pada Penyimpanan Suhu Ruang
' :: OLIALITY OF SUMBAIT.A HORSE MILKAT ROOM TEMPERAT(lRE STOLAGE)' ,:'. \avtalia Sinlae. I Ketut Sr-rada, I Putu Sampurna 93-97
. ' .,rbrlitas Cacing Heternkis gctllinarum Asal Asia dan Eropa pada Ayam Lokal:::R]TABILITY OF HETERAKIS GAI,I,INARUM ORIGINAT'ED FROM ASIAN AND
9.?()PE IN LOCAL CH]CKEN" )
". r'rman Sunita. Nyoman Adi Suratma. I Made Damriyasata. Ny 99- 1 04
l .:'c:daan Ileritabilitas Inf-eksi I1e terakis gallinartmr pada Ayam Lokal dan Ras Lohman
. :ll iv{ineral Kaliurn (K) Dan Kobalt (Co) pada Sapi Bali yang Dipelihara Di Lahan::.ibunan:''r)FILE OF THE MINERIL POTASSIUM (K) AND COBAL'|(Co) IN THE BALI:,TLE ARE KEPT ON THE PLANTATION)
' .-:- Satla Dwipartha. I Nyoman Suarsana. Ni Ketut Suwiti...... 119-1.23
)F]I,E MINERAL OF MAGNESIUM AI'{D (:OPPER I\- THE BLOOD SERL ll (),tr
.,. I..|TTLE ARE FARMED ]N DRY LAND):, 'rrang Dian Sri SLrjani.l WayanPiraksa,Ni Ketut Su*iti.... 125-128
-, .: Cacing Nematoda Pada Usus Halus Babi di Lembah Baliem dan Pegunungan Arfak
::I'ODE ITIORM INFECTION IN SIYINE SXULL INTESTINE IN BALIEM VALLE}'I R FAK ],IOUNTA INS PA PUA\::,u.r Wijaya Guna, Nyoman Adi Suratma. I Made Damri! asa ...................... 129-134
. - ::si Infeksi Enlanoeba Spp pada Ternak Babi di Pegunungan Arlak dan Lembah. - Provinsi Papua
-:I-I'-\'(]E OF ENTAMOEBA SPP INFECTIO}|S IN PIG,g ]N ARFAK MOUNTAIN'S: ], I E,\I I/A LLEY PAP UA P ROI/ IIiC E )
' .::: KLlsuma Prasanjaya, Nyoman Adi Suratma, I Made Damriyasa............................ l3 5- 140
3:b i Sebagai Sumber Penularan Pen.vakit Zoonosis Entamoeha spp. I )L .1T PIG SOURCE OF IR4,\'IS,MLS.S1ON ZOONOT'IC DISEASES Enramoeha
141-145
Vol. o No. I Agustus 2014
Bioaktir"itas Ekstrak Daun Tapakdara (Cathu.anthu,s ro.rezr.! terhadap Kadar Kreatinin danKadar L]reurn Darah Tikus Putih (Ruuus norve2iicus)(THE BIOACTIUT']' Ot" THE TAPAKDARA LEAF EXTTI(.T (C;ITHAL4NTHUSROSEUS) ON CREAT'|N|N AND tjLOOD (.REA OIj RATS (R 177-US NORIEGI(.Ug)Ni Luh Gede Merr-v Cintya Laksrni. I Ketut Anom Dada. I Made Damrivasa................. . ... 147_...
Prevalensi Inleksi Protozoa Saluran Pencernaan pada Kucing Lokal (l:elis cctttr.sl DiDc n pa srr'
THE PREVALEN(:E OF PROTOZOA I^"TESTINAL Ii,'|ECTION IN LOCAL CAT (Fetiscutus) AT DENPASA R
Putu Titin Evi Sucitral ar.ri. Ida Bagus Macle Oka. Made Du,inata.. 1 53_ 1 .
Prevalensi Inleksi cacing Antylostontu ,Spp Pacla Kucing Lokal (f'elis c.cttus) Di KotaDenpasar(THE PREI.'ILENC'E oF Arcl'LOSTOta spp INFECTION IN LOC.:AL (]AT I'-etisccnu,s) AT DENPA,\AR)Pulu Anna Oktar.iana. Made Drvinata. Ida Bagus Made Oka......... 161- j
Pengaruh Konsumsi L.lrin Sapi Bali rerhadap Kadar Blood urca Nitrogen, Krcatinin Ser.taGambaran Histopatologi Ginjal f ikus(lllE EI"FE(:T OF B.4LI CATTLE u"RINE COi{StiXipTION TO BLOOD UREANITROGEN, ('REATINE LEL'|:I,\ AliD IIISTOPATOLOGI(:AL OBSERTATION oNRAT'S K]DNEY)Desi Elrini Sarah Alur.rat. I Made Kardena, I Nyoman Suarsana............ 169_l
Efcktilltas Ekstrak Daur.r Sirih Merah (Piper crocrtrtnn) Terhadap peningkalan Berat BadanTikns Putih (Rrrtus novergitLts) Jantan Kondisi Diabetes yang Di Indr-rksi Aloksan(EFFE(:TIYITI' OF EXTLACT RED BETEL LEA!' (piper croccttum) If ITH LI/EI(;HT1r\(-?El,St OF MALE L|HIT'E MICE (Rtrrrus not,ergicusl IN (:ONDLTION DIABETESLTHIC H I\IDUC E ALLO,U N )
A. A. Gdc Oka Dharmal,udha" X,{ade Suma Anthara, I Made Agus Wiranata. Lr.rh MadeSudimartini ....... 175-
'ru-"
tr"].
Buletin Veteriner Udayana Vol. 6 No. 2ISSN : 2085-2495 Agustus 2014
125
Profil Mineral Kalium (K) Dan Kobalt (Co) pada Serum Sapi Bali yangDipelihara Di Lahan Perkebunan
(PROFILE OF THE POTASSIUM (K) AND COBALT (Co) IN THE BALI CATTLE AREKEPT ON THE PLANTATION)
Putu Satya Dwipartha1, I Nyoman Suarsana2, Ni Ketut Suwiti3
1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan2) Laboratorium Biokimia, 3) Laboratorium Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Udayana, Denpasar, BaliE-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil mineral Kalium (K) dan Kobalt (Co) pada15 ekor sapi bali yang dipelihara di lahan perkebunan di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar,Provinsi Bali. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar mineral serum darah yaitu denganmetode pengabuan basah menggunakan HNO3 dan H2SO4. Data dianalisis dengan analisis deskriptifkualitatif. Hasil penelitian menunjukkan rataan Kalium sebesar 24,8436 ±0.02591mg/l dan Kobaltsebesar 1,8026±0.01709 mg/l. Data ini lebih tinggi dibandingkan dengan kadar mineral sapi normal
Kata Kunci: Sapi Bali, Lahan Perkebunan, Kalium, Kobalt
ABSTRACT
This study aimed to determine the profile of the mineral potassium (K) and Cobalt (Co) on15 bali cattle reared on the farm in the Payangan Village, District of Gianyar, Bali Province. Themethod used to measure the mineral content of the blood serum with a wet ashing method usingHNO3 and H2SO4. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis. The result show thatthe mean of 24.8436 ±0.02591 mg / l potassium and cobalt at 1.8026 ±0.01709 mg/l for Cobalt.This data is higher than normal levels of minerals in cattle.
Key Words: Bali Cattle, Plantation, Potassium, Cobalt
PENDAHULUAN
Untuk menunjang proses fisiologis danpertumbuhan, sapi bali membutuhkan nutrienyang cukup dan lengkap. Unsur mineral dikenaljuga sebagai zat anorganik, merupakan salahsatu komponen yang sangat diperlukan olehmakhluk hidup di samping karbohidrat, lemak,protein, dan vitamin. Mineral esensial yaitumineral yang sangat diperlukan dalam prosesfisiologis makhluk hidup untuk membantu kerjaenzim atau pembentukan organ. Unsur-unsurmineral esensial dalam tubuh terdiri atas duagolongan, yaitu mineral makro dan mineralmikro. Pembagian kategori tersebut berdasarkanjumlah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.Mineral makro dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah besar, sedangkan mineral mikrodibutuhkan oleh tubuh hanya dalam jumlahkecil.
Mineral makro Kalium (K) dan mikroKobalt (Co) mempunyai peran yang pentingdalam proses pertumbuhan maupunpemeliharaan kesehatan. Agar dapat berperandengan baik dalam proses pertumbuhan, kadarmineral Kalium dan Kobalt dalam tubuh sapibali harus tercukupi dan seimbang. Jika terjadiketidakseimbangan mineral, baik itukekurangan atau kelebihan justru akanmenghambat proses pertumbuhan.
Kalium (K) bersama Natrium (Na)merupakan mineral makro yang memegangperanan dalam pemeliharaan keseimbangancairan dan elektrolit, keseimbangan asarn basa
Buletin Veteriner Udayana Putu Satya Dwipartha, dkkISSN : 2085-2495
126
dalam tubuh, pemindahan impuls saraf, danpemindahan potensial membran. Di dalam sel,kalium berfungsi sebagai katalisator dalamreaksi biologik, terutama dalam metabolismeenergi dan sintesis glikogen. Kadar kaliumditemukan dalam jumlah banyak di dalamtanah, tetapi hanya sebagaian kecil yangdigunakan oleh tanaman yaitu yang larut dalamair atau yang dapat dipertukarkan (dalambentuk koloid tanah). Kalium dalam bentukK2O merupakan kalium yang dapatdipertukarkan untuk dapat diserap tanaman danprotein. Pada tanah dengan pH rendah kaliumakan lebih sulit diserap tanaman.
Kobalt (Co) merupakan unsur mineralesensial untuk pertumbuhan hewan, danmerupakan bagian dari molekul vitamin B12.Ternak ruminansia (sapi, domba, dan kambing)memakan hijauan pakan, di mana tanamanmenyerap kobalt dari dalam tanah danmikroorganisme yang ada di dalam rumenmenggunakan kobalt dalam penyusunanvitamin B12. Hewan menyerap vitamin B12dan mendistribusikannya ke seluruh jaringantubuh (Davis dan Mertz 1987; Mills 1987;Darmono 1995). Berbeda dengan kalium,peningkatan pH dengan pengapuran dapatmenurunkan pengambilan kobalt oleh tanamanyang selanjutnya dapat menyebabkan defisiensipada hewan yang mengkonsumsi tanamantersebut.
Kadar mineral pada sapi balidipengaruhi oleh jumlah mineral yangdikonsumsi, banyaknya mineral yang dapatdimetabolisme tubuh serta ketersediaan mineraldi lingkungan, karena tubuh sapi bali tidakdapat menghasilkan mineral sendiri. Di Balilahan peternakan yang digunakan sebagaipengembalaan sapi bali terdiri dari lahanpersawahan, tegalan, perkebunan, dan hutan.Masing – masing lahan tersebut memilliki unsurhara yang berbeda. Lahan perkebunanmerupakan salah satu lahan yang seringdigunakan sebagai lahan pengembalaan sapibali. Nilai pH lahan perkebunan bervariasi dariasam sampai alkalis dan berpengaruh terhadappenyerapan mineral oleh hijauan yang menjadipakan sapi bali. Pemupukan dan pengapuranmerupakan manajemen tanah yang dapatmempengaruhi tingkat pH tanah. Lahanperkebunan yang ditanami terus menerus juga
mempengaruhi ketersediaan mineral. Peternaksapi bali di Bali banyak memanfaatkan hijauanyang ada di sekitar lahan perkebunan sebagaipakan sapi bali. Hal ini menyebabkan sumbermineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhansapi bergantung pada kondisi lingkunganperkebunan dan kadar mineral pada hijauan.
Oleh sebab itu perlu dilakukanpenelitian terhadap profil mineral makroKalium (K) dan mineral mikro Kobalt (Co) sapibali yang dipelihara di lahan perkebunan,karena kedua mineral tersebut merupakan faktorpenting dalam membantu pertumbuhan ternaksapi bali disamping mineral lainnya. Kaliummerupakan koofaktor dalam metabolismekarbohidrat dan Kobalt memiliki peran pentingdalam pertumbuhan mikroorganisme dalamrumen.
METODE PENELITIAN
Materi PenelitianSampel penelitian adalah serum darah
sapi bali dewasa kelamin yang dipelihara dilahan perkebunan, Kecamatan Payangan,Kabupaten Gianyar, Prvinsi Bali. Bahan lainnyaadalah Aquades, HNO3, H2SO4, LantaniumKlorida (LaCl3.7H2O), Larutan Stock 1000mg/l, Alkohol.
Alat penelitian yang digunakan adalah:Venoject, Spuit, Labu Kjeldahl berleherpanjang, Penjepit, Ground glass joint No. B.24,Pemanas, Tabung Erlenmeyer, Corong gelas,Tabung/tube. Sedangkan alat utama yangdigunakan untuk mengukur kandungan mineralserum darah adalah: Atomic Absorbtion Spectrometer(AAS) Varian Type Spectr Aa-30.
Metode PenelitianSejumlah 15 sampel darah sapi Bali
diambil dengan menggunakan spuit sebanyak 5-10 ml dari vena jugularis, kemudian darahdimasukkan ke dalam tabung. Darah yangsudah dimasukkan kedalam tabung di biarkanpada suhu kamar sampai serum darahnyakeluar, setelah serumnya keluar kemudiandipisahkan dan ditaruh di dalam tabung yanglain. Serum darah selanjutnya akan dianalisisuntuk mengetahui kandungan mineral K danCo. Metode yang digunakan untuk mengukurkadar mineral serum darah yaitu metode
Buletin Veteriner Udayana Vol. 6 No. 2ISSN : 2085-2495 Agustus 2014
127
pengabuan basah menggunakan HNO3 danH2SO4 (Apriantono et al. , 1989). Sampelsebanyak 2 ml dimasukkan kedalam labukjeldal, tambahkan 10 ml H2SO4 dan 10 mlHNO3. Dipanaskan perlahan-lahan sampailarutan berwarna gelap dan dihindarkan daripembentukan buih yang berlebihan. Selanjutnyaditambahkan 1-2 ml HNO3 dan pemanasandilanjutkan sampai larutan menjadi lebih gelap.Tambahkan HNO3 sedikit demi sedikit sambildipanaskan sampai semua zat organikteroksidasi (berwarna kuning bening). Larutandibiarkan sampai dingin, kemudian tambahkan5 ml aquades dan didihkan sampai berasap.Selanjutnya larutan didinginkan kemudiandiencerkan. Sampel siap dibaca dengan alatAtomic Absorbtion Spectrometer (AAS) VarianType Spectr Aa-30.
Analisis DataData yang diperoleh berupa kadar
kalium dan kobalt serum, kemudian dianalisisdengan menggunakan analisis deskriptifkualitatif yaitu mentabulasikan kadar kaliumdan kobalt serum darah sapi bali yangdipelihara di lahan perkebunan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HasilHasil penelitian profil mineral kalium
dan kobalt dari 15 ekor sapi bali yang dipeliharapada tipe lahan perkebunan, menunjukkanrerata Kalium sebesar 24,8436 mg/l dan Kobaltsebesar 1,8026 mg/l. Hasil lengkapnyaditampilkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Kadar mineral K dan Co pada serumsapi bali yang dipelihara di lahanperkebunan
Kalium (mg/l) Kobalt (mg/l)
Rataan 24,8436 1,8026SD ±0.02591 ±0.01709
Pembanding 20 mg/l* 0,02-1,0 mg/l*
*Sumber : McDowell (1985)
Tabel di atas menunjukkan rerata hasilanalisis mineral Kalium dan Kobalt pada sapibali yang dipelihara di lahan perkebunan yaitukalium sebesar 24,8436 mg/l dan kobalt sebesar
1,8026 mg/l. Apabila dibandingkan dengankadar mineral pada sapi jenis lain yaitu Kaliumsebesar 20 mg/l dan Kobalt sebesar 0,02-1,0mg/l (McDowell, 1985), menunjukkan bahwarerata kalium dan kobalt pada sapi bali yangdipelihara di perkebunan berada diatas normal.Hasil tersebut dapat diakibatkan oleh beberapafaktor seperti tingkat konsumsi mineral, jumlahmineral yang diserap dan dimetabolisme sertaketersediaan mineral dalam pakan dan lahantempat sapi bali digembalakan.
PembahasanKandungan mineral dalam tubuh ternak
dapat dihubungkan dengan keragamanbiokimiawi pakan yang terkait juga dengankeragaman geokimiawi, mengikuti konsepadanya keterkaitan antara lingkungan (tanah, airdan udara), pakan, dan ternak. Status mineraltubuh ternak dapat pula dihubungkan denganrantai biogeokimiawi (Georgievskii et al.,1982). Mineral-mineral tertentu sangatdiperlukan dalam proses metabolisme dalamtubuh, walaupun dalam jumlah kecil, sehinggadefisiensi atau kelebihan akan salahsatu/beberapa mineral dapat menggangguproduktivitas ternak.
Kekurangan kalium jarang terjadiselama ternak diberikan hijauan yang cukup.Kandungan K sangat dipengaruhi oleh kualitashijauan, semakin rendah kualitas hijauan makasemakin rendah kadar K yang dikandungnya.Hal ini menandakan bahwa sapi bali yangdipelihara di lahan perkebunan mendapatkanpasokan hijauan yang baik sehingga tidakmengalami defisiensi kalium. Apabila kelebihanK akan menyebabkan hiper-irritabilitas.Keracunan K+ (hiperkalemia) sering terjadipada ginjal karena ginjal tidak mampumembuang kelebihan K+.. Selain itu apabilaruminansia mengkonsumsi kalium yang banyak,tidak hanya masalah keracunan yangditakutkan, tetapi kemungkinan untukmengganggu penyerapan dan retensi Mg jugaperlu diperhatikan. Apabila hal tersebut terjadiakan menyebabkan masalah grass tetany.Toleransi ruminansia terhadap kalium cukupbesar, hal ini disebabkan karena relatif cepatnyaterekskresi. Bila kadar K ekstraselulermeningkat dari 5 menjadi 10 meq/liter, makakeracunan dapat terjadi (Parakkasi, 1999).
Buletin Veteriner Udayana Putu Satya Dwipartha, dkkISSN : 2085-2495
128
Kobalt sangat esensial bagi ruminansia.Pasokan kobalt berasal dari pakan. Bakteri-bakteri yang ada di dalam lambung (rumen)menggunakan kobalt dalam penyusunanvitamin B12. Ketika makan, sapi terkadangsecara tidak sengaja juga memakan sedikittanah yang terbawa di pakan maupun memakantanah secara langsung. Hal ini dapatmengakibatkan konsumsi kobalt yangberlebihan. Pada hewan yang mengalamikeracunan Co dengan dosis yang tinggi gejalayang terjadi adalah nafsu makan yang menurun,penurunan bobot badan, anemia parah.Keracunan Co yang lebih tinggi lagi dapatmenyebabkan kematian, dari hasil pemeriksaanpatologis memperlihatkan degenerasi hati,kongesti hati dan pendarahan di usus kecil.
Beberapa mineral berkorelasi denganmineral-mineral lain atau zat-zat makanan lainsetelah dikonsumsi, yang dimaksud di sinibahwa mineral-mineral atau zat-zat lain tersebutbersifat antagonis terhadap mineral yangdimaksud sehingga kebutuhan hewan terhadapmineral tersebut akan meningkat. Sifatantagonis tersebut dapat mulai terlihat dalamproses penyerapan sampai ke dalam prosesmetabolismenya dalam tubuh (Parakkasi, 1999).
Bila terjadi suatu defisiensi terhadapsuatu elemen yang esensial, fungsi biologistubuh tidak akan bekerja dengan maksimal.Sebaliknya, bila konsumsi mineral tersebuttinggi, maka fungsi biologis tubuh akanmeningkat pula sampai batas maksimal. Jikamelebihi batas maksimal akan menimbulkantoksisitas. Bila titik maksimal tersebutterlampaui maka akan terjadi keracunan danfungsi biologis tersebut akan menurun lagi.Sehingga rataan kalium dan kobalt yang di atasstandar tersebut dapat berakibat buruk padaternak walaupun secara fisik hal tersebut belumterlihat.
SIMPULAN DAN SARAN.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan dapat disimpulkan bahwa rerataprofil mineral kalium dan kobalt sapi bali yangdipelihara di perkebunan yaitu kalium sebesar24,8436 ±0.02591 mg/l dan kobalt sebesar1,8026 ±0.01709 mg/l.
SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap mineral lainnya dan formulasi pakanpada sapi bali yang dipelihara secara tradisionallebih diperhatikan agar menerima asupanmineral secara lengkap dan seimbang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini merupakan bagian dariMP3EI, peneliti mengucapkan terima kasihkepada Kementrian Pertanian, Balai BesarVeteriner Denpasar, UPT LaboratoriumAnalitik. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Dekan Fakultas KedokteranHewan Universitas Udayana. Selain itu, penelitijuga mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. Drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes dan Prof. Dr.Drh. I Nyoman Suarsana, M.Si atas bimbingandan arahannya dalam pembuatan jurnal.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari,Sedamawati dan S. Budiyanto. 1989.Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi.IPB Press.
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem BiologiMakhluk Hidup. Penerbit UniversitasIndonesia (UI Press). hlm. 55−56,65−69.
Davis, G.K. and W. Mertz. 1987. Copper. p.301−364. In W. Mertz (Ed.) TraceElements in Human and AnimalNutrition. Academic Press, Inc. SanDiego, CA.
Georgievskii VI, Amenkov BN, Samokhin VT.1982. Mineral Nutrition of Animal.Butterwoths, London.
McDowell, L.R. 1985. Nutrition of GrazingRuminants in Warm Climates.Academic Press, Inc. Orlando, Florida.756 pp.
Mills, C.F. 1987. Biochemical and physiologicindicators of mineral status in animals:copper, cobalt, and zinc. J. Anim. Sci.65: 1.702−1.711.
Parakkasi, Aminuddin. 1999. Nutrisi danMakanan Ternak Ruminansia. Jakarta:UI-Press.