南方徴用作家 dan propaganda Jepang di masa pendudukan di Indonesia 1942-1945
description
Transcript of 南方徴用作家 dan propaganda Jepang di masa pendudukan di Indonesia 1942-1945
南方徴用作家 dan propaganda Jepang di masa
pendudukan di Indonesia 1942-1945
Perang Asia Pasifik Pecah
Sodoin(mobilisasi
total)
Pen Butai
Sastra Perang
Nanpou Choyou Sakka
Skema
Pasca kemenangan Jepang atas Sino War, Russo War, Industrialisasi Jepang zaman Taisho, Jepang butuh SDA.
Manchuria dilirik karena subur dan dari dulu sudah jadi tempat bisnis orang Eropa
Insiden rel kereta api Manchuria Jepang membentuk negara boneka
Manchukuo di Manchuria- Sino War II Imperialisme Jepang + Fasisme Itali + Nazi
Jermanpendudukan ke Asia TenggaraPDII Penyerangan ke Pearl harbourPerang
Pasifik
Perang Asia-Pasifik PD II
Sodoin adalah gerakan mobilisasi total untuk kegiatan yang mendukung perang, dikeluarkan berdasarkan perintah KokuminChouyou Rei tgl 5, bln 7, 1938
Perintah untuk bekerja di semua sektor pendukung perang spt produksi amunisi perang, transportasi dan pertambangan berlaku utk semua kalangan, kecuali tentara aktif, siswa akmil & dokter). Jika membangkang hukumannya kerja berat minimal 1 tahun, dan denda 1000 yen.
Sodoin 総動員 (Mobilisasi Total)
Di saat yang bersamaan dengan pecahnya perang China II (tahun 1931), sastra proletar tengah berkembang pesat di Jepang, oleh karena itu invasi ke Manchuria sbg bentuk kapitalisme Jepang sangat ditentang. Meski begitu, pihak militer sangat kuat sehingga muncul tenko bungaku (peralihan ideologi). Untuk membungkam gerakan sastra proletar itu, dikirimlah para sastrawan ke daerah jajahan sbg jurnalis perang, dengan nama kelompok “ ペン部隊”( skuadron pena ) -> diutus ke Nanking.Tugasnya sama seperti tentara, meliput kegiatan perang, melaporkan di surat kabar untuk memompa semangat yang di Jepang.
ペン部隊 (Skuadron Pena)
Yang dikirim ke China, sebenarnya sudah sejak Showa 12, penerbit, wartawan surat kabar, penulis dikirim ke Nanking. Dimulai oleh Sato haruo, Kano Shinpei, Hayashi Fumiko dll. Tulisannya antara lain 土と兵隊、戦線 dll. Kano Shinpei menjadi booming sastra perang.
国民文学 : sastra yang memiliki tanggung jawab terhadap negara dan rakyat, bahwa berpartisipasi dalam keg. Militer demi negara sudah sewajarnya, sastra pendukung patriotisme.
Efek Kokutai no Hongi (Esensi politik negara)
ペン部隊 (Skuadron Pena)
Pada buku tahunan seni dan sastra showa 16, tercantum “ untuk mengembangkan dan memperkuat divisi propaganda yang diharapkan untuk kepentingan darurat, sbg manuver budaya di setiap daerah jajahan spt Malaysia, Birma, Sumatra, Jawa, akan direkrut orang-orang yang dibutuhkan untuk bertugas di daerah selatan
Meniru Nazi Jerman, PK (Propaganda Kompagnie)-agen propaganda Nazi
Nama sastrawan yang beraktivitas sebagai tentara/pejabat militer ada 53 orang. Salah satu tujuannya, Jawa, Sumatra, Borneo
Yang ke Indonesia : Asano Hikaru (kritikus), Abe Tomoji (novelis), Oe Kenji (novelis), Ono Saseo (kartunis) dll
Nanpou Chouyou Sakka (penulis yang dikirim ke selatan)
Para sastrawan itu menerima perintah sebagai anggota jurnalis/kelompok pencari berita, bertugas 5 bulan – 3 tahun
Daibutsu Jiro, anggota aliansi surat kabar utk mengumpulkan data di tiap daerah di selatan
Eiji Yoshikawa, Ozaki Ichiyu, Spesial koresponden utk suratkabar di Jawa &
malaysia, Sato Haruo, Hayashi Fumiko, Abe Enko, Koyama Itoko, Ishikawa Kiyo, Takeda Rintaro, Mizuki Yoko, Yoshiya Singo, hingga akhirnya jumlah sastrawan Jepang yang ke Asia Tenggara lebih dari 100, gabungan dari anggota Pen Butai
Nanpou Chouyou Sakka
Satu tahun setelah pasukan Jepang ‘membebaskan’ pulau Jawa, militer Jepang menganggap rakyat Jawa masih kurang antusias dalam mendukung militer Jepang dalam perang melawan Sekutu, sehingga pada bulan April 1943, pemerintah militer mendirikan lembaga Keimin Bunka Shidousho (dalam bahasa Indonesia disebut Poesat Keboedaja’an). Para seniman dan sastrawan Indonesia dikumpulkan dan diarahkan untuk menghasilkan karya seni yang dapat mengobarkan semangat rakyat untuk bahu membahu dengan militer Jepang dalam melawan sekutu.
Tokoh seniman dan sastra Jepang yang ‘berkarya’ di Jawa pada waktu itu, di antaranya adalah Ono Saseo, pelukis modernisme, yang membimbing pelukis Indonesia dalam melukis poster propaganda;
Selain itu, terdapat pula sastrawan kelahiran Okinawa yang menyoroti rakyat Jawa sebagai orang-orang yang ‘senasib’ dengan rakyat Okinawa, yang ‘dijajah’ oleh Jepang.
Takeda Rintarou, sastrawan proletariat yang mulai berkarya sejak tahun 1920an sampai pertengahan 1930an dan sangat antusias menggambarkan kehidupan rakyat tertindas serta kebobrokan sosial di Jepang waktu itu
Hayashi Fumiko, novelis perempuan yang berasal dari keluarga yang sangat miskin (orang tuanya adalah pedagang asongan) dan pendidikan formalnya hanya sampai tamat SMP; namun deskripsinya tentang kehidupan rakyat jelata yang hidup miskin tapi optimis, justru mendapat sambutan hangat dari pembaca sehingga Hayashi menjadi pengarang yang sangat populer.
Keimin Bunka, Sendenbu Menerbitkan surat kabar yang berisi
propaganda seperti Borneo Shinbun, Djawa baroe, Atjeh Shinbun, Kanajawa Shinbun dll
Mengajarkan bahasa dan budaya Jepang Propaganda lewat film, sandiwara radio,
iklan Menulis karya sastra tentang keindahan
bumi dan kekayaan alam daerah jajahan sbg alasan kenapa penjajahan perlu dilakukan
Kegiatan Propaganda di Indonesia
Ke Jepang : spy yang di Jepang memaklumi alasan penjajahan & terus mendukung kegiatan perang
Ke daerah jajahan : dgn dalih membebaskan dari penjajahan barat, merangkul pribumi dgn tujuan mengeruk SDA dan mencari dukungan
perang
Arah Propaganda
Abe Tomoji , Jawamono (Shi no hana, Tsumi noHi)
Takeda Rintaro (Jawa sarasa) Hayashi Fumiko (Borneo daiyamondo,
Surabaya no Hotaru, Sumatora ; Seifuu no Shima, Minami no Ame, Marutapu-ra)
Ono Saseo
Contoh karya sastra yang ditulis
Contoh bentuk propaganda dalam koran Borneo Shinbun
神谷忠孝。南方徴用作家。北海度大学。1984. www.ci.nii.co.jp Bayly, Christopher & Tim Harper. 2004. Forgotten Armies ; Britain’s
Asian Empire and The War With Japan. United Kingdom : Penguin Books.
Dower, John W. 1986. War Without Mercy. New York ; Pantheon Books. Kamiya, Tadataka. 1996. Nanpou Chouyou Sakka: Sensou to
Bungaku. Kyoto : Sekaihassousha. Pyle, Kenneth B. 1996.The Making of Modern Japan. Toronto; D.C
Heath & Company Saburo, Ienaga. 1968. The Pacific War 1931-1945. New York :
Pantheon Books. Segal , Gerald. 1991. Rethinking the Pacific. Oxford : Oxford
University Press. Takashi, Furubayashi. 1978. Sengobungaku Gendai Bungakushi. Japan
: ShiyuuhiKakusho
Daftar Pustaka