LAPORANcoremap.or.id/downloads/pemantauan-Creel_Batam08.pdf · Alat tangkap jaring terbuat dari...
Transcript of LAPORANcoremap.or.id/downloads/pemantauan-Creel_Batam08.pdf · Alat tangkap jaring terbuat dari...
i
KATA PENGANTAR Laporan Pemantauan Perikanan Berbasis Masyarakat (CREEL) di Kota Batam selama tahun 2008 ini merupakan hasil pendataan yang dilakukan oleh Komponen CBM, diinput oleh CRITC Kota Batam dan dianalisis oleh CRITC Nasional. Pencatatan data dilakukan di 16 lokasi tempat pendaratan ikan di 7 desa COREMAP yang berada di wilayah kota Batam sejak bulan Mei sampai November tahun 2008. Dalam analisis data dan pelaporan, telah disepakati bahwa CRITC Kota Batam melakukan analisa data untuk tingkat desa, sedangkan CRITC Nasional untuk tingkat Kabupaten. Laporan ini berisi data tentang total tangkapan rata‐rata setiap bulan, total tangkapan rata‐rata berdasarkan alat tangkap yang digunakan, jenis‐jenis ikan karang yang tertangkap, nilai Penangkapan Per Satuan Usaha (CPUE), serta trend penangkapan tahunan. Disadari bahwa terlaksananya kegiatan pendataan dan penulisan laporan CREEL tidak akan terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada PIU, CRITC serta CBM Kota Batam. Selain itu ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan pendataan dan penulisan ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu saran maupun kritik yang membangun sangat kami harapkan. Jakarta, Februari 2009 Tim Pelaksana CREEL
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan 2 1.3. Luaran 3
2. STUDI AWAL 4 2.1. Musim 5 2.2. Alat Tangkap 5 2.3. Lokasi Penangkapan 8 2.4. Lokasi Pendaratan Ikan 8
3. METODOLOGI 11 3.1. Lokasi Survey 11 3.2. Waktu Survey 12 3.3. Cara Kerja 12 3.4. Analisa Data 13
IV. HASIL DAN BAHASAN 14 4.1. Pemantauan Pendaratan Ikan 14 4.2. Trend Penangkapan 2007‐2008 19
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 21 DAFTAR PUSTAKA 22
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Penduduk, Nelayan dan Tauke di Lokasi
COREMAP Kota Batam 4
Tabel 2. Skala Usaha Lokasi Pendaratan Ikan di Kota Batam 9 Tabel 3. Lokasi Pencatatan Pendaratan Ikan, Nama Pencatat dan
Jumlah Responden di Kota Batam 11
Tabel 4. Waktu Pencatatan Data di Kota Batam 12
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Lokasi Pendataan CREEL Kota Batam 10 Gambar 2. Total Tangkapan Rata‐rata per Bulan Tahun 2008 di
Kota Batam 14
Gambar 3. Total Tangkapan Berdasarkan Alat Tangkap Tahun 2008 di Kota Batam
15
Gambar 4. Persentase Tangkapan Dominan dari Total Tangkapan tahun 2008 di Kota Batam
16
Gambar 5. Lima Jenis Ikan Karang Dominan dari Total Tangkapan Tahun 2008 di Kota Batam
17
Gambar 6. Catch Per Unit Effort (CPUE) dari Beberapa Alat Tangkap Tahun 2008 di Kota Batam
18
Gambar 7. Trend Total Tangkapan Rata‐rata Tahun 2007‐2008 di Kota Batam
19
Gambar 8. Trend CPUE Pancing dan Jaring Tahun 2007‐2008 di Kota Batam
20
PENDAHULUAN
1
BAB 1
1.1. LATAR BELAKANG Batam merupakan salah satu kota administratif di Kepulauan Riau yang terpilih sebagai lokasi ADB‐COREMAP fase II. Kondisi geografis Kota Batam yang terdiri dari pulau‐pulau kecil yang berjumlah lebih kurang 328 buah dengan garis pantai sepanjang lebih kurang 1.261 km dan luas perairan 289.300 Ha atau 74% dari luas total wilayah kota Batam. Wilayah pesisir dan laut sebagai penghasil bahan makanan telah dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Batam. Hal ini terlihat dari potensi kelautan dan perikanan Kota Batam yang tergolong tinggi (Romdiati & Noveria, 2005). Pada tahun 2004, hasil tangkapan di wilayah perairan Kota Batam adalah 9.150,1 ton (Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian Kota Batam, 2004). Sebagian produksi perikanan berasal dari perikanan tangkap. Wilayah yang menghasilkan ikan terbanyak adalah kecamatan Galang (3.501,8 ton), Belakang Padang (2.271,6 ton) dan Bulang (1.983,7 ton). Pada umumnya para nelayan menggunakan alat tangkap yang sederhana hingga sedikit modern dengan areal tangkap utama di sekitar atau sedikit lebih jauh dari lokasi tinggal. Jenis sumber daya laut yang ditangkap kebanyakan berupa ikan karang, teripang, cumi‐cumi atau sotong dan beberapa jenis ikan pelagis. Peningkatan jumlah penduduk serta berkembangnya sektor pariwisata di Kota Batam akan meningkatkan kebutuhan bahan pangan, terutama yang berasal dari sumber daya laut. Hal ini tentunya akan memacu kegiatan tangkap‐lebih oleh para nelayan, yang mengakibatkan kerusakan habitat dan mengganggu kestabilan ekosistem yang ada. Akhirnya akan berimplikasi terhadap menurunnya populasi ikan dan biota lainnya atau menurunnya hasil tangkapan nelayan. Kondisi ini
2
diperparah dengan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti : racun, bom serta alat tangkap yang merusak. COREMAP memandang penting untuk membantu para nelayan agar mereka mau mengenali potensi sumberdaya ikannya, termasuk terumbu karang, serta mampu mengelola potensi sumberdaya ikan yang ada di perairan pesisir sekitarnya. Untuk itu, COREMAP merancang suatu pemberdayaan masyarakat nelayan, dengan mengembangkan model pemantauan perikanan berbasis masyarakat yang kemudian disebut dengan pemantauan perikanan berbasis masyarakat (CREEL). Dengan pendekatan CREEL, maka masyarakat nelayan secara mandiri akan berupaya untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan terumbu karang demi menjamin penghasilan dan usaha penangkapan ikan agar keperluan mereka akan terpenuhi secara terus menerus. Untuk mendukung pengelolaan dimaksud, CRITC Nasional, PIU/PMU Daerah serta CRITC Kabupaten/Kota memfasilitasi pelaksanaan pemantauan tersebut dengan cara menyediakan buku‐buku panduan dan melakuan pelatihan pemantauan perikanan berbasis masyarakat. Kegiatan mi merupakan salah satu pendekatan untuk penguatan kelembagaan dalam mengelola sumberdaya ikan dan terumbu karang berbasis masyarakat. 1.2. TUJUAN Survei CREEL ini bertujuan untuk mengetahui: • Hasil tangkapan, • Jenis‐jenis yang tertangkap, • Catch Per Unit Effort (CPUE)
3
1.3. LUARAN Hasil pemantauan CREEL ini sangat berguna untuk menetapkan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap ke depan, khususnya di lokasi COREMAP. Misalnya : pengaturan penggunaan alat tangkap, pengaturan daerah penangkapan serta melihat pengaruh Daerah Perlindungan Laut (DPL).
STUDI AWAL
4
BAB 2
Studi awal dilakukan sebelum pemantauan perikanan berbasis masyarakat dimulai. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kondisi nelayan, musim, lokasi penangkapan, dan menetapkan lokasi survey CREEL. Kegiatan COREMAP di Kota Batam dilakukan di 7 Lokasi, antara lain : P. Abang, Air Saga, P. Petong, P. Nguan, P. Karas, P. Mubut dan P. Sembur. Lokasi di atas umumnya merupakan pulau‐pulau kecil yang penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Bahkan di Pulau Abang, lebih dari 87% penduduknya merupakan nelayan penuh yang tidak mempunyai sumber pendapatan lain sebagai nelayan (Romdiati dan Noveria, 2005). Jumlah penduduk di masing‐masing desa sangat bervariasi, demikian pula dengan jumlah nelayan yang tinggal di masing‐masing desa tersebut. Tabel 1 dibawah ini menggambarkan kondisi penduduk, jumlah nelayan serta tauke yang ada di masing‐masing desa.
Tabel 1. Jumlah Penduduk, Nelayan dan Tauke di Lokasi COREMAP Kota Batam Desa Jumlah
KK Jumlah KK Nelayan
Jumlah Nelayan
Jumlah Tauke
Pulau Nguan 128 115 360 4Pulau Mubut 86 73 ‐ 9Pulau Petong 97 94 102 4Pulau Abang 209 188 756 2Pulau Sembur 134 120 448 3Air Saga 101 91 ‐ 2Pulau Karas 683 ‐ 392 3Sumber : Data CREEL, 2008
5
2.1. MUSIM Di Kota Batam dikenal 4 musim, yaitu musim Utara, Timur, Selatan dan Barat. Kondisi musim sangat mempengaruhi aktivitas penangkapan para nelayan di Kota Batam. • Musim Timur berlangsung antara bulan Februari sampai April.
Saat ini umumnya perairan relatif tenang sehingga aktivitas penangkapan yang tinggi. Musim ini juga dikenal sebagai musim ikan.
• Musim Selatan, berlangsung dari bulan Mei sampai Juli. aktivitas penangkapan nelayan berkurang drastis. Musim ini dikenal juga sebagai musim kurang ikan.
• Musim Barat berlangsung dari bulan Agustus sampai Oktober. Saat ini aktivitas penangkapan membaik kembali, namun tidak sebaik pada waktu musim Timur.
• Musim Utara, berlangsung dari bulan November sampai Januari. Saat ini kondisi laut bergelombang, ombak besar dan angin kencang, sehingga aktivitas penangkapan relatif terhenti. Musim ini dekanal sebagai musim paceklik.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nelayan di Kota Batam memiliki waktu produktif dalam satu tahun hanya sekitar 9 bulan dengan rata‐rata melaut hanya 20 hari per bulan. 2.2. ALAT TANGKAP Pada umumnya teknologi penangkapan yang digunakan nelayan di Batam yaitu berupa jaring, pancing, cedok, candit, jaring ketam, bubu, pukat bilis dan rawai. Jaring Alat tangkap jaring terbuat dari benang nylon, tali ris atas dan bawah, pemberat dan pelampung adalah dengan cara menebarkan jaring ke permukaan sampai ke pertengahan perairan/laut. Jaring di bawa ke
6
wilayah penangkapan (fishing ground) dengan menggunakan pompong. Jaring diikat di haluan kapal kemudian ditebarkan dan dibiarkan bergerak mengikuti arus. Pada umumnya nelayan menebar jaring selama semalam. Nama dari masing‐masing jaring menyesuaikan target tangkapan, misalnya jaring dingkis menggunakan mata jaring ukuran 1,5 inch dengan lebar dan tinggi jaring masing‐masing 1,5 m dan 200 m. Jaring ini hanya digunakan untuk menangkap ikan dingkis. Selain itu ada juga jaring ikan karang yang memiliki mata jaring yang lebih besar kira‐kira 2,5 inch. Jaring udang kara menggunakan mata jaring 4‐5 inch. Panjang jaring udang kara mencapai 450 m. Ada pula jaring ketam yang digunakan untuk menangkap ketam. Pancing Alat tangkap pancing biasanya dimodifikasi tergantung jenis ikan yang akan ditangkap. Untuk ikan karang, seperti kerapu, digunakan satu mata pancing. Untuk ikan pelagis, misalnya tongkol, tengiri dan kurisi digunakan pancing tunda, Pancing ini mempunyai banyak mata pancing, bahkan sampai ± 25 buah. Pancing ini memakai umpan buatan dari benang lembut dan bulu ayam. Selain itu, pancing ulur juga sering dipakai oleh nelayan di Batam. Pancing ini terdiri dari satu buah atau serangkaian mata pancing serta tali utama yang dioperasikan dengan menggunakan suatu penggulung tali. Pancing ulur digunakan untuk menangkap ikan hidup dengan umpan ikan dan diberi pemberat dari bahan timah. Pada saat memancing menggunakan pancing ulur, mesin pompong dimatikan terlebih dahulu. Ikan yang didapatkan dari alat tangkap ini yaitu ikan‐ikan hidup yaitu ikan karang, ikan kerapu, ikan sunu dan lain‐lain. Pancing dapat dipakai sepanjang tahun dan merupakan alat tangkap yang sering digunakan oleh nelayan di Batam. Cedok dan Candit Jenis alat tangkap yang umum dipakai di perairan dangkal adalah cedok dan candit. Sesuai dengan namanya, cedok adalah alat tangkap untuk menangkap cumi‐cumi. Alat ini terbuat dari kerangka besi, jaring
7
halus dan tangkai kayu dengan panjang berkisar antara 1,5‐2 meter dan dibentuk seperti serok kerucut. Selain cedok, candit juga merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap cumi‐cumi. Alat ini menyerupai pancing ulur, tetapi pada ujung benang diikatkan kayu yang dibentuk menyerupai ikan atau udang sebagai umpan dan pada umpan ini dipasang besi menyerupai mata pancing. Bubu Bubu merupakan alat tangkap berupa perangkap terbuat dari kawat anyaman dengan desain dan ukuran tertentu yang dibuat dengan keahlian khusus. Alat ini biasanya dioperasikan dengan menggunakan kompressor dan dipasang di perairan pada kedalaman 10 – 15 meter. Sebagai pemberat biasanya digunakan batu yang ada di sekitar lokasi peletakan bubu dan lebih banyak menggunakan batu karang. Jenis ikan yang tertangkap antara lain : ikan kerapu sunu, kerapu lumpur, ikan merah dan berbagai karang. Rawai Rawai merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan, karena alat tangkap ini sewaktu digunakan tidak menyentuh dasar lautan. Rawai terbuat dari tali nylon untuk tali utama dan tali cabang, pelampung, pemberat dan mata pancing. Alat tangkap ini pada salah satu ujung utama sebelah bawah diberi batu pemberat atau jangkar sehingga alat ini tetap dan tidak hanyut, sedangkan ujung lainnya diikatkan dengan pelampung. Rawai biasanya dipakai untuk menangkap ikan‐ikan pelagis seperti : tenggiri, tongkol, tuna, kurisi, dan sebagainya. Pukat Bilis Pukat bilis merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan bilis. Alat tangkap ini mayoritas digunakan oleh nelayan dari pulau Mubut. Kapasitas tangkapan pukat bilis tergolong tinggi sehingga sekali pukat bilis digunakan maka total tangkapan ikan bilis juga besar.
8
2.3. LOKASI PENANGKAPAN IKAN Di Batam terdapat banyak lokasi penangkapan ikan yang umumnya terletak di terumbu karang atau perairan sekitar pulau‐pulau kecil yang banyak terdapat di Batam. Lokasi‐lokasi ini antara lain Ujung Baran, Semandur, Dempu, Pasir Gelam, Tanjung Kudus, Tanjung Melagan, dan Laut di sekitar Pulau‐pulau kecil seperti Pulau Abang Kecil, P. Mubut, P. Nguan, P. Petong, P. Segayang, P. Hantu, P. Perempuan, P. Samak, P. Pilis, dan P. Labon. Kecenderungan nelayan untuk memilih lokasi penangkapan umumnya tergantung musim dan cuaca pada saat itu. Apabila sedang musim tenang umumnya nelayan banyak menangkap di perairan lepas yang relatif jauh dari pulau untuk menangkap ikan‐ikan pelagis seperti tongkol dan tenggiri. Sedangkan pada musim badai, nelayan biasanya hanya menangkap di perairan sekitar pemukiman mereka. 2.4. LOKASI PENDARATAN IKAN Di Lokasi COREMAP II kota Batam, belum dijumpai adanya Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang resmi didirikan oleh Pemerintah. Para nelayan di Kota Batam, khususnya di lokasi COREMAP II menjual hasil tangkapan mereka kepada para Tauke setempat. Mereka umumnya bekerja sebagai anak buah para pengumpul/ tauke yang berada di sekitar desa mereka. Tauke ini berlaku sebagai pemberi modal melaut bagi nelayan, misalnya untuk membeli BBM, rokok, es, dan kebutuhan lain saat melaut. Kemudian hasil tangkapan nelayan ini didaratkan dan dijual di pelantar/pelabuhan milik tauke tersebut dengan dipotong modal yang telah diberikan. Di setiap desa kemungkinan terdapat lebih dari satu tauke baik yang berskala kecil maupun besar. Tabel 2 memperlihatkan skala usaha dari masing‐masing lokasi pendaratan ikan di Kota Batam.
9
Tabel 2. Skala Usaha Lokasi Pendaratan Ikan di Kota Batam Lokasi Lokasi pendaratan ikan Skala UsahaP. Abang Tauke Rahmad
Tauke Awing BesarBesar
Air Saga Tauke Atem Tauke Noi
KecilBesar
Nguan Tauke Cibo Tauke Ahcai
BesarBesar
Petong Tauke Narjo Tauke Sahar
SedangKecil
Karas Tauke Abu Tauke Adi Tauke Khaidir Tauke M. Syah
SedangKecil ‐ Sedang
Mubut Tauke Dorman Tauke Leman
SedangKecil
Sembur TaukeMaden Tauke Masriadi
SedangSedang
Sumber : Data Primer CREEL, 2008
METODOLOGI
11
BAB 3
Pemantauan Perikanan berbasis masyarakat (CREEL) merupakan survei terpadu yang terdiri dari berbagai komponen COREMAP. Komponen CBM yang terdiri dari fasilitator lapangan, motivator desa, LPSTK bahkan masyarakat umum berperan sebagai pencatat. CRITC daerah berperan sebagai pengumpul data yang telah diambil oleh pencatat di setiap lokasi pencatatan dan menganalisa data tersebut untuk lingkup desa. CRITC Pusat berperan dalam menganalisa data dalam lingkup kabupaten. Ole karena itu keberhasilan survei CREEL ini sangat tergantung pada peran masing‐masing. 3.1. LOKASI SURVEI Survei CREEL di Kota Batam dilakukan di 7 desa yang termasuk dalam wilayah COREMAP II. Di masing‐masing desa telah dipilih tempat‐tempat yang akan disurvei. Jumlah desa, lokasi pendaratan ikan Nama pencatat dan Jumlah responden dirangkum pada Tabel 3. Tabel 3. Lokasi Pencatatan Pendaratan Ikan, Nama pencatat dan Jumlah Responden
di Kota Batam
Nama Lokasi
Tempat Pendaratan Ikan yang Disurvei dan
Kodenya Pencatat
Jumlah Responden Nelayan Yang Akan
Disurvei P. Abang Tauke Rahmad (ABRM)
Tauke Awing (ABAW) SasardiYanto
8 6
Air Saga Tauke Atem (ASAT)Tauke Noi (ASNO)
Hadi HasarSupriyadi
6 8
Nguan Tauke Cibo (NGCB)Tauke Ahcai (NGAC)
Evaria (FF)Ridwan
5 5
Petong Tauke Narjo (PTNJ)Tauke Sahar (PTSH)
Mohanda (FF) 4 4
Karas Tauke Abu (KRAB)Tauke Adi (KRAD) Tauke Khaidir (KRKH) Tauke M. Syah (KRSY)
Helfano Saputa (FF) Anuar Helfano Saputra (FF)
5 4 4 5
12
SalmiMubut Tauke Dorman (MBDR)
Tauke Leman (MBLM) DormanSumardi
5 5
Sembur TaukeMaden (SBMD)Tauke Masriadi (SBMS)
KarzamanIlfan Toheri(FF)
8 10
3.2. WAKTU SURVEI Pencatatan pendaratan ikan dilakukan setiap bulan selama 3 hari berturut‐turut. Pada tahun 2008 pencatatan data CREEL di Kota Batam bervariasi seperti yang tertera dalam Tabel 4. Tabel 4. Waktu Pencatatan Data di Kota Batam
Nama Desa /Lokasi CREEL Pengambilan Data bulanApr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov
Pulau Abang + + + + + + + + Air Saga + + + + + + + + Nguan + + + + + + + + Petong + + + + + + + + Karas + + + + + + + + Mubut + + + + + + + + Sembur + + + + + + + +
3.3. CARA KERJA • Pemilihan Pencatat
Pemilihan pencatat survei CREEL dilakukan oleh CRITC Daerah berkoordinasi dengan CBM Daerah. Setelah itu pencatat diberi pelatihan bagaimana cara melakukan pendataan.
• Pemilihan Responden Responden dipilih oleh para pencatat yang difasilitasi oleh CRITC Pusat dan CRITC Daerah pada saat pelatihan. Jumlah responden di setiap lokasi pendataran ikan berbeda, tergantung pada jumlah nelayan terumbu karang yang ada di masing‐masing lokasi pendaratan ikan. Umumnya jumlah responden adalah 10% ‐ 30%
13
dari seluruh nelayan terumbu karang di suatu lokasi pendataran ikan.
• Pengambilan Data Ada 5 jenis formulir yang diisi oleh para pencatat. Formulir 1 dan 5 diisi pada awal pendataan untuk menentukan lokasi pendataan survei CREEL dan responden. Formulir 2 dan 3 diisi setiap bulan selama 3 hari berturut‐turut. Formulir 4 diisi setiap musim.
• Entry Data Setelah masing‐masing formulir diisi, data dipindahkan dalam suatu program yang telah dirancang sedemikian rupa. Peng’entry’an data dilakukan oleh CRITC daerah dan dianalisa dalam lingkup desa. Kemudian data dikirim ke CRITC Pusat untuk diolah untuk lingkup kabupaten/kota.
3.4. ANALISA DATA Analisa data dilakukan dengan program yang telah disiapkan. Adapun variabel yang diamati adalah : total tangkapan per alat tangkap dominan; jenis tangkapan per alat tangkap dominan dan Catch Per Unit Effort. Data yang telah dianalisa ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram. Untuk melihat trend perikanan di masing‐masing kabupaten/kota, data terkini dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya.
BAB4
B
4.1. PEMAN Total TangkaPendataan hbulan Mei sambahwa total adalah sebesasetiap bulan Gambar 2 medijumpai pad(2008) kontridiperoleh dar
Gambar 2.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Kg
HASIL
NTAUAN PE
apan asil tangkapanmpai Novembetangkapan raar 195,94 kg. dari 7 lokasi emperlihatkanda bulan Novebusi hasil tangri Mubut (28%)
Total Tangkapan
103.04
121.81115.16
Total Tang
Total TTah
DAN P
14
NDARATAN
n nelayan di er 2008. Dari ata‐rata di setNamun demikpendaratan i bahwa total ember 2008. gkapan terbesa) dan Pulau Ab
n Rata‐rata per Bu
6162.48
267.95
216.58
gkapan/Bulan
Tangkapan Per Buhun 2008 di Batam
EMBAH
IKAN
Kota Batam dhasil penghitutiap lokasi padkian total tangkan yang di dtangkapan ratMenurut CRITar selama peribang (19%).
ulan Tahun 2008
384.53
lanm
M
J
J
A
S
O
N
HASAN
dilakukan sejaungan diketahuda tahun 200kapan rata‐ratdata bervariasta‐rata tertinggTC Kota Batamiode pendataa
di Kota Batam
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
ak ui 08 ta si. gi m an
Total TangkaNelayan Kotatangkap. Nasaat yang berdasarkan digunakan paini target penvariasi penggdengan musdioperasikan bahwa pengubulan Mei sam
Gambar 3. To Jumlah TanJumlah jenis memperlihatkBatam. Darisatu jenis tanbesar (27,21(72,79%) ada
1
1
2
Kg
T
mei
apan Menurua Batam umummun tidak sembersamaan. target tangkapda bulan Septenangkapan adagunaan alat taim, maka terhampir setiapunaan alat tangmpai Juli, yaitu
otal tangkapan be
ngkapan Mentangkapan tekan 10 jenis ta kesepuluh jengkapan non ik%) dari seluralah kelompo
0
500
1000
1500
2000
Candit C
Total TangkapaTa
juni juli a
15
ut Jenis Alat Tmnya menggunmua alat tangk Mereka mpan dan musimember, Oktobealah ikan bilis. ngkap setiap rlihat bahwa p bulan. Namugkap pancing u pada saat mu
erdasarkan alat ta
nurut Jenis Ikaerdiri dari ikanangkapan yangenis tersebut, kan dan membuh total tangk ikan. Dari k
Cedok Jaring P
n Berdasarkan Jahun 2008 di Ba
agustus septemb
Tangkap nakan lebih dakap tersebut dmenggunakan m ikan. Misaler dan Novemb Gambar 3 mbulannya. Apsemua alat un demikian dlebih banyak dusim Selatan.
angkap tahun 200
an n dan non ikag tercatat dari cumi‐cumi meberikan kontribgkapan. Semkelompok ini j
Pancing Pukat Bilis
Jenis Alat Tangkatam
ber oktober
ari 10 jenis aladigunakan padalat tangka
nya pukat biliber. Pada bulamemperlihatkapabila dikaitkatangkap dapadapat dikatakadigunakan pad
08 di Kota Batam
n. Gambar nelayan di Koterupakan salabusi yang palinmentara sisanyjenis‐jenis yan
Rawai
kap
nopember
at da ap s, an an an at an da
4 ta ah ng ya ng
memberikan ikan delah (13
Gambar 4
Total tangkapkelompok ikadominan tercjenis, yaitu iktangkapan dtersebut terlitotal tangkap
13.56
1.49
1.411.43 2.49
1.94
kontribusi rela3,36%) dan ika
4. Persentase Tatahun 2008 di
pan kelompok an karang dancatat 5 jenis, kan bilis dan ikdominan dari ihat bahwa ikaan sebesar 185
27.21
6
9 1.29.35
Persentase Ta
16
atif besar adaln tamban (13,
angkapan DominaKota Batam
ikan dominan n non karang. sedangkan kekan tamban. Gikan karang an delah mem50,2 kg.
13.37
26.5
angkapan DominaTahun 2008 Di
lah ikan bilis s37%).
an dari Total Tan
dapat dibedakKelompok ika
elompok ikan Gambar 5 mep
tahun 2008.mberikan kont
56
an Per Total TangkBatam
Tamban
Bilis
Cumi‐cum
Delah (Cae
ebesar 26,56%
ngkapan
kan lagi menjadan karang yannon karang erlihatkan tota. Dari gambaribusi terhada
kapan
i (Loligo sp.)
esio teres)
%,
di ng 2 al ar ap
Gamba
Catch Per UnDari beragamhanya 6 jenisalat tangkap tyang mengallainnya cenddisebabkan Misalnya pukdan Novembe
Total tan
gkap
an (kg)
De
Pla
Se
ar 5. Lima Jenistahun 2008
nit Effort (CPUm alat tangkap ys yang dihitungtersebut terlihlami penurunaderung naik. oleh perbedakat bilis hanya er, karena pad
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
20001
5 Jenis
elah (Caesio teres)
ata (Caranx sexfasc
elar (Atule mate)
17
s Ikan Karang D8 di Kota Batam
UE) yang digunakag nilai CPUEnyat bahwa hanyan, sedangkan Penurunan
aan jenis tandigunakan pada saat ini mem
850.2
202.9 195.5
Jenis Ikan
Ikan Karang PalingTahun 2008 di Bat
Keta
ciatus) Sag
ominan dari tota
n oleh nelayanya (Gambar 6)ya CPUE alat tan CPUE untukn CPUE panngkapan di da bulan Septemang ikan bilis b
339.4 264.6
g Dominan am
arap (Scarus quoyi)
gai (Caranx caeruleo
al tangkapan
n di Kota Batam). Dari keenamangkap pancink alat tangkancing mungkisetiap musimember, Oktobeberlimpah.
)
opinnatus)
m m ng ap in m. er
Gam
0
10
20
30
40
50
33.9
5.2
18.324
CPU
CPUE Can
0
20
40
60
80
100
120
15.91.20
75
CPU
CPUE Ced
0
100
200
300
400
500
600
3
CPU
CPUE Puka
bar 6. Catch Per tahun 2008
4.3
47.6
36.631.1
UE
ndit Tahun 2008 dBatam
Mei
Juni
Juli
Agus
Septe
oktob
5.2
56.261.8
102.4
UE
dok Tahun 2008 dBatam
Mei
Juni
Juli
Agus
Sept
okto
365.7290
552
UE
at Bilis Tahun 2008Batam
Mei
Juni
Juli
Agu
Sept
okto
Nop
18
Unit Effort (CPUE8 di Kota Batam
di
tus
ember
ber 0
10
20
30
40
CPU
di
stus
tember
ober 0
20
40
60
80
C
8 di
stus
tember
ober
pember0
10
20
30
40
50
60
1
E) dari beberapa a
8.95.6
13.9
23.3
37.8
28.636.3
CPUE
UE Jaring Tahun 20
45.9549.463.2
31.834.4
19.418.3
CPUE
PUE Pancing TahuBatam
14.8
0
25.5
46.3
37.1
56.8
43.3
CPUE
CPUE Rawai TahuBatam
alat tangkap
008 di Batam
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
oktober
Nopember
un 2008 di
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
oktober
un 2008 di
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
oktober
Nopember
Gambar 6 mtangkap yangApabila dihubahwa CPUE sampai Novemmusim Barat(2005) pada melakukan pemusim Timurditingkatkan l 4.2. TREND Total TangkaSecara umumBatam pada total tangkapdipengaruhi o1. Pendataa
pelatihan 2. Responde
mengarah
Gambar 7. T
memperlihatkag digunakan olebungkan dengyang umumn
mber. Pada sat (Agustus‐Okmusim Selataenangkapan, wr (Februari – Alagi pada saat
2007‐2008
apan m rata‐rata Tottahun 2008 lepan pada tahuoleh beberapa n CREEL di tahkepada penca
en yang didath kepada mere
Trend total tangk
0
50
100
150
200
250
300
350
400
agustu
50.54
16
Total Tan
gkap
an Rata‐rata/kg
19
n hasil perhitueh nelayan Kotgan dengan knya relatif besaat ini adalah mktober). Menuan dan musimwalaupun hasiApril). Artinymusim Timur.
tal tangkapan ebih tinggi dibun 2007 (Gamfaktor, antara un 2008 lebih atat di lapangata pada surveeka yang mena
kapan rata‐rata ta
us september
28.59
62.48
267.95
ungan CPUE dta Batam selamkondisi musimsar dijumpai pmusim Selatanurut Romdiat
m Barat nelayalnya tidak sebya usaha pena
yang diperolebandingkan dembar 7). Kealain : terarah setelan. ey CREEL tahngkap ikan‐ika
hun 2007‐2008 d
november
93.86
384.53
dari 6 buah alama tahun 2008
m maka terlihapada bulan Jun (Mei‐ Juli) dai dan Noverian masih dapabesar pada saaangkapan dapa
eh nelayan Kotengan rata‐ratdaan ini dapa
ah dilakukanny
un 2008 lebian karang saja.
di Kota Batam
2007
2008
at 8. at uli an ia at at at
ta ta at
ya
ih
Catch Per UnTrend atau kJaring oleh Nepada bulan Aberkaitan dentersebut, sertangkap. NamCPUE, artinyalagi pengguna
Gambar 8.
0
50
100
150
17.9
133.3
CP
nit Effort (CPUkecenderungaelayan Kota BaAgustus, Septengan musim, jta alat tangkamun secara uma alat tangkap aannya.
Trend CPUE Pan
4.8 12.9
3 123.33
54.
PUE Pancing
2007 2008
20
UE) n penggunaanatam antara taember dan Nojenis‐jenis ikanap yang digunmum telah terjpancing dan ja
ncing dan Jaring ta
53
0
20
40
60
80
100
120
n alat tangkahun 2007 – 20vember. Keadn yang dominanakan nelayanjadi kecenderuaring dapat leb
ahun 2007‐2008 d
5.6 6.3
70
113.
CPUE Jarin
2007 20
p pancing da008 berfluktuadaan ini sangaan pada musimn setiap musimungan kenaikabih diefektifka
di Kota Batam
19.6
35
59.51
ng
008
an si at m m an an
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
21
BAB 5
5.1. KESIMPULAN Dari data CREEL yang dikumpulkan, maka disimpulkan hal‐hal sebagai berikut : • Total tangkapan rata‐rata per bulan adalah sebesar 195,94 kg. • Jaring, pancing, rawai, cedok dan candit merupakan alat tangkap
yang digunakan sepanjang tahun oleh para nelayan. • Ikan karang yang dominan tertangkap terdiri dari 5 jenis, yaitu :
Caesio teres, Scarus quoyi, Caranx secfasciatus, C. caeruleopinnatus dan Atule mate
• Nilai CPUE alat tangkap jaring antara5,6–37,8; pancing 18,3–63,2; cedok antara 1,2–102,4; candit antara 5,2‐47,6 sedangkan CPUE alat tangkap rawai antara 14,8 – 56,8.
5.2. REKOMENDASI • Penggunaan alat tangkap Candit, Jaring dan Pukat Bilis dapat
ditingkatkan pada bulan September sampai November. • Penggunaan alat tangkap Cedok dan Rawai pada bulan Agustus –
November • Penggunaan alat tangkap Jaring pada bulan Mei sampai Juli.
22
DAFTAR PUSTAKA Romdiati H. dan M. Noveria. 2005. Data Dasar Aspek Sosial Terumbu
Karang Indonesia: Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam. COREMAP‐LIPI dan Pusat Penelitian Kependudukan‐LIPI. Jakarta
Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian Kota Batam. 2004. Identifikasi Data Perikanan tahun 2004. DKP2. Batam