Post on 13-Jul-2016
description
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. M
Umur : 45 tahun
Alamat : Gondang Manis 02/02, Baekudus
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Agama : Jawa / Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. CM : 713146
Tanggal pemeriksaan : 19 Januari 2016
B. ANAMNESIS
Dilakukan pada hari Selasa, 19 Januari 2016 pukul 10.10 WIB di Poliklinik Mata
RSUD Kudus.
Keluhan utama
Penurunan penglihatan pada kedua mata (buram)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan penurunan penglihatan (seperti buram)pada kedua
mata sejak ±4 bulan lalu. Keluhan dirasakan bertambah buruk, tetapi tidak sampai
membuat pasien tidak dapat melihat sama sekali. Pasien juga mengeluhkan adanya
rasa ngganjel pada mata kanannya tersebut. Cairan bening yang keluar dari kedua
mata terutama saat bangun tidur juga dikeluhkan. Pasien juga merasa silau saat
keluar dari rumah atau saat terpapar sinar cahaya matahari langsung.
Keluhan lain seperti pandangan double, gatal, melihat pelangi di sekitar cahaya
tidak dikeluhkan pada pasien ini. Pasien mengaku mempunyai riwayat kencing
manis sejak ±5 tahun lalu dan tidak ada riwayat trauma pada mata atau riwayat
darah tinggi.
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penggunaan kacamata (-)
Riwayat pernah mengalami keluhan yang sama (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat trauma pada kedua mata (-)
Riwayat penyakit mata (+)
Riwayat operasi mata (-)
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat kencing manis (+) GDS terakhir 147 mg/dL
Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa (-)
Riwayat pemakaian kacamata pada keluarga (-)
Riwayat darah tinggi (-)
Riwayat kencing manis (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
Suami bekerja sebagai pegawai toko
Biaya pengobatan ditanggung BPJS
Kesan ekonomi cukup
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 80 x/menit
Tensi : 140/90 mmHg
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50C
Status Gizi : Cukup
Status Oftalmikus
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
2
OD OS
Oculi Dextra (OD) Pemeriksaan Oculi Sinistra (OS)
6/60 Visus 6/120
- Koreksi -
Gerakan bola mata normal
Enoftalmus (-)
Eksotalmus (-)
Strabismus (-)
Bulbus okuli
Gerakan bola mata normal
Enoftalmus (-)
Eksotalmus (-)
Strabismus (-)
Edem (-)
Nyeri tekan (-)
Hematom (-)
Ptosis (-)
Blefarospasme (-)
Lagoftalmus(-)
Ektropion (-)
Entropion (-)
Palpebra
Edem (-)
Nyeri tekan (-)
Hematom (-)
Ptosis (-)
Blefarospasme (-)
Lagoftalmus(-)
Ektropion (-)
Entropion (-)
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Infiltrat (-)
Hiperemis (-)
Konjungtiva
Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-)
Infiltrat (-)
Hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
3
Bulat, jernih
Edema (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)
Kornea
Bulat, jernih
Edema (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)
Jernih
Kedalaman cukup
Hipopion (-)
Hifema(-)
COA
(Camera Oculi
Anterior)
Jernih
Kedalaman cukup
Hipopion (-)
Hifema (-)
Warna coklat (+)
Kripta (N)
Sinekia (-)
Edema (-)
Iris
Warna coklat (+)
Kripta (N)
Sinekia (-)
Edema (-)
Bentuk bulat, isokor
Diameter +3 mm
Refleks cahaya direct (+)
Refleks cahaya indirect (+)
Pupil
Bentuk bulat, isokor
Diameter +3 mm
Refleks cahaya direct (+)
Refleks cahaya indirect (+)
Sedikit keruh Lensa Sedikit keruh
(+) cemerlang Reflek fundus (+) cemerlang
Jernih Corpus Vitreoum Jernih
Papil N II bentuk bulat,
batas tegas, warna kuning
kemerahan,
C/D Ratio 0,4
Ekskavasio (-)
Ratio A/V 1/2
Mikroaneurisma (+)
Edema (-)
Perdarahan (+)
Hard eksudat (+)
Cotton wool spot (-)
Neovaskularisasi (-)
Retina
Papil N II bentuk bulat, batas
tegas, warna kuning
kemerahan,
C/D Ratio 0,4
Ekskavasio (-)
Ratio A/V 1/2
Mikroaneurisma (+)
Edema (-)
Perdarahan (+)
Hard eksudat (+)
Cotton wool spot (-)
Neovaskularisasi (-)
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
4
Crossing sign (-) Crossing sign (-)
Normal TIO digital Normal
(-)
(+)
Sistem Lakrimasi
Epifora
Lakrimasi
(-)
(+)
D. RESUME
Pasien seorang perempuan 45 tahun dengan keluhan penurunan penglihatan
(seperti buram) pada kedua mata sejak ±4 bulan lalu. Rasa ngganjel pada mata kanan
juga dikeluhkan. Cairan bening keluar dari kedua mata. Fotofobia (+).
Keluhan lain seperti pandangan double, gatal, melihat pelangi di sekitar cahaya
tidak dikeluhkan pada pasien ini. Pasien mengaku mempunyai riwayat kencing manis
sejak ±5 tahun lalu (GDS terakhir 147 mg/dL) dan tidak ada riwayat trauma pada
mata atau riwayat darah tinggi.
Oculi Dextra (OD) Pemeriksaan Oculi Sinistra (OS)
6/60 Visus 6/120
Sedikit keruh Lensa Sedikit keruh
Papil N II bentuk bulat,
batas tegas, warna kuning
kemerahan,
C/D Ratio 0,4
Ratio A/V 1/2
Mikroaneurisma (+)
Perdarahan (+)
Hard eksudat (+)
Retina
Papil N II bentuk bulat, batas
tegas, warna kuning
kemerahan,
C/D Ratio 0,4
Ratio A/V 1/2
Mikroaneurisma (+)
Perdarahan (+)
Hard eksudat (+)
(+)
Sistem Lakrimasi
Lakrimasi (+)
E. DIAGNOSIS BANDING
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
5
- ODS Katarak Senilis Insipien
- ODS Katarak Senilis Imatur
- Dry Eyes Syndrome
- ODS Retinopati Diabetika Non Proliferatif
- ODS Retinopati Diabetika Proliferatif
F. DIAGNOSA KERJA
- ODS Katarak Senilis Insipien
- Dry Eyes Syndrome
- ODS Retinopati Diabetika Non Proliferatif
G. DASAR DIAGNOSA
ODS Katarak Senilis Insipien
Anamnesa : Pada kedua mata dirasakan penglihatan buram yang progresif
Pemeriksaan Fisik :
Oculi Dextra (OD) Pemeriksaan Oculi Sinistra (OS)
6/60 Visus 6/120
Sedikit keruh Lensa Sedikit keruh
Dry Eyes Syndrome
Anamnesa : Mata kemeng, ngganjel, cairang bening keluar dari mata, fotofobia,
penglihatan buram
Pemeriksaan Fisik :
Oculi Dextra (OD) Pemeriksaan Oculi Sinistra (OS)
6/60 Visus 6/120
(+)
Sistem Lakrimasi
Lakrimasi (+)
ODS Retinopati Diabetika Non Proliferatif
Anamnesa : Penglihatan kedua mata menurun (buram) secara progresif
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
6
RPD: DM (+) GDS terakhir 147 mg/dL, HT (-)
Pemeriksaan Fisik :
Oculi Dextra (OD) Pemeriksaan Oculi Sinistra (OS)
6/60 Visus 6/120
Papil N II bentuk bulat,
batas tegas, warna kuning
kemerahan,
C/D Ratio 0,4
Ratio A/V 1/2
Mikroaneurisma (+)
Perdarahan (+)
Hard eksudat (+)
Retina
Papil N II bentuk bulat, batas
tegas, warna kuning
kemerahan,
C/D Ratio 0,4
Ratio A/V 1/2
Mikroaneurisma (+)
Perdarahan (+)
Hard eksudat (+)
H. TERAPI
ODS Katarak Senilis Insipien
EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular) + Penanaman IOL (Intra Okular
Lensa)
Dry Eyes Syndrome
Cendo Lyteers (ion Natrium & Kalium dengan Benzalkonium Cl)
ODS Retinopati Diabetika Non Proliferatif
Fotokoagulasi laser
I. PROGNOSIS
OCULI DEXTRA (OD)
OCULI SINISTRA (OS)
Quo ad vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonamQuo ad sanam Dubia ad malam Dubia ad malamQuo ad kosmetikam Dubia ad bonam Dubia ad bonamQuo ad functionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
J. USUL DAN SARAN
Usul:- Kontrol kadar gula darah rutinSandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
7
- Kontrol tekanan darah rutin
- Kontrol terhadap lipid plasma
- Kontrol mata rutin (funduskopi) setiap 6-12 bulan
Saran:- Gunakan tetes mata dengan teratur
- Gunakan pelindung mata seperti kacamata
- Menjaga higiene mata
- Rawat bersama dokter penyakit dalam untuk DM
- Kontrol rutin ke dokter spesialis mata minimal 1x/tahun
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KATARAKDEFINISI
Katarak berasal dari Yunani katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin cataracta
yang berarti air terjun.Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti
tertutup air terjun.katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan
ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.
GEJALA
Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada
lensa mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul
secara mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium
imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur. Pada stadium awal (katarak insipien)
kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan
alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau
gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya
proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering
disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca,
penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan
tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti :
- Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.
- Warna terlihat pudar.
- Sulit melihat saat malam hari.
- Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat
katarak bertambah luas.
STADIUM
Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks
anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
9
terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks
berisi jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipient.
Katarak intumesen.Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa
yang degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga
lensa akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi.
2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum
mengenai seluruh lapis lensa.Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan
osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat
menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur
tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran
normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi
lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal
kembali, tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi
lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar
dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.Pada
pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa.Kadang
pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila
proses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk
sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam korteks lensa
karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.
DIAGNOSIS
Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata.Sebagian besar
katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau
hipermatur) dan menimbulkan kebutaan.Namun, katarak, pada stadium
perkembangannya yang paling dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi
maksimum dengan ophtalmoskop, kaca pembesar, atau slitlamp.
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
10
Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan
lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya telah
matang dan pupil mungkin tampak putih.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah
(slit-lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada
pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata,
konjungtiva, karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik
umum.
PENATALAKSANAAN
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi.Akan tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan
mengganti kacamata.Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa
yang keruh. Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat menghambat konversi
glukosa menjadi sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang menjanjikan dalam
pencegahan katarak gula pada hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti termasuk
diantaranya agen yang menurunkan kadar sorbitol, aspirin, agen glutathione-raising, dan
antioksidan vitamin C dan E.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari
bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno
hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi.Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang
digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung
pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract
ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan
dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang
sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.
1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama
kapsul.Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan
dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar.Sekarang metode ini hanya
dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan
terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
11
ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun
yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.
Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,
endoftalmitis, dan perdarahan.
2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek
lensa dapat keluar melalui robekan.
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan
endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan
implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma,
mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah
mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan
sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan
pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada
pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.
3. Phakoemulsifikasi
Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal
lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.
Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin
PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa
Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang
kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan
pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan
katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan
incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun
sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan
melalui incisi kecil seperti itu.
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
12
4. SICS
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik
pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh
dan murah .
PROGNOSIS
Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat
jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini
kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE
atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga
2 garis pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
DRY EYE SYNDROME
Anatomi lapisan air mata dan anatomi sistem lakrimal
Pada dasarnya lapisan air mata terdiri dari 3 lapisan :
a. Lapisan tipis superficial diproduksi oleh kelenjar meibom dan fungsinya menahan
evaporasi air mata dan mempertahankan penyebaran air mata.
b. Lapisan tengah, lapisan aqueous diproduksi oleh kelenjar lakrimalis utama ( untuk
refleks menangis)
c. Lapisan terdalam, lapisan musin hidrofilik diproduksi oleh sel-sel goblet konjungtiva
dan epitel permukaan okuler. Adanya musin yang bersifat hidrofilik membuat
lapisan aqueous menyebar ke epitek kornea.
Komponen lapisan aqueous diproduksi oleh kelenjar lakrimalis. Komponen ini
meliputi sekitar 60% protein, elektrolit dan air. Jumlah lisosim cukup banyak (20-40%
dari total protein) dan juga merupakan protein basa di dalam air mata. Enzim ini bersifat
glikolitik yang mampu memecahkan dinding sel bakteri. Laktoferin berperan sebagai
antibacterial dan antioksidan dan epidermal growth faktor yang berperan dalam
mempertahankan permukaan okuler normal dan mencetuskan proses penyembuhan
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
13
kornea. Selain itu pada lapisan air mata juga ditemukan adanya komponen albumin,
transferin, IgA, IgM dan IgG.
Defisiensi lapisan aqueous merupakan penyebab utama dari dry eye syndrome
dan inin disebabkan karena insufisiensi produksi air mata. Sekresi kelenjar lakrimal
dikontrol oleh refleks neuralis dengan lengkung refleks saraf aferen (serat saraf sensoris
trigeminal) di kornea dan konjungtiva yang kemudian melewati pons (nucleus
salivatorius superior) kemudian dari pons keluar jalur serat eferen, saraf intermedius
yang akan menuju ganglion pterigopalatina dan post ganglionik simpatetik dan
parasimpatetik yang kemudian berakhir di kelenjar lakrimalis.
Anatomi sistem lakrimal
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
Sistem produksi atau glandula lakrimal yang terletak di tempro antero superior
rongga orbita.
Sistem ekskresi yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga
orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di
dalam meatus inferior.
Komponen aqueous air mata disekresi oleh kelenjar utama, kelenjar Krause dan
wolfring. Mekanisme sekresi aqueous dipersarafi oleh saraf cranial V. Stimulasi reseptor
saraf V yang terdapat di kornea dan mukosa nasal memacu sekresi air mata oleh kelenjar
lakrimalis. Kurangnya sekresi air mata oleh kelenjar lakrimal dan dry eye syndrome
dapat disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan yang berefek pada sistem otonom.
Definisi Dry Eyes Syndrome
Dry eye syndrome adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai
dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata. Dry eye syndrome
sering disertai dengan peningkatan osmolaritas dari air mata dan peradangan dari
permukaan okuler.
Histopatologi
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
14
Bintik-bintik kering pada kornea dan epitel konjungtiva
Pembentukan filamen
Hilangnya sel goblet konjungtiva
Pembesaran abnormal sel epitel non goblet
Peningkatan stratifikasi sel
Penambahan keratinisasi
Etiologi dan Klasifikasi
Klasifikasi menurut International Dry Eye Workshop (DEWS) berdasarkan
etiopatogenesis :
1. Defisiensi produksi aqueous
Dry eye dengan sindroma sjogren primer (tidak berkaitan dengan penyakit
jaringan ikat) dan sekunder (berkaitan dengan penyakit jaringan ikat misalnya
arthritis rheumatoid, SLE, sirosis biliaris primer, dan lain-lain)
Dry eye tanpa sindroma sjogren
- Defisiensi kelenjar lakrimalis
- Obstruksi duktus kelenjar lakrimalis
- Refleks hiposekresi
- Obat-obatan sistemik (antihistamin, beta blocker, dan lain-lain)
2. Evaporasi
Penyebab intrinsik
- Disfungsi kelenjar meibom
- Kelainan lengkungan kelopak mata
Penyebab ekstrinsik
- Defisiensi vitamin A
- Obat-obatan topical
- Pemakaian kontak lensa
Pemeriksaan klinis
a. Anamnesis
- Iritasi okuler dengan gejala seperti rasa kering, rasa terbakar, gatal, nyeri,
rasa adanya benda asing pada mata, fotofobia, pandangan berkabut. Biasanya Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
15
gejala tersebut dicetuskan pada lingkungan berasap atau kering, aktivitas
panas indoor, membaca lama, pemakaian computer jangka panjang.
- Pada keratokonjungtivitis gejala-gejala akan semakin memburuk setiap
harinya dengan penggunaan mata yang lebih memanjang dan paparan
lingkungan. Pasien dengan disfungsi meibomian kadang mengeluh mata
merah pada kelopak mata dan konjungtiva tetapi pasien-pasien tersebut
memperlihatkan perburukan gejala terutama pada pagi hari.
- Terkadang pasien mengeluh secret air mata yang berlebihan, hal ini
disebabkan oleh refleks menangis mata yang meningkat karena permukaan
kornea yang mongering.
- Pemakaian obat-obatan sistemik karena dapat menurunkan produksi air mata
seperti antihistamin, beta blocker dan kontrasepsi oral.
- Riwayat penyakit dahulu seperti kelainan jaringan ikat atau abnormalitas
tiroid.
b. Pemeriksaan fisik
- Dilatasi vaskuler konjungtiva bulbi
- Penurunan meniscus air mata
- Permukaan kornea yang irregular
- Penurunan absorbs air mata
- Keratopati epitel kornea punctata
- Kornea berfilamen
- Peningkatan debris pada lapisan air mata
- Keratitis punctata superfisialis
- Secret mucus
c. Pemeriksaan diagnostik
Tes schirmer
Tes ini dilakukan dengan mengeringkan lapisan air mata dan memasukkan
strip Schimer ke dalam cul de sac konjungtiva inferior pada batas sepertiga
tengah dan temporal dari palpebra inferior. Bagian basah yang terpapar
diukur lima menit setelah dimasukkan. Panjang bagian basah kurang dari 10
mm tanpa anestesi dianggap abnormal.
Tes break up time
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
16
Tes ini berguna untuk menilai stabilitas air mata dan komponen lipid dalam
cairan air mata.
Tes ferning mata
Untuk meneliti komponen musin air mata yaitu dengan mengeringkan
kerokan air mata di atas objek bersih
Sitologi
Untuk menghitung densitas sel goblet pada permukaan nasal
Pemulasan fluorescein
Melihat derajat basahnya air mata dan melihat meniscus air mata dengan
kertas kering flluorescein.
Pemulasan rose Bengal
Pewarna ini akan memulas semua sel epitel yang tidak tertutup oleh lapisan
musin yang mongering dari kornea dan konjungtiva.
Pengujian kadar lisosim air mata
Air mata ditampung pada kertas schirmer dan diuji kadarnya dengan cara
spektrofotometri.
Osmolalitas air mata
Hiperosmalalitas adalah tes yang paling spesifik bagi keratokonjuntivitis
sicca karena dapat ditemukan pada pasien dengan tes schirmer normal dan
pemulasan rose Bengal normal.
Penatalaksanaan
- Air mata buatan sebagai pelumas air mata
- Salep sebagai pelumas jangka panjang terutama saat tidur
- Memakai pelembab, kacamata pelembab atau kacamata berenang sebagai terapi
tambahan
- Punctal plug untuk menjaga agar air mata tidak terdrainase dengan cepat
- Obat restasis memiliki efek dalam memproduksi cairan air mata sehingga mata dapat
menghasilkan air mata alami yang mengurangi kekeringan pada mata.
- Tindakan pembedahan dilakukan jika terdapat kelainan anatomis dari bulu mata
RETINOPATISandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
17
Pendahuluan
Retinopati adalah kelainan pada retina yang tidak disebabkan karena radang. Cotton wool
patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat penyumbatan arteri prepapil
sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Klasifikasi
Retinopati Diabetik
Retinopati Hipertensi
Retinopati Leukemia
Retinopati Anemia
Retinopati Diabetes Mellitus
Merupakan salah satu komplikasi Diabetes Melitus (DM) pada mata yang paling banyak
menyebabkan kebutaan menetap.
Retinopati akibat DM lama berupa aneurisma, melebarnya vena, perdarahan dan
eksudat lemak
Ditemukan pada retina:
Mikroaneurisma
Perdarahan bentuk titik, garis dan bercak yg terletak dekat mikroaneurismata di polus
posterior
Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya irreguler & berkelok-kelok
Hard eksudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina
Soft eksudate disebut cotton wool patches
Pembuluh darah baru pada retina
Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina
Hiperlipidemia (jarang)
Retinopati DM biasanya ditemukan bilateral, simetris,dan progresif dengan 3 bentuk :
Background: mikroaneurismata, perdarahna bercak & titik, dan edema sirsinata
Makulopati : edema retina & gangguan fungsi makula
Proliferasi : vaskularisasi retina & badan kaca
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
18
Keadaan yg memperberat :
Diabetes Juvenilis insulin dependent dan kehamilan -> merangsang timbulnya
perdarahan dan proliferasi
Arterosklerosis dan proses menua
Hiperlipoproteinemi
Hipertensi arteri
Hipoglikemia atau trauma
Klasifikasi retinopati Diabetes menurut Bagian Mata FKUI/RSCM
Derajat I : terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus
okuli
Derajat II : terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik & bercak dengan atau tanpa
eksudat lemak pada fundus okuli
Derajat III : terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak, neovaskularisasi
dan proliferasi pada fundus okuli
Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata kanan maka
digolongkan pada derajat yang lebih berat.
RETINOPATI DIABETIK PROLIFERATIF
50% pasien biasanya buta sesudah 5 tahun. Regresi spontan dapat pula terjadi
Gejala bergantung pada luas, tempat kelainan dan beratnya kelainan. (umumnya berupa
penurunan tajam penglihatan yg berlangsung perlahan-lahan)
Fundus dapat ditemui kelainan2 berupa:
Mikroaneurisma
Perdarahan retina
Exudate
Neovaskularisasi retina
Jaringan proliferasi di retina atau badan kaca
PENGOBATAN
Dengan mengontrol DM dengan diet dan obat2 antidiabetes
Foto koagulasi dilakukan pada daerah retina iskemia dengan laser dan xenon
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
19
Penyulit dapat timbul adalah ablasi retina traksi dan perdarahan badan kaca
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan DG. Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC. Jakarta.
2. Ilyas DSM, Sidarta,. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 1998.
3. Radjiman T. Ilmu Penyakit Mata. Surabaya: Penerbit Airlangga,1984. h:1-8
Sandy LavedaFK UNIVERSITAS TARUMANAGARA406151065
21