Post on 06-Feb-2018
44
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan SMP
Tunas Persada Kelas VII Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut . Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada data di bawah ini :
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Profil SMP Tunas Persada Malangbong
Nama sekolah : SMP Tunas Persada Malangbong
Alamat : Jl. Ray malangbong-Wado Ds. Mekarasih
Kelurahan : Mekarasih
Kecamatan : Malangbong
Kota : Garut
Propinisi : Jawa Barat
Luas Areal : 1.540M2 /Pribadi
Luas Bangunan : 189 M2
2. Identitas Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Subar Gunawan W., S.Pd., M.Pd
Pangkat / Golongan : -
Pendidikan : S2
45
3. DATA PESERTA DIDIK, TAMATAN DAN ANGKA PUTUS SEKOLAH
Tahun Pelajaran Peserta didik kelas Jumlah Tamatan Angka DO
L P Jumlah L P Jumlah 2008-2009 23 22 45 - - -2009-2010 30 30 60 - - -2010-2011 40 56 96 23 22 45
Sumber : Profil SMP Tunas Persada Tahun 2011
4. DATA PENDIDIK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
Pendidikan Jumlah Jumlah KeteranganL P
S2 1 - 1S1 5 1 6D3 4 1 5D2 - - -SLTA 1 - 1SLTP
Sumber : Profil SMP Tunas Persada Tahun 2011
5. DATA PENDIDIK
No Nama Guru Pendidikan Tugas Mata pelajaran
1 Subar Gunawan, S.Pd., M.Pd S2 Kepsek IPA2 Atang Uko H, S.Pdi S1 Guru B.Indonesia3 Adung Wisastra D3 Guru Pengembangan
Diri4 Hilmiwan M.S, A.M.a D3 Guru TIK5 Daud BUhori, S.Pdi S1 Guru B.Inggris6 Aten Syarifudin, S.Pdi S1 Guru Pkn7 Untung Wiradarma, S.Pdi S1 Guru SBK8 Nurdin, AMa.Pt D3 Guru Pertanian9 Nurajijah, S.Pdi S1 Guru B.Sunda10 Nurhasanah Rochmawati D3 Guru IPA11 Siti Rokayah, A.Ma.Pt D3 Guru Peternakan12 Enandng Jaenal D3 Guru PJOK13 Bayu Ichwani D3 Guru IPS
Sumber : Profil SMP Tunas Persada Tahun 2011
46
4.1.1 Siklus Kesatu
4.1.1.1. Perencanaan
Sesuai dengan hasil diskusi dengan teman sejawat mengenai rencana
perbaikan pembelajaran tentang “Interaksi sosial” pada pelajaran IPS yang
dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2010, nampak ada perubahan dalam
pembelajaran. Namun, untuk hasil belum memuaskan hal ini disebabkan guru
tidak menggunakan media pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dlihat di
bawah ini:
1. Peneliti bersama dengan teman sejawat merencanakan penelitian dengan
membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (terlampir) pada hari Senin
Tanggal 11 Oktober 2010.
2. Bersama dengan teman sejawat merancang instrumen penelitian seperti,
lembar observasi, lembar evaluasi, dan lembar kerja siswa.
3. Dalam pembelajaran ini peneliti dan teman sejawat dalam memberikan
materi mengenai “Interaksi Sosial’ akan menggunakan model
pembelajaran Think Paire Share..
4.1.1.2 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai mengajar guru mengkondisikan siswa dalam belajar,
selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu melakukan tanya jawab.
b. Selanjutnya guru menjelaskan materi dan siswa pun dikelompokkan. Sesuai
dengan rencana pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Paire Share. yang intinya mengelompokkan siswa.
47
c. Siswa diberikan masalah dalam LKS oleh guru secara berkelompok yaitu
berpasangan (dua orang) dengan teman sebangkunya, kemudian setelah
mengutarakan hasil pemikirannya diungkapkan di depan kelas secara
berpasangan.
d. Dari proses pembelajaran tersebut nampak siswa terlibat dalam proses
pembelajaran. Dan dilanjutkan guru memberikan evaluasi kepada siswa
secara individu.
e. Setelah mengevaluasi guru menyimpulkan materi dengan tujuan agar siswa
menambah wawasan kembali dari hasil kesimpulan tersebut.
f. Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah (PR).
4.1.1.3 Observasi (Pengamatan)
1. Dalam siklus kesatu ini, siswa masih terlihat kaku karena belum terbiasa
di kelompokkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Think
Paire Share.
2. Temuan lainnya dari observer adalah guru tidak menggunakan alat bantu
berupa media gambar.
3. Selain itu observer mencatat prilaku siswa terlihat mulai ada
perkembangan dalam proses pembelajaran hal ini terlihat dari aktivitas
siswa mulai terlihat aktif.
4. Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, pelaksanaan siklus kesatu
pada pelajaran IPS belum “memuaskan” hal ini disebabkan siswa belum
termotivasi dalam proses pembelajaran dan tidak terlihat aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar. Hasil evaluasi belum memuaskan karena
48
siswa belum mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan dan
belum berani mengungkapkan jawaban dari pertanyaan guru. Hal ini
terbukti dari perolehan nilai pada siklus kesatu dari 37 siswa yang
mendapat nilai 90 ada 3 orang, nilai 80 ada 5 orang , nilai 70 ada 5 orang
dan nilai 60 ada 15 orang , nilai 50 ada 3 orang, nilai 40 ada 5 orang serta
nilai 30 ada 1 orang. Untuk melihat hasil siklsu kestau dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.1Hasil Belajar Pada Siklus Kesatu Mata Pelajaran IPS
No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai
1 Adiel Januar Putra 80 21 Nia julainti 40
2 Aprini Kalina 60 22 Neng Sri 60
3 Dea Pratami putrid 50 23 Niknik Permatasari 40
4 Dede Hidayat 70 24 Novi Julianti 70
5 Faisal Putra 40 25 Nanang Saefuloh 60
6 Gilang Ramadan 50 26 Nani Heryani 90
7 Gangan Gumelar 60 27 Oding Mulyana 90
8 Herdiansah 30 28 Opan kusnawa 60
9 Ismawati 40 29 Pendi 70
10 Imas Masruroh 80 30 Siti Nurshaalah 60
11 Iim Lesnawati 60 31 Siti Maesaroh 70
12 Jajang Nurjaman 80 32 Tedi Rustendi 60
13 Juhendi 80 33 Tata Zakaria 60
14 Jaenudin 80 34 Teti Rosnawati 60
15 Jeje Sudrajat 50 35 Tina Handayani 60
16 Jamaludin 60 36 Ujang Rusmana 70
17 Muhamad Ridwan 60 37 Wawan Setiawan 90
18 Muhamad Ilham M 60 Jumlah 2400
49
19 Mochamad Rizki 40 Rata-rata 64,86
20 Maman 60 Nilai tertinggi 90
Nilai terrendah 30
Sumber: Hasil Penelitian
Data tersebut menunjukkan bahwa hasil pembelajaran yang diperoleh dari
siklus kesatu belum “memuaskan”. Untuk hasil siklus kesatu dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
Grafik 4.3Hasil Belajar Siklus Kesatu
Sumber : hasil Penelitian
10 30 40 50 60 70 80
2
0
6
4
8
10
12
14
Jum
lah
Sisw
a
NILAI
20 90 100
50
4.1.1.4 Analisis dan Refleksi Siklus Kesatu
Setelah memperhatikan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan siklus
kesatu, maka dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran ini siswa belum termotivasi untuk mengembangkan materi,
hal ini terlihat siswa hanya terpaku pada tugas dari guru.
2. Guru dalam memberikan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah
dan penugasan.
3. Guru tidak menggunakan alat bantu / media gambar, ini merupakan kelemahan
pada siklus kesatu.
4. Guru dengan teman sejawat mendiskusikan hasil proses belajar mengjar
kemudian dijadikan acuan untuk bahan perbaikan pada siklus kedua.
5. Nilai rata-rata untuk keseluruhan masih kurang yaitu 64,86, mka dari itu pada
siklus kedua diharapkan meningkat.
6. Pada siklus kedua, guru akan menerapkan model Pembelajarn Think Paire
Share. utnuk meningkatkan penguasaan materi “Interaksi sosial’ serta akan
menggunakan alat bantu berupa media gambar mengenai interaksi sosial.
4.1.2. Siklus Kedua
4.1.2.1 Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan siklus kedua pada materi pembelajaran “Interaksi sosial” melalui
metode Think Paire Share. di kelas VII SMP Tunas Persada Kecamatan
Malangbong Kabupaten Garut pada pelajaran IPS yang dilaksanakan pada tanggal
51
20 Oktober 2010 nampak ada perubahan dalam pembelajaran. pelaksanaan
perencanaan sebagai berikut:
1. Dalam perencanaan guru bersama dengan teman sejawat mempersiapkan
beberapa kelengkapan untuk proses pembelajaran diantaranya adalah
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir) pada hari
Senin tanggal 18 Oktober 2010.
2. Selain itu, mempersiapkan juga instrumen pendukung yaitu lembar
observasi, lembar keja siswa (LKS) dan lembar evalausi.
3. Pada pembelajaran ini disesuaikan dengan hasil refleksi yaitu guru masih
tetap menggunakan metode Think Paire Share. dan untuk membantu
mendukung.
4.1.2.2. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dan siswa terbiasa dengan metode
pembelajaran Think Paire Share. serta metode yang bervariasi. Dalam
pembelajaran ini siswa sudah ada motivasi dalam proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan guru menggunakan alat peraga berupa media gambar globalisasi.
Kelebihan dari alat peraga adalah daot meningkatkan motivasi belajar siswa,
terlihat ketika guru memperlihatkan alat peraga, siswa banyak yang bertanya
mengenai dampak globalisasi.Pada siklus kedua ini siswa terlihat aktif dalam
proses pembelajaran.Pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
2. Guru melakukan proses belajar mengajar sebagaimana biasanya sehingga
tidak terkesan sedang melakukan penelitian.
52
3. Pada kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa sebagai
apersepsi, selanjutnya guru memperlihatkan alat peraga /media yang
berupa gambar interaksi sosial.
4. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
5. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
6. Siswa diminta berpasangan dngan teman sebangku sebagai sebuah
kelompok yang terdiri dari 2 orang, kemudian guru membagikan LKS dan
siswa mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
7. Guru memimpin diskusi dan tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya.
8. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan.
9. Guru mengarahkan membicarakan pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diutarakan siswa.
10. Guru menyimpulkan dari hasil diskusi siswa.
11. Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
siswa mengenai materi “Interaksi Sosial”.
4.1.2.1 Obervasi (Pengamatan)
Hasil pengamatan teman sejawat, menyimpulkan bahwa pelaksanaan siklus
kedua pada pembelajaran IPS ada peningkatan dan dapat dikatakan “baik”, hal ini
dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Melalui alat
peraga, pada siklus kedua ini keaktifan siswa meningkat dan dengan
menggunakan metode Think Paire Share., siswa mulai berani mengutarakan hasil
53
pemikirannya dan dapat mengungkapkan keberaniannya melalui tanya jawab,
Dalam penelitian ini teman sejawat melakukan pengamatan yaitu mencatat:
1. Pengamat observer (observer) mencatat hasil temuan berupa aktivitas siswa,
hasil belajar dan situasi kelas ketika berlangsungnya perbaikan pembelajaran.
2. Hasil evaluasi yang akan dijadikan bahan refleksi antara guru dan teman
sejawat dapat dilihat di bawah ini :
Perolehan nilai pada siklus kedua ini, dari 37 siswa yang mendapat nilai 100
ada 6 orang, nilai 90 ada 12 orang, nilai 80 ada 6 orang, nilai 70 ada 6 orang, nilai
60 ada 4 orang, nilai 50 ada 3 orang. Data tersebut menunjukkan hasil
pembelajaran yang diperoleh dari siklus kedua , siswa yang sudah mampu ada
92% atau diatas nilai 60, sedangkan yang belum mencapai kemampuan ada 8 %
atau nilai 60 ke bawah. Untuk melihat hasil belajar siklus kedua dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.5Hasil Belajar Pada Siklus Kedua IPS
No Nama Siswa Nilai No Nama Siswa Nilai1 Adiel Januar Putra 80 21 Nia julainti 70
2 Aprini Kalina 80 22 Neng Sri 70
3 Dea Pratami putrid 60 23 Niknik Permatasari 70
4 Dede Hidayat 90 24 Novi Julianti 90
5 Faisal Putra 60 25 Nanang Saefuloh 80
6 Gilang Ramadan 70 26 Nani Heryani 100
7 Gangan Gumelar 70 27 Oding Mulyana 100
8 Herdiansah 50 28 Opan kusnawa 80
9 Ismawati 70 29 Pendi 80
10 Imas Masruroh 100 30 Siti Nurshaalah 80
11 Iim Lesnawati 80 31 Siti Maesaroh 80
54
12 Jajang Nurjaman 90 32 Tedi Rustendi 90
13 Juhendi 90 33 Tata Zakaria 70
14 Jaenudin 80 34 Teti Rosnawati 80
15 Jeje Sudrajat 70 35 Tina Handayani 80
16 Jamaludin 70 36 Ujang Rusmana 90
17 Muhamad Ridwan 70 37 Wawan Setiawan 90
18 Muhamad Ilham M 80 Jumlah 2900
19 Mochamad Rizki 60 Rata-rata 78,38
20 Maman 80 Nilai tertinggi 100
Nilai terrendah 60
Sumber: Hasil Penelitian
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. Untuk hasil
siklus kedua dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 4.4Hasil Belajar Siklus Kedua Mata Pelajaran IPS
10 30 40 50 60 70 80
2
0
6
4
8
10
12
14
Jum
lah
Sisw
a
NILAI
20 90 100
55
4.1.2.4. Analisis dan Refleksi Siklus Kedua
Setelah memperhatikan hasil pengamatan pelaksanaan siklus kedua yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan analisis dan refleksi
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ada peningkatan yaitu
siswa memiliki motivasi dalam belajar sehingga ada peningkatan penguasaan
materi “Interaksi sosial, hal ini disebabkan guru menerapkan metode
pembelajaran Think Paire Share. serta menggunakan alat peraga media
gambar dampak globalisasi.
2. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dan siswa dapat mengutarakan
hasil pemikiran masing-masing tentang “Interaksi sosial”.
3. Siswa terlihat lebih aktif dan kreatif dalam berdikusi mengerjakan LKS, guru
hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran.
4. Siswa mulai terbiasa untuk berpikir tentang materi atau permasalahan yang
disampaikan guru.
5. Siswa sudah mulai terbiasa membacakan hasil diskusi.
6. Untuk rata-rata nilai siswa ada peningkatan yaitu 80, 30 %
4.2. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses pembelajaran IPS persiklus,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:
1. Hasil belajar siswa pada pelajaran IPS setelah menggunakan metode Think
Pair Share
56
a. Siklus kesatu
Pada siklus kesatu pembelajaran IPS dikelas VII SMP Tunas Persada
Kecamatan malangbong Kabupaten Garut, nampak belum ada perubahan dalam
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat di bawah ini :
1. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa belum termotivasi untuk
mengembangkan materi. Terlihat siswa masih banyak yang terpaku pada
tugas dari guru.
2. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi serta tidak menggunakan alat
peraga
3. Rata-rata nilai untuk siklus kesatu secara keseluruhan kurang memuaskan yaitu
64,86.
4. Kelemahan pada siklus kesatu adalah guru belum menggunakan media
pembelajaran sehingga siswa tidak temotivasi.
5. Guru bersama teman sejawat mendiskusikan hasil belajar mengajar kemudian
dijadikan bahan perbaikan pada siklus kedua.
6. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus kedua guru akan menggunakan alat
peraga yang sesuai dengan materi pelajaran dengan tujuan meningkatkan
pemahaman dan pengausaan materi pembelajaran.
b. Siklus Kedua
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan siklus kedua pada penerapan metode Think pare share untuk
meningkatkan penguasaan materi “Interaksi sosial” di kelas VII SMP Tunas
57
Persada, nampak ada perubahan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat
dilihat di bawah ini :
1. Dengan melihat pelaksanaan perbaikan pda siklus kedua ini, ada perbaikan
peningkatan pembelajaran siswa yaitu siswa memiliki motivasi dalam
belajar, hal ini terlihat siswa sangat antusias ketika guru memperlihatkan
alat peraga berupa media gambar dampak globalisasi.
2. Siswa berani mengutarakan hasil pemikiran masing-masing .
3. Siswa banyak yang mengajukan pertanyaan mengenai alat peraga.
4. Keaktifan siswa meningkat serta guru terlihat kreatif dalam proses
pembelajaran. Tugas guru dalam proses pembelajaran ini menjadi
pasilitator dalam pembelajaran
5. Rata-rata untuk keseluruhan yaitu 80,30 dengan melihat rata-rata kelas
berarti ada peningkatan pemahaman /penguasaan pembelajaran siswa.
Untuk mengetahui peningkatan nilai dari siklus kesatu sampai dengan siklus
kedua pada pembelajaran IPS, dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 4.5Perbedaan Nilai Pada Siklus Kesatu dan Siklus Kedua
Siklus kesatu
100
3020
40506070
Siklus kedua
8090100
Jum
lah
Nila
i
58
Setelah melakukan penelitian pada pelajaran IPS di kelas VII SMP Tunas
Persada Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut, terlihat ada perubahan, baik
dalam aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang diperlihatkan
pada siklus kesatu sampai siklus kedua, nampak ada perubahan peningkatan
prestasi siswa. Proses pembelajaran dengan penerapan model belajar Think Pair
Share serta menggunakan media gambar dampak globalisasi, terbukti dapat
meningkatkan motivasi dan penguasaan materi pembelajaran siswa.
2. Hambatan yang ada pada pembelajaran IPS dengan menggunakan metode
Think Paire Share
Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative learning tipe Think Paire Share, tentunya tidak lepas dari hambatan-
hambatan. Namun hambtan tersebut tentunya diperbaiki pada setiap siklusnya.
Hambatan yang ada dalam pmbelajaran IPS diantaranya
- Pada pelaksanaan siklus I guru terlihat masih kurang memahami tipe Think
Paire Share hal ini terlihat guru masih kaku dalam memberikan arahan
pada siswa
- Siswa terlihat masih canggung dalam melakukan tanya jawab dengan
teman pasangannya
- Sedikitnya alokasi yang masih kurang mempengaruhi proses pembelajaran
di kelas