Post on 29-Jan-2016
description
TUGAS GEOHIDROLOGI
KETERUSAN AIR TANAH
Disusun Oleh:
M Devri Abdul Azis131.10.1174
A
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015
A. Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam
mintakat jenuh(saturation Zone) dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar
dari tekanan atmosfer. Kondisi air tanah dipengaruhi oleh iklim, kondisi geologi,
geomorfologi dan penutup lahan serta aktivitas manusia.
Kondisi air tanah dapat diketahui dari kondisi akuifer. Akuifer adalah
suatu lapisan batuan atau formasi geologi yang mempunyai struktur yang
memungkinkan air untuk masuk dan bergerak melaluinya dalam kondisi normal
(Tood, 1980)
Menurut Suharyadi sebagian air tanah berasal dari air permukaan yang
meresap masuk kedalam tanah dan membentuk suatu siklus hidrologi. Air tanah
(ground water) air yang terdapat pada suatu lapisan batuan yang menyimpan dan
meloloskan air yang disebut akuifer. Air tanah dapat dibedakan kedalam dua jenis
yaitu air tanah bebas dan air tanah dalam. (Bakri, 2003).
Gambar siklus hodrologi
Selain itu dikenal pula air tanah magnetik (Vulkanik) yang mempunyai
kedalaman sekitar 3-5 kilometer, air kosmik yang berasal dari meteorit, serta fosil
atau connate yakni air yang terperangkap dalam suatu cekungan dimana proses
terjadinya bersamaan dengan proses terjadinya proses sedimenasi yang
berlangsung secara alami dalam waktu pembentukan yang cukup lama. Air tanah
merupakan salah satu komponen dari suatu sistem peredaran air di alam yang
disebut siklus hidrologi. Siklus hidrologi sendiri adalah suatu proses sikulasi dan
perubahan bentuk dari air dialam yang berlangsung secara terus menerus, baik air
yang berada di laut, di atmosfer maupun yang berada di daratan.
Proses sirkulasi air di alam dan komponen-komponen yang berpengaruh
didalamnya merupakan suatu proses berjalan secara alami dan berkesinambungan.
Uap air dari permukaan tanah (danau, laut, sungai, kolam) dan transpirasi
tumbuhan akan bergerak naik ke atmosfer oleh proses pendinginan dan
kondensasi menjadi awan dan embun yang kemudian pada kondisi meteorologi
tertentu terjadi proses presipitasi berupa hujan.
Sebagian air hujan menguap kembali sebelum mencapai permukaan tanah
dan sebagian lainnya tertahan oleh tumbuhan sebagai intersepsi. Air hujan yang
jatuh dipermukaan tanah akan meresap ke dalam tanah/batuan sebagai infiltrasi
dan perkolasi yang kemudian tersimpan sebagai air tanah atau sebagai aliran
bawah permukaan. Oleh berbagai proses geologi tertentu air tanah atau aliran
bawah permukaan tanah tersebut dapat muncul ke permukaan dalam bentuk
rembesan ataupun sebagai mata air.
Sebagian air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah/batuan menjadi air
limpasan yang selanjutnya mengisi danau, sungai, laut dan tubuh air permukaan
lainnya. Sedangkan sebagian air yang berada di dalam tanah pada bagian atas
maupun tubuh air permukaan dan tumbuhan akan menguap kembali sebagai
evapotraspirasi.
Pada proses sirkulasi air tersebut, volume air tanah di dalam zona
penyimpanan akan selalu berubah, karena terjadinya proses pengikisan kembali
(recharge) dan pengeluaran kembali (discharge). Pengisian kembali air tanah
berasal dari peresapan air hujan, tubuh air permukaan dan disamping itu dikenal
pula pengisian air tanah secara buatan. Besar volume pengisian kembali akan
tergantung pada luasan daerah pengisian.
Pengeluaran kembali terjadi apabila air tanah mengalir keluar dari zona
penyimpanan seperti rembesan, mata air, dan pemompaan air tanah. Pemompaan
atau pemanfaatan air tanah untuk berbagai keperluan baik keperluan rumah
tangga, industri, pertanian, perikanan dan lain-lainnya menjadi sangat penting
oleh karena itu pemenuhan kebutuhan dari sumber air permukaan sifatnya masih
relatif terbatas. Namun hingga saat ini air tanah untuk keperluan rumah tangga
masih lebih besar dibanding pemakai air lainnya.
B. Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air
(tanah), untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat (nature) air tanah, agar
tidak terjadi kesalah-pengertian tentang sumberdaya yang dikelola. Kesalah-
pengertian tersebut akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah
terutama bagi kaum miskin pengelolaan tidak mencapai sasarannya, bahkan justru
akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi keterdapatan air tanah itu
sendiri serta kaum miskin tersebut. Hal-hal pokok yang perlu dipahami tentang
asal-usul dan sifat-sifat air tanah antara lain tentang: Asal air tanah, Pembentukan
air tanah, wadah air tanah, pegaliran dan imbuhan air tanah serta mutu air tanah.
1. Asal Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan
terletak pada zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan
hujan, sungai, danau. Dan dari dalam bumi sendiri diamana air tersebut terjadi
bersama-sama dengan batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan
terdapat air yang terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contohnya: air fosil yang
biasanya asin air volkanik – panas dan mengandung sulfur.
2. Pembentukan Air Tanah
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan
dan air permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang
selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman,
pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau
badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi
tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta
komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk
topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta
manusia yang berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi
terhadap air permukaan, demikian sebaliknya.
3. Wadah Air Tanah
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan
melalukan air tanah dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air
disebut akuifer. Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang
dapat bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut
dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah,
misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga
menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah
tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang
menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke permukaan
tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan penutup di
atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer), sama dengan
tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: (i) kapasitas menyimpan air
tanah dan (ii) kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil
dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat hidroliknya
(kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan sebaran
geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat mengandung air tanah
dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang luas hingga ribuan km2 atau
sebaliknya.
Sebaran akuifer serta pengaliran air tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan
administratif pemerintahan. Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan
geologis yang mengandung satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas,
disebut cekungan air tanah.
4. Pengaliran Dan Imbuhan Air Tanah
Saat ini di daerah-daerah perkotaan yang pemanfaatan air tanah dalamnya sudah
sangat intensif, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, dan Medan,
muka air tanah dalam (piezometic head) umumnya sudah berada di bawah muka
air tanah dangkal (phreatic head). Akibatnya terjadi perubahan pola imbuhan,
yang sebelumnya air tanah dalam memasok air tanah dangkal (karena piezometic
head lebih tinggi dari phreatic head), saat ini justru sebaliknya air tanah dangkal
memasok air tanah dalam.
Jika jumlah total pengambilan air tanah dari suatu sistem akuifer melampaui
jumlah rata-rata imbuhan, maka akan terjadi penurunan muka air tanah secara
menerus serta pengurangan cadangan air tanah dalam akuifer. (Seperti halnya
aliran uang tunai ke dalam tabungan, kalau pengeluaran melebihi pemasukan,
maka saldo tabungan akan terus berkurang). Jika ini hal ini terjadi, maka kondisi
demikian disebut pengambilan berlebih (over exploitation) , dan penambangan air
tanah terjadi.
5. Mutu Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara
alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan
yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah
manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air
tanah yang berlebihan, pembuangan libah, dll.
Air tanah dangkal rawan (vulnerable) terhadap pencemaran dari zat-zat pencemar
dari permukaan. Namun karena tanah/batuan bersifat melemahkan zat-zat
pencemar, maka tingkat pencemaran terhadap air tanah dangkal sangat tergantung
dari kedudukan akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis tanah/batuan
di zona takjenuh, serta batuan penyusun akuifer itu sendiri. Mengingat perubahan
pola imbuhan, maka air tanah dalam di daerah-daerah perkotaan yang telah
intensif pemanfaatan air tanahnya, menjadi sangat rawan pencemaran, apabila air
tanah dangkalnya di daerah-daerah tersebut sudah tercemar. Air tanah yang
tercemar adalah pembawa bibit-bibit penyakit yang berasal dari air (water born
diseases).
C. Macam- macam Air Tanah
Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990:41-42) bahwa
macam-macam akifer sebagai berikut:
1. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di
atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water
table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik
sama dengan atmosfer.
2. Akifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap
air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih
besar dari pada tekanan atmosfer.
3. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi
oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
4. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air,
sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada
lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian
aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi
tertekan.
D. Gerakan Air Tanah
Pergerakan air di bawah tanah dengan sumber airnya adalah air hujan
dapat digambarkan dalam beberapa tahapan berikut:
a) Sebidang tanah alami yang permukaannya ditumbuhi rerumputan dan
sebatang pohon besar.
b) Ketika turun hujan, air hujan mulai membasahi permukaan tanah.
c) Tanah yang alami dengan tetumbuhan di atasnya menyediakan pori-pori,
rongga-rongga dan celah tanah bagi air hujan sehingga air hujan bisa
leluasa merembes atau meresap ke dalam tanah. Air itu akan turun hingga
kedalaman beberapa puluh meter.
d) Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah
sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya
sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk
melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan
seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat
impermeabel yang sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel
yang berisi air).
e) Karena air tak bisa lagi turun ke bawah, maka air tadi hanya bisa mengisi
ruang di antara butiran batuan di atas lapisan aquitard.
f) Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi
rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan
volume air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan.
g) Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air
yang tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air
permukaan
h) Permukaan air tanah disebut water table, sementara lapisan tanah yang
terisi air tanah disebut zona saturasi air.
Permukaan zona saturasi — yang tak lain adalah water tabletersebut — selalu
mengikuti bentuk topografi atau lekuk-lekuk permukaan bumi.
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga bergerak
dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada dasarnya
mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya perbedaan
gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang berbunyi
“volume air tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan tekanan dan
berbanding terbalik dengan tebal lapisan.
E. Penyebaran Air Tanah
Pada dasarnya potensi air tanah sangat tergantung dari kondisi geologi
terutama yang berkaitan dengan konfigurasi akuifer, struktur geologi,
geomorfologi dan curah hujan. Dari jenis dan sebaran batuan berikut struktur
geologi dapat diketahui jenis dan sebaran akuifer yang ada walaupun demikian
tidak semua batuan berfungsi sebagai akuifer.
Pada zona tidak jenuh air berpori-pori terisi oleh air dan sebagian lagi
terisi sebagai air tanah. Air yang terdapat pada zona ini tidak termasuk dalam
klasifikasi air tanah. Sebaliknya pada zona jenuh air semua pori-pori terisi oleh air
dan air yang berada pada zona inilah yang disebut sebagai air tanah. Batas kedua
zona tersebut adalah suatu bidang yang disebut sebagai muka air tanah (water
tabel).
Keterpadatan air tanah pada suatu daerah ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu iklim/musim (banyak hujan dan evapotraspirasi)
a. Kondisi Penutup Lahan (Land Cover )
b. Kondisi Geomorfologi
c. Kondisi Geologi
d. Aktivitas Manusia
Sebagian besar air tanah berasal dari air hujan yang meresap masuk
kedalam tanah, air tanah tersebut disebut air meteorik. Selain air meteoric ada air
lain yaitu air JuvenileWateryang dapat diklasifikasikan menurut asalnya
yaitu magnetic water, volkanik water yang biasanya panas atau hangat dan
mempunyai kandungan sukfur yang tinggi dan cosmic berasal dari ruang angkasa
bersama dengan meteorit.
Rejuvenate water adalah air yang berasal dari proses geologi seperti
kompaksi, metamorfosa dan sedimenasi ada dua jenis yaitu Metamorf
water dan Connate water. Connate water adalah air yang terperangkap dalam
endapan sewaktu terjadi proses pengendapan (air biasanya payau sampai asin),
(Suyono, 1995).
F. Sifat Batuan Terhadap Air Tanah
Menurut Krusseman (Bakri, 2003) ditinjau dari sifat dan prilaku batuan
terhadap air tanah terutama sifat fisik, struktur dan tekstur maka batuan dapat
dibedakan kedalam 4 (empat) macam :
a. Akuifer adalah lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa
sehingga dapat meyimpan dan mengalirkan air tanah yang cukup berarti
seperti batu pasir, dan batugamping
b. Akuiklud adalah lapisan batuan yang dapat meyimpan air akan tetapi tidak
dapat mengalirkan air tanah dalam jumlah yang cukup berarti seperti
lempung, shale, tuf halus
c. Akuitar adalah lapisan batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat
mengalirkan air tanah dalam jumlah yang sangat terbatas seperti basal scoria,
serpih, napal, dan batulempung
d. Akuiflug adalah lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan
air tanah seperti batuan beku dan batuan metamorf dan kalaupun ada air pada
lapisan batuan tersebut hanya terdapat pada kekar atau rekahan batuan saja.
Apabila ditinjau dari sifat dan stratigrafi batuan di alam maka lapisan
akuifer dapat dibedakan, antara lain :
a. Unconfined akuifer (Akuifer bebas) adalah suatu akuifer dimana muka air
tanah merupakan bidang batas sebelah atas dari zona jenuh air. Air tanah
yang terdapat pada lapisan akuifer ini disebut air tanah tidak tertekan dimana
muka air tanahnya disebut muka air tanah pheartik
b. Confined akuifer (akuifer tertekan) adalah suatu akuifer dimana air tanahnya
terletak dibawah lapisan kedap air dan mempunyai tekanan lebih besar dari
pada tekanan atmosfer. Air tanah ini dibatasi oleh lapisan kedap air pada
bagian atas maupun bagian bawahnya. Muka air tanah artesis oleh karena
dilakukan pemboran maka muka air tanah akan bergerak naik ke atas
mendekati permukaan tanah atau memancar sampai pada keadaan tertentu.
c. Leakage akuifer (semi confined akuifer) adalah suatu lapisan akuifer dimana
air tanahnya terletak pada suatu lapisan yang bersifat setengah kedap air dan
posisi batuan akuifernya terletak antara akuifer bebas dan akuifer tertekan
d. Ferced aquifer (akuifer menggantung) adalah akuifer dimana massa air
tanahnya terpisah dari air tanah induk oleh lapisan yang relatife kedap air
yang tidak begitu luas dan terletak pada zona tidak jenuh air.
G. Sifat Fisik Air Tanah
Yang dimaksud dengan sifat-sifat fisik airtanah adalah sifat air yang
dipergunakan harus bebas dari segala macam kotoran yang dapat terdeteksi oleh
indra penglihatan, indra pembau dan indra perasa. Karakteristik fisik meliputi
warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan dan temperatur.
a. Warna, warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau material
organik yang terkandung dalam air bersih yang berupa suspensi maupun yang
terlarut. Intersitas warna dalam air dapat diukur dengan satuan unit warna standar
yang dihasilkan oleh 1 mg/l platina (sebagai K2PtCl6).
b. Bau dan rasa, bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas yang memiliki
aroma-aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh indra pembau seperti gas H2S,
NH3, senyawa fenol, cloro fenol dll. Rasa di tentukan oleh adanya garam atau zat
lain baik yang tersubsidi atau yang terlarut dalam air seperti MgSO4, Na2SO4 dan
NaCl.
c. Kekentalan, kekentalan dapat dipengaruhi oleh partikel-partikel di dalam
air. Semakin banyak dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila
suhunya semakin tinggi, maka kekentalannya semakin berkurang atau semakin
encer.
d. Kekeruhan, kekeruhan disebabkan oleh adanya zat-zat yang terkandung di
dalam air tetapi tidak terlarutkan, misalkan batulempung, batulanau dan zat-zat
organik serta organisme.
e. Temperatur (suhu), temperatur airtanah dipengaruhi oleh kondisi di
sekelilingnya, seperti musim, cuaca siang dan malam, tempat atau lokasinya,
akibat berbagai macam variasi energi matahari yang diterima oleh permukaan
bumi.
H. Karakteristik Air Tanah
Sifat dan karakteristik akuifer memegang peranan penting dalam hal
keterpadatan serta dalam upaya untuk memanfaatkan sumberdaya air tanah
tersebut . sifat dan karakteristik akuifer sebagai berikut:
1. Porositas
Porositas merupakan semua lubang yang tidak terbatas ukurannya pada
suatu massa batuan yang kemungkinannya bisa terisi oleh air. Besaran porositas
dinyatakan sebagai rasio atau perbandingan antara seluruh lubang (pori-pori
batuan) dengan isi total batuan dalam persen. Kapasitas lapisan pembawa air
untuk menyimpan air tanah ditentukan oleh porositas batuannya. Sedangkan
besarnya pori-pori batuan tergantung dari ukuran bentuk dan susunan fragmen
batuan serta tingkat pelarutan maupun retakan batuan.
2. Konduktifitas Hidrolik
Konduktifitas Hidrolik disebut juga sebagai permeabilitas (K=T/D) adalah
besarnya aliran air yang dapat disalurkan melewati satu satuan penampang akuifer
tegak lurus terhadap arah aliran air dalam satu satuan landaian hidrolika.
permeabilitas adalah parameter hidrolika yang menyatakan ukuran jumlah air
yang dapat diteruskan oleh media porous persatuan luas penampang.
Konduktivitas hidrolika dipengaruhi oleh porositas, ukuran butir dan
distribusinya. Satuannya dinyatakan dalam cm3/detik atau m3/hari.
3. Koefisien keterusan (Transmisivity = T)
Transmisivity adalah banyak air yang dapat mengalir melalui suatu lubang
vertikal akuifernya dan selebar satu unit panjang dengan landaian hidrolika satu
unit dimana satuannya adalah m2/jam atau m2/hari. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut T = K. D. pemompaan air tanah dari akuifer yang mempunyai
nilai T besar menyebabkan sifat depresi air tanah dangkal tetapi rediusnya luas
sedangkan sebaliknya apabila T kecil maka depresi air tanah relative lebih dalam
namun radiusnya sempit.
4. Koofisien Daya Simpan Air (storativity = S = Qs/A.D)
Storativity adalah volum air yang dapat disimpan atau dapat dilepaskan
oleh suatu akuifer setiap satu satuan luas akuifer pada satu satuan perubahan
kedudukan muka air tanah atau bidang piezometrik. Nilai kisaran Storativity
antara 10-5 10-3. nilai S pada akuifer bebas berbeda dengan nilai pada akuifer
tertekan sedangkan pada leakage aquifertidak mempunyai dimensi. Pada akuifer
bebas batasan hasil jenis (Specific yield) sama dengan koefisien simpanan.
5. Hasil Jenis
Hasil jenis merupakan koefisien daya simpan air pada akuifer bebas yang
mempunyai nilai berkisar anatara 10-1 sampai dengan 10-2 dirumuskan sebagai :
a = Sy + Sr
Dimana a = Porositas
Sy = Spesific yield
Sr = Specific retention
6. Ketebalan Akuifer
Ketebalan akuifer merupakan jarak tegak lurus antara bidang yang
menjadi batas atas dan bawah dari suatu lapisan batuan yang mengandung air
tanah. Ketebalan akuifer dapat ditentukan dari berbagai pengamatan geologi serta
penelitian geofisika atau dengan kegiatan pengeboran.
Daftar Pustaka
http://arisinta.blogspot.co.id/p/air-tanah-proses.htmlhttps://klastik.wordpress.com/2008/10/23/sifat-sifat-fisik-airtanah/