Post on 25-Aug-2020
14
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Menurut (Brunner & Suddarth, 2013) Hipertensi merupakan faktor
resiko utama untuk penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, gagal jantung,
stroke dan gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan resiko morbiditas tau
mortalitas dini, yang meningkatkan saat tekanan sistolik dan diastolik
meningkat. Hipertensi juga di defisinikan sebagai tekanan sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, bedasarkan dua
kali pengukuran atau lebih.
Derajat hipertensi atau yg sering di kenal dengan sebutan
tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
seseorang berada di batas normal atau optimal 120mmHg untuk
sistolik 80mmHg untuk diastolik penyakit ini dikatagorikan
sebagai “the slient disease” karena penderita tidak mengetahui
dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya. Hipertensi dalam jangaka waktu lama dan terus menerus
dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan
merupakan penyebab gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
Pada umumnya Hipertensi sendiri dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah presisten dimana tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan diastolic 90 mmHg. Sedangakan pada lansia dikatakan
15
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
hipertensi jika tekanan sistolic 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg
(Sheps, 2010).
2. Klasifikasi
Beberapa klasifikasi hipertensi :
a. Klasifikasi Menurut WHO
Menurut WHO dan International Society of Hypertension
Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam
klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi
sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008).
Tabel 2.1. klasifikasi hipertensi WHO dan International Society of
Hypertension Working Group (ISHWG).
Kategori
Tekanan Darah
Sistol
(mmHg)
Tekanan Darah
Diatol
(mmHg)
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
< 120
< 130
130-139
< 80
< 85
85-89
Tingkat 1 (Hipertensi
Ringan)
Sub-group: perbatasan
140-159
140-149
90-99
90-94
Tingkat 2 (Hipertensi
Sedang)
160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi
Berat)
≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi
(Isolated systolic
hypertension)
Sub-group: perbatasan
≥ 140
140-149
< 90
<90
Sumber : Sani, 2008
b. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education
Program merupakan sebuah organisasi yang terdiri dari 46
16
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
professionalm sukarelawan, dan agen federal. Mereka mencanangkan
klasifikasi JNC (Joint Committe on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang dikaji oleh
33 ahli hipertensi nasional Amerika Serikat (Sani, 2008).
Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood
Pressure)
Kategori
Tekanan
Darah menurut
JNC 7
Kategori
Tekanan Darah
menurut JNC 6
Tekanan
Darah
Sistol
(mmHg)
Dan /
atau
Tekanan
Darah
Diastol
(mmHg)
Normal Optimal < 120 Dan < 80
Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89
- Nornal < 130 Dan < 85
- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89
Hipertensi: Hipertensi:
Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99
Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100
- Tahap 2 160-179 atau 100-109
Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110
Sumber : Sani, 2008
Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang
sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan
peningkatan resiko komplikasi kardiovaskuler. Data ini mendorong
pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi (Sani, 2008).
Berdasarkan penyebab dikenal 2 jenis hipertensi, yaitu :
1) Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI),
Hipertensi primer atau esensial adalah jenis yang paling umum dari
Hipertensi. Jenis Hipertensi ini cenderung terjadi pada seseorang
selama bertahun-tahun seumur hidupnya (NHLBI,2015). Hipertensi
17
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
esensial didefinisikan sebagai Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari
seluruh kasus Hipertensi (Yogiantaro,2006). Hipertensi esensial
dapat diklasifikasikan sebagai benigna dan maligna. Hipertensi
benigna bersifat progresif lambat, sedangkan Hipertensi maligna
adalah suatu keadaan klinis dalam penyakit Hipertensi yang
bertambah berat dengan cepat sehingga dapat menyebabkan
kerusakan berat pada berbagai organ. Organ sasaran utama keadaan
ini adalah jantung, otak, ginjal, mata. Hipertensi maligna bisa
diartikan sebagai Hipertensi berat dengan tekanan diastolic lebih
tinggi dari 120 mmHg (Price dan Wilson, 2006).
2) Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain atau
penggunaan obat-obatan tertentu. Jenis ini biasanya sembuh setelah
penyebabnya diobati atau dihilangkan (NHLBI, 2015). Hipertensi
sekunder adalah Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau
kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-10% dari
seluruh penderita Hipertensi (Madhur,2014). Jenis Hipertensi
sekunder sering sekali dapat diobati. Apapun penyebabnya tekanan
arteri naik karena terjadi peningkatan curah jantung, peningkatan
resistensi pembuluh sistemik atau keduanya. Peningkatan curah
jantung sering sekali di sertai penambahan volume darah dan
aktivasi neurohumonal di jantung (Klabunde, 2015). Hipertensi
sekunder sudah diketahui penyebabnya seperti disebabkan oleh
18
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
penyakit ginjal (parenkim ginjal), renovaskular, endoktrin
(gangguan aldosteronisme primer), kehamilan (preeklampsia), sleep
apnea, dan obat – obatan (Widyanto dan Triwibowo, 2013).
3. Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak.
Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks danabdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang
akan merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah (Brunner, 2002).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norpinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Corwin, 2005).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas
19
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan steroid
lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukkan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal sehingga
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Brunner,
2002).
Perubahaan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh
darah perifer bertanggung jawab pada perubahaan tekanan darah
yang terjadi pada lanjut usia. Perubahaan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang menyebabkan
penurunan distensi dan daya regang pembuluh darah. Akibat hal
tersebut, aorta dan arteri besar mengalami penurunan kemampuan
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
(volume sekuncup) sehingga mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin, 2005).
20
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4. Tanda dan Gejala hipertensi
Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, hal
ini diibaratkan sebagai bom waktu yang pada awal tidak
menunjukan tanda dan gejala yang sepesifik, sehingga orang sering
kali mengabaikannya. Walaupun menujukan gejala, biasanya
ringan dan tidak spesifik, seperti pusing, muka merah, sakit kepala,
dan keluar darah dari hidung. Jika muncul gejala bersamaan dan di
yakini berhubungan dengan penyakit hipertensi. Namun gejala
tersebut tidak berkaitan dengan hipertensi. Namun demikian, jika
hipertensinya berat atau sudah berlangsung lama dan tidak
mendapat pengobatan, akan timbul gejala seperti : sakit kepala,
kelelahan, mual, muntah, sesak napas, tercengang – cengang,
pandangan mata kabur dan berkunang – kunang. Terjadi
pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, keluar keringat
yang berlebih, kulit tampak pucat dan kemerahan, denyut jantung
yang kuat, cepat dan tidak teratur. Kemudian muncul gejala yang
menyebabkan gangguan psikologis seperti : emosional, gelisah dan
sulit tidur (Ira, 2014)
5. Faktor – faktor resiko Hipertensi
Ada dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
yaitu faktor yang dapat di ubah dan faktor yang tidak dapat di ubah.
Faktor – faktor yang dapat di ubah antara lain :
21
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Konsumsi lemak berlebih
Meskipun banyak mengkonsumsi lemak makan terlalu banyak
lemak terutama lemak jenuh yang ditemukan pada daging dan produk
olahan susu tidak secara langsung dapat mengakibatkan kenaikan
tekanan darah, tapi tetap merukapan salah satu faktor resiko penyakit
kardiovaskuler karena hal tersebut menyebabkan tingginya kadar
kolestrol didalam darah (Anna & Bryan, 2007)
b. Obesitas
Berat badan lahir dan indeks masa tubuh berhubungan dengan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik (Jaya, 2009)
c. Merokok
Menurut (Anna & Bryan, 2007) walaupun merokok hanya
menyebabkan peningkatan darah sesaat, namun merokok yang
berlangsung lama akan menyebabkan resiko terkena penyakit jantung
dan stroke.
d. Stress
Stress akan mengakibatkan penurunan permukaan filtrasi,
aktivitas saraf sipatis yang berlebih serta produksi berlebih rennin
angiotensin. Aktivitas berlebih dari saraf simpatis menyebakan
peningkatan kontraktilas sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
(Martuti, 2009)
e. Kurang olahraga
Berolahraga secara rutin seperti bersepeda, joging dan senam
22
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
aerobik dapat memperlancar aliran darah sehingga mengurangi resiko
tekanan darah tinggi. Orang yang kurang aktif berolahraga juga dapat
menyebabkan kegemukan atau obesitas. Berolahraga juga dapat
mengurangi asupan garam ke dalam tubuh, yang mana garam akan
keluar dari tubuh bersama kringat (Setiawan, 2008).
Faktor resiko yang tidak dapat di di ubah
a. Usia
Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang, maka memiliki
resiko tinggi mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik akan terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun (Ira, 2014).
b. Keturunan
Faktor keturunan mempunyai peranan penting, jika orang tua
menderita atau mempunyai riwat hipertensi, maka garis keturunan
berikutnya memiliki resiko hipertensi yang lebih besar (Whidarto,
2007)
c. Jenis kelamin
Dikarenkan laki – laki dianggap lebih rentah terkena pemyakit
hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan gaya
hidup yang buruk dan tingkat stress yang dihadapi oleh laki-laki dari
pada perempuan (Jaya, 2009).
23
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang dapat
menimbulkan berbagai komplikasi, misalnya stroke, gagal ginjal, dan
hipoterapi vertikel kanan (Bustan, 2007).
6. Komplikasi
Sedangkan komplikasi hipertensi menurut (Sustrani, 2006
dalam didik, 2014) adalah :
a. Penyakit jantung koroner
Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di dalam
tubuh akan mengeras, terutama jantung, otak, dan ginal.
b. Payah jantung
Payah jantung adalah dimana kondisi jantung tidak mampu lagi
memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena
kerusakan otot jantung.
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab terjadinya stroke, karena
tekanan darah terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang
sudah lemah menjadi pecah. Hal ini jika terjadi pada pembuluh otak,
maka akan terjadi pendarahan otak yang dapat berakibat kematian.
Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang
berhenti di pembuluh darah yang sudah menyempit.
24
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
d. Kerusakan pada Ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah
yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai kotoran tubuh. Adanya
gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan
membungang kembali ke darah. Gagal ginjal dapat terjadi dan
diperlukan cangkok ginjal baru.
e. Gangguan pada Mata
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di
mata, sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.
7. Terapi hipertensi
a. Penatalaksanaan farmakologis
1) Obat yang terkenal dari jenis Beta-blocker adalah Propanolol,
Atenolol, Pindolol dan lainnya
2) Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non adrenalin
sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenegik perifer dan
turunnya tekanan darah.
Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik.
Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah Cioridine, Guanfacine
dan Metildopa.
3) Calcium channel blocker atau calcium antagonis (CCB)
Obat ini menghambat influx ion kalsium pada kanal ion kalsium di
pembuluh darah dan otot jantung. Penurunan baik curah jantung
maupun resistensi perifer menyebabkan penurunan tekanan darah
(Nugroho,2012).
25
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
4) Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI)
Obat ini menghambat pengubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II yang merupakan suatu vasokonstriktor poten dan
pemacu sekresi aldosterone. Penghambatan enzim ini
menghasilkan efek vasodilatasi sehingga menurunkan tekanan
darah (Karch, 2011).
5) Angiotensin II receptor blocker atau AT receptor antagonist atau
blocker (ARB)
Obat ini bereaksi menghambat receptor angiotensin II khususnya
AT-1. Aksi sebenarnya mirip dengan ACE inhibitor, tetapi lebih
menguntungkan karena tidak menghasilkan efek samping batuk
kering (Karch, 2011).
b. Penatalaksanaan Non-Farmakologis
Menurut Lenny dan Danang (2008) penatalaksanaan non-
farmakologis hipertensi sebagi berikut
1) Melakukan diet rendah garam atau kolestrol atau lemak jenuh
2) Mengurangi berat badan agar menurunkan beban kerja jantung
sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga
berkurang
3) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh, sebaiknya mengurangi
asupan nutrisi <100 menurut Masjoer (2001) yang dikutip Danang
(2008)
4) Menciptakan keadaan rileks. Berbagai macam cara relaksasi
26
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
seperti hipnosis, yoga dan meditasi dapat mengontrol sistem
syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah
5) Melakukan olah raga secra teratur seperti jalan cepat selama 30-40
menit sebanyak 3 sampai 4 kali dalam satu minggu. Olah raga
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat
mengurangi hipertensi yang terkait arteroklerosis
6) Mengurangi merokok dan mengurangi mengkonsumsi alkohol.
Berhenti merokok sangat penting untuk mengurangi efek jangka
panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran
darah ke organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
B. Penggunaan Obat Tradisional Pada Penderita Hipertensi
1) Pengertian Pengobatan Tradisional
Jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Nurheti Yuliarti,
2009).
Penggunaan kata “alternatif” untuk menyatakan pengobatan non barat
yang merupakan salah satu bukti bahwa pengobatan alternative merupakan
keraarifan yang tidak berada pada posisi setara dengan ilmu pengobatan
modern. Pada hakikatnya system pengobatan modern dan pengobatan
alternative berjalan secara berdampingan dan saling melengkapi, tetapi
27
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
sering karena terjadi kegagalan dan keterbatasan pengobatan modern
terjadi peralihan kepada sistem alternative (Harmanto,2004).
Menurut Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (dalam
Notoatmodjo, 2007) Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan
galenik adalah hasil ekstraksi bahan atau campuran bahan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Pengobatan tradisional atau alternatif merupakan bentuk pelayanan
pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk
dalam standart pengobatan kedokteran modern (pelayanan kedokteran
standart) dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan
kedokteran modern tersebut. Manfaat atau khasiat serta mekanisme dari
pengobatan alternatif biasanya masih dalam taraf diperdebatkan (Turana,
2003).
Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang
diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun atau
berguru melalui pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia.
Pengobatan alternatif adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan
dengan cara alternatif untuk meningkatkan kesehatan (promotif),
28
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitative) (Anwar, 2005).
Pengobatan alternatif sudah dikenal jauh sebelum ilmu kedokteran modern
berkembang dan pengobatan perdukunan/kebatinan cukup lama dilakukan
dalam agama-agama suku. Penyembuhan perdukunan/kebatinan
bergantung pada konsep yang beranggapan bahwa kesembuhan terjadi bila
kita hidup sesuai dengan roh-roh di alam baka (animisne, okultisme) atau
hidup selaras dengan kekuatan semesta ( mistisime/phantheisme), kalau
tidak sesuai akan celaka atau sakit ( Anwar, 2005 ).
2) Pengobatan Hipertensi Secara Tradisional
a. Ace Maxs
Ace Maxs merupakan Obat Herbal Multi Khasiat yang memiliki
kandungan yang sangat efektif untuk mengatasi mengobati hipertensi
atau tekanan darah tinggi. Ace Maxs terbuat dari khasiat kulit manggis
dan daun sirsak yang terbukti memiliki kandungan untuk mengatasi
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Diolah secara modern dengan
perpaduan yang benarbenar alami sehingga dengan Obat Hipertensi
Alami Ace maxs anda tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsinya,
selain aman, efektif dan terjangkau juga tidak menimbulkan efek
samping.
Pada daun sirsak yang merupakan bahan utama Ace Maxs
sebagai Obat Hipertensi Alami memiliki senyawa accetogeninns yang
dapat menurunkan tekanan darah tinggi, zat acetogeninns yang
29
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
berkemampuan untuk melemahkan sel maupun zat yang merugikan
bagi tubuh seperti zatzat penyebab penyempitan pembuluh darah.
Selain itu daun sirsak juga sudah tebukti ampuh untuk pengobatan
berbagai macam jenis kanker, bahkan 10.000 kali lebih kuat dari
kemoterapi. Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan
tradisional di tanah air. Secara turun-temurun masyarakat
mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh.
Kandungan yang terdapat pada kulit manggis tidak kalah
pentingnya dengan daun sirsak, karena kulit manggis yang memiliki
zat antioksidan yang berguna untuk memperbaiki sistem metabolisme
dalam tubuh juga dapat membuang zat racun seperti kolesterol, lemak,
bahkan zat radikal bebas. zat xanthone sercra efektif mengontrol dan
mengembalikan tekanan hipertensi sehingga kembali normal. Selain itu
zat xanthone berfungsi sebagai anti peradangan dan anti mikroba
sehingga dapat mendukung untuk mengobati penyakit darah tinggi. Zat
xanthone dalam obat tradisional darah tinggi juga memberikan
perlindungan lengkap pada organ tubuh yang sangat vital, seperti :
jantung, hati, ginjal, usus.
1) Keunggulan Khasiat Daun Sirsak Dalam Obat Alami Hipertensi
Ace Maxs, Diantaranya :
a) Konsumsi malam hari membuat tidur lebih nyenyak
b) Konsumsi pagi hari menambah energi dan vitalitas
Membantu mencegah penuaan dini (anti aging) Membantu
30
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
meningkatkan hormon pada pria dan wanita Membantu
mengatasi penyakit degeneratif (jantung, kanker, stroke,
diabetes,Alzheimer, HIV/AIDS) dan berbagai penyakit
lainnya. Fungsi pencegahan & pengobatan (preventive dan
curative).
2) Bawang Merah
Cuci bersih 1 siung bawang merah yang telah dikupas lalu
dimakan Atau biasakan memakan bawang marab yang telah
dicampur dalam acar timun.
3) Bawang Putih
Kupas 1 atau 2 siung bawang putih lalu kunyah-kunyah sampai
halus kemudian ditelan. Setelah itu minumlah 1 cangkir air
hangat. Lakukan 3 kali dalam sehari.
4) Bayam
Cuci bersih 1 potong akar bayam duri berikut bonggolnya lalu
dipotong - potong. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa
setengahnya. Minum air rebusan sekaligus.
5) Belimbing Wuluh
Masak 25 gr biji srigading yang telah dihaluskan dalam 4 gelas
air, tambahkan 3 buah belimbing wuluh segar. Saring dan
dinginkan lalu minum 1 gelas sehari. Atau rebus 3 buah
belimbing wuluh yang sudah dipotong-potong dengan 3 gelas air,
biarkan mendidih hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan dan saring,
minum setelah makan pagi.
31
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
6) Daun Alpokat
Rebus 5 lembar daun alpukat dengan 2 gelas air. Biarkan
mendidih hingga airtersisa setengahnya. Saring lalu tambahkan
gula dan aduk rata. Minum 2 kali sehari secara rutin.
7) Jeruk Nipis
Cuci dan potong-potong 2 buah jeruk nipis, 20 kuntum bunga
jeruk nipis dan 30 lembar daun jeruk nipis. Rebus dengan 3 gelas
air, biarkan mendidih hingga air tersisa sebanyak2 1/4 gelas saja.
Saring dan dinginkan lalu bagi menjadi 3 bagian. Tambahkan
sedikit madu lalu minum setiap hari secara rutin.
8) Kemangi
Rebus daun kemangi dan belimbing wuluh secukupnya dengan 2
gelas air hingga air tersisa 1 gelas. Minum sekaligus sampai
habis.
9) Kunyit
Parut rimpang kunyit seukuran 1/2 jari. Tambahkan 1 sdm madu
lalu remas-remas. Peras dan saring. Minum 2 - 3 kali sehari.
10) Mengkudu
Gunakan juicer atau jus extractor untuk mendapatkan san buah
mengkudu. Campur buah mengkudu masak dengan air dan ambil
sarinya. Minum setengah gelas secara teratur setiap hari.
32
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
11) Mentimun
Rebus 150 gr mentimun dengan air secukupnya lalu minum air
rebusan tersebut secara teratur setiap hari Atau parut 2 buah
mentimun yang sudah dicuci bersih. Lalu diperas dan disaring.
Minum air perasan tersebut 2 - 3 kali dalam sehari.
12) Seledri
Cuci bersih seledri yang masih utuh sebanyak 16 batang lalu
potongpotong kasar. Rebus dalam 2 gelas air hingga tersisa 15
gelas Bagi air rebusan menjadi 2 bagian lalu diminum. Seledri
yang sudah direbus dimakan. Lakukan secara teratur. Hati-hati
menggunakan resep ini, karena dapat mengakibatkan penurunan
tekanan darah secara drastis.
13) Semangka
Manfaat buah semangka bisa menyegarkan pembuluh darah
anda. Asam amino jenis arginin yang ada dalam buah semangka
memproduksikan nutrisi penting yang dapat menguatkan
sekaligus melebarkan dinding arteri. Cara membuat dengan cara
di jus atau dimakan secara langsung.
14) Delima
Buah delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi.
Beberapa penelitian menunjukkan tekanan darah dapat turun
secara signifikan dengan mengkonsumsi buah delima. Buat
delima bisa dibuat jus atau dimakan secara langsung.
33
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
15) Tomat
Tomat mengandung 0 gr kalori dan itu berarti sayur ini sangat
baik bagi yang menjalani diet bagi penderita hipertensi. Menurut
dari sebuah hasil penelitian mengonsumsi ekstrak tomat
menurunkan rata-rata 10 poin tekanan darah sistolik (saat jantung
berkontraksi) dan rata-rata 4 poin tekanan darah diastolic (saat
jantung berelaksasi). Buah tomat bisa dikonsumsi langsung juga
di buat jus.
C. Pengetahuan dan Kepercayaan Dengan penggunaan Obat Pada Penderita
Hipertensi
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah menurut hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebahagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai
hasil penggunaan pancainderanya, segala apa yang diketahui
berdasarkan pengalamannya yang didapatkan oleh setiap manusia.
Pengetahuan juga merupakan mengingat suatu hal, termasuk
34
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja
maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan
kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahit, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Wahit (2011), pengetahuan yang termasuk kedalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall)
materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh
bahan atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikannya secara luas.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisi adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait
dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.
35
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
5) Sinteris (synteris)
Sinteris diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek.
2. Kepercayaan
Kepercayaan adalah anggapan (keyakinan), sesuatu yang
dipercayai (dianggap benar), harapan dan keyakinan (Poerwadarminta,
2005). Kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa dirinya boleh
mengendalikan kehidupan dengan baik serta segala cobaan yang dihadapi
dengan jayanya (Suhaimin, 2006). Kepercayaan adalah komponen
kognitif dari faktor sosio-psikologis, kepercayaan disini tidak ada
hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa
sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan dapat bersifat rasional atau
irasional. Kepercayaan yang rasional apabila kepercayaan orang terhadap
sesuatu tersebut masuk diakal. Sebaliknya seorang mempunyai
kepercayaan irasional bila iya mempercayai air putih yang diberi mantera
oleh seorang dukun bisa menyembuhkan penyakitnya (Notoatmodjo,
2010).
36
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Kepercayaan yang luar biasa terhadap keampuhan tanaman obat
terkadang menjadi sesuatu kekuatan besar pendorong bagi kesembuhan
penyakit tertentu. Secara umum, penyakit-penyakit yang relative mudah
diatasi dan terbukti keberhasilannya secara empiris adalah penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan kulit, perut atau masalah pencernaan,
luka dan kelahiran anak. (Hidayat, S, 2005).
Efek samping negatif yang terkandung dalam obat tradisional
sangat kecil jika dibandingkan dengan obat-obataan modern lainyan.
Alasannya bahan baku pembuatannya berasal dari alam berbeda dengan
obat modern yang berasal dari hasil sintetik kimiawi. Selama mengikuti
takaran yang dianjurkan, proses pembuatan yang higenis dan cara
penyimpanan yang baik maka efek samping obat tradisonl dapat
diperkecil (Redaksi Agromedia, 2003).
3. Health Belief Model
a. Model Kepercayaan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2012) Model kepercayaan adalah suatu bentuk
penjabaran dari model sosio-psikologis. Munculnya model ini
berdasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan di tandai
oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-
usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang di selenggarakan oleh
provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan
perilaku pencegahan penyakitttt (preventive health behavior) , yang oleh
Becker (1974) di kembangkan dari teori lapangan (Lewin, 1954) menjadi
model kepercayaan kesehatan (health belief model).
37
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Kerangka teori
Teori Lewin menganut konsep bahwa individu hidup pada
lingkup kehidupan sosial (masyarakat). Di dalam kehidupan ini
individu akan bernilai, baik positif maupun negatif, di suatu
daerah atau wilayah tertentu. Apabila seseorang keadaannya atau
berada pada daerah positif, maka berarti dia di tolak dari daerah
negatif. Implikasinya di dalam kesehatan adalah penyakit atau
sakit adalah suatu daerah negatif, sedangkan sehat adalah wilayah
positif.
1) Kerentanan yang di rasakan (Perceived susceptibility)
Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah
penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan (susceptibility)
terhadap penyakit tersebut. Dengan kata lain, suatu tindak pencegahan
terhadap suatu yang akan timbul apabila seseorang telah merasakan
bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut.
2) Keseriusan yang di rasakan (perceived seriousness)
Tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan
penyakit akan di dorong pula oleh persepsi keseriusan penyakit
tersebut. Penyakit polio misalnya, akan di rasakan lebih serius apabila
di bandingkan dengan flu. Oleh karena itu, tindakan pencegahan polio
akan lebih banyak di lakukan bila di bandingkan dengan pencegahan
(pengobatan) flu.
38
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3) Manfaat dan rintangan-rintangan yang di rasakan (Perceived benafis
and barriers)
Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-
penyakit yang di anggap gawat atau serius, ia akan melakukan suatu
tindakan tertentu. Tindakan ini tergantung pada manfaat yang akan di
rasakan dan rintangan-rintangan yang di temukan dalam mengambil
tindakan tersebut. Pada umumnya manfaat tindakan lebih
menentukan dari pada rintangan-rintangan yang mungkin di temukan
dalam melakukan tindakan tersebut.
4) Isyarat atau tanda-tanda (Cuues)
Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang
kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan, maka di perlukan
isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor
tersebut misalnya, pesan-pesan pada media masa nasihat atau anjuran
kawan-kawan atau anggota keluarga lain dari si sakit dan sebagainya.
39
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Pengetahuan
4. Kerangka teori
Sumber : Nugroho (2012), Karch (2011), Danang (2008), Notoatmodjo (2012).
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitan
a. Beta blocker
b. Calcium channel
blocker atau
calcium antagonis
(CCB)
c. Angiotensin
converting enzyme
inhibitor (ACEI)
d. Angiotensin II
receptor blocker
atau AT receptor
antagonist atau
blocker (ARB)
Pendorong (cues)
untuk bertindak
(peringatan dari
dokter)
Manfaat yang
dilihat dari
pengambilan
tindakan dikurangi
biaya (rintangan)
yang dilihat dari
pengambilan
tindakan
Kemungkinan
mengambil tindakan
tepat untuk perilaku
sehat / sakit
Hipertens
i
Ancaman yang
dilihat mengenai
gejala dan penyakit
Kecenderungan
yang dilihat
(perceived)
mengenai gejala /
penyakit. Syaratnya yang dilihat
mengenai gejala dan
penyakit
Farmakologi Non Farmakologi
a. Jus Timun
b. Jus Tomat
c. Jus Pepaya
d. Senam Hipertensi
40
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
H. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
I. Hipotesis
Ha : Ada hubungan Pengetahuan dengan Pemahaman Penderita Hipertensi
Tentang Pemilihan Pengobatan.
Ha : Ada hubungan kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility)
pada Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan Pengobatan.
Ha : Ada hubungan persepsi keseriusan yang dirasakan (perceived
seriousness) pada Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan
Pengobatan
Hambatan yang
dirasakan (barriers)
Pengetahuan hipertensi
Pemahaman
Penderita Hipertensi
Tentang Pemilihan
Pengobatan
Kerentanan yang
dirasakan (perceived
susceptibility)
Keseriusan yang
dirasakan (perceived
seriosness)
Manfaat yang
dirasakan (perceived
benafis)
41
Pemahaman Penderita Hipertensi …, Ikbal Maula F, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Ha : Ada hubungan persepsi manfaat yang dirasakan (perceived barrier)
pada Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan Pengobatan.
Ha : Ada hubungan persepsi hambatan yang dirasakan (barrirs) pada
Pemahaman Penderita Hipertensi Tentang Pemilihan Pengobatan.