Post on 08-Mar-2019
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
DI DESA GENTAN BAKI SUKOHARJO
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Nurema Wijayanti
NIM B11098
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang
Posyandu di Desa Gentan Baki Sukoharjo Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Nurul Fajar Ardiani, Amd.Keb selaku Bidan Desa Gentan, Baki,
Sukoharjo yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data dan penelitian.
5. Ibu Ligna Dwi Ambarwati, Amd.Keb selaku Bidan Desa Waru, Sukoharjo
yang telah bersedia memberikan ijin dan membantu penulis dalam uji
validitas penelitian.
6. Semua kader posyandu Desa Waru dan Desa Gentan, Baki, Sukoharjo yang
telah berpartisipasi dalam pengambilan data penelitian.
7. Semua staff Kelurahan Desa Gentan, Baki, Sukoharjo yang telah bersedia dan
memberikan ijin membantu dalam penelitian penulis.
8. Semua dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2014
Penulis
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Nurema Wijayanti
B11098
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POSYANDU
DI DESA GENTAN BAKI SUKOHARJO
TAHUN 2014
Xiii + 50 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat yang
dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Pengetahuan
penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader
terhadap pelayanan posyandu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di
Bidan Desa Gentan, Baki, Sukoharjo pada tanggal 2 November 2013, hasil
wawancara kepada 8 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu dan 5
kader cukup mengerti tentang posyandu.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa
Gentan Baki Sukoharjo pada kategori baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.
Lokasi Penelitian dilakukan di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo pada tanggal 5 April
2014. Jumlah sampel sebanyak 33 kader posyandu, dengan teknik pengambilan
sampel simple random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,
variabel tunggal, analisa data meggunakan analisa data univariat.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan kader tentang
Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo yaitu sebanyak 23 responden (69,7%)
memiliki pengetahuan cukup, 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan baik,
dan 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan kurang.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa Gentan,
Baki, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebesar 23 responden
(69,7%) yang kemungkinan dipengaruhi pengalaman dan informasi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Kader, Posyandu.
Kepustakaan : 26 literatur (Tahun 2004-2011)
MOTTO
v Sesungguhnya setiap kesulitan disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyirah)
v Jangan menyerah sebelum mencoba, berdoa dan usaha.
v Hadiahkan yang terbaik bagi dirimu sendiri.
v Jika suatu saat engkau gagal, jangan hanya berhenti pada keterpurukan mu,
bangkit dan coba lagi !
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya tulis
ilmiah ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tercipta karya
kecil ini.
2. Ayah, Ibu dan adik ku tercinta yang selalu
memberikan dukungan disetiap langkahku.
3. Seseorang yang selalu memberi semangat
dan doa untuk ku.
4. Teman-teman dan juga sahabat ku Ranny
dan Novi yang juga memberi support.
5. Seluruh dosen dan staff almamater ku
tercinta, yaitu STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
CURICULUM VITAE
Nama : Nurema Wijayanti
Tempat/ Tanggal Lahir : Sukoharjo, 9 Agustus 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jetis RT 02/ 02 Gentan, Baki, Sukoharjo
Riwayat Pendidikan
1. SD N Bratan I Lulus tahun 2005
2. SMP N 9 Surakarta Lulus tahun 2008
3. SMA N 4 Surakarta Lulus tahun 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2011
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………….…………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………...…. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………...…….. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………….…… iv
ABSTRAK ………………………………………………………………… vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………….......... vii
CURICULUM VITAE …………………………………………………... viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………...…….. ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….... xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………. ………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………... 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………... 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………. 4
E. Keaslian Penelitian ……………………………………….… 5
F. Sistematika Penulisan ………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ……………………………………………… 8
B. Kerangka Teori ……………………………………….……. 30
C. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………..… 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………. 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………. 32
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambialan Sampel ……… 33
D. Variabel Penelitian ……………………………………….… 34
E. Definisi Operasional ……………………….…………….…. 34
F. Instrumen Penelitian ………………………….…….………. 35
G. Teknik Pengumpulan Data ………………….….…….…….. 38
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ……….….……….... 39
I. Etika Penelitian ………………………………...…………... 41
J. Jadwal Penelitian …………………………...…………….... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ………………….…… 44
B. Hasil Penelitian ………………………………………….…. 44
C. Pembahasan ………………………………………………... 46
D. Keterbatasan ……………………………………………….. 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………... 49
B. Saran ………………………………………………………. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………………………………… 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ……………………………………………….. 36
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi …………………………………….….. 46
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu …………………… 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ……….……………………………………….. 30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………….. 31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Concent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas dan Nilai r Product Moment
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Mean dan Standar Deviasi Perhitungan SPSS
Lampiran 17. Perhitungan Manual Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 18. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Lampiran 19. Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Indonesia telah
memberikan andil yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu
dan anak. Posyandu juga mempunyai kontribusi yang besar dalam pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk
meningkatakan pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat swasta. Salah satu wujud
dari pemberdayaan masyarakat tersebut adalah Posyandu (Kusnani, 2011).
Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang
pembangunan. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat
sehingga pembentukan, penyelenggaraan, dan pemanfaatannya memerlukan
peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam penimbangan
balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita.
Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita
untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat
memantau tumbuh kembang balita melalui penimbangan berat badannya
setiap bulan (Permendagri, 2011).
Secara kuantitas, perkembangan jumlah posyandu sangat
menggembirakan, karena disetiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada
saat posyandu dicanangkan pada tahun 1986 jumlah posyandu tercatat
sebanyak 25.000 posyandu, pada tahun 2008 meningkat menjadi 238.699
posyandu, dan pada tahun 2010 menjadi 269.202 posyandu. Ditinjau dari
aspek kualitas masih ditemukan banyak masalah, antara lain kelengkapan
sarana dan keterampilan kader yang belum memadai (Handayani, 2011).
Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat
yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan
dasar (Kusnani, 2011).
Kemampuan kader posyandu dalam melakukan konseling dan
penyuluhan gizi ternyata masih kurang sehingga aktifitas pendidikan gizi
menjadi macet. Akhirnya balita yang datang hanya datang ditimbang, dicatat
atau dituliskan hasil penimbangannya di KMS (Buku KIA) tanpa
dimaknakan, kemudian mengambil jatah PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) dan pulang. Balita yang sudah selesai mendapatkan imunisasi
lengkap tidak bersedia lagi datang ke posyandu, karena merasa tidak
memperoleh manfaat apa-apa. Jadi, dampak pengetahuan kader terhadap
posyandu yaitu posyandu akan semakin berkualitas sehingga minat
masyarakat ke posyandu meningkat (Ismawati dkk, 2010).
Keaktifan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan
keterampilan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader mendapat
tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dari teman
sekerjanya. Pengetahuan penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap
dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang posyandu sangat diperlukan (Sofyawati, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Bidan Desa
Gentan, Baki, Sukoharjo pada tanggal 2 November 2013 di dapatkan jumlah
posyandu yang ada di wilayah tersebut ada 14 posyandu yaitu Posyandu
Lestari I sampai Posyandu Lestari XIV. Jumlah kader sebanyak 110 orang
dan rata-rata setiap posyandu ada 7 sampai 8 orang kader. Setelah dilakukan
wawancara kepada 8 kader didapatkan 3 kader mengerti tentang posyandu
dan 5 kader cukup mengerti tentang posyandu, dilihat dari ketepatan jawaban
yang diajukan penulis kepada masing-masing kader tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dan mengingat pengetahuan
kader yang masih belum maksimal serta pentingnya Posyandu bagi
peningkatan kesehatan masyarakat, peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu di Desa Gentan Baki
Sukoharjo”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader tentang
Posyandu di Desa Gentan Baki Sukoharjo?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di Desa
Gentan Baki Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di
Desa Gentan Baki Sukoharjo pada kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di
Desa Gentan Baki Sukoharjo pada kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di
Desa Gentan Baki Sukoharjo pada kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu pengetahuan
Dapat menambah kajian ilmu pengetahuan tentang posyandu.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari
perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan peneliti lain untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang posyandu.
b. Posyandu
Dapat meningkatkan kinerja kader dan kualitas posyandu di Desa
Gentan Baki Sukoharjo sehingga derajat kesehatan masyarakat
setempat menjadi lebih baik.
E. Keaslian Penelitian
1. Nur Rahman (2005), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang Posyandu
di Desa Kudu Sukoharjo Tahun 2005”. Jenis penelitian deskriptif. Populasi
penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Kudu Sukoharjo yang
berjumlah 30 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
penelitian menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu di Desa
Kudu Sukoharjo, pengetahuan kader yang dikategorikan baik adalah 40%,
cukup 46%, dan kategori kurang adalah 14%.
2. Ika Ayuning Tyas (2010), dengan judul “Pengetahuan Kader tentang
Posyandu di Purwosari Surakarta Tahun 2010”. Jenis penelitian adalah
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari
Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Alat pengumpulan data
menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu gambaran
pengetahuan kader tentang posyandu dengan 6 responden (20%)
mempunyai pengetahuan baik, 20 responden (66,67%) mempunyai
pengetahuan cukup, dan 4 responden (13,33%) mempunyai pengetahuan
kurang.
Persamaan penelitian ini dengan keaslian terletak pada instrumen
penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Sedangkan perbedaan keaslian
dengan penelitian ini antara lain pada waktu penelitian April 2014, dan
tempat penelitian di Desa Gentan Baki Sukoharjo. Jenis penelitian
deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader di Desa
Gentan Baki Sukoharjo yang berjumlah 110 orang dengan sampel 33
responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan simple random
sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan pengetahuan kader tentang
posyandu di Desa Gentan Baki Sukoharjo, dimana pengetahuan kader
yang dikategorikan baik sebanyak 5 responden (15,15%), cukup 23
responden (69,7%), dan kurang sebanyak 5 responden (15,15%).
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara menyeluruh, penulis akan menguraikan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari BAB I sampai BAB V
yang saling berhubungan. Adapun sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan
diteliti yaitu teori tentang pengetahuan, kader, dan posyandu,
kerangka teori serta kerangka konsep penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, populasi sampel dan teknik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan
dan analisa data, dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan gambaran umum tempat penelitian, hasil
penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan
penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor -faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
2) Informasi/ Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru.
3) Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan
demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak
melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan
tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu.
6) Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.
c. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2005), yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan
yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali
(recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau
menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi kondisi riil
(sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek
berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu :
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan
apabila kemungkinan itu tidak berhasil, maka dicoba kemungkinan
yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pimpinan-
pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun
penalaran sendiri.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
masa lalu.
4) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research
methodology).
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterpretasikan dengan perhitungan sebagai berikut :
a) Baik, bila nilai yang diperoleh responden adalah (x) > mean + 1SD
b) Cukup, apabila nilai yang diperoleh responden adalah
mean – 1SD ≤ (x) ≤ mean + 1SD
c) Kurang, apabila nilai yang diperoleh responden adalah
(x) < mean - 1SD
2. Kader
a. Pengertian Kader
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan
untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan rutin
di posyandu. Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja
secara sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan
posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan masyarakat untuk
melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini
kader disebut juga sebagai penggerak atau promotor kesehatan
(Yulifah dan Yuswanto, 2009).
Menurut Ismawati dkk (2010), seorang warga masyarakat dapat
diangkat menjadi seorang kader Posyandu apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Dapat membaca dan menulis
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
4) Mempunyai waktu yang cukup
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu
6) Berpenampilan ramah dan simpatik
7) Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu
b. Peran Kader
Menurut Meilani dkk (2009), peran dan fungsi kader sebagai
pelaku penggerakan masyarakat :
1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa
3) Upaya penyehatan lingkungan
4) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak balita
5) Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Kadarzi)
c. Fungsi Kader
Menurut Depkes (2010), fungsi kader adalah :
1) Melakukan pencatatan, memantau, dan evaluasi kegiatan
Poskesdes bersama bidan
2) Mengembangkan dan mengelola Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (PHBS, Kesling, Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dan
lain-lain)
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang
berdampak terhadap kesehatan masyarakat (surveilance berbasis
masyarakat)
4) Pemecahan masalah bersama masyarakat
d. Tugas Kader
Menurut Fallen dan Dwi (2010), kegiatan pokok yang dilakukan
kader adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan di Posyandu
(a) Melaksanakan pendaftaran
(b) Menimbang bayi dan balita, ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan
Usia Subur (PUS) atau Wanita Usia Subur (WUS)
(c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan
(d) Mengisi KMS
(e) Memberikan penyuluhan
(f) Memberi dan membantu pelayanan
2) Kegiatan diluar Posyandu
(a) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu
(b) Melaksanakan kegiatan yang menunjang upaya kesehatan
lainnya yang sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada,
misalnya :
(1) Pemberantasan penyakit menular
(2) Penyehatan rumah dan pembuangan sampah
(3) Pembersihan sarang nyamuk
(4) Penyediaan sarana air bersih
(5) Penyediaan saran jamban keluarga
(6) Pembuatan sarana pembuangan air limbah
Menurut Wiku (2007), tugas kader adalah sebagi berikut :
1) Pada hari buka Posyandu :
(a) Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan
prasarana Posyandu termasuk menyiapkan dan memberikan
makanan tambahan.
(b) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
(c) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang
berkunjung ke Posyandu.
(d) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan
mengisi buku register Posyandu.
(e) Memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai dengan
kewenangannya. Misalnya memberikan vitamin A,
pemberian tablet zat besi, oralit, pil KB, Kondom. Apabila
pada hari buka tenaga kesehatan Puskesmas datang
berkunjung, penyelenggaraan pelayanan dan KB ini
dilakukan bersama petugas kesehatan.
(f) Setelah pelayanan kesehatan Posyandu selesai, kader bersama
petugas melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan
tindak lanjut
2) Diluar hari Posyandu antara lain :
(a) Mengadakan kemutakhiran data sasaran Posyandu : bayi,
anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
(b) Membuat grafik SKDN, yaitu S : Seluruh balita yang
bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu, K : Jumlah
balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat atau buku KIA,
D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang pada hari buka
Posyandu, N : Jumlah balita yang ditimbang berat badannya
dan berat badannya naik.
(c) Melakukan tindak lanjut terhadap : sasaran yang tidak datang,
sasaran yang memerlukan penyuluhan lebih lanjut,
memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung
ke Posyandu pada hari buka, melakukan kunjungan tatap
muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
e. Pelatihan Kader
Menurut Ismawati dkk (2010), seorang calon kader wajib
mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu. Hal
ini di karenakan ketika menjadi seorang kader dalam tugasnya akan
sering melakukan berbagai penyuluhan. Sehingga kader harus
menguasai berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan, yaitu :
1) Keterampilan komunikasi interpersonal
Keterampilan ini penting karena dalam melaksanakan tugasnya
seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu
menguasai teknik-teknik komunikasi yang efektif agar informasi
dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat dapat dimengerti
dengan baik dan dilaksanakan.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posyandu
(pencatatan, pelaporan, penimbangan, dan lain-lain).
Kader perlu memahami sistem pencatatan dan pelaporan yang
benar, agar dapat memperoleh data yang mampu membantu kader
mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memeroleh
perhatian khusus.
3) Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi
Pemahaman kader yang baik mengenai kesehatan dasar dan gizi
dapat membantu kader untuk lebih efektif dalam memberikan
informasi dengan benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihan-
pelatihan sebelum menjadi dan melaksanakan kewajiban sebagai
kader posyandu.
Calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan tentang konsep
pelaksanaan posyandu serta materi-materi yang berkaitan dengan
kesehatan dasar dan gizi, antara lain :
1) Konsep posyandu balita
2) Gizi seimbang, penentuan status gizi balita, cara penentuan Bawah
Garis Merah (BGM), serta pengukuran status gizi dengan
menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat)
3) Pemanfaatan dan pemberian ASI Eksklusif
4) Makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang sehat
5) Penyakit yang sering diderita oleh balita, Pertolongan Pertama
Pada Kecelakan (PPPK) dan pengobatan balita di rumah
6) Stimulasi tumbuh kembang anak
7) Pengukuran antropometri
3. Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan
dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan
disuatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat
dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun tempat-tempat
lain yang mudah di datangi oleh masyarakat (Ismawati, 2010).
b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
Menurut Sembiring (2004), tujuan penyelenggaraan Posyandu
antara lain :
1) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu
(Ibu hamil, melahirkan, dan nifas).
2) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB)
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
3) Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi
Keluarga Sejahtera.
c. Manfaat Posyandu
Menurut WHO dalam Ismawati dkk (2010), manfaat posyandu
antara lain :
1) Bagi Masyarakat
Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh
kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau
sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan
anak balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh
imunisasi lengkap, ibu hamil juga akan terpantau berat badannya
dan memperoleh tablet tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas
memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah serta
memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang
kesehatan ibu dan anak.
2) Bagi Kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tumbuh kembang anak
balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat dimata masyarakat
sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi
panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu.
d. Pembinaan Posyandu
Menurut Sembiring (2004), Pembinaan Posyandu ada 3 intervensi
yaitu :
1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang
ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin
dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang
ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara sempurna,
baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja
tangguh.
3) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam
pembangunan bangsa dan Negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat
dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara
dan pengembangan posyandu merupakan strategi yang tepat untuk
intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan
memperhatikan aspek-aspek politik, ekonomi, sosial budaya
(Sembiring, 2004).
e. Kegiatan Pokok Posyandu
Menurut Sembiring (2004), kegiatan pokok posyandu antara lain :
1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
2) KB (Keluarga Berencana)
3) Pemberian Imunisasi
4) Penyuluhan Gizi
5) Penanggulangan Diare
f. Sasaran Posyandu
Menurut Intanghina (2009), sasaran dalam pelayanan kesehatan di
Posyandu adalah :
1) Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2) Anak balita berusia 1-5 tahun
3) Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
4) WUS (Wanita Usia Subur)
5) PUS (Pasangan Usia Subur)
g. Dana Pelaksanaan Posyandu
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat
melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil
potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat
yang dihimpun melalui kegiatan Dana Sehat (Ismawati, 2010).
h. Jenjang Posyandu
Menurut Konsep Arrif dalam Ismawati (2010), jenjang Posyandu
dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu sebagai berikut :
1) Posyandu Pratama (warna merah)
Posyandu Pratama memiliki ciri-ciri :
(a) Kegiatan belum mantap
(b) Kegiatan belum rutin
(c) Jumlah kader terbatas
2) Posyandu Madya (warna kuning)
Posyandu Madya memiliki ciri-ciri :
(a) Kegiatan lebih teratur
(b) Jumlah kader 5 (lima) orang
3) Posyandu Purnama (warna hijau)
Posyandu Purnama memiliki ciri-ciri :
(a) Kegiatan sudah teratur
(b) Cakupan program atau kegiatannya baik
(c) Jumlah kader 5 orang
(d) Mempunyai program tambahan
4) Posyandu Mandiri (warna biru)
Posyandu Mandiri memiliki ciri-ciri :
(a) Kegiatan secara teratur dan mantap
(b) Cakupan program atau kegiatannya baik
(c) Memiliki Dana Sehat dan JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat) yang mantap
i. Sistem Lima Meja di Posyandu
Menurut Aprilia (2009), sistem lima meja di Posyandu yaitu :
1) Meja I (Pendaftaran)
(a) Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita.
(b) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak
sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada
secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS kemudian ibu
balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
(c) Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut
penimbangan. Maka, ambil KMS baru. Kolomnya didisi secara
lengkap. Nama anak dicatat pada secarik kertas.
(d) Dalam pendaftaran diusahakan semua warga dalam cakupan
posyandu tersebut terdaftar, baik pendaftar lama maupun
pendaftar baru.
(e) KMS yang diterima harus diteliti terlebih dahulu oleh kader
agar KMS yang dibawa ibu adalah KMS yang benar dan bukan
KMS milik balita lain.
(f) KMS harus diberikan kembali kepada ibu setelah pelaksanaan
posyandu selesai dan berpesan kepada ibu agar menyimpan dan
membawanya kembali pada posyandu berikutnya.
2) Meja II (Penimbangan Balita)
(a) Dacin disiapkan oleh kader sebelum posyandu dimulai
sehingga ketika posyandu dimulai dacin sudah siap digunakan.
Kemudian anak ditimbang oleh kader yang bertugas. Kader
harus mengetahui cara penimbangan yang benar dan aman.
Penimbangan dibaca hingga tingkat ketelitian 0,1 kg.
Perhatikan bandul dacin agar tidak mengenai balita yang
ditimbang dan balita disekitar dacin.
(b) Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang
telah diselipkan oleh kader pada meja pendaftaran tepatnya
dibawah nama yang tertera pada secarik kertas tersebut.
Selipkan kembali kertas yang telah tertera nama dan berat
badan ini ke dalam KMS. Pastikan kertas ini tidak jatuh atau
hilang.
3) Meja III (Pencatatan)
(a) Buka KMS balita yang bersangkutan dengan hati-hat, pastikan
secarik kertas yang telah tertera nama dan berat bandan balita
terdapat didalamnya.
(b) Pastikan nama yang tertera dalam secarik kertas tersebut sesuai
dengan KMSnya kemudian pindahkan hasil penimbangan anak
dari secarik kertas ke KMS-nya.
(c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia
pada KMS dengan lengkap sesuai dengan keadaan balita
tersebut.
(d) Bila ada kartu kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu
tersebut.
(e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan
lahir anak sesuai ingatan ibunya.
(f) Bila ibu tidak ingat semua, dan hanya tahu umur anaknya yang
sekarang, perkirakan bulan lahir dan catat.
(g) Cantumkan bulan lahir anak pada kolom.
(h) Kemudian, isilah semua kolom bulan secara berurutan.
(i) Setelah anak ditimbang, tuliskan TITIK (.) berat badannya pada
TITIK TEMU garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan)
dengan garis datar (sesuai dengan garis penimbangan dalam
kilogram). Pada penimbangan selanjutnya, kedua TITIK
dihubungkan dengan garis. Pada bulan berikutnya tidak
ditimbang, dan bulan berikutnya ditimbang maka kedua TITIK
tidak dihubungkan.
(j) Selain titik berat badan dan garis hubung, catat juga semua
kejadian yang diderita anak. Kejadian itu dicatat dalam garis
tegak, sesuai dengan bulan yang bersangkutan.
4) Meja IV (Penyuluhan)
Mintalah KMS anak. Perhatikan umur dan hasil penimbangan pada
bulan ini. Ibu balita diberi penyuluhan :
(a) Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhan balita. Balita BGM harus dirujuk ke tenaga
kesehatan.
(b) Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak berumur 6
bulan.
(c) Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak
berumur diatas 4 bulan.
(d) Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun.
(e) Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada
balita (lihat kolom imunisasi pada KMS-nya)
(f) Pentingnya pemberian vitamin A untuk pencegahan kebutaan
dan daya tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus,
bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi 1 kapsul
vitamin A.
(g) Pentingnya latihan atau stimulasi perkembangan anak balita di
rumah.
(h) Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti
biasa, walaupun anak sedang diare.
(i) Tentang bahaya infeksi saluran pernafasan akut, balita batuk
pilek dengan napas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke
tenaga kesehatan.
(j) Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda
malaria, campak, demam berdarah dapat membahayakan jiwa
anak. Anak demam, rujuk ke tenaga kesehatan.
(k) Tentang pentingnya memelihara gigi dan mulut.
5) Meja V (Pelayanan KB dan Kesehatan)
(a) Imunisasi
Imunisasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang hadir dalam
posyandu tersebut, kader tidak diperbolehkan melakukan
imunisasi kepada balita. Penyuntikan imunisasi dilakukan pada
balita dalam kondisi sehat, apabila terdapat balita sakit
imunisasi ditunda hingga balita tersebut sembuh.
(b) Pemberian vitamin A
Pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut
tiap bulan Februari dan Agustus. Vitamin A harus diberikan
oleh tenaga kesehatan di posyandu, vitamin A tidak
diperbolehkan diberikan kepada ibu dibawa pulang untuk
memastikan cara memberikan obat tetes dengan benar.
(c) Pembagian pil atau kondom
Pil atau kondom diberikan pada Pasangan Usia Subur yang
ingin menunda kehamilan ataupun tidak ingin mempunyai anak
lagi, sebelum dibagikan Pasangan Usia Subur diberi tahu cara
penggunaannya agar dapat digunakan secara tepat.
(d) Pengobatan Ringan
Pengobatan yang diadakan pada posyandu sebatas obat yang
ringan seperti : batuk, pilek, panas, dan lain-lain. Apabila
dijumpai penyakit yang agak serius segera dirujuk ke
pelayanana kesehatan yang lebih tinggi.
(e) Konsultasi KB-Kesehatan
Konseling KB diberikan pada Pasangan Usia Subur yang ingin
menjadi akseptor KB, konsultasi KB yang diberikan dimulai
dari kontrasepsi sederhana, kontrasepsi pil, suntik, susuk, IUD,
kontrasepsi darurat hingga kontrasepsi mantap. Diberikan pula
cara penggunaan, efek samping, indikasi, serta kontra
indikasinya.
(f) Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan dalam ruang
periksa yang telah disediakan. Pemeriksaan di posyandu tetap
mengikuti standar minimal 5T (Timbang, Tensi, TFU, TT,
Tablet Besi).
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Ismawati dkk (2010), Aprilia (2009)
dan Sembiring (2004))
Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Informasi/ media
Massa
3. Sosial Budaya dan
Ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Umur
Posyandu meliputi :
1. Pengertian Posyandu
2. Tujuan
penyelenggaraan
Posyandu
3. Manfaat Posyandu
4. Pembinaan Posyandu
5. Kegiatan pokok
Posyandu
6. Sasaran Posyandu
7. Dana pelaksanaan
Posyandu
8. Jenjang Posyandu
9. Sistem 5 Meja
Tingkat
pengetahuan :
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
Kader meliputi :
1. Pengertian
Kader
2. Peran Kader
3. Fungsi Kader
4. Tugas Kader
5. Pelatihan Kader
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Kader
tentang Posyandu
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Informasi/ media Massa
3. Sosial Budaya dan
Ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Umur
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang
terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Menurut Riduwan (2008), kuantitatif
adalah data yang berwujud angka. Dalam penelitian ini penulis
mendiskripsikan pengetahuan kader tentang Posyandu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan
di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 5 April 2014.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua kader
di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo. Populasi kader di desa tersebut adalah
sebanyak 110 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya
besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% atau
lebih (Arikunto, 2010). Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan 30% dari populasi yang ada, sehingga sampel yang didapat
yaitu :
30
100110 = 33
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 kader.
3. Teknik Pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi
sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,
sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada
(Hidayat, 2009).
Teknik simple random sampling yaitu dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi, pengambilannya
dilakukan dengan cara dilotere dari seluruh jumlah populasi. Pada
penelitian pengambilannya menggunakan nomor dan nama dengan cara
dilotere (Hidayat, 2009). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah menggunakan simple random sampling,
dengan cara dilotre pada 14 posyandu, masing-masing posyandu diambil
2 sampai 3 orang sebagai sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan kader tentang posyandu.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Variasi
Pengukuran
Pengetahuan
kader tentang
Posyandu
Kemampuan kader
dalam menjawab
pernyataan yang
dituangkan dalam
kuesioner mengenai
Posyandu meliputi :
Pengertian,Tujuan,
Manfaat,
Pembinaan,Kegiatan
pokok,Sasaran,
Dana pelaksanaan,
Jenjang Posyandu,
Sistem 5 meja
Kuesioner Ordinal a. Baik = (x) >
mean + 1 SD
b. Cukup = mean
– 1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
c. Kurang = (x)
< mean – 1
SD
(Riwidikdo, 2009)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan adalah lembar kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010),
Kuesioner diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan
baik, sudah matang, dimana responden hanya memberi tanda-tanda tertentu.
Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup mengenai pengetahuan kader tentang posyandu. Menurut
Arikunto (2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden hanya tinggal
memberi tanda check (√) pada jawaban benar atau salah pada lembar
kuesioner yang telah disediakan. Dalam pernyataan terdapat 2 pernyataan
yaitu pernyataan favorable (+) dan unfavorable (-). Untuk pernyataan
favorable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
Untuk pernyataan unfavorable (-) jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban
salah diberi nilai 1. Adapun kisi-kisi kuesioner pengetahuan tentang
Posyandu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Indikator Soal
Jumlah Favorable Unfavorable
Pengertian Posyandu 1 2 2
Tujuan penyelenggaraan Posyandu 3*, 4 5 3
Manfaat Posyandu 6 7 2
Pembinaan Posyandu 8 9,10 3
Kegiatan pokok Posyandu 11*,13,14 12 4
Sasaran Posyandu 15*,18 16*,17,19 5
Dana pelaksanaan Posyandu 21 20 2
Jenjang Posyandu 22,24 23,25 4
Sistem 5 meja 26,27,30,32 28,29,31* 7
Total 32
Keterangan :
* : Pernyataan yang tidak valid
Untuk megetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan uji rehabilitas dengan karakteristik yang sejenis di
luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabililitas pada penelitian ini
dilakukan pada tanggal 1 April 2014 di Desa Waru Sukoharjo dengan jumlah
kader 30 orang dan menggunakan 32 item pernyataan.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak
diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product
moment dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
for Windows. Instrument dikatakan valid jika nilai p-value lebih kecil (<)
0,05 dengan taraf signifikan 0,05. Instrumen dikatakan valid jika nilai
rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 0,361 (Riwidikdo, 2010).
Rumus product moment adalah :
Keterangan :
N : Jumlah Responden
rxy : Koefisien Korelasi product moment
X : Skor pertanyaan
Y : Skor Total
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di Desa Waru Sukoharjo
dengan 30 responden, dari 32 soal yang di ujikan diperoleh 27 pernyataan
yang dinyatakan valid. Sedangkan untuk nomor 3, 11, 15, 16 dan 31 tidak
valid, sehingga untuk 5 item pernyataan tersebut tidak digunakan karena
sudah ada item yang mewakili.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu instrumen penelitian atau alat ukur dalam mengumpulkan data
untuk bisa diandalkan dan dipercaya keabsahannya serta uji reliabilitas
untuk mengetahui tingkat data yang bias dinyatakan reliabel dalam data
yang dikumpulkan dalam waktu yang berbeda (Arikunto, 2010).
Menurut Riwidikdo (2010), rumus dari Alpha Cronbach adalah
sebagai berikut :
ri= k
k-1 1-
∑σb2
σ2t
Keterangan :
ri : Reabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ b2 : Jumlah varian butir
2t : Varians total
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Dinyatakan reliabel apabila rkriteria > 0,7 (Riwidikdo, 2009). Setelah 27 soal
dilakukan uji reliabilitas terhadap 30 responden di Desa Waru Sukoharjo,
dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Cronbach 0,867 > 0,7
sehingga instrumen penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada kader Posyandu di
Desa Gentan Baki Sukoharjo, kemudian menjelaskan tentang cara
pengisiannya. Responden di anjurkan untuk mengisi kuesioner hingga selesai
dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan
data yang akan dilakukan dalam penelitian (Riwidikdo, 2010). Data yang
diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
dari yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan
keperluan penelitian (Hidayat, 2007). Data primer diperoleh dari
responden, yaitu melalui lembar kuesioner yang diisi langsung oleh
responden dan hasil wawancara dari studi pendahuluan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain
dan data sudah ada (Hidayat, 2007). Cara mendapat data sekunder ini
adalah dari studi dokumentasi. Data sekunder diperoleh dari data bidan
desa Gentan, Baki, Sukoharjo yaitu jumlah kader di Desa Gentan. Baki,
Sukoharjo dengan jumlah 110 kader.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data
antara lain :
a. Seleksi Data (Editing)
Memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan
kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah
terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga bila
terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Pemberian Kode (Coding)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode
tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan
analisis data.
c. Memasukkan Data (Data Entry)
Jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka
atau bilangan) dimasukkan ke dalam program atau software computer.
d. Tabulasi (Tabulating)
Pada tahap ini, jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan
teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan
dalam bentuk tabel-tabel.
e. Pembersihan Data (Cleaning)
Setelah semua data dimasukkan perlu di cek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Analis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini
menggunakan analisa univariat yaitu menganalisis variabel yang ada
secara deskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2007). Analisa data yang digunakan dalam
pengolahan hasil data ini menggunakan analisa univariat karena variabel
dalam penelitian ini adalah variabel tunggal.
Selanjutnya, menurut Riwidikdo (2009), tingkat pengetahuan kader
tentang Posyandu diukur melalui keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai yang diperoleh responden adalah (x) > mean + 1SD
b. Cukup, bila nilai yang diperoleh responden adalah
mean – 1SD ≤ (x) ≤ mean + 1SD
c. Kurang, bila nilai yang diperoleh responden adalah (x) < mean - 1SD
Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu :
X = x
n
Keterangan :
X : Rata-rata (mean)
∑x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya (Riwidikdo, 2009). Rumus Simpangan baku, yaitu :
SD = xi
2 -( xi)
2
n
n-1
Keterangan :
SD : Simpangan baku (Standard Deviation)
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk mengetahui skor
prosentase adalah sebagai berikut :
Skor Prosentase = Jumlah responden pada setiap kategori
Total jumlah respondenx 100%
I. Etika Penelitian
Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang
atau pengetahuan tentangb adat kebiasaan orang (Notoatmodjo, 2010).
Standar etika dalam melakukan penelitian menurut Hidayat (2008),
antara lain :
1. Anonimity (Kerahasiaan nama/ Identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak
mencamtumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data.
2. Informed Concent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Informed concent diberikan sebelum melakukan penelitian berupa
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed
concent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian
dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada penelitian ini
semua responden diberi lembar persetujuan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Pada penelitian ini
kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap
subyek dijamin oleh peneliti.
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya
jadwal kegiatan disusun dalam suatu “gant’s chart” (Notoatmodjo, 2010).
Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Gentan, Kecamatan Baki, Kabupaten
Sukoharjo. Desa Gentan mempunyai luas wilayah 137,43 hektar. Desa
Gentan terdiri atas 14 RW dan 71 RT. Batas wilayah Desa Gentan antara lain
sebelah timur berbatasan dengan Desa Sanggrahan, sebelah utara berbatasan
Desa Makam Haji dan Pajang, sebelah barat berbatasan Desa Purbayan, dan
sebelah selatan berbatasan dengan Desa Manang dan Purbayan.
Jumlah total penduduk Desa Gentan adalah 113.000 jiwa, dengan
perincian : Penduduk laki-laki sebanyak 4.696 orang, dan penduduk
perempuan sebanyak 6.604 orang.
Desa Gentan memiliki 14 Posyandu yang dikelola oleh seorang Bidan.
Posyandu tersebut diberi nama Posyandu Lestari I - XIV. Jumlah total kader
dalam 14 Posyandu tersebut adalah 110 orang dan rata-rata setiap posyandu
ada 7 sampai 8 orang kader.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa terhadap tingkat pengetahuan kader tentang
Posyandu dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden, didapatkan hasil
tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu. Namun sebelum diketaui
tingkat pengetahuan dalam kategori baik, cukup dan kurang maka terlebih
dahulu diketahui Mean dan Standar Deviasi (SD) dalam tabel berikut ini,
1. Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Penelitian Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan
Kader tentang Posyandu
21,64 2,88
2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu
No Pengetahuan Responden Prosentasi (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
5
23
5
15,15%
69,7%
15,15%
Jumlah 33 100%
Tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kader tentang
Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo adalah 23 responden (69,7%)
memiliki pengetahuan cukup, 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan
baik, 5 responden (15,15%) memiliki pengetahuan kurang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu di
Desa Gentan, Baki, Sukoharjo pada kategori cukup yaitu sebesar 23
responden (69,7%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 33 responden
menunjukan hasil tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu pada kategori
baik sebanyak 5 responden (15,15%), kategori cukup sebanyak 23 responden
(69,7%) dan kategori kurang sebanyak 5 responden (15,15%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan kader tentang posyandu di
Desa Gentan pada kategori cukup yaitu sebesar 23 responden (69,7%).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain Tingkat Pendidikan,
Informasi/ Media Massa, Sosial Budaya dan Ekonomi, Lingkungan,
Pengalaman, dan Umur (Notoatmodjo, 2010). Kader adalah seorang tenaga
sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas
membantu kelancaran pelayanan rutin di posyandu (Ismawati dkk, 2010).
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah
kerja Puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai
kelurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah di datangi oleh
masyarakat (Ismawati, 2010).
Responden dalam kategori berpengetahuan baik rata-rata sudah
memahami tentang Posyandu, baik dari pengertian posyandu, tujuan
posyandu, sampai dengan sistem 5 meja, namun kurang memahami tentang
pembinaan posyandu. Untuk responden yang berpengetahuan cukup,
mayoritas sudah mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan tentang
Posyandu, namun masih kurang memahami tentang pembinaan posyandu,
jenjang posyandu, dan sistem 5 meja. Sedangkan responden dengan kategori
berpengetahuan kurang, rata-rata hanya mengerti namun belum paham benar
tentang posyandu terutama pada pembinaan posyandu, sasaran posyandu,
jenjang posyandu dan sistem 5 meja.
Berdasarkan hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar kader posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo berpengetahuan
cukup mengenai posyandu. Mayoritas kader berpengetahuan cukup ini karena
banyaknya kader yang masih baru, sehingga pengalaman kader tentang
posyandu belum maksimal. Selain pengalaman kader, informasi yang
diperoleh kader kemungkinan dipengaruhi karena belum aktifnya kader
dalam mengikuti perkumpulan kader, seperti penyuluhan dari bidan atau
puskesmas setempat yang berhubungan dengan kegiatan posyandu. Dari hasil
penelitian tersebut sangatlah penting memberikan pengalaman yang
didapatkan kader yang lama sebelumnya kepada kader-kader yang baru agar
pengetahuan kader yang baru menjadi bertambah, serta pentingnya seorang
kader dalam mengikuti perkumpulan atau penyuluhan yang diselenggarakan
oleh puskesmas atau bidan desa setempat agar kualitas posyandu semakin
maksimal, sehingga minat masyarakat untuk datang ke posyandu setiap
bulannya akan meningkat.
D. Keterbatasan
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah waktu mengumpulkan kader.
Dalam dua bulan sekali diadakan acara perkumpulan kader di Balai Desa,
dan peneliti harus menyesuaikan dengan jadwal perkumpulan kader
tersebut. Namun tidak menjamin seluruh kader bisa hadir. Sedangkan
untuk beberapa kader yang belum bisa hadir, peneliti harus berkunjung ke
rumah kader tersebut untuk memberikan kuesioner.
2. Kelemahan Penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup. Sehingga responden hanya dapat menjawab benar atau salah
saja dan tidak dapat menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Kader Tentang
Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo
pada kategori baik sebanyak 5 responden (15,15%).
2. Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo
pada kategori cukup sebanyak 23 responden (69,7%).
3. Pengetahuan kader tentang posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo
pada kategori baik sebanyak 5 responden (15,15%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Kader
tentang Posyandu di Desa Gentan, Baki, Sukoharjo maka saran yang dapat
penulis sampaikan adalah :
1. Bagi Kader
Diharapkan kader posyandu lebih aktif dalam mengikuti pengarahan atau
pertemuan yang diselenggarakan oleh puskesmas atau bidan desa
setempat, serta kesediaan dari kader yang lama untuk saling berbagi ilmu
dan pengalaman dengan rekan kader yang baru, sehingga pengetahuan dan
pengalaman kader bisa bertambah dan berdampak pada minat masyarakat
terhadap posyandu yang meningkat
2. Bagi Bidan Desa
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bidan desa bersama puskesmas
meningkatkan intensitas pertemuan dan memberikan ilmu baru bagi kader
serta melakukan regenerasi kader untuk meningkatkan peran serta
masyarakat terhadap posyandu.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Diharapkan akan lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut
mengenai posyandu sehingga dapat dijadikan referensi dan bahan
bacaan.
b. Desa Gentan
Diharapkan pemerintahan Desa Gentan lebih memberikan dukungan
terhadap kegiatan posyandu yang ada dengan bekerjasama dengan
bidan desa dan para kader agar kegiatan posyandu yang sudah
terlaksana hasilnya bisa semakin maksimal.
4. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lajut dengan metode
penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda, sehingga akan diperoleh
hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia. 2009. Posyandu di Masyarakat. Jakarta : Medika Citra.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Depkes RI. 2010. Buku Pedoman Desa Siaga Aktif. Jakarta : Depkes RI
Fallen, R, et al. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Jakarta : Nuha
Medika.
Handayani. 2011. Peran Serta Ibu Balita dalam Kegiatan Penimbangan.
http://www.peransertaibubalita.intanghina.co.id. Diakses tanggal 11
Oktober 2013.
Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika.
. 2008. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Intan, G. 2009. Sasaran Posyandu. http://www.peransertaibubalita.co.id. Diakses
tanggal 11 Oktober 2013.
Ismawati, C, et al. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogjakarta : Nuha Medika.
Kusnani. 2011. Posyandu. http://www.posyandu.com. Diakses tanggal 11 Oktober
2013.
Meilani, N. dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramayu.
Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
. . . . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Permendagri. 2011. No. 115/MENDAGRI/PER/2010
Rahman, N. 2005. Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu. Jawa Tengah :
Bagian Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret.
Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.
. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R
dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Sembiring, N. 2004. Posyandu sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam
Usaha Meningkatkan Kesehatan Masyarakat : Bagian Kependudukan
dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra
Utara.
Sofyawati. 2011. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Kader
tentang KMS di Posyandu. Bagian Kependidikan dan Biostatistik
Fakultas Kesehatan Universitas Sebelas Maret.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Tyas, I.A. 2010. Tingkat Pengetahuan tentang Posyandu. Jawa Tengah : Bagian
Kependidikan dan Biostatistik Universitas Sebelas Maret.
Wiku, A. 2007. Kriteria Kader Posyandu. Jakarta : Medika Press.
Yulifah, R. Yuswanto, T.JA. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika.