Post on 02-Jul-2015
ITerapi keluarga
Oleh
Raka Manggala Syafi’i, Sarwanti, Arifah K., Dewi Puji L., Farida N.R., Irma Y., Novita, & Wa Ode Azman K.Mahasiswa Fakultas Psikologi Undip
Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi
keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman,
Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-
masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekwensi dan konteks
social. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi
individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Menurut teori awal
dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan interksi orang tua- anak adalah
penyebab dari perilaku maladaptive (Bateson et al,1956; Lidz&Lidz, 1949 ;Sullivan,
1953).
Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang
terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa
berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah–efek
perhubungan. Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain;
perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang
lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti
sebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system
keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain.
Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif
terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari
masalah keluarga.
Penelitian mengenai terapi keluarga dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang
Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada
keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California. Penelitian ini menghasilkan 2
konsep mengenai terapi dan patologi keluarga, yaitu :
1
1. the double bind (ikatan ganda)
Dalam terapi keluarga, munculnya gangguan terjadi saat salah satu anggota
membaik tetapi anggota keluarga lain menghalang-halangi agar keadaan tetap
stabil.
2. family homeostasis (kestabikan keluarga)
Bagaimana keluarga menjaga kestabilannya ketika terancam.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan fungsi anggota keluarga maka sistem
dalam keluarga musti dipengaruhi dengan melibatkan seluruh anggota keluarga
bukan individual/perorangan.
Adanya gangguan dalam pola komunikasi keluarga adalah inti dari double
bind. Ini terjadi bila ‘korban’ menerima pesan yang berlawanan/bertentangan yang
membuat sulit bertindak konsisten dan memuaskan. Anak diberitahukan bahwa ia
harus asertif dan membela haknya namun diwaktu yang sama dia diharuskan
menghormati orangtuanya, tidak menentang kehendaknya, dan tidak pernah
menanyakan/menuntut kebutuhan mereka. Apa yang dikatakan berbeda dengan yang
dilakukan. Keadaan ini selalu ditutupi dan disembunyikan, sehingga si ‘korban’ tidak
pernah menemukan sumber dari kebingungannya. Jika komunikasi ini (double bind
communication) terjadi berulang kali, akan mendorong perilaku skizoprenik.
Kemudian timbul kontrovesi mengenai teori double bind ini, khususnya
dengan faktor gentik dan sosiologi yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Hal ini
kemudian melahirkan penelitian untuk pengembangan terapi keluarga.
Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang
mempunyai masalah. Khususnya, klien yang diidentifikasi adalah remaja laki-laki
yang sulit diatur oleh orang tuanya atau gadis remaja yang mempunyai masalah
makan. Sesegara mungkin, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah
keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota
keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum
terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering
percaya pada pemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).
Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa paksaan, mengajarkan orang
tua untuk menetapkan kedisiplinan pada anak-anak mereka, mendorong tiap anggota
2
keluarga untuk berkomunikasi secara jelas satu sama lain, mendidik anggota
keluarga dalam prinsip perubahan perilaku, tidak menekankan kesalahan pada satu
anggota akan tetapi membantu anggota keluarga apakah hyarapan terhadap anggota
yang lain masuk akal.
Pendekatan berpengaruh yang lain disebut strategi atau terapi keluarga
terstruktur (Minuchin, 1974; Satir, 1967). Disini, terapis berusaha menemukan
problem utama dari masalah klien dalam konteks keluarga, bukan sebagai masalah
individual. Tujuannya adalah untuk mengurangi sikap menyalahkan yang mengarah
pada satu orang. Contohnya, terapis menyampaikan bahwa perilaku menentang dan
agresif dari remaja mungkin adalah tanda dari ketidakamanan remaja atau alasan
untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari ayahnya. Pada banyak keluarga yang
mengalami stress, pesan emosional begitu tersembunyi sehingga anggota keluarga
lebih sering berbicara tanpa berbuat. Mereka sering mengasumsikan bahwa mereka
dapat “saling membaca pikiran masing-masing”.
Saat ini, terapi keluarga terstruktur telah disesuaikan untuk membawa faktor
budaya yang mungkin berpengaruh pada terapi keluarga dari kelompok etnis tertentu.
Untuk membawa keluarga ke terapi, membuat mereka tetap kembali, harus ada
perjanjian keluarga yang disusun untuk menghindari hal-hal berikut :
1. penolakan anak untuk mengikuti terapi,
2. sikap ambivalen ibu dalam memasukkan keluarganya ke dalam terapi,
3. penolakan keberadaan seorang ayah dalam keluarga, dan
anggota keluarga tetap berusaha menjaga rahasia keluarga dari orang asing.
Terapi keluarga biasanya diberikan saat pasien sudah dewasa sebagai hasil
dari keluarga yang patologis. Terapi individual mungkin tidak berguna karena
kondisi keluarga yang tidak mendukung.
Kondisi keluarga itu bisa mengganggu kepribadian dan tingkah laku pasien.
Namun jika memungkinkan, tritmen bagi penderit skizofrenia atau borderine yang
masih awal dengan memanfaatkan seluruh anggota yang ada mungkin bisa berguna.
Terapi dimulai dengan fokus pada masalah yang dialami pasien dalam keluarga dan
kemudian anggota keluarga menyampaikan/memberikan kontribusi masing-masing.
3
Terapis bertugas untuk mendrong seluruh anggota keluarga untuk mau terasa terlibat
dalam masalah yang ada bersama-sama.
Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1. Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga
2. ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3. konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
Terapi keluarga tidak bisa digunakan bila tidak mungkin untuk
mempertahankan atau memperbaiki hubungan kerja antar anggota kunci keluarga.
Tanpa adanya ksadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota
inti keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh
anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa system dalam keluarga
akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.
Tujuan terapi Keluarga
Tujuan pertama adalah menemukan bahwa masalah yang ada berhubungan
dengan keluarganya, kemudian dengan jalan apa dan bagaimana anggota keluarga
tersebut ikut berpartisipasi. Ini dibutuhkan untuk menemukan siapa yang sebenarnya
terlibat, karenanya perlu bergabung dalam sesi keluarga dalam terapi ini, juga
memungkinkan apabila diikutsertakan tetangga, nenek serta kakek, atau keluarga
dekat yang berpengaruh. Ada cara tercepat dalam terapi dimana terapis keluarga
membuat usaha untuk mempengaruhi seluruh anggota keluarga dengan menunjukan
cara dimana mereka berinteraksi dalam sesi keluarga itu. Kemudian, setiap anggota
keluarga diminta menyampaikan harapan untuk perkembangan diri mereka sebaik
mungkin, umumnya untuk menyampaikan komitmen pada terapis.
Tujuan jangka panjang bergantung pada bagian terapis keluarga, apakah
sebagian besar yang dilakukan untuk mengembangkan status mengenali pasien,
klarifikasi pola komunikasi dlm keluarga, dll. Dalam survey, responden diminta
menyebut tujuan primer dan sekunder mereka, untuk seluruh keluarga, kedalam 8
kemungkinan tujuan. Tujuan yang disebut sebagai tujuan primer ‘mengembangkan
komunikasi’ untuk seluruh keluarga, ternyata lebih dipilih ‘mengembangkan otonomi
dan individuasi’. Sebagian memilih ‘pengembangan symptom individu’ dan
‘mengembangkan kinerja individu’. Memfasilitasi fungsi individu adalah tujuan
4
utama dari terapi individual, tetapi para terapis keluarga melihat sebagai bukan yang
utama dalam proses perubahan keluarga yang luas, khususnya sistem komunikasi dan
sikap anggota keluarga yang menghormati anggota lainnya.
Dalam survei, bagaimanapun, menjadi jelas bahwa para therapists keluarga
dengan susah bersatu di dalam metoda dan konsep perawatan keluarga. Hampir
semua, Di tahun 1970, ketika itu tritmen keluarga banyak yang utama adalah patient-
centered. Anggota keluarga yang lain, memberi informasi menyangkut pasien.
Contoh ekstrim yang lain adalah itu merasa terikat dengan suatu pendekatan sistem,
sebagai contoh, Satir dan halay. Mereka melihat proses dari permulaan hingga akhir
dengan memusatkan pada keluarga dengan harapan perubahan dalam keluarga dan
membawa ke arah hidup lebih sehat untuk semua anggota nya. Mereka menekankan
proses keluarga dengan individual psychodinamics, dengan perhatian mereka,
memusat pada pasien yang dikenali.
Proses Terapi Keluarga
Dalam perjalanannya, untuk membedakan suatu dimensi dari berorientasi
individu ke sistem yang diorientasikan pemikiran, keluarga therapists dapat diuraikan
seperti kepala perguruan tinggi/ dirigen. Dirigen, sebagai pembanding, cenderung ke
program dan mengorganisir cara bekerja, menentukan agenda, menugaskan tugas,
dan dengan aktif menanyai dan mengajar. Dalam kasus Ackerman, ini mungkin
dalam rangka menghilangkan pengingkaran dan kemunafikan, menuntut anggota
keluarga untuk lebih membuka dengan dia dan dengan diri mereka. Ia menghadapi
seksual, agresif, dan perasaan tergantung. Cara nya besar, yakin, dan jujur. Satir,
pada sisi lain, menjadikan dirinya sebagai guru dan tenaga ahli di komunikasi. Dia
mengarahkan ke diskusi, dan menunjukkan permasalahan dalam hal komunikasi. Dia
menetapkan dirinya sebagai contoh komunikasi yang jelas, penggunaan yang
sederhana dan kata-katanya jelas, dan menjelaskan prinsip nya kepada keluarga.
Meskipun demikian terkait dengan segi manusia yang lain yang dapat merasakan dan
interaksi, dia pada dasarnya seorang guru dan contoh yang memiliki kejelasan dalam
berkomunikasi. Bagaimanapun, apakah lebih sebagai kondektur atau reaktor,
Ackerman dan Satir, semua keluarga therapists perlu bermain suatu peran yang lebih
aktif dibanding yang sudah biasa dalam individu therapy. Therapist harus yang lebih
5
memiliki kemampuan dalam penggunaan kendali, melembutkan argumentasi, dan
memandu diskusi. Terapi keluarga meletakkan therapist dalam suatu hubungan yang
berbeda dengan klien nya dibanding dalam terapi kelompok atau individu. Ia tidak
dimulai dari dasar yang sama atau dari sama sama ketidak-tahuan. Anggota keluarga
masuk dengan suatu pengalaman umum; therapist adalah orang luar. Dalam
pelaksanaan bahkan untuk mengerti sindiran sindiran mereka untuk membagi
bersama pengalaman, ia harus belajar ke kultur keluarga, bahasa dan aturan.
Therapist harus sampai kepada dalamnya sistem keluarga memahami dan bekerja
dengan itu. Sekalipun begitu ia tidak bisa menjadi 'yang diatur & bagian dari sistem',
karena ia harus menyendiri dari itu dalam rangka memahami aktivitas nya dan untuk
memandu perubahan nya. Begitu, sisanya antar detasemen dan keterlibatan menjadi
yang lebih dikritisi dalam keluarga therapy dibanding dalam bentuk lain psikoterapi.
Cara-cara lain, adalah dengan berbagi tugas yang umum dari semua therapists, untuk
menyediakan suatu atmospir yang mendukung dan aman untuk menghadapi
pengalaman menyakitkan.
Therapy umumnya mulai dengan usaha untuk menemukan apa yang sedang
mengganggu keluarga dan apa yang mereka harapkan melalui terapi ini. Sesi pertama
atau kedua hanya boleh melibatkan pasangan yang sudah menikah, dimana sebagai
pemimpin menyangkut keluarga. Yang secara khas cukup, masalah yang ada
dikaitkan dengan perilaku yang menganggu menyangkut pasien yang dikenali
"Pemuda lontang lantung mogok sekolah, dan menggunakan narkoba." Itu hampir
suatu kebenaran mutlak bahwa semua anggota keluarga tidak membagi dugaan yang
sama tentang apa yang salah, mengapa masalah datang, atau seberapa penting hal itu
diharapkan untuk di tritmen bersama-sama. Untuk memperjelas gabungan persepsi
dan alasan adalah suatu awal tugas penting. Dalam proses yang sama, therapis
berusaha untuk mengkomunikasikan sebagian dari peraturan utama, bahwa semua
anggota akan diperlakukan sebagai individu, mereka akan masing-masing diharapkan
untuk mengambil bagian, dan poin-poin pandangan mereka akan dihargai.
Suatu contoh dari suatu awal sesi suatu keluarga bersama dengan Virginia
Satir dapat memperjelas. Keluarga terdiri dari seorang laki-laki dan Mary dan anak-
anak mereka, Johnny (16) dan Patty (7). Orang tua telah mencari bantuan untuk
6
kelakuan buruk sang pemuda di sekolah. Dalam posisi ini di dalam wawancara itu
Satir telah menemukan Johnny itu berpikir bahwa keluarga sedang mengadakan
suatu perjalanan, sedang Patty berpikir mereka akan menemui seseorang untuk
memperbicangkan tentang keluarga. Satir bertanya pada anak-anak di mana mereka
mendapat gagasan mereka itu.
Patty : ibu mengatakan kami akan memperbicangkan tentang permasalahan keluarga
Therapist: Bagaimana dengan Bapak? Apa ia menceritakan kepada kamu hal yang sama?
P : Tidak ada
T : Apa yang telah Bapak katakan?
P : Ia berkata kita akan mengadakan suatu perjalanan
T : ok. jadi kamu mendapat beberapa informasi dari ibu dan beberapa informasi lagi dari
Bapak. Bagaimana dengan kamu, Johnny: Di mana kamu mendapatkan informasi mu?
Johnny : Aku tidak ingat
T : Kamu tidak ingat siapa yang menceritakan kepada kamu?
Mother : Aku tidak berpikir aku berkata apapun kepadanya. Ia tidak di sekitar saat itu, aku mengira
T : Bagaimana denganmu Bapak? Ada yang Anda katakan ke Johnny?
Father : Tidak ada, aku pikir Mary yang telah menceritakan kepada dia
T : ( ke Johnny) baik, kemudian, bagaimana kamu bisa ingat jika tidak ada apapun dikatakan
J : Patty mengatakan kita akan menemui seorang nyonya untuk membicarakan tentang
keluarga.
T : ok. jadi Kamu Dapat informasi mu dari saudari mu, sedangkan Patty mendapat info dari Ibu
dan Bapak.
( Therapist melanjutkan, menanyakan pada anak-anak bagaimana mereka menangani perbedaan pesan
dari kedsua orang tuanya. Dia kemudian bertanya pada orang tua perkataan apa yang mereka ingat.
T : Bagaimana dengan itu, Ibu? Adalah kamu dan Bapak sama-sama bekerja ke luar apa yang
kamu akan ceritakan kepada anak-anak?
M : beginilah, aku berpikir ini adalah satu masalah kami. Ia mengerjakan hal-hal dengan mereka
dan aku lakukan hal yang lain
F : Aku berpikir ini adalah suatu hal yang tak penting untuk dicemaskan
T : Tentu saja ini penting. Akan tetapi kita justru dapat menggunakan itu, untuk lihat
bagaimana pesan berseberangan dalam keluarga. Salah satu hal penting dalam keluarga
adalah bagaimana anggota keluarga berkomunikasi dengan jelas sehingga pesan mereka
tersampaikan. Kita harus lihat bagaimana Ibu dan Bapak dapat bersama sedemikian sehingga
Johnny dan Patty dapat mendapat pesan jelas.
( segera, dia menambahkan;)
7
T : kemudian, Aku akan menceritakan kepada kamu mengapa Ibu dan Bapak sudah kemari.
Mereka kemari sebab mereka tak bahagia dalam keluarga dan mereka ingin membuat
rencana sedemikian rupa sehingga semua anggota keluarga dapat mendapat lebih kesenangan
dari kehidupan berkeluarga.
Dalam peristiwa ini secara ringkas kita lihat Satir memperkenalkan keluarga
ke konsep komunikasi, selagi menyelidiki pemahaman therapy mereka. Dalam
tekniknya, masing-masing anggota didukung untuk berbicara atas nama dirinya dan
untuk membuat posisi nya dikenal; therapist boleh menyela jika seseorang usaha
untuk menghadirkan pandangan yang lain. Begitu, dia membantu perkembangan
suatu perasaan berharga dan kejelasan pada setiap orang.
Awal dalam sesi keluarga, suatu sejarah luas keluarga diambil. Ini mulai
dengan perkawinan sepasang orangtua ( " arsitek keluarga" di dalam istilah Satir),
yang mana menyampaikan kepada anak-anak yang sedikit banyak cerita
mengejutkan dalam suatu keluarga mereka masukan ke dalamnya. Cerita beralih
kepada saat ini dan mengembalikan kepada awal hidup dari orang tua di dalam
keluarga-keluarga asal mereka. Therapist begitu mendapatkan suatu dugaan
menyangkut karakter di dalam kehidupan berkeluarga dan tentang yang terdahulu
dan kesinambungan perilaku mereka. Anak-Anak bisa jadi menemukan bahwa ketika
anak-anak menderita banyak kemarahan yang sama ternyata bertentangan dengan
orang tua mereka. Permasalahan kini diberi perspektif dan mungkin yang lebih dapat
dikendalikan. Di dalam proses, dongeng keluarga dapat diungkapkan dan barangkali
dikubur. Meskipun demikian mereka sudah sering mendengar bapak berkata kepada
ibu, "ia mengerjakan mempunyai paman mu darah Max'S,
Perlakuan terhadap anak yang bermasalah
Banyak bentuk dari psikoterapi individual untuk masalah anak. Diantaranya
psikoanalisis anak, psikoterapi client centered anak, dan banyak bentuk lain dari
modifikasi behaviorisme. Perlunya, terapi hanya dapat mendekati bentuk orang
dewasa, untuk tidak hanya menyelesaikan masalah dan symptom anak yang
‘berbeda’ tetapi bahwa mereka hidup dalam level perkembangan yang berbeda.
Sebagai gantinya, percakapan terapi, komunikasi antara terapis dan anak bergantung
pada permainan dan berbagai jenis aktivitasnya. Lantai ruangan dibanding dipan dan
kursi adalah arena terapi anak. Yang didalamnya telah ada peralatan; boneka dan
8
kotak pasir, cat air, dan lain-lain. Tidak hanya yang anak-anak pikirkan,
komunikasikan dan ekspresikan dalam mode berbeda dengan orang dewasa, tapi
kondisi hidupnya benar-benar berbeda. Anak bergantung pada apa yang diberikan
keluarga. Dalam bagian ini, anak adalah ‘klien yang segan’ yang tidak memilih,
menyusun, dan tdk membayar untuk psikoterapi. Disamping itu, anak sedang dalam
masa perkembangan, sangat dipengaruhi keluarga mulai saat ini.
Dalam dunia bimbingan anak, menjadi kesepakatan bahwa anak tidak
seharusnya tidak terpisah dari orangtua. Tanpa mengubah, paling tidak pada
beberapa tingkatan, memaksa anak yang terlihat memiliki bakat kecil untuk
perkembangan dalam berusaha mempengaruhi perkembangannya sendiri.
Konsekuensinya, usaha yang dibuat untuk memasukkan orangtua kedalam pengertian
yang lebih luas dalam program tritmen. Banyak tipe, dimana ibu yang siap sedia dan
konsen. Lebih dari itu, teori yang menekankan peran waktu ibu, melalaikan peran
ayah, dalam perkembangan anak. Pengaruh orangtua terhadap tritmen sangat minim,
sebagian besarnya sesi diharapkan membahas masalah anak dan potensi kontribusi
keluarga, dan sesi selanjutnya untuk mempertimbangkan kemajuan anak, untuk
membantu keluarga mengakomodir perubahan perilaku anak dan menyediakan
kondisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan kedepan. Kadangkala, orangtua dan
anak seharusnya sesekali terlihat bersama. Lebih sering usaha yg ada membawa ibu
kedalam psikoterapi personal, jadi ibu bisa menjadi orang yang efektif dalam
pengaruh terhadap anak. Ini mungkin mengambil tempat dalam Psikoterapi serentak
yang mana ibu dan anak memiliki masing-masing terapis, yang bekerja sendiri-
sendiri atau dalam kolaborasi psikoterapi yang saling mensinkronkan usaha.
Dalam perkembangan bimbingan anak, pindah dari satu terapi ke terapi yang
lain meletakkan pekerjaan mendasar untuk memperkenalkan mengikuti terapi
keluarga, dimana seluruh anggota keluarga diampu satu terapis. Menyangkut peran
bapak yang terabaikan, dan fakta bahwa suatu keluarga yang bermasalah lebih baik
dibanding suatu individu yang bermasalah dalam suatu keluarga. Menjadi ayah,
mengasuh, dan saudara kandung bersama dengan 'korban' bersama dalam suatu
proses yang focus pada menyelesaikan kegagalan dan kesusahan dalam sistem
keluarga itu sendiri.
9
Terapi perkawinan
Dalam terapi perkawinan atau yang disebut terapi pasangan, klien adalah
pasangan menikah atau pasangan yang mempunyai hubungan intim di luar
pernikahan. Model terapi ini juga disebut sebagai terapi bersama, dimana kedua
anggota pasangan menemui ahli terapi yang sama dalam sesi yang sama.
Perbedaannya dengan terapi individual, fokus terapi perkawinan adalah hubungan
yang buruk pada pasangan, bukan gangguan individual yang terjadi dalam suatu
hubungan. Sebenarnya, kebutuhan terapi muncul karena adanya konflik dan
kebutuhan dari pasangan. Hubungan intim sering memburuk karena masalah sekitar
kepuasan seksual, otonomi individu, dominasi, tanggung jawab pada anak,
komunikasi, keintiman, pengaturan uang, kesetiaan dan ekspresi ketidaksetujuan
serta permusuhan.
Dalam hal pekerjaan, antara suami dan istri kelihatannya mendapatkan
tempat yang sama, hanya saja suami diperlakukan sebagai sosok yang
profesional dalam lingkungan keluarga. Dalam struktur hubungan sosial pria
sangat dominan dibandingkan dengan perempuan. Konseling seputar pernikahan
sewaktu- waktu dapat membuat kita senang atau dapat mewujudkan suatu
ketentraman dalam suatu keluarga yang mana antara suami dan istri tidak
dapat menyelesaikan masalah- masalah yang muncul dalam rumah tangga
mereka.
Terapi pasangan dapat menjadi penyelesaian utama ketika kesulitan
hubungan menjadi target utama terapi, atau ini bisa digabung dengan metode lain
yang didesain untuk mengatasi masalah lain seperti depresi, alkoholisme, gangguan
kecemasan yang mempengaruhi kualitas, dan bahkan eksistensi dari pasangan.
Beberapa ahli kesehatan mental merekomendasikan terapi pasangan atau paling tidak
membawa serta partner klien dalam terapi gangguan ini. Beberapa pasangan bahkan
mendapat terapi untuk membantu mereka mengakhiri pernikahan atau hubungan
yang sudah lama terjalin dengan konflik yang minimum.
Tujuan teknik terapi perkawinan sebagian tergantung pada konflik yang
paling menekan pasangan dan sebagian tergantung orientasi teori terapis. Contohnya,
terapis yang berorientasi behaviorisme akan mungkin membantu partner dengan
10
masalah komunikasi pasangan dengan mengajarkan partner untuk merubah
kemarahan, kritik yang tidak membangun dengan komentar yang diekspresikan
dengan jelas dan terbuka sehingga tingkah laku yang diinginkan bisa tercapai. Untuk
mengatasi hubungan yang bermasalah, kontrak perubahan tingkah laku mungkin
perlu dibuat.
Terapis pernikahan yang berorientasi kognitif-behavioral membantu
pasangan merubah cara mereka berpikir tentang hubungan mereka dan mengubah
atribusi yang mereka buat tentang satu sama lain (Baucon et al, 1989;
Bradbury&Fincham, 1990). Ketika pasangan sibuk memikirkan siapa yang bersalah
dan mulai saling menyalahkan, maka kondisi ini tidak memungkin bagi keduanya
untuk mengatasi masalah mereka sendiri. Disamping itu, terapis kognitif-behavioral
mungkin mengajarkan tiap anggota untuk saling memahami, contohnya kemarahan
pasangannya mungkin refleksi dari kecemasan tentang masa depan hubungan, bukan
keinginan untuk berpisah.
Terapis perkawinan dengan pendekatan phenomenologi memusatkan pada
pengembalian ikatan emosional dan rasa kedekatan pasangan yang pernah dirasakan.
Karena itu, tujuan terapi pasangan yang berpusat secara emosional adalah membantu
partner menjadi lebih nyaman mengekspresikan dan menerima kebutuhan emosional
satu sama lain ( Greenberg&Johnson, 1988). Untuk mencapai tujuan ini, terapis
mungkin menggunakan teknik yang membiarkan tiap partner untuk bekerjasama dan
memutuskan, atau paling tidak menyingkirkan, menekan kebencian atau masalah
emosi lain yang sering muncul dalam suatu hubungan.
Terapi pasangan yang berorientasi psikodinamik juga didesain untuk
membantu partner mengerti dan memutuskan area konflik, tetapi disini, ini
diasumsikan bahwa masalah- masalah mungkin tidak disadari. Disamping itu, partner
berusaha untuk mengerti bahwa tindakan dari masing-masing yang menyebabkan
ketidakbahagiaan pasangannya (mungkin secara tak sadar) muncul dari konflik yang
tidak dapat diselesaikan karena tidak ada pengalaman dalam keluarga atau mungkin
menekan emosi yang tidak diketahui. Partner mungkin juga menyadari bahwa
kecocokan dari karakteristik individual ini cenderung membawa keburukan.
11
Mengikuti beberapa insight, partner dibantu untuk berusaha memahami masalah
mereka dan berusaha mengatasinya.
Kebanyakan terapis pernikahan cenderung menekankan pada pemecahan
masalah. Inti pemacahan masalah adalah mengajarkan pasangan bagaimana
berkomunikasi dan bernegosiasi dengan lebih efektif dengan pasangannya. Terapis
mengajarkan pasangan membangun komunikasi yang lebih baik, saling tanggung
jawab pada masalah yang ada, mengungkapkan masalah yang ada dari pada
mendendam, dan membicarakan masalah yang belum dapat diatasi.
Bentuk hubungan terapi
Konseling Perkawinan
Dapat ditemukan pada kasus terapi keluarga yang special, di mana fokusnya
asalah hubungan antara suami istri dan masalah dengan anak-anak. Ahli klinis
individual melihat masalah keluarga sebagai suatu refleksi adanya salah satu anggota
keluarga mengalami neurosis. Mereka menemukan bahwa perubahan terapeutik
dalam kehidupan pasien dapat menjaga keseimbangan. Untuk alasan ini pula, terapis
memberi nasehat untuk upaya terapeutik, fokus pada hubungan antara suami-istri
dari pada kehidupan pribadi orang lain.
Terapi seksual conjoint
Masalah perkawinan berakar pada hubungan seksual yang tidak memuaskan.
Berdasarkan penelitian dalam seksualitas manusia, Master dan Johnson
mengmbangkan suatu bentuk terapi seksual yang membantu kehidupan seksual
pasangan lebih emnarik dan memuaskan. Mekanisme terapinya adalah pasangan
suami istri menghabiskan dua minggu di sebuah pusat terapi jauh dari kotanya.
Sangat penting bagi pasangan untuk menjauh sementara dari kewajiban, pekerjaan,
tanggung jawab, anak-anak, dan teman. Suami istri masing-masing bekerja dengan
tim asisten terapis. Untuk hari pertama tiap-tiap pasangan dipisahkan,menggali lebih
dalam soal sikap seksual, harapan, dan penampilan. Hari ketiga suami istri dan dua
partnernya datang bersama, dan digali dalam sebuah sesi untuk melihat secara
individual maupun atau berhubungan dnegan kesulitan seksual. Kebanyakan proses
cojoint adalah pendidikan. Para peserta diberi pendidikan singkat tentang
memuaskan pasangan. Upaya dilakukan untuk meluruskan kesalahpahaman seksual,
12
mitos, dan mngembangkan komunikasi antara suami istri. Instruksi lebih lanjut lanjut
adalah teknik fisik maupun psikologis diusahakan untuk mengurangi masalah
symptomatic.
Pendekatan Behavioral untuk Masalah Perkawinan dan Keluarga
Therapist yang berorientasi pada belajar membawa prinsip terapi behavior
untuk intervensi perkawinan dan keluarga.bagi mereka, cara sebuah keluarga untuk
membuat kesepakatan antara satu dengan yang lainnya dapat
mengkonseptualisasikan kontingensi dari reinforcement, masing-masing berperilkau
pada yang lain. Maka tugas para terapis adalah mengajak anggota keluarga
me”reinforcemen”kan keinginan untuk berperilaku dari pada memberikan reward
bagi perilaku maladaptive dengan memberikan perhatian, kepedulian, dan
reinforcemen lain.
Therapist behavioral memulai dengan membuat analisis perilaku dari sebuah
keluarga untuk menemukan perilaku mana yang harus ditambah atau harus
dikurangi. Proses dari terapi adalah mereka membimbing pasangan menikah, anggota
keluarga untuk secara intens mengubah kontingensinya reinforcement.
Pendekatan Lain
1. Network theory
Secara logika, terapi keluarga adalah perluasan dari simultan dengan semua
yang tersedia dari system kekeluargaan, teman, dan tetangga serta siapa saja
yang berkepentingan untuk memupuk rasa kekeluargaan ( Speck and
Attneave, 1971).
2. Multiple-impact therapy
Multiple-impact therapy biasanya dapat membantu remaja pada saat
mengalami krisis situasi ( MacGregor et al.,1964 ). Tim kesehatan mental
bekerja dengan keluarga yang beramasalah selama dua hari. Setelah dibei
pengarahan, anggota tim akan dipasangkan dengan salah satua atau lebih
anggota keluarga dengan beberapa varisasi kombinasi. Mungkin ibu dan putrinya
dapat ditangani oleh satu orang terapist, sedangkan ayah ditangani secara
individual sepert halnya anak laki-lakinya. Bila dibutuhkan regroup
diperbolehkan untuk mengeksplorasi maslah keluarga yang rumit. Tujuan dari
13
terapi adalah untuk reorganisasi sistem keluarga sehingga dapat terhindar dari
malfungsi. Diharapkan sistem keluarga menjadi lebih terbuka dan adaptif, untuk
itu terus dilakukan followup.
3. Multiple- family and multiple- couple group therapy
Masa kegiatan kelompok keluarga selanjutnya menimbulkan suatu keadaan
yang biasa untuk membantu masalah emosional ( e.g., Laqueur, 1972 ). Model
ini, partisipan tidak dapat memeriksa satu persatu dengan mentransaksi
keluarga kecil mereka tetapi mengalami simultan mengenai masalah
ekspresi oleh keluarga dan pasangan suami istri. Dengan demikian, terapi
kelompok ini dapat menunjang pemikiran pada pasangan suami istri.
14
II
Terapi kelompok
PSIKOTERAPI KELOMPOK
Munculnya Metode Kelompok
Metode kelompok ada sejak awal abad, terapi kelompok di gunakan
pelatih terapi satu persatu dalam penyesuaian metode teknologi. Terapi
kelompok kurang baik digunakan karena tidak efisien. Terapi kelompok dapat
mempengaruhi dinamika kepribadian. Metode kelompok, bermaksud untuk
mengurangi masalah emosi individu dan keefektifan organisasional.
Lapangan dari terapi kelompok mendorong suatu aktifitas yang berbeda,
pemasukan pasien psikotik dan pasien neurotik kedalam satu ruangan dapat
menyebabkan ketidak sinkronisan.
Metode kelompok ini berusaha untuk membantu orang- orang yang mengalami
gangguan emosional.
Fungsi dari terapi kelompok yaitu:
1. Berbagi informasi baru. Berbagai perspektif dari anggota ditampung dan
disatukan oleh terapis.
2. Membangkitkan harapan. Melihat perubahan positif orang lain mengarah
pada kemajuan dan menambah keyakinan dalam kelompok.
3. Kebersamaan. Dengan memperlihatkan perjuangan dari tiap orang, membuat
mereka mengetahui bahwa mereka tidak sendiri.
4. Altruisme. Memberi klien pilihan untuk menemukan bahwa mereka dapat
menolong orang lain.
5. Pengetahuan interpersonal. Anggota dapat mempelajari keterampilan
interpersonal, berbagai karakter individu dan mempelajari tingkah laku baru.
6. Kohesivitas kelompok. Melakukan kegiatan bersama memunculkan kepaduan
diantara anggota kelompok
Model Terapi Kelompok
15
Pada suatu bagian, ada metode yang berpengaruh terhadap adaptasi terapi
individual, terapi kelompok adalah membuat multiple- therapy individual.
Perbedaan yang ekstrim adalah metode untuk mengidentifikasi, perkembangan
dan digunakan untuk laporan. Parloff ( 1968 ) bentuk warna dari bukti apa
yang ada yaitu :
1. Interpersonal
Interpersonal merupakan model terapi dalam psikoanalisis yang
bentuknya mendorong untuk berasosiasi , mempelajari sejarah individu,
dan menafsirkan reaksi pemindahan menjadi pasien individu dan
pengobatan.
Contohnya : Membawa kelompok dari suatu individu dengan masalah
prosedur desentisasi kelompok.
2. Transaksionalis
Transaksionalis cenderung berfokus pada relasi interpersonal menjadi
subjek. Terapi ini dicetuskan oleh J. D. Frank ( 1973 ), Berne ( 1966 ), dan
Bach ( 1957 ), menyadari pentingnya suatu kelompok sebagai sumber
stimuli untuk individu menyatakan kekhasan relasi dan respon dari
orang- orang dapat memperkuat setiap pasien diantara anggota dan para
terapi yang mengalami kesalahan pengobatan secara potensial.
3. Integral
Terapi integral memberi penekanan besar pada proses kelompok. Mereka
beranggapan bahwa mempelajari sosial sebagai sebuah entitas melahirkan
kompleksitas fungsi tiap anggotanya. Menurut mereka, masalah seseorang
dapat terletak pada ketidakmampuan dirinya untuk bersatu dengan yang
lainnya utnuk memecahkan masalah suatu kelompok secara efektif, karena
kelompok itu adalah sebuah entitas dan memberikan pengalaman indovidu
secara berbeda-beda.
Proses dari terapi kelompok
1. Susunan formal
16
Kelompok terdiri dari enam sampai sepuluh partisipan, delapan adalah
jumlah yang optimal dari sebuah kelompok terapi. Pembahasan biasanya satu sampai
dua jam lamanya. Jadwalnya sering diadakan malam hari dan mungkin pertemuan
diselenggarakan satu atau dua kali seminggu. Partisipan duduk dalam lingkaran
terbuka, di sebuah ruang tamu, jadi semua anggota dapat melihat satu sama lain.
2. komposisi kelompok
Jaika metode yang dipilih adalah terapi kelompok, ahli klinis lebih suka
memilih sendiri calon pasiennya dengan melihat setiap kasusnya. Ahli klinis
menyetujui adanya kelas-kelas tertentu dari pasien seperti kelompok pasien rawat
jalan, kerusakan otak, narsis luar biasa, sosiopatik, bunuh diri dan lain-lain. Pasien
seperti itu tidak dapat menerima tugas dan fungsi dari kelompok bahkan mungkin
menjadi sumber kekacauan. Dalam praktek klinik jarang terbentuk kelompok
homogen. Kelompok heterogen lebih memberikan pengalaman yang beragam.
3. Peran Terapis
Dalam format individual, fungsi terapis sebagai perintis dan agen
perubahan. Pada terapi kelompok ia berfungsi secara tidak langsung. Faktor kuratif
dalam terapi kelompok terutama mediasi tidak dilakukan oleh terapis tetapi oleh
anggota yang lain, yang menyediakan penerimaan, dukungan, harapan, pengalaman
kebersamaan, kesempatan berbuat baik ,interpersonal feedback, pengujian dan
belajar. Tugas terapis adalah untuk menolong kelompok berkembang dalam sebuah
unit yang kondusif untuk pelaksanaan faktor terapis.
Peranan terapis berfokus pada menciptakan, membangun & menjaga
kebudayaan kelompok. Terapis harus siap untuk faktor yang berpotensial
mengganggu dan dipersiapkan untuk turut memecahkan masalah bila diperlukan.
Masalah itu misalnya ketidakhadiran anggota yang berkelanjutan atau keterlambatan,
atau mungkin munculnya kelompok-kelompok kecil.
Norma kelompok muncul atas dasar kesepakatan dari anggota kelompok.
Terapis mempunyai tugas khusus untuk memandu keluarga kearah norma terapi
tersebut. Biasanya sulit untuk mengubah norma yang sudah terbentuk sejak awal.
Pemimpin dapat berfungsi secara langsung atau tidak langsung. Dia
bertanya dan menjawab pertanyaan, mungkin adakalanya meminta anggota lain
17
untuk memberikan pendapat khusus pada masalah orang lain, tetapi dia cenderung
menekan kebebasan bertukar pendapat diantara anggotanya. Pada suatu waktu, dia
mungkin menasehati secara terbuka atau secara individu atau pada kelompok.
Keseluruhannya, beberapa terapis lebih berperan sebagai pengamat daripada sebagai
penguasa, pengajar atau orang baru. Seperti dalam terapi individual, terapis
kelompok harus berwenang tanpa menjadi penguasa, intinya tanpa memanipulasi
anggota, menjadi anggota ahli tanpa berperan sebagai ahli
Terapi kelompok sering berguna untuk orang-orang yang cenderung
mengeksternalisasi atau menolak masalah mereka. Jika mereka menerima sedikit
tanggung jawab pada masalah-masalah mereka, mungkin mereka merasa sangat
terbebani, terapis individual mempunyai kesulitan dalam mengatasi masalah ini.
Dalam kelompok, bersikap menghindari itu akan lebih sulit., karena ada bukti yang
berangkat dari ketidaksesuaian antara tingkah laku pasien yang nyata dan yang
diharapkan. Meskipun berhubungan dengan faktor eksternal dan peristiwa masalalu,
arti diberikan melalui analisis yang menekankan pada proses masa kini.
Dalam terapi kelompok interpretasi bukan hak prerogatif utama dari
terapis. Contohnya, terapis menanamkan dalam kelompok suatu masalah nyata
dengan kenapa dan bagaimana seseorang bertingkah laku dan nilai positif tentang
self-knowledge. Partisipan terlihat lebih dekat dengan dirinya dan pada yang lain
termasuk terapis. Terapis tidak dapat menghindari bila perilakunya dipertanyakan.
Kelompok terapi mempunyai tuntutan yang tinggi akan kejujuran, kerelaan untuk
mengakui kesalahan, mengekspresikan perasaannya secara terbuka, dan berbagi
pengalaman. Orang yang penyendiri, memaksa dan gefensif tidak cocok untuk
menjadi seorang terapis meskipun ia mungkin dapat menjalankan terapi individual
dengan lebih baik.
Kelompok Sebagai Sarana Perubahan
Seseorang mengikuti terapi kelompok pada dasarnya dia masuk dalam
sebuah mikrososial yang berbeda dari yang ia tahu dalam kehidupan luarnya. Pasien
datang untuk saling memberi semangat antar anggota, berbagi ketidakmampuannya,
keraguan dan kecemasan pada dirinya yang pada sebagian orang melumpuhkan.
Beberapa bulan dalam terapi tidak mengurangi perasaan sedih dalam diri pasien
18
akibat masalah yang dihadapinya. Pasien dapat dengan cepat menutupi rasa malu,
dengan sedikit ketakutan untuk ditertawakan, seperti dia menutupi perasaan yang
lain. Pada tahap pertama, pasien datang untuk menyadari bahwa ia tidak dapat
sendiri dalam penderitaannya, sebenarnya dia datang untuk mengetahui seluruh
emosi yang menyusahkannya. Masalah khususnya dapat ditunjukkan dalam beberapa
prespektif dan sama-sama penting, berharap untuk mendapat pertolongan.
Kepercayaan dan harapan adalah bagian terpenting dari kebanyakan usaha terapi,
difasilitasi dalam kelompok dengan fakta-fakta yang terlihat dari usaha lain untuk
meningkatkan potensi dirinya. Nantinya, karena kelompok menjadi lebih menyatu
dan mengembangkan beberapa daya dari dari tujuan yang berbeda, kemampuan tiap
anggota dalam menguasai masalahnya adalah sumber dorongan dan dukungan untuk
semuanya. Kelompok berusaha melakukan sesuatu yang bisa mengurangi
kesendiriandan menumbuhkan harapan bagi anggota.
Orang dalam kelompok terpadu (1) lebih produktif (2) lebih terjamin (3)
lebih terbuka terhadap pengaruh anggota yang lain (4) kemungkinan besar mencoba
untuk mempengaruhi anggota lain (5) sangat taat pada norma kelompok (6) lebih
menghargai dan memelihara hubungan keanggotaan hingga lama dan (7) bebas
mengekspresikan permusuhan bahkan melawan pemimpin.
Kepaduan dalam terapi kelompok dianalogikan sebagai ” hubungan
kekerabatan ” dalam terapi individu dan bahwa itu adalah salah satu faktor utama
yang dapat menyembuhkan. Terapis kelompok dan pasien penting untuk
menyebutkan kepaduan mereka ketika diminta mengidentifikasi masalah yang
banyak terjadi dalam proses terapi. Kepaduan bukanlah faktor terapi tetapi ini perlu
dikondisikaan sebelumnya untuk terapi yang efektif. Dalam kelompok yang terpadu,
individu lebih terlibat dan serius dalam tugas kelompok. Anggota lebih bebas
mengekspresikan dan mengeksplorasi serta untuk mempengaruhi keadaan sosial
yang terjadi. Lingkungan yang saling membantu dan mendukung dimana anggota
bebas untuk mengkritisi ketidakcukupan dan juga bebas untuk mengubah.
Penggunaan Terapi Individual dan Kelompok
Tidak ada petunjuk sederhana yang merekomendasikan terapi kelmpok dari
pada individual kelompok, dansebaliknya. Terapist individual yang cakap dapat
19
emmberi perhatian penuh dan mungkin penolong yang lebih baik untuk orang yang
mungkin menarik diri atau tidak efektif dalam proses kelompok. Orang yang
penyendiri dan sensitif atau kebalikan secara ekstemnya lebih baik ditangani secara
individual. Metode kelompok banyak dilakukan dengan pasien rumah sakit
jiwa,karena sesi terapi kadang terganggu maka terapi individual dilakukan apabila
perlu. Tiap terapi punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dapat
melengkapi satu sama lain. Bila digunakan secara bersamaan, maka perlu dua orang
ahli klinis untuk terlibat. Kalau tidak, rasa keakraban dengan terapist dan
kepercayaan untuk membagi rahasia akan berkurang dalam proses kelompok.
Metode kelompok sangat berguna bagi orang-orang klinis, terapi individual
punya kelebihan unik dan tidak dapat digantikan dengan metode yang lain.
Kelompok kadang tidak mampu untuk menyediakan keamanan, kosentrasinya yang
tidak intens, dan fleksibilitas untuk menindaklanjuti bila masalah pasien semakin
dalam karena keunikannya.
Lingkungan Terapeutik
Lingkungan terapeutik berawal dari rumah sakit jiwa yang membentuk
sebuah sistem nilai yang terdiri dari para penghuni rumah sakit tersebut (termasuk
para stafnya), sehingga memberikan dampak positif terhadap pasien. Langkah awal
dari semua ini melibatkan program terpadu dengan memberi pekerjaan tertentu yang
berusaha menyediakan pekerjan yang bermakna, mengembangkan keahlian dan
memiliki ketertarikan pada lingkungan sosial. Agar para pasien dapat berinteraksi
dan berkolaborasi dalam kegiatan mereka, maka dilakukan beberapa progaram yaitu
dansa, konser, kursus, rekreasi dan tim olah raga. Pertemuan dijadwalkan secara rutin
atau pasien memilih pekerjaan yang sesuai dengan mereka yaitu bekerja dengan
pegawai administrasi rumah sakit. Sebagai bagian dari kemajuan lingkungan
terapeutik, staf bawahan diberi peraturan yang lebih signifikan. Penjaga sering diberi
pelatihan sehingga mereka dapat memahami sakit mental yang sebenarnya dan
menyadari pentingnya pengaruh mereka pada pasien. Penjaga sering berpartisipasi
dalam diskusi pasien sebagai kopartisipan atau pemimpin.
20
Proyek yang disusun untuk mengembangkan lingkungan terapeutik sepanjang
garis sosial psikologis telah diperluas ke pasien dalam pengaturan rumah separuh
jalan dan serupa. Pasien terdahulu, tidak harus dengan intervensi yang profesional,
mengatur kerja sama sosial dan ekonomi di rumah ini, menyediakan dukungan dan
dorongan untuk satu sama lain ketika mereka berada di lingkungan yang lebih luas
dan kadang menjalankan bisnis kecil yang dapat membantu mereka.
Suatu pengembangan yang paralel telah muncul di pekerjaan dari kelompok
self-help, terutama dari alkoholik dan pecandu obat. Beberapa pelayanan kesehatan
mental, bekerja sama dengan para agen kesehatan mental masyarakat dan para
profesional. Metode Anonimus Alkoholik kurang ekstrim sebagai lingkungan yang
inklusif. Anggota bertemu secara rutin, saling mempercayai untuk memberikan
bantua dan filosofi dari pergerakan yang dinyatakan dalam doa ketenangan ” Tuhan
menjamin kita untuk pasrah, membantu kita untuk berubah dan menjadi orang yang
berbeda”. Anggota baru bergabung agar bisa lepas dari kecanduan. Mereka akan
segera meminta bantuan jika kecanduannya kambuh.
Ahli klinis\ perlu memahami banyak cara mengubah lingkungan yang sosial
dapat mengurangi permasalahan psikologis, kedua-duanya keluar masuk dari
pengaturan klinis. Melalui riset, pengembangan program dan usaha menggunakan
teknik psikologis membantu untuk memulihkan sejumalah indiuvidu yang
mengalami stres.
KELOMPOK PERTEMUAN (ENCOUNTER GROUP):
Terapi Kelompok Untuk Orang Normal
Terapi kelompok, latihan kepekaan, dan kelompok pertemuan.
Pergerakan pertemuan berkembang luas di luar institusi pemberian bantuan
tradisional. Partisipan tidak berpikir sebagai pasien meski mereka mengikuti terapi
yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan diri dan keefektifan pribadi seperti pada
terapi kelompok. Kelompok pertemuan memberikan kontak yang tinggi juga
pengalaman kelompok. Fokusnya adalah interaksi tatap muka dalam kelompok yang
berjumlah 6-20 anggota. Mendorong pengungkapan diri, kejujuran, masukan dan
konfrontasi antar pribadi, serta ekspresi afektif yang kuat. Dibandingkan denga terapi
21
kelompok, ini kurang terstruktur dan hanya dalam waktu yang singkat. Sesi meliputi
aktivitas non verbal, permainan atau latihan terstruktur dan kontak tubuh. Anggota
dan pemimpiun lebih dekat dan umumnya pemimpin bukan seorang yang terlatih
secara profesional.
Kelompok pertemuan berusaha meningkatkan potensi positif seseorang sedangkan
terapi kelompok berusaha mengurangi kesulitan emosional pada individu. Klien dari
kedua terapi adalah orang yang merasakan kesendirian, kebingungan dan
pengasingan dimana hal itu adalah bagian dari penyakit endemik yang ada di sekitar
kita.
T-Group dan Latihan Kepekaan
Kelompok Pelatihan di model yang dikembangkan oleh Laboratorium Pelatihan
Nasional mempelajari bagaimana mereka bergaul dengan orang lain dan dengan cara
ini meningkatkan kepekaan hubungan antar pribadi mereka. Tujuan dari pengalaman
T-Group adalah meningkatkan efektivitas individu atau untuk membantu efisiensi
organisasi lebih besar, tetapi jarang mempengaruhi perubahan didalam kepribadian
individu oleh terapi kelompok atau oleh encounter group yang baru. Kelompok
secara khas terdiri dari sepuluh sampai duapuluh peserta. Pemimpin cendrung
egalitarian dan nondirektif, mendorong anggota membuat agenda sendiri dan
melakukannya. Meski relatif tidak aktif, pelatih lebih menekankan pada proses dari
pada isi diskusi untuk menjaga interaksi antar anggota. Kelompok Pelatihan dilihat
sebagai suatu usaha bidang pendidikan, walaupun experiensial dan kurang dikdaktis,
pemimpin umumnya lebih banyak datang dari akademis dibanding dari bidang klinis.
Sejumlah laporan mendukung bahwa pengalaman dalam T-Group meningkatkan
keahlian dalam berkomunikasi, otonomi yang lebih besar, fleksibiliitas, peningkatan
kewaspadaan dan sensitivitas pada orang lain.
Kelompok pertemuan dasar
Kelompok pertemuan dasar, menurut Carl Rogers ( 1970), menggunakan dan
meluaskan prinsip dari T-Group dan psikoterapi yang berpusat pada klien dari
22
Rogers untuk membantu pertumbuhan pribadi. Terdapat beberapa bentuk kelompok
pertemuan, Rogers membuat asumsi sebagai berikut :
2. Suatu fasilitator dapat berkembang dalam kelompok yang bertemu secara
intensif, suatu iklim yang psikologis tentang keselamatan di mana kebebasan
ekspresi dan pengurangan dari kepasrahan terjadi. Dalam iklim psikologis
banyak dari reaction tiba-tiba dari tiap anggota ke arah lain, dan ke dirinya
sendiri, yang cenderung di ekspresikan.
3. Iklim kepercayaan berkembang dari kebebasan untuk mengekspresikan
perasaan nyata, positif dan negatif. Tiap anggota bergerak ke arah lebih besar
penerimaan keseluruhan emosional, intelektual, dan fisik mencakup
potensinya. Dengan individu yang kurang dilarang oleh kekakuan yang
bertahan, kemungkinan dari berubahnya perilaku dan sikap pribadidi dalam
metode profesional, hubungan dan prosedur yang administratif, menjadi
sedikit ancaman.
4. Dengan pengurangan kekakuan, individu bisa saling mendengar dan
mengetahui tentang masing-masing.
5. Ada pengembangan umpan balik dari satu orang ke yang lain, tiap individu
belajar bagaimana ia melihat orang lain dan dampak apa yang ia punyai
dalam hubungan antar pribadi.
6. Dengan kebebasan yang lebih besar dan komunikasi yang ditingkatkan,
gagasan baru, konsep baru, arah baru yang muncul. Inovasi dapat menjadi
suatu yang diinginkan dari pada kemungkinan yang mengancam.
7. Belajar dari pengalaman kelompok cenderung untuk bertahan dan menetap
dalam hubungan dengan pasangan, children,students, para
bawahan;subordinat, panutan, dan bahkan berikut superior.
Streitfeld (1971) menjelaskan bahwa encounter group adalah sebuah dunia
yang aman. Di dalam dunia yang aman itu, anggota yang lain tidak akan membiarkan
salah satu anggotanya mencoba untuk keluar. Kelompok ini mengajari tentang
bagaimana mempercayai orang lain. Encounter group sendiri mengembangkan
semacam kebijakan sederhana yang bergantung kepada kepercayaan dan keamanan.
Dalam lingkungan yang aman, menjadi diri sendiri adalah sebuah hal yang indah.
23
Macam-macam encounter group
1. Marathon Group
Marathon group dilaksanakan secara berkesinambungan, intens, dimana
saja dan kapan saja. Pada awalnya, Marathon Group Teraphy diterapkan untuk
pasien rumah sakit jiwa, tapi dalam perkembangannya pendekatan ini digunakan juga
oleh kelompok normal. Salah satu bentuknya adalah sesi akhir pekan yang panjang.
Dimulai dari jumat malam ke minggu malam. Partisipan bersama-sama berinteraksi
di dalam group secara berkesinambungan. Makanan yang tersedia dapat dimakan bila
perlu, dan tidur saat jadwal istirahat juga diperbolehkan. Semuanya dilakukan dalam
sebuah ruangan yang luas. Isolasi, mengundurkan diri, atau membentuk subgroup
baru tidak diperbolehkan. Interksi dalam kelompok sering dimulai dengan cara yang
tidak nyaman dan formal, akan tetapi saling menceritakan tentang diri sendiri secara
bergiliran dapat mencairkan suasana. Kadang, partisipanmendapat feedback yang
tidak diharapkan atau tidak menyenangkan yang menimbulkan tekanan. Periode ini
dinamakan krisis pergantian, pergantian yang dramatik dan menakutkan, air mata
dan ancaman adalah hal yang biasa begitu juga dengan kemarahan dan kekerasan
verbal. Dengan tetap menjaga agar partisipan terlibat secara penuh dalam krisis
pergantian, tujuannya adalah agar mereka dapat melawan diri sendiri. Proses
perubahan ditekankan dalam terapi ini. Karena sesi tersebut menggambarkan
keakraban, rasa keintiman bertambah dan secara mendalam menumbuhkan perasaan
positif diantara partisipan. Fase terakhir disebut juga ” love feast” (pesta cinta). Para
anggota merasakan hubungan satu sama lain makin akrab meskipun pada saat
permulaan, mereka merasa takut, malu, marah, ataupun merasa bersalah. Pengalaman
katarsis berhasil menumbuhkan kebersamaan dan cinta. Partisipan telah mengenal
diri mereka sendiri dalam mikrokosmos dari marathon group. Mereka menjadi sadar
akibat pada orang lain atas apa yang diperbuatnya dan dapat mengambil tanggung
jawab baru.
Kelompok Gestalt
Usaha keras Fritz Perly dengan workshopnya di Esalen, ia menggunakan
metode terapi Gestalt dalam kelompok pertemuan untuk menambah kepopulerannya.
24
Terapi ini memfokuskan agar individu sadar dan bertanggungjawab pada sikapnya di
sini dan sekarang. Pada teknik ini, masing-masing individu menempati posisinya dan
fokusnya adalah mencari pemimpin. Individu ini langsung sadar pada sensasi,
perasaaan, dan sikapnya sekarang, serta mendapatkan sejumlah konseptualisasai
pada pemikiran, pengharapan, dan perencanaannya. Dalam hal ini, pemimpin dan
partisipan saling bermain peran. Kadang-kadang partisipan harus berinteraksi dengan
orang yang dikhayalkan atau wajah yang dibayangkan oleh dirinya sendiri seolah-
olah bagian itu tidak jauh dari kosong. Sebagai gambaran yang tepat, bagian dari
mimpi harus diwujudkan meskipun lebih sering menjadi penonton daripada pelaku.
Semua partisipan dalam kelompk Gestalt memiliki keterlibatan yang intensive.
Kelompok Analisis Transaksional
Eric Berne (1961, 1966) mengembangkan teori psikolterapi yang dikembangkan
dalam sistem kelompok terapi dan digunakan pada sesi pertemuan (Haris, 1967). Sesi
“ transaksional “ itu menunujukkan hubungan antara ego state dalam individu yang
sama daripada pelaksanaan antar individu. Pusat kepentingan diberikan untuk
“permainan individu”(Berne, 1964). Permainan adalah rangakain yang disusun yang
mana individu mencarai kode yang tersembunyi. Kehidupan sosial terdiri dari
permainan yang dimainkan dan hunbungan yang asli diantara individu. Oleh karena
itu, situasi kelompok dalam analissis transaksional melibatkan permaianan yang tak
tertutup dan teranalisis. Secara umum, seperti kelompok Gestalt, pemimpin cukup
memberi petunjuk perbedaan pendapat, dan pengentian kebiasaan pada partisipan.
Dia bersikap sebagai guru untuk membantu anggotanya mengerti dan membebaskan
mereka dari permaianan. Hal ini ntidak diasumsikan bahwa proses kelompok itu
sendiri berusaha memakai hasil hubungan kedekatan yang dikembangkan dalam
kelompok, tapi intervensi pememimpoin dapat menyelesaiakan hubungan pada
permaianan itu.
Permainan Synanon
Permaianan Synanon berbeda dengan teknik pertemuan yang menekankan
pada ketebukaan, langsung, dan melarang ekspresi marah dan permusuhan. Mereka
25
adalah bagian dari program Synanon, organisasi yang membantu dirinya sendiri dari
obat-obatan adictive (Enright, 1971). Mereka membentuk komunitas Synanon dan
mungkin terlibat sebagai pengunjung sebagaimana anggota pecandu. Permaianannya
terdiri dari kelompok pemimipin pertemuan, sekitar tiga jam.
Partisipan harus jujur secara terus menerus daklam mengambarkan dirinya dan orang
lain. Hal ini dibicarakan pad permaianan karena satu sesi cukup mengubah suasana
yang menyenangkan dan mampu menyemangati. Permaianan ini adalah cara untuk
menolong peserta Synanon menghentikan permusuhan secara langsung daripada
tidak langsung dan berpotensi sebagai jalan yang berbahaya. Akibatnya, kepekaan
solidaritas dan kebutuhan komunitas untuk kehidupan selanjutnya pada Synanon
harus dipertahankan. Lebih Jauh diperkirakan jika kelemahan seseorang dibongar
dan diancam, dia bisa menjadai lebih baiak melebihi mereka. Untuk pecandu yang
lebih dulu, teknik psikoterapi ini lebih lunak.
Pendekatan yang lain
Sulit untuk menjelaskan berbagai bentuk interaksi kelompok yang jumlahnya
banyak pad tempat yang terbatas yang telah terbangun di tahun-tahun belakangan ini
yang bertujuan memperluas kesadaran dan membantu perkembangan pribadi.
Sebagai tambahan pada catatan ini, gerakan potensial manusia yang lebih luas
termasuk kelompok sensory dan kesadaran tubuh. Latihan-latihan meditasi, Yoga,
dan Zen, sebaik belajar formala pada agama dan ilmu filsafat bangsa barat.
Pengaruh-pengaruh dari kelompok Pertemuan
Pada umumnya, pendukung-pendukung dan lawan telah menunujukkan
kepercayaan atau keprihatinaan mereka dengan kegiatan atau gerakan pertemuan.
Sampai akhir ini, bagaimanapun ada sedikit faktor pengaruh kuat yang sebenarnya
dari sidang pertemuan. Peserta memperlihatkan kepuasan. Cukup banyak dari
mereka yang berpindah ke kelompok pertemuan yang lain agar memperoleh
beberapa latihan. Dalam laporan pembelajaran tingkah laku sendiri oleh panitia
pertemuan, pada umumnya peserta melaporkan manfaat kedatangannnya. Bach’s
(1967, p. 1147) melaporkan bahwa 90 % dari perserta Group Marathon telah
26
mengevaluasi mereka. Kelompok pertemuan sebagai satu dari banyak pengalaam
hidup mereka yang penting dan berarti. Gibbs (1971) meninjau sebauh angka yang
cukup besar dari pelajaran kepekaan latihan dan kelompok serupa melaporkan
mayoritas pelajaran menunujukkan kepuasan peserta.
Di sisi lain, dokter membicarakan bahaya yang meliputi kejadian gangguan
emosional yang serius dan gejala-gejala yang disebabkan oleh pertemuan(e.g.
Gottschalk dan Pattison, 1969). A.A Lazorus (1971) dia adalah pembaharu metode
behavioral ditambahkan ahwa sejumlah pasien mencarai pertolongan “ korban
kelompok pertemuan menjadi luas yang merupakan sebuah ilmu medis yang baru.
Panitia pertemuan cenderung memperkecil resiko. Jadi, sebagai contoh, menurut
sekitar 587 orang dia telah bekerja dalam sidang kelompk intensif, hanya 2 yang
menujukkan reaksi gila (dilaporkan oleh Parloff, 1970). Selain itu dalam pergerakan
ideologi emosi tinggi yang berbahaya tidak selalau dipandang sebagai kebutuhan
paling jelek. Obat yang kuat akan mempunyai efek yang kuat. Beberapa memandang
sebuah peristiwa kegilaan yang tak dikenal sebagai sebuah goncangan dari peserta
yang kenyataannnya terbukti yang mana masing-masing dapat muncul lebih baik
untuk itu.
Dalam sebuah gambaran keseimbangan lapangan pertemuan, Parloff (1920)
menyimpulkan bahwa pemimpin pertemuan dan dokter bertanggungjawab akan
setuju bahwa siap menganggu orang yang tidak berada di kelompok pertemuan.
Demikian “partisipasi dalam kelompok pertemuan mungkin digolongkan sebagai
sebuah operasi kosmetik yang efektif daripada sebuahprosedur hidup yang
mendesak” (Parloff, 1970, p.289). Fakta simpanan bersama yang tersedia, pernyataan
Parloff (1970) yang paling lucu.
Ketelitian dokter yang berharap untuk menasehati kelompok calon peserta
mungkin dapat berbahaya dengan kepercayaan hanya tawaran mengikuti nasehat:
sebagian banyak peserta kelompok pertemuan lebih suka menjadi lebih berbahaya
daripada menghadiri sebuah pesta natal dan beberapa tidak berbahaya…(p.289).
Terbitan baru yang pertama dengan skala luas , percobaan kelompok pertemuan
memberikan kesan bahwa mereka mempunyai efek yang lebih bagus dan jelek.
27
Daftar Pustaka
Becvar, Dorothy S. Becvar, Raphael J. 1976.Family Teraphy ( A systematic
Intregation). Adivision of Simon & Schester, Inc. Needham Height;
Massachusetts.
Korchin, Sheldon J. 1976.Modern Clinical Psychology. Basic Books, Inc.
Publishers: New York.
Nietzel, Michael. 1998. Introduction To Clinical Psychology. Simon & Schuster /
Aviacom Company. Upper Saddle River: New Jersey.
28