Post on 01-Jul-2015
TATA SURYA DAN BENDA LANGIT DI SEKITARNYA
Disusun oleh
Dhimas ilhamsyah/6/IXE
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah “Permasalahan dalam belajar fisika” tepat pada waktunya
Makalah ini dibuat untuk membantu mempermudah dalam belajar fisika.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan,
Oleh sebab itu
Tentunya dalam penulisan makalah ini, kami mendapat bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak. Maka tak lupa kami selaku penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan serta kesabaran dalam menyelesaikan laporan
ini.
Maka tak lupa kami memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kesalahan dalam makalah ini. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan pada tugas berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfat
Lumajang, Maret 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………. 11.2 Permasalahan…………………………………………... 21.3 Tujuan…………………………………………………. 21.4 Manfaat………………………………………………….2
Bab II ISI
2.1 Dasar Teori……………………………………………. 2.2 Pembahasan…………………………………………..
Bab III PENUTUP
3.1 Simpulan…………………………………………………3.2 Saran……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
A. TATA SURYA
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan Piringan Terbesar. Enam dari delapan planet dan tiga dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami yang biasa disebut dengan bulan. Contoh: Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis membuat makalah yang berjudul “Tata Surya dan benda langit di sekitarnya” dengan harapan dapat membantu para pembaca.. Dengan adanya makalah ini bukan berarti benda langit hanya itu saja tetapi masih ada banyak lagi yang tidak dapat ditangkap oleh indera manusia sehingga kita harus banyak belajar agar dapat menemukan benda langit yang baru.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana asal-usul Tata surya?
Bagaimana sejarah penemuan Tata surya?
Bagaimana susunan Tata surya?
1.3. TUJUAN
Mengetahui asal-usul Tata Surya
Mengetahui sejarah Tata Surya
Mengetahui susunan Tata Surya
1.4 MANFAAT
Mengetahui lebih dalam TATA SURYA
2
BAB II
DASAR TEORI
Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan
teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai
kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi,
sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk
mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak
dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut
deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran
dan berpusat pada deferent.
Teori heliosentrik dan gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan
menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak
mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat
Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-
planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa
orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya
yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima
oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada
akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan
Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia
yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap
manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Asal-usul Tata Surya
Banyak ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya
Hipotesis nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenberg(1688-
1772)tahun 1734dan disempurnakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun
1775 Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara
independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis
Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih
berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es,dan gas yang disebut
nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang
dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu,
suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari
raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat
seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet
merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
Hipotesis planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin
dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan
bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup
dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan
tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama
proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek
gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang
dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain
akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran
kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar sebagai
protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan
membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet
dan asteroid. 4
Hipotesis pasang surut bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada
tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada
matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah
besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut
bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.Namun astronom
Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu
hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell
mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang
bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi
menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.
Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001)
pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita
berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah
satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap
oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
2.2 Sejarah Tata Surya
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter
dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat
dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk
masing-masing planet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-
benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan
teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam
mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Karena
teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan
bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai
akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari
Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat
5
alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus
(1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga
Saturnus. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian
Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali
jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan
perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir
Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori perhitungan inilah
yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya. Pada
1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit
Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan
pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan
orbit Uranus. Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya
yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga
mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal
sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-
Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya
Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km
pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada
Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Objek Sabuk Kuiper ini
diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari
Pluto.
Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang
diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga
memiliki satelit.
2.3 Susunan Tata Surya
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai
pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi
matahari. Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan planet, satelit-satelit
pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Benda langit yang berupa planet
dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. 6
Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet
mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi
disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada
porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala
rotasi.
a. Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya.
Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti.
Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke luar
angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20
juta derajat celsius.
b. Planet
1. Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari.
Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai hawa. Garis
tengahnya 4500 km, lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3160 km.
Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Merkurius
mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya 28
hari lebih, demikian juga malam harinya. Merkurius mengelilingi matahari dalam
waktu 88 hari.
2. Planet Venus
Planet ini lebih kecil dari bumi. Venus menempati urutan kedua terdekat
dengan matahari. Planet ini terkenal dengan bintang kejora yang bersinar terang
pada waktu sore atau pagi hari. Rotasi Venus ± 247 hari, dan berevolusi
(mengelilingi matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun Venus adalah 225 hari.
7
3. Planet Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Ukuran besarnya
hampir sama dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara bumi
dengan matahari adalah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti
hari bumi = 24 jam.
a. Gerak rotasi bumi
Gerak bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Arah rotasi
bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah
sebabnya mengapa matahari terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa.
Satu kali rotasi bumi menjalani 3600 yang ditempuh selama 24 jam.
b. Akibat rotasi bumi
1) Adanya gerak semu harian dari matahari
2) Pergantian siang dan malam
3) Penyimpangan arah angin, arus laut
4) Penggelembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi
5) Timbulnya gaya sentrifugal
6) Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari
semalam
7) Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya
c. Gerak revolusi dari bumi
Selama mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring dengan arah
yang sama terhadap bidang ekliptika. Kemiringan sumbu bumi ini besarnya 23
½0 terhadap bidang ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi ialah :
Akibat dari revolusi bumi adalah :
1) Pergantian empat musim
2) Perubahan lamanya siang dan malam
3) Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan
Lintasan bumi dalam revolusinya terhadap matahari disebut orbit.
d. Gaya gravitasi terrestrial dari bumi
Bumi kita ini mempunyai gaya gerak atau gaya berat. Gaya tarik bumi
ini dinamakan gaya gravitasi terrestrial bumi. Benda di bumi ini memiliki
bobot karena pengaruh gaya gravitasi tersebut. Gaya gravitasi terrestrial inilah
yang menahan semua materi yang ada di bumi serta atmosfernya hingga tidak
hilang melayang ke alam semesta.
8
e. Waktu
Kita telah mengenal waktu satu hari satu malam yang lamanya 24 jam.
Waktu 24 jam ini adalah sehari semalam solar (matahari) berdasarkan gerak
semu matahari dalam membuat satu revolusi lengkap.
4. Planet Mars
Planet ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya mengandung
banyak besi oksigen, hingga kalau oksigen masih ada jumlahnya sangat sedikit.
Pada permukaan planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru dan sawo matang
yang selalu berubah sepanjang masa tahun. Mars mempunyai dua satelit atau
bulan yaitu phobus dan daimus.
Jarak planet mars dengan matahari ialah 226,48 juga km. Garis tengahnya
adalah 6272 km dan revolusinya 1,9 tahun. Rotasinya 24 jam 37 menit.
Berdasarkan data yang dikirim oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada oksigen,
hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak
air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis.
5. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar. Berdasarkan analisis spektroskopis
planet ini mengandung gas metana dan amoniak banyak, serta mengandung gas
hidrogen. Yupiter mempunyai kurang lebih 14 satelit atau bulan. Planet Yupiter
bergaris tengah 138.560 km, rotasinya cepat yaitu 10 jam. Oleh karena gaya
gravitasinya yang sangat kuat, Yupiter mempunyai 12 satelit (bulan) dan 3
darinya beredar berlawanan arah dengan 9 lainnya.
6. Planet Saturnus
Saturnus mempunyai massa jenis yang sangat lebih kecil dari pada air yaitu
0,75 g/cm3, sehingga akan terapung di air. Ternyata planet ini berupa gas yang
terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu rata-rata 103 0C. Saturnus
mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang terbesar disebut Titan, yang lain
disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9 satelit lainnya.
7. Planet Uranus
Uranus memiliki 5 satelit. Berbeda dengan planet yang lain, Uranus arah
gerak rotasinya dari timur ke barat. Jarak ke matahari adalah 2860 juta km dan
mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya 10 jam 47 detik. Besar
Uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris tengah 50.560 km. 9
Berdasarkan pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan Januari 1986
Uranus memiliki 14 buah satelit.
8. Planet Neptunus
Neptunus mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton. Satelit
Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari
44790 km, mengelilingi matahari dalam 165 tahun sekali seputar.
c. Komet
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut
panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang mengelilingi
matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat
padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet menyemburkan
gas bercahaya yang dapat terlihat dari bumi. Bagian-bagian komet, yaitu:
1)inti komet, yaitu bagian komet yang kecil tapi padat tersusun dari debu dan
gas.
2)koma, yaitu daerah kabut di sekeliling inti.
3)ekor komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai
satu satuan astronomi(1SA=jarak antara bumi dan matahari).
Arah ekor komet menjauhi matahari. Kebanyakan komet tidak dapat di lihat
dengan mata telanjang,tapi harus dengan menggunakan Teleskop. Komet yang
terkenal adalah komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu
muncul setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut Bintang berekor.
10
d. Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet, yang terletak di
antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga planetoid atau planet
kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama adalah Ceres yang ditemukan
oleh Giussepe Piazzi (astronom Italia). Icarus adalah salah satu asteroid yang
pernah mendekati bumi dengan orbit yang berbentuk lonjong.
e. Meteoroid
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-
layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi dan
nikel yang masuk ke Atmosfer karena pengaruh gravitasi bumi. Batuan-batuan
atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis terbakar
sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor. Sedangkan batuan yang
tidak habis terbakar dan sampai ke bumi disebut Meteorid.
f. Bulan
Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari
matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi. Selain
itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan demikian bulan
mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit yang berada di dalam
tata surya tersusun secara rapi
Selama bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu terjadi
karena adanya gaya gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda
langit teratur adalah gaya gravitasi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Ada beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal,
Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang
Kembar. Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet
dengan mata telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit
lebih jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan
perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya
adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek
tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk
elips, lima planet kerdil atau katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi menjadi
Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan
di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan Tersebar.
3.2 Saran
Sebaiknya mmpelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata
Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya. Tata
surya merupakan tanda kebesaran Allah SWT yang telah menciptakan benda langit
yang tak terbatas jumlahnya sehingga tidak sepantasnya kita menyombongkan diri
ibarat “ DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”
12DAFTAR PUSTAKA
Wariyono, Sukis.2008.Ilmu pengetahuan Alam Sekitar.Jakarta:Pusat Perbukuan
Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Erlangga.
Wikipedia.net