Post on 05-Jul-2015
Kondisi Umum
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana Park, atau lebih dikenal dengan nama GWK. GWK
adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung
Nusa Dua di bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali selatan, Kabupaten Badung, kira-kira 40
kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini,
direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa
Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter. Area Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau
263 meter di atas permukaan laut
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda
Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda
Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih
dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan
monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas
ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi
yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.Terdapat
juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan
salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap.
Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.
GWK mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:
Wisnu Plaza
Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita sementara merupakan
bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana patung Wisnu.
Pada waktu tertentu hari, akan ada beberapa kinerja tradisional Bali dengan megah patung Wisnu
sebagai latar belakang. Karena lokasinya yang tinggi, Anda dapat melihat panorama sekitarnya.
Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di
dekatnya suci yang katanya tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.
Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang
secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat dengan kekuatan
magis yang kuat untuk menyembuhkan penyakitnya dan meminta para dewa hujan selama
musim kemarau. Karena lokasinya di tanah tinggi (di atas bukit), fenomena alam ini dianggap
orang suci dan lokal diyakini itu menjadi air suci.
Street Theater
Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.
Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran di satu tempat dan dimana semua
perayaan terjadi.
Anda bisa mendapatkan souvenir Bali dan merchandise GWK khususnya di GWK Souvenir Shop
dan Bali Art Market. Kita bahkan dapat menemukan spa Bali dan produk aromaterapi di toko ini.
Sementara di sini, mengapa tidak mencoba pijat refleksi kaki Bali setelah berjalan-jalan. Kita
bisa mencicipi makanan yang baik dengan harga terbaik hanya di pengadilan makanan kita,
Makanan Teater, dan restoran terbaru kami, The Beranda dengan paket all you can eat.
Pada beberapa kali sehari, kita dapat menikmati belanja dan makan sambil ditemani kinerja Bali
khususnya seperti barong, rindik dan parade.
Lotus Pond
Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Taman Budaya,
kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus Pond adalah tempat yang tepat dan hanya
untuk mengadakan acara outdoor skala besar.
Selama bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan, baik nasional maupun
internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik, pertemuan internasional, partai besar.
Lotus Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di
latar belakang.
Lotus Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama keindahan, kemakmuran, dan
kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua dewa dari
dewa Hindu yang duduk di teratai atau membawa bunga.
Beberapa fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air, memiliki akar dalam ilus
atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas. Dengan demikian, teratai melambangkan
kehidupan manusia dan juga kosmos.
Akar teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material. Tangkai melewatkan
melalui air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga mengambang di atas air dan
membuka ke langit adalah emblematical spiritual sedang.
Indraloka Garden
Taman ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang panorama yang
indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk
mengadakan pesta kecil menengah, pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat
pemandangan Bali dari atas Indraloka Garden
Amphitheatre
Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus dengan akustik yang
dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu
sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA. Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian
daerah lainnya.
Tirta Agung
Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda juga dapat
mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di
dekatnya.
A. Kajian Fisik
1.Geologi
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana termasuk dalam daerah kawasan selatan Bali
yang berupa jasirah selatan yang dihubungkan dengan tanah genting alluvial ( Tombolo
Jimbaran ). Jasirah Selatan yang disebut dengan Table Corner dan Nusa Penida di
sebelah timurnya. Batuannya berupa batugamping Miosen Bawah, seperti halnya jasirah
Blambangan di ujung tenggara Pulau Jawa. Batuan gamping seluruhnya berupa lapisan
batugamping Kuarter. Termasuk jenis batuan karbonat didominasi oleh kalsit dengan
dolomite. Dan mengalami perkembangan membentuk kristalin seperti bedak kapur yang
kompak.
2. Geomorfologi
Merupakan daerah Bali bagian selatan yang merupkan perbukitan gamping yang
memiliki bentuk lahan solusional, sama seperti yang terdapat di Nusa penida, yang
merupakan kelanjutan dari mintakat Selatan Jawa ( Plateu Selatan ). Bentuk lahan
solusional merupakan kelompok besar satuanlahan yang terjadi akibat proses pelarutan
pada batuan yang mudah larut seperti batugamping dan dolomite. Kemiringan daerah
antara 15 % hingga 40 % dan ketinggian tempat 0-500 meter dari muka laut. Tebing-
tebing yang menghadap Samudra Hindia sangat curam ( lebih dari 40 % ) dengan
ketinggian ratusan meter.
3. Tanah
Batuan dasar daerah ini berupa batugamping berumur Miosin. Sebagai akibat batuan
dasar yang tersedia di tempat ini adalah batugamping. Maka jenis tanah yang terbentuk
adalah Terrarossa ( Mediteran ) dengan kedalaman sangat dangkal ( kurang dari 30 cm )
dan banyak terjadi erosi. Alfisol terbentuk dari bahan induk berkapur yang masih muda.
Hal ini dicirikan dengan adanya horizon argilik yang mempunyai kejenuhan basa tinggi. (
Moch Munir, 1996 : 266 ) Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah
(terrarosa) yang merupakan endapat resedual akibat pelapukan batu gamping.
4. Hidrologi
Batugamping merupakan batuan yang mampu menyimpan air tanah, karena tanah bersifat
impermiabel. Batugamping mempunyai sifat mudah meloloskan air sehingga ketika air
hujan tidak banyak terjadi run off melainkan banyak melakukan infiltrasi dan perkolasi.
Dalam hal ini, jika dikatakan bahwa batuan karbonat di daerah karst mempunyai
porositas yang besar adalah lebih signifikan karena adanya percelahan hasil proses
pelarutan sehingga lebih cocok digolongkan sebagai porositas sekunder. Kesimpulannya,
batuan gamping yang belum terkarstifikasi akan mempunyai nilai porositas yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan batuan gamping yang telah terkarstifikasi dengan baik
Tapi batugamping mempunyai lapisan kedap air yang sangat dalam. Sehingga untuk
mengambil air tanahnya diperlukan penggalian yang sangat dalam dan akuifer tidak
terdapat di semua wilayah karst tersebut mengakibatkan kesulitan air. tipe porositas pada
batuan non-karst biasanya bersifat teratur dan intergranuler (saling berhubungan ke
segala arah), sementara pada batuan karst sangat
tergantung dari arah dan kedudukan percelahan
(cavities) yang terbentuk karena proses solusional.
Dari waktu ke waktu, jika sistem percelahan masih
memungkinkan untuk terus berkembang, maka
besarnya porositas sekunder ini juga akan
bertambah besar.
Gb.1 Ilustrasi Porositas Karst
5. Iklim
Variasi suhu udara di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat. Suhu
udara akan semakin rendah pada tempat yang semakin tinggi. Fenomena ini merupakan
cirri khas lapisan troposfer bumi. Fluktuasi suhu musiman tidak terjadi pada wilayah
kepulauan Indonesi karena merupakan daerah tropika. Selain itu lautan di sekitar
Indonesia ikut memperkecil gejolak suhu udara yang mungkin timbul.
Badan Koordinasi Survai Tanah Nasional ( Bakosurtanal ) telah membagi 4 zona
agroklimat, yakni perhumid ( selalu basah ), udik ( selalu lembab ), ustik (kering
musiman) dan aridik ( selalu kering ) . zona agroklimat ini didasarkan pada jumlah bulan
basah dan bulan kering dalam setahun. Bulan basah bulan dengan total curah hujan lebih
dari 200mm sedangkan bulan kering lebih dari 100 mm. bulan dengan total curah hujan
antara 100 mm sampai 200mm disebut bulan lembab. Bali termasuk dalam zona
agroklimat ustik dicirikan dengan bulan kering per tahun berkisar antara 5- 8 bulan. Zona
iklim agroklimat ustik meliputi wilayah zona iklim tropika monsoon dalam klasifikasi
global.. Bulan kering terjadi pada bulan April- Agustus dengan perbedaan tegas antara
musim hujan dengan musim kemarau ( Benyamin, 1994 : 39 ).
6. Potensi Bencana
Pembangunan kawasan karst untuk dijadikan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
membawa konsekuensi bencana seperti longsor batuan. Karena struktur penyangga
kawasan karst yang merupakan satu kawasan bentuklahan terganggu, sehingga, mudah
terjadi longsor batuan. Potensi bencana selanjutnya adalah kekeringan, kekeringan terjadi
karena pembangunan yang dilakukan di atas kawasan karst akan mengakibatkan
berkurangnya daerah tempat pnyusupan air hujan untuk menjadi air tanah. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya ketersediaan air tanah pada lapisan akuifer sehingga
menyebabkan kekeringan.
B. Kajian Sosial
1. Sosial Ekonomi
Penggunaan lahan lebih banyak untuk tegal, bahkan masih terdapat lahan kosong
yang ditumbuhi alang-alang dan semak, dan dimanfaatkan sebagai hutan lindung.
Lahan permukiman relatif sedikit dan agihannya berpola memanjang jalan.
Keberadaan tegal maupun lahan kosong terancam perluasan pembangunan
fasllitas permukiman dan wisata yang dilaksanakan pihak pengembang. Sehingga
harga lahan yang tadinya sangat rendah mulai meningkat menjadi ratusan ribu
rupiah per meter persegi.
2. Sosial Budaya
Garuda Wisnu Kencana merupakan bentuk penghormatan masyarakat Bali
terhadap kesucian Dewa Wisnu dan Garuda. Garuda dalam kepercayaan
msyarakat Bali merupakan simbol pelepasan perbudakan atau kemelekatan
duniawi atau disebut moksha / kebebasan sejati. Dewa Wisnu yang menunggangi
Garua merupakan simbol/ perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam
manifestasinya sebagai Pemelihara alam semesta. Garuda Wisnu Kencana juga
merupakan pengabdian tanpa pamrih Sang Garuda terhadap pembebasan
perbudakan ibunya dari bangsa ular ( Dwijendra, 2008 : 22 )
3. Etika Lingkungan
Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah
tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan
lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya
hakikat ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam
kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama
manusia( Pawongan ), hubungan dengan alam sekeliling ( Palemahan ), dan
hubungan dengan ke Tuhanan ( Parahyangan ) yang saling terkait satu sama lain.
Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek
sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan
lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan mengekang
dari pada segala tindakan berekses buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram,
dan damai. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin
secara harmonis, bilamana keharmonisan tersebut di rusak oleh tangan-tangan
jahil, bukan mustahil alam akan murka dan memusuhinya.
C. Ekologi
1.Flora
Ada beberapa semak yang sangat karakteristik untuk batu gamping, karena
mempunyai afinitas terhadap bahan tersebut. Disebut dengan istilah tanaman
calcicolous. Misalnya boea, chirita, monophyllaea, paraboea (gesneriaceae)
seperti nephentes, vaccinium, rhododendron pada puncak perbukitan batu
gamping dan beringin dan berbagai jenis paku-pakuan
D. Pengembangan Wisata Berkelanjutan
Garuda Wisnu Kencana merupakan Taman Budaya yang berskala internasional.
Pembangunannya diharapkan mampu membuat sejarah baru sebagai patung
tertinggi di dunia. Namun patung karya I Nyoman Nuarta tersebut baru selesai 15
%. Pembangunannya terkendala oleh dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pembangunannya. Penyelesaian pembangunannya masih menunggu investor asing
yang bersedia menanamkan modalnya. Penyelesaian pembangunan taman Budaya
Wisnu Kencana membutuhkan dana 600 Miliar. Selain itu Pemprov Bali juga
berinisiatif untuk mengeluarkan obligasi (surat hutang) yang dapat dibeli oleh
masyarakat Pulau Dewata untuk menutup kekurangan dana serta menggelar
beberapa kegiatan, baik yang berskala nasional maupun internasional di GWK,
sehingga dapat memberikan pendanaan bagi pembangunan Bali ke depan. semua
solusi tersebut masih akan dipelajari sehingga ke depan akan dapat cara
pemecahan yang betul-betul mewakili keinginan masyarakat Bali.
Danau Batur Kintamani
Kondisi Umum
Kintamani merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Bangli
dengan letak astronomis X : S 80 16 ‘ 58, 5”. Y : 115 0 21’53” dengan ketinggian 1324 m dengan
suhu udaranya berhawa sejuk pada siang hari dan dingin pada malam hari. Untuk mencapai
lokasi ini dari Ibu Kota Bangli jaraknya 23 km. Kawasan ini dapat ditempuh melalui kendaraan
roda dua atau pun kendaraan roda empat, karena lokasi ini menghubungkan kota Bangli dan kota
Singaraja. Di Kintamani sangat identik dengan terdapat sebuah gunung berapi yang masih aktif
yaitu gunung Batur. Selain gunung, terdapat pula danau yang sangat indah dan luas berbentuk
seperti bulan sabit.
A. Kajian Fisik
1. Geologi
Danau ini menyerupai bulan sabit, atau melengkung danau batur merupakan danau tektonik
vulkanik dengan bagian tebing melingkar menghadap ke atas dan dibatasi igir igir yang sangat
tebal kecuali di bagian barat. Proses terbentuknya terbagi menjadi 3 tahap.
Fase Pertama merupakan sebuah Gunung Batur Purba, yang menjulang tinggi sekitar seratus
ribu tahun lalu. Kemudian mengalami letusan yang terus menerus sehingga terbentuk kawah atau
kaldera yang pertama. Saat fase kaldera pertama Gunung purba tua hilang dan menyisakan
Gunung Abang. Awalnya kaldera berbentuk lingkaran terjadi sekitar 29 ribu sampai 300 tahun
yang lalu dan kemudian berhenti sehingga lingkaran hanya berukuuran 8-10 km. Fase kaldera
ke-2. Dari danau batur satu muncul gunung baru yaitu Gunung Payang dan Bunbulan. Yang
tumbuh di danau batur tetapi agak miring. Gunung tersebut mengalami erupsi terus menerus
sehingga bagian barat daya dan selatan tertutup oleh material. Kemudian pada fase berikutnya
danau batur retak membentuk bulan sabit dan muncul lagi gunung baru yaitu gunung batur
muda gunung batur ini dari tahun 1800- an sampai sekarang telah mengalami erupsi sebanyak 28
kali. Material yang dikeluarkan berupa endapan lahar per selang selingan glowing afalan yang
panas dan berwarna hitam. Tanahnya relatif muda atau belum sempurna.
Letusan pertama bernuansa asam matrerial berupa basilt gunung muda berwarna agak hitam dan
bersifat basa. Tipenya efusif linear kadang kadang trombolian fase ke-3 munculnya gunung
batur muda. Dengan kenampakan teras teras akibat pelongsoran-pelongsoran yang bertingkat. Da
tanah pada fase ketiga belum sempurna,material yang ada tidak mencukupi sehingga tidak
banyak tanaman. Yang membedakan gunung muda dan tua yaitu dilihat dr vegetasi, penutupan
lahan, dan banyak alur-alur longsor. Kedalaman air di danau batur lebih dangkal dbandingkan
danau batur karena materialnya lebih banyak di danau batur akibat aktivitas vulkanik yang masih
terus berjalan.
2. Geomorfologi
Danau Batur Kintamani mempunyai bentuk lahan asal vulkanik yang merupakan
kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi akibat akitivitas gunungapi.
Danau Batur termasuk dalam kompleks Gunung Batur yang masih merupakan
bagian dari Kompleks Penulisan dan Gunungapi Agung. Pegunungan Penulisan
merupakan sebuah kaldera besar yang di dalamnya terdapat Gunungapi Batur
yang masih aktif dan terdapat Danau Batur pada kakinya. Pada kaki Gunung
Batur terendapkan lava yang membentuk topografi yang kasar ( hummocky )
dengan endapan tetra. Di sebelah timur Kompleks Batur-agung terdapat sebuah
perbukitan Sraya yang berkhir pada Selat Lombok.
3. Tanah
Karena aktivitas vulkanik yang terus menerus, maka jenis tanah yang terbentuk
adalah Regosol humus dan Regosol kelabu. Tanah regosol terbentuk karena faktor
iklim yang sangat ekstrim basah atau kering, sehingga bahan induk terhambat.
Adanya faktor erosi yang selalu menggerus epipedon, sehingga tidak pernah
terbentuk horizon iluviasi. Tanah ini bersolum dangkal sampai dalam, berwarna
kelabu hingga kuning, mempunyai horizon A-C tetapi batasnya sangat tegas,
bertekstur pasir hingga debu > 60 %. Berstruktur butir tunggal dengan konsistensi
gembur serta lepas. ( Moch Munir, 1996 : 312 )
4. Hidrologi
Jenis mata air disini adalah fissure dan depression yaitu mata air yang masing-masing terjadi
karena adanya perpotongan lapisan air tanah oleh lembah seperti danau BaturDanau batur
merupakan danau terluas dan mempunyai peran ekologis sebagai menara air.Menara air
berfungsi sebagai daerah tangkapan air tertinggi. Sehingga setelah air banyak tertampung dapat
mengalirakn air ke daerah daerah rendah untuk pertanian dan kebutuhan sehari- hari keberadaan
endapan material
5. Iklim
Kintamani merupakan derah kering, di daerah pegunungan di tengah-tengah yang
disebabkan oleh letaknya yang ada di daerah bayangan hujan.
6.Potensi Bencana
Potensi bencana bisa berupa erupsi, karena Gunung Batur merupakan gunungapi
yang masih aktif sehingga akan masih terus mengelurakan material vulkanik yang cukup
membahayakan bagi keselamatan wisatawan. Selain itu potensi bencana berikutnya adalah
longsor, karena merupakan daerah gunungapi dengan kelerengan yang terjal sehingga
mengakibatkan longsor. Longsor di Gunung Batur dicirikan dengan alur berwarna hitam. Selain
bencana yang lain adalah erosi. Gunungapi dengan kelerengan yang terjal membuat pemindahan
dan pengangkutan akan lebih mudah ketika terjadi hujan. Sehingga mengakibatkan erosi
B. Kajian Sosial
1.Sosial Ekonomi
Kebijakan Otonomi Daerah menjadi kebijakan yang strategis bagi pemerintah daerah.
Khususnya bagi Kabupaten Bangli, kebijakan otonomi tersebut menyebabkan wilayah
Kabupaten Bangli, yaitu daerah tujuan wisata khusus Kintamani memiliki peluang bagi
pengembangan pariwisata daerah menjadi lebih besar lagi, sehubungan dengan lama tinggal
wisatawan di Bali diperkirakan rata-rata 12 hari. Sudah barang tentu daerah tujuan wisata yang
dapat dikunjungi akan lebih banyak, dengan sebaran jauh lebih luas. Dalam kaitan ini daerah
tujuan wisata khusus Kintamani ditantang kesiapannya untuk menawarkan pesona wisata yang
ada di wilayahnya. Terkait dengan selesainya Jembatan Plaga yang menghubungkan dan
membuka jalur wisata Denpasar-Badung- Kintamani yang lebih memadai lagi, tentunya akan
memberikan kemudahan dan membuka peluang lebih besar lagi bagi kunjungan wisatawan
mancanegara maupun domestik ke Kintamani.
2. Sosial Budaya
3. Etika Lingkungan
C. Ekologi
1.Fauna
(Haliaeetus leucogaster) Elang Laut Putih terdapat di kecamatan Kintamani, tepatnya di desa
Buahan. Desa Buahan berada di bibir sebelah selatan danau Batur dan merupakan salah satu desa
dari 7 desa yang terletak di sekitar danau Batur. Ke enam desa lainnya adalah desa Kedisan, desa
Songan , desa, desa Abang, desa Abang Batudinding dan desa Trunyan. Kepudang Kuduk Hitam
Oriolus chinensis, Cica Kopi Melayu Pomathorinus montanus, Kirik-kirik Senja Merops
leschenaulti, Kowak Malam Kelabu Nycticorax nycticorax, Kuntul Kerbau Bulbulcus ibis,
Blekok Sawah Ardeola speciosa serta Merbah Cerucuk Pygnonotus goiavier lain : elang Ular
Bido Spilornis cheela, elang Hitam Ictinaetus malayensis, elang Brontok Spizaetus cirrhatus,
elang Laut Perut Putih Haliaeetus leucogaster, elang Alap Cina Accipiter soloensis, elang Alap
Nipon Accipiter gularis dan Alap-alap Sapi Falco moluccensis.
Satwa lain yang ditemukan antara lain adalah Monyet Ekor Panjang Macaca fascicularis
menggagu Lutung Jawa Trachypithecus auratus, Kucing Hutan Fellis bengalensis, serta Landak
Hystrix branchyura
2.Flora
Jenis tumbuhan yang dominan dikawasan kintamani antara lain adalah jenis Ampupu Eucalyptus
urophylla dominan disekitar jalan yang merupakan hasil reboisasi setelah terkena dampak
letusan gunung Agung, Sapen Engelherdia spicata, Cemara Gunung Casuarina junghuhniana,
Pinus Pinus merkusii dan Puspa Schima noronhae.
C. Pengembangan Wisata
Dilakukannya pekerjaan “Penyusunan Master Plan Penataan DRWK Kintamani “ ini
dimaksudkan untuk menghasilkan dan memberikan bantuan teknis bagi aparat pemerintah
Kabupaten Bangli dalam mengkoordinasikan serta mengarahkan sumber-sumber perkembangan
sosial, ekonomi, budaya, politik dan fisik kawasan DTWK Kintamani serta daerah sekitarnya
secara rasional dan produktif.
Dengan tujuan pekerjaan tersebut adalah menyusun suatu pedoman pemanfaatan ruang dan
penataan kawasan DTWK Kintamani yang dapat dioperasionalkan melalui produk hukum.
Adapun sasaran dari penyusunan master plan ini adalah : melakukan penelaahan daerah
tujuan wisata kintamani dan studi-studi mengenai keadaan daerah tujuan wisata serta keadaan
pola tata ruang kawasan saat ini.
Proses penyusunan master plan tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu produk
laporan yang dapat dijadikan pedoman pengembangan pembangunan fisik, yang berfungsi
sebagai dasar untuk :
Kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan kawasan;
Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dunia usaha dan/ atau masyarakat;
Penetapan izin pemanfaatan ruang;
Instrumen (alat) untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan penyusunan dan
pelaksanaan program pemanfaatan ruang;
Kegiatan pemanfaatan ruang yang didasarkan pada kepastian hukum (peraturan zoning)
Diungkapkan, potensi daya tarik alam di Kintamani meliputi Gunung Batur dan Danau Batur.
Panorama danau dan Gunung Batur bisa dilihat dari Penelokan dan Abang. Mata air panas di
Toya Bungkah, hutan TWA Penelokan, Hutan Cemara di Batur Kelod dan Batur Kaja dan lahan
pertanian hortikultura di Batur Kelod, Batur Kaja, Songan, dan Kedisan.
Potensi daya tarik budaya di Kintamani meliputi Pura Ulun Danu Batur di Kintamani, Pura Ulun
Danu di Songan, Pura Jati dan Pura Pasek Kayu Selem di Kedisan, Pura Puncak Penulisan (cagar
budaya nasional), Desa Trunyan (Pura Pusering Jagat, Barong Brutuk, dan tradisi mapasah di
mana jenazah masyarakat yang meninggal tidak dikubur.
Dijelaskan, di Kintamani terdapat akulturasi budaya Bali-Cina dengan adanya pelinggih Ratu
Subandar di Pura Ulun Danu Batur dan Pura Dalem Balingkang. Daya tarik budaya di Kintamani
termasuk suasana dan tradisi pedesaan Bali Aga di Desa Songan.
Kintamani juga memiliki potensi daya tarik buatan meliputi Museum Gunung Api Batur di
Kintamani. Camping ground di Batur dan Toya Bungkah termasuk kolam permandian air panas
di Kintamani.
Dipaparkan, dengan memanfaatkan daya tarik alam dan budaya di Kintamani, pelaku pariwisata
di Bali bisa menampilkan atraksi dan paket wisata khusus di Kintamani. Paket wisata tersebut
meliputi makan siang di restoran-restoran di sekitar Penelokan sambil menikmati panorama
gunung dan Danau Batur. Wisatawan bisa diajak mendaki ( hiking ) Gunung Batur dan Gunung
Abang memancing ( fishing ) di Danau Batur, naik jukung dan speed boat di Danau Batur (dari
Desa Kedisan ke Trunyan (PP), c amping di Toya Bungkah dan Batur, panjat tebing di Songan.
Wisatawan juga bisa diajak menikmati agrowisata di Batur Kelod, Batur Kaja, Kedisan, dan
Songan, mandi air panas di Toya Bungkah, trekking di TWA Penelokan, bersepeda gunung (
cycling ) dengan rute Kintamani-Payangan-Ubud.
Pengembangan kawasan pariwisata Kintamani akan menghadapi beberapa hambatan
meliputi panorama gunung dan Danau Batur makin terhalang oleh bangunan yang berada di tepi
jurang di sepanjang ruas jalan utama Kintamani, Batur Kaja, Tengah dan Kelod). Konversi hutan
dengan tanaman lain (seperti rumput gajah) di sekitar Gunung Batur menyebabkan bahaya
longsor lebih tinggi.
Penyeberangan wisatawan ke Trunyan sering diganggu pengemudi perahu yang nakal yang
meminta tambahan biaya penyeberangan saat berada di tengah danau. Penduduk Trunyan yang
bertindak sebagai guide lokal juga sering melakukan pemerasan/pemaksaan kepada wisatawan.
Pedagang acung di Kintamani yang sangat agresif sehingga mengganggu kenyamanan
wisatawan. Dari sisi infrastruktur, jalan Penelokan-Kedisan yang sering dilalui truk angkutan
galian C (pasir) yang membahayakan pengguna jalan lainnya, khususnya angkutan pariwisata
dan kendaraan sewa. Akses jalan darat dari Kedisan ke Trunyan hanya bisa dilalui kendaraan
roda dua, dan belum bisa dilalui kendaraan roda empat.
Ia melihat Pemkab Bangli bersama seluruh komponen pariwisata juga perlu merencanakan dan
menata pengembangan atraksi pariwisata di Bangli. Pengembangan atraksi wisata alam ( outdoor
adventures ) seperti mendaki Gunung Batur dan Abang, dan panjat tebing di sekitar Songan
dengan sistem pengelolaan yang lebih profesional.
Pengembagan paket-paket outdoor training (pelatihan manajemen, leadership , capacity and
team building ) di wilayah Toya Bungkah.
Lebih lanjut dikatakan, aktivitas berkuda yang dulu pernah ada di jalur Penelokan-Kedisan perlu
dibangkitkan kembali dan dikembangkan juga di sepanjang jalan di sekeliling tepian Danau
Batur, dan jalur-jalur lainnya. Di Kintamani perlu pengembangan fasilitas hot spring water yang
dilengkapi dengan spa , massage , whirlpool , steambath , sauna dan aroma terapi untuk wisata
kesehatan ( wellness tourism ). Ini juga disertai dengan pengembangan aktivitas yoga dan
meditasi untuk health recovery .
Pembangunan golf course di wilayah bekas galian C di Kintamani perlu dilengkapi dengan studi
kelayakan yang mendalam. Pemkab Bangli perlu menyetop pengembangan fasilitas pariwisata
(hotel dan restoran) di sepanjang ruas jalan Kintamani – Batur yang dapat menghalangi
panorama gunung dan Danau Batur. Ini tentunya perlu disertai dengan diberikan kompensasi
dalam bentuk subsidi PBB kepada pemilik lahan yang berada pada lokasi tersebut.
menambahkan, perlu diadakan penertiban pedagang acung yang agresif, pengemudi perahu dan
guide lokal di Kintamani yang sering melakukan pemerasan terhadap wisatawan. Pemkab Bangli
perlu membuat jalan alternatif untuk truk angkutan galian C, sehingga tidak menggunakan jalan
Penelokan-Kedisan yang sarat untuk kepentingan pariwisata.