Post on 02-Nov-2021
STRUKTUR NARATIF DALAM NOVEL
PADA SENJA YANG MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA
NARATOLOGI A.J GREIMAS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Martina Yusnia
NIM: 164114018
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
JANUARI 2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
STRUKTUR NARATIF DALAM NOVEL PADA SENJA YANG
MEMBAWAMUPERGI KARYA BOY CANDRA NARATOLOGI A.J
GREIMAS
Oleh
.Martina Yusnia
"
NIM: 164114Q18
Telah disetujui oleh
Pembimbing 1 . '.
Susilawati Endah Peni Adji S.S., M.Hum.
Pembimbing II
ii
tanggal 10 Januari 2020
tanggal 13 Januari 2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
STRUKTUR NARATIF DALAM NOVEL PADA SENJA YANGMEMBAWAMU PERGlKARYA BOY CANDRA NARATOLOGI A.J
GRElMAS
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Martina Yusnia
NIM: 164114018
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada4anggal21 Januari 2020
dan dinyatakan rnernenuhi syarat. '"
Sususan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Ketua : Susilawati Endah Peni Adji S.S., M.Hum.
Sekretaris
Anggota
. ,
: Dra. Fransisca Tjandrasih,Adji, M.Hum.
: Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
: Susilawati Endah Peni Adji S'.S., M.Hum.
: Ora. FransiscaTjandrasih Adji, M.Hum.
Tanda tangan
~~~.~ ...
/b'~~ .
..~~ ,
-"-l ~ ..
Yogyakarta, 27 Januari 2020
Fakultas Sastra
Universitas Sanata Dharma
'i::o::~~'P""-'Fakultas Sastra
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Januari 2020
Martina Yusnia
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah
untuk Kepentingan Akademis
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma~
Nama : Martina Yusnia
NIM : 164114018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang beIjudul "Struktur Naratif dalamNovel Pada Senja yang Membawamu Pergi Karya Boy Candra Naratologi A.JGreimas".
Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hakmenyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau dimedia yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari sayamaupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 10 Januari 2020
Yang menyatakan,
Martina Yusnia
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan
melindungi saya setiap hari.
2. Wanita terhebat sepanjang masa ibu Yuliana Emat yang telah berjuang
merawat saya sendirian.
3. Laki-laki yang menjadi cinta pertama anak perempuan di dunia ini bapak
Yosef Donatus Jidan (Alm).
4. Sudara-saudara yang selalu mendukung saya dalam meraih cita-cita.
5. Keluarga besar serta para teman-teman di tanah rantau yang selalu
mendukung dan memotivasi.
6. Semesta yang selalu menyertai perjalanan saya setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
MOTO
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu,
janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka,
sebab TUHAN, Allahmu,
Dialah yang berjalan menyertai engkau;
Ia tidak akan membiarkan engkau
dan tidak akan meninggalkan engkau”
-Ulangan 31:6-
“Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur”
-Filipi 4:6-
“Hanya kau sendiri
Mereka tak mampu
Melewati yang telah kau hadapi”
-Evaluasi~Hindia-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
telah senantiasa memberikan rahmat dan berkat setiap harinya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Struktur Naratif dalam Novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi Karya Boy Candra Naratologi A.J
Greimas” ini dengan lancar.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentu banyak sekali pihak yang
ikut serta terlibat membantu dan memotivasi baik secara langsung maupun
tidak langsung penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhinya. Oleh
karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu selama proses pengerjaannya.
Penulis sangat berterima kasih kepada Susilawati Endah Peni Adji
S.S., M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Dra. Fransisca Tjandrasih Adji,
M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah sabar serta memberikan
masukan dan pembelajaran yang sangat berguna untuk penulis dalam
menyelesaikan tulisan. Serta telah membantu dan menuntun penulis dalam
mengerjakan skripsi dari awal hingga akhir.
Penulis sangat berterima kasih kepada segenap Bapak/Ibu dosen Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yaitu dosen legend Sastra
Indonesia Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum., Sony Christian
Sudarsono, S.S., M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi Sastra Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.,
Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., Drs. B. Rahmanto, M.Hum.,
Dr. Paulus Ari Subgayo, M.Hum., (alm), dan Drs. Hery Antono. M.Hum.
(alm) yang telah bersedia membagi ilmunya selama saya berkuliah di Program
Studi Sastra Indonesia dan juga segenap staf Sekretariat Fakultas Sastra
terutama sekretariat program studi Sastra Indonesia yang sudah membantu.
Penulis sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya pada keluarga
besar, terutama kepada sang ibu tercinta Yuliana Emat yang sudah menjadi
wanita tangguh dan hebat dalam mendidik dan mencintai, serta yang selalu
mendukung dan mendoakan setiap langkah perjalanan penulis sehingga bisa
menyelesaikan pendidikan S-1. Kepada ayah Yosep Donatus Jidan (alm) yang
menjadi cinta pertama anak perempuan, terima kasih untuk pelajaran yang
penulis terima semasa ayah ada di dunia, terima kasih juga sudah
mengajarkan menjadi anak perempuan yang tangguh. Kepada saudara
kandung yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta tambahan uang
jajan di kala penulis membutuhan tambahan biaya untuk jalan-jalan atau
berbelanja di saat bosan. Serta kepada paman dan kakak sepupu yang telah
membantu penulis sehingga bisa melanjutkan pendidikan di kota Yogyakarta.
Penulis banyak berterima kasih kepada segenap dosen dari fakultas
lain maupun dari kampus luar yang telah mau membagi ilmunya kepada
penulis selama berkuliah di program studi Sastra Indonesia ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis juga berterima kasih kepada ternan-ternan yang sudah selia
rnenernani dari awal menjadi rnahasiswa program studi Sastra Indonesia
hingga saat ini, dan yang selia rnendengarkan keluh kesah hingga menernani
penulis untuk mengeIjakan skripsi sampai subuh. Tidak pula lupa untuk
ternan-ternan seperjuangan di tanah rantau yang sudah setia rnenjadi ternan
sekaligus saudara di kala jauh dari keluarga.
Penulis juga berterima kasih kepada sernua mahasiswa Sastra
Indonesia terutama angkatan 2016 yang sudah menjadi ternan dan tau sernua
kejelekan penulis selama ini. Terirna kasih juga karena kalian yang bisa
rnernbuat penulis rnarah dan senang dalam waktu yang bersamaan. Tidak pula
lupa untuk anak forum yaitu Ikatan Pelajar Mahasiswa Kabupaten Sekadau
yang rnau menampung penulis pada saat sedih dan senang.
Untuk sernua pihak yang terlibat dalam pengeIjaan tugas akhir ini
tetapi tidak di sebutkan, penulis juga berterima kasih yang sebesar-besamya.
Terakhir terirna kasih untuk diri sendiri karena sudah mau beIjuang sejauh ini.
Yogyakarta, 10 Januari 2020
~Martina Yusnia
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
Yusnia, Martina. 2020. “Struktur Naratif dalam Novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi Karya Boy Candra Naratologi A.J Greimas”.
Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini menganalisis struktur naratif yang terdapat di dalam
novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra. Tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan struktur aktansial
dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi. Kedua, mendeskripsikan
struktur fungsional dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi. Ketiga,
mendeskripsikan poros semantik dalam novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktur naratif
perspektif A.J Greimas. Teori struktur naratif perspektif A.J Greimas meliputi
struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik. Penelitian ini
menggunakan studi pustaka pada tahap pengumpulan data. Pada tahap analisis
data menggunakan metode formal (struktur). Pada penyajian hasil analisis
data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pada sumber data
menggunakan objek material sastra populer yaitu novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pada analisis
struktur aktansial ditemukan dua struktur yaitu (1) struktur aktansial utama
yang menceritakan perjuangan Gian dalam mendapatkan cinta sejati dan (2)
struktur aktansial sekunder yang menceritakan perjuangan Gian dalam
menyelesaikan kuliah. Kedua, pada analisis struktur fungsional ditemukan tiga
situasi (1) situasi awal yaitu berakhirnya hubungan Gian dan Kaila serta
tuntutan dari kedua orang tua Gian untuk menyelesaikan kuliah, (2)
transformasi yang meliputi tahap uji kecakapan yaitu usaha Gian melupakan
Kaila dengan menyibukkan diri mengerjakan skripsi, dan tahap utama yaitu
Gian bertemu dengan Aira dan Gian menyelesaikan kuliahnya, serta tahap
kegemilangan yaitu kepergian Aira ke Jepang, dan (3) situasi akhir yaitu Gian
menyusul Aira ke Jepang. Ketiga, pada poros semantik ditemukan tiga poros
penceritaan yaitu (1) poros pencarian Gian terhadap Kaila dan poros pencarian
Gian terhadap kelulusan, (2) poros kekuatan Gian terhadap Kaila dan poros
kekuatan Gian terhadap kelulusan, serta (3) poros komunikasi Gian terhadap
Kaila yang tidak terpenuhi serta poros komunikasi Gian terhadap kelulusan
dan poros komunikasi Gian terhadap cinta Aira yang terpenuhi.
Kata kunci: struktur naratif, struktur aktansial, struktur fungsional, poros
semantik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Yusnia, Martina. 2020. “Analysis of Narrative Structure in Novel Pada Senja
yang Membawamu Pergi by Boy Candra Narratology A.J Greimas."
Undergraduate Thesis (S-1). Indonesian Literature Study Program,
Faculty of Letters, Sanata Dharma University.
This study analysis the narrative structure contained in the Pada Senja
yang Membawamu Pergi novel by Boy Candra. The purpose of this study is as
follows. First, it describes the structural in the Pada Senja yang Membawamu
Pergi novel by Boy Candra. Second, describe the functional structure in the
Pada Senja yang Membawamu Pergi novel by Boy Candra. Third, describe
the semantic axis in the Pada Senja yang Membawamu Pergi novel by Boy
Candra.
The theory used in this research is A.J Greimas perspective narrative
structure theory. Theory of narrative structure of perspective A.J Greimas
encompasses the structural, functional structure, and semantic axis. This study
uses a literature study at the data collection stage. At the stage of data analysis
using formal methods (structure). In presenting the results of data analysis
using qualitative descriptive methods. The data source uses the object of
popular literary material, namely the Pada Senja yang Membawamu Pergi
novel by Boy Candra.
The results of this study indicate. First, in the analysis of the legal
structure found two structures, specifically (1) the main legal structure that tells
the struggle of Gian in getting true love and (2) the secondary legal structure
that tells the struggle of Gian in completing college. Second, the functional
structure analysis found three situations (1) the initial situation, specifically the
end of the relationship between Gian and Kaila and demands from Gian's
parents to finish college, (2). The transformation which included the skills
testing phase was Gian's attempt to forget Kaila by busy doing his thesis, and
the main stage was that Gian met Aira and Gian completed his lecture, and the
glory phase was Aira's departure to Japan, and (3) the final situation like Gian
following Aira to Japan. Third, in the semantic axis, three axes of storytelling
were found, such as (1) Gian's search axis for Kaila and Gian's search axis for
graduation, (2) Gian's power axis for Kaila and Gian's power axis for
graduation, and (3) Gian's communication axis for Kaila which not fulfilled
and the communication axis of Gian towards graduation and the
communication axis of Gian towards love Aira were fulfilled.
Keywords: narrative structure, actantial structure, functional structure,
semantic axis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
MOTO ......................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................................ xii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1.5 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 6
1.6 Landasan Teori ............................................................................................. 10
1.6.1 Skema Struktur Aktansial ..................................................................... 12
1.6.2 Skema Struktur Fungsional ................................................................... 16
1.6.3 Poros Semantik ..................................................................................... 17
1.7 Metode Penelitian ......................................................................................... 19
1.7.1 Pengumpulan Data ................................................................................ 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.7.2 Analisis Data ......................................................................................... 19
1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data ............................................................... 20
1.7.4 Sumber Data .......................................................................................... 21
1.8 Sistematika Penyajian ................................................................................... 22
BAB II ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL DALAM NOVEL PADA SENJA
YANG MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA ............................. 23
2.1 Pengantar ...................................................................................................... 23
2.2 Struktur Aktansial Utama Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi ...... 23
2.2.1 Pengirim ................................................................................................ 24
2.2.2 Objek ..................................................................................................... 26
2.2.3 Subjek .................................................................................................... 27
2.2.4 Penolong ................................................................................................ 28
2.2.5 Penentang .............................................................................................. 30
2.2.6 Penerima ................................................................................................ 31
2.3 Struktur Aktansial Sekunder Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi . 33
2.3.1 Pengirim ................................................................................................ 33
2.3.2 Objek ..................................................................................................... 34
2.3.3 Subjek .................................................................................................... 35
2.3.4 Penolong ................................................................................................ 36
2.3.5 Penentang .............................................................................................. 37
2.3.6 Penerima ................................................................................................ 38
2.4 Rangkuman ................................................................................................... 40
BAB III ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL DALAM NOVEL PADA SENJA
YANG MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA .......................... 43
3.1 Pengantar ...................................................................................................... 43
3.2 Struktur Fungsional dalam Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi .... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.2.1 Situasi Awal ................................................................................................ 43
3.2.2 Transformasi ............................................................................................... 45
3.2.3 Situasi Akhir ............................................................................................... 48
3.4 Rangkuman ................................................................................................... 50
BAB IV POROS SEMANTIK DALAM NOVEL PADA SENJA YANG
MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA ..................................... 53
4.1 Pengantar ...................................................................................................... 53
4.2 Poros Semantik ............................................................................................. 53
4.2.1 Poros Pencarian ........................................................................................... 53
4.2.1.1 Poros Pencarian Gian terhadap Kaila .................................................... 54
4.2.1.2 Poros Pencarian terhadap Kelulusan ..................................................... 55
4.2.2 Poros Kekuatan ........................................................................................... 56
4.2.2.1 Poros Kekuatan Gian terhadap Kaila ..................................................... 57
4.2.2.2 Poros Kekuatan Gian terhadap Kelulusan ............................................. 58
4.2.3 Poros Komunikasi ....................................................................................... 59
4.2.3.1 Poros Komunikasi Gian terhadap Kaila ................................................ 60
4.2.3.2 Poros Komunikasi Gian terhadap Kelulusan ......................................... 61
4.3 Rangkuman ................................................................................................... 62
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 64
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 64
5.2 Saran ............................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 67
LAMPIRAN ................................................................................................................ 69
BIOGRAFI .................................................................................................................. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Pola Aktansial Greimas .................................................................. .. 14
Tabel 2: Struktur Fungsional ......................................................................... .. 16
Tabel 3: Skema Poros Semantik ................................................................... .. 18
Tabel 4: Skema Aktansial Utama novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi ............................................................................................... .. 32
Tabel 5: Skema Aktansial Sekunder novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi ............................................................................................. .. 40
Tabel 6: Skema Fungsional .......................................................................... .. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Novel merupakan salah satu contoh karya sastra yang sekarang sangat
populer di kalangan masyarakat terutama pada kalangan remaja. Selain itu,
menurut KBBI V daring novel merupakan karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang dengan orang di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Karya sastra merupakan kisahan yang senantiasa bergumul dengan
tokoh fiksional yang ada dalam otak dan khayalan penulis. Selain itu, karya
sastra juga sebagai imajinasi dan kreativitas, hakikat karya yang hanya dapat
dipahami oleh intuisi dan perasaan, memerlukan pemahaman yang sama
sekali berbeda dengan ilmu sosial yang lain (Ratna, 2004:11). Agar sebuah
cerita lebih menarik, penulis sering menampilkan perilaku para tokoh dengan
sifat yang aneh, dan sebagainya. Cerita yang ditulis juga kerap kali membuat
para pembaca penasaran dengan kelanjutan isi cerita tersebut.
Sebuah novel pastinya mempunyai struktur di dalamnya. Salah satu
struktur yang ada di novel adalah struktur naratif dalam perspektif A.J
Greimas. Algirdas Julius Greimas (1917-1992) yang biasanya kita kenal
dengan nama A.J Greimas adalah seorang ahli bahasa dan ahli semiotik yang
berasal dari Lithuania dan banyak meneliti mitologi Lithuania. Sejak tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1965, Greimas memimpin penelitian linguistik-semiotik di Paris, yang
kemudian menjadi dasar berkembangnya aliran semiotik Paris. Greimas juga
dikenal sebagai pelopor ‘semiotic square’ (semiotika segi empat) dalam teori
signifikasi dan penemu skema naratif aktansial (Taum, 2011: 140).
Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa struktur naratif yang
terdapat di dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra ini mampu memberikan wawasan serta pengetahuan teantang sebuah
perjuangan seorang anak muda dalam menggapai cinta dan cita-cita. Dalam
novel tersebut terdapat unsur-unsur naratif yang meliputi struktur aktansial,
fungsional, dan poros semantik. Tidak hanya itu, dalam penelitian ini tentu
saja mempunyai subjek yang menjadi dasar dalam penelitiannya.
Novel yang berjudul Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra ini mengisahkan cinta anak muda bernama Gian yang memiliki latar
belakang keluarga yang sangat berbeda dengan pacarnya yang bernama Kaila.
Gian berasal dari keluarga sederhana yang mengharuskan dia dapat
menyelesaikan pendidikan yang sudah di ultimatum oleh kedua orang tuanya,
sedangkan Kaila berasal dari keluarga terpandang (ekonomi atas). Gian
sebagai tokoh utama dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya
Boy Candra mengalami patah hati yang begitu dalam dengan kekasihnya yang
bernama Kaila. Kaila tiba-tiba memutuskan hubungan mereka secara sepihak
karena merasa sudah tidak cocok lagi. Tidak sampai di situ saja permasalahan
yang dihadapi oleh tokoh utama dalam cerita. Di satu sisi kedua orang tuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sudah mempertanyakan tentang kemajuan tugas akhir (skripsi) yang sedang
dijalani oleh Gian saat ini.
Contoh kalimat yang menyatakan Kaila memutuskan hubungan secara
sepihak dengan Gian:
(1) “…Aku nggak bisa meneruskan hubungan kita. Papa dan
keluargaku nggak akan pernah bisa menerimamu.” “Gie maafkan
aku. Tapi, keluargaku adalah hal yang nggak bisa kutukar dengan
apa pun. Termasuk denganmu.” “Maaf aku harus pergi, Gie.”
(Candra, 2016:32-33).
Contoh kalimat yang menyatakan Gian harus bisa menyelesaikan
kuliahnya tepat waktu:
(2) “Jatah kuliahmu tinggal satu semester lagi,” kata Ayah dengan
suara tegas, “jika tidak, kamu harus membiayai sendiri uang
kuliahmu.” (Candra, 2016:96).
Novel ini tidak hanya mengisahkan kisah cinta yang meninggalkan dan
ditinggalkan, melainkan juga tentang persahabatan yang begitu erat antara
Gian, Putri, Andre, dan Randi dan lika-liku para mahasiswa semester akhir
dalam menghadapi dunia perkuliahan. Pada akhirnya Gian menemukan sosok
perempuan yang bisa menggantikan posisi Kaila dihatinya yang bisa
menerima latar belakang Gian.
Selain menceritakan tentang kisah percintaan dan pendidikan, Boy
Candra juga sangat memperhatikan latar tempat. Dalam novel ini Boy Candra
menggunakan latar tempat kota Padang (Sumatera Barat). Alur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
digunakan penulis adalah alur campur, sehingga para pembaca sangat mudah
untuk memahami jalan ceritanya.
Penulis memilih topik penelitian ini karena beberapa alasan sebagai
berikut. Pertama, dalam penelitian ssebelumnya masih jarang ditemukan
objek material yang menggunakan novel populer dengan menggunakan teori
A.J Greimas. Kedua, karena penulis ingin menerapkan teori struktur naratif
perspektif A.J Greimas. Ketiga, karena cerita dalam novel sangat menarik
untuk dikaji dengan menggunakan perspektif A.J Greimas, karena cerita
dalam novel mengisahkan perjuangan anak muda dalam meraih cinta dan cita-
cita walaupun sempat ditinggalkan oleh orang yang dia cintai tetapi tidak
membuat dia putus asa. Menceritakan perjalanan tokoh utama yang sangat
gigih mendapatkan cinta sejati dan bagaimana usaha dia dalam menamatkan
kuliah tepat waktu.
Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang struktur naratif
yang meliputi struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik yang
terdapat di dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra ini. Bagaimana permasalahan yang terjadi di dalam cerita dan yang
menjadi hambatan tokoh utama dalam mencapai cinta dan cita-cita atau suatu
keinginan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada pun rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana struktur aktansial dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi?
1.2.2 Bagaimana struktur fungsional dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi?
1.2.3 Bagaimana poros semantik dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian di atas, ada pun tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan struktur aktansial dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi.
1.3.2 Mendeskripsikan struktur fungsional dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi.
1.3.3 Mendeskripsikan poros semantik dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoretis dan
praktis kepada para pembaca. Adapun manfaatnya sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan penelitian
tentang struktur naratif yang meliputi struktur aktansial, struktur fungsional,
dan poros semantik dalam karya sastra populer. Jadi tidak hanya karya sastra
lama saja yang dapat dikaji dengan menggunakan struktur naratif dalam
prespektif A.J Greimas.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para guru terutama
guru bahasa Indonesia untuk proses belajar di dalam kelas. Tidak hanya itu
penelitian ini juga diharapkan bermanfaat untuk para peneliti selanjutnya
apalagi yang akan meneliti karya sastra populer.
1.5 Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian sebelumnya sangat sedikit orang-orang yang meneliti
tentang karya sastra populer terutama karya sastra novel yang berjudul Pada
Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra. Tetapi tidak menutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kemungkinan bahwa ada sebagian orang yang sudah pernah meneliti tentang
struktur naratif dengan perspektif A.J Greimas tersebut, antara lain:
Mutmainnah, dkk (2015), dalam artikel yang berjudul “Petualangan
Tokoh Baldassare dalam Roman Le Périple De Baldassare karya Amin
Maalouf (Suatu Kajian Struktur Aktansial)”. Dalam penelitiannya penulis
menggunakan teori dari A.J Greimas yaitu struktur aktansial dan fungsional.
Struktur aktansial dalam cerita terdapat 6 aktan, yaitu Pengirim, Penerima,
Subjek, Objek, Penolong, dan Penghalang. Sedangkan struktur fungsional
dalam cerita terdapat 3 tahap, yaitu Situasi Awal, Tahap Transformasi yang
dibagi 3 menjadi Tahap Uji Kecakapan, Tahap Utama, Tahap Kegemilangan,
serta Situasi akhir. Mutmainnah juga mendapatkan hasil tentang Baldassare
mendapatkan apa yang diinginkannya dengan sebuah perjuangan dan usaha
keras, dengan membuat tujuh skema struktur aktansial dan struktur
fungsional. Selain itu, dapat juga disimpulkan bahwa tema yang didapatkan
dari hasil penelitian ini adalah tema kegigihan.
Nirwana, dkk (2015), dalam artikel yang berjudul “Analisis Struktur
Aktansial dan Fungsional dalam Voyage Au Centre De La Terre karya Jules
Verne”. Dalam penelitiannya Nirwana mendapatkan lima pola struktur
aktansial dan fungsional. Struktur pertama ketika ditemukan sebuah petunjuk
menuju pusat bumi, struktur kedua ketika menuju Islandia untuk mencari
tambahan informasi, struktur ketiga ketika menuju gunung Sneffels untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mecari jalan utama menuju pusat bumi, struktur keempat ketika menemukan
pusat bumi, dan struktur kelima ketika kembali ke permukaan bumi.
Pujiyanti (2010), dalam “Dekonstruksi Dominasi Laki-Laki dalam
Novel The Da Vinci Code Karya Dan Brown”. Tesis Program Pascasarjana
Magister Ilmu Susastra Universitas Diponegoro Semarang. Dalam
penelitiannya Pujiyanti menggunakan pendekatan dekonstruksi dengan
memanfaatkan teori strukturalisme model A.J Greimas sebagai landasan
untuk menemukan oposisi biner bagi langkah kerja dekonstruksi, dan
perspektif feminisme dekonstruksi digunakan sebagai pembacaan feminis atas
hasil analisis dekonstruksi. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil
analisis struktural menunjukkan adanya dua sumbu pertentangan (oposisi
biner) yaitu doxa dan orthodoxa. Doxa dalam penelitian yang diwakili oleh
Priory of Sion mengatakan bahwa Yesus bersifat manusiawi dan menikah
dengan Maria Magdalena. Sedangkan orthodoxa yang diwakili oleh Opus Dei
mengatakan bahwa Yesus bersifat Ilahiah dan Maria Magdalena merupakan
pelacur miskin.
Ridwan (2016), dalam jurnal yang berjudul “Telaah Novel Pada
Sebuah Kapal karya N.H Dini dengan Struktur Aktansial”. Dalam
penelitiannya Ridwan mendapatkan hasil analisis yang menunjukkan bahwa
ada enam kriteria analisis struktur aktansial novel Pada Sebuah Kapal yaitu,
pengirim, objek, penerima, subjek, pembantu, dan penentang. Keenam aktan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
tersebut diterapkan disatu pihak pada struktur model komunikasi. Hubungan
antara keenam aktan berkaitan dengan unsur-unsur semantik tertentu.
Panuju (2017), mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta menulis skripsi “Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya
Budi Darma dalam Kumpulan Cerpen Orang-Orang Bloomington: Perspektif
Strukturalisme A.J Greimas”. Penelitian ini berusaha mengungkapkan makna
dibalik tiga cerpen dalam kumpulan cerpen Orang-Orang Bloomington.
Pengungkapan cerita bertujuan untuk melihat motif penceritaan. Berdasarkan
kajian struktur tiga cerpen tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat konsep
relasi manusia berdasarkan filsafat eksistensialisme. Konsep relasi
berdasarkan filsafat eksistensialisme merupakan konsep relasi yang menolak
segala bentuk interaksi sosial antara satu individu dengan individu lain
maupun antara individu dengan masyarakat.
Salverosari (2018), mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta menulis skripsi “Analisis Struktur Naratif Serial
Petualangan di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat: Perspektif AJ Greimas”.
Penelitian ini membahas mengenai struktur naratif yang terdapat dalam cerita
Petualangan di Nergi Awan. Pada struktur aktansial satu tokoh bisa
menempati beberapa aktan dalam lingkaran cerita. Pada struktur fungsional,
setiap alur memiliki cerita yang sama pada serinya dan memiliki akhir cerita
yang sama pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan paparan di atas, terlihat bahwa penelitian mengenai
struktur naratif dan aktansial perspektif A.J Greimas terhadap karya sastra
populer sangat sedikit digunakan. Ditemukan pada penelitian sebelumnya
terlihat lebih banyak berfokus pada dongeng dan cerita rakyat.
1.6 Landasan Teori
Dalam penelitian ini penulis mengkaji stuktur naratif yang meliputi
struktur aktansial, struktur fungsional, dan poros semantik menurut perspektif
A.J Greimas dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra. Analisis naratif menurut A.J Greimas meliputi 2 tahapan struktur,
yaitu struktur lahir dan struktur batin. Struktur lahir merupakan tataran
bagaimana sebuah cerita itu dikemukakan (penceritaan). Sedangkan struktur
batin merupakan tataran imanen, yang meliputi tataran naratif analisis
sintaksis naratif (skema aktan dan skema fungsional), dan tataran diskursif
(poros semantik). Objek penelitian Greimas tidak terbatas pada dongeng tapi
diperluas pada mitos. Greimas memberikan perhatian pada relasi,
menawarkan konsep yang tajam dengan tujuan yang lebih umum, yaitu
membentuk tata bahasa naratif universal (Taum, 2011:141).
Teori naratif merupakan bentuk dari teori struktural, sehingga suatu
struktur naratif harus mempunyai unsur-unsur pembangun yang terdiri atas
unsur-unsur tertentu. Teori naratif juga merupakan salah satu pendekatan
objektif karena dasar kerja teori ini pada bentuk naratif (Sonia, 2012:11 dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Abrams dalam Bani, 2002:23). Tujuan dari analisis struktur naratif adalah
untuk mendapatkan susunan teks (Suguhastuti, 2011:51).
Greimas adalah seorang peneliti Prancis penganut teori struktural
(Teeuw, 1984:293). Seperti halnya Propp, Levi-Strauss, Bremond, dan
Todorov, Greimas juga mengembangkan teorinya berdasarkan analogi-analogi
struktural dalam linguistik yang berasal dari Saussure (Hawkes, 1978:87).
Dengan mencari analogi struktural dalam linguistik itulah Greimas
menerapkan teorinya dalam dongeng atau cerita rakyat Rusia (Suwondo,
2011:76).
Sebagaimana Propp, (dalam Ratna, 2004:138) Greimas juga lebih
mementingkan aksi (fungsi) daripada pelaku. Baginya tidak ada subjek di
balik narasi, yang ada hanyalah subjek atau manusia semu yang dibentuk oleh
tindakan yang disebut actans dan acteurs. Menurut Rimon-Kenan (1983:34-
35), baik actans maupun acteurs dapat berarti suatu tindakan, tetapi tidak
selalu harus merupakan manusia, melainkan juga nonmanusia. Berbeda
dengan actans yang terbatas fungsinya dalam struktur naratif, yang dibedakan
menjadi tiga oposisi biner, acteurs merupakan kategori umum. Greimas juga
menyederhanakan fungsi-fungsi Propp (31 fungsi) menjadi 20 fungsi,
kemudian dikelompokkan menjadi tiga struktur, yaitu: struktur berdasarkan
perjanjian, struktur yang bersifat penyelenggaraan, dan struktur yang bersifat
pemutusan (Ratna, 2004:138).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Demikian juga tujuh ruang tindakan disederhanakan menjadi enam
aktan (peran, pelaku, para pembuat), yang dikelompokkan menjadi tiga
pasangan oposisi biner, yaitu: subjek versus objek, pengirim (kekuasaan) dan
penerima (orang yang dianugerahi), dan penolong versus penentang (Taum,
2011:141-142).
Perhatian utama analisis struktur aktasial dan fungsional lebih
ditekankan pada tokoh dan berbagai fungsinya karena pada hakikatnya hanya
tokohlah yang menjiwai cerita dan mampu membangun hubungan antarunsur
dalam keseluruhan struktur (Suwondo, 2011:83).
1.6.1 Skema Struktur Aktansial
Teori A.J Greimas sebenarnya merupakan penghalusan atas teori
Propp. Sebelumnya, Propp telah memperkenalkan unsur naratif terkecil yang
sifatnya tetap dalam sebuah karya sastra yang disebutnya sebagai fungsi
(Todorov, 985:48). Berdasarkan teori Propp inilah Greimas mengemukakan
teori aktan yang menjadi dasar sebuah analisis naratif yang universal (Teeuw,
1988:293 dalam Taum, 2011:142-143).
Greimas tidak hanya berhenti pada satu jenis fungsi tunggal,
melainkan sampai pada perumusan sebuah tata bahasa naratif (narrative
grammar) yang universal dengan menerapkan analisis semantik atas struktur
kalimat. Greimas juga mengemukakan model tiga pasang oposisi biner yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
meliputi enam aktan, yaitu: subjek versus objek, pengirim versus penerima,
dan penolong versus penentang. Pasangan oposisi subjek-objeklah yang
paling penting karena subjek terdiri atas pelaku sebagai manusia sedangkan
objek terdiri atas berbagai kehendak yang mesti dicapai, seperti kebebasan,
keadilan, dan kekayaan. Suatu perjuangan umumnya diinginkan oleh
kekuasaan (pengirim), tetapi bila berhasil maka pelaku (penerima)
menerimanya sebagai hadiah. Kekuasaan dapat bersifat kongkret seperti raja,
dan penguasa lain. Kekuasaan juga dapat bersifat abstrak seperti masyarakat,
nasib, dan waktu (Taum, 2011:143).
Ketiga pasangan oposisi biner itu merupakan pola dasar yang selalu
berulang dalam semua cerita yang membentuk tata bahasa penceritaan
(narrative grammar). Jika disusun ke dalam sebuah tabel pola peranan
aktansial, ketiga pasangan oposisi fungsi aktan yang terdiri dari enam aktan
tersebut tampak dalam sebuah bagan alur (flow chart) sebagai berikut (Taum,
2011:143).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel 1: Pola Aktansial Greimas
(Taum, 2011:144)
Fungsi masing-masing aktan sebagai berikut.
1. Pengirim (sender) adalah aktan yang menjadi sumber ide dan
berfungsi sebagai penggerak cerita. Pengirim memberikan karsa atau
keinginan kepada subjek untuk mendapatkan objek.
2. Objek (object) adalah aktan yang dituju atau diinginkan oleh subjek
atas ide dari pengirim.
3. Subjek (subject) adalah aktan pahlawan yang ditugas pengirim untuk
mendapatkan objek.
Pengirim
(sender) Objek (object)
Penerima
(receiver)
Subjek
(subject)
Pembantu
(helper) Penentang
(opponent)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Penolong (helper) adalah aktan yang membantu usaha subjek untuk
mendapatkan objek.
5. Penentang (opponent) adalah aktan yang menghalangi usaha subjek
dalam mencapai objek.
6. Penerima (receiver) adaalah aktan yang menerima objek yang
diusahakan oleh subjek (Zaimar, 1992:19; Suwondo, 2003:52-54
dalam Taum, 2011:145-146).
Tanda panah dalam skema di atas sangat penting untuk
menghubungkan fungsi sintaksis naratif masing-masing aktan. Tanda panah
dari pengirim ke objek berarti ada keinginan untuk mendapatkan atau
memiliki objek. Tanda panah dari objek ke penerima berarti objek yang
diusahakan oleh subjek dan diinginikan oleh pengirim ditunjukan kepada
penerima. Tanda panah dari pembantu menunjukkan bahwa pembantu
memudahkan subjek untuk mendapatkan objek. Sebaliknya, tanda panah dari
penentang menuju subjek berarti penentang mempunyai kedudukan untuk
menentang, menghalangi atau menolak usaha subjek. Tanda panah dari subjek
ke objek berarti subjek bertugas menemukan atau mendapatkan objek yang
dibebankan oleh pengirim (Taum, 2011:145).
Aktan adalah satuan naratif terkecil, berupa unsur sintaksis yang
mempunyai fungsi tertentu. Aktan merupakan peran-peran abstrak yang
dimainkan oleh seorang atau sejumlah pelaku. Aktan dapat berupa tokoh,
dapat juga berupa sesuatu yang abstrak seperti cinta, kebebasan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pembunuhan. Satu tokoh dapat memiliki beberapa fungsi aktan. Sebaliknya
beberapa tokoh bisa menempati satu aktan. Setiap aktan dapat mempunyai
fungsi ganda dalam sebuah cerita (Taum, 2011:144).
1.6.2 Skema Struktur Fungsional
Selain menunjukkan struktur aktansial, Greimas juga mengemukakan
model cerita yang tetap sebagai alur. Model itu dinyatakan dalam berbagai
tindakan yang disebut fungsi, sehingga dinamakan struktur fungsional. Model
fungsional berfungsi untuk menguraikan peran subjek dalam melaksanakan
tugas dari pengirim yang terdapat dalam model fungsi aktan. Model ini juga
dibagi menjadi tiga bagian yaitu situasi awal, transformasi, dan situasi akhir
(Zaimar, 1992:19; Suwondo, 2003:52-54). Model fungsional dibentuk dalam
bagan sebagai berikut (Taum, 2011:146).
Tabel 2: Struktur Fungsional
(Taum, 2011:147)
I II III
Situasi Awal Transformasi Situasi
Akhir Tahan Uji
Kecakapan
Tahap
Utama
Tahap
Kegemilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Situasi awal menggambarkan keadaan sebelum ada suatu peristiwa
yang mengganggu keseimbangan (harmoni). Dalam tahap ini subjek mencari
objek. Terdapat berbagai rintangan, di situlah subjek mengalami uji
kecakapan (Taum, 2011:147).
Transformasi meliputi tiga tahap yaitu tahap uji kecakapan, tahap
utama, dan tahap kegemilangan. Tahap uji kecakapan menunjukkan usaha
subjek untuk mendapatkan objek, dalam tahap ini munculnya pembantu dan
penentang. Tahap utama berisi gambaran hasil usaha subjek dalam
mendapatkan objek, dalam tahap ini sang pahlawan berhasil mengatasi
tantangan dan melakukan perjalanan pulang. Tahap kegemilangan merupakan
bagian subjek dalam menghadapi pahlawan palsu, bila tidak ada pahlawan
palsu maka subjek adalah pahlawan (Taum, 2011:147).
Situasi akhir berarti keseimbangan, situasi telah kembali ke keadaan
semula dan semua konflik berakhir. Di sinilah cerita berakhir dengan subjek
yang berhasil atau gagal mencapai objek (Taum, 2011:147).
1.6.3 Poros Semantik
Dalam struktur naratif terdapat juga poros semantik. Poros semantik
digunakan untuk mengungkapkan struktur dalam sebuah cerita. Masing-
masing poros membentuk sebuah oposisi biner yang menjadi ciri khas dalam
analisis struktural. Poros semantik meliputi, poros pencarian, poros kekuatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan poros komunikasi (Panuju, 2017:15 dibandingkan Eldridge, 2017:141-
158). Berikut tabel skema poros semantik.
Tabel 3: Skema Poros Semantik
(Panuju, 2017:15)
Poros Komunikasi
Pengirim OBJEK Penerima
Poros Pencarian (desire)
Penolong SUBJEK Penentang
Poros Kekuatan
Poros komunikasi, yaitu pengirim menyampaikan objek kepada
penerima. Poros pencarian adalah hubungan subjek dan objek, subjek
menginginkan objek dalam mencari objek. Poros kekuatan yang
mempertentangkan penolong dan penghalang (Panuju, 2017:15 dibanding
Eldridge, 2017:141-158).
Poros pencarian merupakan poros yang melibatkan aktan subjek dan
objek, dimana aktan pengirim dalam mengirim sesuatu kepada aktan subjek
untuk mencari objek. Poros kekuatan merupakan poros yang melibatkan aktan
penolong dan penentang, dan bagaimana usaha aktan penolong dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menolong subjek dalam mendapatkan aktan objek pada saat munculnya aktan
penentang. Poros komunikasi merupakan poros yang melibatkan aktan
pengirim, penerima, dan subjek dalam cerita (Astuti dan Taum, 2018:47-48).
1.7 Metode Penelitian
Dalam tahap penelitian ini penulis menggunakan 4 tahap yang menjadi
dasar penelitiannya, yaitu, (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, (iii)
penyajian analisis data, dan (iv) sumber data. Berikut ini penguraian tentang
masing-masing tahap penelitian terkait strukur naratif yang terdapat di dalam
novel Pada Senja yang Membawamu Pergi Karya Boy Candra.
1.7.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode
studi pustaka. Cara menentukan studi pustaka (Faruk, 2012:56) dalam
pelaksaan metode ini “penemuan segala sumber yang terkait dengan objek
penelitian”. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari novel
yang berjudul Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra.
1.7.2 Analisis Data
Berdasarkan topik yang dipilih, metode analisis data menggunakan
metode formal (struktur). Metode formal adalah analisis dengan
mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
unsur karya sastra. Tujuan metode formal adalah studi ilmiah mengenai sastra
dengan memperhatikan sifat-sifat teks yang dianggap artistik. Dalam
hubungan ini dijelaskan perbedaan pengertian yang digunakan dalam disiplin
lain (Ratna, 2004:49-50).
Ciri-ciri utama metode formal adalah analisis terhadap unsur-unsur
karya sastra, kemudian bagaimana hubungan antara unsur-unsur tersebut
dengan totalitasnya. Oleh karena itu, metode formal sama dengan metode
unsur atau metode struktural, yang kemudian berkembang menjadi teori
stukturalisme. Metode formal memandang bahwa keseluruhan aktivitas
kultural memiliki dan terdiri atas unsur-unsur. Oleh karena itu juga, metode
formal dapat diterapkan ke dalam berbagai disiplin (Ratna, 2004:50-51).
Tugas utama metode formal adalah menganalisis unsur-unsur, sesuai
dengan peralatan yang terkandung dalam karya sastra. Jumlah, jenis, dan
model unsur-unsur yang dianalisis tergantung dari ciri-ciri karya sastra dan
tujuan penelitiannya (Ratna, 2004:51). Oleh karena itu, untuk menerapkan
teori st ruktural dalam penelitian ini A.J Greimas mengungkapkan bagan
aktan, fungsional, dan poros semantik dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra.
1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil penelitian ini berupa stuktur aktansial, fungsional, dan poros
semantik yang terkandung di dalam novel Pada Senja yang Membawamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Pergi karya Boy Candra disajikan dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif secara keseluruhan memanfaatkan cara-
cara penafsiran dengan menyajikan dalam bentuk deskripsi (Ratna, 2004: 46),
sedangka menurut KBBI Daring V deskripsi adalah penggambaran dengan
kata-kata secara jelas dan terperinci. Hasil analisis data disajikan dalam
bentuk skema aktansial, skema fungsional, dan poros semantik dalam
lingkaran cerita.
1.7.4 Sumber Data
Data merupakan sebuah bahan untuk penelitian. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan karya sastra populer yakni novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra dan sumber-sumber bacaan yang
lainnya untuk menambah bahan penelitian. Adapun identitas novel yang
menjadi objek material sebagai berikut.
Data primer:
Penulis novel : Boy Candra
Ukuran novel : 13 x 19 cm
Tebal novel : 248 halaman
Genre novel : Romance
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Data sekunder:
Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, skripsi, artikel, jurnal, dan
KBBI V daring yang berkaitan dan mendukung dalam penelitian ini.
1.8 Sistematika Penyajian
Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab, yaitu:
Bab I yang berisikan pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan
teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian.
Bab II yang berisiskan pembahasan tentang struktur aktansial dalam novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Bab III yang berisikan pembahasan tentang struktur fungsional dalam
novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Bab IV yang berisikan pembahasan tentang poros semantik dalam novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Bab V yang berisikan penutup dan kesimpulan, yang diakhiri dengan
daftar pustaka, lampiran, dan biografi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB II
ANALISIS STRUKTUR AKTANSIAL DALAM NOVEL PADA SENJA
YANG MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA
2.1 Pengantar
Pada bab II akan dibahas analisis penceritaan dalam novel Pada Senja
yang Membawamu Pergi karya Boy Candra dengan menggunakan model
aktansial menururt perspektif strukturalisme A.J Greimas.
Dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi ini, penulis
memunculkan dua konflik secara bersamaan dalam satu lingkaran cerita.
Pertama, aktan pengirim pada perbedaan latar bekalang keluarga Gian dan
Kaila yang menjadi struktur aktansial utama dalam penelitian ini. Aktan
pengirim sekunder dalam cerita berikutnya adalah Gian yang harus bisa
menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dari kedua lingkaran cerita tersebut
tokoh Gian merupakan aktan subjek yang menjadi penggerak dalam cerita
serta ia juga akan menjadi tokoh yang mencari aktan objek yang dikirim oleh
aktan pengirim.
2.2 Struktur Aktansial Utama Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi
Cerita dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi ini dimulai
ketika Gian hendak pergi ke kampus untuk menemui Kaila. Hari itu Kaila
merayakan hari kelahirannya serta bertepatan dengan hari jadian mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memasuki tahun kedua. Pada saat Gian dalam perjalanan menuju kampus,
tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya sehingga membuat Gian harus berhenti
dan menunggu sampai hujan itu reda. Setelah reda Gian melanjutkan lagi
perjalanannya, tiba di kampus Gian tidak menemui Kaila melainkan
mendapatkan teman-temannya yang pada saat itu mengatakan bahwa Kaila
sudah pulang karena terlalu lama menunggu dia.
Tiba-tiba saja Kaila memutuskan hubungan mereka secara sepihak
dengan alasan Gian tidak menepati janjinya untuk bertemu pada hari ulang
tahun serta hari jadi mereka. Sekuat apapun Gian meyakinkan Kaila bahwa
saat itu hujan turun sangat lebat, seyakin itu juga Kaila memutuskan hubungan
mereka jalani selama dua tahun belakangan ini. Padahal alasan utama Kaila
memutuskan hubungan mereka adalah karena keluarganya tidak akan pernah
bisa menerima Gian dalam kehidupannya.
2.2.1 Pengirim
Pengirim (sender) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang menjadi
sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Pengirim memberikan
karsa atau keinginan kepada subjek untuk mencapai atau mendapatkan objek
(Taum, 2011:145). Dalam cerita ini perbedaan latar belakang antara keluarga
Gian dan Kaila yang menjadi aktan pengirim dan menggerakan cerita tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gian yang menjadi aktan subjek atau seseorang yang ditugasi oleh
pengirim untuk mencari atau mencapai subjek dalam cerita. Dari awal Gian
dan Kaila pacaran sampai memasuki tahun kedua, Kaila tidak pernah
mengizinkan Gian untuk bertemu kedua orang tua serta keluarganya. Padahal
Gian sudah berjuang, serta sudah meyakinkan hati Kaila bahwa dia layak
menjadi pacar Kaila walaupun mereka memiliki latar belakang keluarga yang
berbeda. Kaila tiba-tiba memutuskan hubungan mereka secara sepihak karena
merasa sudah tidak cocok lagi. Padahal alasan utamanya adalah keluarga
Kaila yang tidak akan pernah bisa menerima Gian. Hal ini dapat dibuktikan
dalam kutipan (3) dan (4).
(3) “Gie.” Dia mengatur napasnya, “Harusnya aku nggak pernah
memulai ini denganmu. Dan, nggak pernah membiarkan kamu
masuk ke hidupku.” Dia berhenti, menahan sesuatu yang tidak
sanggup dia tahan di kelopak matanya. “Kai….” Suaraku tertahan.
“…Aku nggak bisa meneruskan hubungan kita. Papa dan
keluargaku nggak akan pernah bisa menerimamu.” “Gie maafkan
aku. Tapi, keluargaku adalah hal yang nggak bisa kutukar dengan
apa pun. Termasuk denganmu.” “Maaf aku harus pergi, Gie.”
(Candra, 2016:32-33).
(4) “Sore ini, aku sadar; ini adalah hal yang disiapkan oleh Kaila sejak
lama. Juga menjadi alasan kenapa dia tidak mau mengenalkanku
kepada keluarganya, padahal usia hubungan kami sudah dua tahun.
Juga alasan kenapa dia selalu mencegahku untuk mengantarnya
sampai ke rumah. Dia benar-benar tidak ingin memasukkanku ke
keluarganya. Bahkan, untuk membuat keluarganya mengenalku
pun tidak sama sekali” (Candra, 2006:33-34).
Dari kutipan (3) dan (4) dapat ditarik kesimpulan bahwa aktan
pengirim dari cerita ini adalah perbedaan latar belakang keluarga Gian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kaila. Bagaimana pun usaha yang dilakukan oleh Gian, tidak akan pernah bisa
menyatukan perbedaan di antara mereka berdua. Pada akhirnya Gian harus
bisa merelakan Kaila.
2.2.2 Objek
Objek (object) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang dituju,
dicari, diburu atau diinginkan oleh subjek atas ide dari pengirim (Taum,
2011:145). Dalam cerita ini tokoh Kaila merupakan aktan objek yang dicari
atau diinginkan oleh aktan subjek.
Kaila yang saat itu merupakan kekasih Gian sedang merayakan ulang
tahunnya, bertepapan dengan hari jadi mereka yang memasuki tahun kedua.
Tiba-tiba saja Kaila memutuskan hubungan yang sedang mereka jalani.
Keputusan yang Kaila ambil membuat Gian tidak terima karena dia sangat
mencintai kekasihnya itu. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (5), (6) dan
(7).
(5) “Gie…” Dia menatap mataku. “Hari ini dua tahun hubungan kita.
Aku nggak mau bertengkar. Aku nggak mau berdebat.” Suaranya
terdengar lelah. “Selama dua tahun ini, aku sering melakukan hal
aneh di mata kamu. Merayakan hari jadi tiap bulan pada tahun
pertama misalnya. Tapi aku melakukan semua itu untuk hubungan
kita.” (Candra, 2016:10).
(6) “Kai, kita sudah dewasa, aku cuma nggak mau melakukan ritual
seperti remaja labil itu.” “Remaja labil?” Mata Kaila membelalak
kepadaku. Dia menahan air bah di bola matanya. “Aku nggak
bermaksud begitu, Sayang.” “Kai…, kita bisa bicara dulu. Jangan
seperti ini.” “Aku lagi nggak pengen bicara denganmu lebih lama,”
(Candra, 2016:11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(7) “Aku menyadari ada kekecewaan di mata Kaila. Namun, dia tidak
menuntut apa pun setelah itu. Dia berusaha menunjukkan cintanya.
Hingga, sepertinya dia lelah. Kaila melihatku sebagai lelaki tanpa
masa depan dengan kemewahan meski selama bersamaku dia tidak
mengejar kemewahan tetapi keluarga dan ayahnya adalah orang-
orang yang mengondisikan dia seperti itu. Kebiasaan selalu
membuat manusia gamang akan hidupnya sendiri. Dan mungkin
Kaila merasakan kegamangan itu denganku” (Candra, 2006:54).
Dari kutipan (5), (6) dan (7) dapat ditarik kesimpulan bahwa Kaila
tidak ingin lagi menjalin hubungan dengan Gian. Oleh sebab itu, aktan objek
memilih mengakhiri hubungannya bersama aktan subjek.
2.2.3 Subjek
Subjek (subject) adalah aktan pahlawan (sesuatu atau seseorang) yang
ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek (Taum, 2011:145).
Subjek dalam cerita ini adalah tokoh utama yaitu Gian. Perasaan Gian sangat
hancur dan putus asa setelah Kaila memutuskan hubungan mereka. Padahal
sudah berkali-kali Gian meyakinkan Kaila bahwa ia sangat mencintai Kaila,
tetapi berkali-kali juga Kaila mengatakan jika hubungan mereka harus
berakhir. Gian selalu berusaha terlihat tegar dan baik-baik saja di depan
teman-temannya, tetapi di dalam hatinya dia merasa sangat hancur. Hal ini
dapat dibuktikan dalam kutipan (8) dan (9).
(8) “seminggu telah berlalu sejak gelombang mengempas dadaku.
Sekuat tenaga aku membuat diriku terlihat baik-baik saja. Bertahan
dalam rasa sakit yang kian hari kian lebam. Bak pisau yang
mengiris-iris sebentuk daging di balik dada sebelah kiri. Ngilu.”
(Candra, 2016:37).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(9) “Aku sengaja tidak banyak berinteraksi dengan “anak-anak aneh”
yang akan menertawaiku jika saja mereka tahu aku diputus paksa
oleh Kaila. Aku tidak ingin mereka membuatku merasa jatuh.
Bagaimana tidak, di antara mereka, akulah yang selalu mengatakan
diriku paling beruntung. Dua tahun hubunganku bersama Kaila,
kami hampir tidak pernah bertengkar besar. Hanya bertengkar kecil
yang akhirnya menjadi bumbu pelezat hubungan kami.” (Candra,
2016:37).
Dari kutipan (8) dan (9) dapat ditarik kesimpulan bahwa Gian sangat
terpukul setelah kejadian Kaila memutuskan hubungan secara sepihak. Aktan
subjek juga berusaha terlihat baik-baik saja di depan teman-temannya.
2.2.4 Penolong
Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
membantu usaha subjek untuk mendapatkan objek (Taum, 2011:146). Dalam
cerita ini ada lima penolong yaitu Putri, Andre, Randi (sahabat), Aira dan
ibunya yang membantu dan menolong Gian bangkit dari keterpurukan. Ketiga
sabahatnya ini dari awal sudah ragu akan hubungan Gain dan Kaila. Mereka
mengatakan bahwa hubungan Gian dan Kaila tidak akan bertahan lama.
Namun Gian selalu meyakinkan bahwa hubungannya bersama Kaila akan
baik-baik saja.
Sebagai sahabat yang baik mereka bertiga selalu mendukung apa pun
keputusan Gian. Selain ketiga sahabatnya, Ibu Gian juga menjadi aktan
penolong yang selalu mendukung apa pun keputusan Gian. Tidak hanya itu,
Aira juga merupakan tokoh penolong dalam cerita ini. Tanpa Aira, Gian tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
bisa melupakan Kaila dan bangkit dari keterpurukannhya. Hal ini dibuktikan
dalam kutipan (10), (11), (12) dan (13).
(10) “Kau kenapa?” Randi menyodorkan pertanyaan yang
mengisyaratkan kalau memang ada yang tidak beres denganku.
“Aku nggak apa-apa, hanya sibuik kuliah.” “Kami mengenalmu
sudah tiga tahun lebih. Jadi, nggak usah merahasiakan apa pun dari
kami. Kami peduli padamu.” ”Aku putus dengan Kai.” “Kau
serius?” “Kai yang memutuskanku.” “Sudah. Nggak usah sedih.
Ingat, kau harus segera memulai skripsimu.” Andre memberi saran.
“Gie…, di luar sana, ada seseorang yang menunggumu. Dia adalah
perempuan terbaik untukmu. Bergegaslah memantaskan diri.
Nggak usah mikirin masa lalu.” (Candra, 2016:40-41).
(11) “Kok bisa ya, Kaila mutusin kamu, Gie?” “Emang apa
susahnya bilang putus,” “Gie…, bagi perempuan, nggak mudah
tahu, bilang putus. Percaya atau nggak, meskipun perempuan yang
mutusin, dia bakal nangis sendiri setelah itu.” “Udah deh, Put.
Buktinya, sekarang Kaila memang nggak menginginkan aku lagi.”
“Oke. Tapi, aku hanya menyangkan. Pasti Kaila punya alas an
yang kuat untuk keputusan itu.” (Candra, 2016:42).
(12) “Kamu hebat, Gie!” ucap Ibu penuh haru kepadaku. Aku tahu,
Ibu hanya ingin membuatku tetap bersyukur dengan apa yang aku
lalui. Ibu adalah perempuan yang selalu kujadikan tempat bercerita
saat luka singgah di hatiku. “Dia mencintaimu, percayalah!” bisik
Ibu saat aku menceritakan perihal Aira kepadanya. Tentang
kepergian gadis itu (Candra, 2016:220).
(13) “Apa ini saatnya pindah? Benar-benar meninggalkan yang
menanggalkan hatiku. Aku menatap langit-langit kamarku.
Semuanya seolah membawaku semakin jauh. Enam bulan sudah
aku ditinggalkan oleh Kaila. Dia bahkan tak pernah lagi bertemu
denganku. Perlahan-lahan, rasa rindu yang dulu begitu kuat
kepadanya terasa hambar. Dan seperti daun yang jatuh, aka nada
daun baru yang tumbuh untuk membuat pohon tetap hidup. Untuk
membuat pohon tetap terlihat indah” (Candra, 2016:111).
Dari kutipan (10), (11), (12) dan (13) dapat ditarik kesimpulan bahwa
Gian tidak sendiri karena dia masih mempunyai orang-orang yang mencintai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan menyayanginya. Giam juga bisa melewati hari-hari walaupun sudah tidak
bersama Kaila lagi.
2.2.5 Penentang
Penentang (opponent) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang
menghalangi usaha subjek dalam mencapai objek (Taum, 2011:146). Dalam
cerita ini yang menjadi aktan penentang adalah Kaila dan keluarganya. Hal
itulah yang menjadi hambatan Gian dalam memperjuangkan dan menjalin
kisah cinta bersama Kaila. Latar belakang keluarga yang berbeda juga yang
membuat Kaila memutuskan Gian saat itu. Sejak menjalin hubungan dengan
Kaila, Gian tidak pernah sekali pun diperkenalkan atau dipertemukan dengan
keluarga Kaila. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (14).
(14) “Sore itu, aku sadar; ini adalah hal yang disiapkan oleh Kaila
sejak lama. Juga menjadi alasan kenapa dia tidak mau
mengenalkanku pada keluarganya, padahal usia hubungan kami
sudah dua tahun. Juga alasan kenapa dia selalu mencegahku untuk
mengantarkannya sampai ke rumah. Dia benar-benar tidak ingin
memasukkanku ke keluarganya. Bahkan, untuk membuat
keluarganya mengenalku pun tidak sama sekali.” (Candra,
2016:33-34).
Dari kutipan (14) dapat ditarik kesimpulan bahwa aktan Kaila ikut
serta menjadi pendukung untuk aktan penentang dalam usaha aktan subjek
untuk mendapatkan objek yang dia cari selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.2.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan atau yang dicari oleh subjek (Taum,
2011:146). Dalam cerita ini yang menjadi aktan penerima adalah Gian dan
Aira.
Seiring berjalannya waktu Gian bisa melupakan Kaila dan dia bertemu
dengan perempuan yang bisa menerima segala kekurangannya. Aira
perempuan yang memberikan warna-warna dalam hari Gian semenjak dia
diputuskan oleh Kaila. Namun, pada akhirnya Gian harus kehilangan Aira
karena dia mendapatkan beasiswa ke Jepang. Akhirnya, Gian memutuskan
untuk menyusul Aira ke Jepang karena dia yakin bahwa Aira juga
mencntainya. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (15) dan (16).
(15) “Aku ingin mencintaimu seperti angin yang mengantarkan
rindumu. Sejauh apapun jarak yang memisahkan kita, sekuat apa
pun badai yang menerpa, selebat apa pun hujan yang turun, ia tetap
berusaha untuk sampai.” “Kau nggak akan kubuat menyesal.”
“Aku masih menjaga hatiku untukmu. Dan akan selalu begitu.”
(Candra, 2016:243).
(16) “Kau tahu kenapa aku bersedia menunggumu?” “Karena aku
percaya, hanya kamu perempuan yang pantas mendapatkan itu.”
“Jangan takut, hatiku sudah memilihmu,” bisiknya seolah bisa
membaca kecemasanku. “Aku pasti pulang untukmu nanti.”
“Hanya satu tahun, Aira, aku sudah melewati tiga tahun sebelum
ini. Dan, perasaanku nggak pernah berubah. Masih sama seperti
saat kali pertama bertemu denganmu.” “Kita akan lewati berdua.”
(Candra, 2016:244-245).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dari kutipan (15) dan (16) dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
selamanya hal yang kita inginkan bisa didapatkan dengan mudah. Sama
seperti Gian yang harus rela kehilangan Kaila, orang yang dia cintai selama
ini. Namun, Tuhan menggantikannya dengan perempuan yang lebih baik lagi,
yakni mampu menerima segala kekurangnya.
Berikut skema aktansial utama dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Tabel 4: Skema Aktansial Utama Novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi
PENGIRIM
(sender)
Latar Belakang
Keluarga
OBJEK
(object)
Kaila
PENERIMA
(receiver)
Gian dan Aira
SUBJEK
(subject)
Gian
PENENTANG
(opponent)
Kaila dan
Keluarganya
PEMBANTU
(helper)
Putri, Andre,
Randi, Aira dan
Ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.3 Struktur Aktansial Sekunder Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi
Tidak hanya masalah percintaan yang membuat Gian sedih semenjak
diputuskan oleh Kaila, tetapi dia juga bimbang dan gelisah oleh tugas
akhirnya (skripsi) yang sedang dijalaninya pada semester ini. Mulai dari
perekonomian keluarga yang sederhana (ekonomi menengah ke bawah), rasa
malas hingga kedua orang tua yang selalu menanyakan kapan kuliahnya
selesai. Selain itu, Gian juga harus mengulang kelas yang mendapatkan nilai
C. Gian tidak mau nilai C itu membuat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
menjadi jelek di transkripnya.
2.3.1 Pengirim
Pengirim (sender) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang menjadi
sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita (Taum, 2011:145). Dalam
cerita ini cita-cita Gian yang ingin menyelesaikan kuliah tepat waktu adalah
aktan pengirim dan menjadi penggerak cerita tersebut. Ketika Gian sudah
yakin ingin mengerjakan skripsi, tiba-tiba dosen pembimbing bertanya seperti
ragu akan keputusan Gian yang ingin menyelesikan skripsinya. Hal ini dapat
dibuktikan dalam kutipan (17) dan (18).
(17) “Kamu yakin mau mulai skripsi?” “Gian?” “Iya, Bu, maaf.”
“Kamu baik-baik saja?” “Iya, Bu, saya baik-baik saja.” “Iya, Bu,
saya siap.” “Bagus kalau begitu. Tapi, Ibu lihat di laman
akademikmu, mata kuliahmu masih ada yang harus diulang, ada
beberapa nilai yang masih C. Baiknya kamu ulang agar IPK-mu
tidak terlal u rendah,” (Candra, 2016:59-60).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(18) “Oke Gian, minggu depan kamu boleh bikin angket, setelah itu
kamu bisa mulai penelitian.” Sepatah kalimat itu mebuatku merasa
senang bukan kepalang. Perjuanganku mengerjakan skripsi sudah
semakin menunjukkn hasil. Meski baru sampai tahap pembuatan
angket, setidaknya, aku sudah menyelesaikan tiga bab dengan baik.
Itu srtinya separuh lebih perjalanan skripsiku sudah kulalui meski
masih banyak hal yang harus kuselesaikan” (Candra, 2016:157).
Dari kutipan (17) dan (18) dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha
tokoh utama bernama Gian yang menjadi aktan subjek memiliki semangat
untuk mendapatkan sesuatu yang dituju yaitu menyelesaikan tugas akhir.
2.3.2 Objek
Objek (object) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang dituju,
dicari, diburu atau dinginkan oleh subjek atas ide dari pengirimnya (Taum,
2011:145). Dalam cerita ini Gian yang merupakan aktan subjek sangat ingin
menyelesaikan kuliah tepat waktu, karena dia selalu ditanya oleh kedua orang
tuanya kapan memulai skripsi atau kapan kuliahnya selesai. Hal ini dapat
dibuktikan dalam kutipan (19) dan (20).
(19) ketika kami akan disibukkan dengan impian masing-masing.
Seperti semester ini, kami akan disibukkan dengan skripsi, hal
yang sudah mengadang di depan mata. Ya, setidaknya khusus
untukku karena orangtuaku sudah memintaku untuk segera
menamatkan kuliah.” (Candra, 2016 “Tiga tahun lebih telah kami
lalui dan kini adalah masa:17).
(20) “Namun, kali ini aku terdiam agak lama, sebelum mengatakan
kepada Ayah bahwa aku akan tamat tepat waktu. Satu semester
lagi, dan aku tidak begitu yakin bisa menyelesaikan skripsi dengan
mengulang beberapa mata kuliah sekaligus. Jangankan dengan
tambahan mengulang mata kuliah, untuk mengerjakan skripsi saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
aku masih belum yakin bisa menyelesaikan semua itu dengan tepat
waktu” (Candra, 2016:97).
Dari kutipan (19) dan (20) dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh Gian
berusaha mencari aktan objek yang di kirim oleh aktan pengirim yaitu
mewujudkan keinginan kedua orang tuanya menyelesaikan kuliah tepat
waktu. Oleh karena itu, bagaimana pun perasaan dan keadaannya saat ini Gian
harus bisa menyelesaikan kuliahnya.
2.3.3 Subjek
Subjek (subject) adalah aktan pahlawan (sesuatu atau seseorang) yang
ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek (Taum, 2011:145).
Subjek dalam cerita ini adalah tokoh utama yaitu Gian. Saat itu, Gian
merupakan mahasiswa semester akhir yang sudah seharusnya menyusun tugas
akhir (skripsi). Namun, dia harus diingatkan dulu oleh ayahnya untuk cepat
menyelesaikan tugas akhirnya. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (21)
dan (22).
(21) ”Namun, sekarang mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus
rajin ke perpustakaan. Aku pun harus bersabar dengan aturan yang
dibuat seenaknya oleh pegawai perpustakaan itu. Kadang-kadang,
kita memang harus mengikuti aturan hanya untuk selamat meski
aturan itu tidak adil. Aku dan orang-orang senasib denganku sudah
seharusnya bertekad ketika sudah berada di atas nanti (sukses
menjadi pejabat dan setingkatnya), jangan melakukan kesalahan
yang sama. Itulah yang aku dan ketiga sahabatku sepakati
berempat” (Candra, 2016:67).
(22) “Gimana kuliahmu?” Ayah membuka obrolan. “Baru selesai
ujian mata kuliah yang kemarin belum tuntas, Yah.” “Skripsimu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
“Sebentar lagi sudah bisa penelitian, Ayah,” “Baguslah. Kau harus
tamat tepat waktu. Setelah itu, kau bisa memilih jalan hidupmu.”
“Iya, Ayah.” “Jika rasanya berjuang untuk mengabdikan diri di
desa ini tidak membuatmu tertarik, pilihlah jalan yang lain.” “Kau
berhak punya impian sendiri.” “Iya, Ayah. Terima kasih.” (Candra,
2016:182).
Dari kutipan (21) dan (22) dapat ditarik kesimpulan bahwa Gian sudah
berusaha dalam menyelesaikan skripsinya, terbukti Gian rajin pergi ke
perpustakaan untuk mencari buku-buku yang diperlukannya untuk
mempermudah dalam menyusun skripsi. Aktan subjek juga sudah
meyakinkan kepada ayahnya kalau dia bisa menyelesaikan kuliah tepat pada
waktunya .
2.3.4 Penolong
Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
membantu usaha subjek untuk mendapatkan objek (Taum, 2011:146). Dalam
cerita ini Dosen merupakan aktan penolong untuk aktan subjek. Dosen
memiliki peran sangat penting dalam membatu Gian untuk menyelesaikan
misinya, yaitu menyelesaikan kuliah tepat waktu. Hal ini dapat dibuktikan
dalam kutipan (23) dan (24).
(23) “Beruntung semester ini aku dapat dosen yang lebih baik.
Setidaknya, aku tahu dosen yang pernah mengajarku di semester 1
itu lebih objektif dalam memberikan penilaian kepada mahasiswa.”
(Candra, 2016:21).
(24) “Ya sudah kalau kamu yakin bisa menjalani sekaligus,
sekarang kamu cari buku-buku yang sesuai dengan judul yang
kamu ajukan ini. Minggu depan silahkan ajukan kepada Ibu.” Dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menyerahkan proposal judul skripsiku yang baru saja dibacanya.
“Oh iya, bikin sampai bab tiga, ya!” perintahnya (Candra,
2016:60).
Dari kutipan (23) dan (24) dapat ditarik kesimpulan bahwa Gian sangat
terbantu dengan adanya dosen yang mempermudahkan dia dalam
menyelesaikan tugas akhir (skripsi).
2.3.5 Penentang
Penentang (opponent) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang
menghalangi usaha subjek dalam mencapai objek (Taum, 2011:146). Dalam
ceita ini yang menjadi aktan penentang adalah perekonomian keluarga dan
rasa malas yang menyerang aktan subjek dalam menyelesaikan misinya. Gian
merupakan anak sulung dari tiga bersaudara yang menjadi harapan keluarga
dapat memberikan contoh yang baik kepada adik-adiknya. Gian juga harus
bisa bertanggung jawab dengan apa yang dia jalani saat ini. Di sisi lain Gian
juga selalu diingatkan oleh ayahnya untuk segera menyelesaikan kuliahnya.
Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (25), (26) dan (27).
(25) “Jatah uang semestermu tinggal dua kali pembayraran lagi,”
pesan ayhku sebulan lalu, sebelum aku berangkat menuju indekos.
Aku hanya mengangguk, paham betul apa yang di maksud. Selain
keadaan ekonomi keluargaku yang biasa-biasa saja, Ayah ingin
aku bertanggung jawab atas apa yang aku jalani.” (Candra,
2016:17).
(26) “Jatah kuliahmu tinggal satu semester lagi,” kata Ayah dengan
suara tegas, “jika tidak, kamu harus membiayai sendiri uang
kuliahmu.” Sejak awal aku masuk sekolah, aku hanya dapat jatah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
masa pendidikan normal. Sekolah dasar enam tahun. Sekolah
menengah pertama tiga tahun. Sekolah menegah atas tiga tahun.
Dan, pendidikan tinggi selama empat tahun. Itu adalah
perjanjianku degan Ayah. Jika tidak menyelesaikannya tepat
waktu, aku harus menaggung uang kuliah sendiri (Candra,
2016:96-97).
(27) “Hari ketiga sejak bertemu dengan dosen pembimbing itu, aku
masih saja belum mencari satu pun buku yang berkaitan dengan
skripsiku. Entah kenapa, rasa malas seolah menyerang tubuhku
saat ingin melangkahkan kaki ke perpustakaan” (Candra, 2016:66).
Dari kutipan (25), (26) dan (27) dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak
hanya perekonomian keluarga yang menjadi penentang Gian dalam
menyelesaikan misinya yaitu menamatkan kuliah tepat waktu, melainkan juga
rasa malas yang menyerang Gian merupakan aktan penentang berikutnya.
2.3.6 Penerima
Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang
menerima objek yang diusahakan atau dicari oleh subjek (Taum, 2011:146).
Dalam cerita ini aktan penerima adalah Gian, kedua orang tuanya, karena
dalam cerita aktan objek dapat menyelesaikan misi yang dikirim oleh aktan
pengirim. Pada cerita ini Gian akhirnya dapat menyelesaikan misinya yaitu
menamatkan kuliah tepat waktu. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (28)
dan (29).
(28) “Aku mendapati tatap mata bangga Ayah kepadaku. Juga Ibu
yang mencium keningku sesaat setelah itu. Naga dan Nagi, sedang
berlari di antara keramaian wisuda ini. Aku memeluk Ibu,
menikmati setiap ketenangan yang diberikannya. Lepas sudah
beban di pundakku. Tak ada lagi berkas coretan yang harus kucari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sumbernya dan kubawa ulang ke dosen pembimbingku. Hari ini
aku diwisuda. Tepat lima bulan setelah Aira ke Jepang (Candra,
2016:219).
(29) “Hari ini, semua usaha itu berubah. Bagai menanam sebatang
pohon. Ibuku sudah menyirami, memupuk, dan mencintai pohon
yang ia tanam. Hari ini adalah saat ketika ia bahagia melihat
pohonnya tumbuh. Aku sudah tumbuh. Satu tahap lagi sudah
kucapai. Meski tak sempurna, aku hanya ingin membuat Ibu
mengerti bahwa aku juga mencintainmya. Mencintai Ayah. Dan
dua adikku, Naga dan Nagi (Candra, 2016:220).
Dari kutipan (28) dan (29) dapat ditarik kesimpulan bahwa Gian dapat
menyelesaikan misi yang dikirim oleh aktan pengirim. Hari ini tepat Gian
diwisuda setelah melewati hari yang begitu panjang dan melelahkan.
Akhirnya Gian dapat membanggakan kedua orang tuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Berikut ini skema aktansial sekunder dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Tabel 5: Skema Aktansial Sekunder Novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi
2.4 Rangkuman
Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini
mengisahkan tokoh bernama Gian yang merupakan mahasiswa semester
PENGIRIM
(sender)
Tamat kuliah
tepat waktu
PEMBANTU
(helper)
Dosen
SUBJEK
(subject)
Gian
PENERIMA
(receiver)
Gian dan orang
tuanya
OBJEK (object)
Kelulusan
PENENTANG
(opponent)
Perekonomian
keluarga dan rasa
malas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
akhir. Selain itu, novel ini juga mengisahkan perjalanan lika-liku percintaan
Gian dalam mendapatkan cinta sejatinya. Orang yang mampu menerima
segala kekurangannya. Kemudian, proses Gian dalam menyelesaikan kuliah
tepat waktu karena dia selalu ditanya oleh kedua orang tuanya.
Pada hasil analisis skema aktansial utama dan sekunder dalam novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini mengisahkan
perjalanan lika-liku Gian dalam mendapatkan cinta sejati. Gian yang
merupakan subjek dalam penceritaan harus rela kehilangan Kaila. Kaila
adalah orang yang selama dua tahun ini mengisi hari-harinya. Mereka terpisah
karena memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Namun saat Kaila
memutuskan hubungan mereka secara sepihak, kedua orang tua Gian juga
menanyakan kapan dia bisa menyelesaikan kuliahnya. Pada saat itu perasaan
Gian kacau karena harus dihadapkan dengan situasi yang sama-sama
membuat dia tertekan. Namun, Gian tidak boleh egois dengan hanya
memikirkan perasaannya saja yang baru diputuskan oleh Kaila. Gian masih
memiliki masa depan yang harus dia raih dan orang tua yang harus dia
banggakan karena hidup tidak hanya tentang cinta kepada pasangan.
Tokoh Gian dalam novel juga beruntung karena memiliki orang tua
dan orang-orang baik di sekitarnya yang selalu mendukung dan mendorong
Gian agar tetap semangat dalam menjalani hidup. Setelah berhasil melewati
masa sulit, yaitu ditinggalkan oleh Kaila dan tuntutan dari kedua orang tua
mengenai skripsi, akhirnya Gian bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mendapatkan pengganti Kaila, yakni Aira. Aira merupakan sosok yang
mampu menerima segala kekurangan Gian. Walaupun dalam mendapatkan
cinta sejati, Gian sempat ditinggalkan oleh Aira ke Jepang karena
mendapatkan beasiswa. Namun, ibunya selalu mengatakan bahwa Aira
merupakan perempuan yang pantas dia perjuangkan. Pada akhirnya Gian
menyusul Aira ke Jepang karena dia percaya kata-kata ibunya dan dia percaya
bahwa Aira juga mencintainya.
Setelah membuat skema aktansial utama dan sekunder, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tokoh Gian tidak hanya menempati satu aktan saja,
dia bisa menempati beberapa aktan dalam satu lingkaran cerita. Selain itu,
novel ini hanya memiliki dua skema aktansial dalam lingkaran cerita. Di mana
seorang Gian hanya ingin menyelesaikan misi mendapatkan cinta sejati yang
bisa menerima segala kekurangannya dan menyelesaikan misi menamatkan
kuliah tepat waktunya. Kesamaan dari dua skema ini juga dapat dilihat bahwa
tokoh utamanya bernama Gian memiliki kisah akhir yang sama-sama bahagia.
Dari kedua struktur aktansial di atas, struktur aktansial utamalah yang lebih
dominan dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra.
Dalam teorinya, Greimas tidak hanya mengkaji suatu cerita dengan
menggunakan struktur aktansial saja, tetapi juga menggunakan struktur
fungsional. Struktur fungsional dalam novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi karya Boy Candra ini akan dibahas pada Bab III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL DAN DALAM NOVEL PADA
SENJA YANG MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA
3.1 Pengantar
Pada bab III akan dibahas mengenai struktur fungsional dalam novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra dengan menggunakan
perspektif strukturalisme A.J Greimas. Struktur fungsional berfungsi untuk
menguraikan peran subjek dalam melaksanakan tugas dari pengirim yang
terdapat dalam fungsi aktan (Taum, 2011:146).
3.2 Struktur Fungsional dalam Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi
Struktur fungsional bertugas untuk menjabarkan aktan subjek dalam
melaksanakan tugas yang dikirim oleh aktan pengirim. Dalam cerita, tokoh
Gian yang menempati posisi aktan subjek berusaha mencari aktan objek yang
di kirim oleh aktan pengirim. Tokoh Kaila dan kelulusan merupakan aktan
objek yang menjadi misi dalam pencarian aktan subjek. Berikut ini penjabaran
mengenai situasi-situasi yang dihadapi oleh aktan subjek.
3.2.1 Situasi Awal
Situasi awal ditandai ketika Gian tidak bisa datang menemui Kaila
yang sedang berulang tahun. hari itu bertepatan dengan hari jadi hubungan
mereka yang kedua tahun. Hanya karena hal itu, Kaila memutuskan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mereka secara sepihak. Namun, sebenarnya alasan utama Kaila mengakhiri
hubungan mereka adalah latar belakang keluarga mereka yang berbeda.
Sampai kapan pun keluarga Kaila tidak bisa menerima Gian dalam
kehidupannya karena kebahagian keluarga tidak bisa ditukar dengan apa pun
termasuk cinta. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (30).
(30) “Gie.” Dia mengatur napasnya, “Harusnya aku nggak pernah
memulai ini denganmu. Dan, nggak pernah membiarkan kamu
masuk ke hidupku.” Dia berhenti, menahan sesuatu yang tidak
sanggup dia tahan di kelopak matanya. “…Aku nggak bisa
meneruskan hubungan kita. Papa dan keluargaku nggak akan
pernah bisa menerimamu.” “Gie maafkan aku. Tapi, keluargaku
adalah hal yang nggak bisa kutukar dengan apa pun. Termasuk
denganmu.” “Maaf aku harus pergi, Gie.” (Candra, 2016:32-33).
Tahap utama berikutnya ditandai dengan tuntutan kedua orang tua
Gian yang mengharuskan untuk cepat lulus. Hal ini dikarenakan ayahnya yang
hanya bisa membayar uang kuliah satu semester lagi karena Gian berasal dari
keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang PNS dan ibunya sebagai ibu
rumah tangga, walaupun begitu ayahnya selalu mengutamakan pendidikan,
tetapi dengan catatan Gian harus bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Kalau sampai dirinya tidak bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu, mau
tidak mau Gian harus bisa membiayai kuliahnya sendiri. Hal ini dikarenakan
Gian mendapatkan jatah masa pendidikan dari kedua orang tuanya, di mana
pendidikan jenjang Sekolah Dasar enam tahun, Sekolah Menengah Pertama
tiga tahun, Sekolah Mengah Atas tiga tahun, dan Perguruan Tinggi empat
tahun. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(31) “Jatah uang kuliahmu tinggal satu semester lagi,” kata Ayah
dengan suaa tegas, “jika tidak, kamu harus bisa membiayai sendiri
uang kuliahmu.” Dia tidak mengancamku, aku tahu itu. Aku
dengan ayah memang sudah punya kesepakatan tidak tertulis.
Sejak awal aku masuk sekolah, aku hanya dapat jatah masa
pendidikan normal. Sekolah dasar enam tahun. Sekolah menengah
pertama tiga tahun. sekolah menengah atas tiga tahun. Dan,
pendidikan tinggi selama tiga tahun.” (Candra, 2016:96-97).
3.2.2 Transformasi
Tahap uji kecakapan ditandai dengan tokoh Gian yang berusaha
mempertahankan hubungan bersama Kaila. Gian saat itu sangat yakin dengan
hubungan yang dijalani bersama Kaila akan berakhir bahagia ternyata tidak
berhasil. Meskipun Gian berjuang mempertahankan hubungan mereka, tetapi
Kaila berusaha melepaskan Gian dari hidupnya. Pada akhirnya Gian harus
bisa melupakan dan merelakan kepergian Kaila dari hidunya.
Seiring berjalannya waktu, Gian mulai menyibukkan diri dengan tugas
akhirnya (skripsi) karena orang tuanya selalu menanyakan kapan dirinya bisa
selesai kuliah. Sedikit demi sedikit Gian bisa meluapakan Kaila, walaupun dia
masih sesekali mengingat kenangannya bersama Kaila. Namun, hidup harus
tetap berjalan karena dia tidak mau mengecewakan kedua orang tuanya. Tentu
saja hidup tidak hanya tentang cinta kepada pasangan, tetapi masih banyak
orang-orang di sekelilingnya seperti orang tua, keluarga dan teman-temannya
yang mencintai dirinya. Beruntung juga Gian memiliki sahabat-sahabat yang
selalu mendukungnya untuk keluar dari kesedihan. Sebagai sahabat yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mereka juga mengatakan bahwa Gian harus fokus menyelesaikan kuliahnya.
Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (32) dan (33).
(32) “Ini kali pertama aku menghadap dosen pembimbing skripsi.
Sejak Kaila memutuskanku, aku merasa menulis skripsi adalah
cara terbaik yang harus kulakukan. Aku berusaha meyakinkan hati,
ini adalah cara terbaik untuk memulai Kaila sepenuhnya. Meski
bayangan Kaila masih saja hadir di lingkar kepalaku. Namun, aku
berusaha untuk menenangkan seisi dadaku. “Dia bukan milikku
lagi,” tetapi rasanya menggetirkan.” (Candra, 2016:59-61).
(33) “Saat suasana hatiku tidak stabil itu, aku memusatkan pikiran
pada skripsi. Aku menyibukkan diri lebih lama dari biasanya.”
(Candra, 2016:219)
Tahap utama ditandai dengan Gian yang bertemu dengan Aira. Gian
pada saat itu sedang patah hati karena diputuskan oleh Kaila dan sedang
sibuk-sibuknya mengerjakan skripsi diajak oleh teman-temannya untuk pergi
liburan ke pemandian Tirta Alami. Pada saat Gian sedang berada di kedai
kecil yang menjual berbagai makanan dan minuman, dia memanggil teman-
temannya. Bertepatan dengan itu, sebuah bola melayang mengenai tangan
Gian yang sedang memegang makanan. Itulah awal mula Gian bertemu
dengan Aira. Setalah pertemuan itu Gian selalu memikirkan Aira. Mereka
dipertemukan lagi pada saat hari kelulusan Putri. Perempuan itu juga datang
untuk menghadiri hari kelulusan temannya. Gian tidak mau membuang waktu
dan langsung saja dia berkenalan. Akhirnya Gian tahu bahwa perempuan itu
bernama Aira. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(34) “A-aku Gian, kamu boleh panggil Gie!”. “Aku Aira. Panggil
Aira saja,” balasnya menyambut uluran tanganku.” (Candra,
2016:107).
Tahap utama berikutnya ditandai dengan keberhasilan tokoh Gian
dalam menyelesaikan pendidikannya. Tidak sia-sia perjuangan Gian selama
ini, meski awalnya dia malas dan hampir putus asa karena dosen pembimbing
sempat ragu akan keputusan yang Gian ambil untuk mengerjakan skripsi pada
semester ini, dikarenakan Gian masih harus mengulang mata kuliah yang
mendapatkan nilai C. Keberhasilan Gian tentu tidak luput dari usaha dan doa
kedua orang tuanya serta dukungan dari teman-temannya. Patah hati setelah
diputuskan oleh Kaila tidak membuat hidup Gian berhenti begitu saja. Hal ini
dikarenakan dia masih mempunyai masa depan yang panjang dan orang-orang
yang menyayangi dirinya. Keberhasilan yang diraih oleh Gian juga membuat
ayah, ibu serta kedua adik kembarnya bangga. Selesai sudah semua beban
Gian, kini dia bisa menikmati hasil dari semua usahanya tersebut. Hal ini
dapat dibuktikan dalam kutipan (35).
(35) “Hari ini, semua usaha itu berubah. Bagai menanam pohon.
Ibuku sudah menyirami, memupuk, mencintai pohon yang ia
tanam. Hari ini adalah saat ketika ia meilhat pohonnya tumbuh.
Aku sudah tumbuh. Satu tahap lagi sudah kucapai. Meski tak
sempurna, aku hanya ingin membuat Ibu mengerti bahwa aku juga
mencintainya. Mencintai Ayah. Dan dua adikku, Naga dan Nagi.”
(Candra, 2016:220).
Tahap kegemilangan ditandai dengan tokoh Gian yang ditinggalkan
oleh Aira ke Jepang karena Aira mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sekolahnya. Kepergian Aira ke Jepang membuat Gian seperti kehilangan
semangat untuk hidup. Padahal Gian sudah berharap banyak dengan kehadiran
Aira di dalam hidupnya. Gian sudah yakin bahwa Aira merupakan orang yang
tepat untuk dirinya. Tetapi semua sirna kerna dia harus kehilangan orang yang
belum sempat dia miliki selama ini. Gian takut kisah cintanya bersama Aira
akan terulang lagi seperti kisah cintanya bersama Kaila dulu yang diputuskan
secara sepihak karena memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Namun,
Gian memiliki ibu yang hebat dan selalu mendukung apa pun keputusan yang
diambil olehnya sehingga dia mampu melanjutkan hidupnya. Ibunya selalu
memberi tahu bahwa Aira adalah perempuan yang baik dan juga mencintai
Gian. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (36).
(36) “Aira tidak memberimu harapan, kan? Dia bahkan berusaha
untuk tidak terlihat mencintaimu. Kamu tahu kenapa? Dia tidak
ingin kamu tersakiti. Karena dia tahu, dia akan meninggalkanmu
untuk waktu yang lama. Dia hanya ingin kamu mengerti, bahwa
cintanya bukanlah hal yang harus dicoba-coba.” (Candra,
2016:211).
3.2.3 Situasi Akhir
Situasi akhir ditandai dengan Gian yang menyusul Aira ke Jepang.
Gian sudah membulatkan tekad untuk pergi ke Jepang menyususl Aira setelah
jutaan hari menahan rindu yang dia simpan sendiri dalam dadanya. Kini tidak
jauh dari tenmpat Gian berdiri sudah ada Aira, perempuan yang bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menerima segala kekurangannya. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (37)
dan (38).
(37) “Sendai-Jepang. Hari ini aku ingin mengakhiri rindu yang
sudah menumpuk di dadaku. Sejauh ini, aku mencarinya, beranjak
dari desa kecilku. Melawan jarak menebus angin, hanya untuk
menatap matanya. Hanya untuk melepaskan sesak yang menupuk
di dada. Rindu ini bisa membunuhku jika berpisah lebih lama leagi
dengannya.” (Candra, 2016:241)
(38) “Bibirku beku saat menatap perempuan yang berada di
hadapanku. Dia yang hampir tiga tahun ini aku nantikan, kini
hanya beberapa meter di depanku. Kami sama-sama membeku,
bukan karena udara yang dingin, melainkan karena rindu yang
terlalu lama mengendap di dadaku.” (Candra, 2016:241)
Dalam situasi akhir ini, sudah selesai semua konflik yang dialami oleh
Gian sebagai tokoh uatama dalam novel. Gian memiliki akhir cerita yang
bahagia karena dia telah menemukan perempuan yang bisa menerima segala
kekurangan dirirnya, yaitu Aira. Walaupun awalnya sempat kehilangan Aira
dalam hidupnya, tetapi Gian selalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa Aira
merupakan perempuan yang Tuhan kirim untuknya. Jadi cerita dalam novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini memiliki akhir
cerita yang bahagia atau berhasil mencapai objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berikut ini skema fungsional dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra (Taum, 2011:147).
Tabel 6: Skema Fungsional
I II III
Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir
Tahap Uji
Kecakapan
Tahap Utama Tahap
Kegemilangan
Berakhirnya
hubungan Gian
dan Kaila dan
tuntutan dari
kedua orang
tua Gian untuk
menyelesaikan
kuliah.
Usaha Gian
melupakan
Kaila dengan
menyibukkan
diri
mengerjakan
skripsi.
Gian bertemu
dengan Aira
dan Gian
menyelesaikan
kuliahnya.
Kepergian
Aira ke
Jepang.
Gian menyusul
Aira ke
Jepang.
3.3 Rangkuman
Hasil analisis struktur fungsional dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra menurut perspektif A.J Greimas
terdapat situasi awal, transformasi yang meliputi tahap uji kecakapan, tahap
utama, serta tahap kegemilangan, dan situ akhir dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra.
Setelah membuat analisis struktur fungsional menurut perspektif A.J
Greimas dapat ditarik kesimpulan bahwa penceritaan dalam novel Pada Senja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini memunculkan konflik dalam
satu cerita, yaitu Gian sebagai tokoh utama dalam cerita harus dihadapkan
dengan dua situasi yang berbeda secara bersamaan. Gian yang baru saja
diputuskan oleh Kaila setelah mereka menjalani hubungan selama dua tahun
dengan alasan sudah tidak cocok lagi, padahal alasan utama Kaila
memutuskan hubungan mereka karena latar belakang keluarga yang berbeda.
Pada saat yang bersamaan kedua orang tua Gian menanyakan kapan dia bisa
menyelesaikan kuliahnya.
Akhirnya Gian menyibukkan diri dengan mengerjakan skripsi agar
dia bisa melupakan Kaila karena dia masih mempunyai orang tua dan kedua
adik kembarnya yang harus dibanggakan dan masih punya masa depan yang
panjang serta mimpi-mimpi yang harus dia raih. Setelah melewati hari yang
panjang dengan menyibukkan skripsi dan melupakan Kaila, Gian
dipertemukan lagi dengan perempuan bernama Aira. Pada akhirnya juga Gian
bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Walaupun dia sempat mengalami
patah hati, tetapi tidak membuat semangat dia turun untuk menyelesaikan
kuliah serta meraih mimpi-mimpinya.
Saat Gian sudah yakin bahwa hatinya memilih Aira dan hanya Aira
yang bisa membuat seorang Gian memikirnya Aira setelah pertemuan pertama
yang tidak disengaja. Gian harus dihadapkan lagi dengan situasi yang sulit
untuk dilewati, yaitu Aira pergi meninggalkan dia untuk melanjutkan
sekolahnya di Jepang. Tetapi karena Gian yakin bahwa Aira merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
perempuan yang selama ini Tuhan kirim padanya dan Aira juga mencintainya.
Akhirnya, Gian memutuskan menyusul Aira ke Jepang untuk bertemu dan
mengobati rindu yang menumpuk di dadanya setelah ratusan hari tidak
bertemu Aira.
Dalam struktur naratif perspektif A.J Greimas tidak hanya mengkaji
mengenai struktur aktansial dan fungsional saja, tetapi juga mengkaji poros
semantik. Poros semantik dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi
karya Boy Candra ini akan dibahas pada bab IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
POROS SEMANTIK DALAM NOVEL PADA SENJA YANG
MEMBAWAMU PERGI KARYA BOY CANDRA
4.1 Pengantar
Pada bab IV akan dibahas mengenai poros semantik dalam novel Pada
Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra dengan menggunakan
perspektif A.J Greimas. Poros semantik bertujuan untuk mengungkapkan
struktur dalam sebuah cerita, di mana masing-masing poros membentuk
sebuah oposisi biner yang menjadi ciri khas dalam analisis struktural (Panuju,
2017:15 dibandingkan Eldridge, 2017:141-158).
4.2 Poros Semantik
Pada poros semantik ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur
dalam sebuah cerita, dimana masing-masing poros membentuk sebuah oposisi
biner yang menjadi ciri khas dalam analisis struktural (Panuju, 2017:15).
Dalam poros semantik ini akan mengungkapkan bagaimana struktur dan
penceritaan masing-masing poros dalam novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi karya Boy Candra.
4.2.1 Poros Pencarian
Dalam poros pencarian penulis memfokuskan penelitiannya pada dua
aktan, yaitu Gian sebagai aktan subjek serta Kaila dan kelulusan sebagai aktan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
objek. Penelitian ini membahas usaha subjek dalam mencari objek yang
dituju. Dalam cerita tokoh Gian yang merupakan aktan subjek berusaha
mempertahankan hubungan bersama Kaila yang merupakan aktan objek
dalam penelitian. Berikut ini paparan mengenai poros pencarian antara aktan
subjek dan objek dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra.
4.2.1.1 Poros Pencarian Gian terhadap Kaila
Pada poros pencarian ini dijelaskan bagaimana usaha aktan subjek
dalam mencapai atau mendapatkan objek yang dituju. Dalam novel Pada
Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini mengisahkan bagaimana
perjuangan seorang Gian dalam mempertahankan hubungannya bersama Kaila
(objek).
Dalam pencarian yang dilakukan oleh Gian, dia mendapatkan banyak
sekali halangan dan rintangan. Di mulai dari Gian yang batal menemui Kaila
saat ulang tahun karena hujan deras. Lalu, Kaila yang memutuskan hubungan
mereka secara sepihak padahal sudah memasuki tahun kedua dengan alasan
keluarganya tidak akan pernah bisa menerima Gian. Sampai pada perbedaan
latar belakang keluarga karena Gian berasal dari keluarga sederhana dan Kaila
yang berasal dari keluarga ekonomi atas.
Namun, sekuat apa pun Gian dalam mempertahankan hubungannya
bersama dia akan gagal. Jika objek yang Gian tuju sudah tidak mau lagi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
diperjuangkan, maka semuanya menjadi sia-sia. Pada akhirnya, Gian pelan-
pelan melupakan Kaila. Gian juga menyadari bahwa Kaila lelah dengan
hubungan yang mereka jalani selama ini. Hal ini dapat dibuktikan dalam
kutipan (39).
(39) “Aku menyadari ada kekecewaan di mata Kaila. Namun, dia
tidak menuntut apa pun setelah itu. Dia berusaha menunjukkan
cintanya. Hingga, sepertinya dia lelah. Kaila melihatku sebagai
lelaki tanpa masa depan dengan kemewahan meski selama
bersamaku dia tidak mengejar kemewahan tetapi keluarga dan
ayahnya adalah orang-orang yang mengondisikan dia seperti itu.”
(Candra, 2006:54).
4.2.1.2 Poros Pencarian Gian terhadap Kelulusan
Pada poros pencarian ini dijelaskan tentang bagaimana usaha aktan
subjek dalam mencapai atau mendapatkan objek yang dituju. Dalam novel
Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini mengisahkan
bagaimana perjuangan seorang Gian dalam menyelesaikan kuliahnya.
Dalam pencarian yang dilakukan oleh Gian, dia mendapatkan banyak
sekali halangan dan rintangan. Ketika Gian baru saja diputuskan oleh Kaila,
dia harus dihadapkan lagi dengan situasi berat, yakni kedua orang tuanya yang
selalu menanyakan kapan dia bisa menyelesaikan kuliahnya. Hal ini
dikarenakan, kedua orang tuanya yang hanya mampu membiayai kuliah
sampai semester delapan. Lewat dari itu, Gian harus bisa membiayai
kuliahnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tidak hanya itu, pada saat Gian sudah yakin untuk melanjutkan
skripsinya tiba-tiba dosen pembimbing ragu akan langkah yang Gian ambil.
Hal itu dikarenakan nilai mata kuliah Gian masih ada yang mendapatkan nilai
C. Namun, Gian selalu meyakinkan kedua orang tua dan dosennya bahwa
dirinya mampu untuk menyelesaikan kuliahnya. Gian rela mengulang mata
kuliah yang mendapatkan nilai C, dan dia dengan terpaksa harus pergi ke
perpustakaan untuk mendapatkan buku yang menjadi acuannya untuk menulis
skripsi. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (40).
(40) “Sekarang mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus rajin ke
perpustakaan. Aku pun harus bersabar dengan aturan yang dibuat
seenaknya oleh pegawai perpustakaan itu.” (Candra, 2016:67).
4.2.2 Poros Kekuatan
Dalam poros kekuatan penulis memfokuskan penelitiannya pada tiga
aktan, yaitu aktan subjek (Gian), penolong (sahabat-sahabat, Aira, dosen, dan
kedua orang tua Gian), dan penentang (Kaila berserta keluarganya dan
perekonomian keluarga serta rasa malas). Dalam cerita tokoh Gian berusaha
mendapatkan objek yang dikirim oleh aktan pengirim, dalam pencariannya itu
aktan objek dibantu oleh aktan penolong. Akan tetapi, munculnya aktan
penentang yang berusaha menggagalkan usaha dari aktan subjek. Berikut ini
paparan mengenai poros kekuatan antara aktan subjek, penolong, dan
penentang dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy
Candra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4.2.2.1 Poros Kekuatan Gian terhadap Kaila
Pada poros kekuatan ini dijelaskan tentang bagaimana Gian
mendapatkan halangan dan rintangan dari Kaila dan keluarganya. Namun,
Gian juga mendapatkan bantuan dari sahabat-sahabat, Aira, dan ibunya.
Dalam novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini
mengisahkan bagaimana perjuangan Gian dalam mempertahankan
hubungannya bersama Kaila dan meyakinkan keluarga Kaila.
Perbedaan latar belekang keluargalah yang menjadi penentang dalam
cerita ini. Selain itu, tokoh Kaila juga ikut ambil bagian dalam aktan
penentang. Padahal dari awal Kaila selalu meyakinkan Gian bahwa perbedaan
mereka bukan menjadi halangan dalam hubungan mereka. Namun, pada
akhirnya Kaila juga yang memutuskan hubungan mereka.
Selain itu, dalam cerita ini terdapat aktan penolong yaitu para sahabat
dan ibu Gian. Mereka selalu mendukung apa pun keputusan Gian. Lalu,
mereka juga selalu meyakinkan Gian bahwa perempuan tidak hanya Kaila
saja, masih banyak perempuan di luar sana yang bisa menerima dirinya. Hal
ini dapat dibuktikan dalam kutipan (41).
(41) “Gie…, di luar sana, ada seseorang yang menunggumu. Dia
adalah perempuan terbaik untukmu. Bergegaslah memantapkan
diri. Nggak usah mikiran masa lalu.” (Candra, 2016:41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.2.2.2 Poros Kekuatan Gian terhadap Kelulusan
Pada poros kekuatan ini dijelaskan bagaimana usaha aktan subjek
mendapatkan halangan dan rintangan dari aktan penentang, akan tetapi aktan
subjek juga mendapatkan bantuan dari aktan penolong. Dalam novel Pada
Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini mengisahkan bagaimana
perjuangan Gian dalam menyelesaikan kuliahnya.
Dalam perjalanan subjek untuk mendapatkan objek yang dituju, subjek
selalu mendapatkan halangan dan rintangan dari aktan penentang.
Perekonomian keluarga dan rasa malas yang selalu menyerang Gian
merupakan aktan penentang dalam cerita ini. Pertanyaan dari kedua orang
tuanya mengenai kapan kuliahnya akan selesai dan kapan wisuda merupakan
salah satu tekanan yang didapatkan oleh Gian.
Gian yang berasal dari keluarga yang sederhana harus bisa menerima
risiko bahwa orang tuanya hanya mampu membiayai kuliahnya sampai pada
semester delapan saja. Lewat dari semester itu, dia harus bisa membiayai
kuliahnya sendiri. Selain itu, rasa malas yang selalu menyerang Gian juga
merupakan aktan penentang Gian dalam menyelasaikan kuliahnya. Saat itu
dirinya harus di hadapkan dengan masalah secara bersamaan, yaitu diputuskan
oleh Kaila dan ia juga harus bisa menyelesaikan skripsinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tidak berhenti sampai di situ saja, dalam pencarian Gian untuk
mendapatkan objek yaitu kelulusan, Gian dibantu oleh dosen dan kedua orang
tuanya. Pada saat Gian menyelesaikan misinya untuk mendapatkan objek yang
dituju, dosen dan kedua orang tua selalu mendukung Gian. Mereka
meyakinkan bahwa Gian bisa untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Tanpa ada dosen dan kedua orang tuanya, Gian tidak mungkin bisa
menyelesaikan kuliahnya dan tentu saja berkat kerja keras yang dilakukan
oleh Gian. Hal ini dapat dibuktiukan dalam kutipan (42).
(42) “Ya sudah kalau kamu yakin bisa menjalani sekaligus,
sekarang kamu cari buku-buku yang sesuai dengan judul yang
kamu ajukan ini. Minggu depan silahkan ajukan kepada Ibu.” Dia
menyerahkan proposal judul skripsiku yang baru saja dibacanya.
“Oh iya, bikin sampai bab tiga, ya!” perintahnya (Candra,
2016:60).
4.2.3 Poros Komunikasi
Dalam poros komunikasi penulis memfokuskan penelitiannya pada
tiga aktan, yaitu perbedaan latar belakang keluarga dan menamatkan kuliah
tepat waktu sebagai aktan pengirim, Kaila dan kelulusan sebagai aktan objek,
serta Gian, Aira dan kedua orang tuanya sebagai aktan penerima. Dalam cerita
aktan pengirim mengirimkan aktan objek yang menjadi tujuan dari pencarian
aktan subjek, sehingga pada akhir cerita aktan penerima menerima hasil dari
pencarian aktan subjek. Berikut ini paparan mengenai poros komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
antara aktan pengirim, objek, dan penerima dalam novel Pada Senja yang
Membawamu Pergi karya Boy Candra.
4.2.3.1 Poros Komunikasi Gian terhadap Kaila
Pada poros komunikasi ini dijelaskan bagaimana usaha aktan subjek
dalam mencapai objek yang dikirim oleh aktan pengirim dan aktan penerima
bisa mendapatkan hasil. Dalam cerita ini perbedaan latar belakang keluarga
yang menjadi aktan pengirim. Dalam novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi karya Boy Candra ini mengisahkan bagaimana perjuangan Gian dalam
mempertahankan hubungannya bersama Kaila dan meyakinkan keluarga
Kaila.
Gian yang merupakan aktan subjek berusaha untuk meyakinkan Kaila
dan keluarganya. Dia juga berusaha mempertahankan hubungannya bersama
Kaila yang sudah mereka jalani selama dua tahun. Namun, sekuat apa pun
Gian mempertahankan hubungan mereka, latar belakang keluarga mereka
menghalangi. Kebahagian keluarga tidak bisa ditukar dengan apapun,
termasuk cinta. Lalu, dia mendapatkan perempuan yang bisa menggantikan
posisi Kaila di hatinya. Perempuan itu adalah Aira. Hal ini dapat dibuktikan
dalam kutipan (43) dan (44).
(43) “Aku jatuh hati kepadamu. Namun, aku terlalu pengecut untuk
menerima risiko terluka olehmu. Gie… percayalah, apa pun yang
kau simpan di matamu, aku tetaplah orang yang lemah untuk
menolak kenyataan; aku mencintai dirimu. Jika suatu hari nanti
Tuhan tidak berkenan lagi mempertemukan kita, simpanlah semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang pernah kau rasakan di hatimu. Aku akan selalu
menyimpannya di hatiku.” (Candra, 2016:209-210).
(44) “Jangan takut, hatiku sudah memilihmu,” bisiknya seolah bisa
membaca kecemasanku. “Aku pasti pulang untukmu nanti.”
(Candra, 2016:244).
4.2.3.2 Poros Komunikasi Gian terhadap Kelulusan
Pada poros komunikasi ini dijelaskan tentang bagaimana usaha aktan
subjek dalam mencapai objek yang dikirim oleh aktan pengirim, tamat kuliah
tepat waktu merupakan aktan pengirim dalam cerita ini. Dalam novel Pada
Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini mengisahkan bagaimana
perjuangan seorang Gian dalam menyelesaikan kuliahnya.
Misi yang dikirim oleh aktan pengirim yaitu menamantkan kuliah
tepat waktu, Gian mendapatkan hambatan dan rintangan. Pada saat dia baru
saja diputuskan oleh kekasihnya yang bernama Kaila, kedua orang tuanya
menanyakan kapan ia akan menyelesaikan kuliahnya.
Berkat usaha dan kerja keras yang dilakukan oleh Gian, serta dorongan
dari orang-orang di sekitarnya akhirnya Gian bisa menyelesaikan misi yang
dikirim oleh aktan pengirim yaitu tamat kuliah tepat waktu dan mendapatkan
objek yang dia tuju yaitu kelulusan. Pada akhirnya Gian diwisuda tepat waktu
dan membuat kedua orang tua, dosen dan para teman-temannya bangga
kepada dirinya. Hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan (45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(45) “Aku mendapati tatap mata bangga Ayah kepadaku. Juga Ibu
yang mencium keningku sesaat setelah itu. Naga dan Nagi, sedang
berlari di antara keramaian wisuda ini. aku memeluk Ibu,
menikmati setiap ketenangan yang diberikannya. Lepas sudah
beban di pundakku. Taka da lagi berkas coretan yang harus kucari
sumbernya dan kubawa ulang ke dosen pembimbingku. Hari ini
aku diwisuda. Tepat lima bulan setelah Aira ke Jepang.” (Candra,
2016:219).
4.3 Rangkuman
Pada poros semantik dalam novel Pada Senja yang Membawamu
Pergi karya Boy Candra dengan perspektif A.J Greimas ini ditemukan bahwa
tokoh Gian sebagai aktan subjek memiliki tugas dari aktan pengirim yaitu
mendapatkan cinta sejati yang bisa menerima segala kekurangannya dan
menamatkan kuliah tepat waktu.
Pada poros semantik yang meliputi poros pencarian, kekuatan dan
komunikasi Gian terhadap Kaila menjelaskan bagaimana usaha Gian dalam
mempertahankan hubungan bersama Kaila yang sudah dijalani selama dua
tahun, tetapi berakhir sia-sia karena perbedaan latar belakang keluarga.
Namun, Gian mempunyai orang-orang yang selalu peduli terhadap dia dalam
situasi apa pun. Pada akhirnya, Gian menemukan perempuan yang bisa
menerima segala kekuranganya, yaitu Aira.
Suatu ketika Aira pergi ke Jepang meninggalkan Gian tanpa memberi
tahu bahwa dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah. Pada saat
Gian tahu bahwa Aira pergi untuk melanjutkan sekolah, dia sangat terpukul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
karena harus kehilangan perempuan yang ia cintai untuk kedua kalinya. Ibu
Gian mengatakan bahwa Aira juga mencintainya. Maka dari itu, Aira tidak
berani mengungkapkan bahwa dia juga mencintai Gian dan memilih memberi
tahu lewat surat kepada Gian bahwa dia mendapatkan beasiswa. Akhirnya,
Gian menyusul Aira ke Jepang karena Gian yakin Aira masih mencintainya.
Pada poros semantik Gian terhadap kelulusan menjelaskan bagaimana
usaha Gian dalam mencari objek yang dikirim oleh aktan pengirim. Gian yang
merupakan aktan subjek harus bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.
Saat itu, Gian baru saja diputuskan oleh Kaila dan dia harus di hadapkan
dengan situasi yang mengharuskan dia menyelesaikan kuliahnya karena orang
tuanya selalu mempertanyakan tugas akhir (skripsi). Pada saat Gian sudah
yakin untuk melanjukan skripsi dosennya seperti ragu, tetapi tetap medukung
keputusan yang Gian ambil. Pada akhirnya Gian bisa menyelesaikan misi
yang dikirim oleh aktan pengirim yaitu menamatkan kuliah tepat waktu dan
membanggakan kedua orang tuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi ini merupakan salah satu
dari sekian banyaknya novel yang ditulis oleh Boy Candra. Novel ini juga
merupakan salah satu novel populer saat ini. Dalam novel ini, Boy Candra
sangat jelas menceritakan dan menggambarkan bagaimana karakter masing-
masing tokoh. Boy Candra juga menggunakan latar tempat di pulau Sumatera
Barat.
Setelah melihat analisis struktur aktansial di bab II terlihat bahwa
dalam novel ini terdapat dua skema aktansial, yaitu skema aktansial utama
dan sekunder. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh Gian tidak hanya
menempati satu aktan saja, dia bisa menempati beberapa aktan dalam satu
lingkaran cerita. Pertama, misi Gian ingin mendapatkan cinta sejati yang bisa
menerima segala kekurangannya. Kedua, misi Gian bisa menyelesaikan dan
menamatkan kuliah tepat waktu. Kesamaan dari dua skema ini juga dapat
dilihat bahwa tokoh utamanya bernama Gian memiliki kisah akhir yang sama-
sama bahagia.
Selain itu, pada struktur fungsional yang telah dijabarkan dalam bab
III dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur fungsional dalam novel Pada
Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini menjelaskan bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
situasi yang dihadapi oleh Gian dalam mendapatkan objek yang dicari. Situasi
yang dihadapi oleh Gian tidak dapat dikatakan situasi yang mudah karena
Gian mengalami patah hati setelah ditinggalkan oleh Kaila. Perbedaan latar
belakang keluarga menjadi alasan utama Kaila memutuskan hubungan yang
telah dijalani selama dua tahun bersama Gian. Pada saat yang bersamaan Gian
juga harus bisa menyelesaikan skripsinya karena sudah ditanya oleh kedua
orang tuanya.
Pada poros semantik yang dijabarkan dalam bab IV dapat ditarik
kesimpulan bahwa poros semantik menjabarkan bagaimana perjuangan dan
usaha aktan subjek, yaitu Gian dalam meraih atau mencapai sesuatu yang
dituju, yakni cinta dan cita-cita. Dijelaskan juga bagaimana halangan dan
rintangan yang dihadapi oleh aktan subjek dalam meraih objek, tetapi pada
akhirnya Gian bisa mendapatkan cinta dan cita-cita yang ia tuju.
5.2 Saran
Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi karya Boy Candra ini
merupakan novel populer yang mengisahkan tentang lika-liku kisah cinta anak
muda. Novel ini juga sangat cocok untuk dibaca oleh anak muda zaman
sekarang, karena novel ini menyajikan kisah yang lebih santai dan tidak
membosankan. Tidak lupa juga penulis novel sangat menonjolkan latar tempat
yang berada di pulau Sumatera Barat dalam cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Penelitian ini diberi judul “Struktur Naratif dalan Novel Pada Senja
yang membawamu Pergi Karya Boy Candra”, yang membahas mengenai
struktur naratif yang meliputi struktur aktansial, fungsional dan poros
semantik dengan mencari fungsi-fungsi aktan yang terdapat di dalam cerita.
Oleh sebab itu, penelitian selanjutkan tidak hanya meneliti tentang aktan-
aktan di dalam cerita, tetapi juga dapat meneliti tentang tokoh dalam cerita
atau pun unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam cerita. Apalagi karya sastra
populer sangat jarang untuk menjadi objek material dalam sebuah penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri dan Yoseph Yapi Taum. 2017. “Ketika Bumi Menaklukkan Langit:
Kajian Naratologi Kana Inai Abang Nauk dalam Perspektif A.J Greimas”.
Di sampaikan dalam Konferensi Internasional Kesusastraan (KIK) yang
diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia XXVI
(KIK HISKI) di Bengkulu tanggal 21-30 September 2017.
Candra, Boy. 2016. Pada Senja yang Membawamu Pergi. Jakarta Selatan: Gagas
Media.
Eldrigen, S. 2017. Hero to anti Hero? Narratives of newswordk and Jornalisti
Identy Construction in Complex Digital Megastories. Digital Jornalism, 5
(2), 141-1.
https://www.rug.nl/research/portal/files/42450404/Hero_or_Anti_Hero.pd
f. Diaksses pada tanggal 26 Desember 2019. Pada pukul 16:40 WIB.
Faruk. 2012. Metode Penelitian Sastra, Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyaarta:
Pustaka Pelajar.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) V Daring. 2018.
Mutmainnah, dkk. 2015. Dalam Artikel Jurnal Volume 3, Nomor 2, Desember,
hlm 525-617. ”Petualangan Tokoh Baldassare dalam Roman Le Périple
De Baldassare karya Amin Maalouf Suatu Kajian Struktur Aktansial”.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/19284/JIB%20e
disi%20Des%2015-edit.pdf?sequence=1#page=654. Diakses pada tanggal
20 Maret 2019. Pukul 18:30 WIB.
Nirwana, dkk. 2015. Dalam Artikel Jurnal Volume 3, Nomor 2, Desember, hlm
525-617. “Analisis Struktur Aktansial dan Fungsional dalam Voyage Au
Centre De La Terre karya Jules Verne”.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/19284/JIB%20e
disi%20Des%2015-edit.pdf?sequence=1#page=654. Diakses pada tanggal
20 Maret 2019. Pukul 19:01 WIB.
Panuju, Galih Sabda. 2017. “Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi Darma
dalam Kumpulan Cerpen Orang-Orang Bloomington: Perspektif
Strukturalime Natarif A.J Greimas. Skripsi pada Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
https://repository.usd.ac.id/12383/2/134114018_full.pdf. Diakses pada
tanggal 05 September 2019. Pukul 22:06 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pujiyanti, Fariska. 2010. “Dekonstruksi Dominasi Laki-Laki dalam Novel The Da
Vinci Code Karya Dan Brown”.
http://eprints.undip.ac.id/23883/1/Fariska_Pujiyanti.pdf. Diakses pada
tanggal 20 Maret 2019. Pukul 19:25 WIB.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra (dari
Stukturalisme Hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ridwan. 2016. “Telaah Novel Pada Sebuah Kapal karya N.H Dini dengan
Struktur Aktansial”. https://ejournal.unkhair.ac.id. Diakses pada tanggal
20 Maret 2019. Pukul 20:05 WIB.
Salverosari, Chrestovora Vera. 2018. “Analisis Struktur Naratif Serial
Petualangan di Negeri Awan Karya Eddy Supangkat: Perspektif AJ
Greimas”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
https://repository.usd.ac.id/30894/2/144114004_full.pdf. Diakses pada
tanggal 05 September 2019. Pukul 23:30 WIB.
Sonia, Gita. 2012. “Struktur Naratif dan Penokohan Tokoh Utama pada Novel
Garuda Putih Karya Suparto Brata”. Skripsi pada Program Studi Bahasa
Jawa, Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/31082/1/Gita%20Sonia%2008205241004.pdf.
Pada tanggal 06 Januari 2020. Pukul 00:22 WIB.
Sugihastuti. 2011. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suwondo, Tirto. 2011. Studi Sastra (Konsep Dasar Teori dan Penerapannya pada
Karya Sastra). Yogyakarta: Gagas Media.
https://www.academia.edu/26751198/STUDI_SASTRA_Konsep_Dasar_
Teori_dan_Penerapannya_2011_. Diakses pada tanggal 5 Januari 2020.
Pukul 22:55 WIB.
Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan Sejarah, Teori, Metode, dan
Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra (Pengantar Teori Sastra). Jakarta Pusat:
PT Dunia Pustaka Jaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN
Sinopsis Novel Pada Senja yang Membawamu Pergi
Karya Boy Candra
Novel ini menceritakan kisah cinta anak muda yang bernama Gian dan
kekasihnya Kaila, mereka merupakan mahasiswa semester akhir di salah satu
universitas yang ada di kota Padang (Sumatera Barat). Saat itu hari ulang
tahun Kaila yang bertepatan dengan hari jadi mereka yang memasuki tahun
kedua. Gian sudah berjanji untuk menemui Kaila di kampus untuk merayakan
hari ulang tahun dan hari jadi mereka. Tetapi hujan turun sangat deras
sehingga Gian harus menunggu sampai hujan itu reda.
Tiba Gian di kampus, ia sudah tidak mendapati Kaila lagi melainkan
teman-temannya. Mereka mengatakan bahwa Kaila sudah pulang karena
terlalu lama menunggu dirinya. Akhirnya Gian memutuskan untuk menemui
Kaila di rumahnya, tetapi Kaila menolak dan mengatakan mereka bertemu di
taman saja. Selama mereka menjalin hubungan tidak pernah sekali pun Gian
diizinkan untuk bertemu orang tua dan keluarga Kaila.
Hari itu Kaila tiba-tiba meutuskan hubungan sepihak yang telah
mereka jalani selama dua tahun dengan alasan sudah tidak cocok lagi, padahal
alasan utama Kaila memutuskan Gian adalah karena perbedaan latar belakang
keluarga. Ternyata ini alasan kenapa Gian tidak pernah diizinkan untuk
bertemu orang tua maupun keluarga Kaila.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Setelah hubungannya bersama Kaila kandas, Gian harus dihadapkan
lagi dengan tuntutan dari kedua orang tuanya, yaitu harus bisa menyelesaikan
kuliah tepat waktu. Awalnya Gian sempat ragu akan keputusan untuk
memulai skripsi karena ia masih harus mengulang mata kuliah yang
mendapatkan nilai C. Tetapi karena Gian sadar bahwa ia harus bisa
membanggakan orang tua serta perjalanan hidupnya masih panjang untuk
mencapai cita-cita, ia pun tetap berusaha walaupun sedang patah hati. Karena
hidup tidak hanya tentang cinta kepada pasangan saja. Pada akhirnya Gian
bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dan membanggakan kedau orang tua
serta orang-orang di sekelilingnya. Gian sadar bahwa tuntutan dari kedua
orang tuanya yang mengharuskan ia menyelesaikan kuliahnya karena ayahnya
hanya bisa membiayai uang kuliah satu semester lagi, lewat dari itu ia harus
bisa membiayai kuliahnya sendiri. Gian juga sadar bahwa ayahnya hanyalah
seorang PNS dan ibunya hanyalah ibu rumah tangga.
Seiring berjalannya waktu Gian kembali menemukan perempuan yang
bisa menggantikan posisi Kaila dihatinya, yaitu Aira. Tetapi pada akhirnya
Gian harus merelakan kepergian Aira ke Jepang untuk melanjutkan sekolah.
Setelah lama menahan rindu kepada Aira, akhirnya Gian menyusul Aira ke
Jepang karena Gian yakin Aira juga mencintainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BIOGRAFI
Martina Yusnia lahir di Nanga Taman, Kabupaten
Sekadau, Kalimantan Barat pada tanggal 06 Mei 1998. Ia
sering dipanggil dengan nama Nia. Nia merupakan anak
kelima (bungsu) dari bapak Yosep Donatus Jidan (alm) dan
ibu Yuliana Emat. Pada usia 6 tahun Nia sudah duduk di
bangku Sekolah Dasar dan menyelesaikan pedidikan selama
enam tahun. Pada usia 12 tahun Nia duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama dan menyelesaikan pendidikan selama tiga tahun. Pada usia
15 tahun duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan menyelesaikan pendidikan
selama tiga tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan wajib selama dua belas tahun,
pada tahun 2016 Nia memilih melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan memilih program studi Sastra Indonesia. Selain itu, Nia
mempunyai hobi memasak dan jalan-jalan ke alam untuk mengisi waktu luang dan libur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI