Post on 30-Mar-2019
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. POS INDONESIA
(PERSERO) DALAM MEMBANGUN CITRA
PERUSAHAAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos.)
oleh:
Farhaniah Nurfadila Kusnadi
NIM: 11140510000031
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/2018 M
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. POS INDONESIA
(PERSERO) DALAM MEMBANGUN CITRA
PERUSAHAAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos.)
oleh:
Farhaniah Nurfadila Kusnadi
NIM: 11140510000031
Pembimbing,
Dr. Ismail Cawidu, M.Si.
NIP. 195610171984031001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1439H/2018M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi ini yang berjudul STRATEGI PUBLIC
RELATIONS PT. POS INDONESIA DALAM MEMBANGUN
CITRA PERUSAHAAN telah diujikan dalam sidang munaqosah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 Agustus 2018. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Strata (S1) Sarjana Ilmu Sosial pada Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Ciputat, 20 Agustus 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Dr. Roudhonah, MA.
NIP. 195809101987032001
Sekretaris Merangkap Anggota,
Fita Fathurokhmah, M.Si.
NIP. 198306102009122001
Anggota,
Penguji I,
Kiky Rizky, M.Si.
NIP. 197303212008011002
Penguji II,
H. Zakaria, MA.
NIP. 197208072003121003
Pembimbing,
Dr. Ismail Cawidu, M.Si.
NIP. 195610171984031001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata
1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Agustus 2018
Peneliti
Farhaniah Nurfadila Kusnadi
i
ABSTRAK
Farhaniah Nurfadila Kusnadi
11140510000031
Strategi Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero) Dalam
Membangun Citra Perusahaan
Public Relations atau humas memegang peranan penting
dalam sebuah perusahaan, yaitu membangun hubungan dengan
lembaga atau perusahaan dengan publik atau pihak-pihak yang
berkepentingan yang ada didalamnya. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan hubungan baik dari perusahaan kepada masyarakat,
serta akan membangun citra positif dari masyarakat kepada
perusahaan. Berdirinya PT. Pos Indonesia selama 272 tahun di
tengah-tengah persaingan dengan perusahaan swasta menjadi hal
terberat yang dialami oleh pihak Pos Indonesia. Perubahan kondisi
tersebut menimbulkan kendala pada masyarakat yang belum
mengetahui produk-produk terbaru yang ada di Pos Indonesia yang
lebih unggul dari perusahaan swasta. Oleh karena itu, dibutuhkan
peran public relations sebagai fasilitator komunikasi dan
pemecahan masalah, untuk membangun citra yang telah dimiliki
sebelumnya oleh PT. Pos Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penulisan
ini adalah untuk menjawab pertanyaan peneliti. Adapun
pertanyaan tersebut adalah bagaimana strategi yang dilakukan PT.
Pos Indonesia untuk membangun citra perusahaan? Bagaimana
peran public relations PT. Pos Indonesia dalam perusahaan?
Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu landasan
teori public relations menurut Scott M. Cutlip, kerangkan konsep
strategi public relations menurut James E. Grunig & Fred Repper
dan Teori Citra menurut Frank Jefkins. Ada 5 jenis citra menurut
Frank Jefkins, yaitu citra bayangan (mirror image), citra yang
berlaku (current image), citra yang diharapkan (wish image), citra
perusahaan (corporate image) dan citra majemuk (multiple image).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif yang menggambarkan objek penelitian sesuai
dengan kenyataan. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi dan
ii
dokumentasi yang kemudian dimasukan kedalam teknik analisis
data deskriptif yang memberikan gambaran umum tentang data
yang diperoleh.
PT. Pos Indonesia menggunakan beberapa macam strategi
untuk membangun citra perusahaannya. Strategi tersebut antara
lain meningkatkan pelayanan, membangun good relationship
dengan para stakeholder, promosi, dan juga sosialisasi. Peran
public relations PT. Pos Indonesia dalam perusahaan yaitu sebagai
communicator, fasilitator, dan stabilisator perusahaan. Citra PT.
Pos Indonesia sudah cukup baik sampai saat ini, perkembangan
perusahaan selama 2 setengah abad membuktikan bahwa
perusahaan cukup berhasil melalui strategi yang dilakukan secara
profesional.
Kata kunci: public relations, PT. Pos Indonesia, strategi,
peran, dan citra.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan karunia sehingga penulis
akhirnya dapat menyelesaikan skripsi berjudul Strategi Public
Relations PT. Pos Indonesia (Persero) dalam Membangun Citra
Perusahaan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat
manusia.
Selama proses penyelesaian srikpsi ini, tak jarang penulis
dihadang hambatan dan merasa putus asa. Bersyukur, atas
kebesaran Allah SWT, penulis dikirimkan orang-orang yang
senantiasa memberikan bantuan dan dukungan bahkan dari orang
yang tak terduga sekalipun. Dengan segala kerendahan hati,
penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa,
bantuan dan dukungan dari semua pihak. Maka dari itu, pada
kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Arief
Subhan, MA, Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak
Suparto, M. Ed, Ph. D, Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, MA,
iv
serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama, Bapak Dr. Suhaimi, M. Si.
2. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Bapak Drs. Masran M. Ag, dan Sekretaris Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Fita
Fathurokhmah, M. Si.
3. Bapak Dr. A. Ilyas Ismail, MA sebagai Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membantu
mengarahkan seluruh mahasiswi untuk mengikuti
proses kegiatan akademik.
4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr. Ismail Cawidu,
M.Si. Terima kasih telah sabar membimbing dan
mengarahkan hingga akhirnya skripsi ini bisa
terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan pengajaran kepada penulis semasa
kuliah.
6. Seluruh Staf Tata Usaha dan Staf Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bu Tita Puspitasari selaku Manager Public Relations
and Communication Media. Terima kasih telah
memberikan waktu dan kesempatan yang diberikan
kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan
penelitian di Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia.
v
8. Vice President PT. Pos Indonesia, Pak Zulfah yang
telah bersedia membantu penulis untuk melakukan
proses penelitian. Terima kasih atas waktunya.
9. Kupersembahkan skripsi ini kepada Ayahku H. Dede
Kusnadi dan Ibunda Hj. Eulis Sopia Fardiani yang telah
mencurahkan kasih sayang, perhatian, dukungan moril
maupun materil. Terima kasih atas pengorbanan dan
doa-doa yang dipanjatkan setiap hari. Semoga kalian
selalu bangga dengan ananda. Teriring doa dan kasih
sayang yang tak pernah putus untuk-mu.
10. Tak lupa, terima kasih juga untuk Kakak Aida Fitri
Kusnadi dan Adikku Sayyidatunnisa Kusnadi serta
ketiga keponakanku Aluma Aminah Funna, Ayudisa
Senja Pitaloka dan Aisyah Aprilila. Terima kasih telah
memberikan semangat dan hiburan ketika penulis
merasa lelah.
11. Teman-teman KPI angkatan 2014, KPI A dan pengurus
HMJ KPI periode 2015-2016.
12. Sahabat-sahabat yang meski saat ini sudah jarang
bertemu tetapi tetap setia memberi semangat,
Choirunnisa, Selvi Claudia, Dina Azizah, Rahmita
Ramadhani, Muthia Rahmah dan Fauziah Nurahmah.
13. Teman-teman Mandiri, Amimatul Iklilah, Aprilia
Lianjani, Acid, Dwi Putri Aulia, Elsa Carinta Putri, Loli
Tamara Putri, Reza Baraqbah, Sulistiyaningsih, Tesha
Rizkia, Tiara Rahmadaniar, dan Zaky Fadli Agan.
Terima kasih telah menemani dari masa-masa kuliah
vi
semester awal hingga saat ini. Semoga kalian sukses
selalu. Thank you, Guys!
Akhir kata, semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan para pembaca. Mohon maaf
apabila ada kekurangan atau kesalahan, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan.
Jakarta, Juli 2018
Farhaniah Nurfadila Kusnadi
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
B. Batasan Masalah ......................................................... 9
C. Rumusan Masalah ..................................................... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 10
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................... 11
F. Metode Penelitian ..................................................... 12
G. Sistematika Penulisan ............................................... 17
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................... 19
A. Landasan Teori ......................................................... 19
1. Teori Public Relations Scott M. Cutlip ............. 19
B. Kerangka Konsep ...................................................... 21
1. Public Relations ................................................ 21
2. Strategi Public Relations ................................... 28
3. Teori Citra ......................................................... 37
BAB III GAMBARAN UMUM................................................ 45
A. Sejarah PT. Pos Indonesia ........................................ 45
B. Profil Public Relations PT. Pos Indonesia ................ 46
viii
C. Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia .................... 49
D. Visi dan Misi PT. Pos Indonesia ............................... 50
1. Visi PT. Pos Indonesia ...................................... 50
2. Misi PT. Pos Indonesia ...................................... 50
E. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia ..................... 51
F. Struktur Public Relations PT. Pos Indonesia ............ 52
G. Sarana dan Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia ................................................................... 54
BAB IV HASIL DAN TEMUAN ANALISIS ......................... 57
A. Strategi Public Relations PT. Pos Indonesia dalam
Membangun Citra Perusahaan .................................. 58
B. Peran Public Relations PT. Pos Indonesia dalam
Perusahaan ................................................................ 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................... 82
A. Kesimpulan ............................................................... 82
B. Saran-saran................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 85
LAMPIRAN ............................................................................... 85
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia ........................................................................ 55
Tabel 2 Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia ........................................................................ 55
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Logo PT. Pos Indonesia ............................................. 49
Gambar 2 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia ....................... 51
Gambar 3 Struktur Public Relations PT. Pos Indonesia ............. 52
Gambar 4 Chatbot PT. Pos Indonesia ......................................... 62
Gambar 5 Event PT. Pos Indonesia ............................................ 62
Gambar 6 Bentuk Kerjasama PT. Pos Indonesia ........................ 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Istilah Public Relations atau di Indonesia lebih
dikenal dengan sebutan Hubungan Masyarakat bukanlah
sesuatu yang asing lagi. Public Relations atau Hubungan
Masyarakat memegang peranan penting dalam
membangun hubungan dengan masyarakat dan menjadi
yang terdepan mewakili perusahaan, institusi, lembaga,
organisasi, dalam membangun hubungan yang harmonis,
dinamis, saling percaya, dan saling menguntungkan dengan
publiknya.
Sebagai proses komunikasi, Public Relations
merupakan kegiatan yang terorganisasi dan bertujuan,
sehingga dapat dibedakan dengan kegiatan komunikasi
yang dilakukan begitu saja dan tak memiliki tujuan yang
jelas. Sedangkan sebagai kegiatan, Public Relations
bertujuan untuk membantu publik memahami organisasi
dan produk organisasi tersebut.1 Dengan demikian, definisi
dasar dari Public Relations adalah kegiatan yang
mempunyai peranan penting dengan tujuan untuk
menciptakan hubungan baik dari perusahaan kepada
masyarakat.
1 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 6.
2
Sedangkan strategi adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai suatu tujuan, strategi sebagai
penentu tujuan dan sasaran sebuah perusahaan. Strategi
Public Relations itu sendiri sangat diperlukan untuk
mencapai visi dan misi sebuah perusahaan. Untuk dapat
bertindak secara strategis, kegiatan Public Relations harus
menyatu dengan visi dan misi perusahaan. Apabila proses
Public Relations tidak menyatu dengan visi dan misi
perusahaan tersebut, maka tujuan yang telah direncanakan
tidak tercapai dengan baik.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 67
dijelaskan secara tersirat tentang public relations sebagai
berikut:
بك و إن لم سول بلغ ما أنزل إليك من ر يأيها الر
يعصمك من الناس إن ال تفعل فما بلغت رسالته و للا للا
يهدى القوم الكفرين
Artinya:
Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan
Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang
dperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan
amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari
(gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang kafir.
Dari ayat tersebut, maka tugas dari seorang public
relations officer yaitu dapat menyebarkan informasi yang
3
berkaitan dengan perusahaan, menyampaikan perintah dari
pimpinan kepada karyawan ataupun informasi yang dapat
disampaikan kepada khalayak karena Public relations itu
sendiri mempunyai tujuan untuk menciptakan,
memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari
organisasi atau perusahaan kepada publik yang disesuaikan
dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan
dan memperbaikinya jika citra tersebut menurun atau
rusak.2
Penilaian atau tanggapan masyarakat dapat
berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-kesan yang
baik, dan menguntungkan terhadap suatu citra organisasi
atau perusahaan yang diwakili oleh pihak humas atau
public relations. Biasanya, landasan citra itu berakar dari
nilai-nilai kepercayaan yang pasti diberikan secara
individual, dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses
akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan
oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu
proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini
publik yang lebih luas, yaitu sering dinamakan dengan citra
(image).3
Strategi dalam public relations, mempunyai peran
untuk membantu perusahaan dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
2 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: Pusat
Penerbit Universitas, 2007), h. 42. 3 Frank Jefkins, Public Relations (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003) h.
9 & 10.
4
usaha. Perubahan peraturan, kegiatan politik, situasi
ekonomi, perkembangan teknologi atau komunikasi, dan
perkembangan penduduk.4
PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan
Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa kurir,
logistik, dan transaksi keuangan. PT adalah singkatan dari
Perseroan Terbatas yaitu suatu bentuk perusahaan dimana
modalnya terbagi atas saham-saham, dan tanggung jawab
dari Para Pemegang Saham Perseroan Terbatas
berdasarkan pada jumlah saham yang dia miliki. Adapun
alat-alat atau perlengkapan dari organisasi Perseroan
Terbatas seperti, Direksi, Komisaris dan Rapat Umum Para
Pemegang Saham.5 Sedangkan kantor pos adalah suatu unit
pelaksana teknis yang menyediakan jasa pos dan giro
secara lengkap dan pelayanannya dilakukan oleh PT. Pos
Indonesia (Persero).
PT. Pos Indonesia pertama kali didirikan pada 26
Agustus 1746 di Batavia oleh Gubernur Jendral GW Baron
Van Imhoff, maka sejak saat itulah perjalanan pelayanan
pos di nusantara. Sebelumnya pada 1906 Pos dikenal
dengan Posts Telegraaf end Telefoon Diensts atau jawatan
PTT. Kemudian pada 27 September 1945 pengambilan alih
kantor pusat Pos di Bandung diambil alih angkatan muda
PTT. Peristiwa heroik ini kemudian diperingati sebagai
4 Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 89. 5 Sora N, “Pengertian PT atau Perseroan Terbatas”, diakses dari
http://www.pengertianku.net.com, pada tanggal 21 Maret 2018 pukul 14:12
5
hari Bhakti Postel. Pada 1961 status jawatan PTT diubah
menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi.
Sejak 1965 PN Pos dan Telekomunikasi berubah menjadi
PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Tahun 1978 PN
Pos dan Giro berubah kembali menjadi Perum Pos dan Giro
kemudian pada tahun 1995 Perum Pos dan Giro akhirnya
berubah menjadi PT Pos Indonesia (Persero) hingga saat
ini.6
Sejak kehadirannya 271 tahun yang lalu masyarakat
Indonesia masih menggunakan dan memanfaatkan layanan
jasa pos, namun seiring perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang berkembang begitu pesat saat ini
turut memengaruhi perkembangan layanan jasa kurir,
logistik, dan transaksi keuangan di Indonesia. Minat dari
konsumen merupakan kecenderungan untuk melakukan
tindakan terhadap suatu objek yang biasanya berupa
barang, uang, dan jasa, para konsumen melakukan hal ini
untuk memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial.
Masalah yang dihadapi PT. Pos Indonesia ketika
minat dari konsumen terhadap industri pos Indonesia mulai
berkurang, ditandai dengan munculnya Fenomena
disruption. Kompetitor pengiriman paket berasal dari pihak
swasta tersebut ialah JNE, J&T, Tiki, Fedex, Wahana, dll.
Kompetitor swasta tersebut memiliki kelebihan dalam
promosi, sehingga orang jauh mengenal perusahaan
6 Sejarah PT. Pos Indonesia, diakses dari
http://www.posindonesia.co.id, pada tanggal 02 September 2018 pukul 20:57
6
tersebut dibanding PT. Pos Indonesia. Selain itu, sebagian
besar orang lebih mengenal dan mengingat PT.Pos
Indonesia sebagai perusahaan pengiriman surat dan uang,
bukan sebagai perusahaan pengiriman barang. Selain
kompetitor dari perusahaan jasa pengiriman barang,
kompetitor Pos Indonesia juga ada dari lembaga keuangan
(Bank) karena Pengiriman uang saat ini dipermudah
dengan adanya bank-bank swasta, sehingga Pos Indonesia
sudah jarang digunakan untuk mengirim uang saat ini.
Perubahan lingkungan bisnis yang demikian cepat telah
meruntuhkan proses bisnis lama untuk digantikan dengan
proses bisnis yang lebih adaptif dan fleksibel. Dalam
konteks pengiriman barang yang selama ini dikelola oleh
Pos Indonesia misalnya, telah mengalami perubahan
dengan kondisi yang ada saat ini. Salah satu contohnya
aspek produk. Pada masa kini, hanya produk dengan fitur-
fitur fleksibel yang dapat bertahan di tengah kompetisi
yang sangat tinggi. Pada akhirnya dalam bisnis logistik,
customer menginginkan lebih dari itu seperti: COD,
packaging, customer service 24/7, dan akses tanpa batas
(on-line).7 Layanan ini membuat para customer memiliki
keunggulan, dimana layanan ini lebih baik dari layanan
sebelumnya.
Kemudian masalah lainnya yaitu munculnya
Financial Technology (Fintech) telah menambah pesaing-
7 Barkah Hadimoeljono, “To Be Giant Logistics from The East”
Kabar dari POS, Edisi 40-2018, h. 11.
7
pesaing baru, yang membuat turunnya pendapatan
Payment dan remittance, turun sekitar 10% di tahun 2017.
8 Kondisi bisnis pengiriman surat-menyurat juga sudah
mengalami perubahan karena dipengaruhi oleh perilaku
konsumen yang tidak lagi berkirim surat. Artinya, jika PT
Pos Indonesia ingin bertahan, harus lebih banyak
menawarkan jasa pos untuk pengiriman logistik atau
barang. Kemudian perpindahan model dari pasca bayar ke
prabayar sehingga lebih praktis menggunakan mobile dari
pada datang ke loket.
Dari permasalahan tersebut, kondisi seperti ini
menimbulkan berkurangnya kepercayaan di kalangan
masyarakat terhadap PT. Pos Indonesia. Hal ini membuat
beberapa pengguna jasa pos menjadi enggan menggunakan
layanan jasa pos, mereka akhirnya beralih menggunakan
layanan perusahaan swasta yang bergerak di bidang seperti
PT. Pos Indonesia. Hal tersebut juga menimbulkan
pertanyaan mengenai citra dari perusahaan tersebut.
Dalam dunia perusahaan tidak lepas dari peranan
Public Relations yang merupakan unsur penting dalam
struktur perusahaan, khususnya Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) seperti PT. Pos Indonesia yang seharusnya
memiliki keunggulan dan mampu mendapatkan pangsa
pasar yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan
swasta. Maka dari itu, secara industri pos di Indonesia,
8 Ihwan Sutardiyanta, “Menyikapi Era Disruption” Kabar dari POS,
Edisi 40-2018, h. 26
8
public relations dituntut untuk mampu mempertahankan
citra perusahaan yang dinilai positif oleh masyarakat
sehingga akan menarik minat pengguna jasa pos kembali
dan mampu lebih unggul dari perusahaan swasta.
Tidak mudah bagi Public Relations sebuah
perusahaan dalam membangun citra perusahaan,
mengingat saat ini banyak sekali perubahan gaya hidup
seseorang serta layanan jasa kurir swasta atau transaksi
keuangan yang lebih canggih dari industri perposan.
Transfer uang melalui mobile banking contohnya,
perkembangan teknologi seperti ini lebih banyak diminati
oleh khalayak karena mereka beranggapan media
elektronik ini lebih praktis digunakan, serta terdapat
banyak perusahaan swasta yang bergerak di bidang yang
sama seperti Kantor Pos yang banyak menawarkan
keunggulan-keunggulan serta harga yang dapat dijangkau
oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Perusahaan
swasta juga sudah lebih bergerak cepat dalam
mengembangkan inovasi dan menawarkan beragam
fasilitas yang lengkap, hal ini membuat pelanggan semakin
nyaman dalam menggunakan layanan jasa mereka.
Dalam hal ini mengapa peneliti mengambil PT. Pos
Indonesia sebagai objek penelitian karena PT. Pos
Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara tertua di Indonesia, pasang surut mewarnai
perjalanan panjang industri perposan Indonesia ketika
pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
9
komunikasi, perubahan gaya hidup serta trend bisnis yang
bermunculan saat ini membuat Pos Indonesia mengalami
pergeseran bisnis yang sangat signifikan. Pada tahun 2000-
2007 bisnis surat pos mengalami penurunan drastis ketika
penggunaan pesan singkat dapat dilalui dengan telepon
seluler maupun internet yang pastinya menggantikan peran
surat pos individu. Demikian juga persaingan pengiriman
barang yang bersaing dengan perusahaan kurir swasta
membuat pangsa pasar Pos Indonesia mulai berkurang.
Dengan kekurangan dan kelebihan industri pos di
Indonesia, public relations dituntut untuk mampu
meyakinkan masyarakat pengguna jasa pos agar setia
memanfaatkan layanan pos kembali sehingga industri pos
di Indonesia akan terus meningkat minat dari para
konsumen, karena dengan kualitas yang baik akan
memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Strategi Public Relations PT. Pos Indonesia (Persero)
dalam Membangun Citra Perusahaan”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan diatas maka peneliti membatasi masalah agar
ruang lingkup pada penelitian kali ini fokus, terarah dan
tidak meluas. Seperti diketahui bersama tentang
kekurangan dan kelebihan suatu Perseroan Terbatas,
apalagi Badan Usaha Milik Negara yang tertua di Indonesia
10
menyebabkan berkurangnya peminat pengguna jasa pos.
Agar pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan
maka peneliti membatasi penelitian ini pada strategi yang
digunakan Public Relations PT. Pos Indonesia di tahun
2018.
C. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka
perlu dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi Public Relations PT. Pos Indonesia
dalam membangun citra perusahaan?
b. Bagaimana peran public relations PT. Pos Indonesia
dalam perusahaan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi Public Relations PT. Pos
Indonesia dalam membangun citra perusahaan.
2. Serta mengetahui peran Public Relations di PT. Pos
Indonesia.
Sesuai dengan tujuan di atas, maka manfaat dari
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara
teoritis untuk mengembangkan ilmu komunikasi,
diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam
tambahan referensi dan peningkatan wawasan
11
akademis, terutama tentang membangun citra
perusahaan pada suatu perusahaan atau organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk bahan masukan (input) bagi pihak PT. Pos
Indonesia, sebagai peningkatan strategi Public
Relations.
b. Untuk bahan masukan (input) bagi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam hal penelitian
strategi Public Relations PT. Pos Indonesia dalam
membangun citra perusahaan.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui dan
menjelaskan bagaimana strategi Public Relations PT. Pos
Indonesia dalam membangun citra perusahaan.
Selanjutnya, untuk menghindari dari unsur plagiat, maka
setelah peneliti melakukan pengamatan yang ada, peneliti
menemukan beberapa penelitian yang sedikit memiliki
kesamaan yaitu:
Rujukan pertama berjudul “Strategi Komunikasi
Public Relations Radio GEN FM Pada Minat Pemasang
Iklan”. Disusun oleh Umi Nur Atiyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2011. Persamaannya adalah sama-sama
meneliti bagaimana strategi public relations, sedangkan
perbedaannya pada objek penelitiannya, objek penelitian
ini membahas strategi yang digunakan oleh public
12
relations radio Gen FM dalam menarik minat pemasang
iklan.
Rujukan kedua berjudul “Strategi Public Relations
PT. Tunas Bola Dalam Membangun Citra Perusahaan”.
Disusun oleh Bianda Ludwianto Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015. Persamaannya adalah sama-sama meneliti
bagaimana strategi public relations dalam membangun
citra perusahaan. Sedangkan perbedaannya terletak pada
objek penelitiannya, objek penelitian ini membahas strategi
public relations pada media-media olahraga.
Rujukan ketiga berjudul “Strategi Public Relations
Baitul Maal Hidayatullah Pusat Dalam Menarik Minat
Donatur”. Disusun oleh Miftah Fauzi Maaruf Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2017. Skripsi ini berisi tentang strategi public
relations Baitul Maal Hidayatullah Pusat dalam menarik
minat donatur. Sisi persamaannya terletak pada kajian
ilmunya yaitu Public Relations, sementara perbedaannya
terletak pada objek penelitiannya. Jika Miftah membahas
strategi public relations dalam menarik minat donatur,
maka peneliti mengkaji mengenai strategi public relations
dalam membangun citra perusahaan.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
13
adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis
data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan maknda daripada generalisasi.9 Maka pada
penelitian ini peneliti akan mengamati dan berhubungan
dengan Public Relations PT. Pos Indonesia melalui teknik
pengumpulan data wawancara, dokumentasi dan observasi
langsung pada aktifitas Public Relations yang terkait
dengan strategi Public Relations PT. Pos Indonesia dalam
membangun citra perusahaan. Sedangkan metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini
memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu,
penelitian ini merupakan studi mendalam mengenai unit
sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut akan
memberikan gambaran luas, serta mendalam mengenai unit
sosial tertentu.10 Dengan menempatkan strategi Public
Relations PT. Pos Indonesia dalam membangun citra
perusahaan sebagai kasus atau fenomena yang bersifat
kontemporer maka peneliti perlu mengumpulkan data dari
berbagai sumber agar dapat mengetahui apa yang sedang
terjadi.
2. Paradigma Penelitian
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 9 10 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 112
14
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk
memahami kompleksitas dunia nyata.11 Penelitian ini
mencoba menggunakan paradigma konstruktivisme.
Realitas ada merupakan hasil konstruksi dari kemampuan
berfikir seseorang. Perlu tercipta interaksi antara peneliti
dan yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang
diteliti melalui metode kualitatif.12 Untuk itu peneliti akan
melakukan penelitian dengan Public Relations PT. Pos
Indonesia agar mampu merekonstruksi realitas yang ada.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek
penelitian adalah divisi Public Relations PT. Pos Indonesia
yang menjadi sumber bagi peneliti untuk memperoleh
keterangan dan data. Sedangkan yang menjadi objek
penelitian ini adalah bagaimana PT. Pos Indonesia dalam
membangun citra perusahaan melalui kegiatan Public
Relations.
4. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kantor Public
Relations PT. Pos Indonesia yang berlokasi di Jl. Anggrek
No. 59, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa
Barat 40115.
5. Teknik Pengumpulan Data
11 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h. 9 12 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan
Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2008), h. 238
15
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data dengan tujuan agar
peneliti mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk
penelitian ini. Berikut beberapa teknik pengumpulan data
yang digunakan:
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini
merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua
orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.
Penelitian melakukan wawancara kepada
narasumber yang berhubungan dan menguasai tema
yang relevan dengan fokus utama penelitian agar
mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
b. Dokumentasi
Menurut Burhan Bungin, teknik
dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian sosial untuk menelusuri data historis.
Dokumen merupakan sumber data yang digunakan
untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber
tertulis, gambar, dan karya-karya momentum yang
semuanya itu memberikan informasi bagi proses
penelitian.13
c. Observasi
13 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Prkatik,
h. 178
16
Observasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis.14 Dalam hal ini
peneliti mendatangi PT. Pos Indonesia, untuk
melakukan penelitian secara rinci agar memperoleh
data-data mengenai strategi yang digunakan Public
Relations dalam membangun citra perusahaan
kemudian membuat catatan yang sistematis.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat
deskriptif kualitatif, metode penelitian ini berusaha
mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses,
dan manusia secara apa adanya pada waktu sekarang atau
jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan
responden.15 Miles & Huberman (1992) mengemukakan
tiga tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif,
yaitu (1) reduksi data (2) paparan data dan (3) penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Analisis data kualitatif
dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan
data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut
dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.16
Dengan demikian, akan tergambar bagaimana strategi yang
14 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik,
h. 143 15 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 203 16 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, h. 211
17
digunakan Public Relations dalam membangun citra
perusahaan.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk
kepada pedoman umum karya ilmiah civitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Agar penulisan skripsi ini
bersifat sistematis dan mempermudah tahapan demi
tahapan maka penulis membaginya menjadi lima bab
dimana setiap bab nya terdiri dari beberapa sub bab, adapun
sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar
Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II: KAJIAN TEORETIS
Bab ini akan menguraikan kajian teoretis mengenai
pengertian strategi, jenis-jenis strategi dan tahapan strategi,
teori tentang public relations yang menjelaskan definisi
public relations, tujuan public relations, fungsi public
relations, peranan public relations, dan strategi public
relations. Kemudian menjelaskan tentang citra, meliputi
pengertian citra, jenis-jenis citra dan proses pembentukan
citra.
BAB III: GAMBARAN UMUM
Bab ini memaparkan mengenai sejarah PT. Pos Indonesia,
sejarah public relations PT. Pos Indonesia, logo dan arti
18
logo PT. Pos Indonesia, visi dan misi PT. Pos Indonesia,
struktur organisasi PT. Pos Indonesia, struktur struktur
Public Relations PT. Pos Indonesia, serta sarana dan
prasarana kantor public relations PT. Pos Indonesia.
BAB IV: HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Bab ini berisikan tentang temuan dan analisis public
relations PT. Pos Indonesia mengenai strategi yang
dilakukan oleh public relations dalam membangun citra
perusahaan dan peran public relations PT. Pos Indonesia
dalam perusahaan.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran penulis.
19
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Teori Public Relations Scott M. Cutlip
Scott M. Cutlip dan Allen Center pada bukunya
Effective Public Relations mengemukakan bahwa
Public Relations adalah fungsi manajemen yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik
dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang
memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut.1 Dalam teori ini Cutlip dan Center
berpendapat bahwa dalam melaksanakan proses
manajemen Public Relations harus terdiri atas empat
langkah. Keempat langkah tersebut adalah
Mendefinisikan Problem Public Relations,
Perencanaan, Berkomunikasi, Evaluasi.2
Berikut penjelasannya:
a. Mendefinisikan Problem Public Relations
Public Relations perlu memantau terlebih
dahulu terkait opini, sikap, dan perilaku masyarakat
yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan.
Seorang public relations harus teliti dalam melihat
fakta yang erat kaitannya dengan permasalahan
1 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), h. 6 2 Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, h.
321
20
perusahaan yang akan digarap, yaitu what’s our
problem?
b. Perencanaan
Setelah tahap penelitian dan pencarian data,
public relations menuju ke tahap perencanaan.
Dalam tahap ini, public relations harus melakukan
penyusunan untuk mengatasi masalah-masalah
serta mencari orang-orang yang dapat
menyelesaikan masalah tersebut, yaitu here’s what
we can do?
c. Berkomunikasi
Seorang public relations harus mampu
mengkomunikasikan program-program kepada
publik sehingga publik akan terpengaruh untuk
kemudian mendorong mereka agar mendukung
program yang akan dijalankan oleh public
relations, yaitu here’s what we did and why?
d. Evaluasi
Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah
selesai atau belum maka harus diadakan tahap
evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.
Tujuannya adalah untuk mengukur efektif atau
tidaknya proses tersebut secara keseluruhan. Public
relations dituntut untuk lebih teliti terhadap data
dan fakta yang telah ada. Tahapan ini juga menjadi
acuan untuk proses public relations nantinya, yaitu
how did we do?
21
B. Kerangka Konsep
1. Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Public Relations jika diartikan secara
universal adalah “public” mempunyai arti
sekelompok orang yang mempunyai minat dan
perhatian yang sama terhadap suatu hal. Sedangkan
istilah “relations” dalam bahasa Indonesia berarti
“hubungan-hubungan” dalam arti menyangkut
banyak hubungan.3
Sedangkan secara terminologi pengertian Public
Relations adalah:
1) Definisi Public Relations menurut Frank
Jefkins adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar,
antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian.4
2) Baskin et al (1997), mendefinisikan Public
Relations sebagai fungsi manajemen yang
membantu mencapai tujuan organisasi,
mendefinisikan filosofi, dan memfasilitasi
perubahan organisasional. Para praktisi public
3 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: P2U-
LPPM UNISBA, 2007), h. 21 4 Frank Jefkins, Public Relations (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002) h.
9
22
relations melakukan komunikasi dengan semua
publik internal dan eksternal yang relevan untuk
mengembangkan hubungan positif dan untuk
menciptakan konsistensi antara tujuan
organisasional dengan harapan masyarakat.
Public relations, mengembangkan,
melaksanakan dan mengevaluasi program
organisasional yang mempromosikan
pertukaran pengaruh dan pemahaman antara
bagian konstitusi organisasi dan publik.5
3) Menurut Dr. Rex Harlow, Public Relations
adalah fungsi manajemen khas yang
mendukung pembinaan dan membangun upaya
saling menguntungkan melalui komunikasi,
pengertian, penerimaan, dan kerja sama yang
baik antara organisasi dengan publiknya.6
Dapat disimpulkan pengertian dari Public
Relations adalah untuk menghubungkan publik
atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam
suatu instansi atau perusahaan. Serta untuk
mengembangkan hubungan positif dengan
masyarakat.
b. Tujuan Public Relations
5 Sandra Oliver, Strategi Public Relations (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2006), h. 11 6 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 8
23
Tujuan merupakan sesuatu yang terarah,
ingin dicapai, dituju atau diraih. Tujuan dapat juga
disebut objective. Tujuan merupakan sesuatu yang
mengarahkan kegiatan Public Relations, sehingga
tidak salah sasaran. Ada dua cara menetapkan
tujuan dalam Public Relations. Cara yang pertama
adalah dengan mengadakan riset khusus guna
mengidentifikasi masalah yang memerlukan
penyelesaian Public Relations. Ada pun cara yang
kedua adalah dengan mengadakan serangkaian
diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan
para pimpinan departemen atau kalangan staf inti
guna mengungkapkan kebutuhan komunikasi
paling mendasar yang mereka rasakan.7
Dalam realita praktik Public Relations
organisasi, tujuan Public Relations antara lain:
1) Menciptakan pemahaman antara organisasi
dengan publiknya. Melalui kegiatan
komunikasi diharapkan terjadi kondisi
kecukupan informasi antara organisasi dengan
publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan
dasar untuk mencegah kesalahpahaman
persepsi yang merupakan kesalahan mendasar
dalam kegiatan komunikasi.
7 Frank Jefkins, Public Relations, h. 76
24
2) Membangun citra korporat. Citra keseluruhan
yang dibangun dari semua komponen
organisasi seperti perilaku karyawan, tanggung
jawab sosial terhadap lingkungan atau
pengalaman konsumen yang memuaskan atau
tidak memuaskan tentang pelayanan
perusahaan. Citra positif merupakan langkah
penting menggapai reputasi perusahaan di mata
khalayak.
3) Citra korporat melalui program CSR.
Pengintegrasian kepedulian terhadap masalah
sosial dan lingkungan hidup ke dalam opera
bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara
perusahaan dan para stakeholdernya.
4) Membentuk opini yang favourable. Opini ini
merupakan ekspresi publik mengenai persepsi
dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga
jenis opini, yaitu opini positif (mendukung),
negatif (menentang) dan netral.
5) Membentuk goodwill dan kerjasama. Goodwill
dan kerjasama dapat terwujud karena ada
inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh
Public Relations perusahaan untuk
menanamkan saling pengertian dan
kepercayaan kepada publiknya. Kemudian
25
diikuti tindakan nyata perusahaan untuk
komitmen mewujudkan kepentingan publik.8
Secara umum tujuan Public Relations
adalah untuk menciptakan, memelihara dan
meningkatkan citra yang baik dari organisasi
kepada publik yang disesuaikan dengan
kondisi-kondisi publik yang bersangkutan, dan
memperbaikinya jika citra itu menurun atau
rusak.9
Dengan demikian tujuan Public Relations
yaitu untuk mempertahankan, menciptakan
citra yang baik, serta memeliharanya dan
memperbaiki jika citra dalam organisasi itu
menurun atau rusak. Artinya Public Relations
memiliki fungsi yang sangat besar terhadap
menarik minat dari publik terhadap suatu
organisasi atau perusahaan.
c. Fungsi Public Relations
Fungsi atau peranan adalah harapan publik
terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh
Public Relations sesuai dengan kedudukan sebagai
seorang Public Relations. Jadi, Public Relations
dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan
tugas dan kewajiban dengan baik, berguna atau
8 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing: Teknik Produksi
Media Public Relations dan Publisitas Korporat (Jakarta: Kencana, 2012), h.
6-20 9 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations, h. 43
26
tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan
menjamin kepentingan publik.10
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam
bukunya “Hubungan Masyarakat” mengemukakan
empat fungsi dari public relations, yaitu:
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam
mencapai tujuan organisasi.
2) Membina hubungan harmonis antara organisasi
dengan publik, baik publik ekstern maupun
intern.
3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik
dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
4) Melayani publik dan menasihati pimpinan
organisasi demi kepentingan umum.11
Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya
Manajemen Public Relations, Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia, ia mengatakan “Fungsi
manajemen dalam konsep public relations
bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan
persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi,
perusahaan, atau produknya terhadap segmen
masyarakat, yang kegiatannya langsung atau tidak
10 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing: Teknik Produksi
Media Public Relations dan Publisitas Korporat, h. 21 11 Neni Yulianita, Dasar-Dasar Public Relations, h.50
27
langsung mempunyai dampak bagi masa depan
organisasi, lembaga, perusahaan, atau produknya.12
Dapat disimpulkan secara garis besar,
bahwa fungsi Public Relations adalah untuk
memberikan persepsi yang baik terhadap
masyarakat dari suatu lembaga, organisasi, atau
perusahaan. Serta untuk menciptakan opini publik
yang baik, dan memelihara citra baik bagi sebuah
perusahaan.
d. Peranan Public Relations
Komponen utama peranan public relations adalah
sebagai berikut:
1) Publication, Public Relations mempunyai tugas
untuk menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai
media terkait kegiatan perusahaan atau
organisasi untuk diketahui oleh publik.
2) Event, seorang Public Relations mempunyai
tugas untuk menyusun sebuah program acara
tertentu yang nantinya dapat mempengaruhi
publik.
3) News, Public Relations dituntut untuk berupaya
menciptakan berita melalui press release, news
12 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, h.
11
28
letter dan bulletin yang mengacu dengan teknis
penulisan 5W+1H.
4) Community Involvement, seorang Public
Relations harus bisa terlibat dengan suatu
kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga
hubungan baik dengan pihak organisasi atau
perusahaan yang diwakilinya.
5) Inform or image, Public Relations mempunyai
fungsi dan tugas untuk menyebarkan informasi
agar menarik perhatian publik, sehingga
diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa
citra positif dari publik terhadap organisasi atau
perusahaan.
6) Lobbying, Public Relations dituntut untuk
mempunyai kemampuan dalam hal melobi
secara pendekatan pribadi serta dapat
bernegosiasi dengan berbagai pihak, untuk
mencapai kesepakatan sehingga timbul saling
menguntungkan dari pihak lain.
7) Social Responsibility, peran public relations
dalam aspek ini cukup penting, karena public
relations harus membuat program-program
dalam hal kepedulian kepada masyarakat untuk
mendapatkan simpati dari publik.13
2. Strategi Public Relations
13 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, h.
15
29
a. Pengertian Strategi
Strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan, tetapi untuk mencapai tujuan tersebut
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukan arah saja, melainkan harus
menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.14
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi
berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus.15
Jadi, strategi dapat disimpulkan sebagai
suatu usaha dari sebuah organisasi atau perusahaan
yang sudah direncanakan dan diatur dengan cermat,
serta matang untuk pengembangan organisasi agar
terciptanya suatu tujuan.
Strategi menurut terminologi banyak dikemukakan
oleh beberapa pakar komunikasi, diantaranya:
1) Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck
merumuskan strategi adalah rencana yang
disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 300 15 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 859
30
utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.16
2) Bennet mengartikan bahwa strategi sebagai
arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam
mencapai misinya.17
3) Ahmad S. Adnan Putra menjelaskan bahwa
strategi adalah bagian terpadu dari suatu
rencana (plan), sedangkan rencana merupakan
produk dari suatu perencanaan (planning), yang
pada akhirnya perencanaan adalah salah satu
fungsi dasar dari proses manajemen.18
Dari beberapa penjelasan tentang strategi,
dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
sebuah rencana untuk merancang kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk
mencapai visi dan misi perusahaan tersebut,
karena rencana merupakan proses dasar dalam
sebuah manajemen.
b. Jenis Strategi
George A. Steiner mengatakan bahwa tidak
ada klasifikasi atau pengelompokan strategi yang
16 Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis
dan Kebijakan Perusahaan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988) h. 12 17 Sandra Oliver, Strategi Public Relations ( Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2007), h. 2 18 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media
Komunikasi, Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 133
31
diterima secara umum. Hanya saja dapat dilakukan
penggolongan menurut dimensi strateginya, yaitu:
1) Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup yakni
strategi dapat lebih luas atau sempit sesuai
dengan pemahaman.
2) Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan
tingkat organisasi yakni strategi yang berdasar
pada jenjang setiap divisi yang memiliki
strateginya masing-masing dan merupakan
cabang dari strategi utama sebuah perusahaan.
3) Klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi
dengan sumber material atau non material yakni
dengan melihat bentuk fisik seperti Sumber
Daya Manusia, yang tersedia atau gaya
manajemen, pola pikir atau falsafah
perusahaan.
4) Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi
sebagai contoh pertumbuhan adalah sasaran
utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat
banyak strategi yang dapat dipilih untuk
menjamin pertumbuhan tersebut.
5) Klasifikasi berdasarkan strategi pribadi
manajer. Semakin tinggi tingkat manajer,
semakin penting artinya strategi ini bagi
kehidupan organisasi.19
19 George A. Steiner & Jhon B. Miner, Kebijakan dan Strategi
Manajemen (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 18-19
32
Berdasarkan klasifikasi strategi diatas,
maka strategi suatu organisasi dapat dilihat dari
ruang lingkup yang lebih luas ataupun sempit
pada lingkungan internal maupun eksternal
yang tujuannya untuk mencapai misi
organisasi. Dalam sebuah organisasi, tentunya
setiap divisi memiliki jenis strategi yang
berbeda-beda. Strategi dilihat juga dari segi
materil maupun non materil, seperti adanya
Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
pola manajemen dalam sebuah organisasi.
Nantinya semakin tinggi tingkat manajer, maka
semakin penting strategi bagi organisasi dalam
perusahaan.
Menurut Harwood Childs, ada beberapa
strategi dalam kegiatan public relations untuk
merancang suatu pesan dalam bentuk informasi
atau berita, yaitu sebagai berikut:20
1) Strategy of Publicity
Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan
(massage) melalui proses publikasi suatu berita
melalui kerja sama dengan berbagai media
massa. Selain itu, dengan menggunakan taktik
rekayasa suatu berita akan dapat menarik
20 Elvinaro Ardianto, Public Relations, Suatu Pendekatan Praktis:
Kiat Menjadi Komunikator dalam Berhubungan dengan Publik dan
Masyarakat (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 116
33
perhatian audiensi sehingga menciptakan
publisitas yang menguntungkan.
2) Strategy of Persuation
Berkampanye untuk membujuk atau
menggalang khalayak melalui teknik sugesti
atau persuasi untuk mengubah opini publik
dengan menggunakan segi emosional dari suatu
cerita, artikel, atau featuris berlandaskan
humanity interest.
3) Strategy of Argumentation
Strategi ini biasanya dipakai untuk
mengantisipasi berita negatif yang kurang
menguntungkan (negative news), kemudian
dibentuk berita tandingan yang mengemukakan
argumentasi yang rasional agar opini publik
tetap dalam posisi yang menguntungkan.
4) Strategy of Image
Strategi pembentukan berita yang positif dalam
bentuk publikasi untuk menjaga citra lembaga
atau organisasi termasuk produknya. Misalnya
tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi
bagaimana menciptakan publikasi
nonkomersial dengan menampilkan kepedulian
terhadap lingkungan sosial (humanity relations
and social marketing) yang menguntungkan
citra bagi lembaga atau organisasi secara
keseluruhan (corporate image).
34
c. Tahap-Tahap Strategi
Dalam proses penerapan strategi, tahapan
strategi menurut Fred R. David menjadi dasar
utama atau acuan untuk melaksanakan strategi ke
yang lebih khusus dan spesifik, karena hal itu akan
membantu keakuratan dari penelitian tersebut.
Dalam bukunya Fred R. David mengemukakan
bahwa sebuah strategi dapat teruji keberhasilannya
jika telah melalui ketiga tahapan dasar berikut,
tahapan-tahapan tersebut diantaranya:
1) Perumusan Strategi
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam
melaksanakan strategi yaitu dengan cara
merumuskan strategi, atau menyusun strategi
apa yang akan digunakan. Pada tahap ini antara
lain bertugas menetapkan visi dan misi,
mengidentifikasi, peluang dan tantangan yang
dihadapi organisasi dari sudut pandang
eksternal, menetapkan kelemahan dan
keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut
pandang internal, menyusun rencana jangka
panjang, membuat strategi-strategi alternatif
dan memilih strategi tertentu yang dicapai.
2) Implementasi Strategi
Setelah melakukan perumusan dan menetapkan
strategi yang digunakan, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan atau
35
menetapkan strategi yang telah ditetapkan
tersebut. Pada tahap ini memerlukan suatu
keputusan dari pihak yang berwenang dalam
mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi
pegawai, dan mengalokasikan sumber daya
yang dimiliki sehingga strategi yang sudah
diformulasikan dapat dilaksanakan.
Implementasi strategi atau disebut juga dengan
penerapan strategi mencakup pengembangan
budaya yang sportif pada strategi, penciptaan
struktur organisasi yang efektif, pengarahan
ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan
anggaran, pengembangan serta pemanfaatan
sistem informasi, dan pengaitan kompensasi
karyawan dengan kinerja organisasi.
3) Evaluasi Strategi
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam
pelaksanaan strategi. Para manajer sangat perlu
untuk mengetahui ketika ada strategi yang
sudah diformulasikan tidak berjalan dengan
baik. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi
di masa yang akan datang karena berbagai
faktor eksternal dan internal yang terus menerus
dapat berubah. Evaluasi strategi terdapat tiga
aktivitas yang dianggap sangat krusial,
diantaranya mereview faktor-faktor internal
36
dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi
saat ini, mengukur performa dan mengambil
langkah korektif.21 Evaluasi juga dapat menjadi
tolak ukur untuk strategi yang akan
dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan
juga untuk memastikan sasaran yang
dinyatakan telah tercapai atau belum.
d. Strategi Public Relations
James E. Grunig dan Fred Repper,
mengemukakan model strategic management
dalam kegiatan Public Relations, yaitu:
1) Tahap Stakeholders
Sebuah organisasi atau perusahaan
mempunyai hubungan dengan
publiknya karena perilaku organisasi
mempunyai pengaruh terhadap
stakeholder atau sebaliknya. Public
Relations harus melakukan survey
untuk terus membaca perkembangan
lingkungannya, dan membaca perilaku
organisasinya serta menganalisis
konsekuensi yang akan timbul.
Komunikasi yang dilakukan secara
kontinyu dengan stakeholders ini
membantu organisasi untuk tetap stabil.
21 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, h. 7
37
2) Tahap Publik
Publik terbentuk ketika organisasi atau
perusahaan menyadari adanya suatu
permasalahan. Publik selalu eksis
bilamana ada problem yang mempunyai
potensi terhadap mereka. Oleh karena
itu public relations perlu terus menerus
mengidentifikasi publik yang muncul
terhadap berbagai problem.
3) Tahap Isu
Publik muncul sebagai konsekuensi dari
adanya problem selalu mengorganisasi
dan menciptakan “isu” yang dimaksud
dengan “isu” disini dalam arti suatu
tema yang dipersoalkan.22
3. Teori Citra
a. Pengertian Citra
Menurut Sandra Oliver ia berpendapat,
studi terkini menunjukkan bahwa citra tidak hanya
terdiri dari sebuah realitas tunggal yang dipegang
oleh individu, tetapi juga mereka yang memegang
serangkaian gambaran yang saling terhubung yang
terdiri dari banyak unsur atau objek yang menyatu
dan yang diinterpretasikan melalui bahasa.23
22 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public
Relations, h. 92-94 23 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, h. 52
38
Citra perusahaan di mata publik dapat
terlihat dari pendapat atau pola pikir komunal pada
saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Satu hal
yang perlu dipahami sehubungan dengan
terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah
adanya persepsi yang berkembang di benak publik
terhadap realitas. Realitas dalam public relations
adalah apa yang tertulis di media.24
Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus
merupakan reputasi yang hendak dicapai bagi dunia
hubungan masyarakat atau public relations.
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan
tidak dapat diukur secara matematis, tetapi
wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik
atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik
positif maupun negatif yang khususnya datang dari
publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada
umumnya.
Penilaian atau tanggapan masyarakat
tersebut berkaitan dengan timbulnya rasa hormat,
kesan-kesan yang baik dan menguntungkan
terhadap suatu citra atau lembaga organisasi atau
produk barang, dan jasa pelayanannya yang
diwakili oleh pihak humas atau public relations.
Landasan citra itu berakar dari nilai-nilai
24 Firsan Nova, Crisis Public Relations ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 297
39
kepercayaan yang kongkritnya diberikan secara
individual, dan merupakan pandangan atau
persepsi, serta terjadinya proses akumulasi dari
amanat kepercayaan yang telah diberikan oleh
individu-individu tersebut, akan mengalami suatu
proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu
opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu
sering dinamakan citra (image).25
b. Jenis-Jenis Citra
Citra perusahaan adalah persepsi yang
berkembang dalam benak publik mengenai realitas
(yang terlihat) dari perusahaan itu. Adapun Frank
Jefkins menjelaskan, bahwa ada beberapa jenis
citra (image), yakni: citra bayangan (mirror image),
citra yang berlaku (current image), citra yang
diharapkan (wish image), citra perusahaan
(corporate image) serta citra majemuk (multiple
image).26
1) Citra Bayangan (mirror image)
Citra bayangan adalah citra atau pandangan
orang dalam perusahaan mengenai pandangan
masyarakat terhadap organisasinya. Citra ini
sering kali tidaklah tepat bahkan hanya sekadar
ilusi sebagai akibat dari tidak memadainya
25 Elvinaro Ardianto, Public Relations: Suatu Pendekatan Praktis, h.
118 26 Frank Jefkins, Public Relations, h. 20
40
informasi, pengetahuan atau pemahaman yang
dimiliki oleh kalangan dalam organisasi ini
mengenai pendapat atau pandangan dari pihak
luar.27
2) Citra yang Berlaku (current image)
Kebalikan dari citra bayangan, citra yang
berlaku adalah citra atau pandangan orang luar
mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya
dengan citra bayangan, citra yang terbentuk
belum tentu sesuai dengan kenyataan. Biasanya
citra ini cenderung negatif. Karena citra ini
sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya
informasi yang didapatkan oleh mereka yang
mempercayainya. Munculnya sifat kecurigaan,
prasangka buruk (prejudice), kesalahpahaman
(missunderstanding) yang membuat citra
berkesan negatif.
3) Citra yang diharapkan (wish image)
Citra harapan adalah citra yang diinginkan oleh
perusahaan. Citra ini juga tidak sama dengan
citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang
diharapkan lebih baik daripada citra yang
sesungguhnya. Citra yang diharapkan itu
biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk
27 Firsan Nova, Crisis Public Relations, h. 298
41
sesuatu yang relatif masih baru, ketika khalayak
belum memiliki informasi yang memadai.
4) Citra Perusahaan (corporate image)
Citra perusahaan adalah citra dari suatu
organisasi secara keseluruhan. Bukan hanya
citra atas produk dan pelayanannya. Citra
perusahaan terbentuk dari banyak hal seperti
sejarah atau kinerja perusahaan, stabilitas
keuangan, kualitas produk, keberhasilan
ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi
sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan
untuk tanggung jawab sosial, dan komitmen
mengadakan riset. Public relations dituntut
untuk ikut bertanggung jawab dalam
membangun citra perusahaan untuk
berkompetisi dengan perusahaan swasta.
5) Citra Majemuk (multiple image)
Citra majemuk adalah kumpulan citra yang
bersifat individu dalam suatu organisasi.
Jumlah citra yang dimiliki oleh suatu
perusahaan akan sama banyaknya dengan
jumlah pegawainya. Untuk menghindari hal
yang tidak diinginkan, maka dilakukan
penyeragaman dengan mengurangi variasi citra
yang ada.
6) Citra Penampilan (performance image)
42
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada
subyeknya, bagaimana kinerja atau penampilan
diri (performance image) para profesional pada
perusahaan yang bersangkutan dalam
memberikan berbagai bentuk dan kualitas
pelayanannya, seperti etika menyambut
telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya
yang menyenangkan, nantinya ini akan
memberikan kesan yang selalu baik. Hal ini
masih kurang diperhatikan atau disepelekan
banyak orang tetapi akan sangat berdampak
pada citra perusahaan.28
Citra yang baik dari suatu organisasi akan
memberikan dampak yang menguntungkan,
kebalikannya jika citra dari suatu organisasi
buruk sudah pasti akan memberikan dampak
kerugian bagi sebuah organisasi. Groonroos
mengidentifikasikan peran citra bagi
perusahaan, yaitu:
a. Citra positif akan memudahkan bagi organisasi
untuk berkomunikasi secara efektif dan
membuat orang-orang lebih mengerti dengan
komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang
netral atau tidak diketahui mungkin tidak
menyebabkan kehancuran, tetapi hal itu tidak
28 Elvinaro Ardianto, Public Relations: Suatu Pendekatan Praktis, h.
121
43
membuat komunikasi dari mulut ke mulut
berjalan lebih efektif.
b. Citra sebagai alat penyaring untuk
memengaruhi persepsi kegiatan perusahaan.
c. Citra merupakan fungsi dari pengalaman dan
harapan konsumen.
d. Citra memiliki pengaruh penting pada
manajemen.29
Setiap perusahaan harus memiliki citra di
masyarakat, citra itu sendiri dapat bertingkat
baik, sedang, atau buruk. Dampak dari
tingkatan citra tersebut akan berpengaruh pada
keberhasilan suatu perusahaan, untuk
perusahaan bersaing dengan perusahaan
lainnya.
c. Proses Pembentukan Citra
Citra adalah kesan yang diperoleh
seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertian
tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk
mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek
dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek
tersebut. 30
Proses pembentukan citra dalam struktur
kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem
29 Firsan Nova, Crisis Public Relations, h. 303 30 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public
Relations, h. 114
44
komunikasi dijelaskan oleh John S, Nimpoeno
dalam laporan penelitian tentang tingkah laku
konsumen, seperti yang dikutip Danansaputra
sebagai berikut.31
Public Relations digambarkan sebagai
input- output-. Proses dalam model ini adalah
pembentukan citra sedangkan input adalah stimulus
yang diberikan dan output adalah tanggapan atau
perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan
melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.32
31 Firsan Nova, Crisis Public Relations Strategi Menghadapi Krisis,
Mengelola Isu, Membangun citra, dan Reputasi Perusahaan, h. 304 32 Firsan Nova, Crisis Public Relations Strategi Menghadapi Krisis,
Mengelola Isu, Membangun citra, dan Reputasi Perusahaan, h. 304-305
Kognisi
Sikap
Persepsi
Persepsi Perilaku Stimulus
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah PT. Pos Indonesia
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu
panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang
Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff
pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih
menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi
mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan
bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda.
Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran
dan fungsi pelayanan kepada publik. Setelah Kantorpos
Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan
Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos
yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk
mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu
ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan. Pos
Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status
mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone).
Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan
ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih
diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik.
Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan
telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun
46
1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro
(PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai
badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos
dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar
negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni
1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT
Pos Indonesia (Persero). Dengan berjalannya waktu, Pos
Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya
dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan
memanfaatkan infrastruktur jejaring yang dimilikinya yang
mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau
100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan
dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi
terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan
informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos
Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos
online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa
kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung
satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode
Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman
pos dimana tiap jengkap daerah di Indonesia mampu
diidentifikasi dengan akurat.
B. Profil Public Relations PT. Pos Indonesia
PT. Pos Indonesia adalah perusahaan jasa yang
terbesar di Indonesia dengan beragam varian jasa yang
dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia. Berawal dari latar
47
belakang tersebut dan dengan banyaknya jasa yang PT. Pos
tawarkan kepada masyarakat sehingga diperlukannya
penanganan secara khusus, karena pada kenyataannya
pelayanan jasa yang diberikan tidak selamanya berjalan
lancar dikarenakan banyak faktor yang dapat menghambat
kelancaran dalam pelayanan jasa, baik secara teknis
maupun non teknis.
Permasalahan tersebut semakin kompleks dari
waktu ke waktu. Oleh karena itu pada tahun 1997
dibentuklah divisi khusus untuk menangani masalah
tersebut yaitu divisi solution care yang berganti nama
dengan costumer service. Selang beberapa waktu divisi
costumer service ini berganti nama menjadi costumer care
hingga sekarang.
Adapun tugas dari costumer care ini, diantaranya:
1. Menjaga brand image perusahaan.
2. Menerima keluhan pelanggan atas jasa PT. Pos
Indonesia.
3. Menginformasikan produk jasa PT. Pos Indonesia.
4. Mempublikasikan produk dan jasa PT. Pos Indonesia.
5. Memberikan pembinaan kepada para pengguna
layanan PT. Pos Indonesia.
6. Memberikan kebutuhan informasi untuk kedua belah
pihak baik internal maupun eksternal.
7. Menginformasikan kebijaksanaan perusahaan baik
secara internal maupun eksternal.
48
Bagian public relations Kantor Pusat PT. Pos
Indonesia (Persero) merupakan salah satu bagian yang
secara struktur berada di bawah Divisi Komunikasi
Korporat Kantor Pusat PT. Pos Indonesia. Kantor pusat
bagian public relations yang lazim di masyarakat dikatakan
Humas (Hubungan Masyarakat) berkantor di Jalan
Anggrek No. 59 Bandung 40115. Public Relations Kantor
Pusat membawahi 11 Public Relations di kantor-kantor
area di seluruh Indonesia.
Aktivitas kehumasan PT. Pos Indonesia (Persero)
sudah sangat terasa dan terbukti kinerja dan isi blog divisi
public relations PT. Pos Indonesia pada link
http://anggrek59news.com dan website resmi PT. Pos yaitu
www.posindonesia.com.
Bagian public relations PT. Pos Indonesia telah
beberapa kali berganti penamaan seiring dengan perubahan
zaman. Pertama yaitu bernama Bagian Komunikasi
Perusahaan kemudian berubah menjadi Bagian
Komunikasi Korporat dan sejak tahun 2010 kembali
berubah menjadi Bagian public relations.
Tugas dan Fungsi public relations memberikan
informasi, meyakinkan, meraih simpati, dan
membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau
membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah
situasi. Posisi public relations merupakan penunjang
tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen
49
organisasi. Sasaran public relations adalah publik internal
dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan
publiknya dan mencegah timbulnya rintangan yang
mungkin terjadi di antara keduanya.
C. Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia
Gambar 1
Logo PT. Pos Indonesia
Pada logo PT. Pos, burung Merpati melambangkan
pos yang siap terbang mengelilingi dunia telah bebas tak
terkurung oleh segi-lima dan padi kapas, berjalan semakin
cepat, divisualisasikan dengan sayap yang bergaris-garis
horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan
mengecil di ujung, usaha untuk memvisualisasikan
kecepatan serta burung merpati merupakan pengantar surat
pada zaman kuda melambangkan bahwa pos adalah
pengantar pesan. Ukuran burung lebih besar dibandingkan
50
dengan bola dunia, dapat terbaca bahwa burung dapat
menguasai dunia. Bola dunia juga melambangkan bahwa
PT. Pos Indonesia melayani hingga ke seluruh dunia.
Warna orange digunakan untuk melambangkan bahwa
kantor pos melayani hingga ke pelosok negeri, bahkan
dalam keadaan gelap. Sehingga warna orange dapat terlihat
jelas, dan mudah dikenali. Tulisan dengan tipografi bold:
POS INDONESIA, adalah nama perusahaan dengan
identitas negara, berada di bawah gambar burung dan bola
dunia, disini terbaca bahwa yang utama adalah
profesionalitas di bidang usaha, dengan slogan “Untuk
anda kami ada”, untuk menambah kesan mengutamakan
pelayanan.
D. Visi dan Misi PT. Pos Indonesia
1. Visi PT. Pos Indonesia
“Menjadi raksasa logistik dari Timur”
2. Misi PT. Pos Indonesia
a. Berperan penting sebagai aset yang berguna bagi
bangsa dan negara.
b. Menciptakan tempat berkarya yang menyenangkan
guna berkontribusi secara maksimal.
c. Menyediakan layanan prima yang menjadi pilihan
pertama bagi para pelanggan.
d. Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik
bagi stakeholder utama.
51
E. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia
Gambar 2
Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia
Sumber: Website resmi PT. Pos Indonesia
www.posindonesia.com
Struktur organisasi PT. Pos Indonesia Pusat, yang
dimana PT. Pos Indonesia ini membawahi seluruh
kantorpos yang tersebar diseluruh Indonesia. Adapun
pemegang saham jabatan inti PT. Pos Indonesia, antara
lain:
1. Direktur Utama: Gilarsi W. Setijono
2. Sekretaris Perusahaan: Cahyat Rohyana
52
3. Direktur Kurir dan Logistik: Barkah
Hadimoeljono
4. Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan:
Ihwan Sutardiyanta
5. Direktur Sumber Daya Manusia: Agus F.
Handoyo
6. Direktur Keuangan dan Umum: Eddy Santosa
7. Direktur Informasi dan Teknologi: Charles
Sitorus
F. Struktur Public Relations PT. Pos Indonesia
Gambar 3
Struktur Public Relations PT. Pos Indonesia
Adapun jobdesk dari struktur public relations ini, antara
lain:
1. Divisi Internal
a. Mengorganisir kegiatan event-event penting di
perusahaan dan membuat panduan umum untuk
Manager Public Relations &
Communication Media
Div. Internal Div. EksternalDiv. Keuangan dan
Pengadaan
53
penyelenggaraan serta mengelola kegiatan
dokumentasi.
b. Mengembangkan metode komunikasi internal yang
efektif.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi dampak
kebijakan manajemen.
d. Menyusun kegiatan perusahaan berdasarkan data
kalender kegiatan.
e. Mengorganisir dan mengkoordinasikan dengan
bagian terkait untuk penerbitan dan sirkulasi
kalender, agenda perusahaan, dan kartu ucapan
perusahaan tepat waktu.
2. Divisi Keuangan dan Pengadaan
a. Membuat nota pusat permintaan HPS pengadaan
pembuatan barang-barang souvenir.
b. Membuat kerangka acuan kerja dan surat
permintaan penawaran harga souvenir.
c. Melaksanakan seleksi dan evaluasi penawaran
harga.
d. Membuat surat perintah kerja dan surat perjanjian
kontrak.
e. Menyusun dan mengarsipkan naskah-naskah
pekerjaan.
3. Divisi Eksternal
a. Mendukung aktivitas public relations di bidang
penyiapan materi advertorial iklan.
54
b. Menyusun draft new release untuk kebutuhan berita
setiap event perusahaan.
c. Mendukung penyiapan materi iklan display
perusahaan maupun produk, melalui koordinasi
dengan pihak terkait.
d. Mengerjakan surat menyurat atas proposal yang
disetujui.
e. Melakukan pendampingan dalam lingkup kerja
komunikasi eksternal.
f. Membantu menjawab pengaduan masyarakat pada
media massa.
g. Membantu melakukan analisis media massa secara
bulanan.
G. Sarana dan Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia
Kantor public relations PT. Pos Indonesia berada di
Jalan Anggrek No. 59 Bandung. Kantor yang berada cukup
jauh dari kantor pos pusat, ini hanya digunakan oleh staff
dan bagian Public Relations. Adapun sarana dan prasarana
yang terdapat di kantor Public Relations PT. Pos Indonesia
adalah sebagai berikut:
55
Tabel 1
Daftar Sarana Kantor Public Relations PT. Pos Indonesia
NO. SARANA JUMLAH
1 Ruang Tamu 1
2 Ruang Manajer Public
Relations
1
3 Ruang Divisi Internal 1
4 Ruang Divisi Eksternal 1
5 Ruang Divisi Keuangan dan
SDM
1
6 Ruang Tengah (santai) 1
7 Ruang Editor 1
8 Ruang Rapat 1
9 Ruang Karyawan 5
10 Kamar Mandi/WC 3
11 Mushola 1
12 Dapur 1
13 Kamar Petugas Keamanan 1
14 Gudang 2
Tabel 2 Daftar Prasarana Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia
NO. PRASARANA JUMLAH
1 Komputer 10
2 Televisi 2
3 AC 5
4 Saluran Indovision 1
5 Printer 10
6 Telepon Umum 2
7 Telepon Saluran Internal 6
8 Saluran PPM (Khusus
Internal)
1
9 Saluran Internal Speedy 1
10 Mesin Fax 3
11 Mesin Penjilid 1
12 Mesin Photocopy 1
13 Kamera DSLR 5
56
14 Handicam Profesional 2
15 Tripod 5
16 X-Banner 5
17 Papan Pengumuman 5
18 Lemari File 10
19 Meja dan kursi kerja
karyawan
15
20 Kulkas 1
21 Kompor Gas 1
57
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari April hingga Juli,
termasuk didalamnya proses mencari dan menunggu persetujuan
dari pihak perusahaan yang ingin saya teliti. Mulai dari tidak
diberikan kepastian oleh staff perusahaan, dipindahkan lokasi
penelitian hingga akhirnya diterima untuk melakukan penelitian di
PT. Pos Indonesia (Persero). PT. Pos Indonesia merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan logistik yang berada
dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Peneliti menggunakan citra perusahaan (Corporate Image)
untuk melihat apakah PT. Pos Indonesia dapat bersaing dengan
perusahaan swasta di tengah era globalisasi ini, karena PT. Pos
Indonesia merupakan perusahaan milik negara tertua yang ada di
Indonesia, mempunyai visi dan misi untuk menjadi raksasa logistik
dari Timur yang bertujuan untuk meningkatkan layanan logistik di
Indonesia maupun Internasional. Citra ini berkaitan dengan sosok
perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan
citra perusahaan yang positif, lebih dikenal, serta diterima oleh
publiknya.
Dalam melakukan publikasi terhadap produk-produk yang
dimiliki oleh PT. Pos Indonesia, perusahaan ini mempunyai divisi
Marketing and Corporate Communications yang didalamnya
terdapat bagian Public Relations and Communication Media,
58
supaya perusahaan dapat lebih fokus mempublikasikan kebijakan
perusahaan bahkan public relations berupaya ikut bertanggung
jawab untuk mempertahankan citra perusahaan.
Dengan demikian untuk mengetahui strategi public
relations PT. Pos Indonesia dalam membangun citra perusahaan,
peneliti melakukan wawancara dengan Manajer Public Relations
and Communication Media dari PT. Pos Indonesia.
A. Strategi Public Relations PT. Pos Indonesia dalam
Membangun Citra Perusahaan
PT. Pos Indonesia merupakan perusahaan jasa dan logistik
pertama di Indonesia yang berkembang cukup pesat sampai
dengan sekarang ini. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran
seluruh karyawan PT. Pos Indonesia serta divisi-divisi yang ada di
dalam PT. Pos Indonesia, terutama divisi public relations. Dalam
PT. Pos Indonesia, divisi public relations berada dibawah naungan
Marketing and Corporate Communications. Hanya namanya saja
yang berbeda akan tetapi perannya tetap sama dengan public
relations.
Dalam melakukan proses public relations, PT. Pos
Indonesia menggunakan tahapan kerja Fact Finding, Planning,
Communicating, and Evaluating. Konsep ini merupakan salah satu
konsep strategi pemasaran yang bertujuan untuk memberi
kepuasan pada konsumen dan memberi keuntungan pada
perusahaan.
Dalam upaya membangun citra PT. Pos Indonesia di
masyarakat, divisi public relations PT. Pos Indonesia menentukan
59
strategi yang tepat agar program yang direncanakan dapat
terwujud. Strategi yang digunakan public relations PT. Pos
Indonesia adalah:
1. Meningkatkan Pelayanan
Pelayanan yang baik akan menciptakan
kepercayaan dari para stakeholder. Dengan kepercayaan
itu, citra yang dibentuk oleh public relations PT. Pos
Indonesia akan terbangun. Strategi ini digunakan karena
menurut public relations PT. Pos Indonesia cukup bagus
dalam upaya membangun citra. Ada beberapa hal yang
dilakukan oleh PT. Pos Indonesia dalam melalukan strategi
untuk meningkatkan pelayanan kepada para
stakeholdernya. Menurut Ibu Tita Puspitasari selaku
Manajer Communication and Public Relation:
“Kalo kita sudah mempunyai brand image yang
bagus maka masyarakat akan berminat untuk
menggunakan jasa kita, karena jika image dari
masyarakat terhadap PT. Pos Indonesia sudah baik
maka mereka mau tidak mau akan menggunakan
dan tertarik kepada PT. Pos Indonesia. Public
Relations intinya ingin membina hubungan yang
harmonis, bekerjasama dengan para stakeholder
melalui komunikasi langsung, menggunakan
sarana media serta melalui event-event. Kita
berusaha untuk membangun image PT. Pos
60
Indonesia baik di mata publiknya, agar perusahaan
ini kedepannya terus berkembang”1
a. Membuatkan produk dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dengan tarif paling ekonomis
untuk mengembalikan kepercayaan dari masyarakat
terhadap PT. Pos Indonesia.
Produk-produk yang ada di PT. Pos Indonesia ada
beberapa macam, misalnya dalam Surat dan Paket ada
Pos Kilat Khusus, Pos Express, Paketpos Biasa,
Suratpos Biasa, Admail Pos, Express Mail Service
(EMS). Kemudian produk jasa keuangan misalnya,
Pospay, Weselpos, Giropos, Fund Distribution, Bank
Chaneling. Produk Integrasi Logistik misalnya, Profil
Produk, Kargopos Ritel Udara, Kargopos Ritel Darat.
PT. Pos Indonesia juga mempunyai layanan Tarif
Kirim Uang yang menggunakan Tarif Weselpos
Domestik dan layanan FAQ.
b. Mempunyai kemudahan akses dan jangkauan
pelayanan hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Jaringan Pos Indonesia kuat sampe ke daerah terpencil
terbukti dengan adanya kode pos, saat ini kode pos pasti
digunakan karena sudah jadi bagian yang relevan serta
menjadi penguatan Pos Indonesia sebagai alat untuk
mendekati publik.
c. Meluncurkan layanan chatbot.
1 Wawancara pribadi dengan Bu Tita Puspitasari, Bandung, tanggal
11 April 2018.
61
“Chatbot merupakan software yang dirancang
khusus untuk mensimulasikan percakapan dengan
satu atau lebih manusia baik secara audio atau teks
lalu mereka akan mengirim kembali (merespon)
sesuai kebutuhan yang kita inginkan. Chatbot ini
terintegrasi ke dalam aplikasi berkirim pesan dan
merespon kebutuhan informasi dan pertanyaan
pelanggan terhadap layanan Pos Indonesia.
Layanan ini berfungsi sebagai customer service
virtual yang melayani pelanggan selama 7x24 jam.
Ditanamkan pada berbagai platform messaging
seperti di Official Line @posindonesia, Telegram
di @posindonesia_officialbot, Facebook
Messanger di @posidn.care dan melalui Web
Widget yang tersedia di website resmi Pos
Indonesia dengan tulisan “Live Chat”.”2
Dengan diluncurkan chatbot ini merupakan salah satu
langkah transformasi digital Pos Indonesia dalam
memberikan layanan yang lebih efektif, efisien, dan
memberikan orientasi kepada para pelanggan. Layanan
ini dapat memberikan kemudahan akses bagi pelanggan
sekaligus merupakan bentuk adaptasi perusahaan
terhadap tren dan kebutuhan layanan modern.
2 Wawancara pribadi dengan Bu Tita Puspitasari, Bandung, tanggal
11 April 2018.
62
Gambar 4
Chatbot yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia
d. Membentuk komunikasi melalui event.
Gambar 5
Contoh event yang diselenggarakan oleh PT. Pos
Indonesia
63
“Pos Indonesia memberikan vokasi kewirausahaan
pada wartawan dari berbagai media, pelatihan yang
diikuti 50 jurnalis dibuka oleh Direktur Utama PT.
Pos Indonesia (Persero), Gilarsi W, Setijono dan
Sasongko Tedjo selaku Plt Ketua Umum PWI
Pusat.”
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sinergi
Kementrian BUMN dengan PWI Pusat yang
ditandatangani pada Hari Pers Nasional (HPN) 2018,
kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kemampuan
bekal berwirausaha bagi jurnalis.
“Bertepatan Hari Filateli Nasional yang diperingati
tanggal 29 Maret, Pos Indonesia meluncurkan seri
Prangko Dilan 1990, di Kantor Filateli, Jakarta Pusat.
Acara ini dihadiri Perwakilan Direktorat Jenderal
64
Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementrian
Komunikasi dan Informatika, serta Sekretaris
Perusahaan Pos Indonesia, Cahyat Rohyana. Dalam
sambutannya Perwakilan Kominfo mengajak
masyarakat untuk mencintai Prangko Indonesia.
Acara ini pun dimeriahkan Talkshow bersama
Desainer Seri Prangko Dilan 1990, @PidiBaiq. Pidi
Baiq sendiri merupakan Penulis Novel Dilan yang
diangkat menjadi Film Layar Lebar Dilan beberapa
waktu lalu.”
Bentuk event yang diselenggarakan oleh Pos Indonesia
ini merupakan salah satu alat komunikasi perusahaan
untuk mendekati generasi muda saat ini, karena
generasi muda menjadi salah satu target market Pos
Indonesia, agar para generasi muda tetap mengenal Pos
Indonesia dan menganggap bahwa Pos Indonesia ini
tidak ketinggalan zaman. Perangko juga merupakan
salah satu strategi Pos Indonesia untuk tetap eksis
hingga saat ini.
2. Membangun Good Relationship dengan Para
Stakeholder
Melakukan kerjasama dengan lembaga lain
merupakan salah satu dari strategi public relations PT. Pos
Indonesia dalam membangun citra perusahaan. Dalam
meningkatkan perkembangan perusahaan diperlukan
65
kerjasama pula dengan lembaga-lembaga yang ada di
masyarakat. Misalnya lembaga pemerintahan, lembaga
organisasi, dan lembaga-lembaga lain yang ada di
masyarakat yang bisa menunjang dan mempengaruhi
perkembangan perusahaan.
Kerjasama ini dilakukan PT. Pos Indonesia dalam
perjanjian kerja (MOU) dengan pihak lain. Kerjasama ini
tidak hanya menguntungkan untuk pihak PT. Pos Indonesia
tetapi juga cara untuk membangun citra perusahaan. Ada
beberapa MOU antara PT. Pos Indonesia dengan lembaga
lain, yaitu:
PT. Pos Indonesia melakukan kerjasama dengan
PT. Gaido Azza Darussalam Indonesia tentang Penerimaan
Setoran Haji Khusus, Umrah dan Halal Travel melalui Giro
Pos serta Refferal Produk Haji Khusus, Umrah dan Halal
Travel melalui Kantorpos. Dengan alasan, mereka
membutuhkan layanan untuk penerimaan setoran haji
khusus, umrah maupun travel dan memilih Giro Pos
sebagai penyaluran setoran mereka.
Selain itu, Pos Indonesia juga melakukan kerjasama
dengan Komisi Pemilihan Umum. Dengan alasan,
dipilihnya PT Pos sebagai mitra dalam pendistribusian
logistik pemilu atas dasar kepuasan kinerja BUMN tersebut
dalam membantu suksesnya pemilu 2014.
Berikut serangkaian perjanjian kerjasama PT. Pos
Indonesia:
66
Gambar 6
Contoh bentuk kerjasama yang dilakukan oleh PT.
Pos Indonesia
“PT. Pos Indonesia menggandeng PT. Gaido Azza
Darusalam Indonesia untuk melakukan kerjasama dalam
program penerimaan setoran haji khusus, umrah dan
halal travel melalui Giropos. Program ini bertujuan demi
meningkatkan silaturahmi dan pengembangan program
yang ada di Pos Indonesia. Hal ini diharapkan
berkontribusi untuk meningkatkan citra perusahaan dan
meningkatkan perkembangan perusahaan.”
67
“Jakarta, Penandatanganan Nota Kesepahaman antara
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dengan Pos
Indonesia terkait distribusi logistik Pemilihan Umum
(Pemilu) 2019 oleh Direktur Kurir dan Logistik Pos
Indonesia Bapak Barkah Hadimoeljono dan Ketua KPU
RI Bapak Arief Budiman. Penandatangan MoU ini
dilakukan oleh KPU RI karena menurut mereka kinerja
PT Pos telah terbukti keunggulannya dibanding
perusahaan jasa pengiriman lain di Indonesia. Menurut
Bapak Arief Budiman selaku Ketua KPU RI, beliau
mengatakan bahwa “Kemampuan PT. Pos sangat kuat
dan besar dibandingkan perusahaan pengiriman yang
ada. Khususnya dimasa kritis dan sempit dimana
perusahaan lain tidak mampu, PT. Pos bisa
menyelesaikan itu,” kata Arief, dilansir dari website
resmi KPU.”3
3 Pemanfaatan dokumen public relations perusahaan.
68
Program ini bertujuan untuk PT. Pos lebih meningkatkan
pengiriman dan pengelolaan logistik yang dapat dikirim
sampai ke luar negeri, dengan jaringan yang luas akan
membantu Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di
luar negeri untuk tetap mendapatkan akses suara dan
kebutuhan pemilu lainnya. Oleh karena itu, PT. Pos akan
lebih meningkatkanya sarana teknologi yang telah dimiliki.
3. Strategi Promosi
Proses sosialiasasi perlu dilakukan dengan kegiatan
promosi untuk meningkatkan pemanfaatan layanan
maupun informasi yang disediakan PT. Pos Indonesia.
Suatu perusahaan jika mempunyai produk, betapapun
baiknya dan bermanfaatnya aka tetapi tidak dikenal oleh
konsumen dan masyarakat, maka perusahaan tidak akan
berkembang secara maksimal. Oleh karenanya, perusahaan
perlu melakukan publikasi dan promosi melalui
departemen Marketing and Corporate Communication dan
media sosial yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia.
Kegiatan promosi dilakukan sesuai dengan rencana
pemasaran dalam rangka meningkatkan penjualan produk.
Selain itu kegiatan promosi juga dilakukan untuk
mempertahankan citra PT. Pos Indonesia sebagai raksasa
logistik dari timur.
Public relations disini bertugas untuk mendukung
segala kegiatan promosi baik secara langsung maupun
69
tidak langsung. Bentuk komunikasi secara langsung dapat
dilakukan dengan cara bekerjasama dengan insan pers
media cetak dan elektronik, selain itu juga dilakukan
komunikasi secara tidak langsung seperti dengan
penyebaran brosur, penyebarluasan kebijakan melalui surat
edaran, majalah internal, info pos, kabar dari pos, surat
kabar umum, majalah umum dan tabloid, dan media
elektronik seperti iklan di televisi, iklan radio, dialog
interaktif dalam siaran radio maupun televisi, dan
pembuatan Company Profile di Youtube Pos Indonesia.
4. Kegiatan Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan public relations PT. Pos
Indonesia merupakan kegiatan yang bersifat mendekatkan
perusahaan dengan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan bersifat sosial. Kegiatan sosialisasi bisa
dijadikan penghubung agar masyarakat mengetahui
tentang perusahaan dan produk-produk yang ada di
dalamnya serta agar perusahaan diterima di masyarakat.
Dalam hal ini, PT. Pos Indonesia menyelenggarakan donasi
buku untuk masyarakat serta bertujuan untuk menunjukkan
komitmen Pos Indonesia dalam mendukung Gerakan
Literasi Nasional dengan menggratiskan distribusi buku ke
tempat tujuan.
Program ini bertujuan untuk memudahkan
penyebaran buku, Pos Indonesia bekerja sama dengan
penggiat Taman Bacaan Masyarakat di seluruh Indonesia.
Sehingga, penyebaran buku tepat pada sasaran. Sampai
70
April 2018 sebanyak 25.580 koli dengan total berat
160.463 kg yang telah didistribusikan melalui Kantorpos
kepada Taman Baca Masyarakat di seluruh Indonesia.
Bulan ini genap 1 tahun program donasi buku untuk
masyarakat melalui Pos Indonesia. Perayaan satu tahun ini
sekaligus berbarengan dengan Hari Buku Nasional yang
jatuh pada tanggal 17 Mei. Pada perayaan kali ini juga
dilakukan pernyataan bersama mendukung Gerakan
Literasi untuk Meningkatkan Toleransi oleh para pegiat
yang diwakili oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Muhadjir Effendy, di Kantor Pos Jakarta Pusat.
“Kegiatan Donasi Buku untuk masyarakat ini diadakan
tanggal 17 setiap bulan, dimana masyarakat dapat
mengirimkan donasinya melalui Kantorpos secara gratis ke
seluruh wilayah Indonesia. Selain melalui loket setiap
tanggal 17, masyarakat dapat langsung memasukkan buku
donasinya melalui dropbox yang tersedia di berbagai
Kantorpos.”
Berdasarkan Impression Management Theory,
yaitu proses sadar atau tidak sadar di mana orang berusaha
untuk mempengaruhi persepsi orang lain tentang benda,
orang atau peristiwa. Hal ini biasanya digunakan seseorang
71
untuk mencoba mempengaruhi persepsi citra mereka, ini
digunakan untuk menggambarkan proses pembentukan
perusahaan atau citra publik organisasi. Di mana
perusahaan, berusaha menciptakan citra dan reputasi yang
baik bagi perusahaan itu sendiri dan di mata masyarakat.
Public relations PT. Pos Indonesia sejauh ini telah
melakukan dan menciptakan citra di mata masyarakat
dengan serangkaian program kerja yang mereka lakukan.
Hal ini dilakukan agar mereka terlihat baik di mata
masyarakat dan mendatangkan keuntungan sendiri untuk
perusahaan.
Seperti yang dikemukakan oleh Frank Jefkins
dalam bukunya yang berjudul Public Relations, terdapat
lima jenis citra di dunia public relations, diantaranya citra
bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current
image), citra yang diharapkan (wish image), citra
perusahaan (corporate image), dan citra majemuk
(multiple image). Berbagai citra yang ada, citra yang ingin
terus dipertahankan oleh PT. Pos Indonesia tentunya jenis
citra perusahaan yang positif. Pencapaian citra sendiri tidak
dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa
dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Penerimaan
dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya
datang dari publik dan masyarakat luas.4
4 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), h. 74.
72
Public Relations PT. Pos Indonesia memiliki
tanggung jawab perusahaan untuk meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple
bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Dimana tujuan yang diharapkan bukan lagi
single bottom line untuk kepentingan ekonomi, selain ini
corporate social responsibility menjadi bagian dari upaya
brand building dan peningkatan corporate image.
Menurut peneliti, jika dilihat dari salah satu jenis
citra yang dikemukakan Frank Jefkins yaitu citra
perusahaan (corporate image) bahwa citra PT. Pos
Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan yang baik.
PT. Pos Indonesia mempunyai jaringan yang luas hingga
4.800 Kantorpos online. Jumlah titik layanan (Point of
Sales) mencapai 58.700 titik dalam bentuk Kantorpos,
Agenpos, Mobile Postal Service, dan lain-lain. Pos
Indonesia memiliki jaringan yang dedicated, sistem
distribusi yang handal, Track and Trace, layanan yang
prima, kecepatan, ketepatan, serta harga yang kompetitif.
Kantorpos merupakan tempat strategis untuk transaksi
penjualan dan atau distribusi barang dan jasa.
Inovasi terus dilakukan oleh Pos Indonesia antara
lain pembangunan Postshop yang merupakan
pengembangan bisnis ritel yang diimplementasikan untuk
merubah image Kantorpos konvensional menjadi
73
Kantorpos modern dengan pola layanan one stop shopping,
yaitu Postal Services (jasa ritel) berupa layanan pengiriman
surat, paket, jasa keuangan, penjualan Postal items
(meterai, prangko, produk filateli dan lain-lain), layanan
Online Shopping. Pos Indonesia juga menyediakan layanan
e-commerce, serta layanan lainnya melalui aplikasi myPos
dan m-pospay.
PT. Pos Indonesia juga melakukan proses public
relations dalam kegiatannya. Proses tersebut dilakukan
sesuai dengan hasil rapat divisi public relations agar sesuai
dengan visi misi perusahaan dan mencapai target yang
direncanakan.
a. Melakukan Pengamatan
Pada Juli 2018 lalu PT. Pos Indonesia mendapati
keluhan terkait dengan jasa pengiriman paket, yaitu jenis
Paket Pos Kilat Khusus yang mana memberikan layanan
prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan tertentu di
Indonesia dalam waktu tempuh beberapa hari bahkan ada
yang satu hari saja namun pada pelaksanaannya terkadang
terjadi hambatan yang berakhirnya pada keterlambatan
pengiriman. Penanganan yang akan dilakukan adalah
dengan mengecek nomor resi kiriman barang, melalui
internet yang tersambung ke server PT. Pos Indonesia
sehingga pada akhirnya didapatkan informasi dimana paket
tersebut berada. Jika pelanggan masih merasa tidak puas
maka penanganan keluhan akan tetap dilakukan, karena
74
sudah menjadi tugas public relations untuk melakukan
pengamatan terhadap keluhan yang beredar di chatbox PT.
Pos Indonesia lalu mempublikasikan kepada pihak logistik
terkait keluhan tersebut. Selama 272 tahun PT. Pos
Indonesia berdiri, PT. Pos Indonesia berusaha untuk tetap
menjaga reputasi yang positif agar terhindar dari berita
negatif.
b. Perencanaan
Ibu Tita Puspitasari selaku Manajer Public
Relations and Communication Media menyatakan bahwa
dalam menangani suatu keluhan, pihak public relations PT.
Pos Indonesia tidak bisa menanganinya sendiri. Hal
tersebut berkaitan dengan beberapa unit yang terkait,
sehingga memerlukan kerjasama satu sama lain.
c. Mengomunikasikan
Penanganan yang harus dilakukan adalah dengan
menelpon bagian kantor luar daerah yang menjadi tujuan
paket dikirim seperti ketua tim pengantar express
berkoordinasi mengenai keberadaan paket tersebut, akan
tetapi terlebih dahulu customer service harus meminta
nomor yang bisa dihubungi agar bisa dikontak ketika
masalah telah ditemukan dan dapat diselesaikan.
d. Evaluasi
PT. Pos Indonesia berusaha meminimalisasi adanya
keluhan-keluhan yang beredar. Hal terpenting adalah
keluhan tersebut harus cepat diselesaikan dan jika terdapat
75
keluhan yang tidak bisa ditangani oleh karyawan maka
manajer akan turun dalam menangani keluhan tersebut dan
memberikan klarifikasi. Tahap evaluasi merupakan
tahapan terakhir proses kerja public relations. Setelah
komunikasi dilaksanakan, maka perusahaan pastinya
tertarik untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari tahap
komunikasi terhadap publiknya. Untuk mengetahuinya
maka dilakukan evaluasi, tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui apakah kegiatan public relations benar-benar
dilaksanakan menurut rencana atau tidak. Tahap ini
sangatlah penting, tanpa adanya evaluasi maka tidak akan
diketahui sejauh mana keberhasilan public relations dalam
melaksanakan kegiatannya. Dengan melihat strategi yang
digunakan PT. Pos Indonesia dalam membangun citra
perusahaan meliputi membangun citra positif, membangun
good relationship dengan para stakeholder, melakukan
promosi dan kegiatan sosialisasi tersebut bisa dikatakan
public relations PT. Pos Indonesia dapat terwujud.
B. Peran Public Relations PT. Pos Indonesia dalam
Perusahaan
Peran merupakan dimana orang atau intuisi melaksanakan
tugas sesuai dengan apa yang menjadi tugasnya. Public
relations PT. Pos Indonesia sangat berperan dalam
membangun citra perusahaan. Public relations mempunyai
peran sebagaimana fungsinya sebagai penunjang manajemen
dan membina hubungan dengan pihak publik, selain itu public
76
relations juga melakukan peran sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
Menurut Ibu Tita Puspitasari, Manager Public Relations &
Communication Media, peran public relations yaitu:
1. Sebagai communicator, public relations melakukan
hubungan timbal balik dengan publiknya. Public
relations mendengarkan apa yang disampaikan oleh
publik melalui media yang telah disediakan oleh
perusahaan misalnya melalui Live Chat di Website,
Facebook, Twitter, Instagram, Telegram, dan Line PT.
Pos Indonesia. Dalam keadaan apapun pihak public
relations harus siap dalam menghadapi keadaan yang
terjadi di lingkungan perusahaan. Public relations
berusaha menjaga nama baik perusahaan.
2. Sebagai fasilitator, public relations mempunyai tugas
untuk menyiapkan fasilitas dalam kegiatan yang akan
diadakan oleh perusahaan.
Public relations PT. Pos Indonesia bekerjasama dengan
Arsip Nasional Republik Indonesia untuk menggelar
Peringatan 73 tahun lahirnya Pancasila, event ini
menyuguhkan Pameran Arsip Otentik Pidato M. Yamin
serta PT. Pos Indonesia meluncurkan buku “Tjamkan
Patnja Sila” dan meluncurkan prangko dan sampul
peringatan 73 tahun pancasila. Public relations PT. Pos
Indonesia mempersiapkan semua yang dibutuhkan
dalam acara tersebut.
77
3. Sebagai stabilisator perusahaan, jika perusahaan
mengalami keadaan yang tidak diinginkan atau yang
bisa mengancam perusahaan, public relations bertugas
untuk menstabilkan keadaan yang ada di perusahaan.
Seperti yang dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam
bukunya yang berjudul Public Relations, terdapat lima jenis citra
di dunia public relations, diantaranya citra bayangan (mirror
image), citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan
(wish image), citra perusahaan (corporate image), serta citra
majemuk (multiple image). Dari berbagai citra yang ada, citra yang
ingin terus dipertahankan oleh PT. Pos Indonesia yaitu jenis citra
perusahaan yang positif. Pencapaian citra sendiri tidak dapat
diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik
positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik
(khalayak sasaran) dan masyarakat luas lainnya.
Public relations selalu berusaha untuk menjalankan
aktifitas sesuai dengan hak dan kewajibannya, aktifitas yang
dilakukan dalam langkah meningkatkan citra antara lain:
Memberikan support kepada mitra kerja secara langsung
atau tidak. Misalnya dengan memberikan penghargaan dan
apresiasi kepada para pengelola Agenpos, dengan program
Amazing Agent Race. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
motivasi kepada Agenpos melalui program pemberian apresiasi
atas prestasi kinerja pendapatan layanan jasa kurir (surat dan
paket). Program Amazing Agent Race, diharapkan para pengelola
78
Agenpos semakin bergairah dan berlomba-lomba dalam
meningkatkan kinjerja pendapatannya.
Menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang
kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia baik melalui
media cetak maupun media elektronik. Kegiatan yang dilakukan
oleh PT. Pos Indonesia memang sengaja dipublish agar masyarakat
melihat bagaimana sisi dari PT. Pos Indonesia.
Dalam membangun citra perusahaan, PT. Pos Indonesia
menggunakan sarana-sarana agar kegiatan yang dilakukan berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ada di dalam visi dan
misi PT. Pos Indonesia. Berikut ini sarana yang digunakan oleh
PT. Pos Indonesia:
a. Melalui para Agenpos yang tersebar di seluruh
Indonesia, PT. Pos Indonesia saat ini mempunyai
kurang lebih 44.297 Agenpos Pospay dan 4.747
Agenpos Kurir. Peran Agenpos mempunyai posisi yang
sangat strategis dalam memberikan kontribusi
pendapatan bagi PT. Pos Indonesia. Tahun 2017 total
pendapatan jasa kurir (surat dan paket) diantaranya
25% berasal dari Agenpos, jumlah tersebut diharapkan
terus meningkat untuk tahun 2018 dan tahun-tahun
berikutnya.
b. Melalui media promosi yang dibuat seperti brosur-
brosur, flyer, iklan dan lain-lain. Maupun sosial media
yang ada seperti website, facebook, twitter, instagram,
dan youtube. PT. Pos Indonesia juga mempunyai media
79
promosi melalui media cetak seperti surat kabar dan
majalah pos, juga media elektronik seperti adanya tv
pos.
c. Melalui kegiatan-kegiatan yang diikuti oleh para
Agenpos yang tersebar di Indonesia.
Public relations PT. Pos Indonesia mendefinisikan publik
sebagai keseluruhan kalangan, tidak terbatas pada stakeholder
saja. Mereka yang merupakan non stakeholder juga merupakan
bagian dari sasaran public relations PT. Pos Indonesia. Hal
tersebut sejalan dengan nilai universal yang ingin dikedepankan
oleh PT. Pos Indonesia. Salah satu indikator respon positif dari
publik yaitu dengan diraihnya sederet penghargaan oleh PT. Pos
Indonesia pada beberapa tahun terakhir.
Dalam menjalankan bisnis setiap perusahaan akan
mempunyai pesaing bisnis begitupula dengan PT. Pos Indonesia,
menurut Ibu Tita Puspitasari citra suatu perusahaan yang positif
sangatlah diperlukan demi eksistensi di masa yang akan datang.
PT. Pos Indonesia melakukan beberapa strategi public relations
dengan maksimal, terbukti dari penghargaan yang diraih selama
beberapa tahun terakhir. Masa jatuh bangun pasti selalu ada,
karena tidak ada suatu kesuksesan perusahaan yang dilalui dengan
mudah. Faktor penghambat itu bukan penghambat bagi kita tetapi
tantangan. Saat ini perusahaan kurir sudah banyak sekali, itu
menjadi tantangan buat kita dimana PT. Pos Indonesia ini berada
di tengah-tengah perusahaan kurir swasta. Bagaimana kita bisa
tetap eksis karena ada faktor pendukung. Jne dan J&T itu baru,
80
sedangkan PT. Pos Indonesia telah berdiri selama 272 tahun. Itu
semua menjadi tantangan untuk PT. Pos Indonesia agar tetap
bertahan. Seperti mendapatkan award untuk customer experience,
artinya dalam hal apapun kita berusaha untuk ada.
Setelah melakukan beberapa kegiatan yang digunakan
untuk membangun citra perusahaan di mata masyarakat. PT. Pos
Indonesia pun mendapatkan penghargaan yang sesuai dengan
kinerja mereka. Berdasarkan sertifikat penghargaan yang diterima,
maka PT. Pos Indonesia berpandangan bahwa citra Pos Indonesia
di mata publik saat ini sudah baik sebagai perusahaan yang
bergerak di bidang logistik.
Pada tahun 2018, Pos Indonesia memperoleh:
1. Februari: Brand Pilihan Konsumen pada ajang
Indonesia Netizen Brand Choice Award 2018, dari
Warta Ekonomi. Pos Indonesia menjadi Top 5 Netizen
Choice in Logistics & Courier Services Category.
2. April: Contact Center Service Excellence Award 2018,
dari Majalah Service Excellence. Contact Center Pos
Indonesia mendapatkan predikat Excellence untuk
Kategori Contact Center Bisnis Kurir dengan nilai
85,93.
3. Mei: Indonesia Digital Innovation Award 2018
Kategori Perusahaan Logistik, dari Warta Ekonomi.
Public relations berupaya untuk menegakkan citra
perusahaan yang positif, baik dalam ruang lingkup internal
81
maupun eksternal, yaitu masyarakat. Untuk mencapai tujuan
tersebut, kegiatan public relations sudah semestinya dilaksanakan
melalui strategi dan ditujukan kepada sasaran yang tepat. Dengan
beberapa strategi public relations yang diterapkan oleh PT. Pos
Indonesia, diharapkan publik kembali memercayakan adanya
industri perposan di Indonesia. Citra positif dapat terus
dipertahankan jika mendapat dukungan penuh dari perusahaan
serta para stakeholder, dan pemerintah.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada dalam
penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah:
1. Public relations sangat berperan dalam sebuah
perusahaan. PT. Pos Indonesia khususnya, perusahaan
ini mempunyai divisi yang dikhususkan untuk
mempublikasikan informasi yang terkait perusahaan,
menjalin hubungan baik dengan lembaga lain. Dan hal
ini menunjukan bahwa public relations penting demi
kemajuan perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang dijalani
oleh public relations merupakan langkah dalam
membangun citra perusahaan, menjalin good
relationship dengan stakeholder dan menunjang
aktifitas divisi-divisi yang ada di dalam perusahaan.
2. Strategi yang digunakan adalah dengan meningkatkan
pelayanan, membangun good relationship dengan para
stakeholder, strategi promosi, dan kegiatan sosialisasi.
Keempat kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan
yang sama yaitu membangun citra perusahaan dan
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
3. Peran public relations dalam perusahaan tidak hanya
sebagai juru bicara perusahaan akan tetapi juga
bertindak sebagai fasilitator dan stabilitator keadaan
perusahaan.
83
4. Citra PT. Pos Indonesia saat ini sudah baik di mata
masyarakat, akan tetapi karena kurangnya minat dari
konsumen untuk menggunakan layanan jasa pos
kembali maka tidak sedikit masyarakat yang tidak
mengetahui produk-produk dari pos.
B. Saran-saran
Berdasarkan pemaparan yang telah penulis bahas dan teliti,
ada beberapa saran yang ingin penulis kemukakan,
diantaranya:
1. Untuk pihak PT. Pos Indonesia, disarankan dapat lebih
aktif dalam memberikan tanggapan terkait respon yang
diberikan oleh pelanggan. Selain itu juga dapat
meningkatkan pelayanannya dengan produk-produk
yang dapat menarik minat konsumen kembali untuk
menggunakan industri perposan Indonesia.
2. Untuk pihak public relations PT. Pos Indonesia, agar
mempublikasikan kegiatan yang dilakukan perusahaan
secara rutin dan coba mengadakan kegiatan untuk
masyarakat lebih sering lagi, dengan adanya kegiatan-
kegiatan untuk masyarakat, mereka akan lebih
mengenal PT. Pos Indonesia secara dekat. Lebih intens
juga melakukan publikasi melalui media cetak,
elektronik, maupun media sosial yang dimiliki oleh PT.
Pos Indonesia.
84
3. Untuk masyarakat umum agar dapat menaruh
kepercayaan kembali kepada PT. Pos Indonesia.
Supaya lebih mengenal produk dan jasa yang dimiliki
Pos Indonesia.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis
sampaikan dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kalangan akademisi maupun kalangan masyarakat
umum.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. Public Relations, Suatu Pendekatan Praktis:
Kiat Menjadi Komunikator dalam Berhubungan dengan
Publik dan Masyarakat. Bandung: Pustaka Bani Quraisy,
2004.
Ardianto, Soleh Soemirat & Elvinaro. Dasar-Dasar Public
Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Bahasa, Pusat Pembinaan dan Pengembangan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan
Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2008.
Center, Scott M. Cutlip dan Allen H. Effective Public Relations .
Jakarta: Prenadamedia Group, 2006.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dam Filsafat Komunikasi.
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.
Glueck, Lawrence R. Jauch dan William F. Manajemen Strategis
dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga,
1988.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan
Praktik. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Iriantara, Yosal. Community Relations Konsep dan Aplikasinya.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Jefkins, Frank. Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga,
2003.
86
Kriyantono, Rachmat. Public Relations Writing: Teknik Produksi
Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta:
Kencana, 2012.
Miner, George A. Steiner dan Jhon B. Kebijakan dan Strategi
Manajemen. Jakarta: Erlangga, 1997.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006.
Nova, Firsan. Crisis Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011.
Oliver, Sandra. Strategi Public Relations. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2006.
Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metod Penelitian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
—. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2014.
Sutardiyanta, Ihwan. Menyikapi Era Disruption. Bandung: Kabar
Pos, 2018.
Yulianita, Neni. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Pusat
Penerbit Universitas, 2007.
BERITA WAWANCARA
Hari/Tanggal : Rabu, 11 April 2018
Narasumber : Ibu Tita Puspitasari
Jabatan : Manajer Public Relations and
Communication Media
Tempat : Kantor Public Relations PT. Pos
Indonesia
1. Strategi apa yang diterapkan oleh PT. Pos
Indonesia dalam membangun citra perusahaan?
Jawab :
PT. Pos Indonesia masih menggunakan tahapan kerja
seperti Fact Finding, Planning, Communicating, and
Evaluating.
- Fact Finding : tahap ini public relations PT. Pos
Indonesia mencari data terlebih dahulu terkait
pemberitaan tentang perusahaan yang sudah
tersebar di media massa.
- Planning : setelah mengidentifikasi masalah,
barulah public relations perusahaan dapat
menyusun perencanaan apa yang akan dilakukan
terkait pemberitaan yang beredar tersebut.
- Communicating : lalu public relations bekerjasama
dengan media untuk menerapkan data yang telah
dirumuskan dari planning tadi, hal ini bertujuan
sebagai sarana komunikasi secara langsung dari
perusahaan kepada masyarakat.
- Evaluating : ini merupakan tahap akhir dari proses
tahapan kerja public relations, setelah melakukan
proses tahapan kerja sebelumnya maka perusahaan
pasti ingin tahu apa dampak atau pengaruh dari
tahap komunikasi tersebut. Maka dilakukanlah
proses evaluasi, tujuannya untuk mengetahui
apakan kegiatan public relations sudah terlaksana
sesuai rencana atau tidak.
2. Media atau sarana apa saja yang digunakan oleh
PT. Pos Indonesia dalam melakukan strategi public
relations untuk membangun citra perusahaan?
Jawab :
- Melalui para Agenpos yang tersebar di seluruh
Indonesia.
- Melalui media promosi yang dimiliki PT. Pos
Indonesia seperti media cetak maupun media
elektronik.
- Melalui kegiatan yang diikuti oleh para Agenpos
yang tersebar di Indonesia.
3. Bagaimana PT. Pos Indonesia menjaga hubungan
baik dengan media?
Jawab :
Dalam menjaga hubungan baik dengan media, hal yang
biasa kami lakukan yaitu mengadakan silaturahmi
secara intens dan berkala melalui pertemuan-
pertemuan dengan pihak media atau mengadakan
kegiatan bersama melalui berbagai macam acara.
4. Bagaimana peran public relations PT. Pos
Indonesia?
Jawab :
Public Relations PT. Pos Indonesia berada dibawah
divisi Marketing Corporate and Communication, yang
mana public relations melakukan kegiatan tidak hanya
kepada publik tetapi juga berhubungan dengan semua
divisi yang ada di dalam perusahaan. Kita mempunyai
peran sebagai communicator perusahaan, fasilitator
perusahaan, serta sebagai stabilitator perusahaan
apabila perusahaan mengalami fase kritis kita berusaha
untuk menstabilkan keadaan baik secara internal
maupun eksternal.
5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang
ditemui public relations dalam membangun citra
perusahaan?
Jawab :
Citra suatu perusahaan yang positif sangatlah
diperlukan demi eksistensi perusahaan untuk masa
depan yang akan datang. Faktor penghambat itu bukan
penghambat bagi kita tetapi kita jadikan sebagai
tantangan. Pos Indonesia bisa tetap eksis sampai saat
ini karena ada faktor pendukung yaitu dari para
customer Kantorpos yang tetap setia menggunakan
layanan jasa pos, terbukti Pos Indonesia mendapatkan
customer experience, artinya dalam hal apapun kita
berusaha untuk ada.
6. Bagaimana perumusan strategi public relations PT.
Pos Indonesia?
Jawab :
Perumusan strategi public relations PT. Pos Indonesia
melalui kajian dan rapat kerja yang diadakan dalam
penyusunan rencana bisnis untuk perusahaan, nah
didalamnya termasuk merumuskan strategi public
relations. Biasanya dilakukan di awal bulan, ini
dilakukan untuk menyusun target market kita dan untuk
mencapai target perusahaan.
7. Bagaimana implementasi strategi public relations
PT. Pos Indonesia?
Jawab :
Sampai saat ini semua program dapat terlaksana
dengan baik, sesuai dengan apa yang kita rencanakan
dan itu menjadi acuan untuk kita menyusun program
yang lebih baik lagi kedepannya.
8. Bagaimana evaluasi strategi public relations PT. Pos
Indonesia?
Jawab :
Alhamdulillah setiap ada kegiatan, kami selalu
melakukan proses evaluasi tersebut untuk mengetahui
langkah apa yang akan diambil jika suatu kegiatan tidak
dapat terlaksana dengan baik maka kita berkumpul
untuk memberikan solusi.
9. Strategi apakah yang diterapkan oleh PT. Pos
Indonesia saat ini yang dirasa sudah cukup efektif
dalam membangun citra perusahaan?
Jawab :
Public relations intinya ingin membina hubungan yang
harmonis, kerjasama dengan stakeholder melalui
komunikasi dalam setiap aktifitas, menggunakan
komunikasi langsung melalui media atau event, dan
kita berusaha uintuk membangun image Pos Indonesia,
untuk menarik di mata para stakeholder. Image sudah
bagus, orang mau tidak mau pasti menggunakan Pos
Indonesia, kalo kita sudah punya brand image yang
bagus maka orang akan berminat untuk pake.
10. Siapa yang lebih berperan dalam membangun citra
perusahaan PT. Pos Indonesia secara spesifik?
Jawab :
Pihak internal perusahaan, yaitu divisi yang
berhubungan langsung dengan masyarakat atau yang
direct selling, seperti customer services dan bagian
marketing.
11. Dalam mengembangkan perusahaan, pernahkah
PT. Pos Indonesia mengalami krisis ekonomi?
Jawab :
Ada tahun-tahun dimana Pos Indonesia mengalami
penurunan, nah pada saat kondisi tersebut maka kita
langsung melakukan perbaikan strategi komunikasi,
perbaikan infrastruktur, dan tata kelola itu juga turut
untuk meningkatkan manajemen keuangan Pos
Indonesia.
12. Seberapa pentingkah pengaruh citra terhadap
perkembangan perusahaan?
Jawab :
Wah itu sangat penting, Pos Indonesia dulu masih
terlihat jadul dan tertinggal karena image dari
masyarakatnya sendiri. Maka dari itu kita punya hastag
#posbisa, karena dalam hal apapun kita bisa. Kita buat
seoptimal mungkin untuk masyarakat tetap kenal
dengan Pos Indonesia. Itu salah satu strategi kita untuk
tetap eksis hingga saat ini, kita pengen ngembaliin citra
pos kalau pos Indonesia itu asli loh.
Tita Puspitasari
Manajer Public Relations and Communication Media
LAMPIRAN
Wawancara dengan Ibu Tita Puspitasari selaku Manajer Public
Relations and Communication Media
Sejarah PT. Pos Indonesia
Tahun Penjelasan
1746 – Kantorpos
Pertama
Sejarah mencatat keberadaan
Pos Indonesia begitu panjang,
Kantorpos pertama didirikan di
Batavia (sekarang Jakarta) oleh
Gubernur Jenderal G.W Baron
van Imhoff pada tanggal 26
Agustus 1746 dengan tujuan
untuk lebih menjamin keamanan
surat-surat penduduk, terutama
bagi mereka yang berdagang
dari kantor-kantor di luar Jawa
dan bagi mereka yang datang
dari dan pergi ke Negeri
Belanda. Sejak itulah pelayanan
pos telah lahir mengemban peran
dan fungsi pelayanan kepada
publik.
1875 – Posten
Telegrafdienst
Pada tahun ini dinas pos
disatukan dengan dinas telegrap
dengan status jawatan dengan
nama POSTEN
TELEGRAFDIENST.
1877 – Union
Postale
Universelle
Sejak pemerintahan kolonial
dinas pos pemerintahan Belanda
sudah berhubungan dalam
pengiriman surat dan barang
secara internasional, sehingga
tercatat sebagai anggota Union
Postale Universelle (UPU).
1945 – Hari Bakti
POSTEL
Pada saat pendudukan Jepang di
Indonesia, jawatan PTT dikuasai
oleh militer Jepang, 27
September 1945 Angkatan Muda
PTT mengambil alih kekuasaan
PTT dan secara resmi berubah
menjadi Jawatan PTT Republik
Indonesia. Peristiwa tersebut
diperingati menjadi hati bakti
PTT atau hari bakti POSTEL.
1965 – PN Pos
dan Giro
Mengamati perkembangan
zaman dimana sektor pos dan
telekomunikasi berkembang
sangat pesat, maka pada tahun
1965 berganti menjadi
Perusahaan Negara dan Giro
(PN Pos dan Giro).
1978 –
Perusahaan
Dan pada tahun 1978 berubah
menjadi Perusahaan Umum Pos
Umum Pos dan
Giro
dan Giro yang sejak ini
ditegaskan sebagai badan usaha
tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan
giropos baik untuk hubungan
dalam maupun luar negeri.
1995 – PT. Pos
Indonesia
(Persero)
Selama 17 tahun berstatus
Perusahaan Umum. Pada tanggal
20 Juni 1995 berubah menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama
PT Pos Indonesia (Persero).