Post on 07-Aug-2015
Status Gizi Ibu Hamil dan Anak Balita
a. Pengertian Status gizi
Status Gizi adalah Keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan makanan
zat gizi oleh tubuh. Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, baik dan lebih.
Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam bentuk variable tertentu, atau
perwujutan dari nutrient dalam bentuk variabei tertentu (Iraputmasa, 2012).
b. Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Status gizi ibu hamil di pengaruhi terhadap faktor resiko, diet, pengukuran
antropometrik dan biokimia. Penilaian tentang asupan pangan dapat di peroleh melalui
ingatan 24 jam. Maka gizi ibu yang kurang baik perlu di perbaiki keadaan gizinya atau
yang obesitas mendekati yang normal, yang di lakukan sebelum hamil. Sehingga mereka
mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk
mempertahankan kesehatannya sendiri. Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh
(disamping faktor genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh
status gizi ibu pada waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi
ibu pada waktu konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh:
1) Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2) Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3) Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak yang pertama
4) Paritas dan usia kehamilan pertama.
Status gizi pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan kesehatan dan status
gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat
pekerjaan fisik, asupan pangan, dan pemah tidaknya terjangkit penyakit infeksi. Status
gizi ibu akan mempengaruhi status gizi janin dan berat lahir. Penilaian status gizi dan
perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan untuk memperkirakan laju
pertumbuhan janin, misalnya berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan
berat badan yang tidak adekuat (Iraputmasa, 2012).
c. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil
Dari hasil pengamatan ada hubungan yang kuat antara keadaan gizi ibu sebelum
hamil dengan berat bayi yang dilahirkan, sedangkan berat bayi lahir merupakan indikasi
yang potensial untuk status kesehatan bayi nantinya. Bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram mempunyai kesempatan tinggi secara statistik untuk mendapatkan
penyakit atau meninggal pada awal kehidupannya. Pada tubuh ibu yang kurang gizi tidak
dapat membentuk plasenta yang sehat, yang cukup menyimpan zat-zat gizi untuk janin
selama pertumbuhannya. Maka gizi ibu yang kurang baik perlu diperbaiki keadaan
gizinya atau yang obesitas menjadi mendekati normal, yang dilakukan sebelum hamil.
Sehingga mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan bayi yang
sehat, serta untuk mempertahankan kesehatannya sendiri. Status gizi ibu hamil sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik
sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah
(BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya.
Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan
yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit
infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat dan tinggi badan yang kurang
optimal (Iraputmasa, 2012).
d. Kebutuhan gizi ibu hamil
Kebutuhan gizi ibu hamil adalah:
Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta.
1) Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh tetapi bukan
lemak.
2) Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan selama hamil.
3) Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan
mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan amal
dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.
4) Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak
diinginkan seperti mual dan muntah.
5) Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama
kehamilan misalnya diabetes militus, hipertensi, dll.
6) Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang
baik (gizi seimbang).
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
sering kali menjadi kekurangan adalah energy protein dan beberapa mineral seperti zat
besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-
kira 84.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan ekstra
sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan
yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya (Iraputmasa, 2012).
e. Pengaruh keadaan gizi terhadap proses kehamilan
Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi status gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan.
1) Gizi pra hamil (Prenatal).
Konsep perinatal menjamin bahwa ibu dalam status gizi baik untuk terjadinya konsepsi
selama masa kehamilan, bekerja dan setelah melahirkan mengalami sedikit komplikasi
kehamilan, sedikit bayi premature dan ibu yang sehat menghasilkan bayi yang sehat.
2) Gizi Pranatal
Wanita yang diitnya kurang atau sangat kurang selama hamil mempunyai kemungkinan
besar bayi yang tidak sehat seperti premature, gangguan kongenital, bayi lahir mati.
Wanita hamil kurang gizi kemungkinan akan melahirkan bayi yang premature dan kecil
(Iraputmasa, 2012).
f. Akibat kekurangan gizi pada ibu hamil
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu, janin dan terhadap proses persalinan yaitu:
1) Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada
ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal dan mudah terkena infeksi.
2) Terhadap persalinan
Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3) Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
g. Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan pada ibu hamil sangat bervariasi, berkisar antara 11-16 kg
untuk Negara yang maju. Berdasarkan buku pegangan untuk petugas kesehatan "Gizi Ibu
Hamil dan Menyusui (Depkes RI,1992)", di sebutkan bahwa kenaikan berat badan untuk
ibu hamil adalah 10-12,5kg. Dengan pola kenaikan 700-1400 g dalam trimester 1 dan
340-400 g per minggu dalam trimester II dan III.
Penambahan berat badan pada trimester sebenarnya lebih penting dari pada secara
keseluruhan. Kenaikan pada trimester pertama hanya sedikit, sedangkan pada trimester ke
II dan III kenaikan terjadi relatif lebih besar. Bila pola ini terbalik maka pengawasan
perlu di perketat, dikhawatirkan akan timbul kelainan misalnya: preeklamsi atau BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah) walaupun demikian seseorang ibu hamil bila kenaikan berat
badan pada trimester I terlalu tinggi, tidak dapat dilakukan diit yang ketat dengan tujuan
menurunkan berat badan pada trimester selanjutnya, karena akan menurunkan glukosa
darah. Dalam keadaan tersebut janin juga akan kekurangan glukosa, karena janin belum
dapat mensintesa glikogen dari lemak.
Perkiraan kenaikan berat badan dalam keadaan hamil:
a) Kehamilan l0 minggu naik 0,9kg
b) Kehamilan 20 minggu naik 5 kg
c) Kehamilan 30 minggu naik 9 kg
d) Kehamilan 40 minggu naik 11-12 kg
h. Metode penilaian status gizi
Secara umum peniliaan status gizi dapat dilihat dengan metode langsung dantidak
langsung.
a. Secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
1. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darisudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan denganberbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dariberbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri
digunakan untukmelihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan jaringantubuh seperti
lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilaistatus gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahanyang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal inidapat dilihat pada jaringan epitel seperti
kulit, mata, rambut dan mukosaoral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh sepertikelenjar tiroid. Metode ini umumnya digunakan untuk survei klinissecara
tepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untukmendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salahsatu atau lebih zat gizi. Disamping itu,
digunakan untuk mengetahuitingkat gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda(sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yangdiuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringantubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain darah, urine, tinja danjuga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot. Metode ini digunakanuntuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurangspesifik, maka
penentuan kimia faali dapat banyak menolong untukmenentukan kekurangan gizi yang
spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizidengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihatperubahan struktur. Umumnya dapat
digunakan dalam situasi tertentuseperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night
blindnes). Carayang digunakan adalah tes adaptasi gelap
b. Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga (Proverawati,2010) yaitu :
1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secaratidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yangdikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi
makanan dapat memberikangambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada
masyarakat, keluargadan individu. Survei ini dapat mengindentifikasikan kelebihan
dankekurangan gizi.
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisisdata beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkanumur, angka kesakitan, dan
kematian akibat penyebab tertentu dan datalainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkansebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologisebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkunganbudaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaanekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi (Suparyanto, 2012).
i. Cara penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang
dengan cara mengumpulkan data penting baik yang bersifat subjektif maupun yang
bersifat objektif. Sedangkan status gizi janin ditentukan antara status gizi ibu sebelum
dan selama dalam kehamilan dan keadaan ini dipengaruhi oleh status gizi ibu sewaktu
konsepsi dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi ibu,
paritas dan jarak kehamilan jika yang dikandung bukan merupakan anak yang pertama.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain:
umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar
pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Di bawah ini akan diuraikan beberapa parameter
itu.
Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan interprestasi penentuan status gizi menjadi salah. Hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti jika tidak
disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Berat Badan
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan.
Kenaikan berat badan yang ideal ibu hamil 7 kg (untuk ibu yang gemuk) dan 12,5 kg
(untuk ibu yang tidak gemuk). Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik
sampai 2 kg kemudian dinilai normal bila setiap minggu berat badan naik 0,5 kg
(Iraputmasa, 2012).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain :
a) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
c) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di
Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara
meluas.
d) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.
e) Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi,
berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang
tidak tergantung pada umur.
f) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi
dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan
di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan.
a) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
b) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
c) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
d) Skalanya mudah dibaca.
Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu
dan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di samping itu, tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan
terhadap tinggi badan (Quac Suck), faktor umur dapat dikesampingkan.
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Metode penilaian yang digunakan untuk memantau status gizi ibu hamil adalah
dengan cara metode pengukuran langsung (antropometri) yaitu pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LLA), metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) (Supariasa I, 2001 : 48).
Ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK apabila LLA kurang dari 23,5 cm,
artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR
(Supariasa I, 2001 : 82).
Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau
beberapa kriteria sebagai berikut :
a) Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b) Tinggi badan ibu < 145 cm.
c) Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg.
d) Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e) Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %) (DepKes RI, 1995 : 5).
Lingkaran Lengan Atas (LLA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak
dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk
skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu
hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007 : 4).
Ambang batas LLA WUS adalah 23,5 cm. Bila hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm
berarti risiko KEK. Bila lebih dari sama dengan 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK.
Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan. Ada 7
urutan pengukuran LILA, Yaitu:
(1) Tetapkan posisi bahu dan siku
(2) Letakkan pita antara bahu dan siku
(3) Tentukan titik tengah lengan
(4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
(5) Pita jangan terlalu ketat
(6) Pita jangan terlalu longgar
(7) Cara pembacaan skala harus benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran
dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur
lengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang dan kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaanya sudah tidak rata (Suparyanto, 2012).
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan
lebih dari 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarti risiko KEK dan anjuran
atau tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan makan cukup dengan pedoman umum
gizi seimbang, hidup sehat, tunda kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini mungkin.
Apabila hasil pengukuran >23,5 cm maka anjuran yang diberikan adalah pertahankan
kondisi kesehatan, hidup sehat, bila hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan
j. Penilaian Status Gizi Anak
Penilaian antropometri merupakan metode penilaian status nutrisi melaluiukuran tubuh
tertentu.Penggunaan dan intrepretasi pengukuran pertumbuhan kemungkinan
sangatberbeda menurut tujuan klinis (individual) atau tujuan kesehatan masyarakat
(populasi secara keseluruhan). Pemilihan indeks antropometri ditentukan oleh tujuan
kegiatan penilaian status gizi, sifat-sifat dan gambaran status gizi yang ditujukan berbagai
indkes, serta kemungkinan memperoleh data antropometri mengingat kesediaan alat ukur.
Penilaian status gizi anak secara antropometri dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Indek BB/U
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang membergambaran
tentang massa tubuh, yaitu otot dan lemak. Berat badan menggambarkan jumlah
protein, lemak, air dan mineral tulang didalam tubuh, tetapi tidak dapat
menggambarkan perubahan yang terjadi pada keempat komponen tersebut. Indeks
ini dapat digunakan untuk mengetahui terjadinya malnutrisi akut dan digunakan
secara luas untuk menilai Kekurangan Energi Protein (KEP) dan gizi lebih. Indeks
BB/U lebih menggambarkan status gizi pada masa kini. Pengukuran berat badan
menurut umur pada umumnya untuk anak merupakan cara standar yang
digunakan untuk pertumbuhan. Indeks ini biasanya digunakan untuk pemantauan
status gizi anak jangka waktu singkat atau individual. Indeks berat badan menurut
umur ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan indeks BB/U ini sebagai
berikut:
1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti
2. Sensitive untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek
3. Dapat mendeteksi kelebihan berat badan
4. Pengukuran lebih objektif
5. Peralatan mudah dibawa dan relatif murah
6. Pengukuran mudah dilaksanakan dan teliti
7. Tidak banyak memakan waktu
Kekurangan indeks BB/U ini sebagai berikut:
1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi bila terjadi oedema
2. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk kelompok umur dibawah
lima tahun
3. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran
Cara menilai:
1. Gizi lebih, bila Z_score terletak > + 2 SD
2. Gizi baik, bila Z_score terletak dari > -2 SD s/d + 2 SD
3. Kurang gizi, bila Z_score terletak dari < -2 SD sampai > -3 SD
4. Gizi buruk, bila Z_score terletak < -3 SD
b. Indeks TB/BB
Indeks tunggal TB/BB atau BB/TB merupakan indikator yang baik untuk
menyatakan status gizi masa kini, dan biasanya digunakan bila data umur yang
akurat sulit diperoleh. Karena indeks ini dapat menggambarkan proporsi BB
relatif terhadap TB, maka indek ini merupakan indikator kekurusan atau yang
lebih dikenal dengan wasting. Indeks ini digunakan untuk mengevaluasi dampak
gizi dan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek.
Kelebihan indeks ini) sebagai berikut:
1. Bebas terhadap pengaruh umur dan ras
2. Dapat membedakan keadaan anak dalam penilaian berat badan relatif terhadap
tinggi badan.
Kekurangan indeks ini sebagai berikut:
1. Tidak dapat mengagmbarkan apakah anak tersebut pendek, cukup tinggi atau
kelebihan tinggi badan karena faktor umur sering tidak diperhatikan.
2. Sering terjadi kesalahan membaca angka hasil pengukuran, terutama bila
pembacaan dilakukan oleh tenaga yang kurang professional.
3. Kesulitan dalam mengukur panjang badan anak baduta atau tinggi badan
balita.
Cara menilai Z skor indeks BB/TB sebagai berikut:
1. Normal, bila Z_score terletak > -2 SD s/d + 2 SD
2. Pendek, bila Z_score terletak dari < -2 SD
c. Indeks PB/U
Indeks PB/U lebih menggambarkan status gizi masa lalu. Indeks ini erat
kaitannya dengan masalah social ekonomi, oleh karena itu indeks ini dapat
digunakan sebagai indikator perkembangan keadaan social ekonomi masyarakat.
Indeks ini kuga digunakan dalam pemantauan status gizi jangka panjang, karena
indeks ini lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi perubahan status gizi
yang sifatnya musiman. Kelebihan yang dimiliki indeks PB/U sebagai berikut:
1. Indikator yang baik untuk mengetahui kurang gizi pada masa lampau
2. Peralatan mudah dipindahkan dan dapat dibuat secara lokal
3. Pengukuran lebih objektif
4. Jarang orangtua yang keberatan anaknya diukur
Kekurangan indeks ini sebagai berikut:
1. Diperlukan indeks lain dalam menilai intervensi karena perubahan TB tidak
banyak terjad I dalam waktu yang singkat
2. Membutuhkan beberapa teknik pengukuran seperti: alat ukur panjang badan
untuk anak umur kurang dari 2 tahun, dan alat ukur tinggi badan untuk anak
lebih dari 2 tahun
3. Memerlukan tenaga terlatih untuk melakukan pengukuran
4. Memerlukan 2 orang untuk mengukur panjang badan anak
5. Umur yang kadang-kadang sulit diperoleh
Cara menilai Z skor indeks PB/U sebagai berikut
1. Gemuk, bila Z_score terletak dari > + 2 SD
2. Normal, bila Z_score terletak dari>-2 SD sampai + 2 SD
3. Kurus (Wasted), bila Z_score terletak dari <-2 SD sampai > - 3 SD
4. Kurus sekali, bila Z_score terletak < -3 SD
d. Ambang Batas (Cut of Points)
Dalam antropemteri gizi, median = persentil 50 dan nilai median ini
dinyatakan = 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai
median untuk mendapatkan ambang batas.
e. Penilaian status gizi Berdasarkan KMS
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indoensia (2005) kurva
pertumbuhan pada KMS dapat mengikuti tiga arah sebagai berikut:
1. Petumbuhan baik
Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut berada pada jalur
pertumbuhan normalnya yaitu: jika kurva pertumbuhan bergerak secara
horizontal pada jalur pita hijau.
2. Pertumbuhan membaik
Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut menunjukkan
adanya pengejaran (cath-up) terdapat pada jalur pertumbuhan normal yaitu
jika kurva pertumbuhan menunjuk ke arah jalur pertumbuhan normalnya
atau bergerak ke arah pita hijau.
3. Pertumbuhan bayi memburuk
Bila berat badan anak hasil penimbangan berturut-turut menunjukkan
adanya penyimpangan dari jalur pertumbuhan normalnya yaitu : jika kurva
pertumbuhan menunjuk keluar dari jalur pertumbuhan normalnya baik ke
arah atas (gizi lebih) atau ke arah bawah (BGM) (Suparyanto, 2012).
Daftar Pustaka
Iraputmasa. 2012. Status Gizi Ibu Hamil. Cited at:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-iraputmasa-5591-3-
babii.pdf [disitasi tanggal 27 Oktober 2012]
Suparyanto. 2012. Konsep Dasar Status Gizi Balita. Cited at: http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-status-gizi-balita.html [disitasi
tanggal 28 Oktober 2012)