Post on 10-Aug-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya Buku Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 dapat diterbitkan. Buku ini
memberikan gambaran pencapaian SPM Bidang Kesehatan yang
dilaksanakan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah sesuai Permenkes
Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tanggal 29 Juli 2008 dan
pelaksanaannya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di
kabupaten/Kota.
SPM mempunyai peranan yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, baik bagi pemerintah daerah sebagai perangkat yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun bagi masyarakat yang mendapatkan pelayanan. Bagi pemerintah daerah SPM dapat dijadikan
sebagai tolok ukur (benchmark) dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk menyediakan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat, SPM akan
menjadi acuan untuk menilai kualitas suatu pelayanan publik yang
disediakan oleh pemerintah daerah.
Besar harapan kami, buku ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
memberikan umpan balik dan dasar dalam pengambilan keputusan guna
mengurangi kesenjangan pelayanan di berbagai daerah. Sehingga
pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi
pada tingkat yang paling minimal di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi dari semua pihak
diperlukan dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat
waktu dan sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua yang telah terlibat dalam menyumbangkan pemikiran dan
tenaga demi penerbitan buku ini kami sampaikan terimakasih.
Semarang, Juni 2012
KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH
Dr. ANUNG SUGIHANTONO, M.Kes Pembina Utama Madya
NIP. 19600320 198502 1 002
iii
iv
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Judul i Kata Pengantar iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Gambar viii BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM JAWA TENGAH ……………………………… 7
A. KEADAAN GEOGRAFI …………….…………………………… 7
B. KEADAAN PENDUDUK ………………………………………… 7
1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk ……..………….. 7
2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk ………………………….. 8
3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ………… 8
C. KEADAAN EKONOMI ………………………………………….. 9
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …….…………. 9
2. Angka Beban Tanggungan …………….………………….. 11
D. KEADAAN PENDIDIKAN ……………………………………… 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………..……………. 13
A. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DASAR ………..………….. 14
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 ......................................... 15
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani ……..…. 17
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan ………………….. 19
4. Cakupan Pelayanan Nifas ………………………………… 21
5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani .. 23
6. Cakupan Kunjungan Bayi …………………………………. 25
7. Desa/Kelurahan Unicersal Child Immunization (UCI) …… 27
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita …………………………. 29
9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak
Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin .......................................... 32
10. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan …….…………… 33
11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat . 34
12. Cakupan Peserta KB Aktif ………………….……………… 37
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit . 38
a. Non Polio Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 tahun ………………………… 38
v
b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita .......................... 40
c. Penemuan Pasien baru TB BTA positif ………..……… 42
d. Penderita DBD yang ditangani ......................................... 43
e. Penemuan Penderita Diare .............................................. 45
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
Miskin .................................................................................... 47
B. JENIS PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN …………..……. 49
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat Miskin ................................................................. 49
2. Cakupan Pelayanan Gadar level 1 yang harus diberikan
Sarana Kesehatan (RS) di kabupaten/kota ……………… 50
C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN
KEJADIAN LUAR BIASA … ......................... ……………..……. 51
1. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 jam ....................................... 52
D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT ………… ...................................... ……….……. 53
1. Cakupan Desa Siaga Aktif ..................................................... 53
BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………………. 55
LAMPIRAN I. …………………..………………………………………………. 59
Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009-2011
LAMPIRAN II. ……………………..……………………………………………. 61
Rekap Hasil Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
LAMPIRAN III. ……………………………….…………………………………. 71
Tabel Hasil Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
DAFTAR DEFINISI OPERASIONAL ……………………………………………. 77
DAFTAR SINGKATAN ………………..……………………………………… 79
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah Tahun 2006-2010................................................................................... 9
Tabel 2.2 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah) ....................................................................................... 11
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010 ....................................................................... 12
Tabel 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ... 13
Tabel 3.2 Persentase Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011 .......... 14
Tabel 3.3 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan K4 (>95%) tahun 2011 ................................................................................... 16
Tabel 3.4 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011 ......................................... 19
Tabel 3.5 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan Pelayanan Nifas Tahun 2011.................................................................................. 22
Tabel 3.6 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun 2011 .......................... 25
Tabel 3.7 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan kunjungan bayi tahun 2011 ................................................................................... 27
Tabel 3.8 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan desa/kelurahan UCI tahun 2011............................................................................ 29
Tabel 3.9 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan pelayanan anak balita tahun 2011 ......................................................................... 31
Tabel 3.10 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan pemberian MP- ASI pada anak usia 6-24 bln keluarga miskin tahun 2011 ......... 33
Tabel 3.11 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat tahun 2011 .......................... 36
Tabel 3.12 Kabupaten/kota berdasarkan target AFP rate tahun 2011 ......... 39
Tabel 3.13 Kabupaten/kota berdasarkan target CDR TB BTA(+) tahun 2011 ............................................................................................ 43
Tabel 3.14 Kabupaten/kota berdasarkan target Penemuan Penderita Diare tahun 2011 ......................................................................... 46
Tabel 3.15 Kabupaten/kota berdasarkan target Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin tahun 2011 ........... 48
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Cakupan K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ........... 17
Gambar 3.2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ............................................... 18 Gambar 3.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-
2011 .......................................................................................... 20 Gambar 3.4 Cakupan Pelayanan Nifas Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ................................................................................ 23 Gambar 3.5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ................................. 24 Gambar 3.6 Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ................................................................................. 26
Gambar 3.7 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ................................................................................. 28 Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Anak Balita Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2011 ..................................................................... 31 Gambar 3.9 Cakupan Pemberian MP-ASI pada Anai usia 6-24 bulan
Keluarga Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ...... 32
Gambar 3.10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ............................................... 34
Gambar 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ................................. 37 Gambar 3.12 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ................................................................................. 38 Gambar 3.13 AFP Rate Per 100.000 Penduduk <15 tahun Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 40
Gambar 3.14 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 41 Gambar 3.15 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 42 Gambar 3.16 Penemuan Penderita Diare Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ................................................................................. 45
Gambar 3.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ................................. 48
Gambar 3.18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Maskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ................................. 50 Gambar 3.19 Cakupan Pelayanan Gadar Level 1 yang Harus Diberikan
Sarana Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 51 Gambar 3.20 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2011 ..................................................................... 53 Gambar 3.21 Cakupan Desa Siaga Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008-2011 ................................................................................. 54 viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat, yaitu untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
UUD 1945 dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Bahkan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di bidang kesehatan,
amandemen kedua UUD 1945, pasal 34 ayat (3) menetapkan : “Negara
bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
pelayanan umum yang layak”.
Di era otonomi daerah amanat amandemen dimaksud, mempunyai
makna penting bagi tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagai sub sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap masyarakat, dan Pemerintah
Daerah dituntut dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang layak,
tanpa ada diskriminasi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Amanat ini harus
diterjemahkan dan dijabarkan secara baik oleh sistem dan perangkat
pemerintah daerah.
Untuk lebih menjamin penerapan hak-hak publik sebagaimana
tersebut diatas, di era otonomi daerah UU No. 32 Tahun 2004 dalam Pasal 11,
13 dan 14 telah menjadikan penanganan bidang kesehatan sebagai urusan
wajib/tugas pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah. Merujuk
pasal 11 ayat (4), maka penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang layak
dalam batas pelayanan minimal adalah merupakan tanggung jawab atau
akuntabilitas yang harus diselenggarakan oleh daerah yang berpedoman
pada PP No.65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Secara ringkas PP No.65 Tahun 2005 memberikan rujukan bahwa
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 1
secara minimal, terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar, baik
Daerah Provinsi maupun Daerah Kabupaten/Kota.
Dalam penerapannya SPM harus menjamin akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan dasar dari Pemerintah Daerah sesuai dengan
ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam
perencanaan maupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-prinsip SPM
yaitu sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas pencapaian yang dapat
diselenggarakan secara bertahap.
Hal ini dimaksudkan pula agar kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah, khususnya penanganan bidang kesehatan tetap sejalan dengan
tujuan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada dasarnya penetapan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan (SPM-BK) mengacu pada kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan yaitu :
1. Terbangunnya komitmen antara pemerintah, legislatif, masyarakat dan
stakeholder lainnya guna kesinambungan pembangunan kesehatan.
2. Terlindunginya kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin,
kelompok rentan, dan daerah miskin.
3. Terwujudnya komitmen nasional dan global dalam program kesehatan.
SPM-BK disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan bagian
integral dari Pembangunan Kesehatan yang berkesinambungan,
menyeluruh, terpadu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional.
2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. SPM
harus mampu memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali (tidak
hanya masyarakat miskin), dalam bentuk, jenis, tingkat dan mutu
pelayanan yang esensial dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa
mengorbankan mutu dan mempunyai dampak luas pada masyarakat
(Positive Health Externality).
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 2
4. Merupakan indikator kinerja bukan standar teknis, dikelola dengan
manajerial professional sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumberdaya.
5. Bersifat dinamis.
6. Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dasar.
Disamping prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di atas, Kementerian
Kesehatan telah sepakat menambahkan kriteria SPM yaitu :
1. Merupakan pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat, sehingga
hal-hal yang berkaitan dengan manajemen dianggap sebagai faktor
pendukung dalam melaksanakan urusan wajib (perencanaan,
pembiayaan, pengorganisasian, perizinan, sumberdaya, sistem dsb),
tidak dimasukkan dalam SPM (kecuali critical support function).
2. Merupakan prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah karena melindungi
hak-hak konstitusional perorangan dan masyarakat, untuk melindungi
kepentingan nasional dan memenuhi komitmen nasional dan global serta
merupakan penyebab utama kematian/kesakitan.
3. Berorientasi pada output yang langsung dirasakan masyarakat.
4. Dilaksanakan secara terus menerus (sustainable), terukur (measurable)
dan dapat dikerjakan (feasible).
Sejalan dengan amanat PP Nomor 65 Tahun 2005 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007, proses penyusunan SPM-BK di
Kabupaten/Kota melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengkaji standar jenis pelayanan dasar yang sudah ada dan/atau
standar teknis yang mendukung penyelenggaraan jenis pelayanan dasar.
2. Menyelaraskan jenis pelayanan dasar dengan pelayanan dasar yang
tertuang dalam RPJMN, RKP dan dokumen kebijakan, serta
konvensi/perjanjian internasional.
3. Menganalisa dampak, efisiensi dan efektivitas dari pelayanan dasar
terhadap kebijakan dan pencapaian tujuan nasional.
4. Menganalisis dampak kelembagaan dan personil
5. Mengkaji status pelayanan dasar saat ini, termasuk tingkat pencapaian
tertinggi secara nasional dan daerah.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 3
6. Menyusun rancangan SPM
7. Menganalisis pembiayaan pencapaian SPM secara nasional dan daerah
(dampak keuangan).
8. Menganalisis data dan informasi yang tersedia.
9. Melakukan konsultasi dengan sektor-sektor terkait dan daerah.
10. Menggali masukan dari masyarakat dan kelompok-kelompok profesional.
Dalam pelaksanaan SPM-BK untuk jangka waktu tertentu ditetapkan
target pelayanan yang akan dicapai (minimum service target), yang
merupakan spesifikasi peningkatan kinerja pelayanan yang harus dicapai
dengan tetap berpedoman pada standar teknis yang ditetapkan guna
mencapai status kesehatan yang diharapkan. Dalam Urusan Wajib dan SPM,
nilai indikator yang dicantumkan merupakan nilai minimal nasional
sebagaimana komitmen global dan komitmen nasional.
Indikator SPM-BK berdasar Permenkes Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 adalah :
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan.
4. Cakupan pelayanan nifas
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi
7. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
8. Cakupan pelayanan anak balita
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
12. Cakupan peserta KB aktif
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
a. Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun
b. Penemuan penderita Pneumonia balita
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 4
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
d. Penderita DBD yang ditangani
e. Penemuan penderita Diare
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
16. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana
Kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota
17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
18. Cakupan Desa Siaga Aktif
SPM mempunyai peranan yang penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, baik bagi pemerintah daerah sebagai perangkat yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun bagi masyarakat yang
mendapatkan pelayanan. Bagi pemerintah daerah, SPM dapat dijadikan
sebagai tolok ukur dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk
menyediakan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat, SPM akan
menjadi acuan untuk menilai kualitas suatu pelayanan publik yang
disediakan oleh pemerintah daerah.
SPM-BK dapat digunakan untuk menentukan tolok ukur kinerja
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban Perangkat Daerah untuk mencapai visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan bidang kesehatan.
Pelaksanaan SPM-BK ini diharapkan pelayanan kesehatan yang
paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat yang paling
minimal sama untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sehingga akan dapat
mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan di berbagai daerah dan
meningkatkan pelayanan publik pada masa-masa mendatang disamping
sebagai dasar untuk kegiatan advokasi dan penentuan prioritas alokasi
sumber daya.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 5
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 6
BAB II
GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFI
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia
yang letaknya strategis karena berada diantara dua provinsi besar, Jawa
Barat dan Jawa Timur juga dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah sebesar 32.544,12 km², terdiri dari 29
kabupaten dan 6 kota, yang tersebar menjadi 573 kecamatan dan 7.809
desa serta 767 kelurahan. Wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap
dengan luas 2.138,51 km², atau sekitar 6,57% dari luas total Provinsi
Jawa Tengah, sedangkan Kota Magelang merupakan wilayah yang
luasnya paling kecil yaitu seluas 18,12 km².
Secara topografi, wilayah di Jawa Tengah terdiri dari wilayah
daratan yang dapat dibagi menjadi 4 (empat) kriteria :
1. Ketinggian antara 0-100 m dari permukaan air laut, seluas 53,3%,
yang daerahnya berada di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.
2. Ketinggian antara 100-500 m dari permukaan air laut seluas 27,4%.
3. Ketinggian antara 500-1.000 m dari permukaan air laut seluas 14,7%.
4. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas 4,6%.
B. KEADAAN PENDUDUK
1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Tengah, jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010
sebesar 32.382.657 jiwa. Dengan luas wilayah sebesar 32.544,12
kilometer persegi (km²), rata-rata kepadatan penduduk sebesar 995
jiwa untuk setiap km². Wilayah terpadat adalah Kota Surakarta,
dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 11.341 jiwa per km² SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 7
Wilayah terlapang adalah Kabupaten Blora, dengan tingkat kepadatan
penduduk sekitar 462 jiwa per km², dengan demikian persebaran
penduduk di Jawa Tengah belum merata.
Jumlah rumah tangga sebanyak 8.703.696, maka rata-rata
jumlah anggota rumah tangga adalah 3,72 jiwa untuk setiap rumah
tangga. Penduduk terbanyak di Kabupaten Brebes 1.733.869 jiwa
(5,35%) dan paling sedikit di Kota Magelang 118.227 jiwa (0,37%).
2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari
rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan
penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan
hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik,
didapatkan jumlah penduduk laki-laki di Jawa Tengah 16.091.112 jiwa
(49,69%) dan jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah
16.291.545 jiwa (50,31%). Sehingga didapat rasio jenis kelamin
sebesar 98,77 per 100 penduduk perempuan, berarti setiap 100
penduduk perempuan ada sekitar 98 atau 99 penduduk laki-laki.
3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk Provinsi Jawa Tengah menurut kelompok
umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki
maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada kelompok
umur 15-44 tahun. Perbandingan komposisi proporsi penduduk
menurut usia produktif dari tahun 2006 sampai tahun 2010 dapat
dilihat pada tabel berikut :
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 8
Tabel 2.1 Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah tahun 2006 - 2010
Kelompok Usia (Thn)
2006 2007 2008 2009 2010
0-14 25,98 % 27,02 % 26,57 % 25,03 % 26,32 %
15-64 66,92 % 65,21 % 65,66 % 67,87 % 66,53 %
65+ 7,10 % 7,77 % 7,77 % 7,11 % 7,05%
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2010
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penduduk tahun
2010 bila dibandingkan dengan tahun 2009, kelompok usia produktif
(15-64 tahun) mengalami penurunan, sedangkan kelompok usia
belum produktif (0-14 tahun) mengalami kenaikan. Hal ini berarti
bahwa angka beban tanggungan menjadi bertambah.
C. KEADAAN EKONOMI
1. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah ukuran
kuantitatif dari kinerja perekonomian suatu wilayah selama satu
periode waktu tertentu. PDRB merupakan total nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah
domestik.
Perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2011 mengalami
pertumbuhan sebesar 6,0% dibanding tahun 2010. Berdasarkan hasil
penghitungan triwulan I sampai dengan triwulan IV , PDRB Jawa
Tengah tahun 2011 atas dasar harga berlaku meningkat sebesar Rp.
53,9 triliun, yaitu dari Rp. 444,7 triliun pada tahun 2010 menjadi
sebesar Rp. 498,6 triliun pada tahun 2011. Jika dilihat dari PDRB
atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp. 198,2 triliun,
sedangkan pada tahun 2010 sebesar Rp. 187,0 triliun.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 9
Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi yang membentuk
PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 8,6%, diikuti
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,5%, sektor jasa-jasa
7,5%, sektor industri pengolahan 6,7%, sektor keuangan, real estate
dan jasa perusahaan 6,6%, sektor konstruksi 6,3%, sektor
pertambangan dan penggalian 4,9%, sektor listrik, gas dan air bersih
4,3%. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah
pada tahun 2011 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 1,3%.
Selain itu dapat dilihat besarnya sumbangan (andil) masing-
masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selam
tahun 2011. Sektor industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan
6,7% mampu memberikan andil terbesar terhadap sumber
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, yaitu sebesar 2,2%. Sumber
pertumbuhan terbesar kedua adalah dari sektor perdagangan, hotel
dan restoran yaitu 1,6%. Sedangkan sektor pengangkutan dan
komunikasi, meskipun mengalami pertumbuhan terbesar yaitu 8,4%,
sektor ini hanya mampu memberikan sumbangan 0,4% terhadap
sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan
kontribusi nilai tambah bruto sektor pengangkutan dan komunikasi
terhadap PDRB Jawa Tengah relatif kecil.
PDRB per kapita merupaka PDRB dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011 angka PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku diperkirakan mencapai 15,4 juta
dengan laju peningkatan sebesar 12,0% dibandingkan dengan PDRB
per kapita tahun 2010 sebesar Rp. 13,7 juta. Sedangkan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011 sebesar Rp. 6,1 juta
atau secara riil meningkat sebesar 5,9% dibandingkan dengan tahun
2010 yan gsebesar Rp. 5,8 juta.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 10
Tabel 2.2 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2008-2011 (Juta rupiah)
Tahun
PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku
PDRB per Kapita atas dasar harga konstan
2008 11,124 5,142
2009 11,957 5,345
2010 13,732 5,774
2011 15,.376 6,112
Sumber : PDRB Jawa Tengah Tahun 2011
2. Angka Beban Tanggungan
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka
beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2010 sebesar 50,31. Angka tersebut mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2009 (51,43), berarti pada
tahun 2010 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun)
harus menanggung beban hidup sekitar 50 penduduk usia belum
produktif (0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).
D. KEADAAN PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap
dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan
serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan
menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam
mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.
Dibandingkan dengan tahun 2009 secara umum telah terjadi
peningkatan di bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada tingkat
pendidikan SD, SMP dan Akademi/Perguruan Tinggi. Hal ini wajar terjadi
mengingat semakin digalakkannya program sekolah gratis bagi jenjang
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 11
SD dan SMP dan program-program pendidikan lainnya. Berikut ini
disajikan tabel persentase jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2007-2010.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 - 2010
Blm/Tdk Tdk punya Tahun Pernah Ijazah SD/MI SMP
Sekolah SD/MI
SMU/ DIPL/ SMK AK/PT
Total
2007 7,84 26,46 31,74 15,58 12,45 5,93 100,00
2008 9,33 23,03 32,01 16,58 14,64 4,41 100,00
2009 8,42 22,16 32,50 17,22 15,21 4,48 100,00
2010 8,13 18,91 34,55 18,11 10,48 4,93 100,00
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2010
Peningkatan tersebut berimbas pada kemampuan baca tulis
penduduk yang tercermin dari angka melek huruf. Persentase penduduk
yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya pada
tahun 2010 sebesar 91,02%, sedangkan yang buta huruf sebesar 8,98%.
Bila dilihat dari jenis kelaminnya, maka penduduk laki-laki lebih banyak
yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk perempuan, angka
melek penduduk laki-laki sebesar 94,28% dan perempuan sebesar
87,87%.
Demikian gambaran umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
secara ringkas dengan penyajian tentang kependudukan, perekonomian
dan pendidikan. Faktor perekonomian dan pendidikan secara bersama-
sama dengan kesehatan digunakan untuk menentukan Indeks
Pembangunan Manusia.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK)
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 terdiri dari empat jenis
pelayanan dan 22 indikator kinerja.
Tabel 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2011
Capaian Capaian Capaian Jumlah Indikator Indikator Indikator
No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja th Kinerja th Kinerja th Kinerja 2009 thd 2010 thd 2011 thd
Target Target Target
1 Pelayanan Kesehatan
Dasar
2 Pelayanan Kesehatan
Rujukan
Penyelidikan Epidemiologi
3 dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB
Promosi Kesehatan dan 4 Pemberdayaan
Masyarakat
18 5 (27,78%) 6 (33,33%) 7 (38,89%)
2 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%)
1 1 (100%) 0 (0,00%) 1 (100%)
1 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (100%)
Jumlah 22 6 (27,27%) 6 (27,27%) 9 (40,91%)
Pencapaian 22 indikator kinerja SPM-BK yang wajib dilaksanakan di
kabupaten/kota tahun 2011, 9 indikator (40,91%) telah mencapai target
SPM-BK tahun 2010/2015. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan
pencapaian tahun 2010 (6 indikator/27,27%). Pada tahun 2011, indikator
kinerja yang telah mencapai target adalah indikator untuk jenis pelayanan
Kesehatan Dasar (7 indikator/38,89%), Penyelidikan Epidemiologi dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa-KLB (satu indikator) dan Promosi
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 13
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (satu indikator). Persentase
pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota tahun 2011 secara rinci
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Persentase Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011
Persentase Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan
> 50% >40,9% - <50% < 40,9%
24 Kab/kota (68,57%)
1. Demak (77,3%)
2. Kt Pekalongan (77,3%)
3. Sukoharjo (68,2%)
4. Kudus (68,2%)
5. Kota Salatiga (68,2%)
6. Kota Surakarta (63,6%)
7. Kota Tegal (63,6%)
8. Kebumen (59,1%)
9. Purworejo (59,1%)
10. Wonosobo (59,1%)
11. Magelang (59,1%)
12. Sragen (59,1%)
13. Blora (59,1%)
14. Temanggung (59,1%)
15. Kota Magelang (59,1%)
16. Banyumas (54,5%)
17. Purbalingga (54,5%)
18. Pati (54,5%)
19. Pekalongan (54,5%)
20. Brebes (54,5%)
21. Banjarnegara (50%)
22. Grobogan (50%)
23. Jepara (50%)
24. Kab. Semarang (50%)
8 Kab/kota (22,86%) 3 Kab/Kota (8,57%)
1. Karanganyar (45,5%) 1. Boyolali (36,4%)
2. Rembang (45,5%) 2. Klaten (36,4%)
3. Kendal (45,5%) 3. Wonogiri (36,4%)
4. Kota Semarang (45,5%)
5. Cilacap (40,9%)
6. Batang (40,9%)
7. Pemalang (40,9%)
8. Tegal (40,9%)
Pencapaian Indikator SPM-BK tahun 2011 sebagai berikut:
A. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari 18 indikator kinerja
dengan pencapaian sebesar 38,89% (7 indikator) telah mencapai target
2010/2015, yaitu indikator kinerja cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan
pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi, cakupan balita gizi buruk SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 14
mendapat perawatan, cakupan peserta KB Aktif, AFP rate/100.000
penduduk <15 tahun dan Penderita DBD yang ditangani .
Indikator yang belum mencapai target ada 11 indikator (61,11%)
yang terdiri dari cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani, cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani, desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI), cakupan
pelayanan anak balita, cakupan pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, cakupan penjaringan
kesehatan siswa sekolah dasar atau setingkat, penemuan penderita
pneumonia balita, penemuan pasien baru TB BTA positif, penemuan
penderita diare dan cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin.
Kabupaten/kota belum ada yang mencapai target untuk semua
indikator pada Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar. Pencapaian
masingmasing indikator kinerja pada jenis pelayanan sebagai berikut:
1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K-4
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan stándar
paling sedikit empat kali (dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan
kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang
mencakup minimal: (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan,
(2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus
(pemberian Tetanus Toksoid), (4) Ukur tinggi fundus uteri,
(5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) Temu
wicara (pemberian komunikasi interpersonal & konseling), (7) Test
laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan
indikasi (HbsAG, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 15
Indikator tersebut untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin
terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal.
Cakupan K4 tahun 2011 sebesar 93,71% dengan cakupan
tertinggi Kabupaten Pekalongan (101,81%) dan cakupan terendah
Kabupaten Klaten (83,36%). Kabupaten/kota yang sudah melampaui
target cakupan K4 (>95%) sejumlah 15 kabupaten/kota (42,86%).
Daftar lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan K4 (>95%) Tahun 2011
Cakupan K4
>95% <95%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Pekalongan 101,81 1. Kab. Brebes 94,95 2. Kab. Demak 99,74 2. Kota Semarang 94,42 3. Kab. Blora 98,25 3. Kota Magelang 94,42 4. Kab. Banyumas 98,19 4. Kab. Grobogan 93,91 5. Kab. Cilacap 98,16 5. Kab. Kendal 93,91 6. Kab. Jepara 97,17 6. Kab. Boyolali 93,49 7. Kab. Sukoharjo 97,12 7. Kab. Temanggung 93,30 8. Kab. Kebumen 96,80 8. Kab. Pati 93,15 9. Kota Surakarta 96,55 9. Kab. Karanganyar 92,80 10. Kota Salatiga 96,25 10. Kab. Sragen 92,77 11. Kab. Purbalingga 96,04 11. Kab. Tegal 92,38 12. Kota Pekalongan 95,90 12. Kab. Wonogiri 91,01 13. Kab. Kudus 95,86 13. Kab. Purworejo 90,24 14. Kota Tegal 95,36 14. Kab. Batang 89,37 15. Kab. Wonosobo 95,00 15. Kab. Magelang 89,29
16. Kab. Semarang 88,30 17. Kab. Banjarnegara 87,58 18. Kab. Pemalang 86,79 19. Kab. Rembang 84,73 20. Kab. Klaten 83,36
Pencapaian cakupan K4 mengalami fluktuasi dari tahun 2008
sebesar 90,14% meningkat menjadi 93,39% di tahun 2009, terjadi
sedikit penurunan di tahun 2010 (92,04%) dan meningkat lagi pada
tahun 2011 (93,71%). Cakupan selama 4 tahun tersebut belum
mencapai target tahun 2015 (95%).
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 16
100
95
90
85
80 2008 2009 2010 2011
Cakupan K4 90,14 93,39 92,04 93,71
Target 95 95 95 95
Gambar 3.1 Cakupan K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu
dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah
Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau
bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya:
(1) Abortus,
(2) Hiperemesis Gravidarum,
(3) Perdarahan per vaginam,
(4) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(5) Kehamilan lewat waktu,
(6) Ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan diantaranya :
(1) Kelainan letak/presentasi janin,
(2) Partus macet/distosia,
(3) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 17
(4) Perdarahan pasca persalinan,
(5) Infeksi berat/sepsis,
(6) Kontraksi dini/persalinan premature,
(7) Kehamilan ganda.
Komplikasi dalam nifas diantaranya:
(1) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),
(2) Infeksi nifas,
(3) Perdarahan nifas.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan
terakhir untuk meyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.
Jumlah ibu hamil risiko tinggi/komplikasi di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2011 sebanyak 126.644 ibu hamil. Cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011 sebesar 75,16%
lebih rendah dibanding tahun 2010 (78,10%). Pencapaian cakupan
tahun ini masih dibawah target SPM tahun 2015 (80%), tetapi
diharapkan target tersebut bisa tercapai sebelum tahun 2015.
90
80
70
60
50 2009 2010 2011
Cakupan 57,78 78,1 75,16
Target 80 80 80
Gambar 3.2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 18
Kabupaten/kota yang sudah mencapai target SPM sebanyak
17 kabupaten/kota (48,57%). Kabupaten/kota dengan cakupan
tertinggi adalah Kabupaten Boyolali (100%) dan Kota Magelang
(100%), sementara kabupaten dengan cakupan terendah adalah
Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Karanganyar dengan cakupan
masing-masing 45,23%. Daftar lengkap pencapaian indikator dapat
dilihat di tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Tahun 2011
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
> 80% < 80%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Boyolali 2. Kota Magelang 3. Kab. Semarang 4. Kab. Temanggung 5. Kab. Sragen 6. Kab. Magelang 7. Kab. Demak 8. Kab. Purworejo 9. Kab. Kebumen 10. Kab. Sukoharjo 11. Kab. Banjarnegara 12. Kab. Wonosobo 13. Kab. Banyumas 14. Kota Surakarta 15. Kab. Kudus 16. Kab. Blora 17. Kota Pekalongan
100,00 100,00 97,92 96,91 95,43 94,94 92,67 92,08 90,71 88,59 88,43 85,81 85,58 82,54 82,13 81,72 80,03
1. Kab. Jepara 2. Kota Semarang 3. Kab. Batang 4. Kab. Pati 5. Kab. Rembang 6. Kota Salatiga 7. Kab. Kendal 8. Kab. Pemalang 9. Kab. Tegal 10. Kota Tegal 11. Kab. Grobogan 12. Kab. Klaten 13. Kab. Brebes 14. Kab. Wonogiri 15. Kab. Pekalongan 16. Kab. Purbalingga 17. Kab. Cilacap 18. Kab. Karanganyar
79,79 79,37 78,64 72,39 72,21 67,42 67,13 66,41 66,06 64,96 64,79 62,77 58,30 56,92 52,12 51,16 45,53 45,23
3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 19
Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan
dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga
kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai
standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan
manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan
persalinan yang profesional.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 sebesar 96,79%, lebih tinggi dibandingkan cakupan tahun
2010 yang sebesar 93,62% dengan cakupan terendah 90,78%
(Kabupaten Boyolali) dan tertinggi 104,1% (Kabupaten Pekalongan).
Pada tahun ini semua kabupaten/kota sudah mencapai target SPM
(90%). Naiknya cakupan pertolongan persalinan menunjukkan
meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
persalinan oleh tenaga kesehatan, adanya perencanaan persalinan
yang baik dari ibu, suami maupun dukungan keluarga.
Rata-rata cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan
peningkatan, sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut. Ini.
100
95
90
85 2008 2009 2010 2011
Persalinan 90,98 93,03 93,62 96,79
Nakes
Target 90 90 90 90
Gambar 3.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 20
4. Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan
neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan
sesuai standar.
Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan. Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan
kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan
sampai dengan 3 hari, pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI
termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau
pemasangan KB pasca persalinan.
Dalam pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga
pelayanan neonatus sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam
setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada 8-28 hari setelah lahir yang
dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan
neonatal dasar (ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan
pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 apabila tidak
diberikan pada saat lahir dan manajemen terpadu bayi muda).
Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari. Indikator ini untuk
mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
menyelenggarakan pelayanan nifas yang profesional.
Cakupan pelayanan nifas tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 sebesar 93,97%, melebihi target cakupan pelayanan nifas
tahun 2015 (90%), dengan cakupan terendah 64,68% (Kota
Semarang) dan tertinggi 100,61% (Kabupaten Banyumas).
Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 31
(88,57%) dan masih ada empat kabupaten/kota (21,43%) yang
belum mencapai target. Daftar pencapaian indikator secara lengkap
dapat dilihat di tabel 3.5.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 21
Tabel 3.5 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Pelayanan Nifas Tahun 2011
Cakupan Pelayanan Nifas
> 90% < 90%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Banyumas 2. Kab. Klaten 3. Kab. Pekalongan 4. Kota Magelang 5. Kota Pekalongan 6. Kab. Magelang 7. Kab. Demak 8. Kab. Pemalang 9. Kota Surakarta 10. Kab. Batang 11. Kab. Jepara 12. Kab. Purbalingga 13. Kab. Wonosobo 14. Kab. Sukoharjo 15. Kab. Pati 16. Kota Tegal 17. Kab. Grobogan 18. Kab. Kebumen 19. Kab. Blora 20. Kota Salatiga 21. Kab. Cilacap 22. Kab. Brebes 23. Kab. Kudus 24. Kab. Purworejo 25. Kab. Karanganyar 26. Kab. Tegal 27. Kab. Kendal 28. Kab. Wonogiri 29. Kab. Sragen 30. Kab. Temanggung 31. Kab. Rembang
100,61 100,00 100,00 100,00 99,73 99,56 99,53 99,50 99,49 99,18 98,60 98,21 98,13 96,93 96,83 96,28 96,14 95,56 95,46 95,20 95,06 94,57 94,53 92,71 92,60 92,58 91,70 91,66 91,55 90,58 90,04
1. Kab. Semarang 2. Kab. Banjarnegara 3. Kab. Boyolali 4. Kota Semarang
87,82 85,61 84,13 64,68
Rata-rata pencapaian cakupan pelayanan nifas mengalami
fluktuasi yaitu dari 92,94% pada tahun 2008 menurun menjadi
80,29% pada tahun 2009, meningkat pada tahun 2010 menjadi
93,43% dan 93,97% pada tahun 2011. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 22
95
90
85
80 2008 2009 2010 2011
Pelayanan Nifas 92,94 80,29 93,43 93,97
Target 90 90 90 90
Gambar 3.4. Cakupan Pelayanan Nifas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah
neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.
Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari. Neonatus dengan
komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang
dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus
dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus
neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir
rendah <2500 gr), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan
congenital.
Neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus
komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.
Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi adalah dihitung
berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Sarana Pelayanan
Kesehatan adalah polindes, praktek bidan, puskesmas, puskesmas
perawatan/PONED, rumah bersalin, dan rumah sakit pemerintah/
swasta. Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 23
setiap kasus komplikasi neonatus. Indikator ini mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan
komplikasi.
Tahun 2011 perkiraan bayi dengan komplikasi bila dihitung
dari banyaknya sasaran bayi adalah 86.333 bayi, menurun
dibanding perkiraan tahun 2010 (87.311 bayi). Dari jumlah perkiraan
tersebut, yang mendapat penanganan oleh tenaga kesehatan di tiap
jenjang pelayanan kesehatan sebesar 55,10% atau sebanyak
47.569 bayi, meningkat bila dibanding pencapaian tahun 2010 yang
sebesar 44,70%. Cakupan tersebut masih jauh dari target SPM
tahun 2010, yaitu setiap kabupaten/kota seharusnya mencapai
target minimal 80%.
Rata-rata cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan
peningkatan, sebagaimana yang terlihat pada gambar 3.5. berikut. 80
65
50
35
20
2009 2010 2011
Cakupan 24,92 44,7 55,1
Target 80 80 80
Gambar 3.5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011
Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 8
kabupaten/kota (22,86%). Kabupaten dengan cakupan di atas 100%
adalah Kabupaten Sukoharjo (121,1%) dan Kabupaten Boyolali
(102,6%). Sedangkan cakupan terendah di Kota Surakarta (14,42). SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 24
Tabel 3.6 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Tahun 2011
Cakupan Neonatus dg komplikasi yg ditangani
> 80% < 80%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Sukoharjo 2. Kab. Boyolali 3. Kota Salatiga 4. Kab. Demak 5. Kab. Purworejo 6. Kab. Kudus 7. Kab. Blora 8. Kota Pekalongan
121,10 102,61 96,35 92,35 89,38 86,20 84,45 80,28
1. Kota Magelang 2. Kab. Klaten 3. Kab. Banyumas 4. Kab. Sragen 5. Kab. Tegal 6. Kab. Pemalang 7. Kab. Cilacap 8. Kab. Batang 9. Kota Semarang 10. Kab. Jepara 11. Kab. Pati 12. Kab. Purbalingga 13. Kota Tegal 14. Kab. Semarang 15. Kab. Banjarnegara 16. Kab. Magelang 17. Kab. Pekalongan 18. Kab. Temanggung 19. Kab. Kebumen 20. Kab. Grobogan 21. Kab. Wonosobo 22. Kab. Brebes 23. Kab. Karanganyar 24. Kab. Kendal 25. Kab. Rembang 26. Kab. Wonogiri 27. Kota Surakarta
73,71 70,51 63,27 60,65 59,96 59,74 59,14 58,09 56,63 53,66 53,08 52,25 52,11 51,58 48,46 38,71 35,45 34,58 34,08 34,02 32,84 32,70 32,22 30,30 25,73 18,40 14,42
6. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh
dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan
di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah
bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 25
penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan
petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal
empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada
umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur
9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi (meliputi konseling ASI eksklusif,
pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan
dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan
pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11
bulan). Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya
terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Cakupan kunjungan bayi Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2011 sebesar 92,64% lebih rendah dibandingkan pencapaian
cakupan tahun 2010 yang sebesar 93,73%.
98
96
94
92
90
88
2008 2009 2010 2011
Kunjungan Bayi 96,04 95,07 93,73 92,64
Target 90 90 90 90
Gambar 3.6 Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
Berdasarkan gambar 3.6 diketahui bahwa pencapaian
cakupan kunjungan bayi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011
menunjukkan penurunan tetapi masih di atas target SPM (90%)
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 26
yaitu dari 96,04% pada tahun 2008, turun menjadi 95,07% tahun
2009, menjadi 93,73% tahun 2010 dan 92,64% pada tahun 2011.
Tabel 3.7 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011
Cakupan Kunjungan Bayi
>90% <90%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Brebes 2. Kab. Wonosobo 3. Kab. Demak 4. Kab. Sukoharjo 5. Kab. Kendal 6. Kab. Batang 7. Kota Semarang 8. Kab. Banyumas 9. Kab. Grobogan 10. Kab. Pati 11. Kab. Banjarnegara 12. Kab. Semarang 13. Kota Pekalongan 14. Kab. Kudus 15. Kab. Karanganyar 16. Kab. Purbalingga 17. Kab. Magelang 18. Kab. Blora 19. Kota Tegal 20. Kab. Kebumen 21. Kab. Temanggung 22. Kota Surakarta 23. Kab. Sragen 24. Kota Salatiga 25. Kab. Jepara 26. Kab. Purworejo
104,11 100,92 100,55 100,33 100,00 99,71 99,57 99,11 98,95 97,40 97,27 97,04 95,48 95,22 94,87 94,85 94,71 94,65 94,36 94,29 92,27 91,18 91,12 90,98 90,66 90,34
1. Kab. Pemalang 2. Kota Magelang 3. Kab. Cilacap 4. Kab. Tegal 5. Kab. Rembang 6. Kab. Klaten 7. Kab. Wonogiri 8. Kab. Pekalongan 9. Kab. Boyolali
89,91 89,68 89,39 89,24 87,94 85,86 73,22 70,77 44,19
Dari 35 kabupaten/kota, sebanyak 26 kabupaten/kota
(74,29%) telah berhasil mencapai target SPM tahun 2010 (90%),.
dengan cakupan terendah 44,19% (Kabupaten Boyolali) dan
tertinggi 104,11% (Kabupaten Brebes).
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization.
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
adalah desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi yang ada di SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 27
desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam
waktu satu tahun.
UCI adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada
bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak
sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11
bulan) meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis
Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis
TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak
dan 2 dosis TT.
Tujuan Program Imunisasi adalah menurunkan angka
kesakitan, kematian dan kecacatan bayi, anak dan balita akibat
penyakit PD3I (seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Polio, Hepatitis B dan Campak).
Pencapaian desa/kelurahan UCI dari tahun 2008 sampai
dengan 2011 mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada
gambar 3.7. di bawah ini.
100
95
90
85
80 2008 2009 2010 2011
Cakupan 86,69 91,95 94,06 96,37
Target 100 100 100 100
Gambar 3.7 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM ada 18
kabupaten/kota (51,43%). Daftar lengkapnya dapat dilihat di tabel
3.8 di bawah ini. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 28
Tabel 3.8 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Desa/Kelurahan UCI Tahun 2011
Cakupan Desa/kelurahan UCI
>100% <100%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Banyumas 2. Kab. Kebumen 3. Kab. Magelang 4. Kab. Sragen 5. Kab. Grobogan 6. Kab. Kudus 7. Kab. Demak 8. Kab. Semarang 9. Kab. Temanggung 10. Kab. Pekalongan 11. Kab. Pemalang 12. Kab. Tegal 13. Kota Magelang 14. Kota Surakarta 15. Kota Salatiga 16. Kota Semarang 17. Kota Pekalongan 18. Kota Tegal
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
1. Kab. Cilacap 2. Kab. Sukoharjo 3. Kab. Kendal 4. Kab. Brebes 5. Kab. Klaten 6. Kab. Jepara 7. Kab. Boyolali 8. Kab. Purbalingga 9. Kab. Wonosobo 10. Kab. Purworejo 11. Kab. Rembang 12. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Blora 14. Kab. Pati 15. Kab. Karanganyar 16. Kab. Wonogiri 17. Kab. Batang
99,30 98,80 98,60 98,32 98,25 97,94 97,75 97,49 96,23 95,75 93,20 93,17 92,88 92,61 86,44 84,35 66,13
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59
bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan. Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan.
Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan, minimal 8x dalam setahun yang tercatat
di Kohort Anak balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS atau buku
pencatatan dan pelaporan lainnya.
Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan
pertinggi/panjang badan (BB/TB). Di tingkat masyarakat
pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur
(BB/U) setiap bulan di Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD,
Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak, serta Raudatul
Athfal dan lain-lain. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 29
berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah
harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan untuk menentukan
status gizinya dan upaya tindak lanjut.
Pemantauan perkembangan meliputi penilaian
perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat.
Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan
pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan
penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan
rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak
usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDK minimal 2
kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita
dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan
SDIDK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh
kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam
menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang anak.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya
terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Rata-rata cakupan pelayanan anak balita mengalami
peningkatan yaitu dari 44,76% pada tahun 2008 menjadi 50,29%
pada tahun 2009, menjadi 59,36% pada tahun 2010 dan 81,02 pada
tahun 2010.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 30
95
85
75
65
55
45
35
25 2008 2009 2010 2011
Cakupan 44,76 50,29 59,36 81,02
Target 90 90 90 90
Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Anak Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011
Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 10
kabupaten/kota (28,57%).
Tabel 3.9 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target
Cakupan Pelayanan Anak Balita Tahun 2011
Cakupan Pelayanan Anak Balita
>90% <90%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
Kab. Magelang Kab. Brebes Kab. Pekalongan Kab. Kudus Kab. Semarang Kab. Demak Kab. Sukoharjo Kota Semarang Kab. Purbalingga Kab. Kendal
108,09 100,00 96,31 93,25 93,22 93,06 92,49 91,08 90,14 90,09
Kab. Rembang Kota Pekalongan Kab. Banyumas Kab. Temanggung Kab. Cilacap Kab. Blora Kab. Jepara Kab. Sragen Kota Tegal Kab. Wonosobo Kab. Batang Kab. Kebumen Kab. Grobogan Kab. Purworejo Kab. Banjarnegara Kab. Klaten Kab. Karanganyar Kota Surakarta Kab. Pemalang Kab. Pati Kab. Tegal Kota Salatiga Kota Magelang Kab. Wonogiri Kab. Boyolali
89,62 88,42 87,16 86,91 82,10 81,16 80,86 80,44 80,22 79,23 79,15 78,85 78,78 78,27 77,11 77,02 75,55 74,67 74,65 69,17 61,20 50,75 48,35 37,07 34,03
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 31
Kabupaten dengan cakupan di atas 100% adalah Kabupaten
Magelang (108,1%) dan Kabupaten Brebes (100%). Sedangkan
cakupan terendah di Kabupaten Boyolali (34%).
9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada
Anak Usia 6 - 24 Bulan Keluarga Miskin.
Cakupan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian
MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90
hari.
Pengertian anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi
usia 6-11 bulan dan anak usia 12-24 bulan dari Keluarga Miskin
(Gakin). Kriteria Gakin ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan
biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.
Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin tahun 2011 sebesar 38,31% meningkat bila
dibandingkan tahun 2010 (32,32%), tetapi masih jauh dari target
SPM (100%).
100
80
60
40
20 2009 2010 2011
Cakupan 25,43 32,32 38,31
Target 100 100 100
Gambar 3.9 Cakupan Pemberian MP-ASI pada Anak Usia 6-24 bln Keluarga Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 32
Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 9
kabupaten/kota (25,71%). Ada 14 kabupaten/kota yang
pencapaiannya 0% karena tahun 2011 tidak ada kegiatan
pengadaan MP-ASI. Daftar lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.10 di
bawah ini.
Tabel 3.10 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bln keluarga miskin tahun 2010
Cakupan Pemberian MP-ASI
>100% <100%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Purworejo 2. Kab. Wonosobo 3. Kab. Boyolali 4. Kab. Blora 5. Kab. Rembang 6. Kab. Demak 7. Kab. Temanggung 8. Kota Salatiga 9. Kota Pekalongan
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1. Kota Magelang 2. Kab. Batang 3. Kab. Cilacap 4. Kab. Banjarnegara 5. Kab. Purbalingga 6. Kab. Pati 7. Kota Tegal 8. Kota Semarang 9. Kab. Sukoharjo 10. Kab. Kebumen 11. Kab. Banyumas 12. Kab. Brebes 13. Kab. Magelang 14. Kab. Klaten 15. Kab. Wonogiri 16. Kab. Karanganyar 17. Kab. Sragen 18. Kab. Grobogan 19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara 21. Kab. Semarang 22. Kab. Kendal 23. Kab. Pekalongan 24. Kab. Pemalang 25. Kab. Tegal 26. Kota Surakarta
81,91 80,95 59,48 59,18 51,42 19,98 12,77 10,96 4,79 3,81 3,48 0,40
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan .
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita
gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai
tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 33
Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4
tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah
status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan
Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor). Perawatan adalah
perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mengalami
fluktuasi dari 80,97% tahun 2008 turun menjadi 72,49% tahun 2009,
meningkat menjadi 93,28% tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi
100% tahun 2011.
110
100
90
80
70
60
50 2008 2009 2010 2011
Cakupan 80,97 72,49 93,28 100
Target 100 100 100 100
Gambar 3.10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan semua
kabupaten/kota 100% kecuali Kota Surakarta karena selama tahun
2011 tidak ada kasus gizi buruk.
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru
UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 34
kerja pada kurun waktu tertentu. Penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi
dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas
program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak
usia sekolah yang berada di sekolah. Sekolah Dasar setingkat
adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah
Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan
keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun
luar sekolah.
Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau
petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga
pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau
guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan
telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader
kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5
SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen
program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak
sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan
kesehatan.
Siswa SD dan setingkat ditargetkan 100% mendapatkan
pemantauan kesehatan melalui penjaringan kesehatan. Dengan
melakukan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
diharapkan dapat menapis/menjaring anak yang sakit dan
melakukan tindakan intervensi secara dini sehingga anak yang sakit
menjadi sembuh dan anak yang sehat tidak tertular menjadi sakit.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 78,72% dibawah
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 35
target SPM (100%). Kabupaten/kota yang sudah mencapai target
sebanyak 6 kabupaten/kota (17,14%). Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat tahun 2011
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
>100% <100%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Purbalingga 2. Kab. Sukoharjo 3. Kab. Sragen 4. Kab. Pati 5. Kab. Demak 6. Kota Surakarta
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
1. Kab. Temanggung 2. Kab. Cilacap 3. Kab. Jepara 4. Kab. Tegal 5. Kab. Kudus 6. Kota Semarang 7. Kab. Pekalongan 8. Kota Pekalongan 9. Kab. Karanganyar 10. Kab. Semarang 11. Kab. Klaten 12. Kota Tegal 13. Kota Salatiga 14. Kab. Magelang 15. Kab. Batang 16. Kab. Kebumen 17. Kab. Wonosobo 18. Kab. Rembang 19. Kab. Banyumas 20. Kab. Purworejo 21. Kab. Brebes 22. Kab. Kendal 23. Kab. Grobogan 24. Kota Magelang 25. Kab. Banjarnegara 26. Kab. Pemalang 27. Kab. Blora 28. Kab. Wonogiri 29. Kab. Boyolali
99,99 99,91 99,71 99,50 99,00 98,96 98,55 98,54 97,96 97,59 95,00 93,75 92,02 91,34 85,08 83,92 83,81 79,89 77,19 75,69 75,09 68,89 65,76 63,91 58,42 52,92 38,56 28,52 15,55
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
mengalami peningkatan yaitu dari 43,77% tahun 2008, meningkat
menjadi 43,80% tahun 2009, menjadi 52,61% tahun 100 dan
78,72% tahun 2011. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 36
110
100
90
80
70
60
50
40 2008 2009 2010 2011
Penjaringan 43.77 43.8 52.61 78.72
Target 100 100 100 100
Gambar 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
12. Cakupan Peserta Keluarga Berencana Aktif
Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif adalah
jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia
Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Peserta KB Aktif adalah PUS yang salah satu pasangannya masih
menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi
tersebut. PUS adalah pasangan suami-istri, yang istrinya berusia
15-49 tahun. Angka cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat
pemanfaatan kontrasepsi di antara para PUS.
Tahun 2011, jumlah PUS di Provinsi Jawa Tengah sebanyak
6.549.125 menurun dibanding tahun 2010 sebanyak 6.561.243.
Partisipasi masyarakat sebagai peserta KB aktif tahun 2011
sebanyak 5.032.045 (76,84%), sudah mencapai target SPM (70%).
Sebanyak 32 kabupaten/kota (91,43%) telah mencapai target SPM
dan tiga kabupaten/kota belum mencapai target yaitu Kabupaten
Boyolali (60,25%), Kabupaten Tegal (44,22%) dan Kota Semarang
(59,27%).
Cakupan peserta KB aktif mengalami peningkatan dari
77,79% pada tahun 2007 menjadi 78,09% tahun 2008, menjadi
78,37% tahun 2009 dan 78,57% tahun 2010.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 37
80
75
70
65
60 2008 2009 2010 2011
Cakupan 78.09 78.37 78.57 76.84
Target 70 70 70 70
Gambar 3.12 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
a. Acute Flacid Paralysis rate per 100.000 penduduk <15 tahun
Kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah semua anak
berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya
flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan bukan
disebabkan oleh rudapaksa. Kasus AFP non polio adalah kasus
AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak ditemukan virus
polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai
kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu. AFP rate per
100.000 penduduk <15 tahun adalah jumlah kasus AFP non
Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk <15 tahun
pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Penderita kelumpuhan AFP diperkirakan 2 diantara
100.000 anak usia <15 tahun. Target minimal penemuan
penderita AFP tahun 2011 sebanyak 164 penderita. Pada tahun
2011 Jawa Tengah menemukan 215 penderita AFP, sehingga
memenuhi target. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, dari
215 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio
(berarti tidak ditemukan virus polio liar). SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 38
AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2011 adalah 2,52%, tertinggi di Kabupaten
Wonosobo (6,61%). Sebanyak 22 kabupaten/kota (62,86%) telah
mencapai target pertahun (>2/100.000). Data kabupaten/kota
dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Kabupaten/kota berdasarkan target AFP rate tahun 2011
AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
>2 <2
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kab. Wonosobo 2. Kab. Demak 3. Kota Salatiga 4. Kab. Karanganyar 5. Kota Tegal 6. Kab. Kudus 7. Kab. Purworejo 8. Kota Magelang 9. Kota Surakarta 10. Kota Semarang 11. Kab. Sragen 12. Kab. Kebumen 13. Kab. Jepara 14. Kab. Magelang 15. Kab. Banjarnegara 16. Kab. Sukoharjo 17. Kab. Tegal 18. Kab. Brebes 19. Kab. Temanggung 20. Kab. Rembang 21. Kab. Pati 22. Kab. Grobogan
6,61 5,44 5,02 4,88 4,75 4,59 3,95 3,67 3,57 3,54 3,29 2,75 2,66 2,60 2,54 2,50 2,45 2,24 2,22 2,08 2,06 2,02
1. Kab. Blora 2. Kab. Cilacap 3. Kab. Semarang 4. Kab. Kendal 5. Kab. Boyolali 6. Kab. Pemalang 7. Kab. Klaten 8. Kab. Banyumas 9. Kab. Wonogiri 10. Kota Pekalongan 11. Kab. Purbalingga 12. Kab. Batang 13. Kab. Pekalongan
1,96 1,94 1,72 1,70 1,68 1,63 1,48 1,45 1,44 1,32 1,26 1,07 0,82
AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun mengalami
fluktuasi dari 2,18/100.000 pada tahun 2008, meningkat menjadi
2,24/100.000 tahun 2009, tahun 2010 turun menjadi 2,09% dan
tahun 2011 meningkat lagi menjadi 2,52/100.000.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 39
3
2.5
2
1.5
1 2008 2009 2010 2011
AFP Rate 2.18 2.24 2.09 2.52
Target 2 2 2 2
Gambar 3.13 AFP Rate Per 100.000 Penduduk <15 tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Penemuan penderita pneumonia balita adalah persentase
balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan
tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah
dalam waktu satu tahun.
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai nafas
cepat dan/atau kesukaran bernafas.
Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua
kelompok yaitu kelompok umur 2 bulan - <5 tahun (Pneumonia
Berat, Pneumonia, dan batuk bukan Pneumonia) dan kelompok
umur <2 bulan (Pneumonia berat dan batuk bukan Pneumonia).
Dalam pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
klasifikasi pada kelompok umur <2 bulan adalah infeksi bakteri
sistemik dan infeksi bakteri local.
Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya
batuk dan/atau kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam (TDDK) pada anak usia 2 bulan - <5
tahun. Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi Pneumonia
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 40
berat ditandai dengan TDDK kuat atau adanya nafas cepat lebih
atau sama dengan 60x per menit. Klasifikasi Pneumonia
didasarkan pada adanya batuk dan/atau kesukaran bernafas
disertai adanya nafas cepat. Batas nafas cepat pada anak usia 2
bulan - <1 tahun adalah 50 kali per menit dan 40 kali per menit
untuk anak usia 1-<5 tahun. Klasifikasi batuk bukan Pneumonia
mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak
menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam. Dengan demikian klasifikasi batuk bukan Pneumonia
mencakup penyakit-penyakit ISPA lain di luar Pneumonia seperti
batuk pilek (common cold, pharyngitis, tonsilitis, otitis).
Penemuan penderita pneumonia balita Provinsi Jawa
Tengah tahun 2011 sebesar 25,54%, terendah 1,16%
(Kabupaten Rembang) dan tertinggi 126,61% (Kota Salatiga).
Kabupaten/kota yang sudah mencapai target hanya satu yaitu
Kota Magelang (179,59%).
Cakupan penemuan penderita pneumonia balita fluktuasi,
yaitu dari 23,63% di tahun 2008, meningkat menjadi 25,96%
tahun 2009 dan 40,63% tahun 2010 dan tahun 2011 turun
menjadi 25,54%.. 100
90
80
70
60
50
40
30
20 2008 2009 2010 2011
Persentase 23.63 25.96 40.63 25.54
Target 100 100 100 100
Gambar 3.14 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 41
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
Penemuan pasien baru Tuberculosis (TB) BTA positif
adalah penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak
sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati di unit pelayanan
kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu.
Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan
(30 dosis) harian. Diobati adalah pemberian pengobatan pada
pasien baru TB BTA positif dengan OAT selama 6 bulan.
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case
Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah penderita baru
TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan jumlah perkiraan
kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu
satu tahun.
CDR TB BTA positif Provinsi Jawa Tengah tahun 2008
sampai dengan 2011 masih di bawah target SPM (100%). CDR
TB selama empat tahun terakhir mengalami fluktuasi yaitu dari
7,97% di tahun 2008 meningkat menjadi 48,15 tahun 2009 dan
69,04% tahun 2010, tetapi tahun 2011 turun menjadi 59,45%..
100
90
80
70
60
50
40 2008 2009 2010 2011
CDR 47.97 48.15 69.04 59.45
Target 100 100 100 100
Gambar 3.15 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 42
CDR terendah 33,04% (Kabupaten Magelang) dan
tertinggi 132,78% (Kota Pekalongan). Kabupaten/kota yang telah
mencapai target SPM sebanyak 4 kabupaten/kota (11,43%).
Tabel 3.13 Kabupaten/kota berdasarkan target CDR TB BTA(+) tahun 2011
CDR TB BTA (+)
>100% <100%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kota Pekalongan 2. Kota Tegal 3. Kab. Pekalongan 4. Kota Surakarta
132,78 116,99 103,12 101,31
5. Kota Magelang 6. Kab. Cilacap 7. Kab. Pemalang 8. Kab. Batang 9. Kab. Karanganyar 10. Kab. Brebes 11. Kab. Demak 12. Kab. Kudus 13. Kab. Banyumas 14. Kab. Tegal 15. Kab. Sragen 16. Kab. Kendal 17. Kab. Purbalingga 18. Kab. Kebumen 19. Kota Semarang 20. Kab. Blora 21. Kab. Rembang 22. Kab. Pati 23. Kota Salatiga 24. Kab. Wonosobo 25. Kab. Wonogiri 26. Kab. Purworejo 27. Kab. Banjarnegara 28. Kab. Grobogan 29. Kab. Semarang 30. Kab. Jepara 31. Kab. Temanggung 32. Kab. Klaten 33. Kab. Sukoharjo 34. Kab. Boyolali 35. Kab. Magelang
97,64 78,82 76,37 76,19 73,91 72,89 71,49 69,71 66,53 63,21 61,79 60,89 60,62 60,16 59,53 56,87 51,82 46,55 46,45 45,67 45,57 45,49 45,48 44,14 43,88 42,76 40,37 36,64 35,30 34,60 33,04
d. Penderita Demam Berdarah Dengue yang ditangani
Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
ditangani adalah penderita DBD yang ditangani sesuai standar di
satu wilayah dalam waktu satu tahun dibandingkan dengan SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 43
jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun
waktu satu tahun yang sama.
DBD adalah penyakit yang ditandai dengan :
1) Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7
hari tanpa sebab yang jelas
2) Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif)
3) Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
4) Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/µl)
5) Peningkatan hematokrit ≥20%
Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi
sekurang-kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di
bawah ini :
Kriteria Klinis :
1) Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
2) Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet
positif)
3) Pembesaran hati
4) Syok
Kriteria Laboratorium
1) Trombositopenia (Trommbosit ≤100.000/µl)
2) Hematokrit naik ≥20%
Atau : Penderita yang menunjukkan hasil positif pada
pemeriksaan HI test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi
dengue Rapid Diagnosis Test (RDT) /ELISA
Cakupan penderita DBD yang ditangani Provinsi Jawa
Tengah tahun 2011 adalah 100%. Semua Kabupaten/Kota
(100%) telah mencapai target tiap tahun (100%). Cakupan
Penderita DBD yang ditangani dari tahun 2008 sampai dengan
2011 mencapai 100%, artinya seluruh penderita DBD yang ada
semuanya ditangani sesuai standar.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 44
e. Penemuan Penderita Diare
Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya.
Persentase penemuan penderita diare adalah
perbandingan jumlah penderita yang datang dan dilayani di
sarana kesehatan (puskesmas, pustu, RS, balai pengobatan,
praktek dokter) dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu
satu tahun dengan jumlah perkiraan penderita diare pada satu
wilayah tertentu dalam waktu yang sama (10% dari angka
kesakitan x jumlah penduduk). Angka kesakitan adalah angka
kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2010
sebesar 423/1000 penduduk.
Penemuan penderita diare Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 sebesar 57,89%, masih dibawah target SPM (100%),
terendah 7,44% (Kabupaten Cilacap) dan tertinggi 132,49%
(Kota Tegal). Penemuan penderita Diare mengalami fluktuasi,
yaitu dari 45,63% tahun 2008 naik menjadi 46,01% tahun 2009 ,
tahun 2010 sedikit menurun menjadi 44,48% dan tahun 2011 naik
lagi menjadi 57,89%.
100
80
60
40 2008 2009 2010 2011
% Penemuan 45,63 46,01 44,48 57,89
Target 100 100 100 100
Gambar 3.16 Penemuan Penderita Diare Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 45
Kabupaten/kota yang sudah mencapai target tahun 2010
(80%) sebanyak tiga kota (8,57%).
Tabel 3.14 Kabupaten/kota berdasarkan target Penemuan Penderita Diare tahun 2011
Penemuan Penderita Diare
>100% <100%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kota Tegal 2. Kota Pekalongan 3. Kota Salatiga
144,19 121,45 106,01
1. Kab. Tegal 2. Kab. Temanggung 3. Kab. Klaten 4. Kab. Sukoharjo 5. Kab. Pekalongan 6. Kota Magelang 7. Kota Semarang 8. Kota Surakarta 9. Kab. Demak 10. Kab. Magelang 11. Kab. Kendal 12. Kab. Jepara 13. Kab. Purbalingga 14. Kab. Batang 15. Kab. Brebes 16. Kab. Kebumen 17. Kab. Banyumas 18. Kab. Semarang 19. Kab. Sragen 20. Kab. Karanganyar 21. Kab. Pati 22. Kab. Banjarnegara 23. Kab. Wonogiri 24. Kab. Rembang 25. Kab. Wonosobo 26. Kab. Boyolali 27. Kab. Blora 28. Kab. Kudus 29. Kab. Cilacap 30. Kab. Pemalang 31. Kab. Grobogan 32. Kab. Purworejo
96,10 90,66 90,01 85,33 85,21 79,94 79,08 75,97 70,78 66,92 63,35 61,20 59,79 57,66 56,54 56,49 56,07 54,68 54,38 54,09 51,06 47,97 45,58 42,73 42,48 38,42 38,00 36,97 28,30 22,46 20,63 19,80
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 46
14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana
kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun
waktu tertentu.
Rawat jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan
rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap di sarana
kesehatan strata pertama. Rawat inap tingkat pertama adalah
pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi diagnosa
pengobatan rehabilitasi medik tinggal di ruang rawat inap di sarana
kesehatan strata pertama. Cakupan rawat jalan adalah jumlah
kunjungan kasus (lama dan baru) rawat jalan di sarana kesehatan
strata pertama. Kunjungan pasien baru adalah seseorang yang baru
berkunjung ke sara kesehatan dengan kasus penyakit baru. Sarana
kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan
meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan
swasta, praktek bersama dan perorangan. Masyarakat miskin
adalah masyarakat sasaran program pengentasan kemiskinan yang
memenuhi kriteria tertentu menggunakan 14 variabel kemiskinan
dalam satuan Rumah Tangga Miskin (RTM).
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat
miskin Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 66,43%, dibawah
target SPM (100%) dengan cakupan terendah 17,94% (Kabupaten
Kendal) dan tertinggi 309,18% (Kota Magelang). Pencapaian
cakupan selama tiga tahun terakhir berfluktuasi, dari 53,84% pada
tahun 2009 turun menjadi 47,30% pada tahun 2010 dan tahun 2011
naik menjadi 66,43%.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 47
100
80
60
40 2009 2010 2011
Cakupan 53,84 47,3 66,43
Target 100 100 100
Gambar 3.17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011
Kabupaten/kota yang sudah mencapai target sebanyak 8
kabupaten/kota (22,86%).
Tabel 3.15 Kabupaten/kota berdasarkan target Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Maskin tahun 2011
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Maskin
>100% <100%
Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %
1. Kota Magelang 2. Kab. Demak 3. Kota Tegal 4. Kota Pekalongan 5. Kab. Banjarnegara 6. Kab. Magelang 7. Kab. Pati 8. Kab. Brebes
309,18 187,57 186,32 118,23 117,85 117,41 106,69 101,65
1. Kab. Wonogiri 2. Kab. Kudus 3. Kota Salatiga 4. Kab. Tegal 5. Kota Semarang 6. Kab. Rembang 7. Kab. Batang 8. Kab. Klaten 9. Kab. Grobogan 10. Kab. Temanggung 11. Kab. Kebumen 12. Kab. Wonosobo 13. Kab. Sukoharjo 14. Kab. Pemalang 15. Kab. Sragen 16. Kab. Karanganyar 17. Kab. Blora 18. Kab. Jepara 19. Kab. Purbalingga 20. Kab. Banyumas 21. Kab. Cilacap 22. Kab. Purworejo 23. Kab. Semarang 24. Kab. Pekalongan 25. Kota Surakarta 26. Kab. Boyolali 27. Kab. Kendal
95,17 92,79 88,00 86,53 81,74 76,41 64,97 64,07 62,09 59,04 57,86 57,43 57,30 52,60 52,25 51,96 51,39 50,90 50,37 43,65 36,76 34,39 33,12 32,38 29,46 24,80 17,94
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 48
B. JENIS PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
Jenis Pelayanan Kesehatan Rujukan terdiri dari 2 indikator kinerja
SPM yaitu cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin dan cakupan pelayanan kegawatdaruratan level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota. Pencapaian jenis
pelayanan kesehatan rujukan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar
0% karena dari 2 indikator yang ada tidak ada yang mencapai target
SPM.
Kabupaten/kota belum ada yang mencapai target untuk semua
indikator pada Jenis Pelayanan Kesehatan Rujukan. Pencapaian
masingmasing indikator kinerja pada jenis pelayanan sebagai berikut :
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin (maskin) adalah jumlah kunjungan pasien maskin di sarana
kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama
& baru).
Rawat inap tingkat lanjut adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,
keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap
pada sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pemerintah dan
swasta, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
Rawat jalan tingkat lanjut adalah pelayanan kesehatan perorangan
yang meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tanpa
tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata
tiga pemerintah dan swasta.
Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah Balai
Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Pengobatan Penyakit Paru, Balai
Kesehatan Indera Masyarakat, Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat, Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 49
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 hanya 6,72%, masih
jauh dibawah target SPM (100%), terendah 0,01% (Kabupaten Blora)
dan tertinggi 58,04% (Kabupaten Banjarnegara). Pencapaian cakupan
selama tiga tahun terakhir berfluktuasi, dari 8,75% pada tahun 2009
turun menjadi 3,71% pada tahun 2010 dan tahun 2011 naik menjadi
6,72%. 100
80
60
40
20
0 2009 2010 2011
Cakupan 8,75 3,71 6,72
Target 100 100 100
Gambar 3.18 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011
Kabupaten/kota belum ada yang mencapai target dan ada 1
kabupaten yang tidak ada datanya yaitu Kabupaten Magelang.
Rendahnya cakupan indikator ini mungkin karena yang digunakan
sebagai penyebut adalah seluruh maskin, dimana tidak semua maskin
perlu pelayanan kesehatan rujukan di sarkes strata dua dan tiga.
2. Cakupan Pelayanan Kegawatdaruratan level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota
Cakupan pelayanan kegawatdaruratan (gadar) level 1 yang
harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota adalah
perbandingan antara jumlah RS yang mampu memberikan pelayanan
gadar level 1 dengan jumlah seluruh RS di kabupaten/kota.
Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat
yang memiliki dokter umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 50
klasifikasi General Emergency Life Support (GELS) dan/atau Advance
Trauma Life Support (ATLS) + Advance Cardiac Life Support (ACLS),
serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.
Cakupan pelayanan gadar level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011
sebesar 98,38% dengan cakupan terendah 60% (Kabupaten
Magelang) dan tertinggi 100% di 33 kabupaten (94,29%). Pencapaian
cakupan selama empat tahun terakhir berfluktuasi, dari 62,38% di
tahun 2008 naik menjadi 99,58% pada tahun 2009 turun menjadi
96,4% pada tahun 2010 dan tahun 2011 naik menjadi 98,38%. 100
90
80
70
60 2008 2009 2010 2011
Cakupan 62,38 99,58 96,4 98,38
Target 100 100 100 100
Gambar 3.19 Cakupan pelayanan Gadar level 1 yg harus diberikan sarkes (RS) di kab/kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN
KEJADIAN LUAR BIASA
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB) terdiri dari satu indikator kinerja SPM yaitu indikator kinerja
cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam.
Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 yang sudah
mencapai target sebanyak 33 kabupaten/kota (94,29%).
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 51
1. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 jam.
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24
jam adalah desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam
oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.
Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan
kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina
atau keracunan makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu.
Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB.
Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima
sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1
dapat juga berupa fax atau telepon.
Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara-
cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui
gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara
penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk
menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan
penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan
suatu KLB.
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 jam Provinsi Jawa Tengah tahun 2011
sebesar 100%, terendah 0% di dua kabupaten/kota yaitu di
Kabupaten Demak dan Kota Tegal karena selama tahun 2011 tidak ada
desa/kelurahan yang mengalami KLB.
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 jam mengalami fluktuasi yaitu dari
99,63% tahun 2008, meningkat menjadi 100% tahun 2009, turun
menjadi 98,45% tahun 2010 dan tahun 2011 naik menjadi 100%.
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 52
100
99,5
99
98,5
98 2008 2009 2010 2011
Cakupan 99,63 100 98,45 100
Target 100 100 100 100
Gambar 3.20 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008-2011
D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari 1
indikator kinerja SPM yaitu Cakupan desa siaga aktif. Pencapaian
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 100% atau dari indikator yang
ada sudah mencapai target SPM. Semua kabupaten/kota sudah
mencapai target SPM.
1. Cakupan Desa Siaga Aktif
Desa siaga aktif adalah desa yang penduduknya dapat
mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang
memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)/Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) atau sarana kesehatan
lain yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas Pembantu
(pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana
kesehatan lainnya. Penduduknya juga mengembangkan UKBM dan
melaksanakan surveilans berbasis masyarakat meliputi pemantauan
penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku,
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, penyehatan
lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Desa siaga aktif terbagi menjadi 4 (empat)
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 53
tahapan/strata, yaitu : strata pratama, madya, purnama dan mandiri,
semuanya dimasukkan sebagai cakupan pencapaian.
Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang
sesuai kewenangan bidan penanggungjawab poskesdes, selanjutnya
dirujuk ke pustu atau puskesmas apabila tidak bisa ditangani.
Surveilans penyakit yang berbasis masyarakat adalah upaya
pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh masyarakat (kader dan
bidan/perawat) tentang kejadian penyakit yang dapat mengancam
kesehatan penduduk/masyarakat. Pemantauan pertumbuhan adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh kader untuk mengetahui berat badan
balita setiap bulan untuk mendeteksi secara dini pertumbuhan (D/S).
Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat adalah masyarakat
dimana penduduknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa/kelurahan siaga aktif
strata pratama, madya, purnama dan mandiri dibandingkan dengan
jumlah Desa Siaga yang dibentuk.
Cakupan desa siaga aktif Provinsi Jawa Tengah tahun 2011
sebesar 100% dan semua kabupaten/kota se Jawa Tengah telah
mencapai target SPM. Pencapaian cakupan selama tiga tahun
terakhir menunjukkan peningkatan yaitu dari 60,38% pada tahun 2009
menjadi 79,02% tahun 2010 dan 100% pada tahun 2011.
100
90
80
70
60
2009 2010 2011
Cakupan 60,38 79,02 100
Target 100 100 100
Gambar 3.21 Cakupan Desa siaga aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 54
BAB IV
KESIMPULAN
Penilaian pencapaian indikator kinerja SPM-BK tahun 2010
berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
741/MENKES/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota berdasar Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008.
Pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota di Jawa Tengah
tahun 2011 secara rinci sebagai berikut :
A. Pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota tahun 2011
sebesar 40,91% atau 9 indikator telah mencapai target.dari 22 indikator
yang ada.
B. Pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota tahun 2011 >50%
sebanyak 24 kabupaten/kota (68,57%), 40,9%-<50% sebanyak 8
kabupaten/kota (22,86%) dan <40,9% sebanyak tiga kabupaten/kota
(8,57%).
C. Pencapaian Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar tahun 2011 belum
mencapai target, karena hanya 7 dari 14 indikator yang mencapai target.
(38,89%). Apabila dilihat pencapaian per kabupaten/kota maka tidak ada
kabupaten/kota yang mencapai target pada semua indikator.
1. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan K4 ≥95%
sebanyak 15 kabupaten/kota (52,86%).
2. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani ≥80% sebanyak 17 kabupaten/kota
(48,57%). SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 55
3. Semua kabupaten/kota (100%) sudah mencapai target cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan ≥90%.
4. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan nifas
≥90% sebanyak 31 kabupaten/kota (88,57%).
5. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan Neonatus
dengan komplikasi yang ditangani ≥80% sebanyak 8 kabupaten/kota
(22,86%).
6. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan kunjungan bayi
≥90% sebanyak 26 kabupaten/kota (74,29%).
7. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan desa/kelurahan
UCI ≥100% sebanyak 18 kabupaten/kota (51,43%).
8. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan
anak ≥90% sebanyak 10 kabupaten/kota (28,57%).
9. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pemberian
makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin ≥100% sebanyak 9 kabupaten/kota (25,71%).
10. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan balita gizi buruk
≥100% sebanyak 34 kabupaten/kota (97,14%).
11. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat ≥100% sebanyak lima
kabupaten/kota (14,29%).
12. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan peserta KB
Aktif >70% sebanyak 32 kabupaten/kota (91,43%).
13. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target AFP rate per 100.000
penduduk <15 tahun (≥2/100.000) sebanyak 22 kabupaten/kota
(62,86%).
14. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan penemuan
penderita pneumonia balita ≥100% hanya satu kabupaten/kota
(2,86%).
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 56
15. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan penemuan
pasien baru TB BTA positif ≥100% sebanyak empat kabupaten/kota
(11,43%).
16. Semua kabupaten/kota (100%) sudah mencapai target Penderita DBD
yang ditangani ≥100%.
17. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target penemuan penderita
Diare ≥100% sebanyak tiga kabupaten/kota (8,57%).
18. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan
kesehatan dasar pasien masyarakat miskin ≥100% sebanyak 8
kabupaten/kota (22,86%).
D. Pencapaian Jenis Pelayanan Kesehatan Rujukan tahun 2011 belum
mencapai target, karena dari dua indikator pada jenis pelayanan ini tidak
ada yang mencapai target. Apabila dilihat pencapaian per kabupaten/kota
maka tidak ada kabupaten/kota yang mencapai target semua indikator.
1. Tidak ada kabupaten/kota yang mencapai target Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ≥100%.
2. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan
gawat darurat level 1 yang harus diberikan di sarana kesehatan (RS)
≥100% sebanyak 33 kabupaten/kota (94,29%).
E. Pencapaian Penyelidikan Epidemiologi dan Penganggulangan KLB tahun
2011 sudah mencapai target, karena dari satu indikator pada jenis
pelayanan ini sudah mencapai target. Apabila dilihat pencapaian per
kabupaten/kota maka ada 33 kabupaten/kota (94,29%) yang mencapai
target.
F. Pencapaian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tahun
2011 sudah mencapai target, karena dari satu indikator pada jenis
pelayanan ini sudah mencapai target. Apabila dilihat pencapaian per
kabupaten/kota maka semua kabupaten/kota sudah mencapai target.
Perlu adanya perhatian berbagai pihak terkait terhadap jenis
pelayanan yang belum mencapai target SPM SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 57
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 58
LAMPIRAN I. PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009-2011 (SESUAI PERMENKES RI NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)
Jenis pelayanan
No
Indikator Kinerja SPM Bidang
Kesehatan
Pencapaian
Rata-rata Jateng th
2009
Pencapaian
Rata-rata Jateng th
2010
Pencapaian
Rata-rata Jateng th
2011
Target
2010/ 2015
Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 93,39% 92,04% 93,71 95%
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
57,78% 78,10% 75,16% 80%
3 Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
93,03% 93,62% 96,79% 90%
4 Cakupan Pelayanan Nifas 80,29% 93,43% 93,97% 90%
5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani.
24,92% 44,70% 55,10% 80%
6 Cakupan kunjungan bayi 95,07% 93,73% 92,64% 90%
7 Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
91,95% 94,06% 96,37% 100%
8 Cakupan pelayanan anak balita 50,29% 59,36% 81,02% 90%
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bln keluarga miskin.
25,43% 32,32% 38,31% 100%
10 Balita gizi buruk mendapat perawatan
72,49% 93,28% 100% 100%
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
43,80% 52,61% 78,72% 100%
12 Cakupan peserta aktif KB 78,37% 78,57% 76,84% 70%
13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
2,24 2,09 2,52 > 2/ 100.000
b. Penemuan Penderita
pneumonia Balita
25,96% 40,63% 25,54% 100%
c. Penemuan pasien baru TB
BTA positif
48,15% 69,04% 59,45% 100%
d. Penderita DBD yang ditangani
100% 100% 100% 100%
e. Penemuan Penderita Diare 46,01% 44,48% 57,89% 100%
14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar pasien masyarakat miskin
53,84% 47,30% 66,43% 100%
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 59
Pencapaian
Rata-rata Jateng th
2009
Jateng th
2010
Jateng th
2011
2010/ 2015
Pelayanan
Kesehatan Rujukan
15 Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin
8,75% 3,71% 6,72% 100%
16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota
99,58% 96,40% 98,38% 100%
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB
17 Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam.
100% 98,45% 100% 100%
Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
18 Cakupan desa siaga aktif 60,38% 79,02% 100% 80%
Jumlah indiKator wajib Kabupaten/Kota yang telah mencapai target
6
(27,27%)
6
(27,27%)
9
(40,91%)
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 60
LAMPIRAN II.
REKAP HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2011
Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar
kompetensi kebidanan
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
1 2 3 4
1 Kab. Cilacap 98.16 95 1 45.53 80 0 96.27 90 1 95.06 90 1
2 Kab. Banyumas 98.19 95 1 85.58 80 1 99.55 90 1 100.61 90 1
3 Kab. Purbalingga 96.04 95 1 51.16 80 0 95.42 90 1 98.21 90 1
4 Kab. Banjarnegara 87.58 95 0 88.43 80 1 91.67 90 1 85.61 90 0
5 Kab. Kebumen 96.80 95 1 90.71 80 1 99.00 90 1 95.56 90 1
6 Kab. Purworejo 90.24 95 0 92.08 80 1 92.97 90 1 92.71 90 1
7 Kab. Wonosobo 95.00 95 1 85.81 80 1 98.13 90 1 98.13 90 1
8 Kab. Magelang 89.29 95 0 94.94 80 1 99.61 90 1 99.56 90 1
9 Kab. Boyolali 93.49 95 0 100.00 80 1 90.78 90 1 84.13 90 0
10 Kab. Klaten 83.36 95 0 62.77 80 0 99.90 90 1 100.00 90 1
11 Kab. Sukoharjo 97.12 95 1 88.59 80 1 100.00 90 1 96.93 90 1
12 Kab. Wonogiri 91.01 95 0 56.92 80 0 91.66 90 1 91.66 90 1
13 Kab. Karanganyar 92.80 95 0 45.23 80 0 91.98 90 1 92.60 90 1
14 Kab. Sragen 92.77 95 0 95.43 80 1 95.87 90 1 91.55 90 1
15 Kab. Grobogan 93.91 95 0 64.79 80 0 97.87 90 1 96.14 90 1
16 Kab. Blora 98.25 95 1 81.72 80 1 95.35 90 1 95.46 90 1
17 Kab. Rembang 84.73 95 0 72.21 80 0 91.93 90 1 90.04 90 1
18 Kab. Pati 93.15 95 0 72.39 80 0 99.47 90 1 96.83 90 1
19 Kab. Kudus 95.86 95 1 82.13 80 1 94.46 90 1 94.53 90 1
20 Kab. Jepara 97.17 95 1 79.79 80 0 97.85 90 1 98.60 90 1
21 Kab. Demak 99.74 95 1 92.67 80 1 100.00 90 1 99.53 90 1
22 Kab. Semarang 88.30 95 0 97.92 80 1 98.45 90 1 87.82 90 0
23 Kab. Temanggung 93.30 95 0 96.91 80 1 99.18 90 1 90.58 90 1
24 Kab. Kendal 93.91 95 0 67.13 80 0 95.71 90 1 91.70 90 1
25 Kab. Batang 89.37 95 0 78.64 80 0 97.97 90 1 99.18 90 1
26 Kab. Pekalongan 101.81 95 1 52.12 80 0 104.10 90 1 100.00 90 1
27 Kab. Pemalang 86.79 95 0 66.41 80 0 94.30 90 1 99.50 90 1
28 Kab. Tegal 92.38 95 0 66.06 80 0 92.77 90 1 92.58 90 1
29 Kab. Brebes 94.95 95 0 58.30 80 0 97.34 90 1 94.57 90 1
30 Kota Magelang 94.42 95 0 100.00 80 1 99.95 90 1 100.00 90 1
31 Kota Surakarta 96.55 95 1 82.54 80 1 100.00 90 1 99.49 90 1
32 Kota Salatiga 96.25 95 1 67.42 80 0 94.76 90 1 95.20 90 1
33 Kota Semarang 94.42 95 0 79.37 80 0 96.08 90 1 64.68 90 0
34 Kota Pekalongan 95.90 95 1 80.03 80 1 99.84 90 1 99.73 90 1
35 Kota Tegal 95.36 95 1 64.96 80 0 100.00 90 1 96.28 90 1
RATA2 JATENG 93.71 95 0 75.16 80 0 96.79 90 1 93.97 90 1
PENCAPAIAN TARGET 15 17 35 31
JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0
% PENCAPAIAN TARGET 42.86 48.57 100.00 88.57
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar
(UCI)
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
5 6 7 8
1 Kab. Cilacap 59.14 80 0 89.39 90 0 99.30 100 0 82.10 90 0
2 Kab. Banyumas 63.27 80 0 99.11 90 1 100.00 100 1 87.16 90 0
3 Kab. Purbalingga 52.25 80 0 94.85 90 1 97.49 100 0 90.14 90 1
4 Kab. Banjarnegara 48.46 80 0 97.27 90 1 93.17 100 0 77.11 90 0
5 Kab. Kebumen 34.08 80 0 94.29 90 1 100.00 100 1 78.85 90 0
6 Kab. Purworejo 89.38 80 1 90.34 90 1 95.75 100 0 78.27 90 0
7 Kab. Wonosobo 32.84 80 0 100.92 90 1 96.23 100 0 79.23 90 0
8 Kab. Magelang 38.71 80 0 94.71 90 1 100.00 100 1 108.09 90 1
9 Kab. Boyolali 102.61 80 1 44.19 90 0 97.75 100 0 34.03 90 0
10 Kab. Klaten 70.51 80 0 85.86 90 0 98.25 100 0 77.02 90 0
11 Kab. Sukoharjo 121.10 80 1 100.33 90 1 98.80 100 0 92.49 90 1
12 Kab. Wonogiri 18.40 80 0 73.22 90 0 84.35 100 0 37.07 90 0
13 Kab. Karanganyar 32.22 80 0 94.87 90 1 86.44 100 0 75.55 90 0
14 Kab. Sragen 60.65 80 0 91.12 90 1 100.00 100 1 80.44 90 0
15 Kab. Grobogan 34.02 80 0 98.95 90 1 100.00 100 1 78.78 90 0
16 Kab. Blora 84.45 80 1 94.65 90 1 92.88 100 0 81.16 90 0
17 Kab. Rembang 25.73 80 0 87.94 90 0 93.20 100 0 89.62 90 0
18 Kab. Pati 53.08 80 0 97.40 90 1 92.61 100 0 69.17 90 0
19 Kab. Kudus 86.20 80 1 95.22 90 1 100.00 100 1 93.25 90 1
20 Kab. Jepara 53.66 80 0 90.66 90 1 97.94 100 0 80.86 90 0
21 Kab. Demak 92.35 80 1 100.55 90 1 100.00 100 1 93.06 90 1
22 Kab. Semarang 51.58 80 0 97.04 90 1 100.00 100 1 93.22 90 1
23 Kab. Temanggung 34.58 80 0 92.27 90 1 100.00 100 1 86.91 90 0
24 Kab. Kendal 30.30 80 0 100.00 90 1 98.60 100 0 90.09 90 1
25 Kab. Batang 58.09 80 0 99.71 90 1 66.13 100 0 79.15 90 0
26 Kab. Pekalongan 35.45 80 0 70.77 90 0 100.00 100 1 96.31 90 1
27 Kab. Pemalang 59.74 80 0 89.91 90 0 100.00 100 1 74.65 90 0
28 Kab. Tegal 59.96 80 0 89.24 90 0 100.00 100 1 61.20 90 0
29 Kab. Brebes 32.70 80 0 104.11 90 1 98.32 100 0 100.00 90 1
30 Kota Magelang 73.71 80 0 89.68 90 0 100.00 100 1 48.35 90 0
31 Kota Surakarta 14.42 80 0 91.18 90 1 100.00 100 1 74.67 90 0
32 Kota Salatiga 96.35 80 1 90.98 90 1 100.00 100 1 50.75 90 0
33 Kota Semarang 56.63 80 0 99.57 90 1 100.00 100 1 91.08 90 1
34 Kota Pekalongan 80.28 80 1 95.48 90 1 100.00 100 1 88.42 90 0
35 Kota Tegal 52.11 80 0 94.36 90 1 100.00 100 1 80.22 90 0
RATA2 JATENG 55.10 80 0 92.64 90 1 96.37 100 0 81.02 90 0
PENCAPAIAN TARGET 8 26 18 10
JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0
% PENCAPAIAN TARGET 22.86 74.29 51.43 28.57
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar
miskin
setingkat
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
9 10 11 12
1 Kab. Cilacap 59.48 100 0 100.00 100 1 99.91 100 0 71.55 70 1
2 Kab. Banyumas 3.48 100 0 100.00 100 1 77.19 100 0 71.06 70 1
3 Kab. Purbalingga 51.42 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 80.73 70 1
4 Kab. Banjarnegara 59.18 100 0 100.00 100 1 58.42 100 0 79.08 70 1
5 Kab. Kebumen 3.81 100 0 100.00 100 1 83.92 100 0 76.92 70 1
6 Kab. Purworejo 100.00 100 1 100.00 100 1 75.69 100 0 80.94 70 1
7 Kab. Wonosobo 100.00 100 1 100.00 100 1 83.81 100 0 81.15 70 1
8 Kab. Magelang 0.00 100 0 100.00 100 1 91.34 100 0 76.81 70 1
9 Kab. Boyolali 100.00 100 1 100.00 100 1 15.55 100 0 60.25 70 0
10 Kab. Klaten 0.00 100 0 100.00 100 1 95.00 100 0 80.69 70 1
11 Kab. Sukoharjo 4.79 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 79.42 70 1
12 Kab. Wonogiri 0.00 100 0 100.00 100 1 28.52 100 0 83.00 70 1
13 Kab. Karanganyar 0.00 100 0 100.00 100 1 97.96 100 0 79.80 70 1
14 Kab. Sragen 0.00 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 79.78 70 1
15 Kab. Grobogan 0.00 100 0 100.00 100 1 65.76 100 0 76.78 70 1
16 Kab. Blora 100.00 100 1 100.00 100 1 38.56 100 0 80.19 70 1
17 Kab. Rembang 100.00 100 1 100.00 100 1 79.89 100 0 83.14 70 1
18 Kab. Pati 19.98 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 85.32 70 1
19 Kab. Kudus 0.00 100 0 100.00 100 1 99.00 100 0 82.25 70 1
20 Kab. Jepara 0.00 100 0 100.00 100 1 99.71 100 0 81.26 70 1
21 Kab. Demak 100.00 100 1 100.00 100 1 100.00 100 1 75.09 70 1
22 Kab. Semarang 0.00 100 0 100.00 100 1 97.59 100 0 83.30 70 1
23 Kab. Temanggung 100.00 100 1 100.00 100 1 99.99 100 0 82.14 70 1
24 Kab. Kendal 0.00 100 0 100.00 100 1 68.89 100 0 78.74 70 1
25 Kab. Batang 80.95 100 0 100.00 100 1 85.08 100 0 78.62 70 1
26 Kab. Pekalongan 0.00 100 0 100.00 100 1 98.55 100 0 82.50 70 1
27 Kab. Pemalang 0.00 100 0 100.00 100 1 52.92 100 0 84.04 70 1
28 Kab. Tegal 0.00 100 0 100.00 100 1 99.50 100 0 44.22 70 0
29 Kab. Brebes 0.40 100 0 100.00 100 1 75.09 100 0 82.02 70 1
30 Kota Magelang 81.91 100 0 100.00 100 1 63.91 100 0 89.54 70 1
31 Kota Surakarta 0.00 100 0 0.00 100 0 100.00 100 1 80.17 70 1
32 Kota Salatiga 100.00 100 1 100.00 100 1 92.02 100 0 76.85 70 1
33 Kota Semarang 10.96 100 0 100.00 100 1 98.96 100 0 59.27 70 0
34 Kota Pekalongan 100.00 100 1 100.00 100 1 98.54 100 0 74.23 70 1
35 Kota Tegal 12.77 100 0 100.00 100 1 93.75 100 0 75.47 70 1
RATA2 JATENG 38.31 100 0 100.00 100 1 78.72 100 0 76.84 70 1
PENCAPAIAN TARGET 9 34 6 32
JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0
% PENCAPAIAN TARGET 25.71 97.14 17.14 91.43
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar
AFP rate / 100 rb
penduduk < 15 th
Penemuan Penderita
Pneumonia Balita
Penemuan pasien baru TB
BTA Positif
Penderita DBD yang
ditangani
Penemuan Penderita
Diare
Penca-
paian Th
2011
(/100000)
Target
per-
tahun
(/100
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
per-
tahun
(%)
Ket.
Penca-
paian Th
2011
(%)
Target
2010
(%)
Ket.
13b) 14 15 16 17
1 Kab. Cilacap 1.94 2 0 2.67 100 0 78.82 100 0 100.00 100 1 28.30 100 0
2 Kab. Banyumas 1.45 2 0 29.76 100 0 66.53 100 0 100.00 100 1 56.07 100 0
3 Kab. Purbalingga 1.26 2 0 9.73 100 0 60.62 100 0 100.00 100 1 59.79 100 0
4 Kab. Banjarnegara 2.54 2 1 49.65 100 0 45.48 100 0 100.00 100 1 47.97 100 0
5 Kab. Kebumen 2.75 2 1 90.11 100 0 60.16 100 0 100.00 100 1 56.49 100 0
6 Kab. Purworejo 3.95 2 1 24.68 100 0 45.49 100 0 100.00 100 1 19.80 100 0
7 Kab. Wonosobo 6.61 2 1 10.21 100 0 45.67 100 0 100.00 100 1 42.48 100 0
8 Kab. Magelang 2.60 2 1 12.16 100 0 33.04 100 0 100.00 100 1 66.92 100 0
9 Kab. Boyolali 1.68 2 0 3.12 100 0 34.60 100 0 100.00 100 1 38.42 100 0
10 Kab. Klaten 1.48 2 0 16.64 100 0 36.64 100 0 100.00 100 1 90.01 100 0
11 Kab. Sukoharjo 2.50 2 1 6.60 100 0 35.30 100 0 100.00 100 1 85.33 100 0
12 Kab. Wonogiri 1.44 2 0 4.06 100 0 45.57 100 0 100.00 100 1 45.58 100 0
13 Kab. Karanganyar 4.88 2 1 12.57 100 0 73.91 100 0 100.00 100 1 54.09 100 0
14 Kab. Sragen 3.29 2 1 5.40 100 0 61.79 100 0 100.00 100 1 54.38 100 0
15 Kab. Grobogan 2.02 2 1 10.54 100 0 44.14 100 0 100.00 100 1 20.63 100 0
16 Kab. Blora 1.96 2 0 7.84 100 0 56.87 100 0 100.00 100 1 38.00 100 0
17 Kab. Rembang 2.08 2 1 1.94 100 0 51.82 100 0 100.00 100 1 42.73 100 0
18 Kab. Pati 2.06 2 1 2.27 100 0 46.55 100 0 100.00 100 1 51.06 100 0
19 Kab. Kudus 4.59 2 1 8.87 100 0 69.71 100 0 100.00 100 1 36.97 100 0
20 Kab. Jepara 2.66 2 1 54.72 100 0 42.76 100 0 100.00 100 1 61.20 100 0
21 Kab. Demak 5.44 2 1 16.59 100 0 71.49 100 0 100.00 100 1 70.78 100 0
22 Kab. Semarang 1.72 2 0 16.18 100 0 43.88 100 0 100.00 100 1 54.68 100 0
23 Kab. Temanggung 2.22 2 1 15.62 100 0 40.37 100 0 100.00 100 1 90.66 100 0
24 Kab. Kendal 1.70 2 0 93.89 100 0 60.89 100 0 100.00 100 1 63.35 100 0
25 Kab. Batang 1.07 2 0 29.42 100 0 76.19 100 0 100.00 100 1 57.66 100 0
26 Kab. Pekalongan 0.82 2 0 71.47 100 0 103.12 100 1 100.00 100 1 85.21 100 0
27 Kab. Pemalang 1.63 2 0 16.90 100 0 76.37 100 0 100.00 100 1 22.46 100 0
28 Kab. Tegal 2.45 2 1 43.88 100 0 63.21 100 0 100.00 100 1 96.10 100 0
29 Kab. Brebes 2.24 2 1 38.45 100 0 72.89 100 0 100.00 100 1 56.54 100 0
30 Kota Magelang 3.67 2 1 179.59 100 1 97.64 100 0 100.00 100 1 79.94 100 0
31 Kota Surakarta 3.57 2 1 4.20 100 0 101.31 100 1 100.00 100 1 75.97 100 0
32 Kota Salatiga 5.02 2 1 28.46 100 0 46.45 100 0 100.00 100 1 106.01 100 1
33 Kota Semarang 3.54 2 1 24.07 100 0 59.53 100 0 100.00 100 1 79.08 100 0
34 Kota Pekalongan 1.32 2 0 19.53 100 0 132.78 100 1 100.00 100 1 121.45 100 1
35 Kota Tegal 4.75 2 1 9.48 100 0 116.99 100 1 100.00 100 1 144.19 100 1
RATA2 JATENG 2.52 2 1 25.54 100 0 59.45 100 0 100.00 100 1 57.89 100 0
PENCAPAIAN TARGET 22 1 4 35 3
JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0 0
% PENCAPAIAN TARGET 62.86 2.86 11.43 100 8.57
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
Jenis Pelayanan Kesehatan
Dasar
Target Jenis
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan
Miskin
Masy. Miskin
kab/kota
Penca-paian
Th 2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-paian
Th 2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-paian
Th 2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
18 19 20
1 Kab. Cilacap 36.76 100 0 6 1.65 100 0 100.00 100 1 1
2 Kab. Banyumas 43.65 100 0 9 10.48 100 0 100.00 100 1 1
3 Kab. Purbalingga 50.37 100 0 9 9.41 100 0 100.00 100 1 1
4 Kab. Banjarnegara 117.85 100 1 8 58.04 100 0 100.00 100 1 1
5 Kab. Kebumen 57.86 100 0 10 1.68 100 0 100.00 100 1 1
6 Kab. Purworejo 34.39 100 0 10 9.47 100 0 100.00 100 1 1
7 Kab. Wonosobo 57.43 100 0 10 4.26 100 0 100.00 100 1 1
8 Kab. Magelang 117.41 100 1 11 0.00 100 0 60.00 100 0 0
9 Kab. Boyolali 24.80 100 0 6 1.55 100 0 88.89 100 0 0
10 Kab. Klaten 64.07 100 0 5 1.67 100 0 100.00 100 1 1
11 Kab. Sukoharjo 57.30 100 0 12 3.99 100 0 100.00 100 1 1
12 Kab. Wonogiri 95.17 100 0 5 0.10 100 0 100.00 100 1 1
13 Kab. Karanganyar 51.96 100 0 7 10.53 100 0 100.00 100 1 1
14 Kab. Sragen 52.25 100 0 10 4.14 100 0 100.00 100 1 1
15 Kab. Grobogan 62.09 100 0 8 3.19 100 0 100.00 100 1 1
16 Kab. Blora 51.39 100 0 10 0.01 100 0 100.00 100 1 1
17 Kab. Rembang 76.41 100 0 7 4.82 100 0 100.00 100 1 1
18 Kab. Pati 106.69 100 1 9 3.79 100 0 100.00 100 1 1
19 Kab. Kudus 92.79 100 0 12 10.32 100 0 100.00 100 1 1
20 Kab. Jepara 50.90 100 0 8 3.33 100 0 100.00 100 1 1
21 Kab. Demak 187.57 100 1 15 7.54 100 0 100.00 100 1 1
22 Kab. Semarang 33.12 100 0 8 7.11 100 0 100.00 100 1 1
23 Kab. Temanggung 59.04 100 0 10 9.18 100 0 100.00 100 1 1
24 Kab. Kendal 17.94 100 0 7 0.80 100 0 100.00 100 1 1
25 Kab. Batang 64.97 100 0 6 4.50 100 0 100.00 100 1 1
26 Kab. Pekalongan 32.38 100 0 9 3.78 100 0 100.00 100 1 1
27 Kab. Pemalang 52.60 100 0 6 2.48 100 0 100.00 100 1 1
28 Kab. Tegal 86.53 100 0 6 1.88 100 0 100.00 100 1 1
29 Kab. Brebes 101.65 100 1 9 5.74 100 0 100.00 100 1 1
30 Kota Magelang 309.18 100 1 10 31.09 100 0 100.00 100 1 1
31 Kota Surakarta 29.46 100 0 11 23.67 100 0 100.00 100 1 1
32 Kota Salatiga 88.00 100 0 12 23.82 100 0 100.00 100 1 1
33 Kota Semarang 81.74 100 0 7 20.53 100 0 100.00 100 1 1
34 Kota Pekalongan 118.23 100 1 14 9.27 100 0 100.00 100 1 1
35 Kota Tegal 186.32 100 1 12 10.84 100 0 100.00 100 1 1
RATA2 JATENG 66.43 100 0 7 6.72 100 0 98.38 100 0 0
PENCAPAIAN TARGET 8 0 0 33 0
JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0 0
% PENCAPAIAN TARGET 22.86 0.00 0.00 94.29 0.00
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
Jenis Pelayanan Penyelidikan
Epidemiologi dan Penanggulangan
KLB
Penyelidikan
Epidemiologi dan
Penanggulangan KLB
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Epidemiologi < 24 jam
Penca-paian
Th 2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
Penca-paian
Th 2011
(%)
Target
2015
(%)
Ket.
21 22
1 Kab. Cilacap 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
2 Kab. Banyumas 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
3 Kab. Purbalingga 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
4 Kab. Banjarnegara 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
5 Kab. Kebumen 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
6 Kab. Purworejo 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
7 Kab. Wonosobo 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
8 Kab. Magelang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
9 Kab. Boyolali 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
10 Kab. Klaten 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
11 Kab. Sukoharjo 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
12 Kab. Wonogiri 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
13 Kab. Karanganyar 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
14 Kab. Sragen 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
15 Kab. Grobogan 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
16 Kab. Blora 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
17 Kab. Rembang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
18 Kab. Pati 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
19 Kab. Kudus 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
20 Kab. Jepara 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
21 Kab. Demak 0.00 100 0 0 100.00 80 1 1
22 Kab. Semarang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
23 Kab. Temanggung 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
24 Kab. Kendal 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
25 Kab. Batang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
26 Kab. Pekalongan 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
27 Kab. Pemalang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
28 Kab. Tegal 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
29 Kab. Brebes 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
30 Kota Magelang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
31 Kota Surakarta 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
32 Kota Salatiga 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
33 Kota Semarang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
34 Kota Pekalongan 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
35 Kota Tegal 0.00 100 0 0 100.00 80 1 1
RATA2 JATENG 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1
PENCAPAIAN TARGET 33 33 35 35
JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0
% PENCAPAIAN TARGET 94.29 94.29 100.00 100.00
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
TOTAL INDIKATOR KINERJA
SPM YANG MENCAPAI
TARGET
TARGET
1 Kab. Cilacap 9 40.91
2 Kab. Banyumas 12 54.55
3 Kab. Purbalingga 12 54.55
4 Kab. Banjarnegara 11 50.00
5 Kab. Kebumen 13 59.09
6 Kab. Purworejo 13 59.09
7 Kab. Wonosobo 13 59.09
8 Kab. Magelang 13 59.09
9 Kab. Boyolali 8 36.36
10 Kab. Klaten 8 36.36
11 Kab. Sukoharjo 15 68.18
12 Kab. Wonogiri 8 36.36
13 Kab. Karanganyar 10 45.45
14 Kab. Sragen 13 59.09
15 Kab. Grobogan 11 50.00
16 Kab. Blora 13 59.09
17 Kab. Rembang 10 45.45
18 Kab. Pati 12 54.55
19 Kab. Kudus 15 68.18
20 Kab. Jepara 11 50.00
21 Kab. Demak 17 77.27
22 Kab. Semarang 11 50.00
23 Kab. Temanggung 13 59.09
24 Kab. Kendal 10 45.45
25 Kab. Batang 9 40.91
26 Kab. Pekalongan 12 54.55
27 Kab. Pemalang 9 40.91
28 Kab. Tegal 9 40.91
29 Kab. Brebes 12 54.55
30 Kota Magelang 13 59.09
31 Kota Surakarta 14 63.64
32 Kota Salatiga 15 68.18
33 Kota Semarang 10 45.45
34 Kota Pekalongan 17 77.27
35 Kota Tegal 14 63.64
RATA2 JATENG 9 40.91
PENCAPAIAN TARGET
JUML. KAB/KOTA TAD
% PENCAPAIAN TARGET
Ket :
1 : Mencapai target
0 : Belum mencapai target
PROSENTASE PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA SPM
BID. KES. KAB/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2011
No. Kabupaten/Kota Prosentase (%)
1 Kab. Demak 77.3
2 Kota Pekalongan 77.3
3 Kab. Sukoharjo 68.2
4 Kab. Kudus 68.2
5 Kota Salatiga 68.2
6 Kota Surakarta 63.6
7 Kota Tegal 63.6
8 Kab. Kebumen 59.1
9 Kab. Purworejo 59.1
10 Kab. Wonosobo 59.1
11 Kab. Magelang 59.1
12 Kab. Sragen 59.1
13 Kab. Blora 59.1
14 Kab. Temanggung 59.1
15 Kota Magelang 59.1
16 Kab. Banyumas 54.5
17 Kab. Purbalingga 54.5
18 Kab. Pati 54.5
19 Kab. Pekalongan 54.5
20 Kab. Brebes 54.5
21 Kab. Banjarnegara 50.0
22 Kab. Grobogan 50.0
23 Kab. Jepara 50.0
24 Kab. Semarang 50.0
25 Kab. Karanganyar 45.5
26 Kab. Rembang 45.5
27 Kab. Kendal 45.5
28 Kota Semarang 45.5
29 Kab. Cilacap 40.9
30 Kab. Batang 40.9
31 Kab. Pemalang 40.9
32 Kab. Tegal 40.9
33 Kab. Boyolali 36.4
34 Kab. Klaten 36.4
35 Kab. Wonogiri 36.4
KABUPATEN /KOTA YANG TELAH MENCAPAI TARGET PER JENIS PELAYANAN SPM
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011
Pelayanan Kesehatan
Dasar
Pelayanan Kesehatan
Rujukan
Penyelidikan
Epidemiologi dan
Penanggulangan KLB
Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan
masyarakat
1 2 3 4
0 kab/kota
Semua Kab/Kota tidak
mencapai target pada
Jenis Pelayanan ini
0 kab/kota
Semua Kab/Kota tidak
mencapai target pada
Jenis Pelayanan ini
33 Kab/Kota
Cilacap
Banyumas
Purbalingga
Banjarnegara
Kebumen
Purworejo
Wonosobo
Kab. Magelang
Boyolali
Klaten
Sukoharjo
Wonogiri
Karanganyar
Sragen
Grobogan
Blora
Rembang
Pati
Kudus
Jepara
Kab. Semarang
Temanggung
Kendal
Batang
Kab. Pekalongan
Pemalang
Kab. Tegal
Brebes
Kota Magelang
Kota Surakarta
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kota Pekalongan
35 Kab/kota
Semua Kab/Kota sudah
mencapai target pada
Jenis Pelayanan ini
LAMPIRAN III.
TABEL HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011
KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG
DITANGANI
KOMPETENSI KEBIDANAN
DITANGANI
REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %
01 CILACAP 30,493 31,065 98.16 2,829 6,213 45.53 29,608 30,756 96.27 29,238 30,756 95.06 2,691 4,550 59.14
02 BANYUMAS 30,626 31,192 98.19 5,339 6,238 85.58 28,857 28,986 99.55 29,163 28,986 100.61 2,699 4,266 63.27
03 PURBALINGGA 15,759 16,408 96.04 1,679 3,282 51.16 14,446 15,140 95.42 14,869 15,140 98.21 1,189 2,276 52.25
04 BANJARNEGARA 15,411 17,596 87.58 3,112 3,519 88.43 14,773 16,115 91.67 13,796 16,115 85.61 1,164 2,402 48.46
05 KEBUMEN 21,679 22,396 96.80 4,063 4,479 90.71 21,178 21,392 99.00 20,406 21,354 95.56 1,047 3,072 34.08
06 PURWOREJO 9,908 10,980 90.24 2,022 2,196 92.08 9,723 10,458 92.97 9,696 10,458 92.71 1,332 1,490 89.38
07 WONOSOBO 14,061 14,801 95.00 2,540 2,960 85.81 13,035 13,284 98.13 13,035 13,284 98.13 651 1,982 32.84
08 MAGELANG 20,488 22,946 89.29 4,357 4,589 94.94 20,013 20,092 99.61 19,989 20,078 99.56 1,211 3,129 38.71
09 BOYOLALI 15,913 17,021 93.49 3,867 3,867 100.00 14,400 15,863 90.78 13,781 16,380 84.13 2,463 2,400 102.61
10 KLATEN 18,008 21,602 83.36 2,712 4,320 62.77 18,394 18,413 99.90 18,413 18,413 100.00 2,087 2,960 70.51
11 SUKOHARJO 14,718 15,154 97.12 2,685 3,031 88.59 14,002 14,002 100.00 13,572 14,002 96.93 2,520 2,081 121.10
12 WONOGIRI 14,150 15,547 91.01 1,770 3,109 56.92 13,482 14,708 91.66 13,482 14,708 91.66 388 2,109 18.40
13 KARANGANYAR 13,890 14,967 92.80 1,354 2,993 45.23 13,169 14,318 91.98 13,094 14,140 92.60 661 2,052 32.22
14 SRAGEN 16,016 17,264 92.77 3,295 3,453 95.43 15,796 16,476 95.87 15,083 16,476 91.55 1,433 2,363 60.65
15 GROBOGAN 22,822 24,301 93.91 3,149 4,860 64.79 22,736 23,230 97.87 22,439 23,341 96.14 1,133 3,330 34.02
16 BLORA 14,356 14,611 98.25 2,388 2,922 81.72 13,263 13,910 95.35 13,278 13,910 95.46 1,677 1,986 84.45
17 REMBANG 8,718 10,289 84.73 1,486 2,058 72.21 9,028 9,821 91.93 8,843 9,821 90.04 361 1,403 25.73
18 PATI 19,243 20,659 93.15 2,991 4,132 72.39 19,298 19,401 99.47 18,786 19,401 96.83 1,484 2,796 53.08
19 KUDUS 16,451 17,162 95.86 2,819 3,432 82.13 15,492 16,400 94.46 15,476 16,372 94.53 2,017 2,340 86.20
20 JEPARA 22,414 23,066 97.17 3,681 4,613 79.79 21,599 22,073 97.85 21,765 22,073 98.60 1,679 3,129 53.66
21 DEMAK 21,864 21,922 99.74 4,063 4,384 92.67 21,298 21,298 100.00 21,197 21,298 99.53 2,763 2,992 92.35
22 SEMARANG 14,231 16,116 88.30 3,156 3,223 97.92 14,166 14,389 98.45 12,623 14,374 87.82 1,133 2,197 51.58
23 TEMANGGUNG 12,554 13,456 93.30 2,608 2,691 96.91 11,944 12,043 99.18 11,668 12,881 90.58 639 1,848 34.58
24 KENDAL 16,752 17,838 93.91 2,395 3,568 67.13 16,334 17,066 95.71 15,649 17,066 91.70 738 2,436 30.30
25 BATANG 12,490 13,975 89.37 2,198 2,795 78.64 12,378 12,634 97.97 12,524 12,628 99.18 1,107 1,906 58.09
26 PEKALONGAN 16,554 16,259 101.81 1,695 3,252 52.12 16,157 15,520 104.10 15,520 15,520 100.00 786 2,217 35.45
27 PEMALANG 25,065 28,880 86.79 3,836 5,776 66.41 24,387 25,860 94.30 25,716 25,846 99.50 2,250 3,766 59.74
28 TEGAL 28,190 30,516 92.38 4,040 6,116 66.06 27,395 29,530 92.77 27,226 29,408 92.58 2,421 4,038 59.96
29 BREBES 34,600 36,439 94.95 4,249 7,288 58.30 32,982 33,883 97.34 32,042 33,883 94.57 1,614 4,935 32.70
30 KOTA MAGELANG 2,014 2,133 94.42 155 155 100.00 1,895 1,896 99.95 1,896 1,896 100.00 224 304 73.71
31 KOTA SURAKARTA 10,633 11,013 96.55 1,818 2,203 82.54 10,164 10,164 100.00 10,112 10,164 99.49 217 1,504 14.42
32 KOTA SALATIGA 3,005 3,122 96.25 421 624 67.42 2,823 2,979 94.76 2,836 2,979 95.20 410 426 96.35
33 KOTA SEMARANG 26,743 28,323 94.42 4,496 5,665 79.37 25,972 27,032 96.08 17,484 27,032 64.68 2,187 3,862 56.63
34 KOTA PEKALONGAN 6,579 6,860 95.90 1,098 1,372 80.03 6,210 6,220 99.84 6,202 6,219 99.73 744 927 80.28
35 KOTA TEGAL 6,026 6,319 95.36 821 1,264 64.96 5,569 5,569 100.00 5,354 5,561 96.28 449 862 52.11
JUMLAH PROVINSI 592,424 632,198 93.71 95,187 126,644 75.16 571,966 590,921 96.79 556,253 591,963 93.97 47,569 86,333 55.10
MP-ASI ANAK 6-24 BULAN
KELUARGA MISKIN
MENDAPAT PERAWATAN
REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %
01 CILACAP 27,116 30,336 89.39 282 284 99.30 86,868 105,810 82.10 5382 9,049 59.48 461 461 100.00
02 BANYUMAS 28,185 28,439 99.11 331 331 100.00 87,296 100,153 87.16 360 10,340 3.48 163 163 100.00
03 PURBALINGGA 14,390 15,171 94.85 233 239 97.49 48,103 53,365 90.14 2905 5,650 51.42 48 48 100.00
04 BANJARNEGARA 15,577 16,014 97.27 259 278 93.17 44,869 58,187 77.11 6044 10,213 59.18 143 143 100.00
05 KEBUMEN 19,312 20,481 94.29 460 460 100.00 83,124 105,414 78.85 445 11,665 3.81 142 142 100.00
06 PURWOREJO 8,975 9,935 90.34 473 494 95.75 31,103 39,740 78.27 307 307 100.00 181 181 100.00
07 WONOSOBO 13,336 13,214 100.92 255 265 96.23 39,867 50,321 79.23 5089 5,089 100.00 88 88 100.00
08 MAGELANG 19,753 20,857 94.71 372 372 100.00 65,228 60,345 108.09 0 0 0 30 30 100.00
09 BOYOLALI 7,072 16,003 44.19 261 267 97.75 20,250 59,512 34.03 9439 9,439 100.00 20 20 100.00
10 KLATEN 16,941 19,732 85.86 394 401 98.25 60,791 78,926 77.02 0 0 0 55 55 100.00
11 SUKOHARJO 13,919 13,873 100.33 165 167 98.80 50,999 55,141 92.49 134 2,796 4.79 30 30 100.00
12 WONOGIRI 10,296 14,061 73.22 248 294 84.35 21,032 56,741 37.07 0 0 0 49 49 100.00
13 KARANGANYAR 12,977 13,678 94.87 153 177 86.44 38,931 51,527 75.55 0 0 0 8 8 100.00
14 SRAGEN 14,352 15,751 91.12 208 208 100.00 50,678 63,004 80.44 0 2,962 0 77 77 100.00
15 GROBOGAN 21,968 22,201 98.95 280 280 100.00 67,066 85,136 78.78 0 0 0 25 25 100.00
16 BLORA 12,531 13,239 94.65 274 295 92.88 43,350 53,412 81.16 123 123 100.00 123 123 100.00
17 REMBANG 8,225 9,353 87.94 274 294 93.20 33,529 37,414 89.62 16911 16,911 100.00 59 59 100.00
18 PATI 18,152 18,637 97.40 376 406 92.61 50,811 73,454 69.17 1500 7,508 19.98 185 185 100.00
19 KUDUS 14,854 15,599 95.22 132 132 100.00 51,545 55,274 93.25 0 0 0 98 98 100.00
20 JEPARA 18,912 20,861 90.66 190 194 97.94 64,368 79,602 80.86 0 0 0 153 153 100.00
21 DEMAK 20,056 19,946 100.55 249 249 100.00 71,861 77,222 93.06 767 767 100.00 54 54 100.00
22 SEMARANG 14,211 14,644 97.04 235 235 100.00 54,604 58,576 93.22 0 5,994 0 134 134 100.00
23 TEMANGGUNG 11,366 12,318 92.27 289 289 100.00 41,180 47,385 86.91 1727 1,727 100.00 38 38 100.00
24 KENDAL 16,240 16,240 100.00 281 285 98.60 58,524 64,960 90.09 0 0 0 136 136 100.00
25 BATANG 12,667 12,704 99.71 164 248 66.13 30,166 38,112 79.15 34 42 80.95 37 37 100.00
26 PEKALONGAN 10,461 14,781 70.77 285 285 100.00 55,663 57,796 96.31 0 0 0 217 217 100.00
27 PEMALANG 22,576 25,109 89.91 222 222 100.00 75,126 100,636 74.65 0 0 0 10 10 100.00
28 TEGAL 24,020 26,917 89.24 287 287 100.00 65,892 107,668 61.20 0 13,350 0 49 49 100.00
29 BREBES 34,255 32,902 104.11 292 297 98.32 123,071 123,071 100.00 60 14,828 0 230 230 100.00
30 KOTA MAGELANG 1,817 2,026 89.68 17 17 100.00 3,918 8,104 48.35 154 188 81.91 2 2 100.00
31 KOTA SURAKARTA 9,144 10,029 91.18 51 51 100.00 29,368 39,332 74.67 0 0 0 0 0 0
32 KOTA SALATIGA 2,581 2,837 90.98 22 22 100.00 6,005 11,832 50.75 1214 1,214 100.00 13 13 100.00
33 KOTA SEMARANG 25,636 25,746 99.57 177 177 100.00 93,795 102,984 91.08 105 958 10.96 36 36 100.00
34 KOTA PEKALONGAN 5,899 6,178 95.48 47 47 100.00 16,847 19,054 88.42 1452 1,452 100.00 22 22 100.00
35 KOTA TEGAL 5,420 5,744 94.36 27 27 100.00 20,036 24,977 80.22 1679 13,152 12.77 71 71 100.00
JUMLAH PROVINSI 533,192 575,556 92.64 8,265 8,576 96.37 1,785,864 2,204,187 81.02 55,831 145,724 38.31 3,187 3,187 100.00
PENJARINGAN KESEHATAN SISWA
SD/SEDERAJAT
<15 THN
BALITA
REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN /100000 REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %
01 CILACAP 45,753 45,794 99.91 246,174 344,059 71.55 9 464,859 1.94 369 13,837 2.67 1,384 1,756 78.82
02 BANYUMAS 30,719 39,798 77.19 218,164 307,020 71.06 6 413,838 1.45 3,731 12,535 29.76 1,107 1,664 66.53
03 PURBALINGGA 16,710 16,710 100.00 152,657 189,105 80.73 3 237,403 1.26 686 7,048 9.73 551 909 60.62
04 BANJARNEGARA 10,410 17,820 58.42 152,657 193,047 79.08 6 236,107 2.54 3,771 7,596 49.65 423 930 45.48
05 KEBUMEN 18,052 21,512 83.92 164,531 213,911 76.92 9 326,732 2.75 8,203 9,104 90.11 746 1,240 60.16
06 PURWOREJO 12,429 16,421 75.69 97,887 120,937 80.94 7 177,022 3.95 1,232 4,991 24.68 338 743 45.49
07 WONOSOBO 14,135 16,866 83.81 134,515 165,752 81.15 14 211,734 6.61 663 6,496 10.21 369 808 45.67
08 MAGELANG 21,218 23,229 91.34 165,706 215,724 76.81 8 307,314 2.60 1,193 9,813 12.16 418 1,265 33.04
09 BOYOLALI 3,762 24,189 15.55 106,496 176,761 60.25 4 238,529 1.68 236 7,558 3.12 345 997 34.60
10 KLATEN 18,123 19,077 95.00 164,544 203,914 80.69 4 269,474 1.48 1,518 9,125 16.64 443 1,209 36.64
11 SUKOHARJO 13,679 13,679 100.00 123,642 155,676 79.42 5 200,077 2.50 424 6,425 6.60 311 881 35.30
12 WONOGIRI 13,282 46,565 28.52 183,059 220,543 83.00 3 208,611 1.44 265 6,534 4.06 453 994 45.57
13 KARANGANYAR 12,734 12,999 97.96 133,914 167,821 79.80 10 205,019 4.88 811 6,452 12.57 643 870 73.91
14 SRAGEN 88,744 88,744 100.00 151,144 189,456 79.78 7 212,444 3.29 377 6,978 5.40 566 916 61.79
15 GROBOGAN 19,581 29,778 65.76 221,618 288,647 76.78 7 346,987 2.02 794 7,531 10.54 618 1,400 44.14
16 BLORA 34,071 88,347 38.56 156,752 195,469 80.19 4 204,105 1.96 473 6,035 7.84 505 888 56.87
17 REMBANG 7,974 9,981 79.89 110,366 132,754 83.14 3 143,914 2.08 84 4,327 1.94 328 633 51.82
18 PATI 20,489 20,489 100.00 226,092 264,997 85.32 6 291,506 2.06 204 9,006 2.27 593 1,274 46.55
19 KUDUS 21,574 21,792 99.00 112,669 136,981 82.25 9 195,991 4.59 587 6,615 8.87 580 832 69.71
20 JEPARA 16,971 17,020 99.71 184,454 227,005 81.26 8 300,246 2.66 5,015 9,164 54.72 502 1,174 42.76
21 DEMAK 9,297 9,297 100.00 194,756 259,365 75.09 16 293,857 5.44 1,524 9,188 16.59 810 1,133 71.49
22 SEMARANG 16,756 17,169 97.59 159,482 191,447 83.30 4 232,084 1.72 1,185 7,326 16.18 437 996 43.88
23 TEMANGGUNG 13,540 13,542 99.99 122,357 148,963 82.14 4 180,227 2.22 913 5,845 15.62 306 758 40.37
24 KENDAL 13,145 19,080 68.89 144,911 184,039 78.74 4 234,941 1.70 6,578 7,006 93.89 587 964 60.89
25 BATANG 17,559 20,639 85.08 123,648 157,276 78.62 2 186,938 1.07 1,690 5,744 29.42 576 756 76.19
26 PEKALONGAN 17,565 17,823 98.55 139,669 169,295 82.50 2 243,057 0.82 5,207 7,286 71.47 925 897 103.12
27 PEMALANG 18,723 35,380 52.92 219,961 261,725 84.04 6 367,993 1.63 2,012 11,907 16.90 1,031 1,350 76.37
28 TEGAL 64,293 64,617 99.50 111,505 252,156 44.22 10 407,468 2.45 5,516 12,571 43.88 1,172 1,854 63.21
29 BREBES 31,565 42,036 75.09 310,034 377,986 82.02 11 492,120 2.24 6,127 15,936 38.45 1,086 1,490 72.89
30 KOTA MAGELANG 1,622 2,538 63.91 15,454 17,259 89.54 1 27,246 3.67 1,424 793 179.59 124 127 97.64
31 KOTA SURAKARTA 18,248 18,248 100.00 56,604 70,608 80.17 4 111,980 3.57 156 3,716 4.20 543 536 101.31
32 KOTA SALATIGA 2,836 3,082 92.02 21,666 28,194 76.85 2 39,853 5.02 366 1,286 28.46 85 183 46.45
33 KOTA SEMARANG 24,553 24,812 98.96 135,125 227,967 59.27 13 367,397 3.54 2,743 11,394 24.07 990 1,663 59.53
34 KOTA PEKALONGAN 5,814 5,900 98.54 33,176 44,693 74.23 1 75,578 1.32 469 2,401 19.53 401 302 132.78
35 KOTA TEGAL 4,784 5,103 93.75 36,656 48,573 75.47 3 63,116 4.75 156 1,646 9.48 303 259 116.99
JUMLAH PROVINSI 700,710 890,076 78.72 5,032,045 6,549,125 76.84 215 8,515,767 2.52 66,702 261,214 25.54 20,599 34,651 59.45
PELAYANAN KES. DASAR
MASYARAKAT MISKIN
MASYARAKAT MISKIN
LEVEL 1 DI RS
REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %
01 CILACAP 147 147 100 19,658 69,461 28.30 261,606 711,704 36.76 11,716 711,704 1.65 9 9 100.00
02 BANYUMAS 201 201 100 36,871 65,756 56.07 287,611 658,945 43.65 69,053 658,945 10.48 24 24 100.00
03 PURBALINGGA 108 108 100 21,471 35,911 59.79 218,612 433,999 50.37 40,818 433,999 9.41 5 5 100.00
04 BANJARNEGARA 100 100 100 17,633 36,755 47.97 533,386 452,608 117.85 262,715 452,608 58.04 1 1 100.00
05 KEBUMEN 31 31 100 27,716 49,065 56.49 309,711 535,252 57.86 9,018 535,252 1.68 12 12 100.00
06 PURWOREJO 198 198 100 5,825 29,417 19.80 82,045 238,603 34.39 22,595 238,603 9.47 9 9 100.00
07 WONOSOBO 20 20 100 13,566 31,932 42.48 184,938 322,044 57.43 13,719 322,044 4.26 3 3 100.00
08 MAGELANG 31 31 100 33,449 49,987 66.92 525,339 447,458 117.41 0 447,458 0 3 5 60.00
09 BOYOLALI 83 83 100 15,124 39,361 38.42 170,839 688,861 24.80 10,645 688,861 1.55 8 9 88.89
10 KLATEN 104 104 100 43,024 47,801 90.01 839,981 1,311,019 64.07 21,850 1,311,019 1.67 8 8 100.00
11 SUKOHARJO 107 107 100 29,750 34,865 85.33 157,716 275,262 57.30 10,992 275,262 3.99 4 4 100.00
12 WONOGIRI 11 11 100 17,911 39,293 45.58 339,124 356,340 95.17 348 356,340 0.10 2 2 100.00
13 KARANGANYAR 135 135 100 18,606 34,398 54.09 178,059 342,704 51.96 36,076 342,704 10.53 6 6 100.00
14 SRAGEN 200 200 100 19,741 36,305 54.38 143,534 274,707 52.25 11,364 274,707 4.14 17 17 100.00
15 GROBOGAN 189 189 100 11,418 55,358 20.63 247,934 399,304 62.09 12,757 399,304 3.19 7 7 100.00
16 BLORA 64 64 100 13,336 35,097 38.00 152,596 296,915 51.39 42 296,915 0.01 6 6 100.00
17 REMBANG 106 106 100 10,689 25,014 42.73 245,619 321,458 76.41 15,493 321,458 4.82 2 2 100.00
18 PATI 331 331 100 25,722 50,379 51.06 420,484 394,136 106.69 14,932 394,136 3.79 1 1 100.00
19 KUDUS 148 148 100 12,159 32,886 36.97 118,451 127,653 92.79 13,178 127,653 10.32 8 8 100.00
20 JEPARA 301 301 100 28,404 46,415 61.20 156,991 308,452 50.90 10,281 308,452 3.33 6 6 100.00
21 DEMAK 219 219 100 31,604 44,651 70.78 834,814 445,057 187.57 33,546 445,057 7.54 3 3 100.00
22 SEMARANG 35 35 100 21,528 39,370 54.68 88,292 266,589 33.12 18,955 266,589 7.11 4 4 100.00
23 TEMANGGUNG 87 87 100 27,172 29,971 90.66 138,396 234,424 59.04 21,522 234,424 9.18 4 4 100.00
24 KENDAL 80 80 100 24,127 38,083 63.35 89,667 499,704 17.94 4,001 499,704 0.80 3 3 100.00
25 BATANG 45 45 100 17,239 29,896 57.66 213,072 327,950 64.97 14,754 327,950 4.50 2 2 100.00
26 PEKALONGAN 77 77 100 30,226 35,474 85.21 128,260 396,067 32.38 14,991 396,067 3.78 3 3 100.00
27 PEMALANG 50 50 100 11,982 53,355 22.46 316,453 601,653 52.60 14,898 601,653 2.48 4 4 100.00
28 TEGAL 99 99 100 56,703 59,002 96.10 324,104 374,562 86.53 7,027 374,562 1.88 7 7 100.00
29 BREBES 132 132 100 41,471 73,343 56.54 201,788 198,512 101.65 11,388 198,512 5.74 7 7 100.00
30 KOTA MAGELANG 41 41 100 3,998 5,001 79.94 85,186 27,552 309.18 8,567 27,552 31.09 8 8 100.00
31 KOTA SURAKARTA 96 96 100 16,046 21,122 75.97 37,041 125,732 29.46 29,767 125,732 23.67 13 13 100.00
32 KOTA SALATIGA 13 13 100 7,638 7,205 106.01 29,205 33,186 88.00 7,905 33,186 23.82 9 9 100.00
33 KOTA SEMARANG 1,303 1,303 100 52,049 65,818 79.08 325,346 398,009 81.74 81,695 398,009 20.53 23 23 100.00
34 KOTA PEKALONGAN 24 24 100 14,458 11,905 121.45 135,448 114,561 118.23 10,622 114,561 9.27 8 8 100.00
35 KOTA TEGAL 30 30 100 14,614 10,135 144.19 117,052 62,823 186.32 6,810 62,823 10.84 5 5 100.00
JUMLAH PROVINSI 4,946 4,946 100 792,928 1,369,786 57.89 8,638,700 13,003,805 66.43 874,040 13,003,805 6.72 243 247 98.38
DESA/KELURAHAN KLB DGN
PENYELIDIKAN EPID <24 JAM
REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %
01 CILACAP 18 18 100.00 284 284 100.00
02 BANYUMAS 15 15 100.00 331 331 100.00
03 PURBALINGGA 6 6 100.00 239 239 100.00
04 BANJARNEGARA 13 13 100.00 278 278 100.00
05 KEBUMEN 3 3 100.00 460 460 100.00
06 PURWOREJO 4 4 100.00 494 494 100.00
07 WONOSOBO 8 8 100.00 265 265 100.00
08 MAGELANG 8 8 100.00 372 372 100.00
09 BOYOLALI 10 10 100.00 267 267 100.00
10 KLATEN 49 49 100.00 401 401 100.00
11 SUKOHARJO 9 9 100.00 167 167 100.00
12 WONOGIRI 5 5 100.00 294 294 100.00
13 KARANGANYAR 28 28 100.00 177 177 100.00
14 SRAGEN 15 15 100.00 208 208 100.00
15 GROBOGAN 13 13 100.00 280 280 100.00
16 BLORA 6 6 100.00 295 295 100.00
17 REMBANG 6 6 100.00 294 294 100.00
18 PATI 4 4 100.00 406 406 100.00
19 KUDUS 3 3 100.00 132 132 100.00
20 JEPARA 4 4 100.00 194 194 100.00
21 DEMAK - - - 249 249 100.00
22 SEMARANG 16 16 100.00 235 235 100.00
23 TEMANGGUNG 24 24 100.00 289 289 100.00
24 KENDAL 9 9 100.00 285 285 100.00
25 BATANG 11 11 100.00 248 248 100.00
26 PEKALONGAN 8 8 100.00 285 285 100.00
27 PEMALANG 4 4 100.00 222 222 100.00
28 TEGAL 11 11 100.00 287 287 100.00
29 BREBES 2 2 100.00 297 297 100.00
30 KOTA MAGELANG 1 1 100.00 17 17 100.00
31 KOTA SURAKARTA 3 3 100.00 51 51 100.00
32 KOTA SALATIGA 2 2 100.00 22 22 100.00
33 KOTA SEMARANG 19 19 100.00 177 177 100.00
34 KOTA PEKALONGAN 2 2 100.00 47 47 100.00
35 KOTA TEGAL - - - 27 27 100.00
JUMLAH PROVINSI 339 339 100.00 8,576 8,576 100.00
DAFTAR DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu : hamil K-4
Cakupan komplikasi : kebidanan yang ditangani
Cakupan pertolongan : persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan nifas :
Cakupan neonatus dengan : komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi :
Cakupan desa/kelurahan : Universal Child Immunization (UCI)
Cakupan pelayanan anak : balita
Cakupan pemberian : Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
Cakupan balita gizi buruk : mendapat perawatan
Cakupan penjaringan : kesehatan siswa SD dan setingkat
Cakupan peserta KB aktif :
cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan stándar paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar
neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan
cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari
balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 77
AFP rate per 100.000 : penduduk <15 tahun
Penemuan penderita : pneumonia balita
Penemuan pasien baru TB : BTA positif
Penderita DBD yang : ditangani
Penemuan penderita diare :
Cakupan pelayanan : kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan : kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan Gawat : Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota
Cakupan desa/kelurahan : mengalami KLB yang
ditangani <24 jam
Desa siaga aktif :
jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk <15 tahun pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun
persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama
jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun
jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
jumlah kunjungan pasien maskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama & baru)
pelayanan gadar level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota
desa/kelurahan mengalami Kejadian Lura Biasa (KLB) yang ditangani <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu
desa yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) atau sarana kesehatan lain yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas Pembantu (pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 78
DAFTAR SINGKATAN ACLS : Advance Cardiac Life Support
AFP : Acute Flaccid Paralysis
AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome
ATLS : Advance Trauma Life Support
Balita : Bawah Lima Tahun
BB : Berat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BPS : Badan Pusat Statistik
CDR : Case Detection Rate
DBD : Demam Berdarah Dengue
Gadar : Kegawatdaruratan
Gakin : Keluarga Miskin
GELS : General Emergency Life Support
Hb : Hemoglobin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas
K4 : Kunjungan ke 4
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KLB : Kejadian Luar Biasa
KMS : Kartu Menuju Sehat
Maskin : Masyarakat Miskin
MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
OAT : Obat Anti Tuberkulosis
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PKD : Poliklinik Kesehatan Desa
Polindes : Pondok Bersalin Desa
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 79
PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emengensi Dasar
PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emengensi Komprehensif
Poskesdes : Pos Kesehatan Desa
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PUS : Pasangan Usia Subur
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Pustu : Puskesmas Pembantu
RDT : Rapid Diagnosis Test
RKP : Rencana Kerja Pembangunan
RPJMN : Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional
RSB : Rumah Sakit Bersalin
RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak
RSU : Rumah Sakit Umum
RTM : Rumah Tangga Miskin
Sarkes : Sarana Kesehatan
SD : Sekolah Dasar
SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPM-BK : Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
SPS : Sewaktu Pagi dan Sewaktu
TB : Tinggi Badan
TB BTA : Tuberkulosis Basil Tahan Asam
TBC : Tuberculosis
TDDK : Tarikan Dinding Dada bagian bawah Kedalam
UCI : Universal Child Immunization
UKBM : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
WUS : Wanita Usia Subur
SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 80