Post on 21-Jan-2016
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta`
Disampaikan Pada Pertemuan Sosmob Vaksin Baru Kabupaten/KotaDi Daerah Istimewa Yogyakarta, 15-18 Juli 2013
Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada anak
Kurang lebih 23% pneumonia yang serius pada anak-anak disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b (Hib)
Hib dapat menyebabkan antara lain meningitis (50%), epiglotitis (17%), pneumonia (15%), arthritis (8%), selulitis (6%), osteomyelitis (2%) dan bakteriemia (2%)
• Rekomendasi Komite Ahli Penasihat Imunisasi Nasional/Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) tahun 2010 vaksin Hib diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional
• menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis
• Rekomendasi SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on Immunization) tentang kombinasi vaksin Hib dengan DPT-HB menjadi vaksin DTP-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi
• Vaksin DTP-HB-Hib dikemas dlm vial 5 dosis suspensi homogen berisikan :
- difteri murni
- toxoid tetanus, - bakteri pertusis inaktif - antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius,
- komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.
• Indikasi : Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan
• KI : Hipersensitivitas terhadap komponen vaksin, kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis
Penyimpanan : Vaksin ini harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara 2
oC-8oCVaksin ini gol freeze sensitive sehingga
penyimpanannya harus jauh dari evaporator/freezer
IMUNISASI LANJUTAN PADA BATITA
LATAR BELAKANG (1) • Hasil penelitian mengatakan bhw imunisasi DPT
harus diberikan 3 kali dan tambahan pada usia 15-18 bulan untuk meningkatkan titer anti bodi pada anak-anak
• Di negara maju : dengan pemberian vaksin DPT sebanyak 3 dosis dan booster pada usia 15-18 bulan perlindungan akan menurun setelah umur 4 -12 tahun
• Diperlukan juga imunisasi tambahan (booster)
pada usia >6 tahun ( anak usia sekolah : BIAS)
LATAR BELAKANG (2)• Penyakit lain yang butuh pemberian imunisasi
lanjutan pada usia batita adalah campak• Penyakit campak sangat mudah menular dan
mengakibatkan komplikasi yang berat • Vaksin campak memiliki efikasi kurang lebih
85%, sehingga masih terdapat anak-anak yang belum memiliki kekebalan dan menjadi kelompok rentan terhadap penyakit campak
• Dalam rangka memasuki tahap eliminasi campak 2018
PELAKSANAAN Tahap pertama : Agustus 2013 di empat provinsi
yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTBTahap kedua :Maret 2014 di 10 provinsi meliputi
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Lampung, dan Sulawesi Selatan, serta provinsi yang telah melaksanakan pada tahun sebelumnya
Tahap ketiga : Juli 2014 yang meliputi seluruh provinsi di Indonesia
TAHAPAN KEGIATANPersiapan :- Advokasi- Diseminasi- PelatihanPelaksanaan :- Penyiapan Logistik- Penyiapan Sasaran- Pemberian ImunisasiPemantauan dan Evaluasi
0-7 hr
9 Bulan
-BCG-BCG
-DPT/HB/Hib 1- IPV 1-DPT/HB/Hib 1- IPV 1
-DPT/HB/Hib 2- IPV 2-DPT/HB/Hib 2- IPV 2
-DPT/HB/Hib 3- IPV 3-DPT/HB/Hib 3- IPV 3
CAMPAKCAMPAK
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
24 Bulan
- Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib - Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib
CAMPAKCAMPAK
18 Bulan
Pendekatannya:- Melalui Posyandu- Melalui PAUD
JADWAL IMUNISASI LANJUTAN
Umur Jenis Imunisasi Interval minimum setelah imunisasi
dasar
1,5 tahun (18 bulan)
DPT/HB/Hib 12 bulan dari DPT/HB/Hib3
2 tahun (24 bulan)
Campak 6 bulan dari campak dosis pertama
TERIMA KASIH