Post on 04-Jul-2015
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
1. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Prosedur Tetap (Protap) Operasi Bersama ini disusun
untuk dipergunakan sebagai pedoman operasional
bersama pada pelaksanaan pengendalian pengoperasian
Sistem Kendari. Pengendalian pengoperasian yang
dimaksud adalah pengoperasian pembangkitan dan
switching peralatan sistem tenaga listrik Tegangan
Menengah 20 kV Sistem Kendari dan Lambuya. Protap ini
dipergunakan sebagai panduan bagi Pelaksana tugas
operasional pada :
1. Pengendali Operasi Pembangkit (Operator PLTD)
2. Pengendali Operasi UPB Kendari.
3. Pengendali Operasi (Dispatcher) DCC Kendari.
4. Piket Distribusi (PIDIS) Cabang Kendari.
Protap tersebut mengatur operasional tegangan
menengah baik pada kondisi normal, kondisi gangguan,
dan pemadaman akibat defisit daya. Kondisi-kondisi
tersebut perlu diatur dalam suatu Pedoman Operasional
bersama, dengan tujuan menghindari kerusakan
peralatan instalasi, ekonomis, dan menjaga kontinuitas
suplai.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
1.2. TANGGUNG-JAWAB PENGOPERASIAN
1. Pengendali Operasi Pembangkit (Operator
PLTD)
Pengendali Operasi Pembangkit (Operator PLTD)
adalah :
a. Operator Kontrol Listrik (ELCON) dan operator
ruang mesin pada unit pembangkit di PLTD 1
Uwa-uwa, PLTD Poasia, PLTD Sewatama dan
PLTD Lambuya yang bertugas melaksanakan
pengoperasian instalasi unit pembangkitan
terkait dan menjamin terselenggaranya
kontinuitas tenaga listrik
b. Sektor Kendari mengirimkan Laporan Daya
mampu pembangkitan harian, mingguan,
bulanan kepada UPB Kendari
c. Apabila terjadi gangguan mesin yang bersifat
emergency maka sektor kendari harus segera
menginformasikan kondisi tersebut ke UPB
Kendari
d. Dalam tugasnya menerima instruksi
pengoperasian sistem Kendari dari UPB Kendari
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
2. Pengendali Operasi UPB Kendari
Tugas dan tanggung jawab Pengendali Operasi UPB
Kendari adalah sebagai berikut :
a. Mengatur sistem pembangkitan Kendari dengan
memberi instruksi kepada operator PLTD dengan
berpedoman pada Rencana Operasi Harian yang
telah ditetapkan untuk mencapai sistem
ketenagalistrikan yang handal, bermutu baik dan
ekonomis sehingga didapatkan kinerja
pembangkitan yang sesuai dengan target kinerja
sektor.
b. Melakukan tindakan yang terbaik bila kondisi
sistem telah menyimpang dari Rencana Harian
Tenaga Listrik setelah sebelumnya berkoordinasi
dengan Piket Penyelia
c. Berkoordinasi dengan DCC Kendari untuk
mengupayakan penormalan sistem / gangguan
instalasi sesingkat mungkin.
3. Pengendali Operasi (Dispatcher) DCC Kendari
Tugas dan tanggung jawab Pengendali Operasi
(Dispatcher) DCC Kendari adalah sebagai berikut :
a. Berkoordinasi dengan Pengendali operasi UPB
Kendari dalam mengupayakan kelangsungan
pasokan listrik secara real time
b. Mengoperasikan secara remote PMT 20 kV
Feeder dan LBS maupun Recloser yang
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
terpasang di Jaringan Distribusi Tegangan
Menengah 20 kV (KECUALI TIE LINE)
c. Memberikan pandan kepada PIDIS Cabang
Kendari dalam memulihkan sistem kelistrikan
Kendari dari gangguan serta memberikan arahan
tentang tindakan yang terbaik bila kondisi sistem
telah menyimpang dari Rencana Operasi Harian
akibat gangguan sistem / instalasi.
d. Mengawasi pelaksanaan operasi real time sistem
jaringan distribusi Tegangan Menengah 20 kV
sesuai dengan rencana operasi
e. Menganalis sebab-sebab penyimpangan kondisi
real ime dari rencana operasi harian termasuk
analisa terhadap gangguan sistem atau
gangguan instalasi
4. Piket Distribusi (PIDIS) Cabang Kendari
Piket Distribusi (PIDIS) Cabang Kendari adalah Piket
PIDIS di Cabang Kendari yang bertugas
berkomunikasi dengan DCC Kendari dalam menjamin
terselenggaranya kontinuitas dan pelayanan listrik ke
konsumen dan pemulihan jaringan distribusi
tegangan menengah yang terganggu.
1.3. PERUBAHAN TAHAPAN UFR
1. Under frequency Relay (UFR) pada penyulang
distribusi adalah mekanisme pelepasan beban ( load
shedding ) untuk mempertahankan frekuensi sistem
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
yang kritis akibat tripnya unit pembangkit. Sehingga
perubahan terhadap setting atau tahapan UFR
menjadi kewenangan UPB Kendari sebagai pelaksana
operasi di grid Sistem Kendari, dengan tetap
berkoordinasi DCC Kendari dan Cabang Kendari.
2. Selector switch Under Frequency Relay ( UFR )
penyulang distribusi berada pada tahap sesuai
dengan Lampiran-3.
3. Permintahan perubahan tahapan UFR penyulang
distribusi yang bersifat tetap ke tahapan prioritas
dilakukan secara tertulis ke Bagian Operasi PLN UPB
KENDARI.
4. Perubahan tahapan UFR yang bersifat sementara
karena permintaan Cabang Kendari disampaikan ke
DCC Kendari, selanjutnya DCC Kendari secara lisan ke
UPB Kendari untuk kemudian menginstruksikan
kepada Operator PLTD. Posisi tahapan UFR akan
dikembalikan lagi ke posisi normal sesuai Lampiran-
3.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
2. ALUR KOMUNIKASI OPERASI
PLTD WUA-WUA PLTD POASIA PLTD SEWATAMA
AP2B
APD
PIDIS KENDARI
RAYON WUA-WUA
RANTING BENU-BENUA
PLTD LAMBUYA
RANTING UNAAHA
CHANNEL APD (Tx = 172.675 MHz, Rx = 167.250 MHz)
CHANNEL PIDIS (165.725 MHz)
KETERANGAN :
CHANNEL APD-PIDIS (165.800 MHz)
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
3. PEMELIHARAAN / ENERGIZED PERALATAN
3.1.DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Kondisi Pemeliharaan” adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
mengembalikan unjuk kerja peralatan/instalasi. Hal yang
dimaksud berlaku juga untuk pemberian tegangan
(energized) dan pembebanan peralatan atau instalasi
yang baru beroperasi. Kegiatan tersebut kemungkinan
menyebabkan pemadaman pada peralatan yang akan
dipelihara atau berubahnya kondisi normal pada instalasi
(manuver).
3.2.PEMBEBASAN TEGANGAN
1. Manuver pembebasan tegangan pada instalasi
Kubikel PLTD, dilakukan setelah mendapat izin
pekerjaan pembebasan tegangan dari UPB Kendari,
dan jika pembebasan tersebut mengakibatkan
pemadaman pada penyulang 20 kV, maka perlu
koordinasi pada DCC Kendari dan PIDIS Kendari.
2. Jika pekerjaan pembebasan tegangan tidak
melibatkan unit lain maka tidak perlu mengirim
surat permintaan izin pekerjaan, cukup dengan
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
menginformasikan secara lisan melalui media
komunikasi radio voice ke DCC Kendari.
3. Jika pekerjaan pembebasan tegangan melibatkan
unit lain maka diperlukan Surat Permintaan Izin
Pekerjaan Pembebasan Tegangan yang disampaikan
secara tertulis, minimal 3 (tiga) hari sebelum
pekerjaan pemeliharaan dilakukan.
4. Manuver pembebasan tegangan pada instalasi PLTD
dilaksanakan sesuai dengan urutan manuver
pembebasan tegangan yang diterbitkan oleh UPB
Kendari.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
3.3.PEMBERIAN TEGANGAN
1. Manuver pemberian tegangan pada instalasi PLTD,
dilakukan setelah mendapat izin pekerjaan. Dan jika
pemberian tegangan tersebut mengakibatkan
pemadaman pada penyulang 20kV, maka perlu
koordinasi dengan DCC Kendari & PIDIS Kendari.
2. Surat Izin Pekerjaan pemberian tegangan
disampaikan secara tertulis, minimal sehari sebelum
pekerjaan pemberian tegangan dilakukan.
3.4.MANUVER JARINGAN DISTRIBUSI
1. Manuver pada jaringan distribusi untuk pekerjaan
terencana dilakukan setelah PIDIS Kendari
mengirimkan izin pekerjaan dan konfigurasi jaringan
ke DCC Kendari, minimal 3 (tiga) hari sebelumnya.
Dan jika manuver tersebut mengakibatkan
pemadaman pada penyulang 20kV, maka perlu
berkoordinasi dengan DCC Kendari & PIDIS Kendari.
2. Manuver jaringan distribusi untuk pekerjaan korektif
pada jaringan distribusi yang memerlukan pelepasan
PMT Penyulang 20 kV di PLTD dilakukan setelah
Dispatcher DCC Kendari memberitahu Dispatcher UPB
Kendari dan Operator PLTD terkait
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
4. KONFIGURASI JARINGAN SISTEM
4.1. KONDISI NORMAL
Yang dimaksud dengan “Kondisi Normal”, adalah suatu
keadaan dimana semua peralatan utama, peralatan
Bantu, dan peralatan pendukung dapat dioperasikan
sesuai batas-batas keamanan pengusahaan serta sesuai
dengan fungsinya. Kondisi normal Sistem Kendari
terlampir.
4.2. KONDISI GANGGUAN
Yang dimaksud dengan kondisi gangguan adalah suatu
keadaan operasional yang menyatakan keluarnya
peralatan distribusi tegangan menengah (TM) yang
terganggu oleh keadaan tertentu, sehingga fungsi
penyaluran atau distribusi tenaga listrik ke konsumen
menjadi tidak optimal, serta beroperasi tidak sesuai
dengan konfigurasi seperti yang ditetapkan pada kondisi
normal.
A. Gangguan Padam Total (Black-out)
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali
Operasi UPB Kendari adalah sebagai berikut :
Menginformasikan kondisi tersebut kepada
dispatcher DCC Kendari dan operator PLTD
Wua-Wua dan Poasia.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Mencatat semua kejadian sebelum dan saat
terjadi gangguan (jika ada)
Mencatat indikasi relay dan signal yang
muncul pada monitor Display
Melakukan tindakan pemulihan
2. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali
Operasi (Dispatcher) DCC Kendari adalah
sebagai berikut :
Menginformasikan kondisi tersebut ke Piket
Distribusi (PIDIS) Cabang Kendari.
Mencatat semua kejadian sebelum dan saat
terjadi gangguan (jika ada)
Membuka semua PMT 20 kV Penyulang
Distribusi pada PLTD terkait dengan area
DCC Kendari, kecuali PMT Penyulang Tie
Line menunggu koordinasi dengan UPB
Kendari.
DCC Kendari melepas LBS/Recloser remote
dan untuk LBS/Recloser manual DCC
Kendari menginformasikan ke PIDIS Kendari
untuk melepas LBS/Recloser pertama dari
pangkal penyulang.
Mencatat indikasi relay dan signal yang
muncul pada monitor SCADA untuk PLTD
yang terkait dengan area DCC Kendari.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Untuk pemulihan menunggu informasi
selanjutnya dari Dispatcher UPB Kendari dengan
memperhatikan frekuensi sistem dan
berdasarkan urutan prioritas
3. Tindakan yang dilakukan oleh Operator PLTD
adalah sebagai berikut :
Mencatat semua kejadian sebelum dan saat
terjadi gangguan (jika ada)
Mencatat indikasi relay dan signal yang
muncul pada panel control dan panel
pengaman kemudian reset alarm dan signal.
Melakukan tindakan seperti dimaksud pada
SOP Pengoperasian Mesin PLTD.
Untuk pemulihan menunggu informasi
selanjutnya dari Pengendali Operasi UPB Kendari.
4. Tindakan yang dilakukan oleh Piket Distribusi
(PIDIS) Kendari adalah sebagai berikut :
Menginformasikan ke Kantor Rayon atau
Ranting bahwa terjadi gangguan Black Out
dan minta untuk melepas LBS/Recloser
manual yang diperlukan yang terdekat dari
Pangkal Penyulang.
Menginformasikan ke Kantor Rayon atau
Ranting untuk mendahulukan Penyulang -
penyulang yang diprioritaskan agar nantinya
bisa dinormalkan secara bertahap.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Untuk pemulihan menunggu informasi
selanjutnya dari Dispatcher DCC.
B. Gangguan Pembangkit
1. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali
Operasi UPB Kendari adalah sebagai berikut :
Menginformasikan kondisi tersebut ke
Dispatcher DCC Kendari.
Dilakukan langkah-langkah seperti kondisi
gangguan pemadaman total pada point 1
diatas, koordinasi dengan Operator PLTD
dimana terjadi gangguan Pembangkit.
2. Tindakan yang dilakukan oleh Pengendali
Operasi (Dispatcher) DCC Kendari adalah
sebagai berikut :
Menginformasikan kondisi tersebut ke Piket
Pelayanan (PIDIS) Kendari
Piket PIDIS Kendari menyampaikan ke
Rayon atau Ranting yang berada dalam area
penyulang yang terkena dampak gangguan.
Informasi dari UPB Kendari sesuai dengan
kondisi kesiapan Pembangkit
C. Gangguan Penyulang
Tindakan-tindakan berikut berlaku pada Jaringan
Distribusi Tegangan Menengah 20 kV yang dilengkapi
dengan LBS & Recloser remote maupun LBS &
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Recloser motorize yang masih dioperasikan secara
manual.
1. Tindakan yang dilakukan oleh DCC Kendari
adalah sebagai berikut :
Informasikan kondisi tersebut ke Dispatcher
UPB Kendari.
Lepaskan LBS, Rec. atau Motoraise Remote,
Informasikan ke Dispatcher UPB Kendari
untuk dicoba masukkan PMT Penyulang.
Jika masuk kembali, informasikan ke
Dispatcher UPB KENDARI untuk mengecek
kesiapan pembangkit apakah bisa
menampung beban yang masuk bila LBS
dimasukkan.
Jika gagal, informasikan ke Piket Pelayanan
(PIDIS) Cabang Kendari untuk memeriksa
jaringan distribusinya.
Lakukan manuver untuk mengurangi
pemadaman, dengan terlebih dahulu
menginformasikan ke Dispatcher UPB
KENDARI untuk mengecek kesiapan
Pembangkit apakah bisa menampung beban
yang masuk bila dimanuver dan
memungkinkan bagi jaringan distribusi.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Masukkan kembali PMT Penyulang jika ada
pernyataan aman dari PIDIS Cabang
Kendari.
Catat indikasi Relay, Signal, Jam keluar
masuk PMT / LBS dan menyebabkan
gangguan.
2. Tindakan yang dilakukan oleh UPB
KENDARI (PIKUT) adalah sebagai berikut :
Mengecek beban yang akan dimasukkan
sesuai dengan kemampuan pembangkit,
koordinasi dengan operator PLTD.
Menginformasikan ke Dispatcher DCC
apabila Pembangkit sudah siap untuk
dibebani.
3. Tindakan yang dilakukan oleh PIDIS Cabang
Kendari adalah sebagai berikut :
Jika ada informasi dari Dispatcher DCC,
lepas LBS terdekat dari pangkal penyulang
atau LBS sebelum LBS remote atau LBS
pada area jaringan distribusi yang gangguan
dengan Koordinasi dengan Rayon atau
Ranting dalam area Penyulang yang
gangguan tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan,
menginformasikan ke DCC Kendari.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
4. Tindakan yang dilakukan oleh Operator
PLTD :
Menginformasikan ke Dispatcher UPB
KENDARI mengenai kondisi pembangkit.
Mencatat indikasi relay, signal, jam keluar
masuk PMT dan penyebab gangguan.
5. KEADAAN DARURAT
5.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Kondisi Darurat atau Emergency”
adalah kejadian musibah, misalnya : kebakaran, bencana
alam (berupa banjir & gempa), angin kencang,
pendudukan/huru-hara yang dapat membahayakan jiwa
manusia dan kerusakan peralatan instalasi listrik asset
PLN.
5.2. TINDAKAN
Dalam kondisi darurat (emergency), operator PLTD dapat
langsung melakukan pelepasan / pembebasan tegangan
pada instalasi yang terganggu, hanya jika hal tersebut
sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya bahaya
atau kerugian yang lebih besar. Operator PLTD segera
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
menginformasikan ke Pengendali Operasi UPB KENDARI
setelah tindakan darurat dilakukan.
Profil tegangan busbar 20 kV sistem Kendari berada pada range 19.5-
20.3 kV (profil tegangan diatur oleh UPB Kendari dengan referensi dari
penunjukan metering SCADA DCC Kendari, yang belum bisa
dimonioring UPB Kendari)
Profil Frekuensi 20kV sistem Kendari berada pada range 49.90-50.10 Hz
6. PEMADAMAN AKIBAT DEFISIT DAYA
6.1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan “Pemadaman akibat Defisit Daya” adalah
kondisi dimana tidak tersedianya daya pembangkitan untuk melayani
beban sistem pada suatu kurun waktu tertentu. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh defisit daya atau defisit energi pada pembangkitan.
6.2. PEMADAMAN PAKSA
1. Pemadaman paksa yang dimaksud adalah kondisi defisit daya yang
disebabkan oleh gagal paralel pada unit pembangkit yang
sebelumnya telah dinyatakan siap operasi.
2. Keluar paksa akibat faktor internal unit pembangkit yang sedang
beroperasi maupun faktor eksternal
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
3. Pada kondisi ini, Dispatcher UPB menyampaikan kondisi tersebut ke
operator PLTD dan Dispatcher DCC Kendari sebelum pelepasan
beban (load curtailment) dilakukan.
7. PENUTUP.
1. Protap ini dibuat di Kendari pada tanggal 19 Maret 2009
dan berlaku sejak tanggal 20 Maret 2009.
2. Dengan berlakunya protap ini, maka prosedur bersama
pada tegangan menengah lainnya dinyatakan tidak
berlaku.
3. Jika terdapat hal-hal lain yang dianggap perlu dan belum
diatur oleh Protap ini, maka akan disempurnakan melalui
mekanisme perubahan protap dikemudian hari.
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
4. Protap ini akan diperbaharui bila ada penambahan
instalasi dan atau tidak sesuai lagi dengan
perkembangan kondisi sistem.
Tim Perumus Protap
Dibuat Oleh Jabatan Tanda
Tangan
Tanggal
H. Syamsuddin ST DM SCADATEL 19 Maret ‘09
Ridwan
Kamaruddin
Engineer
SCADATEL
Wilayah
19 Maret ‘09
H. Husain MB, ST Asman Opsis
AP2B Sistem
19 Maret ‘09
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Sulsel
SamsahriAsman Distribusi
Cabang Kendari19 Maret ‘09
Achmadi
Muchtar,ST
Asman Teknik
APD Makassar19 Maret ‘09
Teguh Budi P
Asman
Engineering
Sektor Kendari
19 Maret ‘09
H. Abd. Azis ThahaAsman Operasi
Sektor Kendari19 Maret ‘09
SyamhurSupv. UPB
Kendari19 Maret ‘09
Ery Juniarta PSupv. DCC
Kendari19 Maret ‘09
Tauhid AliSupv. Harliskon
Sektor Kendari19 Maret ‘09
Nopem
Supv. Operasi
Unit PLTD Wua-
wua
19 Maret ‘09
SuharkanSupv. Hardist
Cabang Kendari19 Maret ‘09
Ismail Nuryasin Staff DCC Kendari 19 Maret ‘09
Rizky ABEngineer SCADA
DCC Makassar19 Maret ‘09
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
LEMBAR PENGESAHAN
Dibuat Oleh Jabatan Tanda
Tangan
Tanggal
Ir. A. Lakipadadah Manajer Bidang
TND
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSEL & SULTRAPROSEDUR TETAP OPERASI BERSAMAPADA TEGANGAN MENENGAH SISTEM KENDARI
Ir. MursalinManajer Bidang
Pembangkitan
Ir. Puguh
Wedotomo
Manajer AP2B
Sistem Sulsel
Ir. Indra PermanaManajer APD
Makassar
Ir. Fauzi
Arubusman
Manajer Cabang
Kendari
Ir. Agung
Setijawan
Manajer Sektor
Kendari