Post on 08-Feb-2016
description
KIA DAN KB: KIE MANFAAT IMUNISASI TT BAGI IBU HAMIL DAN WUS
PERMASALAHAN
KEGIATAN DAN INTERVENSI
HASIL DAN KESIMPULAN
UPAYA PROMOSI KESEHATAN: PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN HIPERTENSI
LATAR BELAKANG
• Penyakit tidak menular yang cukup banyak
memengaruhi angka kesakitan dan angka
kematian dunia adalah penyakit
kardiovaskuler hipertensi sedikitnya
telah menyumbang 3 juta kematian tiap
tahunnya.
PERMASALAHAN
Kegiatan Promosi Kesehatan dapat dilakukan dengan:1. Penyuluhan2. Kunjungan rumah (home visit)3. Penyebaran leaflet/brosur4. Konseling
Inti dari kegiatan Promkes yang diharapkan adalah penyampaian informasi atau edukasi yang benar baik
kepada seseorang yang belum terkena penyakit (preventif) ataupun bagi yang sudah terkena penyakit tersebut yang
diharapkan kualitas hidup penderita dapat termonitor dengan baik.
KEGIATAN DAN INTERVENSI
Penyuluhan dan Homevisit Pasien Hipertensi
Hal yang dapat diedukasikan pada penderita Hipertensi antara lain:
• Pembatasan konsumsi garam dapur yang berlebihan (<3 gr/hari).
• Mencegah kondisi stress. • Perawatan Penderita Hipertensi
di Rumah (pola hidup dan psikis) .
• Kontrol rutin seumur hidup ke dokter atau balai pengobatan terdekat serta minum obat rutin dari dokter bila sudah terdiagnosis hipertensi.
• Olahraga rutin dan memiliki waktu istirahat yang cukup .
Sistem Pengelolaan Sampah
Kesehatan Lingkungan
Latar Belakang
• Sampah merupakan buangan padat atau setengah padat terdiri dari zat organik dan zat an organik yang kehadirannya tidak diinginkan atau tidak berguna oleh masyarakat
• Sampah jika tidak dikelola dapat mengganggu kesehatan• Sehat diartikan sebagai kondisi yang akan dapat dicapai
bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya (Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006).
Permasalahan
Permasalahan Total Volume Sampah Domestik (ton/hr)
Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015Salem 19,06 19,11 19,16 19,22 19,27 19,32
Bantarkawung 30,64 30,72 30,80 30,89 30,97 31,05Bumiayu 34,45 34,54 34,64 34,73 34,82 34,91Paguyangan 31,15 31,23 31,31 31,40 31,48 31,56Sirampog 20,17 20,22 20,27 20,33 20,38 20,44Tonjong 23,43 23,50 23,56 23,62 23,68 23,75Larangan 47,24 47,36 47,49 47,62 47,74 47,87
Ketanggungan 44,23 44,35 44,46 44,58 44,70 44,82Banjarharjo 39,00 39,11 39,21 39,32 39,42 39,53Losari 41,76 41,87 41,98 42,09 42,20 42,32Tanjung 32,51 32,60 32,69 32,78 32,86 32,95Kersana 21,20 21,26 21,32 21,37 21,43 21,49Bulakamba 53,25 53,39 53,53 53,68 53,82 53,96Wanasari 46,49 46,61 46,74 46,86 46,99 47,11Songgom 24,66 24,73 24,80 24,86 24,93 25,00Jatibarang 26,72 26,79 26,86 26,94 27,01 27,08Brebes 52,43 52,57 52,71 52,85 52,99 53,13TOTAL 588,38 589,96 591,54 593,12 594,70 596,28
Permasalahan -kepemilikan tempat sampah-
• Jawa Tengah mencakup 2.781.564 KK atau sekitar 72,93 % KK. (2009)3
• Kabupaten Brebes 68,83 % dari seluruh KK yang ada. (2009)3
• Wilayah kerja Puskesmas Tanjung berjumlah 7302 KK dari 11940 (61,1%) (2012)
• Desa Krakahan 495 dari 1152 (42%). (2012)4 • Target nasional yaitu 80%.
Intervensi
• Pendataan 1158 KK dalam 791 rumah yang ada di Desa Krakahan
No RT
Jumlah KK
Dibakar / Dipendam
Dibuang saja
JumlahPersentase
Pengelolaan Sampah
1RW 1 RT 1 dan 2
1 186 187 0,53%
2RW 1 RT 3 dan RW 2 RT 1
1 219 220 0,45%
3RW 1 RT 4 dan 5
46 301 347 13,26%
4RW 2 RT 2 dan 3
20 193 213 9,39%
5RW 3 RT 1 dan 2
49 259 308 15,91%
Jumlah 117 1158 1275 9,18%
Intervensi
UPAYA PEMBERANTASAN PENYAKIT UPAYA PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR:MENULAR:
Demam Berdarah DengueDemam Berdarah Dengue
Di IndonesiaDi Indonesia
Tingginya kasus dan kematian akibat DBD
Pencegahan yang lemahPencegahan yang lemah
Belum ada vaksin
Belum ada vaksin
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
• Metode yang digunakan berupa melakukan kunjungan rumah (home visit) ke satu pasien penderita Demam Berdarah yaitu Rumah Tn. S (bapak dari An. W ) di desa Pangaradan
INTERVENSI DAN HASIL
KESIMPULAN
Taburia
MINI PROJECT:EFEKTIVITAS DAN MANFAAT
PEMBERIAN TABURIA
Taburia adalah asupan tambahan yang mengandung zat gizi mikro (12 vitamin) dan 4 mineral
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita usia 6-59 bulan, dengan prioritas balita usia 6-
24 bulan.
Adapun manfaat taburia adalah sebagai berikut: • Nafsu makan anak meningkat. • Anak tidak mudah sakit. • Anak tumbuh dan berkembang sesuai umur. • Anak tidak kurang darah sehingga lebih cerdas dan
ceria.
APA ITU TABURIA?
PERMASALAHAN
Panduan Pemberian
• Taburia diberikan pada anak setiap dua hari sekali sebanyak 1 (satu) saset dihabiskan sekaligus pada saat makan.
• Taburia tidak boleh diberikan kepada bayi di bawah usia 6 bulan, agar bayi tetap mendapat ASI Eksklusif.
• Taburia tidak boleh dicampur dengan makanan berair ataupun dengan makanan panas menimbulkan kandungan vitamin atau mineral rusak.
• Apabila warna BAB balita menjadi hitam tidak perlu khawatir
• Apabila BAB menjadi keras, tambahkan buah dan sayur dalam menu makanan balita.
• Apabila terjadi diare, bawalah balita ke fasilitas kesehatan terdekat
Metode
• Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan sistem pretest dan postest
• Kegiatan yang dilakukan– Penyuluhan tentang Gizi Seimbang Balita– Penjaringan balita (BB dan LLA) – Konseling dengan orangtua dengan balita sasaran
pemberian Taburia– Pemberian Taburia– Dokumentasi– Follow up (setelah 1 bulan)
Metode
Karakteristik Sampel•Anak umur 6-60 bulan•Kriteria inklusi :– Kriteria 1 : balita dengan berat badan tidak naik
selama 2 bulan berturut turut / mendatar (KMS)– Kriteria 2 : balita dengan berat badan di bawah
garis merah (KMS)– Kriteria 3 : balita dengan berat badan turun dan
diikuti perpindahan warna grafik (KMS)•Kriteria eksklusi :– Balita tidak datang ke pengukuran kedua
REKAP DATA TIAP DESA
No DesaPretest Posttest Perubahan
Rerata BB (kg)
Rerata LLA (cm)
Rerata BB (kg)
Rerata LLA (cm) BB (kg) % LLA (cm) %
1 Pangaradan9,65 14,15 10,071 14,28 0,5 5,08% 0,36 2,67%
2 Krakahan 8,1 12,4 8,5 13,3 0,4 4,94% 0,9 7,26%
3 Tanjung 8,54 13 8,96 13,6 0,42 4,92% 0,6 4,62%
4 Sidakaton 8,98 13,7 9,3 14 0,32 3,56% 0,3 2,19%
5 Sengon 8,84 13,9 8,92 14 0,08 0,90% 0,1 0,72%
Rata-rata 8,822 13,43 9,1502 13,836 0,344 3,90% 0,452 3,49%
KENAPA TIDAK NAIK?
Hasil questioner: ibu cenderung menghentikan pemberian taburia jika:1. BAB anak menjadi mencret2. Balita tampak mual dan ingin memuntahkan makanan yang diberi taburia3. Balita tidak mau makan makanan yang diberi taburia
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM TABURIA
• Perubahan pola BAB menjadi keras dan hitam tidak menghambat ibu untuk memberikan taburia, tetapi ibu cenderung menghentikan taburia jika terjadi diare.
• Hasil pengukuran BB dan LLA berkorelasi positif dengan hasil questioner. Ibu yang memberikan taburia sesuai anjuran BB dan LLA meningkat. Ibu yang tidak memberikan sesuai anjuran BB dan LLA tidak naik/tetap/berkurang
• Edukasi dan konseling kepada ibu balita sasaran dan kepatuhan ibu dalam memberi taburia sangat penting untuk menjamin bahwa taburia diberikan sesuai anjuran manfaat taburia terasa maksimal
• Masih diperlukan evaluasi pemberian taburia dan respon orang tua yang lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar
KESIMPULAN
Dokumentasi
TERIMA KASIH