Post on 30-Jun-2015
HUKUMAN TERHADAP ANAK
DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Proposal Pengajuan Judul Skripsi
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto
Oleh :
TITI BAROKAH
NIM : 072338048
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2010
MOTTO
Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya pengakuan, maka ia belajar
keadilan
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia
belajar menemukan cinta dalam kehidupan
A. JUDUL : HUKUMAN TERHADAP ANAK DALAM PENDIDIKAN
ISLAM
B. Latar Belakang Masalah
Dalam era reformasi ini, perkembangan pendidikan semakin pesat
digalakan, dimana-mana orang membicarakan pendidikan dan
peningkatannya, sehingga hampir terlupakan oleh kita bahwa semakin
bertambahnya peningkatan ilmu pendidikan maka semakin banyak pula hal-
hal yang muncul yang tidak diinginkan oleh segenap orang. Seperti
bertambahnya kenakalan remaja, dimana-mana orang membicarakannya. Hal
ini tentunya berkaitan pendidikan dan orang tua.
Untuk itu harus diketahui apa yang menjadikan mereka demikian,
apakah karena orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga
anak terlupakan dan kurang kasih sayang, atau karena mereka kurang
diberikan pendidikan agama, sehingga norma-norma kesulitan tidak dipahami
betul oleh mereka.
Pendidikan dalam keluarga merupakan inti dan fondasi dari upaya
pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan dalam keluarga yang baik akan
menjadi fondasi yang kokoh bagi upaya-upaya pendidikan selanjutnya baik di
sekolah maupun diluar sekolah.
Dalam hubungan dengan upaya mencerdaskan anak, pendidikan dalam
keluarga merupakan andalan pertama dan utama bagi upaya menyiapkan anak
agar berkembang secara optimal dan bermakna. Agar pendidikan anak dapat
berlangsung dengan baik, ada sejumlah azaz yang harus diperhatikan yaitu
pendidikan agama, kasih sayang, perkembangan anak, situasi kondusif,
pembentukan kebiasaan, keteladanan, motivasi dan bimbingan, dan
komunikasi. (Muh. Surya, 2003: 2).
Bagaimana cara mengantisipasi mereka dalam perkembangannya, baik
dalam pergaulan maupun dalam melakukan suatu aktifitas keseharian,, dalam
hal ini penyusun ingin mencoba untuk mengungkapkan berbagai cara
penanggulangannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang penyusun kutip dari
perpustakaan, yaitu yang berkenaan dengan norma-norma hukum pendidikan
agama Islam.
Islam adalah ajaran yang seimbang, seimbang antara kepentingan
individu dengan kepentingan masyarakat, seimbang antara rasio dengan
emosi, serta seimbang antara keadilan dan kasih sayang.
Relevansinya dengan pendidikan Islam yang ada kaitannya dengan
hubungan antara orang tua dan pendidik dengan anak didiknya, adalah
keseimbangan antara keadilan dengan kasih sayang. Keadilan dalam arti
pendidik mempunyai tugas dan kewajiban meluruskan setiap anak didik yang
melakukan kesalahan atau pelanggaran, dan dalam meluruskan anak untuk
menegakkan keadilan, itu salah satunya dengan menggunakan hukuman.
Oleh karena itu pendidik muslim diibaratkan sebagai seorang dokter,
sekiranya si dokter mengobati segala macam penyakit dengan satu macam
obat saja maka akan membahayakan pasien bahkan dapat menyebabkan
kematian. ( Athiyah al Abrasyi, 1993:155)
Demikian halnya seorang pendidik dalam memperbaiki atau
membetulkan kesalahan anak tidak cukup dengan satu alat saja, bisa terjadi
anak tersebut akan mengulangi kesalahannya lagi.
Dengan demikian pendidik harus memperlakukan anak sesuai dengan
tabiat dan pembawaannya, sehingga dapat menemukan cara yang sesuai untuk
memperbaiki kesalahan anak, sebab tidak semua anak bisa menyadari
kesalahannya dengan pendidikan yang lemah lembut saja. Ada sebagian anak
yang memang harus menggunakan kekerasan dalam membetulkan
kesalahnnya.
Kasih sayang dan keteladanan orang tua merupakan landasan pokok
pendidikan dalam keluarga. Oleh karena itu, sentuhan kasih sayang dari orang
tua kepada anak merupakan dasar bagi perkembangan anak dimasa depan.
Dengan perlakuan yang baik didasari dengan kasih sayang besar harapan anak
akan berkembang menjadi SDM yang takwa dan dengan sendirinya produktif,
kreatif, sehingga menjadi manusia yang bermakna bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa, Negara dan pembangunan umat secara keseluruhan (Muh
Surya, 2001:3)
Perawatan dan pendidikan anak pada dasarnya memang tidak mudah,
ia memerlukan kasih sayang, kelembutan, tetapi juga pengetahuan yang
cukup, terutama pengetahuan psikologi. Banyak anak menderita dimasa kecil,
kurang terarah hidupnya, sehingga menginjak dewasa memiliki sikap dan
watak seperti yang tidak kita harapkan. Dengan demikian boleh disebut
memperhatikan masalah perkembangan anak tidak bedanya memperhatikan
masalah-masalah yang pelik dan menuntut kehati-hatian. (Robert Meyers,
2001:5)
Perkembangan kepribadian anak yang positif dipengaruhi oleh
berbagai factor. Salah satunya adalah pola komunikasi orang tua terhadap
anaknya. Bagaimana cara anak berkomunikasi dengan lingkungannya. Jika
pola komunikasi dengan orang tua buruk, maka dampak negatif akan
dirasakan oleh anaknya. Diantaranya mendorong munculnya kepribadian anti
sosial, dependen dan minder pada anak. (Savitri Rahmadani, 2008 : 12)
Menurut Aichorn, perilaku antisosial terjadi karena fungsi superego
yang tidak berkembang dengan matang. Tidak berkembangnya superego ini
diakibatkan oleh pola asuh yang serba membolehkan disatu sisi dan pola asuh
serba menghukum dan menelantarkan disisi lain. Pada pola asuh yang
membolehkan, anak menginternalisasikan standar yang lemah, bahkan tanpa
aturan, sehingga ketika anak melanggar aturan yang ada, dia tidak merasa
bersalah. Pola asuh yang serba menghukum dan mengabaikan, anak
menginternalisasikan model orang tua yang baik dan buruk secara terpisah.
Mereka bertindak baik kepada figur yang menghasilkan pengalaman
transferensi positif, sebaliknya mereka bertindak buruk kepada figur yang
selama ini menghasilkan pengalaman transferensi negatif pada diri mereka. .
(Savitri Rahmadani, 2008 : 18)
Orang tua cenderung menguatkan perilaku antisosial dengan
menghukum anak secara singkat dan kemudian menghentikan
penghukumannya ketika anak memunculkan perilaku antisosial yang semakin
meningkat. Akibatnya, anak belajar bahwa tindakan keras antisosialnya bisa
membuat orangtuanya berhenti menghukumnya.
Penelitian Farrington (1995) menunjukkan bahwa 50% anak yang
dimasa remajanya deligven (nakal), dimasa dewasanya berlanjut mengalami
gangguan kepribadian antisosial, kriminalitas, penyalahgunaan obat, dan jika
menikah nanti cenderung memiliki perkawinan yang tidak stabil dan penuh
konflik. . (Savitri Rahmadani, 2008 : 18)
Apabila anak sejak dini sudah dibimbing, diawasi dan diarahkan
dengan kelembutan dan kasih sayang, dibiasakan untuk berbuat dan berbudi
baik, nantinya akan tumbuh dan berkembang menjadi dewasa dan mentaati
kaidah dan norma tertentu dengan kesadaran dan kemandiriannya.
Sebaliknya anak dibiarkan dan kurang adanya bimbingan dan
pengarahan dari orang tua atau pendidik, atau hanya diserahkan kepada
pembantu yang kurang pengalaman dalam mendidik, dengan alasan orang tua
sibuk diluar, maka anak akan terbiasa melakukan pelanggaran dan
penyelewengan terhadap norma-norma tertentu, sehingga tumbuh menjadi
anak yang kurang mengetahui aturan tata nilai tertentu.
Anak yang sudah terbiasa melakukan pelanggaran tersebut bila
dibiarkan terus, akan tertanam dalam jiwanya kebiasaan yang jelek, seperti
semaunya sendiri, keras kepala, dan tidak menghiraukan nasihat orang lain,
atau bahkan orang tuanya sendiri. Yang lebih membahayakan bila dibiarkan
sampai dewasa, maka mereka akan dengan mudah melakukan pelanggaran
terhadap syari’at agama Islam.
Sebagai upaya untuk mencegah kebiasaan anak tersebut maka orang
tua atau pendidik boleh menggunakan hukuman yang keras, tetapi harus
disertai dengan kasih sayang. Hal ini untuk menghindari tindakan pendidik
yang sewenang-wenang atau rasa balas dendam.
Tetapi hukuman tersebut yang mengandung nilai edukatif, yakni yang
bersifat mendidik dan berfungsi sebagai bimbingan dan pengarahan. Perbaikan
atau pembetulan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak
harus melalui proses pendidikan.
Namun demikian perlu juga dipahami, hukuman model apa yang dapat
dan boleh diterapkan. Islam telah menawarkan konsep hukuman yang optimal
diaplikasikan dalam pendidikan anak. Dari paparan di atas, penulis ingin
mengkaji tentang hukuman terhadap anak dari kacamata agama.
C. Penegasan Ilmiah
Judul skripsi yang penulis ajukan adalah “Hukuman Terhadap Anak
Dalam Pendidikan Islam”. Untuk menghindari kemungkinan terjadi kesalahan
penafsiran terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam judul skripsi ini
maka perlu adanya penegasan iltilah untuk mendapat gambaran yang jelas
mengenai masalah-masalah yang akan dibahas. Oleh karena itu maka terlebih
dahulu akan menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam judul
skripsi ini.
1. Hukuman
Hukuman adalah “Pemberian rasa nestapa pada diri anak didik
akibat dari kesalahan perbuatan atau tingkah laku anak didik dalam
lingkungannya. ( HM.Arifin, 1991:218)
Maksud penulis hukuman dalam pendidikan islam itu, yakni yang
digunakan oleh pendidik muslim dalam membimbing dan mengarahkan
anak didik yang melakukan pelanggaran, atau kesalahan. Agar mau
memperbaiki dan menyadari perbuatannya.
2. Anak
Anak yang dimaksud dalam penelitian sebagaimana yang
dikatakan oleh Kartini Kartono adalah pertama, manusia yang berusia 1-5
tahun yang disebut dengan masa kanak-kanak (periode estases). Yang
kedua, usia 6-12 tahun yang disebut dengan masa anak-anak Sekolah
Dasar. ( Kartini Kartono, 1987:23)
3. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah “Bimbingan jasmani rohani berdasarkan
hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut aturan-aturan islam. Dari pengertian diatas menjelaskan
adanya bimbingan dan pengarahan secara seimbang antara aspek jasmani
dan rohani terhadap anak didiknya, melalui proses pendidikan islam,
sedangkan menurut H. M Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam
memberi pengertian :”Hakekat Pendidikan Islam adalah usaha orang
dewasa muslim yang bertaqwa serta sadar mengarahkan dan membimbing
pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan sadar) anak didik
melalui ajaran Islam kea rah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangannya. ( HM.Arifin, 1991:32)
Sebagai sasaran bimbingan dan pengarahannya adalah fitrah atau
potensi dalam diri anak terletak pada keimanan, ilmu pengetahuan, akhlak
(moralitas) dan penyalurannya. Adapun maksud penulis disini adalah
suatu proses pendidikan yang dilakukan pendidik muslim terhadap anak
didiknya dengan menanamkan ajaran Islam untuk mencapai tujuan
Pendidikan Islam.
Dari pengertian beberapa istilah tersebut diatas, maka maksud
keseluruhan dari Judul : “HUKUMAN TERHADAP ANAK DALAM
PENDIDIKAN ISLAM” adalah suatu kajian atau telaah tentang cara
penggunaan hukuman dalam pendidikan islam, pengertian dan fungsi
hukuman dalam pendidikan islam dengan menggunakan sumber dari buku
(letterer). Suatu tinjauan paedagogis dimaksudkan bahwa dalam ajaran
islam dianjutkan agar orang yang berbuat kesalahan atau pelanggaran di
beri sangsi atau hukuman, akan tetapi yang bersifat edukatif, sehingga
hukuman disini bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan anak atau
peserta didik yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan
melalui proses pendidikan Islam dan hukuman bukan sebagai adzab dan
membahas kesalahan peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas begitu eratnya hubungan
antara dunia pendidikan Islam dengan hukuman sebagai salah satu alat
pendidikan maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kedudukan hukuman pada anak dalam Sistem Pendidikan
Islam?
2. Bagaimanakah konsep penerapan hukuman pada anak dalam Pendidikan
Islam?
E. Alasan Pemilihan Judul
Adapun yang menjadi alasan bagi penulis untuk memilih judul tersebut
adalah :
1. Hukuman mempunyai kedudukan yang istimewa dan mempunyai peranan
dalam pertumbuhan anak, sehingga hukuman perlu diteliti.
2. Penggunaan hukuman tersebut diterapkan pada anak dalam proses
pendidikan pada umumnya, dan dalam Pendidikan Islam pada khususnya,
penulis sebagai penyusun skripsi dalam ilmu tarbiyah akan meneliti
hukuman dalam Pendidikan Islam.
3. Hukuman yang digunakan oleh Pendidik terhadap anak didik berfungsi
sebagai bimbingan dan perbaikan atau pengarahan dalam Pendidikan
Islam, sehingga pendekatan yang penulis pakai adalah pendekatan
paedagogis psikologi.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui kedudukan hukuman anak dalam Sistem
Pendidikan Islam.
b. Mengkaji bagaimana cara penerapan hukuman bagi anak dalam
Pendidikan Islam.
2. Kagunaan Penelitian
a. Dengan hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan akan dapat
memberikan input pada Fakultas Tarbiyah STAIN Purwokerto.
b. Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran kepada orang tua atau pendidik dalam menggunakan
hukuman untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam.
c. Dengan hasil penelitian yang diperoleh, diharapkan dapat membantu
memecahkan masalah pendidikan yang berkaitan dengan alat atau
sarana pendidikan yang berupa hukuman.
G. Tinjauan Pustaka
Publikasi penelitian ilmiah mengenai kepribadian anak
memperlihatkan apresiasi yang tinggi untuk lebih mengenal hakekat anak
secara utuh dan menyeluruh dalam setiap fase perkembangannya. Prestasi
besar para peneliti telah mampu mengungkap wawasan anak memahami
dunianya dan bukan hanya penilaian spekulatif orang dewasa terhadap dunia
anak. Paduan akumulasi pemikiran murni dan penelitian empiric memperkaya
khasanah konsep teoritik yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan praktis
kompleksitas problem pendidikan anak.
Banyak penelitian ilmiah yang dilakukan untuk memasuki, mengerti
memahami dunia pendidikan usia anak-anak khususnya penerapan dan fungsi
hukuman sebagai salah satu alat pendidikan termasuk di dalamnya penelitian
ilmiah yang berbentuk buku. Kebanyakan buku-buku yang membedah
masalah kehidupan anak yang mengulas tentang hukuman terkait erat dengan
kedisplinan dan hadiah baik karya yang berbahasa Indonesia maupun yang
berbahasa asing.
Dalam karyanya yang berjudul, Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya
Bagi Pendidikan Anak, Ahmad Budaiwi menyatakan bahwa betapa kayanya
agama Islam yang hanif akan prinsip-prinsip pendidikan dan bagaimana Islam
menata dan mengemasnya sebagai pedoman dalam proses pembinaan
psikologis, pendidikan dan social anak Islam sebagai sistem hidup yang
universal telah menempatkan konsep hukuman sebagai prinsip yang utama
dalam pendidikan. Dengan hukuman anak akan berhati-hati agar tidak
terjerumus dalam keburukan.
Guna melengkapai tinjauan pustaka di atas, penulis akan
mengemukakan penelitian tulisan yang sudah ada tentang hukuman. Pertama,
tulisan yang berjudul Penderaan Emosi Kanak-kanak Trauma Terselindungi,
hasil penelitian Kasmini Kassim dari Universitas Kebangsaan Malaysia
(UKM) menyatakan bahwa akibat hukuman kerap terjadi dengan tidak
kelihatan tetapi kesannya terhadap perkembangan fisikal dan mental di
kalangan anak-anak sangat jelas sehingga memerlukan penanganan psikologis.
Kedua, hasil penelitian Erlin Nagasaputra, Pengaruh Hukuman Pada
Siswa dan Bagaimana Cara Mengatasinya, mengemukakan bahwa adanya
kenyataan perbedaan pendapat mengenai hukuman bagaimana orang
menganggap bahwa hukuman kepada anak didik seolah-olah telah
memperkosa hak seorang siswa dan tidak menunjukan jiwa seorang pendidik.
Sedangkan sebagian orang lagi menyetujui hukuman sebagai cara untuk
menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan pendidik.
Di sekolah sering dijumpai adanya masalah dengan adanya
pelanggaran yang dilakukan siswa. Guru mau tidak mau harus menangani
masalah ini. Pernah terdengar keluhan seorang guru bahwa siswanya tidak
berhenti menyontek, berkelahi, padahal sudah sering kali diberikan hukuman.
Sementara itu ada juga guru yang disalahkan orang tua karena anaknya tidak
mau sekolah lagi akibat hukuman yang diberikannya.
Ketiga, Dampak Psikologis Ganjaran dan Hukuman dalam Pendidikan
Menurut Pandangan Islam (Suatu Kajian Perbandingan), tulisan Hadi
Rahmat banyak mengungkap hukuman dalam konteks hudud dan qisas seperti
dituntunkan Al-Qur’am dan Al-Hadist dan penerapannya di kalangan umat
Islam.
Penelitian yang penulis lakukan dalam bentuk skripsi ini berusaha
menggali lebih dalam bagaimana penerapan hukuman terhadap anak dengan
segala aspek yang melingkupinya dari sudut pandang dan kaca mata
pendidikan di usia anak dan aspek psikologinya.
H. Metode Penelitian dan Pendekatan
Pendidikan dapat mencapai keberhasilan diperlukan perencanaan yang
baik, fasilitas yang memadai, pengelolaan yang terampil serta metode
penelitian yang tepat. Menurut Sutrisno Hadi penelitian adalah “suatu usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Metode penelitan yang akan digunakan penyusun adalah sebagai
berikut :
1. Metode Penelitian
a. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua
sumber, yaitu :
1) Data Primer
Selaras dengan judul “Hukuman Terhadap Anak Dalam
Pendidikan Islam”, maka sumber pustaka yang dijadikan referensi
pokok adalah :
a) Al-Qur’an dan Terjemahan Depag RI (Yayasan
Penyelenggaraan Penterjemah Al-Qur’an, 1989).
b) Himpunan Hadist Al-Jami’ush Shahih, Hadist yang disepakati
Imam Bukhori dan Muslim, Achmad Sunarto, Jakarta: Setia
Kawan, 2000.
c) Tafsir Ayat Ahkam, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
oleh Mua’ammal Hamidy dan Imron A. Manan, Surabaya:
Bina Ilmu.
d) Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan dari Al Ghozali;
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 1993.
e) HM, Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara, 1993.
f) Budaiwi Ahmad Ali, Imbalan dan Hukuman Pengaruhnya Bagi
Pendidikan Anak, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
oleh M. Syihabudin, Jakarta Gema Insani Press, 2002.
2) Data Sekunder
a) Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1979.
b) Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan
Berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1998.
c) Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung: Penerbit PT. Al-Ma’arif, 1987.
d) Muhammda Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar
Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia.
b. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
analisis data kulatatif, hal ini penulis gunakan untuk menganalisis data
yang berbentuk kata-kata tertulis (kalimat), yang diperoleh dari
pengamatan terhadap suatu peristiwa yang terjadi maupun yang di
dalam buku. Dalam menganalisis da mencari sebuah data penulis
menggunakan dua kerangka metode berfikir, yaitu :
1) Metode Induktif
Metode Induktif adalah metode berfikir yang berangkat dari
fakta-fakta yang khusus dan kongkrit, kemudian dari fakta-fakta
atau peristiwa-peristiwa yang khususnya tersebut ditarik
kesimpulan yang bersifat umum. (Sutrisno Hadi, 1997: 42)
Tujuan penulis dalam memakai metode ini adalah untuk
mencari kesimpulan-kesimpulan umum dari data-data yang khusus
dan peristiwa-peristiwa yang nyata. Dengan kata lain, berfikir
induksi dibentuk dari hal-hal yang bersifat sempit menuju hal-hal
yang bersifat khusus.
2) Metode Deduktif
Metode Deduksi adalah cara berfikir yang berangkat dari
masalah yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus kebalikan dari metode induksi. (Sutrisno Hadi,
1997: 36)
2. Pendekatan
Pendekatan Paedagogis dan Psikologis
Pendekatan ini berpandangan bahwa manusia didik adalah
makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan jasmani dan rohani yang memerlukan bimbingan dan
pengarahan melaluio proses pendidikan. (HM Arifin, 1993: 103).
I. Sistematika Penulisan
Berikut ini penulis akan mengemukakan tentang sistematika penulisan.
Adapun sistematika penulisan ini, penulis membaginya dalam dua bagian,
yaitu bagian formalitas dan bagian isi.
Dalam bagian formalitas meliputi : Halaman Judul, Halaman Nota
Dinas, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Kata
Pengantar, dan Daftar Isi.
Kemudian masuk pada bagian isi. Dalam hal ini terdiri dari empat bab,
yaitu :
Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat dasar-dasar pemikiran bahasan ini yang
memuat; liputi : Penegasan Istilah, Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Tujuan dan
Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian
dan Sistematika Pembahasan.
Bab II Berisi tentang Sistem Pendidikan Islam
Bab ini meliputi : Pengertian Pendidikan Islam, Dasar-dasar
Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Materi
Pendidikan Islam, Metode Pendidikan Islam.
Bab III Terdiri dari dua sub, yaitu :
Berisi tentang konsep hukuman dalam pendidikan Islam.
Bab ini meliputi : Pengertian hukuman dalam pendidikan
Islam, Fungsi dan tujuan hukuman dalam pendidikan Islam,
Macam-macam hukuman dalam pendidikan Islam, Syarat-
syarat penerapan hukuman dalam pendidikan Islam,
Langkah-langkah dan bentuk hukuman dalam pendidikan
Islam.
Bab IV Terdiri dari dua sub, yaitu :
Berisi tentang Kesimpulan dan Kata Penutup
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN....................................................
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
HALAMAN KATA PENGANTAR ...............................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Penegasan Istilah ......................................................................
C. Rumusan Masalah .....................................................................
D. Alasan Pemilihan Judul
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
F. Metode Penelitian .....................................................................
G. Tinjauan Pustaka .......................................................................
H. Sistematika Pembahasan............................................................
BAB II. SISTEM PENDIDIKAN ISLAM ..................................................
A. Pengertian Pendidikan Islam ....................................................
B. Dasar-Dasar Pendidikan Islam .................................................
C. Tujuan Pendidikan Islam ..........................................................
D. Materi Pendidikan Islam ..........................................................
E. Alat Pendidikan Islam...............................................................
F. Metode.......................................................................................
BAB III. KONSEP UKUMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM ..............
A. Hukuman dalam Pendidikan Islam ...........................................
B. Dampak Penerapan Hukuman ..................................................
BAB IV. PENUTUP ......................................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Kata Penutup .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
Athiyah al Abrasyi. 1993. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta:
Bulan Bintang.
HM.Arifin. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartini Kartono. 1987. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung:
Mandar Maju.
Muh. Surya. 2003. Bina Keluarga. Jakarta: Aneka Ilmu.
Robert Meyers. 2001. Menuju awal yang baik bagi anak. Jakarta: Bumi
Aksara
Savitri Rahmadani. 2008. The art of positif communicating. Jogjakarta:
Bookmarks,2008.
Sutrisno Hadi. 1997. Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta: Penerbit Andi
Offest.