Post on 03-Oct-2021
SKRIPSI
PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PTPN III
OLEH
RAFINALDY PUTRA LUBIS
150522055
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI EKSTENSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal
Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PTPN III” adalah benar hasil
karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan
beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan /atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau telah
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 9 Agustus 2017 Yang membuat Pernyataan
NIM. 150522055 Rafinaldy Putra Lubis
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERNAL
TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PTPN III
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh dari audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan good
corporate governance pada PTPN III Medan. Penelitian ini menggunakan analisis
regresi linear berganda dengan jumlah sampel 34 responden. Metode pengumpulan
data menggunakan kuesioner berjumlah 31 pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa audit internal dan pengendalian internal berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap penerapan good corporate governance. Secara parsial, audit
internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corporate
governance, sedangkan pengendalian internal berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap penerapan good corporate governance.
Kata Kunci: Penerapan Good Corporate Governance, Audit Internal,
Pengendalian Internal.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
EFFECTS OF INTERNAL AUDIT AND INTERNAL CONTROL TO GOOD
CORPORATE GOVERNANCE
APLICATION IN PTPN III
The purposes of this research are to analyze the influence of internal audit and
internal control on the implementation of good corporate governance at PTPN III
Medan. This research is analyzed using multiple linear regression analysis with
number of samples of 34 respondents. Data collection methods using questionnaires
amounted to 31 questions. The results showed that internal audit and internal controls
have positive but not significant effect on the implementation of good corporate
governance. Partially, internal audit has a positive and significant impact on the
implementation of good corporate governance, while internal control has positive but
not significant effect on the implementation of good corporate governance.
Keywords: Good Corporate Governance, Internal Audit, Internal Control
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang yang selalu melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya serta senantiasa memberikan nikmat kesehatan, kesempatan
kemampuan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat beriring salam tidak lupa saya curahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menuntun kita dengan sunnah-Nya dan
membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti saat ini serta yang kita harapkan syafa’at-Nya di akhirat kelak.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal
Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PTPN III” disusun sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari program S-1 Akuntansi
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
bantuan, saran, motivasi, serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih tidak terhingga
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua
Departemen/Program Studi S1 Akuntansi dan bapak Drs. Syahrul Rambe,
M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Mutia Ismail, SE, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing saya yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak., selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Teristimewa untuk kedua orangtua saya tercinta, ayahanda Drs. Rizaluddin
Lubis dan ibunda Elly Rimarni Nasution, SE yang telah memberikan banyak
dukungan baik melalui dukungan doa, moril, maupun materi sehingga penulis
memiliki semangat dalam menjalankan perkuliahan hingga penyelesaian
Skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 9 Agustus 2017 Penulis,
NIM. 150522055 Rafinaldy Putra Lubis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ............................................................................................. i ABSTRAK ..................................................................................................... ii ABSTRACT .................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ………………………………… ............ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Audit Internal ......................................................................... 6 2.1.1. Definisi Audit Internal .............................................. 6 2.1.2. Peranan Audit Internal ............................................... 8 2.1.3. Fungsi Audit Internal ................................................ 9 2.1.4. Tujuan Audit Internal ................................................. 11 2.1.5. Wewenang dan Tanggung Jawab
Departemen Audit Internal ......................................... 12 2.1.6. Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal ... ....... 14 2.2. Pengendalian Internal ............................................................ 16 2.2.1. Definisi Pengendalian Internal ................................... 16 2.2.2. Tujuan Pengendalian Intern ....................................... 17 2.2.3. Komponen Struktur Pengendalian Internal ............... 18 2.3. Good Corporate Governance ................................................. 23 2.3.1. Definisi Good Corporate Governance ....................... 23 2.3.2. Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance ......... 24 2.3.3. Tujuan Good Corporate Governance ........................ 29 2.3.4. Manfaat dan Faktor Penerapan GCG . ....................... 30 2.4. Penelitian Terdahulu .............................................................. 31 2.5. Kerangka Konseptual .. .......................................................... 33 2.6. Hipotesis Penelitian ............................................................... 34
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ....................................................................... 37
3.2. Lokasi Penelitian .................................................................... 37 3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 37 3.3.1. Variabel Independen .................................................. 38 3.3.2. Variabel Dependen .................................................... 38 3.4. Skala Pengukuran Variabel .................................................... 39 3.5. Populasi dan Sampel .............................................................. 40 3.6. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 41 3.7. Pengujian Kualitas Data ........................................................ 42 3.7.1. Uji Validitas ............................................................... 42 3.7.2. Uji Reliabilitas ........................................................... 42 3.8. Teknik Analisis Data ............................................................. 43 3.8.1. Statistik Deskriptif ..................................................... 44 3.8.2. Asumsi Klasik ........................................................... 44 3.8.2.1. Uji Normalitas ........................................... 44 3.8.2.2. Uji Multikoleniaritas ................................. 44 3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas .............................. 45
3.8.3. Analisis Regresi Linear Berganda ............................. 46 3.8.4. Uji Hipotesis .............................................................. 47 3.8.4.1. Uji Parsial (Uji-t) ....................................... 47 3.8.4.2. Uji Simultan (Uji-f) ................................... 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Umum PTPN III Medan ........................................... 48 4.2. Visi dan Misi PTPN III Medan ............................................. 49 4.3. Struktur Organisasi Kantor PTPN III Medan ........................ 50 4.4. Departemen Audit Internal Perusahaan ................................. 50 4.4.1 Gambaran Umum SPI………. ................................... 50 4.4.2 Landasan Pembentukan SPI . ..................................... 51 4.5. Visi dan Misi SPI PTPN III Medan ...................................... 53 4.6. Fungsi dan Ruang Lingkup SPI ….. ...................................... 54 4.7. Kedudukan dan Peran SPI ..................................................... 57 4.8. Wewenang dan Tanggung Jawab SPI ................................... 59 4.9. Analisis Data ......................................................................... 60 4.9.1. Analisis Deskriptif ..................................................... 60 4.9.2. Analisis Statistik ........................................................ 70 4.9.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas .................... 70 4.9.2.2. Uji Asumsi Klasik ..................................... 70 4.9.2.3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 76 4.9.2.4. Hasil Pengujian Hipotesis ......................... 78 4.10 Pembahasan ........................................................................... 83
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 85 5.2. Saran .................................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87 DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 90
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman 2.1 Penellitian Terdahulu ............................................................... 32 3.1 Skor dengan Skala Likert ........................................................ 40
4.1 Karakteristik Responden ......................................................... 60 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Audit Internal ............................................................ 62 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengendalian Internal .............................................. 65 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Good Corporate Governance (Y) .............................. 67 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .................................... 74 4.6 Uji Glejser .................................................................................. 75 4.7 Uji Multikoleniaritas ................................................................ 76 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ....................................... 77 4.9 Hasil Uji Parsial ........................................................................ 78 4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) .................................. 81 4.11 Pengujian Koefisien Determinan (𝐑𝐑𝟐𝟐) .................................... 82
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 34
4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas .......................................... 71 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ................................ 72 4.3 Grafik ScatterPlot Uji Heteroskedastisitas ............................ 74
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ............................................................ 91 2 Struktur Organisasi ............................................................. 96 3 Hasil uji Validitas dan Reliabilitas ..................................... 97 4 Hasil Analisis Regresi ......................................................... 100 5 Data Penelitian ..................................................................... 104
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk
memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang
ada di perusahaan secara maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh
juga maksimal. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan
perusahaan, oleh karena itu perusahaan akan selalu mengusahakan agar jumlah laba
yang diperoleh terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan sebuah perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba tersebut juga menentukan
kelangsungan hidup perusahaan, dengan cara pandang demikian maka menuntut
perusahaan untuk selalu melakukan inovasi – inovasi terbaru untuk menghadapi
persaingan dunia usaha terkini.
Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil umumnya
memiliki organisasi. Pada perusahaan yang organisasinya masih kecil dengan jumlah
karyawan yang masih sedikit dan kegiatan operasional yang cenderung masih
terbatas, pimpinan masih dapat mengawasi jalannya perusahaan secara langsung.
Berbeda dengan perusahaan besar dimana pemimpin perusahaan sudah tidak bisa
mengawasi kegiatan operasional secara langsung dikarenakan adanya keterbatasan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian internal yang dapat menjadi
alat bantu akibat keterbatasan pengawasan tersebut.
Dalam pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara langsung oleh anggota
perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen audit internal. Pihak
manajemen dapat membentuk suatu departemen audit intern yang diberi wewenang
untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap pengendalian intern
perusahaan. Struktur pengendalian intern dimaksudkan untuk melindungi harta milik
perusahaan, menilai kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah
digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup
pemeriksaan dan penilaian kontrol, kinerja, resiko, dan tata kelola (governance)
perusahaan publik maupun privat.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian dan proses governance. Peran audit
internal akan semakin dapat diandalkan dalam mengembangkan dan menjaga
efektivitas sistem pengendalian internal, pengelolaan resiko dan Good Corporate
Governance guna menopang terwujudnya suatu perusahaan yang sehat. Suatu
mekanisme dalam sistem pengendalian internal merupakan salah satu sarana utama
untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan perusahaan telah dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Perubahan yang terjadi pada
lingkungan bisnis dan era globalisasi menuntut dikembangkannya suatu sistem dan
Universitas Sumatera Utara
paradigma baru dalam pengelolaan bisnis dan industri. Good Corporate Governance
(GCG) atau yang lebih umum dikenal dengan tata kelola perusahaan yang baik
muncul sebagai salah satu pilihan yang bukan saja menjadi formalitas, namun suatu
sistem nilai dan best practices yang sangat fundamental bagi peningkatan nilai
perusahaan.
Berdasarkan SK Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor KEP-
117/M-MBU/2002 Pasal 2 tentang penerapan Good Corporate Governance (GCG)
pada BUMN/BUMD, dinyatakan bahwa “BUMN/BUMD diwajibkan untuk
menerapkan Good Coporate Governance secara konsisten dan menjadikan Good
Corporate Governance sebagai landasan operasionalnya”, sehingga perusahaan-
perusahaan dituntut mengambil langkah komperhensif terhadap aset-asetnya agar
dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai tambah.
Bank, BUMN, BUMD dan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham, sebagai
tulang punggung perekonomian nasional diharapkan menjadi teladan dalam
menerapkan Good Corporate Governance yang efektif.
PT Perkebunan Nusantara III Medan merupakan salah satu perusahaan BUMN
yang wilayah kerjanya menyebar di provinsi Sumatera Utara dan memiliki banyak
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang dikenal sebagai stakeholders
perusahaan. Hal ini membuat manajemen PT Perkebunan Nusantara III Medan
menyadari pentingnya pengendalian internal (internal control) yang efektif guna
membantu perusahaan dalam peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan
Universitas Sumatera Utara
penyajian laporan keuangan yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan
penerapan GCG.
Baik buruknya Good Corporate Governance BUMN/BUMD di Indonesia
memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan pengendalian internal pada BUMN, dengan
berfungsinya pengendalian internal dan audit internal serta terwujudnya transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran maka terwujudlah prinsip
Good Corporate Governance yang semakin baik dalam suatu perusahaan, dengan
demikian bahwa keberadaan audit internal dan pengendalian internal sangat penting
dalam menciptakan Good Corporate Governance.
Berdasarkan tinjauan penulis terhadap peneliti sebelumnya, penulis tertarik untuk
mengetahui apakah ada pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap
penerapan Good Corporate Governance dalam bentuk skripsi yang berjudul,
“Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap penerapan Good
Corporate Governance pada PTPN III”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah audit internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate
Governance?
2. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate
Governance?
Universitas Sumatera Utara
3. Apakah audit internal dan pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan
Good Corporate Governance?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bukti empiris atas hal – hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah audit internal berpengaruh terhadap penerapan Good
Corporate Governance.
2. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan
Good Corporate Governance.
3. Untuk mengetahui apakah audit internal dan pengendalian internal berpengaruh
terhadap penerapan Good Corporate Governance.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan penulis tentang pengaruh peranan audit internal
terhadap penerapan GCG.
2. Bagi PTPN III Medan, sebagai bahan masukan berupa saran dalam peningkatan
kualitas peranan audit internal sejalan dengan penerapan GCG.
3. Bagi pembaca dan pihak lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
panduan dalam penelitian – penelitian di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Audit Internal
2.1.1 Definisi Audit Internal
Menurut Tugiman (2006:11) pengertian audit internal adalah suatu fungsi
penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan pemeriksaan
internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan
tanggung jawabnya secara efektif. Suatu fungsi penilaian independen yang
dibentuk dalam organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatannya
sebagai jasa bagi organisasi, sedangkan menurut Sawyer (2005:9) audit internal
adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara
independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai
untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses
pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.
Menurut Mulyadi (2002:29) menyatakan bahwa audit internal adalah
auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan
swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur
Universitas Sumatera Utara
yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau
tidaknya penjagaan terhadap kepercayaan organisasi, menentukan keandalan
informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi, dari definisi tersebut
dapat dilihat beberapa lingkup tugas auditor internal dalam perusahaan yang
bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha dan juga
pengendalian internal yang telah dijalankan.
Agoes (2004:221) memberikan pendapatnya mengenai audit internal
sebagai berikut. Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap pelaporan
keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan
manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan
pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan
pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan
hidup, perbankan, perindustrian, investasi dll. Ketentuan dari ikatan profesi
misalnya standar akuntansi keuangan. Pemerikasaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
bertujuan untuk mengetahui apakah pembukuan dan laporan keuangan tersebut
telah menunjukkan gambaran aktivitas yang sebenarnya dan untuk mengetahui
apakah setiap bagian atau unit benar-benar telah melaksanakan kebijakan
rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan perkebunan memiliki kedudukan yang penting dalam
perekonomian dan pembangunan, maka fungsi audit internal menjadi semakin
penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi audit intern bagi
manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Didalam perusahaan, audit intern yang merupakan fungsi staf, tidak
memiliki wewenang untuk langsung member perintah kepada pegawai, juga
tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan
yang sifatnya diluar kegiatan pemeriksaan.
2.1.2 Peranan Audit Internal
Dalam menjalankan usahanya, pimpinan perusahaan memerlukan alat
bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan mengendalikan setiap
akltivitas perusahaan. Konsep tentang peranan (role) yang dikemukakan oleh
Soekanto (2000:268) adalah sebagai berikut:
1. Peranan mencakup norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian aturan-aturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
2.1.3 Fungsi Audit Internal
Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi
yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan sejalan dengan
meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak lagi
berputas pada pengawasan pembukuan semata-mata, akan tetapi mencakup
pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupancdan efektivitas sistem organisasi,
sistem internal kontrol dan kualitas kerja manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Fungsi internal auditor
dikemukakan secara terperinci oleh Holmes dan Overmayer sebagai berikut:
1. Menentukan baik tidaknya internal kontrol dengan memperhatikan
pemeriksaan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah
dilaksanakan.
2. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan
rencana policy dan prosedur yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal
tersebut telah diperbaiki atau tidak.
3. Memverifikasi adanya keuntungan kekayaan atau aset termasuk mencegah
dan menentukan penyelesaian.
4. Memverifikasikan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem
akuntansi dan pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
5. Melaporkan secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai
rekomendasi perbaikan.
Pendapat lain tentang fungsi pemeriksaan adalah menurut General
accounting officer yang diterjemahkan oleh Sumardjo Tjitrosidojo adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan daya guna
yang tidak baik.
2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan prosedur dan struktur
organisasi.
3. Menciptakan alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai
unit organisasi.
4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang telah ditentukan oleh anggaran
dasar dan undang-undang.
5. Men-check akan adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui,
penyelewengan dan tidak wajar secara lain
6. Mengidentifikasikan tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya
kesuliatan kegiatan masa depan.
7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkatan dan pimpinan
tertinggi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Tujuan Audit Internal
Menurut Agoes (2004:222) tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh
internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen)
dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian,
saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian
operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan
biaya yang tidak terlalu mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh manajemen.
3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan
dan penyalahgunaan.
4. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Departemen Audit Internal
Wewenang dan tanggung jawab departemen audit internal dalam
perusahaan tergantung pada status kedudukannya dalam struktur organisasinya.
Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus
memberikan akses penuh kepada auditor internal tersebut untuk berurusan
dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah
yang dihadapi. Tanggung jawab auditor internal adalah:
1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit
Salah satu hal penting yang harus dikuasi auditor adalah pengetahuan yang
cukup tentang audit. Pengetahuan yang dimaksud disini mencakup cara kerja,
prosedurel, hirarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama ini
digunakan dalam kegiatan sehari-hari, tanpa menguasai hal ini maka tidak
banyak yg bisa dilakukan auditor saat mengaudit.
2. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
audit.
Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-hal
yang bersifat kritikal merupakan faktor penting kesuksesan audit, dengan
meninjau dokumen audit, auditor akan mengetahui proses-proses penting
yang perlu ditelusuri lebih jauh.
3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
terperinci.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kamus ISO9001, tidak dikenal audit mendadak. Semua kegiatan audit
internal harus direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada seluruh
audit, karena tujuan audit internal bukan untuk mencari-cari kesalahan, akan
tetapi untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist).
Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal
penting yang perlu ditanyakan, selain itu audit audit checklist juga dapat
dijadikan pedoman oleh audit untuk mempersiapkan diri sebelum diaudit.
5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam
memeriksa area audit. Auditor tidak boleh hanya berpaku pada audit
checklist dan standar, tapi lebih dari itu auditor dapat memeriksa lingkungan
kerja audit, komitmen dan kesungguhan mereka dalam memperbaiki sistem,
dengan mengabaikan komitmen kegiatan audit internal hanya akan terlihat
seperti audit administratif belaka yang hanya berkutat pada ini belum
lengkap.
6. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan.
Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit harus
didukung dengan bukti yang cukup, artinya auditor tidak boleh gegabah
dalam melaporkan temuan. Harus ada bukti kuat bahwa audit melakukan
kesalahan. Satu hal yang perlu dicatat, audit internal tidak hanya
Universitas Sumatera Utara
mengumpulkan temuan maelainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi
yang sudah dicapai.
7. Melaporkan temuan audit atau masalah – masalah yang ditemukan selama
audit internal.
Auditor harus menertibkan laporan temuan audit internal untuk
ditindaklanjuti oleh audit. Audit harus diberi tenggat waktu tertentu agar
proses perbaikan tidak dibiarkan berlarut – larut.
8. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai.
Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal
harus memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggat
waktu perbaikan yang diberikan.
2.1.6 Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal
Tujuan pemeriksaan audit internal adalah untuk membantu manajemen
dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian,
saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya, sedangkan tujuan
pemeriksaan audit eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.
Audit internal dilakukan oleh internal auditor yang merupakan orang dalam
perusahaan, sedangkan audit eksternal dilakukan oleh eksternal auditor yang
merupakan orang luar perusahaan, namun pihak luar perusahaan menganggap
internal auditor tidak independen, sedangkan eksternal auditor adalah pihak yang
independen.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan audit internal berpedoman pada Internal Auditing Standards
yang ditentukan Institute of Internal Auditors, sedangkan pelaksanaan audit
eksternal berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia.
Pemeriksaan audit internal dilakukan lebih rinci dan memakan waktu
sepanjang tahun, karena internal auditor punya waktu yang lebih banyak di
perusahaannya, sedangkan pemeriksaan audit eksternal dilakukan secara
sampling, karena waktu terbatas dan audit fee akan terlalu tinggi jika
pemeriksaan dilakukan secara rinci.
Laporan internal auditor tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, tetapi berupa temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan
kecurangan yang ditemukan, kelemahan, pengendalian intern, beserta saran –
saran perbaikannya, sedangkan laporan eksternal auditor berisi opini mengenai
kewajaran laporan keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi
pemberitahuan kepada manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern
beserta saran perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengendalian Internal
2.2.1 Definisi Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bagian dari manajemen resiko yang harus
dilaksanakan oleh setiap lembaga untuk mencapai tujuan lembaga, demikian
perlunya pengendalian intern dalam sebuah lembaga sehingga hal ini harus
dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin kesinambungan dan kepercayaan
pihak donor maupun masyarakat. Pengendalian intern harus dilaksanakan
seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari
terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil,
pengendalian masih dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan. Namun semakin
besar perusahaan, dimana ruang gerak dan tugas – tugas yang harus dilakukan
semakin kompleks, menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi
melakukan pengendalian secara langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalian
internal yang dapat memberikan keyakinan kepada pemimpin bahwa tujuan
perusahaan telah tercapai.
Menurut Arens (2008:412) pengendalian internal adalah proses yang
dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengenai pencapaian tujuan
manajemen tentang reliabilitas pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi
operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Ikatan Akuntan Indonesia (2009:319.2) mendefinisikan pengendalian
internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen
dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan gambaran keyakinan
Universitas Sumatera Utara
memadai tentang pencapaian keandalan laporan, efektivitas dan efisiensi operasi,
dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern
Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa
perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan dan prosedur ini
sering kali disebut pengendalian, dan secara kolektif membentuk pengendalian
internalentitas tersebut. Tujuan pengendalian internal menurut COSO yang
dikutip Sawyer dkk (2005:61) adalah pengendalian (kontrol) internal dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian dalam hal
efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan informasi keuangan, dan ketaatan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Arens (2008:370), biasanya manajemen memiliki tiga tujuan
umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu :
1. Reliabilitas pelaporan keuangan.
Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para
investor, kreditor, dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung
jawab hukum maupun professional untuk memastikan bahwa informasi telah
disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip –
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Tujuan pengendalian internal
yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab
pelaporan keuangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Efisiensi dan efektivitas operasi.
Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakaian sumber daya
secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran – sasaran
perusahaan. Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh
informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi
perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan.
3. Ketaatan pada hukum dan peraturan.
Selain mematuhi ketentuan hukum, organisasi – organisasi publik,
nonpublik, nirlaba diwajibkan menaati berbagai hukum dan peraturan.
Beberapa hanya berhubungan secara tidak langsung dengan akuntasi, seperti
UU perlindungan lingkungan dan hak sipil, sementara yang lainnya berkaitan
erat dengan akuntansi, seperti peraturan pajak penghasilan dan kecurangan.
2.2.3 Komponen Struktur Pengendalian Internal
Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commissions
(COSO) yang dibentuk pada tahun 1985 bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat
rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. Menurut COSO framework
(1992), Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
Universitas Sumatera Utara
menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan
arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari
orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang
berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan
nilai etik, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit,
gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang
dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh
pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami
sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap
lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi
pengendalian maupun dampaknya secara kolektif.
2. Penaksiran Resiko (Risk Assessment)
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan
keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang
berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan
PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik
laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan,
pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan
dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun
ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan
Universitas Sumatera Utara
entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan
konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam
lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang
diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru,
restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas
pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat
organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin
relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi,
pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat
dikategorikan sebagai berikut:
• Pengendalian Pemrosesan Informasi, pengendalian umum, pengendalian
aplikasi, otorisasi yang tepat, pencatatan dan dokumentasi, pemeriksaan
independen.
• Pemisahan tugas.
Universitas Sumatera Utara
• Pengendalian fisik.
• Telaah kinerja.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and communication)
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan
dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi
metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa,
mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga
akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi
tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian
intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan
memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan
untuk memahami :
• Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan.
• Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
• Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.
• Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan
mengakses informasi.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses
ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,
evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di
berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan
serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas
pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan
pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang
dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan
perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit
setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam
hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan
organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas
operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan,
mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan
persyaratan hukum dan peraturan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Good Corporate Governance (GCG)
2.3.1 Definisi Good Corporate Governance
Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
(pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.(FCGI, 2002).
Menurut IICG (2010), Konsep Corporate Governance dapat didefinisikan
sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu
perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para
pemangku kepentingan (stakeholders). Good Corporate Governance dapat
didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh pihak-
pihak internal maupun eksternal yang berkaitan dengan perusahaan sebagai upaya
untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam
jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Good adalah
tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan,
menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan sesuai dengan
konsep corporate governance. Struktur adalah susunan atau rangka dasar
manajemen perusahaan yang didasarkan pada pendistribusian hak-hak dan
tanggung jawab diantara pihak-pihak dalam perusahaan (dewan komisaris,
Universitas Sumatera Utara
direksi, dan RUPS/pemegang saham) dan stakeholder lainnya, dan aturan-aturan
maupun prosedur-prosedur untuk pengambilan keputusan dalam hubungan
perusahaan. Sistem adalah prosedur formal dan informal yang mendukung
struktur dan strategi operasional dalam suatu perusahaan. Proses adalah kegiatan
mengarahkan dan mengelola bisnis yang direncanakan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan dengan ekspektasi dari
masyarakat, serta mempertahankan akuntabilitas perusahaan kepada pemegang
saham. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa GCG merupakan:
1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang perandewan
komisaris, direksi, pemegang saham, dan para stakeholder lainnya.
2. Suatu sistem pengawasan dan keseimbangan kewenangan atas pengendalian
perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang, yaitu pengelolaan
yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian,
berikut dengan pengukuran kinerjanya.
2.3.2 Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance
Setiap perusahaan harus memberikan kepastian atas penerapan prinsip atau
asas GCG di setiap aspek bisnisnya. Menurut KNKG (2006), prinsip-prinsip GCG
terdiri dari transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha
(sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholders).
Universitas Sumatera Utara
1. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting
untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku
kepentingan lainnya. Pedoman pokok pelaksanaannya:
• Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai,
jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh
pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
• Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada,
visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan,
susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali,
kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya,
sistem manajemen resiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal,
sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian
penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
• Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak
pribadi.
• Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang berkesinambungan.
Pedoman pokok pelaksanaannya:
• Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-
masing pihak perusahaan yang bersangkutan dan semua karyawan secara
jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate
values), dan strategi perusahaan.
• Perusahaan harus meyakini bahwa semua pihak perusahaan yang
berkepentingan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai
dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
• Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang
efektif dalam pengelolaan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
• Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan
yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem
penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
• Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap pihak
perusahaan yang bersangkutan dan semua karyawan harus berpegang pada
etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen.
Pedoman pokok pelaksanaannya:
• Pihak-pihak perusahaan yang berkepentingan harus berpegang pada
prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (by-laws).
• Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain
peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar
perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang
memadai.
Universitas Sumatera Utara
4. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Pedoman pokok pelaksanaannya:
• Masing-masing pihak perusahaan yang bersangkutan harus menghindari
terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh
kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest)
dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara obyektif.
• Masing-masing karyawan perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab
antara satu dengan yang lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Pedoman pokok
pelaksanaannya:
• Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan
untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi
Universitas Sumatera Utara
kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai
dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.
• Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada
pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang
diberikan kepada perusahaan.
• Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
2.3.3 Tujuan Good Corporate Governance
Menurut Sutojo dan Aldridge (2005: 5-6), good corporate governance
mempunyai tujuan yaitu:
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham dan para anggota non-
pemegang saham yang bersangkutan.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja dewan pengurus atau board of
directors dan manajemen perusahaan.
3. Meningkatkan mutu hubungan board of directors dengan manajemen senior
perusahaan.
4. Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham
sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
5. Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan citra
perusahaan kepada publik lebih luas dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
6. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di suatu
perusahaan.
2.3.4 Manfaat dan Faktor Penerapan GCG
Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip-prinsip dasar GCG telah
semakin menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
investasi. Terutama sekali hubungan antara praktik corporate governance dengan
karakter investasi internasional saat ini. Karakter investasi ini ditandai dengan
terbukanya peluang bagi perusahaan mengakses dana melalui ‘pool of investors’
di seluruh dunia. Suatu perusahaan dan atau negara yang ingin menuai manfaat
dari pasar modal global, dan jika kita ingin menarik modal jangka panjang, maka
penerapan GCG secara konsisten dan efektif akan mendukung ke arah
itu. Bahkan jika perusahaan tidak bergantung pada sumber daya dan modal asing,
penerapan prinsip dan praktik GCG akan dapat meningkatkan keyakinan investor
domestik terhadap perusahaan. Di samping hal-hal tersebut, GCG juga dapat:
1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang
saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
Biaya-biaya ini dapat berupa kerugian yang diderita perusahaan sebagai akibat
penyalahgunaan wewenang (wrong-doing), ataupun berupa biaya pengawasan
yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
2. Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari
pengelolaan perusahaan yang baik menyebabkan tingkat bunga atas dana atau
Universitas Sumatera Utara
sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring dengan
turunnya tingkat resiko perusahaan.
3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra
perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang.
4. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pihak yang berkepentingan)
dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagai
strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya mereka
mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal dari
segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Gita Gumilang (2009) dengan judul Pengaruh
Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Peranan Audit Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan GCG.
Penelitian yang dilakukan oleh Morita (2013) dengan judul Pengaruh Budaya
Organisasi dan Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Prinsip – Prinsip Good
Corporate Governance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Budaya Organisasi
dan Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penerapan
Prinsip – Prinsip Good Corporate Governance.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2013) dengan judul Peranan Audit Internal
dalam Penerapan Good Corporate Governance yang Efektif. Hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa Peranan Audit Internal berpengaruh signifikan dan positif
terhadap Penerapan Good Corporate Governance.
Penelitian yang dilakukan oleh Anamukti (2014) dengan judul Pengaruh Audit
Internal, Pengendalian Internal dan Komite Audit terhadap Pelaksanaan Good
Corporate Governance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh Audit
Internal, Pengendalian Internal dan Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial maupun simultan terhadap Peaksanaan Good Corporate Governance.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Penulis dan
Tahun Judul Penelitian Variabel
1. Gita Gumilang
(2009)
Pengaruh Peranan Audit Internal
Terhadap Penerapan Good
Corporate Governance Pada PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan
a. Audit Internal b. Penerapan
GCG
2. Morita (2013) Pengaruh Budaya Organisasi dan
Pengendalian Intern Terhadap
Penerapan Prinsip –Prinsip Good
Corporate Governance.
a. Budaya organisasi.
b. Pengendalian internal.
c. Penerapan GCG
Universitas Sumatera Utara
No. Penulis dan
Tahun Judul Penelitian Variabel
3. Dwi (2013) Peranan Audit
Internal dalam
Penerapan Good
Corporate
Governance yang
efektif.
a. Audit inter.
b. Penerapan
GCG.
4. Anamukti (2014) Pengaruh Audit
Internal,
Pengendalian
Internal, dan
Komite Audit
terhadap
pelaksanaan Good
Corporate
Governance.
a. Audit Internal.
b. Pengendalian
Internal.
c. Komite Audit.
d. Penerapan
GCG.
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang
menunjukkan kaitan antara variabel – variabel yang ada dalam penelitian. Variabel –
variabel dalam penelitian ini antara lain, penerapan Good Corporate Governance,
audit internal dan pengendalian internal. Good Corporate Governance adalah
pengelolaan perusahaan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Penerapan Good
Coorporate
Governance (Y)
Penerapan Good Corporate Governance sangat penting diterapkan di suatu
perusahaan sesuai dengan prinsip – prinsipnya yang transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
disusun kerangka konseptual seperti yang tersaji dalam gambar sebagai berikut :
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis Penelitian
Margono (2004:80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo
(hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat.
Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan.
Audit Internal (X1)
Pengendalian Internal (X2)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan identifikasi masalah kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Pengaruh Audit Internal terhadap Good Corporate Governance (GCG)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anamukti (2014) yang meneliti pengaruh
audit internal, pengendalian internal dan komite audit terhadap pelaksanaan Good
Corporate Governance (survey pada perusahaan BUMN di Kota Bandung) yang
mengungkapkan bahwa audit internal berpengaruh signifikan terhadap Good
Corporate Governance, hal ini berarti semakin baik pelaksanaan audit internal
maka penerapan GCG akan semakin baik pula.
H1 : Audit internal berpengaruh positif terhadap GCG.
2. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Good Corporate Governance (GCG)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2009) tentang pengendalian
intern dan penerapan prinsip – prinsip Good Corporate Governance (survey pada
rumah sakit Mojosongo 2 Palur) yang menyatakan bahwa pengendalian intern
berpengaruh positif terhadap penerapan GCG. Dengan sistem pengendalian intern
yang baik, maka tingkat kecurangan dapat di minimalisir dan penerapan GCG
dapat dilakukan dengan baik.
H2 : Pengendalian internal berpengaruh positif terhadap GCG
3. Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Good Corporate
Governance (GCG)
Universitas Sumatera Utara
Apabila audit internal berpengaruh positif terhadap GCG dan begitu pula
pengendalian internal, maka dapat diasumsikan bahwa semakin baik audit internal
dan pengendalian internal maka akan semakin baik penerapan GCG - nya.
H3 : Audit internal dan pengendalian internal berpengaruh positif terhadap
GCG.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kantor PT. Perkebunan Nusantara III Jalan Sei
Batanghari No.2, Medan 20122 Provinsi Sumatera Utara. Alasan penulis memilih
lokasi tersebut adalah dengan memperhitungkan aksesibilitas, dimana lokasi
penelitian mudah untuk dijangkau oleh peneliti, dan memberikan peluang yang cukup
karena tidak mungkin hanya diteliti dalam sekali waktu saja. Selain itu realitas yang
diteliti masih terjadi (berlangsung).
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam rangka menguji hipotesis yang telah dijelaskan dalam landasan teori
sebelumnya maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
diklarifikasikan menjadi 2 yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah yaitu variabel yang dapat mempengaruhi
variabel lain. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu
sebagai berikut :
a. Audit Internal
Audit Internal adalah proses pemeriksaan internal atas pengendalian yang
dilakukan manajemen, apakah berjalan dengan baik serta efektif, hingga unit
yang menjalankan sudah sesuai dengan prosedur – prosedur yang telah
ditetapkan.
b. Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah rencana, prosedur dan kebijakan yang didesain
oleh manajemen untuk member jaminan yang memadai atas tercapainya
efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan dan
kepatuhan terhadap undang – undang. Variabel ini diperoleh dari hasil
kuesioner dan diukur dengan skala likert yaitu pengukuran sikap dengan
menyatakan setuju atau tidak setuju, dimana poin 1 (sangat tidak setuju), poin
2 (tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju) dan poin 5 (sangat setuju).
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Good Corporate
Governance. Sederhananya Good Corporate Governance diartikan sebagai suatu
sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Good
Universitas Sumatera Utara
Corporate Governance merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini responden diminta untuk menunjukkan apakah mereka setuju
dengan pernyataan yang terdapat dalam kuesioner mengenai prinsip – prinsip
Good Corporate Governance. Kuesioner untuk prinsip – prinsip Good Corporate
Governance tersebut dikutip dari penelitian yang terdahulu. Dalam kuesioner
penerapan Good Corporate Governance, seluruh elemen Good Corporate
Governance digabung untuk memudahkan analisis statistik. Variabel ini diperoleh
dan hasil kuesioner dan diukur dengan skala likert yaitu pengukuran sikap dengan
menyatakan setuju atau tidak setuju, dimana poin 1 (sangat tidak setuju), poin 2
(tidak setuju), poin 3 (netral), poin 4 (setuju) dan poin 5 (sangat setuju).
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur reability (keandalan),
responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (empati) dan tangible
(kasat mata) seseorang atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator –
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun instrumen –
instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan. Pada setiap jawaban akan diberi
skor sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Skor dengan Skala Likert
Keterangan Skor
Tidak Puas 1
Kurang Puas 2
Cukup Puas 3
Puas 4
Sangat Puas 5 Sumber : Arikunto (2009)
3.5 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2006:89) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada
penelitian ini berjumlah 34 responden yaitu seluruh pegawai bagian Satuan
Pengawasan Internal (SPI) PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Sampel penelitian
ini adalah seluruh populasi penelitian. Menurut Erlina (2011:82) jika peneliti
menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian, maka disebut sensus,
jika sebagian disebut sampel, dengan demikian metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah sensus. Data kuantitatif yang diperoleh melalui pendistribusian
kuesioner terhadap seluruh pegawai yang ada pada bagian SPI PT Perkebunan
Nusantara III Medan. Hasil kuesioner tersebutlah yang dijadikan sebagai acuan untuk
diolah dengan menggunakan alat bantu software statistic SPSS versi 20.0.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi
(opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil suatu
kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung
kepada responden, yaitu bagian SPI yang bekerja di PT. Perkebunan
Nusantara III Medan. Daftar pertanyaan kuesioner berasal dari peneliti
terdahulu.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data sekunder yang
dipakai dalam penelitian ini adalah :
a. Riset kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara
mengumpulkan, membaca buku, literature, catatan perkuliahan, artikel,
jurnal dan data dari internet.
b. Teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan
data dengan cara mengutip langusng data yang diperoleh dari lembaga
(instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Pengujian Kualitas Data
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam
status daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji
validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun
memiliki validitas atau tidak, r hitung > r tabel pada signifikansi 5% atau 0,05
maka valid (Ghozali, 2006). Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung
suatu kelompok variabel tertentu. Berikut adalah kriteria pengujian validitas :
a. Jika 𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 positif dan 𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 > 𝑟𝑟𝑖𝑖𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 , maka butir pertanyaan tersebut
valid.
b. Jika 𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 42trategi atau 𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 < 𝑟𝑟𝑖𝑖𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 , maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
c. 𝑟𝑟ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas atau keandalan adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran
atau serangkaian alat ukur, hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur
yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai). Realibilitas menunjukkan sejauh mana hasil
Universitas Sumatera Utara
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel
dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach (α) merupakan
teknik pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang mana jawaban atau
tanggapan berupa pilihan, plihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih.
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
r = � 𝑘𝑘(𝑘𝑘−1)
� �1 −∑𝜎𝜎2
𝑡𝑡𝜎𝜎𝑖𝑖2�
Keterangan : r = koefisien realibilitas 43trategic43 (cronbach alpha) k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑𝜎𝜎𝑡𝑡
2 = total varians butir 𝜎𝜎𝑖𝑖2 = total varians
Pada uji ini data reliabel jika alpha hitung lebih besar dari 0,05 dimana
kriteria sebagai berikut :
α ≥ 0,05 artinya reliabel
α < 0,05 artinya tidak reliabel
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian 43trategic dengan menggunakan
program SPSS versi 20.0. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka
dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan
jumlah data, rata – rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik untuk
menghasilkan suatu model yang baik. Uji asumsi klasik digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya multikoleniaritas dan heteroskedasitas dalam model
regresi.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam
sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini normalitas menggunakan
One – Sample Kolmogrov – Smirnov Test, bila nilai signifikan semua
variabel lebih dari 0,05 maka variabel tersebut telah terdistribusi normal.
3.8.2.2 Uji Multikoleniaritas
Multikoleniaritas artinya antar variabel independen yang terdapat
dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau
mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati
sempurna diantara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya multikorenialitas
Universitas Sumatera Utara
adalah koefisien korelasi variabel tidak tertentu dan kesalahan menjadi
sangat besar atau tidak terhingga.
Ada beberapa metode uji multikorenialitas, yaitu :
1. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual ( 𝑟𝑟2 )
dengan nilai determinasi secara serentak (𝑅𝑅2).
2. Dengan melihat nilai tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF)
pada model regresi.
Batas tolerance adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10.jika VIF > 10
dan nilai tolerance <0,10, maka terjadi multikolinearitas tinggi antar
variabel bebas dengan variabel bebas lainnya.
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan lain.
Dalam penelitian pengujian heteroskedasitas dilakukan dengan melihat pola
titik – titik pada grafik regresi antara lain prediksi variabel terikat
(deepnden) yaitu ZPRED (Standardized Predicted Value) dengan
residualnya SRESID (Studentized Residual). Uji yang baik seharusnya tidak
terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi –
Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu, seperti
Universitas Sumatera Utara
titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi
heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
Pada penelitian ini akan di uji dengan melihat pola titik – titik pada grafik
regresi.
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan
hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun
bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear
yakni:
Y = a + 𝑡𝑡1𝑋𝑋1 + 𝑡𝑡2𝑋𝑋2 + e
Dimana :
a = Konstanta
Y = Good Corporate Governance
X1 = Audit Internal
X2 = Pengendalian Internal
b1..b2.. = koefisien regresi masing – masing variabel independen
e = faktor pengganggu
Universitas Sumatera Utara
3.8.4 Uji Hipotesis
3.8.4.1 Uji Parsial (Uji-t)
Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara
vaiabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui
uji t akan diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap GCG.
1. Jika – ttabel ≤ thitung maka H0 diterima yang artinya tidak ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Jika – ttabel ≥ thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang
artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3.8.4.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap
variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian,yang
ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu membandingkan angka F hitung
dengan F tabel.
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima.
2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Umum PT Perkebunan Nusantara III Medan
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu
dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha
perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan
mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk
utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir
karet.
Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan –
perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI yang dikenal sebagai
proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan
Negara (PPN) pada tahun 1958. Perseroan Perkebunan Negara (PPN)
direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)
pada tahun 1968. Bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha perusahaan BUMN.
Pemerintah merestrukturisasi BUMN perkebunan dengan melakukan penggabungan
usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali
dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1974.
Tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT
Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) pengelolaannya ke dalam
Universitas Sumatera Utara
satu manajemen pada tahun (1994). Melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996
tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil,
SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus
1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996
Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.
4.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III Medan
1. Visi
Adapun visinya sebagai berikut ini :
“Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan
tata kelola bisnis terbaik.”
2. Misi
Adapula misinya sebagai berikut ini :
• Mengembangkan strategi hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.
• Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
• Memperlakukan karyawan sebagai aset dan mengembangkannya secara
optimal.
• Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para
investor.
Universitas Sumatera Utara
• Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
• Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
4.3 Struktur Organisasi Kantor PTPN III Medan
Struktur organisasi berarti pembagian, pengelompokan, dan pengkoordinasian
secara formal. Kemudian struktur ini di gambarkan dalam bagan atau diagram.
Adapun susunan bagan organisasi Kantor PTPN III Medan dapat dilihat pada
lampiran 2.
4.4 Departemen Audit Internal Perusahaan
4.4.1 Gambaran Umum SPI
Bagian SPI memiliki peranan yang sangat strategis dalam melakukan
evaluasi kecukupan pengendalian intern perusahaan secara berkala untuk
memastikan efektivitasnya dikaitkan dengan rencana strategis korporasi, serta
untuk memastikan bahwa Sistem Pengendalian Intern (Internal Control System)
telah dilaksanakan dan dipatuhi dengan baik.
Sejalan dengan visi perusahaan yang akan menjadi perusahaan agribisnis
kelas dunia yang diikuti dengan perkembangan dan tingkat persaingan yang
semakin kompetitif serta kompleksitas pengelolaan bisnis perusahaan, Bagian SPI
dituntut untuk lebih berperan dalam membantu kinerja perusahaan yaitu untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Dengan fungsi ini,
Bagian SPI berperan sebagai mitra strategis bagi manajemen dalam
Universitas Sumatera Utara
penyempurnaan pengelolaan perusahaan yaitu sebagai konsultan bagi penerapan
manajemen resiko (risk management), sistem pengendalian intern, dan penerapan
prinsip – prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Keberadaan Bagian SPI, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab serta
fungsi Satuan Pengawasan Intern dalam melaksanakan fungsinya dinyatakan
dalam Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter).
4.4.2 Landasan Pembentukan SPI
Pembentukan Bagian Satuan Pengawasan Intern (Bagian SPI) didasarkan :
1. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, bahwa :
a. Pada setiap BUMN membentuk Satuan Pengawasan Intern yang
merupakan aparat pengawas intern perusahaan yang dipimpin oleh
seorang kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
b. Atas permintaan tertulis Dewan Komisaris, Direksi memberikan
keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan
Pengawasan Intern.
c. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah –
langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan
dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan
Pengawasan Intern.
Universitas Sumatera Utara
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan, bahwa :
a. Pada setiap Perseroan dibentuk Satuan Pengawasan Intern.
b. Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh Kepala yang bertanggung
jawab kepada Direktur Utama.
c. Satuan Pengawasan Intern bertugas membantu Direktur Utama
dalam melaksanakan audit keuangan dan operasional serta menilai
pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya dan memberikan
saran – saran perbaikan.
d. Direktur Utama memberikan keterangan mengenai hasil audit atau
hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern kepada Dewan
Komisaris, atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris.
e. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah –
langkah yang diperlukan atas segala yang dikemukakan dalam setiap
Laporan Hasil Audit yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Intern.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 45 tentang Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan
Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero) bahwa pada setiap
BUMN dibentuk Satuan Pengawasan Intern yang merupakan aparatur
pengawasan intern perusahaan. Satuan Pengawasan Intern dipimpin oleh
seorang Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama.
Universitas Sumatera Utara
5. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2012 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, tanggal 1 Agustus 2011,
Pasal 28 yang menyebutkan bahwa Direksi wajib menyelenggarakan
pengawasan intern. Pengawasan intern dilakukan dengan :
a. Membentuk Satuan Pengawasan Intern.
b. Membuat Piagam Pengawasan Intern.
Satuan Pengawasan Intern sebagaimana dimaksud, dipimpin oleh
seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan persetujuan Dewan
Komisaris.
4.5 Visi dan Misi SPI PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Visi Bagian SPI PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah terwujudnya
profesionalisme Bagian SPI berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dalam mendukung peningkatan kinerja PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Dengan misi :
1. Menjadi mitra strategis manajemen dalam memberikan nilai tambah pada proses
bisnis perusahaan.
2. Membantu manajemen mendapatkan penilaian yang obyektif dan berkualitas
terhadap pelaksanaan kegiatan perusahaan.
3. Mendorong manajemen meningkatkan penerapan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Fungsi dan Ruang Lingkup SPI
Dalam melaksanakan tugasnya Bagian SPI menjalankan fungsi sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi atas efektivitas pelakasanaan pengendalian intern,
manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan.
b. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi dan
kegiatan lainnya.
c. Merupakan mitra dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan,
memberikan nilai tambah melalui rekomendasi atas hasil audit yang
dilakukannya.
Ruang lingkup tugas Bagian SPI melaksanakan penagawasan secara optimal
sehingga perusahaan mengarah pada “zero fraud”, mencakup:
1. Audit Keuangan.
2. Audit Operasional.
3. Audit Investigasi/Khusus.
4. Audit Kepatuhan.
5. Konsultasi/Bimbingan Teknis
6. Evaluasi/Reviu.
• Audit Keuangan
Audit ini mencakup audit transaksi, perkiraan, kegiatan fungsi dan
pertanggungjawaban keuangan untuk menentukan apakah:
Universitas Sumatera Utara
o Unit kerja telah melaksanakan kegiatan pengendalian yang berhasil.
o Unit kerja telah melaksanakan pencatatan dengan tepat atas sumber daya,
kewajiban dan operasi perusahaan.
o Laporan manajemen memuat data yang teliti, lengkap, dapat dipercaya
dan bermanfaat serta disajikan secara layak.
• Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelaahan yang sistematis atas kegiatan pada
Perusahaan dengan tujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas suatu
kegiatan. Manfaat audit operasional adalah :
o Memberi informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk
pengambilan keputusan.
o Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yang akan diambil.
o Menilai ekonomisasi dan efisiensi penggunaan sumber daya termasuk
memperkecil pemborosan.
o Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang
telah ditetapkan.
• Audit Investigasi/Khusus
Audit investigasi/khusus bertujuan untuk memperoleh kepastian tentang ada
tidaknya penyimpangan atau kecurangan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
• Audit Kepatuhan
Audit Kepatuhan dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
• Konsultasi/Bimbingan Teknis
Bagian SPI dapat membantu auditan member solusi berupa saran dan
rekomendasi audit yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit. Peran Bagian
SPI sebagai konsultan diharapkan dapat meyakinkan bahwa organisasi telah
memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif
sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas
organisasi yang mengarah pada tujuan perusahaan.
• Evaluasi/Reviu
Reviu adalah penelaahan ulang bukti – bukti suatu kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,
rencana atau norma yang telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,
rencana atau norma yang telah ditetapkan. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan
membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana
atau norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktor – faktor yang
mempengaruhi keberhasilan/kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
4.7 Kedudukan dan Peran SPI
1. Kedudukan
Kedudukan Bagian SPI di dalam Struktur Organisasi berada langusng di
bawah Direktur Utama. Kepala Bagian SPI diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Sesuai dengan kedudukannya, Bagian SPI independen terhadap bagian dan
unti lainnya. Independensi Bagian SPI meliputi :
a. Adanya tanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. Adanya kewenangan yang jelas bahwa bagian SPI mempunyai akses terhadap
seluruh bagian dan unit lainnya, catatam dan dokumentasi, sumber daya
perusahaan termasuk sumber daya manusia dalam rangka mendapatkan
informasi untuk kepentingan pelaksanaan tugas Bagian SPI.
c. Tidak terlibat dalam aktivitas sehari – hari atau bertanggung jawab langsung
atau memiliki kewenangan operasional terhadap kegiatan unit kerja yang
diaudit oleh Bagian SPI.
d. Tidak diberinya tanggung jawab penuh dalam pengembangan suatu sistem
baru, kecuali memberikan pendapatnya atas metode dan standar pengendalian
dari sistem baru tersebut.
2. Peran
Untuk mendukung kedudukan dan fungsi pengawasan dalam perusahaan,
Bagian SPI memiliki peran audit (audit roles) sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Catalisator, yaitu auditor Bagian SPI berperan sebagai katalis dalam
pelaksanaan audit, dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Peran Bagian
SPI sebagai Catalisator berkaitan dengan quality assurance, sehingga Bagian
SPI diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali resiko –
resiko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance
bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah
menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan customer.
b. Consultant, yaitu auditor Bagian SPI dalam melakukan audit tidak hanya
mengawasi ketaatan terhadap peraturan, tetapi menggali informasi dari
auditan untuk mencari penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan sehingga
auditor Bagian SPI dapat membantu auditan member solusi berupa saran dan
rekomendasi audit yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit. Peran Bagian
SPI sebagai konsultan diharapkan dapat meyakinkan bahwa organisasi telah
memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif
sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas
organisasi yang mengarah pada tujuan perusahaan.
c. Watchdog, yaitu auditor Bagian SPI dalam melakukan audit berperan
membantu manajemen mengawasi kepatuhan auditan terhadap aturan yang
telah ditetapkan. Peran watchdog meliputi aktivitas inspeksi, observasi,
perhitungan yang bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap
ketentuan, peraturan/kebijakan yang telah ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
4.8 Wewenang dan Tanggung Jawab SPI
1. Wewenang
a. Bagian SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen, catatan, personil
dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh bagian dan unit lainnya untuk
mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
auditnya.
b. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan
Komisaris dan/atau Komite Audit dengan cara diikutsertakan dalam rapat
Direksi dan rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris.
c. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan
Komisaris dan Komite Audit.
d. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.
2. Tanggung Jawab
Dalam pelaksanaan tugasnya, Bagian SPI bertanggung jawab memberikan
analisa, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan infromasi mengenai aktivitas yang
diaudit sesuai dengan yang disyaratkan oleh Kode Etik dan Standar Profesi Audit
Internal. Tanggung jawab dari Bagian SPI, termasuk:
a. Melaporkan pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh Bagian SPI kepada
Direktur Utama. Bagian SPI dapat langsung melaporkan hasil kerjanya
(tembusan LHP) kepada Dewan Komisaris.
b. Menjaga integritas dan obyektivitas serta bertindak secara professional seperti
yang dipersyaratkan dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) termasuk
Universitas Sumatera Utara
menjamin tidak terdapat benturan kepentingan anggota SPI dengan auditan
atau kegiatan yang diaudit.
c. Memantau tindak lanjut rekomendasi atas hasil audit yang dilaksanakan oleh
Bagian SPI dan auditor eksternal dan mendokumentasikannya.
d. Menjaga kerahasiaan atas dokumen maupun data yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya.
4.9 Analisis Data
4.9.1 Analisis Deskriptif
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner. Jumlah
pernyataan seluruhnya adalah 31 butir pernyataan, yakni 10 pernyataan untuk
variabel Audit Internal (X1), 11 pernyataan untuk Pengendalian Internal (X2) dan 10
butir untuk variabel dependen yakni Good Corporate Governance (Y).
1. Analisis Deskriptif Responden
Berdasarkan data pada kuesioner yang telah disebar oleh peneliti kepada 34 orang
sampel, telah diperoleh data mengenai gambaran umum responden sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki – Laki 26 76.5 %
Perempuan 8 23.5 %
Lama Bekerja
10 tahun – 15 tahun 12 34.3 %
16 tahun – 20 tahun 8 22.9 %
21 tahun – 25 tahun 7 20 %
26 tahun – 30 tahun 7 20 %
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Frekuensi (Orang) Persentase (%)
30 tahun > 1 2.9 %
Usia
30 tahun – 35 tahun 2 5.7 %
36 tahun – 40 tahun 5 14.3 %
41 tahun – 45 tahun 13 37.1 %
46 tahun – 50 tahun 9 25.7 %
50 tahun > 6 17.1 %
Pendidikan
SMA 9 34.4 %
DIII 8 12.5 %
S1 13 40.6 %
S2 4 12.5 % Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa pendistribusian kuesioner merata
antara laki – laki dan perempuan, yakni laki – laki sebanyak 26 orang (76.5%), dan
perempuan 8 orang (23.5%). Berdasarkan lama bekerja, diketahui bahwa ada 12
orang (34.3%) dengan masa kerja 10-15 tahun, 8 orang (22.9%) dengan masa kerja
16-20 tahun, 7 orang (20%) dengan masa kerja 21-25 tahun, 7 orang (20%) dengan
masa kerja 26-30 tahun dan 1 orang (2.9%) dengan masa kerja lebih dari 30 tahun.
Berdasarkan usia, diketahui bahwa ada 2 orang (5.7%) berusia diantara 30-35 tahun,
5 orang (14.3%) berusia di antara 36-40 tahun, 13 orang (37.1%) berusia di antara 41-
45 tahun, 9 orang (25.7%) berusia di antara 46-50 tahun dan 6 orang (17.1%) berusia
50 tahun lebih. Berdasarkan latar belakang pendidikan, mayoritas responden berlatar
belakang pendidikan SMA sebanyak 9 orang (34.4%), DIII sebanyak 8 orang
(12.5%), S1 sebanyak 13 orang (40.6%) dan S2 sebanyak 4 orang (12.5%).
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Deskriptif Variabel
Setelah mengetahui karakteristik dari responden, maka selanjutnya akan
ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan gambaran dari hasil penelitian
berdasarkan jawaban responden mengenai Audit Internal dan Pengendalian Internal
terhadap Good Corporate Governance pada PTPN III Medan. Berikut ini adalah
distribusi jawaban responden atas variabel X1, X2 dan Y.
a. Variabel Audit Internal (X1)
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Audit Internal (X1)
No
Item
STS TS KS S SS Jumlah
F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 0 0 26 76.5 8 23.5 34 100
2 0 0 0 0 1 2.9 12 35.3 21 61.8 34 100
3 0 0 0 0 0 0 24 70.6 10 29.4 34 100
4 3 8.8 8 23.5 1 2.9 22 64.7 0 0 34 100
5 1 2.9 1 2.9 0 0 25 73.5 7 20.6 34 100
6 0 0 0 0 0 0 18 52.9 16 47.1 34 100
7 0 0 0 0 0 0 20 58.8 14 41.2 34 100
8 0 0 0 0 0 0 15 44.1 19 55.9 34 100
9 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100
10 0 0 1 2.9 3 8.8 22 64.7 8 23.5 34 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.2dapat diketahui bahwa :
Universitas Sumatera Utara
1. Pada butir pernyataan 1 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 26 orang responden setuju bahwa strategi auditor internal benar – benar
merupakan penjabaran dari sasaran perusahaan, kemudian 8 orang menyatakan
sangat setuju.
2. Pada butir pernyataan 2 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 21 orang responden sangat setuju bahwa auditor internal bertanggung
jawab kepada direktur utama dan memiliki hubungan kerja fungsional dengan
dewan komisaris, kemudian 12 orang setuju dan 1 orang kurang setuju.
3. Pada butir pernyataan 3 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 24 orang responden menyatakan setuju bahwa independensi auditor
internal diakui direksi sebagai kunci bagi efektivitas perusahaan dan 10 orang
menyatakan sangat setuju.
4. Pada butir pernyataan 4 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis diketahui
bahwa 22 orang setuju bahwa hubungan auditor internal dengan departemen yang
diperiksa berlaku hanya pada saat dilakukan audit, bukan sebagai mitra dalam
melaksanakan tugas lainnya, sedangkan 1 orang kurang setuju, 8 orang tidak
setuju dan 3 orang sangat tidak setuju.
5. Pada butir pernyataan 5 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 25 orang setuju bahwa setiap staf auditor internal mendapatkan sanksi jika
pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur yang ada, sedangkan 7
orang sangat setuju, 1 orang tidak setuju dan 1 orang menyatakan sangat tidak
setuju.
Universitas Sumatera Utara
6. Pada butir pernyataan 6 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 18 orang setuju dan 16 orang sangat setuju bahwa bagian auditor internal
memiliki pegawai berkualifikasi dalam berbagai disiplin ilmu untuk
melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan.
7. Pada butir pernyataan 7 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 20 orang setuju dan 14 orang sangat setuju bahwa dalam menentukan
keandalan informasi, auditor internal harus melakukan pengawasan yang efektif
termasuk penyimpangan catatan dan pelaporan.
8. Pada butir pernyataan 8 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang sangat setuju dan 15 orang setuju bahwa dalam melaksanakan
pekerjaannya, auditor internal harus memastikan bahwa sistem yang telah
ditetapkan oleh perusahaan harus dipatuhi oleh seluruh karyawan.
9. Pada butir pernyataan 9 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa pihak auditor internal
harus memperoleh informasi dasar tentang kegiatan yang akan diperiksa guna
pembuatan perencanaan pemeriksaan.
10. Pada butir pernyataan 10 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 22 orang setuju, 8 orang sangat setuju, 3 orang kurang setuju dan 1 orang
tidak setuju bahwa auditor internal memiliki akses yang tidak terbatas terhadap
pada anggota direksi.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel Pengendalian Internal (X2)
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Pengendalian Internal (X2)
No Item
STS TS KS S SS Jumlah F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 3 8.8 2 26.5 22 64.7 34 100 2 0 0 1 2.9 10 29.4 12 35.3 11 32.4 34 100 3 0 0 0 0 0 0 30 88.2 4 11.8 34 100 4 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100 5 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100 6 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100 7 0 0 0 0 0 0 25 73.5 9 26.5 34 100 8 0 0 0 0 1 2.9 29 85.3 4 11.8 34 100 9 0 0 0 0 1 2.9 22 64.7 11 32.4 34 100 10 0 0 0 0 5 14.7 17 50 12 35.3 34 100 11 0 0 0 0 2 5.9 21 61.8 11 32.4 34 100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa :
1. Pada butir pernyataan 1 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 22 orang sangat setuju, 3 orang kurang setuju dan 2 orang setuju bahwa
auditor internal bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengendalian internal
pada perusahaan.
2. Pada butir pernyataan 2 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 12 orang setuju, 11 orang sangat setuju, 10 orang kurang setuju dan 1
orang tidak setuju bahwa baik buruknya pengendalian internal pada perusahaan
berada ditangan auditor internal.
Universitas Sumatera Utara
3. Pada butir pernyataan 3 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 30 orang setuju dan 4 orang sangat setuju bahwa dalam setiap
pengambilan keputusan, perusahaan harus selalu mempertimbangkan nilai etika
yang berlaku.
4. Pada butir pernyataan 4 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa kemampuan calon
pegawai harus diuji terlebih dahulu agar memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
perusahaan.
5. Pada butir pernyataan 5 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa seluruh TI yang ada di
perusahaan memadai dan dapat membantu pekerjaan staf dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
6. Pada butir pernyataan 6 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa pimpinan perusahaan
harus selalu aktif dalam mendapatkan data dan informasi lengkap yang digunakan
untuk penaksiran resiko yang mungkin terjadi.
7. Pada butir pernyataan 7 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis diketahui
bahwa 25 orang setuju dan 9 orang sangat setuju bahwa kelengkapan pendukung
pemrosesan informasi sangat menunjang untuk pengambilan keputusan.
8. Pada butir pernyataan 8 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 29 orang setuju, 4 orang sangat setuju dan 1 orang kurang setuju bahwa
Universitas Sumatera Utara
penetapan prosedur dan kebijakan yang berlaku dalam melindungi aset dan
catatan perusahaan secara fisik dan non-fisik sudah memadai.
9. Pada butir pernyataan 9 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 22 orang setuju, 11 orang setuju dan 1 orang kurang setuju bahwa PTPN
III Medan menyediakan informasi secara tepat waktu.
10. Pada butir pernyataan 10 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 17 orang setuju, 12 orang sangat setuju dan 5 orang kurang setuju bahwa
PTPN III Medan menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh
semua pihak.
11. Pada butir pernyataan 11 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 21 orang setuju, 11 orang sangat setuju dan 2 orang kurang setuju bahwa
pengendalian internal perusahaan yang telah dirancang, masih sesuai dengan
kondisi saat ini yang sering terjadi perubahan.
c. Variabel Good Corporate Governance (Y)
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Good Corporate Governance (Y)
No
Item
STS TS KS S SS Jumlah
F % F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 4 11.8 16 47.1 14 41.2 34 100
2 0 0 0 0 5 14.7 15 44.1 14 41.2 34 100
3 0 0 0 0 0 0 22 64.7 12 35.3 34 100
4 0 0 0 0 1 2.9 27 79.4 6 17.6 34 100
5 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100
Universitas Sumatera Utara
No
Item
STS TS KS S SS Jumlah
F % F % F % F % F % F
6 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100
7 0 0 0 0 3 8.8 16 47.1 15 44.1 34 100
8 0 0 0 0 0 0 19 55.9 15 44.1 34 100
9 0 0 0 0 0 0 16 47.1 18 52.9 34 100
10 0 0 0 0 1 2.9 29 85.3 4 11.8 34 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa :
1. Pada butir pernyataan 1 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 16 orang stuju, 14 orang sangat setuju dan 4 kurang setuju bahwa
perusahaan selalu menertibkan laporan keuangan dan analisa manajemennya
untuk dibagikan kepada para analis.
2. Pada butir pernyataan 2 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 15 orang setuju, 14 orang sangat setuju dan 5 orang kurang setuju bahwa
perusahaan menempatkan laporan keuangan dan analisa manajemennya melalui
internet sebagai perluasan informasi.
3. Pada butir pernyataan 3 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 22 orang setuju dan 12 orang sangat setuju bahwa pelaksanaan memiliki
standar professional untuk personil.
4. Pada butir pernyataan 4 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 27 orang setuju, 6 orang sangat setuju dan 1 orang kurang setuju bahwa
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan anggaran perusahaan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten
untuk semua anggota perusahaan.
5. Pada butir pernyataan 5 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa perusahaan mempunyai
kode etik dan tingkah laku yang tertulis.
6. Pada butir pernyataan 6 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa pedoman kode etik
didistribusikan kepada semua karyawan perusahaan untuk dipelajari dan
dimengerti.
7. Pada butir pernyataan 7 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 16 orang setuju, 15 orang sangat setuju dan 3 orang kurang setuju bahwa
kejadian penting yang memengaruhi perusahaan harus diungkapkan.
8. Pada butir pernyataan 8 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 19 orang setuju dan 15 orang sangat setuju bahwa dalam melaksanakan
tugas dan fungsi masing – masing, organ perusahaan bebas dari benturan
kepentingan dan dari segala pengaruh.
9. Pada butir pernyataan 9 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, diketahui
bahwa 18 orang sangat setuju dan 16 orang setuju bahwa adanya sistem
penghargaan dan sanksi.
10. Pada butir pernyataan 10 dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, dikerahui
bahwa 29 orang setuju, 4 orang sangat setuju dan 1 orang kurang setuju bahwa
Universitas Sumatera Utara
direksi ikut berperan mengidentifikasi dan menyeleksi ahli dari luar apabila
keahlian yang dibutuhkan tidak dimiliki oleh direksi atau staf perusahaan.
4.9.2 Analisis Statistik
4.9.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan pengujian validitas dengan metode Product Moment, didapat
bahwa semua variabel yang diteliti menghasilkan korelasi lebih besar daripada nilai r
tabel pada α = 5 % dan N = 34 yakni 0,339 (Lampiran 3), yang memiliki arti bahwa
instrumen tersebut dapat dikatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa semua faktor penentu kualitas pelayanan dengan koefisien
Alpha Cronbach’s ≥ 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran terhadap variabel
penelitian ini telah reliabel yang menghasilkan nilai Alpha Cronbach’s yaitu 0,926
(Lampiran 3), dan dapat memberikan hasil yang konsisten, apabila dilakukan kembali
terhadap subyek yang sama.
4.9.2.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji asumsi klasik dilakukan senelum melakukan analisis regresi, agar dapat
diperkirakan mana yang tidak bisa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipernuhi, yang pertama adalah uji normalitas. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan
grafik dan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
1. Pendekatan Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram
dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan
distribusi yang menekati distribusi normal.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa hubungan dari variabel Audit
Internal dan Pengendalian Internal terhadap Good Corporate Governance
menunjukkan grafik histogram yang memberikan pola distribusi yang mendekati
normal. Sedangkan pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal dapat dilihat pada
scatterplot, terlihat titik – titik yang mengikuti garis diagonal.
2. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara
statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan
dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk memastikan
apakah data benar berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 10 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.19528336 Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .161 Negative -.150
Kolmogorov-Smirnov Z .509 Asymp. Sig. (2-tailed) .958 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.958,
dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z yakni 0.509 lebih besar dari probabilitas
signifikansi pada α = 5%, hal ini menunjukkan data terdistribusi secara normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Metode Grafik
Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjjadi heteroskedastisitas,
sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016 Gambar 4.3 Grafik ScatterPlot Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik ScatterPlot yang disajikan,
terlihat titik – titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang
jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
Universitas Sumatera Utara
layak dipakai untuk memprediksi penerapan Good Corporate Governance,
berdasarkan masukan variabel independennya.
2. Uji Glejser
Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen
dengan nilai absolute residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 4.6 Uji Glejser Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -6.008 21.547 -.279 .788
Audit Internal .012 .053 .100 .233 .823
Pengendalian Internal .046 .115 .172 .403 .699
a. Dependent Variable: ABSUT Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel
independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen absolut Ut (absUt), hal
ini terlihat dari profitabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, jadi
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mempengaruhi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
c. Uji Multikoleniaritas
Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.
Tabel 4.7 Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 49.692 38.729 1.283 .240
Audit Internal .272 .096 .825 2.828 .025 .762 1.312
Pengendalian Internal .401 .206 .567 1.944 .093 .762 1.312
a. Dependent Variable: GCG Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat nilai VIF dari variabel Audit Internal dan
Pengendalian Internal lebih kecil atau dibawah 5(VIF<5), ini berarti tidak terkena
multikoleniaritas antara variabel indepenen dalam model regresi. Nilai Tolerance dari
variabel Audit Internal dan Pengendalian Internal lebih dari 0.1 (Tolerance > 0.1), ini
berarti tidak terdapat multikoleniaritas antar variabel independen dalam model
regresi.
4.9.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil regresi linear berganda untuk mengetahui Pengaruh Audit Internal dan
Pengendalian Internal terhadap Good Corporate Governance pada PTPN III Medan
yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 49.692 38.729 1.283 .240
Audit Internal .272 .096 .825 2.828 .025
Pengendalian Internal .401 .206 .567 1.944 .093
a. Dependent Variable: GCG Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji Coefficients. Pada tabel coefficients
yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta
(a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan
Tabel 4.8 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = 49.692 + 0.272X1 + 0.401X2 + e
GCG = 49.692 + 0.272AuditInternal + 0.401PengendalianInternal + e
Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 49.692 yang menunjukkan bahwa apabila nilai audit internal
dan pengendalian internal adalah nol atau konstan maka nilai GCG adalah
49.692.
Universitas Sumatera Utara
2. Koefisien Regresi Audit Internal sebesar 0.272 yang menunjukkan bahwa apabila
audit internal ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka GCG akan meningkat sebanyak
0.272 satuan.
3. Koefisien Regresi Pengendalian Internal sebesar 0.401 menunjukkan bahwa
apabila variabel pengendalian internal ditingkatkan sebesar 1 satuan maka GCG
akan meningkat sebanyak 0.401 satuan.
4.9.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian parsial ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara parsial (individual) terhadap variabel dependen. Pengujian
ini juga dimaksudkan untuk mengetahui variabel independen mana yang dominan.
Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik
seperti yang terlihat pada tabel 4.9 berikut
Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 49.692 38.729 1.283 .240
Audit Internal .272 .096 .825 2.828 .025
Pengendalian Internal .401 .206 .567 1.944 .093
a. Dependent Variable: GCG
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis, 2016
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa :
a. Variabel Audit Internal (X1)
Nilai thitung variabel Audit Internal adalah 2.828 dan nilai ttabel adalah 2.040
maka thitung > ttabel (2.828 > 2.040 dan nilai signifikansi (0.025 < 0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Audit
Internal berpengaruh positif signifikan terhadap penerapan GCG. Hasil ini
menunjukkan bahwa apabila variabel audit internal ditingkatkan sebesar 1 satuan,
maka variabel GCG akan meningkat sebesar 0.272.
b. Variabel Pengendalian Internal (X2)
Nilai thitung variabel Pengendalian Internal adalah 1.944 dan nilai ttabel adalah
2.040 maka thitung < ttabel (1.944 < 2.040) dan nilai signifikan (0.093 > 0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial pengaruh variabel Pengendalian
Internal berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap penerapan GCG.
Hasil ini menunjukkan bahwa apabila variabel pengendalian internal ditingkatkan
sebesar 1 satuan, maka variabel GCG tidak akan meningkat sebesar 0.401 satuan.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama – sama pengaruh atau
hubungan positif dan signifikan variabel dependen (X1,X2) berupa Audit Internal dan
Pengendalian Internal terhadap variabel independen (Y) berupa Good Corporate
Governance (Y) pada PTPN III Medan.
Universitas Sumatera Utara
Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut : H0 : b1
= b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif signifikan dari
variabel independen (X1,X2) Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap
variabel independen (Y) berupa Good Corporate Governance (Y).
H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif signifikan
dari variabel bebas (X1,X2) Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap
variabel independen (Y) berupa Good Corporate Governance (Y).
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan
derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut :
df (pembilang) = k-1
df (penyebut) = n-k
Keterangan :
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 34 dan jumlah keseluruhan
variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2
2. df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 34-3 = 31
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 20,0
for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5% =
3.30 dengan kriteria uji sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5%
Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 110.511 2 55.256 4.209 .063a
Residual 91.889 7 13.127
Total 202.400 9
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Audit Internal
b. Dependent Variable: GCG Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni
sebesar 4.209 dengan tingkat signifikansi = 0.063. Sedangkan Ftabel untuk sampel 34
dengan variabel yang diteliti berjumlah 2 variabel independen dan variabel dependen
pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05) adalah 3.30. Oleh karena pada kedua
perhitungan yaitu Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansinya 0.063 > 0.05,
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen Audit Internal dan Pengendalian
Internal secara serempak atau simultan adalah berpengaruh tetapi tidak signifikan
terhadap Good Corporate Governance.
c. Uji Koefisien Determinan (𝐑𝐑𝟐𝟐)
Pengujian koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien
determinan berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2 ≥ 1). Jika R2 semakin besar
Universitas Sumatera Utara
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y) adalah besar. Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.11 Pengujian Koefisien Determinan (𝐑𝐑𝟐𝟐)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .739a .546 .416 3.623
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Audit Internal Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2016
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa :
a. R = 0.739 berarti hubungan variabel Audit Internal dan Pengendalian Internal
terhadap Good Corporate Governance sebesar 73.9% yang berarti hubungannya
erat.
b. R Square sebesar 0.546 berarti 54.6% variabel Good Corporate Governance
dapat dijelaskan oleh variabel Audit Internal dan Pengendalian Internal.
Sedangkan sisanya sebesar 45.4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
c. Standard Error of Estimate (standar deviasi) artinya menilai ukuran variasi dari
nilai yang dipresiksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya adalah 3.623, yang
mana semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
4.10 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa
secara simultan atau bersama – sama audit internal dan pengendalian internal
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penerapan Good Corporate Governance
pada PTPN III Medan. Secara parsial, variabel audit internal merupakan variabel
yang dominan dan mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penerapan
Good Corporate Governance, sedangkan variabel pengendalian internal
mempengaruhi secara positif tetapi tidak signifikan terhadap penerapan Good
Corporate Governance. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diketahui
bahwa 54.6% good corporate governance dipengaruhi oleh audit internal dan
pengendlaian internal, sedangkan 45.4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak diteliti pada penelitian ini.
Pengaruh Audit Internal terhadap Good Corporate Governance
Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit internal mempengaruhi secara positif
signifikan terhadap Good Corporate Governance pada PTPN III Medan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa apabila variabel audit internal ditingkatkan sebesar
1 satuan, maka variabel Good Corporate Governance akan meningkat sebesar 0.272
satuan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anamukti (2014) yang meneliti pengaruh audit, pengendalian internal dan komite
audit terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (survey pada perusahaan
BUMN di Kota Bandung), yang mengungkapkan bahwa audit internal berpengaruh
signifikan terhadap Good Corporate Governance.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Good Corporate Governance
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap Good Corporate Governance pada PTPN III Medan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila variabel pengendalian internal
ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka penerapan Good Corporate Governance tidak
akan meningkat sebesar 0.401 satuan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Morita (2013) yang meneliti mengenai pengaruh budaya
organisasi dan pengendalian internal terhadap penerapan prinsip – prinsip Good
Corporate Governance, yang mengungkapkan bahwa pengendalian internal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan Good Corporate Governance.
Perbedaan hasil penelitian ini dikarenakan perbedaan objek penelitian dan variabel
yang dominan pada penelitian ini adalah audit internal perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara simultan variabel audit internal dan pengendalian internal berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap penerapan Good Corporate Governance
pada PTPN III Medan.
2. Secara parsial, diketahui bahwa audit internal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penerapan Good Corporate Governance pada PTPN III Medan, dan
merupakan variabel yang dominan pada penelitian ini.
3. Pengendalian internal berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
penerapan Good Corporate Governance pada PTPN III Medan.
4. Berdasarkan nilai R Square diketahui bahwa 54.6% penerapan Good Corporate
Governance dipengaruhi oleh audit internal dan pengendalian internal.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran yang dapat diberikan antara
lain adalah :
1. PTPN III Medan sebaiknya meningkatkan kualitas mengenai audit internal
dan pengendalian internal guna terciptanya penerapan Good Corporate
Governance yang lebih lagi kedepannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menyempurnakan
penelitian ini dengan menggunakan variabel – variabel lain yang lebih
lengkap dan beragam.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Aldridge, E., & Sutojo, A. (2005). Good Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan yang Sehat . Jakarta : Damar Media Pustaka.
Anamukti. (2014). Pengaruh Audit Internal, Pengendalian Internal dan Komite Audit Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance.
Arens, e. a. (2008). Auditing and Assurance Service : An Integrated Approach Edisi Dua Belas. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Comission, T. C. (1992). Internal Control Integrated Framework. The Comittee of Sponsoring Organization of the treadway Comission.
Dwi. (2013). Pernana Audit Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance yang Efektif.
E. John, Aldridge; alih bahasa Siswanto Sutojo. (2005). Good Corporate Governance : Tata Kelola Perusahaan yang Sehat. Jakarta: Damar Media Pustaka.
Erlina. (2011). Metode Penelitian : Untuk Akuntansi. Medan: USU Press.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Governance, F. f. (2002). Seri Tata Kelola Perusahaan - Corporate Governance (Jilid I, II & III) Edisi Kedua. Jakarta.
Governance, I. I. (2010). Good Corporate Governance Sebagai Budaya. Jakarta.
Governance, K. N. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta.
Gumilang, G. (2009). Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia, I. A. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Lisna Nasution, E. Z. (2015). Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan GCG pada PDAM Tirtanadi Medan. Medan.
Margono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Morita. (2013). Pengaruh Budidaya Organisasi dan Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip GCG.
Mulyadi. (2002). Auditing (Buku 2) Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Sawyer, B. L., Dittenhofer, Mortimer, & Scheiner, J. H. (2005). Sawyer's Internal Auditing (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
Soekanto, S. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tugiman, H. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius.
Republik Indonesia. SK Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor KEP
117/M-MBU/2002 Pasal 2 tentang penerapan Good Corporate Governance
(GCG)
Republik Indonesia. SK Mentri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor KEP
117/M-MBU/2002 Pasal 2 tentang penerapan Good Corporate Governance
(GCG)
Republik Indonesia. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas
Republik Indonesia. Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara
Universitas Sumatera Utara
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 pasal 45 tentang
Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perjan, Perum dan Persero
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2012
tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN
http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/11/fungsi-internal-auditor.html
http://www.kompasiana.com/litaparera/peranan-penting-auditor-internal-dalam-
sebuah-organisasi_55547f51b67e616914ba5506
http://areaperbedaan.blogspot.co.id/2015/09/perbedaan-audit-internal-dan-
eksternal.html
http://fajarmarthanugraha.blogspot.co.id/2013/04/internal-control-menurut-coso.html
https://diaryintan.wordpress.com/2010/11/15/good-corporate-governance-gcg-2/
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN
Perihal : Kesediaan Menjadi Responden Penelitian Kepada Yth Bapak/Ibu selaku responden Di tempat, Dengan hormat,
Sehubungan dengan survei dalam rangka penulisan skripsi yang sedang Saya lakukan
di Kantor PT. Perkebunan Nusantara III Medan, maka Saya melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap
Penerapan Good Corporate Governance pada PTPN III Medan.”
Identitas Peneliti
Nama : Rafinaldy Putra Lubis
NIM : 150522055
Program Studi/Fakultas : S1 Akuntansi Ekstensi
Peneliti menyadari sepenuhnya, kehadiran kuesioner ini sedikit banyak akan
mengganggu aktivitas Bapak/Ibu yang sangat padat. Namun demikian dengan segala
kerendahan hati peneliti memohon kiranya Bapak/Ibu berkenan meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini.
Partisipasi Bapak/Ibu sangat penting bagi kesuksesan studi ini, kerahasiaan jawaban
Bapak/Ibu sepenuhnya dijamin dan jawaban tersebut semata-mata hanya diperlukan
untuk kepentingan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Atas perhatian serta
kerjasama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Rafinaldy Putra Lubis
Universitas Sumatera Utara
Data Responden
a. Nama Responden :..................................................(Boleh diisi atau tidak)
b. Nomor Responden :..................................................(Diisi oleh peneliti)
c. Lama Bekerja : 1. 10 tahun – 15 tahun 4. 26 tahun – 30 tahun
2. 16 tahun – 20 tahun 5. 30 tahun >
3. 21 tahun – 25 tahun
d. Umur : 1. 30 tahun – 35 tahun 4. 46 tahun – 50 tahun
2. 36 tahun – 40 tahun 5. 50 tahun >
3. 41 tahun – 45 tahun
e. Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan*)
f. Pendidikan Terakhir :...................................................
*coret yang tidak perlu
Keterangan :
Beri tanda check list atau centang (√) pada pilihan yang sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Sdr/I
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
Variabel Independen (X) No. Pertanyaan SS S KS TS STS
Audit Internal
Independensi
1. Starategi auditor internal benar-benar merupakan penjabaran dari sasaran perusahaan.
2. Auditor internal bertanggungjawab kepada direktur utama dan memiliki hubungan kerja fungsional dengan dewan komisaris.
3. Independensi auditor internal diakui direksi sebagai kunci bagi efektivitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
No. Pertanyaan SS S KS TS STS
Audit Internal
Independensi
4. Hubungan auditor internal dengan dapartemen yang diperiksa berlaku hanya pada saat dilakukan audit, bukan sebagai mitra dalam melaksanakan tugas lainnya.
Kemampuan Profesional
5. Setiap staf auditor internal mendapatkan sanksi jika pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.
6. Bagian auditor internal memiliki pegawai yang berkualifikasi dalam berbagai disiplin ilmu untuk melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan.
Lingkup Pekerjaan
7. Dalam menentukan keandalan informasi, auditor internal harus melakukan pengawasan yang efektif termasuk penyimpangan catatan dan pelaporan.
8. Dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor internal harus memastikan bahwa sistem yang telah ditetapkan oleh perusahaan harus dipatuhi oleh seluruh karyawan.
Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan
9. Pihak audit internal harus memperoleh informasi dasar tentang kegiatan yang akan diperiksa guna pembuatan perencanaan pemeriksaan.
Peranan Auditor Internal
10. Auditor internal memiliki askes yang tidak terbatas terhadap para anggota direksi.
Pengendalian Internal
Yang bertanggung jawab atas pengendalian Internal
11. Auditor internal bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pengendalian internal pada perusahaan.
12. Baik buruknya pengendalian internal pada perusahaan berada ditangan auditor internal.
Universitas Sumatera Utara
No. Pertanyaan SS S KS TS STS
Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian
13. Dalam setiap pengambilan keputusan, perusahaan harus selalu mempertimbangkan nilai etika yang berlaku.
Penaksiran Resiko
14. Kemampuan calon pegawai harus diuji terlebih dahulu agar memenuhi kriteria yang telah ditetapkan perusahaan.
15. Seluruh teknologi informasi (TI) yang ada di perusahaan memadai dan dapat membantu pekerjaan staf dalam menyelesaikan pekerjaannya.
16. Pimpinan perusahaan harus selalu aktif dalam mendapatkan data dan informasi lengkap yang digunakan untuk penaksiran resiko yang mungkin terjadi.
Aktivitas Pengendalian
17. Kelengkapan pendukung pemrosesan informasi sangat menunjang untuk pengambilan keputusan.
18. Penetapan prosedur dan kebijakan yang berlaku dalam melindungi aset dan catatan perusahaan secara fisik dan non fisik sudah memadai.
Informasi dan Komunikasi
19. PTPN III Medan menyediakan informasi secara tepat waktu.
20. PTPN III Medan menyediakan informasi yang jelas dan mudah diakses oleh semua pihak.
Pemantauan
21. Pengendalian internal perusahaan yang telah dirancang, masih sesuai dengan kondisi saat ini yang sering terjadi perubahan.
Universitas Sumatera Utara
Variabel Dependen (Y) No. Pertanyaan SS S KS TS STS
Good Corporate Governance
Transparansi
22. Perusahaan selalu menerbitkan laporan keuangan dan analisa manajemennya untuk dibagikan kepada para analis.
23. Perusahaan menempatkan laporan keuangan dan analisa manajemennya melalui internet sebagai perluasan informasi.
Independensi
24. Pelaksanaan memiliki standar profesional untuk personil.
25. Pelaksanaan anggaran perusahaan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten untuk smua anggota perusahaan.
Akuntabilitas
26. Perusahaan mempunyai pedoman kode etik dan tingkah laku yang tertulis.
27. Pedoman kode etik didistribusikan kepada semua karyawan perusahaan untuk di pelajari dan dimengerti.
Keterbukaan
28. Kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi kondisi perusahaan harus di ungkapkan.
29. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing- masing, organ perusahaan bebas dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh.
Pertanggungjawaban
30. Adanya sistem penghargaan dan sanksi.
31. Direksi ikut berperan mengidentifikasi dan menyeleksi ahli dari luar bila keahlian yang dibutuhkan tidak dimiliki oleh direksi ataupun staf perusahaan.
Sumber : Penelitian Ella Zefriani Lisna Nst, 2015
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 STRUKTUR ORGANISASI
Sumber : PTPN III Bag. SPI
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
pernyataan 1 128.88 104.895 -.227 .931
pernyataan 2 128.53 97.105 .516 .924
pernyataan 3 128.41 102.007 .092 .928
pernyataan 4 129.88 94.289 .354 .930
pernyataan 5 129.06 97.148 .348 .927
pernyataan 6 128.65 95.872 .700 .922
pernyataan 7 128.71 95.790 .720 .922
pernyataan 8 128.56 96.618 .626 .923
pernyataan 9 128.68 97.013 .585 .923
pernyataan 10 129.03 98.696 .296 .927
pernyataan 11 128.56 94.860 .605 .923
pernyataan 12 129.15 94.069 .489 .925
pernyataan 13 129.00 101.091 .286 .926
pernyataan 14 128.68 95.922 .699 .922
pernyataan 15 128.68 95.316 .763 .921
pernyataan 16 128.68 95.074 .788 .921
pernyataan 17 128.85 96.553 .718 .922
pernyataan 18 129.03 100.696 .294 .926
pernyataan 19 128.82 96.635 .599 .923
pernyataan 20 129.03 89.605 .776 .920
pernyataan 21 128.85 93.766 .818 .920
pernyataan 22 128.82 93.604 .690 .921
Universitas Sumatera Utara
Scale Mean If
Item Deleted
Scale Variance If
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach’s
Alpha If Item
Deleted
Pernyataan23 128.85 94.250 .604 .923
pernyataan 24 128.76 95.761 .746 .921
pernyataan 25 128.97 100.635 .258 .926
pernyataan 26 128.68 97.438 .541 .924
pernyataan 27 128.68 95.619 .731 .921
pernyataan 28 128.76 94.670 .636 .922
pernyataan 29 128.68 96.286 .661 .922
pernyataan 30 128.59 96.674 .617 .923
pernyataan 31 129.03 101.969 .126 .927
Nilai r pada tabel α = 5% dan N = 34-2 = 32 adalah 0,338
Berdasarkan pengujian validitas dengan metode Product Moment, ternyata 31 butir
pertanyaan tentang Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Pengaruh Good
Corporate Governance pada PTPN III Medan adalah valid semua.
Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung validitasnya lebih besar dari nilai r tabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.926 31
Nilai koefisien Alpha Cronbach’s = 0,6 dan N = 34 adalah 0,926
Berdasarkan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach’s, ternyata 31
butir pertanyaan tentang Audit Internal dan Pengendalian Internal terhadap Pengaruh
Universitas Sumatera Utara
Good Corporate Governance pada PTPN III Medan adalah reliabel. Hal ini dapat
dilihat dari Alpha Cronbach’s hitungnya lebih besar dari nilai 0,6 (0,926 > 0,6).
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 HASIL ANALISIS REGRESI
Regression
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 Pengendalian Internal, Audit Internala
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .739a .546 .416 3.623 a. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Audit Internal
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 110.511 2 55.256 4.209 .063a
Residual 91.889 7 13.127 Total 202.400 9
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Internal, Audit Internal b. Dependent Variable: GCG
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 49.692 38.729 1.283 .240 Audit Internal .272 .096 .825 2.828 .025 .762 1.312
Pengendalian Internal
.401 .206 .567 1.944 .093 .762 1.312
a. Dependent Variable: GCG
Universitas Sumatera Utara
Correlations
Audit Internal
Pengendalian Internal GCG
Audit Internal Pearson Correlation 1 -.488 .549
Sig. (2-tailed) .153 .101
N 10 10 10 Pengendalian Internal Pearson Correlation -.488 1 .165
Sig. (2-tailed) .153 .649
N 10 11 10 GCG Pearson Correlation .549 .165 1
Sig. (2-tailed) .101 .649 N 10 10 10
Charts
Universitas Sumatera Utara
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 10 Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.19528336 Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .161 Negative -.150
Kolmogorov-Smirnov Z .509 Asymp. Sig. (2-tailed) .958 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 49.692 38.729 1.283 .240
Audit Internal .272 .096 .825 2.828 .025
Pengendalian Internal .401 .206 .567 1.944 .093 a. Dependent Variable: GCG
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 DATA PENELITIAN
AUDIT INTERNAL
No. LEN AGE GDR EDU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 34 1 D3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
2 25 52 2 D3 5 5 5 1 4 5 4 5 4 5
3 15 45 1 S1 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5
4 25 51 2 D3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
5 10 30 1 D3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4
6 25 47 2 S1 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5
7 26 50 1 S1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
8 19 44 1 S1 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
9 29 55 1 S1 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
10 29 56 1 S1 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
11 25 52 2 D3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4
12 20 49 2 S1 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
13 16 41 2 SMA 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4
14 28 47 1 SMA 5 5 5 1 4 5 4 5 4 5
15 15 45 1 S1 4 5 5 2 5 4 4 4 4 4
16 13 43 1 S1 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5
17 15 47 2 D3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
18 17 39 1 SMA 4 5 4 2 5 5 5 5 5 4
19 24 48 1 S1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
20 11 37 1 S2 4 4 5 4 5 4 4 5 5 2
21 16 39 1 SMA 4 4 5 2 4 4 5 5 4 4
22 9 39 1 S1 5 4 5 4 1 4 4 5 4 4
23 31 51 1 SMA 4 5 5 2 4 4 4 5 4 4
Universitas Sumatera Utara
AUDIT INTERNAL
No. LEN AGE GDR EDU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
24 15 50 1 SMA 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4
25 20 40 1 S2 5 5 4 1 4 5 5 4 5 4
26 26 45 1 SMA 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3
27 14 43 1 S1 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5
28 17 50 1 D3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 22 45 1 S2 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4
30 25 42 1 SMA 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3
31 15 44 1 S1 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5
32 14 45 2 D3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5
33 18 41 1 S2 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4
34 27 46 1 SMA 4 4 5 2 2 4 4 4 4 3
PENGENDALIAN INTERNAL
No. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4
3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
9 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
10 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
11 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
Universitas Sumatera Utara
PENGENDALIAN INTERNAL
No. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
12 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
13 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5
14 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4
15 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
18 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4
19 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
21 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25 5 2 4 5 5 5 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
27 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
29 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4
30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3
31 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5
32 5 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4
33 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4
34 3 3 4 4 4 4 4 4 5 1 4
Universitas Sumatera Utara
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5
3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
7 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
8 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
9 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
10 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
11 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
12 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
13 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4
14 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5
15 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
16 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
17 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
19 3 3 4 4 4 4 4 4 5 3
20 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4
21 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4
24 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
25 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
Universitas Sumatera Utara
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
28 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
29 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
30 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
31 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
32 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4
33 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4
34 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4
Universitas Sumatera Utara