Post on 05-Nov-2020
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Skripsi
Oleh:
LILIN YUNARWI
X 4306027
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Oleh:
LILIN YUNARWI
X 4306027
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Lilin Yunarwi. X 4306027. PENERAPAN MODEL PEMBELAJA RAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar biologi dengan penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilaksanakan dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dengan angket, observasi, dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Persentase rata-rata berdasarkan lembar observasi motivasi belajar siswa pra siklus sebesar 54,24%, siklus 1 sebesar 71,89% dan siklus 2 sebesar 83,98%. Hasil perhitungan angket pra siklus menunjukkan motivasi belajar siswa sebesar 68,37%, siklus 1 sebesar 73,06%, dan siklus 2 sebesar 80,34%. Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran koperatif Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kata kunci: Pembelajaran kooperatif Jigsaw, motivasi belajar siswa, pembelajaran Biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Lilin Yunarwi. X 4306027. IMPLEMENTATION OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING TO INCREASE STUDENT’S MOTIVATION IN LEARNING BIOLOGY TO THE SEVENTH-D GRA DE STUDENT’S OF SMP NEGERI 16 SURAKARTA IN ACADEMIC YE AR 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, January 2011.
The purpose of this study was to increase student’s learning motivation in biology teaching and learning activities with the implementation of jigsaw cooperative learning.
This research was a classroom action research. This research was done in two cycles, each cycle consisted of planning, action, observation, analysis, and reflection. The subject of the research were the students of seventh-D of SMP Negeri 16 Surakarta in academic year of 2010/2011. The source of the data were gained from the teacher and student’s interview, observation, and documentation. The technique of collecting data was questionnaire, observation, and interviews. The validity of the data used triangulation technique. The data were analyzed by using qualitative analysis. The research procedure is a spiral model of inter-related.
The results showed that the application of jigsaw cooperative learning strategies coul increase student’s motivation in biology learning in the seventh-D of SMP Negeri 16 Surakarta in academic year of 2010/2011. The improvement of student learning motivation coul be viewed through a questionnaire and observation sheet. The student’s based on the observation sheet, the student’s motivation average percentage in the pretes was 54,24%, first cycle 71,89%, and the second cycle 83,98%. Based on the questionnaire, the student’s motivation was 68,37% in the pretest, 73,06% in the first cycle, and 80,34% in the second cycle. It can be concluded that the implementation of Jigsaw cooperative learning can increase the student’s learning motivation.
Key words: Jigsaw cooperative Implementation, Student Motivation, Biology
learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Gagal berarti harus memupuk semangat lagi untuk berusaha lebih baik lagi untuk mendapatkan yang lebih baik dan yang terbaik.
(Penulis)
“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah
kami mohon pertolongan”.
(Q.S Al Fatihah : 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini untuk :
� Bapak dan ibu, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, nasehat,
perhatian, pengorbanan, do’a, dan semangatnya untukku......
� Kakak dan adikku tersayang, yang selalu memberi keceriaan dalam
hidupku.......
� Bapak Drs. Maridi, M.Pd dan bapak Drs. Slamet Santosa, M.Si terima
kasih banyak atas bimbingan dan nasehatnya......
� Mas prapto, terima kasih telah menemaniku, memberi dukungan,
nasehat, do’a, dan bantuannya selama ini......
� Desi, Danik, Tya, Destik, Retno, Rahayu, Vina, Suci, Achi, teman-teman
seperjuanganku...... terima kasih atas nasehat dan dukungannya......
� Mbk Untari, Erna, Rita, Desi, Danik, Winda, teman dekatku....... terima
kasih atas nasehat dan kebersamaannya selama ini.......
� Eka, Oky, Qisti, Dila, dan teman-teman pondok bulan yang lainya terima
kasih untuk kebersamaan yang indah selama ini......
� Teman-teman biologi’06, terima kasih atas kebersamaannya selama
ini......
� Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP
NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam
mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan P. MIPA yang telah menyetujui permohonan penyusunan
skripsi.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi yang memberikan ijin untuk penulisan
skripsi.
4. Drs. Maridi, M.Pd, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penelitian.
5. Drs. Slamet Santosa, M.Si, yang selalu memberikan pengarahan, motivasi dan
bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.
6. Kepala SMP Negeri 16 Surakarta, yang telah memberi izin dan tempat
pengambilan data dalam penelitian.
7. Guru mata pelajaran biologi SMP Negeri 16 Surakarta yang senantiasa
membantu kelancaran penelitian, bimbingan dan kerja samanya.
8. Siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
9. Bapak dan ibu yang selalu memberikan doa dan dukungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Harapan
penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Surakarta, Maret 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1
4
4
5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Berpikir
6
15
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Bentuk dan Metode Penelitian
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
D. Analisa Data
E. Pemeriksaan Validitas Data
F. Prosedur Penelitian
17
17
19
21
22
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Deskripsi Kondisi Awal (pra siklus)
C. Deskripsi Siklus 1
D. Deskripsi Siklus 2
E. Deskripsi Antar Siklus
F. Pembahasan
26
27
30
37
43
47
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI , DAN SARAN
A. Simpulan
B. Implikasi
C. Saran
51
51
51
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbandingan empat pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif
8
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan 10
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok 10
Tabel 4. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 20
Tabel 5. Daftar Presentase Target Capaian Dari Masing-,masing
Variabel Observasi Kegiatan Belajar
21
Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar
Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus
27
Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Angket
Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus
29
Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Angket
Motivasi Belajar Siswa siklus I
33
Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar
Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I
34
Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Angket
Motivasi Belajar Siswa Siklus II
40
Tabel 11. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar
Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II
41
Tabel 12. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan
Lembar Observasi
Tabel 13. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan
Perhitungan Angket
44
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir 16
Gambar 2. Skema Skematik Kegiatan Inti Penelitian 18
Gambar 3. Skema Triangulasi Sumber Data 23
Gambar4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 26
Gambar5. Presentase Motivasi Belajar siswa Tiap Aspek Pra Siklus
Berdasarkan Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
28
Gambar6. Persentase Motivasi Siswa Tiap Aspek Siklus I Berdasarkan
Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
35
Gambar7. Presentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Aspek Siklus II
Berdasarkan Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
42
Gambar8. Presentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan
Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
45
Gambar9. Presentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan
Perhitungan Angket
Gambar10.Rata-rata Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus
Berdasarkan Lembar Observasi dan Angket
47
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
a. Silabus 55
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 (Pertemuan ke 1) 59
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 (Pertemuan ke 2) 65
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan ke 1) 72
e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II (Pertemuan ke 2) 78
f. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Biologi 85
g. Angket Motivasi Belajar Biologi (Prasiklus) 86
h. Angket Motivasi Belajar Biologi (Pascasiklus I) 88
i. Angket Motivasi Belajar Biologi (Pascasiklus II) 90
j. Kisi-Kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa (Prasiklus) 92
k. Kisi-Kisi lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
(Pascasiklus) 94
l. Lembar Observasi Siswa Prasiklus 96
m. Lembar Observasi Siswa Pascasiklus I 99
n. Lembar Observasi Siswa Pascasiklus II 102
o. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Guru
Prasiklus 105
p. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Guru
Pascasiklus 107
q. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Siswa
Prasiklus 109
r. Pedoman Wawancara Motivasi Belajar Biologi Dengan Siswa
Pascasiklus 111
s. Lembar Kerja Siswa 113
Lampiran 2. Data Hasil Penelitian
a. Daftar Siswa Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta 141
b. Daftar Nama Kelompok Diskusi 142
c. Daftar Presensi Siswa Kelas VII-D Siklus I 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
d. Daftar Presensi siswa Kelas VII-D Siklus II 144
e. Hasil Lembar Observasi Siswa Pra Siklus 145
f. Hasil Lemabr Observasi Siswa Pasca Siklus I 150
g. Hasil Lembar Observasi Siswa Pasca Siklus II 155
h. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus 160
i. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pasca Siklus I 163
j. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Pasca Siklus II 166
k. Hasil Wawancara Guru Pra Siklus 169
l. Hasil Wawancara Siswa Pra Siklus 170
m. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus I 172
n. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus II 173
o. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I 174
p. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I 175
q. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus II 176
r. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus II 177
s. Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus 178
t. Dokumentasi Siklus I 179
u. Dokumentasi Siklus II 181
Lampiran 3. Perijinan
a. Surat Permohonan Mengadakan Observasi 183
b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 184
c. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan 185
d. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian di SMP
Negeri 16 Surakarta
e. Surat Permohonan Ijin Research
186
187
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan formal di sekolah, tidak terlepas dari
keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar tersebut
dipengaruhi oleh beberapa komponen utama yang saling berkaitan, di antaranya
guru, siswa, dan metode. Komponen-komponen tersebut memegang peranan
penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu prestasi belajar siswa juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, misalnya motivasi belajar, tingkat
intelegensi siswa, fasilitas belajar yang tersedia atau sarana dan prasarana,
kurikulum, media pembelajaran, dan sebagainya.
Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan
memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat serta sesuai dengan
pokok bahasan tertentu dan tingkat perkembangan intelektual siswanya. Salah
satu metode yang bisa diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif, yaitu
model pembelajaran kelompok atau diskusi yang menghendaki adanya kerjasama
di antara anggota kelompok dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran kooperatif di kelas, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
dalam mempelajari materi yang sedang dipelajari. Pembagian kelompok tersebut
dibuat heterogen, baik dalam hal prestasi belajar maupun jenis kelamin. Hal ini
dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi, berdiskusi, berargumentasi, dan saling
membantu satu sama lain.
Peran guru sebagai motivator adalah memberi motivasi kepada siswa
agar mereka melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri sesuai dengan
tujuan belajar yang telah ditetapkan kurikulum. Peran guru sebagai fasilitator
adalah memfasilitasi siswa agar dapat belajar dengan mendayagunakan potensi
yang mereka miliki. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi
siswa antara lain dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
memberikan bimbingan pada saat kegiatan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
SMP Negeri 16 Surakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang
mempunyai fasilitas yang cukup memadai dan input siswa dengan kemampuan
yang berbeda-beda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah,
sedang dan tinggi. Perbedaan kemampuan belajar siswa dalam menyikapi
kegiatan belajar dikelas sangat beragam.
Berdasarkan observasi terhadap pembelajaran biologi di kelas VIID SMP
Negeri 16 Surakarta yang berjumlah 34 siswa, diketahui bahwa metode mengajar
yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah disertai tanya jawab.
Penggunaan metode ini kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa menjadi pasif. Selama proses belajar mengajar ada siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, pada saat pembelajaran berlangsung
banyak siswa yang ramai dan bercanda dengan teman lain, siswa mengantuk,
siswa pasif karena hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru, sebagian
siswa tidak membawa buku panduan, saat guru memberi pertanyaan siswa tidak
mau menjawab jika tidak ditunjuk, siswa tidak ada yang bertanya apabila ada
materi yang belum jelas. Adapun ciri-ciri motivasi rendah antara lain ada yang
acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian dan ada yang bermain
sendiri selama proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1994: 79). Terlihat
korelasi yang jelas antara temuan masalah di kelas dengan teori mengenai ciri
motivasi belajar rendah.
Sebagai tindak lanjut terhadap hasil observasi awal, maka dilakukan
observasi lanjutan menggunakan indikator motivasi belajar siswa. Hasil observasi
lanjutan sebagai berikut, yang bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pelajaran sebanyak 19 siswa (55,88%), siswa yang membawa buku sumber
pembelajaran biologi sebanyak 23 siswa (67,64%), siswa yang bertanya mengenai
materi yang belum jelas sebanyak 10 siswa (29,41%), siswa yang mencatat
penjelasan guru sebanyak 22 siswa (64,70%), siswa yang menyontek jawaban
teman saat ulangan sebannyak 13 siswa (38,23%), siswa yang tidak
mengumpulkan tugas 6 siswa (17,64%), dan siswa yang mengemukakan pendapat
sebanyak 9 siswa (26,47%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan kajian terhadap hasil observasi, diskusi dengan guru dan
siswa ditemukan permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya motivasi
belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta dalam pembelajaran Biologi.
Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan siswa kurang dilibatkan
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran menyebabkan
siswa menjadi pembelajar yang pasif dan mudah merasa bosan karena dalam
kegiatan pembelajaran siswa lebih berperan sebagai penerima informansi pasif
yaitu cenderung hanya mendengar dan mencatat penjelasan oleh guru.
Solusi untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi di kelas VII D
SMP Negeri 16 Surakarta adalah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
yang dapat mendorong siswa untuk bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa adalah pembeljaran kooperatif jigsaw pada
materi cirri-ciri makhluk hidup dan klasifikasi makhluk hidup. Alasan pemilihan
pembelajaran kooperatifj jigsaw karena melalui teknik ini siswa dapat belajar
dengan berkelompok-kelompok dan berdiskusi sehingga materi yang dipelajari
dapat terselesaikan.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru
maupun siswa dengan lingkungan belajarnya. Siswa belajar bersama - sama dan
memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar - benar menguasai materi
yang sedang dipelajari. Keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan
pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai hasil belajar yang bagus
karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Siswa juga dapat
menerima dengan senang hati pembelajaran yang digunakan karena adanya
kontak fisik antar siswa, serta dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa.
Terdapat banyak tipe dalam pembelajaran kooperatif salah satunya adalah
Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah metode pembelajaran yang
dikembangkan agar dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar yang
menghargai semua kemampuan siswa. Pembelajaran dengan kooperatif jigsaw,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
siswa secara individual dapat mengembangkan keahliannya dalam satu aspek dari
materi yang sedang dipelajari serta menjelaskan konsep dan keahliannya itu pada
kelompoknya. Setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif jigsaw
mempelajari materi yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mempelajari
bagiannya masing-masing. Pembelajaran dengan kooperatif jigsaw diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Menurut Slavin (2008:237), pembelajaran kooperatif Jigsaw menjadikan
siswa termotivasi untuk belajar karena skor-skor yang dikontribusikan para siswa
kepada tim didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan para siswa
yang skor timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-
bentuk rekognisi tim lainnya sehingga para siswa termotivasi untuk mempelajari
materi dengan baik dan untuk bekerja keras dalam kelompok ahli mereka supaya
mereka dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan
penelitian dengan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP
NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
permasalahan penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah penerapan pembelajaran
kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
biologi kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi dengan
penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada siswa kelas VII D SMP Negeri
16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa kelas VII
SMP Negeri 16 Surakarta menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
2. Bagi Guru
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penggunaan metode
jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Memberikan masukan pada guru agar lebih memperhatikan masalah-
masalah yang terkait dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah dan instansi pendidikan lainnya
a. Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran.
b. Hasil penelitian yang dipaparkan akan memberikan sumbangan yang baik
pada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran biologi.
4. Bagi peneliti
Dapat menjadi bahan rujukan untuk tindakan penelitian lebih lanjut di masa
yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen Isjoni (2009:15).
Menurut Slavin (2008: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam
metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama siswa dalam kelompok.
Siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang dimiliki dan dapat mengatasai
kesenjangan dalam pemahaman di antara siswa.
Lie (2000) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran
gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau
sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja
secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan (Isjoni, 2009: 23).
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen itu adalah: saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual,
keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial
yang secara sengaja diajarkan (Sugiyanto, 2008: 38).
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
kelompok. Ada prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya
dengan pembelajaran biasa. Lie (2008: 31) mengemukakan bahwa untuk
mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
yang harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar
anggota, dan evaluasi proses kelompok.
Trianto (2007: 49-51) mengemukakan bahwa terdapat empat pendekatan
yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
diantaranya yaitu STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw,
Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan
struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together
(NHT). Perbedaan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Tabel 1. Perbedaan Empat Model Pembelajaran Kooperatif
STAD Jigsaw Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
Tujuan Kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan sosial Kerja kelompok dan kerjasama
Kerja kelompok dan kerjasama
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Informasi akademik sederhana
Struktur tim
Kelompok belajar heterogen dengan 4 -5 orang anggota
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok ‘asal’ dan kelompok ‘ahli’
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota homogen
Bervariasi, berdua, bertiga atau 4-6 anggota kelompok
Pemilihan topik
Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru
Tugas utama Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa mempelajari materi dalam kelompok ‘ahli’ kemudian membantu anggota kelompok asal dalam mempelajari materi itu
Siswa menyelesaiakan inkuiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara sosial dan kognitif
Penilaian Tes mingguan Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan tes essay
Bervariasi
Pengakuan Lembar pengetahuan dan publikasi lainnya
Publikasi lain Lembar pengakuan dan publikasi lainnya
Bervariasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan metode pembelajaran lain, diantaranya adalah: meningkatkan
kesetiakawanan, saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi,
memudahkan penyesuaian diri, menghilangkan sifat egois, rasa saling percaya,
meningkatkan kemampuan memandang masalah, meningkatkan menggunakan
ide, meningkatkan kegemaran berteman (Sugiyanto, 2008: 41-42 ).
2. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Selain metode ceramah, masih banyak metode pembelajaran yang dapat
digunakan, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif atau kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi metode yang dapat
diterapkan, yaitu di antaranya : a. Student Team Achiement Division (STAD), b.
Jigsaw, c. Team-Games Tournamentsi (TGT), d. Group Investigation (GI),
Rotating Trio Exchange, dan e. Group Resume (Isjoni, 2009:73). Penelitian ini
akan mencoba mengkaji penggunaan pembelajaran kooperatif jigsaw dalam
pembelajaran biologi.
Isjoni (2009:77) jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pelaksanaan pembelajaran
kooperatif jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan dibuat
heterogen baik dalam hal prestasi, jenis kelamin, kebiasaan bergaul dan
sebagainya. Materi dibagi dalam sub-sub pokok bahasan. Menurut Suprijono
(2009:90) masing-masing anggota kelompok dalam kooperatif jigsaw
mempelajari materi yang berbeda dan setiap anggota kelompok bertanggung
jawab untuk mempelajari bagian-bagiannya masing-masing.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Slavin (2008:238-244),
pelaksanaan metode jigsaw meliputi 2 tahap , yaitu persiapan dan pelaksanaan.
a. Persiapan, meliputi : 1) menentukan materi yang akan dipelajari, 2) siswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 orang secara
heterogen.
b. Pelaksanaan, meliputi empat tahap antara lain : 1) membaca, 2) diskusi
kelompok ahli, 3) laporan tim atau kelompok, 4) tes, 5) penghargaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan guru dengan
melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menghitung skor individu
Menurut Slavin (2008:159) untuk memberikan skor perkembangan individu
dihitung seperti Tabel 2.
Tabel 2. Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan a. Lebih dari 10 poin dibawah skor awal. b. 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah
skor awal. c. Skor awal sampai 10 poin di atas skor
awal. d. Lebih dari 10 poin diatas skor awal. e. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan
skor).
5 poin 10 poin
20 poin
30 poin 30 poin
2. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan
anggota kelompok yaitu menjumlah semua skor perkembangan yang
diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok
seperti tercantum pada Tabel 3 (Slavin, 2008:160).
Tabel 3. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata tim Predikat 15 16 17
Tim baik Tim sangat baik Tim super
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat divariasikan. Lie
(2008:70) menjelaskan bahwa ada variasi pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu
jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk kelompok para ahli.
Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapatkan bagian yang sama dari
kelompok lain. Siswa bekerja sama mendiskusikan bagian tersebut, kemudian
masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang
telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gocer (2010:442) mengemukakan bahwa teknik pembelajaran kooperatif
jigsaw yaitu siswa dibagi dalam kelompok masing-masing 5-6 siswa. Setiap
kelompok diberikan materi yang dibagi menjadi beberapa bagian dengan jumlah
anggotanya sehingga setiap siswa diberi materi yang berbeda-beda. Setiap siswa
belajar bagian mereka sendiri, setelah itu anggota kelompok lain yang telah
mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk berdiskusi,
kemudian setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan bertugas
mengajar temannya. Jing (2010:502) juga mengemukakan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif jigsaw setiap siswa dalam satu kelompok diberi materi
yang dibagi menjadi beberapa sub bab. Setelah membaca, para siswa di masing-
masing kelompok yang mempelajari bagian yang sama bertemu di kelompok ahli
untuk berdiskusi dan mereka kembali ke kelompok asal untuk mengajar anggota
kelompoknya.
Trianto (2007:56-57) bahwa langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah,
sebagai berikut : siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok 5-6 orang),
materi diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi menjadi
beberapa sub bab, setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan
dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, anggota dari kelompok lain yang
telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk
berdiskusi, setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya
bertugas mengajar temannya.
Setiap anggota kelompok dalam pembelajaran kooperatif jigsaw hanya
belajar pada bagian mereka sendiri. Siswa akan mendengarkan dengan cermat apa
yang diterangkan oleh teman kelompoknya agar bisa memahami dan menguasai
materi yang telah dipelajari oleh teman kelompoknya itu, sehingga mereka akan
termotivasi untuk saling belajar.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
jigsaw mempunyai kelebihan yaitu, dapat memacu siswa untuk berpikir kritis dan
mampu menggunakan kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman
lain, hal ini akan menguntungkan semua anggota kelompok dengan memberikan
keuntungan mengajar dan belajar dari teman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Sardiman (1990: 73)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan.
Menurut Hamzah (2008: 3), motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Dengan demikian, motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha untuk mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Sukmadinata (2004: 61) mengatakan bahwa motivasi adalah dorongan yang
terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah. Motivasi menjadi
aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
sangat dirasakan atau mendesak.
Motivasi ialah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang, yang
mendorong seseorang untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas
(Davies, 1987: 214). Aida (2009: 93) mengemukakan bahwa motivasi itu
mengacu pada kesediaan siswa, kebutuhan, keinginan dan keharusan untuk
berpartisipasi dan berhasil dalam proses pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono
(2002: 80) mengemukakan motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia. Pada motivasi terkandung
adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan
mengarahkan sikap individu dalam mencapai tujuannya.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2007:75).
Yamin (2007: 219) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan daya
penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan
belajar dan menambah ketrampilan dan pengalaman. Motivasi mendorong dan
mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-
sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diketahui aspek-aspek
motivasi yaitu adanya daya penggerak dari dalam diri siswa, perhatian terhadap
pelajaran, dan keinginan untuk melakukan kegiatan. Seseorang dapat di katakan
termotivasi terhadap sesuatu apabila individu itu memiliki ketiga aspek tersebut.
Masing-masing aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1). Adanya daya penggerak dari dalam diri
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa
untuk melibatkan diri dalam proses belajar. Motor penggerak disini dapat
dikatakan sebagai pembangkit motivasi belajar siswa yaitu guru. Tugas guru
sebagai pembangkit motivasi belajar, terutama motivasi untuk memperkaya diri
sendiri. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil indikator dari aspek adanya daya
penggerak dalam diri yaitu adanya kemampuan untuk bertantanya dan
meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan, adanya usaha untuk
mengerjakan tugas-tugas yang di berikan guru, dan merasa rugi jika tidak dapat
mengikuti pelejaran ( Sardiman, 2007:75-76).
2). Perhatian terhadap pelajaran biologi
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang di pertinggi, jiwa itu pun semata-
mata tertuju kepada obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya untuk menjamin hasil
belajar yang baik. Bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan dan tidak suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan
bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu
sesuai dengan hobi atau bakatnya. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
indikator dari aspek perhatian yaitu semangat untuk memperhatikan pelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mempelajari biologi dari berbagai sumber, dan mengerjakan ulangan tanpa
bantuan orang lain (Sardiman, 2007:75-76).
3). Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar yang besar
terhadap sesuatu maka akan memiliki keingintahuan yang tinggi, akan belajar
lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Seorang murid
memiliki rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya. Siswa
yang memiliki keingintahuan yang tinggi juga akan mengajukan pertanyaan/
sering bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Berdasarkan uraian di atas
dapat diambil indikator dari aspek keinginan yaitu keinginan mempelajari kembali
materi dari guru, belajar dengan sungguh-sungguh, dan bertanya jika merasa
belum jelas (Sardiman, 2007:75-76).
b. Jenis dan Sifat Motivasi
Berdasarkan sifatnya, menurut Sardiman (2007:89-91) motivasi dapat
dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik. Perbedaan ini juga
berdasarkan dari datangnya motivasi seseorang. Motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan kegiatan.
Contohnya yaitu seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh
atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dicontohkan yaitu seseorang itu
belajar karena besok mau ujian, dengan harapan mendapatkan nilai yang baik,
sehingga akan dipuji oleh teman, guru, atau orang tuanya.
Motivasi ekstrinsik sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar,
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin
komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang
menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
c. Fungsi Motivasi
Motivasi bertalian dengan tujuan dan mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut menurut Sardiman (2007:85) ada tiga fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
motivasi dalam belajar, yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, 2) menentukan arah
perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan
arah dan kegiatan sesuai dengan rumusan tujuannya, 3) menyeleksi perbuatan,
yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi
guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Fungsi motivasi yang lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha
karena ada motivasi. Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
yang baik. Usaha yang tekun dan terutama didasari oleh motivasi, maka seseorang
yang belajar itu akan mendapatkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seseorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
d. Cara Menumbuhkan Motivasi
Sardiman (1990: 91) berpendapat bahwa terdapat beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, yaitu dengan : memberi ulangan,
mengetahui hasil, pujian, memberi angka, dan memberi hadiah. Beberapa bentuk
dan cara menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah, yaitu dengan: memberi nilai, hadiah, memberi ulangan dan
memperlihatkan hasilnya, dan pujian (Sardiman, 2007: 92-94).
B. Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya dilihat dari nilai akhir hasil
belajar tetapi juga dilihat dari prosesnya. Input yang berkualitas tetapi tidak diikuti
oleh proses yang sesuai maka output belum tentu akan berkualitas baik.
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode
pembelajaran yang kurang bervariasi dan kurang melibatkan siswa dapat
menyebabkan siswa menjadi bosan dan jenuh, akibatnya siswa menjadi pasif dan
kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Metode pembelajaran yang dipilih oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar mempunyai peranan yang penting dalam mencapai keberhasilan belajar.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan belajar adalah
motivasi belajar siswa. Pemilihan metode yang tepat akan membawa peran serta
siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang masih
berpusat pada guru yang selama ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
biologi sedikit sekali melibatkan siswa dalam belajar sehingga motivasi belajar
siswa rendah.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan perubahan
terhadap metode pembelajaran yang digunakan yaitu dengan penerapan
pembelajaran kooperatif jigsaw. Aplikasi pembelajaran kooperatif jigsaw yang
merupakan pembelajaran kooperatif dimaksudkan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut berperan
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kerangka pemikirannya dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
PROSES
INPUT
Proses belajar di kelas
Metode pembelajaran kurang bervariasi
Siswa merasa bosan dan jenuh
Penerapan pembelajaran
kooperatif Jigsaw
Motivasi belajar siswa rendah
Motivasi belajar siswa meningkat
OUTPUT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamat di Jl. Kolonel Sutarto No. 188
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan
tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan
instrumen penelitian, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Juni 2010.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu
pengambilan data yaitu pelaksanaan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Tahap
ini dilaksankan pada bulan Agustus 2010.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan selesai.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan mencari
solusi dari persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar. Menurut Arikunto, dkk (2008: 16) bahwa penelitian tindakan kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
secara garis besar terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakkan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke
langkah semula. Pelaksanaannya dalam satu siklus di mulai dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
Bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus
selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, kegiatannya dapat
berlangsung berkali-kali karena yang akan diajarkan ada beberapa sehingga dapat
merupakan siklus berkesinambungan, dapat dilihat pada Gambar 2 (Arikunto, dkk
2008: 20-21).
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 2. Skematik Kegiatan Inti Penelitian (Arikunto,dkk 2008: 16)
Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini merupakan permasalahan
yang dihadapi, dirasakan atau dihayati oleh guru dan peneliti di kelas yang
bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses kegiatan
belajar mengajar dan motivasi belajar siswa. Pelaksanaan tindakan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan. Tindakan yang dilakukan pada penelitian berupa penggunaan
pembelajaran kooperatif jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa catatan
lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi berdasarkan lembar
observasi, wawancara dengan guru dan siswa serta memberikan angket yang
menggambarkan kegiatan pembelajaran oleh siswa di dalam kelas. Data penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:
a. Informasi siswa dan guru.
b. Tempat dan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
c. Dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, dan buku referensi mengajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran,
dokumentasi, angket, dan wawancara atau diskusi. Secara lengkap teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu langkah sangat baik untuk memperoleh data
tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu anak didik. Metode observasi
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar
siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Lembar observasi yang digunakan
akan diisi oleh pengamat berdasarkan pengamatan yang dilakukan serta item-item
pernyataan yang disesuaikan dengan hal-hal yang akan dinilai.
b. Angket
Angket diberikan pada siswa untuk mengambil data tentang motivasi
belajar siswa. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk cek-
list, yaitu suatu bentuk angket dimana pengisi angket memberi tanda cek (V) pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kolom yang telah disediakan. Prosedur pemberian tiap item berdasarkan sikap
siswa terhadap pelajaran biologi. Kisi-kisi angket motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran biologi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
Konsep Aspek Indikator
Motivasi belajar
yaitu daya
penggerak yang
menimbulkan
kegiatan belajar,
yang menjamin
kelangsungan dari
kegiatan belajar
siswa dan
memberikan arah
dalam kegiatan
belajar, sehingga
tujuan
pembelajaran
dapat tercapai.
(Sardiman,
2007:75)
Adanya daya
penggerak dari
dalam diri siswa
Perhatian
terhadap
pelajaran biologi.
Keinginan untuk
melakukan
kegiatan belajar.
(Sardiman, 2007:
75-76)
1. Ada kemampuan untuk bertanya
dan meningkatkan kualitas belajar
jika menemui kesulitan.
2. Adanya usaha untuk mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru.
3. Merasa rugi jika tidak dapat
mengikuti pelajaran biologi.
(Sardiman, 2007 : 83)
1. Semangat untuk memperhatikan
pelajaran dengan baik.
2. Mempelajari biologi dari berbagai
sumber.
3. Mengerjkan ulangan tanpa bantuan
orang lain.
(Sardiman, 2007 : 83)
1. Mempelajari kembali, materi dari
guru.
2. Belajar biologi dengan sungguh-
sungguh.
3. Bertanya pada guru jika merasa
belum jelas.
(Uno, 2007:23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Teknik penilaian atau pemberian skor mengacu pada Sudjana (1991:81)
yang disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Teknik Penilaian
Pernyataan Sangat
setuju
Setuju Kurang
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
Pernyataan positif 5 4 3 2 1
Pernyataan negative 1 2 3 4 5
Menurut Mulyasa (2006:101) bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar, dan rasa percaya diri.
c. Wawancara
Wawancara erat kaitannya dengan proses observasi. Wawancara
dilakukan dengan guru dan siswa yang bertujuan untuk mengadakan informasi
balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Wawancara yang
dilakukan sadalah wawancara bebas dan dilakukan secara informal kepada guru
dan siswa yang dianggap mewakili. Waktu dan tempat wawancara dilakukan
untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses pembelajaran yang dapat
dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.
d. Kajian Dokumentasi
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan
dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, presensi
siswa dan buku ajar yang digunakan.
D. Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini merupakan teknik
analisa diskriptif kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis
Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian
singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data
dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan
informasi secara sistematik dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematis
dan perlu diberi makna.
E. Pemeriksaan Validitas Data
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau
kesahihan suatu data. Suatu informasi yang digunakan sebagai data penelitian
perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan
dan dapat mewakili atau mencakup aspek-aspek yang ingin diteliti yang nantinya
dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik suatu kesimpulan.
Teknik yang digunakan untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian
digunakan teknik triangulasi. Menurut Moleong (2002:178) teknik triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data.
Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi
metode dilakukan dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi
selama KBM berlangsung dan angket. Adapun skema triangulasi dapat dilihat
pada Gambar 3 (Sutopo, 2002: 81).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 3. Skema Triangulasi Metode Penelitian
F. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah penelitian yang digunakan berupa model
spiral (Sukardi, 2001: 214-215). Perencanaan menggunakan sistem spiral refleksi
diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan
kembali merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Langkah-langkah
operasional penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan, tindakan,
pengamatan, refleksi. Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Tahap Perencanaan merupakan tahap penentuan materi pembelajaran
yaitu Ciri-ciri Mahkluk Hidup dan Klasifikasi Mahkluk Hidup, dilakukan
penyusunan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Silabus yang digunakan mengacu pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dilakukan dengan mengacu pada penerapan Pembelajarn
kooperatif Jigsaw. Instrumen penelitian juga disusun pada tahap ini yaitu angket,
lembar observasi motivasi belajar siswa serta pedoman wawancara bagi guru dan
siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan penerapan pembelajaran
kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan Ciri-ciri Mahkluk Hidup dan Klasifikasi
Mahkluk Hidup. Pembelajaran dimulai, guru memberikan pengarahan tentang
pembelajaran kooperatif Jigsaw, menjelaskan materi secara garis besar,
Wawancara
Data Siswa Angket
Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pembagian kelompok, dan membagikan materi diskusi. Kegiatan dilanjutkan yaitu
diskusi kelompok asal dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok ahli. Tahap
selanjutnya dengan persentasi masing-masing kelompok. Guru memberikan
kesimpulan dan sebagai evaluasi diadakan post test serta pengisian angket
motivasi belajar oleh siswa.
c. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
dengan penerapan pembelajarn kooperatif Jigsaw. Kegiatan pada tahap ini adalah
mengamati, mencatat serta mendokumentasikan aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi
terfokus yaitu maksud dan sasaran observasi telah ditentukan sebelumnya.
Lembar observasi digunakan untuk mempermudah mengamati setiap indikator
yang diukur. Pengisisan angket motivasi belajar oleh siswa yang digunakan
sebagai data sekunder juga dilakukan pada tahap ini.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi dan evaluasi atas
informasi yang diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar dan
motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Data yang telah terkumpul
dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi atau diberi
makna sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah
mencapai tujuan.
Kegiatan refleksi diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas agar
tindakan yang dilakukan dapat dievaluasi keefektifannya. Hasil dari refleksi
digunakan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Penelitian dapat dihentikan
apabila target yang diukur telah tercapai, sebaliknya apabila target yang diukur
belum tercapai dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan melakukan
perbaikan.Urutan jalannya penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pengamatan Pengamatan terhadap motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Evaluasi Evaluasi motivasi belajar siswa melalui angket, lembar observasi, dan wawancara siswa.
Pelaksanaan Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw
Perencanaan Rancangan perbaikan dari refleksi siklus I Penyusunan instrumen pembelajaran: angket motivasi belajar biologi siswa , silabus, RPP untuk Siklus II, lembar observasi, dan pedoman wawancara.
Refleksi Menganalisis proses dan dampak pelaksanaan tindakan, serta melihat ketercapaian indikator
Pelaksanaan Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw .
Tindak Lanjut Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian.
Pengamatan Pengamatan terhadap motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Evaluasi Evaluasi motivasi belajar siswa melalui angket, lembar observasi, dan wawancara siswa.
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Sukardi, 2001: 215)
Refleksi Menganalisis proses dan dampak pelaksanaan tindakan, jika indikator belum tercapai diteruskan siklus II
Perencanaan Penyusunan instrument pembelajaran: angket motivasi belajar biologi siswa , silabus, RPP untuk Siklus I, lembar observasi, dan pedoman wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Data Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Surakarta yang beralamat di
Jalan Kolonel Sutarto No. 188 Surakarta. Kepala Sekolah yang sedang memimpin
adalah Drs. M. Amir Khusni, MM. SMP Negeri 16 Surakarta pada tahun ajaran
2010/2011 memiliki 15 kelas yang terbagi menjadi 5 kelas VII, 5 kelas kelas VIII,
dan 5 kelas IX.
2. Data dan Deskripsi Kelas
Penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas VII D SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011 dengan wali kelas Dra. Sri Sumarsih. Jumlah siswa di
kelas VII D adalah 34 siswa dengan 15 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.
Secara umum, ruang kelas VII D berukuran 7x8 m2, lantainya berupa ubin berwarna
putih dengan dinding yang bercat kuning gading. Ruang kelas tersebut terdapat 1
buah pintu, 8 ventilasi dan 6 jendela kaca di sisi kanan dan 8 jendela kaca di sebelah
kiri. Deretan meja paling depan terdapat satu meja guru dan sebuah kursi guru. Buku
presensi siswa dan jurnal kegiatan mengajar tertata dengan rapi di atas meja guru.
Sebuah whiteboard terletak di depan kelas, dan juga terdapat satu buah papan tulis
hijau yang berada disisi kiri. Papan sebelah kiri digunakan sebagai papan
pengumuman dan menulis absensi kelas. Perkembangan akademik siswa kelas VII D
mempunyai kemampuan yang baik meskipun motivasi belajar biologi siswa masih
kurang. Siswa kelas VII D juga memiliki kepribadian yang cukup baik dan ramah,
hubungan antar siswa terjalin dengan baik sehingga tercipta sistem kerjasama kelas
yang kompak. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan diruang kelas,
laboratorium, dan multimedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas VII D
SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran Biologi masih rendah, rata-rata motivasi belajar
siswa sebesar 54,24%. Persentase tersebut didapat dari hasil perhitungan data lembar
observasi dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari 2x40 menit. Persentase motivasi
belajar siswa pra siklus berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Persentase Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus Berdasarkan Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
ASPEK INDIKATOR Persentase Tiap
Indikator (%)
Persentase Rata-Rata
Tiap Aspek (%)
1. Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
Aktif dalam diskusi kelompok
0
60,78
Mengerjakan tugas dari guru 82,35 Hadir dalam pembelajaran 100 2. Perhatian
terhadap pelajaran biologi
Memperhatikan penjelasan dari guru
55,88
61,76
Membawa buku pegangan dan referensi biologi 67,64
Mengerjakan ulangan tanpa melihat jawaban teman 61,76
3. Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Mencatat penjelasan dari guru
64,70
40,19
Mengemukakan pendapat saat diskusi 26,47
Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas 29,41
Rata-rata 54,24
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa rata-rata aspek motivasi belajar siswa
berkisar antara 40,19% - 61,76% dengan rata-rata sebesar 54,24%. Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
persentase tertinggi adalah aspek perhatian terhadap pelajaran yaitu siswa yang
memperhatikan penjelasan dari guru, membawa buku referensi, dan mengerjakan
ulangan tanpa melihat jawaban teman dengan persentase 61,76%. Aspek daya
penggerak dari dalam diri siswa berada pada urutan tengah yaitu siswa yang aktif
dalam diskusi kelompok, mengerjakan tugas dari guru, dan hadir dalam pembelajaran
biologi dengan persentase 60,78%. Aspek keinginan untuk melakukan kegiatan
belajar menempati urutan terendah yaitu siswa mencatat penjelasan dari guru,
mengemukakan pendapat saat diskusi, dan bertanya mengenai hal-hal yang belum
jelas dengan persentase 40,19%. Rendahnya keinginan untuk melakukan kegiatan
belajar dapat disebabkan karena siswa kurang terlibat dalam kegiatan yang dapat
meningkatkan keinginan untuk melakukan kegiatan yaitu keinginan untuk mencatat,
mengemukakan pendapat, dan bertanya. Pembelajaran yang diterapkan guru pada saat
observasi pra siklus belum mampu mengoptimalkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran. Persentase motivasi belajar siswa dalam bentuk diagram berdasarkan
lembar observasi dapat dilihat pada Gambar 5.
0
10
20
30
40
50
60
70
1 2 3
Per
sent
ase
(%)
Rata-rata Motivasi Tiap Aspek
Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Perhatian terhadap pelajaran biologi
Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
Gambar 5. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Aspek Pra Siklus Berdasarkan Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Data mengenai motivasi belajar siswa selain diperoleh dari hasil observasi,
juga diperoleh dari angket. Rincian besarnya motivasi belajar siswa setiap indikator
berdasarkan perhitungan angket dapat dilihat pada Tabel 7. Data dari angket
digunakan sebagai data sekunder yang digunakan untuk menunjang data hasil
observasi. Angket dibagikan kepada setiap siswa untuk diisi sehingga dapat diketahui
tingkat motivasi belajar siswa menurut sudut pandang siswa sendiri.
Tabel 7. Persentase Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Perhitungan Angket Pra Siklus
Aspek Indikator Persentase (%) 1. Adanya daya
penggerak dari dalam diri siswa
Adanya kemampuan untuk bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan
73,35
Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
75,18
Merasa rugi jika tidak dapat mengikuti pelajaran biologi
72,24
2. Perhatian terhadap pelajaran biologi
Semangat untuk memperhatikan pelajaran dengan baik
75,74
Mempelajari biologi dari berbagai sumber
73,77
Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang lain
74,63
3. Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Mempelajari kembali materi dariguru
45,15
Belajar biologi dengan sungguh-sungguh
73,53
Bertanya pada guru jika merasa belum jelas
51,72
Rata-rata 68,37
Berdasarkan Tabel 7 nilai motivasi belajar siswa berkisar antara 45,15%-
75,74% dengan persentase rata-rata sebesar 68,37%. Indikator yang memiliki
persentase skor tertinggi menurut jawaban siswa adalah semangat untuk
memperhatikan pelajaran dengan baik yang merupakan salah satu aspek dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perhatian terhadap pelajaran sebesar 75,74%. Indikator yang memiliki persentase
terendah adalah mempelajari kembali materi dari guru yang merupakan salah satu
aspek dari keinginan untuk melakukan kegiatan belajar sebesar 45,15%.
Hasil perhitungan rata-rata motivasi belajar menunjukkan adanya perbedaan
persentase antara lembar observasi dan perhitungan angket pra siklus. Perbedaan hasil
dapat terjadi karena perbedaan sudut pandang dalam mencari informasi mengenai
motivasi belajar siswa. Kegiatan observasi dilakukan secara objektif terhadap
motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran, sedangkan angket diberikan
kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa yang diisi secara subjektif
menurut sudut pandang siswa sendiri.
Hasil wawancara siswa menyebutkan bahwa motivasi siswa selama
pelajaran adalah mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Siswa yang belum
paham materi lebih memilih bertanya kepada teman daripada bertanya kepada guru.
Beberapa siswa ramai sendiri dan berbicara dengan teman dan bahkan ada yang
mengantuk saat mengikuti pelajaran biologi. Hasil wawancara dengan guru biologi
kelas VII D menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan bersifat klasikal,
penggunaan metode ini membuat banyak siswa tidak memperhatikan misalnya bicara
sendiri dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. Guru berusaha merangsang
motivasi siswa dalam pembelajaran dengan mengadakan tanya jawab, siswa biasanya
menjawab serempak pertanyaan yang diberikan. Pemberian tugas rumah kepada
siswa juga dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Guru menambahkan
penjelasan bahwa sudah pasti ada siswa yang ramai sendiri saat berlangsung pelajaran
biologi.
C. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyusun beberapa instrumen
penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan pembelajaran kooperatif
Jigsaw. Instrumen penelitian yang disusun antara lain adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a) Silabus mata pelajaran biologi sesuai kurikulum sekolah yaitu KTSP dengan
materi pokok cirri-ciri makhluk hidup.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi pertemuan 1 dan 2.
Penyusunan RPP sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
kooperatif Jigsaw. Urutan tahapan pelaksanaan secara lengkap dapat dilihat
dalam RPP pertemuan 1 dan 2 pada lampiran.
c) Angket motivasi belajar siswa.
d) Lembar observasi motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I, guru menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw
yang terdiri dan 2 kali tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 40 menit) dengan
membahas materi ciri-ciri makhluk hidup dengan presensi kehadiran 100% (hadir
semua). Pertemuan kedua (1 x 40 menit) masih melanjutkan materi ciri-ciri makhluk
hidup dengan presensi kehadiran siswa 100% (hadir semua). Kegiatan pembelajaran
lebih dipusatkan pada kegiatan diskusi dan pada saat presentasi serta tanya jawab.
Pertemuan pertama (2 x 40 menit) diawali dengan apersepsi guru mengenai
ciri-ciri makhluk hidup. Adanya apersepsi dapat merangsang siswa berpikir sebelum
dimulai pelajaran. Setelah apersepsi dilanjutkan tahap pertama dari pembelajaran
kooperatif Jigsaw yaitu persiapan yang dimulai dengan pembagian kelompok secara
heretogen. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan yang dimulai dengan membaca
yaitu setiap siswa menerima topik-topik ahli dan membaca materi yang diberikan
untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka, diskusi
kelompok ahli, anggota kelompok yang mendapatkan soal yang sama dengan anggota
kelompok lain berkumpul untuk mendiskusikan materi yang diperoleh. Kelompok
inilah kemudian disebut sebagai kelompok ahli. Laporan tim (diskusi kelompok awal)
kelompok ahli kembali ke kelompok awal kemudian menjelaskan hasil diskusi
kepada anggota kelompok awal secara bergantian. Presentasi, setiap siswa
mempersiapkan diri untuk presentasi. Persentasi dilakukan secara acak. Siswa yang
ditunjuk, presentasi di depan kelas. Rekognisi tim (penghargaan kelompok),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kelompok akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai
kriteria tertentu.
Pertemuan kedua, setelah membuka pelajaran guru mengingatkan kepada
siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Tahap
selanjutnya yaitu dengan pemberian materi secara keseluruhan tentang ciri-ciri
makhluk hidup dengan menggunakan power point. Guru menjelaskan secara detail
tentang ciri-ciri makhluk hidup, kemudian menunjuk salah satu siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami dan dilanjutkan dengan penarikan
kesimpulan oleh siswa bersama dengan guru. Kegiatan akhir pada siklus 1 pertemuan
kedua adalah diadakan postest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi ciri-ciri dan makhluk hidup, selain itu siswa juga diberi waktu untuk mengisi
angket motivasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dipantau dan diamati guna
mengetahui letak kesulitan yang terjadi di dalam kelas khususnya saat proses
pembelajaran berlangsung.
3. Observasi Tindakan Siklus 1
Penilaian terhadap motivasi belajar siswa dilakukan pada proses
pembelajaran berlangsung. Siswa diberi angket yang bersifat tertutup pada akhir
siklus untuk mengetahui motivasi belajar setelah diterapkan pembelajaran kooperatif
Jigsaw, lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi motivasi belajar
siswa. Berikut ini merupakan hasil observasi tindakan pada siklus 1:
a. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Angket motivasi belajar siswa dibagikan kepada setiap siswa untuk diisi
sehingga dapat diketahui tingkat motivasi belajar siswa menurut sudut pandang siswa
sendiri. Hasil pengisian angket motivasi belajar siswa dihitung dan didapatkan
persentase angket motivasi belajar siswa siklus I. Capaian angket motivasi belajar
siswa pada setiap indikator dalam proses pembelajaran biologi pada siklus I dapat
dilihat pada Tabel 8. Hasil skor pengamatan pada setiap indikator angket motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel hasil analisis setiap indikator angket
motivasi belajar siswa siklus I pada Lampiran 2.
Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I Aspek Indikator Persentase (%)
1. Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
Adanya kemampuan untuk bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan
79,23
Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
79,78
Merasa rugi jika tidak dapat mengikuti pelajaran biologi
79,23
2. Perhatian terhadap pelajaran biologi
Semangat untuk memperhatikan pelajaran dengan baik
79,23
Mempelajari biologi dari berbagai sumber
78,43
Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang lain
79,41
3. Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Mempelajari kembali materi dariguru 47,21
Belajar biologi dengan sungguh-sungguh
80,88
Bertanya pada guru jika merasa belum jelas
54,17
Rata-rata 73,06
b. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan data lembar observasi, dapat dilihat nilai motivasi belajar siswa
dengan persentase rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 71,89%. Pada lembar
observasi tersebut akan diketahui banyaknya siswa yang memenuhi tiap-tiap
indikator, sehingga akan diketahui persentase capaian setiap indikator observasi
motivasi belajar siswa. Capaian tiap indikatornya dapat dilihat pada Tabel 9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I
ASPEK INDIKATOR Persentase Tiap
Indikator (%)
Persentase Rata-Rata
Tiap Aspek (%)
1. Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
Aktif dalam diskusi kelompok
50
83,33
Mengerjakan tugas dari guru 100 Hadir dalam pembelajaran 100 2. Perhatian
terhadap pelajaran biologi
Memperhatikan penjelasan dari guru
67,64
70,58
Membawa buku pegangan dan referensi biologi 73,52
Mengerjakan ulangan tanpa melihat jawaban teman 70,58
3. Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Mencatat penjelasan dari guru
73,52
61,76
Mengemukakan pendapat saat diskusi 52,94
Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas 58,82
Rata-rata 71,89
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai motivasi belajar siswa yang
berkisar antara 61,76%-83,33% dengan persentase rata-rata sebesar 71,89%. Rata-
rata persentase tertinggi adalah aspek adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
yaitu siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, mengerjakan tugas dari guru, dan
hadir dalam pembelajaran dengan presentase 83,33%. Aspek perhatian terhadap
pelajaran biologi berada pada urutan tengah yaitu siswa yang memperhatikan
penjelasan guru, membawa buku pegangan dan referensi biologi, dan mengerjakan
ulangan tanpa melihat jawaban teman dengan presentase 70,58%. Aspek keinginan
untuk melakukan kegiatan belajar menempati urutan terendah yaitu siswa yang
mencatat penjelasan dari guru, mengemukakan pendapat saat diskusi, dan bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
mengenai hal-hal yang belum jelas dengan persentase 61,76%. Capaian motivasi
belajar siswa dalam bentuk diagram berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada
Gambar 6.
0
20
40
60
80
100
1 2 3
Per
sent
ase
(%)
Rata-rata Motivasi Tiap Aspek
Keinginan untukmelakukan kegiatanbelajar
Perhatian terhadappelajaran biologi
Adanya daya penggerakdari dalam diri siswa
Gambar 6. Persentase Motivasi Siswa Tiap Aspek Siklus I Berdasarkan Data Lembar
Observasi Motivasi Belajar Siswa
4. Refleksi Siklus 1
Motivasi belajar siswa pada siklus 1 dapat meningkat dengan diterapkannya
pembelajaran kooperatif Jigsaw yang menuntut siswa untuk membaca materi yang
telah diberikan, berdiskusi dengan kelompok ahli dan selanjutnya dengan laporan tim.
Tahapan dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya membuat siswa aktif secara
individual, akan tetapi juga dapat menciptakan komunikasi dan memupuk kerjasama
yang baik antar siswa di kelas.
Selama pelaksanaan pembelajaran siklus I siswa masih belum berperan
aktif secara keseluruhan khususnya pada saat diskusi kelompok, hal ini terlihat
pada saat diskusi kelompok masih ada siswa yang bercanda dengan siswa lain.
Pada saat kelompok presentator memaparkan di depan, kelompok lain ada yang
sibuk dengan persiapan untuk kelompoknya sendiri sehingga kurang mengetahui apa
yang disampaikan oleh temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Kegiatan pembelajaran pada siklus I berbeda dengan kegiatan pembelajaran
pada pra siklus sehingga memberikan pengalaman baru pada siswa. Pengalaman yang
diperoleh adalah pengetahuan dan keterampilan siswa tentang pembelajaran
kooperatif yang lebih inovatif dan dapat meningkatkan peran serta siswa dalam
pembelajaran. Guru berusaha membuat siswa lebih aktif dalam diskusi pada saat
proses pembelajaran di siklus 1. Tugas guru adalah sebagai fasilitator dalam kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan hasil penelitianpada siklus 1, kekurangan yang ditemukan
pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut:
a. Selama proses pembelajaran pada siklus I siswa kurang memanfaatkan waktu
dengan baik. Siswa mengulur waktu pada saat diminta mengumpulkan hasil
diskusi.
b. Siswa belum bisa bekerja sama secara optimal dengan temannya, sebagai akibat
dari pembentukan kelompok yang ditentukan oleh guru, bukan dari keinginan
siswa.
c. Pada saat guru memberi kesempatan bertanya ataupun menanggapi pendapat,
respon yang diberikan siswa masih kurang.
d. Siswa masih kurang percaya diri dalam mengajarkan materi kepada siswa yang
lain.
Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
Jigsaw sudah mengalami peningkatan namun belum mencapai target yang telah
ditetapkan, agar peningkatan tersebut dapat mencapai target maka dilanjutkan
pemberian tindakan pada siklus II. Pada siklus II selanjutnya dilakukan revisi
terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I
untuk membentuk proses pembelajaran yang lebih baik sehingga motivasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran dapat lebih maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan perbaikan
agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih antusias dalam kegiatan
pembelajaran dan lebih maksimal dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:
a. Guru lebih tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap agar dalam
pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu yang telah dibuat.
b. Guru lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok,
karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
c. Pada awal pelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan. Tujuannya adalah untuk membuat siswa lebih memiliki rasa ingin
tahu untuk mempelajari materi, sehingga siswa akan termotivasi dan berantusias
untuk mempelajari materi tersebut dari awal.
d. Selama kegiatan pembelajaran, guru terus memberikan motivasi dan semangat
kepada siswa agar siswa mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk
menyampaikan materi kepada siswa yang lain serta untuk menyampaikan
pendapat ataupun masalah-masalah yang berkaitan dengan pelajaran yang belum
dipahami.
Materi yang diberikan pada siklus II adalah klasifikasi makhluk hidup.
Pembelajaran kooperatif yang digunakan masih sama seperti siklus I, yaitu Jigsaw.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II menggunakan instrumen penelitian
berupa silabus mata pelajaran biologi, RPP, angket motivasi belajar siswa dan lembar
observasi motivasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan
sebanyak 2 kali pertemuan.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pembelajaran pada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi
kegiatan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh
berbeda dengan siklus I. Strategi dan langkah-langkah pembelajarannya sama, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
ditambahkan tindakan-tindakan perbaikan sebagaimana dalam perencanaan tindakan
siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II, guru menggunakan pembelajaran kooperatif
Jigsaw yang terdiri dan 2 kali tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 40 menit) dengan
materi klasifikasi makhluk hidup dengan presensi kehadiran 100% (hadir semua).
Pertemuan kedua (1 x 40 menit) masih melanjutkan materi peranan dengan klasifikasi
makhluk hidup presensi kehadiran siswa 100% (hadir semua).
Pertemuan pertama (2 x 40 menit) diawali dengan apersepsi guru mengenai
klasifikasi makhluk hidup. Adanya apersepsi dapat merangsang siswa berpikir
sebelum dimulai pelajaran. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru karena pada pertemuan sebelumnya telah diberikan tugas untuk
mempelajari materi klasifikasi makhluk hidup. Siswa terlihat bersemangat dalam
mengikuti pelajaran.
Pembelajaran di mulai dengan apersepsi dilanjutkan tahap pertama dari
pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu persiapan yang dimulai dengan pembagian
kelompok secara heretogen. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan yang dimulai
dengan membaca yaitu setiap siswa menerima topik-topik ahli dan membaca materi
yang diberikan untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka,
diskusi kelompok ahli, anggota kelompok yang mendapatkan soal yang sama dengan
anggota kelompok lain berkumpul untuk mendiskusikan materi yang diperoleh.
Kelompok inilah kemudian disebut sebagai kelompok ahli. Laporan tim (diskusi
kelompok awal) kelompok ahli kembali ke kelompok awal kemudian menjelaskan
hasil diskusi kepada anggota kelompok awal secara bergantian. Presentasi, setiap
siswa mempersiapkan diri untuk presentasi. Presentasi dilakukan secara acak. Siswa
yang ditunjuk, presentasi di depan kelas. Rekognisi tim (penghargaan kelompok),
kelompok akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapai
kriteria tertentu.
Pertemuan kedua, setelah membuka pelajaran guru mengingatkan kepada
siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Tahap
selanjutnya yaitu dengan pemberian materi secara keseluruhan tentang klasifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
makhluk hidup dengan menggunakan power point. Guru menjelaskan secara detail
tentang klasifikasi makhluk hidup, kemudian menunjuk salah satu siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami dan dilanjutkan dengan penarikan
kesimpulan oleh siswa bersama dengan guru. Kegiatan akhir pada siklus II pertemuan
kedua adalah diadakan postest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi ciri-ciri dan makhluk hidup, selain itu siswa juga diberi waktu untuk mengisi
angket motivasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dipantau dan diamati guna
mengetahui letak kesulitan yang terjadi di dalam kelas khususnya saat proses
pembelajaran berlangsung. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam.
3. Observasi Tindakan Siklus II
Observasi dan evaluasi pada siklus II dilaksanakan dengan menggunakan
angket motivasi belajar siswa dan lembar observasi motivasi belajar siswa. Observasi
dan evaluasi pada siklus II ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa di
dalam kelas. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada saat proses pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat diketahui hasil sebagai
berikut:
a. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Hasil skor pengamatan pada setiap indikator angket motivasi belajar siswa
siklus II dapat dilihat pada tabel hasil analisis setiap indikator angket motivasi belajar
siswa siklus II pada lampiran 2. Capaian pada setiap indikator angket motivasi belajar
siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 10. Persentase Capaian Setiap Indikator Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Aspek Indikator Persentase (%) 1. Adanya daya
penggerak dari dalam diri siswa
Adanya kemampuan untuk bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan
87,13
Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
86,03
Merasa rugi jika tidak dapat mengikuti pelajaran biologi
88,24
2. Perhatian terhadap pelajaran biologi
Semangat untuk memperhatikan pelajaran dengan baik
87,13
Mempelajari biologi dari berbagai sumber
88,73
Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang lain
87,32
3. Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Mempelajari kembali materi dariguru
52,21
Belajar biologi dengan sungguh-sungguh
86,03
Bertanya pada guru jika merasa belum jelas
60,29
Rata-rata 80,34
b. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan data lembar observasi rata-rata motivasi belajar siswa diperoleh
83,98%. Lembar observasi akan diketahui banyaknya siswa yang memenuhi tiap-tiap
indikator dan akan diketahui persentase capaian setiap indikator observasi motivasi
belajar siswa. Capaian pada tiap indikatornya dapat dilihat pada Tabel 11.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 11. Persentase Capaian Setiap Indikator Berdasarkan Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II
ASPEK INDIKATOR Persentase Tiap
Indikator (%)
Persentase Rata-Rata
Tiap Aspek (%)
1. Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
Aktif dalam diskusi kelompok
76,47
92,15
Mengerjakan tugas dari guru 100 Hadir dalam pembelajaran 100 2. Perhatian
terhadap pelajaran biologi
Memperhatikan penjelasan dari guru
76,47
80,39
Membawa buku pegangan dan referensi biologi 79,41
Mengerjakan ulangan tanpa melihat jawaban teman 85,29
3. Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Mencatat penjelasan dari guru
82,35
79,41
Mengemukakan pendapat saat diskusi 76,47
Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas 79,41
Rata-rata 83,98
Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa nilai motivasi belajar siswa yang
berkisar antara 79,41%-92,15% dengan persentase rata-rata motivasi belajar siswa
sebesar 83,98%. Rata-rata persentase tertinggi adalah aspek adanya daya penggerak
dari dalam diri siswa yaitu siswa yang aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas dari
guru, dan hadir dalam pembelajaran biologi dengan presentase 92,15%. Aspek
perhatian terhadap pelajaran biologi berada pada urutan tengah yaitu siswa yang
memperhtikan penjelasan dari guru, membawa buku pegangan dan referensi biologi,
dan mengerjakan ulangan tanpa melihat jawaban teman dengan presentase 80,39%.
Aspek keinginan untuk melakukan kegiatan belajar menempati urutan terendah yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
siswa yang mencatat penjelasan dari guru, mengemukakan pendapat saat diskusi, dan
dan bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dengan persentase 79,41%. Capaian
motivasi belajar siswa dalam bentuk diagram berdasarkan lembar observasi dapat
dilihat pada Gambar 7.
0
20
40
60
80
100
1 2 3
Per
sent
ase
(%)
Rata-rata Motivasi Per Aspek
Keinginan untuk melakukan kegiatan belajar
Perhatian terhadap pelajaran biologi
Adanya daya penggerak dari dalam diri siswa
Gambar 7. Persentase Motivasi Siswa Tiap Aspek Siklus II Berdasarkan Data Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
4. Refleksi Tindakan Siklus II Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa meningkat seiring dengan diterapkannya
pembelajaran kooperatif Jigsaw. Motivasi belajar siswa tersebut diharapkan dapat
membantu siswa dalam memahami konsep materi yang diajarkan oleh guru. motivasi
belajar siswa dapat dilihat dari kesungguhan dalam memanfaatkan sumber belajar dan
menggunakan teknik belajar yang tepat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, pelaksanaan tindakan pada siklus II
menunjukkan kondisi pembelajaran yang baik sehingga memberikan hasil yang
positif dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
biologi.
Presentase rata-rata aspek motivasi belajar siswa yang diukur
berdasarkan data lembar observasi dan angket pada siklus II telah mencapai batas
minimal pembelajaran yang berhasil yaitu ≥ 75 % aktif dalam proses
pembelajaran. Pencapaian motivasi belajar siklus II berdasarkan lembar observas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Hasil ini menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan demikian penelitian dapat
dihentikan. Tindak lanjut dari guru biologi tetap diperlukan dalam meningkatkan
proses pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
E. Deskripsi Antar Siklus
Hasil diskripsi antara pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan adanya
peningkatan yang berarti. Hasil ini dapat dilihat berdasarkan observasi yang
dilakukan saat proses pembelajaran untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Angket
motivasi belajar diberikan kepada siswa di akhir siklus untuk menggali informasi
tentang kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran dari sudut pandang siswa.
Hasil observasi dan pengisian angket menunjukkan adanya peningkatan pada tiap
akhir siklus. Uraian hasil peningkatan motivasi siswa dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Hasil Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa selama pra siklus yang teramati sebesar 54,24%.
Melalui penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw pada pembelajaran biologi terjadi
peningkatan motivasi siswa sebesar 71,89% pada akhir siklus I. Motivasi belajar
siswa di akhir siklus II meningkat sebesar 83,98%. Capaian peningkatan tiap
indikator tiap siklus dapat dilihat pada Tabel 12 dan hasil lembar observasi tiap siklus
dalam bentuk diagram dapat dilihat Gambar 8.
Peningkatan persentase lembar observasi motivasi belajar siswa tersebut
menunjukkan bahwa ada perubahan tingkah laku siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih baik. Jumlah siswa yang yang ikut aktif dalam proses
pembelajaran berupa daya penggerak dari dalam diri siswa, perhatian terhadap
pelajaran dan keinginan untuk melakukan kegiatan. Hasil ini menunjukkan bahwa
keterlibatan siswa dalam mengarahkan perhatian pada kegiatan pembelajaran,
keberanian mengungkapkan permasalahan, ikut serta dalam kegiatan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
belajar, berusaha sungguh-sungguh dalam pembelajaran dan semangat siswa
mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan yang berarti.
Tabel 12. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Lembar Observasi
No INDIKATOR Persentase Pra Siklus
(%)
Persentase Siklus 1
(%)
Persentase Siklus 2
(%) 1 Aktif dalam diskusi
kelompok 0 50 76,47 2 Mengerjakan tugas dari
guru 82,35 100 100 3 Hadir dalam
pembelajaran 100 100 100 4 Memperhatikan
penjelasan dari guru 55,88 67,64 76,47 5 Membawa buku
pegangan dan referensi biologi 67,64 73,52 79,41
6 Mengerjakan ulangan tanpa melihat jawaban teman 61,76 70,58 85,29
7 Mencatat penjelasan dari guru 64,70 73,52 82,35
8 Mengemukakan pendapat saat diskusi 26,47 52,94 76,47
9 Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas 29,41 58,82 79,41
Rata-rata 54,24 71,89 83,98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
0
50
76.47
82.35
100 100100 100 100
55.88
67.64
76.47
67.64
73.52
79.41
61.76
70.58
85.29
64.7
73.52
82.35
26
52.94
76.47
29.41
58.82
79.41
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
Indikator 6
Indikator 7
Indikator 8
Indikator 9
Gambar 8. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Lembar Observasi
2. Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa menurut hasil angket pra siklus, siklus I dan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata persentase angket motivasi siswa pra
siklus sebesar 63,59%, siklus I sebesar 73,65% dan siklus II sebesar 80,54%. Capaian
tiap indikator motivasi siswa berdasarkan angket dapat dilihat pada tabel 13 dan hasil
lembar observasi tiap siklus dalam bentuk diagram dapat dilihat Gambar 9. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran Biologi dengan
penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw. Rincian tiap indikator motivasi siswa
berdasarkan angket dapat dilihat pada Tabel 13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 13. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Perhitungan Angket
No INDIKATOR Persentase Pra Siklus
(%)
Persentase Siklus 1
(%)
Persentase Siklus 2
(%) 1 Adanya kemampuan
untuk bertanya dan meningkatkan kualitas belajar jika menemui kesulitan
73,35
79,23
87,13
2 Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
75,18
79,78
86,03
3 Merasa rugi jika tidak dapat mengikuti pelajaran biologi
72,24
79,23
88,24
4 Semangat untuk memperhatikan pelajaran dengan baik
75,74
79,23
87,13
5 Mempelajari biologi dari berbagai sumber
73,77
78,43
88,73
6 Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang lain
74,63
79,41
87,32
7 Mempelajari kembali materi dariguru
45,15
47,21
52,21
8 Belajar biologi dengan sungguh-sungguh
73,53
80,88
86,03
9 Bertanya pada guru jika merasa belum jelas
51,72
54,17
60,29
Rata-rata 68,37 73,06 80,34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
73.35
79.23
87.13
75.18
79.78
86.03
72.24
79.23
88.24
75.74
79.23
87.13
73.77
78.43
88.73
74.63
79.41
87.32
45.1547.21
52.21
73.53
80.88
86.03
51.7254.17
60.29
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
Indikator 6
Indikator 7
Indikator 8
Indikator 9
Gambar 9. Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Perhitungan Angket
F. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011 ini dilakukan karena menurut hasil observasi diketahui bahwa
tingkat motivasi belajar siswa di kelas tersebut masih rendah. Salah satu upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas adalah dengan cara melakukan
perbaikan dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar
dituntut untuk mengembangkan potensinya, salah satunya adalah dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif yang lebih inovatif sehingga motivasi belajar siswa dapat
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Pembelajaran kooperatif Jigsaw
merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut siswa untuk belajar mandiri secara
individu. Peningkatan motivasi belajar siswa tersebut dapat dilihat melalui pemberian
angket, observasi serta wawancara dengan guru dan siswa tentang motivasi belajar
siswa. Capaian peningkatan rata-rata persentase motivasi belajar siswa tiap aspek dari
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar
10.
Gambar 10. Rata-Rata Persentase Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Lembar Observasi dan Angket
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus I terdapat peningkatan
motivasi belajar siswa dilihat dari hasil pengisian angket dan lembar observasi. Rata-
rata persentase angket motivasi belajar siswa meningkat sebesar sebesar 68,37% pada
prasiklus menjadi 73,06% pada akhir siklus I. Rata-rata persentase observasi
motivasi belajar siswa meningkat sebesar 54,24% pada prasiklus menjadi 71,89%
pada akhir siklus I. Peningkatan rata-rata persentase motivasi belajar siswa tersebut
menunjukkan bahwa ada perubahan tingkah laku siswa dalam kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Akhir siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar
siswa. Rata-rata persentase angket motivasi belajar siswa meningkat sebesar 73,06%
pada siklus I menjadi 80,34% pada akhir siklus II. Rata-rata persentase observasi
motivasi belajar siswa meningkat sebesar 71,89% pada siklus I menjadi 83,98% pada
akhir siklus II.
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif Jigsaw dapat membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran biologi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa pembelajaran Jigsaw
cukup efektif untuk Kegiatan Belajar Mengajar dan siswa merasa lebih tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran telah memenuhi rata-rata indikator capaian minimal 75%.
Berarti telah terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran seperti yang dijelaskan
oleh Mulyasa (2006: 101) bahwa suatu pembelajaran dapat dinyatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa
terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.
Terpenuhinya rata-rata indikator capaian minimal 75% membuktikan bahwa melalui
penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukkan pada peningkatan hasil angket, observasi dan wawancara
siswa dalam proses pembelajaran biologi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hanze (2007) menyatakan bahwa
tidak ada perbedaan yang berarti pada prestasi (hasil) belajar yang dicapai siswa
antara metode konvensional dengan teknik Jigsaw namun, hasil penelitian ini
menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pengalaman siswa yang dibagi pada 3
kebutuhan dasar siswa (otonomi, kompetensi, dan interaksi sosial pada
pembelajaran), aktivitas kognitif, dan peningkatan motivasi intrinsik.
Faktor lain yang harus diperbaiki selain strategi pembelajaran yang tidak
kalah penting adalah guru. Guru yang memiliki kreativitas dan kemampuan mengajar
yang baik dapat membuat berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi dan inovatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
agar kualitas pembelajaran meningkat menjadi lebih baik. Penelitian dengan
pembelajaran kooperatif jigsaw ini berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif jigsaw lebih efektif daripada pembelajaran tradisional untuk
melatih kemampuan siswa dan dapat melatih siswa untuk melakukan kerjasama lebih
baik dengan teman dan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yang dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Penelitian tentang keefektifan metode pembelajaran dilakukan oleh
Widiyaningsih (2006) meneliti tentang studi komparasi metode pembelajaran STAD
dengan Jigsaw. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajarn dengan metode
Jigsaw efektif digunakan dalam pembelajaran IPA biologi siswa pada materi pokok
kepadatan populasi. Azizah (2006) juga meneliti tentang studi komparasi metode
pembelajaran kooperatif jigsaw dan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw lebih efektif daripada metode
pembelajaran konvensional karena mampu meningkatkan hasil belajar akuntansi
pokok bahasan jurnal khusus pada siswa kelas II MAN Suruh tahun pelajaran
2005/2006 mengarah pada ketercapaian belajar tuntas.
Penelitian yang dilakukan oleh Wing (2004) menunjukkan bahwa berbagai
hasil penelitian internasional menunjukkan bahwa penggunaan Jigsaw sebagai salah
satu metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan secara efektif pada hampir
semua subjek dan tingkat pendidikan. Penggunaan metode ini tidak hanya dapat
meningkatkan motivasi dan kinerja siswa tetapi juga mengembangkan kemampuan
sosial dalam kerja kelompok. Berdasarkan penelitian ini keberhasilan implementasi
pembelajaran Jigsaw tergantung salah satunya pada kemampuan guru untuk
menangani permintaan partisipan (misalnya dalam pembentukan kelompok) dan
meyakinkan bahwa semua partisipan memiliki pemahaman yang jelas terhadap
setiap langkah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus
dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat
meningkatkan motivasi belajar biologi siswa kelas VII-D SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:
a. Sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis lebih
lanjut.
b. Sumbangan pemikiran bagi guru untuk mengembangkan variasi strategi
pembelajaran dalam mengajar biologi.
c. Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran,
khususnya mata pelajaran biologi.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran Biologi
di SMP Negeri 16 Surakarta, yaitu motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dapat
ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw.
C. Saran
1. Bagi Guru
a. Guru harus lebih tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap-tahap
pembelajaran agar dalam pelaksanaanya sesuai dengan alokasi waktu.
b. Diharapkan pada saat awal pembelajaran guru selalu memotivasi siswa dengan
memberi pertanyaan-pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
c. Guru diharapkan lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama dalam
kelompok, karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya memanfaatkan waktu dengan baik agar pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
b. Siswa termotivasi untuk belajar.
c. Siswa hendaknya bekerja sama secara optimal dengan temannya agar diskusi
kelompok bisa berjalan dengan baik.
3. Bagi Peneliti Lain
Perlu diadakan penelitian sejenis dengan cakupan materi lain yang lebih luas
sehingga dapat diketahui sejauh mana efektivitas penerapan pembelajaran kooperatif
Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.