Post on 22-Jul-2015
SALIB
Salib menghiasi menara-menara gereja dan menandai tempat-tempat pemakaman. Kadang
kala salib juga menandai lokasi meninggalnya seseorang dalam kecelakaan di jalan raya. Dan
salib kerap dipakai sebagai perhiasan.
Salib mengingatkan orang kepada Yesus Kristus.
Yesus mati di atas kayu salib bagi kita, tetapi kita tidak menyembah Juruselamat yang mati.
Tubuh Tuhan kita diturunkan dari kayu salib dan dikuburkan, kemudian pada hari yang
ketiga Dia muncul kembali dalam tubuh-Nya yang dimuliakan.
Salib memberikan gambaran yang menyeluruh kepada kita, yakni tentang kematian
penebusan Tuhan untuk membayar harga dosa-dosa kita, dan kebangkitan-Nya untuk
melepaskan kita dari kuasa maut.
Jika bukan itu tujuan kematian Kristus di kayu salib, kita semua tetap bersalah di hadapan
Allah dan tidak berdaya ketika berhadapan dengan maut. Namun melalui iman kepada-Nya,
kita menerima pengampunan atas segala dosa kita dan jaminan bahwa maut tak dapat
mencengkeram kita.
Galatia 6:14 “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita
Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia”
Mengapa Manusia Perlukan Salib.
Apakah maksud Allah mengenai salib
1. Manusia in Bermasalah
a. Masalah dengan Dosa
Roma 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”
Roma 3:25 “Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya
nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus”
b. Masalah Dalam Perhubungan
Terpisah dari Allah
Roma 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”
c. Masalah Dengan Ego
Pada umumnya manusia menghendaki agar kehendak, cita-cita, egonya sendiri yang
terlaksana. Tidak memperdulikan apa kehendak dan rencana Allah dalam hidup ini.
2. Manusia Memerlukan Tuhan
Illustrasi: Sepasang suami isteri yang mengalami kemalangan dengan lori dan motosikal.
11 April 2012 satu surat khabar menulis di Kansas di Amerika sudah dibangun apartemen
tahan lasak nuklear kerana di sana dimaksudkan untuk tempat perlindungan diri dari bahaya
nuclear, 53 m ke dalam tanah. Itu untuk melindungi orang yang tinggal di dalamnya dari
bahaya kelaparan, sakit penyakit, wabak kuman, senjata biologi, senjata nuklear. Harganya 7
juta US dollar.
Yeremia 17:5-8 "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak
bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal
di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah
orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi
batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang
tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Orang 1: Mengandalkan manusia iaitu dirinya sendiri, kekuatannya sendiri. Ia boleh
menghasilkan wangg, dsb karena kekuatannya sendiri, atau mengandalkan kecantikannya,
ketampanannya. Ada yang mengandalkan kepintarannya, kepandaian berbicaranya. Ada
yang mengandalkan kekayaannya, bukan mengandalkan Tuhan.
Ada juga yang bukan mengandalkan dirinya sendiri, tapi mengandalkan orang lain. Ada yang
lebih mengandalkan tabib-tabib daripada Tuhan. Kita yang sakit mengandalkan dokter. Ada
yang mengandalkan partner bisnisnya, principalnya atau customernya. Bahkan ada oran yang
mengandalkan suami atau isteri atau anak-anaknya melebihi Tuhan.
Orang 2: Orang yang mengandalkan Tuhan. Dunia mengenal IQ, EQ dan SQ. Tetapi orang
jenis ini perlukan Tuhan
Salib itu lambang, bahawa manusia perlukan Tuhan. Kita perlukan Tuhan Yesus
Ulangan 18:
9 "Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu,
maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-
bangsa itu.
10 Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki
atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung,
seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir,
11 seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal
atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.
12 Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh
karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.
13 Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan TUHAN, Allahmu.
Yohanes 14: 6 “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
3. Manusia Tidak Punya Destinasi
Pengkhotbah 3
19 Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa
mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai
nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu
adalah sia-sia.
20 Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya
kembali kepada debu.
21 Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke
bawah bumi.
Dari sudut manusia, manusia dan anjing yang mati terlihat sama kalau dilihat dari apa yang
terjadi. Tapi dari sudut ilahi bukan itu persoalannya. Walau kita mati seperti binatang, roh
manusia naik keatas sementara roh binatang turun kebawah. Berikutnya Penyelidik dengan
positif menyatakan bahwa roh manusia kembali kepada Tuhan yang memberi, tapi roh
binatang habis.
Destinasi terakhir MANUSIA adalah KUBUR kalau terlihat dari persepektif jasmaniah.
Tetapi dari sudut rohaninya destinasi manusia itu tidak sama dengan mahluk mahluk lain,
tetapi kembali kepada Tuhan.
Efesus 2: 18 “karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada
Bapa.”
Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”