Post on 11-Jan-2017
i
UNIVERSITAS INDONESIA
WILAYAH ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL
DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2006
SKRIPSI
ALFANZA ANDROMEDA
0706265176
DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
JUNI 2012
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
WILAYAH ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL
DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2006
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
ALFANZA ANDROMEDA
0706265176
DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
JUNI 2012
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua bersumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Alfanza Andromeda
NPM : 0706265176
Tanda Tangan :
Tanggal : 4 Juli 2012
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh,
Nama : Alfanza Andromeda
NPM : 0706265176
Program Studi : Departemen Geografi
Judul Skripsi : Wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Telah Berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi
Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang : Dr. Djoko Harmantyo, MS (…………………….)
Pembimbing 1 : Dra. M.H. Dewi Susilowati, MS (…………………….)
Pembimbing 2 : Drs. Hari Kartono, M.Si (…………………….)
Penguji 1 : Drs. Frans Sitanala, MS (…………………….)
Penguji 2 : Adi Wibowo, S.Si, M.Si (…………………….)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Juli 2012
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Karena atas berkatnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2006. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Sains Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Indonesia. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan
tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moral, doa, dan finansial. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Suchyar Djusuf dan Wismarni Darwis selaku orang tua serta Gessy Evelin Miranda dan Alvin
Aryan yang membesarkan penulis dan memberikan dukungan moral yang membuat penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dra. M.H. Dewi Susilowati M.Si selaku pembimbing 1 dan Drs. Hari Kartono M.Si selaku
pembimbing 2 yang telah memberikan ide dan masukan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Drs. Frans Sitanala, MS selaku penguji 1 dan Adi Wibowo,
S.Si, M.Si selaku penguji 2 yang telah memberikan banyak masukan. Para Dosen dan seluruh
jajaran staf Departemen Geografi UI yang telah memberikan banyak pembelajaran yang
sangat bermanfaat kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.
3. Mas Tito yang membebaskan uang muka pada wawancara BOPB saat penulis baru masuk UI.
Tanpa bantuan beliau, Bisa dipastikan penulis tidak akan pernah ada di Geografi 2007.
4. Ibu Astrid Damayanti yang banyak membantu penulis. sehingga bisa bertahan di Geografi
hingga babak akhir. Baik berupa pinjaman uang untuk bayaran BOP maupun dengan
mengenalkan penulis dengan Kasubdit Kemahasiswaan UI.
5. Ibu Kasiah yang membantu penulis dengan memberikan segala kemudahan untuk magang
dan mendapatkan beasiswa.
6. Yayasan Karya Salemba Empat yang memberikan penulis kesempatan untuk ikut menjadi
keluarga besarnya. Mas Hengky yang banyak mengajarkan hal-hal penting kepada penulis.
Pak Dadit, Pak Tatang, Pak Budi, terima kasih untuk Sharing yang luar biasa saat di Botani
Square IPB. Kepada Donor KSE yang tidak bisa seluruhnya dituliskan disini. Penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga jasa Bapak dan Ibu dibalas berkali lipat
oleh Yang Kuasa.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
vi
7. Mbak Rima Olivia dari Uniform yang banyak mengajarkan akan softskill yang sangat
berguna bagi penulis selama kuliah dan di dunia kerja.
8. Mbak Novi dari PT Geosurvey yang banyak mengajarkan banyak hal terhadap penulis.
Bantuan yang luar biasa sehingga penulis bisa mendaftar sidang dengan lancar.
9. Lailatul Husna (Manajemen Askes FKM UI ’08). Kekasih tercinta yang senantiasa menemani
dan menyemangati penulis selama penulisan skripsi ini berlangsung.
10. Ryan Saputra selaku teman yang banyak sekali membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Sinta, Tyas, Hilman, Ajeng, Jefri, Pipit, Mila, Dito, Eva, dan teman-teman
geografi angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
11. Rico (JIP ‘07), Ardhi (FH ‘07), Rijal (Fisip ‘07), Dika (FE ‘06), Arif (Teknik Komputer ‘07),
Thia (K3 ‘07), Ayu (FKM ‘07), Hesti (FIK ‘07), Mini (Korea ‘07), dan Dewi (Jerman ‘07).
Kepengurusan yang luar biasa. Terima kasih untuk sharing dan networking teman-teman
sehingga penulis mendapatkan developing yang luar biasa. Terima kasih juga atas kerjasama
teman-teman dalam membesarkan Paguyuban KSE UI.
12. Fenny (FIK '09), Wida (Jawa '09), Santi (Filsafat '08), Hamidah (Jawa '08), Arif (Ilmu
Administrasi '09), Aul (Geo '08), Nurani (Gizi '09), Rofiqoh (Geo '10), Ruslan (FE '09),
Amye (FIK '09), Dina (Jepang '09), Ima (Jawa '09), Ayu Yeriesca (FE '09), Budi (Sejarah
'09), Bagus (JIP '08), Zhuko (Teknik Bioproses '09), Anifa (Teknik Kimia '09), Fachri
(Akuntansi '09), Chaca (K3 '09), Iqbal Rois (Teknik Elektro '09). Terima kasih atas
kerjasamanya. Luar biasa sekali, berkat teman-teman, penulis bisa mewujudkan acara yang
penulis impikan “Team Building Paguyuban KSE UI”. Meskipun pada saat yang bersamaan
penulis harus memimpin jalannya kepanitiaan Teambul, memimpin survey dan analisis pajak
reklame sebuah kota, dan menyelesaikan skripsi. Semuanya bisa penulis selesaikan berkat
kerja sama teman-teman.
13. Teman-teman Paguyuban KSE UI dan Paguyuban KSE Nusantara yang tidak bisa seluruhnya
dituliskan disini. Terima kasih atas sharing, networking, dan developingnya selama ini.
Penulis Menyadari bahwa dalam melakukan penyusunan skripsi ini terdapat beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan para pembaca dapat mengembangkan tulisan
penelitian ini agar dapat berguna bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Depok, 22 Juni 2012 Penulis
Alfanza Andromeda
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Alfanza Andromeda
NPM : 0706265176
Departemen : Geografi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalty Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihkan media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasi tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 4 Juli 2012
Yang menyatakan
Alfanza Andromeda
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
viii
ABSTRAK
Nama : Alfanza Andromeda
Program Studi : Geografi
Judul : Wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006
Angka Kematian Ibu Maternal merupakan salah satu indikator untuk memonitor
pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals).
Oleh Karena itu penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana sebaran wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di kota dan kabupaten
di Provinsi Jawa Barat serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan analisis spasial dan analisis statistik dengan metode
pearson product moment maka dapat diketahui hubungan antara aksessibilitas,
indeks pendidikan, ekonomi, dan jumlah fasilitas kesehatan dengan Angka
Kematian Ibu Maternal. Hasil analisis menunjukkan bahwa wilayah Angka
Kematian Ibu Maternal yang tinggi berada pada wilayah dengan klasifikasi
aksessibilitas yang rendah dan wilayah dengan indeks pendidikan yang rendah.
Wilayah tersebut terdapat di bagian selatan, di bagian timur laut, hingga ke bagian
tenggara Provinsi Jawa Barat.
Kata Kunci : Angka Kematian Ibu Maternal, Analisis Spasial.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
ix
ABSTRACT
Name : Alfanza Andromeda
Majoring : Geography
Title : Maternal Mortality Rate Regions in West Java Province 2006
Maternal mortality rate is an indicator for monitoring the achievement of the
Millennium Development Goals (MDGs). Therefore, the author conducted this
research with the aim to find out how the distribution of the Maternal Mortality
Rate in the cities and counties in Province of West Java and then the factors that
influence it are. This research using spatial analysis and statistical analysis by the
method of Pearson product moment, it is known relationship between
accessibility, education index, economy, and the number of health facilities with
the Maternal Mortality Rate. The result showed that the Maternal Mortality is
high in areas with low accessibility and areas with low education index. The
region is scattered in the south, in the northeast down to the southeastern province
of West Java.
Keywords: Maternal mortality rate, spatial analysis.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR PETA .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Hipotesis .................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.5 Batasan Penelitian ...................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mortalitas .................................................................................. 5
2.2 Kematian Ibu Maternal ................................................................................ 5
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xi
2.3 Faktor-Faktor Demografis yang Mempengaruhi Kematian Ibu Maternal .. 7
2.3.1 Aksessibilitas ...................................................................................... 7
2.3.2 Tingkat Pendidikan ............................................................................. 8
2.3.3 Jumlah Keluarga Miskin ..................................................................... 9
2.3.4 Bidang Jumlah Fasilitas Kesehatan .................................................... 10
2.4 Spatial Approach ......................................................................................... 11
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian ................................................................................. 13
3.1.1 Alur Pikir Penelitian ........................................................................... 13
3.1.2 Daerah Penelitian ............................................................................... 14
3.1.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 14
3.1.4 Pengumpulan data .............................................................................. 14
3.1.5 Pengolahan Data................................................................................. 15
3.1.6 Analisis Data ...................................................................................... 17
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
4.1 Letak dan Luas ............................................................................................ 19
4.2 Penggunaan Tanah ...................................................................................... 21
4.3 Penduduk ..................................................................................................... 23
4.3.1 Jumlah dan Kepadatan ....................................................................... 23
4.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin .................. 24
4.3.3 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ........................................ 25
4.3.4 Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan ......................... 26
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil ............................................................................................................ 28
5.1.1 Angka Kematian Ibu Maternal di Kota dan Kabupaten ..................... 28
5.1.2 Aksessibilitas ..................................................................................... 32
5.1.3 Indeks Pendidikan .............................................................................. 34
5.1.4 Jumlah penduduk Miskin ................................................................... 37
5.1.5 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan ............................................... 39
5.2 Pembahasan ................................................................................................. 42
5.2.1 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Aksessibilitas ....................... 42
5.2.2 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Indeks Pendidikan................ 47
5.2.3 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Jumlah Penduduk Miskin .... 51
5.2.4 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Jumlah Fasilitas Kesehatan .. 56
BAB VI KESIMPULAN ................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2011....................................................... 26
Tabel 5.1 AKI Maternal Berdasarkan Administrasi Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 ....................................................................................... 29
Tabel 5.2 Angka Kematian Ibu Maternal Berdasarkan Administrasi
kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ...................... 30
Tabel 5.3 Kerapatan Jaringan Jalan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ............. 33
Tabel 5.4 Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ........................ 35
Tabel 5.5 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ............ 38
Tabel 5.6 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 ....................................................................................... 40
Tabel 5.7 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Aksessibilitas
di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .......................................... 43
Tabel 5.8 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Aksessibilitas
di Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ................................ 44
Tabel 5.9 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Indeks
Pendidikan di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ....................... 47
Tabel 5.10 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Indeks
Pendidikan di Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ........... 48
Tabel 5.11 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Penduduk Miskin di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .......... 52
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xiv
Tabel 5.12 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Penduduk Miskin di Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun
2006 ................................................................................................. 52
Tabel 5.13 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Fasilitas Kesehatan di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ........ 56
Tabel 5.14 Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 ..................................................................................... 57
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Estimasi Jumlah Kematian Ibu Maternal Per Provinsi
di Indonesia Tahun 2010 ................................................................ 6
Gambar 2.2 Grafik Rasio Angka Kematian Ibu Maternal Terhadap
Kemiskinan ................................................................................... 10
Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian ...................................................................... 13
Gambar 4.1 Prosentase Jenis Penggunaan Tanah Provinsi Jawa Barat Tahun
2006 ............................................................................................... 21
Gambar 4.2 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun
2004 – 2009 ................................................................................... 23
Gambar 4.3 Grafik Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun
2004 – 2009 ................................................................................... 24
Gambar 4.4 Grafik Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 – 2009....................................... 24
Gambar 4.5 Grafik Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Umur
Dan Jenis Kelamin Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ................... 25
Gambar 4.6 Grafik Komposisi Jumlah Penduduk Menurut
Lapangan Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ............. 27
Gambar 5.1 Grafik Aksessibilitas Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ................ 34
Gambar 5.2 Grafik Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ........ 36
Gambar 5.3 Grafik Jumlah Keluarga Miskin Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 ................................................................................... 39
Gambar 5.4 Grafik Jumlah Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 ................................................................................... 41
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xvi
Gambar 5.5 Korelasi Aksessibilitas dengan AKI Maternal
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .............................................. 44
Gambar 5.6 Korelasi Indeks Pendidikan dengan AKI Maternal
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .............................................. 51
Gambar 5.7 Korelasi Jumlah Penduduk Miskin dengan AKI Maternal
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .............................................. 54
Gambar 5.8 Korelasi Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan
AKI Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ....................... 59
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
xvii
DAFTAR PETA
Peta 4.1 Administrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ................................... 20
Peta 4.2 Penggunaan Tanah Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ......................... 22
Peta 5.1 Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .. 31
Peta 5.2 Aksessibilitas Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ................................. 46
Peta 5.3 Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 .......................... 49
Peta 5.4 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ............... 55
Peta 5.5 Jumlah Fasilitas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 ............ 58
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trend Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal Indonesia secara Nasional dari
tahun 1994 sampai dengan tahun 2007, menunjukkan penurunan yang signifikan
dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI survei terakhir tahun 2007, AKI Maternal
Indonesia sebesar 228 kematian ibu maternal per 100.000 Kelahiran Hidup.
Jumlah ini menurun dari jumlah 390 kematian ibu maternal per 100.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 1994.
Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal dan Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara – negara
ASEAN lainnya. Pada Negara Singapura, AKI Maternal mencapai 6 kematian ibu
maternal per 100.000. Sedangkan pada Negara Malaysia, AKI Maternal mencapai
36 kematian ibu maternal per 100.000 Kelahiran Hidup. berbagai faktor yang
terkait dengan resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan
dan cara pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu
maternal dan bayi masih tetap tinggi (Depkes RI, 2001).
Indonesia sebagai salah satu negara anggota badan kesehatan dunia,
menggunakan AKI Maternal sebagai indikator untuk memonitor dan
mengevaluasi pencapaian program pembangunan tingkat kesehatan. Pemerintah
Indonesia menargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
untuk menurunkan AKI Maternal dari 228 kematian ibu maternal per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 118 kematian ibu maternal per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2014. Sedangkan target Millenium Development
Program (MDG) oleh WHO menargetkan AKI Maternal Indonesia menjadi 102
kematian ibu maternal per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 nanti.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Berdasarkan artikel Refleksi Hari Ibu: Skenario Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu (Depkes RI, 2011), disebutkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kematian ibu maternal adalah faktor aksessibilitas, pendidikan,
dan ekonomi. Selain itu, terdapat faktor lain yaitu jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan (Yuanita, 1992).
Direktur Bina Kesehatan Ibu Depkes RI, Hernawati (2010) menganalisis
estimasi kematian ibu per provinsi tahun 2010. Pada hasil analisis tersebut
terdapat 5 provinsi dengan estimasi kematian ibu maternal tertinggi, yaitu
Provinsi Jawa Barat (2.280 jiwa), Provinsi Jawa Tengah (1.766), Provinsi Nusa
Tenggara Timur (642), Provinsi Banten (538), dan Provinsi Jawa Timur (500).
Daerah penelitian meliputi Provinsi Jawa Barat karena berdasarkan data
estimasi jumlah kematian ibu perpropinsi di Indoesia tahun 2010, Propinsi Jawa
Barat menempati peringkat tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya.
1.2 Masalah
Bagaimana sebaran wilayah AKI Maternal di Provinsi Jawa Barat serta
faktor-faktor apa yang mempengaruhinya?
1.3 Hipotesis
Untuk dapat memperoleh pemecahan dari masalah diatas, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : bi = 0 , yang menyatakan tidak ada hubungan antara Aki Maternal dengan
aksessibilitas, indeks pendidikan, ekonomi, dan jumlah fasilitas
kesehatan.
Hi : bi ≠ 0 , yang menyatakan ada hubungan antara AKI Maternal dengan
aksessibilitas, indeks pendidikan, ekonomi, dan jumlah fasilitas
kesehatan.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
3
Universitas Indonesia
1.4 Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana sebaran wilayah AKI Maternal Provinsi Jawa
Barat serta mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi AKI Maternal.
1.5 Batasan Penelitian
1. Kematian Ibu adalah kematian seorang perempuan yang terjadi selama
kehamilan sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang
disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan
kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan.
2. Maternal adalah wanita dalam masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
3. AKI Maternal didefinisikan sebagai banyaknya jumlah kematian ibu
yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat
terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh
kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena
kecelakaan pada tahun 2007 di jawa barat per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun tersebut.
4. Aksessibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat berdasarkan
kerapatan jaringan jalan. Kerapatan jaringan jalan adalah jumlah
panjang jalan /luas wilayah (km/km2).
5. Tingkat pendidikan Ibu adalah pendidikan akhir yang ditempuh oleh
Ibu, dengan kualifikasi tidak tamat SD, tamat SD – SLTP, tamat
SLTA, dan seterusnya dihitung dengan satuan indeks yang diperoleh
dengan perkalian proporsi tiap tingkat pendidikan dengan skala
nilainya.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
4
Universitas Indonesia
6. Jumlah penduduk miskin adalah banyaknya penduduk dengan kriteria
batas miskin yaitu rata-rata pengeluaran kebutuhan minimum makanan
< 2.100 kkal perkapita perhari (dirujuk dari BPS).
7. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan adalah banyaknya tempat yang
menyediakan layanan kesehatan secara medis bagi masyarakat.
Penelitian ini memilih rumah sakit dan puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
5
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mortalitas
WHO mendefinisikan mortalitas sebagai keadaan menghilangnya semua
tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup. Pada definisi tersebut, keadaan mati selalu didahului dengan
keadaan hidup. Faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan,
gisi dan kesehatan lingkungan, kepercayaan, nilai-nilai, dan kemiskinan
merupakan faktor individu dan keluarga, mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat (Oetomo, 1985).
2.2 Kematian Ibu Maternal
Kematian seorang perempuan yang terjadi selama kehamilan sampai
dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan
tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh
kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena
kecelakaan. (WHO, Depkes R.I, FKM-UI, 1999)
Angka Kematian Ibu (AKI) Maternal merupakan salah satu indikator
untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI Maternal juga merupakan
salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium
yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu maternal dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko
jumlah kematian ibu maternal. Data statistik telah menunjukkan penurunan
dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan
pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras
yang terus menerus.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
6
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Estimasi Jumlah Kematian Ibu Maternal Per Provinsi di
Indonesia Tahun 2010
Sumber: Hernawati (2010). Analisis Kematian Ibu di Indonesia tahun 2010
Pada Grafik 2.1 terdapat 5 provinsi dengan estimasi kematian ibu maternal
tertinggi, yaitu Provinsi Jawa Barat (2.280 jiwa), Provinsi Jawa Tengah (1.766),
Provinsi Nusa Tenggara Timur (642), Provinsi Banten (538), dan Provinsi Jawa
Timur (500). Secara nasional 50% kematian ibu maternal terdapat di 5 provinsi
tersebut. Dengan Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi tertinggi jumlah
kematian ibu maternalnya. Sedangkan pada Grafik 2.2 bisa kita lihat proporsi
kematian ibu maternal dari 5 provinsi dengan estimasi kematian ibu maternal
tertinggi tersebut, yaitu Provinsi Jawa Barat (19,8%), Provinsi Jawa Tengah
(15,3%), Provinsi Nusa Tenggara Timur (5,6%), Provinsi Banten (4,7%), dan
Provinsi Jawa Timur (4,3%).
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
7
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Proposri Kematian Ibu Maternal Menurut Provinsi di
Indonesia Tahun 2010
Sumber: Hernawati (2010). Analisis Kematian Ibu di Indonesia tahun 2010
2.3 Faktor-faktor Demografis yang Mempengaruhi Kematian Ibu Maternal
2.3.1 Aksessibilitas
Akssesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan
mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan 'mudah'
atau 'susahnya' lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi
(Black, 1981). Kenyamanan dan kemudahan disini berpengaruh terhadap
waktu tempuh yang dibutuhkan seorang ibu maternal dalam mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan yang memadai.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
8
Universitas Indonesia
Hasil temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Thaddeus dan Maine
(1994) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu
maternal adalah terlambatnya untuk memutuskan mencari pertolongan ke
fasilitas kesehatan, terlambat datang ke fasilitas kesehatan, dan terlambat
mendapatkan perawatan yang layak. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu
jarak ke fasilitas kesehatan dan biaya untuk mendapatkan pelayanan di
fasilitas kesehatan. Mereka menyebutkan bahwa aksesibilitas untuk mencapai
fasilitas kesehatan menjadi masalah utama. Sebagai contoh adalah wanita di
pedesaan yang mengalami keadaan gawat darurat karena onbstetrik dan butuh
pertolongan segera mungkin bisa menemukan fasilitas kesehatan terdekat.
Namun hanya untuk perawatan dasar, dan wanita tersebut tidak bisa mencapai
fasilitas kesehatan pusat dimana sumber daya dan pelayanannya lebih
memadai.
Kondisi geografis, persebaran penduduk dan sosial budaya merupakan
beberapa faktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap tenaga pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, dan tentunya disparitas antar daerah akan
berbeda satu sama lain (Mennegpp, 2012). JIka dilihat dari situasi dan kondisi
antara perkotaan dan perdesaan, tentunya aksessibilitas di perkotaan
cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. Hal ini mengacu pada
kenyataan tingginya tingkat pembangunan di perkotaan bila dibandingkan
dengan perdesaan.
2.3.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan pada masyarakat suatu wilayah sangat
mempengaruhi setiap respon yang mereka berikan terhadap setiap kejadian
yang terjadi. Masyarakat dengan pendidikan yang tinggi cenderung akan
memberikan respon yang rasional dibandingkan dengan masyarakat dengan
tingkat pendidikan yang rendah.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
9
Universitas Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, pembuatan cara mendidik. Kemahiran menyerap pengetahuan akan
meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang dan
kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap
pengetahuan yang diserapnya.
Menurut Depkes RI (2011), Tingkat Pendidikan merupakan faktor
pengaruh yang kuat terhadap kematian ibu maternal. Pendidikan pada
hahekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan luar sekolah seumur hidup sehingga makin matang
dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problem termasuk problem
kesehatan dalam rangka menekan risiko kematian. Pendidikan dalam keluarga
dan lingkungan sekitar sangat erat kaitannya dengan reaksi serta pembuatan
keputusan rumah tangga terhadap penyakit. Ini terlihat bahwa kematian ibu
maternal yang rendah dijumpai pada golongan wanita yang mempunyai
pendidikan yang tinggi.
Pada masyarakat dengan pendidikan dan sosial ekonomi rendah, perilaku
upaya pemeliharaan kesehatan biasanya merupakan kebutuhan yang terakhir
(Notoatmodjo dalam Noorkasiani, 2009). Perbedaan pendidikan kota dan desa
memang secara umum berkisar pada masalah sarana dan prasaran sekolah.
Sebagaimana diketahui, hal itu menjadi salah satu hal penting kenapa sekolah
di kota lebih maju daripada di desa. Sarana dan prasarana yang menunjang
untuk kegiatan belajar mengajar sangat membantu peserta didik daripada yang
sarana dan prasarananya tidak menunjang (Baskoro dan Hidayat, 2012).
Hal lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran untuk
memberdayakan pendidikan di desa oleh masyarakat. Ciri desa dengan pola
yang kurang dinamis terhadap perkembangan merupakan salah satu hal yang
menyebabkan mengapa pendidikan di desa lambat berkembang. Padahal,
lingkungan desa yang didiami masyarakat sebetulnya menyimpan potensi
yang memberi dampak positif jika masyarakat desa itu sendiri mampu
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
10
Universitas Indonesia
mengembangkan/mengolahnya. Keadaan ini bisa timbul jika masyarakat desa
mempunyai tingkat kesadaran akan daya dan upaya yang dimilikinya (Baskoro
dan Hidayat, 2012).
2.3.3 Jumlah Penduduk Miskin
Menurut Louden (2000) di dalam jurnal yang berjudul Maternal
Mortality in the past and it’s relevance to developing countries today
menyebutkan bahwa kemiskinan dan status gizi yang kurang baik
berhubungan dengan kematian ibu maternal. Jurnal di atas menunjukkan
bahwa terdapat korelasi antara kemiskinan dengan Angka Kematian Ibu
Maternal. Kemiskinan menyebabkan suatu keluarga menjadi cenderung sulit
untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Hal ini diperkuat dengan data yang
didapat dari jurnal berjudul Maternal mortality: who, when, where, and why
oleh Ronsmans dan Wendy (2006). Lihat Gambar 2.1
Gambar 2.3 Grafik Rasio Angka Kematian Ibu Melahirkan Terhadap
Kemiskinan
Sumber: Ronsmans dan Wendy (2006)
Sangat Miskin Miskin Menengah Kaya Sangat Kaya
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Menurut data Susenas panel maret 2010 yang diolah oleh BPS,
menggambarkan bahwa persentase penduduk miskin di perkotaan lebih kecil
dibandingkan dengan perdesaan. Persentase penduduk di perkotaan sebesar
9,87 % sedangkan untuk perdesaan sebesar 16,56%. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa penduduk miskin di daerah perdesaan hampir dua kali
lipat persentasenya dibanding penduduk perkotaan.
2.3.4 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Yuanita (1992) berpendapat bahwa jumlah pelayanan kesehatan
berpengaruh terhadap angka kematian ibu maternal. Fasilitas kesehatan berupa
sarana dan tenaga di daerah kota lebih banyak tersedia daripada di desa
(Surjadi, Habsah, Cunha, 2007). Jumlah pelayanan kesehatan yang memadai
memungkinkan para ibu maternal untuk lebih maksimal dalam mendapatkan
perawatan dan pertolongan selama masa hamil dan melahirkan.
Sebanyak 121 ibu maternal di desa-desa di Maharashtra, India
meninggal. Faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu maternal tersebut
adalah kombinasi dari jauhnya jarak fasilitas kesehatan dan jumlah fasilitas
keseahatan serta terlambat mencari pertolongan (Ganatra, Coyaji, dan Rao,
1998)
Faktor lain yang dibutuhkan selain jumlah fasilitas kesehatan yang
memadai adalah aksessibilitas yang memadai sehingga masyarakat mampu
menjangkau tempat-tempat fasilitas kesehatan dengan lebih mudah. Dengan
demikian, pelayanan fasilitas kesehatan di perkotaan akan lebih maksimal
dibandingkan dengan perdesaan karena aksessibilitasnya yang lebih tinggi.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
12
Universitas Indonesia
2.4 Spatial Approach
Yunus (2008) mengatakan bahwa pendekatan keruangan tidak lain
merupakan suatu metoda analisis yang menekankan analisisnya pada
eksistensi ruang (Space) sebagai wadah untuk mengakomodasikan kegiatan
manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer. Oleh karena obyek studi
Geografi adalah geospheric Phenomena, maka segala sesuatu yang terkait
dengan obyek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai matra. Antara lain (1)
pola (pattern); (2) struktur (structure); (3) proses (process); interaksi
(interaction); (5) organisasi dalam sistem keruangan (organization within the
spatial system); (6) asosiasi (association); (7) tendensi keruangan (tendency or
trends); (8) perbandingan komparasi (comparation); (9) sinergisme keruangan
(spatial energism). Dengan demikian, minimal ada 9 tema analisis dalam
spatial approach yang dikembangkan oleh disiplin Geografi, yaitu:
1. Spatial pattern analysis;
2. Spatial structure analysis;
3. Spatial process analysis;
4. Spatialinter-action analysis;
5. Spatial association analysis;
6. Spatial organization analysis;
7. Spatial tendency/trends analysis;
8. Spatial comparison analysis;
9. Spatial synergism analysis;
Penulis dalam penelitian ini menggunakan Spatial association analysis.
Spatial association analysis ini bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya
asosiasi keruangan antara berbagai penampakan dalam suatu ruang. Untuk
mengetahui ada tidaknya asosiasi keruangan antara variabel satu dengan
variabel lain dapat dilaksanakan dengan analisis yang mendasarkan pada
visualisasi data pada peta ataupun dapat dilaksanakan dengan analisis statistik
(Yunus, 2008).
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
13
Universitas Indonesia
2.5 Penelitian Terdahulu
Menurut Yuanita (1992) faktor-faktor yang mempengaruhi angka
kematian ibu maternal diantaranya adalah tingkat pendidikan dan aksesibilitas
untuk mencapai pelayanan kesehatan. Pendidikan seorang wanita
mempengaruhi usia kawin, wanita dengan tingkat pendidikan rendah
cenderung menikah di usia muda. Hal ini berdampak terhadap kematian
maternal. Hasil penelitian di 12 rumah sakit menunjukkan 53% dari ibu-ibu
yang meninggal berpendidikan 0 sampai dengan 6 tahun.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu
maternal yang berhubungan dengan aksesibilitas dan jumlah pelayanan
kesehatan. Faktor-faktor tersebut adalah kesukaran menjangkau fasilitas
kesehatan karena jarak yang jauh, transport yang susah serta mahal. kurangnya
peralatan dan tenaga untuk menanggulangi risiko kehamilan, dan belum
memadainya jumlah fasilitas kesehatan (Yuanita, 1992).
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
14
Universitas Indonesia
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
3.1.1 Alur Pikir Penelitian
Gambar 3.1 Alur Pikir Peneltian
Wilayah Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat
Variabel yang mempengaruhi Angka Kematian Ibu Maternal seperti :
- Aksessibilitas
- Indeks Pendidikan
- Jumlah Penduduk Miskin
- Jumlah Fasilitas Pelayanan
Angka Kematian Ibu Maternal
Kota Kabupaten
Kematian Ibu Maternal
Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
15
Universitas Indonesia
Lihat Gambar 3.1. Pada penelitian ini, kota dan kabupaten tidak
dibandingkan secara langsung. Hal ini dikarenakan sifat dari kota dan
kabupaten yang jelas berbeda. Untuk itu maka penelitian melakukan
perbandingan antara kota dengan kota dan kabupaten dengan kabupaten.
Kemudian melakukan uji korelasi menggunakan uji statistik Pearson
Product Moment untuk melihat hubungan korelasi antara Angka kematian
Ibu Maternal di kota dengan variabel yang dimaksud.
3.1.2 Daerah Penelitian
Daerah penelitian meliputi Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas 16
kabupaten dan 9 Kota. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan administrasi pada tiap kota dan kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Barat.
3.1.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel
yang mempengaruhi kematian ibu maternal. Variabel yang digunakan
yaitu angka kematian ibu maternal, aksessibilitas, indeks pendidikan,
ekonomi, dan jumlah fasilitas kesehatan.
3.1.4 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain :
Data Kematian Ibu Maternal, diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
16
Universitas Indonesia
Data Kelahiran Hidup, diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat
Data Aksessibilitas, diperoleh dari BPS
Data Penggunaan Tanah, diperoleh dari BAKOSURTANAL
Skala 1 : 250.000 Tahun 2006
Data Tingkat Pendidikan, diperoleh dari Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat
Data Jumlah Penduduk Miskin, diperoleh dari BPS
Data Jumlah Fasilitas Kesehatan, diperoleh dari Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat
3.1.5 Pengolahan Data
Menghitung nilai AKI Maternal dengan rumus:
Menentukan tingkat kematian ibu maternal dengan cara
mengklasifikasikan menjadi tiga kelas tinggi, sedang, rendah.
Menentukan aksessibilitas dengan cara menghitung kerapatan jaringan
jalan per kabupaten dan kota yang sebelumnya dihitung dengan rumus:
= 100.000
Jumlah Kematian Ibu Maternal AKI Maternal
Jumlah Kelahiran Hidup x
Panjang Jaringan Jalan
Aksessibilitas Luas Wilayah
=
=
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
17
Universitas Indonesia
Data-Data Variabel yang mempengaruhi Angka Kematian Ibu
Maternal yang diperoleh kemudian disusun, diklasifikasikan untuk
kebutuhan pembuatan peta dengan menggunakan klasifikasi
berdasarkan distribusi data. Klasifikasinya dibagi menjadi tinggi,
sedang, dan rendah.
K = 3, dimana K = Jumlah Kelas.
Besar Interval Kelas
Jarak = nilai tertinggi – nilai terendah
Membuat data tingkat pendidikan, karena tingkat pendidikan
merupakan data yang berskala ordinal memiliki peringkat atau urutan
dari tamat SD hingga tamat SLTA ke atas, sehingga perlu digunakan
metode composite index untuk membedakan antar kota dan kabupaten
yaitu dengan mentransformasikan data yang sebelumnya memiliki
skala ordinal menjadi skala interval dengan memberikan nilai suatu
data dengan asumsi tertentu. (Sudjana, 2005).
Dengan asumsi semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin
rendah angka kematian ibu, maka untuk tiap pendidikan diberi nilai
sebagai berikut :
Tingkat pendidikan tidak tamat SD diberi nilai 1
Tingkat pendidikan tamat SD-SLTP diberi nilai 2
Tingkat pendidikan tamat SLTA keatas diberi nilai 3
Jarak I
= K
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
18
Universitas Indonesia
Selanjutnya nilai dari masing-masing tingkat pendidikan dikalikan
dengan proporsi masing-masing tingkat pendidikan pada suatu kota
dan kabupaten. Hasil dari masing-masing kelurahan ini dijumlahkan
sehingga tiap kota dan kabupaten akan mendapatkan indeks nilai
tingkat pendidikan.
Rumus menurut Sudjana (2005)
1 2 31 2 3tp tp tpI x s x s x s
p p p = + +
Dimana I = indeks nilai tingkat pendidikan
Tp 1 = Jumlah yang tidak tamat SD
Tp 2 = Jumlah yang tamat SD – SLTP
Tp 3 = Jumlah yang tamat SLTA ke atas
P = tp1 + tp2 + tp3
S1 = nilai untuk tidak tamat SD
S2 = nilai untuk tamat SD – SLTP
S3 = nilai untuk tamat SLTA ke atas
Selanjutnya hasil perhitungan dari nilai indeks pendidikan
diklasifikasikan berdasarkan distribusi data dengan klasifikasi tinggi,
sedang, dan rendah.
Membuat peta-peta pendukung analisis seperti peta sebaran fasilitas
kesehatan, peta indeks pendidikan, peta jumlah keluarga miskin
dengan menggunakan software Arc.view GIS 3.3
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
19
Universitas Indonesia
Melakukan Uji statistik menggunakan SPSS 17 dengan metode
pearson product moment untuk mengetahui faktor apa yang
mempengaruhi tingkat kematian ibu.
3.1.6 Analisis Data
Dari data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis dengan cara :
1. Analisis Spasial (Keruangan) yaitu dengan cara membandingkan peta
angka kematian ibu dengan peta aksessibilitas, indeks pendidikan,
ekonomi, dan jumlah fasilitas kesehatan.
2. Analisis Statistik dengan menggunakan metode pearson product
moment untuk mengetahui hubungan antara tingkat kematian ibu
dengan variabel yang mempengaruhi tingkat kematian ibu seperti
aksessibilitas, indeks pendidikan, ekonomi, dan jumlah fasilitas
kesehatan.
Rumusnya adalah :
2 2.
xyr
x y =
∑
∑ ∑ (Hasan, 2005)
Keterangan :
r = koefisien korelasi
x = deviasi rata-rata variabel X
= X X−
y = deviasi rata-rata variabel Y
= Y Y−
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
20
Universitas Indonesia
BAB IV
GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
4.1 Letak dan Luas
Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 3.584.644,92 hektar. Daratan
Jawa Barat dibedakan atas wilayah pegunungan curam (9,5% dari total luas
wilayah Jawa Barat) terletak di bagian Selatan dengan ketinggian lebih dari
1.500 m di atas permukaan laut (dpl); wilayah lereng bukit yang landai
(36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian 10-1.500 m dpl; dan
wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0-10
m dpl (RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013).
Pada tahun 2006, secara administratif Provinsi Jawa Barat terdiri dari 25
kabupaten/kota, yang terbagi dalam 16 kabupaten dan 9 kota, yaitu:
Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, serta Kota Bogor, Kota
Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota
Cimahi, Kota Tasikmalaya dan Kota Banjar (lihat Peta 4.1).
Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5˚58’ - 7˚59’
Lintang Selatan dan 107˚00’ - 108˚1’ Bujur Timur, dengan batas-batas
wilayah:
- Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta
- Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah
- Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia
- Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Banten
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
21
Universitas Indonesia
Peta 4.1 Administrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
22
Universitas Indonesia
4.2 Penggunaan Tanah
Penggunaan Tanah di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2006 dibagi
menjadi 5 wilayah yaitu Hutan (993.324,295 Ha), Lahan Terbangun
(180.0207,457 Ha), Sawah (869.288,371 Ha), Waduk (17.859,469 Ha) dan
Lain-lain (27.714,872 Ha). Sebagian besar didominasi oleh lahan
terbangun yang tersebar di seluruh bagian Provinsi Jawa Barat.
Gambar 4.1 Prosentase Jenis Penggunaan Tanah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
23
Universitas Indonesia
Peta 4.2 Penggunaan Tanah Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
24
Universitas Indonesia
4.3 Penduduk
4.3.1 Jumlah dan Kepadatan
Penduduk Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya mengalami penambahan
jumlah penduduk yang cukup signifikan (lihat Gambar 4.2). Berdasarkan data
BPS Tahun 2009, jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebesar 43.021.826
jiwa. Bila dibandingkan dengan data BPS Tahun 2004, jumlah penduduk
sebesar 38.472.185 jiwa, maka penduduk Provinsi Jawa Barat bertambah
sekitar 4,5 juta jiwa. Sementara itu hasil Sensus Penduduk Tahun 2006
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat mencapai
40.737.594 jiwa. Dimana jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Bogor
sebesar 4.216.186 jiwa dan Terendah di Kota Banjar sebesar 177.118 jiwa.
Gambar 4.2 Grafik Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 – 2009 Sumber: BPS (telah diolah kembali)
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa setiap tahunnya Provinsi Jawa Barat
mengalami peningkatan kepadatan penduduk. Berdasarkan hasil Sensus
Penduduk Tahun 2009, kepadatan penduduk Provinsi Jawa Barat sebesar
1.469 jiwa/Km2. Bila dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk Tahun
2004, kepadatan penduduk sebesar 1.314 jiwa/Km2, maka kepadatan
penduduk Provinsi Jawa Barat bertambah sekitar 155 jiwa/Km2. Kepadatan
38.47
39.96
40.74
41.48
42.19
43.02
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Dal
am J
uta
Jiw
a
Tahun
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
25
Universitas Indonesia
penduduk Provinsi Jawa barat Tahun 2006 sendiri sebesar 1.391 jiwa/Km2.
Dimana kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten Majalengka sebesar
17.440 jiwa/Km2 dan Terendah di Kabupaten Sukabumi sebesar 709 jiwa/Km2
(lihat Gambar 4.3).
Gambar 4.3 Grafik Kepadatan Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 – 2009 Sumber: BPS (telah diolah kembali)
4.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006 lebih di dominasi
oleh gender laki-laki ketimbang gender perempuan. Hal ini bisa dilihat dari
jumlah penduduk gender laki-laki sebesar 20.579.308 jiwa lebih besar 421.022
jiwa dari gender perempuan yang jumlahnya sebesar 20.158.286. jika dilihat
dari tahun 2004 hingga 2009 (lihat Gambar 4.4), gender laki-laki selalu
mendominasi dibandingkan dengan gender perempuan. Gambar 4.5
menunjukkan bahwa pada tahun 2006 Provinsi Jawa Barat didominasi oleh
usia 0 – 39 tahun. Dari Gambar 4.4 juga bisa diketahui bahwa masih tingginya
angka kelahiran dan angka kematian.
1.314
1.378
1.391
1.416
1.441
1.469
2004 2005 2006 2007 2008 2009
J
iwa
Tahun
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
26
Universitas Indonesia
Gambar 4.4 Grafik Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Provinsi Jawa Barat Tahun 2004 – 2009 Sumber: BPS (telah diolah kembali)
Gambar 4.5 Grafik Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Umur
Dan Jenis Kelamin Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber: BPS (telah diolah kembali)
2004 2005 2006 2007 2008 2009
19.02
19.45
19.77
20.19
20.16
20.58
20.56
20.92
20.93
21.26
21.15
21.88
Dal
am Ju
ta Ji
wa
Tahun
Dal
am R
ibu
Jiwa
3709.87
3887.75
3676.37
3555.94
2896.53
1623.11
891
522.91
3882.73
3985.41 3460.64
549.5
830.8
1413.64
2416.64
3735.81
Kelompok Umur
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
27
Universitas Indonesia
4.3.3 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pendidikan akhir yang dominan bagi
penduduk di Provinsi Jawa Barat adalah Tamat SD/Sederajat. Dengan jumlah
total 16.516.207 jiwa, Penduduk Tamat SD jumlahnya hampir dua kali lipat
dari penduduk tidak sekolah yang berjumlah 8.606.204 jiwa.
Tabel 4.1 Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (telah diolah kembali)
4.3.4 Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan
Gambar 4.6 menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan di bidang
pertanian cukup dominan dengan jumlah total 4.072.068 jiwa. Sedangkan
lapangan pekerjaan yang paling sedikit adalah di bidang listrik, air minum,
dan lainnya dengan jumlah total 72.599 jiwa.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Gambar 4.6 Grafik Komposisi Jumlah Penduduk Menurut
Lapangan Pekerjaan di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber: BPS (telah diolah kembali)
Listrik, Air M
inum, dan
lainnya
Pertambangan
Bank dan Lembaga
Keuangan lainnya
Bangunan
Angkutan
Jasa
Industri
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran
Pertanian
D
alam
Rib
u Ji
wa
72,6
107,655
290,89
859,66
1.301,91 2.101,78
2.682,78
3.952,33
4.072,07
Lapangan Pekerjaan
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
29
Universitas Indonesia
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Angka Kematian Ibu Maternal di Kota dan Kabupaten
Angka Kematian Ibu Maternal Melahirkan tertinggi di kota terdapat
pada Kota Sukabumi (115 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup),
sedangkan Angka Kematian Ibu Maternal tertinggi di kabupaten terdapat
pada Kabupaten Indramayu (161 Ibu yang mati per 100.000 kelahiran
hidup). Angka Kematian Ibu Maternal terendah di kota terdapat pada Kota
Bandung (26 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup), sedangkan
Angka Kematian Ibu Maternal terendah di kabupaten terdapat pada
Kabupaten Sumedang (44 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup)
(lihat Tabel 5.1).
Angka Kematian Ibu Maternal berdasarkan batas administrasi di kota
dan kabupaten tahun 2006 diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu
rendah (< 71 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup), sedang (71 –
116 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup), dan tinggi (> 116 ibu
yang mati per 100.000 kelahiran hidup).
Angka Kematian Ibu Maternal Melahirkan tertinggi di kota terdapat
pada Kota Sukabumi (115 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup),
sedangkan Angka Kematian Ibu Maternal tertinggi di kabupaten terdapat
pada Kabupaten Indramayu (161 Ibu yang mati per 100.000 kelahiran
hidup). Angka Kematian Ibu Maternal terendah di kota terdapat pada Kota
Bandung (26 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup), sedangkan
Angka Kematian Ibu Maternal terendah di kabupaten terdapat pada
Kabupaten Sumedang (44 ibu yang mati per 100.000 kelahiran hidup).
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
30
Universitas Indonesia
Tabel 5.1 AKI Maternal Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota Jumlah Kelahiran
Hidup (Jiwa) Jumlah Ibu
Meninggal (Jiwa) AKI
Maternal 1 Kab. Bogor 107.622 65 60 2 Kab. Sukabumi 60.255 44 73 3 Kab. Cianjur 47.619 75 158 4 Kab. Bandung 63.292 53 84 5 Kab. Garut 49.018 34 69 6 Kab. Tasikmalaya 32.747 29 89 7 Kab. Ciamis 27.373 33 121 8 Kab. Kuningan 22.294 24 108 9 Kab. Cirebon 42.185 62 147
10 Kab. Majalengka 22.411 28 125 11 Kab. Sumedang 18.335 8 44 12 Kab. Indramayu 31.711 51 161 13 Kab. Subang 28.440 18 63 14 Kab. Purwakata 17.867 22 123 15 Kab. Karawang 49.232 29 59 16 Kab. Bekasi 44.469 26 58 17 Kota Bogor 20.395 14 69 18 Kota Sukabumi 6.942 8 115 19 Kota Bandung 30.591 8 26 20 Kota Cirebon 5.167 3 58 21 Kota Bekasi 38.268 24 63 22 Kota Depok 26.118 17 65 23 Kota Cimahi 9.652 10 104 24 Kota Tasikmalaya 12.953 10 77 25 Kota Banjar 3.382 2 59
Total 818.338 697 2.178
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Tabel 5.2 Angka Kematian Ibu Maternal Berdasarkan Administrasi kota
dan kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No. Administrasi Angka Kematian Ibu
Maternal Total Rendah Sedang Tinggi
1 Kota 67% 33% 0% 100 %
2 Kabupaten 37.5% 25% 37.5% 100 %
Sumber : Pengolahan Data, 2012
Tabel 5.2 dan Peta 5.1 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat di
dominasi oleh AKI Maternal rendah. Di kota, terkonsentrasi di bagian
barat laut berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
Klasifikasi rendah ini terdapat pada 6 kota (67%) dari 9 kota, yaitu Kota
Bandung, Kota Cirebon, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota
Bogor. Kabupaten dengan AKI Maternal klasifikasi rendah terkonsentrasi
di bagian barat laut dan tengah. Berbatasan langsung dengan Provinsi DKI
Jakarta, Banten, dan Laut Jawa. Klasifikasi rendah ini terdapat pada 6
kabupaten (37.5%) dari total 16 kabupaten yaitu Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Subang, dan Kabupaten Garut.
Kota yang termasuk dalam klasifikasi AKI Maternal sedang
terkonsentrasi di bagian timur laut dan berbatasan langsung dengan Laut
Jawa. Berjumlah 3 kota (33%) dari 9 kota yaitu Kota Tasikmalaya, Kota
Cimahi, dan Kota Sukabumi. AKI Maternal sedang pada kabupaten
tersebar merata di bagian barat daya, tengah, tenggara, dan ujung paling
barat. semuanya berjumlah 4 kabupaten (25%) dari 16 kabupaten, yaitu
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, dan
Kabupaten Kuningan.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
32
Universitas Indonesia
Peta 5.1 Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
33
Universitas Indonesia
AKI Maternal tinggi tidak terdapat di kota sedangkan pada
kabupaten terdapat 6 kabupaten (37,5%) dari 16 kabupaten, yaitu
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Indramayu. AKI
Maternal Tinggi ini banyak terkonsentrasi di bagian timur yang berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
5.1.2 Aksessibilitas
Provinsi Jawa Barat memiliki total jaringan jalan sepanjang
19.190,35 km pada tahun 2006. Kabupaten Bandung memiliki jaringan
jalan terpanjang di Provinsi Jawa Barat yakni 3.266,9 km. Panjang
jaringan jalan dari kabupaten ini sangat kontras sekali selisihnya jika
dibandingkan dengan jaringan jalan Kota Cimahi yang memiliki jaringan
jalan terpendek di Provinsi Jawa Barat sepanjang 99,48 km. Provinsi Jawa
Barat memiliki rata-rata aksessibilitas jalan sebesar 1,69 km/km2 (lihat
tabel 5.3).
Aksessibilitas menurut Kota dan Kabupaten Provinsi Jawa Barat
dibagi menjadi 3 wilayah:
o Wilayah dengan aksessibilitas rendah (< 2,4 km/km2), meliputi 2 kota
dan 16 kabupaten dari seluruh Kota dan Kabupaten Provinsi Jawa
Barat. Yaitu Kota Banjar, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bekasi.
o Wilayah dengan Aksessibilitas sedang (2,4 - 4,5 km/km2), meliputi 4
kota dari seluruh kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat. Yaitu Kota
Cirebon, Kota Cimahi, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
34
Universitas Indonesia
o Wilayah dengan Aksessibilitas tinggi (> 4,5 km/km2), meliputi 3 Kota
dari seluruh kota dan kabupaten Provinsi Jawa Barat. Yaitu Kota
Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Bandung.
Tabel 5.3 Kerapatan Jaringan Jalan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota
Panjang Jaringan
Jalan (km)
Luas Wilayah Per Kabupaten
(km2)
Kerapatan Jaringan
Jalan 1 Kab. Bogor 1.352,25 2.237,09 0,60 2 Kab. Sukabumi 815,05 3.160,51 0,26 3 Kab. Cianjur 831,71 2.977,44 0,28 4 Kab. Bandung 3266,9 2.284,61 1,43 5 Kab. Garut 609,9 2.179,51 0,28 6 Kab. Tasikmalaya 1.064,79 2.301,78 0,46 7 Kab. Ciamis 752,7 2.262,97 0,33 8 Kab. Kuningan 414,1 816,18 0,51 9 Kab. Cirebon 641,16 958,27 0,67
10 Kab. Majalengka 693,1 1.068,69 0,65 11 Kab. Sumedang 705,3 1.062,88 0,66 12 Kab. Indramayu 742,89 1.636,51 0,45 13 Kab. Subang 922,35 1.855,01 0,50 14 Kab. Purwakata 550,69 757,57 0,73 15 Kab. Karawang 861,73 1.533,86 0,56 16 Kab. Bekasi 657,39 1.065,35 0,62 17 Kota Bogor 719,97 108,98 6,61 18 Kota Sukabumi 142,53 49,81 2,86 19 Kota Bandung 1.122,71 167,91 6,69 20 Kota Cirebon 139,31 36,97 3,77 21 Kota Bekasi 978 209,55 4,67 22 Kota Depok 503,3 212,24 2,37 23 Kota Cimahi 99,48 40,23 2,47 24 Kota Tasikmalaya 454,11 177,79 2,55 25 Kota Banjar 148,93 114,31 1,30
Total 19.190,35 29.276,02 42,28
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Gambar 5.1 Grafik Aksessibilitas Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber: Peta RBI Bakosurtanal Skala 1:250.000 (telah diolah kembali)
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa 72% wilayah Provinsi Jawa Barat
memiliki aksessibilitas yang rendah. Aksessibilitas sedang mencapai 16%
dan aksessibilitas rendah 12%.
5.1.3 Indeks Pendidikan
Penduduk Provinsi Jawa Barat memiliki indeks pendidikan yang
cukup bervariasi. Pada tahun 2006, indeks pendidikan tertinggi di Provinsi
Jawa Barat terdapat di Kota Bandung dengan nilai 2,19. Adapun indeks
pendidikan terendah terdapat di Kabupaten Bogor dengan nilai 1,82 (lihat
Tabel 5.4).
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Tabel 5.4 Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota Lulus SMU
Lulus SMP
Lulus SD
Tidak Lulus SD
Indeks Pendidikan
1 Kab. Bogor 8.609 32.433 75.104 13.211 1,82 2 Kab. Sukabumi 4.431 15.293 37.384 3.223 1,95 3 Kab. Cianjur 436 14.467 34.923 2.838 1,97 4 Kab. Bandung 12.694 39.758 75.624 10.428 1,94 5 Kab. Garut 7.203 19.194 4.271 332 2,00 6 Kab. Tasikmalaya 2.673 11.255 29.686 2.043 1,97 7 Kab. Ciamis 3.933 1.313 25.776 1.961 1,99 8 Kab. Kuningan 3.937 10.534 17.246 929 2,06 9 Kab. Cirebon 5.308 1.862 37.991 8.818 1,82
10 Kab. Majalengka 3.455 10.452 20.528 1.743 1,99 11 Kab. Sumedang 2.923 12.464 19.405 832 2,03 12 Kab. Indramayu 4.403 14.827 29.103 5.346 1,87 13 Kab. Subang 4.923 1.438 23.559 2.367 1,99 14 Kab. Purwakata 2.858 8.161 14.491 2.245 1,93 15 Kab. Karawang 6.214 19.999 29.663 2.987 1,99 16 Kab. Bekasi 6.448 20.285 35.116 1.578 2,04 17 Kota Bogor 7.551 12.428 14.447 1.858 2,09 18 Kota Sukabumi 258 3.961 4.808 476 2,13 19 Kota Bandung 21.199 31.186 36.706 1.636 2,19 20 Kota Cirebon 3.495 5.197 552 778 2,11 21 Kota Bekasi 9.766 21.845 31.496 2.499 2,07 22 Kota Depok 4.437 11.688 18.384 2.837 1,97 23 Kota Cimahi 3.386 5.764 7.894 627 2,11 24 Kota Tasikmalaya 375 626 9.985 482 2,13 25 Kota Banjar 519 1.99 2.764 298 1,98
Total 141.055 375.571 680.313 7.536 50,14
Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
37
Universitas Indonesia
Indeks Pendidikan menurut kota dan kabupaten provinsi Jawa Barat
dibagi dalam 3 wilayah:
o Wilayah dengan indeks pendidikan rendah (< 1,9) meliputi 3
kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat
yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten
Indramayu.
o Wilayah dengan Indeks Pendidikan sedang (1,9 – 2), meliputi 3 kota
dan 10 Kabupaten dan seluruh kota dan kabupaten di Provinsi jawa
Barat yaitu Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten
Subang.
o Wilayah dengan indeks pendidikan tinggi (> 2), meliputi 6 Kota dan 3
Kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat
yaitu Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota
Tasikmalaya, Kota Sukabumi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Kuningan, dan Kabupaten Sumedang.
Gambar 5.2 Grafik Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun
2006 Sumber: Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, BPS (telah diolah kembali)
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
38
Universitas Indonesia
Gambar 5.2 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat didominasi
oleh wilayah dengan indeks pendidikan sedang dengan persentase
mencapai 52%. Indeks pendidikan tinggi mencapai 36% dan indeks
pendidikan rendah 12%.
5.1.4 Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi dengan jumlah penduduk
miskin tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2006, persentase terbesar jumlah
penduduk miskin dibanding jumlah penduduk terdapat di Kabupaten
Subang dengan persentase 10,24%. Adapun persentase terkecil jumlah
penduduk miskin dibanding jumlah penduduk terdapat di Kota Bekasi
dengan jumlah persentase 1,87% (lihat Tabel 5.5).
Proporsi keluarga miskin menurut kota dan kabupaten Provinsi Jawa
Barat dibagi dalam 3 wilayah:
o Wilayah dengan jumlah penduduk miskin rendah (< 100.000 jiwa),
meliputi 9 kota dan 3 kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di
Provinsi Jawa Barat. Yaitu Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Bekasi,
Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Depok, Kota
Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Purwakarta, dan Kabupaten Sumedang.
o Wilayah dengan jumlah penduduk miskin sedang (100.000 – 180.000
jiwa), Meliputi 6 kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di
Provinsi Jawa Barat. Yaitu Kabupaten Ciamis, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang,
dan Kabupaten Tasikmalaya.
o Wilayah dengan jumlah penduduk miskin tinggi (> 180.000 jiwa),
Meliputi 7 kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di Provinsi
Jawa Barat. Yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang,
dan Kabupaten Sukabumi.
Tabel 5.5 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
No Kabupaten/Kota jumlah penduduk miskin
1 Kab. Bogor 256.929 2 Kab. Sukabumi 228.395 3 Kab. Cianjur 196.166 4 Kab. Bandung 280.682 5 Kab. Garut 221.148 6 Kab. Tasikmalaya 142.098 7 Kab. Ciamis 118.705 8 Kab. Kuningan 84.446 9 Kab. Cirebon 203.137
10 Kab. Majalengka 115.339 11 Kab. Sumedang 82.719 12 Kab. Indramayu 169.701 13 Kab. Subang 147.554 14 Kab. Purwakata 58.461 15 Kab. Karawang 191.618 16 Kab. Bekasi 111.577 17 Kota Bogor 41.398 18 Kota Sukabumi 12.346 19 Kota Bandung 84.287 20 Kota Cirebon 15.024 21 Kota Bekasi 38.109 22 Kota Depok 32.085 23 Kota Cimahi 21.937 24 Kota Tasikmalaya 39.448 25 Kota Banjar 10.908
Total 2.904.217
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Gambar 5.3 Grafik Jumlah Keluarga Miskin Provinsi Jawa Barat
Tahun 2006 Sumber: Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, BPS (telah diolah kembali)
Gambar 5.3 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat didominasi
oleh wilayah dengan jumlah penduduk miskin rendah dengan persentase
mencapai 48%. Jumlah penduduk miskin sedang mencapai 24% dan
jumlah penduduk miskin tinggi sebesar 28%.
5.1.5 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Provinsi Jawa Barat memiliki Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sejumlah 1209 berdasarkan jumlah rumah sakit dan puskesmas. Jumlah
fasilitas kesehatan terbesar terdapat di Kabupaten Bogor dengan jumlah
110 fasilitas Kesehatan yang terdiri atas 101 Puskesmas dan 9 Rumah
Sakit. Jumlah Fasilitas Kesehatan terkecil terdapat di Kota Banjar yang
terdiri atas 7 Puskesmas dan 1 Rumah Sakit.
Penyebab dari besarnya perbedaan jumlah fasilitas kesehatan ini
dikarenakan perbedaan jumlah penduduk dan luas wilayah. Luas
Kabupaten Bogor 20 kali lebih besar dibandingkan dengan Kota Banjar.
Luas Kabupaten Bogor adalah sebesar 2.237,09 km2 sedangkan luas Kota
Banjar adalah sebesar 114,31 km2. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
41
Universitas Indonesia
penduduk Kabupaten Bogor juga jauh lebih besar, sekitar 36 kali
dibanding dengan jumlah penduduk Kota Banjar. Jumlah penduduk
Kabupaten Bogor adalah sebesar 4.216.186 jiwa sedangkan jumlah
penduduk Kota Banjar sebesar 117.118 jiwa (lihat Tabel 5.6). Dengan
demikian, jumlah fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk melayani
penduduk di Kabupaten Bogor pun menjadi jauh lebih besar daripada Kota
Banjar.
Tabel 5.6 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Sakit
Jumlah Puskesmas
Jumlah Fasilitas Kesehatan
Kab. Bogor 9 101 110 Kab. Sukabumi 4 57 61 Kab. Cianjur 3 42 45 Kab. Bandung 10 92 102 Kab. Garut 3 62 65 Kab. Tasikmalaya 0 40 40 Kab. Ciamis 4 51 55 Kab. Kuningan 6 35 41 Kab. Cirebon 8 53 61 Kab. Majalengka 3 29 32 Kab. Sumedang 2 32 34 Kab. Indramayu 7 50 57 Kab. Subang 4 39 43 Kab. Purwakata 4 19 23 Kab. Karawang 12 43 55 Kab. Bekasi 10 34 44 Kota Bogor 9 26 35 Kota Sukabumi 6 15 21 Kota Bandung 33 71 104 Kota Cirebon 10 21 31 Kota Bekasi 27 31 58 Kota Depok 14 27 41 Kota Cimahi 5 9 14 Kota Tasikmalaya 11 18 29 Kota Banjar 1 7 8 Total 205 1004 1209
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut kota dan kabupaten Provinsi
Jawa Barat dibagi dalam 3 wilayah
o Wilayah dengan jumlah fasilitas kesehatan rendah (< 40), Meliputi 6
Kota dan 3 Kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jawa
Barat. Yaitu Kota Banjar, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Cimahi, Kota
Sukabumi, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Purwakarta, dan Kabupaten Sumedang.
o Wilayah dengan Jumlah fasilitas kesehatan sedang (40 – 75), Meliputi 2
kota dan 11 kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jawa
Barat. Yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Tasikmalaya.
o Wilayah dengan Jumlah Fasilitas Tinggi (> 75), Meliputi 1 kota dan 2
kabupaten dari seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Yaitu
Kota Bandung, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bandung.
Gambar 5.4 Grafik Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber: Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, BPS (telah diolah kembali)
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Gambar 5.4 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat didominasi
oleh wilayah dengan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan sedang dengan
persentase mencapai 52%. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tinggi
mencapai 24% dan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan rendah sebesar
12%.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Aksessibilitas
a. Kota
Tabel 5.7 dan Peta 5.3 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah
didominasi oleh kota dengan aksessibilitas tinggi. Yang meliputi 3 kota
(33,33%) dari 9 kota, yaitu Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Bekasi.
Kota-kota tersebut terkonsentrasi di bagian barat laut dan berbatasan
langsung dengan bagian timur DKI Jakarta.
AKI Maternal rendah juga ditemukan pada kota dengan aksessibilitas
sedang, yaitu Kota Cirebon. Kota ini berada di bagian timur Provinsi Jawa
Barat.
AKI Maternal rendah tersebar di 2 kota dengan aksessibilitas rendah.
Tersebar di bagian ujung barat dan ujung timur. Yaitu kota Depok yang
berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Banjar yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa tengah.
AKI Maternal sedang hanya terdapat pada kota dengan aksessibilitas
sedang. Meliputi 3 kota (33,33%) dari 9 kota di Provinsi Jawa Barat yaitu
Kota Sukabumi, Kota Cimahi, dan Kota Tasikmalaya. Kota-kota ini
tersebar di bagian barat, tengah, dan timur Provinsi Jawa Barat.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Tabel 5.7 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan
Aksessibilitas di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Sumber : Pengolahan Data 2012
b. Kabupaten
Tabel 5.8 dan Peta 5.3 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah di
kabupaten beraksessibilitas rendah terkonsentrasi pada bagian barat laut
dan tengah. Meliputi 6 kabupaten (37,5%) dari 16 kabupaten. Yaitu
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, kabupaten
Garut, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Subang.
AKI Maternal Sedang yang terdapat pada kabupaten beraksessibilitas
rendah meliputi 4 kabupaten (25%) dari 16 kabupaten. yaitu Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten
Kuningan. Wilayah tersebut tersebar merata di bagian barat daya, tengah
tenggara, dan timur.
Aksessibilitas Angka Kematian Ibu Maternal
Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 22,23% 0% 0% 22,23%
Sedang 11,11% 33,33% 0% 44,44%
Tinggi 33,33% 0% 0% 33,33%
Jumlah 66,67% 33,33% 0% 100%
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Tabel 5.8 Persentase AKI Maternal dengan Aksessibilitas di Kabupaten
Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Sumber : Pengolahan Data 2012
AKI Maternal Tinggi hanya terdapat pada kota dengan aksessibilitas
rendah. Meliputi 6 kabupaten (37,5%) dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa
Barat. Yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten
Purwakarta. Wilayah tersebut tersebar mulai dari tengah hingga selatan
dan mengumpul di bagian timur laut hingga ke bagian tenggara Provinsi
Jawa Barat.
Gambar 5.5 Korelasi Aksessibilitas dengan Angka Kematian Ibu
Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber : Pengolahan Data 2012
Aksessibilitas Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 37,5% 25% 37,5% 100%
Sedang 0% 0% 0% 0%
Tinggi 0% 0% 0% 0%
Jumlah 37,5% 25% 37,5% 100%
Aksessibilitas
Angka Kematian Ibu Maternal
Aksessibilitas Pearson Correlation 1 -.411*
Sig. (2-tailed) .041
N 25 25
Angka Kematian Ibu
Maternal
Pearson Correlation -.411* 1
Sig. (2-tailed) .041
N 25 25
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Gambar 5.5 menunjukkan nilai r = -0,411 dan nilai P = 0,041.
Dimana jika r bernilai negatif maka kedua variabel bersifat berkebalikan
dan jika p < 0,05, bersifat saling berhubungan. Kesimpulan dari hasil
tersebut yaitu antara Aksessibilitas dan Angka Kematian Ibu Maternal di
kota dan kabupaten menunjukkan mempunyai hubungan dan berpola
negatif. Artinya semakin tinggi aksessibilitas maka Angka Kematian Ibu
Maternal akan semakin rendah.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Peta 5.2 Aksessibilitas Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
48
Universitas Indonesia
5.2.2 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Indeks Pendidikan
a. Kota
Peta 5.4 dan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah
paling banyak terdapat di kota yang memiliki indeks pendidikan tinggi.
Wilayah ini terkonsentrasi di bagian barat laut yang berbatasan langsung
dengan Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Laut Jawa. Meliputi 4 kota
(44,44%) dari 9 kota di Provinsi Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota
Bogor, Kota Cirebon, dan Kota Bekasi.
Tabel 5.9 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Indeks
Pendidikan di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Indeks Pendidikan Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 0% 0% 0% 0%
Sedang 22,22% 0% 0% 22,22%
Tinggi 44,45% 33,33% 0% 77,78%
Jumlah 66,67% 33,33% 0% 100%
Sumber : Pengolahan Data
AKI Maternal rendah di kota dengan indeks pendidikan sedang
meliputi 2 kota (22,22%) dari 9 kota yaitu Kota Banjar dan Kota Depok.
Wilayahnya tersebar di barat laut dan tenggara Provinsi Jawa Barat.
Dimana Kota Depok berbatasan langsung dengan bagian selatan dan timur
Provinsi DKI Jakarta.
AKI Maternal sedang hanya terdapat di kota dengan indeks
pendidikan tinggi. Wilayah ini tersebar di bagian barat daya, tengah dan
tenggara. Meliputi 3 kota (33,33%) dari 9 kota di Provinsi Jawa Barat,
yaitu Kota Sukabumi, Kota Cimahi, dan Kota Tasikmalaya.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
49
Universitas Indonesia
b. Kabupaten
Berdasarkan Peta 5.4 dan Tabel 5.10, AKI Maternal rendah paling
banyak terdapat di kota dengan indeks pendidikan sedang. Wilayah ini
terkonsentrasi di bagian utara yang berbatasan langsung dengan Laut
Jawa. Meliputi 3 kabupaten (18,75%) dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa
Barat: Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Garut.
Wilayahnya tersebar di bagian utara dan selatan Provinsi Jawa Barat.
Tabel 5.10 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Indeks
Pendidikan di Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Indeks Pendidikan Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 6,25% 0% 12,5% 18,75%
Sedang 18,75% 18,75% 25% 62,5%
Tinggi 12,5% 6,25% 0% 18,75%
Jumlah 37,5% 25% 37,5% 100%
Sumber: Pengolahan Data
AKI Maternal rendah di kabupaten dengan indeks pendidikan
rendah terletak di bagian barat. Berbatasan langsung dengan Provinsi
Banten. Wilayah ini meliputi 1 kabupaten (6,25%) dari 16 kabupaten di
Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
50
Universitas Indonesia
Peta 5.3 Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
51
Universitas Indonesia
AKI Maternal rendah di kota dengan indeks pendidikan tinggi
tersebar wilayahnya di barat laut dan tengah. Meliputi 2 kabupaten
(12,5%) dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa Barat: Kabupaten Sumedang
dan Kabupaten Bekasi. Wilayahnya tersebar di bagian barat laut dan
tengah Provinsi Jawa Barat. Dimana Kabupaten Bekasi berbatasan
langsung dengan Provinsi DKI Jakarta.
AKI Maternal sedang di kabupaten dengan indeks pendidikan sedang
yang meliputi 3 kabupaten (18,75%) dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa
Barat: Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten
Tasikmalaya. Wilayah ini tersebar di tengah, barat daya, dan tenggara
Provinsi Jawa Barat.
Selain itu AKI Maternal sedang juga terdapat di kota dengan indeks
pendidikan tinggi.Meliputi 1 kabupaten (6,25%) dari 16 kabupaten:
Kabupaten Kuningan. Wilayah ini terletak di bagian timur Provinsi Jawa
Barat, berbatasan lansung dengan Provinsi Jawa Tengah.
AKI Maternal tinggi di kabupaten dengan indeks pendidikan rendah.
Meliputi 2 kabupaten (12,5%) dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa Barat:
Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Wilayah ini terkonsentrasi
di bagian barat laut Provinsi Jawa Barat.
AKI Maternal tinggi di kabupaten Provinsi Jawa Barat hanya
terdapat di wilayah dengan indeks pendidikan sedang yang meliputi 4
kabupaten atau 25% dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa Barat: Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten
Majalengka. Wilayahnya tersebar di bagian tenggara, selatan, tengah, dan
barat Provinsi Jawa Barat.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Gambar 5.6 Korelasi Indeks Pendidikan dengan Angka Kematian Ibu
Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber : Pengolahan Data 2012
Gambar 5.6 menunjukkan bahwa nilai r = 0,413 dan nilai P = 0,04.
Dimana jika r bernilai negatif maka kedua variabel bersifat berkebalikan
dan jika p < 0,05, bersifat saling berhubungan. Kesimpulan dari hasil
tersebut yaitu antara Indeks Pendidikan dan Angka Kematian Ibu Maternal
di kota dan kabupaten menunjukkan mempunyai hubungan dan berpola
negatif. Artinya semakin tinggi Indeks Pendidikan maka Angka Kematian
Ibu Maternal akan semakin rendah.
5.2.3 AKI Maternal dengan Jumlah Penduduk Miskin
a. Kota
Tabel 5.11 dan Peta 5.5 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah
hanya terdapat di kota dengan jumlah penduduk miskin rendah.
Terkonsentrasi di bagian barat laut dan berbatasan langsung dengan
Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Meliputi 6 kota (66,67%) dari 9 kota di
Provinsi Jawa Barat: Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota
Cirebon, Kota Depok, dan Kota Banjar.
Indeks Pendidikan
Angka Kematian Ibu Maternal
Indeks Pendidikan Pearson Correlation 1 -.413*
Sig. (2-tailed) .040
N 25 25
Angka Kematian Ibu
Maternal
Pearson Correlation -.413* 1
Sig. (2-tailed) .040
N 25 25
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Tabel 5.11 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Penduduk miskin di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Jumlah Penduduk
Miskin Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 66,67% 33,33% 0% 100%
Sedang 0% 0% 0% 0%
Tinggi 0% 0% 0% 0%
Jumlah 66,67% 33,33% 0% 100%
Sumber : Pengolahan Data 2012
AKI Maternal sedang juga terdapat di kota dengan jumlah penduduk
miskin rendah. Wilayah ini terdapat di bagian barat daya dan pertengahan
Provinsi Jawa Barat. Meliputi 3 kota (33,33%) dari 9 kota di Provinsi Jawa
Barat: Kota Sukabumi, Kota Cimahi, dan Kota Tasikmalaya.
b. Kabupaten
Tabel 5.12 dan Peta 5.5 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah
paling banyak terdapat di kabupaten dengan jumlah penduduk miskin
tinggi. Wilayahnya tersebar di bagian utara, barat, dan bagian selatan.
Meliputi 3 kabupaten (18,75%) dari 16 kabupaten : Kabupaten Karawang
Kabupaten Garut, dan Kabupaten Bogor. Provinsi Jawa Barat.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Tabel 5.12 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Penduduk Miskin di Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Jumlah Penduduk
Miskin Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 6,25% 6,25% 6,25% 18,75%
Sedang 12,5% 6,25% 18,75% 37,5%
Tinggi 18,75% 12,5% 12,5% 43,75%
Jumlah 37,5% 25% 37,5% 100%
Sumber : Pengolahan Data 2012
AKI Maternal rendah juga terdapat di kabupaten dengan jumlah
penduduk miskin sedang. Wilayahnya tersebar di utara dan barat laut.
Meliputi 2 kabupaten (12,5%) dari 16 kabupaten: Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Subang.
AKI Maternal rendah di kabupaten dengan jumlah penduduk miskin
rendah hanya meliputi 1 kabupaten (6,25%) dari 16 kabupaten di Provinsi
Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang. Wilayahnya terletak di
pertengahan.
AKI Maternal Tinggi di kabupaten dengan jumlah penduduk miskin
rendah meliputi 1 kabupaten (6,25%) dari 16 kabupaten di Provinsi Jawa
Barat, yaitu Kabupaten Purwakarta. Wilayahnya terletak di bagian tengah
Provinsi Jawa Barat.
AKI Maternal Tinggi di kabupaten dengan jumlah penduduk miskin
sedang meliputi 3 kabupaten (18,75%) dari 16 kabupaten: Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Indramayu. Wilayah ini
terkonsentrasi di bagian timur laut, berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
AKI Maternal Tinggi di kabupaten dengan jumlah penduduk miskin
tinggi meliputi 2 (12,5%) dari 16 kabupaten: Kabupaten Cianjur dan
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Kabupaten Cirebon. Wilayahnya tersebar di bagian ujung selatan dan
ujung barat laut Provinsi Jawa Barat.
Gambar 5.7 Korelasi Jumlah Penduduk Miskin dengan Angka Kematian
Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber : Pengolahan Data 2012
Gambar 5.7 menunjukkan bahwa nilai r = 0,17 dan nilai P = 0,416.
Dimana jika r bernilai positif maka kedua variabel bersifat tidak
berkebalikan dan jika p > 0,05, bersifat tidak saling berhubungan.
Kesimpulan dari hasil tersebut yaitu antara Jumlah Penduduk miskin dan
Angka Kematian Ibu Maternal di kota dan kabupaten menunjukkan tidak
mempunyai hubungan.
Jumlah Penduduk Miskin
Angka Kematian Ibu Maternal
Jumlah Penduduk Miskin Pearson Correlation 1 .170
Sig. (2-tailed) .416
N 25 25
Angka Kematian Ibu Maternal Pearson Correlation .170 1
Sig. (2-tailed) .416
N 25 25
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Peta 5.4 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
57
Universitas Indonesia
5.2.4 Angka Kematian Ibu Maternal dengan Jumlah Fasilitas Kesehatan
a. Kota
Tabel 5.13 dan Peta 5.6 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah
paling banyak terdapat di kota dengan jumlah fasilitas kesehatan rendah.
Wilayah ini tersebar di bagian barat, timur laut, dan tenggara Provinsi
Jawa Barat. Meliputi 3 kota (33,33%) dari 9 kota: Kota Bogor, Kota
Cirebon, dan Kota Banjar.
AKI Maternal rendah juga terdapat di kota dengan jumlah fasilitas
kesehatan sedang. Wilayahnya terkonsentrasi di bagian barat laut
berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta. Meliputi 2 kota
(22,22%) dari 9 kota: kota Bekasi dan kota Depok.
Tabel 5.13 Persentase Dari Korelasi AKI Maternal dengan Jumlah
Fasilitas Kesehatan di Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Jumlah Fasilitas
Kesehatan Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 33,33% 33,33% 0% 66,67%
Sedang 22,22% 0% 0% 22,22%
Tinggi 11,11% 0% 0% 11,11%
Jumlah 66,67% 33,33% 0% 100%
Sumber : Pengolahan Data 2012
AKI Maternal rendah juga terdapat di kota dengan jumlah fasilitas
kesehatan tinggi. Meliputi 1 kota (11,11%) dari 9 kota, yaitu kota
Bandung. Wilayah ini terletak di pertengahan Provinsi Jawa Barat.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
58
Universitas Indonesia
b. Kabupaten
Tabel 5.14 dan Peta 5.6 menunjukkan bahwa AKI Maternal rendah
di kabupaten dengan jumlah fasilitas kesehatan rendah terkonsentrasi di
pertengahan Provinsi Jawa Barat. Meliputi 1 kabupaten (6,25%) dari 16
kabupaten di Provinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang.
Tabel 5.14 Persentase AKI Maternal dengan Jumlah Fasilitas
Kesehatan di Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Jumlah Fasilitas
Kesehatan Angka Kematian Ibu Maternal Jumlah Rendah Sedang Tinggi
Rendah 6,25% 0% 12,5% 18,75%
Sedang 25% 18,75% 25% 68,75%
Tinggi 6,25% 6,25% 0% 12,5%
Jumlah 37,5% 25% 37,5% 100%
Sumber : Pengolahan Data 2012
AKI Maternal rendah paling banyak terdapat di kabupaten dengan
jumlah fasilitas kesehatan sedang. Wilayah ini terkonsentrasi di bagian
barat laut Provinsi Jawa Barat. Meliputi 4 kabupaten (25%) dari 16
kabupaten, yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten
Subang, dan Kabupaten Garut.
AKI Maternal rendah di kabupaten dengan jumlah fasilitas kesehatan
tinggi. Wilayah ini terletak di bagian barat Provinsi Jawa Barat. Meliputi 1
kabupaten atau 6,25% dari 16 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor.
AKI Maternal tinggi di kabupaten dengan jumlah fasilitas kesehatan
rendah. Wilayah ini tersebar di bagian tengah dan timur Provinsi Jawa
Barat. Meliputi 2 kabupaten (12,5%) dari 16 kabupaten, yaitu Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Majalengka.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
59
Universitas Indonesia
AKI Maternal Tinggi di kabupaten dengan jumlah fasilitas kesehatan
sedang. Wilayah ini sebagian terkonsentrasi di bagian timur laut
berbatasan dengan Laut Jawa. Meliputi 4 kabupaten (25%) dari 16
kabupaten, yaitu Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, kabupaten
Cianjur, dan Kabupaten Indramayu.
Gambar 5.8 Korelasi Jumlah Fasilitas Pelayanan Ksesehatan dengan
Angka Kematian Ibu Maternal di Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 Sumber : Pengolahan Data 2012
Gambar 5.8 menunjukkan bahwa nilai r = -0,205 dan nilai P = 0,326.
Dimana jika r bernilai negatif maka kedua variabel bersifat berkebalikan
dan jika p > 0,05, bersifat tidak saling berhubungan. Kesimpulan dari hasil
tersebut yaitu antara Jumlah Fasilitas Kesehatan dan Angka Kematian Ibu
Maternal di kota dan kabupaten menunjukkan tidak mempunyai hubungan.
Jumlah fasilitas kesehatan
Angka Kematian Ibu Maternal
Jumlah fasilitas kesehatan Pearson Correlation 1 -.205
Sig. (2-tailed) .326
N 25 25
Angka Kematian Ibu Maternal Pearson Correlation -.205 1
Sig. (2-tailed) .326
N 25 25
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
60
Universitas Indonesia
Peta 5.5 Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2006
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
61
Universitas Indonesia
BAB VI
KESIMPULAN
AKI Maternal tinggi terletak di wilayah yang memiliki tingkat aksessibilitas
rendah dan wilayah yang memiliki indeks pendidikan rendah. Wilayah tersebut
terdapat dibagian selatan, di bagian timur laut, hingga ke bagian tenggara Provinsi
Jawa Barat. meliputi 6 kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, dan
Kabupaten Purwakarta. Tingkat aksessibilitas mempengaruhi waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai. Indeks
pendidikan mempengaruhi respon individu terhadap suatu hal. Semakin tinggi
pendidikan seorang individu maka semakin rasional mereka dalam mengambil
keputusan.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
62
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Angka Kematian Ibu. (2012, 6 Februari). Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak. www.menegpp.go.id/aplikasidata
Badan Pusat Statistik. Konsep Penduduk Miskin. Februari 5, 2012.
http://www.bps.go.id /aboutus.php?id_subyek=23&tabel=1&fl=2
Baskoro, Djajeng dan Hidayat. 2012. Membangun Desa Pendidikan Berbasis
Masyarakat. Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.
www.bpplsp-reg2.go.id. Di unduh tanggal 6 Maret 2012.
Black, Jhon. 1981. Urban Transport Planning. London: British library cataloguing
Data SDKI 2007. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Ganatra, B.R., K.J. Coyaji, dan V.N. Rao. 1998. Too Far, Too Little, Too Late: A
community-based case-control study of maternal mortality in rural west
Maharashtra, India. Bulletin of the World Health Organization. 76 (6):
591-598
Hasan, I. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif) Edisi Kedua,
Jakarta : Bumi Aksara
Hernawati, Ina. 2010. Analisis AKI Maternal di Indonesia tahun 2010.
Disampaikan pada Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu. Bandung, 6 April
2011
Jawa Barat Dalam Angka. 2007. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Louden, Irvine. 2000. “Maternal Mortality in the Past and it’s Relevance to
Developing Countries Today”. American Journal of Clinical Nutrition,
Vol 72, no.1. July 2000
Noorkasiani, dkk. 2009. Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Oetomo, Budi. 1985. Mortalitas: Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia.
Proyek Penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia,
Jakarta.
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2010. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006. 2008. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. 2011. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Refleksi Hari Ibu: Skenario Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu. (2011,
21 Desember). Depkes R.I. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/
archives/335
Ronsmans, Carine, and Wendy J Graham. 2006. “Maternal mortality: who, when,
where, and why”. The Lancet, Vol 358. 30 September 2006
RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. Pemprov Jabar
Sudjana. 2005. Metode Statistika, Bandung : Penerbit Tarsito
Surjadi, Habsjah, dan Cunha. 2007. Kader Kesehatan dan Pemuka Masyarakat di
Daerah Perkotaan. http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=13&id=3476.
Di unduh tanggal 6 Maret 2012.
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta : Bumi
Aksara
Thaddeus, Sereen and Deborah Maine. 1994. Too Far Too Walk: Maternal
Mortality in Context. Soc. Sci. Med. Vol 38, No. 8. Elsivie Science Ltd
Uly, Dona. 2009. Pola Tingkat Kematian Bayi Berdasarkan Wilayah Urban dan
Non-Urban Kota Bekasi Tahun 2008, Depok : Departemen Geografi F-
MIPA UI
WHO, Depkes R.I, FKM-UI, 1999, Modul Save Motherhood, Jakarta.
Yuanita, Umiaty. 1992. Gambaran Kematian Ibu yang Dilaporkan Oleh Rumah
Sakit Milik Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah di Indonesia
tahun 1986-1990. Depok
Yunus, Hadi Sabari. 2008. Konsep dan Pendekatan Geografi. Dipresentasikan
dalam Sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia
tanggal 18 dan 19 Januari 2008
Wilayah angka..., Alfanza Andromeda, FMIPA UI, 2012