Post on 08-Apr-2016
description
Pembangunan Wilayah dengan Memperkuat Hubungan Keterkaitan Antara Desa-KotaVely Kukinul Siswanto
Outline • Pengertian Desa Kota
• Perkembangan Permasalahan Rural Urban Linkages
• Pengertian Keterkaitan Desa-Kota
• Faktor – faktor penyebab keterkaitan Desa - Kota
• Strategi Pembangunan Perdesaan dalam Keterkaitan Desa-Kota (KDK)
• Studi Kasus
Desa• Kawasan perdesaan adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. (UU 26 tahun 2007)
Kota• Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pcmerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU 26 tahun 2007)
Interaksi Desa dan Kota adalah:• Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
• Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu : • Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk) • Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya informasi IPTEK, kondisi
suatu wilayah • Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan,
pakaian, bahan bangunan dan sebagainya
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap
perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah
gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
Faktor-Faktor Interaksi Desa dan Kota
Faktor-faktor
Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)
Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)
Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Hubungan saling melengkapi atau komplementaris karena setiap wilayah memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
adanya kesempatan untuk timbulnya interaksi antarwilayah dan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya wilayah tersebut.
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun informasi
Transfer dari pedesaan ke
Perkotaan
Perkembangan PermasalahanRural Urban Linkages
Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi Perkotaan
“Transfer Surplus”
SDM
Modal
SDA
Urbanisasi
Akhir 1950-an
Eksploitasi Kekayaan Alam yang Mengurangi “added value” di pedesaan
Konsentrasi pembangunan di perkotaan
Awal 1950-an
Polarisasi Desa dan Kota
“Trickle Down Effect”
Backwash Effect Urban Bias
Failure of the urban-industrial model
Urban bias
Urban-rural relationship
power structure
Inequality
price policies, public investment, and welfare transfers that favor the urban over the rural population
concentrates economic and political power in a small metropolitan-based group→urban bias, middle-class bias.
Rural areas get little resources but are exploited by the urban
The inequality goes all the way down to the village level and sucks up the surplus through unfair terms of trade and other methods→Core-periphery relationship
Keterkaitan Desa dan KotaMike Douglass (1998)
Siklus Pembangunan Wilayah dan Keterkaitan desa-kota tidak berkualitas (Douglas, 1998)
Siklus Pembangunan Wilayah dan Keterkaitan desa-kota berkualitas (Douglas, 1998)
Studi Kasus Pengembangan Keterkaitan Desa-Kotadi Provinsi Pathumtani, Thailand
Urban System in Bangkok Mega Urban Region (BMR)
Beberapa Kebijakan yang daimbil pemerintah untuk memperkuat hubungan desa-kota dan membangun desa
Pembangunan infrastruktur
Kebijakan One Vilage One Product (OVOP)
Pemberian subsidi pada para petani
Pemerintah menjaga stabilitas produk pertanian
Menciptakan rantai pemasaran produk yang efisien
Perkotaan : Pasar Induk yang terintegrasi dengan Jalan Raya dan Jalur Kereta Api dari kota ke desa
Pedesaan : Pembangunan infrastruktur drainase, dam dan infrastruktur pertanian lainnnya
Pemberdayaan masyarakat untuk dapat menciptakan suatu produk di setiap desanya
• Pemberian subsidi input produksi pertanian seperti pupuk, bibit, peptisida, traktor dan peralatan pertanian lainnya
• Pemberian subsidi moda transportasi bagi para petani
Studi Kasus Pengembangan Keterkaitan Desa-Kota di Provinsi Pathumtani, Thailand
Daftar Pustaka• Daldjoeni, N.1982. Seluk Beluk masyarakat Kota.Bandung.
Penerbit Alumni• Beretha, I Nyoman.1981. Masyarakat Desa dan
Pembangunan Desa. Jakarta Timur. Ghalia Indonesia.• M, Idianto. 2004. Sosiologi SMA. Jakarta. Erlangga.• Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi SMA. Jakarta.
Yudhistira• Douglass, Mike. 1998. A Regional Network Strategy for
Reciprocal Rural-Urban Linkages: An Agenda for Policy Research with Reference to Indonesia. Third World Planning Review, Vol 20, No. 1, 1998. http://wbln0018.worldbank.org.
Terimakasih