Post on 15-Apr-2017
Teori Latar
Belakang
Hakikat
Manusia
Pribadi sehat
dan tidak sehat
Tujuan
Konseling
Peran
Konselor
Peran
Konseli
Strategi
Konseling
Psikoanalisa - Sigmund
Freud (1856-
1936)
-Bangsa
Yahudi
-Lahir di
Freibrerg
Moravia
(Austria, 6 Mei
1856)
-Keluarga
otoriter (ayah
dominan)
-Usia 40
mengalami
-Deterministik
ialah dorongan
naluri, dorongan
biologis
(psikoseksual 0-
6th)
-Instink : life
(hidup) dan death
(mati)
-Iceberg (gunung
es) ialah hal yang
tampak
merupakan
kesadaran
manusia
sedangkan yang
terbenam dibawah
Pribadi sehat :
:merupakan
merreka yang
mengadakan
integrasi atau
menyeimbangkan
id, ego dan
superego
Pribadi tidak
sehat ialah
mereka yang
mempunyai
mekanisme
pertahanan diri :
formasi reaksi,
identifikasi,
introjeki,
kompensasi,
Mengembalikan
fungsi ego agar
dapat lebih kuat
atau membuat
hal-hal yang
tidak disadari
oleh konseli
menjadi hal-hal
yang disadari
sepenuhnya
Memberikan
lingkungan
(atmosfer)
yang baik
untuk
mempermudah
konseli
mengeksploras
i masa lalunya
dan
memperkuat
fungsi ego
-Konseli harus
bersedia
terlibat dalam
proses
konseling
secara intensif
dan dalam
jangka
waktu yang
relatif lama
-Konseli
bersedia
mengemu
kakan
perasaannya,
pengalama
nnya,
hubungan-
-Penafsiran
merupakan
prosedur
dasar untuk
analisis
terhadap
teknik
asosiasi
bebas, mimpi-
mimpi, dan
transferens
-Analisis
mimpi ialah
cara membuat
konseli tidur
dan bermimpi
-Asosiasi
gangguan
kejiwaan
-Usia 40 mulai
menganalisis
mimpi
-Oedipus
Complex
laut
ketidaksadaran
manusia
-Proses Psikologis
: Id. Ego dan
Superego
penyangkalan,
proyeksi,
rasionalisasi,
resepsi
hubungannya,
ingatannya
dan fantasinya
bebas
Behavioristik -Second force
-Edward
Thorndike,
Clark Hull,
Bandura,
Pavlov,
Kazdin, BF.
Skinner
-Skinner lahir
di
Pennsylvania
(1904)
-Orang tua
hakim
- Keilmiahan
-Satu-satunya
- Perilaku
organisme bukan
merupakan
fenomena mental
-Deterministik
-Individu beda
kerena
pengalaman yang
beda
-Dualisme (tidak
ilmiah)
-Lingkungan
berpengaruh
dengan dominan
Pribadi sehat :
- Adjustment
ialah perilaku
yang tidak
menyimpang dari
norma sosial
Pribadi tidak
sehat :
-Maladjustment
ialah perilaku
yang
menyimpang dari
norma sosial
Mengubah atau
menghapus
perilaku dengan
cara belajar
perilaku baru
yang lebih
dikehendaki
- Dipandang
sebagai teknisi
dan guru
-Memiliki
motivasi untuk
berubah
- Kesadaran
dan partisipasi
konseli dalam
proses terapi,
baik selama
sesi terapi
maupun dalam
kehidupan
sehari-hari
- Konseli
terlibat dalam
latihan
perilaku baru
dan umumnya
menerima
pekerjaan
- Self-
Menagenent
(konseli lebih
aktif dalam
proses terapi)
-Disentisisasi
sistematis
(konselor
berusaha
untuk
menanggulan
gi ketakutan
atau
kecemasan
konseli
dengan cara
relaksasi)
-Asertive
trainning
perbedaan
antara tingkah
laku tikus
dengan
manusia
terletak pada
tingkah laku
verbal
rumah yang
aktif (seperti
self-
monitoring
perilaku
bermasalah)
untuk
menyelesaikan
antara sesi
terapi
-Terus
menerapkan
perilaku baru
setelah
pengobatan
resmi telah
berakhir
(mengatasi
masalah
percaya
diri,pengungk
apan diri, atau
ketegasan
diri)
-Memberi
contoh
(konseli
belajar dari
orang lain
yang menjadi
objek)
Person
Centered
Therapy
-Aliran
Humanistik
-Rogers lahir
di Oak Park
Illionis tahun
1902
-Kondisi aman
finansial
-Sering
berpindah
sekolah
-Konseli-
person
- Organisme
merupakan
keseluruhan
individu (the total
individual)
- Medan
phenomenal
merupakan
keseluruhan
pengalaman
individu (the
totally of
experience)
-Self merupakan
bagian dari
medan
phenomenal (“I
atau me”)
Pribadi sehat :
Congruence
(keselarasan),
Opennes to
experience
(terbuka dengan
pengalaman
baru), trush in
themselves
(percaya terhadap
diri sendiri),
internal source of
evaluation
(menggunakan
sumber-sumber
untuk melakukan
evaluasi),
willingness to
continue growing
(keinginan untuk
terus tumbuh)
Memperbaiki
cara pandang
diri dengan
pengalaman
yang sebenarnya
terjadi dan apa
yang ingin
dicapai (revisi
self-concept)
-Motivator
-Penyalur
tanggung
jawab
-Moralis
-Guru
-Pengikat janji
- Memusatkan
atau berfokus
pada tingkah
laku mereka
sekarang alih-
alih kepada
perasaan-
perasaan dan
sikap-sikap
mereka
- Membuat dan
menyepakati
rencana yang
akan
dilaksanakan
untuk
mengubah
tingkah laku
yang gagal
menjadi
-Tidak ada
instrumen
-Genuinness
(membantu
dengan tulus)
-
Unconditional
positive
regard
(menerima
tanpa syarat)
-Empathic
understanding
Pribadi tidak
sehat :
Inconruence
(ketidaksejajaran)
, neurotic
behavior
(penyakit
psikologis seperti
kecemasan, dll.)
tingkah laku
yang berhasil
-Mengevaluasi
tingkah laku
sendiri
-Konseli
terlibat aktif
dalam
pelaksanaan
kontrak-
kontrak
mereka sendiri
secara
tanggung
jawab apabila
ingin mencapai
kemajuan
Gestalt - Frederick
(Fritz)
Salomon Perls
(1983-1970
- Teori ini
mengajarkan
tentang metode
kesadaran
fenomenologi
- Pengikut
Freudian
- Menolak
Freudian
- Asumsi dasar
pendekatan
gestalt tentang
manusia adalah
individu dapat
mengatasi sendiri
permasalahannya
dalam hidup
-Teori ini lebih
mengutamakan
keadaan di sini
dan saat ini “here
and now”
- Gestalt
berpendapat
bahwa individu
memiliki masalah
karena
menghindari
Pribadi sehat :
-Individu yang
dapat melengkapi
siklus gestalt
-Percaya
kemampuan diri
sendiri
- Bertanggung
jawab
- Memiliki
kematangan
- Memiliki
keseimbangan diri
Pribadi tidak
sehat :
- Introjection
(jenis identifikasi
- Mencapainya
kesadaran atas
apa yang mereka
lakukan dan
bagaimana
mereka
melakukannya.
Kesadaran itu
termasuk di
dalamnya,
insight,
penerimaan diri,
pengetahuan
tentang
lingkungan,
tanggung jawab
terhadap
lingkungannya
- Kemampuan
melakukan
-Memfokuskan
pada perasaan
konseli,
kesadaran pada
saat sedang
berjalan, serta
hambatan pada
kesadaran
- Menaruh
perhatian pada
bahasa tubuh
konseli sebagai
petunjuk
nonverbal
-
Berkonfrontasi
dengan konseli
untuk
menolong
-Konseli
berperan
memainkan
peran palsu
untuk
mengembalika
n
kesadarannya
-Teknik Kursi
Kosong(Empt
y Chair)ialah
Teknik ini
membantu
konseli untuk
membantu
mengatasi
konflik
interpersonal
dan
intrapersonal
-Membuat
Serial
(Making the
Rounds)
adalah latihan
gestalt yang
melibatkan
individu
masalah
- Kesadaran saja
bisa menjadi
“obat” bagi
permasalahan
individu.
kesadaran penuh,
individu dapat
mengembangkan
pengaturan diri
(self-regulation)
dan dapat
mengontrol
dirinya
- Area yang
paling penting
yang harus
diperhatikan
dalam konseling
yang kuat dimana
seseorang
mengambil dan
melebur nilai-
nilai dan kualitas
seseorang atau
suatu kelompok
ke dalam struktur
egonya sendiri,
merupakan hati
nurani)
-Projection
-Retroflection
- Confluence
(individu yang
terlalu banyak
memasukkan
nilai-nilai dirinya
kontak dengan
orang lain
- Memiliki
kemampuan
mengenali,
menerima
mengekpresikan
perasaan,
pikiran dan
keyakinan
dirinya
mereka
menjadi sadar
akan akibat
dari bahasa
mereka
untuk
berbicara atau
melakukan
sesuatu
kepada orang
lain dalam
kelompok
-Pembalikan
(Reveral
Technique)ad
alah bahwa
gejala dan
tingkah laku
tertentu
sering kali
mempresentas
ikan implus-
implus yang
ditekan dan
laten ada
adalah pemikiran
dan perasaan
yang individu
alami pada saat
sekarang
kepada orang lain
atau memasukkan
nilai-nilai
lingkungan pada
dirinya)
dalam diri
individu
- “Saya
Bertanggung
Jawab
Atas...” (“ I
Take
Responsibility
For...”) untuk
membantu
konseli
menyadari
dan
mempersonali
sasi perasaan
dan tingkah
lakunya serta
mengambil
tanggung
jawab atas
perasaan dan
tingkah
lakunya
- Latihan
melebih-
lebihkan (
The
Exaggeration
Experiment )
ialah
membantu
konseli untuk
menjadi lebih
sadar pada
tanda-tanda
bahasa tubuh
- Tetap pada
Perasaan
(Staying with
the Feeling)
untuk klien
yang
menunjukkan
perasaan atau
suasana hati
yang tidak
menyenangka
n atau ia
sangat ingin
menghindarin
ya
- Bahasa
“Saya” (“I”
Languange)u
ntuk
menggunakan
kata “saya”
(I) ketika
konseli
mengenaralis
asikan kata
“kamu” (you)
dalam
berbicara
Rational
Emotive
Theraphy
- ALBERT
ELLIS pada
tahun 1955
dengan nama
(RT)
- Pada tahun
1961 ia
mengubah
namanya
menjadi (RET)
- Menurut Albert
Ellis bahwa
pandangan
manusianya
adalah mengubah
belief irrasional
menjadi belief
rasional
- Manusia unik
secara rassional
dan irrasional
Pribadi sehat :
- Mempunyai
minat pada
sesuatu
- Mempunyai
minat sosial
- Mempunyai
arah diri
- Toleransi
-Mendemontra
sikan kepada
konseli bahwa
verbalisasi diri
merupakan
sumber
gangguan emosi
- Menunjukkan
kepada konseli
bahwa
verbalisasi diri
Aktif direktif
kepada konseli
- Memberi
semangat dan
memperbaiki
cara berfikir
koseli
- Mendorong
konseli
menggunakan
- Proses re-
edukatif yang
mana konseli
belajar cara
mengaplikasik
an pemikiran
logis untuk
memcahkan
masalahnya
- Pengalaman
masa kini dan
- Terapi
Kognitif
(Dalam
teknik ini
yang utama
adalah
mempersoalk
an keyakinan
irasional yang
dimiliki
konseli)
- ALBERT
ELLIS lahir
pada tahun
1913 di
Pittsburgh
- dibesarkan di
New York City
- Gangguan emosi
karena berfikir
irasional
- Pemikiran
irasional adalah
hasil belajar
- Manusia
merupakan
binatang verbal
- Gangguan emosi
menimbulkan
verbalisasi
- Individu dapat
beraktualisasi diri
terhadap orang
lain yang berbeda
- Fleksibel
terhadap
perubahan
- Mampu
menerima
ketidakpastian
- berfikir ilmiah
- mampu
mengambil resiko
- Menerima diri
tanpa syarat
tertentu
Pribadi Tidak
Sehat:
-Eleven Irational
adalah tidak
logis dan tidak
rasional
- Mengeluarkan
pemikiran
sehingga
verbalisasi diri
dapat lebih logis
dan efesien, dan
tidak
berhubungan
dengan emosi
negatif dan
perilaku kekalah
diri
kemampuan
rasional
daripada emosi
-
Menggunakan
pendekatan
didaktif dan
filosofis
dengan
menggunakan
humor
disini
(mengubah
kemampuan
konseli untuk
mengubah pola
berfikir dan
emosinya yang
keliru
- Pengalaman
yang sentral
adalah
bagaimana
konseli
menemukan
kesadaran diri
dan
pemahaman
-Humor :
(Dapat
digunakan
untuk
menjalin
hubungan
baik. Humor
bisa
mengukur
tingkat
depresi
konseli
supaya
tercipta
suasana yang
tidak
menakutkan,
tetapi dalam
penggunaan
teknik humor)
- Pikiran negatif
dilawan dengan
mereorganisasi
pikiran dan
persepsi
Thingking
- Teknik
Emotif (
Membantu
konseli untuk
mengidentifik
asi emosi dan
keyakinan
serta
menemukan
kesulitan
dalam
ineraksi
dengan
teman)
- Role
Playing
(Konseli
dapat
berinteraksi
dengan orang
lain dengan
bermain
peran agar
emosi konseli
yang
terpendam
dapat keluar)
- Home Work
(Pemberian
pekerjaan
rumah supaya
konseli bisa
merenungkan
tentang
pemikiran
rasional yang
dimiliki oleh
konseli)
Cognitive
Behavioral
Theraphy
-Pendiri terapi
perilaku
kognitif Aaron
T. Beck, MD
-Lulus dari
Brown
University dan
Yale Medical
School. Dr
Beck
-
Mengembangk
an terapi
perilaku
kognitif pada
awal 1960-an
-Psikiater di
University of
Pennsylvania
-Berpikir dalam
situasi tertentu
mempengaruhi
bagaimana kita
merasa emosional
dan fisik, dan
mengubah
perilaku kita
-Mengidentifikasi
pikiran yang
paling penting,
perasaan dan
perilaku yang
membentuk reaksi
dan memutuskan
apakah tanggapan
tersebut rasional
dan bermanfaat
-Keyakinan
Pribadi sehat :
-Dapat merespon
stimulus di
lingkungan secara
tepat dalam
bertingkah laku
untuk memenuhi
kebutuhannya dan
dapat
mengembangkan
reinforcer internal
disamping
eksternal serta
memiliki self-
control yang
memadai
Pribadi tidak
sehat :
-Tingkah laku
individu
-Mengajak
konseli untuk
menentang
pikiran dan
emosi yang
salah dengan
menampilkan
bukti-bukti yang
bertentangan
dengan
keyakinan
mereka tentang
masalah yang
dihadapi
-CBT dalam
pelaksanaan
konseling lebih
menekankan
kepada masa
kini dari pada
-Hubungan
kerja sama
yang baik
-Membangun
kemitraan
kolaboratif
-Konseli
belajar
mengenali dan
mengubah kes
alahan dalam
aspek kognitif
-Konseli
sebagai tim
dalam
konseling
maka keputusa
n konseling
merupakan
keputusan
yang
disepakati
dengan konseli
-Konseli akan
lebih aktif
- Operant
Conditioning:
digunakan
oleh konselor
jika tempat
konselor
sebaik dengan
lingkungan
tempat
masalah
konseli
terjadi. Jika
konseli
merasakan
adanya
koneksi
positif dengan
konselor,
maka dia
akan
menerima apa
-Didasarkan
pada alasan
teoritis dasar
dimana afek
dan perilaku
ditentukan
oleh cara
dimana ia
menyusun
dunia” Ia
berjasa
menyumbangk
an secara
sukarela dalam
pengembangan
terapi kognitif
untuk
menyembuhka
n bagi gagasan
kedaan jiwa,
seseorang
mempengaruhi
emosi dan
perilaku bahwa
dengan
mengidentifikasi
dan mengatasi
pikiran
bermasalah dapat
membantu untuk
mengubah
perilaku menjadi
pengalaman yang
lebih baik
-Memahami
masalah besar
dengan
memecahkan
mereka ke bagian
yang lebih kecil
kurang/tidak
memuaskan
sehingga
membawa konflik
diri dengan
lingkungannya.
Dengan kata lain
disebut perilaku
maladaptif
(perilaku yang
tidak tepat) yang
terbentuk melalui
proses interaksi
dengan
lingkungannya
masa lalu, akan
tetapi bukan
berarti
mengabaikan
masa lalu
- CBT tetap
menghargai
masa lalu
sebagai bagian
dari hidup
konseli dan
mencoba
membuat
konseli
menerima masa
lalunya, untuk
tetap melakukan
perubahan pada
pola pikir masa
kini untuk
dalam
mengikuti
setiap sesi
konseling,
karena konseli
mengetahui ap
a yang harus
dilakukan dari
setiap sesi
konseling
-Konseli
memiliki
kesempatan da
lam pikiran-
pikiran
otomatisnya
yang akan
mempengaruhi
suasana hati,
emosi
yang
diarahkan
oleh konselor.
-
Desensitizatio
n
Terdapat
empat
langkah
dalam
melaksanakan
metode
Systeatic
Desensitizatio
n, yaitu :
1. Memberika
n konseli
rasionalisasi
2. Relaksasi
training
terutama
depresi
- CBT sebagai
pendekatan
konseling yang
dirancang
untuk
menyelesaikan
permasalahan
konseli pada
saat ini dengan
cara
melakukan
restrukturisasi
kognitif dan
perilaku yang
menyimpang
-CBT
mengajak
mencapai
perubahan di
waktu yang
akan datang
-CBT lebih
banyak bekerja
pada status
kognitif saat ini
untuk dirubah
dari status
kognitif negatif
menjadi status
kognitif positif
dan tingkah
laku mereka
3. Konselor
dan konseli
bekerjasama
dalam
membangun
bayangan
tentang
hirarki dan
kecemasan
4. Desensitiza
tion proper
Salah satu
jenis dari
systematic
desensitizatio
n adalah in
vivo
desensitizatio
n. Jenis ini
memilliki
kesamaan
individu untuk
belajar
mengubah
perilaku,
menenangkan
pikiran dan
tubuh sehingga
merasa lebih
baik, berpikir
lebih jelas dan
membantu
membuat
keputusan
yang tepat
prosedur
dalam
penanganan
kecuali
masalah
hirarki
kecemasan.
Pada in vivo
desensitizatio
n, konselor
memegang
penuh dalam
penanganan
hirarki
kecemasan
konseli.
-Flooding
menekankan
kepada
maksimalisasi
kecemasan.
Salah satu
bentuk dari
Flooding
adalah in vivo
flooding,
yang sangat
cocok jika
digunakan
untuk
menghadapi
Agoraphobics
. Flooding
adalah salah
satu metode
yang
potensial dan
memiliki
tingkat resiko
yang tinggi.
Jika metode
ini dilakukan
oleh konselor
yang tidak
berpengalama
n akan
menyebabkan
seorang
konseli
merasa stress
Ekstensial
Theraphy
- Victor Frankl
pernah
menjadi
tawanan di
jerman
- Di kamp
konsentrasi
tidak didapat
kasih sayang
- Di kamp
konsentrasi
individu tidak
memiliki
kebebasan
- Tiap individu
berusaha untuk
mendapatkan
arti hidup
- Kapasitas untuk
kesadaran diri
- Kebebasan dan
tanggung jawab
- Pencarian
identitas dan
mengembangkan
hubungan dengan
lingkungan
- Pencarian arti,
tujuan dan nilai-
nilai tujuan
- Kecemasan
sebagai kondisi
kehidupan
- Kesadaran
terhadap kematian
Pribadi sehat:
-Freedom
-Choice
-Independen
-Responsibility
Pribadi tidak
sehat:
-Kecemasan
neurotik
-Non being
-Membantu
seseorang agar
mampu
bertindak,
menerima
kebebasan dan
bertanggung
jawab atas
tindakannya
- Mengakui
pentingnya
pendekatan
dari pribadi ke
pribadi
- Menyadari
peran dari
tanggung
jawab terapis
- Mengakui
sifat timbal
balik dari
hubungan
terapeutik
-Berorientasi
pada
pertumbuhan
-Memberikan
reaksi-reaksi
pribadi dalam
kaitan dengan
apa yang
dikatakan oleh
konseli
-Terlibat
dalam
sejumlah
pertanyaan
pribadi yang
relevan dan
pantas tentang
pengalaman-
pengalaman
yang mirip
denga yang
dialami oleh
konseli
1. -Tahap
Pendahuluan
2. Konselor
membantu
konseli dalam
mengidentifik
asi dan
mengklarifika
si asumsi
mereka
tentang
dunia.
Konseli
diajak untuk
mendefinisika
n dan
menayakan
tentang cara
mereka
memandang
dan
-Menekankan
keharusan
terapi terlibat
dengan konseli
sebagai suatu
pribadi yang
menyeluruh.
-Mengakui
bahwa
putusan-
putusan dan
pilihan-pilihan
akhir terletak
di tangan
konseli
-Memandang
terapis sebagai
model, dalm
arti bahwa
-Meninta
kepada konseli
untuk
mengungkapka
n ketakutannya
terhadap
keharusan
memilih dalam
dunia yang tak
pasti.
-Menantang
konseli untuk
melihat
seluruh ccara
dia menghidari
perbuatan
putusan-
putusan dan
memberikan
penilaian
menjadikan
eksistensi
mereka bisa
diterima.
Mereka
meneliti
nilai mereka,
keyakinan,
serta asumsi
untuk
menentukan
kesalahannya.
Bagi banyak
konseli hal
ini bukan
pekerjaan
yang mudah,
oleh karena
itu awalnya
mereka
memaparkan
terapis dengan
gaya hidup
pandangan
humanistiknya
tentang
manusia bisa
secara implisit
menunjukkan
kepada konseli
potensi bagi
tindakan
kreatif dan
positif.
-Mengakui
kebebasan
konseli untuk
mengungkapka
n pandangan
dan untuk
mengembangk
terhaap
pengindraan
itu
-Mendorong
konseli untuk
memrikasa
jalan hidupnya
periode sejak
memulai terapi
dengan
bertanya: “jika
anda bisa
secara ajaib
kembali
kepada cara
anda ingat
kepada diri
anda sebelum
terapi, maukah
anda
problema
mereka.
Konselor
disini
mengajarkan
mereka bagai
mana caranya
untuk
bercermin
pada
eksistensi
mereka
sendiri dan
meneliti
peranan
mereka dalam
hal
penciptaan
problem
mereka dalam
hidup.
an tujuan-
tujuan dan
nilainya
sendiri
-Bekerja ke
arah
mengurangi
kebergantunga
n konseli serta
meningkatkan
kebebasan
konseli
melakukannya
sekarang?”
-Beri tahukan
kepada
konselibahwa
ia sedang
mempelajari
apa yang
dialaminya
sesungguhnya
adalah suatu
sifat yang khas
sebagai
manusia:
bahwa dia
pada akhirnya
sendirian,
bahwa di harus
memutuskan
untuk dirinya
3.
4. - Pada Tahap
Tengah dari
Konseling
Eksistensial
5. Konseli
didorong
semangatnya
untuk lebih
dalam lagi
meneliti
sumber dan
otoritas dari
sistem nilai
mereka.
Proses
eksplorasi
diri ini
biasanya
membawa
konseli ke
sendiri, bahwa
di akan
mengalami
kecemasan
atas
ketidakpastian
putusan-
putusan yang
dibuat, dan
bahwa di akan
berjuang untuk
menetapkan
makna
kehidupannya
di dunia yang
sering tampak
tak bermakna.
pemahaman
baru dan
berapa
restrukturisasi
dari nilai
dan sikap
mereka.
Konseli
mendapat cita
rasa yang
lebih baik
akan jenis
kehidupan
macam apa
yang
mereka
anggap
pantas.
Mereka
mengembang
kan gagasan
yang jelas
tentang
proses
pemberian
nilai internal
mereka.
6.
3. -Terakhir
dari Konselin
g eksistensial
Berfokus
pada
menolong
konseli
untuk bisa
melaksanakan
apa yang
telah mereka
pelajari
tentang diri
mereka
sendiri.
Sasaran
terapi adalah
memungkinka
n konseli
untuk bisa
mencari cara
mengaplikasi
kan nilai
hasil
penelitian
dan
internalisasi
dengan jalan
kongkrit.
Biasanya
konseli
menemukan
jalan mereka
untuk
menggunakan
kekuatan itu
demi
menjalani
konsistensi
kehidupannya
yang
memiliki
tujuan.
Perbedaan Teori Psikoanalisa, Behavioristik, dan Humanistik
A. PSIKOANALISA
Psikoanalisis memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, bukan kepada bagian-bagiannya yang terpisah. Seperti
tubuh jasmani yang mempunyai struktur : kepala, kaki, lengan dan tubuh, Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga
mempunyai struktur, walaupun tidak terdiri dari ruangan.
1. Konsep dasar teori psikoanalisis
Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Adapun
Konsep Utama dalam Psikoanalisa:
Struktur Kepribadian
a) Id
Id adalah komponen biologis, system kepribadian yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id ketika dilahirkan.
Id bersifat tidak logis, amoral, dan di dorong oleh suatu kepentingan.
b) Ego
Ego adalah komponen psikologis, eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Ego memiliki
kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan. Tugas utama ego adalah memperantarai naluri dengan lingkungan sekitar. Ego
mengendalikan kesadaran dan melaksanakan sensor, dengan diatur oleh asas kenyataan, ego berlaku realistis dannberfikir logis serta
merumuskan rencan-renacana tindakan bagi pemuasaan kebutuhan.
c) Superego
Superego adalah cabang moral atau hokum dari kepribadian. Superego memiliki tugas utama yaitu menilai apakah suatu
tindakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, benar atau salah. Superego mempreesentasikan nilai-nilai
tradisional dan ideal-ideal masyarakat yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya.
2. Tujuan Psikonalisi
Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak
didasari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Pengalaman-pengalaman masa lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis, dan ditafsirkan dengan sasaran merekonstruksi kepribadian.
Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual
memiliki arti penting, tetapi perasaan-perasaan dan ingatan-ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri yang lebih penting lagi
B. BEHAVIORISME
Behaviorisme berfokus pada lingkungan dan pengalaman. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku yang dapat diobservasi, bukan
melalui proses mental yang kelihatan, peniruan dan sejumlah kepercayaan dan nilai. Ia juga memandang psikologi sebagi suatu studi tentang
tingkah laku dan menjelaskan belajar sebagai suatu sistem respon tingkah laku terhadap rangsangan fisik. Menggunakan paradigma dari suatu
reinforcement (penguatan). Pendekatan behavorisme memberi tekanan bagaimana peserta didik membuat pengalaman dan perilakunya. Salah
satu pendekatannya yang paling awal adalah pengkondisian klasik.
1. Konsep Dasar Teori Belajar Behaviorisme
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap
rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang
diinginkan.
2. Tujuan Behaviorisme
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas
“mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis,
atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari
bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada
buku teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar.
C. HUMANISTIK
Humanistik berfokus pada keyakinan para individu dimotivasikan oleh pertumbuhan positif kearah kesempurnaan, keunikan pribadi,
dan kepenuhan diri sendiri. Dengan kata lain humanis berpendapat bahwa individu tidak didorong dari kekuatan dari bawah ataupun dari luar,
melainkan individu didorong untuk keatas. Yaitu pada suatu keadaan perkembangan pribadi yang lebih tinggi. Pada hakikatnya pandangan
humanistic lebih bersifat positif dan optimistik tentang perkembangan manusia dibanding dengan teori yang lain. Rogers menyebut dirinya
sebagai salah orang yang berpandangan humanistik dalam psikologi kontemporer psikologi humanistik menetang apa yang disebut
pesimisme.
1. Konsep Dasar Teori Belajar Humanistik
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya. Peran guru dalam teori ini adalah sebagai fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan
motivasi,kesadaran mengenai makna kehidupan siswa.
2. Tujuan Humanistik
Teori humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga
upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Meskipun teori
humanistik sering dikritik karena sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis dan dianggap lebih dekat dengan bidang filsafat,
teori kepribadian dan psikoterapi dari pada bidang pendidikan, sehingga sulit diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih
konkret dan praktis. Namun sumbangan teori ini amat besar. Ide-ide, konsep-konsep, taksonomi-taksonomi tujuan yang telah
dirumuskannya dapat membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan manusia.