Post on 25-Jul-2015
REFRAT FARMASI
INTERAKSI OBAT ANTASIDA GOLONGAN ALUMUNIUM
HIDROXIDA DENGAN ANTIMIKROBA TETRASIKIN,
CIPROFLOXACIN, DAN ISONIAZID
Disusun untuk melengkapi tugas ujian kepaniteraan senior bagian Ilmu Farmasi Kedokteran
Disusun oleh:
Andriani Widya Ayu K
22010110200025
Penguji
Dra. Endang Sri Sunarsih, M.Kes., Apt
BAGIAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
I. PENDAHULUAN
Antasid lambung adalah basa lemah yang bereaksi dengan asal HCL lambung untuk
membentuk garam dan air. Antasida berasal dari kata “anti” yang berarli lawan dan “acidus”
yang berarti asam. Lambung kita antara lain berisi zat yang bersifat asam yaitu asam klorida.
Kondisi lambung bisa terganggu apabila asam tersebut keberadaannya menjadi lebih besar
dari keadaan normal atau asam yang tekandung dalam lambung sangat berlebihan sehingga
menyebabkan gangguan pada lambung. Antasida merupakan salah satu pilihan obat dalam
mengatasai sakit maag. Antasida diberikan secara oral untuk mengurangi rasa perih akibat
suasana lambung yang terlalu asam, dengan menetralkan asam lambung. Ketika kondisi
lambung semakin asam atau mekanisme perlindungan kurang memadai, lambung, usus, dan
esophagus rusak oleh asam yang memberikan gejala seperti nyeri lambung, rasa terbakar, dan
berbagai keluhan saluran cerna lainnya.
Antasida dibagi dalam dua kelompok yaitu antasida yang sistemik dan nonsistemik.
Antasida sistemik yaitu natrium bikarbonat diabsorbsi dalam usus halus sehingga
menyebabkan urin bersifat alkalis. Antasid nonsistemik hamper tidak diabsorbsi dalam usus
sehingga tidak menimbulkan alkalosis dalam urin. Contohnya adalah sediaan magnesium,
alumunium, dan kalsium.1
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang dapat menghambat
atau membasmi mikroba jenis lain.obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab
infeksi pada manusiaharus memiliki sifat toksisitas selektif tinggi, artinya obat tersebut harus
bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Berdasar sifat
toksisitas selektif, ada anti mikroba yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal
sebaggai aktivitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai
aktivitas bakterisid.1 Aktivitas kerja antimikroba ini dipengaruhi juga oleh beberapa factor,
1
seperti mengkonsumsi obat lain bersama dengan antimikroba. Salah satu yang berpengaruh
adalah obat antasida. Obat ini akan mempengaruhi beberapa jenis antimikroba ini, seperti
tetrasiklin, ciprofloksasin dan isoniazid.
Tetrasiklin merupakan obat antimikroba yang berspektrum luas dan memiliki sifat
bakteriostatik untuk banyak bakteri gram positif dan gram negatif, beberapa untuk bakteri
anaerob dan beberapa protozoa.1,2
Ciprofloksasin merupakan antibiotic golongan kuinolon. Golongan ini efektif untuk
golongan bakteri gram negative dan untuk infeksi sistemik. Golongan ini efektif untuk
mengganti antimikroba lain yang telah banyak yang resisten.1,2
Isoniazid merupakan salah satu jenis antimikroba yang digunakan untuk bakteri tahan
asam, misalnya M. tuberculosis. Isoniazid atau isonikitotinil hidrazid yang sering disingkat
INH dapat menghambat pembelahan kuman tuberculosis.1,2
2
II. FARMAKODINAMIK DAN FARMAKOKINETIK
1. Alumunium hidroksida (Al(OH)3)
(Al(OH)3) bereaksi dengan fosfat membentuk alumunium fosfat yang sukar diabsorbsi
di usus kecil. Sehingga ekskresi fosfat melalui urin berkurang sedangkan melalui tinja
bertambah. Ion alumunium dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astrigen.
Antasid ini mengabsobsi pepsin dan menginaktivasinya. Absorbs makanan setelah
pemberian Al tidak banyak berpengaruh. Alumunium juga bersifat demulsen dan
adsorben.1
2. Tetrasiklin
Sekitar 30-80% tetrasiklin diserap dalam saluran cerna. Absorpsi sebagian besar
berlangsung di lambung dan usus halus. Adanya makanan dalam lambung, pH tinggi dan
pembentukan kelat yaitu kompleks tetrasiklin dengan suatu zat lain yang sukar diserap
seperti aluminium hidroksid, garam kalsium dan magnesium yang biasanya terdapat
dalam antasida, dan juga ferum dapat menghambat penyerapan. Tetrasiklin diberikan
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat
oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi., dalam cairan cerebrospinal (CSS)
tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari
adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan tubuh cukup baik. Obat
golongan ini ditimbun di hati, limpa dan sumssum tulang serta di sentin dan email gigi
yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri dan terdapat dalam ASI
dalam kadar yang relatif tinggi. Obat ini diekskresi melalui urin dengan filtrasi
glomerolus dan melalui empedu. Pemberiaan per oral kira-kira 20-55% diekskresi
melalui urin. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami
sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama
3
setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal
hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi
melalui tinja.1,2
3. Ciprofloksasin
Absorbsi dilakukan melalui saluran cerna. Bioavailabilitas absolut adalah sekitar 70%
tanpa kehilangan yang bermakna dari metabolisme fase pertama. Konsentrasi serum
maksimal dicpai 1-2 jam setelah dosis oral. Distribusikan keseluruh tubuh , berikatan
dengan protein serum 20-40% sehingga tidak cukup untuk menyebabkan interaksi ikatan
protein yang bermakna dengan obat laon. Golongan ini mampu mencapai kadar tinggi
dalam prostat, cerebrospinal. Masa paruh eliminasinya panjang sehingga obat cukup
diberikan dua kali sehari. Obat ini dimetabolisme di hepar, dan diekskresikan melalui
ginjal. Sebesar 40-50% dari dosisi yang diminum akan diekspresikan melalui urin dalam
bentuk awal sebagai obat yang belum diubah. Ekskresi obat ini akan lengkap setelah 24
jam. Dalam urin semua fluorokuinolon mencapai kadar hambat minimal untuk
kebanyakan kuman pathogen selama minimal 12 jam.1,2
4. Isoniazid
Isoniazid mudah diabsorbsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kadar
puncaknya diapai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral. Dihati, isoniazid
mengalami asetilasi. Masa paruh rata-rata 1-3 jam. Hal ini akan memanjang bila
teradapat insufisiensi hepar. Obat ini mudah berdifusi kedalam sel dan semua cairan
tubuh. Obat terdapat dengan kadar yang cukup dalam cairan pleura dan cairan asites.
Dalam cairan serebrospinal kira-kira 20% kadar dalam cairan plasma. Antara 75-95%
isoniazid diekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam dan seluruhnya dalam bentuk
metabolit.1,2
4
III. MEKANISME KERJA
1. Alumunium hidroksida (Al(OH)3)
Senyawa alumunium yang merupakan suatu zat koloid yang terdiri dari alumunium
hidroksida dan alumunium oksida yang terikat pada molekul air. Alumunium hidroksida
akan melapisi selaput lendir lambung sebagai lapisan pelindung. Senyawa ini
menetralkan asam klorida, juga dapat mengikat sebagai asam klorida secara adsoptif.1
Reaksi yang terjadi pada lambung adalah
2. Tetrasiklin
Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling
sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram
negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem
transport aktif. Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan
menghalangi masuknya tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.1,2
5
Al (OH)3 + 3HCl ↔ AlCl3 + 3H2O
3. Ciprofloksasin
Bentuk double helix DNA harus dipisahkan menjadi 2 utas DNA pada saat akan
berlangsungnya replikasi dan transkripsi. Pemisahan ini selalu akan mengakibatkan
terjadinya puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan
mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase (topoisomerase II)
yang kerjanya menimbulkan negative supercoiling. Golongan obat fluorokuinolon
menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal.1
4. Isoniazid
Mekanisme kerja isoniazid belum diketahui, tetapi ada beberapa hipotesis yang
diajukan, diantaranya efek pada lemak, biosintesis asam nukleat, dan glikolisis. Ada
pendapat bahwa efek utamanya adalah menghambat biosintesis asam mikolat yang
merupakan unsur penting pada dinding sel mikobakterium. Isoniazid kadar rendah
mencegah pemanjangan rantai asam lemak yang sangat panjang yang merupakan bentuk
awal dari asam mikolat. Isoniazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan
jumlah lemak yang terekstraksi oleh methanol dari mikobakterial.1,2
6
IV. PENGGUNAAN
1. Alumunium hidroksida (Al(OH)3)
Antasid dapat efektif dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus duodenum.
Manfaat pada ulkus peptikum dengan control terbaik menggunakan 140 meq antasid yang
diberikan 1 dan 3 jam setelah setiap makan dan pada waktu tidur mempercepat
penyembuhan ulkus duodenum. Alumunium hidroksida (Al(OH)3) dapat juga untuk
mengobati nefrolitiasis fosfat dan sebagai absorben pada keracunan. Dapat juga
digunakan dalam terapi hiperfosfatemia (abnormalitas kadar fosfat dalam darah) dengan
cara mengikat senyawaan fosfat dalam saluran cerna sehingga mencegah proses
absorbsinya. Keuntungan dari Al(OH)3 adalah masa kerja yang lama, namun
kerugiannya daya menetralkan asam lambung relative lambat dan dapat terjadi
konstipasi.2
2. Tetrasiklin
Dapat digunakan untuk beberapa penyakit,yaitu3 :
Riketsiosis : demam akan mereda 1-3 hari dan ruam kulit menghilang dalam 5 hari.
Limfogranuloma venerum yang disebabkan oleh infeksi klamidia : merupakan obat
pilihan pertama, pada keadaan akut diberikan terapi selama 3-4minggu untuk keadaan
kronis diberikan 1-2 bulan.
Inclusion conjungtivitis : dapat diobati dengan baik selama 2-3 minggu dengan
memberikan salep mata atau obat tetes mata yang mengandung obat tetrasiklin
Trakoma : salep mata dan oral doksisiklin selama 40 hari
Uretritis nonspesifik yang disebabkan oleh ureaplasma urealyticum atau clamidia
trakomatis dengan tetrasiklin oral 4 kali 500 mg selama 7 hari
Pneumonia oleh mycoplasma pneumonia
7
Bruselosis oleh infeksi basil
Pasien infeksi gonorhoe atau sifilis yang resisten penisilin
Keuntungan dari tetrasiklin yaitu efektivitasnya tinggi terhadap infeksi batang gram
negative dan cepat diserap, namun kerugiannya absorbsi dihambat oleh adanya makanan, pH
lambung yang tinggi dan pembentukan kelat.
3. Ciprofloksasin1
Infeksi saluran kemih yang biasanya disebabkan oleh E.coli atau Pseudomonas diberikan
dua kali 500 mg sehari.
Demam tifoid pada infeksi shigella, salmonella, E.coli yang toksigenik, helicobacter,
pemberian oral 2 kali 500 mg sehari.
Penyakit menular seksual seperti gonorhoe diberikan dosis tunggal 250 mg oral.
Infeksi saluran nafas bawah, misalnya bronchitis kronis dan pneumonia akut yang
disebabkan oleh kuman Haemophilus influenza, Branhamella catarralis,
enterobacteriaceae,namun tidak peka pada kuman Streptococcus pneumonia
Ulcus decubitus yang disebabkan oleh kuman gram negative anaerob di rumah sakit
Kerugian ciprofloksasin ini absorbs menjadi terhambat bila dikombinasikan dengan
antasida terutama yang mengandung Alumunium hidroksida (Al(OH)3)
4. Isoniazid
Banyak digunakan untuk pengobatan tuberculosis. Pada pengobatan tuberculosis aktif
obat ini dikombinasi dengan rifampisin, etambutol, atau streptomisin. Dosis yang diberikan 5
mg/kgbb/hari, maksimal 300 mg/hari untuk dewasa.3 Kerugian isoniazid dapat menimbukan
neuritis bila tidak dicegah dengan penggunaan piridoksin. Selain itu absorbs dari isoniazid
dapat dihambat bila diminum bersamaan dengan antasid yang mengandung Al(OH)3.
V. EFEK SAMPING
8
1. Alumunium hidroksida (Al(OH)3)
Efek samping yang paling sering adalah konstipasi. Ini dapat diatasi dengan memberikan
antasid garam Mg. Mual dan muntah dapat terjadi. Gangguan absorbs fosfat dapat terjadi
sehingga menimbulkan sindrom deplesi fosfat disertai osteomalasia. Al(OH)3 dapat
mengurang absorbs macam-macam vitamin dan tetrasiklin.1,2,3
2. Tetrasiklin1,2,3
Gangguan lambung. Penekanan epigastrik biasanya disebabkan iritasi dari mukosa
lambung dan sering kali terjadi pada penderita yang tidak patuh yang diobati dengan obat
ini.
Efek terhadap kalsifikasi jaringan. Deposit dalam tulang dan pada gigi timbul selama
kalsifikasi pada anak yang berkembang. Hal ini menyebabkan pewarnaan dan hipoplasi
pada gigi dan menganggu pertumbuhan sementara.
Hepatotoksisitas fatal. Efek samping ini telah diketahui timbul bila obat ini diberikan
pada perempuan hamil dengan dosis tinggi terutama bila penderita tersebut juga pernah
mengalami pielonefritis.
Fototoksisitas . Fototoksisitas, misalnya luka terbakar matahari yang berat terjadi bila
pasien menelan tetrasiklin terpajan oleh sinar matahari atau UV. Toksisitas ini sering
dijumpai dengan pemberian tetrasiklin, doksisiklin dan deklosiklin.
Gangguan keseimbangan. Efek samping ini misalnya pusing, mual, muntah terjadi bila
mendapat minosiklin yang menumpuk dalam endolimfe telinga dan mempengaruhi
fungsinya.
Pseudomotor serebri. Hipertensi intrakranial benigna ditandai dengan sakit kepala dan
pandangn kabur yang dapat terjadi pad orang dewasa. Meskipun penghentian meminum
obat membalikkan kondisi, namun tidak jelas apakah dapat terjadi sekuela permanen.
9
Superinfeksi. Pertumbuhan berlebihan dari kandida (misalnya dalam vagina) atau
stafilokokus resisten (dalam usus) dapat terjadi.
3. Ciprofloksasin1,2,3
Mual, hilang nafsu makan
Pada susunan saraf pusat biasanya ringan berupa sakit kepala, vertigo, insomnia. Bila
lebih berat dapat terjadi reaksi psikotik seperti halusinasi, depresi, kejang. Kejadian
tersebut lebih sering pada usia lanjut yang memiliki epilepsi.
Reaksi hipersensitivitas berupa eritema dan pruritus.
4. Isoniazid1,2,3
Reaksi hipersensitivitas mengakibatkan demam, berbagai kelainan kulit, reksi
hematologic, dan dapat terjadi vaskulitis
Neuritis perifer banyak terjadi pada dosis 6mg/kgbb/hari. Dapat diatasi dengan
pemberian piridoksin.
Ikhterik dan kerusakan hati akibat terjani nekrosis multilobular. Kemungkinan terjadi
akibat asetilhidrasin suatu metabolit isoniazid yang merusak sel hati.
Mulut kering, rasa tertekan pada ulu hati, tinnitus, dan resistensi urin.
VI. INTERAKSI
1. Alumunium hidroksida (Al(OH)3)
10
Antasida dapat mempengaruhi kelarutan absorbs, ketersediaan hanyati dan eliminasi
melalui ginjal berbagai macam obat. Hal ini dikarenakan antasida mengubah pH lambung dan
urin atau memperlambat pengosongan lambung. Antasid menurunkan absorpsi tetrasiklin,
ciprofloksasin, warfarin, digoksin, kuinin, kuinidin, isoniazid. Selain itu, antasid dapat
meningkatkan kecepatan absorbsi beberapa obat, misalnya levodopa.1,2,3,4
2. Tetrasiklin
Bila tetrasiklin diberikan dengan metoksifluoran maka dapat menyebabkan nefrotoksik.
Bila dikombinasikan dengan penisilin maka aktivitas antimikrobanya dihambat. Bila
tetrasiklin digunakan bersamaan dengan produk susu maka akan menurunkan absorpsinya
karena membentuk khelat tetrasiklin dengan ion kalsium yang tidak dapat diabsorpsi. Bila
dikombinasikan dengan antasida yang mengandung magnesium hidroksi atau alumunium
hidroksida penyerapan tetrasiklin dapat terhambat.1,2
3. Ciprofloksasin
Ciprofloksasin sediaan tablet bila diberikan bersama makanan akan mengalami
keterlambatan absorpsi, sehingga konsentrasi puncak akan dicapai 2 jam setelah pemberian.
Pada sediaan suspense tidak dipengaruhi adanya makanan, sehingga kadar puncak dapat
dicapai setelah 1 jam pemberian. Bila diberikan dengan antasid yang mengandung
magnesium hidroksi atau alumunium hidroksida dapat mengurangi bioavailabilitas
ciprofloksasain secara bermakna.1,2,4
4. Isoniazid
Pemakaian obat ini dengan obat-obat tertentu , mengakibatkan meningkatnya konsentrasi
obat tersebut dan dapat menimbulkan resiko toksis. Antikonvulsan seperti fenitoin dan
karbamazepin adalah yang sangat terpengaruh oleh isoniazid. Efek rifampisin lebih besar
disbanding efek isoniazid, sehingga efek keseluruhan dari kombinasi isoniazid dan rifampin
adalah berkurangnya konsentrasi dari obat-obatan tersebut seperti fenitoin dan karbamazepin.
11
Obat-obatan yang akan meningkat konsentrasi dalam darah bila dikombinasi dengan
isoniazid misalkan asetaminofen, asam valproat, karbamazepin, fenitoin dan teofilin.
Sedangkan yang akan memperlambat penyerapan isoniazid adalah antasida terutama yang
mengandung magnesium hidroksi atau alumunium hidroksida dan adanya makanan dalam
lambung.3
VII. PERBANDINGAN DAN PEMBAHASAN
12
1. Interaksi antara antasid yang mengandung alumunium hidroksida (Al(OH)3) dengan
antimikroba golongan tetrasiklin
Sekitar 30-80% tetrasiklin diserap dalam salura cerna. Absorpsi sebagian besar
berlangsung di lambung dan usus halus. Tetrasiklin mempunyai afinitas yang tinggi untuk
membuat kelat dengan polyvalent metallic seperti Fe3+, Fe2+, Al3+, Mg2+, Ca2+. Komplek
tetrasiklin dan metal tersebut menyebabkan penyerapan tetrasiklin sedikit dari saluran
pencernaan. Ion Al3+, Mg2+, Ca2+ terdapat pada antasid, sehingga antasida dapat mengurangi
absorbsi dari tetrasiklin. Tetrasiklin diberikan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Alumunium hidroksida dilaporkan akan dapat menunda waktu pengosongan lambung,
walaupun mekanisme absorbs dan peningkatan pH lambung tidak dapat di keluarkan dari
factor yang ikut berkontribusi dalam penurunan kadar tetrasiklin.4,5
2. Interaksi antara antasid yang mengandung alumunium hidroksida (Al(OH)3) dengan
antimikroba golongan fluorokuinolon (ciprofloksasin)
Absorbsi ciprofloksasin dilakukan melalui saluran cerna. Bioavailabilitas absolut
adalah sekitar 70% tanpa kehilangan yang bermakna dari metabolisme fase pertama.
Konsentrasi serum maksimal dicapai 1-2 jam setelah dosis oral. Sama halnya dengan
tetrasiklin, absorbs dari ciproloksasin sangat berpengaruh dengan adanya antasid, terutama
alumunium hidroksida. Penurunan absorbs dari ciprofloksasin akibat adanya antasid yang
mengandung magnesium atau alumunium hidroksida dapat mencapai 50 – 90 %. Mekanisme
terbentuknya kelat dan peningkatan pH lambung sangat berpengaruh menghambat absorbs
dari ciprofloksasin.4,6
3. Interaksi antara antasid yang mengandung alumunium hidroksida (Al(OH)3) dengan
antimikroba golongan antimikobakterial isoniazid
Telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa absorbs dari isoniazid dipengaruhi
keberadaan antasid terutama yang mengandung alumunium hidroksida. Mekanisme
13
penghambatan absorbs sama dengan antimikroba diatas, bahwa penurunan dari pH lambung
merupakan salah satu factor yang berpengaruh. Pemberian isoniazid bersamaan dengan
antasida diharapkan dihindari atau bias dilakukan 2 jam sebelum atau sesudah makan.7,8
VIII.SEDIAAN PRODUK SPESIALISTIS
14
1. Sediaan obat antasida yang mengandung alumunium hidroksida (Al(OH)3)9
No Nama Dagang Komposisi Sediaan Obat1. Acitral Mg(OH)2 200mg, Al(OH)3
200mg, simethicone 20mg Tablet 100 Rp 40.000,-Larutan 120 mL Rp15.000,-
2. Aludonna Mg(OH)2 & Al(OH)3 co-presipitate 250mg, Ca carbonate 50mg, caffeine 7,5mg, diastase 7,5mg, chlorpeniramin maleat 1mg, scopolamine Hbr 0,05mg
Tab 100 Rp59500,-Susp 150mL Rp34000,-
3. Aludonna D Gel kering Al(OH)3 200mg, Mg(OH)2 200mg, simethicone 20mg
Tab kunyah 160 Rp58000Susp 150mL Rp26000
4. Corsamag Al(OH)3 300mg, Mg trisilicate 300mg, simethicone 50mg
Tab 100 Rp24.200
5. Dexanta Koloidal Al(OH)3 200mg, Mg(OH)2 200mg, simethicone 20mg
Tab 100 Rp16.000Susp 100mL Rp9200
6. Di-Gel Al(OH)3-Mg carbonate co-dried gel 282mg, Mg(OH)2 85mg, simethicone 25mg
Tab 120 Rp114.000Lar 180mL Rp69400
7. Gestamag Dimethylpolusiloxane 50mg, Al(OH)3 250mg, Mg(OH)2 250mg
Tab 100 Rp27.000Susp 100mL Rp13900Susp 170mL Rp21000
8. Lagesil Al(OH)3 250mg, Mg(OH)2 250mg, simethicone 50mg
Tab 100 Rp42500Susp 170mL Rp19000
9. Lambucid Al(OH)3 300mg, Mg(OH)2 300mg, simethicone 30mg
Tab 200 Rp40000Susp 60mL Rp4000Susp 100mL Rp6000
10. Lexacrol/Lexacrol Forte
Gel kering Al(OH)3 300mg, Mg trisilicate 4.8-6.2H2O 300mg, simethicone 50mg
Tab kunyah 150 Rp40000Susp Forte 100mL Rp13500Susp Forte 190mL Rp24500
11. Magasida Gel kering Al(OH)3- Mg(OH)2 461mg, simethicone 20mg
Tab 100 Rp30300Susp 150mL Rp11600
12. Magtral/Magtral Forte
Al(OH)3 250mg, Mg(OH)2 250mg, simethicone 50mg
Tab 100 Rp52500Susp 120mL Rp18500Tab forte 100 Rp52500Susp Forte 120mL Rp21500
13. Myllacid Al(OH)3 250mg, Mg(OH)2 250mg, simethicone 50mg
Tab 100 Rp20000Susp 60mL Rp5000
15
14. Plantacid Al(OH)3 300mg, Mg(OH)2 300mg, simethicone 30mg
Tab kunyah 60 Rp11000Susp 100mL Rp6600
15. Poloxane Dimethylpolusiloxane 0.25g, Al(OH)3 0.5g
Tab kunyah 100 Rp12000
16. Promag Dimethylpolusiloxane 50mg, gel kering Al(OH)3 300mg, Mg trisilicate 300 mg
Tab kunyah 12 Rp3190, 24 Rp6830, 144 Rp38280
17. Ticomag Al(OH)3 000mg, Mg(OH)2 200mg, simethicone 50mg
Kaptab kunyah 100 Rp40000
18. Tomaag Al(OH)3 200mg, Mg(OH)2 200mg, simethicone 75mg
Kapl kunyah 100 Rp40000Susp forte 100ml Rp13200
19. Ulcid Al(OH)3 400mg, Mg(OH)2 400mg, simethicone 60mg
Lar forte 120mL Rp18000
2. Sediaan obat antimikroba golongan tetrasiklin9
1. Conmycin Tetracycline HCl Kaps 500x100 Rp89500
2. Corsatet Tetracycline HCl Kaps 250x10x10 Rp37400
3. Dumocycline Tetracycline HCl Kaps 250x500 Rp185000
4. indocycline Tetracycline HCl Kaps 250 x1000 Rp 216000
5. Sanlin Tetracycline phosphate buffered Kaps 250x10x10 Rp29000, 500x10x10 Rp69000
6. Super tetra Tetracycline phosphate complex
Kaps lunak 250x100 Rp76000
7. Tetra sanbe Tetracycline HCl Kaps 250x10x10 Rp19000, 500x10x10 Rp41000
8. Tetrin Tetracycline phosphate buffered Kaps 250x10x10 Rp40000, 500x10x10 Rp70000
3. Sediaan obat antimikroba golongan fluorokuinolon (ciprofloksasin)9
16
No Nama Dagang Sediaan1. Bactiprox Kapl 500x2x10 Rp 1936002. Baquinor/ forte Tab salut selaput 250x20 Rp102000
Lar infuse 200/1000mL Rp180915Kapl sal slaput forte 500x20 Rp217300
3. Bernoflox Kaptab 500x5x4 Rp 2090004. Cetafloxo Kapl 500x20 Rp210000, vial 200mg/100ml
Rp1500005. Ciprex Kapl 500x20 Rp2104006. Ciprofloxacin hexafarm Tab 250x5x10 Rp11350, 500x5x10 Rp12000
vial 200mg/100ml Rp545457. Ciprofloxacin soho Tab salut selaput 500x5x10 Rp 150008. Ciproxin Tab 500x20 Rp370700, lar infuse iv
200/100mL Rp2016009. Civell Kaps sal selaput 500x3x10 Rp240000 Vial
2mg/mlx100ml Rp 132.00010. Corsasin Tab 250x5x10 82500, kapl 500mgx2x10
Rp15290011 Etacin Kapl 500x2x10 Rp200000, lar infuse
200/1000mLx100mL Rp12500012. Floksid Kapl sal selaput 500x3x10 Rp30000013. Floxobio Tab 500x3x10 Rp28800014. Floxigra Tab 250x5x10 Rp42280, 500x5x10 Rp46915
vial 20mg/mlx10 Rp11000015. Girabloc Tab 500x30 Rp6600016. Interflox Tab 250x30 Rp150000, kaps 500mgx12
Rp11040017. Jayacin Kaps sal selaput 500x5x6 Rp181500, lar
infuse 200mg/100mL Rp9900018. Kifarox Tab 500x3x10 Rp196350, 750x10x10
Rp23100019. Lapiflox Tab 250x30 Rp138000, kaps 500x30
Rp27600020. Meflosin Tab salut selaput 250x10x10 Rp490000
Kaps sal selaput 500x10x10 Rp96000021. Nilaflox Kaps sal selaput 500x50 Rp32000022. Phaproxin Tab 500mgx5x10 Rp7507523. Pharflox Tab salut selaput 200x3x10 Rp247500,
400x3x10 Rp45375024. Poncoflox Tab 500mgx2x10 Rp154500
4. Sediaan obat antimikroba golongan antimikobakterial (isoniazid)9
17
No Nama Dagang Komposisi Sediaan 1. INH Ciba Tab INH 300mg, Tab 400
INH 400mg Vit B6 10mg, sir INH100mg VitB6 5mg/5mL
Tab 300x100 R-53000, 400x10 Rp70000Sir 60ml Rp21500
2. INHA 400 INH 400mg, Vit B6 10mg Tab Sal Selaput 400x10x10 Rp36300
3. Inoxin INH 400mg, Vit B6 10mg Tab 150 Rp400004. Kapedoxin INH 400mg, Vit B6 10mg Tab 100 Rp48800, 500
Rp1800005. Niacifort-6 INH 100mg, piridoxin HCl
10mgTab 10x10 Rp121000
6. Nufadoxin forte INH 400mg, Vit B1 10mg Tab 1000 Rp332550, 10x10 Rp49140
7. Pehadoxin/forte INH 100mg, Vit B6 10mg Tab 1500 Rp505310, tab forte 350 Rp274304
8. Pyravit INH 100mg, Vit B6 10mg Sir 110mL Rp29925, 225mL Rp97880
9. Suprazid / 300 / forte
Tab 100 INH 100 mg, Vit B6 5mg, tab 300 INH 300mg, Vit B6 10mg, Tab forte INH 400mg, Vit B6 10mg
Tab 100 Rp32500, Tab 300 Rp48000, Tab forte 100 Rp62800
IX. DAFTAR PUSTAKA
18
1. Ganiswarna, Sulistia G, dkk. Farmakologi dan Terapi. Ed.4. Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:Gaya Baru, 1995
2. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik. Alih bahasa : Staf dosen
Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI. Editor : Azwar Agoes. Ed.6. Jakarta:ECG,
1997
3. Mycek, Mary J. Farmakologi : ulasan bergambar. Alih bahasa : Azwar Agoes. Editor :
Huriawati Hartono. Ed.2. Jakarta : Widya Medika, 2001.
4. Gugler R, Allgayer H. Effect of antacid on the clinical pharmacokinetics of drugs. Cited
June 28, 2012. Available on http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1969784
5. Neuvonen, P.J. Interaction with the Absorption of Tetracyclines. Cited June 28, 2012.
Available on
http://adisonline.com/drugs/Abstract/1976/11010/Interactions_with_the_Absorption_of_
Tetracyclines.4.aspx
6. Arayne, MS, Sultana N, Hussein F. Interaction between ciprofloxacin and antacid-
dissolution and adsorption studies. Cited June 28, 2012. Available on
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16355977
7. Ogbru, Omudhome. Isoniazid, Nydrazid (discontinued), Laniazid (discontinued), INH
(discontinued). Cited June 28, 2012. Available on
http://www.medicinenet.com/isoniazid_inh/article.htm
8. Swart, Annoesjka. Drug Interaction with Tuberculosis Theraphy. Cited June 29, 2012.
Available on http://www.ajol.info/index.php/cme/article/viewFile/44039/27554
9. MIMS, Edisi Bahasa Indonesia. Vol. 11. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. 2010
19