Post on 06-Jan-2016
description
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 1/30
Refarat
Ototoksik
BAB I
PENDAHULUAN
Beberapa obat dapat menyebabkan reaksi toksik pada struktur telinga
dalam, termasuk koklea, vestibulum, semisirkular kanal, dan otolit, dianggap
sebagai ototoksik. Obat dapat menginduksi struktur pendengaran dan sistem
keseimbangan yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan pendengaran,
tinnitus dan pusing. Gangguan pendengaran akibat toksisitas kadang bersifat
sementara tetapi kebanyakan bersifat menetap pada sebagian besar golongan
Aminoglikosida.
Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran atau ketulian mempunyai
dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun Negara.
enderita akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,
dan terisolasi. !ehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti
pendidikan formal di sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh
pekerjaan yang pada akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hidup yang
bersangkutan.!esulitan"kesulitan tersebut diatas akan bertambah besar di negara
berkembang mengingat masih terbatasnya infrastruktur kesehatan telinga dan
pendengaran dalam melakukan pen#egahan, deteksi dini, penatalaksanaan dan
habilitas $ rehabilitasi.
%enurut perkiraan &'O pada tahun ())* terdapat (+ juta penderita
gangguan pendengaran di seluruh dunia. -umlah tersebut mengalami peningkatanyang sangat bermakna pada tahun +( menjadi +* juta orang, +++ juta
diantaranya adalah penderita dewasa sedangkan sisanya +/ juta 0 adalah anak
berusia di bawah (* tahun. 1ari jumlah tersebut kira kira +$2 diantaranya berada
di negara berkembang. eningkatan jumlah penderita gangguan pendengaran ini
kemungkinan disebabkan oleh peningkatan insidens, identifikasi yang lebih baik
atau akibat meningkatnya usia harapan hidup.
1
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 2/30
Refarat
Ototoksik
3udah sering terdengar bahwa hampir semua obat mempunyai efek
samping. 3alah satunya adalah obat"obatan yang menimbulkan gangguan pada
pendengaran yang merupakan efek samping obat yang serius dan sering terjadi.
1engan makin banyak obat"obatan paten yang beredar di pasaran, kemungkinan
daftar obat"obatan yang mempunyai efek samping padatelinga juga makin
bertambah.
Ototoksisitas menjadi perhatian utama klinisi dengan penemuan streptomisin
pada tahun ()44. 3treptomisin sukses dalam pengobatan tuberkulosis, tetapi
sebaliknya sebagian besar pasien yang diobati mengalami disfungsi koklear dan
vestibuler yang irreversibel. enemuan ini yang kemudian beriringan dengan
toksisitas yang dihubungkan dengan aminoglikosida lainnya menyebabkan
para klinisi dan ilmuwan meneliti etiologi dan mekanisme ototoksisitas.
3ekarang ini, banyak obat yang dikenal luas memiliki efek toksik terhadap sistem
kokleovestibuler, diantaranya aminoglikosida dan antibiotik lainnya serta obat anti
kanker.
2
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 3/30
Refarat
Ototoksik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Ototoksi
1.1 Defenisi
Ototoksisitas adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organ
vestibuler yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengaran
dari labirin ke otak yang disebabkan oleh 5at"5at kimia atau to6in obat"obatan0.
1.2 Anatomi
Bagian utama telinga dalam terdiri dari dua yaitu koklea rumah siput0
yang merupakan dua setengah lingkaran yang berfungsi sebagai organ
pendengaran dan vestibulum yang terdiri dari tiga buah kanalis semirkularis.
ada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala
timpani di sebelah bawah dan skala media diantaranya. 3kala vestibuli dan skala
timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. 7on dan garam
yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. 1asar skala vestibuli
disebut membran vestibuli sedangkan dasar skala media adalah membran basalis.
ada membran ini terletak organ #orti.
3
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 4/30
Refarat
Ototoksik
ada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membran tektoria dan pada membran basal melekat sel"sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis #orti yang menbentuk organ
#orti.
1.3 Fisioo!i Pen"en!a#an
roses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea. Getaran tersebut mengetarkan membran timpani diteruskan ke telinga
tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplikasikan
getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas
membran timpani dan tingkap lonjong. 8nergi getar yang telah diamplikasi ini
akan diteruskan ke stapes yang akan mengerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran ini diteruskan melalui membran
reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif
antara membran basilaris dan membran tektoria.
roses ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel"sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan
terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. !eadaan ini menimbulkan
proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam
4
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 5/30
Refarat
Ototoksik
sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran area 2)"40 di
lobus temporalis.
1.$ Pato!enesis
%ekanisme dari tuli akibat ototoksik masih belum begitu jelas.
atologinya meliputi hilangnya sel rambut luar yang lebih api#al, yang diikuti
oleh sel rambut dalam. 'al ini permulaannya menyebabkan gangguan pendengaran
frekuensi tinggi yang dapat berlanjut ke frekuensi rendah. asien"pasien tertentu
tidak mengetahui adanya gangguan pendengaran hingga defisit men#apai derajat
ringan sedang 92 dB hearing level0 pada frekuensi per#akapan.
!eb an yakan p oin y an g t erbu kt i saa t ini ada lah t erdapa t
pengikatan obat dengan glikosaminoglikan stria vaskularis,
yangmenyebabkan perubahan strial dan perubahan sekunder sel"sel
rambut.Antibiotik ototoksik menyebabkan hilangnyapendengaran dengan
mengubah proses"proses biokimia yang penting yang menyebabkan
penyimpangan metabolik dari sel rambut dan bisa menyebabkan kematian sel
se#ara tiba"tiba.
8fek utama dari obat"obat ototoksik terhadap telinga adalah hilangnya sel"
sel rambut yang dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis,
limbus spiralis dan sel"sel rambut koklea dan vestibuler.
!erusakan vest ibuler juga merupakan efek yang merugikandari antibiotik aminoglikosida dan awalnya menunjukkan nistagmus
posisional. ada keadaan berat, kerusakan vestibuler dapat menyebabkan
ketidakseimbangan dan osilopsia. Osilopsia, yang disebabkan oleh kerusakan
sistem vestibuler bilateral, adalah ketidakmampuan sistem okuler untuk menjaga
hori5on yang stabil.
5
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 6/30
Refarat
Ototoksik
1.%&e'aa Kinis
Tinitus dan vertigo merupakan gejala utama ototoksisitas. Tinnitus
biasanya menyertai segala jenis tuli sensorineural oleh sebab apapun dan
seringkali keluhan pertama yang mun#ul serta mengganggu jika dibandingkan
dengan tulinya sendiri dimana pada ototoksik tinitus #irinya kuat dan bernada
tinggi, berkisar antara 4 !'5 sampai : !'5 serta biasa bilateral.
ada kerusakan yang menetap, tinnitus lama kelamaan tidak begitu
kuattetapi juga tidak pernah hilang, gejala lainnya juga terdapat gangguan
keseimbangan badan, sulit memfiksasi pandangan, terutama setelah perubahan
posisi, ataksia kehilangan koordinasi otot0 dan os#illopsia pandangan kabur
dengan pergerakan kepala0 tanpa adanya riwayat vertigo sebelumnya,
menyebabkan kesulitan melihat tanda lalu lintas ketika mengendarai kendaraan
atau mengenali wajah orang ketika berjalan.
1iuretik kuat dapat menimbulkan tinnitus yang kuat dalam beberapa menit
setelah menyuntikkan intravena, tetapi pada kasus"kasus yang tidak begitu berat
dapat terjadi tuli sensorineural se#ara perlahan"lahan dan progresif dengan hanya
disertai tinnitus yang ringan dan biasanya menghasilkan audiogram yang
mendatar atau sedikit menurun.Tinnitus dan kurang pendengaran yang reversibel
dapat terjadi pada penggunaan salisilat dan kina serta tuli akut yang
disebabkan diuretik kuat dapat pulih dengan menghentikan pengobatan
dengan segera.
Gejala dini gangguan pendengaran pada ototoksisitas aminoglikosida sulitdikenali oleh pasien karena hanya bermanifestasi pada frekwensi tinggi. ada
keadaan lanjut akan mempengaruhi frekwensi per#akapan dan ketuliannya akan
semakin berat jika penggunaan obat ini diteruskan. ada audiogram ditemukan
#iri penurunan yang tajam untuk frekuensi tinggi.
6
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 7/30
Refarat
Ototoksik
(ekanisme ototoksitas
Ototoksisitas merupakan kemampuan obat atau 5at kimia untuk merusak
struktur atau fungsi dari telinga dalam. !erusakan dapat terjadi pada struktur
auditori atau vestibular telinga dalam.
Akibat penggunaan obat"obat yang bersifat ototoksik akan dapat
menimbulkan terjadinya gangguan fungsional pada telinga dalam yang
disebabkan telah terjadi perubahan struktur anatomi pada organ telinga dalam.
!erusakan yang ditimbulkan oleh ototoksik tersebut antara lain;
a. 1egenerasi stria vaskularis b. 1egenerasi sel epitel sensori
#. 1egenerasi sel ganglion
2. Jenis O)at Ototoksik
3udah sering terdengar bahwa hampir semua obat mempunyai efek
samping. 3alah satunya adalah obat"obatan yang menimbulkan gangguan pada
pendengaran yang merupakan efek samping obat yang serius dan sering terjadi.
1engan makin banyak obat"obatan paten yang beredar di pasaran, kemungkinan
daftar obat"obatan yang mempunyai efek samping padatelinga juga makin
bertambah. 1ari abad ke" () hingga kini telah banyak diketahui obat"obatan yang
menimbulkan gangguan pada telinga diantaranya yaitu ;
2.1 &oon!an Amino!ikosi"a
3ejak diperkenalkan pada tahun ()44, banyak sediaan aminoglikosida
menjadi mudah didapatkan seperti , streptomisin, dihidrostreptomisin, kanamisin,
gentamisin, neomisin, tobramisin, netilmisin, dan amikasin. Aminogikosida bersifat
bakterisid yang berikatan. 1engan <ibosom 23 dan menghambat sistesis
protein bakteri. Aminogikosida hanya efektif pada basil gram negatif aerobik
dan stafilokokus. Neomisin dan kanamisin memiliki spektrum antibakteri yang
terbatas serta lebih toksik daripada aminoglikosida lainnya.
Aminoglikosida memiliki efek toksik terhadap koklea dan vestibuler yang
bervariasi. 3treptomisin dan gentamisin terutama bersifat vestibulotoksik,
7
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 8/30
Refarat
Ototoksik
sedangkan amikasin, neomisin, dihidrostreptomisin, dan kanamisin bersifat
kokleotoksik. Tobramisin berefek sama pada fungsi vestibuler maupun
auditorik. 8fek ototoksik pada netilmisin sedikit diketahui karena penggunaannya
yang sudah jarang juga karena memiliki potensi efek ototoksik yang rendah .
Toksisitas aminoglikosida tertutama pada ginjal dan sistem
kokleovestibuler walaupun tidak ditemukan hubungan yang jelas antara derajat
nefrotoksik dan ototoksik. Toksisitas koklear yang menyebabkan gangguan
pendengaran biasanya dimulai pada frekuensi tinggi dan efek sekundernya
menyebabkan dekstruksi ireversibel sel rambut luar organ =orti, terutama pada
lengkungan basal koklea.
7nsidensi efek ototoksik aminoglikosida sekitar (>. Aminoglikosida
dieksresi di ginjal, oleh karena itu pada pasien dengan gangguan ginjal bilateral,
kandungan serum aminoglikosida akan meningkat sehingga akan meningkatkan
resiko ototoksik. Aminoglikosida membutuhkan waktu lebih lama dibersihkan
dari perilimfe daripada dari serum. ?mumnya efek ototoksik merupakan bukti
adanya kehilangan selrambut , yang dimulai pada lengkung basal koklea dan
kemudian berjalan ke apeks. 1eretan dalam dari sel rambut bagian luar terkena
terlebih dahulu, diikuti oleh kerusakan dua deretan terluar. ?ntuk alasan yang
belum diketahui, selrambut bagian dalam dilindungi ketika tedadi efek
ototoksik dengan kerusakan total organ =orti.
!erusakan akut sistem auditorik sering tedadi pada aminoglikosida, tetapi
ditutupi oleh keluhan tinnitus. Gangguan pendengaran biasanya terjadi padafrekuensi tinggi tetapi dapat terjadi pada frekuensi rendah. %anusia dapat
mendengar frekuensi lebih dari (:. '5, tapi audiometer hanya bisa mendeteksi
frekuensi dibawah /. '5. !arena pasien tidak bisa mengenali kehilangan
pendengaran sampai mereka kehilangan + dB, atau sekitar 2. @ 4. '5,
akan sangat sulit mengetahui seorang pasien mengalami efek ototoksik atau tidak.
8fek ototoksik akan tampak + @ 2 minggu setelah obat"obat tersebut berhenti
digunakan se#ara permanen.
8
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 9/30
Refarat
Ototoksik
2.1.1 St#e*tomisin
?ntuk suntikan tersedia bentuk bubuk kering dalam vial yang
mengandung ( atau * gr dengan dosis + mg$kgBB se#ara 7%, maksimum (
gr$hari selama + sampai 2 minggu. !emudian frekuensi diturunkan menajadi +"2
kali seminggu. 1osis ini harus dikurangi untuk penderita usia lanjut, anak"anak,
orang dewasa badannya ke#il dan gangguan fungsi ginjal serta memperhatikan
#ara pemberian dan #ara penyuntikan tergantung dari jenis dan lokasi infeksi.
3untikan 7% merupakan #ara yang paling sering dikerjakan. Total sehari
berkisar ("+ gr (*"+* mg$kgBB0, * mg"( gr disuntikan setiap (+ jam. ?ntuk
infeksi berat dosis harian dapat men#apai +"4 kali pemberian. 1osis untuk anak
ialah +"2 mg$kgBB sehari yang dibagi dua kali penyuntikkan. !adar serendah
,4 ug$ml dapat menghambat pertumbuhan kuman dan untuk kuman TB dapat
dihambat dengan kadar (ug$ml.
Obat ini utamanya berefek vestibulotoksik sehingga menyebabkan vertigo
sebelum terjadinya tinnitus dan gangguan pendengaran. 8fek ototoksik dan
nefrotoksik terjadi bila diberikan dalam dosis besar dan lama. enggunan ( gram
perhari obat ini selama ( hari tidak menyebabkan sindrom vestibular.
enggunaan + gram perhari selama (4 hari dilaporkan menyebabkan sindrom
vestibules pada : @ > pasien atau pada pasien yang mendapatkan dosis total
("(+ gr dapat mengalami hal diatas. 'ingga dianjurkan untuk melakukan
9
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 10/30
Refarat
Ototoksik
pemeriksaan audiometri basal dan berkala pada meraka yang mendapatkan obat
ini.
Ototoksik sangat tinggi terjadi pada kelompok usia :* tahun dan pada
orang hamil tidak boleh melebihi dosis total + gram dalam * bulan terakhir
kehamilan untuk men#egah ketulian pada bayi tuli #ongenital0.
Penem+an ,istoo!ik efek ototoksik st#e*tomisin a"aa,-
a !ehilangan sel rambut bagian luar se#ara terpen#ar di lengkung basal atas
koklea.
b !erusakan berat pada epitel sensoris !rista semua saluran
# 3tereosilia di dalam ampula saluran mengalami pembengkakan dan
diameternya menjadi dua kali lebih besar.
2.1.2 De,i"#ost#e*tomisin
1ihidrostreptomisin dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang
berat dan tidak menentu bahkan sampai setelah + bulan setelah dihentikan.
!etulian tidak bisa, diramalkan serta tidak bergantung pada dosis obat yang
diberikan. !arena efek ototoksiknya yang besar serta kegunaannya yang tidak
lebih bagus daripada streptomisin, obat ini telah ditarik dari peredaran di Amerika
3erikat.
2.1.3 Neomisin
Neomisin tersedia untuk penggunaan topikal dan oral,
penggunaannya se#ara parenteral tidak lagi dibenarkan karena toksisitasnya.3alep mata dan kulit mengandung * mg$gr untuk digunakan +"2 kali sehari.
?ntuk oral tersedia tablet +* mg. 1osis oral neomisin dapat men#apai 4/
gr sehari.
10
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 11/30
Refarat
Ototoksik
enyerapan neomisin tidak terlalu bagus bila diberikan se#ara oral
maupun topikal. &alaupun demikian obat ini tetap diberikan se#ara tetes telinga
karena efek ototoksik yang rendah. Tetapi penggunaan berulang pada jaringan
yang meradang dapat menyebabkan tuli yang irreversibel. 1osis parenteral *"/
gram neomisin lebih dari 4": hari dapat menyebabkan tinnitus dan tuli ireversibel.
Gangguan pendengaran dihubungkan dengan nilai diskriminasi
per#akapan rendah. Neomisin, streptomisin dan kanamisin dibersihkan lebih
lambat dari perilimfe dari bagian tubuh lainnya, menyebabkan efek ototoksik yang
tertunda dan terjadi ("+ minggu setelah obat dihentikan.
Penem+an ,istoo!ik *a"a efek ototoksik neomisin a"aa, -
a !erusakan sel rambut bagian luar dan bagian dalam
b !erusakan parsial sel pilar
# Atropi parsial stria vaskularis
d !ehilangan sedikit sel 1eiter dan sel 'ensen
e %akula dan !rista biasanya normal.
2.1.$ &entamisin
Gentamisin buruk absorpsinya melalui oral dan harus diberi se#ara
parateral untuk penggunaan sistemik. !etika diberi melalui 7%, kadar pun#ak
ter#apai pada .* @ ( jam. 8liminasi pada serum kira"kira + jam pada pasien
dengan fungsi ginjal normal. !onsentrasi pun#ak gentamisin ter#apai pada akhir
infus selama + jam dengan dosis ( mg$ !g pada pasien dengan kadar rata"rata 4,*
g$mC antar ,* @ / g$mC0.
11
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 12/30
Refarat
Ototoksik
!onsentrasi aminglikosid pada serum harus dimonitor untuk memastikan
kadar yang adekuat dan untuk menghindari efek toksik. 'arus dihindari kadar
diatas (+ g$mC untuk menurukan resiko gagal ginjal dan terjadinya toksisitas
nervus kranial. 3edangkan pada pemberian se#ra 7%, kadar diatas ( @ (+ g$mC
dianggap menimbulkan efek toksik.
Gentamisin tersedia sebagai larutan steril dalam vial atau ampul : mg$(,*
ml, / mg$+ml, (+ mg$2 ml dan +/ mg$+ ml dan setiap salep atau krim dalam
kadar ,( dan ,2 >. 1osis awal untuk dewasa dan anak"anak dengan dehidrasi
,*"(,* mg$kgBB, normal ("+ mg$kgBB, neonatus +"+,* mg$kgBB sedangkan
dosis penunjang dewasa dengan fungsi ginjal normal ("+ mg$kgBB setiap :"(+
jam, fungsi ginjal terganggu ("(,* mg$kgBB setiap (+"4/, sedangkan anak dengan
fungsi ginjal normal ("+ mg$kgBB setiap 4"/ jam dan fungsi ginjal terganggu
("(,* mg$kgBB setiap /"4/ jam serta untuk neonatus +,"+,* setiap /"+4 jam.
Gentamisin, seperti juga streptomisin lebih mengenai vestibuler
daripada auditorik. !adar efektif untuk infeksi sedang dan berat adalah :"/
mg$ml, untuk infeksi gawat /"( mg$ml dan kadar toksik potensial lebih dari
("(+ mg$ml. 1osisnya disesuaikan pada pasien dengan gangguan ginjal, lanjut
usia, kegemukkan, sepsis, gagal jantung, luka bakar, dialisis dan neonatus.. ada
sebuah penelitian diketahui bahwa gentamisin menyebabkan efek ototoksik
sebesar ( "(* >.
2.1.% Kanamisin
?ntuk suntikan tersedia larutan dan bubuk kering. Carutan dalam vial
ekuivalen dengan basa kanamisin * mg$+ ml dan ( gr$ 2 ml untuk orang dewasa
12
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 13/30
Refarat
Ototoksik
serta * mg$+ ml untuk anak. ?ntuk pemberian oral kapsul$tablet +* mg dan
sirup * mg$ml.
emberian 7D jarang dikerjakan, karena absorpsi melalui suntikan 7%
sangat baik. 1osis oral untuk anak adalah * mg$kgBB sehari dibagi 4 kali
pemberian, untuk orang dewasa dapat men#apai / gr sehari. 1osis awal pada
dewasa dan anak dengan dehidrasi *",* mg$kgBB, normal ,* mg$kgBB dan
neonatus ( mg$kgBB. !adar efektif dalam serum untuk infeksi sedang berat +"
+* ug$ml, infeksi berat +*"2 mg$ml dan kadar dalam plasma yang berpotensi
menimbulkan toksik lebih dari 2+ ug$ml. ada pasien yang fungsi ginjalnya
normal, (* mg$kg$hari kanamisin akanmenyebabkan gangguan pendengaran
ringan.
8fek ototoksik kanamisin tidak seberat neomisin, tetapi seperti halnya
neomisin, efeknya terutama pada koklea. !anamisin menyebabkan gangguan
pendengaran sensorineural. 1iantara obat"obat aminoglikosida, kanamisin paling
sering menyebabkan kerusakan koklea unilateral.
Penem+an ,istoo!ik efek ototoksik kanamisin a"aa, -
a !erusakan sel"sel rambut bagian dalam dan luar
b 3ering tidak menyebabkan perubahan sel penyokong
# !rista saluran semisirkuler normal, oleh karena itu degenerasi neural tidak
signifikan.
2.1. Amikasin
13
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 14/30
Refarat
Ototoksik
Amikasin memiliki efek toksik yang ringan terhadap vestibular dan
lebih rendah efek ototoksiknya daripada gentamisin. Obat ini tersedia untuk
suntikan 7% dan 7D dalam vial berisi (,+*, *, (. dan +.mg.
1osis awal la5im yang digunakan pada dewasa dan anak dengan dehidrasi *"
,* mg$kgBB, normal ,* mg$kgBB dan neonatus ( mg$kgBB. !adar efektif
dalam serum untuk infeksi sedang berat +"+* ug$ml, infeksi berat +*"2 mg$ml
dan kadar dalam plasma yang berpotensi menimbulkan toksik lebih dari 2+ ug$ml.
Adanya gangguan pada fungsi ginjal memerlukan pengurangan dosis dan
perpanjangan interval waktu antara dosis dengan berpedoman pada kadar efektif
didalam darah yang berkisar antara *"( ug$ml sampai +"+* ug$ml.
2.2 &oon!an (ak#oi"
2.2.1 E#it#omisin
Termasuk ke dalam golongan makrolid yang bekerja menghambat sintesis
protein kuman dengan dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung
dari jenis kuman dan kadarnya. Obat ini tersedia dalam kapsul$tablet +* mg
dan * mg dengan dosis dewasa ("+ gr$hari dibagi dalam 4 dosis dapatditingkatkan + kali lipat pada infeksi berat, anak"anak dengan dosis 2"*
mg$kgBB sehari dibagi dalam4 dosis. !adar pun#ak dalam darah ,2"(,)
ug$ml yang mana ini dapat di#apai dengan dosis oral * mg dalam waktu 4
jam. 1osis lebih dari 4 gram$hari meningkatkan efek ototoksik, gejalanya
umumnya terlihat dalam 4 hari dan biasanya gangguan pendengaran dapat pulih
setelah pengobatan dihentikan.
14
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 15/30
Refarat
Ototoksik
Gejala pemberian eritromisin intravena terhadap telinga tengah adalah
kurang pendengaran subjektif, tinnitus yang meniup dan kadang"kadang vertigo.
Tuli sensorineural pernah dilaporkan terjadi pada anak"anak maupun dewasa,
terjadi tuli sensorineural nada tinggi dan tinnitus setelah pemberian intra verna
dosis tinggi atau se#ara oral. Biasanya gangguan pendengaran dapat pulih
setelah obat dihentikan.
2.2.2 /ankomisin
Beberapa gejala yang sering mun#ul pada ototoksik pada umumnya adalah
tinitus dimana ini terjadi pada pasien dengan konsentrasi serum vankomisin yang
tinggi pada gagal ginjal atau pada pasien yang mendapatkan terapi aminoglikosida
se#ara bersamaan, digunakan dalam waktu yang lama, dan dalam dosis yang
besar.
!arena sangat toksik, obat ini hanya digunakan bila penderita alergi
terhadap obat yang lain lebih aman. !etulian permanen dan uremia yang fatal
karena itu perlu pemeriksaan audiogram dan faal ginjal se#ara teratur, lebih lebih
15
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 16/30
Refarat
Ototoksik
bila berlangsung dalam ( minggu. Obat ini tersedia dalam bubuk * mg untuk
pemberian 7D. 1osis untuk dewasa +"4 gr$hari yang dibagi dalam beberapa
pemberian dan untuk anak 4 mg$kgBB$hari. 1osis ini diberikan dengan
dilarutkan dalam ("+ ml Na=C atau dekstrose * > yang diberikan 7D se#ara
perlahan"lahan,kadar pun#ak terapeutik vankomisin +*"4 mg$mC, kadar normal
*"(+ mg$mC dan efek toksik terjadi saat kadar vankomisin men#apai 9 / mg$mC
37; 9 *4mmol$C0.
2.3 Di+#etik
1ua diuretik penyebab utama efek ototoksik adalah furosemid dan asam
etakrinat. 1imana kedua obat ini merupakan diuretik yang efeknya sangat
kuatdibandingkan dengan yang lain.%anifestasi ototoksiknya adalah gangguan
pendengaran sensorikneural, tinnitus dan vertigo.
2.3.1 Asam Etak#inat
Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun
menetap dan hal ini merupakan efek samping yang serius. !etulian sementara
juga dapat terjadi pada furosemid. !etulian ini mungkin sekali disebabkan oleh
perubahan komposisi elektrolit #airan endolimfe. Ototoksisitas merupakan suatu
efek samping unik kelompok obat ini. Bila karena suatu hal diperlukan pemberian
obat yang juga bersifat ototoksik, misalnya aminoglikosida, sebaiknya dipilih
diuretik lainnya, misalnya tia5id.
8fek ototoksik tampak pada sistem dari penghambatan sodium"pomsium
ATase koklear, menyebabkan perubahan komposisi elektrolit endolimfe.Gangguan pendengaran pada asam etakrinat dan furosemid umumnya
sementara tapi dapat juga bersifat permanen.
Asam etakrinat tersedia dalam bentuk tablet +* dan * mg digunakan
dengan dosis *"+ mg$hari. 3edian 7D berupa Na"etakrinat dengan dosisnya
* mg atau ,*"( mg$kgBB. 1osis dewasaOral; *"+ mg$hari terbagi ("+ dosis
16
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 17/30
Refarat
Ototoksik
dan mungkin ditingkatkan +*"* mg dengan interval beberapa hari, dosis lebih
dari + mg dua kali sehari mungkn dibutuhkan dengan edema berat dan
berulang.7D; ,*( mg$!g$dosis maksimum ( mg$dosis0E pengulangan dosis
tidak direkomendsikan, tapi jika perlu dosis dapat diulang tiap /"(+ jam.
Asam etakrinat menyebabkan kerusakan lapisan pertengahan stria
vaskuler dan sel rambut bagian luar dari organ =orti, lebih parah pada lengkung
basal. Gangguan pendengaran dapat sementara maupun permanen. Ototoksik
berhubungan dengan pemberian #epat se#ara 7D, kerusakan ginjal, dosis besar, dan
penggunaan dengan obat ototoksik lain. 7nsidensi lebih tinggi dibandingkan
dengan penggunaa loop diuretik. emberian se#ara 7D harus dien#erkan dengan
1*& or N3 ( mg$mC0 dan dilakukan melalui infus selama beberapa menit.8fek
sementara dapat merupakan sekunder dari efek pada en5im"en5im respirasi
su##inate dehidrogenase dan ATase0 dalam organ =orti dan stria vaskuler.
!andungan 3odium endolimfe berkurang. Gejala yang timbal berupa tuli,
tinnitus dan vertigo.
2.3.2 F+#osemi"
Furosemid pada dosis tinggi seharusnya diberikan selama beberapa
menit untuk meminimalisir efek ototoksiknya. erubahan komposisi elektrolit
endolimfe yangdisebabkan oleh obat sangat unik untuk jenis obat ini.
?ntuk pemberian injeksi dosis %inimal$%a6imal untuk dewasa adalah
( mg$:mg, untuk anak"anak dosis %inimal$%a6imal adalah .*mg$kg $ :
mg$kg. 3edangkan untuk pemberian se#ara oral untuk dewasa dosis
%inimal$%a6imal adalah + mg $ : mg, dan untuk anak"anak dosis %inimal$
%a6imal adalah .* mg$kg $ : mg$kg.
17
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 18/30
Refarat
Ototoksik
?ntuk pengobatan edema, pada dewasa bisa digunakan Furosemide tablet
+"/ mg single dose. -ika dibutuhkan, pada dosis yang sama dapat diberikan
:"/ jam berikutnya atau dosis bisa ditingkatkan. 1osis bisa ditingkatkan + atau
4 mg dan tidak diberikan kurang dari :"/ jam berikutnya. asien dengan single
dose harus diberikan satu atau dua kali sehari misal ; pada jam / pagi dan
+ siang0. ?ntuk anak"anak dapat juga diberikan per oral tablet dengan dosis +
mg$kg BB diberikan single dose. -ika respon diuretik tidak juga hilang maka dosis
dinaikkan ("+ mg$kg BB diberikan :"/ jam setelah pemberian sebelumnya,
asalkan pemberian dosis tidak men#apai kadar minimal yaitu lebih dari : mg$kg
BB.1urasi furosemide adalah :"/ hari dimana waktu paruhnya adalah + hari,
sehingga pemberian ulang dosis setiap dua hari jika perlu. Obat diekskresikan
lewat urin.
2.3 Saisiat
Asam salisilat dan derivatnya yang lebih dikenal dengan sebagai asetosal
dan aspirin sering dipakai sebagai analgetik, antiperitik, keratolitik dan
antireumatik. Gejala toksik umumnya berupa asidosis metabolik sedangkan gejala
utama berupa salisilismus, dan beberapa tahun ini ototoksik akibat salisilat banyak
diteliti oleh karena terapi aspirin dosis tinggi pada arthritis rematoid.
?ntuk memperoleh efek anti inflamasi yang baik kadar plasma perlu
dipertahankan antara +*"2 m#g$ml. !adar ini ter#apai dengan dosis 4 gr$hari
untuk orang dewasa. 3edian paling banyak adalah aspirin dalam bentuk ( mg
untuk anak"anak dan * mg untuk dewasa dimana dosis yang la5im digunakan
adalah 2+*":* mg untuk dewasa diberikan se#ara oral setiap 2 atau 4 jam. ?ntuk
anak"anak (*"+ mg$kgBB yang diberikan tiap 4": jam dengan dosis total tidak
melebihi 2,: gr$hari, gejala toksik natrium salisilat pada orang dewasa terjadi jika
menelan (g$lebih dalam periode (+"(4 jam kadar plasma 92mg$(ml0 dan
akan bersifat letal dengan dosis +"2 g. 1osis letal pada anak yaitu pada +, g
metol salisilat.
3alisilat termasuk aspirin dapat mengakibatkan tuli sensori neural frekuensi
tinggi, bilateral dan tinnitus. Tetapi bila pengobatan dihentikan pendengaran akan
18
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 19/30
Refarat
Ototoksik
pulih dan tinnitus akan hilang. !era#unan salisilat yang berat dapat menimbulkan
kematian, tetapi umumnya kera#unan salisilat bersifat ringan. Gejalanya adalah
nyeri kepala, pusing, tinnitus, gangguan pendengaran, penglihatan kabur, rasa
bingung, #emas, rasa kantuk, banyak keringat, haus, mual dan muntah.
2.$ Anti (aa#ia
!ina dan klorokuin adalah obat anti malaria yang biasa digunakan.
Absorpsi klorokuin setelah pemberian oral terjadia lengkap dan #epat dan makanan
memper#epat absorpsi ini. %etabolisme dalam tubuh berlangsung lambat sekali
dan metabolitnya dieksresi melalui urin. 1osis harian 2 mg menyebabkan kadar
mantap kira"kira (+* ug$l sedangkan dengan dosis oral ,* gr tiap minggu di#apai
kadar plasma antara (*"+* ug$l.
?ntuk terapi supresi diberikan klorokuin difosfat ,*"( gr sekali seminggu
pada hari yang tetap, sejak ( minggu sebelum seseorang menuju ke daerah
endemik dan diteruskan sampai paling sedikit : minggu setelah meninggalkantempat dan pada anak"anak * mg$kgBB dengan #ara yang sama dan serangan
klinik diatsi dengan dosis awal ( gr disusul dengan ,* gr setelah : jam dan + hari
berikutnya sehingga total +,* gr dalam 2 hari. 1osis boleh diulang dalam : jam
dengan syarat dalam +4 jam tidak melebihi / mg klorokuin basa.
!ina adalah alkaloid penting yang diperoleh dari kulit pohon sinkona. !ina
digunakan dalam terapi malaria. ?ntuk pemberian oral dikenal + regimen dosis
19
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 20/30
Refarat
Ototoksik
yaitu garam kina 2 kali sehari :* mg selama "( hari bersama 2 tablet Fansidar
dosis tinggal, garam kina 2 kali sehari :* mg selama "( hari bersama tetrasiklin
4 kali sehari +* mg selam hari. 1osis kina untuk anak"anak +* mg$kgBB hari
yang diberikan sebagai dosis terbagi seperti orang dewasa, dosis suntikan atau
infus pada dewasa ("+ mg$kgBB garam kina dilarutkan dalam * ml Na=C dan
dekstrosa * > yang di infus perlahan selam 4 jam dan dosis untuk anak"anak (+,*
mg$kgBB$hari maksimum perhari +*mg$kgBB.
8fek ototoksisitasnya berupa gangguan pendengaran sensorineural dan
tinitus. !uinin dapat menyebabkan sindroma berupa gangguan pendengaran
sensorineural, tinnitus dan vertigo. Tetapi bila pengobatan dihentikan biasanya
pendengaran akan pulih dan tinitusnya akan hilang. 3tudi terbaru menyatakan
bahwa kuinin mengganggu motilitas sel"sel rambut. ada pemakaian klorokuin
pada dosis tinggi lebih dari +* mg sehari0 atau penggunaan lama diatas (
tahun0, efek sampingnya lebih hebat, yaitu rambut rontok, tuli menetap, dan
kerusakan menetap.
erlu di#atat bahwa kina dan klorokuin dapat melalui plasenta. ernah ada
laporan kasus tentang tuli kongenital dan hipoplasi koklea karana pengobatan
malaria waktu ibu sedang hamil.
2.% Anti Kanke#
Neurotoksik atau neuropari perifer terjadi tergantung pada dosis dan durasi
penggunaan obat. %ekanisme ayang terjadi adalah degenerasi aksonal dengan
kerusakan pada nervus sensorik. Toksisitas dapat terjadi pertama kali pada dosis+ mg$m+, dengan pengkuran toksisitas terjadi pada dosis 9 2* mg$m+ . roses
ini irreversibel dan progresif pada terapi yang terus"menerus. Otokoksisk terjadi
pada (> " 2> dan bermanifestasi pada kehilangan pendenganran nada tinggi,
oleh karena itu audiografi dasar harus dilakukan.
engunaan dosis normal pada anak adalah mulai dari 2"( mg$m+ sekali
tiap +"2 minggu, pada tumor otak berulang dosisnya : mg$m+ sekali sehari untuk
20
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 21/30
Refarat
Ototoksik
+ hari konsekuetif tiap 2"4 minggu.
&alaupun obat anti kanker pernah dilaporkan bersifat ototoksik, obat"
obatan tersebut sangat jarang ditemukan sebagai satu"satunya penyebab gangguan
vestibuler. =isplatin adalah anti kanker yang paling luas penggunaannya, namun
sayangnya bersifat kokleotoksik dan nefrotoksik. Toksisitas #isplatin sinergis
dengan gentamisin dan pada dosis tinggi #isplatin telah dilaporkan dapat
menyebabkan tuli total. ada binatang per#obaan, ototoksisitas #isplatin
berhubungan dengan peroksidasi lipid. =arpolatin dan #isplatin diklasifikasikan
sebagai ankylating agents, keduanya merusak sel"sel kanker dan beberapa sel
tubuh yang sehat juga ikut rusak0 dengan #ara merusak 1NA dari sel tersebut.
Gejala yang ditimbulkan #isplatin sebagai ototoksisitas adalah tuli
subjektif, tinnitus dan otalgia, tetapi dapat juga disertai dengan gangguan
keseimbangan. Tuli biasanya bersifat bilateral dimulai dengan frekuensi antara
: !'5 dan / !'5, kemudian pada frekuensi yang lebih rendah. Tinnitus biasanya samar"samar, bi la tu li ringan makaakan pulih pada penghentian
pengobatan, tetapi bila tulinya berat biasanya menetap.
2. O)at To*ika Tein!a
Banyak obat tetes tel inga mengandung antib iot ika golongan
aminoglikosida seperti neomisin dan polimiksin B, keduanya memiliki efek
neurotoksik dan nefrotoksik. Obat"obatan tersebut menjadi ototoksik bila
diberikan pada pasien dengan perforasi membran timpani. Neomisin tetes
21
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 22/30
Refarat
Ototoksik
telinga pernah dilaporkan mengakibatkan hilangnya pendengaran yang relatif.
3eharusnya obat tetes telinga golongan aminoglikosida digunakan terhadap
infeksi telinga luar.
Terjadinya ketulian oleh karena obat Nomisin dan polimiksin B terjadi
karena obat tersebut dapat menembus tingkap bundar. &alaupun membran
tersebut pada manusia lebih tebal 2 kali yaitu sekitar $" 9 :* mikron, tetapi dari
hasil penelitian masih dapat ditembus obat"obatan tersebut.
1erivat"derivat enisilin seperti ti#arsilin memiliki efek antibakterial yang
kuat tetapi juga ototoksik. Florokuinolon, siprofloksasin dan ofloksasin aktif
dalam membasmi bakteri yang mengakibatkan O%3!. ?ji klinik dan uji
pada hewan menyebutkan bahwa siprofloksasin dan ofloksasin tidak
memiliki bukti yang signifikan menyebabkan ototoksik. Ofloksasin topikal biasanya dikombinasikan dengan =ortisporin Oti# 3uspension =O30 dan obat
tetes mata gentamisin. 3el rambut utama dapat rusak yang disebabkan oleh =O3
dengan kehilangan sekitar :*>. Ofloksasin meskipun diberikan tiga kali sehari
tidak menghasilkan kerusakan koklear yang berarti.
3. Fakto# 0esiko
Faktor resiko yang paling umum untuk menimbulkan gangguan
22
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 23/30
Refarat
Ototoksik
pendengaran akibat pemakaian obat ototoksik antara lain ototo6i# drug &'O0;
a ?sia lanjut
b 1osis harian dan rute pemberian obat <ute pemberian obat ototoksik
penting dalam menentukan onset kerusakan pendengaran. <ute yang paling
berbahaya hingga paling aman berturut"turut adalah intraspinal, kemudian
intravena, intramuskular, perkutaneus, dan oral0.
# ajanan dalam jangka waktu yang lama oleh obat ototoksik
d !ehamilan
e Gagal ginjal
f 7nsufisiensi hepar
g Bekerja di lingkungan bising
h enggunaan bersamaan dengan obat ototoksik lainnya biasanya pada
diuretik0
$. Peme#iksaan A+"ioo!i
%onitoring adanya ototoksisitas dapat dilakukan dengan pemeriksaan
audiologi. Ultra-high frequency audiometry dan Otoacoustic emission
(OAE)mendeteksi se#ara dini gangguan pendengaran akibat obat"obat ototoksik
dibandingkan dengan kovensional Pure-tone threshold testing.
$.1 Ultra-high Frequency Audiometry ( Ultra-HFA )
8fek awal dari obat ototoksik adalah kerusakan sel rambut luar di bagian
basal dari koklea. 'FA merupakan tes hantaran udara air- conduction threshold
testing ) untuk frekuensi diatas / '5, berkisar di atas (: atau + k'5. 'FA
dapat mendeteksi gangguan pendengaran akibat aminoglikosida atau #isplatin.
Oleh karena itu 'FA saat ini umum digunakan untuk memonitoring kasus"kasus
ototoksisitas.
High requency Audiometry tidak dipengaruhi oleh otitis media. Berbeda
dengan OA8 yang hasil pemeriksaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi
patologis pada telinga tengah, misalnya otitis media.
23
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 24/30
Refarat
Ototoksik
$.2 Otoacoustic Emission ( OAE )
%erupakan respons koklea yang dihasilkan oleh sel rambut luar yang
dipan#arkan dalam bentuk energi akustik. 3el"sel rambut luar dipersarafi oleh
serabut saraf eferen dan mempunyai elektromotilitas, sehingga pergerakan sel"sel
rambut akan menginduksi depolarisasi. emeriksaan OA8 dilakukan dengan #ara
memasukkan !ro"e ke dalam liang telinga luar. 1alam !ro"e tersebut terdapat
mikrofon dan pengeras suara yang berfungsi untuk memberikan stimulus suara.
%ikrofon berfungsi untuk menangkap suara yang dihasilkan koklea setelah
pemberian stimulus.
Otoacoustic emission "i)a!i me'a"i 2 keom*ok ait+ -
a #!ontanneus Otoacoustic Emission (#OAE)
" E$oked Otoacoustic Emission ( EOAE)
Evoked Otoacoustic Emission me#+*akan #es*on kokea an! tim)+
"en!an a"ana stim++s s+a#a. Te#"a*at 3 'enis ait+ -
a #timulus-frequency Otoacoustic Emission
b %ransiently-e$okedOtoacoustic Emission T8OA80
# &istortion-!roduct Otoacoustic Emission 1OA80
24
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 25/30
Refarat
Ototoksik
Gambar; &istortion-!roduct Otoacoustic Emission 1OA80
?ntuk gangguan pendengaran akibat obat ototoksik, 1OA8 efektif untuk
deteksi dini. 1OA8 menggunakan stimulus dua nada murni F(,F+0 dengan
frekuensi tertentu.
$.3 Pure Tone Audiometry A+"iomet#i Na"a (+#ni 4
Audiometri Nada %urni juga dapat mendeteksi adanya gangguan
pendengaran akibat obat ototoksik. Akan didapatkan tuli sensorineural frekuensi
tinggi pada audiogram.
25
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 26/30
Refarat
Ototoksik
Gambar; Audiometri nada murni pada pasien dengan terapi #isplatin
%. Penataaksanaan
Tuli yang diakibatkan oleh obat"obat ototoksik tidak dapat diobati. Bila
pada waktu pemberian obat"obat ototoksik terjadi gangguan pada telinga dalam
dapat diketahui se#ara audiometrik, maka pengobatan dengan obat"obatan tersebut
harus segera dihentikan. Berat ringan ketulian yang terjadi tergantung kepada
jenis obat, jumlah dan lamanya pengobatan.
!erentanan pasien termasuk yang menderita insufisiensi ginjal dan sifat
obat tersendiri. Apabila ketulian sudah terjadi dapat di#oba melakukan
rehabilitasi antara lain dengan alat Bantu dengar AB10, psikoterapi, auditory
training, termasuk #ara menggunakan sisa pendengaran dengan alat bantu
dengar, belajar komunikasi total dengan belajar memba#a bahasa isyarat. ada
tuli total bilateral dapat dipertimbangkan pemasangan implan koklea.
. Pen5e!a,an
Berhubung tidak ada pengobatan untuk tuli akibat obat ototoksik, maka
pen#egahan menjadi lebih penting. 1alam melakukan pen#egahan ini termasuk
mempertimbangkan penggunaan obat"obat ototoksik, menilai kerentanan pasien,
monitoring ketat level obat dalam serum dan fungsi ginjal harus baik sebelum,
selama dan setelah terapi. =ara lain adalah dengan mengukur fungsi audiometri
26
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 27/30
Refarat
Ototoksik
sebelum terapi, memonitor efek samping se#ara dini, yaitu dengan memperhatikan
gejala"gejala kera#unan telinga dalam yang timbul seperti tinnitus, kurang
pendengaran dan vertigo.
ada pasien"pasien yang telah mulai menunjukkan gejala tersebut diatas
harus dilakukan evaluasi audiologik dan segera menghentikan pengobatan dan
baiknya antibiotik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran baiknya tidak
diberikan pada wanita hamil, berusia lanjut dan orang"orang yang sebelumnya
pernah menderita ketulian dan sebaiknya dilakukan pemantauan terhadap kadar
obat dalam darah jika memungkinkan baik sebelum dan selama pengobatan
berlangsung.
6. P#o!nosis
rognosis sangat tergantung kepada jenis obat, jumlah dan lamanya
pengobatan, kerentanan pasien, adanya faktor resiko seperti gagal ginjal akut
ataupun kronis dan penggunaan obat ototoksik yang lain se#ara bersamaan akan
tetapi pada umumnya prognosis tidak begitu baik dan malah makin memburuk.
BAB III
KESI(PULAN
Ototoksisitas adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organ
vestibuler yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengaran
dari labirin ke otak yang disebabkan oleh 5at"5at kimia atau to6in obat"obatan0.
27
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 28/30
Refarat
Ototoksik
8fek utama dari obat"obat ototoksik terhadap telinga adalah hilangnya sel"
sel rambut yang dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis,
limbus spiralis dan sel"sel rambut koklea dan vestibuler. Hang menyebabkan
gangguan pendengaran frekuensi tinggi yang dapat berlanjut ke frekuensi rendah.
Tinitus dan vertigo merupakan gejala utama ototoksisitas. tinitus
#irinya kuat dan bernada tinggi, berkisar antara 4 !'5 sampai : !'5 serta biasa
bilateral, gejala lainnya juga terdapat gangguan keseimbangan badan, sulit
memfiksasi pandangan, terutama setelah perubahan posisi, ataksia dan os#illopsia
tanpa adanya riwayat vertigo sebelumnya.
Obat @ obat yang sering menyebabkan Ototoksik diantaranya ;
a Golongan Aminoglikosida 3treptomisin,1ihidrostreptomisin,Neomisin,
Gentamisin, !anamisin 0
b 1iuretik Asam 8takrinat dan Furosemid 0
# 3alisilat aspirin 0
d Anti %alaria !ina dan klorokuin 0
e Anti kanker =isplastin 0
f Obat topikal telinga
en#egahan dengan mempertimbangkan penggunaan obat"obat ototoksik,
menilai kerentanan pasien, monitoring ketat level obat dalam serum dan fungsi
ginjal harus baik selama dan setelah terapi, mengukur fungsi audiometri sebelum
terapi, memonitor efek samping se#ara dini
Berat ringan ketulian yang terjadi tergantung kepada jenis obat, jumlah
dan lamanya pengobatan jenis obat, lamanya pengobatan, kerentanan pasien,
adanya faktor resiko seperti gagal ginjal akut ataupun kronis danpenggunaan obat
ototoksik.
Apabila ketulian sudah terjadi dapat di#oba melakukan rehabilitasi
antara lain dengan alat Bantu dengar AB10, psikoterapi, auditory training,
28
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 29/30
Refarat
Ototoksik
termasuk #ara menggunakan sisa pendengaran dengan alat bantu dengar, belajar
komunikasi total dengan belajar memba#a bahasa isyarat. ada tuli total
bilateral dapat dipertimbangkan pemasangan implan koklea
DAFTA0 PUSTAKA
(. 3oetirto, 7ndro, Bramantyo, B., dan Bashirudin, -. Gangguan pendengaran akibat
obat ototoksik. 1alam ; 3oepardi 8A, 7skandar N, 8d. Buku ajar ilmu kesehatan
telinga hidung tenggorok kepala leher. 8disi kelima. -akarta; F!?7, +(, h. *2 "
*:.
29
7/17/2019 refarat ototoksik
http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 30/30
Refarat
Ototoksik
+. <ybak, Ceonard ., Touliatos, -ohn. Ototo6i#ity. 1alam; 3now, -ames B.,
Ballenger, -ohn -, 8d. BallengerIs Otorhinolaryngology head and ne#k surgery.
8disi ke"(:, 3pain; &illiams J &ilkins, ()):, h. 24 @ 2/.
2. %iller, %oni#a C., Blakenship, =rystal. Ototo6i#ity. 1alam Tisdale -, %iller 1.
1rug"indu#ed disease. 8disi kedua.Ameri#a;A3', +(, h.(4)"(*4.
4. Guyton, A.=, 'all, -.8. 7ndra pendengaran. 1alam ; Guyton and hall buku ajar
fisiologi kedokteran. 8disi ke"sebelas, -akarta;8G=, +, h.://":/).
*. =hambers, 'enry F. 3enyawa antimikroba aminoglikosida. 1alam ; 'ardman
-oel, Cimbird Cee, 8. 1asar farmakologi terapi. Dolume +. -akarta ; 8G=,+,
h. (()*"(+4.
:. <eiter <-, Tan 1, !orkma5 A, Fuentes BC. 1rug"mediated ototo6i#ity and
tinnitus; alleviation with melatonin. -ournal of hysiology and harma#ology.
+((, h. (".
. 1urrant -1, =ampbell !, Fausti 3, Guthrie O, -a#obson G, oling G. Ototo6i#ity
monitoring. Ameri#an A#ademy of Audiology osition 3tatement and =lini#al
ra#ti#e Guidelines. +), hal. *"+*.
/. 3lattery 8ri# C, dan &ar#hol %ark 8. =isplatin ototo6i#ity blo#ks sensory
regeneration avian inner ear. The -ournal of Neuros#ien#e.+(, hal. ("*.
). %artin 1!, Gordon -3, <eavis !%, &ilmington 1-, Fausti 3A. Audiologi#al
monitoring of patient re#eiving ototo6i#ity drugs. Ameri#an 3pee#hlanguage
'earing Asso#iation.+*, hal. +"4.