Post on 30-Nov-2021
RANCANG BANGUN SMART LIGHTING BERBASIS INTERNET OF
THINGS UNTUK RUMAH HEMAT ENERGI
Fiqi Firmansyah1, Heroe Santoso2, Sirojul Hadi3 Universitas Bumigora Mataram
Artikel Info
Kata-kata kunci
Rumah Hemat Energi
Internet Of Things
Smart Lighting
NodeMCU
ABSTRAK
Smart lighting merupakan sistem pengontrolan lampu rumah secara
otomatis bertujuan untuk pemakaian lampu rumah yang lebih efisien. Lampu
yang dapat dikontrol dari jarak jauh dan dapat On/Off secara otomatis[8].
Pemakaian energi listrik yang tidak efisien dan terus berlarut tentunya sangat
berdampak bagi ekonomi kita[3], belum lagi sumber daya energi yang
semakin berkurang terlebih lagi dalam membayar tagihan listrik yang semakin
mahal. Smart lighting dirancang untuk membuat pemakaian energi listrik
terutama lampu menjadi lebih efisien. Metode yang digunakan yaitu analisis,
desain dan simulation prototyping. Peneliti menggunakan telegram untuk
mengontrol lampu serta penggunaan sensor PIR dan sensor LDR agar lanpu
dapat otomatis[7][9]. Hasil yang diperoreh merupakan lampu ruangan yang
dapat otomatis dengan menggunakan sensor PIR, kemudian lampu ruangan
juga dapar dikontrol melalui jarak jauh dengan memanfaatkan aplikasi
telegram[14], untuk lampu teras menggunak sensor LDR, yang dapat On/Off
berdasarkan intensitas cahaya[10]. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Smart Lighting berbasis Internet of Thinks untuk Rumah Hemat Energi telah
berhasil dibuat. Sistem yang dibuat yaitu lampu dapat dikontrol dari jarak jauh
dan dapat On/Off secara otomatis[15].
Article Info
Keywords
Energy Saving House
Internet Of Things
Smart lighting
NodeMCU
ABSTRAC
Smart lighting is a system of automatic control of home lights aimed
at the use of home lights more efficiently. The lights can be controlled
remotely and can be On/Off automatically[8]. The inefficient and protracted
use of electricity energy certainly has a huge impact on our economy[3], not
to mention the dwindling energy resources, especially in paying increasingly
expensive electricity bills. Smart lighting is designed to make the use of
electrical energy, especially lamps become more efficient. The methods used
are analysis, design and simulation prototyping. Researchers used telegrams
to control lights as well as the use of PIR sensors and LDR sensors to make
them automatic[7][9].The result is a room lamp that can be automated using
PIR sensor, then the room lamp is also controlled remotely by utilizing
telegram application[14], for terrace lights using LDR sensor, which can be
On/Off based on light intensity[10]. The conclusion of this study is the
Internet-based Smart Lighting of Thinks for Energy Efficient Homes has been
successfully created. The system created is that the lights can be controlled
remotely and can be On/Off automatically[15].
1. PENDAHULUAN
Dimasa sekarang penggunaan sumber daya energi listrik sangatlah penting, bisa dibilang listrik
sudah menjadi kebutuhan primer, hampir semua peralatan rumah tangga menggunakan listrik, seperti TV,
kipas angin, komputer, mesin cuci, dan masih banyak lagi peralatan rumah tangga lainnya[12]. Namun
dikarnakan adanya global warming yang mengancam kehidupan manusia sehingga membuat sumber energi
menjadi sedikit dan mahal, ditambah pemerintah melakukan penyesuaian tarif dasar listrik pada 2020.
Penyesuaian ini menyusul rencana pemerintah yang ingin memangkas kompensasi kepada PT
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sebab nilai subsidi listrik yang terus meningkat dari tahun ke tahun
sementara tarif dasar listrik tidak pernah naik sejak tahun 2017, ditambah dengan adanya pandemi
Covid-19 PLN menjelaskan bahwa tagihan listrik akan naik ditengah pandemi Covid-19 yang di jelaskan
oleh Suprateka dalam konferensi pers lewat video pada Rabu (6/5/2020).
Sebagai konsumen listrik PLN kita dihadapkan pada permasalah dimana kenaikan tarif dasar
listrik (TDL) dan pandemic Covid-19 tentunya akan sangat berpengaruh terhadap biaya yang harus
dikeluarkan setiap bulannya untuk membayar listrik yang akan semakin tinggi. Selain karena tarif dasar
listrik (TDL) yang naik, juga diakibatkan karena tingginya konsumsi listrik atas kurangnya kesadaran atau
sikap kurang peduli kita dalam pemakaian alat-alat elektronik sehari-hari[2].
Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini menjanjikan segala bentuk kemudahan, seperti
memungkinkan peralatan elektronik rumah tangga dapat dikontrol secara otomatis[1]. Hal ini yang mendasari
pembuatan penelitian ini agar nantinya lampu yang bisanya dibiarkan menyala lantaran pulang malam akan
dapat dikontrol dari manapun, dengan memanfaatkan aplikasi yang familiar yaitu telegram tentunya semua
orang yang memiliki smarphone pasti mengenali aplikasi ini bahkan mungkin menggunakannya sehari-hari,
dan dengan adanya sensor PIR (Passive Infrared Receiver) dapat membuat lampu menyala saat adanya
pancaran inframerah yang di dapat oleh sensor PIR dan akan mati ketika tidak ada lagi pancaran infaramerah
yang di proleh oleh sensir PIR[11], ditambah lagi dengan lampu teras yang dapat On/Off secara otomatis
berdasarkan tingkat pencahayaan, artinya ketika sudah gelap (minim cahaya) maka lampu akan secara
otomatis menyala, dan sebaliknya ketika terang maka lampu tidak akan menyala[4]. Jadi dengan dibuatnya
penelitian ini diharapkan mampu membuat pemakaian energi listrik menjadi lebih hemat tentunya beban
pembayaran listrikpun sedikit.
Pemembuatan lampu otomatis tentunya diperlukan sebuah alat yang dapat mengontrol sebuah
lampu, pada penelitan kali ini peneliti menggunakan NodeMCU dikarenakan NodeMCU merupakan
mikrokontroler yang terbilang sangat lengkap sudah dilengkapi dengan wifi yang dapat terkoneksi ke
internet, artinya dengan adanya internet kita dapat mengakses apapun, begitu halnya dengan pengontrolan
jarak jauh yang menggunakan telegram dengan memanfaatkan bot message untuk mengirim pesan ke
NodeMCU[6]. NodeMCU juga dapat memberikan perintah kepada sensor-sensor seperti pada penelitan ini
menggunakan sebuah sensor PIR (passive infrared receiver) dan sensor cahaya atau light dependent resistor
(LDR) untuk membuat lampu dapat di kontrol.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk menjadi panduan dasar dalam
melakukan penelitian. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Network Development Life
Cycle (NDLC). NDLC akan menjadi metode yang digunakan sebagai acuan pada proses pengembangan dan
perencangaan sistem smart lighting. NDLC adalah proses pendekatan untuk komunikasi data yang
menampilkan siklus awal dan akhir dalam membangun[13]. Tahap yang akan digunakan dalam penelitian ini
hanya menggunakan 3 tahapan dari 6 tahapan yang ada pada metode NDLC
Gambar 2.1 Network Development Life Cycle (NDLC)
1.1 Analiysis
Tahap awal yang dilakukan adalah menganalisa perangkat yang akan digunakan pada pembuatan
perangkat lampu otomatis dan dapat dikontrol. Pada tahapan analisis digunakan tiga tahapan yaitu
pemgumpulan data, analisis data dan analisis kebutuhan.
1.1.1 Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan melakukan studi literatur baik
dari buku maupun jurnal. Studi Literatur dalam hal ini pengumpulan data dengan cara membaca atau
mempelajari dari penelitian–penelitian sebelumnya yang terkait dengan perancangan alat ini atau
punmateri-materi yang ada di internet dan mengamati sejumlah persoalan yang berhubungan dalam
perancangan alat secara langsung, kemudian akan dihasilkan referensi mengenai perancangan
perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan pembuatan smart lighting.
1.1.2 Analisis Data
Berdasarkan dari pengumpulan data yang dihasilkan dari artikel ilmiah secara studi literatur maka
dapat diproleah analisis data sebagai berikut:
1. NodeMCU sebagai unit pemroses data smart lighting.
2. Aplikasi Telegram segabai pengontrol jarak jauh.
3. Sensor passive infrared receiver (PIR) untuk mendeteksi gerak.
4. Sensor light dependent resistor (LDR) untuk mendeteksi cahaya.
5. Sebuah resistor pada rangkaian LDR sebagai penyangga tegangan berlebih.
6. Relay sebagai saklar listrik untuk menyalakan lampu.
7. Sensor arus ACS712 untuk mengukur besaran daya yang dikeluarkan
8. Breadboard sebagai media untuk merangkai antar perangkat.
9. Kabel Jumper digunakan sebagai penghubung antar komponen
1.1.3 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan yang digunakan dalam skripsi ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Berikut adalah kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak untuk dapat mendukung yang
akan dilakukan dalam membangun sebuah rancangan atau untuk mempersiapkan implementasi.
Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
a. Personal Komputer (PC) atau Laptop merupakan perangkat untuk menjalankan Arduino IDE
untuk memasukan program keNode MCU nantinya.
b. Smartphone untuk membuat chatBot telegram agar dapat berkomunikasi dengan NodeMCU.
c. NodeMCU sebagai pemroses data.
d. Kabel Jumper dengan tipe male to male, male to female, female to female untuk menghubungkan
NodeMCU, sensor dan relay.
e. Sensor PIR (passive infrared receiver) untuk mendeteksi adanya gerakan pada ruangan.
f. sensor LDR (light dependent resistor) untuk mengetahui intensitas cahaya.
g. Relay sebagai jembatan antara NodeMCU dengan lampu yang terhubung langsung dengan listrik.
h. Breadboard sebagai tempat (sirkuit) dalam merangkai komponen-komponen.
i. Lampu sebagai output.
Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang digunakan yaitu telegram dan Arduino Ide, Telegram berfungsi sebagai
telegram message yang memberikan perintah pengontrolan lampu jarak jauh melalui pesan dan
Arduino IDE sebagai tools untuk pengkodingan alat agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
1.2 Tahap Desain
Pada tahap desain atau perancangan yaitu tahap, desain sistem smart lighting.
Gambar 2.1 Model Perancangan Sitem
Prinsip dari kerja system yang dirancang adalah Tegangan menjadi media untuk memberikan masukan
pada NodeMCU, saat NodeMCU membaca adanya masukan dari telegram, maka masukan tersebut menjadi
dasar NodeMCU menjalankan program lampu ruangan secara otomatis atau manual, dimana lampu akan
otomatis bekerja jika telegram mengaktifkan sensor PIR dan saat sensor PIR di tidak aktif maka lampu akan
bekerja secara manual yaitu lampu ruangan akan menyala jika telegram memberi perintah nyalakan lampu
dan mati jika diberi perintah mematikan lampu. Sedangkan sensor LDR untuk membaca tingkat cahaya
sekitar yang kemudian data dikirimkan ke NodeMCU, NodeMCU memproses data yang diterima, apabila
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor LDR tinggi, maka lampu tidak akan mati, sedangkan apabila
intensitas yang diterima oleh sensor LDR rendah maka lampu secara otomatis menyala.
1.3 Tahap Simulation Prototyping
Proses pengujian dilakukan dengan 2 tahapan diantaranya pengujian dengan pengontrolan telegram
dan pengujian sensor LDR pada lampu teras.
1.3.1 Pengontrolan Telegram
Gambar 2.2 Pengontrolan Telegram
Lampu Teras
Lampu
Ruangan
Power
Supply
NodeMCU
Telegram
Sensor LDR
Sensor PIR
Relay
Pada pengontrolan telegram terdiri dari dua jenis pengontrolan, yaitu pengontrolan manual dan
otomatis, dimana pada pengontrolan manual lampu diberi perintah langsung melalui telegram untuk
menghidupkan dan mematikan lampu, sedangkan pada pengontrolan otomatis digunakan sensor PIR
untuk mendeteksi manusia jika ada orang (manusia) maka lampu akan menyala dan tidak ada orang
(manusia) lampu mati.
Gambar 2.3 Menghidupkan Lampu dengan Buttun Manual
Pada saat lampu dalam kondisi mati kemudian kita mengklik buttun manual menghidupkan
lampu maka akan menyala.
\
Gambar 2.4 Mematikan Lampu dengan Buttun Manual
Pada saat lampu dalam kondisi menyala kemudian kita mengklik buttun manual metikan lampu
maka lampu akan mati.
Pengaktifan mode otomatis dengan mengklik button otomatis membuat lampu ruangan akan
dapat mati dan menyala ketika adanya aktifitas orang pada ruangan, hal ini karena terdapat sensor
yang mendeteksi sebuah gerakan (infra merah), jika sensor mendeteksi adanya gerakan maka lampu
ruangan akan otomatis menyala, sedangkan jika sensor tidak mendeteksi adanya gerakan maka lampu
ruangan tidak menyala.
Gambar 2.5 Sensor Diberi Gerakan dan Tidak Diberi Gerakan
Pada gambar 2.5 merupakan pengujian lampu ruangan secara otomatis dengan memberi
gerakan pada sensor, sehingga lampu menyala karena mendeteksi adanya gerakan dan lampu mati saat
tidak diberik gerakan.
1.3.2 Lampu Teras Otomatis
Gambar 2.6 Lampu Teras Otomatis
Lampu teras dapat bekerja secara otomatis dengan menggunakan sensor cahaya (LDR)
memungkinkan lampu dapat mati dan menyala berdasarkan tingkat pencahayaan. Artinya ketika
kondisi terang maka lampu teras tidak akan menyala, sedangkan ketika kondisi gelap lampu akan
secara otomatis menyala.
Gambar 2.7 Kondisi Gelap dan Terang
Pada saat malam hari atau saat intensitas cahaya rendah <200 maka lampu akan menyala
sedangkan siang hari atau intensitas cahaya yang tinggi >200 maka lampu akan mati.
Tabel 3.1 Data Intensitas Cahaya
Nilai ADC
Pagi
07:00
Siang
13:30
Malam
19:00
Kondisi
Berawan Hujan
267 914 133 674 521
268 915 138 676 523
269 916 139 677 524
270 917 141 678 525
271 918 142 679 526
Sesuai dengan data pengukuran intensitas cahaya, lampu akan menyala jika sudah pagi dan
lampu akan menyala ketika sudah beranjak malam.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan tujuan awal penelitian yaitu dapat membuat sistem rumah hemat energi dalam
pemanfaatan lampu yang dapat bekerja secara otomatis. Sistem yang telah dibuat ini akan diuji
keefektifannya untuk mencapai tujuan yang dimaksud pada uraian latar belakang penelitian diatas maka
hasil penelitian yaitu rancang bangun smart lighting berbasis IoT untuk rumah hemat energi, dengan
memanfaatkan sensor-sensor dan dapat di kontrol melalui jarak jauh dengan aplikasi telegram sebagai
merupakan sebuah solusi untuk membuat pemakaian lampu menjadi lebih efisien.
Pengujian keefektipan sistem dilakukan dengan membandingkan pemakaian listrik yang
menggunakan sistem smart lighting dengan penggunaan lampu secara manual. pembandingan dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar keefektipan penggunaan sistem smart lighting ini. Dimana proses
pengujian sama-sama menggunakan lampu teras berdaya 5 watt dan lampu ruangan berdaya 30 watt.
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan di peroleh:
Pengujian secara manual
a. Pada lampu ruang keluarga yang di kontrol secara manual lampu menyala pada jam 18:00 - 22:00 dan
menyala pada jam 04:30-06:00. Total lampu menyala dalam sehari 7 jam 30 menit.
b. Lampu teras menyala jam 18:00 - 06:00. Total lampu menyala 12 jam.
Pengontrolan dengan sistem smart lighting
a. Pada lampu ruang keluarga menyala selama 18:00-18:10, 18:20-18:25, 18:45-19:05, 19:15-19:40, 20:00-
21:45, 21:50-22:05. Total lampu menyala 3 jam.
b. Pada lampu teras menyala 18:30-06:00. Total lampu menyala 11 jam 30 menit.
Sehingga diperoleh data seperti table dibawah ini.
Tabel 3.2 Data Pemakaian
Status Lampu
Total Jam
Pemakaian
Tegangan
(kWh)
Tagihan
(Rp)
Manual
Ruangan 7 jam 30 menit 0,225 462,38
Teras 12 jam 0,06 197,28
SistemSmart
Lighting
Ruangan 3 jam 0,09 73,98
Teras 11 jam 30 menit 0,0575 181,18
Pada tabel 3.2 menunjukan jumlah pembayaran dari pemakaian listrik. diketahui pembayaran
pemakaian listrik selama 1 hari penggunaan lampu secara manual biaya yang harus dibayar perharinya
sebesar Rp.659,66, sedangkan pemakaian lampu menggunakan sistem smart lighting memerlukan biaya
senilai Rp.225,16 perhari. Berdasarkan biaya yang diperlukan masing-masing sistem penggunaan lampu
memiliki selisih Rp.434,5 perhari. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan lampu menggunakan sistem smart
lighting dapat menghemat biaya 4,34% dari penggunaan lampu secara manual. Jika penggunaan lampu
dengan sistem smart lighting dalam rentang waktu satu hari dapat menghemat biaya hingga 4,34% dari
penggunaan lampu secara manual. Berbeda halnya dengan rentang waktu satu bulan, tentunya semakin
banyak rentang waktunya dapat mempengaruhi selisih biaya yang dikeluarkan. Penggunaan lampu secara
manual memerlukan biaya Rp. 20.063,6 perbulan, sedangkan penggunaan lampu dengan sistem smart
lighting memerlukan biaya Rp. 7761,19 perbulan. Hal ini menunjukan perbedaan yang signifikan dalam hal
biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan lampu secara manual jika dibandingkan dengan penggunaan
sistem smart lighting. Selisih yang diperoleh antara penggunaan lampu secara manual dengan smart lighting
mencapai Rp.12.302,4 yang menunjukkan bahwa penggunaan smart lighting lebih menghemat biaya yang
mencapai angka 12,3% dari penggunaan lampu secara manual.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan implementasi sistem smart lighting dan pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan
pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan, yang mana penggunaan sistem smart lighting
dapat membuat lampu bekerja secara otomatis dan di kontrol dari jarak jauh menggunakan aplikasi telegram,
oleh karena itu dalam pemakaian lampu menjadi lebih efisien sehingga dapat menghemat pembayaran listrik.
Keefektipan dari penggunaan sistem smart lighting ini dibandingkan pemakaian pada biasanya (sehari-hari)
mampu menghemat pembayaran listrik sebesar 4,34% dan juga apabila pemakain yang lebih lama lagi atau
perbulannya akan jauh lebih besar bahakan dapat mencapai 12,3%. Sehingga alat ini cocok untuk diterapkan
pada rumah-rumah untuk mengurangi beban pemakaian listrik dan tentunya pembayaran tagihan listrik yang
jauh lebih sedikit.
5. SARAN
Saran untuk dapat dijadikan acuan pada pengembangan lebih lanjut yaitu dengan menggunakan
mikrokontroller versi terbaru, memungkinkan proses perancangan yang lebih mudah baik itu perancangan
perangkat maupun pemerograman, dikarenakan penggunaan mikrokontroller versi terbaru pasti selalu di
upgrade dengan sifat lebih fleksibel dan fitur-fitur yang terdapat didalamnya pasti lebih banyak sehingga kita
dapat membuat berbagai macam alat otomatis, saran bagi penulis mikrokontroler NodeMCU yang bagus
adalah seri ESP32 dimana memiliki respon yang tinggi dalam memproses data.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak–pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Orang Tua, dan Kakanda Imran Wahyudi, Amd. Com atas dukungan dan dorongan baik berupa Doa-
doa maupun finansial.
2. Wanita spesial Jamiatul Isna Apriani, S.Hut yang selalu membantu dalam cara-cara untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Anthony Anggrawan, MT., Ph.D. selaku Rektor Universitas Bumigora.
4. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.
5. Bapak Ahmat Adil, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Desain.
6. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.
7. Bapak Herue Santoso, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing 1 yang selalu senantiasa meluangkan
waktu untuk membimbing dan masukan pengetahuan dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak Sirojul Hadi, S.T. M.T, selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu sabar membimbing dan
mengajarkan persoalan untuk menyelsaikan skripsi ini.
9. Untuk teman-teman dan sahabat yang selalu memberi semangat, serta teman–teman kelas B Angkatan
2016, Saudara seperjuangan yang telah memberikan banyak bantuan, informasi dan dukungan.
REFERENSI
[1] Abdullah, M. H. (2019). Rancang Bangun Sistem Kontrol Lampu Listrik Menggunakan Remote
Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535. Ilkominfo, 2(1), 40–47.
[2] Ardiansyah, Agus (2020). Monitoring Daya Listrik Berbasis IoT (Internet of Things).
[3] Andyka, D., & Anwar, M. C. (2017). Rancang Bangun Aplikasi Android Pengendalian Smarthome
Menggunakan Perintah Suara. Sehati, 2017(Sehati), 48–51.
[4] Bachtiar, Ronny, (2011). Aplikasi Keamanan Ruangan Menggunakan Sensor Ldr dan SMS Gateway.
[5] Baharuddin, Abd Rahman. (2020). Perancangan Lampu Pintar Dengan Menggunakan Kontrol Jarak
Jauh Berbasis Telegram.
[6] Bahriun, Ahri. Maret 2015. Perancangan Sistem Home Automation Berbasis Arduino Uno,
SINGUDA ENSIKOM, VOL.10 NO.28.
[7] Darmanto, Tony. (2020). Penerapan Sensor LDR dan Sensor PIR Pada Prototype Penerangan lampu
Rumah.
[8] Efendi, Y. (2018). Internet Of Things (Iot) Sistem Pengendalian Lampu Menggunakan Raspberry Pi
Berbasis Mobile. Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, 4(2), 21–27. https://doi.org/10.35329/jiik.v4i2.41
[9] Gustiawan, E., Triyanto, D., Rismawan, T. (2016). Sistem Penerangan Rumah Otomatis Berdasarkan
Intensitas Cahaya Dan Keberadaan manusia Dalam Ruangan Berbasis Mikrokontroler.
[10] Husna, A., Hidayat, H., T., Mursyidah (2019). Penerapan IoT pad pada Sistem otomasi Lampu
Penerangan Ruangan Dengan Sensor Gerak Dan Sensor Cahaya Menggunakan Android.
[11] Kurnianto, danny, dkk, Vol: 5, No. 2, Juli 2016, “ Perancangan Sistem Kendali Otomatis Pada Smart
Home Menggunakan Modul Arduino Uno” ISSN: 2302 – 2949.
[12] Kurniawan A., Jati, B. R, & Sunarto, N. A. (2018). Smarthome Energi Saver Dengan Penggabungan
Sensor LDR, PIR, Surya Dan Temperature Untuk Merepresentasikan Kondisi Ruangan Sebagai
Perangkat penghemat Energi Listrik Yang Digunakan Dalam Masyarakat.
[13] Kurniawan, R. (2016). Analisis Dan Implementasi Desain Jaringan Hotspot Berbasis Mikrotik
Menggunakan Metode NDLC (Network Development Life Cycle) Pada BPU Bagas Raya Lubuk
Linggau. Jurnal Ilmiah Betrik, 7(01), 50–59. https://doi.org/10.36050/betrik.v7i01.12.
[14] Nega, M., Susanti, E., Hamzah, A. (2019). Internet Of Think (IoT) Kontrol Lampu Rumah
Menggunakan NodeMCU Dan ESP-12E Berbasis Telegram chatBot
[15] Setiawan, Evan, (2012). Pengendalian Lampu Rumah Berbasis Mikrokontroler Arduino Menggunakan
Smartphone Anroid. Jurnal TI-Atma STMIK Atma Luhur Pangkal pinang.