Post on 11-Jul-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu proses belajar mengajar, dapat dikatakan bahwa tugas guru
sangatlah kompleks. Tugas guru tidak hanya sebagai penyampai meteri pelajaran,
namun guru mengajar mempunyai tugas untuk membimbing dan mendorong
peserta didik untuk lebih giat belajar. Oleh karena itu guru harus mampu
menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dan
metode penyampaiannya. Selain itu, guru juga harus mempunyai kemampuan
nutuk membimbing semangat belajar anak didik.
Apapun kenyataan yang mungkin sekali dihadapi adalah adanya tingkat
motivasi yang berbeda-beda setiap peserta didik dikelas, hal ini harus didasari
oleh guru. Ada peserta didik yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar dan ada
pula peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah. Peserta didik yang
motivasi belajarnya tinggi cenderung memperhatikan penjelasa dari guru,
bersemangat, dan merasa senang ketika guru memberikan tugas, serta
menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru. Peserta didik motivasi
belajarnya rendah ditunjukkan dengan selalu berbicara sendiri ketika guru
menjelaskan, tidak bersemangat mengikuti pelajaran, dan enggan mengerjakan
tugas yang telah diberikan oleh guru.
Motivasi memegang peranan penting kegiatan belajar peserta didik.
Motivasi belajar berfungsi untuk menggerakkan seseorang dalam meningkatkan
semangat belajar. Peserta didik yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan
selalu terdorong untuk belajar lebih intens keberhasilan akan mudah untuk
dicapai. Sebaliknya, peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah akan
sulit mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini karena dalam diri peserta didik
tidak ada daya pendorong yang menggerakkan peserta didik tersebut untuk
melakukan kegiatan belajar yang optimal. Seorang guru yang peka terhadap sikap
dan tingkah laku peserta didik -siswinya dikelas akan mudah dalam menemukan
cara untuk memelihara dan membangkitkan motivasi belajar bagi siwa-siswinya.
1
Tingkat motivasi peserta didik yang rendah juga bias disebabkan adanya
penggunaan belajar yang cenderung menonton. Salah satu metode mengajar
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah metode
ceramah. Belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah pada umumnya
lebih cenderung terpusat pada diri guru, sedangkan peserta didik hanyalah sebagai
peserta dan pendengar yang pasif.
Tidak mengherankan apabila dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung
ada peserta didik yang tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan ada juga
peserta didik yang mempunyai semangat untuk belajar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik digunakan oleh guru
dapat dilakukan dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi.
Sebagaimana dinyatakan oleh Djamarah dan Zain (1996;83) “bahwa
metode mengajar yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagaialat untuk
memotivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar disekolah”.
Penggunaan metode bervariasi ini akan dapat menghindarkan peserta didik dari
rasa kebosanan, sehingga peserta didik akan tetap semangat dalam mengikuti
pelajaran sampai pelajaran usai.
Dengan penggunaan metode ceramah yang terus menerus akan membuat
peserta didik menjadi cepat bosan dan cenderung bersifat pasif. Oleh karena itu
metode ceramah perlu untuk divariasi dengan melibatkan strategis lain yang
akhirnya dapat membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya
dan tidak cepat merasa bosan.
Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh guru yaitu dengan
memberikan tugas-tugas kepada peserta didik. Tugas yang diberikan kepada
peserta didik tersebut hendaknya bervariasi akan membuat peserta didik menjadi
bosan. Contohnya pada pertemuan pertama guru memberikan tugas untuk
mengerjakan soal-soal, kemudian pada pertemuan berikutnya guru memberikan
tugas merangkum suatu bacaan. Tugas yang diberikan tersebut dapat dikemas
dengan berbagai bentuk yang dapat membuat peserta didik merasa tertantang dan
lebih termotivasi untuk belajar.
2
Motivasi belajar peserta didik dapat dilihat dari minat peserta didik dan
perhatian peserta didik terhadap pelajaran. Semangat peserta didik untuk
melakukan tugas-tugas belajar, tanggung jawab peserta didik didalam
mengerjakan tugas, reaksi peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru, dan rasa senang dalam mengerjakan tugas.
Kenyataan yang sering dijumpai adalah guru seringkali memberikan tugas
yang tidak beragam. Guru sering memberikan tugas-tugas untuk mengerjakan
soal-soal yang terdapat di lembar kerja peserta didik, sehingga dapat
mengakibatkan semangat untuk belajar menjadi berkurang. Oleh karena itu, tugas
yang bervariasi sangat diperlukan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
Adapun yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah pelajaran
bahasa Indonesia, dimana pokok bahasan yang menjadi fokus penelitian ini
disampaikan dengan menggunakan metode ceramah dan juga dengan memberikan
tudgas yang bervariasi kepada peserta didik. Dengan demikian diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena peserta didik tentunya
menjadi lebih aktif dalam belajar dengan adanya tugas dari guru.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, penelitian ingin mengaji
lebih dalam tentang permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian tindakan kelas
dengan mengangkat sebuah judul “Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa
Indonesia Tema Komunikasi Melalui Penerapan Metode Ceramah Bervariasi
Dengan Menggunakan Media Teks Bergambar Bagi Peserta Didik Kelas VI SD
Negeri Jragung 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Semester 1 Tahun
Pelajaran 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti adalah :
1. Bagaimana proses penerapan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia dengan metode ceramah bervariasi pada peserta didik kelas VI
SD Negeri Jragung 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak ?
3
2. Bagaimana hasil peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah bervariasi pada
peserta didik kelas VI SD Negeri Jragung 2 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak ?
3. Bagaimana perubahan perilaku dan motivasi belajar peserta didik pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menerima pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah yang disertai dengan pemberian tugas yang
bervariasi di kelas VI SDN Jragung 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui apakah dengan penggunaan metode ceramah yang
disertai dengan pemberian tugas bervariasi dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VI SDN
Jragung 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
2. Mendeskripsikan hasil peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah bervariasi pada
peserta didik kelas VI SD Negeri Jragung 2 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak.
3. Mendepkripsikan perubahan perilaku dan motivasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menerima pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah yang disertai dengan pemberian
tugas yang bervariasi di kelas VI SDN Jragung 2 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti, menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya masalah
pendidikan dan sebagai wahana untuk menerapkan hasil penelitian ini kepada
4
anak didik khususnya pada SD Negeri Jragung 2 Kecamatan Karangawen
Kabupaten Demak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi guru, sebagai acuan dalam mengajar dengan menerapkan metode
ceramah yang disertai dengan pemberian tugas yang bervariasi untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
c. Bagi peserta didik , lebih termotivasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia
yang disampaikan oleh guru.
BAB II
5
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Ceramah
Salah satu metode mengajar yang sering digunakan oleh para guru adalah
metode ceramah, dimana metode ini mudah dalam penggunaannya dan tidak
terlalu membutuhkan persiapan yang begitu rumit, sehingga banyak guru yang
memanfaatkan metode ini.
Roestiyah (1998;68) menyatakan bahwa metode ceramah adalah cara
menyajikan pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan penuturan secara lisan
tentang bahan pelajaran yang bias menggunakan alat bantu mengajar.pendapat
lain menyatakan bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung
terhadap peserta didik (Sudirman, 1991;113).
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru untuk menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik dengan penuturan secara lisan yang bias
menggunakan alat bantu pengajaran.
Tujuan penggunaan metode ceramah menurut pasaribu dan simanjuntak
(1989;87) menyatakan bahwa tujuan penggunaan metode ceramah adalah sebagai
berikut:
1. Membangkitkan minat anak terhadap pelajaran
2. Memberikan keterangan – keterangan kepada peserta didik dalam membantu
memecahkan suatu masalah jika peserta didik menghadapi kesulitan.
3. Sebagai realisasi apabila guru akan memulai pelajaran baru atau untuk
memberikan kesimpulan yang dilaksanakan pada akhir pelajaran.
Dalam kegiatan mengajar, seorang guru dituntut untuk bias
membangkitkan minat peserta didik terhadap bahan yang akan disampaikan.
Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancer bila peserta didik
mempunyai minat terhadap pelajaran. Misalnya menghubungkan antara suatu
bahan yang akan disampaikan dengan bahan pelajaran yang lalu, menguraikan
manfaat dari bahan yang akan disampaikan. Selain itu, penyampaian materi
dikelas juga dapat dihubungkan dengan lingkungan sekitar peserta didik. Hal ini
6
membuat peserta didik terlihat aktif didalam proses belajar mengajar sehingga
peserta didik bermotivasi untuk belajar.
Ahmadi dan Prasetya (1997;55) menyatakan bahwa dengan menggunakan
metode ceramah membuat peserta didik cenderung pasif dan bila di gunakan
terlalu lama akan menimbulkan kebosanan pada peserta didik. Akan tetapi,
metode ceramah mempunyai banyak kelebihan.
Sudirman (1991;113) menyatakan bahwa kelebihan dari metode ceramah
adalah sebagai berikut:
1. Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan pelajaran
sebanyak – banyaknya.
2. Organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana.
3. Guru yang dapat menguasai seluruh kelas.
4. Guru yang dapat berceramah dengan baik dapat menimbulkan semangat belajar
peserta didik .
5. Fleksibel artinya bahwa jika waktu sedikit bahwa dapat dipersingkat dengan
menerangkan yang penting-penting saja. Jika waktu banyak bahan dapat
disampaikan secara mendalam dengan memberikan contoh-contoh.
Disamping memiliki kelebihan, metode ceramah ini juga memiliki beberapa
kekurangan. Untuk itu gur perlu memperhatikan dan mengatasi kelemahan dari
metode ceramah. Hal-hal berikut ini dapat dilakukan agar metode ceramah
dapat berjalan optimal, antara lain:
1. Metode ceramah hendaknya dikombinasikan dengan metode-metode
lainnya, seperti: tanya jawab, atau penguasaan tertentu.
2. Guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dapat
menggunakan berbagai media atau alat peraga yang jelas dan menarik
peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru.
3. Penggunaan metode ceramah hendaknya juga memperhatikan prinsip –
prinsip didaktif dalam ceramah, seperti: mengadakan persepsi, memotifasi
peserta didik agar menjadi lebih terangsang dan bergairah dalam belajarnya
(sudirman, 1991;115)
7
Sesuai dengan pendapat Ahmadi dan Prasetya (1997;53), metode ceramah
dapat digunakan apabila bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru banyak
berisi tentang konsep-konsep atau teori.
Penggunaan metode ceramah dimaksudkan untuk menanamkan pengertian
tentang suatu konsep atau teori. Bahan pelajara yang banyak berisi tentang ide
atau pendapat, hukum, atau gambaran umum suatu peristiwa dapat disampaikan
dengan menggunakan metode ceramah.
B. Tugas yang bervariasi
Sudirman (1991;142) menyatakan bahwa tugas akan akan dapat
memperluas dan memperkaya pengetahian serta ketrampilan peserta didik .
Dewasa ini tumbuh kesadaran makin kuat dikalangan dunia pendidikan bahwa
proses belajar mengajar akan efektif bila peserta didik lebih aktif belajar. Untuk
meningkatkan keaktifan dan ketertiban peserta didik dalam belajar, guru dapat
memberikan tugas kepada peserta didik. Misalnya peserta didik diberi tugas
untuk membaca sebuah buku. Setelah itu peserta didik disuruh untuk membaca
buku yang lain sebagai perbandingan, dengan tugas tersebut, maka peserta didik
akan mendapat banyak informasi yang mungkin tidak diperoleh dari guru
sehingga pengetahuan dari peserta didik akan bertambah luas.
Adapun tujuan pemberian tugas adalah untuk mengaktifkan anak-anak
mempelajari sendiri sesuatu masalah, mengisi waktu luang peserta didik untuk
belajar, membiasakan anak giat belajar (Ahmadi dan Prasetyo, 1997;61). Dengan
adanya tugas dari guru maka dapat dimungkinkan peserta didik akan lebih aktif
untuk belajar dan peserta didik akan terangsang untuk melakukan kegiatan belajar
dengan memanfaatkan waktu luangnya. Pendapat yang lain menyatakan bahwa
tujuan pemberian tugas adalah untuk memotifasi belajar peserta didik (Nasution,
2000;81). Menurutnya dengan pemberian tugas akan dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik karena didalam suatu tugas mengandung suatu
permasalahan yang menantang peserta didik untuk berfikir hingga akan
mengeluarkan segenap tenaga dan perhatiannya akan tercurah untuk
menyelesaikan tugas dari guru.
8
Didalam penelitian ini tugas diberikan kepada peserta didik untuk
dikerjakan disekolah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebosanan dan
kejenuhan peserta didik sehingga peserta didik tetap bergairah untuk mengikuti
pelajaran sampai pelajaran berakhir. Peserta didik termotivasi untuk mengerjakan
tugas dari guru dalam memberikan tugas memperhatikan beberapa hal.
Pasaribu dan Simanjutak (1989;1009) menyatakan bahwa guru harus
memberikan beberapa hal yang berhubungan dengan pemberian tugas,
diantaranya adala sebagai berikut.
1. Guru hendaknya menjelaskan kepada peserta didik tentang tempat dan lama
waktu penyelesaian tugas serta harus dijelaskan peserta didik apakah tugas
tersebut dikerjakansecara individu atau dikerjakan secara kelompok.
2. Guru dapat menjelaskan kepada peserta didik tentang kesulitan-kesulitan yang
akan ditemui peserta didik saat mereka mengerjakan tugas tersebut.
3. Tugas yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan materi yang
telah disampaikan oleh guru sehingga dapat menarik minat dan perhatian
peserta didik .
Tugas tugas yang telah disesuaikan oleh peserta didik perlu diperiksa dan
dinilai oleh soerang guru. Guru akan memberikan nilai sesuai dengan hasil
pekerjaan peserta didik . Nilai yang telah diperoleh dapat menjadi pendorong bagi
peserta didik untuk memperhatikan atau meningkatkan hasil tersebut. Apabila
peserta didik mendapat nilai rendah akan berusaha untuk mendapatkannya,
sehingga penilaian terhadap hasil pekerjaan peserta didik dapat menumbhkan
semangat kerja yang lebih baik dan meningkatkan hasrat belajar.
Pasaribu dan Simanjutak (1989;111) menyatakan bahwa guru dapat
memberikan tugas untuk dikerjakan secara individu dan secara kelompok. Dalam
penelitian ini, tugas diberikan oleh guru kepada masing-masing peserta didik .
Tugas individu adalah tugas yang dibebankan kepada masing-masing peserta
didik. Penberian tugas individual melatih peserta didik untuk berfikir dalam
memecahkan msalah secara mandiri. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan
suatu permasalahan agar merangsang peserta didik berfikir sehingga peserta didik
9
berkembang sesuai dengan yang diharapkan yaitu peserta didik menemukan
sendiri suatu pemahaman terhadap suatu materi.
Pada dasarnya tugas yang diberikan kepada seorang peserta didik secara
individu mempunyai beberapa kelemahan. Roestiyah (1998;17) menyatakan
bahwa kelemahan tugas individu adalah kurang mengembangkan bakat
kepemimpinan, kurang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temanya. Tetapi
disamping kelemahan diatas pemberia tugas individual dalam proses belajar
mengajar juga banyak mempunyai kelebihan.
Roestiyah (1998;21) menyatakan bahwa kelebihan dari tugas individual
sebagai berikut :
1. Memberikan kesenpatan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
2. Tugas yang sesuai dengan minat peserta didik akan membangkitkan kegairahan
belajar peserta didik .
3. Peserta didik yang memperoleh pengetahuan yang bersifat pribadi sehingga
dapat kokoh dan mendalam tertinggal didalam diri peserta didik .
4. Membantu peserta didik untuk memperkuat dan menambah rasa percaya diri.
Adapun jenis tugas menurut Suharto (1996;25) adalah membuat
rangkuman bacaan, mengerjakan pemecahan masalah terhadap suatu masalah
Membuat kliping. Sedangkan pasaribu dan simanjuntak (1998;111) menjelaskan
bahwa jenis-jenis tugas mengejakan sejumlah pertanyaan. Dengan banyaknya
jenis-jenis tugas tersebut, maka guru dapat memberikan tugas yang lebih
bervariasikepda peserta didik .
Djumarah dan Zain (1996;99) menyatakan bahwa pemberian tugas yang
bervariasi adalah guru memberikan tugas yang berbeda -beda kepada peserta
didik. Lebih lanjut menyatakn bahwa tugas yang bervariasi dapat menghindarkan
peserta didik dari kebosanan tugas tersebut diberikan dengan berbagai bentuk
sehingga tidak membosankan peserta didik. Dalam memberikan tugas Guru harus
menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Perlu diketahui bahwa tugas
yang terlalu sukar dan akhirnya tidak dapat dikerjakan oleh peserta didik akan
10
membuat peserta didik frustasi sehingga motivasi peserta didik menjadi rendah.
Selain itu tugas yang diberikan guru harus juga disesuaikan dengan pokok
bahasan yang telah di peljari oleh peserta didik.
C. Metode Ceramah yang disertai dengan pemberian Tugas Bervariasi
Djamarah (2009;193) menyatakan bahwa salah satu dasar pertimabangan
pemilihan metode mengajar adalah kelemahan dan kelebihan metode. Setiap
metode pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelemahan yang ada pada
satu metode dapat diatasi dengan metode yang lain. Demikian juga dengan
metode ceramah yang mana jika digunakan secara terus-menerus akan membuat
peserta didik bosan dan cenderung pasif.
Terkait dengan hal tersebut, maka guru oerku memberikan tugas – tugas
kepada peserta didik agar peserta didik lebih aktif belajar. Oleh karena itu, guru
dapat memberikan tugas yang lebih bervariasi kepada peserta didik. Metode
ceramah yang disertai dengan pemberian tugas yang bervariasi membuat peserta
didik lebih aktif belajar dan mengajar menjadi menyenangkan bagi peserta didik .
Salah satu tujuan penggunaan metode ceramah yang di sertai dengan pemberian
tugas yang bervariasi adalah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik .
Hal ini sesuai Djamarah dan Zain (1996;178) yang menyatakan bahwa:
“Ada kalanya anak didik merasa bosan dengan menggunakan metode
ceramah yang disebabkan mereka harus setia dan tenang mendengarkan
penjelasan dari guru. Kegiatan pengajaran seperti itu perlu guru alih dengan
suasana lain, barang kali menggunakan metode tanya jawab, diskusi, penguasaan
baik individual maupun kelompok”
Penggunaan metode ceramah yang disetai dengan pemberian tugas yang
bervariasi dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar peserta didik sehingga
peserta didik dapat lebih bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran
sampai jam pealjaran terakhir.
D. Motivasi Belajar
11
Pada dasarnya motivasi merupakn daya pendorong yang mengarahkan
individu tersebut melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan itulah yang disebut dengan motivasi. Aktifitas-aktifitas tersebut biasanya
ditimbulkan oleh rangsangan baik rangsanga yang berasal dari dalam maupun
yang berasal dari luar individu. Contohnya apabila seorang peserta didik yang
belajar dengan giat, disebabkan karena ingin mendapat pengetahian, mendapat
nilai yang bagus, mendapat hadiah, dan lain – lain.
Handoko (2003; 9) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu tenaga atau
faktor yang terdapat didalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan,
mengorganisasikan tingkahlakunya. Sedangkan Dimyati dan Mudjiyono (1992;
42) menyatakan bahwa motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktifitas seseorang. Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktifitas seseorang dapat berasal dari dalam diri dan orang lain.
Lebih lanjut, Dimyati dan Mudjiyono (1999; 90) menyatakan bahwa
motivasi belajar peserta didik dapat bersumber pada dari peserta didik dan luar
diri peserta didik. Motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik disebut juga
motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang sebenarnya timbul dari dalam diri peserta
didik. Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan baik dari dalam maupun luar diri peserta didik
yang mendorong peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar peserta didik dapat dilihat melalui sikap yang
menunjukkan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Menurut Sudjana
(1990; 61) motivasi belajar peserta didik dapat dilihat dalam hal berikut :
Minat dan perhatian peserta didik pada pelajaran
Semangat peserta didik untuk melakukan tugas-tugas belajarnya.
Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
Reksi yang ditunjukkan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan sorang
guru
Rasa senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Kelima aspek dari motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
12
D.1. Minat dan perhaian peserta didik terhadap pelajaran
Tujuan belajar akan tercapai ketika peserta didik mempunyai minat dan
perhatian terhadap pelajaran. Minat dan perhatian mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Minat dan perhatian merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Peserta didik yang berminat dalam suatu
pelajaran, cenderung memberikan perhatian yang lebih besar pada pelajaran
tersebut.
Sebagaimana dinyatakan oleh Dimyati dan Mudjiono (1999; 43) bahwa
peserta didik yang memiliki minat terhadap suatu bidang study tertentu
cenderung tertarik perhatiannya untuk mempelajari bidang study tersebut. Hal
ini berarti perhatian peserta didik tersebut mempunyai minat terhadap
pelajaran.
Dalam penelitian ini, minat dan perhatian peserta didik ditunjukkan
dengan peserta didik mendengarkan, memperhatikan dan mencatat bagian-
bagian penting yang dijelaskan oleh peserta didik yang memiliki minat dan
perhatian terhadap pelajaran yang ditunjukkan dengan berbagai aktivitas yang
positif.
D.2. Semangat belajar peserta didik
Agar tujuan belajar peserta didik dapat tercapai maka setiap peserta didik
diharapkan mempunyai semangat belajar yang tinggi baik dirumah maupun
disekolah. Peserta didik yang mempunyai semangat belajar yang tinggi
ditunjukkan dengan berbagai aktifitas. Dimyati dan Mudjiono (1999: 51),
Sudjana (1990: 61) mengatakan bahwa peserta didik yang mempunyai
semangat belajar yang tinggi bertanya kepada guru dan peserta didik yang lain
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Ketika guru
menyampaikan materi pelajaran, peserta didik kadang tidak memahami materi
yang disampaikan oleh guru. Demikian juga ketika peserta didik
mendapatkan peserta didik dari guru. Mereka kadang kurang paham terhadap
tugas yang mereka terima.
13
Perlu diketahui bahwa peserta didik yang mempunyai semangat belajar
akan bertanya langsung kepada guru dan peserta didik lain yang lebih pandai
apabila peserta didik menemui masalah atau kesulitan memahami materi yang
disampaikan oleh guru atau kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh
guru. Dalam penelitian ini, semangat belajar peserta didik ditunjukkan dengan
peserta didik aktif bertanya kepada guru apabila tidak memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Selain itu, semangat peserta didik ditunjukkan dengan
aktif bertanya kepada guru apabila tidak memahami tugas yang diberikan
kepada mereka.
D.3. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas
belajarnya
Dimyati dan Mudjiono (1999: 53) menyatakan bahwa salah satu bentuk
tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas tugas dari guru dapat
berupa melaksanakan tugas secara mandiri. Lebih lanjut Haryanto (1997: 259)
menyatakan bahwa tanggung jawab peserta didik terhadap tugas yang
diberikan oleh guru ditunjukkan dengan apabila mendapat tugas dari guru
maka peserta didik tidak mencontek pekerjaan temannya.
Dari dua pendapat diatas peserta didik dinyatakan tanggung jawab
terhadap tugas-tugas belajarnya apabila peserta didik tersebut mengerjakan
sendiri tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan tidak mencontek pekerjaan
temannya. Motivasi belajar dapat dilihat dari tanggung jawab peserta didik
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Tanggung jawab peserta didik dapat dilihat dengan ketepatan peserta
didik untuk mengumpulkan tugas tepat pada waktunya. Tugas merupakan
kewajiban peserta didik yang harus diselesaikan peserta didik dan merupakan
tanggung jawab peserta didik untuk menyelesaikan tugas tersebut tepat pada
waktunya. Misalnya, apabila guru memberikan waktu 40 menit untuk
mengerjakan tugas maka peserta didik harus menepatinya.
Peserta didik yang memiliki tanggung jawab tinggi akan mengumpulkan
tugas sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh guru. Sesuai dengan pendapat
14
Usman (1997: 39) bahwa peserta didik yang memiliki tanggung jawab yang
tinggi terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru akan menyelesaikan
tugas-tugas tersebut tepat pada waktunya. Akan tetapi, ada juga peserta didik
yang tidak tepat mengumpulkan tugas tepat pada waktunya.
Dalam penelitian ini, tanggung jawab peserta didik dapat dilihat dari
ketepatan peserta didik dalam mengumpulkan tugas dari guru. Selain itu,
tanggung jawab peserta didik dapat ditunjukkan dengan peserta didik tidak
mencontek pekerjaan temannya.
D.4. Senang terhadap tugas yang diberikan guru
Tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik dapat menjadi
dorongan bagi peserta didik untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tugas yang diberikan guru kadang-kadang merupakan tugas yang tidak
menyenangkan bagi peserta didik . Hal ini memungkinkan disebabkan karena
tugas tersebut terlalu sulit untuk dikerjakan sehingga peserta didik tidak
termotivasi untuk mengerjakan tugas dari guru. Oleh karena itu, guru dalam
memberikan tugas harus mengetahui dan memperhatikan kemampuan peserta
didik .
Slameto (1995: 57) menyakatan bahwa rasa senang peserta didik dapat
diwujudkan melalui partisipasi dalam mengerjakan tugas dari guru. Lebih
lanjut Dimyati dan Mudjiono (1999: 28) menyatakan bahwa partisipasi
mencangkup kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan berpartisipasi dalam
suatu kegiata. Berdasarkan kedua penadapat diatas dapat disimpulkan bahwa
peserta didik dikatakan merasa senang terhadap tugas yang diberikan oleh
guru, bila peserta didik tersebut dengan kerelaan dan esadaran bersedia
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Motivasi belajar juga dapat dilihat dari rasa senang peserta didik terhadap
tugas yang diberikan oleh guru. Misalnya, ketika guru memberikan tugas,
peserta didik langsung mengerjakan tugas tersebut dengan perasaan senang
tanpa menggerutu. Sudjana (1990; 31) menyatakan behwa salah satusikap
peserta didik terhadap tugas yang diberikan oleh guru yaitu senang terhadap
15
tugas tersebut. Rasa senang ditunjukkan dengan peserta didik tidak akan
berkeluh kesah ketika guru memberikan tugas. Pemberian tugas yang
bervariasi akan membentuk sikap yang positif.
Terhadapa kecenderungan bahwa mereka tidak akan memberikan
komenter-komentar yang negatif karena tugas dikerjakan dengan rasa senang.
Dalam penelitian ini, rasa senang peserta didik terhadap tugas yang diberikan
oleh guru ditunjukkan dengan peserta didik tidak mengeluh ketika guru
memberikan tugas tersebut.
D.5. Reaksi peserta didik terhadap stimulus yang diberikan guru
Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dengan peserta
didik dan peserta didik dengan peserta didik. Proses interaksi guru dengan
peserta didik dapat terjadi karena guru memberikan stimulus kepada peserta
didik dan peserta didik menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
Sudjana (1990: 61) menyatakan bahwa interaksi antara guru dengan
peserta didik dapat dilihat dengan tanggung jawab yang dilakukan oleh guru
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam proses belajar
memberikan stimulus berupa pertanyaan–pertanyaan kepada peserta didik .
Dengan stimulus yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
peserta didik maka diharapkan peserta didik memberikan reaksi berupa
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Stimulus yang berupa pertnyaan dari guru dapat ditinjau dengan peserta
didik langsung menjawab pertanyaan tersebut secara langsung dengan tepat.
Ini artinya bahwa peserta didik memberikan reaksi cepat terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru sehingga dengan adanya reaksi yang tepat dari
peserta didik akan menyebabkan kegiatan belajar mengajar berjalan lancar.
Dalam penelitian ini stimulus guru dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
kepada peserta didik dalam reaksi peserta didik dapat ditunjukkan dengan
langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Tampat penelitian ini ditetapkan dalam SD Negeri Jragung 2 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak. Penelitian tempat tersebut berdasarkan pada
alasan bahwa penelitian adalah guru SD Negeri Jragung 2 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak, sehingga akan merupakan kemudahan dan
menghemat biaya.
Penelitian tempat ini menggunakan Metode purposive yaitu penelitian
tepat penelitian dilakukan dengan sengaja dan ditentukan sendiri oleh peneliti.
Penentuan objek penelitian menggunakan metode purposive sampling, yaitu
penerapan sampel yang berorientasi kepada pemilihan sampel untuk mencapai
tujuan tertentu (hadi, 2002: 82)
Adapun subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VI (Enam).
Pemilihan kelas VI (Enam) sebagai subjek karena peserta didik kelas VI (Enam)
mempunyai motivasi belajar paling rendah dari pada kelas yang lain pada proses
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai mana yang telah peneliti paparkan pada
latar belakang penelitian.
B. Desain Penelitian dan Rencana Tindakan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar kelas VI (Enam) dalam proses pembelajaran
bahasa Indonesia pada pokok bahasan “Komunikasi”.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri atas empat tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan,
mengamati dan mereflesi. Setiap tahap yang dilakukan dalam PTK akan terus
berulang sampai motivasi belajar peserta didik meningkat. Pembatasan
pelaksanaan penelitian yang terdiri atas dua siklus karena keterbatasan peneliti
diantaranya : biaya, waktu, dan tenaga, Keempat fase tersebut adalah sebagai
berikut:
17
B.1. Perencanaan
Pada tahap pernecanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan rencana pembelajaran pokok bahasan “Komunikasi”
2. Membuat alat bantu mengajar untuk menjelaskan
3. Mempersiapkan tugas yang akan diberikan kepada peserta didik yang
terdiri dari penyusun kerangka karangan dan mengembangkan kerangka
karangan.
4. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk kegiatan wawancara dalam
lembar wawancara.
5. Membuat lembar observasi yang digunakan peneliti untuk menilai
motivasi belajar peserta didik pada saat peneliti mengaplikasikan metode
ceramah yang disertai dengan pemberian tugas yang bervariasi.
B.2. Tindakan
Tahapan yang digunakan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
melakukan tindakan berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat.
Penelitian yang akan dilakukan terdri atas dua siklus.
1. Siklus I
Pada siklus I dilakukan pada pokok bahasan “Komunikasi” pada siklus
I, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah
pembelajaran berakhir, mengemukakan garis besar materi yang
akan dibahas, mengadakan apersepsi dengan menghubungkan
materi yang akan dibahas dengan materi yang diajarkan.
b. Menyampaikan materi yang disampaikan kepada peserta didik
selama 30 menit dengan menggunakan metode ceramah.
c. Peneliti memberikan tugas menyusun kerangka karangan pada
buku tulis. Tugas tersebut dikerjakan dikelas selama 40 menit.
Setelah peserta didik mengerjakan tugas, peneliti menilai hasil dari
pekerjaan peserta didik. Pada saat kegiatan belajar mengajar
18
berlangsung, peneliti dibantu seorang guru kelas VI (Enam)
mengobservasi belajar peserta didik .
2. Siklus II
Pada siklus II dilaksanakan pada pokok bahasan yang sama,
yaitu “Komunikasi” dengan menggunakan alokasi waktu 2 X 35 menit.
Pada siklus II, kegiatan yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah
pembelajaran berakhir, mengadakan apersepsi dengan
menghubungkan materi yang akan dibahas dengan materi yang
akan dibahas dengan materi yang telah diajarkan, menyampaikan
pokok-pokok materi kepada peserta didik .
b. Peneliti memberikan tugas mengembangkan kerangka karangan.
Tugas tersebut harus selesai selama 45 menit.
Setelah peserta didik menyelesaikan tugas tersebut, peneliti
menilai langsung hasil pekerjaaan peserta didik. Pada saat kegiatan
belajar berlangsung peneliti dibantu oleh seorang guru bahasa
Indonesia kela VI (Enam) mengobservasi motivasi belajar peserta
didik .
B.3. Observasi
Pada saat observasi, peneliti dibantu satu orang guru untuk mengamati
perubahan peserta didik saat meneliti pengimplementasikan tindakan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari subjektifitas dari peneliti sehingga data yang
dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Apapun hal-hal yang
berobservasi adalah :
a. Minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran bahasa Indonesia
b. Semangat peserta didik untuk melakukan tugas-tugas belajarnya
c. Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya
d. Reaksi cepat yang ditunjukkan peserta didik terhadap stimulus yang
diberikan guru
e. Rasa senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan
19
B.4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan untuk mengkaji kembali hasil tindakan dan hasil
observasi yang kemudian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan
yang akan dilakukan kemudian. Dengan melakukan refleksi peneliti
mengetahui kekurang-kekurangan yang perlu diadakan tindakan perbaikan.
C. Metode Pengumpulan Data
C.1. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara
pengamatan secara langsung terhadap gejala yang tampak pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Observasi dalam penelitian ini dilakukan
secara langsung untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik kelas VI
(Enam).
Kegiatan yang dilakukan selama observasi adalah mengamati dalam
menilai sikap peserta didik yang berkaitan dengan motivasi belajar. Sikap
peserta didik sebagai aspek yang diamati tersebut lain : minat dan perhatian
peserta didik terhadap pelajaran semangat peserta didik untuk melakukan
tugas belajar reaksi cepat yang ditunjukkan peserta didik terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru serta rasa senang dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
C.2. Metode Wawancara
Metode ini merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan guru. Teknik
wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara tanya jawab secara langsung
kepada guru dengan memakai daftar pertanyaan yang telah disusun sebagai
alat wawancara.
Wawancara akan dilakukan kepada guru kelas VI (Enam) SD Negeri
Jragung 2 Kecamatan Karangawen yang meliputi tingkat motivasi belajar
peserta didik sesudah diterapkan metode ceramah yang disertai dengan
pemberian tugas yang bervariasi. Setelah itu, wawancara juga dilakukan
dengan peserta didik untuk mengetahui motivasi belajar setelah diterapkan
20
metode ceramah yang disertai pemberian tugas yang bervariasi. Selanjutnya
data yang diperoleh dari wawancara digunakan sebagai croo-check dengan
data dari observasi.
C.3 Metode Test
Jenis test yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test untuk
mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik setelah tindakan.
C.4 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data yang berasal
dari bukti tertulis yang ada pada tempat penelitian. Data tersebut diperoleh
dari data kelas yang antara lain : denah SD Negeri Jragung 2 Kecamatan
Karangawen, Jumlah Peserta didik kelas VI (Enam), dan data yang lain yang
menunjang penelitian. Data yang diperoleh tidak akan dianalisis melainkan
hanya dideskripsikan untuk melengkapi data yang ada.
D. Analisis Data
Adalah data dalam penelitian ini mengunakan analisis deskriptif kualitatif.
Penelitian menentukan aspek-aspek yang diamati pada masing-masing
indikator motivasi belajar seperti pada tabel berikut :
Tabel I
Aspek Yang Diamati Pada Masing-Masing Indikator
No Indikator Aspek yang diamati
1 Minat dan perhatian peserta
didik terhadap pelajaran
Mendengarkan penjelasan dari guru
Memperhatikan dengan sunguh-sungguh
Tidak sering meninggalkan kelas
Mencatat bagian-bagian penting yang
dijelaskan oleh guru
2 Semangat belajar peserta
didik
Bertanya kepada guru jika ada materi yang
tidak dimengerti
Bertanya kepada guru jika tidak memahami
21
tugas yang diberikan oleh guru
Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan
tugas dari guru
Antusias mengikuti pelajaran
3 Tanggug jawab peserta didik
terhadap tugas-tugas
belajarnya
Langsung mengerjakan tugas dari guru
Tidak mencotek pekerjaan teman
Tekun mengerjakan tugas
Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
4 Rasa senang peserta didik
terhadap tugas yang diberikan
oleh guru
Tidak keluh kesah saat guru memberikan tugas
Berpoertisipasi mengerjakan tugas dari guru
Mengerjakan tugas sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh guru
Tidak bergantung padaorang lain atau mandiri
5 Reaksi peserta didik tehadap
stimulus yang diberikan oleh
guru
Memperhatikan pertanyaan dari guru
Langsung menjawab pertanyaan dari guru
Memberikan reaksi yang tepat tehadap
stimulus dari guru
Keseriusan peserta didik dalam menjawab
pertanyaan dari guru
Setelah penelitimenentukan skor peserta didik untuk masing-masing
indikator dengan cara sebagai berikut :
Jika peserta didik memenuhi keempat aspek yang diamati maka peserta
didik tersebut memperoleh skor 5
Jika peserta didik memenuhi 3 dari 4 aspek yang diamati maka peserta
didik tersebut memperoleh skor 4
Jika peserta didik memenuhi 2 dari 4 aspek yang diamati maka peserta
didik tersebut memperoleh skor 3
Jika peserta didik memenuhi 1 dari 4 aspek yang diamati maka peserta
didik tersebut memperoleh skor 2
22
Jika peserta didik tidak memenuhi keempat aspek yang diamati maka
peserta didik tersebut memperoleh skor 1
Adapun kriteria dari skor diatas adalah ;
Skor 5 : Sangat Tinggi
Skor 4 : Tinggi
Skor 3 : Cukup
Skor 2 : Rendah
Skor 1 : Sangat Rendah
Setelah itu peneliti melakukan tabulasi kemudian menghitung skor rata-rata
pada masing-masing indikator dan skor rata-rata motivasi belajar kemudian
dideskripsikan.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan observasi awal pada saat guru bahasa Indonesia kelas VI
mengajar pada pokok bahasan “komunikasi” dengan menggunakan metode
ceramah yang kemudian guru memberikan tugas mengerjakan soal-soal pada
LKS. Adapun hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut.
A. Motivasi Belajar Peserta didik Sebelum Tindakan
Tabel 2 : Motivasi Belajar Peserta didik Sebelum Tindakan
No Indikator
Jumlah peserta didik
yang mendapat skorSkor rata-
rata1 2 3 4 5
1 Minat dan perhatian peserta
didik terhadap pelajran4 6 6 7 - 2,7
2 Semangat bealajr peserta didik 4 5 7 7 - 2,7
3 Tanggung jawab peserta didik
dalam mengerjakan tugas3 6 6 8 - 2,8
4 Rasa senang di dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
5 5 5 8 - 2,7
5 Reaksi peserta didik terhadap
stimulus yang diberikan oleh
guru
4 6 7 6 - 2,6
Skor rata-rata motivasi belajar 2,7
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 2 di atas dari kelima indikator motivasi belajar peserta didik,
terlihat bahwa minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran bahasa
Indonesia rendah dengan skor rata-rata 2,7 dimana dari 23 peserta didik, sebanyak
4 peserta didik memiliki minat dan perhatian yang sangat rendah, 6 orang
mempunyai minat dan perhatian yang rendah, 6 peserta didik memiliki minat dan
24
perhatian yang cukup, 7 peserta didik memiliki minat dan perhatian yang tinggi
serta tidak seorangpun peserta didik yang mempunyai minat dan perhatian yang
sangat tinggi terhadap pelajaran bahasa Indonesia rendah dengan skor rata-rata
2,7.
Pada tabel telihat bahwa semangat belajar peserta didik dalam proses
belajar mengajar diketahui sebanyak 4 peserta didik memiliki semangat belajar
sangat redah, 5 orang peserta didik memiliki semangat belajar yang rendah, 7
orang peserta didik memiliki semangat belajar cukup, dan hanya 7 peserta didik
yang memiliki semangat belajar tinggi dan tidak seorang peserta didik pun yang
memiliki semangat belajar sangat tinggi. Semangat belajar peserta didik dalam
proses belajar ini tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan skor rata-
rata semangat belajar peserta didik sebesar 2,7.
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebanyak 3 peserta didik memiliki
tanggung jawab yang sangat rendah, 6 peserta didik memiliki tanggung jawab
rendah, 6 orang peserta didik memiliki tanggung jawab cukup, 8 peserta didik
memiliki tanggung jawab yang tinggi dan tidak seorangpun yang memiliki
tanggung jawab sangat tinggi dalam mengerjakan tugas dari guru. Skor rata-rata
pada indikator tanggung jawab dalam mengerjakan tugas sebesar 2,8. Hal ini
menunjukkan bahwa tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas
tergolong rendah.
Pada tabel 2 terlihat 5 peserta didik sangat senang dengan tugas yang
diberikan gurunya, 5 peserta didik merasa tidak senang dengan tugas yang
diberikan guru, 5 peserta didik merasa cukup senang mengerjakan tugas yang
diberikan guru, 8 orang peserta didik merasa senang mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dan tidak satu pun peserta didik yang merasa senang apabila
menerima tugas dari guru tersebut. Rasa senang dalam mengejakan tugas yang
diberikan oleh guru juga tergolong rendah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan skor
rata-rata yang diperoleh pada indikator rasa senang peserta didik dalam
mengerjakan tugas dari guru sebesar 2,7.
Dilihat daei reaksi peserta didik terhadap stimulus yang diberikan guru
sebanyak 4 peserta didik mempunyai reaksi yang sangat rendah terhadap stimulus
25
dari guru, 6 orang mempunyai reaksi yang sangat rendah terhadap stimulus dari
guru, 7 peserta didik mempunyai reaksi yang cukup terhadap stimulus dari guru,
6 peserta didik mempunyai reaksi yang tinggi terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru. Rendahnya reaksi dari peserta didik terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru dapat ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 2,6.
B. Siklus I
Peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran pada siklus I menggunakan
metode ceramah kemudian peneliti memberikan tugas berupa menyusun kerangka
karangan pada pokok bahasan “komunikasi” pada sebuah buku tulis. Tugas
tersebut dikerjakan disekolah selama 40 menit. Saat belajar mengajar
berlangsung, peneliti dibantu oleh kepala sekolah melakukan observasi untuk
mengetahui motivasi peserta didik. Adapun hasil observasi tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3
Motivasi Peserta didik Setelah Diterapkan Metode Ceramah Yang Dilakukan
Dengan Pemberian Tugas Menyusun Kerangka Karangan
No Indikator
Jumlah peserta didik
yang mendapat skorSkor rata-
rata1 2 3 4 5
1 Minat dan perhatian peserta
didik terhadap pelajran- 3 6 7 7 3,8
2 Semangat bealajr peserta didik - 4 6 6 7 3,9
3 Tanggung jawab peserta didik
dalam mengerjakan tugas- 3 5 7 8 3,9
4 Rasa senang di dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
- 3 6 6 8 3,8
5 Reaksi peserta didik terhadap
stimulus yang diberikan oleh - 5 6 6 6 3,6
26
guru
Skor rata-rata motivasi belajar 3,8
Sumber : Data primer yang diperoleh
Pada tabel diatas, motivasi belajar peserta didik meningkat dengan scor
rata-rata 3,8. Nampak minat peserta didik dan perhatian peserta didik terhadap
pelajaran bahasa indonesia tergolong tinggi.
Terdapat 7 peserta didik mempunyai minat yang sangat tinggi terhadap
pelajaran, 7 orang peserta didik mempunyai minat dan perhatian tinggi terhadap
pelajaran, 6 orang peserta didik mempunyai minat dan perhatian yang cukup
terhadap pelajaran, 3 orang memmpunyai minat rendah terhadap pelajaran dan
tidak satupun peserta didik memliki minat dan perhatian yang sangat rendah
terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Minat dan Perhatian peserta didik yang
cukup dengan skor rata-rata minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran
sebesar 3,8.
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat 7 orang peserta didik memiliki semangat
belajar yang sangat tinggi, 6 orang peserta didik memiliki semngat yang tinggi
terhadap pelajaran, 6 orang peserta didik memiliki semangat belajar yang cukup,
4orang peserta didik memiliki semangat belajar yang rendah, dan tidak
seorangpun peserta didik yang memiliki semangat belajar yang rendah. Semangat
belajar peserta didik tergolong sedang dengan skor rata-rata 3,9.
Terdapat 8 orang peserta didik yang memiliki tanggung jawab yang
sangat tinggi, 7 orang peserta didik memiliki tanggung jawab yang tinggi, 5 orang
peserta didik memiliki tanggung jawab yang cukup, 3 orang peserta didik
memiliki tanggung jawab yang reendah dalam mengerjakan tugas yang di berikan
oleh guru dan tidak seorangpun peserta didik yang mempunyai tanggung jawab
yang sangat rendah terhadap tugas yang diberikan oleh guru.tanggung jawab
peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tinggi, hal ini
ditunjukkan dengan skor rata-rata tanggung jawab peserta didik dalam
mengerjakan tugas dari guru sebesar 3,9.
27
Terdapat sebanyak 8 orang peserta didik sangat senang mengerjakan
tugas, 6 orang peserta didik senang mengerjakan tugas, 6 orang peserta didik
cukup senang mengerjakan tugas, 3 orang peserta didik kurang senang
mengerjakan tugas. Skor rata-rata pada indicator rasa senang peserta didik dalam
mengerjakan tugas menyusun kerangka karangan sebesar 3,8. Hal ini
menunjukkan bahwa peserta didik kelas VI mempunyai rasa senang yang sangat
tinggi dalam mengerjakan tugas tersebut.
Terdapat sebanyak 9 orang mempunyai reaksi yang sangat tinggi saat
peneliti memberikan stimulus berupa pertanyaan, 6 orang peserta didik
mempunyai reaksi yang tinggi terhadap stimulus yang di berikan oleh guru, 6
orang peserta didik mempunyai reaksi cukup terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru, 5 orang peserta didik mempunyai reaksi yang rendah terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru dan tidak satu peserta didik yang mempunyai
reaksi yang sangat rendah ketika guru memberikan stimulus. Hal ini ditunjukkan
dengan scor rata-rata reaksi peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru sebesar 3,6.
2. Siklus II
Hasil observasi terhadap siklus I menunjukkan masih ada peserta didik
yang memiliki motivasi yang sangat rendah pada semua aspek motivasi belajar.
Oleh karena itu penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
Penyampaian materi pada siklus II, peneliti menggunakan metode
ceramah kemudian peneliti memberikan tugas mengembangkan kerangka
karangan pada sebuah buku tulis. Tugas tersebut harus diselesaikan dalam waktu
45 menit.
Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti dibantu kepala
sekolah untuk melakukan observasi terhadap motivasi belajar peserta didik.
Adapun observasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4
28
Motivasi Peserta didik Setelah Diterapkan Metode Ceramah yang disertai
dengan Pemberian Tugas Mengembangkan Kerangka Karangan
No Indikator
Jumlah peserta didik
yang mendapat skorSkor rata-
rata1 2 3 4 5
1 Minat dan perhatian peserta
didik terhadap pelajran- - 7 8 8 4,0
2 Semangat bealajr peserta didik - - 7 7 9 4,1
3 Tanggung jawab peserta didik
dalam mengerjakan tugas- - 5 9 9 4,2
4 Rasa senang di dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru- - 6 8 9 4,3
5 Reaksi peserta didik terhadap
stimulus yang diberikan oleh
guru
- - 6 9 8 4,1
Skor rata-rata motivasi belajar 4,1
Sumber : Data primer yang diperoleh
Dari tabel diatas, motivasi belajar peserta didik meningkat meskipun
tidak bisa optimal dengan skor rata-rata 4,1. Sebanyak 8 peserta didik
mempunyai minat dan perhatian yang sangat tinggi, 8 orang peserta didik
memiliki menat dan perhatian yang tinggi terhadap pelajaran, 7 orang peserta
didik memiliki minat dan perhatian yang cukup terhadap pelajaran dan tidak ada
satu orang peserta didik yang memiliki minat dan perhatian yang rendah maupun
sangat rendah terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Minat dan perhatian
peserta didik tergolong tinggi terhadap pelajaran dengan scor rata-rata 4,0.
Terhadap 9 orang peserta didik memiliki semangat belajar yang sangat
tinggi terhadap pelajaran, 7 orang memiliki semangat yang tinggi, 7 orang
memiliki semangat belajar yang cukup dan tidak satupun peserta didik yang
29
mempunyai semangat belajar rendah maupun sangat rendahterhadap pelajaran
bahasa Indonesia. Semangat belajar peserta didik tergolong tinggi dengan scor
rata-rata 4,1.
Setelah siklus II ini, sebanyak 9 peserta didik mempunyai tanggung
jawab yang sangat tinggi dalam mengerjakan tugas dari guru. 9 orang peserta
didik mempunyai tanggung jawab yang cukup dan tidak satupun peserta didik
yang memiliki tanggung jawab rendah maupun sangat rendah dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Tanggung jawab peserta didik tergolong tinggi
dalam mengerjakan tugas mengembangkan kerangka karangan. Hal ini
ditunjukkan dengan skor rata-rata tanggung jawab peserta didik dalam
mengerjakan tugas sebesar 4,2.
Terdapat banyak 9 orang peserta didik sangat senang mengerjakan tugas,
8 orang peserta didik senang mengerjakan tugas, 6 orang peserta didik cukup
senang mengerjakan tugas dan tidak satupun dari semua peserta didik tedak
senang mengerjakan tugas maupun peserta didik yang sangat tidak senang
mengerjakan tugas. Skor rata-rata pada indikator rasa senang peserta didik dalam
mengerjakan tugas sebesar 4,1. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik kelas VI
mempunyai rasa senang yang tinggi dalam mengerjakan tugas tersebut.
Terdapat banyak 8 orang peserta didik mempunyai reaksi yang sangat
tinggi saat peneliti memberikan stimulus berupa pertanyaan, 9 orang peserta didik
mempunyai reaksi yang tinggi terhadap stimulus yang diberikan guru, 6 orang
memiliki reaksi yang cukup terhadap stimulus yang diberikan oleh guru, dan tidak
satupun peserta didik mempunyai reaksi yang rendah dan sangat rendah terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru. Hal ini ditunjukan bahwa reaksi peserta didik
terhadap stimulus yang diberikan terhadap guru adalah tinggi dengan skor rata-
rata 4,1
Hasil observasi menunjukkan adanya perubahan motivasi belajar peserta
didik sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Dari hasil observasi sebelum dan
sesudah tindakan dapat dibuat rekap sebagai berikut:
Tabel 5
30
Rekapitulasi Hasil Observasi Sebelum dan Sesudah Tindakan
No Keterangan
Kategori Keberhasilan
Sanagt
RendahRendah Sedang Tinggi
Sangat
Tinggi
1 Sebelum tindakan - 2,7 - - -
2 Setelah tindakan I - - 3,8 - -
3 Setelah tindakan II - - - 4,1 -
Sebelum : Data observasi yang diolah
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa ada perubahan tingkat
motivasi belajar peserta didik kelas VI sebelum dan sesudah tindakan. Sebelum
tindakan, motivasi belajar peserta didik kelas VI tergoleng rendah dengan skor
rata-rata motivasi belajar peserta didik 2,7 setelah tindakan I motivasi belajar
peserta didik kelas VI meningkat dari rendah menjadi tinggi. Hal ini ditunjukkan
oleh skor rata-rata motivasi belajar peserta didik kelas VI pada tindakan I sebesar
3,8 setelah tindakan II dapat dilihat ada peningkatan motivasi belajar peserta didik
dari pada tindakan I yang mana skor rata-rata motivasi belajar peserta didik kelas
VI setelah tindakan II menjadi 4,1.
Tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik kelas VI dapat dilihat
dari ketentasan belajar baik secara individual maupun secara klasikal. Hal ini
nampak pada tabel berikut :
Tabel 6
Hasil Belajar Peserta didik Sebelum Dan sesudah Tindakan I dan II
No KetKategori Keberhasialan
SR % R % S % T % ST %
1
2
Sebelum
Tindakan
Setelah
Tindakan
4
-
17,4
-
6
3
26,1
13,1
6
6
26,1
26,1
7
7
30,4
30,4
-
7
-
30,4
31
3 Setelah
Tindakan
- - - - 7 30,4 8 34,8 8 34,8
Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa sebelum tindakan 4 peserta
didik (17,4%) meperoleh hasil belajar yang rendah, dan 6 peserta didik (26,1%)
memperoleh hasil belajar yang sedang 7 peserta didik (30,4%) memperoleh hasil
belajar yang tinggi. Setelah diadakan tindakan I terlihat 3 orang peserta didik
(13,1%) memperoleh hasil belajar yang rendah dan 6 peserta didik (26,1%)
memperoleh hasil belajar yang sedang, 7 peserta didik (30,4 %) memperoleh
hasil belajar yang tinggi dan 7 peserta didik (30,4 %) memperoleh hasil belajar
yang tinggi. Lebih-lebuh setelah dilakukan tindakan ke II nampak 7 peserta didik
(30,4%) memperoleh hasil belajar yang sedang, 8 peserta didik (34,8%)
memperoleh hasil belajar yang tinggi (34,8%) memperoleh hasil belajar yang
sangat tinggi.
A. Motivasi Belajar Peserta didik
Skor rata-rata motivasi belajar peserta didik kelas VI sebelum adanya
tindakan adalah 2,7 ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik kelas
VI berada pada tingkat rendah hal ini disebabkan karena guru dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik kurang menarik. Guru menggunakan
ceramah tanpa mengunakan alat bentu pelajara. Selain itu, guru dalam
memberikan tugas kepada peserta didik cenderung monoton, yaitu dengan
memberikan tugas dengan memberikan soal-soal pada LKS, sehingga membuat
peserta didik bosan.
Dari hasil observasi pada situs I, sebanyak 14 peserta didik memiliki
minat dan perhatian yang tinggi terhadap pelajaran. Hal ini karena dalam
menyampaikan materi pelajaran menggunakan alat bantu mengajar yang berupa
alat peraga. Penggunaan alat bantu mengajar tersebut dapat menarik minat dan
perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
Tugas yang diberikan untuk membuat kerangka karangan menyebabkan
peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena tugas tersebut
menyenangkan bagi peserta didik. Dengan guru memberikan tugas tersebut, maka
32
peserta didik merasa tertantang untuk mengerjakannya. Peserta didik akan
mengeluarkan segenap tenaga dan perhatiannya akan tercurah pada tugas tersebut.
Nampak peserta didik sangat antusias dalam mengerjakan tugas tersebut. Jika
menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut, mereka bertanya langsung
kepada guru. Semangat belajar yang tinggi akan membuat peserta didik mudah
dalam mencapai tujuan belajar.
Tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas tersebut juga
tinggi. Peserta didik tepat waktu dalam mengerjakan tugas, tekun dalam
mengerjakan tugas, dan langsung mengerjakan tugas tersebut tanpa menunda
waktu. Selain itu, hasil belajar peserta didik berbeda antara yang satu dengan yang
lain. Pemberian tugas dapat membina tanggung jawab peserta didik . Hal ini dapat
membuat peserta didik belajar tanpa menggantung diri pada orang lain. Jika
peserta didik mempunyai tanggung jawab yang tinggi, maka peserta didik
tersebut dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Respon yang diberikan peserta didik cepat terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru. Saat guru memberikan pertanyaan, maka peserta didik
langsung mengacungkan tangan dan mereka berusaha untuk menjawab pertanyaan
dari guru. Dengan demikian terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik.
Stimulus yang berupa pertnyaan-pertanyaan membuat peserta didik aktif berfikir
dan dapat mengembangkan kebiasaan peserta didik untuk mengeluarkan
pendapatnya.
Dari hasil observasi metode ceramah yang disertai dengan tugas yang
bervariasi yang diterapkan oleh peneliti dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VI. Hal ini karena tidak hanya
peserta didik yang pasif mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi juga peserta
didik lebih aktif belajar dengan mengerjakan tugas-tugas. Selain itu, pemberian
tugas yang bervariasi akan menghindarkan peserta didik dari kebosanan, sehingga
motivasi belajarnya meningkat.
BAB V
33
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil penelitian pada bab-bab yang telah dibahas dapa disimpulkan
bahwa dengan menggunakan metode ceramah yang disertai dengan pemberian
tugas yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VI
SDN Jragung 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Lumajang pada pokok
bahasan Komunikasi. Setelah siklus I motivasi belajar peserta didik meningkat
dengan skor rata-rata 3,8 dan setelah siklus II ada sedikit peningkatan motivasi
belajar peserta didik dengan skor rata-rata 4,1.
B. Saran
Dari hasil yang telah dilakukan maka kami menyarankan kepada :
1. Guru kelas VI pada khususnya dan guru kelas lain pada umumnya untuk
menggunakan alat bantu pengajaran serta diberikan tugas yang lebih bervariasi
kepada peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
termotivasi untuk dapat belajar.
2. Sekolah agar senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya dengan
mengadakan kolaborasi dengan LPTK yang ada.
3. Kesabaran merupakan kata kunci agar proses belajar dapat berlangsung baik
dengan sasaran peserta didik mengerti.
4. Berilah penghargaan agar peserta didik termotivasi. Apabila motivasi ini
terjadi, peserta didik menjadi senang dan menyenangkan belajar pelajaran
bahasa indonesia.
5. Bahasa Indonesia harus disenangi oleh peserta didik karena bahasa indonesia
sebagai bahasa nasional kita. Sangat ironis apabila guru bahasa Indonesia
tidak menyenangi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
34
Ahmadi, Abu dan Jok tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV. Pustaka Setia.
Dimyati dan Mudjiono. 1990. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, S.B dan Aswan Zain.1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : RinekaCipta
Hadi, Sutrisno. 2002. Metodelogi Research jilid I. Yogyakarta : Penerbit Andi
Handoko, Martin 2003. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Jakarta :
Kanisius
Haryanto.1997 Perencanaan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Imron, Ali. 1996. Belajar Dalam Pembelajaran. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya.
Nasution. 2000. Diaktit Asas-Asas Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Pasaribu dan Simanjutak. 1989. Diaktit dan Metodik. Bandung : Transito
Rostyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Slameto.1995 Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudirman, dkk.1991. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana.1990. Penilaian Hasil Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya
Suharto. 1996. Pendidikan dan Tehnik Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Transito
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen
Pendidikan Tinggi.
Usman, Uzer. 1997. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
35