PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Post on 18-Jan-2016

93 views 0 download

description

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Transcript of PSIKOLOGI PENDIDIKAN

و عليكم السالموبركاته الله رحمة

SELAMAT BELAJAR

HABIB ZAINURI, S.Pd.I

الرحيم الرحمن الله بسم

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Oleh: Misran Tahrani S.Ag.,M.Pd.I

PENDAHULUAN

Psikologi: Ilmu JiwaPendidikan: - Menuju kedewasaan

- Mengajar dan Belajar

PENDIDIKAN DAN PROSES PSIKOLOGI

A. ARTI DAN TUJUAN PENDIDIKAN

Arti pendidikan menurut: Carter V. Good dlm Dictionary of Education

Paedegogi adl: (1) proses perkembangan pribadi, (2) proses sosial, (3) profesional courses, (4) seni utk menambah memahami ilmu pengetahuan yg diwarisi atau dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.

Definisi pendidikan secara umum:a. Pendidikan adl suatu usaha yg sadar yg teratur dan sistematis, yg dilakukan oleh org2 yg diserahi tanggung jawab utk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita2 pendidikan.

b. Pendidikan adalah bantuan yg diberikan dg sengaja kpd anak dlm pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.

Menurut Ki Hajar DewantaraPendidikan adl upaya utk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) & tubuh anak utk memajukan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya.

5 TIANG PENYANGGA PENDIDIKAN

menurut Ki Hajar DewantaraPendidik Peserta didikMateri (isi pendidikan)Tujuan pendidikanSituasi (suatu proses terjadinya pendidikan)

Tujuan Pendidikan adl untuk menghantarkan peserta didik menuju alam kedewasaan yang sempurna lewat proses yg direncanakan dan ada yg diinginkan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh masyarakat yg ada di sekelilingnya, keutuhan inilah yg menjadi sasaran utama tujuan pendidikan.

B. MENDIDIK DAN MENGAJAR

MENGAJAR berarti menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan ataupun keterampilan dan lain sebagainya kepada orang lain dg menggunakan cara2 tertentu, sehingga pengetahuan ataupun keterampilan dan sebagainya itu dapat menjadi milik orang banyak. Yg menjadi aksentuasi dalam mengajar ialah materi atau isi dari bahan yang diajarkan.

MENDIDIK yang menjadi aksentuasinya adalah terletak pada tujuan dari pekerjaan mendidik itu. Pendidikan senantiasa berusaha untuk membawa anak kepada tujuan tertentu.

Kerja dalam mengajara. Mengajar ialah memahamkan pengetahuan kepada anak.b. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan.c. Mengajar adalah suatu aktivitas mengatur lingkingan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Kerja dalam mendidika. Mendidik lbh luas daripada mengajar.b. Mengajar hanyalah merupakan alat atau sarana dlm mendidik.c. Mendidik hrs mpunyai tujuan nilai2 yg tinggi dlm kehidupan.

C. URGENSI PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN

Urgensi psikologi dlm pendidikan adl melihat esensi & eksistensi disiplin psikologi dalam praktek pendidikan yang dilakukan.Pendidikan adl praktek terhadap usaha utk membimbing & membina secara langsung pd peserta didik, mk pendidikan membutuhkan pemahaman objektif & benar akan pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.Psikologi adl pengetahuan ilmu yg mempelajari & memahami gejala pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.Kepentingan antara pendidikan sebagai usaha & proses serta usaha pengembangan fungsionalitas ilmupsikologi dpt berlangsung dlm media penyatuan antara keduanya pd praktek pendidikan.

PROSES INTERAKSI EDUKATIF

A. PENGERTIAN INTERAKSI EDUKATIF

INTERAKSI EDUKATIF adl proses berlangsugnnya situasi tertentu yang terdapat interaksi pendidik dengan peserta didik untuk saling berkomunikasi dengan sengaja dan direncanakan.

UNSUR TERJADINYA INTERAKSI EDUKATIF

Interaksi bersifat edukatif.Dalam interaksi terjadi perubahan tingkah laku pada siswa sebagai hasil belajar dan mengajar.Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar dan mengajar.Interaksi sebagai proses belajar dam mengajar.Sarana kegiatan proses belajar dan mengajar yang tersedia yang membantu tercapainya interaksi belajar mengajar secara efektif dan efisien

PERANAN GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR(1) Fasilitator (2) Pembimbing (3) Motivator (4) Organisator(5) Manusia sumber

Melihat peranan tersebut maka eksistensi seorang pendidik adalah sebagai pengajar, pemimpin, dan pengganti orang tua.

B. KOMPONEN-KOMPONEN INTERAKSI EDUKATIF

Tujuan belajarMateri pelajaranMetode mengajarSumber belajarMedia untuk belajarManajemen interaksi belajar mengajarEvaluasi belajarAnak yang belajar

Guru yang mengajar, yang kompetenPengembangan dalam proses belajar dan mengajar

C. MODEL INTERAKSI EDUKATIF

Model interaksi edukatif adalah gambaran dan situasi proses pengajaran yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pendidikan sekaligus prioritas yang dikedepankan dalam situasi tertentu.

Model interaksi edukatif: Model tradisional Model komputer Model psikologis

Model kuliah hafalan Model montessori Model hubungan insani corong

ilmu

1. MODEL TRADISIONAL

Guru, dalam tindakan instruksionalnya menjadikan instructional objective sebagai sasaran yg harus dicapai siswa mwlalui tahapan pengajaran. Tujuan ini disesuaikan dengan karakteristik belajar yg diharapkan, dpt berupa penguasaan kognitif, afektif, atau psikomotorik.

Dalam model ini seorang guru dituntut untuk mrnguasai kemampuan yg berkaitan dg: perumusan tujuan instruksional, pemahaman terhadap siswa, penentuan prosedur instruksional, serta pemilihan dan penggunaan alat ukur yg hasilnya dpt dijadikan umpan balik untuk pengelolaan pengajaran.

2. MODEL KOMPUTER

Computer Based Teaching Model, konsepsi model ini pada intinya bahwa pengambilan keputusan berkenaan dgn pemilihan bahan yg dilakukan melalui proses komputer.

Proses mengajar dipilh menjadi dua tahapan Tahapan pretutorial: tahapan pemilihan

program pengajaran yang cocok utk siswa tertentu sesuai dgn entering behaviornya.

Tahapan tutorial: tahapan ygmelaksanakan program instruksional yg telah dipilih melalui program komputer dan memonitor tingkah laku siswa dg tujuan menilai cocok tidaknya program tersebut bagi siswa yang bersangkutan.

3. MODEL PSIKOLOGISModel ini dikembangkan menjadi 3:

Model Kuliah Hafalan: model ini mengarahkan siswa agar mempunyai keterampilan berbicara, berpikir dan bersikap kritis melalui pengajaran bahasa, logika, filsafat, moral, metafisika dan teologi. Guru hanya dituntut untuk menyampaikan materi dan mengevaluasinya.Model Montessori: guru dan siswa mempunyai kebiasaan untuk melakukan observasi dan eksperimen.Model Hubungan Insani: menekankan pentingnya hubungan antara guru dan siswa dalam menyesuaikan diri pd tuntutan lingkungan. (Misal: CBSA)

a. Motivasi Belajar

- Motif : Daya pengegrak dari dalam subyek utk melakukan aktivitas2 tertentu demi mencapai suatu tujuan.

- Motivasi : Daya penggerak yg telah menjadi aktif. Bila daya mencapai tujuan sangat diharapkan.

- Motivasi belajar : Keseluruhan daya penggerak di dlm diri siswa yg menimbulkan kegiatan belajar.

- Motivasi ekstrinsik : Bentuk motivasi yg didlmnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yg tdk secara mutlak berkaitan dg aktivitas belajar.

- Motivasi intrinsik : Bentuk motivasi yg didlmnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yg secara mutlak berkaitan dg aktivitas belajar.

b. Perasaan-Sikap-Minat

c. Keadaan sosio-ekonomis; keadaan –sosio-kultur

d. Keadaan fisik-keadaan psikis

PIHAK GURU

Gaya Memimpin Kelas:

1. Gaya Otoriter : Semua ditentukan oleh guru2. Gaya Demokratis: Semua ditentukan oleh guru bersama dg murid3. Gaya Laissez-faier: (Membiarkan) Semua ditentukan oleh siswa sendiri

BELAJARDAN

MENGAJAR

A. TINJAUAN TERHADAP ASPEK BELAJAR

(1) PENGERTIAN BELAJARAdl suatu aktivitas mental/psikis, yg berlangsung dlm interaksi aktif dg lingkungan yg menghasilkan perubahan2 dlm pengetahuan2, keterampilan dan nilai sikap. Untuk terjadinya proses belajar, maka ada motif yang mendorong anak untuk melakukan belajar: Motif psychologis Motif kegunaan (praktis) Motif kesusilaan Motif kepribadian Motif kemasyarakatan Motif keagamaan (religius)

(2) JENIS-JENIS BELAJARBelajar Dengan Wawasan (Learning by Insight)

Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler (slh seorg tokoh psychology Gestalt th 1917). Sebagai suatu konsep, wawasan merupakan pokok utama dlm pembicaraan psikologi belajar & proses berpikir.

Menurut Gestalt, teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola2 tingkah laku yg telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yg ada hubungannya dg penyelesaian satu persoalan.

Belajar Diskriminatif (Diskriminative Learning)

Belajar diskriminatif diartikan sbg suatu usaha yg memiliki beberapa sifat situasi stimulus dan kemudian menjadikannya sbg pedoman dlm bertingkah laku.Belajar Global/Keseluruhan (Global Whole Learning

Bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan & berulang sampai individu menguasainya.Belajar Insidental (Incidental Learning)

Belajar disebut insidental bila tdk ada intruksi atau petunjuk yg diberikan pd individu mengenai materi belajar yg akan diujikan kelak.

Belajar Instrumental (Instrumental Learning)Reaksi2 individu (murid) yg

diperlihatkan diikuti oleh tanda2 yg mengarah kpd apakah individu tsb akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.Belajar Intensional (Intentional Learning)

Belajar dg arah tujuan, merupakan lawan dr belajar insidental.Belajar Latent (Latent Learning)

Dalam laten, perubahan2 tingkah laku yg terlihat tdk terjadi secara segera, dan oleh krn itu disebut dg laten. Dlm penelitian mengenai ingatan, belajar laten ini diakui memang ada yaitu dlm bentuk belajar insidental.

Belajar Mental (Mental Learning)Perubahan tingkah laku yg terjadi di

sini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yg dipelajari. Ada tidaknya belajar mental sgt jelas terlihat pd tugas2 yg sifatnya motoris.Belajar Produktif (Productive Learning)

Belajar disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dlm satu situasi ke situasi yg lain.Belajar Verbal (Verbal Learning)

Belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan ingatan.

(3) TEORI-TEORI BELAJAR

Teori belajar menurut konsepsi ahli ilmu jiwa. Disebut juga Vermogons-psychology atau The Faculty Psychology. Menurut teori ini jiwa manusia mempunyai daya-daya, misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi dsb. Daya-daya ini harus dilatih, caranya adl dengan belajar.Teori Tanggapan dikemukakan oleh Herbart. Belajar adl memasukkan tanggapan sebanyak2nya, berulang-ulang dan sejelas2nya. Maka inti belajar ialah juga ulangan.

(WARNA ABU-ABU, SENANG MEMASUKI DUNIA BARU)

Teori Assosiasi dari Thorndike, menurutnya mengajar dgn mengadakan suatu perbuatan emosional dpt menimbulkan respon pd anak, jadi perbuatan ini jika sering diulang akan menjadi suatu proses yg otomatis. Contoh: Anjing yg sudah terbiasa diberi makan dg bunyi bel, mk lidahnya scr otomatis akan terjulur ketika bel dibunyikan.Teori Trial and Error mengadakan percobaan pd simpanse yg dikurung dlm sangkar tertutup dlm keadaan lapar, di luar sangkar ada pisang. Jarak sangkar dg pisang tdk bs dijangkau dg tangan sehingga simpanse bergerak ke sana kemari hingga menemukan tongkat dan mencoba mengambil pisang. Dan berhasil. Dlm proses ini banyak energi terbuang krn percobaan2 itu berdasarkan insight.

Teori Medan dari Lewin: seseorang yg punya masalah jk akan memecahkan masalah mk ia akan meletakkan persoalan itu pd suatu medan konteks, menghubungkan persoalan dg konteksnya sehingga terpecahkan masalahnya.Teori Gestalt: hampir sama dg Teori trial and Error, hanya dlm contoh di sini ditekankan ada hubungan erat antara tongkat dg pisang sehingga timbul percobaan yg serta merta dilakukan.Teori Behaviorisme: pengetahuan harus bersifat positif sehingga objeknya dapat diamati, yaitu berupa tingkah laku.

(UNGU MENCERMINKAN KEANGGUNAN)

Teori Belajar dari Piaget, perkembangan proses belajar pd ank2 adl sbb:

Struktur mental anak berbeda dg orang dewasa.Perkembangan mental pd anak melalui tahap2 tertentu.Jangka waktu berlatih dr tahap satu ke tahap lain tdk selalu sama.Perkembangan mental anak dipengaruhi 4 faktor: kematangan, pengalaman, interaksi sosial, equilibration ( proses dr ketiga faktor di atas bersama2 utk membangun & memperbaiki struktur mental).Ada 3 tahap perkembangan: berpikir intuitif (± 4 th), berpikir konkrit (± 7 th), berpikir formal (± 11 th).

(GAGREEN: HIJAU KEBIRU-BIRUAN)

Teori dari R. Gagne Belajar adl suatu proses utk motivasi dlm

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

Belajar adl pengetahuan atau keterampilan yg diperoleh dr instruksi.

(ORANYE: OBAT DEPRESI)

(4) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Faktor Intern(1) faktor jasmaniah: kesehatan, cacat tubuh dlsb,(2) faktor psikologis: intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan lainnya.(3) faktor kelelahan, baik itu pada aspek jasmaniah maupun rohaniah.

Faktor Ekstern(1) faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.(2) faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar serta tugas rumah.(3) faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, dsb.

(5) BELAJAR SEBAGAI PROSES PSIKOLOGIS

Secara psikologis belajar merupakan proses perubahan kejiwaan yang tampak pada tingkah laku disebabkan oleh perencanaan yang disengaja.

Beberapa perubahan yang terjadi akibat perkembangan pada anak selalu dan seiring dengan proses belajar yang ia jalani. Perubahan tersebut lebih terlihat pada aspek psikis daripada fisik.

B. TINJAUAN TERHADAP ASPEK MENGAJAR

Mengajar adalah segala upaya yang

disengaja dalam rangka memberi kemungkinan

bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai

dengan tujuan yang telah dirumuskan.

(1) PROSES PENGAJARANProses Pengajaran adl bagaimana berjalannya

suatu pengajaran dg mana bagian dari suatu susunan dr beberapa bagian dr suatu bahan pelajaran yg merupakan suatu kesatuan yg saling berhubungan.

Berikut ini jenis-jenis proses pengajaran: Jalan Pengajaran Progresif

Jalan pengajaran yg hanya satu kali saja membicarakan kesulitan yg berturut-turut dari salah satu bidang dg tdk mengulangi secara sengaja, tetapi dg secara kebetulan saja.

Jalan Pengajaran KonsentrisYaitu bahwa mata pelajaran itu dibicarakan seluruhnya dlm tiap-tiap tahun pelajaran.

Jalan Pengajaran RegresifGuru dlm memberikan keterangan2 itu dimulai dr yg telah diketahui, kemudian mundur. Pelajaran ini tdk sistematis, ttpi psikologis, artinya dimulai dr apa yg tlh diketahui murid lebih dulu & dr sinilah sbg dasar pelajaran selanjutnya.

Jalan Pengajaran Induktif dan DeduktifInduktif: pelajaran dimulai dr bagian2, kemudian sampai pembicaraan keseluruhan. Deduktif: dimulai dr keseluruhan kemudian bahan diuraikan menjadi bagian2.

(2) CARA MENGAJAR

Berikut ini gaya2 mengajar oleh Muhammad Ali: Gaya Mengajar Klasik

Berupaya untuk memelihara dan menyampaikan nilai2 lama dr generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Isi pelajaran bersifat objektif. Proses pengajaran bersifat pasif, yakni siswa diberi pelajaran.

Cara Mengajar TeknologisFokus gaya mengajar ini pd kompetensi

siswa secara individual. Bahan pelajaran disesuaikan dg tingkat kesiapan anak. Peranan siswa adl belajar dg menggunakan perangkat atau media.

Gaya Mengajar PersonalisasiDilakukan berdasarkan atas minat,

pengalaman dan pola perkembangan mental siswa. Siswa dipandang sbg suatu pribadi. Peranan guru adl menuntun & membantu perkembangan itu melalui pengalaman belajar. Bahan pelajaran disusun berdasarkan minat.

Gaya Mengajar InteraksionalPeran guru dan siswa sama2 dominan.

Guru dan siswa berupaya untuk memodifikasi berbagai ide atau ilmu pengetahuan yg dipelajari untuk mencari bentuk baru berdasarkan kajian yg bersifat radikal. Dialog antara guru dan siswa. Isi pelajaran fokus pd masalah2 sosio kultural teutama yg bersifat kontemporer.

(3) METODE MENGAJAR

Metode Pengajaran adl cara yg digunakan utk mencapai hasil pendidikan lewat proses yg dilaksanakan pd situasi tertentu dg menggunakan faktor2 pendidikan. Metode pengajaran umumnya dipengaruhi oleh:

Murid, pelajar atau petatarTujuanSituasiFasilitasPengajar, penatar, atau guru

Ada beberapa macam metode mengajar, secara garis besar dapat dibagi 2 sbb:Metode Mengajar Individual (metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, demonstrasi & eksperimen, sosiodrama & bermain peranan, pemberian tugas belajar & prestasi, drill/latihan, karyawisata)Metode Mengajar Kelompok (seminar, simposium, forum, panel, musyawaroh kerja)

(4) MEDIA PENGAJARAN

Media pengajaran adl segala sesuatu yg dpt digunakan utk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perhatian, perasaan dan kemauan siswa sehingga dpt mendorong proses belajar. Berbagai jenis media pengajaran adl sbb:

a. Media visual b. Media audio c. Media audio-visual

C. EKSISTENSI ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK DALAM

PROSES BELAJAR

(1) PENGERTIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK

KognitifKognitif biasa diartikan oleh para pendidik dengan pengetahuan, di mana dlm objek pembagiannya sebenarnya adl lebih luas. Secara berurutan bs diartikan sbb: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisa (analysis), sintesa (evaluation), evaluasi (evaluation).

AfektifBanyak di kalangan pendidikan menginterpretasikan afektif menjadi sikap. Bagian2 yg termasuk ranah afektif dpt dilihat dlm hal2 berikut: Penerimaan (receiving) Partisipasi (reponding) Penilain/penentuan sikap (valuing) Organisasi (organization) Pembentukan pola hidup (characterization by a

value or value complex)

PsikomotorikPsikomotorik diasumsikan sebagai tenaga gerak, skill atau juga keterampilan. Yang termaksud kategori kemampuan psikomotor ialah kemampuan yg menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. Klasifikasi ranah psikomotorik adl sbb: Persepsi (perception) Kesiapan (set) Gerakan terbimbing (guided response) Gerakan yg biasa (mechanical response) Gerakan yg kompleks (complex response) Penyesuaian pola gerakan (adjustment) Kreativitas (creatifity)

(2) KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK DALAM PSIKOLOGI BELAJAR

Klasifikasi taksonomi (kognitif, afektif, & psikomotorik) ini memudahkan proses pengajaran utk menetapkan aspek2 pertumbuhan & perkembangan dlm proses pendidikan, khususnya dlm kaitan psikologi dan pendidikan dlm belajar mengajar.

Adanya sebuah statemen dlm proses belajar khususnya tinjauan psikologis memberi isyarat bahwa keberhasilan keberlangsungan pengajaran bg peserta didik akan selalu dilihat lewat perkembangan psikologis objek dan subjek pendidikan atau pengajaran itu sendiri.

D. PERANAN MOTIVASI DALAM BELAJAR

Motivasi sebagaisatu sistem kekuatan yg mendorong individu utk melakukan sesuatu mempunyai peranan penting dlm proses belajar. Eksistensi motivasi dlm belajar berfungsi dlm proses menguatkan daya kemampuan dan daya keinginan individu untuk melakukan satu aktivitas yg tepat dan benar dlm belajar tersebut.

- Motif : Daya pengegrak dari dalam subyek utk melakukan aktivitas2 tertentu demi mencapai suatu tujuan.

- Motivasi : Daya penggerak yg telah menjadi aktif. Bila daya mencapai tujuan sangat diharapkan.

- Motivasi belajar : Keseluruhan daya penggerak di dlm diri siswa yg menimbulkan kegiatan belajar.

- Motivasi ekstrinsik : Bentuk motivasi yg didlmnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yg tdk secara mutlak berkaitan dg aktivitas belajar.

- Motivasi intrinsik : Bentuk motivasi yg didlmnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yg secara mutlak berkaitan dg aktivitas belajar.

Motivasi dibagi menjadi 2 bagian utama: Motivasi intrinsik: motivasi dari dlm diri

manusia. Motivasi ekstrinsik: motivasi dari luar diri

manusia.

Klasifikasi motivasi dlm diri manusia menurut Maslow: (a) fisiologi, (b) rasa aman, (c) rasa cinta, (d) penghargaan, (e) aktualisasi diri, (f) mengetahui dan mengerti, (g) kebutuhan estetis.

BELAJARDALAM

PERKEMBANGANDAN

PENDIDIKAN SEKOLAH

(WARNA KUNING BISA MENCERDASKAN OTAK)

A. CIRI KHAS BELAJAR

Apa yang merupakan hasil dari suatu proses belajar dan apa yang bukan?

Ciri khas belajar:Terjadi suatu perubahan pada diri

orang yang belajar. Ia mengalami perubahan dari yang semula “belum mampu/tahu” menjadi “sudah mampu/tahu”. Perubahan ini juga merupakan hasil dari proses belajar.

Manusia mengalami banyak perubahan karena ia telah belajar banyak:

a. Belajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman (bidang belajar kognitif),b. Belajar memperoleh keterampilan (bidang belajar sensorik-psikomotorik),c. Belajar memperoleh nilai dan sikap (bidang belajar dinamik-afektif).

Ada pula perubahan yang bukan merupakan hasil dari belajar, misalnya perubahan akibat kelelahan fisik, pengobatan, penyakit, dan pertumbuan jasmani.

(WARNA HIJAU BISA MEMBAWA KESEJUKAN)

Oleh karena itu perubahan bisa dikatakan hasil dari proses belajar jika:

1. Bersifat menetap/konstan.2. Merupakan hasil dari interaksi aktif

dari subjek (orang yang belajar) dengan lingkungannya.

(WARNA BIRU BISA MEMBAWA KETENANGAN)

Inti Belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tinggal tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari. Proses belajar dapat berlangsung disertai kesadaran dan intensi*, tetapi itu tidak mutlak perlu.

(GARIS UNGU = INDIGO)

B. PERANAN BELAJAR DALAM PROSES PERKEMBANGAN, BELAJAR YANG DISEBUT

INFORMALPerkembangan = Belajar informalPeranan belajar dalam perkembangan: Belajar mendasari sebagian besar dari

perkembangan, perkembangan bersumber pada tugas2 belajar tertentu, misalnya anak remaja menghayati nilai2 moral berdasarkan pengertian.

Adanya tahap perkembangan tertentu berpengaruh terhadap apa yg dpt dipelajari anak dan dg cara yg bgmn hal itu harus dipelajari. Misalnya anak dpt belajar 2 bahasa sekaligus dg meniru percakapan sampai umur ± 6 th. Mulai 12 th ke atas prestasi semacam ini sdh tdk mungkin lagi.

C. PERANAN BELAJAR DALAM PENDIDIKAN SEKOLAH, BELAJAR YANG DISEBUT

FORMALPendidikan sekolah = Belajar formalPeranan belajar dalam pendidikan sekolah: Perkembangan intelektual anak pada masa

sekarang ini menuntut penanganan khusus, yaitu di sekolah, karena sekolah mengutamakan perkembangan intelektual siswa.

Masa pembangunan nasional seperti dialami di Indonesia dewasa ini menuntut disediakan tenaga2 pembangun yg selain berpengetahuan juga bersikap dan berjiwa “pembangun”. Tugas menyiapkan tenaga2 seperti ini diserahkan kepada sekolah.

D. PERANAN GURU SEBAGAI PENDIDIK-PENGAJAR, MAKNA

PSIKOLOGI PENDIDIKANGuru adalah pengelola proses belajar siswa.

Guru lebih bertindak sebagai pengajar bilamana mendampingi siswa dalam belajar pengetahuan2 & keterampilan motorik. Guru lenih bertindak sebagai pendidik bila menuntun siswa dalam belajar sikap-nilai.

Psikologi pendidikan bersifat deskriptif (melukiskan/menjalaskan apa saja yang perlu diperhatikan guru bila akan mengambil suatu keputusan atau tindakan didaktis).

E. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR HARUS SELARAS DENGAN PROSES PERKEMBANGAN

SISWA

a. Terdapat tahap2 perkembangan .b. Dalam rangka perkembangan intelektual

dan motorik dibentuk suatu piramida abilitas (suatu kemampuan dlm bidang tertentu yg talah terbukti dg prestasi2 nyata).

c. Tahap2 perkembangan dilalui dlm urutan tertentu yg pd umumnya sama bagi semua siswa.

d. Terdapat perbedaan2 individual antara siswa2 dlm perkembangan mereka, baik perkembangan secara keseluruhan maupun perkembangan dalam aspek2 tertentu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDIDIKAN DI SEKOLAH

A. APA ITU “FAKTOR YANG MEMPENGARUHI”

Secara luas: Hal-hal yang berperan terhadap proses belajar-mengajar dalam kelas.

Secara sempit: hal-hal yang sudah terdapat sebelum proses belajar-mengajar dalam kelas berlangsung dan yang tidak selalau dapat dikuasai/diubah baik oleh guru maupun siswa. Misalnya taraf inteligensi siswa untuk sebagian besar tidak dapat diubah oleh guru, bahkan tidak oleh siswa sendiri.

B. KELIMA KATEGORI FAKTOR

a. Pada pihak murid: Taraf inteligensi – kemampuan belajar Motivasi belajar Perasaan – sikap – minat Keadaan sosio-ekonomis; keadaan sosio-kultural Keadaan fisik – keadaan psikis

b. Pada pihak guru: Inspirator bagi siswa Pedagog yang unggul Pengelola proses belajar Pemegang reinforcement yang bijaksana

c. Sekolah sebagai sistem sosial:Sistem sosial: susunan kedudukan2

orang dalam lingkungan hidup atau lingkungan kerja tertentu.

Dalam lingkungan sekolah terdapatsusunan dari sejumlah kedudukan , sehingga terciptalah organisasi, dengan kata lain di sekolah juga terdapat sistem sosial.

d. Sekolah sebagai institutSekolah merupakan institut pendidikan

formal. Fungsi pimpinan sekolah ialah mengatur seluruh kehidupan sekolah, supaya tujuan institusional dapat tercapai.

e. Faktor-faktor “situasional”- Keadaan politik-ekonomis.

Keadaan yang labil dan berubah-ubah membuat guru dan murid gelisah dan cemas, maka timbul kondisi psikis yang tidak menguntungkan.- Keadaan waktu dan tempat

Waktu mencakup jumlah hari dan jumlah jam setiap hari yang tersedia bagi kegiatan belajar-mengajar. Tempat meliputi lokasi belajar-mengajar berlangsung.- Keadaan musim-iklim

Cuaca tak menentu kerap menciptakan kondisi psikis dan/atau kondisi fisik pada guru dan siswa yang kurang menguntungkan.

C. MEMPERKIRAKAN PENGARUH DARI BERBAGAI FAKTOR TERHADAP PROSES

BELAJAR SISWA

Misal:Kondisi fisik siswa yang lelah akibat menonton televisi di malam hari adalah tidak ideal ketika mengerjakan ujian di pagi harinya. Sebaliknya, kondisi fisik yang sehat akan memudahakan siswa itu untuk mengerjakan ujian di pagi harinya sebab tidak menonton televisi di malam hari, melainkan beristirahat.

DIMENSI ISLAM DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A. IMPLIKASI PSIKOLOGI DALAM ISLAM

Psikologi mempunyai lapangan sangat strategis untuk mengkaji berbagai disiplin ilmu yang menyangkut hakikat kehadiran manusia di muka bumi ini. Eksistensi psikologi yang lebih mengarahkan orientasinya pada dimensi psikis menghantarkan pada pola pikiran manusia bahwa hakikat kehidupan akan selesai bila ditinjau dari segi immateri atau spiritualitas.

1. LANDASAN AL QUR’AN

Oم Qُت Sْي OْوQِت ُا َمXا Xْو ]ى ِّب Xَر SِرQَمX َأ QْنSَم OُحQْو Oُالِر SِلOُق SُحQْو Oُالِر SْنXَع XَكX OْوQَن XْسQَءXل َي Xْو

l Qًال Sْي ُقXِل o Sَّال ُا S Qم QِعSِل ُال XْنSَم“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (Q.S. Al Israa’ : 85)

2. LANDASAN AL HADITS

Banyak hadits yang memberikan isyarat2 pada kita untuk proses pemahaman keislaman dalam dunia psikologis, salah satunya adalah di bawah ini.

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrahnya, maka orang tuanya yang mendidiknya menjadi orang beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R. Muslim)

3. REFLEKSI NORMATIF

Agama sebagai landasan nilai normatif dalam kehidupan manusia sangat efektif bila dijadikan format awal untuk melihat kehadiran manusia di muka bumi ini. Dengan agama manusia dapat mencari sumber awal, sumber kebijakan sekaligus modal perumusan tujuan hidup manusia.

B. DIMENSI PENDIDIKAN PADA PSIKOLOGI DAN ISLAM

1. Pendidikan sebagai suatu disiplin adalah usaha yang berperan menghantarkan manusia dari kondisi ke kondisi berikutnya.

2. Psikologi sebagai disiplin yang memandang hakikat manusia sebagai suatu objek im-materi, lenih cenderung meletakkan pemikiran dasarnya bahwa manusia akan selesai bila didekati dari sistem kejiwaan atau immateri.

3. Islam yang mengandung banyak unsur baik pada unsur immateri maupun unsur materi selalu menjadi dasar bagi pola pemikiran yang dilakukan.

C. LANDASAN NORMATIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Sedikitnya ada 3 konsepsi yang dapat dijadikan dasar bagi pengembangan

psikologi pendidikan, yakni:Landasan Manusia

Landasan PendidikanLandasan Psikologi

* * * * *

TERIMA KASIH

و عليكم السالم وبركاته و الله رحمة