Post on 21-Dec-2015
description
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Organogenesis disebut juga morphogenesis adalah suatu proses
pembentukan organ yang berasal dari tiga lapisan germinal embrio yang telah
terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.
Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan
membentuk suatu bumbung atau tabung yang akan berkembang menjadi sistem
organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.
Organogenesis atau morfogenesis merupakan suatu proses pertumbuhan
embrio yang masih memiliki bentuk primitif yang akan tumbuh menjadi bentuk
definitif dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik menurut spesies. Pada tahap
organogenesis ini terdapat dua periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan
pertumbuhan akhir.
Pembentukan mata Pada Hewan periode pertumbuhan antara atau transisi
terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk
primitif sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embrio akan memiliki
bentuk yang khusus bagi suatu spesies.
Pembentukan mata merupakan proses yang sangat kompleks dimana setiap
tahap memerlukan koordinasi antar jaringan yang berkontribusi. Perkembangan
mata mulai tampak pada tahap embrio sebagai sepasang lekukan dangkal pada
sisi kanan dan kiri otak depan. Lekukan ini selanjutnya menjadi vesikel optik.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai Pembentukan Mata pada Hewan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini, untuk memahami dan mengetahui
Organogenesis khususnya pada pembentukan mata pada Hewan
1 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organogenesis
Organogenesis (morphogenesis) adalah proses pembentukan organ atau
alat tubuh menjadi beberapa sistem yang terkoordinasi. Organogenesis ini terdiri
dari dua periode pertumbuhan, yakni pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir.
Pada pertumbuhan antara terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-
bagian tubuh embrio dari bentuk primitif menjadi bentuk definitive yang
merupakan bentuk khusus dari spesies. Sementara pada periode pertumbuhan
akhir, penyelasaian bentuk defenitif akan menjadi ciri individu, misalnya jenis
kelamin, karakter fisik dan psikis, roman wajah dan sebagainya.
Organ yang dibentuk pada proses organogenesis berasal dari masing-
masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua
lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk
hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya
mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Dalam makalah ini dibahas secara khusus tentang turunan atau derivate
dari lapisan ektoderm, yaitu pembentukan bola mata yang merupakan alat indera.
Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima rangsangan
cahaya. Cahaya masuk melintasi kornea, lensa, dan beberapa struktur refraksi di
dalam orbita. Cahaya kemudian difokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang
sensitif terhadap cahaya yaitu retina. Retina mengandung sel-sel batang dan
kerucut yang akan mengubah impuls cahaya menjadi impuls saraf. Setelah
2 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
melintasi suatu rangkaian lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi
penglihatan diteruskan oleh saraf optik ke otak untuk diproses.
B. Pembentukan Bola Mata
a. Proses Pembentukan Mata
Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4
masa embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu
1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik.
2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur
pelengkap di bagian depan mata.
3. Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur
yang berkaitan dengan orbita.
3 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) :
1. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata terdiri
atas sklera dan kornea.
2. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas
khoroid, badan siliaris dan iris.
3. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri atas
retina.
b. Perkembangan Mata
Mata pada vertebarata merupakan organ yang sangat kompleks, dibentuk
dari sumber primordial yang berbeda, yaitu ektoderem dan mesoderem pada
daerah chepalik atau kepala embrio. Perkembangan awal komponen-komponen
mata tergantung pada interaksi induktif antara satu komponen dengan komponen
lain. Induksi ini diikuti dengan differensiasi intraseluler, dimulai dengan mitosis,
kemudian sintesis RNA utama untuk pembentukan protein intraseluler spesifik,
serabut-serabut ekstraseluler, dan matriks. Bahan-bahan ekstraseluler dan migrasi
sel memainkan peranan yang penting dalam perkembangan mata.
4 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
Gambar 1. Skema utama kejadian-kejadian induktif yang berlangsug pada mata
embrionik. Kejadian-kejadian induktif atau inte-raksi jaringan ditandai dengan
garuis putus-putus (Calson, 1988).
1. Pembentukan vesikula optic
Sejarah perkembangan optik diawali pada dinding diencephalon,
perkembangan mata dimulai pada waktu dinding diencephalon embrio berumur
22 hari menggelembung keluar secara lateral dari tabung neural. Pertumbuhan
differensial ini menghasilkan vesikula optik yang berhubungan dengan
diencephalon melalui tangkai optik.
Pada pembentukan vesikula optik gen-gen khusus pada bakal vesikula
optik diaktifkan untuk membentuk pesan khusus yang mengkode protein vesikula,
sehingga evaginasi terjadi (Oppenheimer, 1976). Vesikula optik tumbuh terus dan
mencapai sel-sel mesenkim kepala hingga bersentuhan dengan ektoderem kepala.
Akibat induksi mesoderem kepala, maka ektoderem membentuk plakoda
lensa. sewaktu vesikula optik menginduksi pembentukan plakoda lensa, plakoda
lensa juga menginduksi vesikula optik dan menyebabkan perubahan-perubahan
pada vesikula optik. Vesikula optik berinvaginasi membentuk cawan optic yang
berdinding rangkap. Ketika invaginasi berlanjut, hubungan antara cawan optik
dan otak direduksi menjadi celah yang sempit.
5 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
Pada waktu yang sama kedua lapisan cawan optik mulai berdifferensiasi
dengan arah yang berbeda. Bagian luar menjadi lebih tipis dan berkembang selsel
granula-granula yang mengandung melanin dan akhirnya menjadi retina
berpigmen. Sel-sel lapisan dalam berkembang menjadi sel-sel batang dan kerucut
yang peka terhadap cahaya. Lapisan ini menjadi saraf retina. Akson-akson dari
retina saraf bertemu pada dasar mata dan berjalan melalui tangkai optik. Tangkai
optik ini kemudian disebut saraf optik (Gilbert, 1985). Plakoda lensa tumbuh
terus, kemudian berinvaginasi dan melepaskan diri dari ektoderem kepala
membentuk lensa mata.
Gambar 2. Pembentukan mata, (A) Vesikula optik dari otak bersentuhan dengan
ektoderem di atasnya, (B,C) Ektoderem ber-differensiasi menajdi sel-sel lensa
pada saat vesikula melipat, (D) Vesikula optik menjadi retina berpigmen dan
retina saraf, (E) Lensa menginduksi ektoderem di atasnyamenjadi kornea (Gilbert,
1985).
2. Diferensiasi Retina Saraf
Retina saraf berkembang menjadi lapisan yang disusun atas beberapa tipe
sel saraf yang berbeda(Gambar3), yaitu sel-sel peka terhadap cahaya dan warna,
6 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
badan-badan sel dari akson saraf optik, dan neuron-neuron bipolar yang
mentransmisikan stimulus elektrik dari sel-sel sensoris ke badan sel saraf optik.
Selain itu sejumlah sel-sel yang berperan dalam memelihara integritas retina.
Pada stadium awal perkembangan retina, pembelahan sel terutama
berlangsung pada tepi cawan optik (berlawanan dengan pembelahan sel-sel tabung
saraf). Pembelahan berlangsung pada permukaan luar lapisan saraf sambil
bermigrasi menuju daerah yang lebih dalam dari cawan optik dan akhirnya cawan
optik terisi dengan selsel neuroblast. Differensiasi neuroblas dimulai pada bagian
lapisan paling dalam dari retina. Hasil differensiasi berupa terbentuknya, sel-sel
ganglion dari saraf mata, sel-\sel saraf bipolar dan apparatus sensori berupa sel
batang dan kerucut (Gilbert, 1985).
Gambar 3. Skema organisasi retina neural pada fetus umur 25 minggu(Gilbert,
1985).
Akson-akson sel-sel ganglion membentuk saraf optik. Sementara itu
dendrit-dendrit dari saraf tersebut bergabung dengan neuroblast dari lapisan dalam
7 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
nuklei, menyebabkan mereka berdifferensiasi menjadi neuron bipolar retina.
Lapisan nuclei luar yang mengandung nuclei dari neuron fotoresptik
berdifferensiasi belakangan. Akson-akson sel-sel fotoreseptor tersebut bersinapsis
dengan dendrit-dendrit neuron bipolar. Pada saat mereka berdifferensiasi, badan-
badan sel dari neuron luar berdifferensiasi membentuk juluran-juluran sitoplasma
yang mengandung beberapa organel terspealisasi yang memperpanjang tunas dan
mengatur ukuran bentuk daerah fotoreaktif. Membran sel tersebut melipat dengan
sendirinya membentuk kantungkantung yang berisi pigmen-pigmen fotoreseptif.
cahaya menginduksi pigmen ini untuk melangsungkan perubahan-perubahan
kimia yang menghasilkan pelepasan electron dan inpuls eletrik yang dihasilkan
dan ditransmisikan ke otak melalui saraf mata.
3. Diferensiasi Lensa dan Kornea
Selama berlangsungnya perkembangan lensa, plakoda lensa menyentuh
ektoderem yang ada di atasnya. Plakoda lensa kemudian menginduksi ektoderem
di atasnya membentuk kornea yang transparan. Differensiasi dari jaringan lensa
menjadi suatu membran transparan yang mampu mengarahkan cahaya menuju
retina meliputi perubahan-perubahan dalam struktur dan bentuk, juga sintesis-
sintesis protein spesifik lensa yang disebut crsitallin. Cristallin ini disintesis pada
saat perubahan-perubahan bentuk sel terjadi dan menyebabkan vesikula lensa
menjadi lensa yang definitif. Sel-sel pada bagian dalam vesikula lensa
memanjang, dan dibawah pengaruh saraf retina, menghasilkan serabut-serabut
lensa.
Pada saat serabut ini terus tumbuh mereka mensisntesis cristallin yang
pada akhirnya mengisi sel dan menyebabkan inti sel terdesak. Serabut-serabut
yang mensintesis cristallin terus bertumbuh dan pada akhirnya mengisi ruang
vesikula lensa. Sel-sel yang membelah tersebut bergerak ke arah ekuator vesikula
dan pada saat melintasi ekuatorial, mereka mulai memanjang. Jadi lensa terdiri
atas tiga daerah yaitu zona dari sel-sel yang sedang membelah, daerah ekuatorial
dan pemanjangan seluler, dan zona posterior dan pusat dari sel-sel serabut yang
mengandung cristallin. Di bawah pengaruh dari jaringan lensa, ektoderem di
atasnya menjadi kolumnar dan berisi dengan granula-granula sekretori. Granula-
8 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
granula ini bermigrasi ke dasar sel-sel dan mensekresikan stroma primer yang
mengandung kurang lebih 20 lapisan kolagen tipe pertama dan kedua. Sel-sel
endotelium kapiler bermigrasi ke daerah ini dan mensekresikan asam hyaluronat
kedalam matriks. Ini menyebabkan matriks bergerak dan merupakan subtrat yang
baik untuk migrasi sel-sel mesenkim turunan neural crest. Sel mesenkim
mensekresikan kolagen tipe 1 dan enzim-enzim hyaluronidase yang mencerna
asam hyaluronat. Hal ini menyebabkan stroma menyusut.
Di bawah pengaruh dari tiroksin, stroma primer berkembang menjadi
stroma sekunder dengan cara dehidrasi, dan matriks yang kaya akan kolagen dari
epitel beserta jaringan mesenkim berkembang menjadi kornea yang transparan
(Gilbert, 1985).
Gambar 4. Differensiasi sel-sel lensa. (A) Vesikula lensa, (B) sel-sel interior
memanjang menghasilkan serabut-serabut lensa, (C) lensa diisi dengan cristallin,
9 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
(D) sel-sel lensa yang baru dibentuk dari epitelium anterior lensa, dan (E) pada
saat lensa tumbuh, serabut-serabut baru berdifferensiasi (Gilbert, 1985).
Gambar 5 : Perkembangan kornea. A. Cawan optik menginduksi pembentukan
lensa, B, Lensa menginduksi ektoderem di atasnya menjadi epitel selindris sekresi
C. Granula-granula yang dihasilkan epitel terinduksi untuk mensekresikan stroma
primer yang mengandung kolagen, D . sel-sel endotelium masuk dan
mensekresikan asam hyaluronat, menmenyebabkan stroma menggembung, sel-sel
mesenkim masuk, E. Sekret dari sel-sel mesenkim menyebabkan stroma
menyusut. Dibawah pengaruh tiroksin, stroma akhirnya menjadi kornea (Gilbert,
1985)
Di bawah pengaruh induktif lensa, epitel kornea berdifferensiasi dan
mensekresikan stroma primer yang mengandung lapisan kolagen. Sel-sel
endothelium kemudian mensekresikan asam hyaluronat ke dalam daerah ini,
selanjutnya sel-sel mesenkim dari neural crest masuk. Hyaluronidase yang
10 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
disekresikan oleh mesenkim atau endotelium mencerna asam hyaluronat,
menyebabkan stroma primer menyusut.
C. Lapisan Dinding Bola Mata
Dinding bola mata disusun oleh 3 tunika (lapisan) yaitu:
a. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luar bola mata terdiri
atas sklera dan kornea.
b. Tunika vaskularis (lapis uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri atas
khoroid, badan siliaris dan iris.
c. Tunika neuralis (lapis retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri atas
retina.
1. TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA)
Tunika fibrosa membentuk sebuah kapsula fibroelastik yang kokoh
penyokong bola mata. Lapis fibrosa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sclera dan
kornea. Sklera merupakan bagian yang putih melingkupi lima-perenam bagian
bola mata dan terletak di sebelah belakang, sementara kornea merupakan bagian
yang jernih dan transparan melingkupi seperenam depan bola mata. Tempat
sambungan sklera dan kornea dikenal dengan nama limbus.
SKLERA
Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak
mengandung pembuluh darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen tipe 1 yang
11 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
diselang-selingi oleh jala-jala serat elastin. Susunan seperti ini membentuk
struktur bola mata yang kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal
dari humor akwaeus yang terletak di sebelah depan lensa dan badan vitreus yang
terletak di belakang lensa. Di bagian belakang sklera ditembus oleh serat-serat
saraf optik pada lamina kribrosa. Sklera mengandung pembuluh darah terutama
pada limbus (tempat pertautan sklera dan kornea).
KORNEA
Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak
mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf. Kornea
berasal dari penonjolan tunika fibrosa ke sebelah depan bola mata. Secara
histologik kornea terdiri atas 5 lapisan yaitu:
1. Epitel kornea Merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh epitel gepeng
berlapis tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan lapisan kornea terluar
yang langsung kontak dengan dunia luar dan terdiri atas 7 lapis sel. Epitel
kornea ini mengandung banyak ujung-ujung serat saraf bebas. Sel-sel yang
terletak di permukaan cepat menjadi aus dan digantikan oleh sel-sel yang
terletak di bawahnya yang bermigrasi dengan cepat.
2. Membran Bowman Merupakan lapisan fibrosa yang terletak di bawah epitel
tersusun dari serat kolagen tipe 1.
3. Stroma kornea Merupakan lapisan kornea yang paling tebal tersusun dari
serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara paralel membentuk lamel
kolagen. Sel-sel fibrolas terletak serat-serat kolagen
4. Membran Descemet Merupakan membran dasar yang tebal tersusun dari serat-
serat kolagen.
5. Endotel kornea Lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling dalam
tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Sel-sel ini mensintesa
protein yang mungkin diperlukan untuk memelihara membran Descement.
Sel-sel ini mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa
natrium yang akan mengeluarkan kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera
okuli anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan
cairan di dalam stroma akan diserap oleh endotel sehingga stroma tetap
12 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
dipertahankan dalam keadaan sedikit dehidrasi (kurang cairan), suatu faktor
yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas refraksi kornea. Kornea
bersifat avaskular (tak berpembuluh darah) sehingga nutrisi didapatkan dengan
cara difusi dari pembuluh darah perifer di dalam limbus dan dari humor
akweus di bagian tengah. Kornea menjadi buram bila endotel kornea gagal
mengeluarkan kelebihan cairan di stroma.
LIMBUS
Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan sklera.
Pada tempat ini terdapat lekukan atau sudut akibat perbedaan kelengkungan
kornea dan sklera. Bagian luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang
merupakan epitel berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya.
Stromanya merupakan tepian sklera yang menyatu dengan kornea. Stroma ini
tersusun dari jaringan ikat fibrosa. Di bagian dalam stroma ini membentuk taji
sklera (scleral spur). Pada bagian anterior taji ini terdapat jaringan trabekula
(trabecula sheet) dengan jalinan ruang-ruang di antaranya dikenal sebagai ruang
trabekula (trabecular spaces/ space of Fontana). Di atas trabekula terdapat suatu
saluran lebar dan panjang disebut kanal Schlemm.
KANAL SCHLEMM
Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata tepat
anterior dan eksternal skleral spur. Di sebelah luar dibatasi oleh jaringan sklera
dan di dalam oleh lapisan jaringan trabekula yang lebih dalam. Lumen kanal ini di
batasi oleh selapis sel endotel. Kanal ini akan meneruskan diri ke dalam pleksus
sklera dan akhirnya bermuara pada pleksus vena sklera. Di bagian posterior taji
sklera, pada korpus siliaris terdapat otot polos, muskulus siliaris yang berfungsi
untuk mengatur akomodasi mata.
2. TUNIKA VASKULOSA / UVEA
Tunika vaskulosa terdiri atas 3 bagian yaitu khoroid, badan siliaris dan iris.
Khoroid (Choroid)
Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah
dan sel-sel pigmen sehingga tampak bewarna hitam. Lapisan ini tersusun dari
jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat kolagen dan elastin,
13 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
sel-sel fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas 4 lapisan
yaitu :
1. Epikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen
dan elastin.
2. Lapisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari
pembuluh darah dan melanosit.
3. Lapisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler,
jaring0-jaring halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler-
kapiler ini berasal dari arteri khoroidalis Pleksus ini mensuplai nutrisi untuk
bagian luar retina.
4. Lamina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel
pigmen retina. Lapisan ini tersusun dari jarring-jaring elastik padat dan suatu
lapisan dalam lamina basal yang homogen.
Badan Siliaris (Korpus siliaris)
Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke
dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan
perluasan lapisan khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan
penyambung jarang yang mengandung serat-serat elastin, pembuluh darah dan
melanosit.
Badan siliaris membentuk tonjolan-tonjolan pendek seperti jari yang dikenal
sebagai prosessus siliaris. Dari prosessus siliaris muncul benang-benang fibrillin
yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai zonula zinii.
Korpus siliaris dilapisi oleh 2 lapis epitel kuboid. Lapisan luar kaya akan pigmen
dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. Lapisan dalam yang tidak
berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif
terhadap cahaya. Sel-sel di lapisan ini akan mengeluarkan cairan filtrasi plasma
yang rendah protein ke dalam bilik mata belakang (kamera okuli posterior).
Humor akweus mengalir dari bilik mata belakang (kamera okuli posterior) ke
bilik mata depan (kamera okuli anterior) melewati celah pupil (celah di antara iris
dan lensa), lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus dan akhirnya
14 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
masuk ke dalam kanal Schlemm. Dari kanal Schlemm humor akweus masuk ke
pleksus sklera dan akhirnya bermuara ke sistem vena.
Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebagai
muskulus siliaris. Satu berkas karena orientasinya akan menarik khoroid sehingga
membuka kanal Schlemm untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang
menempel pada skleral spur berfungsi untuk mengurangi tekanan pada zonula
Zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan konveks. Fungsi ini disebut
akomodasi. Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh
peningkatan tekanan intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan
penyaluran humor akweus dari bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat
menyebabkan kebutaan.
Iris (Iris, pelangi)
Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini
muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris
juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. Celah di antara iris kiri dan
kanan dikenal sebagai pupil (pupil, gadis kecil). Iris disusun oleh jaringan ikat
longgar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Permukaan
depan iris yang menghadap bilik mata depan (kamera okuli anterior) berbentuk
tak teratur dengan lapisan pigmen yang tak lengkap dan sel-sel fibroblas.
Permukaan posterior iris tampak halus dan ditutupi oleh lanjutan 2 lapisan epitel
yang menutupi permukaan korpus siliaris. Permukaan yang menghadap ke arah
lensa mengandung banyak sel-sel pigmen yang akan mencegah cahaya melintas
melewati iris. Dengan demikian cahaya akan terfokus masuk melalui pupil.
15 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot
sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan merubah diameter pupil. Otot
dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil,
sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis (N. III)
akan memperkecil diameter pupil.
Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan
mempengaruhi warna mata. Bila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam,
sebaliknya bila melanosit sedikit mata tampak bewarna biru.
Lensa Mata
Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-
serat lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh
serat-serat kolagen tipe IV dan glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan
kompak. Epitel subkapsul hanya terdapat pada permukaan anterior lensa tepat di
bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid. Di sebelah dalam
dari epitel subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang
kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan
protein lensa kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index
refraksi lensa.
Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa
diperoleh dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel,
tetapi dapat ditembus cahaya dengan mudah. Pada orang tua sering dijumpai
kekeruhan pada lensa yang menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melihat.
Keadaan ini dikenal sebagai katarak.
Kondisi mungkin disebabkan oleh bertumpuknya pigmen atau substansi
lain dan keterpaparan sinar ultra violet secara berlebihan. Di samping itu pada
orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia yaitu
ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang
disebabkan karena menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai
akibatnya lensa tidak dapat mencembung guna memfokuskan bayangan benda
secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemakaian kacamata.
Lensa digantung kekorpus siliaris oleh
16 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
penggantung lensa yang dikenal sebagai zonula Zinii.
Korpus Vitreus
Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang
vitreus (ruang antara lensa dan retina). Korpus vitreus disusun hampir seluruhnya
oleh air (99%) dan mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam
hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan retina. Di tengah
korpus vitreus berjalan sisa suatu saluran yang berisi cairan dikenal sebagai kanal
hialoidea, yang semula mengandung arteri hialodea pada masa janin. Badan
vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kekenyalan bola mata.
Ruang-ruang mata
Ada 2 ruang mata yaitu kamera okuli anterior dan posterior. Kamera okuli
anterior merupakan suatu ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi
belakang kornea dan di sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan
depan badan siliar. Batas lateralnya adalah sudut iris atau limbus yang ditempati
oleh trabekula yang merupakan tempat penyaluran humor akweus ke kanal
schlemm.
Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh
iris dan disebelah belakang oleh permukaan depan lensa dan zonula Zinii serta
diperifer oleh prosessus siliaris. Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus,
yaitu suatu cairan encer yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi
dari kapiler dalam prosessus siliaris. Cairan ini mengandung materi yang dapat
berdifusi dari plasma darah, tetapi mengandung kadar protein yang rendah.
Humor akweus disekresi secara kontinu ke dalam kamera okuli posterior,
mengalir ke ruang kamera okuli anterior melalui pupil dan disalurkan melalui
jaringan trabekula ke dalam kanal Schlemm. Dalam kondisi normal jumlah cairan
yang disekresi dan dikeluarkan berimbang sehingga tekanan di dalam ruang mata
ini berkisar kira-kira 23 mmHg. Bila terjadi sumbatan dalam pengeluaran cairan
sementara sekresi berlangsung terus, maka tekanan dalam bola mata akan
meningkat. Keadaan ini disebut glaukoma dan dapat mengakibatkan kerusakan
retina dan kebutaan bila dibiarkan.
C. TUNIKA NEURALIS (RETINA)
17 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
Retina merupakan lapisan terdalam bola mata, mengandung sel-sel fotoreseptor
yaitu sel-sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari cangkir optik (optic
cup), suatu struktur berbentuk cangkir yang terbentuk sebagai hasil proses
invaginasi (penonjolan ke arah dalam) gelembung optik primer (primary optic
vesicle). Gelembung optik primer ini berkembang dari penonjolan keluar
prosencephalon (otak depan). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan
berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik (optic
cup) berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf retina
(neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.
Lempeng optik (optik disk) (Gb-1) yang terletak di dinding belakang bola
mata merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini
akan bertumpuk membentuk suatu tonjolan yang disebut papila nervus optikus.
Daerah ini tidak mengandung sel-sel fotoreseptor, tidak peka terhadap cahaya,
sehingga di sebut juga sebagai bintik buta (blind spot).
Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada
umumnya arteri sentralis merupakan satu-satunya arteri bagi retina. Sumbatan
pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap. Pada beberapa
individu sebagian kebutuhan darah untuk retina juga disuplai dari arteri silioretina
untuk makula. Penyumbatan arteri sentralis pada individu ini mengakibatkan
kehilangan penglihatan perifer, karena makula tak terganggu.
Saraf optik bukan merupakan saraf perifer tetapi suatu traktus sistem saraf
pusatantara sel ganglion retina dan otak tengah (midbrain). Saraf ini berjalan ke
posterior ke kiasma optikus dan mengandung lebih dari seribu berkas serat saraf
bermielin yang disokong oleh neuroglia (astrosit) dan bukan endoneurium.
Selaput otak dan ruang subarakhnoid melanjutkan diri dari otak sebagai sarung
pembungkus saraf optik. Kira-kira 2,5 mm lateral dari bintik buta terdapat daerah
berpigmen kuning yang dikenal sebagai Makula lutea (bintik kuning). Bagian
tengah makula lutea dikenal sebagai fovea sentralis yang merupakan daerah
penglihatan yang paling peka. Fovea sentralis merupakan suatu sumur dangkal
berbentuk bulat terletak 4 mm ke arah temporal dari lempeng optik dan sekitar 0,8
mm di bawah meridian meridian horizontal. Cekungan ini disebabkan tidak
18 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
adanya lapisan dalam retina, pada retina di daerah ini. Sel penglihat pada lantai
fovea terdiri dari hanya kerucut yang tersusun rapat dan berukuran lebih panjang
di bandingkan dengan yang dibagian perifer retina.
Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di bagian
posterior hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik terdapat 10 lapisan
retina dari luar ke dalam yaitu:
1. Epitel pigmen
2. Lapisan batang dan kerucut
3. Membran limitans luar
4. Lapisan inti luar
5. Lapisan pleksiform luar
6. Lapisan inti dalam
7. Lapisan pleksiform dalam
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serat saraf
10. Membran limitans dalam
Epitel pigmen adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke arah ora
serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel berbentuk kuboid dengan
sitoplasmanya kaya akan butir-butir melanin. Fungsi epitel pigmen adalah :
1. Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.
2. Berperan dalam nutrisi fotoreseptor
3. Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A
4. Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin
Lapisan batang dan kerucut mengandung 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel
batang dan sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf. Lapisan ini
mengandung badan sel batang dan kerucut. Sel batang merupakan sel khusus yang
ramping dengan segmen luar berbentuk silindris dengan panjang 28 mikrometer
mengandung fotopigmen rhodopsin dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih
panjang yaitu sekitar 32 mikrometer. Keduanya mempunyai ketebalan 1,5
mikrometer. Inti selnya terletak di dalam lapisan inti luar. Ujung segmen luar
tertanam dalam epitel pigmen. Segmen luar dan dalam dihubungkan oleh suatu
19 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
leher yang sempit. Dengan mikroskop electron segmen luar tampak mengandung
banyak lamel-lamel membran dengan diameter yang seragam dan tersusun seperti
tumpukan kue dadar. Sel batang ini di sebelah dalam membentuk suatu simpul
akhir yang mengecil pada bagian akhirnya pada lapisan pleksiform luar yang
disebut sferul batang (rod spherule). Sel batang yang hanya teraktivasi dalam
keadaan cahaya redup (dim light) sangat sensitive terhadap cahaya. Sel ini dapat
menghasilkan suatu sinyal dari satu photon cahaya. Tetapi sel ini tidak dapat
menghasilkan sinyal dalam cahaya terang (bright light) dan juga tidak peka
terhadap warna.
Cahaya yang masuk ke dalam retina diserap oleh rhodopsin, suatu protein
yang tersusun dari opsin (protein transmembran) yang terikat pada aldehida
vitamin A. Penyerapan cahaya ini akan menyebabkan isomerisasi rhodopsin dan
memisahkan opsin dari ikatannya dengan aldehida vitamin A menjadi opsin
bentuk aktif. Opsin bentuk aktif kemudian memfasilitasi pengikatan guanosin
triphosphate (GTP) dengan protein transducin. Kompleks GTP-transducin ini
kemudian mengaktifkan ensim cyclic guanosin monophosphate phosphodiesterase
suatu ensim yang berperan dalam pembentukan senyawaan cyclic guanosin
monophosphate (cGMP). Siklik guanosin monophosphate (cGMP) ini berperan
dalam pembukaan kanal natrium di dalam plasmalema sel batang dan
menyebabkan masuknya natrium dari segmen luar sel batang menuju ke segmen
dalam sel batang. Keadaan ini akan menyebabkan hiperpolarisasi di segmen
dalam sel batang dan merangsang dilepaskannya neurotransmitter dari sel batang
menuju ke sel bipolar. Oleh sel bipolar rangsang kimiawi ini dirubah menjadi
impuls listrik yang akan diteruskan menuju ke sel ganglion untuk selanjutnya
dikirim ke otak.
Sel kerucut mempunyai struktur yang mirip dengan sel batang tetapi
segmen luar yang mengecil dan membesar ke arah segmen dalam, sehingga
berbentuk seperti botol. Inti sel kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel
batang. Sel kerucut di sebelah dalam melebar pada bagian akhirnya pada lapisan
pleksiform luar membentuk kaki kerucut (cone pedicle). Sel kerucut teraktivasi
dengan cahaya terang (bright light) dan menghasilkan aktivitas visual yang lebih
20 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
besar di bandingkan sel batang. Sel kerucut merupakan sel fotoreseptor yang peka
terhadap warna. Ada 3 jenis sel kerucut yang masing-masing mengandung pigmen
iodopsin yang berbeda. Setiap jenis iodopsin mempunyai sensitivitas tertentu
terhadap warna merah, biru dan hijau.
Membran limitans luar merupakan rangkaian kompleks tautan antara sel
batang, sel kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop cahaya tampak sebagai
garis. Lapisan inti luar merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel batang
dan kerucut bersama badan selnya. Lapisan pleksiform luar dibentuk oleh akson
sel batang dan kerucut bersama dendrit sel bipolar dan sel horizontal yang saling
bersinaps.
Lapisan inti dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel
horizontal, sel amakrin, dan sel Muller. Sel bipolar dapat mempunyai dendrit
yang panjang atau pendek. Aksonnya lurus dan berjalan vertikal ke dalam lapisan
pleksiform dalam disini berhubungan dengan dendrit sel ganglion. Sel horizontal
mempunyai badan sel yang lebih besar daripada sel bipolar. Dendritnya berakhir
dalam keranjang berbentuk cangkir disekeliling sejumlah besar kaki kerucut. Sel
amakrin terletak pada baris kedua atau ketiga sebelah dalam lapisan inti dalam.
Bentuknya seperti buah pir dengan sebuah tonjolan yang berjalan ke arah dalam
untuk berakhir pada lapisan pleksiform dalam. Di lapisan ini tonjolan sel ini
bercabang secara luas dan bersinaps dengan beberapa sel ganglion. Sel Muller
disebut juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan intinya terletak pada lapisan
inti dalam. Dari badan sel, juluran sitoplasma yang panjang dan tipis meluas ke
membran limitans luar dan dalam. Lapisan pleksiform dalam dibentuk oleh sinaps
antara sel bipolar, amakirn, dan sel ganglion. Lapisan ganglion dibentuk oleh
badan dan inti sel ganglion. Sel ganglion merupakan sel yang besar, sangat mirip
dengan neuron pada otak dengan suatu massa terdiri dari materi kromofil (badan
Nissl) dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat saraf optik.
Aksonnya tak pernah bercabang. Lapisan serat saraf optikus dibentuk oleh akson
sel ganglion. Membran limitans dalam sebenarnya adalah membrana basalis sel
Muller yang memisahkan retina dari korpus vitreum.
Media Refraksi
21 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus dilalui berkas cahaya
untuk mencapai retina. Komponen media refraksi adalah
1. Kornea
2. Kamera okuli anterior
3. Kamera okuli posterior
4. Lensa
5. Badan vitreus.
ORGAN TAMBAHAN MATA
Bola mata terletak di dalam rongga tulang yang membuka ke anterior.
Celah ini ditutup oleh kelopak mata atas dan bawah yang bila saling mendekat
akan bertemu di fissura palpebra. Konjungtiva akan melipat dari bagian tepi
kornea untuk melapisi permukaan dalam kelopak mata. Lipatan ini disebut forniks
superior dan inferior.
Organ-organ tambahan mata terdiri atas :
1. Kelopak mata
2. Konjungtiva
3. Kelenjar lakrimal
KELOPAK MATA
Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian tengah yang
terdiri dari jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di bagian luar dan
suatu membran mukosa di dalam. Kulit di bagian depan merupakan kulit tipis
dengan rambut kecil, kelenjar keringat, kelenjar sebasea dan suatu dermis yang
terdiri dari jaringan ikat halus yang banyak serat elastin. Dermis lebih padat pada
tepi kelopak mata dan disini mengandung tiga atau empat baris rambut panjang
yang kaku disebut bulu mata, yang menembus dalam ke dermis. Di antara dan
sebelah belakang bulu mata terdapat kelenjar apokrin yang saluran keluarnya
bermuara pada folikel bulu mata disebut kelenjar Moll.
Di bawah kulit terdapat lapisan otot lingkar mata (muskulus orbikularis
okuli) yang merupakan otot rangka. Bagian atau berkas serat otot ini yang berada
di belakang saluran keluar kelenjar Meibom disebut muskulus siliaris Riolani. Di
bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka
22 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
kelopak mata yang disebut tarsus. Tarsus ini tebal pada pangkal kelopak mata dan
makin ke ujung makin semakin sempit. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar
sebasea yang disebut kelenjar Meibom yang bermuara bersama ke dalam satu
saluran keluar dan tidak berhubungan dengan folikel rambut. Epitel konjungtiva
makin ke pangkal makin tinggi dan di dalam forniks terdapat lipatan mukosa.
KONJUNGTIVA
Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi permukaan
dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan menutupi permukaan sklera pada
bagian depan bola mata (konjungtiva bulbi). Konjungtiva di susun oleh epitel
berlapis silindris yang mengandung sel goblet yang terletak di atas suatu lamina
basal dan lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Sekret sel-sel
goblet ikut menyusun tirai air mata yang berfungsi sebagai pelumas dan
pelindung epitel mata bagian depan. Pada corneoscleral junction, tempat
berawalnya kornea, konjungtiva melanjutkan diri sebagai epitel kornea berlapis
gepeng kornea dan tidak mengandung sel goblet.
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh
konjungtiva yang hiperemis (merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin
disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit lainnya.
KELENJAR LAKRIMAL
Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral rongga mata.
Ukurannya sebesar kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel mioepitel yang
menyolok. Lobus kelenjar yang terpisah mencurahkan isinya melalui 10-15
saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks superior konjungtiva. Juga
ditemukan banyak kelenjar lakrimal tambahan/ assesoris dalam lamina propria
kelopak mata atas dan bawah.
Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air
mata berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab, kedipan
kelopak mata akan menyebabkan air mata tersebar di atas kornea seperti wiper
pada kaca mobil dan berguna untuk mengeluarkan benda asing seperti partikel
debu. Penguapan air mata yang berlebihan dicegah oleh suatu lapisan/film mukus
(dari sel goblet konjungtiva tarsal) di atas film air dan minyak (dari kelenjar
23 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
meibom). Air mata disapukan ke arah medial dan kelebihannya memasuki pungta
lakrimal (lacrimal puncta) yang terletak disetiap sudut medial palpebra superior
dan inferior. Dari sini air mata kemudian masuk ke kanalikuli lakrimal (lacrimal
canaliculi), dan akhirnya masuk sakus lakrimal. Dinding kanalikuli lakrimal
tersusun oleh epitel bertingkat silindris bersilia. Sakus lakrimalis merupakan
bagian superior duktus nasolakrimalis yang melebar. Air mata kemudian masuk
ke duktus nasolakrimal yang juga dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia. Dari
sini air mata kemudian dikeluarkan ke meatus inferior yang terletak di dasar
rongga hidung.
24 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Organogenesis (morphogenesis) adalah proses pembentukan organ atau alat
tubuh menjadi beberapa sistem yang terkoordinasi..
2. Organ yang dibentuk pada proses organogenesis berasal dari masing-masing
lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya :
Lapisan Ektoderm
Lapisan Mesoderm
Lapisan Endoderm.
3. Secara embriologis proses pembentukan mata dimulai pada minggu ke 4
masa embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu
Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan saraf optik,
Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa
struktur pelengkap di bagian depan mata,
Jaringan mesenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-
struktur yang berkaitan dengan orbita.
4. Proses pembentukan Mata
Pembentukan mata diawali dengan induksi dari bagian calon otak yaitu
diencephalon.
Pembentukan vesikula optic
Diferensiasi Retina Saraf
Diferensiasi Lensa dan Kornea
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah agar materi Pembentukan
mata pada hewan ini, dapat dipahami para pembaca, maupun bagi penulis sendiri.
25 | O r g a n o g e n e s i s - P e m b e n t u k a n M a t a