Post on 15-Jul-2015
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 1/33
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
KAITANNYA DENGAN SIKAP MENTAL USAHA
DI SMK AL-CHASANAH TANJUNG DUREN JAKARTA BARAT
Laporan ini Diajukan Untuk Memenuhi Proposal SKRIPSI
Disusun oleh
Fitri Andriyani
(108018200044)
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 2/33
Page 1
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan pada ALLAH SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, terutama pada saya dalam menulis proposal ini sehingga proposal
ini jadi dan dapat dipertanggungjawabkan, Amin ya rabbalalamin. dan tidak lupa pula kami
kirimkan salawat dan salam pada nabi junjungan kita yakni Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabatnya.
Dalam menulis proposal ini penulis sedikit banyak mengalami kesulitan, hal ini tidak lain
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, dan penulis menyadari betul bahwa
proposal ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan dan juga
penyajian, pengkajian materi, maka dari itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan
saran dari Dosen pembahas yang dapat membangun untuk bisa lebih baik lagi.
Akhirnya kami berharap proposal ini dapat berguna dan memberikan informasi yang
bermanfaat bagi lingkungan akademik dimana kami selama ini menuntut ilmu maupun pihak lain
yang membutuhkan.
Jakarta , 16 Januari 2012
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 3/33
Page 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang berlangsung
dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh
potensi, kecakapan dan karakteristik peserta didik. pada hakikatnya, manusia merupakan
makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki
sebagai makhluk yang dididik dan makhluk yang mendidik. Dengan kata lain manusia adalah
makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang
lain maupun terhadap dirinya sendiri. Maka tidak heran jika ada yang menyebutkan bahwa
pendidikan sepanjang hayat yang berlangsung sejak di buaian hingga ke liang lahat.
Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3 yang berbunyi :
³Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab´.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya
peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya
sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga
menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Terdapat kasus menunjukkan bahwa diantara para Guru banyak yang merasa dirinya sudah
dapat melakukan pembelajaran dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukkan alasan yang
mendasari asumsi tersebut. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang
sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan diktatis secara bersamaan.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 4/33
Page 3
Aspek pedagogis menunjukkan pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu
lingkungan pendidikan. Karena itu, Guru harus mendampingi peserta didik menuju kesuksesan
belajar atau penguasaan sejumlah kompetensi.aspek psikologis menunjukkan pada kenyataan
bahwa peserta didik pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menuntut
materi yang berbeda pula. Aspek diktatis menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh
Guru. Dalam hal ini, guru harus mmenentukan secara tepat jenis belajar manakah yang paling
berperan dalam proses pembelajaran dengan mengingat kompetensi dasar yang harus dicapai.
Dalam hal ini, perlu dikemukakan bahwa pengusaan kompetensi oleh Guru ternyata
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.dikemukakan oleh peter bahwa proses dan hasil belajar
peserta didik bergantung kepada kompetensi guru dan keterampilan mengajarnya.pendapat ini
diperkuat oleh Taba yang menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh
karakteristik guru dan peserta didik, bahan pelajaran, serta aspek-aspek lain yang berkenaan
dengan situasi pembelajaran.1
Bahwasanya perlu prihatin dengan rendahnya minat berwirausaha dikalangan mahasiswa
dan pemuda. Namun, tidak perlu menyalahkan siapapun, yang jelas kesalahan ada pada semua
pihak. Sekarang inilah kesempatan untuk mendorong para pelajar dan mahasiswa untuk mulai
mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir dan lingkungan yang selalu
berorientasi untuk mencari karyawan.
Begitu cepat dan hebatnya dampak krisis ekonomi global yang diawali dengan bangkrutnyasebuah bank di Amerika Serikat pada awal Bulan Oktober 2008 dan terus berdampak pada sektor
keuangan lainnya seperti sektor asuransi dan sektor-sektor lainnya. Dampak krisis ekonomi
Global juga melanda kawasan Asia, Seperti Jepang, Korea, Singapura, dan Termasuk Singapura.
Ada dua tantangan besar yang menghadang bangsa Indonesia dipenghujung 2008 dan 2009
yang diperkirakan akan berlanjut keTahun 2010. Tantangan pertama adalah bagaimana
mengelola dampak krisis ekonomi yang sudah menggelobal tersebut dan tantangan yang kedua
adalah bagaimana cara membuat sektor ekonomi menjadi semakin terpuruk. Hal ini terbukti pada
Tahun 1998 dan 2008 sektor UKM (Usaha Kecil Menenggah) lebih tahan krisis. Untuk itu
dibutuhkan smart entreprenerurship (Wirausaha yang Cerdas) untuk menjadi lokomotif
perekonomian Bangsa.
1Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK , (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
Juni 2004), hal 118
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 5/33
Page 4
Dalam hal pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship), indonesia tertinggal jauh
dibandingkan dengan luar negeri, bahkan dibeberapa negara pendidikan tersebut telah dilakukan
beberapa tahun yang lalu, misalnya, dinegara-negara eropa dan Amerika Utara pendidikan
kewirausahaan sudah mulai sejak tahun 1970-an. Sementara itu, di indonesia pendidikan
kewirausahaan baru mulai dibicarakan era tahun 1980-an dan digalakkan tahun 1990-an.2
Hasilnya petut bersyukur bahwa dewasa ini sudah mulai berdiri sekolah dan perguruan tinggi
yang memang berorientasi untuk menjadikan siswa dan mahasiswanya sebagai calon pengusaha
unggul dan berani menghadapi risiko setelah menyelesaikan pendidikannya.
Pendidikan menengah memiliki kedudukan yang strategis dalam mengembangkan bakat,
kemampuan dan minat yang akan diikuti baik umum maupun kejuruan. Pendidikan menengah
terdiri dari sekolah menengah umum (SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK), Sedangkan
sekolah menengah kkejuruan (SMK) dibagi lagi menjadi beberapa jurusan atau keahlian yang
mempunyai tujuan:
a. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja manndiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga
kerja tingkat menengah sesuai dengan komppetensi dalam program keahlian yang
dipilihnya.
b. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi,
beradaptasi dilingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidangkeahlian yang diminatinya.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu
mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam kondisi seperti ini, maka yang dibutuhkan perusahaan adalah karyawan atau pimpinan
yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang lebih. Tidak hanya mampu mengerjakan tugas-
tugas tetapi juga mampu memberikan kontribusi dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan,
tantangan, dan keterbatasan yang ada sehingga perusahaan dapat keluar dari krisis.
Data Young Biz Indonesia menyebutkan bahwa hampir 10% dari 110 juta Tenaga Kerja di
Indonesia adalah pengangguran. Setiap Tahun lulusan Perguruan Tinggi, SMA/SMK dan
2Kasmir, Kewirausahaan, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet.1, Hlm.3
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 6/33
Page 5
sederajat yang berjumlah jutaan merupakan pencari kerja dan itu belum ditambah dengan lulusan
tahun sebelumnya yang jumlahnya pun jutaan dan juga belum mendapatkan pekerjaan.
Umunmya, para pengangguran terdidik saat ini berorientasi pada mencari kerja saja. Dengan
demikian perlu diperkenalkan alternatif (pilihan) lain selain mencari kerja, yaitu menciptakan
lapangan kerja. Dengan ilmu Kewirausahaan bahkan mungkin tidak lagi mencari kerja tetapi
lansung ingin menjadi wirausaha yang mandiri dan cerdas. Saat ini prosentase jumlah wirausaha
di Indonesia sangat kecil. Hal ini disebabkan karena pemahaman dan pengertian tentang makna
kewirausahaan sebagai pilihan hidup. Maka dari itu, pola pikir tentang kewirausahaan perlu
dikembangkan karena sangat penting bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa.
Kegagalan dan keberhasilan seseorang tidak ditentukan dari pengetahuan saja, tetapi juga
ditentukan dari:
a) Karakter (sikap, perilaku, dan mental) yang lebih maju.
b) Cara menyikapi kegagalan
c) Pemikiran yang jauh kedepan
d) Lingkungan sehari-hari
e) Bagaimana cara bertindak
f) Kreativitas.
Ada beberapa jenis kemampuan yang diperlukan dalam kewirausahaan, yaitu:
a)
Kemampuan mengatasi masalah mental diri dan kecerdasan spiritual b) Kemampuan menarik sisi positif dan hikmahnya
c) Kemampuan mencari modal dan rekan
d) Kemampuan merumuskan visi dan misi serta tujuan usaha
e) Kemampuan memotivasi diri
f) Kemampuan berinovasi
g) Kemampuan untuk mengatur waktu kerja.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, pengembangan sikap profesional dalam bidang
keahlian saja, belum cukup untuk menjamin siswa mampu berbuat lebih banyak dalam
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Oleh karena itu diperlukanlah suatu
pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk terus belajar dan berani
menghhadapi risiko yang pasti terjadi. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 7/33
Page 6
kewirausahaan. Dengan adanya pembelajaran kewirausahahan diharapkan mampu
menumbuhkan dan mengembangkan jiwwa kewirausahaan dalam diri siswa SMK.
Pati, Kompas. Penyelenggaraan bursa kerja rata-rata hanya terisi 20%-30%. Hal ini terjadi
karena tidak ada kesesuaian antara persyaratan kerja dan kualifikasi kompetensi yang dimiliki
calon tenaga kerja. Padahal, mengutip data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran terbuka
hingga Agustus 2009 di Indonesia mencapai 8,96 Juta Orang atau 7,87% dari jumlah angkatan
kerja yaitu 113,83 juta. Namun, angka pengangguran 7,87% ³menurut Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Muhaimin Iskandar pada saat peresmian SMK Salafiah di Desa Kajen, Kecamatan
Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jum¶at 25 Desember 2009.
Selain tidak adanya kesesuaian antara yang dibutuhkan pasar kerja dan kualifikasi
kompetensi calon Tenaga Kerja, besarnya pengangguran juga karena jumlah pencari kerja jauh
lebih besar dari kesempatan kerja yang ada. Pemutusan Hubungan kerja akibat krisis keuangan
Global dan rasionalisasi perusahaan serta tidak berfungsinya informasi juga jadi faktor penyebab
munculnya pengangguran.muhaimin mencermati, perubahan struktur dan persyaratan dipasar
kerja relatif lebih cepat dibandingkan kesiiapan Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan
mengantisipasi perubahan itu. Pencari kerja perlu difasilitasi agar mempunyai akses dan
kesempatan untuk mempresentasikan potensinya melalui Pendidikan Formal ataupun Pelatihan
Kerja Berbasis Kompetensi.3
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul ³EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN KAITANNYA DENGAN SIKAP MENTAL USAHA DI SMK AL-
CHASANAH TANJUNG DUREN JAKARTA BARAT´.
3Hendro, Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X , (Jakarta: Erlangga, 2010), hal 13
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 8/33
Page 7
B. Identifikasi masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diidentifikasi sejumlah masalah yang berkaitan dengan
Efektivitas Pembelajaran Kewirausahaan Kaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-
Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat, diantaranya :
1. Kurangnya sarana yang menunjang untuk pembelajaran khususnya Kewirausahaan.
2. Siswa tidak memiliki Buku paket pelajaran yang sesuai dengan kurikulum
3. Adanya siswa yang kurang memanfaatkan buku paket yang telah tersedia, dalam artian
malas Belajar.
4. Perlunya menggunakan media pembelajaran yang variatif dalam kelas untuk mengukur
tingkat efektivitas Pembelajaran
5. Perlunya ditelusuri faktor-faktor apa saja yang mempengagruhi tingkat efektivitas
pembelajaran kewirausahaan kaitannya dengan sikap mental usaha di SMK Al-Chasanah
Tanjung Duren Jakarta Barat.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah dimaksudkan agar permasalahan yang timbul tidak terlalu meluas dan
kurang efektif, maka penulisan ini peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Efektivitas pembelajaran Kewirausahaan kaitannya dengan Sikap Mental Usaha Di SMK
Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkatt efektivitas pembelajaran Kewirausahaan
kaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta
Barat
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagaimana efektivitas pembelajaran Kewirausahaan keitannya dengan Sikap MentalUsaha di SMK Al-Chasanah Tnjung Duren Jakarta Barat?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat efektivitas Pembelajaran
Kewirausahaan kaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung
Duren Jakarta Barat?
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 9/33
Page 8
E. Tujuan Penelitian
Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting karena dengan tujuan
yang tepat menjadikan tolok ukur keberhasilan dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang
ingin dicapai adalah :
1. Ingin membuktikan efektivitas pembelajaran kewirausahaan kaitannya dengan sikap
mental usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat.
2. Ingin mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efektivitas Pembelajaran
Kewirausahaan kaitannya dengan sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung
Duren Jakarta Barat
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sumber dan bahan kajian dalam upaya Rekonstruksi efektivitas pembelajaran
Kewirausahaan kearah yang lebih baik lagi.
2. Bahan rujukan dan Referensii tertulis bbagi pelaksanaan Penelitian yang relevan dengan
topik yang dikaji.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 10/33
Page 9
KAJIAN TEORI
LANDASAN TEORIA. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Kata ³efektivitas´ menurut etimologi merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu
efektive, kata serapan efektive menjadi efektif lalu berubah menjadi efektifitas yaitu : ³suatu
yang membawa hasil atau suatu kegiatan yang berlangsung dengan system dan program yang
terencana dan dikerjakan secara kontinue sehingga tercapainya hasil yang lebih baik.4
Menurut kamus besar bahasa indonesia kontemporer bahwa efektifitas adalah hal
berkesan atau berpengaruh dan usaha atau tindakan keberhasilan.5efektivitas dinyatakan
sebagai tingkatan keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas
sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor didalam maupun
diluar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat darri sisi
produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya.
Disamping itu, efektivittas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai
oleh seseorang.6
Sedangkan kata efektivitas dalam pengertian kegiatan belajar mengajar adalah suatu
kegiatan yang terencana dan kontinue sehingga tercapai target yang ditetapkan dari kurikulum
yang sudah dibuat.dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa efektivitas adalah
segala sesuatu yang dilakukan dengan sistem yang baik dan dikerjakan sesuai dengan
program yang direncanakan sehingga tercapai suatu tujuan yang dikehendaki dan
menghasilkan yang lebih baik.
Ada 2 kategori yang melatarbelakangi efektivitas pembelajaran, yaitu:
a. Faktor komunikasi
4Yuono GB , Pedoman Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, (Surabaya, Indah Press:1987), hal.39
5Peter Salim, Yenni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press, (Jakarta)
hal 3766
Veithzal Rivai, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa Survei di STIE (genesha
1999, jurnal pendidikan dan kebudayan.No 029.Tahun ke-7 Mei 2001)
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 11/33
Page 10
Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar yang paling dominan adalah proses
komunikasi, dan setiap usaha komunikasi mempunyai tujuan tersendiri, ada yang
informative, tranformative, dan persuasive. Mengingat aspek komunikasinya, maka prinsip
pembelajaran yang efektif itu hampir identik dengan komunikasi efektif.
b. Standar kriteria efektivitas pembelajaran
Ada beberapa kriteria efektivitas pembelajaran yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan,
yaitu:
1. Kriteria efektivitas jangka pendek, untuk menunjukkan kegiatan dalam kurun
waktu sekitar satu tahun, kriterianya kepuasan, efisiensi, dan produksi.
2. Kriteria efektivitas jangka menengah, kurun waktu sekitar lima tahun, kriterianya
adalah perkembangan serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
3. Kriteria efektivitas jangka panjang, kurun waktu yang akan datang, kriterianya
adalah kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup dan kemampuan
membuat perencanaan strategis bagi kegiatan dimassa depan.7
Berkaitan dengan evaluasi, Djamarah Mengemukakan bahwa pembelajaran yang efektif
dengan melihat hasil evaluasi yang dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori yaitu:
istimewa (maksimal), baik sekali (optimal), baik (minimal), dan kurang.kriterianya sebagai
berikut:
1)
Istimewa (maksimal): apabila seluruh (100%) bahan belajar yang diianjurkan dapatdikuasai siswa.
2) Baik sesuai (optimal): apabila sebagian besar (76%-99%) bahan pembelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai siswa.
3) Baik (minimal): apabila yang diajarkan hanya (60%-75%) dapat dikuasai siswa.
4) Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari (60%) dapat dikuasai oleh
siswa.8
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka suatu kegiatan pembelajaran dikatakan
memiliki tingkat efektivitas yang baik, apabila dapat mencapai minimal 75% dari tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
7Syaeful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar , (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2002), h.121
8Syaeful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar , (jakarta:PT.Rineka Cipta,2002), h 123
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 12/33
Page 11
B. Pembelajaran Efektif
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari pokok kata belajar yang mendapat tambahan ³pe´ dan akhiran
³an¶. Dalam bahasa inggris, dikenal istilah learning dan instruktion untuk menunjukkan istilah
pembelajaran. Kusnandar mengartikan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya sehingga terjadilah perubahan perilaku kearah yang lebih baik 9.
Dalam dokumen KBK, kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
sering diistilahkan dengan istilah pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam KBK
siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan proses belajar mengajar.kegiatan proses
belajar mengajar dalam KBK tidak hanya sekedar proses penyampaian materi saja, akan tetapi
diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan
peserta didik. Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong
pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi
pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar (Depdiknas, 2002).10
Kata pembelajaran adalah terjemahan dari ³instruction´ yang banyak dipakai dalam dunia
ppendidikan diamerika serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-
kholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Oleh karena itu menurut
gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (intruction), dimana
peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang
tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.11
Terdapat beberapa karakteristik penting dari istilah pembelajaran yaitu:
a) Pembelajaran berarti membelajarkan siswa
9Kusnandar,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Suskses
dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2007)Cet.1, hlm 287
10Wina Sanjaya, pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi , (jakarta: kencana
prenada media group, 2005) hal 80
11Wina Sanjaya, pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi , (jakarta: kencana
prenada media group, 2005) hal 78
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 13/33
Page 12
Dalam konteks pembelajaran, tujuan utamma mmengajar adalah membelajarkan
siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilann proses pembelajaran tidak diukur dari
sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, akan tetapi diukur dari sejauh
mana siswa telah melakukan proses belajar.
b) Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka
proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja.
c) Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaran, akan tetapi proses
untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan diccapai. Oleh
karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir proses pengajaran, akkan
tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebih luas,
artinya sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola
perilaku siswa itu sendiri.
a. Sistem dan tujuan pembelajaran
Proses pembelajaran atau pendidikan memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi
(being humanize) sehingga disebut dewasa dan mandiri, itulah visi atau tujuan dari proses
pembelajarran.
12
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan
perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam
bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa,
misalnya kemampuan penambahan wawasan dan pemanbahan informasi agar penegetahuan
siswa lebih baik.pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap
dalam arti sempit ataupun luas. Pengembangan keterampilan adalah pengembangan
kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus.13
Sistem pembelajaraan adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai
12Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar , (Jakarta:PT.Kompas Media Nusantara, 2000), cet.1, hal
3713
Wina Sanjaya, perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (jakarta: PT Pajar Interpratama, 2010), hal
28
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 14/33
Page 13
suatu tujuan(hamalik,2003). Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa,
Guru/pengajar, serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses
pembelajaran termasuk pustakawan.14
Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah: suatu upaya
pendidik dalam hubungannya dengan tugasnya membina anak didik, sehingga menghasilkan
peserta didik yang berpengetahuan, terampil, berdikari, disiplin, serta bersikap sesuai dengan
yang diharapkan masyarakat.
b. Pembelajaran Efektif dan Bermakna
Pembelajaran efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk pengetahuan peserta didik, memotivasi
peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk
mengetahui berbagai hal baru. Pemanasan dan aperseppsi ini dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mulailah pembelajaran dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik
b. Motivasi peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan
mereka (peserta didik).
c. Gerakkan peserta didik agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.
b.
EksplorasiTahap eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan
mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik yaitu:
a. Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta
didik.
b. Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan
kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
c. Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan
penerimaan ppeserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.
14Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (jakarta: PT Pajar Interpratama, 2010) hal
6
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 15/33
Page 14
c. Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan
kompetensi, dengan mengkaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Dapat
dilakukan:
a. Libatkan peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar
dan kompetensi baru.
b. Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah. Terutama
dalam masalah aktual.
c. Latakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi standar dan
kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan
masyarakat.
d. Pilihlah metodologi yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi
kompetensi peserta didik.
d. Pembentukan Kompetennsi, Sikap, dan Perilaku
Dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
b. P
raktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangunkompetensi, sikap dan perilaku baru dalam kehiduupan sehari-hari berdasarkan
pengertian yang dipelajari.
c. Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan
perilaku peserta didik.
e. Penilaian Formatif
a. Kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik
b. Gunakan hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan
peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi Guru dalam memberikan
kemudahan kepada peserta didik.
c. Pilihlah metodologi yang paling tepat sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.15
15Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK , (Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
Juni 2004), hal 119-120
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 16/33
Page 15
C. Kewirausahaan
3. Pengertian Kewirausahaan
a. Wirausaha
Istilah wirausaha berasal dari dua suku kata, yaitu wira dan usaha. Wira adalah pahlawan,
sedangkan usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk
mencapai suatu maksud, pekerjaan untuk mencapai sesuatu. Wirausaha dalam bahasa inggris
adalah entrepreneur . Secara etimologi kata entrepreneur yang berarti petualang, pengambil
risiko, pengusaha.
Beberapa pengertian wirausaha adalah sebagai berikut:
a. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan
wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produnk baru, menentukan
cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur permodalan operasinya.
b. Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya untuk
melakukan inovasi atau kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi.
c. Wirausaha yaitu melakukan sebuah proses yang disebut creative destruktion
(pengrusakan yang krreatif) untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna
menghasilkan nilai yang lebih tinggi sehingga inti dari wirausaha adalah kreativitas.
d.
Wirausaha adalah orang yang berani mengusahakan suatu pekerjaan baik untuk dirisendiri ataupun untuk orang lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang berani
berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi
kepandaian mengenali produk baru.
b. Kewirausahaan
Kewirausahaan dalam bahasa inggris adalah entrepreneurship, dalam bahasa jermanyaitu unternehmer , dalam bahasa belanda adalah ondernemen. kewirausahaan merupakan
sebuah ilmu yang menggabungkan sebuah ilmu pengetahuan, kepribadian/sikap, filosofi,
keterampilan, yang digabungkan dalam satu kemampuan untuk dioptimalkan dan
diberdayakan dalam mencapai keuntungan yang lebih besar.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 17/33
Page 16
Berikut ini adalah makna kewirausahaan:16
a. Kewirausahaan merupakan sebuah ilmu pengetahuan (knowledge)
Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba dilapangan,
dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang
lain yang membutuhkannya. Dengan demikian kewirausahaan dapat dimasukkan
kedalam sebuah disiplin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris
(hasil uji lapangan).
b. Kewirausahaan merupakan kepribadian atau sikap
Unsur yang terkandung dalam karrakteristik kewirausahaan adalah sikap positif,
kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan tidak
mudah puas diri.
c. Kewirausahaan adalah sebuah filosofi
Pondasi kesuksesan untuk menjadi wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup dan
bekerja. Oleh karena itu, kewirausahaan dapat digolongkan dalam sebuah filosofi hidup
atau landasan hidup dalam meniti karir guna meraih kesuksesan.
d. Kewirausahaan merupakan keterampilan (skill)
Kewirausahaan merupakan penggabungan dua konsep, yaitu pengetahuan dan
pengalaman yang dirasakan dan dilakukan melalui proses jatuh bangun untuk menjadi
terampil dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan bisnis.
e. Kewirausahaan merupsksn seni (art)
Kewirausahaan merupakan seni karena dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang
bisnis dibutuhkan imajinasi dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan
logika.
f. Kewirusahaan adalah sebuah profesi
Pilihan, baik itu menjadi pekerja (employee) atau berwirausaha haruslah bersikap
profesional. Untuk itu, menjadi wirausaha juga merupakan profesi sebagai pilihan hidupyang harus dilakukan secara profesional dalam arti jujur, terbuka, komitmen.
g. Kewirausahaan adalah naluri
16Henndro, Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X , (Erlangga, Jakarta, 200), hal 10
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 18/33
Page 17
Kewirausahaan itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis
yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.
h. Kewirausahaan adalah mimpi seseorang
Kewirausahaan juga merupakan cita-cita yang terpendam sejak masih kecil, remaja atau
dewasa.
i. Kewirausahaan adalah pilihan hidup seseorang
Kewirausahaan adalah salah satu jalan hidup untuk sukses, walaupun harus melalui jalan
yang terjal, tetapi pada akhirnya bisa meraih kesuksesan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
kemampuan seseorang manajer risiko dalam mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik
itu materil, intelektual, waktu, dan kemampuan kreativitasnya untuk menghasilkan suatu produk
yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain
c. Tujuan kewirausahaan
Tujuan kewirausahaan bagi dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan bekal masa depan agar menjadi terampil pendidikan saja tidak cukup
menjadi bekal untuk masa depan, dibutuhkan keterampilan dan keahlian sebagai
kontribusi bagi perusahaan ataupun menjalankan suatu usaha.
b.
Mempersiapkan agar memiliki kecakapan untuk berkarir dibidang apapun.Kewirausahaan dapatditerapkan disemua bidang pekerjaan dan kehidupan.
c. Memberikan ilmu untuk bertahan hidup dan mencari nafkah bila terkena PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).
d. Mewujudkan kesuksesan didunia kerja atau usaha mandiri melalui kewirausahaan.
e. Membudayakan sikap unggul, berperilaku positif, dan kreatif.
Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan disekolah-sekolah Dasar, sekolah
menengahh, perguruan tinggi, dan di berbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk menjadi seorang wirausahawan
yang berbakat. Dibawah ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 19/33
Page 18
d. Ruang lingkup kewirausahaan
Ruang lingkup kewirausahaan yaitusebagai berikut:
a. Ruang lingkup Internal
1) Dalam kehidupan sehari-hari: untuk keluar dari kesulitan, untuk tetap bertahan
hidup, mendapatkan penghasilan, dan mengatasi keterbatasan.
2) Dalam bekerja: untuk meraih kesuksesan dalam karir.
3) Dalam keluarga: untuk menjadi lokomotif ekonomi keluarga.
b. Ruang lingkup Eksternal
1) Dalam dunia usaha: untuk menjadi wirausaha yang sukses.
2) Dalam dunia masyarakat: untuk menjadi contoh orang yang sukses dan menjadi
teladan bagi lingkungan.
3) Dalam kenegaraan: untuk membentu program pemerintah dalam mengurangi
tingkat pengangguran yang tinggi dan membantu mengatasi pengentasan
kemiskinan, serta menjadi lokomotif kemajuan ekonomi suatu negara.
e. Karakteristik wirausaha
Karakteristik wirausaha yang baik dan membawa kearah kebenaran sehingga akan terbentuk
kebiasaan-kebiasaan yang positif yang akan menjadi sebuah karakter.Berikut ini karakteristik wirausaha menurut bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal
dengan 10 Dadalah sebagai berikut:
a. Dream (mimpi)
Tidak ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila
mmempunyai visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.
b. Decisiveness (ketegasan)
Seorang wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat,
dan tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan.
Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c. Doing (pengabdian)
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 20/33
Page 19
Wirausaha tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang
telah dibuat, mempunyayi kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang
lain.
d. Determination (ketettapan hati/kebulatan tekad)
Seorang wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi
sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.
e. Dedication (pengabdian)
Seorang wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya,
karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.
f. Devotion (kecintaan/ kesetiaan)
Bisnis akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus, dan semangat seorang
wirausaha, sehingga ia harus mencintai pekerjaannya dan pandai membagi waktu
g. Details (terperinci)
Untuk mencapai kesuksesan, wirausaha harus berfikir detail karena ketika menjalankan
usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran secara detail.
h. Destiny (nasib)
Wirausaha membutuhkan keberuntungan dan ia harus mulai berusaha untuk memprediksi
kkapan keberuntungan itu datang menghampirinya.
i.
Dollars (materi/uang)Seorang wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan
usaha ditinjau ddari nilai mata uang tetapi hindari menjadi seorrang wirausaha yang
materiialis karena itu berbahaya.
j. Distribute (menyalurkan/ mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi untuk memberi dan mendistribusikan
kesuksesannya.
D. Sikap Mental Usaha
Sikap dan perilaku seorang wirausaha tentu berbeda dengan sikap dan perilaku yang
bukan wirausaha. Oleh karena itu sikap wirausaha adalah sebagai berikut:
a. Selalu berfikir positif dalam menghadapi segala hal
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 21/33
Page 20
b. Berorientasi jauh kedepan, berpikiran maju, dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang
sudah berlalu.
c. Tidak gentar saat melihat pesaing.
d. Selalu ingin tahu, membuat selalu mencari jalan keluar untuk maju.
e. Ingin memberi yang terbbaik untuk orang lain.
f. Penuh semangat dan berjuang keras hingga menimbulkan pengaruh yang baik untuk
sekelilingnya.17
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya baik dalam bentuk jurnal maupun skripsi,
tesis, dan disertasi sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber
informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis. Penelitian terdahulu mengenai
Kontribusi Pembelajaran Kewirausaan terhadap Minat Berwirausaha diantaranya sebagai
berikut:
1) Sainan (NIM 104015000595) dengan focus penelitian: Kontribusi pembelajaran
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa si SMKN 18 Jakarta
Hasil penelitian ini menyebutkan:
- Tidak Terdapat korelasi yang negatif antara variabel x (pembelajaran
kewirausahaan)dan variabel y (minat berwirausaha)- Terdapat korelasi yang positif (korelasi yang berjalan searah) antara variabel x
(pembelajaran kewirausahaan)dan variabel y (minat berwirausaha)
A. Kerangka Berfikir
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran kewirausahaan mempunyai kedudukan
yang sangat penting untuk melaksanakan program pendidikan. Lembaga sekolah
merupakan salah satu tempat yang memberikan pengajaran kewirausahaan, maka sudah
sepantasnyalah sekolah memberikan fasilitas yang menunjang untuk kegiatan belajar
mengajar, tentunya dengan harapan agar apa yang menjadi tujuan dasar pembelajaran itu
dapat tercapai.
17Henndro, Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X , (Erlangga, Jakarta, 200), hal 20
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 22/33
Page 21
Siswa atau anak didik di SMK memerlukan ilmu pengetahuan yang penting
diajarkan disekolah seperti halnya pelajaran kewirausahaan sebagai suatu proses
penerapan kreativitas dan inovasi dalam menemukan peluang usaha. kerangka berfikir
penulis ketika siswa mendapatkan pembelajaran yang baik disekolah, dengan metode
yang baik, sarana dan prasarana yang menunjang, tentu hal tersebut menjadi aspek yang
menunjang kegiatan belajar mengajar yang baik sehingga tercapai tingkat Efektivitas
Pembelajaran Kewirausaah Kaitannya dengan Sikap Mental Usaha.
B. Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis di atas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan
adalah siswa yang memperhatikan proses pembelajaran Kewirausahaan dengan baik
dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran kewirausahaan dapat dinyatakan efektif.
Hipotesis Statistik
a. Hipotesis Nol disingkat Ho
Hipotesis nol menyatakan ³tidak terdapat efektivitas pembelajaran kewirausahaan di
SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat.
b. Hipotesis kerja, atau disebut Hipotesis alternatif, singkat Ha.
Hipotesis kerja menyatakan ³terdapat EfektivitasP
embelajaran Kewirausahaankaitannya dengan Sikap Mental Usaha di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta
Barat.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 23/33
Page 22
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.18
Adapun dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa-siswi
SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat Kelas X.
2. Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling sistematis.
Teknik sampling sistematis yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota yang telah diberi nomor urut. Jadi peneliti disini memberi nomor terlebih dahulu,
sesuai dengan jumlah anggota populasi berdasarkan responden yang dituju di SMK.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren Jakarta Barat, sedangkan
waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Maret 2012 siswa kelas X semester II
tahun pelajaran 2011/2012.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah penentuan variabel sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasionalisasikan variabel sehingga memungkinkan peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran variabel
yang lebih baik.
18Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 80.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 24/33
Page 23
C. Instrument Penelitian
1. Kisi-kisi/Matrik pengembangan Instrumen
Matrix Variabel
Definition of Rational Dimensi Variabel Indikator
Efektivitas Pembelajaran
Kewirausahaan1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif
3.
Ranah psikomotorik
- Disiplin dalam belajar - Mengulang pelajaran setelah
pulang sekolah- Menjelaskan materi kepada
teman yang tidak mengerti- Menggunakan ilmu untuk
hal yang bermanfaat.
- Menghargai semua teman
- Mengutamakan kepentinganumum daripada pribadi didalam berorganisasi
- Meminta maaf jikamenyakiti orang lain
- Terbuka dengan orang tua- Memiliki rasa sens of
belonging terhadap sarana prasarana yang ada di
sekolah.
- Mengasah bakat denganmengikuti ekstrakurikuler
- Mengikuti olimpiade pelajar - Mengikuti kegiatan yang
ada di sekolah- Berkomunikasi
menggunakan bahasa yang baik dan benar (EYD)
- Membuat kerajinan tangan
hasil sendiri
Sikap Mental Usaha 4.
Kesadaran diri - Memiliki sikap dan perilakuyang positif terhadap Guru
- Memiliki kemampuan untuk
berbuat kebaikan- Merasa sebagai siswa yang
mempunyai kewajiban belajar.
- Memiliki kemampuan
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 25/33
Page 24
5. Visioner
6. Fleksibel
merumuskan visi dan misi
serta tujuan usaha.
- Memiliki semangat tinggidan berjuang mendapatkan
yang terbaik - Kualitas hidup siswa
diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
- ketika sedang magang, dapat
beradaptasi dengan cepat- dapat berkomunikasi dengan
baik.- cenderung melihat
keterkaitan antara berbagai
hal.
Interval : Skala Likert
y Sangat sering (SS)
y Sering (S)
y Jarang (J)
y Tidak pernah (TP)
N0 PERNYATAAN SS S J TP
1. Disiplin dalam Belajar
2. Mengulang Pelajaran setelah Pulang Sekolah
3. Menjelaskan Materi kepada teman yang tidak Mengerti
4. Menggunakan Ilmu untuk Hal yang Bermanfaat
5. Menghargai Semua Teman
6. Mengutamakan Kepentingan Umum daripada Pribadi
didalam Berorganisasi
7. Meminta Maaf jika Menyakiti orang lain
8. Terbuka Dengan Orang Tua
9. Memiliki Rasa Sens Of Belonging Terhadap Sarana
Prasarana yang ada di Sekolah
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 26/33
Page 25
10. Mengasah Bakat dengan mengikuti Ekstrakulikuler
11. Mengikuti Olimpiade Pelajar
12. Mengikuti Kegiatan yang ada di Sekolah
13. Berkomunikasi Menggunakan Bahasa yang Baik dan Benar
(EYD)
14. Membuat Kerajinan Tangan Hasil Sendiri
15. Memiliki sikap dan perilaku yang positif terhadap Guru
16. Memiliki kemampuan untuk berbuat kebaikan
17. Merasa sebagai siswa yang mempunyai kewajiban belajar.
18. Memiliki kemampuan merumuskan visi dan misi serta tujuanusaha.
19. Memiliki semangat tinggi dan berjuang mendapatkan yang
terbaik
20. Kualitas hidup siswa diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
21. Ketika sedang magang, dapat beradaptasi dengan cepat
22. Dapat berkomunikasi dengan baik.
23. Cenderung melihat keterkaitan antara berbagai hal.
2. Uji Kualitas Instrumen
Validitas
Rumus untuk menghitung validitas dengan menggunakan product moment, yakni
sebagai berikut:
r xy = N. xy - x . y
[ (N.x2 ) ± (x)2][ (N.y
2) ± (y)
2
Keterangan :
xy r = Korelasi
N = Jumlah subyek
x = Angka pada skor butir
y = Angka pada skor total
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 27/33
Page 26
Perhitungan validitas dihitung dengan menggunakan bantuan komputer versi
SPSS (statistical product and service solution) 12.0 for windows.Kemudian dari hasil
product moment masih dikorelasikan dengan part whole.
Reliabilitas
Menurut Azwar (1996), reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Konsep
reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk
mengetahui sejauhmana reliabilitas instrumen, digunakan rumus alpha dengan
bantuan SPSS Versi 12. Adapun rumus Alpha tersebut adalah:
= [ k ] . [1- s2 j ]
k-1 s2 x
Keterangan:
k = Banyaknya Belahan Tes
s2 j= Varians Belahan j;j = 1,2,3
s2x= Varians Skor Tes
Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer komputer versi SPSS (S tatistical
Product and S ervice S olution) 12.0 for windows.
D. Desain, Teknik & Prosedur Penelitian
1.
DesainP
enelitianTipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah correlational research.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan:
Angket
Angket adalah cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis
melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.19
19Anas Sudijono, Statistik Pendidikan,( Jakarta: PT Raja Grafindo,2010), hlm 30.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 28/33
Page 27
Adapun jenis angket ada dua macam, yaitu angket jenis terbuka dan angket jenis
tertutup. Dalam hal ini Sanapiah Faisal menyatakan: Untuk angket jenis tertutup
bentuk kontruksi item pertanyaan bisa dibagi: Bentuknya tidak berbentuk pilihan
ganda, bentuk skala penulisan dan bentuk daftar cek. Sedangkan angket jenis terbuka
berbentuk kontruksi item bisa dibagi menjadi pengisian jawaban tersediakan.
Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data digunakan angket jenis tertutup
sebab semua item pertanyaan tinggal dipilih mana jawaban yang sesuai dengan
responden dengan cara memberi tanda cek angket ada dua macam yaitu favourable
dan unfavourable. F avourable artinya pernyataan sikap yang berisi atau mengatakan
hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau
memihak pada objek sikap. Unfavourable artinya pernyataan sikap mungkin pula
berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap, yaitu yang bersifat tidak
mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak diungkap.
Untuk mengukur tingkat efektivitas Pembelajaran Kewirausahaan Kaitannya
dengan Sikap Mental Usaha maka peneliti menyusun skala model Likert (metode
skala rating yang dijumlahkan) yang telah dimodifikasi. Bentuk angket dalam
penelitian ini adalah pilihan dengan menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu Sangat
sering (SS), Sering (S), Jarang (J), Tidak pernah (TP). Jawaban ragu-ragu ditiadakan
untuk mendapatkan kepastian jawaban dari responden antara setuju atau tidak setujusehingga diharapkan ada penguatan dan tidak ada jawaban yang setengah-setengah.
Dokumentasi
Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat orisinil untuk dapat
dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan dokumen ini khusus digunakan
untuk melakukan pengumpulan data terhadap tingkat Efektivitas. Adapun teknik
pengumpulan data terhadap Tingkat Efektivitas ini adalah dengan mengambil data
yang sudah tersedia.
3. Prosedur Penelitian
Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 29/33
Page 28
Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan lokasi dan subjek penelitian
b. Melakukan perizinan ke sekolah yaitu observasi dan wawancara dengan wali
kelas X, dan Guru Bidang Study untuk menentukan waktu pelaksanaan
penelitian.
c. Membuat instrumen penelitian.
d. Menentukan jumlah soal yang akan dijadikan instrumen penelitian, setelah
terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya.
Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di SMK Al-Chasanah Tanjung Duren
Jakarta Barat. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan angket penelitian kepada siswa SMK kelas X.
b. Meminta data raport semester I sebagai hasil belajar kelas X kepada wali
kelasnya.
c. Mengidentifikasi sikap Afektif, Kognitif, Psikomotorik.
Tahap Akhir Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan menganalisis data sesuai jenis data
yang diperoleh.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 30/33
Page 29
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
A. Pengolahan Data
Pengolahan data-data yang telah diperoleh kemudian diolah secara komputerisasi dengan
menggunakan SPSS For Windows version 16. Langkah-langkah pengolahan data adalah
sebagai berikut :
Editing
Setelah data dikumpulkan, lalu diteliti mengenai kelengkapan data.
Coding
Coding adalah memindahkan data dari daftar pertanyaan ke daftar yang akan memberi
informasi. Data yang diubah menjadi bentuk angka untuk mempermudah perhitungan
selanjutnya.
Scoring
Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan pemberian skor penelitian.
Adapun penilaian efektif atau tidaknya pembelajaran kewirausahaan dengan
menggunakan skala Likert. Penskoran Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini
merujuk pada empat alternatif jawaban seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Penskoran dengan Skala Likert
Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
4
3
2
1
1
2
3
4
Tabulating
Tabulasi adalah mengelompokkan data ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat
yang telah dimilikinya.
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 31/33
Page 30
B. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mendiskripsikan, menjelaskan dan memahami hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti. Untuk melihat hubungan antara dua variabel berupa data
interval maka rumus yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment sebagai
berikut:
r xy = N. xy - x . y
[ (N.x2 ) ± (x)2 ]-[ (N.y2) ± (y)2
Keterangan :
X = skor tiap item
Y = skor total
N = jumlah subyek
r xy= nilai koefisien korelasi product moment
Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan r tidak lebih dari harga (-1 r +1).
Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1
berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai
r, yang terlampir pada halaman lampiran. Dengan ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel,
maka HO diterima dan Ha ditolak tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka
Ha diterima. Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat ditentukan
berdasarkan tabel di bawah ini :
Koefisien Korelasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang /cukup kuat
Kuat
Sangat kuat
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 32/33
Page 31
Selanjutnya, untuk menentukan besar kecilnya sumbangan efektivitas Pembelajaran
Kewirausahaan kaitannya dengan Sikap Mental Usaha dapat ditentukan dengan rumus Koefisien
Determinan berikut (Sugiyono, 2010) :
KD = (r 2) x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien Determinan
r = nilai koefisien korelasi product moment
5/13/2018 PROP.penelitian KWU - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proppenelitian-kwu 33/33
Page 32
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri, S trategi Belajar Mengajar , (Jakarta:PT Rineka Cipta,2002)
Harefa Andrias, Menjadi Manusia Pembelajar , (Jakarta:PT Kompas Media Nusantara, 2000)
Hendro, Kewirausahaan untu S MK dan MAK Kelas X , (Jakarta: Erlangga, 2010)
Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Cet 1
Kusnandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat S atuan Pendidikan (KT S P) dan
S ukses dalam S ertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2007), Cet 1
Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Juni 2004)
Salim Peter, DKK, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press,
(Jakarta)
Sanjaya Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005)
Sanjana Wina, Perencanaan dan Desain S istem Pembelajaran, (Jakarta: PT Pajar Interpratama,
2010)
Youno GB, Pedoman Ejaan Indonesia yang Telah Disempurnakan, (Surabaya: Indah Press:
1987)
Veithzal Rivai, F aktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa ³ S urvei di
S TIE´, (Genesha 1999, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.029, Tahun Ke-7 Mei
2001)