Post on 03-Feb-2016
description
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ROGRAM KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR
UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR
PESERTA DIDIK
A. Rasional
Membuat keputusan karir adalah bagian penting bagi individu untuk
mencapai tujuan keberhasilan dalam berkarir. Proses membuat keputusan karir
oleh peserta didik adalah bagian puncak dari perencanaan karir, hal ini sesuai
dengan konsep kematangan karir Super (Sharf, 2010: 228). Agar peserta didik
terhindar dari kesulitan membuat keputusan karir, hendaknya peserta didik
memiliki kesiapan untuk terlibat pada proses membuat keputusan karir, memiliki
informasi baik informasi tentang karakteristik diri maupun karakteristik pekerjaan
dapat menghindarkan peserta didik dari konflik internal maupun konflik eksternal
yang dapat mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan membuat keputusan
karir.
Ketepatan membuat keputusan karir terkait erat dengan pemahaman diri
dan pengenalan lingkungan secara memadai, serta memadukan keduanya secara
tepat pula. Untuk itu, peserta didik perlu memiliki keterampilan dalam memahami
karateristik diri baik aspek jasmaniah maupun ruhaniah dan keterampilan
mengenal lingkungan terutama peluang-peluang pekerjaan yang tersedia, serta
keterampilan memadukan keduanya dalam perencanaan karir secara tepat.
Kesulitan membuat keputusan karir adalah kesulitan-kesulitan yang
muncul pada saat peserta didik mengikuti proses membuat keputusan karir.
Menurut Super (Sharf, 1992: 158) pengambilan keputusan karir akan tepat
manakala individu memiliki informasi atau pengetahuan tentang dunia kerja
secara memadai. Di sini tampak jelas peran penting aktivitas pencarian informasi
(information seeking) dalam proses membuat keputusan karir.
Kesulitan membuat keputusan karir barkaitan erat dengan kurang kesiapan
peserta didik untuk terlibat dalam proses membuat keputusan karir, kurangnya
informasi sebagai dasar dalam menentukan pilihan jurusan atau pekerjaan, seperti
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurang pengetahuan tentang karakteristik diri, kurang pengetahuan dan kondisi-
kondisi dalam bekerja, persyaratan pendidikan, pandangan terhadap pekerjaan,
pendekatan-pendekatan untuk memasuki dunia kerja, dan kesempatan kerja yang
dapat mengakibatkan peserta didik merasa informasi yang diterima tidak
konseisten sehingga peseta didik menggantungkan pembuatan keputusan kaepada
orang lain, dan bahkan membuat keputusan yang tidak sesuai dengan karakteristik
dirinya sehingga keputusan yang dibuat oleh peserta didik tidak optimal.
Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada kelas XI SMA Negeri 3
Bandung tahun ajaran 2013/2014 didapatkan gambaran umum kesulitan membuat
keputusan karir sebagai berikut. Sebanyak 71,65 % siswa kelas XI mengalami
kesulitan membuat keputusan karir peserta didik berada pada kategori sedang.
Sebanyak 13,03 % berada pada kategori tinggi, dan sebanyak 15,33 % berada
pada kategori rendah. Data-data tersebut menegaskan siswa kelas XI SMA Negeri
3 Bandung sebagian besar mengalami kesulitan membuat keputusan karir pada
kategori sedang menuju tinggi. Hal ini menunjukkan kesulitan membuat
keputusan karir sudah menjadi gejala faktual yang ada dalam kehidupan
perencanaan karir peserta didik. Dengan demikian fenomena kesulitan membuat
keputusan karir peserta didik tidak bisa didiamkan begitu saja. Artinya semakin
siswa mengalami kesulitan membuat keputusan karir, maka akan terhambat pula
proses pembuatan keputusan karir dalam rangka perencanaan karir peserta didik.
Berdasarkan fakta dan gambaran fenomena, diperlukan suatu upaya
bantuan untuk peserta didik. Konseling karir merupakan salah satu jenis layanan
dalam bimbingan karir yang memiliki fungsi strategis dalam membantu
memecahkan permasalahan karir yang dihadapi konseli. Melalui proses konseling
karir, diharapkan konseli dapat memutuskan dan mengembangkan rencana
karirnya, serta bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari keputusannya itu.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
konseling karir trait and factor untuk mereduksi timgkat kesulitan membuat
keputusan karir peserta didik. Trait and factor career counseling merupakan salah
satu dari keseluruhan orientasi dalam proses psikologi vocational untuk
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggambarkan dan menjelaskan pembuatan keputusan karir berdasarkan
“kesesuaian antara individu dengan pekerjaan”. Pendekatan ini amat dipandang
tepat untuk membantu menurunkan tingkat kesulitan membuat keputusan karir
peserta didik, asumsi ini didasarkan atas tiga prinsip utama dari pendekatan ini,
yakni (1) didasarkan atas keunikan karakteristik psikologis setiap pekerja yang
cocok dengan tipe pekerjaan yang sesuai, (2) kelompok pekerja, berbeda
pekerjaannya berbeda pula karakteristik psikologis yang dimilikinya, (3)
kesepakatan kesesuaian kerja antara karakteristik pekerja dan tuntutan pekerjaan.
Secara lebih lengkap Parsons (Sharf, 2010: 28) menjelaskan bahwa dalam
memilih pekerjaan peserta didik akan mengandalkan: (1) pemahaman terhadap
diri, meliputi attitudes (sikap), abilities (kemampuan), interests (minat), ambitions
(ambisi atau impian), resource limitations (keterbatasan sumber daya), dan
causes (penyebab). (2) pengetahuan tentang persyaratan dan kondisi keberhasilan,
keuntungan dan kerugian, kompensasi, peluang, dan prospek dari pekerjaan, (3)
kemampuan mengintegrasikan antara informasi tentang diri dan informasi tentang
dunia kerja.
Konseling karir trait and factor berguna untuk membantu konseli
memahami karakteristik dirinya, karakteristik pekerjaan, serta hubungan antara
keduanya, sehingga dalam hal ini konselor berperan membantu konseli untuk
memahami karakteristik diri meliputi bakat-bakat yang ada pada dirinya,
menelusuri jurusan atau pekerjaan yang diminati, menyampaikan informasi
tentang dunia kerja, menyampaikan cara mendapatkan informasi tembahan
tentang dunia kerja, dan membantu pesrta didik untuk menentukan pilihan
karirnya berdasarkan informasi-informasi tersebut. Sehingga di harapkan tingkat
kesulitan pada setiap indikator kesulitan membuat keputusan karir menurun.
Keberhasilan individu menekuni karir sepanjang perjalanan hidupnya
terkait erat dengan ketepatan membuat keputusan karir. Oleh karena itu, proses
membuat keputusan karir perlu dilakukan peserta didik secara konsisten dan
sistematis agar keputusan yang dihasilkan bermakna bagi kesuksesan karirnya di
masa mendatang.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesuksesan dan kepuasan dalam berkarir dapat diraih individu manakala
karir yang ditekuninya itu sesuai dengan konfigurasi orientasi karakteristik diri
dan karakteristik pekerjaan yang cocok. Ini berarti bahwa pencapaian karir itu
pada dasarnya merupakan upaya mencari kesesuaian antara karakteristik diri dan
karakteristik pekerjaan yang diminati. Untuk mencapai kondisi seperti itu, maka
pendekatan konseling karir trait and factor merupakan alternatif yang paling tepat
untuk mengintervensi peserta didik dalam menurunkan tingkat kesulitan membuat
keputusan karirnya.
B. Deskripsi Kebutuhan
Berdasarkan hasil penyebaran instrumen pada tahap awal (pre test)
terhadap peserta didik kelas XI SMA Negeri 3 Bandung menghasilkan gambaran
umum kesulitan membuat keputusan karir yang dialami peserta didik, yakni
sebanyak 13,03 % berada pada kategori tinggi, sebanyak 71,65 % siswa
mengalami kesulitan membuat keputusan karir pada kategori sedang, dan
sebanyak 15,33 % berada pada kategori rendah. Sedangkan gambaran kesulitan
membuat keputusan karir pada setiap indikatornya disajiakan pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Profile Kesulitan Membuat Keputusan Karir Siswa XI SMA Negeri 3
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014
No. Aspek Indikator Persentase
1. kurang kesiapan
untuk terlibat dalam
proses membuat
keputusan karir
(lack of readiness)
1.1 Kurang dorongan untuk terlibat dalam
proses membuat keputusan karir
48,54 %
1.2 tidak tegas dalam membuat keputusan karir 50,51 %
1.3 Disfungsional mitos 40,68 %
1.4 kurang pengetahuan tentang langkah-
langkah membuat keputusan karir
55,80 %
2. kurang informasi
(lack of information)
2.1 kurang informasi tentang diri 52,44 %
2.2 kurang informasi tentang alternatif
pekerjaan
52,32 %
2.3 kurang informasi tentang cara mendapatkan
informasi tambahan
55,68 %
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1 menunjukkan tingkatan pencapaian kesulitan membuat
keputusan karir yang dialami peserta didik kelas XI SMA Negeri 3 Bandung.
Setiap indiktor kesulitan membuat keputusan karir menunjukkan pada kategori
sedang menuju tinggi, artinya dari setiap indikator kesulitan tersebut perlu
mendapatkan penanganan yang mengarah kepada penurunan tingkat kesulitan
pada setiap indikatornya. Dengan prinsip setiap peserta didik membutuhkan
dorongan untuk terlibat dalam proses membuat keputusan karir, memiliki
ketegasan dalam membuat keputusan karir, terhindar dari disfungsional mitos,
memiliki pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir,
memahami karakteristik diri, memiliki informasi tentang alternatif pekerjaan,
memiliki informasi tentang cara mendapatkan informasi tambahan, memiliki
pemahaman tentang preferensi, kapabilitas, dan pilihan pekerjaan yang relevan,
terhindar dari konflik internal dan konflik eksternal.
C. Tujuan
Secara umum, tujuan program konseling karir trait and factor adalah
untuk membantu menurunkan tingkat kesulitan membuat keputusan karir peserta
didik berdasarkan konfigurasi orientasi karakteristik diri dan karakteristik
pekerjaan yang cocok. Secara khusus, tujuan penerapan model konseling karir
trait and factor ini agar konseli memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memiliki dorongan untuk terlibat dalam proses membuat keputusan karir.
2. Tegas dalam membuat keputusan karir.
3. Terhindar dari disfungsional mitos.
4. Memiliki pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir.
5. Memahami karakteristik diri.
6. Memiliki informasi tentang alternatif pekerjaan.
3. informasi yang tidak
konsisten
(inconsistent
information)
3.1 Informasi yang tidak di percaya meliputi
informasi tentang preferensi, kapabilitas, dan
pilihan pekerjaan yang relevan
49,45 %
3.2 Konflik yang bersumber dari dalam diri 57,90 %
3.3 Konflik yang melibatkan orang lain
(significant other).
47,83 %
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Memiliki informasi tentang cara mendapatkan informasi tambahan.
8. Memiliki pemahaman tentang preferensi, kapabilitas, dan pilihan pekerjaan
yang relevan.
9. Terhindar dari konflik internal.
10. Terhindar dari konflik eksternal.
D. Asumsi Intervensi
Asumsi berikut menjadi acuan pokok dalam merancang program konseling
karir trait and factor dalam mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta
didik.
1. Intervensi karir dipahami sebagai hal yang dapat diterapkan sepanjang hayat
(Super dalam Jean Guichard, 2003). Proses perkembangan karir dipandang
sebagai suatu transisi dalam pengalaman hidup individu, baik yang berkenaan
dengan pengalaman sekolah, pekerjaan atau pun pengalaman pribadi yang
lainnya.
2. Kesulitan membuat keputusan karir adalah kesulitan-kesulitan yang muncul
pada saat peserta didik membuat keputusan karir dalam rangka upaya
perancanaan karir.
3. Konseling karir trait and factor sangat mengutamakan pemahaman peserta
didik tentang karakteristik diri, karakteristik pekerjaan, dan hubungan antara
keduanya, sehingga diharapkan peserta didik terhindar dari kesulitan
membuat keputusan karir dan mampu membuat keputusan secara tepat.
4. Model konseling karir trait and factor merupakan suatu upaya kolaboratif
antara konselor-konseli. Peran utama konselor adalah memberi perhatian
(attending) dengan mengamati dan mendengarkan konseli melalui bahasa
verbal dan non-verbal, merespon (responding) isi untuk memperjelas
pengalaman penting dan perasaan konseli, serta merespon makna atas isi dan
perasaan konseli tersebut, mempersonalisasikan (personalizing) tema umum,
pengalaman, implikasi, masalah dan tujuan konseli, dan menginisaiasi
(initiating) pembuatan keputusan karir konseli berdasarkan konfigurasi
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahan tentang diri, pemahaman tentang pekerjaan, dan hubungan natara
keduanya.
E. Prosedur Konseling Karir Trait and Factor
Prosedur konseling karir trait and factor dalam mereduksi kesulitan
membuat keputusan karir peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama: memperoleh pemahaman diri (Gaining Self Understanding).
Pada tahap ini konseli diminta untuk mengikuti tes psikologis sebagai
langkah asessmen kemampuan, minat, dan bakat-bakat khusus yang dimiliki.
Setelah memperoleh gambaran hasil tes, konselor membantu menjelaskan
interpretasi dari hasil tes tersebut dalam rangka membantu konseli memahami
karakteristik diri.
2. Tahap kedua: memperoleh pengetahuan tentang dunia pekerjaan (Obtaining
Knowledge About The World of Work). Pada tahap ini konselor membantu
menyampaikan informasi tentang pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
3. Tahap ketiga: mengintegrasikan informasi tentang diri dengan dunia kerja
(Integrating Information About One’s Self and The World of Work). Arah dari
tahap akhir ini yaitu bertambahnya kesadaran dan pemahaman konseli tentang
dirinya dan tentang dunia kerja sehingga konseli terhindar dari kesulitan
membuat keputusan karir dan dapat membuat keputusan karir secara benar.
F. Langkah-Langkah Implementasi Program Konseling Trait and Factor
Untuk Mereduksi Kesulitan Membuat Keputusan Karir Peserta Didik
Langkah-langkah program di implementasikan melalui beberapa langkah
sebagai berikut:
1. Asesmen dan Diagnosis (Pre-Test)
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Asesmen dan diagnosis ditahap awal bertujuan untuk memperoleh data
tentang kondisi konseli yang akan ditangani. Pada langkah ini dilakukan kegiatan
sebagai berikut.
a. Penyebaran instrumen kesulitan membuat keputusan karir peserta didik untuk
mengumpulkan informasi mengenai tingkat kesulitan membuat keputusan karir
peserta didik kelas XI SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
b. Penentuan subyek intervensi peserta didik yang mengalami kesulitan membuat
kesulitan karir pada kategori tinggi yang kemudian dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan intervensi dengan
program konseling karir trait and factor, dan kelompok kontrol yang hanya
diberi perlakuan intervensi dengan program bimbingan dan konseling.
c. Melakukan kontrak konseling dengan konseli supaya konseli mampu
berkomitmen untuk mengikuti proses konseling dari tahap awal sampai tahap
akhir.
2. Proses Konseling Karir Trait and Factor Untuk Mereduksi Kesulitan
Membuat Keputusan Karir
Setiap sesi intervensi mencakup tahapn yang terdapat dalam pendekatan
konseling karir trait and factor, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap pertama: memperoleh pemahaman diri (Gaining Self Understanding).
Pada tahap ini konseli diminta untuk mengikuti tes psikologis sebagai
langkah asessmen kemampuan, minat, dan bakat-bakat khusus yang dimiliki.
Setelah memperoleh gambaran hasil tes, konselor membantu menjelaskan
interpretasi dari hasil tes tersebut dalam rangka membantu konseli memahami
karakteristik diri.
b. Tahap kedua: memperoleh pengetahuan tentang dunia pekerjaan (Obtaining
Knowledge About The World of Work). Pada tahap ini konselor membantu
menyampaikan informasi tentang pekerjaan dan pendidikan lanjutan.
c. Tahap ketiga: mengintegrasikan informasi tentang diri dengan dunia kerja
(Integrating Information About One’s Self and The World of Work). Arah dari
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahap akhir ini yaitu bertambahnya kesadaran dan pemahaman konseli tentang
dirinya dan tentang dunia kerja sehingga konseli terhindar dari kesulitan
membuat keputusan karir dan dapat membuat keputusan karir secara benar.
3. Hasil (Post-Test) Konseling Karir Trait and Factor Untuk Mereduksi
Kesulitan Membuat Keputusan Karir
Hasil atau post-test ditahap akhir bertujuan memperoleh data tentang
kondisi konseli setelah mengikuti rangkaian intervensi. Pada langkah ini
dilakukan sebagai berikut.
a. Penyebaran angket kesulitan membuat keputusan karir peserta didik pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengumpulkan informasi
mengenai tingkat kesulitan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI
SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 setelah dilakukan
intervensi.
b. Membandingkan hasil post-test kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
G. Sasaran Intervensi
Konseli yang menjadi subjek intervensi model konseling karir ini adalah
15 orang peserta didik kelas XI berdasarkan pencapaian skor kesulitan membuat
keputusan karir yang tinggi pada peserta didik SMA Negeri 3 Bandung tahun
ajaran 2013/2014.
H. Struktur dan Isi Intervensi
Model konseling karir trait and factor dirancang enam sesi pertemuan
untuk semua konseli.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesi Pertama
Sesi pertama, konseli dipandu untuk mengeksplorasi minat, dalam hal ini
konseli dibantu untuk mengenali minat setelah lulus sekolah apakah ingin
melanjutkan studi atau bekerja, jika melanjutkan studi ke jurusan apa dan
universitas apa, jika bekerja ingin memilih pekerjaan dalam bidang apa. Tahap ini
merupakan langkah diagnosis atau pengumpulan informasi. Kemudian konseli di
pandu untuk mengeksplorasi impian yang dimilki, dan menganalisis keterbatasan
sumber daya yang dimiliki, dan menganalisis penyebabnya. Tahap ini adalah
tahapan konseptualisasi minat yang mengarahkan konseli menentukan pekerjaan
dan pendidikan lanjutan yang diminati. Hasil pada sesi ini adalah minat peserta
didik yang terwujud dalam tujuan dan impian tentang universitas dan pekerjaan
yang akan dimasuki setelah selesai studi di SMA Negeri 3 Bandung.
Sesi Kedua
Sesi kedua, konseli diajak untuk memahami karakteristik diri atau
modalitas yang dimiliki berdasarkan hasil tes psikologis yang sudah pernah
dilaksanakan. Sesi ini sangat penting dalam rangkan membantu konseli
memahami dirinya secara utuh. Setelah pada sesi pertama peserta didik
menentukan minat universitas dan pekerjaan yang dimasuki setelah lulus dari
SMA Negeri 3 Bandung, pada sesi ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan kembali universitas atau pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang
menjadi tujuannya. Kemudian konselor menjelaskan hasil interpretasi tes
psikologis khususnya bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didik tersebut yang
menunjang untuk pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya. Artinya
pada tahapan ini konselor memberikan penguatan bakat-bakat yang dibutuhkan
untuk berhasil atau sukses didalam pendidikan lanjutan atau pekerjaan. Hasil dari
sesi kedua ini peserta didik memahami bakat-bakat yang menunjang untuk
pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang diminati.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesi Ketiga
Sesi ketiga, sesi ini peserta didik melakukan pencarian informasi tentang
karakteristik pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang telah diminatinya.
Kemudian konselor membantu konseli untuk mendapatkan informasi tantang
pendidikan lanjutan dan pekerjaan yang diminati peserta didik, pada sesi ini
konselor menjelaskan deskripsi tentang pekerjaan yang diminati oleh konseli,
setelah itu konselor menyampaikan proses dan tahapan studi yang harus dilalui
sebelum bekerja dalam suatu pekerjaan, meliputi jalur masuk penerimaan di
perguruan tinggi, beban studi, metode perkuliahan, menjelaskan kondisi kerja dan
peluang pekerjaan atau prospek kerja setelah dinyatakan lulus.
Sesi Keempat
Sesi ke empat, konselor menganalisis keberhasilan dari proses pencarian
informasi yang dilakukan peserta didik, ketika peserta didik mengutarakan
keraguannya terhadap minat yang telah ditentukan dan peserta didik
mengutarakan kembali minat lain, konselor mersepon dengan menanyakan
mengapa kamu tidak yakin pada minat yang kamu ungkapkan sebelumnya dan
mengapa kamu berminat pada pekerjaan yang baru kamu ungkapkan. Sesi ini
membutuhkan kelihaian konselor dalam merespon dan menganalisis sumber
ketidakyankinan atau keraguan yang dialami oleh konseli sehingga sulit untuk
membuat keputusan karir.
Sesi Kelima
Sesi kelima, pada sesi ini konselor membantu konseli untuk meningkatkan
kemampuan mengintegrasikan informasi tentang dirinya dan informasi dunia
kerja, pada tahap ini konselor mengarahkan konseli pada proses membuat
keputusan karir. Langkah pertama ialah konseli merefleksikan masalahnya baik
internal maupuan eksternal setelah mendapatkan informasi tentang diri dan
pekerjaan, kemudian konselor merespon dengan menerima sikap dan perasaan
konseli. Kemudian pada tahap selanjutnya konselor membantu konseli untuk
mengnalisis kembali minat, bakat, dan peluang yang dimiliki dan informasi yang
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
telah disampaikan konselor. Selanjutnya konselor mengarahkan konseli untuk
menilai kembali apa pilihan yang tepat untuk dirinya pada saat ini dengan
mempertimbangkan pengetahuan tentang diri dan pekerjaan. Untuk menutup sesi
ini konseli diarahkan untuk mulai memikirkan strategi formulasi untuk
mengimplementasikan pilihannya, mulai dari kebiasaan belajar yang harus
dimiliki untuk meningkatkan prestasi belajar, memilih tempat, perguruan tinggi,
dan jurusan serta pemilihan tempat pelatihan atau magang jika diperlukan.
I. Evaluasi dan Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur hasil keberhasilan intervensi maka perlu dilakukan
penilaian terhadap hasil intervensi. Penilaian ini dilakukan baik pada setiap sesi
intervensi maupun secara keseluruhan intervensi.
Adapun secara rinci indikator keberhasilan pada setiap sesi intervensi
dijabarkan sebagai berikut.
Tabel
Indikator Keberhasilan
Sesi Tahap Tahap
Intervensi
Perubahan Prilaku
1 Memperoleh
pemahaman diri
(Gaining Self
Understanding)
1. Konseli dapat mengidentifikasi
karakteristik diri, meliputi minat
pekerjaan (cita-cita) dan
impiannya dimasa depan,
menganalisis kelemahan dan
kelebihan yang dimiliki, serta
menganalisis penyebabnya.
2. Konseli dapat memahami potensi
dan bakat-bakat khusus yang
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimiliki berdasarkan interpretasi
hasil tes psikologi yang dapat
menunjang pekerjaan yang
diminati.
2 Memperoleh
pengetahuan
tentang dunia
pekerjaan
(Obtaining
Knowledge About
The World of
Work)
1. Konseli dapat mengidentifikasi
informasi pekerjaan yang
diminati, khusunya alternatif
perguruan tinggi, pekerjaan, dan
peluang atau kesempatan
karirnya.
2. Konseli dapat mempelajari
tentang preferensi, kapabilitas,
dan pilihan pekerjaan yang
relevan.
3. Konseli mendapatkan informasi
tentang cara mendapatkan
informasi tambahan.
3 Mengintegrasikan
informasi tentang
diri dengan dunia
kerja (Integrating
Information
About One’s Self
and The World of
Work).
1. Konseli memiliki dorongan untuk
terlibat dalam membuat keputusan
karir
2. Konseli memahami langkah-
langkah membuat keputusan
karir.
3. Konseli dapat terhindar dari
disfungsional mitos.
4. Konseli dapat terhindar dari
konflik yang bersumber dari
dalam diri (internal).
5. Konseli dapat terhindar dari
konflik yang melibatkan orang
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lain (eksternal).
6. Konseli memiliki ketegasan dlam
membuat keputusan karir.
J. Pengembangan Tema
Materi-materi yang dikembangkan dalam program intervensi ini
dikembangkan berdasarkan pendekatan dan tahapan konseling karir trait and
factor.
Tabel
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan Tema
No. Aspek Indikator Topik Tujuan Metode Media Kegiatan Waktu
1. Kurang kesiapan untuk
terlibat dalam proses
membuat keputusan
karir
Kurang
dorongan untuk
terlibat dalam
proses membuat
keputusan karir
Tidak tegas
dalam membuat
keputusan karir
Disfungsional
mitos
Kurang
pengetahuan
tentang langkah-
langkah
membuat
keputusan karir
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kurang informasi Kurang
informasi
tentang diri
Kurang
informasi
tentang
alternatif
pekerjaan
Kurang
informasi
tentang cara
mendapatkan
informasi
tambahan
3. Informasi yang tidak
konsisten
Informasi yang
tidak di percaya
meliputi
informasi
tentang
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
preferensi,
kapabilitas, dan
pilihan
pekerjaan yang
relevan
Konflik yang
bersumber dari
dalam diri
Konflik yang
melibatkan
orang lain
(significant
other).
K. Pengembangan Satuan Layanan
Satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK) dikembangkan berdasarkan deskripsi kebutuhan dan sesi
konseling yang akan dilaksanakan. Adapun pengembangan SKLBK sebagai berikut.
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1)
Pertemuan 1
Bidang Layanan Layanan Responsif
Bidang Bimbingan Karir
Standar Kompetensi Eksplorasi minat pekerjaan, impian, keterbatasan sumber daya yang
dimiliki dan penyebabnya
Kompetensi Dasar Peserta didik mampu mengenali minat pekerjaan, impian, dan dapat
menganalisis keterbatasan sumber daya yang dimiliki serta
menganalisis penyebabnya
Indikator 1. Peserta didik memiliki dorongan untuk terlibat dalam proses
membuat keputusan karir
2. Peserta didik terhindar dari disfungsional mitos
Tujuan Peserta didik siap untuk terlibat dalam proses membuat keputusan
karir
Materi Media Konseling (Poster)
Waktu 1 x 60 menit
Metode dan Teknik Brainstroming, work book
Alat/Bahan Lembar tugas siswa,
Kelas XI (yang mengalami tingkat kesulitan membuat keputusan karir
tinggi)
Semester Ganjil
Eksperientasi Tahap awal (beginning)
a. Konselor membuka pertemuan dengan sapaan yang hangat.
b. Konselor memimpin pertemuan dengan berdoa.
c. Konselor mengkondisikan konseli.
d. Konselor mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui yang hadir
dan tidak hadir.
e. Konselor menjelaskan tujuan dari sesi ini, apa saja yang akan
dilakukan, berapa lama durasinya dan peran atau tugas peserta didik
dalam sesi ini.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap kerja (working)
a. Pada sesi ini konselor menampilkan rumpun pekerjaan
menggunakan media konseling yakni poster
b. Konselor membantu konseli untuk mengeksplorasi pekerjaan apa
saja yang ia ketahui. Bagaimana aktivitas kerjanya, berapa gajinya,
berapa lama waktu kerjanya, serta pekerjaan apa yang diinginkannya
dimasa depan.
c. Setelah itu Koselor meminta konseli untuk mengungkapkan impian
setelah lulus dari SMA.
d. Kemudian konselor mengajak konseli untuk bersama-sama
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, dan
menganalisis faktor penyebabnya
e. Setelah konseli mengungkapkan impian dan cita-cita stelah lulus
SMA kemudian mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan serta
faktor penyebab.
f. Selanjutnya konseli dipandu untuk mengenali mitos-mitos dalam
karir yang dapat menjadi faktor penghambat seseorang menentukan
pilihan karir.
Tahap akhir (termination)
Pada tahap akhir ini konselor meminta konseli untuk menetapkan
pekerjaan yang diinginkan dan target pencapain dalam hidupnya
Evaluasi 1. Apakah konseli mengikuti rangkaian sesi?
2. Apakah konseli dapat memahami materi yang disampaikan?
3. Apakah konseli mengalami perubahan perilaku?
Tindak Lanjut Tindak lanjut dilaksanakan pada sesi latihan selanjutnya.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(2)
Pertemuan 2
Bidang Layanan Layanan Responsif
Bidang Bimbingan Karir
Standar Kompetensi Memahami karakteristik diri berdasarkan hasil tes psikologis
Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami gambaran diri berdasarkan hasil
inetrpretasi tes psikologis
Indikator 1. Peserta didik mampu memahami informasi tentang diri
2. Peserta didik mampu memahami informasi tentang preferensi,
kapabilitas, dan pekerjaan yang relevan sesuai dengan dirinya
Tujuan Peserta didik paham akan karakteristik dirinya
Materi Hasil interpretasi tes psikologis
Waktu 1 x 60 menit
Metode dan Teknik Brainstroming
Alat/Bahan Kertas hasil tes psikologis
Kelas XI (yang mengalami tingkat kesulitan membuat keputusan karir
tinggi)
Semester Ganjil
Eksperientasi Tahap awal (beginning)
a. Konselor membuka pertemuan dengan sapaan yang hangat.
b. Konselor memimpin pertemuan dengan berdoa.
c. Konselor mengkondisikan konseli.
d. Konselor mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui yang hadir
dan tidak hadir.
e. Konselor menjelaskan tujuan dari sesi ini, apa saja yang akan
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan, berapa lama durasinya dan peran atau tugas peserta didik
dalam sesi ini.
Tahap kerja (working)
a. Pada sesi kedua ini konselor mengeksplorasi pemehaman konseli
tentang tes psikologis dan bagaimana memaknai interpretasi hasil
tes psikologis. Langkah ini dilakuakan sebagai langkah diagnosis
kepercayaan atau ketidak percayaan konseli terkait informasi
preferensi diri (trait).
b. Setelah itu konselor mulai membantu konseli untuk memahami
makna skor intelegensi (IQ) yang di miliki.
c. Setelah memahi makna tingkat pencapaian intelegensi, konselor
mulai memandu konseli untuk memahami makna skor bakat
khusus yang dimiliki. Artinya konselor menjelaskan bakat-bakat
yang menunjang untuk pendidikan lanjutan atau pekerjaan sesuai
dengan minat konseli.
Tahap akhir (termination)
Konselor meminta konseli menyimpulkan pemahaman atas dirinya
Evaluasi 1. Apakah konseli mengikuti rangkaian sesi?
2. Apakah konseli dapat memahami materi yang disampaikan?
3. Apakah konseli mengalami perubahan perilaku?
Tindak Lanjut Tindak lanjut dilaksanakan pada sesi latihan selanjutnya.
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(3)
Pertemuan 3
Bidang Layanan Layanan Responsif
Bidang Bimbingan Karir
Standar Kompetensi Memahami alternatif pekerjaan
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami informasi tentang alternatif
pekerjaan
Indikator 1. Peserta didik memiliki informasi karakteristik pekerjaan
2. Peserta didik terhindar dari konflik dalam diri akibat dari
kesenjangan antara preferensi, kapabilitas dan pilihan pekerjaan
yang revan
Tujuan Peserta didik mampu memahami karakteristik alternatif pekerjaan.
Materi Membuat mind map
Waktu 1 x 45 menit
Metode dan Teknik Brainstroming, membuat mind map
Alat/Bahan Alat tulis dan kertas
Kelas XI (yang mengalami tingkat kesulitan membuat keputusan karir
tinggi)
Semester Ganjil
Eksperientasi Tahap awal (beginning)
a. Konselor membuka pertemuan dengan sapaan yang hangat.
b. Konselor memimpin pertemuan dengan berdoa.
c. Konselor mengkondisikan konseli.
d. Konselor mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui yang hadir
dan tidak hadir.
e. Konselor menjelaskan tujuan dari sesi ini, apa saja yang akan
dilakukan, berapa lama durasinya dan peran atau tugas peserta didik
dalam sesi ini.
Tahap kerja (working)
a. Pada tahap ini konselor membantu konseli untuk mengeksplorasi
informasi tentang pekerjaan yang diminati. Sebagai langkah
diagnosis.
b. Setelah mengetahui pemahaman dan kebingungan konseli tentang
pekerjaan yang diminati.
c. Konselor menyampaikan informasi karakterisik pekerjaan yang
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan minat konseli. Sehingga konseli mendapatkan
informasi pekerjaan yang diinginkan
d. Setelah itu konseli diminta untuk membuat mind map tentang
informasi pekerjaan yang telah didapatkan. Sebagai langkah
analisis hasil
Tahap akhir (termination)
Pada tahap akhir konseli diminta mengungkapkan mind map yang telah
dibuatnya
Evaluasi 1. Apakah konseli mengikuti rangkaian sesi?
2. Apakah konseli dapat memahami materi yang disampaikan?
3. Apakah konseli mengalami perubahan perilaku?
Tindak Lanjut Tindak lanjut dilaksanakan pada sesi latihan selanjutnya.
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(4)
Pertemuan 4
Bidang Layanan Layanan Responsif
Bidang Bimbingan Karir
Standar Kompetensi Memahami karakteristik pekerja yang sesuai dengan pekerjaan yang
diinginkan
Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami tuntutan yang harus dimiliki oleh
pekerja sesuai dengan pekerjaan yang diminati
Indikator 1. Siswa mengetahui cara mendapatkan informasi tambahan tentang
karakteristik pekerja sesuai pekerjaan yang dinginkan
2. Siswa terhindar dari konflik eksternal yang melibatkan significant
other
Tujuan Peserta didik mampu memahami karakteristik pekerja yang diminta
sesuai pekerjaan yang diinginkan
Materi
Waktu 1 x 45 menit
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode dan Teknik Brainstroming
Alat/Bahan Alat tulis dan kertas
Kelas XI (yang mengalami tingkat kesulitan membuat keputusan karir
tinggi)
Semester Ganjil
Eksperientasi Tahap awal (beginning)
a. Konselor membuka pertemuan dengan sapaan yang hangat.
b. Konselor memimpin pertemuan dengan berdoa.
c. Konselor mengkondisikan konseli.
d. Konselor mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui yang hadir
dan tidak hadir.
e. Konselor menjelaskan tujuan dari sesi ini, apa saja yang akan
dilakukan, berapa lama durasinya dan peran atau tugas peserta didik
dalam sesi ini.
Tahap kerja (working)
1. Pada tahap ini konselor mendiagnosis keraguan yang dirasakan
konseli tentang pilihannya.
2. Konselor mengarahkan konseli untuk mencari informasi tambahan
tentang pekerjaan yang diminati dan memberitahu cara-cara
mendapatkan informasi tambahan tentang pekerjaan tersebut.
3. Setelah itu konselor memberikan penguatan berdasarkan dukungan
trait atau ciri diri konseli.
Tahap akhir (termination)
Pada tahap akhir ini konseli diminta untuk menyatakan kesulitan yang
dirasakan
Evaluasi 1. Apakah konseli mengikuti rangkaian sesi?
2. Apakah konseli dapat memahami materi yang disampaikan?
3. Apakah konseli mengalami perubahan perilaku?
Tindak Lanjut Tindak lanjut dilaksanakan pada sesi latihan selanjutnya.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(5)
Pertemuan 5
Bidang Layanan Layanan Responsif
Bidang Bimbingan Karir
Standar Kompetensi Memiliki kemampuan mengintegrasikan antara informasi diri dan
pekerjaan
Kompetensi Dasar Peserta didik dapat mengintegrasikan antara informasi tentang diri
dan pekerjaan
Indikator 1. Siswa mengathui langkah-langkah membuat keputusan karir
2. Siswa tegas dalam membuat keputusan karir
Tujuan Peserta didik mampu membuat keputusan bardasarkan karakteristik
diri dan pekerjaan sebagai bagian dari perancanaan karir dimasa depan
Materi
Waktu 1 x 60 menit
Metode dan Teknik Brainstroming
Alat/Bahan Alat tulis dan kertas
Kelas XI (yang mengalami tingkat kesulitan membuat keputusan karir
tinggi)
Semester Ganjil
Eksperientasi Tahap awal (beginning)
a. Konselor membuka pertemuan dengan sapaan yang hangat.
b. Konselor memimpin pertemuan dengan berdoa.
c. Konselor mengkondisikan konseli.
d. Konselor mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui yang hadir
dan tidak hadir.
e. Konselor menjelaskan tujuan dari sesi ini, apa saja yang akan
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan, berapa lama durasinya dan peran atau tugas peserta didik
dalam sesi ini.
Tahap kerja (working)
1. konseli merefleksikan masalahnya baik internal maupuan
eksternal setelah mendapatkan informasi tentang diri dan
pekerjaan, kemudian konselor merespon dengan menerima
sikap dan perasaan konseli.
2. Kemudian pada tahap selanjutnya konselor membantu konseli
untuk mengnalisis atau membandingkan kembali minat, bakat,
dan peluang yang dimiliki dengan informasi yang telah
disampaikan konselor.
3. Selanjutnya konselor mengarahkan konseli untuk menilai
kembali apa pilihan yang tepat untuk dirinya pada saat ini
dengan mempertimbangkan pengetahuan tentang diri dan
pekerjaan.
4. Untuk menutup sesi ini konseli diarahkan untuk mulai
memikirkan strategi formulasi untuk mengimplementasikan
pilihannya, mulai dari kebiasaan belajar yang harus dimiliki
untuk meningkatkan prestasi belajar, memilih tempat,
perguruan tinggi, dan jurusan serta pemilihan tempat pelatihan
atau magang jika diperlukan. Tahap akhir (termination)
Tahap akhir ini di tutup dengan pembuatan keputusan karir peserta
didik.
Evaluasi 1. Apakah konseli mengikuti rangkaian sesi?
2. Apakah konseli dapat memahami materi yang disampaikan?
3. Apakah konseli mengalami perubahan perilaku?
Tindak Lanjut Tindak lanjut dilaksanakan pada sesi latihan selanjutnya.
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN VALIDASI
PROGRAM KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR
UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK
No Aspek Penilaian Skala Penilaian
Keterangan 1 2 3 4 5
1. Rasional
2. Deskripsi Kebutuhan
3. Tujuan
4. Asumsi Intervensi
5. Prosedur Konseling Karir
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trait and Factor
6. Langkah-langkah
implementasi program
7. Sasaran intervensi
8. Struktur dan isi intervensi
9. Evaluasi dan indikator
keberhasilan
10. Pengembangan SKLBK
Keterangan skala penilaian:
1 = Kurang sekali 3 = Cukup 5 = Baik Sekali
2 = Kurang 4 = Baik
Catatan:
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
__________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
Bandung, September 2013
Penimbang Program
Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR KEGIATAN I
Nama :.........................................
Tanggal Kegiatan :.........................................
Pekerjaan yang saya inginkan:
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masa depan yang saya impikan:
Kelebihan Kekurangan Faktor Penyebab
Muhammad Muhajirin, 2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu